STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA"

Transkripsi

1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : SRI SUPREHATIN NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DISUSUN OLEH : SRI SUPREHATIN NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i

3 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis ini diajukan oleh: Nama : Sri Suprehatin NIM : P Program Studi Judul Karya Tulis Ilmiah : DIII Keperawatan : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGANPERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Di tetapkan di :... Hari/Tanloggal :... Pembimbing I : Joko Kismanto, S.Kep., Ns ( ) NIK iii

4 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini di ajukan oleh : Nama : Sri Suprehatin NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Di tetapkan di :... Hari/Tanggal :... DEWAN PENGUJI Penguji I : Joko Kismanto, S.Kep., Ns ( ) NIK Penguiji II :Diyah Ekarini, S.Kep., Ns ( ) NIK Penguji III :Setiyawan, S.Kep., Ns ( ) NIK Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Setiyawan, S.Kep, Ns NIK iiii

5 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sri Suprehatin NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, Juni 2013 Sri Suprehatin NIM. P ii

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan karunian-nya, sehingga penulis dapat menyeleseikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Pringgondani Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan, S.Kep, Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Joko Kismanto, S.Kep, Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 4. Diyah Ekarini, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Mamaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. v

7 8. Erwin Ariestiyanto AMK, selaku suami memberi dukungan dan semangat untuk segera menyeleseikan tugas Karya Tulis Ilmiah. 9. Keisha Azzahra Salsabila, putriku yang selalu menemaniku dalam penyelesaian tugas Karya Tulis Ilmiah 10. Nenek dan Kakek saya memberi dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah 11. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan bebagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin. Surakarta, Juni 2013 Sri Suprehatin NIM. P vi

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vii viii ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan... 4 C. ManfaatPenulisan... 5 BAB II LAPORAN KASUS A. Pengkajian... 6 B. Daftar Perumusan Masalah C. Perumusan Masalah Keperawatan D. Rencana Keperawatan E. Implementasi Keperawatan F. Evaluasi Keperawatan BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan B. Simpulan C. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii

9 Lampiran DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Genogram Tn. S... 8 Gambar 2.2 Pohon Masalah viii

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Log Book Kegiatan Harian Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 3 Lembar Pendelegasian Klien Lampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah ix

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat jiwa menurut WHO adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (Ade, 2011). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI, 2008) Sehat jiwa adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur fisik, mental dan sosial. Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal,baik yang berhubungan dengan fisik maupun dengan mental (Yosep, 2007). Gangguan jiwa menjadi masalah serius diseluruh dunia. Organisasi kesehatan Dunia (World Head Organitation) tahun 2007 menyatakan, paling tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya di Indonesia berdasarkan survey kesehatan mental rumah tangga setiap 1000 anggota rumah tangga terdapat 185 orang mengalami gangguan terkait masalah kejiwaan (Siti, 2010). Menurut Kepala Dinas Kesehatan di Jakarta Dien Emawati menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan jiwa ringan hingga triwulan kedua tahun 2011 mencapai orang, naik dari orang pada tahun Secara keseluruhan, jumlah penderita gangguan jiwa di Jakarta mencapai angka 14,1% dari jumlah penduduk. 1

12 2 Jumlah itu di atas angka nasional sebesar 11,6% (Kompas.com, 10 Oktober 2011). Dampak perkembangan jaman dan pembangunan juga menjadi faktor peningkatan permasalahan kesehatan yang ada, menjadikan banyaknya masalah kesehatan fisik juga masalah kesehatan mental spiritual, dan pada akhir-akhir ini penderita gangguan jiwa makin meningkat, kebanyakan penderita gangguan jiwa terjadi karena perilaku kekerasan baik dalam rumah tangga ataupun yang lainnya (Casmita, 2008). Salah satu bentuk gangguan jiwa yang umum adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi atau waham), afek tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak mampu berpikir abstrak) serta mengalami kesukaran melakukan aktivitas sehari hari ( Keliat,2011 ). Tanda dan gejala skizofrenia menurut Keliat (2011) diantaranya gejala positif (Waham, Halusinasi, Perubahan arus pikir dan Perubahan perilaku) sedangkan gejala negatifnya (Apatis, Blocking atau pembicaraan terhenti tiba-tiba, Isolasi Sosial).Perubahan perilaku sendiri itu meliputi amuk, marah dan menyebabkan perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Iyus,2007). Marah merupakan suatu emosi yang mempunyai ciri-ciri

13 3 aktifitas sistem saraf simpatik yang tinggi dan adanya perasaan jengkel atau tidak suka yang amat kuat yang disebabkan adanya kesalahan dan ditimbulkan sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak dipenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Arie, 2011). Rumah Sakit Jiwa Surakarta adalah rumah sakit milik pemerintah yang diklasifikasikan sebagai kelas A dan sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat yang berhubungan dengan perencanaan dari suatu rumah sakit bagi rumah sakit jiwa, dengan berbagai tingkat keparahannya. Hasil survei di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, gangguan halusinasi yang ada di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta kurang lebih 42% jika dibandingkan gangguan jiwa lainnya, diantaranya perilaku kekerasan 34%, harga diri rendah 14,5%, defisit perawatan diri 5,6% dan menarik diri 3,9% (Catatan Medical Record RSJD Surakarta, 2007). Berdasarkan laporan periode bulan April 2013 klien yang dirawat di ruang Pringgondani RSJD Surakarta di dapatkan dari 31 klien yang mengalami gangguan jiwa terdapat 15 klien yang mengalami gangguan resiko perilaku kekerasan, rata rata berumur antara 20 tahun sampai 50 tahun, yang mengalami halusinasi terdapat 10 klien, harga diri rendah terdapat 2 klien, defisit perawatan diri terdapat 1 klien, menarik diri terdapat 2 klien dan waham terdapat 1 klien. Tn. S adalah klien yang mengalami gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan, didapatkan data subyektif klien mengatakan kesal pada keluargannya yang tidak bersedia membelikan sepeda motor kesukaannya

14 4 dan klien mengamuk lalu membakar sepeda motor miliknya. Data obyektif klien tampak kesal, wajah tegang, suara keras dengan nada tinggi. Akibat dari perilaku kekerasan dapat menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan kasus asuhan keperawatan yang ditunjukan dalam penulisan karya tulis ilmiah dengan judul Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Pringgondani Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. B. Tujuan Penulisan Terdiri atas 2 (dua) hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan umum Melaporkan kasus asuhan keperawatan pada Tn.S dengan perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan perilaku kekerasan. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan perilaku kekerasan. c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn.S dengan perilaku kekerasan. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan perilaku kekerasan.

15 5 e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan perilaku kekerasan. f. Penulis mampu menganalisa kondisi yang terjadi pada Tn.S dengan perilaku kekerasan. C. Manfaat Penulisan 1. Penulis Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis dalam memberikan asuhan keperawatan dengan perilaku kekerasan. 2. Bagi profesi Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan, sehingga klien mendapatkan penanganan yang cepat, tepat dan optimal. 3. Bagi institusi a. RSJD Surakarta Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan.

16 6 b. Pendidikan Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan perilaku kekerasan dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

17 BAB II LAPORAN KASUS Bab II ini merupakan ringkasan Asuhan Keperawatan Jiwa dengan pengelolaan studi kasus pada klien Tn.S dengan Perilaku Kekerasan di ruang Pringgondani RSJD Surakarta pada tanggal 25 April 27 April Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. A. Identitas Hasil pengkajian tanggal 25 April 2013 pukul: WIB pada kasus ini diperoleh dengan cara auto anamnesa, mengadakan pengkajian langsung, pemeriksaan fisik dan menelaah catatan perawat, dari data pengkajian tersebut didapatkan hasil identitas klien bernama Tn.S, umur 26 tahun, masuk tanggal 27 Maret 2013 agama Islam, pekerjaaan swasta, alamat Tasikmadu, Karanganyar yang dirawat di ruang Pringgondani RSJD Surakarta sudah 1 bulan sejak Tn. S diagnosa Perilaku Kekerasan. Penanggung jawab klien adalah Tn.A, pekerjaan wiraswasta, hubungan dengan klien adalah kakak kandung. B. Pengkajian 1. Riwayat Kesehatan Ketika dilakukan pengkajian keluhan yang dirasakan klien saat dikaji adalah klien mengatakan jengkel kepada keluarganya. Riwayat alasan masuk ± 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa, klien 7

18 8 mengamuk dan membakar sepeda motornya, kemudian klien dibawa kerumah Sakit Jiwa Surakarta Riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. 2. Faktor Predisposisi Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumya dan riwayat keluarga klien tidak ada yang mempunyai gangguan jiwa. Klien mengatakan sudah pernah dirawat di rumah Sakit Jiwa selama 10x dan pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena tidak bersedia minum obat dan jarang kontrol. Klien mengatakan terakhir masuk kerumah Sakit Jiwa pada tanggal 16 Maret Faktor Presipitasi Klien mengatakan mengamuk di rumah lalu membakar sepeda motornya karena merasa kesal dengan keluarganya yang tidak bersedia membelikan motor kesukaanya. 4. Pemeriksaan Fisik Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tanda- tanda vital, tekanan darah: 120/80 mmhg, nadi: 86 x/menit, suhu: 36 C, respirasi: 20 x/menit, tinggi badan: 163 cm, berat badan: 55 kg. Keadaan umum : baik, kepala: rambut bersih,bentuk mesoshepal, bersih. Mata : pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, simetris kanan dan kiri, penglihatan baik. Hidung : bersih, simetris kanan dan kiri, tidak ada polib, penciuman baik. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : simetris kanan dan

19 9 kiri, tidak ada otot bantu nafas. Ekstremitas : lengkap, bisa digerakkan dengan normal, kuku bersih dan pendek. 5. Psikososial a) Genogram Keterangan : : Laki - Laki : Laki - Laki meninggal : Perempuan : Klien : Perempuan meninggal : Tinggal serumah : Garis Keturunan Gambar 2.1 Genogram Pengkajian psikososial didapatkan bahwa klien adalah anak kesebelas dari sebelas bersaudara, klien tinggal serumah dengan bapak dan ibunya, dalam anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

20 10 b) Konsep diri Pengkajian konsep diri, pada gambaran dirinya klien mengatakan suka pada bagian tubuhnya dan menerimanya. Identitas klien mengatakan seorang laki-laki berumur 26 tahun dan belum menikah. Peran klien di rumah adalah sebagai anak. Ideal diri klien mengatakan klien mengatakan ingin cepat pulang bertemu keluarganya dan segera bekerja kembali. Harga diri klien mengatakan malu bila bertemu dengan tetangganya karena dirinya suka mengamuk di rumah. c) Hubungan Sosial Klien mengatakan orang yang paling berharga adalah kakak kandungnya dan meskipun dia sering diamuk tapi klien mengatakan dia sangat menyayangi keluarganya. Hubungan dalam bermasyarakat klien mengatakan jarang bergaul dengan tetanggganya, klien tampak diam saja ketika tidak ada yang mengajaknya berbicara. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain klien mengatakan tidak menemukan kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. d) Spiritual Kepercayaan klien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah. Kegiatan ibadah klien mengatakan sholat 5 waktu dan tidak lupa berdo a setelah sholat. Klien mengatakan ingin segera sembuh dan cepat pulang.

21 11 6. Status Mental Penampilan klien terlihat rapi dengan rambut tertata rapi, cara berpakaian juga baik tidak acak-acakan. Pembicaraan saat dikaji klien berbicara dengan jelas, keras dan nada suara tinggi. Aktifitas motorik klien terlihat tegang. Alam perasaan klien mengatakan senang saat dikaji dan klien merasa sedih selama di Rumah Sakit Jiwa karena ingin pulang. Afek klien saat dikaji afeknya datar. Interaksi klien saat di wawancarai kooperatif dan mau menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Isi pikir klien saat dikaji klien tidak mengalami gangguan, tidak ada waham, klien mengatakan ingin segera pulang dan bertemu keluarga di rumah. Proses pikir klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Memori klien dapat mengingat kejadian jangka panjang dan jangka pendek, klien mampu mengingat kapan saat dia dibawa di rumah sakit dengan diantar kakaknya. Klien dapat berkonsentrasi saat diajak berbicara, Tingkat kesadaran klien sadar penuh, tidak ada disorientasi waktu dan tempat. Persepsi klien tidak mengalami gangguan halusinasi. Daya tilik diri klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang. 7. Kebutuhan Persiapan Pulang Pada pengkajian kebutuhan klien pulang didapatkan data bahwa klien mengatakan makan 3x sehari dengan menu yang disediakan dari rumah sakit yaitu nasi, sayur, lauk-pauk serta buah. Klien juga mengatakan selalu habis makannya lalu tidak lupa mencuci piringmya sendiri. BAB klien mengatakan, BAB sehari 1x yaitu saat pagi hari dan

22 12 untuk BAK klien mengatakan bisa 6-7x sehari. Kebutuhan mandi klien juga tercukupi, klien mengatakan mandi 2x sehari yaitu pagi dan sore. Klien juga mengatakan selalu keramas dan menggosok giginya saat mandi, kemudian klien mengatakan setelah mandi tidak lupa ganti baju yang bersih dan menyisir rambutnya agar kelihatan rapi.istirahat dan tidur, klien mengatakan tidur malam pukul sampai pukul pagi dan klien mengatakan jarang tidur siang. Penggunaan obat,klien mengatakan ketika dirumah sakit mau minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan segera pulang. Rencana aktivitas dirumah dan diluar rumah,klien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit,dirumah akan membantu orang tuanya membuat batu bata dan aktivitas diluar rumah klien mengatakan ingin kembali bekerja. 8. Mekanisme koping Klien mengalami mekanisme koping maladaptif yaitu klien mengatakan jengkel kepada keluarganya dan membakar sepeda motornya. Klien mengatakan mengerti alasan kenapa dia dibawa ke rumah sakit jiwa karena dia sering mengamuk di rumah dan klien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya. Penggunaan obat, klien mengatakan ketika di rumah sakit mau untuk minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan pulang. Setelah pulang dari rumah sakit klien mengatakan ingin membantu orangtuanya membuat batu bata dan kegiatan di luar rumah klien mengatakan akan kembali bekerja.

23 13 9. Aspek Medis. Diagnosa Medis: F Terapi obat Risperidol 2x2 mg, Clorpromazin 2x100mg, Triheksaperidol 2x2 mg. Klien dilakukan pemeriksaan laboratorium tgl 29 Maret 2013 dengan hasil yaitu GDS 85 mg/dl (normal < 130 mg/dl), SGOT 28 u/l (normal < 37 u/l), SGPT 19 u/l (normal < 42 u/l). C. Daftar Perumusan Masalah Berdasarkan data di atas dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu perilaku kekerasan, diagnosa keperawatan tersebut didukung dengan data subyektif klien mengatakan kesal dengan keluarganya karena tidak mau membelikan sepeda motor kesukaanya, klien mengatakan mengamuk dan membakar sepeda motornya. Data obyektif: klien tampak kesal, wajah tegang, suara keras dengan nada tinggi. Diagnosa keperawatan ditegakkan maka dapat disimpulkan bahwa pohon masalahnya adalah sebagai berikut: Pohon Masalah Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan (Akibat) Perilaku Kekerasan ( Core Problem) Mekanisme koping tidak efektif (Etiologi) Gambar 2.2 Pohon masalah

24 14 D. Rencana Keperawatan Didapatkan dari hasil pengkajian rencana keperawatan pada Tujuan umum: Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan. Tujuan khusus yaitu merupakan respon yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan. Tujuan khusus 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan selama 30 menit klien tampak : Menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat, wajah cerah (tersenyum), mau berkenalan, bersedia menceritakan perasaannya. Intervensi yang akan dilakukan bina hubungan saling percaya dengan, memberi salam setiap berinteraksi, perkenalkan nama perawat dan tujuan perawat berinteraksi, tanyakan dan panggil nama kesukaan klien, tunjukan sikap empati jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi, tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien, buat kontrak interaksi yang jelas, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien. Tujuan khusus 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan selama 30 menit klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya, menceritakan penyebab perasaan kesal (jengkel), baik dari diri sendiri maupun lingkungannya. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya, motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal (jengkel), dengarkan tanpa mencela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien.

25 15 Tujuan Khusus 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perlikau kekerasaan. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan selama 30 menit klien menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan, tanda fisik mata merah, tangan mengepal, ekspresi wajah tegang, tanda emosional, perasaan marah jengkel marah bicara kasar, tanda sosial bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya, motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku kekerasan terjadi, motivasi klien menceritkan kondisi emosinya saat terjadi perilaku kekerasan, motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain saat terjadi perilaku kekerasan. Tujuan khusus 4 : Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukanya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan selama 30 menit klien menjelaskan, jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukanya, perasaannya saat melakukan kekerasan, efektifitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah. Intervensi yang akan dilakukan, diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini, motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindakan kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya, motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindakan kekerasan tersebut terjadi, diskusikan apakah dengan tindakan kekerasan yang dilakukanya masalah yang dialami teratasi. Tujuan khusus 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan selama 30 menit klien

26 16 menjelaskan akibat tindakan kekerasan yang dilakukannya, diri sendiri (luka, dijauhi teman), orang lain (keluarga luka, tersinggung, ketakutan), lingkungan (barang atau benda rusak). Intervensi yang akan dilakukan, diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada, diri sendiri, orang lain, keluarga, lingkungan Tujuan khusus 6 : Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan. Kriteria evaluasi 2x pertemuan selama 30 menit klien, menjelaskan cara sehat mengungkapkan marah, Intervensi diskusikan dengan klien apakah klien mau mempelajari cara mengungkapkan marah yang sehat, jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah, jelaskan cara sehat untuk mengungkapkan marah, cara fisik : nafas dalam pukul bantal dan olahraga, verbal mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal pada orang lain, sosial : latihan asertif dengan orang lain. Tujuan khusus 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 2x pertemuan selama 30 menit klien memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan, fisik : tarik nafas dalam, memukul bantal, verbal : mengungkapkan perasaan kesal pada orang lain tanpa menyakiti, spiritual zikir doa. Intervensi diskusikan cara mungkin di pilih untuk mengungkapkan kemarahannya, latih klien memperagakan cara yang dipilih, jelaskan manfaat cara tersebut, anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan, anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat jengkel muncul.

27 17 Tujuan khusus 8 : Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 3x pertemuan selama 30 menit keluarga : menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan, mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien. Intervensi diskusikan pentingnya paran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasaan, jelaskan pengertian penyebeb, akibat, dan cara merawat klien perilaku kekerasan, peragakan klien menangani parilaku kekerasan, beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang, beri pujian kepada keluarga setelah peragakan, tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih. Tujuan khusus 9 : Klien menggunakan obat sesuai program yang telah di tetapkan. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan selama 30 menit klien menjelaskan : manfaat minum obat, keinginan tidak minum obat, nama obat, bentuk dan warna obat, dosis yang diberikan kepadanya, waktu penakaran, cara penakaran, efek yang dirasakan, setelah 1x pertemuan selama 30 menit klien mengungkapkan obat sesuai program. Intervensi jelaskan manfaat menggunaan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat, jelaskan kepada klien : jenis obat (nama, warna dan bentuk obat), dosis yang tepat untuk klien, waktu pemakaian, efek yang dirasakan klien, anjurkan klien :minta dan menggunakan obat tepat waktu, lapor ke perawat atau dokter jika mengalami efek yang tidak biasa, beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.

28 18 E. Implementasi Tindakan keperawatan yang dilakukan hari Kamis tanggal 25 April 2013 adalah Strategi Pelaksanaan I : bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang muncul pada klien, mengidentifikasi tanda dan gejala yang muncul pada saat marah, mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan pada saat marah. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan, membantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan nafas dalam. Respon klien yaitu klien meu membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan jengkel kepada keluarganya, klien mengatakan bila merah maka klien mengamuk, klien tampak bersedia diajarkan tehnik mengontrol marah dengan tarik nafas dalam. Tindakan keperawatan yang dilakukan hari Jum at tanggal 26 April 2013 adalah Strategi Pelaksanaan II dan Strategi Pelaksanaan III yaitu membantu klien dalam memilih dan mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan yaitu dengan pukul bantal berbicara yang baik. Respon klien yaitu klien mengatakan bersedia diajarkan tehnik mengontrol marah dengan tehnik pukul bantal dan berbicra yang baik. Tindakan keperawatan yang dilakukan hari Sabtu tanggal 27 april 2013 adalah Strategi Pelaksanaan IV yaitu membantu klien dalam memilih dan mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan yaitu beribadah dan menganjurkan klien untuk memasukkan cara yang dipilih ke jadwal harian klien untuk dilatih setiap hari. Respon klien yaitu klien mengatakan bersedia

29 19 diajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara beribadah, klien bersedia memasukkan tehnik mengontrol marah dengan tarik nafas dalam, pukul bantal, berbicara yang baik dan beribadah ke dalam jadwal harian untuk dilatih setiap hari. F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan implementasi selama 3 x 15 menit didapatkan evaluasi hari Kamis 25 April 2013 pada pukul WIB untuk diagnosa yang pertama Strategi Pelaksanaan I diperoleh data subyektif: klien mau berjabat tangan dan mau untuk memperkenalkan dirinya, klien mengatakan kesal kepada keluarganya, klien mengatakan mengamuk saat kesal karena tidak dibelikan sepeda motor kesukaanya dan membakar sepeda motor miliknya. Data obyektif: klien tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada perawat, klien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, klien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, klien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, klien mau memperhatikan mengontrol marah dengan tarik nafas dalam dan memasukkan ke dalam jadwal harian untuk dilatih setiap hari. Assessement: Klien mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang muncul pada klien, mengidentifikasi tanda dan gejala yang muncul pada saat marah, mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan pada saat marah dan mendemonstrasikan cara mengontrol marah dengan cara pertama yaitu tarik nafas dalam. Planning, bagi klien anjurkan

30 20 klien untuk melakukan cara mengontrol marah dengan cara pertama yaitu tarik nafas dalam, dan memasukkan kedalam jadwal harian, bagi perawat evaluasi cara mengontrol marah yang pertama yaitu tarik nafas dalm, Lanjut cara mengontrol marah yang kedua dan ketiga yaitu pukul bantal dan berbicara baik dengan orang lain. Hari Jum at, 26 April 2013 pukul WIB untuk Strategi Pelaksanaan II dan Strategi Pelaksanaan III diperoleh data subyektif: klien mengatakan sudah mencoba cara mengontrol marah dengan cara pertama yaitu tarik nafas dalam. Data subyektif: klien mengatakan mau berlatih cara mengontrol marah dengan cara yang kedua dan ketiga yaitu dengan pukul bantal dan berbicara yang baik dengan orang lain. Klien mengatakan mau memasukan latihan mengontrol marah dengan pukul bantal dan berbicara yang baik ke jadwal harian. Data obyektif: klien tampak kooperatif, wajahnya tegang, suara keras dan nadanya tinggi, klien tampak mempratekkan cara mengontrol marah dengan cara kedua yaitu pukul bantal dan berbicara yang baik. Assessment: klien mampu mempraktekkan cara mengontrol marah yang kedua dan ketiga yaitu pukul bantal dan berbicara baik dengan orang lain. Planning, bagi klien anjurkan klien untuk memasukan cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal dan berbicara yang baik dengan memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian, bagi perawat evaluasi dan optimalkan cara mengontrol marah satu yaitu tarik nafas dalam dan cara kedua dan ketiga yaitu pukul bantal dan berbicara yang baik dengan orang lain, lanjutkan cara keempat.

31 21 Hari ketiga Sabtu, 27 April 2013 pada pukul WIB untuk Strategi Pelaksanaan IV diperoleh data subyektif: klien mengatakan sudah bisa cara mengontrol marah dengan beribadah, klien mengatakan sudah memasukan dalam jadwal kegiatan harian. Data obyektif: klien kooperatif dan wajah tegang, klien sudah mempraktikan cara mengontrol marah dengan cara keempat yaitu dengan cara beribadah, klien tampak memasukan cara tersebut kedalam jadwal kegiatan harian. Assessment: klien bisa mengontrol marah dengan cara keempat yaitu dengan beribadah. Planning, bagi klien anjurkan klien memasukan jadwal kegiatan harian, bagi perawat evaluasi dan optimalkan cara mengontrol marah yang pertama yaitu tarik nafas dalam,cara mengontrol marah kedua yaitu pukul bantal lanjutkan,cara mengontrol marah yang ketiga yaitu berbicara yang baik dan cara mengontrol marah yang keempat yaitu beribadah, Lanjut cara yang kelima yaitu cara minum obat.

32 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab III ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara konsep teoti dengan resume keperawatan yang merupakan kasus nyata dengan masalah gangguan perilaku kekerasan pada Tn.S di Ruang Pringgondani Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Tahun 2013 pada tanggal April 2013 dari tahap pengkajian sampai dengan tahap evaluasi Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Iyus,2007). 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan, tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien (Kusumawati dan Hartono, 2010). Pengkajian pada klien, penulis menggunakan teori proses perawatan jiwa yaitu pengkajian identitas klien, identitas penanggung jawab, alasan masuk, faktor predisposisi, pemeriksaaan fisik, psikososial, 22

33 23 status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, data penunjang dan terapi (Arif, 2004). Dalam tehnik pengkajian penulis menggunakan teori manifestasi klinis perilaki kekerasan yaitu wajah tegang, terjadi peningkatan volume suara, pandangan tajam (Ade, 2011). Teknik pengkajian yang dilakukan penulis adalah dengan cara wawancara dengan klien (autoanamnesis). Dalam tehnik pengkajian penulis tidak menggunakan teori pengkajian secara (alloanamnesis) dikarenakan penulis tidak mengetahui orang terdekat klien dan penulis tidak mencantumkan nama dokter yang menangani klien. Setelah dilakukan pengkajian pada Tn.S secara garis besar ditentukan dari data subyektif dan obyektif yaitu Tn. S mengatakan kesal dengan keluarganya karena tidak bersedia membelikan sepeda motor kesukaannya. Tn. S mengatakan jika dirinya marah maka dia mengamuk di rumah, klien tampak kesal. Terdapat manifestasi klinis yang muncul pada klien yaitu wajah tegang, suara keras dengan nada tinggi. Tanda gejala yang muncul pada Tn.S sesuai dengan teori yang di cantumkan oleh penulis yaitu terjadi peningkatan volume suara, wajah tegang. Berdasarkan pengkajian diatas maka dapat disimpulkan apabila mengalami gangguan jiwa maka akan timbul perilaku kekerasan yang akan membuat seseorang tersebut dapat bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.

34 24 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah merupakan suatu pernyataan masalah keperawatan klien yang mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stresor yang menunjang (Kusumawati dan Hartono, 2010). Menurut Arif (2004), pohon masalah pada resiko perilaku kekerasan (core problem) dapat mengakibatkan seseorang beresiko melakukan tindakan mencederai diri sendiri, orang lain atau lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa penyebab yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, gangguan pemeliharaan kesehatan, ketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah. Data yang diperoleh dari Tn.S yaitu perilaku kekerasan yang disebabkan oleh mekanisme koping maladaptif yang didukung oleh data subyektif klien mengatakan kesal dengan keluarganya karena tidak bersedia membelikan sepeda motor kesukaannya dan membakar sepa motor miliknya, data obyektif: klien tampak kesal, wajah tegangdan suara keras. Kemudian dapat beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang didukung data subyektif klien mengatakan kesal kepada keluarganya yang tidak bersedia membelikan sepeda motor kesukaanya, kemudian klien mengamuk dan membakar sepeda motornya, data obyektif klien tampak kesal saat bercerita, wajah merah, nada tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pohon masalah yang terjadi pada Tn.S sama dengan teori yang dituliskan yaitu penyebab dari perilaku

35 25 kekerasan (core problem) adalah mekanisme koping tidak efektif sehingga dapat beresiko perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, dan menyebabkan resiko perilaku kekerasan pada Tn.S dapat muncul ketika dirinya sedang marah. 3. Perencanaan Keperawatan perencanaan keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter dan Perry, 2006). Rencana tindakan yang dilakukan penulis adalah bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda - tanda perilaku kekerasan, mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan, mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara yang dilakukan klien ketika perilaku kekerasan muncul, ajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan, ajarkan kepada keluarga cara merawat klien dengan perilaku kekerasan, anjurkan pada klien menggunakan obat yang benar. Kriteria hasil yang diharapkan adalah klien dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya, klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda perilaku kekerasan, klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukanya, klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, klien dapat

36 26 mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan, klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan, klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan, klien menggunakan obat sesuai program yang telah di tetapkan. 4. Implementasi Implementasi adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan dan melakukan tindakan tindakan perawatan dalam mengatasi masalah klien, tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra interaksi dan melanjutkan tahap orientasi (Potter dan Perry, 2006). implementasi pada Tn. S dilakukan selama tiga hari pada tanggal April 2013 di bangsal pringgondani, Rumah Sakit Jiwa Surakarta. Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi resiko perilaku kekerasan pada Tn.S yaitu membina hubungan saling percaya dan melakukan pengkajian mulai dari identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan lingkungan, mekanisme koping dan tingkat pengetahuan klien. Melakukan proses keperawatan dari TUK 1 sampai 7 yaitu mengidentifikasi terhadap klien tentang penyebab terjadinya marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat marah, mengidentifikasi akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara mengontrol marah yang benar yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang dipilih klien. Dalam teori implementasi penulis tidak bisa

37 27 melakukan proses keperawatan TUK 8 dikarenakan penulis tidak bertemu keluarga klien. 5. Evaluasi Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melakukan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan (Kusumawati dan Hartono, 2010). Hasil evaluasi pada tanggal 25 April 2013 sampai 27 April 2013 yang didapat dari Tn.S adalah data subyektif: klien mengatakan mengamuk karena tidak dibelikan sepeda motor kesukaanya dan membakar sepeda motor miliknya. Data obyektif klien tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada perawat, klien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, klien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, klien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, klien mengatakan mau untuk diajari cara mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam, pukul bantal, berbicara baik dengan orang lain dan beribadah dan klien tampak mau mempraktekannya. Assesement : klien mampu mempraktekkan cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam, pukul

38 28 bantal, berbicara baik dengan orang lain dan beribadah. Planning, bagi klien anjurkan klien untuk melakukan cara mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam, pukul bantal, berbicara baik dengan orang lain dan beribadah dan memasukkan kedalam jadwal harian, bagi perawat evaluasi cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam, pukul bantal, berbicara baik dengan orang lain dan beribadah. Rencana selanjutnya penulis menyerahkan tindak lanjut kepada perawat jaga yang berada di rumah sakit agar melanjutkan SP V yaitu minum obat dan membuat jadwal kegiatan. B. Simpulan Kesimpulan penulis didapatkan setelah melakukan asuhan keperawata pada Tn.S dengan perilaku kekerasan adalah sebagai berikut : 1. Dalam pengkajian pada Tn.S pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara (autoanamnesis) dan mengobservasi klien yaitu dari segi penampilan, pembicaran, perilaku klien, kemudian ditambah dengan menelaah catatan medik dan catatan keperawatan. Dalam pengkajian ini penulis mengkaji data dari tanggal klien masuk RSJD, identitas klien, penanggung jawab alasan masuk, faktor predisposisi, faktor prestisipitasi, pemeriksaan fisik keluhan fisik, psikososial, (genogram dan analisa genogram) konsep diri, hubungan sosial, spiritual status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan klien, aspek penunjang.

39 29 2. Dalam diagnosa keperawatan pada pohon masalah yang menjadi care problem dari perilaku kekerasan adalah perilaku kekerasan, yang menjadi akibat adalah resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, dan penyebab dari perilaku kekerasan adalah gangguan konsep diri: harga diri rendah. Data yang diperoleh dari Tn. S sesuai dengan teori yang ada diatas yaitu yang menjadi care problem adalah perilaku kekerasan yang didukung dengan data subyektif: klien mengatakan kesal dengan keluarganya karena tidak dibelikan sepeda motor kesukaanya, klien mengatakan jika dirinya marah maka mengamuk di rumah dan data obyektif: klien tampak kesal, wajah merah, suara dengan nada tinggi. 3. Intervensi yang dilakukan pada Tn.S yaitu, tujuan umum: klien dapat mengontrol marah agar tidak ada perilaku kekerasan yang muncul. Tujuan khususnya yaitu klien dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat menyebutkan penyebab perilaku kekerasan, klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan, klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan, klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan, klien dapat mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan, klien bersedia minum obat sesuai program yang dianjurkan, klien memasukkan cara mengontrol perilaku kekerasan ke dalam jadwal harian. 4. Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi perilaku kekerasan pada Tn.S yaitu membina hubungan saling percaya dan melakukan pengkajian mulai dari identitas klien, alasan masuk, faktor

40 30 predisposisi, pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan lingkungan, mekanisme koping dan tingkat pengetahuan Melakukan proses keperawatan dari TUK 1 sampai 7 klien. yaitu mengidentifikasi terhadap klien tentang penyebab terjadinya marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat marah, mengidentifikasi akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara mengontrol marah yang benar yaitu tarik nafas dalam, teknik pukul bantal, berbicara yang baik dengan orang lain dan beribadah sebagai cara yang dipilih klien. 5. Evaluasi yang didapat dari Tn.S adalah klien bisa membina hubungan saling percaya kepada perawat, bersedia menyebutkan penyebab perilaku kekerasan, dapat mengidentifikasi tentang penyebab terjadinya marah, megidentifikasi tanda-tanda saat marah, mengidentifikasi akibat marah dan dapat mempraktekkan cara mengontrol marah yang diajarkan yaitu tarik nafas dalam, pukul bantal, berbicara baik dengan orang lain dan beribadah. C. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang diharapkan bermanfaat, sebagai berikut: 1. Rumah sakit hendaknya menyediakan dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh klien untuk penyembuhan klien.

41 31 2. Institusi pandidikan diharapkan memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa secar opimal sehingga mahasiswa mendapakan gambaran dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa. 3. Keluarga hendaknya menjenguk klien dan memberikan dukungan kepada klien untuk penyembuhan klien. 4. Perawat diharapkan menyebutkan komunikasi terapeutik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga membantu mempercepat penyembuhan pada klien.

42 DAFTAR PUSTAKA Arif Setiadi Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Klien. Penerbit : refika Aditama ; Bandung Arumwardhani A Psikologi Kedokteran. Penerbit : Perpustakaan Nasional : Yogyakarta Catatan Medical Record, Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Casmita.T Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Perilaku Kekerasan. www. jurnal. perilaku kekerasan. com diakses tanggal 10 April Damaiyanti M Komunikasi Terapeutik dalam Prakik Keperawatan. Penerbit: Trans Info Media. Jakarta. Herman Ade Buku Ajar Asuhan Keperawaan Jiwa. Penerbit : Nuha Medika ; Yogyakarta Kelliat Budi A Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Kusumawati F Buku Ajar keperawatan Jiwa. Penerbit Salemba Medika:. Jakarta. Kompas. com Departemen Kesehatan RI, Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. www. kompas. com. diakses tanggal 15 April Nanda Definisi Dan Klasifikasi. Penerbit Buku: Prima Medika. Jakarta. Potter & Perry Buku Ajar Fundamental Keperawatan, volume 1, edisi 4. EGC: Jakarta. Siti A Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Perilaku Kekerasan. www. jurnal. perilaku kekerasan. com. diakses tanggal 10 April Stuart W Buku Saku Keperawaan Jiwa, Edisi 5. Penerbit Buku Kedokeran : EGC. Jakarta Widodo Arif Buku Ajar Keperawatan II (Aplikasi Asuhan Keperawatan Mental Psikiatri). Yosep Iyus Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku: Pt Refika Aditama. Bandung.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: DEVI CHRISTINA PANCANINGTYAS NIM. P.10086 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. E DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : BOBBY SADWIKA NIM. P.09009

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Jiwa 1. Biodata Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2010 di ruang Gatotkoco RSJD Dr. amino Gondohutomo Semarang a. Identitas klien Nama :

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: AGUS BASUKI NIM. P.09061

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : BETY YULIAWATI NIM. P.10081 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN. D DENGAN HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: CATUR WULANDARI NIM. P.09010

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN TEORI BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009 A. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku / Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat : Sdr. A : 25 Tahun : Laki-laki : Islam :

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA Tn. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH: AGUS WAHYU MUKTI UTOMO NIM. P.09001

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH: BAGUS WICAKSONO NIM. P.09008 PROGRAM

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Masalah Utama: Resiko Perilaku Kekerasan Proses Terjadinya Masalah Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Diruang : VIII (Graha Irawan) Tanggal : 16 januari 2008 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Sdr.P, Umur :31 tahun, Jenis kelamin : Laki-laki, Suku : Jawa, Agama

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM , BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH : HANIF KURNIAWATI NIM. P.10097

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : ALI SAMBODO NIM. P.10072 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA DISUSUN OLEH : DEVI ANGGRAINI NIM. P.10013 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental psikiatri sebagai efek negatif modernisasi atau akibat krisis multidimensional dapat timbul dalam bentuk tekanan dan kesulitan pada seseorang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI Ny. S PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANJAR REJO KECAMATAN GONDANGREJO

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA SDR. A : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA SDR. A : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA SDR. A : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA DISUSUN OLEH : ALITA YULIYANA NIM. P.09002 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN PADA TN. S DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH : SITI NURJANAH NIM. P.09045 PROGRAM

Lebih terperinci

perawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com

Lebih terperinci

NURSING CARE PLAN (NCP)

NURSING CARE PLAN (NCP) NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA Tn. P DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA Tn. P DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA Tn. P DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA DISUSUN OLEH : SUGIYARTI NIM P.08036 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. A DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. A DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. A DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: FAJAR HARIYANTO NIM. P.10020 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Januari 2008 di ruang XII RSJD dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan data dari catatan medik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN Pertemuan... Hari, TGL :... A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : a. Data Subjektif

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 9-01-2008 di ruang VII (Hudowo) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : skizofrenia tak terinci. Pasien bernama

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN KONSEP BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV (Dewaruci) Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Aminogondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis Skizophrenia Katatonik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Y. Susilowati 1), D.W.Ningsih 2) 1) Dosen Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

HESTI CATUR HANDAYANI NIM. P.09081

HESTI CATUR HANDAYANI NIM. P.09081 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA Tn. A DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: HESTI CATUR HANDAYANI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di 37 BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Desember 20010 pukul 10.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. SOEROJO MAGELANG Muhammad Nur Firman 1, Abdul Wakhid 2, Wulansari 3 123

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AYODYA RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AYODYA RSJD SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AYODYA RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH : ANA FUJI RAHAYU NIM. P. 10005 PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Suku Agama Status Perkawinan Pendidikan : Tn.S : 33 tahun : Laki-laki : Ungaran : Jawa, Indonesia : Islam : Kawin : SD Nomor Register

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN KASUS BAB II TINJAUAN KASUS A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

DODY SAKTI OKTAVIANTO P.09013

DODY SAKTI OKTAVIANTO P.09013 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANANDAN KESELAMATAN PADA Sdr.L DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DIRUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: DODY SAKTI OKTAVIANTO

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan LAPORAN PENDAHULUAN 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan 2. Proses Terjadinya Masalah A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut WHO, sehat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan

Lebih terperinci