BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Suparman Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Jenis Produk Penelitian ini fokus pada tujuh tipe pintu. Pada tahun 2011, jumlah pintu yang dihasilkan sebanyak unit. Jumlah tersebut merupakan bagian dari unit pintu (163 tipe pintu) yang dihasilkan selama tahun Banyaknya tipe yang dihasilkan karena sistem produksi perusahaan berdasarkan pesanan konsumen (by order). Tujuh tipe pintu yang diamati antara lain Madison, Oakland, Luxury Pijlkruid, Luxury Halvemaan, Luxury Mountain, Luxury Yellowstone, dan Luxury Gouvernour (Lampiran 1) Investasi Investasi untuk pembelian alat serta tanah dan bangunan yang telah dilakukan oleh PT Profilindah Kharisma (PiK) sejak tahun 2006 adalah sebesar Rp 18,1 miliar. Mesin-mesin yang digunakan umumnya buatan Taiwan, Jerman, Belanda, USA, Italia, Cina, Austria dan Indonesia dan dibeli dalam kondisi bekas. Jenis-jenis mesin produksi, jumlah unit, negara pembuat, serta tahun pembuatan secara lengkap disajikan pada Lampiran Biaya Produksi Daun Pintu Total biaya produksi Besarnya biaya produksi untuk menghasilkan unit pintu pada tahun 2011 adalah Rp 1,79 miliar. Biaya produksi ini terdiri dari biaya tetap sebesar Rp 365,89 juta dan biaya variabel sebesar Rp 1,43 miliar (Tabel 3). Biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan mencakup direct dan indirect labor, depresiasi mesin dan bangunan, biaya modal, operasional kendaraan, dan perawatan mesin. Komponen biaya tetap terbesar adalah biaya indirect labors, yaitu Rp 134,56 juta atau 7,5% dari total biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Biaya tetap terendah adalah biaya operasional penggunaan kendaraan, yaitu sebesar Rp 8,9 juta atau 0,5% dari total biaya produksi (Tabel 3).
2 Tabel 3 Biaya produksi di PT Profilindah Kharisma pada tahun 2011 Biaya Produksi Per Unit Komponen Biaya Luxury Luxury Luxury Madison Oakland Pijlkruid Halvemaan Mountain Luxury Yellowstone Luxury Gouvernour 19 Biaya Produksi Total 1) (Rp 1000) % Biaya Tetap 164,30 164,30 164,30 164,30 164,30 164,30 164, ,39 20,42 Indirect Labor 60,42 60,42 60,42 60,42 60,42 60,42 60, ,78 7,51 Direct Labor 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5, ,20 0,70 Depresiasi 2) 28,01 28,01 28,01 28,01 28,01 28,01 28, ,96 3,48 Bunga Modal 3) 18,49 18,49 18,49 18,49 18,49 18,49 18, ,05 2,30 Bangunan 27,41 27,41 27,41 27,41 27,41 27,41 27, ,94 3,41 Kendaraan 4,01 4,01 4,01 4,01 4,01 4,01 4, ,86 0,50 Perawatan 4) 20,33 20,33 20,33 20,33 20,33 20,33 20, ,60 2,53 Biaya Variabel 590,00 600, , , , , , ,89 79,58 Bahan Baku S4S 440,27 474,37 697, , , , , ,23 58,54 MDF 61,60 55,44 79,70 247,94 123,97 79,70 70, ,72 7,92 Cat 57,21 57,21 214,42 218,85 195,38 221,69 196, ,44 7,72 Perekat 24,03 7,83 8,25 7,80 6,30 7,50 9, ,27 2,36 Kaca Tempered 0,00 0,00 280,00 450,00 315,00 195,00 910, ,00 2,22 Bahan Pembantu 1,90 0,51 31,72 0,74 6,34 31,72 1, ,60 0,19 Upah 4,99 4,99 7,20 7,20 7,20 7,20 7, ,64 0,63 Biaya Produksi 754,30 764, , , , , , ,28 100,00 Harga 828,00 828, , , , , , ,00 Keuntungan 73,70 63, , ,52 744, ,64 501, ,72 Keterangan: 1) Untuk unit produk selama tahun ) Biaya depresiasi berasal dari perhitungan Lampiran 3 (depresiasi mesin / jumlah produk ke-i yang dihasilkan dalam setahun). 3) Biaya bunga modal berasal dari perhitungan Lampiran 4 (bunga modal mesin / jumlah produk ke-i yang dihasilkan setahun). 4) Biaya perawatan tiap produk di peroleh dari hasil perhitungan biaya perawatan seluruh mesin dimana biaya perawatan masing-masing mesin adalah Rp ,- ((biaya perawatan selama satu tahun x (jumlah produk yang diamati / jumlah produk yang diproduksi selama satu tahun) x (jumlah produk tipe ke-i / jumlah produk yang diamati)).
3 Biaya variabel perusahaan terdiri dari komponen biaya penggunaan bahan baku S4S (Smooth 4 Surface), papan serat (Medium Density Fiberboard, MDF), cat perekat, dan upah tenaga kerja. Besarnya total biaya variabel selama satu tahun untuk unit pintu yang dihasilkan adalah sebesar Rp 1,43 miliar dengan komponen biaya terbesar terdapat pada biaya penggunaan bahan baku S4S, yaitu Rp 1,1 miliar atau 58,5% dari total biaya produksi dan biaya terendah yang terjadi pada biaya pembelian bahan pembantu, yaitu sebesar Rp 3,43 juta atau 0,2% dari biaya produksi Biaya produksi per unit Biaya produksi per unit pintu dihitung untuk ke tujuh jenis model daun pintu yang diamati dan besarnya bervariasi. Biaya produksi per unit tertinggi ada pada jenis pintu Luxury Gouvernour yaitu Rp 2,39 juta dengan komponen biaya terbesar adalah biaya pembelian bahan baku S4S merbau sebesar Rp 1,04 juta atau 43,28% dari total biaya produksi per unit. Biaya produksi per unit terendah terjadi pada jenis pintu Madison, yaitu Rp 754,30 ribu dengan komponen biaya tertinggi adalah biaya penggunaan bahan baku S4S pinus sebesar Rp 440,27 ribu atau 58,37% dari total biaya produksi per unitnya (Tabel 3). Perbedaan komposisi biaya produksi setiap jenis produk ini disebabkan oleh : perbedaan bentuk dan ukuran pintu sehingga kebutuhan terhadap bahan baku sortimen S4S berbeda; waktu penggunaan alat yang berbeda sehingga beban biaya depresiasi dan bunga modal menjadi bervariasi; serta jumlah dan penggunaan bahan baku yang berbeda untuk setiap jenis produk (Tabel 4) Optimasi Produk Fungsi tujuan Tujuan optimasi produk daun pintu adalah memaksimumkan keuntungan dalam satu tahun. Keuntungan yang dimaksudkan disini berasal dari keuntungan tujuh jenis daun pintu yang diteliti. Besarnya keuntungan tiap jenis daun pintu diperoleh dari harga jual f.o.b. (free on board) dikurangi dengan biaya produksinya. Harga jual f.o.b. adalah harga jual sebelum memasukkan biaya beacukai, asuransi dan transportasi (pelayaran). Besarnya keuntungan setiap unit
4 21 produk berkisar dari Rp 63 ribu sampai Rp 1,64 juta. Nilai ini merupakan koefisien fungsi tujuan yang besarnya secara rinci disajikan pada Tabel Fungsi kendala Kendala yang diperhitungkan dalam penelitian ini, antara lain : ketersediaan material yang mencakup ketersediaan kayu olahan berupa S4S merbau dan pinus, MDF, perekat dan berbagai jenis cat yang digunakan dalam proses produksi, serta waktu penggunaan mesin-mesin untuk kegiatan penyerutan, pengempaan, penyambungan, pemotongan, pembelahan, pelubangan, moulding, pengeboran, perakitan, pengampelasan, pengecatan dan pengemasan. Jumlah material dan waktu penggunaan mesin yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap unit daun pintu merupakan koefisien input-ouput dalam fungsi kendala, sedangkan jumlah material dan waktu penggunaan mesin yang tersedia dalam satu tahun merupakan nilai sebelah kanan dalam fungsi kendala. Koefisien input-output dan nilai sebelah kanan dari fungsi kendala dalam formulasi program bilangan bulat pada PT Profilindah Kharisma disajikan pada Tabel 4. Sebagai contoh, koefisien input-output untuk kendala bahan baku merbau S4S dalam menghasilkan setiap unit produk Luxury Pijlkruid, Luxury Halvemaan, Luxury Mountain, Luxury Yellowstone dan Luxury Gouvernour adalah berturutturut sebanyak 0,05 m 3, 0,06 m 3, 0,04 m 3, 0,06 m 3 dan 0,07 m 3 dengan ketersediaan bahan baku sebanyak 5 m 3 per tahun untuk menghasilkan ke lima tipe pintu tersebut, sementara tipe Madison dan Oakland tidak menggunakan bahan baku S4S merbau (Tabel 4) Solusi optimum Solusi optimum diperoleh dengan menggunakan software solver pada Microsoft Excel 2007 secara rinci disajikan pada Tabel 5. Solusi optimum menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan empat tipe pintu, yaitu Madison, Luxury Pijlkruid dan Luxury Mountain dan Luxury Yellostone dengan jumlah produksi masing-masing adalah 2088 unit, 45 unit 5 unit dan 18 unit.
5 Tabel 4 Input-output koefisien fungsi tujuan dan kendala dari permasalahan perusahaan pintu PT Profilindah Kharisma Tujuan Kendala Produk 1) X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Ketersedia Sumber Daya Per Tahun 2) Profit (Rp1000/Unit) 73,70 63, , ,52 744, ,64 501, Kendala Ketersediaan Bahan Baku : Merbau S4S(M3) 0,05 0,08 0,08 0,07 0,07 <= 5 PinusS4S (M3) 0,07 0,07 <= 144 Mdf (M3) 0,02 0,02 0,01 0,03 0,01 0,01 0,01 <= 43 Cat Wba 9010 (Liter) 1,99 1,99 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 <= Cat Ral 7004 (Liter) 2,39 2,46 <= 108 Cat Ral 5824 (Liter) 2,50 2,10 <= 47 Cat Ral 1013 (Liter) 2,09 <= 10 Perekat Dorus Sl 8084 (Kg) 0,80 0,71 0,28 0,27 0,21 0,25 0,32 <= Ketersediaan Waktu Penggunaan Mesin : Serut (planer) (Menit/Unit) 6,28 5,06 7,78 9,52 6,58 10,85 11,11 <= Rotary Clamping (Menit/Unit) 8,12 6,55 10,06 12,31 8,51 14,04 14,37 <= Cold Press (Menit/Unit) 19,45 15,69 <= Jointing (Menit/Unit) 4,59 3,70 <= Pemotong (Menit/Unit) 31,19 25,16 38,64 47,28 32,68 53,91 55,19 <= Pembelah (Menit/Unit) 1,68 1,35 2,08 2,54 1,76 2,90 2,97 <= Moulding (Menit/Unit) 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 <= Single bor (Stile) (Menit/Unit) 4,30 2,23 3,19 3,19 2,29 2,23 3,19 <= Multi bor (Rail) (Menit/Unit) 1,18 0,52 1,18 2,10 1,18 1,18 1,44 <= Tabel 4 (Lanjutan) Kendala Produk 1) Ketersedia
6 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Sumber Daya Per Tahun 2) Double N Tenon (Rail) (Menit/Unit) 0,48 0,32 0,48 1,2 0,48 0,48 1,4 <= Hydraulic press (Menit/Unit) 2,45 2,14 2,55 2,25 4,03 2,14 2,55 <= Cnc Key Hole (Menit/Unit) 1,42 1,42 9,08 9,08 9,08 9,08 9,08 <= Wbs (Menit/Unit) 0,35 1,17 0,48 0,57 0,57 0,46 0,48 <= Double N Tenon (Rangka Pintu) (Menit/Unit) 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 <= Cat (Menit/Unit) 19,8 7,2 10,76 7,84 6,27 10,54 10,03 <= Amplas (Menit/Unit) 57,56 26,55 126,94 87,09 97,32 98,95 116,66 <= Packing (Menit/Unit) 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 <= Keterangan: 1) Sumber berasal dari pengukuran di lapangan 2) Sumber berasal dari Production Planning Inventory Control (PPIC) 23
7 Tujuh model pintu yang dihasilkan pada kondisi aktual berjumlah unit produk, dengan keuntungan sebesar Rp 220,45 juta, sementara pada kondisi optimum jumlah yang dihasilkan mencapai unit produk dengan keuntungan maksimum sebesar Rp 257,12 juta. Hal ini menunjukkan dengan optimasi, keuntungan perusahaan meningkat sebesar Rp 36,68 juta.peningkatan ini dapat terjadi jika perusahaan memproduksi tujuh tipe pintu yang diteliti kemudian setelah dilakukan optimasi perusahaan hanya memproduksi empat tipe produk. Tabel 5 Solusi optimum PT Profilindah Kharisma Jenis Produk Produksi Keuntungan Keuntungan Aktual Optimum Per Unit Aktual Optimum (Unit) (Unit) (Rp Juta/Unit) (Rp Juta/Tahun) (Rp Juta/Tahun) Madison ,07 113,28 153,89 Oakland ,06 39,21 0,00 Luxury Pijlkruid ,64 1,64 74,01 Luxury Halvemaan ,16 49,73 0,00 Luxury Mountain 5 5 0,74 3,72 3,72 Luxury Yellowstone ,42 2,83 25,50 Luxury Gouvernour ,50 10,02 0,00 Total ,60 220,45 257, Nilai penghematan sumber daya Berdasarkan produksi daun pintu pada kondisi optimum, sumberdaya (bahan baku kayu gergajian merbau dan pinus, MDF, cat dan perekat) dapat dihitung. Jumlah pemakaian pada kondisi optimum ini kemudian dibandingkan dengan jumlah sumberdaya yang tersedia setiap tahunnya. Jika ada sumberdaya yang tidak habis terpakai (sisa) maka nilai sumberdaya sisa ini kemudian dihitung dengan mengalikannya dengan harga sumberdaya tersebut. Total nilai sumberdaya sisa ini merupakan total potensi penghematan yang dapat diperoleh perusahaan dan besarnya adalah Rp 84,46 juta dimana Rp 73,03 juta berasal dari penghematan penggunaan bahan baku kayu gergajian merbau dan pinus. Jumlah dan nilai penghematan pemakaian sumberdaya secara rinci disajikan pada Tabel 6. Dengan adanya penghematan dari sumber daya, secara tidak langsung perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dengan mengurangi besarnya biaya produksi dalam hal ini adalah pembelian bahan baku. Sehingga, nilai penghematan ini dijadikan sebagai penambahan keuntungan perusahaan
8 Tabel 6 Nilai penghematan sumber daya Jenis Sumber Daya Kebutuhan Sumber Daya Aktual Optimum Sisa (Unit) Harga Sumber Daya (Rp Juta/Unit) 25 Nilai Penghematan Sumber Daya (Rp Juta/Tahun) Merbau 1) 5,26 3,46 1, ,00 21,98 Pinus 1) 143,75 78,42 7,5623 6,75 51,05 Mdf 1) 42,85 42,03 0,8208 8,86 7,27 Cat Wba ) 8, ,12 138,3200 0,03 3,98 Cat Ral ) 4,85 107,55 0,6201 0,06 0,04 Cat Ral ) 4,60 45,09 1,9016 0,06 0,12 Cat Ral ) 2,09 10,45 0,0000 0,06 0,00 Perekat Dorus Sl ) 82, ,41 0,8570 0,02 0,02 Jumlah 84,46 Keterangan : 1) Satuan unit m 3 (meter kubik) 3) Satuan unit Kg (Kilogram) 2) Satuan unit liter Analisis kepekaan Analisis kepekaan dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan pada kondisi optimum ketika ketersediaan seluruh bahan baku dan keuntungan berubah 10% dan 20% (-20%, -10%, 0, +10%, +20%). Secara rinci kondisi optimum dari perubahan-perubahan diatas dapat dilihat pada Lampiran 12 dan 13. Dampak yang terjadi pada perusahaan ketika kondisi bahan baku berkurang sebesar 20% adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan perusahaan berkurang sebesar 19,7% menjadi Rp 206,6 juta per tahun. 2. Kombinasi produk tetap, namun jumlah dari produk yang diproduksi berubah. 3. Jumlah produksi keseluruhan menurun sebesar 19,9% menjadi unit. 4. Status sumber daya pada umumnya tetap, dimana sumberdaya bahan baku cat RAL 1013 masih merupakan sumberdaya yang langka. Dampak yang terjadi terhadap perusahaan ketika kondisi bahan baku berkurang sebesar 10% adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan perusahaan berkurang sebesar 10,4% menjadi Rp 230,5 juta per tahun. 2. Kondisi produk yang dihasilkan bertambah satu tipe yaitu Luxury Gouvernour sebanyak 1 unit. 3. Jumlah produksi keseluruhan menurun sebesar 10% menjadi unit.
9 4. Pada kondisi ini tidak ada kelangkaan bahan baku. Dampak yang terjadi terhadap perusahaan ketika kondisi bahan baku bertambah sebesar 10% adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan perusahaan berkurang sebesar 9,7% menjadi Rp 281,9 juta per tahun. 2. Kombinasi produk tetap, namun jumlah dari produk yang diproduksi berubah. 3. Jumlah produksi keseluruhan meningkat sebesar 9,9% menjadi unit. 4. Pada kondisi ini tidak ada kelangkaan bahan baku. Dampak yang terjadi terhadap perusahaan ketika kondisi bahan baku bertambah sebesar 10% adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan perusahaan berkurang sebesar 20,2% menjadi Rp 309,1 juta per tahun. 2. Kombinasi produk tetap, namun jumlah dari produk yang diproduksi berubah. 3. Jumlah produksi keseluruhan meningkat sebesar 20% menjadi unit. 4. Status sumber daya pada umumnya tetap, dimana sumberdaya bahan baku cat RAL 1013 masih merupakan sumberdaya yang langka. Dampak yang terjadi terhadap perusahaan ketika nilai keuntungan tiap produk berubah 10% dan 20% (-20%, -10%, +10%, dan 20%) adalah tidak terjadi perubahan dalam segi kombinasi produk serta jumlah produk yang dihasilkan. Adapun perubahan yang terjadi terdapat pada nilai keuntungan yang diperoleh perusahaan berdasarkan perubahan besar keuntungan yang diperoleh dari setiap unit yang dihasilkan. Berdasarkan kondisi perubahan sumberdaya dan nilai keuntungan setiap unit produk, dapat terlihat bahwa perubahan yang terjadi pada ketersediaan sumber daya memberikan dampak yang lebih sensitif dalam perubahan jumlah produksi, keuntungan, serta nilai penghematan dari sumberdaya tersebut.
OPTIMASI PRODUK DAUN PINTU: STUDI KASUS DI PT PROFILINDAH KHARISMA (PiK), KECAMATAN NGORO, KABUPATEN MOJOKERTO, JAWA TIMUR RIDHA PUTRA
OPTIMASI PRODUK DAUN PINTU: STUDI KASUS DI PT PROFILINDAH KHARISMA (PiK), KECAMATAN NGORO, KABUPATEN MOJOKERTO, JAWA TIMUR RIDHA PUTRA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan Januari 2012 di PT Profilindah Kharisma, Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dengan penambahan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN
BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan PT. Profilindah Kharisma didirikan pada tahun 1996 berdasarkan akte pendirian melalui notaris Sugiri Kadarisman, SH yang berkedudukan di
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,
Lebih terperinciMEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN
MEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN TIPE LP 7200 BEECH DI PT ATISHAR PANEL Nama : Heruji NPM : 32409787 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu yang bervariasi akan menemui banyak hambatan bila tidak ada metode
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada sebuah sistem produksi yang kompleks dapat terjadi penumpukan barang atau pekerjaan yang membentuk antrian panjang yang belum tentu dapat diselesaikan
Lebih terperincicm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. lebar 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Mesin ini mengeluarkan hawa panas, digunakan untuk mengeringkan kayu yang
Lampiran 1 Foto & Fungsi Mesin 1. Mesin Saw Mill/gesek kayu log menjadi papan [gambar hal. 5]. Kegunaan : Membelah kayu log menjadi papan sesuai ukuran yang diinginkan. Contoh : tebal 7 cm, 6 cm, 5 cm,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan
Lebih terperinciBab 1. PENDAHULUAN
Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga
Lebih terperinciVII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL
VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR LAMPIRAN. 1.1.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI. ABSTRACT. i ii iv vi viii x xii xiii xv xvi BAB I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dimulai sejak tanggal 31 Agustus 2004 hingga tanggal 3 November 2004 dilakukan secara cermat dan menyeluruh, baik langsung maupun
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Biaya Produksi Analisis biaya produksi yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisis biaya produksi berdasarkan komponen biaya dan tahapan produksi. Proses
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Produk Produk yang telah dibuat dalam peta-peta kerja ini adalah meja lipat. Komponennya terdiri dari alas yang berukuran 50 cm x 33 cm, kaki meja yang berukuran
Lebih terperinciLINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M.
LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. INTRODUCTION Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.4 Analisis Data
9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Unit Paper Machine 12 PT. Pindo Deli Pulp and Paper yang belokasi di Desa Kuta Mekar BTB 6-9 Kecamatan Klari Kabupaten Karawang,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL
BAB V ANALISIS HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis terhadap output yang didapatkan dan interpretasi hasil penelitian. Analisis hasil tersebut diuraikan dalam sub bab berikut ini. 5.1 ANALISIS
Lebih terperinciANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PRODUK PADA CV. CAHAYA AMANAH
ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PRODUK PADA CV. CAHAYA AMANAH Nama : Rina Wahyuni NPM : 25210973 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sri Sapto
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau
Lebih terperinciPERENCANAAN KAPASITAS
PERENCANAAN KAPASITAS kapasitas Setelah memutuskan produk atau jasa apa yang akan ditawarkan dan bagaimana itu akan dibuat, pihak manajemen harus merencanakan sistem kapasitas. Kapasitas adalah maksimum
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, produk mebel merupakan salah satu produk yang paling sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan sudah menjadi kebutuhan
Lebih terperinciTLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Jam Kerja 14 jam per hari (50.400 detik per hari) Efisiensi Sistem Produksi 87% Mesin Gergaji TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan Waktu Jumlah Input Efisiensi Sistem Total Waktu (detik) Material (unit)
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil
Lebih terperinciVI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)
VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) 6.1. Analisis Nilai Tambah Jenis kayu gergajian yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan kayu pada industri penggergajian kayu di Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)
OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperincimesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.
A. Latar Belakang Semua perusahaan diasumsikan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu menghasilkan keuntungan disamping mempertahankan hidup (survive), memberikan manfaat yang besar kepada lingkungan masyarakat
Lebih terperincimemaksimumkan pendapatan jumlah meja dan kursi waktu kerja karyawan dan perbandingan jumlah kursi dan meja yang harus diproduksi
PEMODELAN Kasus 1 Seorang pengrajin menghasilkan satu tipe meja dan satu tipe kursi. Proses yang dikerjakan hanya merakit meja dan kursi. Dibutuhkan waktu 2 jam untuk merakit 1 unit meja dan 30 menit untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan manufaktur pasti memiliki bagian khusus yang mengurusi pembuatan jadwal produksi. Suatu perusahaan pasti memiliki permintaan dalam jumlah tertentu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan
Lebih terperinciVI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM
VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM 6.1 Perumusan Model Untuk merumuskan model interger programming, tahap awal yang dilakukan adalah merumuskan fungsi
Lebih terperinciUraian Tugas 1. Pemilik Pemilik UKM Ridho Jaya juga bertindak sebagai pimpinan perusahaan. Dimana tugas pimpinan pada UKM Ridho Jaya ini adalah sebagai berikut: a. Merencanakan produksi yang akan dilakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Bahan baku merupakan salah satu input pada suatu proses produksi yang mempunyai peranan penting, baik perannya sebagai bahan baku utama, maupun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik
Lebih terperinciBAB III. KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran
Lebih terperinciANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING
VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan
Lebih terperinciVI HASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu teknologi menyebabkan kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk memberi penilaian hasil kerja suatu organisasi yang ditemukan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 dan dikembangkan
Lebih terperinciOPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM
OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM Niken Parwati¹, Erwin Kurnia Iwan¹ ¹Program Studi Teknik Industri Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA
Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT
1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Lebih terperinciOPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri
Lebih terperinciVIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi
VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN Hasil analisis LGP sebagai solusi permasalahan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Isu energi merupakan isu yang sedang hangat diperdebatkan. Topik dari perdebatan ini adalah berkurangnya persediaan sumber-sumber energi terutama sumber energi berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di gudang tidak mengalami penumpukan ataupun kekurangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Agar memenuhi order dari konsumen, maka perusahaan perlu meningkatkan kinerjanya dalam perencanaan produksi. Salah satu bentuk perencanaan produksi adalah
Lebih terperinciBAB 3 PROGRAM LINEAR 1. MODEL MATEMATIKA
BAB 3 PROGRAM LINEAR 1. MODEL MATEMATIKA Masalah 1.1 Sekelompok tani transmigran mendapatkan 10 hektar tanah yang dapat ditanami padi, jagung, dan palawija lain. Karena keterbatasan sumber daya petani
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk memenangkan persaingan ini. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan
24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV ATLAS didirikan pada tahun 1998 di Jalan Leuwi Anyar nomor 123 RT/RW 01/05 Kelurahan Sukamanah, Kecamatan
Lebih terperincic = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2
c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia Industri pengolahan susu baik berskala kecil maupun berskala besar memiliki peranan penting dan strategis bagi perkembangan agribisnis
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL
BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL Bab ini berisikan tentang proses pembuatan sistem perpipaan untuk penyiraman bunga kebun vertikal berdasarkan hasil perancangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penulisan Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Nippon Seiki yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Jl. Utama Modern Industri Blok E Desa Barengkok,
Lebih terperinciLINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi.
LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi. Tahap-tahap Pemodelan dalam RO (Riset Operasional): 1. Merumuskan masalah 2. Pembentukan model 3. Mencari
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )
BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri besar, industri
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya persaingan perusahaan tepung terigu baik secara lokal maupun global akhir-akhir ini mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Di Indonesia persaingan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku (input) dalam industri tempe, akan digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan mesin pendingin minuman dan makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.
BAB II METODOLOGI PERANCANGAN A. ORISINALITAS Metode perancangan ini mengacu kepada beberapa desain yang dikembangkan menjadi sebuah furniture yang berbeda dari sebuah desain dan material meja ruang tamu
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
21 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kapal Kayu 5.1.1 Gambaran Umum Kapal perikanan merupakan unit penangkapan ikan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan yang terdapat di perairan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
65 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Kebutuhan Komponen Dalam pembuatan cat, diperlukan beberapa komponen yang menyusun terbentuknya cat tersebut menjadi produk jadi. Data
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sumatera Timberindo Industry didirikan pada tanggal 31 Agustus 2000. Perusahaan ini merupakan rebranding dari PT. Wira Lanao Ltd. yang berdiri
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru
Lebih terperinciOptimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill
Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI
Lebih terperinciVII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA
VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA Perencanaan pengadaan persediaan tuna tahun 2010 didasarkan kepada proyeksi permintaan hasil ramalan metode peramalan time series terbaik yaitu dekomposisi aditif.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Setiap perusahaan memiliki tujuan akhir untuk mencapai keuntungan maksimum. Beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan keuntungan diantaranya penjualan
Lebih terperinciBAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra
BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahan Sesuai dengan program pemerintah untuk meningkatkan devisa yang besar dari produk nonmigas, didirikanlah PT. Suryamas Lestari Prima yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era perdagangan bebas dan globalisasi dunia usaha. Adanya globalisasi dapat dilihat dengan tumbuhnya
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah satunya adalah sumber daya hutan tropis, dengan luas sekitar 113,8 juta ha, Indonesia menempati urutan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia yang semakin beragam, memicu berbagai sektor riil untuk selalu terus menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas memadai, kualitas terbaik, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran kualitas produk ini membuat perlu dilakukan. pengendalian kualitas produk pada PT. Bukit Emas Dharma Utama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pentingnya peran kualitas produk ini membuat perlu dilakukan pengendalian kualitas produk pada PT. Bukit Emas Dharma Utama. Guna mengetahui kinerja perusahaan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pangan menjadi salah satu industri terbesar di Indonesia dalam hal jumlah perusahaan dan nilai tambah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola pengadaan dan tingkat pengadaan pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian
Lebih terperinciV. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1.
V. PEMODELAN SISTEM 5.1. KONFIGURASI SISTEM Model perencanaan bahan baku industri teh di PTPN VIII Kebun Cianten dirancang dan dibuat dalam satu paket komputer sistem manajemen yang diberi nama SCHATZIE
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Tempat tidur anak pada umumnya hanya sebagai tempat beristirahat atau tidur, dan kadang digunakan sebagai tempat belajar atau bermain bagi anak-anak, meskipun
Lebih terperinciDosen Pengampu : Dwi Sulistyaningsih
Dosen Pengampu : Dwi Sulistyaningsih Secara Umum : Pendahuluan Program linier merupakan salah satu teknik penyelesaian riset operasi dalam hal ini adalah khusus menyelesaikan masalah-masalah optimasi (memaksimalkan
Lebih terperinciLINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.
LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas
Lebih terperinciVII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan
VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN 7.1. Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan Peran strategis suatu sektor tidak hanya dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan output, peningkatan
Lebih terperinciOperasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM
Operasional Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM PRODUKSI Menurut Sofyan Assauri : Produksi merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.
Lebih terperinci