STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA
|
|
- Ade Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. E DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : BOBBY SADWIKA NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. E DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Diajukan Untuk Menempuh Ujian Karya Tulis Ilmiah DISUSUN OLEH : BOBBY SADWIKA NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012 i
3 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Bobby Sadwika NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADATn.E DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, April 2012 Bobby Sadwika ii
4 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis ini diajukan oleh: Nama : Bobby Sadwika NIM : P Program Studi Judul Karya Tulis Ilmiah : DIII Keperawatan : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.E DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Di tetapkan di :... Hari/Tanggal :... Pembimbing I : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns ( ) NIK
5 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini di ajukan oleh : Nama : Bobby Sadwika NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.E DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Di tetapkan di :... Hari/Tanggal :... DEWAN PENGUJI Penguji I : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns ( ) NIK Penguiji II :Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep., Ns ( ) NIK Penguji III : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns ( ) NIK Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Setiyawan, S.Kep, Ns NIK iv
6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan karunian-nya, sehingga penulis dapat menyeleseikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mencintai Dan Dicintai Pada Tn. E Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Sena Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan, S.Kep, Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKesKusuma Husada Surakarta. 3. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep, Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 4. Anissa Cindy NurulAfni, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. v
7 7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 8. Sindy Paramita Spd, selaku kakak pertama saya yang selalu memberi dukungan dan semangat untuk segera menyeleseikan tugas Karya Tulis Ilmiah. 9. Bryan Sadwika selaku kakak sekaligus saudara kembar saya yang memberi dukungan dan semangat untuk segera menyeleseikan tugas Karya Tulis Ilmiah. 10. Sahabat-sahabatku penghuni kontrakan James Boy yang setia dalam berjuang bersama menempuh 3 tahun belajar di bangku akademik STIKes Kusuma Husada Surakarta. 11. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan bebagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin. Surakarta, April 2012 Bobby Sadwika vi
8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii LEMBAR PERSETUJUAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan... 3 C. ManfaatPenulisan... 4 BAB II LAPORAN KASUS A. Pengkajian... 6 B. Daftar Perumusan Masalah C. Perumusan Masalah Keperawatan D. RencanaKeperawatan E. Implementasi Keperawatan F. Evaluasi Keperawatan BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan B. Simpulan C. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN vii
9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 GenogramTn. E... 8 Gambar 2.2 Pohon Masalah viii
10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Log Book Kegiatan Harian Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 3 Lembar Pendelegasian Pasien Lampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah ix
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sehat jiwa menurut Soeharto Heerdjan adalah orang yang jiwanya sehat secara populer dapat dilukiskan sebagai orang yang mampu berkembang secara wajar, sanggup melaksanakan tugasnya sehari-hari sebagaimana mestinya (Erlinafsiah, 2010). Gangguan jiwa menjadi masalah serius diseluruh dunia.organisasi kesehatan Dunia (World Head Organitation) tahun 2007 menyatakan, paling tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya di Indonesia berdasarkan survey kesehatan mental rumah tangga setiap 1000 anggota rumah tangga terdapat 185 orang mengalami gangguan terkait masalah kejiwaan (Siti, 2010). Kepala Dinas Kesehatan di Jakarta Dien Emawati menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan jiwa ringan hingga triwulan kedua tahun 2011 mencapai orang, naik dari orang pada tahun Secara keseluruhan, jumlah penderita gangguan jiwa di Jakarta mencapai angka 14,1% dari jumlah penduduk. Jumlah itu di atas angka nasional sebesar 11,6% (Kompas.com, 10 Oktober 2011). Dampak perkembangan jaman dan pembangunan juga menjadi faktor peningkatan permasalahan kesehatan yang ada, menjadikan banyaknya masalah kesehatan fisik juga masalah kesehatan mental spiritual, dan pada 1
12 2 akhir-akhir ini penderita gangguan jiwa makin meningkat, kebanyakan penderita gangguan jiwa terjadi karena perilaku kekerasan baik dalam rumah tangga ataupun yang lainnya (Casmita, 2008). Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuard dan Sudden, 2005).Marah merupakan perasaan jengkel yang ditimbulkan sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak dipenuhi yang dirasakan sebagai ancaman(iyus, 2009). Teori maslow menentukan prioritas diagnosa yang akan direncanakan berdasarkan kebutuhan di antaranya kebutuhan fisiologi, keselamatan dan keamanan, mencintai dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri. Kebutuhan keamanan dan keselamatan meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut.kebutuhan mencintai dan dicintai adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang menimbulkan rasa cinta kasih serta keinginan untuk menjaga dan mempertahankannya(hidayat, 2008). Rumah Sakit Jiwa Surakarta adalah rumah sakit milik pemerintah yang diklasifikasikan sebagai kelas A dan sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat yang berhubungan dengan perencanaan dari suatu rumah sakit bagi rumah sakit jiwa, dengan berbagai tingkat keparahannya. Hasil survei di Rumah Sakit Jiwa Daerah
13 3 Surakarta, gangguan halusinasi yang ada di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta kurang lebih 42% jika dibandingkan gangguan jiwa lainnya, diantaranya perilaku kekerasan 34%, harga diri rendah 14,5%, defisit perawatan diri 5,6% dan menarik diri 3,9% (Catatan Medical Record RSJD Surakarta, 2002). Berdasarkan laporan periode bulan April 2012, pasien yang dirawat di ruang Sena RSJD Surakarta di dapatkan dari 42 pasien yang mengalami gangguan jiwa terdapat 15 pasien yang mengalami gangguan resiko perilaku kekerasan, rata rata berumur antara 20 tahun sampai 50 tahun. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam membuat karya tulis ilmiah dengan judul Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mencintai Dan Dicintai Pada Tn. E Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Sena Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. B. Tujuan Penulisan Terdiri atas 2 (dua) hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan umum Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai pada Tn.E dengan perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
14 4 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. E dengan pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai: perilaku kekerasan. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. E dengan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku kekerasan. c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. E dengan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku kekerasan. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. E dengan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku kekerasan. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. E dengan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku kekerasan. f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai yang terjadi pada Tn. E dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku kekerasan. C. Manfaat Penulisan 1. Penulis Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai dengan perilaku kekerasan.
15 5 2. Bagi profesi Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan, sehingga klien mendapatkan penanganan yang cepat, tepat dan optimal. 3. Bagi institusi a. RSJD Surakarta Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan. b. Pendidikan Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan perilaku kekerasan dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
16 BAB II LAPORAN KASUS A. Pengkajian Bab II ini merupakan ringkasan Asuhan Keperawatan Jiwa dengan pengelolaan studi kasus pada pasien Tn.E dengan Perilaku Kekerasan di ruang Sena RSJD Surakarta pada tanggal 05 April 07 April Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Hasil pengkajian tanggal 05 April 2012 pukul: WIB pada kasus ini diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allow anamnesa, mengadakan pengkajian langsung, pemeriksaan fisik dan menelaah catatan perawat, dari data pengkajian tersebut didapatkan hasil identitas pasien bernama Tn.E, umur 50 tahun, masuk tanggal 22 Maret 2012 agama Islam, pekerjaaan swasta, alamat Madiun yang dirawat di ruang Sena RSJD Surakarta sudah 2 minggu sejak Tn. E diagnosa Perilaku Kekerasan. Penanggung jawab pasien adalah Ny.R, pekerjaan tukang jahit, hubungan dengan pasien adalah istrinya. Ketika dilakukan pengkajian keluhan yang dirasakan pasien saat dikaji adalah pasien mengatakan jengkel kepada istrinya. Riwayat alasan masuk ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sering ngeluyur, susah tidur, mengamuk, membanting-banting barang di rumah, pasien mengatakan kesal kepada istrinya karena selalu meminta uang kepada pasien untuk belanja. 6
17 7 Faktor predisposisi didapatkan pasien mengatakan sudah pernah dirawat di rumah sakit jiwa selama 3x dan pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena tidak bersedia minum obat dan jarang kontrol. Faktor presipitasi pasien mengatakan stress dan mengamuk di rumah lalu membanting barang - barang yang ada di sekitarnya karena merasa kesal dengan istrinya yang selalu meminta uang, pasien mengatakan kurang dicintai oleh istrinya. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan fisik semasa hidupnya, dari pengkajian genogram bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Tn.E merupakan anak keempat dari empat bersaudara, di rumah dia tinggal bersama anak dan istrinya. Pasien mengatakan mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu diejek oleh tetangganya karena pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tanda- tanda vital, tekanan darah: 130/80 mmhg, nadi: 86 x/menit, suhu: 36 C, respirasi: 20 x/menit, tinggi badan: 165 cm, berat badan: 60 kg.pengkajian psikososial didapatkan bahwa pasien adalah anak keempat dari empat bersaudara, pasien tinggal serumah dengan istri dan satu orang anaknya, dalam anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
18 8 Gambar 2.1 Genogram Keterangan : : Laki - Laki : Laki - Laki meninggal : Perempuan : Pasien : Perempuan meninggal : Tinggal serumah : Garis Keturunan Pengkajian konsep diri, pada gambaran dirinya pasien mengatakan suka pada hidungya karena mancung dan kurang suka dengan perutnya yang sedikit buncit. Identitas pasien mengatakan sudah menikah dan mempuyai anak satu. Peran pasien dirumah adalah sebagai kepala keluarga. Ideal diri pasien mengatakan pasien mengatakan ingin cepat pulang bertemu anak istrinya dan segera bekerja kembali. Harga diri pasien mengatakan sedikit malu bila bertemu dengan tetangganya karena dirinya suka mengamuk-amuk dirumah.
19 9 Pasien mengatakan orang yang paling berharga adalah istri dan anaknya meskipun dia sering diamuk tapi pasien mengatakan dia sangat menyayangi keduanya. Hubungan dalam bermasyarakat pasien mengatakan jarang bergaul dengan tetanggganya tetapi jika ada selametan pasien selalu mengikuti, pasien tampak diam saja ketika tidak ada yang mengajaknya berbicara. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain pasien mengatakan tidak menemukan kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Kepercayaan pasien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah. Kegiatan ibadah pasien mengatakan sholat 5 waktu dan tidak lupa berdo a setelah sholat. Penampilan pasien terlihat rapi dengan rambut tertata rapi, cara berpakaian juga baik tidak acak-acakan. Pembicaraan saat dikaji pasien berbicara dengan jelas dan nada suara agak tinggi. Aktifitas motorik pasien terlihat agak tegang. Alam perasaan pasien mengatakan senang saat dikaji. Afek pasien saat dikaji afeknya datar. Interaksi pasien saat di wawancarai cukup kooperatif dan mau menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Isi pikir pasien saat dikaji pasien tidak mengalami gangguan, tidak ada waham, pasien mengatakan ingin segera pulang dan bertemu keluarga di rumah. Proses pikir pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Memori pasien dapat mengingat kejadian jangka panjang dan jangka pendek, pasien mampu mengingat kapan saat dia dibawa di rumah sakit dengan diantar kakak dan istrinya. Pasien dapat berkonsentrasi saat diajak berbicara, pasien mampu mengambil keputusan sendiri, saat di tanya kalau ada kotoran sampah di ruangan harusnya bagaimana? dan
20 10 pasien menjawab ya, disapu. Tingkat kesadaran pasien sadar penuh, tidak ada disorientasi waktu dan tempat. Persepsi pasien tidak mengalami gangguan halusinasi.daya tilik diri pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang. Pada pengkajian kebutuhan pasien pulang didapatkan data bahwa pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu yang disediakan dari rumah sakit yaitu nasi, sayur, lauk-pauk serta buah. Pasien juga mengatakan selalu habis makannya lalu tidak lupa mencuci piringmya sendiri. BAB pasien mengatakan, BAB sehari 1x yaitu saat pagi hari dan untuk BAK pasien mengatakan bisa 6-7x sehari. Kebutuhan mandi pasien juga tercukupi, pasien mengatakan mandi 2x sehari yaitu pagi dan sore. Pasien juga mengatakan selalu keramas dan menggosok giginya saat mandi, kemudian pasien mengatakan setelah mandi tidak lupa ganti baju yang bersih dan menyisir rambutnya agar kelihatan rapi. Penggunaan obat, pasien mengatakan ketika di rumah sakit mau untuk minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan pulang. Pemeliharaan kesehatan pasien mengatakan jarang kontrol ke rumah sakit. Kegiatan di dalam rumah pasien mengatakan lebih senang melihat tv. Kegiatan di luar rumah pasien mengatakan bekerja bila ada yang mengajaknya bekerja. Mekanisme koping, pasien mengalami mekanisme koping maladaptif yaitu pasien mengatakan jengkel kepada istrinya ketika istrinya minta uang sedangkan dia tidak punya uang, pasien mengatakan selalu menghindar dari istrinya ketika dimintai uang atau bila pasien marah pasien mengatakan
21 11 membanting barang-barang di rumah agar istrinya tidak mengomel lagi. Pasien mengatakan mengerti alasan kenapa dia dibawa ke rumah sakit jiwa karena dia sering mengamuk di rumah dan pasien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya. Terapi obat Risperidol 2x2 mg, Clorpromazin 2x100mg, Triheksaperidol 2x2 mg. Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium tgl 24 Maret 2012 dengan hasil yaitu GDS 129 mg/dl (normal < 130 mg/dl), SGOT 44 u/l (normal < 37 u/l), SGPT 37 u/l (normal < 42 u/l). B. DaftarPerumusanMasalah Berdasarkan data diatas dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu resiko perilaku kekerasan, diagnosa keperawatan tersebut didukung dengan data subyektif pasien mengatakan kesal dengan istrinya karena sering meminta uang, pasien mengatakan jika dirinya marah maka dia membantingbanting barang di rumah. Data obyektif: pasien tampak kesal, wajah merah, mata melotot, suara dengan nada tinggi. Setelah diagnosa keperawatan ditegakkan maka dapat disimpulkan bahwa pohon masalahnya adalah sebagai berikut: Pohon Masalah Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan (Akibat) Resiko Perilaku Kekerasan ( Core Problem) Harga diri rendah (Etiologi) Gambar 2.2 Pohon masalah
22 12 C. Rencana Keperawatan Didapatkan dari hasil pengkajian rencana keperawatan pada Tujuan umum: Klien tidak melakukan tindakan kekerasan. Tujuan khusus yaitu merupakan respon yang diharapakan dari hasil tindakan keperawatan. Tujuan khusus 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien tampak: Menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat, wajah cerah (tersenyum), mau berkenalan, bersedia menceritakan perasaannya. Intervensi yang akan dilakukan bina hubungan saling percaya dengan, memberi salam setiap berinteraksi, perkenalkan nama perawat dan tujuan perawat berinteraksi, tanyakan dan panggil nama kesukaan klien, tunjukan sikap empati jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi, tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien, buat kontrak interaksi yang jelas, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien. Tujuan khusus 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya, menceritakan penyebab perasaan kesal (jengkel), baik dari diri sendiri maupun lingkungannya. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya, motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal (jengkel), dengarkan tanpa mencela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien.
23 13 Tujuan Khusus 3: Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perlikau kekerasaan. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menceritakan tandatanda saat terjadi perilaku kekerasan, tanda fisik mata merah, tangan mengepal, ekspresi wajah tegang, tanda emosional, perasaan marah jengkel marah bicara kasar, tanda sosial bermusuhan yang dialami saat terjadi perilklien kekerasan. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya, motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku kekerasan terjadi, motivasi klien menceritkan kondisi emosinya saat terjadi perilaku kekerasan, motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain saat terjadi perilaku kekerasan. Tujuan khusus 4: Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukanya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemun klien menjelaskan, jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukanya, perasaannya saat melakukan kekerasan, efektifitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah. Intervensi yang akan dilakukan, diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini, motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindakan kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya, motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindakan kekerasan tersebut terjadi, diskusikan apakah dengan tindakan kekerasan yang dilakukanya masalah yang dialami teratasi. Tujuan khusus 5: Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemun klien menjelaskan akibat
24 14 tindakan kekerasan yang dilakukannya, diri sendiri (luka, dijauhi teman), orang lain (keluarga luka, tersinggung, ketakutan), lingkungan (barang atau benda rusak). Intervensi yang akan dilakukan, diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada, diri sendiri, orang lain, keluarga, lingkungan Tujuan khusus 6: Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan. Kriteria evaluasi 2x pertemuan klien, menjelaskan cara sehat mengungkapkan marah, Intervensi diskusikan dengan klien apakah klien mau mempelajari cara mengungkapkan marah yang sehat, jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah, jelaskan cara sehat untuk mengungkapkan marah, cara fisik : nafas dalam pukul bantal dan olahraga, verbal mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal pada orang lain, sosial : latihan asertif dengan orang lain. Tujuan khusus 7: Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 2 kali pertemuan klien memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan, fisik : tarik nafas dalam, memukul bantal, verbal : mengungkapkan perasaan kesal pada orang lain tanpa menyakiti, spiritual zikir doa. Intervensi diskusikan cara mungkin di pilih untuk mengungkapkan kemarahannya, latih klien memperagakan cara yang dipilih, jelaskan manfaat cara tersebut, anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan, anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat jengkel muncul.
25 15 Tujuan khusus 8: Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 3x pertemuan keluarga : menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan, mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien. Intervensi diskusikan pentingnya paran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatakan perilaku kekerasaan, jelaskan pengertian penyebeb, akibat, dan cara merawat klien perilaku kekerasan, peragakan klien menangani parilaku kekerasan, beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang, beri pujian kepada keluarga setelah peragakan, tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih. Tujuan khusus 9: Klien menggunakan obat sesuai program yang telah di tetapkan. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menjelaskan : manfaat minum obat, keinginan tidak minum obat, nama obat, bentuk dan warna obat, dosis yang diberikan kepadanya, waktu penakaran, cara penakaran, efek yang dirasakan, setelah 1x pertemuan klien mengungkapkan obat sesusi program. Intervensi jelaskan manfaat menggunaan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat, jelaskan kepada klien : jenis obat (nama, warna dan bentuk obat), dosis yang tepat untuk klien, waktu pemakain, efek yang dirasakan klien, anjurkan klien :minta dan menggunakan obat tepat waktu, lapor ke perawat atau dokter jika mengalami efek yang tidak biasa, beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.
26 16 D. Implementasi Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah: bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang muncul pada pasien, mengidentifikasi tanda dan gejala yang muncul pada saat marah, mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan pada saat marah, membantu pasien dalam memilih dan mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan yaitu: tarik nafas dalam, pukul bantal, berbicara baik, beribadah, minum obat, menganjurkan pasien untuk memasukkan cara yang dipilih ke jadwal harian pasien untuk dilatih setiap hari. Respon pasien yaitu pasien mau membina hubungan saling percaya dengan perawat, pasien mengatakan jengkel kepada istrinya, pasien mengatakan merasa kurang dicintai oleh istrinya, pasien mengatakan bila dia marah maka membanting-banting barang di rumah, pasien tampak bersedia diajarkan teknik mengontrol marah, pasien mengatakan bersedia memasukkan teknik pukul bantal ke dalam jadwal harian untuk dilatih setiap hari. E. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan implementasi selama 3 x 15 menit didapatkan evaluasi, data subyektif: pasien mau berjabat tangan dan mau untuk memperkenalkan dirinya, pasien mengatakan kesal kepada istrinya, pasien mengatakan mengamuk saat kesal karena selalu dimintai uang untuk belanja dengan istrinya dan membanting barang-barang. Data obyektif: pasien
27 17 tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, pasien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien mampu mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan yang dia pilih: pukul bantal. pasien tampak mau mempraktekkan cara yang dipilih ke dalam jadwal harian untuk dilatih setiap hari. Evaluasi pukul bantal: motivasi pasien secara mandiri. Validasi pukul bantal: anjurkan pasien pukul bantal saat kesal atau marah.
28 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Perilaku kekerasan adalah perilaku yang membahayakan orang, diri sendiri secara fisik, emosional dan seksualitas (Nanda, 2005). Menurut Stuart dan Sudden (2005), resiko perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang ditimbulkan sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak dipenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Iyus, 2009). Manifestasi klinis dari perilaku kekerasan antara lain adalah kata-kata kotor, peningkatan agitan, harga diri rendah, peningkatan volume suara, rasa bersalah terhadap diri sendiri, muka merah, otot tegang (Stuart dansudden, 2005). Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan, tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien (Townsend, 2006). Pengkajian pada pasien, penulis menggunakan teori proses perawatan jiwa yaitu pengkajian identitas klien, identitas penanggung jawab, alasan masuk, faktor predisposisi, pemeriksaaan fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, data penunjang dan terapi (Kelliat, 2006). 18
29 19 Teknik pengkajian yang dilakukan penulis adalah dengan cara wawancara dengan klien (autoanamnesis) dan orang terdekat klien (alloanamnesis), meneliti catatan kesehatan (Smeltzer, 2002). Setelah dilakukan pengkajian pada Tn.E secara garis besar ditentukan dari data subyektif dan obyektif yaitu pasien mengatakan kesal dengan istrinya karena sering meminta uang, pasien mengatakan merasa kurang dicintai oleh istrinya, pasien mengatakan jika dirinya marah maka dia membanting-banting barang di rumah, pasien tampak kesal. Terdapat manifestasi klinis yang muncul pada klien yaitu wajah tegang, mata melotot, wajah memerah, suara dengan nada tinggi. Tanda gejala yang muncul pada Tn.E sesuai dengan teori yang di cantumkan oleh penulis yaitu terjadi peningkatan volume suara, muka merah dan otot tegang. Kebutuhan mencintai dan dicintai adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang menimbulkan rasa cinta kasih serta keinginan untuk menjaga dan mempertahankannya(hidayat, 2008). Berdasarkan pengkajian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, bila rasa ini mengalami gangguan maka akan timbul resiko perilaku kekerasan karena jika seseorang tidak bisa mencintai dan dicintai maka tidak akan timbul rasa kasih sayang dan memiliki sehingga membuat seseorang tersebut dapat bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi. Diagnosa keperawatan adalah merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia terhadap status kesehatan atau resiko perubahan
30 20 dari kelompok dimana perawat secara accountabilitas dapat mengidentifikasikan dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan klien (Kelliat, 2005). Menurut Stuart dan Sudden (2005), pohonmasalahpadaresikoperilakukekerasan(core problem)dapatmengakibatkanseseorangberesikomelakukantindakanmenceder aidirisendiri, orang lain ataulingkungan. Hal inidapatterjadikarenabeberapapenyebabyaitugangguankonsepdiri: hargadirirendah, gangguanpemeliharaankesehatan, ketidakmampuankeluargamerawatklien di rumah. Data yangdiperolehdari Tn.E yaitu resiko perilaku kekerasan yangdisebabkan oleh harga diri rendah yang didukungoleh data subyektif pasien mengatakan pasien kurang suka dengan perutnya yang buncit, pasien mengatakan sedikit malu bila bertemu dengan tetangganya karena dia sering mengamuk-amuk di rumah, pasien mengatakan jarang bergaul dengan tetangganya di rumah, data obyektif: pasien menunduk, kontak mata kurang saat menceritakan masalahnya yang berkaitan dengan kondisi fisik. Kemudiandapat beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang didukung data subyektif pasien mengatakan kesal jika istrinya minta uang kemudian pasien mengamuk dan membanting-banting barang,data obyektif pasien tampak kesal saat bercerita,wajah merah. Berdasarkan data yang diperolehtersebutpenulismenyimpulkanbahwapohonmasalah yang terjadipadatn.esamadenganteori yang
31 21 dituliskanyaitupenyebabdariresikoperilakukekerasan(core problem)adalahhargadirirendahsehinggadapatberesikoperilakumencederaidiri sendiri, orang lain danlingkungan, halinijugaberkaitandengan gangguan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai yaitu keadaan pasien yang kurang mengerti akan menjaga hubungan keluarga terutama dengan istrinya dan menyebabkan resiko perilaku kekerasan pada Tn.E dapat muncul ketika dirinya sedang marah. Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter dan Perry, 2005). Rencana tindakan yang dilakukan penulis adalah bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda - tanda perilaku kekerasan, mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan, mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara yang dilakukan klien ketika perilaku kekerasan muncul, ajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan, ajarkan kepada keluarga cara merawat klien dengan perilaku kekerasan, anjurkan pada klien menggunakan obat yang benar. Kriteria hasil yang diharapkan adalah klien dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya, klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda perilaku kekerasan, klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukanya, klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, klien
32 22 dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan, klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan, klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan, klien menggunakan obat sesuai program yang telah di tetapkan. Implementasi dan evaluasi keperawatan pada Tn. E dilakukan selama tiga hari pada tanggal April 2012 di bangsal sena, Rumah Sakit Jiwa Surakarta. Implementasi adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan dan melakukan tindakan tindakan perawatan dalam mengatasi masalah klien, tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra interaksi dan melanjutkan tahap orientasi (Erlinafsiah, 2010). Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi resiko perilaku kekerasan pada Tn.E yaitu membina hubungan saling percaya dan melakukan pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan lingkungan, mekanisme koping dan tingkat pengetahuan pasien. Melakukan proses keperawatan dari TUK 1 sampai 7 yaitu mengidentifikasi terhadap pasien tentang penyebab terjadinya marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat marah, mengidentifikasi akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara mengontrol marah yang benar yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang dipilih pasien. Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
33 23 Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melakukan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan (Kelliat, 2006). Hasil evaluasi yang didapat dari Tn.E adalah data subyektif dan obyektif antara lain: pasien mengatakan mengamuk saat kesal karena selalu dimintai uang untuk belanja dengan istrinya dan membanting barang-barang, pasien tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, pasien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien mengatakan mau untuk diajari cara mengontrol marah dengan cara pukul bantal dan pasien tampak mau mempraktekannya. Kemudian dilakukan perencanaan untuk pasien antara lain pasien diminta untuk memberitahukan kepada perawat atau keluarga ketika sedang marah, sedangkan perencanaan untuk penulis adalah mempertahankan tujuan khusus 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 lalu melanjutkan strategi pelaksanaan yang selanjutnya yaitu mengontrol marah dengan cara verbal, spiritual (do a) dan minum obat secara teratur. Memotivasi pasien untuk mempraktekan cara mengontrol marah dengan pukul bantal. Penulis mendelagasikan kepada perawat ruangan untuk memvalidasi cara yang telah diajarkan kepada pasien. B. Simpulan
34 24 Pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara (allow anamnesa) dan (autoanamnesa) mengobservasi klien yaitu dari segi penampilan, pembicaran, perilaku klien, kemudian ditambah dengan menelaah catatan medik dan catatan keperawatan. Dalam pengkajian ini penulis mengkaji data dari tanggal klien masuk RSJD, identitas klien, penanggung jawab alasan masuk, faktor predisposisi, faktor prestisipitasi, pemeriksaan fisik keluhan fisik, psikososial, (genogram dan analisa genogram) konsep diri, hubungan sosial, spiritual status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan klien, aspek penunjang. Dalam diagnosa keperawatan pada pohon masalah yang menjadi care problem dari perilaku kekerasan adalah resiko perilaku kekerasan, yang menjadi akibat adalah resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, dan penyebab dari perilaku kekerasan adalah gangguan harga diri rendah. Data yang diperoleh dari Tn. E sesuai dengan teori yang ada diatas yaitu yang menjadi care problem adalah resiko perilaku kekerasan yang didukung dengan data subyektif: pasien mengatakan kesal dengan istrinya karena sering meminta uang, pasien mengatakan jika dirinya marah maka dia membanting-banting barang di rumah dan data obyektif: pasien tampak kesal, wajah merah, mata melotot, suara dengan nada tinggi. Intervensi yang dilakukan yaitu, tujuan umum: pasien dapat mengontrol marah agar tidak ada perilaku kekerasan yang muncul. Tujuan khususnya yaitu pasien dapat membina hubungan saling percaya, pasien
35 25 dapat menyebutkan penyebab perilaku kekerasan, pasien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan, pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan, pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan, pasien dapat mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan, pasien bersedia minum obat sesuai program yang dianjurkan, pasien memasukkan cara mengontrol perilaku kekerasan ke dalam jadwal harian. Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi resiko perilaku kekerasan pada Tn.E yaitu membina hubungan saling percaya dan melakukan pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan lingkungan, mekanisme koping dan tingkat pengetahuan pasien. Melakukan proses keperawatan dari TUK 1 sampai 7 yaitu mengidentifikasi terhadap pasien tentang penyebab terjadinya marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat marah, mengidentifikasi akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara mengontrol marah yang benar yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang dipilih pasien. Evaluasi yang didapat dari Tn.E adalah data subyektif dan obyektif antara lain: pasien mengatakan mengamuk saat kesal karena selalu dimintai uang untuk belanja dengan istrinya dan membanting barang-barang, pasien tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, pasien mau
36 26 menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien mengatakan mau untuk diajari cara mengontrol marah dengan cara pukul bantal dan pasien tampak mau mempraktekannya. Kemudian dilakukan perencanaan untuk pasien yaitu mempertahankan TUK 1 sampai 7 dan melanjutkan strategi pelaksanaan dari perilaku kekerasan C. Saran Berdasarkankesimpulandiatas, makapenulismemberikan saran yang diharapkanbermanfaat, sebagaiberikut: 1. Rumah sakit hendaknya menyediakan dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh klien untuk penyembuhan, rumah sakit menyediakan tenaga kesehatan yang profesional guna membantu penyembuhan pasien. 2. Institusi pandidikan untuk selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk penyelesaian tugas karya tulis ilmiah. 3. Keluarga berikan motivasi kepada klien dan kontrolkan secara rutin, belajar cara merawat klien pada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. 4. Perawat untuk lebih profesional dalam merawat pasien dan lebih sabar dalam memberikan pelayanan guna peningkatan keadaan pasien.
37 DAFTAR PUSTAKA Catatan Medical Record, Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Casmita.T Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Perilaku Kekerasan. www. jurnal. perilaku kekerasan. com diakses tanggal 10 April Erlinafsiah Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Penerbit: Trans Info Media. Jakarta. Hidayat Aziz H Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit Buku: EGC. Jakarta. Kelliat Budi A Marah Akibat Penyakit Yang Diderita. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Kelliat Budi A Proses Perawatan Jiwa. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Kompas. com Departemen Kesehatan RI, Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. www. kompas. com. diakses tanggal 15 April Nanda Definisi Dan Klasifikasi. Penerbit Buku: Prima Medika. Jakarta. Potter & Perry Buku Ajar Fundamental Keperawatan, volume 1, edisi 4. EGC: Jakarta. Siti A Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Perilaku Kekerasan. www. jurnal. perilaku kekerasan. com. diakses tanggal 10 April Smeltzer, C. Suzanne Brunner & Suddarth: Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Waluyo Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncara, I Made Karyasa. EGC: Jakarta. Stuard & Sudden Buku Saku Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Townsend M C Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Yosep. Iyus Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku: Pt Refika Aditama. Bandung.
38 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Bobby Sadwika Tempat,tanggal lahir : Madiun, 07 Februari 1991 Jenis kelamin Alamat Rumah : Laki - Laki : Jln. Tanjung Manis gg XI/03. Kel. Manisrejo. Kec.Taman. Kota Madiun. Provinsi Jawa Timur. Riwayat Pendidikan : SD Negeri Nambangan Lor Madiun SMP Negeri 04 Madiun Madrasah Aliyah Negeri 2 Madiun DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : SRI SUPREHATIN NIM. P.09104 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: AGUS BASUKI NIM. P.09061
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: DEVI CHRISTINA PANCANINGTYAS NIM. P.10086 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Jiwa 1. Biodata Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2010 di ruang Gatotkoco RSJD Dr. amino Gondohutomo Semarang a. Identitas klien Nama :
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register
14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : BETY YULIAWATI NIM. P.10081 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH
Lebih terperinciKoping individu tidak efektif
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH: BAGUS WICAKSONO NIM. P.09008 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBETTY SULISTYANINGTYAS NIM P.09070
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.SDENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : BETTY SULISTYANINGTYAS
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORI
BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009 A. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku / Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat : Sdr. A : 25 Tahun : Laki-laki : Islam :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA Tn. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH: AGUS WAHYU MUKTI UTOMO NIM. P.09001
Lebih terperinciPENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN. D DENGAN HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: CATUR WULANDARI NIM. P.09010
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA Tn. P DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA Tn. P DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA DISUSUN OLEH : SUGIYARTI NIM P.08036 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciHESTI CATUR HANDAYANI NIM. P.09081
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: HESTI CATUR HANDAYANI
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Masalah Utama: Resiko Perilaku Kekerasan Proses Terjadinya Masalah Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien
BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : ALI SAMBODO NIM. P.10072 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Diruang : VIII (Graha Irawan) Tanggal : 16 januari 2008 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Sdr.P, Umur :31 tahun, Jenis kelamin : Laki-laki, Suku : Jawa, Agama
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 9-01-2008 di ruang VII (Hudowo) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : skizofrenia tak terinci. Pasien bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
Lebih terperinciperawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014
Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien
Lebih terperinciDENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH : HANIF KURNIAWATI NIM. P.10097
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)
BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA DISUSUN OLEH : DEVI ANGGRAINI NIM. P.10013 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien
BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Januari 2008 di ruang XII RSJD dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan data dari catatan medik
Lebih terperinciNURSING CARE PLAN (NCP)
NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)
1 PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Agama Pendidikan : Ny. F : 42 Tahun : Islam : SMA Nomor Register : 02. 14. 77 Masuk RSJSH : 27/03/2012 Nama Keluarga Alamat
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA SDR. A : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA SDR. A : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA DISUSUN OLEH : ALITA YULIYANA NIM. P.09002 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Desember 20010 pukul 10.00
Lebih terperinciSTRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN
SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN Pertemuan... Hari, TGL :... A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : a. Data Subjektif
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV (Dewaruci) Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Aminogondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis Skizophrenia Katatonik.
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan
LAPORAN PENDAHULUAN 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan 2. Proses Terjadinya Masalah A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. A DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. A DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: FAJAR HARIYANTO NIM. P.10020 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Y. Susilowati 1), D.W.Ningsih 2) 1) Dosen Akademi Keperawatan Krida Husada,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI
PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI Ny. S PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANJAR REJO KECAMATAN GONDANGREJO
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan
Lebih terperinciDODY SAKTI OKTAVIANTO P.09013
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANANDAN KESELAMATAN PADA Sdr.L DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DIRUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: DODY SAKTI OKTAVIANTO
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan
Lebih terperinciLAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny. V DI TANGGERANG DI SUSUN OLEH MARIA FRANSISKA 1410721043 PROGRAM STUDI PROVESI NERS FAKULTAS
Lebih terperinciNUR INDAH LESTARI NIM.P.11103
PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Nn. S DENGAN POST LUMPEKTOMI FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) SINISTRA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT DAERAH SUKOHARJO Karya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental psikiatri sebagai efek negatif modernisasi atau akibat krisis multidimensional dapat timbul dalam bentuk tekanan dan kesulitan pada seseorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH : SITI NURJANAH NIM. P.09045 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan diagnosa
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di
37 BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.
Lebih terperinciIII. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.
Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131
NOMOR :.. SET : Jiwa 1 ( K.1 ) FORMAT PEAN : HALUSINASI ( MEMBANTU PASIEN MENGENAL HALUSINASI PENDENGARAN) NO ASPEK YANG DI BOBOT A. FASE ORIENTASI ( 25% ) 1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan :
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AYODYA RSJD SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AYODYA RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH : ANA FUJI RAHAYU NIM. P. 10005 PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik
Lebih terperinciMAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Suku Agama Status Perkawinan Pendidikan : Tn.S : 33 tahun : Laki-laki : Ungaran : Jawa, Indonesia : Islam : Kawin : SD Nomor Register
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciSTASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO
STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO Disusun Oleh : Diyah Nur Rahmawati NIM : 3213042 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEP
BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
Lebih terperinci