IV. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa PTPN IV merupakan perusahaan negara yang bergerak dalam agroindustri tanaman perkebunan serta pengolahan kelapa sawit milik pemerintah yang tetap eksis dalam memenuhi permintaan bahan baku CPO sebagai kebutuhan industri primer minyak goreng dan olein nasional. Adapun pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni 2011-Juli Jenis dan Sumber Data Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan, baik manajer (Administratur) kebun, Tata Usaha Keuangan untuk mengetahui kondisi operasional perusahaan dan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pengelolaan produksi dan persediaan untuk memenuhi permintaan konsumennya. Data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki perusahaan. Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur, hasil penelitian, dan laporan manajemen perusahaan. Data tersebut berupa data penjualan dan pengolahan CPO dari bulan Januari 2008 sampai Desember 2010, data pembelian TBS dari pihak ketiga, data biaya pengadaan TBS yang dikeluarkan dari kebun sendiri, data identifikasi kebutuhan bahan baku, kapasitas pabrik dan jumlah tenaga kerja pengolahan, serta harga jual produk akhir CPO Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dijabarkan secara deskriptif mengenai gambaran, kondisi umum dan proses produksi PKS Adolina. Data kuantitatif yang digunakan adalah data produksi CPO dan PKO selama tahun Data kuantitatif ini berupa analisis penentuan harga pengadaan bahan baku TBS (Rp/kg), biaya produksi dan keuntungan aktual perusahaan yang kemudian diolah dengan program Microsoft Excel. Hasil 20

2 pengolahan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk membentuk fungsi tujuan dan kendala dalam upaya merencanakan pengadaan optimal bahan baku TBS untuk diolah menjadi CPO dan PKO. Setelah fungsi tujuan dan kendala terbentuk, data tersebut diolah dengan program linier LINDO (Linier Interactive and Discrete Optimizer). Hasil pengolahan dari program linier ini akan diperoleh tingkat penerimaan optimal yang diperoleh pada tiap tahapan waktu, penggunaan sumber daya dan sensitivitas tingkat keuntungan serta alternatif ketersediaan sumber daya dalam mengubah solusi optimum Penentuan Variabel Keputusan Penentuan variabel keputusan didasarkan pada harga produk, sumber pengadaan bahan baku dan biaya pengadaan bahan baku serta biaya pengolahan. Keuntungan yang diperoleh adalah selisih penerimaan dengan biaya. Data yang dianalisis digolongkan ke dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala. Pengelompokan data dan formulasi model yang digunakan adalah sebagai Fungsi Pada model program linear disusun 60 variabel keputusan selama periode satu tahun. Variabel keputusan yang digunakan adalah harga CPO, harga PKO, biaya pengadaan TBS kebun sendiri, biaya pembelian TBS dan biaya pengolahan. Tabel 7. Variabel Keputusan Optimalisasi Pengadaan Bahan Baku TBS PKS Adolina Bulan/Rp Biaya TBS kebun Adolina (X1) Biaya TBS Pembelian (X2) Harga CPO (X3) Harga PKO (X4) Biaya Pengolahan (X5) Januari(1) X11 X21 X31 X41 X51 Februari(2) X12 X22 X32 X42 X52 Maret(3) X13 X23 X33 X43 X53 April(4) X14 X24 X34 X44 X54 Mei(5) X15 X25 X35 X45 X55 Juni(6) X16 X26 X36 X46 X56 Juli (7) X17 X27 X37 X47 X57 Agustus(8) X18 X28 X38 X48 X58 September(9) X19 X29 X39 X49 X59 Oktober(10) X110 X210 X310 X410 X510 November(11) X111 X211 X311 X411 X511 Desember(12) X112 X212 X312 X412 X512 21

3 Fungsi Tujuan Fungsi tujuan pada penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Dalam penelitian ini keuntungan perusahaan diperoleh dengan menghitung selisih antara penerimaan dengan total biaya pengadaan bahan baku dan pengolahan. Nilai keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan sebelum dikurangi biaya tetap, biaya umum atau disebut juga laba kotor. Hal ini mengingat biaya tetap tidak berubah sesuai perubahan jumlah produksi sehingga sesuai dengan asumsi yang mendasari program linier. Maksimisasi Z = (TR - TC) X ij Z = + PKernel j (β Xij) ( C1jXij) -( C2jXij) Keterangan: Z : Nilai fungsi tujuan maksimumkan keuntungan (Rp) P CPOj : Harga CPO pada bulan ke-j (Rp/kg CPO) P Kernel j : Harga Kernel pada bulan ke-j (Rp/kg Kernel) α : Tingkat rendemen produk CPO pada bulan ke-j β : Tingkat rendemen produk Kernel pada bulan ke-j B : Harga penjualan TBS dari setiap kebun pada bulan ke-j (Rp/kg) C1j : Biaya pengadaan TBS dari sumber ke-i pada bulan ke-j (Rp/Kg) C2j : Biaya pengolahan TBS dari sumber ke-i pada bulan ke-j (Rp/Kg) X ij : Jumlah bahan baku yang akan disuplai oleh sumber ke i pada bulan ke j i : Sumber bahan baku ke i (kebun sendiri dan pembelian TBS dari pihak ke tiga) J : Bulan ke-j ; 1,2, (Januari,... Desember) Penentuan Fungsi Kendala Fungsi kendala yang dirumuskan dalam penelitian ini berdasarkan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Terdapat beberapa kendala yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu, kendala kapasitas produksi maksimal pabrik, ketersediaan TBS pembelian, kuota pembelian, ketersediaan tenaga kerja dan kendala transfer. 1. Kendala Kapasitas Produksi Maksimal Pabrik Pabrik kelapa sawit Adolina mempunyai kapasitas terpasang sebesar 30 ton TBS/jam. Kapasitas produksi ini merupakan pembatas, sehingga pabrik tidak dapat berproduksi melebihi kapasitasnya. Dalam kegiatan pengolahan TBS yang dilakukan oleh PKS Adolina diasumsikan pengolahan berjalan adalah 22 jam setiap harinya dan 25 hari setiap bulannya. Sehingga kapasitas nyata pabrik setiap 22

4 bulannya adalah : 30 ton TBS/Jam x 22 jam/hari x 25 hari/bulan = kg/bulan. Fungsi kendala kapasitas produksi maksimal pabrik dapat dirumuskan sebagai : Xij Bj Keterangan : Xij Bj = Jumlah bahan baku yang dipasok kepabrik dari sumber ke i pada bulan ke j (kg/bln) = Kapasitas nyata pabrik pada bulan ke-j (kg/bulan) 2. Kendala Ketersediaan TBS Pembelian Pasokan bahan baku TBS dari kebun plasma merupakan salah satu alternatif sumber ketersediaan dalam pengolahan CPO dan PK yang sifatnya kontiniu. Berdasarkan data produksi tahun 2009 dan 2010 pembelian TBS mampu memasok sebesar 40 persen dari total pasokan TBS di PKS Adolina. Dalam hal ini diasumsikan umur tanaman kelapa sawit kebun Adolina dan plasma adalah sama. Sehingga formulasi model fungsi kendalanya adalah : X2 j 0,4 (X1 j + X2 j ) X2 j (0,4X1 j + 0,4 X2 j ) X2 j -0,4 X2 j 0,4 X1 j 0 0,6 X2 j 0,4 X1 j 0 Keterangan : µ = Persentasi koefisien pasokan TBS pembelian X1j = Jumlah pasokan bahan baku TBS dari kebun sendiri pada bulan ke-j (kg/bln) X2j = Jumlah Pasokan TBS yang dibeli dari kebun plasma pada bulan ke-j (kg/bln) 3. Kendala Kuota Pembeliaan Kebijakan yang diambil oleh PTPN IV Unit usaha Adolina dengan menetapkan batas maksimal pembeliaan TBS dari kebun plasma adalah sebesar 300 ton TBS/hari atau kg/bln. Dimana pilihan pembelian ini dapat diambil ataupun tidak oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan potensi produksi dari kebun sendiri. Fungsi kendalanya dapat dirumuskan sebagai berikut : X2ij R ij 23

5 Keterangan : X2ij Rij = Jumlah bahan baku yang dipasok dari pembelian produksi kebun pasma Pada bulan ke-j (kg/bln) = Kuota pembelian bahan baku oleh pabrik pada bulan ke-j (kg/bln) 4. Kendala Ketersediaan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang tersedia tiap bulannya untuk mengolah bahan baku menjadi produk setengah jadi (work in process) perlu diperhitungkan sebagai kendala. Dalam tiap shift terdapat 39 orang tenaga kerja langsung yang mengoperasikan mesin pengolahan, dimana setiap hari terbagi atas 2 shift. Sehingga 1 hari tersedia tenaga kerja 78 orang. Berdasarkan perhitungan 25 hari kerja perbulannya, maka tenaga kerja yang tersedia tiap bulannya adalah orang tenaga kerja langsung. Tenaga kerja ini pada tahun 2010 mengolah TBS sepanjang tahun. Keterangan : Cj X ij Mj Ci Xij M j = Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg TBS pada bulan ke-j (HOK/kg) = Jumlah bahan baku yang dipasok dari sumber ke-i pada bulan ke-j (kg/bln) = Ketersediaan tenaga kerja pada bulan ke-j (HOK/bln) Nilai Koefisien untuk kendala ketersediaan tenaga kerja ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengolah satu kilogram TBS dari kebun sendiri dan pembelian dari plasma. Nilai ruas kanan (Right Hand Side) dalam kendala jam tenaga kerja lapangan ini adalah ketersediaan tenaga kerja lapangan yang diperhitungkan berdasarkan jumlah jam kerja dalam satu bulan. 5. Kendala Transfer Kegiatan Pengolahan Kendala transfer merupakan persentasi nilai CPO dan PK yang dihasilkan dari setiap kilogram TBS yang diolah. Rendemen TBS menghasilkan CPO adalah α persen, maka koefisien fungsi kendala adalah α sedangkan rendemen PK ialah β persen, maka koefisien fungsi kendalanya adalah β. Nilai ruas kanan (Right Hand Side) dalam kendala transfer adalah nol. X3j α (X 1j + X 2j ) X4j β (X 1j + X 2j ) 24

6 Keterangan : α = Rendemen CPO β = Rendemen PKO X3j = Jumlah CPO yang dihasilkan pada bulan ke-j X4j = Jumlah PK yang dihasilkan pada bulan ke-j X 1j = Jumlah TBS yang dipasok dari kebun Adolina pada bulan ke-j(kg/bln) X 2j = Jumlah TBS yang dipasok dari kebun pembelian pada bulan ke-j(kg/bln) 6. Biaya Pengolahan Biaya pengolahan adalah biaya yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung, seperti biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan kimia, biaya bahan bakar dan biaya listrik. Biaya pengolahan pada PKS Adolina adalah biaya pengolahan CPO dan PKO. Biaya pengolahan perkilogram setiap bulannya berbeda tergantung pada harga CPO dan PKO yang dihasilkan. Biaya pengolahan dibandingkan dengan total harga CPO dan PKO merupakan koefisien ( ) kendala biaya pengolahan Keterangan : X5j (X 1j + X 2j ) X5j - X3j + X 4j 0 = Koefisien biaya pengolahan dibagi total harga CPO dan PKO X3j = Jumlah CPO yang dihasilkan pada bulan ke-j X4j = Jumlah PKO yang dihasilkan pada bulan ke-j Analisis Primal Analisis primal dilakukan untuk mengetahui nilai setiap variabel keuputusan yang di peroleh serta mengetahui sumber-sumber pemborosan yang terdapat di PKS Adolina. Nilai pemborosan dilihat dari nilai reduce cost yang ada. Analisis primal dilakukan untuk mengetahui kombinasi pengadaan bahan baku TBS dari tiap sumber dalam pengolahan CPO dan PKO yang optimal untuk diproduksi pada Pabrik Kelapa Sawit Adolina sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum. Aktivitas yang tidak termasuk skema optimal akan memiliki nilai reduced cost. Dengan membandingkan nilai dari seluruh variabel keputusan, maka dapat ditentukan kombinasi pengadaan bahan baku TBS yang berasal dari kebun sendiri dan pihak ketiga pada tingkat optimal dengan produksi aktual kebun plasma dapat diketahui alternatif kegiatan pengadaan bahan baku produksi dari tiap sumber yang digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan optimal. 25

7 Analisis Dual Analisis dual dilakukan untuk menilai sumberdaya yang digunakan dalam pengadaan TBS dengan melihat nilai slack/surplus dan nilai dualnya (dual price). Nilai dual (dual price) atau sering disebut dengan harga bayangan (shadow price) menunjukan perubahaan yang akan terjadi pada fungsi tujuan apabila sumberdaya yang digunakan berubah sebesar satu satuan. Nilai ini juga menunjukan batas harga tertinggi dari tiap sumberdaya (input) yang masih memungkinkan perusahaan tetap melakukan pembelian. Nilai dual sangat berperan dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal pembelian sumberdaya. Slack/surplus adalah kelebihan atau penurunan keuntungan dari tiap pengadaan sumberdaya yang selama ini dihadapi oleh perusahaan atau organisasi. Sumberdaya yang akan menjadi amatan dalam analisis dual adalah kapasitas produksi maksimal pabrik kelapa sawit, ketersediaan TBS pembelian, batasan kuota pembelian, ketersediaan tenaga kerja dan rendemen TBS Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan pada saat solusi optimal tercapai. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara melihat perubahan koefisien fungsi tujuan tanpa merubah nilai optimalnya. Analisis ini berguna untuk mengetahui pengaruh perubahan pada tingkat keuntungan ketersediaan sumberdaya perusahaan tidak akan mengubah solusi optimal yang telah didapat. Pengaruh perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan minimum (allowable decrease) dan selang kepekaan maksimum (allowable increase). Semakin sempit selang kepekaan tingkat keuntungan atau ketersediaan sumberdaya, menunjukan bahwa nilai tersebut paling peka dalam mengubah solusi optimal. Batas minimum pada fungsi tujuan menunjukkan besarnya batas penurunan nilai koefisien fungsi tujuan tanpa merubah hasil pemecahan optimal. Demikian juga sebaliknya, batas maksimum pada fungsi tujuan menunjukkan besarnya batas peningkatan nilai koefisien fungsi tujuan tanpa merubah hasil optimal. Jika perubahan-perubahan yang terjadi masih berada di dalam selang kepercayaan, maka kondisi optimal relatif stabil. Batas minimum pada kendala sebelah kanan menunjukkan besarnya batas penurunan nilai kendala sebelah kanan tanpa merubah nilai dual. Demikian juga, 26

8 batas maksimum pada kendala sebelah kanan menunjukkan besarnya batas peningkatan nilai kendala sebelah kanan tanpa merubah nilai dual. Jika perubahan-perubahan yang terjadi masih berada di dalam selang kepercayaan, maka nilai dual valid. Dalam penelitian ini analisis sensitivitas digunakan untuk melihat batas perubahan kapasitas produksi maksimal pabrik kelapa sawit, ketersediaan TBS pembelian, batasan kuota pembelian, ketersediaan tenaga kerja dan rendemen TBS tanpa merubah kondisi optimalnya Analisis Post Optimal Analisis post optimal dilakukan untuk mengetahui bagaimana solusi optimal yang diperoleh dari kombinasi pengadaan bahan baku TBS dalam memproduksi CPO dan PK di PKS Adolina jika terjadi perubahan terhadap parameter yang membentuk model. Pada penelitian ini dilakukan analisis post optimal dengan dua skenario. Skenario yang digunakan adalah mengetahui pengaruh penerimaan keuntungan terhadap aktivitas pengadaan bahan baku TBS dan peningkatan sumberdaya ketersediaan tenaga kerja Asumsi-Asumsi Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Koefisien di dalam model memenuhi asumsi-asumsi dasar dari Linier Programing. 2. Mesin Pengolahan Kelapa Sawit tidak mengalami kerusakan. 3. Tandan buah segar kebun sendiri Adolina diserap seluruhnya oleh PKS Adolina. 4. Produksi TBS dari kedua kebun untuk menghasilkan CPO dan PKO dari Pabrik Kelapa Sawit Adolina PTPN IV dapat diserap oleh pasar. 27

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa JAS Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) e-issn :2581-0227 http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/jas/index Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGADAAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM KERNEL OIL (PKO)

OPTIMALISASI PENGADAAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM KERNEL OIL (PKO) OPTIMALISASI PENGADAAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM KERNEL OIL (PKO) (Studi Kasus PKS Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV) SKRIPSI ROSELINA

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di milk treatment (MT) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, jalan Raya Koperasi No.1 Pangalengan, Kab.

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL. Pertemuan 6

PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL. Pertemuan 6 PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL Pertemuan 6 Pengantar Biasanya, setelah solusi optimal dari masalah program linier ditemukan maka peneliti cenderung untuk berhenti menganalisis model yang telah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA

PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Oleh : EBRINEDY HALOHO A

Oleh : EBRINEDY HALOHO A ANALISIS OPTIMALISASI PENGADAAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM KERNEL (PK) (Studi Kasus Kegiatan Replanting PT. Perkebunan Nusantara VIII,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi yang optimal akan sia-sia jika distribusi yang diterapkan suatu perusahaan tidak tepat dan efektif. Hal tersebut dapat menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa pertumbuhan. Hal ini dicerminkan dari penggunaan aplikasi logistik dalam perusahaan, tidak

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola pengadaan dan tingkat pengadaan pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian yang paling berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi produsen crude palm oil (CPO)

Lebih terperinci

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Suatu analisis

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ

PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 29 40. PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ Sarah Marina Gultom, Faigiziduhu Bu ulolo, Henry Rani

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Akhmad Sarifudin, Djaimi Bakce, Evy Maharani Fakultas Pertanian Universitas Riau Hp: 085271968335; Email: akhmad_agb08@yahoo.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (6)

Pemrograman Linier (6) Pemrograman Linier (6) Analisa Sensitivitas Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia Analisa sensitivitas: pengertian Dalam PL, parameter (data input) dari model dapat diubah dalam batasan tertentu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK 7.1. Pola Usahatani Pola usahatani yang dimasukkan dalam program linier sesuai kebiasaan petani adalah pola tanam padi-bera untuk lahan sawah satu

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau A. Kemampuan Daya Dukung Wilayah (DDW) Terhadap Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku (input) dalam industri tempe, akan digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar di berbagai wilayah dan kondisi tanahnya yang subur

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil. Formulasi dengan Lindo Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S Hillier, Gerald J Lieberman, McGraw-Hill,

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

Dasar-dasar Optimasi

Dasar-dasar Optimasi Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S. Hillier, Gerald J. Lieberman, McGraw-Hill, Inc., International

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 8 [15 Januari 2010]

IV METODE PENELITIAN. 8  [15 Januari 2010] IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan industri tempe Semanan, Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM 6.1 Perumusan Model Untuk merumuskan model interger programming, tahap awal yang dilakukan adalah merumuskan fungsi

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

Renta Jurnal MIX, Volume V, No. 3, Oktober 2015

Renta Jurnal MIX, Volume V, No. 3, Oktober 2015 ANALISIS OPTIMALISASI PENGADAAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM KERNEL (PK)DI PMKS SEI KANDANG PT. ASIATIC PERSADA-AMS GROUP Renta Universitas Gajah Mada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal demi kelangsungan hidup usahanya. Perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, dan sistematika penulisan laporan dari penelitian yang dilakukan. 1. 1

Lebih terperinci

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI 6.1 Perumusan Model Analisis optimalisasi produksi tanaman hias untuk VEGA pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Business Assignment Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang. Pengembangan bisnis ini diharapkan dapat memberikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya minat masyarakat pedesaan di Daerah Riau terhadap usaha tani kelapa sawit telah menjadikan Daerah Riau sebagai penghasil kelapa sawit terluas di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dengan penambahan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah

Lebih terperinci

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 1 (2) : 198-203, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA Profit Maximization Of Seaweed

Lebih terperinci

03 2- OPTIMALISASI PRODUKSI IKAN HIAS DI MIRANTI AQUARIUM DESA CILUAR, KOTA BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT AKHMAD MUHARRAM

03 2- OPTIMALISASI PRODUKSI IKAN HIAS DI MIRANTI AQUARIUM DESA CILUAR, KOTA BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT AKHMAD MUHARRAM 03 2- OPTIMALISASI PRODUKSI IKAN HIAS DI MIRANTI AQUARIUM DESA CILUAR, KOTA BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT AKHMAD MUHARRAM PROGRAM STUD1 MANAJEMEN BI'SNIS DAN EKONOMI PERIKANAN- KELAUTAN DEPARTEMEN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan baku yang berkualitas akan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat bervariasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tiga tujuan utama yang ingin dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karena selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, sektor ini juga menyumbang devisa, menyediakan

Lebih terperinci

PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH. Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH. Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF METODE PEMECAHAN MASALAH Dewi Atika Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan ABSTRAK Pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian

I. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian integral pembangunan nasional.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan tersebut

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Karehkel yang berada di wilayah Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Objek penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS POSTOPTIMAL/SENSITIVITAS

ANALISIS POSTOPTIMAL/SENSITIVITAS ANALISIS POSTOPTIMAL/SENSITIVITAS Dalam sub bab ini kita akan mempelajari apakah solusi optimal akan berubah jika terjadi perubahan parameter model awal. Jika solusi optimal berubah, dapatkah kita menghitung

Lebih terperinci

IlO OPTIMALISASI PRODUKSI SERAT VISCOSE DI PT SOUTH PACIFIC VISCOSE PURWAKARTA JAWA BARAT NRP. A Oleh : TINA ROEDI YANTI KARTINI

IlO OPTIMALISASI PRODUKSI SERAT VISCOSE DI PT SOUTH PACIFIC VISCOSE PURWAKARTA JAWA BARAT NRP. A Oleh : TINA ROEDI YANTI KARTINI IlO OPTIMALISASI PRODUKSI SERAT VISCOSE DI PT SOUTH PACIFIC VISCOSE PURWAKARTA JAWA BARAT Oleh : TINA ROEDI YANTI KARTINI NRP. A 14102582 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Oleh : EBRINEDY HALOHO A

Oleh : EBRINEDY HALOHO A ANALISIS OPTIMALISASI PENGADAAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PALM KERNEL (PK) (Studi Kasus Kegiatan Replanting PT. Perkebunan Nusantara VIII,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh perusahaan adalah pencapaian laba optimum. Pencapaian laba dirasa

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh perusahaan adalah pencapaian laba optimum. Pencapaian laba dirasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai berbagai tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. American Production and Inventory Control Society (APICS) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. American Production and Inventory Control Society (APICS) menjelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang American Production and Inventory Control Society (APICS) menjelaskan bahwa pengendalian produksi adalah fungsi untuk menggerakan barang melalui siklus manufaktur

Lebih terperinci

OPTIMIZATION PRODUCTION SYSTEM CATCHING AND FISH PROCESSING AT KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) SINAR ROHIL

OPTIMIZATION PRODUCTION SYSTEM CATCHING AND FISH PROCESSING AT KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) SINAR ROHIL OPTIMIZATION PRODUCTION SYSTEM CATCHING AND FISH PROCESSING AT KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) SINAR ROHIL Ciary Jannah Mangkay, Fajar Restuhadi, Jum atri Yusri Fakultas Pertanian Universitas Riau Ciary_agb09pbud@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas, disamping migas sendiri sebagai sumber pemasukan devisa dan juga sektor yang lain dianggap perlu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Produktivitas adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. U M U M. TATA CARA PANEN. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 17/Permentan/OT.140/2/2010 TANGGAL : 5 Pebruari 2010 TENTANG : PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDA BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dapat berbuah setelah berusia 3-4 tahun dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dapat berbuah setelah berusia 3-4 tahun dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Kelapa Sawit (Elaeis guinenensis) merupakan tanaman perenial (berumur panjang), dapat berproduksi hingga usia 30 tahun. Bibit kelapa sawit diperoleh dengan pembibitan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PENJUALAN SERTA PENAWARAN CPO DI PT AGRICINAL ANALYZING OF PRODUCTION SALES AND SUPPLY GROWTH OF CPO IN PT AGRICINAL

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PENJUALAN SERTA PENAWARAN CPO DI PT AGRICINAL ANALYZING OF PRODUCTION SALES AND SUPPLY GROWTH OF CPO IN PT AGRICINAL ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PENJUALAN SERTA PENAWARAN CPO DI PT AGRICINAL ANALYZING OF PRODUCTION SALES AND SUPPLY GROWTH OF CPO IN PT AGRICINAL Elsa Ginting, M. Nurung, Sri Sugiarti Jurusan Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membuat perekonomian di Indonesia semakin tumbuh pesat. Salah satu sektor agro industri yang cenderung

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Industri perbankan, khususnya bank umum, merupakan pusat dari sistem keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat penyimpanan dana, membantu pembiayaan

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU e-j. Agrotekbis 5 (1) : 36-45, Februari 217 ISSN : 2338-311 MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU Maximization

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAKUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Maximize or Minimize Subject to: Z = f (x,y) g (x,y) = c S1 60 4 2 1 0 S2 48 2 4 0 1 Zj 0-8 -6 0 0 PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH,

Lebih terperinci

/1 /.(1 tl ) 1.:,.. \ ANALISIS BIAYA DAN PENERIMAAN PRODUKSI CPO DI PTPN V SEI PAGAR KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU BOYYUSUF A

/1 /.(1 tl ) 1.:,.. \ ANALISIS BIAYA DAN PENERIMAAN PRODUKSI CPO DI PTPN V SEI PAGAR KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU BOYYUSUF A /1 /.(1 tl ) 1.:,.. \ ANALISIS BIAYA DAN PENERIMAAN PRODUKSI CPO DI PTPN V SEI PAGAR KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU BOYYUSUF A08495029 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUM.BERDAYA JURUSAN ILMU-ILMU

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) DAN OPTIMALISASI OUTPUT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) DAN OPTIMALISASI OUTPUT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN AGRISE Volume XI No. 1 Bulan Januari 211 ISSN: 1412-1425 NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) DAN OPTIMALISASI OUTPUT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN (THE-ADDED-VALUE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efesien dan tangguh serta dapat menunjang sektor industri. Kemudian sektor

BAB I PENDAHULUAN. efesien dan tangguh serta dapat menunjang sektor industri. Kemudian sektor BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan perekonomian nasional seperti yang telah dituangkan dalam pola umum pembangunan jangka panjang pemerintah telah menggariskan bahwa

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN KEUNTUNGAN PRODUKSI PADA PENGOLAHAN RENDANG DI PERUSAHAAN RENDANG ERIKA PAYAKUMBUH

OPTIMASI PERENCANAAN KEUNTUNGAN PRODUKSI PADA PENGOLAHAN RENDANG DI PERUSAHAAN RENDANG ERIKA PAYAKUMBUH OPTIMASI PERENCANAAN KEUNTUNGAN PRODUKSI PADA PENGOLAHAN RENDANG DI PERUSAHAAN RENDANG ERIKA PAYAKUMBUH Deswani Panggabean 1, Masrul Djalal 2, Santosa 2 1 Politeknik Pertanian, Universitas Andalas, Payakumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan Tandan

BAB I PENDAHULUAN. Merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan Tandan V-23 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. PP. Lonsum Bagerpang POM memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit sekitar 12.853,71 (Ha). Terdiri dari perkebunan bagerpang estate dengan luas 5.724,16

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang 50 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Persoalan Penggunaan Energi Memasak Dari komposisi penggunaan energi yang ditampilkan pada Gambar 1, terlihat energi yang paling banyak digunakan dalam rumah tangga untuk

Lebih terperinci