mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.
|
|
- Teguh Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 A. Latar Belakang Semua perusahaan diasumsikan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu menghasilkan keuntungan disamping mempertahankan hidup (survive), memberikan manfaat yang besar kepada lingkungan masyarakat dan karyawan, serta selalu berkembang. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumberdaya secara optimal. Salah satu masalah yang dihadapi perusahaan dan dunia usaha pada umumnya adalah adanya persaingan pasar yang semakin ketat. Persaingan tersebut membawa konsekuensi pengembangan strategi pada tingkat perusahaan (corporate level) dengan mengkombinasikan antara daya tarik industri dengan posisi kekuatan usaha atau daya saing yang dimilikinya. Sedangkan pada tingkat usaha (business level) perusahaan akan mengembangkan strategi kompetitifnya dalam mencapai target pasar, baik melalui keunggulan biaya rendah atau keunikan produknya (product differentiation). Pengembangan strategi unit bisnis tersebut dapat dicapar melalui berbagai strategi fungsional yang meliputi bi clang pernasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan, operasi dan sumberdaya manusia, yang pada intinya adalah bertujuan untuk memaksimumkan produktivitas sumberdaya yany dimiliki perus'ahaan. /
2 Bidang produksi/operasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting menyangkut bagaimana suatu (kelompok) produk diproduksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya yang relatif rendah pada kualitas tertentu. Oleh karena itu dalam proses produksi terdapat dua aspek penting yang meliputi produktivitas dan efisiensi untuk mencapai produksi yang optimal. PT (Persero) Eksploitasi dan ~ndustri Hutan I11 atau lebih dikenal dengan sebutan PT Inhutani 111, merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang Agribisnis sektor kehutanan terpadu yang meliputi kegiatan reboisasi, pembinaan hutan, pemanenan hasil hutan, pengolahan hasil hutan (agroindustri) dan pemasaran hasil-hasilnya. Sesuai dengan uraian di atas, kegiatan industri PT Inhutani I11 merupakan kegiatan yang sangat penting karena diharapkan dapat menciptakan nilai tambah disamping menyediakan produk setengah jadi bagi konsumen. Produk pabrik kayu PT Inhutani I11 terbagi dalam tiga kelompok yaitu kayu gergajian, dowel dan moulding. Dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) periode tahun telah ditetapkan kebijaksahaan fungsional dalam bidang industri pabrik kayu antara lain : 1. Prioritas pertama diarahkan pada rehabilitasi unit mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.
3 Bidang produksifoperasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting menyangkut bagaimana suatu (kelompok) produk diproduksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya yang relatif rendah pada kualitas tertentu. Oleh karena itu dalam proses produksi terdapat dua aspek penting yang meliputi produktivitas clan efisiensi untuk mencapai produksi yang optimal, PT (Persero) Eksploitasi dan ~ndustri Hutan 111 atau lebih dikenal dengan sebutan PT Inhutani 111, merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidanq Agribisnis sektor kehutanan terpadu yang meliputi kegiatan reboisasi, pembinaan hutan, pemanenan hasil hutan, pengolahan hasil hutan (agroindustri) dan pemasaran hasil-hasilnya. Sesuai dengan uraian di atas, kegiatan industri PT Inhutani I11 merupakan kegiatan yang sangat penting karena diharapkan dapat menciptakan nilai tambah disamping menyediakan produk setengah jadi bagi konsumen. Produk pabrik kayu PT Inhutani I11 terbagi dalam tiqa kelompok yaitu kayu gergajian, dowel dan moulding, Dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) periode tahun telah ditetapkan kebijaksanaan fungsional dalam bidang industri pabrik kayu antara lain : 1. Prioritas pertama diarahkan pada rehabilitasi unit mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.
4 2. Perluasan industri wood working yang menghasilkan produk barang jadi yang meliputi dowel dan moulding sesuai dengan permintaan pasar luar negeri. 3. Kayu-kayu yang tidak dapat diolah oleh industri sendiri akan diserahkan pada industri pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut dengan sistem KSO (Kerjasama Operasional), agar sebagian besar logs dan sawn timber yang diproduksi dapat diolah menjadi barang jadi. Dalam lima tahun kapasitas industri ditingkatkan sehingga menjadi 70% dari produksi kayu bulat dapat diolah dalam industri, termasuk industri dengan sistem KSO. 4. Studi kelayakan akan dilakukan untuk kemungkinan pembangunan industri pulp, MDF (Medium Density Fibreboard) dan diversivikasi produknya. Apabila studi ini memberikan hasil positif akan dilanjutkan dengan perencanaan dan perekayasaannya. 5. Hasil produksi kayu bulat sebanyak-banyaknya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri sendiri, sedangkan sisanya dijual kepada industri lain. 6. Penjualan sebesar-besarnya ditujukan untuk ekspor berupa kayu olahan. Berdasarkan kebijaksanaan fungsional yang telah dirumuskan di atas, perlu ditempuh kebijaksanaan strategis dalam rangka efisiensi dan optimalisasi produksi pabrik kayu PT Inhutani I11 yang disesuaikan dengan
5 permintaan pasar dan sumberdaya yang mendukung (terutama kapasitas pabrik). Namun dalam kenyataan operasionalnya telah dirasakan berbagai masalah yang membutuhkan langkah-langkah penanganan segera. B. Perurnusan Masalah Sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen yang tepat akan berpengaruh langsung terhadap efisiensi suatu aktivitas. Demikian pula dalam manajemen produksi dan operasi suatu pabrik harus dilaksanakan secara efisien untuk mencapai suatu tingkat hasil yang diharapkan. Dua masalah utama yang dihadapi oleh bidang industri PT Inhutani I11 yaitu : 1. Penentuan kombinasi jenis dan jumlah produk yang akan dihasilkan sehingga memberikan keuntungan maksimum. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan laba per unit masing-masing jenis produk serta perbedaan volume permintaan pasar. 2. Efisiensi dan produktivitas dalam berproduksi belum sesuai dengan harapan, yaitu rendemen kayu gergajian sekitar 50%. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kualitas bahan baku (logs) yang semakin menurun, keausan mesin serta motivasi dan ketrampilan pekerja.
6 Apabila kedua masalah tersebut di atas tidak segera dipecahkan secara tepat maka manajemen akan menghadapi berbagai masalah pelik dalam jangka panjang, terutama tingginya biaya produksi industri hasil hutan per satuan volume produk, sehingga memboroskan sumberdaya yang dikelola. Volume permintaan pasar ekspor kayu olahan sejak tahun 1989 cenderung meningkat dari tahun ke tahun (Lampiran 4 dan 5) sehingga harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas unit mesin pengolahan kayu (Wood working). Dilain pihak sering terjadi idle capacity untuk mesin penggergajian kayu (sawmill). Pada prinsipnya volume produksi yang dibuat oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasarnya. Namun demikian dengan adanya faktor pembatas kapasitas mesinmesin di satu pihak dan permintaan pasar potensial yang melebihi penjualan aktual maka perlu dilakukan optimalisasi komposisi jumlah dan jenis produk untuk menghasilkan laba maksimum sesuai kendala-kendala pembatas tersebut. C. Tujuan dan Kegunaan Studi Tujuan utama pelaksanaan kegiatan geladikarya adalah untuk merencanakan kombinasi volume produksi pabrik kayu PT ~nhutani I11 yang meliputi kayu gergajian, dowel dan moulding dengan memperhatikan faktor volume permintaan pasar, kapasitas masing-masing unit pabrik, target laba
7 yang diinginkan perusahaan serta nilai tambah yang diperoleh dari masing-masing produk. ~egiatan studi manajemen produksi/operasi pada bidang industri PT Inhutani I11 yang dilaksanakan selama ~eladikarya diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat antara lain : 1. Memberikan masukan kepada perusahaan dalam rangka perencanaan produksi baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengoptimalkan volume produk-produk pabrik dengan memanfaatkan sumber-sumberdaya yang tersedia sesuai kendala yang dihadapi, sehingga dapat diperoleh laba sesuai dengan tujuan. Disamping itu dapat disusun rencana implementasi langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga secara komprehensif dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. 2. Peserta geladikarya dapat mengaplikasikan konsepkonsep yang telah diperoleh sebelumnya, untuk menangani permasalahan bisnis yang aktual khususnya dalam bidang manajemen produksiloperasi.
PT. Nusantara Plywood untuk diolah menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis
A. Latar Belakang. PT. Nusa Prima Pratama Industri adalah mempakan salah satu unit dari PT. Nusantara Plywood yang mempakan pe~sahaan yang bergerak di bidang pabrik pengolahan kayu terintegrasi. Pendirian
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN
KAJIAN SISTEM DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN Oleh : Rachman Effendi 1) ABSTRAK Jumlah Industri Pengolahan Kayu di Kalimantan Selatan tidak sebanding dengan ketersediaan
Lebih terperinci5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis
5Kebijakan Terpadu Pengembangan Agribisnis Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan kondisi yang makin seimbang. Persentase sumbangan sektor pertanian yang pada awal Pelita I sangat
Lebih terperinciVII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan
VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN 7.1. Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan Peran strategis suatu sektor tidak hanya dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan output, peningkatan
Lebih terperinciPOSTUR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PRODUK KEHUTANAN
POSTUR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PRODUK KEHUTANAN (ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR KEHUTANAN INDONESIA DI MASA MENDATANG) Dr. DAVID Dewan Pengurus APHI Disampaikan pada Seminar Kehutanan Indonesia dalam kancah
Lebih terperinciPEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT
! PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT Oleh: ROHIDI F 28.0317 1998 JURUSAN TEKNOLOGIINDUSTRI PERT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Salah satunya adalah kekayaan sumber daya alam berupa hutan. Sebagian dari hutan tropis
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kayu lapis merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir yang menggunakan bahan baku kayu log. Produk ini merupakan komoditi hasil pengembangan industri
Lebih terperinciPROFIL INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA IWAN RISNASARI, S. HUT PROGRAM ILMU KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROFIL INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA IWAN RISNASARI, S. HUT PROGRAM ILMU KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA I. PENDAHULUAN Sumberdaya yang potensinya tinggi dan sudah diakui keberadaannya
Lebih terperinciTerwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan"
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA A. VISI Berdasarkan kondisi eksternal dan internal serta sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor)
ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor) Oleh : DIAN PERMATA A 14105529 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undangundang
Lebih terperinciDewasa ini lndustri kehutanan di lndonesia telah berkembang pesat. sejaian dengan era industrialisasi yang sedang berkembang, disatu sisi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini lndustri kehutanan di lndonesia telah berkembang pesat sejaian dengan era industrialisasi yang sedang berkembang, disatu sisi produk-produknya telah mampu memasuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,
Lebih terperinciANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA
Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas
Lebih terperinciAGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI Agribisnis adalah segala bentuk kegiatan bisnis yang berkaitan dengan usaha tani (kegiatan pertanian) sampai dengan pemasaran komoditi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Baku Kayu Gergajian Widarmana (1977) 6 menyatakan bahwa bahan mentah atau kayu penghara yang masuk di penggergajian adalah produk alam yang berupa dolok (log) yang berkeragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah memicu terjadinya inflasi. Ini akibat kebergantungan kepada bahan baku, barang modal,
Lebih terperinciBAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI
BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI A. Sejarah Singkat CV. Morawa Timber Industri merupakan perusahaan penanaman Modal dalam negeri yang bergerak di bidang industri kayu untuk mengolah kayu bulat menjadi
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR LAMPIRAN. 1.1.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI. ABSTRACT. i ii iv vi viii x xii xiii xv xvi BAB I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit adalah komoditi strategis yang diharapkan dapat memberikan konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa konsumsi minyak nabati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Produksi 2.1.1 Fungsi Produksi Efisiensi berhubungan erat dengan proses produksi karena dalam produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai tantangan, baik dari faktor internal ataupun eksternal (Anonim, 2006a). Terkait dengan beragamnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor strategis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan penting dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk menghasilkan keluaran berupa produk yang. akan menghasilkan laba. Dengan demikian untuk menghasilkan laba tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memproses masukan berupa sumber ekonomi untuk menghasilkan keluaran berupa produk yang nilainya harus lebih tinggi
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA PROSES PENGERINGAN KAYU GERGAJIAN DI PT SUMALINDO LESTARI JAYA DAN PT KALINDO PACIFIC
PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA PROSES PENGERINGAN KAYU GERGAJIAN DI PT SUMALINDO LESTARI JAYA DAN PT KALINDO PACIFIC Productivity and Cost Analysis of Drying Process of Sawn Timber at PT Sumalindo Lestari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri pengolahan kayu merupakan industri yang mengolah kayu atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pengolahan kayu merupakan industri yang mengolah kayu atau bahan berkayu (hasil hutan atau hasil perkebunan, limbah pertanian dan lainnya) menjadi berbagai
Lebih terperinciDampak dari berhentinya pembiayaan Pemerintah tersebut antara lain :
Lampiran : KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 4895/Kpts-II/2002 Tanggal : 5 Juni 2002 Tentang : KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN KELANGSUNGAN PERUSAHAAN HTI PATUNGAN DAN HTI BUMN I. PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan
Lebih terperinciDAFTAR IS1
DAFTAR IS1 KATA PENGANTAR DAFTAR IS1 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1... 111 iv vii viii 1. PEND-UAN A. Latar Belakang Pennasalahan B. Perurnusan Masalah C. Tujuan Geladikarya D. Manfaat
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF AS AT SUPRIYANTO.
RINGKASAN EKSEKUTIF AS AT SUPRIYANTO. 2005. Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui Value Chain dalam Perusahaan Hutan Tanaman (Studi Kasus di PT. Musi Hutan Persada). Di bawah bimbingan BUNASOR SANIM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (DJR/DR) dan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH/IHH). Penerimaan ini
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tiga dasawarsa terakhir sektor kehutanan memberikan kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia. Selama periode tahun 1980-2005 penerimaan dari sektor kehutanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah satunya adalah sumber daya hutan tropis, dengan luas sekitar 113,8 juta ha, Indonesia menempati urutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi dunia usaha dewasa ini semakin pesat dan selaras dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi dunia usaha dewasa ini semakin pesat dan selaras dengan kemajuan-kemajuan dunia perekonomian, membuat manajemen harus semakin jeli di dalam menentukan
Lebih terperinciKrisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri
L PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri yang tidak berbasis pada bahan baku lokal. Pemerintah telah menggalakkan bidang agroindustri untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi mengakibatkan peningkatan persaingan antar perusahaan dalam industri sejenis. Perusahaan perusahaan yang ada dituntut untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN kemudian diolah dengan melakukan perajangan, fermentasi, dan pengeringan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Teh (tea) diperoleh dari pucuk dam tanaman teh (Camellia sinensis) yang kemudian diolah dengan melakukan perajangan, fermentasi, dan pengeringan, sehingga diperoleh
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Draft 19 April 2009 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 9 /Menhut-II/2011. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2011
Lebih terperinciAdanya indikasi penurunan kayu bulat tersebut ternyata telah disadari oleh
Adanya indikasi penurunan kayu bulat tersebut ternyata telah disadari oleh para produsen kayu yang menggunakan kayu bulat sebagai bahan bakunya. Untuk mencari barang substitusi dari kayu bulat tersebut,
Lebih terperinci2011, No.68 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Ind
No.68, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Bidang Kehutanan. 9PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 9/Menhut-II/2011. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat telah banyak merubah wajah. produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia (SDM).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan teknologi yang pesat telah banyak merubah wajah perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya baik dari cara produksi, pemasaran,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula 2.1.1 Subsistem Input Subsistem input merupakan bagian awal dari rangkaian subsistem yang ada dalam sistem agribisnis. Subsistem ini menjelaskan pasokan kebutuhan
Lebih terperinciGlobalisasi ekonomi dan perkembangan teknologi yang relatif cepat. menyebabkan persaingan dalam dunia industri semakin tajam, khususnya antar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi ekonomi dan perkembangan teknologi yang relatif cepat menyebabkan persaingan dalam dunia industri semakin tajam, khususnya antar perusahaan yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia dewasa ini telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk meningkatkan produksinya dalam
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan agroindustri di lndonesia pada umumnya belum memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu memanfaatkan berbagai peluang yang muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada kenyataannya untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan yang memiliki daya saing tinggi yang mampu bertahan dan berkembang. Kondisi tersebut dapat terpenuhi melalui peningkatan mutu, produktivitas dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Salah satu subsektor agroindustri yang berkembang pesat di Indonesia pada saat ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi pentingnya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya otonomi daerah (Otoda), telah memberikan peluang bagi pemerintah daerah (Pemda) untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini membawa konsekuensi logis kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan
BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan kemajuan teknologi yang sudah berkembang pesat, semakin mendorong seleksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan produk itu untuk memenuhi sebagian kebutuhannya. Produsen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan didirikan dan dikelola untuk menghasilkan sesuatu atau sekelompok produk baik berupa barang maupun jasa. Produk itu dipasarkan dan dijual kepada pihak lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang dihadapi
BabI Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang dihadapi dewasa ini membuat batasan antara negara yang satu dengan yang lain hampir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 18 306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106 000 km (Sulistiyo 2002). Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha begitu pesatnya menyebabkan persaingan perusahaan yang satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha begitu pesatnya menyebabkan persaingan perusahaan yang satu dengan yang lainnya semakin ketat sehingga perusahaan dituntut lebih kompetitif
Lebih terperinciINSTUKSl PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1988 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
INSTUKSl PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1988 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan lndustri diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri terutama terhadap industri bernilai tambah tinggi dan berjangkauan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.202,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.6/Menhut-II/2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan struktur dan sistem ekonomi di Indonesia mengingat jenis kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha kecil adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan struktur dan sistem ekonomi di Indonesia mengingat jenis kegiatan usaha ini beraneka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam masa krisis ekonomi dewasa ini. Sektor ini membawa dampak positif ganda. Pertama, peningkatan subsitusi impor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa pertumbuhan. Hal ini dicerminkan dari penggunaan aplikasi logistik dalam perusahaan, tidak
Lebih terperinci2014, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I
No.2023, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LHK. Pelimpahan. Urusan. Pemerintahan. (Dekonsentrasi) Bidang Kehutanan. Tahun 2015 Kepada 34 Gubernur. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang terjadi pada semua sektor dibandingkan tahun 2013 sebesar 5,02 persen. Pertumbuhan tertinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian yang merupakan tempat para petani mencari nafkah, pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul tanggung jawab paling besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang potensial untuk menopang perekonomian nasional. Usaha Kecil Menengah telah memberikan sumbangan yang nyata
Lebih terperinciAGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah
AGRIBISNIS Sessi 3 MK PIP Prof. Rudi Febriamansyah AGRIBISNIS Agribisnis dalam arti sempit (tradisional) hanya merujuk pada produsen dan pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian Agribisnis dalam
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. IKH didirikan pada tanggal 19 Mei 1997. Anggaran dasar PT. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian terus diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan ketahanan pangan nasional, pembentukan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Jenis Produk Penelitian ini fokus pada tujuh tipe pintu. Pada tahun 2011, jumlah pintu yang dihasilkan sebanyak 2.227 unit. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 20.069
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Audit Manajemen a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian
Lebih terperinciTabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008
Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008 Sumber Produksi (m3) Hutan Alam Hutan Tanaman HPH (RKT) IPK Perhutani HTI Jumlah (m3) 1 2004 3,510,752 1,631,885
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program Pemerintah dalam pengembangan sektor agribisnis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan program Pemerintah dalam pengembangan sektor agribisnis dan agroindustri maka melalui berbagai kebijakan ban1 maupun deregulasi, pemerintah bertekad untuk
Lebih terperinciMANFAAT KEMITRAAN USAHA
MANFAAT KEMITRAAN USAHA oleh: Anwar Sanusi PENYULUH PERTANIAN MADYA pada BAKORLUH (Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Prov.NTB) Konsep Kemitraan adalah Kerjasama antara usaha
Lebih terperinciDalam rangka mewujudkan pemerataan hasii-hasil pembangunan, sektor
A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan pemerataan hasii-hasil pembangunan, sektor usaha kecil menduduki peran penting strategis dalam pembangunan nasional, baik diaji dari segi kuantitas, maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih memegang peranan yang penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Salah satu ciri strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis zaman sekarang (sumber: Kompas 13 Juli 2011). Oleh. karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidupnya perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat tetap bertahan dalam dunia bisnis zaman sekarang (sumber:
Lebih terperinciPelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat. Pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik dasar industri modern, sebab pada dasarnya pengendalian yang efektif terutama faktor
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1984 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN SEBAGAIMANA TELAH DUA PULUH LIMA KALI DIUBAH,
Lebih terperinciharapan akan mutu produk atau jasa yang dihasilkan. kepada pelanggan maupun kebutuhan para pelanggan yang selalu berubahubah.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini begitu pesat terutama dengan adanya kecenderungan ke arah pasar global. Dampak globalisasi apabila dilihat dari sudut pelanggan (customers),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan dengan manusia di muka bumi. Hutan menjadi pemenuhan kebutuhan manusia dan memiliki fungsi sebagai penyangga
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja sebuah sistem klaster agroindustri hasil laut dilakukan dengan berbagai dasar dan harapan dapat dijadikan sebagai perangkat bantuan untuk pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHUL'JAN. Perkembangan industri pengoiahan kayu saat ini berkembang dengm
BAB I PENDAHUL'JAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pengoiahan kayu saat ini berkembang dengm cukup pesat khususnya untuk produk- produk kayu seperti kayu gergajian, kayu lapis, serbuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia. Adapun dampak postifnya adalah dapat memberikan peluang bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan yang sangat tajam terjadi di semua lini usaha dalam era perdagangan bebas saat ini. Fakta ini membawa dampak positif dan negatif bagi negara Indonesia.
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan
Lebih terperinci5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) pembangunan di urusan lingkungan hidup, urusan pertanian,
urusan perumahan rakyat, urusan komunikasi dan informatika, dan urusan kebudayaan. 5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) Pembangunan di tahun kelima diarahkan pada fokus pembangunan di urusan lingkungan
Lebih terperinciOleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 92 TAHUN 1999 (92/1999) Tanggal: 13 OKTOBER 1999 (JAKARTA)
PP 92/1999, PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 59 TAHUN 1998 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Oleh: PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI
DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG DANA REBOISASI SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH, TERAKHIR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor penggerak utama dalam pembangunan ekonomi. Menurut Soekartawi (2000),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Transmigrasi pada hakekatnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan daerah sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan, terutama di kawasan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness)
Lebih terperinciagribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah, pembangunan ekonomi menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam daerah maupun faktor eksternal, seperti masalah kesenjangan dan isu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang memproduksi makanan ternak dimana volume produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan terjadi hampir di semua sektor, tidak terkecuali sektor ekonomi yang melibatkan banyak
Lebih terperinci