VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM"

Transkripsi

1 VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM 6.1 Perumusan Model Untuk merumuskan model interger programming, tahap awal yang dilakukan adalah merumuskan fungsi tujuan. Fungsi tujuan dari model yang dibentuk adalah maksimisasi keuntungan per ekor benih ikan hias. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan fungsi kendala yang terdiri dari kendala akuarium, kendala indukan, kendala pakan, kendala obat, kendala tenaga kerja dan kendala permintaan. Permintaan benih ikan hias dimasukkan kedalam model agar kombinasi produksi optimal dapat diserap oleh pasar Perumusan Fungsi Tujuan Fungsi tujuan menggambarkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan yaitu memaksimumkan keuntungan dari kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Koefisien fungsi tujuan merupakan keuntungan per ekor masing-masing jenis benih ikan hias yang diproduksi. Nilai keuntungan per ekor diperoleh dari selisih harga jual dengan total biaya per ekor dari masing-masing jenis ikan hias. Adapun biaya tersebut antara lain adalah: 1. Biaya Pakan Kutu Air Pakan kutu air dibeli dengan harga per takar adalah Rp 5.000,00. Dalam satu takar terdapat pakan kutu air sebanyak 240 ml. Dikarenakan penggunaan penggunaan pakan kutu air untuk masing-masing jenis benih ikan hias per ekor berbeda-beda, maka biaya pakan kutu air per ekor masing-masing jenis benih ikan hias berbeda pula. Perhitungan biaya pakan kutu air per ekor benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Tabel

2 Tabel 10. Biaya Pakan Kutu Air per Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar No Jenis Ikan Hias Penggunaan Pakan (ml/ekor) Harga Pakan (Rp/takar) Jumlah per Takar (ml) Harga Pakan (Rp/ml) Biaya Pakan (Rp/ekor) 1 Angelfish 1, ,83 21,98 2 Blackghost 1, ,83 36,22 3 Diamond Tetra 0, ,83 14,43 4 False Chocolate 1, ,83 22,77 5 Leopard 1, ,83 26,06 Ctenopoma 6 Rasbora Galaxy 0, ,83 14,66 7 White-Spotted 1, ,83 22,77 2. Biaya Enrofloxacin Enrofloxacin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit velvet dan white spot. Harga obat tersebut per liter adalah Rp ,00. Perhitungan biaya penggunaan obat per ekor benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya Enrofloxacin per Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar No Jenis Ikan Hias Penggunaan (ml/ekor) Harga (Rp/liter) Harga (Rp/ml) Biaya (Rp/ekor) 1 Angelfish 0, ,50 2 Blackghost 0, ,00 3 Diamond Tetra 0, ,25 4 False Chocolate 0, ,50 5 Leopard Ctenopoma 0, ,67 6 Rasbora Galaxy 0, ,15 7 White-Spotted 0, ,50 3. Biaya Methylene Blue Methylene Blue merupakan obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya serangan jamur pada telur ikan hias air tawar. tersebut dibeli dengan harga Rp per liter. Penggunaan jumlah obat yang berbeda-beda pada tiap jenis benih yang diproduksi mengakibatkan perbedaan biaya obat 44

3 Methylene Blue per ekor benih ikan hias. Perhitungan biaya penggunaan oabt Methylene Blue dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Biaya Methylene Blue per Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar No Jenis Ikan Hias Penggunaan (ml/ekor) Harga (Rp/liter) Harga (Rp/ml) Biaya (Rp/ekor) 1 Angelfish 0, ,75 2 Blackghost 0, ,00 3 Diamond Tetra 0, ,63 4 False Chocolate 0, ,75 5 Leopard Ctenopoma 0, ,83 6 Rasbora Galaxy 0, ,58 7 White-Spotted 0, ,75 4. Biaya Garam Garam digunakan untuk menetralkan air yang ada didalam akuarium. Penggunaannya diperlukan pada saat kegiatan persiapan akuarium. Garam dimasukkan kedalam akuarium yang telah terisi air. Garam tersebut dibeli dengan harga Rp per kilogram. Penggunaan jumlah garam yang berbeda-beda pada tiap jenis benih yang diproduksi mengakibatkan perbedaan biaya garam per ekor benih ikan hias. Perhitungan biaya penggunaan garam dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Biaya Penggunaan Garam per Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar No Jenis Ikan Hias Penggunaan Garam (gr/ekor) Harga Garam (gr/kg) Harga Garam (Rp/g) Biaya Garam (Rp/ekor) 1 Angelfish 0, ,25 2 Blackghost 0, ,67 3 Diamond Tetra 0, ,04 4 False Chocolate 0, ,25 5 Leopard Ctenopoma 0, ,39 6 Rasbora Galaxy 0, ,96 7 White-Spotted 0, ,25 5. Biaya Oksigen Oksigen diperlukan oleh benih ikan hias air tawar pada saat dikemas. Oksigen dibeli oleh Taufan s Fish Farm dengan harga Rp ,00 per tabung. 45

4 Frekuensi pembelian oksigen adalah sebanyak satu kali dalam satu bulan. Pada keadaan aktual, penggunaan oksigen dibagi untuk enam siklus produksi sehingga biaya selama satu periode analisis adalah sebesar Rp ,00. Penggunaan oksigen per ekor benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Lampiran Biaya Dan Karet dan karet diperlukan pada kegiatan pengepakan benih ikan hias. Taufan s Fish Farm mengeluarkan biaya pembelian plastik dan karet sebesar Rp per bulan. Sehingga dalam satu periode analisis biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp ,00. Perhitungan biaya plastik dan karet dapat dilihat pada Lampiran Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja bagian pemeliharaan benih ikan hias pada Taufan s Fish Farm berjumlah dua orang tenaga kerja. Masing-masing tenaga kerja menerima gaji sebesar Rp ,00 per bulan. Sehingga total biaya tenaga kerja per periode analisis adalah sebesar Rp ,00.Perhitungan biaya tenaga kerja per ekor benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Lampiran Biaya Listrik Tagihan listrik yang dibebankan kepada Taufan s Fish Farm adalah sebesar Rp ,00 per bulan. Dalam kurun waktu 45 hari Taufan s Fish Farm membayar tagihan listrik sebesar Rp ,00. Pada kondisi aktual penggunaan listrik tidak hanya digunakan oleh benih ikan hias yang diproduksi pada siklus produksi dimana periode analisis dilakukan, akan tetapi digunakan juga untuk kegiatan siklus yang lainnya serta pemeliharaan induk. Sehingga terdapat adanya penggunaan biaya secara bersama-sama (joint cost). Penghitungan persentase joint cost didasarkan pada akuarium yang digunakan untuk proses pemeliharaan (induk dan benih). Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa persentase akuarium yang dipakai untuk kegiatan pemeliharaan benih ikan hias adalah sebesar 81 persen, sedangkan indukan adalah sebesar 19 persen. Nilai persentase tersebut digunakan sebagai acauan dalam menentukan persentase biaya-biaya yang dipakai secara bersama- 46

5 sama. Rincian biaya listrik per ekor benih ikan hias air tawar tersaji pada Lampiran Biaya Transportasi Pada proses produksi benih ikan hias air tawar memerlukan sarana transportasi. Hal tersebut menjadikan keluarnya biaya transportasi bagi Taufan s Fish Farm. Saran transportasi yang digunakan oleh Taufan s Fish Farm adalah kendaraan bermotor. Bentuk biaya yang dikeluarkan adalah pembelian bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor tersebut. Adapun biaya transportasi Taufan s Fish Farm adalah Rp ,00 per bulan. Sama halnya dengan biaya listrik, biaya transportasi juga digunkan secara bersama-sama dengan induk, sehingga Perhitungan biaya transportasi dihitung dengan persentase joint cost. Rincian biaya transportasi per ekor benih ikan hias dapat dilihat pada Lampiran Biaya Telepon Biaya telepon yang dikeluarkan Taufan s Fish Farm selama satu bulan adalah Rp ,00. Perhitungan biaya telepon menggunakan persentase joint cost, karena pemakain telepon digunakan secara bersama-sama antara induk dan benih. Rincian biaya telepon per ekor benih ikan hias dapat dilihat pada Lampiran Biaya Penyusutan Investasi diperlukan dalam memulai suatu usaha. Dalam kegiata pembenihan ikan hias air tawar diperlukan investasi yang besar, sehingga biaya investasi turut diperhitungkan dalam komponen biaya. Biaya investasi diperhitungkan dalam bentuk biaya penyusutan. Dalam perhitungannya, biaya penyusutan juga menggunakan persentase joint cost. Hal ini disebabkan penggunaan investasi dipakai secara bersama-sama antara induk dan benih. Rincian biaya penyusutan dapat dilihat pada Lampiran Biaya Pemeliharaan Indukan Indukan membutuhkan perawatan serta pemeliharaan setiap harinya. Perawaratan dan pemeliharaan indukan bertujuan untuk menjaga agar indukan 47

6 dapat produksi secara terus menerus. Rincian biaya pemeliharaan Indukan per ekor benih ikan hias dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Biaya Pemeliharaan Induk per Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar No Jenis Ikan Hias Biaya Produksi Biaya Pemeliharaan Pemeliharaan Produksi Awal Indukan Indukan (Rp/Periode Analisis) (Rp/ekor) 1 Angelfish ,52 31,31 2 Blackghost ,01 33,57 3 Diamond Tetra ,81 45,42 4 False Chocolate ,34 38,87 5 Leopard Ctenopoma ,26 46,10 6 Rasbora Galaxy ,35 64,52 7 White-Spotted ,34 29,39 Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa nilai keuntungan per ekor yang diperoleh dari kegiatan pembenihan ikan hias adalah selisih antara harga jual per ekor benih ikan hias dengan biaya per ekor ikan hias akan dijadikan sebagai koefisien fungsi tujuan pada model maksimisasi keuntungan. Perhitungan keuntungan per ekor masing-masing benih ikan hias air tawar di Taufan s Fish Farm selama periode analisis dapat dilihat pada Lampiran 11. Pada Taufan s Fish Farm terdapat tujuh jenis benih ikan hias yang akan diproduksi. Ketujuh jenis benih ikan hias ini merupakan variabel keputusan dari model linear programming yang akan disusun. Proses pembenih ikan hias air tawar pada Taufan s Fish Farm dilakukan selama 45 hari. Model yang dibuat berdasarkan periode analisis selama 45 hari yaitu dari minggu pertama bulan Juli sampai minggu kedua bulan Agustus Persamaan fungsi tujuan selama satu periode analisis pada Taufan s Fish Farm adalah sebagai berikut: Max Z = 114,23X ,56X ,25X ,88X ,97X ,14X ,36X Perumusan Fungsi Kendala Fungsi kendala merupakan faktor pembatas dalam pengambilan keputusan meliputi sumberdaya yang tersedia yang dimiliki Taufan s Fish Farm serta 48

7 kendala pembatasan produksi. Dalam menjalankan usahanya ada beberapa kendala yang diperhitungkan dan diduga dapat menjadi kendala pembatas dalam proses produksi Kendala Kendala akuarium merupakan kendala wadah pemeliharaan benih ikan hias air tawar. Kendala ini ditentukan berdasarkan akuarium yang digunakan maupun ketersediaannya pada Taufan s Fish Farm. Fungsi kendala akuarium dirumuskan dengan adanya koefisien berupa volume akuarium yang dibutuhkan untuk menampung satu ekor benih ikan hias masing-masing jenis disisi sebelah kiri dengan ketersediaan jumlah akuarium disisi sebelah kanan. Benih ikan hias dari telur hingga menjadi benih tidak akan dipindahkan dari akuarium walaupun ukuran tubuhnya makin berkembang. Hal ini karena padat tebar telah diperhitungkan hingga benih ikan hias siap panen. yang dimiliki perusahaan saat ini berjumlah 130 unit. Penggunaan akuarium dibagi kedalam enam siklus produksi, Dengan demikian ketersediaan atau nilai right hand side (RHS) akuarium selama satu periode analisis adalah sebesar 22 unit. Penghitungan koefisien penggunaan akuarium tidak dihitung berdasarkan satuan unit akuarium, melainkan total volume air yang dapat ditampung satu akuarium dalam satuan meter kubik. Jadi akuarium dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 20 cm memiliki volume total sebesar 0,2 meter kubik. Sehingga ketersediaan akuarium Taufan s Fish Farm adalah sebesar 4,4 meter kubik. Rincian penggunaan akuarium untuk membudidayakan satu ekor masingmasing benih ikan hias air tawar dapat dilihat pada Tabel

8 Tabel 15. No Penggunaan Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar Selama Satu Periode Analisis Jenis Ikan Hias Padat Tebar (ekor/akuarium) (m 3 ) Penggunaan (m 3 /ekor) 1 Angelfish ,2 0, Blackghost 750 0,2 0, Diamond Tetra ,2 0, False Chocolate ,2 0, Leopard Ctenopoma 900 0,2 0, Rasbora Galaxy ,2 0, White-Spotted ,2 0,00020 Ketersediaan (m 3 ) 4,4 Dengan demikian fungsi kendala akuarium dapat dirumuskan sebagai berikut: 0,00020X 1 + 0,00027X 2 + 0,00017X 3 + 0,00020X 4 + 0,00022X 5 + 0,00015X 6 + 0,00020X 7 4,4 Koefisien pengggunaan akuarium diperoleh dengan memeperhatikan padat tebar dari masing-masing jenis benih ikan hias, karena padat tebarnya berbedabeda maka penggunaan akuarium untuk masinag-masing jenis benih ikan hias berbeda pula. Perbedaan padat tebar disebabkan ukuran ikan hias air tawar yang berbeda untuk masing-masing jenis benih ikan hias Kendala Indukan Indukan merupakan faktor penting dalam kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Pada saat ini Taufan s Fish Farm memiliki tujuh jenis induk ikan hias dengan jumlah yang berbeda untuk tiap jenismya. Setiap satu indukan betina mampu menghasilkan benih dengan jumlah tertentu. Produksi benih yang dibatasi oleh kapasitas dan ketersediaan induk ikan hias menjadikan induk diduga sebagai pembatas kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Penghitungan koefisien indukan didasarkan pada kebutuhan indukan untuk menghasilkan satu ekor benih ikan hias air tawar. Perhitungan kebutuhan indukan dapat dilihat pada Tabel

9 Tabel 16. Kebutuhan Indukan Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar Selama Satu Periode No Jenis Ikan Hias Produksi Benih (ekor/set) Koefisien Ketersediaan 1 Angelfish 368 0, Blackghost , Diamond Tetra 840 0, False Chocolate 420 0, Leopard Ctenopoma 315 0, Rasbora Galaxy , White-Spotted 420 0, (set) Satuan yang digunakan dalam mengitung kebutuhan indukan yaitu set. Satuan set ini diberlakukan karena pada proses perkawinan indukan dilakukan secara per set. Adapun set indukan dapat berupa pasangan atau masal. Pada proses perkawinannya setiap jenis induk ikan hias memiliki kombinasi induk jantan dan betina yang berbeda pada setiap setnya. Kombinasi antara induk jantan dan betina dalam setiap set dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Kombinasi Induk Jantan dan Betina Dalam Setiap Setiap Set No Jenis Ikan Hias Perbandingan Induk Cara Jantan Betina Perkawinan 1 Angelfish Pasangan Blackghost Massal Diamond Tetra Massal False Chocolate Pasangan Leopard Ctenopoma Pasangan Rasbora Galaxy Massal White-Spotted Pasangan 1 1 Pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa perkawinan indukan secara pasangan selalu menggunakan satu induk jantan dan satu induk betina dalam setiap setnya. Berbeda halnya dengan perkawinan secara massal, pada perkawinan secara massal induk yang digunakan selalu lebih dari dua ekor dalam setiap setnya. Fungsi kendala indukan adalah sebagai berikut: 0,0027X 1 6 0,0005X 2 2 0,0012X 3 3 0,0024X

10 0,0032X 5 5 0,0008X 6 2 0,0024X Kendala Pakan Pakan merupakan input produksi yang penting bagi keberlangsungan produksi benih ikan hias air tawar. Pakan yang digunakan pada pembenihan ikan hias air tawar di Taufan s Fish Farm yaitu kutu air (Daphnia Sp.). Pakan kutu air ketersediaannya sangat tergantung dari alam. Atas dasar inilah pakan dijadikan sebagai kendala pembatas pembenihan ikan hias air tawar. Perhitungan penggunaan pakan kutu air dapat dilihat pada Lampiran 12. Ketersediaan pakan selama satu periode analisis adalah sebesar ml. Sehingga fungsi kendala pakan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1,055X 1 + 1,739X 2 + 0,6937X 3 + 1,093X 4 + 1,251X 5 + 0,704X 6 + 1,093X 7 31, Kendala merupakan input produksi yang dibutuhkan untuk meminimumkan risiko kematian benih ikan hias. Terdapat dua jenis obat yang digunakan oleh Taufan s Fish Farm yaitu Enrofloxacin dan Methylene Blue. Pada model koefisien penggunaan obat yang diperhitungkan adalah tindakan pencegahan agar benih ikan hias tidak terkena penyakit. Dalam satu periode analisis pemberian obat Enrofloxacin dan Methylene Blue masing-masing adalah dua dan satu kali. Untuk memperoleh koefisien penggunaan obat per ekor benih ikan hias adalah dengan membagi obat per akuarium dengan padat tebar ikan hias per akuarium kemudian dikalikan dengan banyaknya pengobatan selama satu periode. Dosis obat Enroloxacin yang diberikan adalah sebesar 10 ml per akuarium. Penggunaan obat Enrofloxacin per ekor benih ikan hias dapaat dilihat pada Tabel

11 Tabel 18. Kebutuhan Enrofloxaacin Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar Selama Satu Periode No Jenis Ikan Hias Padat Tebar Per (ml) Banyaknya Pengobatan (kali/periode) Per Ekor (ml/periode) 1 Angelfish ,020 2 Blackghost ,027 3 Diamond Tetra ,017 4 False Chocolate ,020 5 Leopard Ctenopoma ,022 6 Rasbora Galaxy ,015 7 White-Spotted ,020 Fungsi kendala untuk obat Enrofloxcain adalah sebagai berikut: 0,020X 1 + 0,027X 2 + 0,017X 3 + 0,020X 4 + 0,022X 5 + 0,015X 6 + 0,020X Methylene Blue diberikan dengan dosis 15 ml per akuarium. Adapun penghitungan penggunaan obat Methylene Blue per ekor benih ikan hias dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Kebutuhan Methylene Blue Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Air Tawar Selama Satu Periode No Jenis Ikan Hias Padat Tebar Per Banyaknya Per Ekor Pengobatan (ml/periode) (ml) (kali/periode) 1 Angelfish ,015 2 Blackghost ,020 3 Diamond Tetra ,013 4 False Chocolate ,015 5 Leopard Ctenopoma ,017 6 Rasbora Galaxy ,012 7 White-Spotted ,015 Fungsi kendala untuk obat Methylene Blue adalah sebagai berikut: 0,015X 1 + 0,020X 2 + 0,013X 3 + 0,015X 4 + 0,017X 5 + 0,012X 6 + 0,015X

12 Kendala Tenaga Kerja Taufan s Fish Farm memperoleh tenaga kerja dari sekitar lokasi produksi. Ketersediaan tenaga kerja disekitar perusahaan sangat sulit diperoleh. Mengingat Taufan s Fish Farm menghendaki pekerja yang berpengalaman dibidang produksi ikan hias. Tenaga kerja yang diperhitungkan dalam kendala adalah tenaga kerja pada bidang produksi. Tenaga kerja bidang produksi melakukan beberapa kegiatan antara lain adalah persiapan akuarium, penebaran telur, pembersihan telur yang membusuk, pemberian pakan, pemberian obat, kontrol kualitas air, pemanenan dan pengepakan. Kebutuhan jam tenaga kerja per ekor benih ikan hias air tawar berbeda-beda untuk masing-masing jenis. Untuk ikan hias jenis Angelfish, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu ekor benih ikan hias air tawar jenis ini adalah 0,00143 jam. Perhitungan penggunaan jam tenaga kerja per ekor benih ikan hias Angelfish dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. No Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Angelfish Selama Satu Periode Kegiatan Kapasitas Muatan Lama Kegiatan Frekuensi Pekerjaan (Kali/Periode) Waktu Per Ekor (Jam) 1 Persiapan ,20 1 0, Penebaran Telur ,00 1 0, Pembersihan Telur yang ,00 1 0,00005 Membusuk 4 Pakan , , ,20 2 0, Kontrol Kualitas Air ,00 9 0, Pemanenan ,00 1 0, Pengepakan 700 2,00 1 0,00005 Total 0,00143 Untuk ikan hias jenis Blackghost, waktu yang dibutuhkan untuk membudidayakan satu ekor benih ikan hias jenis ini adalah 0,00180 jam. 54

13 Penggunaan jam tenaga kerja per ekor benih ikan hias Blackghost dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. No Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Blackghost Selama Satu Periode Kegiatan Kapasitas Muatan Lama Kegiatan Frekuensi Pekerjaan (Kali/Periode) Waktu Per Ekor (Jam) 1 Persiapan 750 7,20 1 0, Penebaran Telur 750 1,00 1 0,00002 Pembersihan 3 Telur yang Membusuk 750 3,00 1 0, Pakan 750 0, , ,20 2 0, Kontrol Kualitas Air 750 4,00 9 0, Pemanenan ,00 1 0, Pengepakan 500 2,00 1 0,00007 Total 0,00180 Untuk ikan hias jenis Diamond Tetra, waktu yang dibutuhkan untuk membudidayakan satu ekor benih ikan hias jenis ini adalah 0,00126 jam. Penggunaan jam tenaga kerja per ekor benih ikan hias Diamond Tetra dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Diamond Tetra Selama Satu Periode No Kegiatan Kapasitas Muatan Lama Kegiatan Frekuensi Pekerjaan (Kali/Periode) Waktu Per Ekor (Jam) 1 Persiapan ,20 1 0, Penebaran Telur ,00 1 0,00001 Pembersihan 3 Telur yang Membusuk ,00 1 0, Pakan , , ,20 2 0, Kontrol Kualitas Air ,00 9 0, Pemanenan ,00 1 0, Pengepakan ,00 1 0,00003 Total 0,

14 Untuk ikan hias jenis False Chocolate, waktu yang dibutuhkan untuk membudidayakan satu ekor benih ikan hias jenis ini adalah 0,00152 jam. Penggunaan jam tenaga kerja per ekor benih ikan hias False Chocolate dapat dilihat pada Tabel 23 Tabel 23. No Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias False Chocolate Selama Satu Periode Kegiatan Kapasitas Muatan Lama Kegiatan Frekuensi Pekerjaan (Kali/Periode) Waktu Per Ekor (Jam) 1 Persiapan ,20 1 0, Penebaran Telur ,00 1 0, Pembersihan Telur yang ,00 1 0,00005 Membusuk 4 Pakan , , ,20 2 0, Kontrol Kualitas Air ,00 9 0, Pemanenan ,00 1 0, Pengepakan 700 2,00 1 0,00005 Total 0,00152 Untuk ikan hias jenis Leopard Ctenopoma, waktu yang dibutuhkan untuk membudidayakan satu ekor benih ikan hias jenis ini adalah 0,00169 jam. Penggunaan jam tenaga kerja per ekor benih ikan hias Leopard Ctenopoma dapat dilihat pada Tabel

15 Tabel 24. No Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Leopard Ctenopoma Selama Satu Periode Kegiatan Kapasitas Muatan Lama Kegiatan Frekuensi Pekerjaan (Kali/Periode) Waktu Per Ekor (Jam) 1 Persiapan 900 7,20 1 0, Penebaran Telur 900 1,00 1 0, Pembersihan Telur yang 900 3,00 1 0,00006 Membusuk 4 Pakan 900 0, , ,20 2 0, Kontrol Kualitas Air 900 4,00 9 0, Pemanenan ,00 1 0, Pengepakan 600 2,00 1 0,00006 Total 0,00169 Untuk ikan hias jenis Rasbora Galaxy, waktu yang dibutuhkan untuk membudidayakan satu ekor benih ikan hias jenis ini adalah 0,00116 jam. Penggunaan jam tenaga kerja per ekor benih ikan hias Rasbora Galaxy dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. No Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias Rasbora Galaxy Selama Satu Periode Kegiatan Kapasitas Muatan Lama Kegiatan Frekuensi Pekerjaan (Kali/Periode) Waktu Per Ekor (Jam) 1 Persiapan ,20 1 0, Penebaran Telur ,00 1 0, Pembersihan Telur yang Membusuk ,00 1 0, Pakan , , ,20 2 0, Kontrol Kualitas Air ,00 9 0, Pemanenan ,00 1 0, Pengepakan ,00 1 0,00003 Total 0,

16 Untuk ikan hias jenis White Spotted, waktu yang dibutuhkan untuk membudidayakan satu ekor benih ikan hias jenis ini adalah 0,00152 jam. Penggunaan jam tenaga kerja per ekor benih ikan hias White Spotted dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. No Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Untuk Menghasilkan Satu Ekor Benih Ikan Hias White Spotted Selama Satu Periode Kegiatan Kapasitas Muatan Lama Kegiatan Frekuensi Pekerjaan (Kali/Periode) Waktu Per Ekor (Jam) 1 Persiapan ,20 1 0, Penebaran Telur ,00 1 0,00002 Pembersihan 3 Telur yang Membusuk ,00 1 0, Pakan , , ,20 2 0, Kontrol Kualitas Air ,00 9 0, Pemanenan ,00 1 0, Pengepakan 700 2,00 1 0,00005 Total 0,00152 Fungsi Kendala jam tenaga kerja adalah sebagai berikut: X X X X X X X Kendala Permintaan Permintaan merupakan salah satu kendala yang membatasi produksi. Permintaan dimasukan dalam model kendala untuk menghindari adanya jumlah benih ikan hias air tawar yang diproduksi melebihi jumlah permintaan. Nilai right hand side (RHS) dari fungsi kendala permintaan merupakan jumlah permintaan benih ikan hias selama satu minggu (minggu ketiga bulan Agustus). Fungsi kendala permintaan adalah sebagai berikut: X X X X X

17 X X Keputusan Produksi Aktual dan Optimal Produksi Aktual Selama ini Taufan s Fish Farm dalam menjalankan kegiatan usahanya belum mengetahui apakah keputusan produksi aktual yang dilakukan telah mencapai titik optimal atau tidak. Begitu juga dengan penggunaan sumberdaya yang ada belum diketahui apakah sudah dipakai dengan proporsi yang tepat. Untuk dapat melihati kondisi keuangan pada keputusan produksi aktual di Taufan s Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Kondisi Keuangan Pada Keputusan Produksi Aktual No Keterangan Angelfish Blackghost Jumlah Produksi (ekor) Harga Jual (Rp/Ekor) Penerimaan (Rp) Biaya (Rp/Ekor) Diamond Tetra False Chocolate Leopard Cteopoma Rasbora Galaxy White Spotted ,77 128,44 116,75 119,12 130,03 135,86 109,64 Biaya Total (Rp) , , , , , , ,84 Keuntungan (Rp/Ekor) Keuntungan Total Per Jenis (Rp) Keuntungan Total (Rp) 114,00 197,00 133,00 131,00 220,00 139,00 140, , , , , , , , ,00 Penerimaan pada kombinasi produksi aktual diperoleh dari hasil penjualan tujuh jenis benih ikan hias air tawar yang diproduksi dalam satu siklus produksi (45 hari). Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pembenihan ikan hias air tawar adalah biaya pakan (Kutu Air), Enrofloxacin, Methylin Blue, Garam, Oksigen, dan Karet, Gaji Karyawan, Listrik, Transportasi, Telepon, Penyusutan dan Pemeliharaan Indukan. Keuntungan total selama periode analisis pada kondisi kombinasi produksi aktual yang diperoleh Taufan s Fish Farm adalah sebesar Rp ,00. 59

18 6.2.2 Keputusan Produksi Optimal Analisis Jumlah Produksi dan Keuntungan (Analisis Primal) Berdasarkan hasil pengolahan model dengan menggunakan LINDO diperoleh kombinasi jumlah produksi dan tingkat keuntungan yang optimal selama satu periode analisis. Input dan output model dengan menggunakan LINDO dapat dilihati pada Lampiran 13 dan Lampiran 14. Terdapat perbedaan antara produksi aktual dengan keputusan produksi optimal. Adapun perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Perbedaan Jumlah Produksi Pada Kondisi Aktual dan Optimal No Jenis Ikan Hias Jumlah Produksi Aktual (ekor) Jumlah Produksi optimal (ekor) 1 Angelfish Blackghost Diamond Tetra False Chocolate Leopard Ctenopoma Rasbora Galaxy White-Spotted Produksi optimal ketujuh jenis benih ikan hias berbeda dengan produksi aktual. Hal ini disebabkan adanya persaingan ketujuh jenis benih ikan hias untuk menggunakan sumberdaya yang sama dengan proporsi yang berbeda pada batas maksimal permintannya. Pada benih ikan hias jenis Angelfish mempunyai jumlah produksi aktual lebih besar daripada jumlah produksi optimal. Hal ini disebabkan kontribusi keuntungan yang diberikan oleh benih ikan hias tersebut paling kecil jika dibandingkan dengan benih ikan hias yang lainnya. Sehingga benih ikan hias jenis Angelfish kalah bersaing dengan benih ikan hias jenis lain dalam penggunaan sumberdaya input produksi. Produksi optimal pada benih ikan hias selain Angelfish mempunyai nilai yang lebih besar daripada produksi aktual. Hal ini dikarenakan keenam jenis benih 60

19 ikan hias air tawar tersebut memberikan kontribusi keuntungan yang besar sehingga dapat memenangkan persaingan dalam penggunaan sumberadaya. Perubahan jumlah produksi aktual menyebabkan perubahan pada nilai keuntungan yang diperoleh. Pada kondisi aktual tingkat keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp ,00 sedangkan tingkat keuntungan berdasarkan hasil produksi optimal adalah sebesar Rp ,18. Adapun tingkat kenaikanya yaitu sebesar Rp ,68 atau 20,40 persen dari kondisi aktual, sehingga dapat disimpulkan bahawa kegiatan produksi yang dilakukan Taufan s Fish Farm belum optimal. Berdasarkan hasil olahan optimal semua jenis benih ikan air tawar diproduksi. Adapun jumlah yang diproduksi untuk setiap jenis bervariasi dan berbeda dengan kondisi aktualnya. Semua jenis ikan hias yang diproduksi pada kondisi optimal merupakan kombinasi produksi yang paling optimal dan memberikan keuntungan yang paling maksimal. Nilai reduced cost pada hasil keluaran LINDO bernilai negatif. Reduced cost yang bernilai negatif disebabkan pembulatan yang dilakukan oleh integer programming. Nilai reduced cost pada masing-masing jenis benih ikan hias yang diproduksi pada kondisi optimal dapaat dilihat pada Lampiran Analisis Penggunaan Sumberdaya (Analisis Dual) Analisis penggunaan sumberdaya memeperlihatkan penggunaan sumberdaya yang optimal dalam kegiatan pembenihan ikan hias air tawar. Penilaian terhadap langka atau tidaknya suatu sumberdaya yang menjadi kendala dapat dilihat dari nilai slack atau surplus. Sumberdaya yang langka ditunjukkan dengan nilai slack atau surplus bernilai nol, artinya sumberdaya tersebut habis terpakai dalam kegiatan produksi atau sebagai sumberdaya pembatas. Kendala pembatas ini merupakan kendala aktif, artinya apabila penggunaanya ditambah sebesar satu satuan maka keuntungan akan meningkat sebesar dual price. Nilai dual (dual price) dari sumberdaya yang langka atau sumberdaya pembatas akan lebih besar dari nol dan merupakan harga bayangan (shadow price) dari sumberdaya tersebut. Setiap perubahan satu unit ketersediaan akan menyebabkan perubahan nilai tujuan sebesar shadow price nya. Sumberdaya yang 61

20 menjadi kendala utama dalam mencapai hasil yang optimal dapat terlihat dari kendala yang memiliki shadow price terbesar. Sumberdaya yang memiliki nilai slack atau surplus lebih besar dari nol merupakan sumberdaya berlebih atau tidak habis terpakai. Niilai dual dari semberdaya berlebih ini adalah bernlai nol, hal ini menunjukkan bahwa penambahan satu satuan nilai ruas kanan kendala-kendala tersebut tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan. Sehingga apabila perusahaan menambahkan sumberdaya berlebih tersebut, maka tidak akan diperoleh tambahan manfaat ataupun tambahan pendapatan. Sumberdaya yang digunakan oleh Taufan s Fish Farm dalam pembenihan ikan hias air tawar seluruhnya merupakan sumberdaya berlebih. Hal ini ditunjukkan dengan nilai dual yang bernilai nol. Kelebihan sumberdaya ini berasal dari penggunaan sumberdaya yang lebih kecil dibandingkan jumlah sumberdaya yang tersedia pada Taufan s Fish Farm. Agar Taufan s Fish Farm lebih efisien dalam melakukan kegiatan pembenihan ikan hias air tawar, sebaiknya Taufan s Fish Farm dapat mengurangi ketersediaan sumberdaya berlebih tersebut dengan tetap memperhatikan kualitas maupun kuantitas dari benih ikan hias air tawar yang dibudidayakan. Semua sumberdaya yang tersedia di Taufan s Fish Farm merupakan kendala pasif. 1. Penggunaan Tingkat penggunaan akuarium optimal dapat dilihat dari slack atau surplus. Apabila terdapat nilai slack atau surplus, artinya sumberdaya akuarium yang tersedia masih berlebih dan status sumberdaya tersebut bukan menjadi sumberdaya pembatas atau langka. Namun jika nilai dual price nya lebih besar dari nol berarti akuarium merupakan sumberdaya yang langka yang termasuk kendala aktif. Penggunaan akuarium pada kondisi kombinasi aktual dan optimal terdapat perbedaan. Pada kondisi aktual semua akuarium habis terpakai. Akan tetapi pada kondisi optimal, penggunaan akuarium menunjukkan nilai berlebih. Adapun jumlah akuarium berlebih adalah sebesar nilai slack atau surplus nya yaitu 1,3882 meter kubik (6,94 akuarium). 62

21 bukan merupakan kendala aktif. Hal ini didasarkan pada nilai dual price yang bernilai nol. Hal tersebut berarti bahwa jika Taufan s Fish Farm menambah ketersediaan akuarium sebesar 1 meter kubik maka keuntungan akan bertambah sebesar Rp 0,00 atau Taufan s Fish Farm tidak akan memperoleh tambahan keuntungan. 2. Penggunaan Induk Penggunaan Indukan pada kondisi kombinasi produksi aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Tingkat Penggunaan Indukan pada Kondisi Kombinasi Aktual dan Optimal Selama Satu Periode Analisis Jenis Ikan Hias Aktual Terpakai Dual Tersedia Terpakai Sisa Tersedia Terpakai Sisa Price Angelfish ,6065 4, Blackghost ,4740 0, Diamond Tetra False Chocolate Leopard Ctenopoma Rasbora Galaxy White-Spotted ,4000 0, ,9984 0, ,9984 0, ,6000 0, ,5600 0, Pada kondisi aktual tingkat penggunaan indukan masing-masing jenis ikan hias air tawar menunjukkan pemakaian yang tidak penuh. Hal ini dapat terlihat dari nilai sisa indukan yang menunjukkan angka lebih besar nol. Artinya dari semua ketersediaan indukan yang ada pada Taufan s Fish Farm tidak habis dipakai untuk kegiatan produksi. Pada kondisi optimal tingkat penggunaan indukan menunjukkan nilai berlebih. Nilai slack atau surplus indukan Angelfish menunjukkan angka paling tinggi, yaitu sebesar 4,3935 set. Hal ini dikarenakan keputusan produksi optimal menghendaki produksi benih ikan hias yang lebih sedikit dibandingkan dengan kondisi aktual. Sehingga penggunaan indukan untuk memproduksi benih ikan hias Angelfish pun mengalami penurunan. 63

22 Pada keenam jenis indukan ikan hias yang lain menunjukkan perbedaan dengan indukan Angelfish. Keenam indukan yang lain mempunyai nilai slack atau surplus mendekati angka 0. Hal ini berarti semua ketersediaan indukan dipakai untuk kegiata produksi pada kondisi optimal. Berdasarkan nilai dual price pada ketujuh indukan dapat dikatakan bahwa penambahan ketersedian indukan tidak akan menambah keuntungan perusahaan. Nilai dual price yang bernilai 0 mempunyai arti bahwa apabila ketersediaan indukan ditambah sebesar 1 set, maka akan menambah keuntungan sebesar Rp 0,00. Dengan kata lain Taufan s Fsih Farm tidak akan mendapatkan keuntungan tamabahan. 3. Penggunaan Pakan Hasil analisis optimal menunjukkan bahwa pakan kutu air merupakan sumberdaya yang berlebih, hal ini dapat dilihat dari nilai dual price yang bernilai nol dan nilai slack atau surplus lebih besar dari nol. Sumberdaya pakan kutu air seluruhnya merupakan sumberdaya yang berlebih karena memiliki nilai slack atau surplus yang lebih besar dari nol dan nilai dualnya adalah nol. Artinya apabila sumberdaya ini ditambah sebesar 1 ml maka akan menambah keuntungan sebesar Rp 0,00 atau tidak akan menambah keuntungan. 4. Penggunaan Tenaga Kerja Pada kondisi kombinasi produksi optimal penggunaan jam tenaga kerja menunjukkan nilai berlebih. Adapun kelebihan sumberdaya tersebut pada kondisi optimal adalah sebesar 64,943 jam. Hasil analisis optimal menunjukkan nilai dual price sebesar nol. Artinya apabila sumberdaya tenaga kerja ditambah sebesar 1 jam, maka akan menambah keuntungan Taufan s Fish Farm sebesar Rp 0,00 atau tidak menambah keuntungan Taufan s Fish Farm. 5. Penggunaan -an -obatan yang digunakan di Taufan s Fish Farm ada dua jenis yaitu Enrofloxacin dan Methylene Blue. Ketersediaan obat Enrofloxacin dan Methylene 64

23 Blue pada kedua kondisi kombinasi produksi bernilai sama, yaitu masing-masing sebesar 500 ml per periode. Penggunaan -an pada kondisi kombinasi aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Jenis Ikan Hias Tingkat Penggunaan -an pada Kondisi Kombinasi Aktual dan Optimal Selama Satu Periode Analisis Aktual Terpakai Dual Tersedia Terpakai Sisa Tersedia Terpakai Sisa Price Enrofloxacin ,18 238,81 0 Methylene Blue ,93 302,07 0 Hasil analisis optimal menunjukkan bahwa nilai dual kendala obat-obatan bernilai nol. Artinya ketersediaan obat-obatan yang dimiliki Taufan s Fish Farm tidak semua digunakan dalam kegiatan pembenihan ikan hias air tawar, sehingga terdapat sisa dari kelebihan ketersediaan obat-obatan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kendala obat-obatan bukan merupakan kendala aktif. 6. Permintaan Benih Ikan Hias Permintaan merupakan penjumlahan pesanan benih ikan hias pada Taufan s Fish Farm selama kurun waktu satu minggu setelah pemanenan. Nilai permintaan dimasukkan kedalam kendala agar jumlah produksi benih ikan hias air tawar tidak melebihi jumlah permintaan yang ada. Dengan demikian semua hasil produksi dapat terserap pasar dengan baik. Permintaan optimal dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Permintaan Benih Ikan Hias Air Tawar pada kondisi Optimal Selama Satu Periode Analisis Jumlah Produksi Kendala Slack Dual Jenis Ikan Hias Optimal Permintaan Permintaan Price Angelfish Blackghost Diamond Tetra False Chocolate Leopard Ctenopoma Rasbora Galaxy White-Spotted

24 Pada Tabel di atas terlihat adanya slack atau surplus permintaan benih ikan hias. Terdapat beberapa jenis benih ikan hias yang diproduksi sesuai dengan permintaanya, antara lain adalah jenis Diamond Tetra, Rasbora Galaxy dan White-Spotted. Sedangkan pada jenis benih ikan hias lain terdapat nilai slack atau surplus permintaan. Hal tersebut menunjukkan adanya permintaan benih ikan hias yang belum bisa terpenuhi oleh Taufan s Fish Farm sebesar nilai slack atau surplus nya Skenario Pengurangan Ketersediaan Pakan Kutu Air dan Peningkatan Harga Pakan Kutu Air Analisis ini dilakukan untuk melihat perubahan-perubahan yang dapat menyebabkan perubahan pada kondisi optimal. Skenario dilakukan dengan mengurangi ketersediaan pakan kutu air dan peningkatan harga pakan kutu air. Hal ini dilakukan berdasarkan tingginya risiko kerugian jika pasokan pakan kutu air mengalami hambatan. Selain itu meningkatnya harga pakan kutu air dapat menyebabkan tingginya biaaya produksi benih ikan hias. Sehingga ingin diketahui solusi optimal yang terbentuk jika terjadi pengurangan ketersediaan pakan dan peningkatan harga pakan kutu air. Pada solusi optimal awal jumlah ketersediaan pakan kutu air selama periode analisis adalah sebesar ml. Adapun harga yang berlaku adalah sebesar Rp 5.000,00 per takar. Akan tetapi menurut pihak Taufan s Fish Farm ketersediaan dan harga pakan kutu air dapat mengalami hambatan apabila terjadi gangguan terhadap pasokan pakan kutu air. Penurunan pasokan kutu air disebabkan oleh pergantian musim kemarau ke penghujan. Pada musim penghujan pasokan kutu air akan lebih sedikit, hal ini dikarenakan selokan yang merupakan habitat kutu air mengalami debit air berlebih, sehingga kutu air sulit untuk diperoleh. Pada akhirnya hal tersebut akan berdampak pada menigkatnya harga pakan kutu air. Berdasarkan pengalaman Taufan s Fish Farm penurunan jumlah pasokan adalah sebesar 25 takar pada sekali pembelian, adapun peningkatan harga yang terjadi adalah sebesar Rp 2.000,00 per takar. 66

25 Perubahan pada solusi optimal awal dengan menggunakan skenario tersebut dapat dilihat pada Tabel 32 Tabel 32. No Jenis Ikan Hias Analisis Pengaruh Pengurangan Ketersediaan dan Peningkatan Harga Pakan Kutu Air Pada Taufan s Fish Farm Jumlah Produksi Kondisi Awal (Rp) Kondisi Akhir 1 Angelfish Blackghost Diamond Tetra False 4 Chocolate 5 Leopard Ctenopoma 6 Rasbora Galaxy White- 7 Spotted Kondisi Awal Keuntungan (Rp) Kondisi Akhir Penuruanan (Rp) Persentase (%) , , ,18 38 Pengaruh penurunan ketersediaan dan kenaikan harga pakan kutu air menyebabkan perbedaan jumlah produksi setiap jenis benih ikan hias dari kondisi optimal awal. Skenario yang dibentuk menyebabkan terjadinya penurunan nilai keuntungan. Pada kondisi solusi optimal awal keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp ,18, sedangkan pada kondisi solusi optimal setelah penerapan skenario menjadi Rp ,00 atau turun sebesar 38 persen. Hasil olahan LINDO untuk analisis perubahan ketersediaan dan harga pakan kutu air dapat dilihat pada Lampiran

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Taufan Fish Farm berlokasi di Jl. Raya Bogor Km. 7, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Taufan s Fish Farm merupakan perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Hias Air Tawar di Indonesia 1. Angelfish ( Pterophyllum Scalare 2. Blackghost ( Apteronotus Albifrons

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Hias Air Tawar di Indonesia 1. Angelfish ( Pterophyllum Scalare 2. Blackghost ( Apteronotus Albifrons II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Hias Air Tawar di Indonesia Indonesia kaya akan keanekaragaman spesies ikan hias. Indonesia memiliki 400 spesies ikan air tawar dari 1.100 jenis ikan hias air tawar yang ada

Lebih terperinci

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI 6.1 Perumusan Model Analisis optimalisasi produksi tanaman hias untuk VEGA pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh garis khatulistiwa. Indonesia memiliki pulau dengan jumlah lebih dari 13.000 pulau yang tersebar dari Sabang sampai

Lebih terperinci

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM, KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM, KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM, KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI RIDZKI IAN ANDRIADI H34096093 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 7.1 Penggunaan Input Produksi Pembenihan Ikan Patin Secara umum input yang digunakan dalam pembenihan ikan patin di Kota Metro dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan  5.2 Lokasi V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan Arifin Fish Farm merupakan suatu usaha budidaya ikan hias air tawar khususnya ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Usaha yang telah

Lebih terperinci

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR Analisa Biaya Manfaat Ikan Hias Air Tawar Layak tidaknya usaha dapat diukur melalui beberapa parameter pengukuran seperti Net Present Value (NPV),

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan pengusahaan budidaya ikan bawal air tawar dilakukan untuk mengetahui apakah pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan Sabrina Fish Farm layak

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Maximize or Minimize Subject to: Z = f (x,y) g (x,y) = c S1 60 4 2 1 0 S2 48 2 4 0 1 Zj 0-8 -6 0 0 PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

Optimasi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Pada Keramba Jaring Apung di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Optimasi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Pada Keramba Jaring Apung di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau Optimasi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Pada Keramba Jaring Apung di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau OPTIMASI USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK PLTA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Analsis Aspek Pasar Dalam aspek pasar akan dikaji mengenai potensi pasar ikan hias air tawar dan bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran

Lebih terperinci

OPTIMALISASI INPUT PRODUKSI PADA KEGIATAN BUDIDAYA UDANG VANAME

OPTIMALISASI INPUT PRODUKSI PADA KEGIATAN BUDIDAYA UDANG VANAME Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1): 39 49 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 39 OPTIMALISASI INPUT PRODUKSI PADA KEGIATAN BUDIDAYA UDANG

Lebih terperinci

VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi

VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN Hasil analisis LGP sebagai solusi permasalahan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL........ iv DAFTAR GAMBAR........ vii DAFTAR LAMPIRAN........ viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang....... 1.2. Perumusan Masalah.......... 1.3. Tujuan dan Kegunaan..... 1.4. Ruang

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis NAMA : BUNGA DWI CAHYANI NIM : 10.11.3820 KELAS : S1 TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan ketinggian air yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari beberapa parameter uji (Tabel 5). Tabel 5. Pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

03 2- OPTIMALISASI PRODUKSI IKAN HIAS DI MIRANTI AQUARIUM DESA CILUAR, KOTA BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT AKHMAD MUHARRAM

03 2- OPTIMALISASI PRODUKSI IKAN HIAS DI MIRANTI AQUARIUM DESA CILUAR, KOTA BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT AKHMAD MUHARRAM 03 2- OPTIMALISASI PRODUKSI IKAN HIAS DI MIRANTI AQUARIUM DESA CILUAR, KOTA BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT AKHMAD MUHARRAM PROGRAM STUD1 MANAJEMEN BI'SNIS DAN EKONOMI PERIKANAN- KELAUTAN DEPARTEMEN SOSIAL

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Akhmad Sarifudin, Djaimi Bakce, Evy Maharani Fakultas Pertanian Universitas Riau Hp: 085271968335; Email: akhmad_agb08@yahoo.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI Tingkat efisiensi ekonomi dari faktor-faktor produksi dapat dilihat dari besarnya rasio Nilai Produk Marjinal (NPM)

Lebih terperinci

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN BDI-T/21.21.4 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Panjang Baku Gambar 1. menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyortiran pada bulan pertama terjadi peningkatan rata-rata panjang baku untuk seluruh kasus dan juga kumulatif.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Suatu analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6,41' - 7,19' Lintang Selatan dan diantara 107 22' - 108 5' Bujur Timur dengan ketinggian 500m-1.800m dpl

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter) 9 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan padat tebar yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari parameter biologi, parameter kualitas air dan parameter ekonomi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset Ikan Hias Depok. Penelitian berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 5 Oktober 2012. Penelitian diawali

Lebih terperinci

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial 1. Mengidentifikasi potensi dan peran budidaya perairan 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari

Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari LAMPIRAN 24 25 Lampiran 1. Data sampling bobot benih ikan lele dan analisis ragam pertumbuhan bobot harian Lampiran 1a, Data sampling bobot benih ikan lele tiap perlakuan setiap 5 hari 35 ekor/liter 40

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pengalaman berusaha, dan status kepemilikan lahan penambak. Usaha tambak merupakan usaha yang membutuhkan tenaga yang banyak.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pengalaman berusaha, dan status kepemilikan lahan penambak. Usaha tambak merupakan usaha yang membutuhkan tenaga yang banyak. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Penambak Udang Identitas penambak merupakan suatu yang penting dalam usaha tambak, karena petambak merupakan faktor utama dalam mengatur usaha udang vanname, jika penambak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan nasional mengingat potensi perairan Indonesia yang sangat besar, terutama dalam penyediaan bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prospek bisnis ikan hias di Indonesia cukup cerah. Faktor pendukungnya adalah jenis ikan yang beragam, air cukup, lahan masih sangat luas dan iklimnya cocok.

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar SNI : 01-6485.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar DAFTAR ISI Pendahuluan 1. Ruang Lingkup... 1 2. Acuan... 1 3. Definisi... 1 4. Istilah...

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Penambak Udang di Desa Karangsewu. Imorenggo dan Pakualaman Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Penambak Udang di Desa Karangsewu. Imorenggo dan Pakualaman Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Penambak Udang di Desa Karangsewu Penambak udang yang menjadi sampel adalah penambak udang di Dusun Imorenggo dan Pakualaman Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di milk treatment (MT) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, jalan Raya Koperasi No.1 Pangalengan, Kab.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Proses pengambilan data yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan dilakukan dengan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan pemberian file

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat-alat Penelitian

Lebih terperinci

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil. Formulasi dengan Lindo Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S Hillier, Gerald J Lieberman, McGraw-Hill,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM Analisis keunggulan komparatif dan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta

Lebih terperinci

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ada pada modul 1 ini adalah : Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian 5.1.1. Letak dan Keadaan Alam Kecamatan Babelan adalah kecamatan yang terletak di bagian utara Kebupaten Bekasi yang mempunyai garis pantai sepanjang 1,5

Lebih terperinci

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR BDI-T/21/21.3 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4. LAMPIRAN Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Kolam Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan

Lebih terperinci

Dasar-dasar Optimasi

Dasar-dasar Optimasi Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S. Hillier, Gerald J. Lieberman, McGraw-Hill, Inc., International

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN Aktivitas usahatani sangat terkait dengan kegiatan produksi yang dilakukan petani, yaitu kegiatan memanfaatkan sejumlah faktor produksi yang dimiliki petani dengan jumlah yang terbatas.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Metode Simpleks adlh suatu metode yg secara matematis dimulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Perikanan Pengertian budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelumnya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Sedangkan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar produksi induk ikan lele dumbo kelas induk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas BB III METODOLOGI PENELITIN. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan (bulan Juni 2012) yang meliputi persiapan alat dan bahan sampai pada pemanenan hasil akhir, yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks PEMROGRAMAN LINIER Metode Simpleks Metode Simpleks Metode simpleks digunakan untuk memecahkan permasalahan PL dengan dua atau lebih variabel keputusan. Prosedur Metode Simpleks: Kasus Maksimisasi a. Formulasi

Lebih terperinci

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Persoalan Penggunaan Energi Memasak Dari komposisi penggunaan energi yang ditampilkan pada Gambar 1, terlihat energi yang paling banyak digunakan dalam rumah tangga untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain

Lebih terperinci

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R Metode Simpleks M U H L I S T A H I R PENDAHULUAN Metode Simpleks adalah metode penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan

Lebih terperinci

PENYULUH PERIKANAN TEMANGGUNG BERDAYAKAN PEMBENIH GURAME SE JAWA TENGAH DENGAN MELATIH BUDIDAYA CACING SUTERA

PENYULUH PERIKANAN TEMANGGUNG BERDAYAKAN PEMBENIH GURAME SE JAWA TENGAH DENGAN MELATIH BUDIDAYA CACING SUTERA 2016/03/27 15:39 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan PENYULUH PERIKANAN TEMANGGUNG BERDAYAKAN PEMBENIH GURAME SE JAWA TENGAH DENGAN MELATIH BUDIDAYA CACING SUTERA TEMANGGUNG (26/3/2016) www.pusluh.kkp.go.id

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci