PREDIKSI INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA ILMU KOMPUTER IPB MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 ABDUL NASRAH G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PREDIKSI INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA ILMU KOMPUTER IPB MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 ABDUL NASRAH G"

Transkripsi

1 PREDIKSI INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA ILMU KOMPUTER IPB MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 ABDUL NASRAH G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 PREDIKSI INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA ILMU KOMPUTER IPB MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Oleh : ABDUL NASRAH G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

3 ABSTRACT ABDUL NASRAH. Grade Point Average Prediction of Computer Science IPB Students with VFI5 Algorithm. Counseled by AZIZ KUSTIYO and IRMAN HERMADI. First year evaluation point cannot show end year evaluation point that generate value, namely Grade Point Average (GPA), because GPA is a cumulative grade that take from first year evaluation point up to end year evaluation value. In this research, we want to know GPA without seeing GPA in every year, just look grade from the first year evaluation point and some courses feature that we can say GPA Prediction. In this research, we use VFI5 algorithm for GPA prediction. VFI5 algorithm have two processes, training process and prediction process. The training process output can describe feature character and relation between features that are courses feature and GPA relation.this research aims to analyze and looks for TPB courses that influence to GPA of Computer Science students, analyze with describing distributing point for each GPA classes, and predict GPA classes based on TPB courses. Training description is very important thing in this research. Training description can explain distributing points of courses grade. Distributing points is important thing for everyone, students and teachers. Students can see courses that influence to their GPA, otherwise teacher can look for the most succesful courses for their students. On General Sociology course, this research show that it is very difficult to get A grade. On File System and Mathematic Discret courses, with 2.00 GPA <2.50 class always have vote for A grade, and little possibility to get D grade. The highest accuration rate of 2001/2002 generation is found from combination between Fisika II, Calculus, and GPA of TPB features. Accuration rate that is resulted by VFI5 Algorithm on prediction process with the features is 70.61%. In otherwise that case is not same with 2002/2003 generation, because accuration rate that resulted is 60.03%. The similiarity between 2001/2002 and 2002/2003 generations is highest accuration rate for each features test showed from Fisika II feature. Accuration rate of fisika II feature on 2001/2002 generation is 65.35%, otherwise on 2002/2003 generation is 65.39%. Keywords : Feature, Grade Point, Grade Point Average, VFI5 Algorithm, Training Description, Accuration

4 Judul : Prediksi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Ilmu Komputer IPB Menggunakan Algoritma VFI5 Nama : Abdul Nasrah NRP : G Menyetujui: Pembimbing I Pembimbing II Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom. NIP Irman Hermadi, S.Kom., MS NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Panyabungan hari Rabu tanggal 18 Mei Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Asran dan Nurhelmi. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan sekolah di SMU Negeri 3 Plus Sipirok hingga tahun Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa S1 Ilmu Komputer Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Pada tahun 2006, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT Transformasi Televisi Indonesia. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (HIMALKOM) tahun kepengurusan 2004/2005.

6 PRAKATA Alhamdulillahi Rabbil alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan karunia-nya sehingga skripsi dengan judul Prediksi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Ilmu Komputer IPB Menggunakan Algoritma VFI5 ini, dapat diselesaikan. Dalam menyelesaikan karya tulis ini penulis mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini, antara lain kepada: 1 Orangtua tercinta, Ayahanda Asran dan Ibunda Nurhelmi atas segala do a, kasih sayang, dan dukungan baik dari moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini. 2 My sweety bubby, Ema Rahayu yang tak bosan memberikan semangat, do a dan motivasi sampai penelitian ini selesai dilakukan. 3 Bapak Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom. selaku pembimbing pertama atas bimbingan dan arahannya selama penyusunan karya tulis ini. 4 Bapak Irman Hermadi, S.Kom., M.S selaku pembimbing kedua atas bimbingan dan arahannya selama penyusunan karya tulis ini. 5 Bapak Toto Haryanto, S.Kom. yang telah bersedia menjadi penguji. 6 Yahman Faoji atas saran dan bantuannya pada penyusunan kata pengantar dalam Bahasa Inggris. 7 Anak-anak kosan B boyz, Mulyadi, Vicky, Cunning, Komang, Iqbal, Ryan, Inang, Dona, Goffar, Pandi dan Nugie yang sudah memberikan semangat dan dukungan selama penelitian ini dilakukuan. 8 Anak-anak kosan Cinta, Pisardo, Jemi, Dhiku, Rizal, Nono dan Firat yang sudah memberikan semangat dan dukungan selama penelitian ini dilakukuan. 9 Galan Saputra Aji, Faiq Al-Syawaf, dan Yogi Purno Yudho atas kejasamanya sebagai pembahas. 10 Anak-anak cewek, Irena, Amelia, Vita, Yulia, Yustin dan Thessi yang sudah memberikan semangat dan dukungan selama penelitian ini dilakukuan. 11 Dani Nugraha R, Gemma Ramdhani, Regi Hardelina, Atik Pawestri Sulistiyo, Aristi Imka Apniasari, dan Hida Nur Firqiani selaku teman perjuangan satu bimbingan. 12 Yayan Rukmayana atas saran dan bantuannya dalam pengerjaan tugas akhir. 13 Teman - teman ilkom 40 atas kebersamaannya dari awal kuliah sampai sekarang. Kepada semua pihak lainnya yang telah memberikan kontribusi yang besar selama pengerjaan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis sampaikan terima kasih banyak. Semoga penelitian ini dapat memberi manfaat. Bogor, Agustus 2007 Abdul Nasrah

7 vii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR LAMPIRAN...viii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 Ruang Lingkup... 1 Manfaat... 1 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi... 1 K-fold Cross Validation... 2 Mata Kuliah TPB... 2 Indeks Prestasi... 2 Satuan Kredit Semester... 2 Algoritma Voting Feature Intervals (VFI5)... 2 METODE PENELITIAN Data... 5 Praproses... 5 Data Latih dan Data Uji... 5 Algoritma VFI Pelatihan... 6 Seleksi Fitur... 6 Klasifikasi... 6 Akurasi... 6 Lingkungan Pengembangan... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Pelatihan (deskripsi training)... 6 Pengujian KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 15

8 viii DAFTAR TABEL Halaman 1 Pembagian kelas menurut selang IPK kelulusan Sebaran nilai MK pada tingkat TPB angkatan 2001/ Sebaran nilai MK pada tingkat 2 angkatan 2001/ Sebaran nilai MK pada tingkat TPB angkatan 2002/ Sebaran nilai MK pada tingkat 2 angkatan 2002/ Bobot untuk setiap mata kuliah TPB Akurasi fitur lengkap untuk angkatan 2001/ Akurasi fitur seleksi tahap pertama untuk angkatan 2001/ Akurasi fitur seleksi MK kombinasi untuk angkatan 2001/ Akurasi fitur lengkap untuk angkatan 2002/ Akurasi fitur seleksi tahap pertama untuk angkatan 2002/ Akurasi fitur seleksi MK kombinasi untuk angkatan 2002/ DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Algoritma pelatihan (training) VFI Algoritma prediksi (klasifikasi) VFI Tahapan proses klasifikasi data DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Daftar mata kuliah wajib masa program TPB Daftar mata kuliah pilihan Program Studi masa program TPB Sebaran nilai mata kuliah tingkat TPB angkatan 2001/ Sebaran nilai mata kuliah tingkat 2 angkatan 2001/ Sebaran nilai mata kuliah tingkat TPB angkatan 2002/ Sebaran nilai mata kuliah tingkat 2 angkatan 2002/ Akurasi fitur seleksi kombinasi awal untuk angkatan 2001/

9 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Setiap mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor (IPB) diwajibkan mengikuti program pendidikan dasar yang mempelajari pengetahuan dasar umum dan dasar keahlian selama dua semester pada Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Program TPB bertujuan memberikan landasan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar dapat mengikuti pendidikan tahap selanjutnya di fakultasfakultas yang ada di IPB. Program ini juga memperkenalkan wawasan lingkungan hidup dan pertanian berkelanjutan secara umum, serta membekali pengetahuan untuk menilai dengan pertimbangan sosial-ekonomi dan budaya dalam setiap tindakan yang dilakukan (IPB Press 2003). Mata kuliah yang diselenggarakan TPB terdiri atas mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan program studi. Mata kuliah wajib yaitu mata kuliah yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa IPB dengan jumlah sebanyak 12 satuan kredit semester (SKS), sedangkan mata kuliah pilihan program studi berjumlah 19 mata kuliah yaitu mata kuliah yang sesuai dengan program studi yang diminatinya (IPB Press 2003). Oleh karena itu setiap mahasiswa pada suatu Program Studi tertentu dalam kasus ini Ilmu Komputer akan mendapatkan mata kuliah yang sama dan SKS yang sama pada masa TPB. Penilaian akhir tahun pertama (evaluasi awal) dilaksanakan oleh program TPB, penilaian status studi mahasiswa selanjutnya akan dilakukan sepenuhnya oleh fakultas masing-masing (IPB Press 2003). Penilaian akhir tahun pertama saja tidak dapat menentukan penilaian akhir program studi yang menghasilkan nilai yang disebut dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), karena IPK adalah nilai kumulatif yang diperoleh dari hasil penilaian akhir tahun pertama sampai penilaian akhir program studi. Pada penelitian ini yang ingin diketahui justru nilai IPK dengan hanya menggunakan penilaian akhir tahun pertama yang menghasilkan IP TPB dan beberapa fitur mata kuliah yang disebut dengan prediksi IPK tanpa memperhatikan penilaian setiap akhir tahun. Pada penelitian ini algoritma yang digunakan untuk memprediksi IPK adalah Algoritma VFI5. Algoritma VFI5 memiliki dua proses yaitu pelatihan dan pengujian (klasifikasi). Hasil dari pelatihan Algoritma VFI5 dapat mendeskripsikan prilaku fitur dan kaitan antara fitur-fitur dalam hal ini MK dengan IPK. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1 Menganalisis dan mencari mata kuliah TPB yang berpengaruh pada IPK kelulusan mahasiswa jurusan Ilmu Komputer. 2 Menganalisis dengan cara mendeskripsikan sebaran-sebaran nilai untuk setiap kelas IPK yang telah ditentukan. 3 Memprediksi kelas IPK atau selang kelulusan berdasarkan mata kuliah TPB. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data nilai mahasiswa Ilmu Komputer angkatan 2001/2002 dan 2002/ Pada Algoritma VFI5, yang digunakan sebagai bobot untuk suatu fitur mata kuliah adalah SKS dari mata kuliah yang bersangkutan. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi sebagai berikut : 1 Menunjukkan mata kuliah yang memiliki keunikan untuk setiap kelas IPK. 2 Menunjukkan mata kuliah yang berpeluang paling tinggi mendapatkan nilai rendah dan tinggi untuk setiap tahunnya. 3 Mengetahui IPK kelulusan dengan menggunakan fitur yang sudah terseleksi. Klasifikasi TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi merupakan proses menemukan sekumpulan model (atau fungsi) yang menggambarkan dan membedakan konsep atau kelas-kelas data, dengan tujuan agar model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kelas dari suatu objek atau data yang label kelasnya tidak diketahui (Han & Kamber 2001). Klasifikasi terdiri atas dua tahap, yaitu pelatihan dan prediksi (klasifikasi). Pada tahap pelatihan, dibentuk sebuah model yang ada. Penentuan model tersebut berdasarkan

10 2 analisis pada sekumpulan data pelatihan, yaitu data yang label kelasnya sudah diketahui. Pada tahap klasifikasi, dilakukan prediksi kelas dari instance (kasus) baru dengan menggunakan model yang telah dibuat pada tahap pelatihan (Güvenir et al. 1998). K-fold Cross Validation Validasi silang dan bootstrapping merupakan metode dalam memperkirakan generalisasi error berdasarkan "resampling" (Weiss & Kulikowski 1991 diacu dalam Sarle 2004). Metode k-fold cross validation membagi sebuah himpunan contoh secara acak menjadi k himpunan bagian (subset) yang saling bebas. Dilakukan ulangan sebanyak k- kali untuk pelatihan dan pengujian. Pada setiap ulangan, disisakan satu subset untuk pengujian dan subset lainnya untuk pelatihan (Stone 1974 diacu dalam Fu 1994). Pada metode ini, data awal dibagi menjadi k subset atau fold yang saling bebas secara acak, yaitu S 1,S 2,...,S k, dengan ukuran setiap subset kira-kira sama. Pelatihan dan pengujian dilakukan sebanyak k kali. Pada iterasi ke i, subset S i diperlakukan sebagai data pengujian, dan subset lainnya diperlakukan sebagai data pelatihan. Jadi, pada iterasi pertama S 2,...,S n menjadi data pelatihan dan S 1 menjadi data pengujian. Pada iterasi kedua S 1,S 3,...,S n menjadi data pelatihan dan S 2 menjadi data pengujian, dan seterusnya. K-fold cross validation merupakan metode dalam memperkirakan generalisasi error berdasarkan resampling (Weiss & Kullilkowski 1991; Efron & Tibshirani 1993; Hjorth 1994; Plutowski et al. 1994; Shao & Tu 1995 diacu dalam Sarle 2004). Mata Kuliah TPB Mata kuliah (MK) yang diselenggarakan Tahap Persiapan Bersama (TPB) terdiri atas mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan program studi. Mata kuliah wajib yaitu mata kuliah yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa IPB dengan jumlah sebanyak 12 satuan kredit semester (SKS), sedangkan mata kuliah pilihan program studi berjumlah 19 mata kuliah yaitu mata kuliah yang sesuai dengan program studi yang diminatinya (IPB Press 2003). Daftar mata kuliah wajib dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan daftar mata kuliah pilihan program studi dapat dilihat pada Lampiran 2. Indeks Prestasi IP adalah singkatan dari Indeks Prestasi yang merupakan suatu nilai akhir yang diperoleh mahasiswa setelah menyelesaikan studinya pada satu semester. Penilaian keberhasilan studi semester dilakukan pada tiap akhir semester. Penilaian ini meliputi semua mata kuliah yang direncanakan oleh mahasiswa dalam KRS yang sah pada semester tersebut, dengan menggunakan rumus IP sebagai berikut : IP Keterangan IP = Indeks Prestasi Nj = Nilai mata kuliah j n = Mata kuliah kj = Bobot SKS mata kuliah n j = 1 = n Nj. kj. j = 1 IP yang diperoleh mahasiswa pada semester bersangkutan digunakan dalam menentukan beban studi yang boleh diambil pada semester berikutnya. Satuan Kredit Semester Satuan Kredit Semester disingkat SKS adalah ukuran yang digunakan untuk menyatakan : 1 Besarnya beban studi mahasiswa. 2 Ukuran keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu. 3 Ukuran untuk beban penyelenggaraan pendidikan, khususnya bagi dosen (IPB Press 2003). Algoritma Voting Feature Intervals (VFI5) Algoritma klasifikasi Voting Feature Intervals (VFI5) merepresentasikan deskripsi sebuah konsep oleh sekumpulan interval nilainilai feature atau atribut (Demiröz et al diacu dalam Güvenir & Emeksiz 2000, Güvenir et al. 1998). Pengklasifikasian instance baru berdasarkan voting pada klasifikasi yang dibuat oleh nilai tiap-tiap feature secara terpisah. VFI5 merupakan algoritma klasifikasi yang bersifat non-incremental dimana semua instance pelatihan diproses secara bersamaan (Güvenir & Sirin 1996 diacu dalam Güvenir & Emeksiz 2000). Dari instance-instance pelatihan tersebut, Algoritma VFI5 membuat interval untuk setiap feature. Interval-interval yang dibuat dapat berupa range interval atau point kj

11 3 interval. Point interval terdiri atas seluruh end point secara berturut-turut. Range interval terdiri atas nilai-nilai antara dua end point yang berdekatan namun tidak termasuk kedua end point tersebut. Untuk setiap interval, vote setiap kelas pada interval tersebut disimpan. Dengan demikian, sebuah interval dapat merepresentasikan beberapa kelas dengan menyimpan vote setiap kelas, sehingga Algoritma VFI dapat dikatakan sebagai Multi- Class feature projection based algorithms. Keunggulan Algoritma VFI5 adalah algoritma ini cukup kokoh (robust) terhadap feature yang tidak relevan namun mampu memberikan hasil yang baik pada real-world datasets yang ada. VFI5 mampu menghilangkan pengaruh yang kurang menguntungkan dari feature yang tidak relevan dengan mekanisme voting-nya (Güvenir 1998). Algoritma klasifikasi VFI5 mampu melakukan klasifikasi lebih cepat dibandingkan dengan Algoritma nearest neighbor dan decision tree (Demiröz 1997). VFI5 mampu menangani nilai feature yang tidak diketahui (hilang) dengan cara mengabaikan nilai feature tersebut yang ada pada data pelatihan dan data pengujian. Namun pada Algoritma nearest neighbor dan decision tree, nilai tersebut harus diganti (Quinlan 1993 diacu dalam Demiröz 1997). Mengabaikan feature yang tidak diketahui merupakan pendekatan yang alami dan masuk akal (Demiröz 1997). Algoritma VFI5 terdiri atas dua tahap, yaitu pelatihan dan klasifikasi. 1 Pelatihan Langkah pertama pada tahap pelatihan adalah menemukan end point setiap feature f dari setiap kelas c. End point untuk feature linear, yaitu feature yang nilainya memiliki urutan atau bisa dibandingkan tingkatannya, merupakan nilai minimum dan nilai maksimum feature tersebut. End point untuk feature nominal, yaitu feature yang nilainya tidak memiliki urutan dan tidak bisa dibandingkan tingkatannya, merupakan semua nilai yang berbeda yang ada pada feature kelas yang sedang diamati. Sebelum dibentuk interval, seluruh end point yang diperoleh untuk setiap feature linear diurutkan. Jika suatu feature merupakan feature linear maka akan dibentuk dua interval yaitu point interval dan range interval. Jika feature tersebut merupakan feature nominal maka hanya dibentuk point interval. Batas bawah pada range interval (ujung paling kiri) adalah - sedangkan batas atas range interval (ujung paling kanan) adalah +. Jumlah maksimum end point pada feature linear adalah 2k sedangkan jumlah maksimum intervalnya adalah 4k+1, dengan k adalah jumlah kelas yang diamati. Setelah itu, jumlah instance pelatihan setiap kelas c dengan feature f untuk setiap interval i dihitung dan direpresentasikan sebagai interval_class_count[f,i,c]. Untuk setiap instance pelatihan, dicari interval i, yaitu interval nilai feature f dari instance pelatihan e (e f ) tersebut berada. Jika interval i merupakan point interval dan e f sama dengan batas bawah interval tersebut (sama dengan batas atas untuk point interval), jumlah kelas instance tersebut (e f ) pada interval i ditambah 1. Jika interval i merupakan range interval dan e f jatuh pada interval tersebut maka jumlah kelas instance e f pada interval i ditambah 1. Hasil proses ini merupakan vote kelas c pada interval i. Untuk menghilangkan efek perbedaan distribusi setiap kelas, vote kelas c untuk feature f pada interval i dinormalisasi dengan cara membagi vote tersebut dengan jumlah instance kelas c yang direpresentasikan dengan class_count[c]. Hasil normalisasi ini dinotasikan sebagai interval_class_vote[f,i,c]. Kemudian nilainilai interval_class_vote[f,i,c] dinormalisasi sehingga jumlah vote beberapa kelas pada setiap feature sama dengan 1. Normalisasi ini bertujuan agar setiap feature memiliki kekuatan voting yang sama pada proses klasifikasi yang tidak dipengaruhi oleh ukurannya. 2 Prediksi (klasifikasi) Proses klasifikasi diawali dengan inisialisasi vote setiap kelas dengan nilai nol. Untuk setiap feature f, dicari interval i dimana nilai e f jatuh, dengan e f merupakan nilai feature f dari instance tes e. Jika e f tidak diketahui (hilang), feature tersebut tidak diikutsertakan dalam voting (memberikan vote nol untuk setiap kelas). Oleh karena itu, feature yang memiliki nilai tidak diketahui diabaikan. Jika e f diketahui maka interval tersebut dapat ditemukan. Interval tersebut dapat menyimpan instance pelatihan dari beberapa

12 4 kelas. Kelas-kelas dalam sebuah interval direpresentasikan oleh vote kelas-kelas tersebut pada interval itu. Untuk setiap kelas c, feature f memberikan vote yang sama dengan interval_class_vote[f,i,c]. Notasi tersebut merepresentasikan vote feature f yang diberikan untuk kelas c. Setiap feature f mengumpulkan vote-votenya dalam sebuah vektor feature_vote[f,c 1 ],..., feature_vote[f,c j ],..., feature_vote[f,c k ], dimana feature_vote[f,c j ] merupakan vote feature f untuk kelas C j dan k adalah jumlah kelas. Kemudian d vektor vote, dimana d merupakan jumlah feature, dijumlahkan untuk memperoleh total vektor vote vote[c 1 ],..., vote[c k ]. Kelas dengan jumlah vote terbesar diprediksi sebagai kelas dari instance tes e. Pseudocode algoritma pelatihan dan prediksi VFI5 dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. train(trainingset): begin for each feature f for each class c EndPoints[f] = EndPoints[f] find_end_points(trainingset,f,c); sort(endpoints[f]); if f is linear for each end point p in EndPoints[f] form a point interval from end point p form a range interval between p and the next endpoint p else /* f is nominal*/ each distinct point in EndPoints[f] forms a point interval for each interval i on feature dimension f for each class c interval_class_count[f,i,c]=0 count_instances(f,trainingset); for each interval i on feature dimension f for each class c interval_ class_vote[ f,i,c] = interval_class_count[ f,i,c] class_count[ c] normalize interval_class_vote[f,i,c] * such that c interval_class_vote[f,i,c] = 1 * end Gambar 1 Algoritma pelatihan (training) VFI5. classify(e): * e: example to be classified * begin for each class c vote[c] = 0 for each feature f for each class c * vote of feature f for class c * feature_vote[f,c] = 0 if e f value is known i = find_interval( f, e f ) feature_vote[f,c] = interval_class_vote[f,i,c] for each class c vote[c] = vote[c] + (feature_vote[f,c]*weight[f]); return class c with highest vote[c] end Gambar 2 Algoritma prediksi (klasifikasi) VFI5.

13 5 METODE PENELITIAN Penelitian ini memiliki beberapa tahapan proses untuk mengetahui akurasi yang diperoleh Algoritma VFI5 dalam pengklasifikasian mahasiswa pada suatu kelas tertentu. Tahapan proses tersebut disajikan pada Gambar 3. VFI5 Gambar 3 Tahapan proses klasifikasi data. Proses utama yang terjadi yaitu praproses, pelatihan untuk melihat domain dan sebaransebaran nilai fitur, seleksi fitur untuk mencari fitur terbaik dan prediksi (klasifikasi) untuk menduga kelas dari suatu instance baru. Data Data Latih Pelatihan Klasifikasi Akurasi Data Praproses Data Uji Seleksi Data Uji Ada dua set data yang dipakai untuk pelatihan dan pengujian (klasifikasi) yaitu data nilai mahasiswa angkatan 2001/2002 dan 2002/2003 mulai dari tingkat 1 sampai dengan lulus. Pada Algoritma VFI5 dikenal ada beberapa istilah seperti instance dan feature (fitur). Untuk kasus data nilai mahasiswa seperti ini, mahasiswa dijadikan sebagai instance dan mata kuliah beserta IP TPB dijadikan sebagai fitur. Praproses Sebelum data digunakan untuk tahap selanjutnya, setiap instance dalam hal ini mahasiswa pada setiap data yang memiliki nilai fitur yang tidak lengkap (tidak diketahui) tidak diambil datanya. Hal ini disebabkan karena sebagian mahasiswa tersebut tidak/belum menyelesaikan studinya. Oleh karena itu semua instance yang memiliki nilai fitur yang tidak lengkap tidak dipergunakan sebagai data pelatihan maupun data pengujian. Data Latih dan Data Uji Seperti penelitian lain yang menggunakan Algoritma VFI5 sebagai algoritma klasifikasi, ada suatu kelas yang memisahkan kelompok instance yang satu dengan yang lain. Maka untuk data nilai mahasiswa seperti ini pembagian kelas ditentukan dengan cara membagi kelas dalam suatu selang, yang dinamakan selang IPK. Baik data latih maupun data uji memiliki kelas yang sama yaitu selang IPK. Untuk lebih jelasnya pembagian kelas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Pembagian kelas menurut selang IPK kelulusan Selang IPK Kelas 2.00 IPK<2.50 I 2.50 IPK<3.00 II 3.00 IPK<3.50 III 3.50 IPK 4.00 IV Data yang digunakan dibagi menjadi beberapa subset (himpunan bagian) dengan ukuran contoh yang lebih kurang sama. Pembagian data dilakukan secara acak dengan mempertahankan perbandingan jumlah instance setiap kelas. Untuk itu dilakukan suatu metode pembagian data yang disebut dengan 3-fold cross validation. Data akan dibagi secara acak menjadi 3 himpunan bagian yang ukurannya hampir sama satu sama lain. Himpunan bagian yang dihasilkan yaitu S 1, S 2 dan S 3, digunakan sebagai pelatihan dan pengujian yang masingmasing diulang sebanyak 3 kali. Pada iterasi ke-1, himpunan bagian S 1 diperlakukan sebagai data pengujian, dan himpunan bagian lainnya diperlakukan sebagai data pelatihan, dan seterusnya untuk himpunan bagian yang lain. Algoritma VFI5 Pada penelitian ini digunakan Algoritma VFI5 dengan bobot yang berbeda untuk setiap fitur, baik untuk instance yang fiturnya lengkap maupun instance yang fiturnya diseleksi. Untuk fitur mata kuliah, bobot

14 6 diberikan sesuai dengan beban SKS mata kuliah yang bersangkutan, sedangkan fitur IP TPB disesuaikan. Untuk fitur mata kuliah yang sudah terseleksi, bobot yang dipakai sesuai dengan beban SKS, sedangkan fitur yang tidak terseleksi diberikan bobot yang bernilai nol. Pada tahap ini terdiri atas dua proses yaitu pelatihan dan prediksi (klasifikasi) kelas instance baru. Pelatihan Data yang telah dibagi-bagi menjadi 3 himpunan bagian kemudian menjadi input algoritma klasifikasi VFI5. Pada tahapan ini akan dibentuk intervalinterval dari setiap feature yang ada. Jika feature tersebut adalah feature linear maka akan dibentuk dua buah interval, yaitu point interval dan range interval. Jika feature tersebut adalah feature nominal maka hanya akan dibentuk satu interval, yaitu point interval. Setelah semua interval terbentuk, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah instance setiap kelas yang berada pada setiap interval tersebut. Seleksi Fitur Pada tahap seleksi fitur, dilakukan suatu pemilihan fitur-fitur yang berpengaruh berdasarkan hasil dari percobaan. Jika dengan penambahan suatu fitur menghasilkan akurasi tinggi maka fitur tersebut akan dipakai seterusnya, jika sebaliknya fitur akan dihilangkan. Klasifikasi Pada tahap klasifikasi, setiap nilai feature dari suatu instance baru diperiksa letak interval nilai feature tersebut. Vote-vote setiap kelas untuk setiap feature pada setiap interval yang bersesuaian diambil dan kemudian dijumlahkan. Kelas dengan nilai total vote tertinggi menjadi kelas prediksi instance baru tersebut. Akurasi Hasil yang diamati pada penelitian ini adalah perubahan rata-rata tingkat akurasi yang dicapai algoritma klasifikasi VFI5 dalam mengklasifikasikan data pengujian setelah dilakukan perubahan pada ukuran contoh data pelatihan. Tingkat akurasi diperoleh dengan perhitungan : data uji benar diklasifikasi tingkat akurasi= totaldata uji Lingkungan Pengembangan Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Microsoft Windows XP Service Pack 2 Matlab Di sisi lain, perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut : Prosesor AMD Sempron DDRAM 768 MB Harddisk dengan kapasitas 80 GB ATI Radeon 9550 XT 128 MB Monitor VGA dengan resolusi 1024x768 pixel Keyboard Mouse. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas dua proses yaitu proses pelatihan (deskripsi training) dan pengujian. Pada proses pelatihan untuk pendeskripsian metode k-fold cross validation tidak dipakai, karena pada pelatihan tidak ada yang dijadikan sebagai data uji, semua data dijadikan sebagai data latih. Dengan demikian, pada pengujian data dibagi menjadi dua yaitu data latih dan data uji. Pelatihan (deskripsi training) Deskripsi untuk sebaran-sebaran nilai hanya terbatas pada nilai A, D dan E. Hal ini dikarenakan nilai A adalah nilai tertinggi dan berpotensi tinggi untuk meningkatkan nilai IPK, sedangkan nilai D dan E adalah nilai terendah. Ada dua hal penting yang harus diperhatikan ketika membaca tabel hasil pelatihan yaitu : 1 Pada mata kuliah apakah kelas 2.00 IPK<2.50 mendapatkan nilai D dan E? 2 Apakah sebaran nilai A untuk setiap kelas IPK sejalan dengan tingkat kelas IPK? Setelah dilakukan proses pelatihan dengan dua data yaitu data angkatan 2001/2002 dan data angkatan 2002/2003, maka deskripsi untuk data pelatihan dibagi dua yaitu deskripsi data angkatan 2001/2002 dan deskripsi data angkatan 2002/2003.

15 7 1 Deskripsi angkatan 2001/2002 Deskripsi data mahasiswa 2001/2002 dibagi dalam dua penjelasan sesuai dengan perbedaan tingkatan yaitu data latih tingkat TPB dan data latih tingkat 2. Data latih tingkat TPB Setelah dilakukan pelatihan, hasil sebaran nilai mata kuliah dapat dilihat pada Tabel 2. Untuk sebaran nilai yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Dapat dilihat pada Tabel 2, kelas 2.00 IPK<2.50 mendapatkan nilai terendah pada pada mata kuliah berikut: o Biologi o Kimia Umum o Algoritma dan Pemrograman o Matematika Dasar o Kalkulus o Sosiologi Umum Pada mata kuliah Biologi, Kimia Umum, Algoritma dan Pemrograman, dan Matematika Dasar nilai D hanya terdapat pada kelas 2.00 IPK<2.50, sedangkan untuk mata kuliah Sosiologi Umum dan Kalkulus masih tersebar pada kelas lain. Ada beberapa mata kuliah yang sebaran nilai A-nya tidak sejalan dengan tingkat kelas IPK yaitu : Tabel 2 Sebaran nilai MK pada tingkat TPB angkatan 2001/2002 MK o Fisika II o Matematika Dasar o Kalkulus o Pengantar Ilmu Pertanian o Pendidikan Agama o Olahraga dan Seni Contohnya, untuk mata kuliah Fisika II, peluang (vote) kelas 2.00 IPK<2.50 lebih tinggi dibandingkan dengan vote kelas 2.50 IPK<3.00, dan pada mata kuliah Matematika Dasar, peluang (vote) kelas 3.00 IPK<3.50 lebih besar dibandingkan dengan kelas 3.50 IPK Ada hal unik pada mata kuliah TPB angkatan 2001/2002 ini yaitu pada mata kuliah Sosiologi Umum, tidak ada satupun instance yang mendapatkan nilai A pada mata kuliah tersebut, bahkan pada kelas 3.50 IPK 4.00 juga tidak ada instance yang mendapatkan nilai A. Ketika pada mata kuliah yang lain vote untuk sebaran nilai A selalu dimonopoli oleh kelas 3.50 IPK 4.00, tetapi untuk MK PIP minat untuk mendapatkan nilai A tampaknya tidak begitu besar karena tidak satu pun instance yang ada di kelas 3.50 IPK 4.00 mendapatkan nilai A pada MK tersebut. KELAS 2.00 IPK< IPK< IPK< IPK 4.00 A D A D A D A D *Bio Fis I Fis II *KimUm *Algor PengKom *MatDas *Kalkulus *PIP PA PK B. Ind B. Ing *OR *SosUm Keterangan : tanda * pada mata kuliah menunjukkan bahwa mata kuliah tersebut menarik untuk diperhatikan. Data latih tingkat 2 Pada data latih tingkat 2 setelah dilakukan pelatihan, dapat dilihat bahwa kelas 2.00 IPK<2.50 mendapatkan nilai terendah pada hampir semua mata kuliah yang ada pada tingkat 2, kecuali untuk mata kuliah Matematika Diskret, Ekonomi Umum, Sistem Berkas dan Metode Statistika.

16 8 Untuk mata kuliah Bahasa Pemrograman dapat dilihat bahwa hampir semua kelas mendapatkan nilai D, bahkan nilai D juga didapatkan oleh kelas 3.50 IPK 4.00 dengan vote yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas 2.00 IPK<2.50. Kelas 3.50 IPK 4.00 tidak hanya mendapatkan nilai D pada mata kuliah Bahasa Pemrograman, kelas ini juga mendapatkan nilai D pada mata kuliah Organisasi Komputer dengan vote sebesar 0.27 vote. Untuk nilai A pada mata kuliah Bahasa Pemrograman hanya didapatkan oleh kelas 3.00 IPK<3.50 (vote = 1). Hal tersebut tidak berbeda pada mata kuliah Struktur Data, nilai A pada mata kuliah Struktur Data juga didapatkan pada kelas 3.00 IPK<3.50. Untuk lebih jelasnya, sebaran nilai yang terjadi pada mahasiswa angkatan 2001/2002 di tingkat 2 ini dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk sebaran nilai yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 3 Sebaran nilai MK pada tingkat 2 angkatan 2001/2002 MK KELAS 2.00 IPK< IPK< IPK< IPK 4.00 A D E A D E A D E A D E ElDas *RaDig *P. Logika *KalkulusII MatDis EkUm *AlLin *BasProg *TBO *StrukDat *OrKom *SisBer *B. Ing II *PHP MetStat Keterangan : tanda * pada mata kuliah menunjukkan bahwa mata kuliah tersebut menarik untuk diperhatikan. 2 Deskripsi angkatan 2002/2003 Deskripsi data mahasiswa 2002/2003 dibagi dalam dua penjelasan sesuai dengan perbedaan tingkatan yaitu data latih tingkat TPB dan data latih tingkat 2. Data latih tingkat TPB Kelas 2.00 IPK<2.50 pada angkatan 2002/2003 berbeda dengan kelas 2.00 IPK<2.50 pada angkatan 2001/2002 dalam hal perolehan nilai D. Dapat dikatakan angkatan 2002/2003 lebih sukses dibandingkan dengan angkatan 2001/2002, karena nilai D yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan angkatan 2001/2002. Nilai D hanya terdapat pada mata kuliah Biologi dan Sosiologi Umum. Ada hal menarik untuk mata kuliah Fisika I dan Fisika II yaitu nilai A dan nilai D tidak tersebar di kelas manapun. Nilai Fisika I dan Fisika II hanya tersebar pada nilai B dan C. Pada data latih tingkat TPB angkatan 2001/2002 mata kuliah Sosiologi Umum tidak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai A. Hal ini juga hampir sama dengan data latih tingkat TPB angkatan 2002/2003. Nilai A hanya didapatkan pada kelas 2.50 IPK<3.00, dan setelah dilakukan pembedahan data, nilai A hanya didapatkan pada satu instance. Untuk lebih jelasnya, sebaran nilai dapat dilihat pada Tabel 4. Di sisi lain, untuk sebaran nilai yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.

17 9 Tabel 4 Sebaran nilai MK pada tingkat TPB angkatan 2002/2003 MK KELAS 2.00 IPK< IPK< IPK< IPK 4.00 A D A D A D A D *Bio *Fis I *Fis II KimUm Algor *PengKom MatDas *Kalkulus *PIP PA *PK B. Ind B. Ing *OR *SosUm Keterangan : tanda * pada mata kuliah menunjukkan bahwa mata kuliah tersebut menarik untuk diperhatikan. Data latih tingkat 2 Pada data latih tingkat 2 angkatan 2002/2003 ini, kelas 2.00 IPK<2.50 lebih sedikit instancenya yang mendapatkan nilai D jika dibandingkan dengan angkatan 2001/2002. Namun untuk mata kuliah Matematika Diskret dan Sistem Berkas selalu tidak ditemukan nilai D pada kelas 2.00 IPK<2.50. Berbeda halnya dengan kelas 2.00 IPK<2.50, kelas 2.50 IPK<3.00 pada tingkat 2 angkatan 2002/2003 ini lebih banyak yang mendapatkan nilai D jika dibandingkan angkatan 2001/2002. Ada tujuh mata kuliah yang mendapatkan nilai D sedangkan Tabel 5 Sebaran nilai MK pada tingkat 2 angkatan 2002/2003 MK angkatan sebelumnya hanya empat mata kuliah saja. Ada hal menarik yang dapat dilihat pada tabel pelatihan antara angkatan 2001/2002 dengan angkatan 2002/2003 yaitu pada sebaran nilai A. Untuk mata kuliah Matematika Diskret dan Sistem Berkas, kelas 2.00 IPK<2.50 selalu mendapatkan nilai A, baik pada angkatan 2001/2002 maupun angkatan 2002/2003. Ketika kelas 2.00 IPK<2.50 sangat susah untuk mendapatkan nilai A pada tingkat 2 ini, namun untuk MK Matematika Diskret dan Sistem Berkas sepertinya tidak ada masalah. Mungkin MK ini dapat menjadi dorongan untuk mendapatkan nilai yang terbaik. KELAS 2.00 IPK< IPK< IPK< IPK 4.00 A D A D A D A D ElDas RaDig *P. Logika *KalkulusII MatDis *EkUm *AlLin *BasProg *TBO StrukDat *OrKom *SisBer *B. Ing II *PHP *MetStat Keterangan : tanda * pada mata kuliah menunjukkan bahwa mata kuliah tersebut menarik untuk diperhatikan.

18 10 Jika dibandingkan kelas 3.50 IPK 4.00 angkatan 2001/2002 dengan kelas 3.50 IPK 4.00, maka akan didapat kesimpulan bahwa angkatan 2002/2003 lebih sukses, karena tidak ada instance yang mendapatkan nilai D, juga tidak ada mata kuliah yang tidak mendapatkan nilai A. Untuk lebih jelasnya, sebaran nilai yang terjadi pada mahasiswa angkatan 2002/2003 di tingkat 2 dapat dilihat pada Tabel 5. Untuk lebih lengkapnya sebaran nilai yang lain dapat dilihat pada Lampiran 6. Pengujian Data yang diujikan pada tahap ini hanya menggunakan data nilai mahasiswa tingkat TPB, oleh karena itu fitur yang dipakai untuk semua pengujian adalah mata kuliah TPB. Tahap pengujian terdiri atas dua langkah uji yaitu uji fitur lengkap dan uji fitur seleksi. Uji fitur lengkap adalah cara pengujian data yang melibatkan semua fitur yang terdapat pada data pelatihan. Di sisi lain, uji fitur seleksi adalah cara pengujian data yang menggunakan fitur yang berpengaruh saja, sedangkan fitur yang tidak berpengaruh dihilangkan. Pada uji seleksi fitur dilakukan seleksi fitur-fitur yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan akurasi pengujian. Semua uji yang dilakukan pada tahap pengujian melalui metode 3-fold cross validation. Data dibagi 3 himpunan bagian, dua himpunan bagian dijadikan sebagai data latih dan himpunan bagian lainnya sebagai data uji. Setelah dilakukan pelatihan, dilakukan pengujian data dengan pembagian data uji angkatan 2001/2002 dan data uji angkatan 2002/ Data uji angkatan 2001/2002 Setelah dilakukan pelatihan, dilakukan pengujian data dengan pembagian data uji angkatan 2001/2002 dan data uji angkatan 2002/2003. Uji Fitur Lengkap Ada empat percobaan untuk menguji data yang menggunakan fitur lengkap oleh setiap instancenya. Pada awal penelitian, data tidak dibebankan memakai bobot, karena dianggap setiap fitur memiliki bobot yang sama yaitu satu. Percobaan I pun dilakukan dengan tidak memberikan bobot sehingga akurasi uji yang didapatkan adalah 41.49%. Akurasi ini didapatkan dari rata-rata akurasi pada ketiga himpunan bagian dengan akurasi himpunan bagian pertama adalah 35%, himpunan bagian yang kedua 52.6% dan yang ketiga 36.8%. Akurasi 41.49% adalah akurasi yang sangat kecil bila dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain yang menggunakan VFI5 sebagai algoritmanya. Oleh karena itu dilakukan percobaan II dengan setiap fitur yang ada diberikan bobot yang berbeda-beda. Untuk itu setiap fitur mata kuliah diberikan bobot sesuai dengan beban SKS pada mata kuliah yang bersangkutan. Contohnya mata kuliah Bahasa Inggris memiliki beban SKS sebanyak tiga, jadi bobot yang diberikan adalah tiga. Untuk lebih jelasnya, bobot setiap mata kuliah ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6 Bobot untuk setiap mata kuliah TPB No. Mata Kuliah SKS Bobot 1. Bio Fis Fis KimUm Algor PengKom MatDas Kalkulus PIP PA PK B. Ind B. Ing OR SosUm 3 3 Setelah dilakukan percobaan II dengan penambahan bobot, ternyata rata-rata akurasi yang dihasilkan meningkat menjadi 46.6%, dengan himpunan bagian pertama akurasi yang diperoleh 40%, himpunan bagian kedua 57.9% dan himpunan bagian ketiga 42.1%. Dapat dilihat akurasi untuk setiap himpunan bagian rata-rata meningkat 5% dari sebelumnya. Kedua percobaan di atas belum menunjukkan tingkat akurasi yang memuaskan. Kemudian dilakukan percobaan III dengan menambahkan fitur IP TPB untuk setiap instancenya. Penambahan fitur IP TPB ini diharapkan menghasilkan akurasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kedua percobaan di atas. Alasan penambahan fitur IP TPB adalah karena IP tingkat TPB sangat mempengaruhi IPK kelulusan. Seperti diketahui bahwa IPK adalah kumulatif dari IP-IP mulai dari tingkat TPB sampai seorang mahasiswa dinyatakan lulus.

19 11 Namun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bobot untuk fitur IP TPB. Fitur IP TPB bukanlah fitur seperti MK yang lain, IP TPB tidak mungkin memiliki beban SKS layaknya sebuah mata kuliah. Olehkarena itu diputuskan untuk memberikan bobot untuk keseluruhan fitur dengan nilai satu saja. Dengan penambahan fitur IP TPB tadi diperoleh akurasi yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan dua percobaan sebelumnya. Rata-rata akurasi yang dihasilkan adalah 50%, dengan akurasi pada himpunan bagian pertama 50%, himpunan bagian kedua 52.6% dan himpunan bagian ketiga 47.4%. Rata-rata akurasi meningkat untuk setiap himpunan bagian dari sebelumnya sebanyak 5%. Dari hasil percobaan III dapat disimpulkan bahwa pengaruh fitur IP TPB sama dengan pengaruh fitur mata kuliah lainnya. Olehkarena itu fitur IP TPB memang layak untuk dijadikan fitur penting dalam penelitian ini. Percobaan IV adalah percobaan untuk melihat pengaruh akurasi yang terjadi apabila semua fitur diberikan bobot sesuai beban SKS sedangkan pada fitur IP TPB masih bernilai satu. Hal ini dilakukan untuk mencari bobot yang tepat untuk fitur IP TPB. Ternyata setelah dilakukan percobaan IV, akurasi yang ditemukan lebih kecil dibandingkan dengan akurasi percobaan III. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh bobot bernilai satu tidak meningkatkan akurasi. Dengan demikian, pada percobaan selanjutnya pemberian bobot dilakukan sesuai dengan beban SKS mata kuliah yang ada. Percobaan V adalah percobaan dengan pemberian bobot untuk fitur IP TPB bernilai tiga (bobot tertinggi dari keseluruhan fitur MK). Hasilnya rata-rata akurasi meningkat menjadi 51.75%, bertambah 1.75, dengan hanya akurasi himpunan bagian ketiga yang bertambah sebesar 5%. Percobaan VI adalah percobaan dengan pemberian bobot untuk fitur IP TPB yang bernilai dua. Hasilnya lebih bagus percobaan V karena akurasi yang didapatkan rata-rata bernilai 50%, sama dengan hasil pada percobaan III. Dari keseluruhan percobaan yang dilakukan, percobaan V adalah percobaan paling tinggi akurasinya yaitu sebesar 51.7%. Untuk hasil yang lebih lengkap mengenai rata-rata akurasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Akurasi fitur lengkap untuk angkatan 2001/2002 Percobaan Ak urasi (%) Rataan (%) Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV Percobaan V Percobaan VI Keterangan : 1 Percobaan I : tanpa bobot dan tanpa IP TPB. 2 Percobaan II : tanpa IP, bobot = SKS MK. 3 Percobaan III : IP, tanpa bobot. 4 Percobaan IV : bobot dan IP( bobot = 1). 5 Percobaan V : bobot dan IP( bobot = 3). 6 Percobaan VI : bobot dan IP( bobot = 2). Dari hasil-hasil percobaan yang menggunakan semua fitur dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan sebagian fitur MK yang perannya lebih penting dibandingkan sebagian yang lain dalam perhitungan akurasi. Oleh karena itu hasil akurasi yang didapatkan sangat kecil karena disebabkan oleh fitur yang perannya tidak penting tadi. Hal inilah yang mendasari percobaan-percobaan selanjutnya dengan menyeleksi fitur yang mempunyai peran penting. Fitur yang terseleksi nantinya akan dipakai untuk memprediksi IPK kelulusan seorang mahasiswa yang masih berada di tingkat TPB. Uji Fitur Seleksi Pada awal pengujian fitur yang dipakai adalah fitur mata kuliah pilihan program studi kemudian diseleksi semua fitur-fitur yang diperkirakan lebih dekat relasinya dengan mata kuliah yang ada pada jurusan Ilmu Komputer. Dengan demikian, didapatkan akurasi seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 7. Oleh karena akurasi-akurasi pada Lampiran 7 masih dikategorikan kecil untuk kasus ini, maka untuk itu dilakukan suatu konsep pengujian dengan memakai satu buah fitur mata kuliah saja yang dikombinasikan dengan fitur IP TPB dari tujuh fitur mata kuliah. Jadi, pada percobaan-percobaan berikutnya fitur IP TPB selalu dipakai dalam pengujian. Pengujian seperti ini akan menunjukkan akurasi dari setiap fitur mata kuliah. Tiga akurasi tertinggi dari mata kuliah akan dicari

20 12 kombinasinya lebih lanjut. Dengan demikian, akurasi pengujian diharapkan menghasilkan akurasi tertinggi dari semua percobaan yang telah dilakukan. Setelah semua fitur diujikan dapat disimpulkan bahwa fitur MK Fisika II memang paling berpengaruh untuk menghasilkan pengujian dengan akurasi yang paling tinggi, diikuti fitur Pengenalan Komputer kemudian fitur Kalkulus menempati posisi ketiga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Akurasi fitur seleksi tahap pertama untuk angkatan 2001/2002 Percobaan Akurasi (%) Rataan (%) Percobaan I Percobaan II Percobaan III PercobaanIV Percobaan V PercobaanVI PercobaanVII Percobaan VIII Keterangan : 1 Percobaan I hanya memakai fitur IP TPB tanpa fitur MK (sebagai perbandingan), percobaan seterusnya memakai IP tingkat TPB. 2 Percobaan II fitur MK yang dipakai adalah Fisika I. 3 Percobaan III fitur MK yang dipakai adalah Fisika II. 4 Percobaan IV fitur MK yang dipakai adalah Algoritma dan Pemrograman. 5 Percobaan V fitur MK yang dipakai adalah Matematika Dasar. 6 Percobaan VI fitur MK yang dipakai adalah Kalkulus 7 Percobaan VII fitur MK yang dipakai adalah Bahasa Inggris. 8 Percobaan VIII fitur MK yang dipakai adalah Pengenalan Komputer. Dengan demikian, untuk tahap selanjutnya dilakukan percobaan dengan mencari kombinasi terbaik dari ketiga fitur dengan melihat akurasi yang dihasilkan. Hasilnya adalah kombinasi terbaik yang didapatkan yaitu kombinasi antara fitur MK Fisika II dengan fitur MK Kalkulus dengan rata-rata akurasi sebesar 70.61%. Dalam pengklasifikasian, akurasi seperti ini masih diragukan untuk memprediksi sebuah instance. Mungkin hal ini disebabkan karena terlalu banyak fitur-fitur lain pada tingkat 2, 3 dan 4 yang pengaruhnya bisa lebih kuat dibandingkan fitur-fitur MK yang ada di TPB. Akurasi dari hasil kombinasi ketiga fitur dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Akurasi fitur seleksi MK kombinasi untuk angkatan 2001/2002 Percobaan Akurasi (%) Rataan (%) Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV Keterangan : 1 Percobaan I adalah kombinasi antara fitur MK Fisika II dengan Pengenalan Komputer. 2 Percobaan II adalah kombinasi antara fitur MK Fisika II dengan Kalkulus. 3 Percobaan III adalah kombinasi antara fitur MK Pengenalan Komputer dengan Kalkulus. 4 Percobaan IV adalah kombinasi antara ketiga fitur MK. 2 Data uji angkatan 2002/2003 Pengujian yang dilakukan pada angkatan 2002/2003 memiliki format yang sama dengan angkatan 2001/2002. Pada angkatan 2001/2002 telah ditemukan kombinasi yang tepat, sehingga pada angkatan 2002/2003 tidak dicari kombinasi baru. Pengujian data angkatan 2002/2003 dilakukan sebagai perbandingan dengan angkatan sebelumnya. Uji Fitur Lengkap Setelah proses pengujian dilakukan sesuai dengan prosedur pada pengujian sebelumnya didapatkan hasil yang berbeda. Jika pada pengujian sebelumnya dinyatakan bahwa ratarata akurasi terbaik didapatkan ketika fitur IP TPB bernilai tiga, sedangkan pada pengujian data angkatan 2002/2003 ini akurasi terbaik didapatkan ketika semua fitur diberikan bobot bernilai sama. Akurasi dengan pengujian fitur lengkap ditunjukkan pada Tabel 10. Tabel 10 Akurasi fitur lengkap untuk angkatan 2002/2003 Percobaan Akurasi (%) Rataan (%) Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV Percobaan V Percobaan VI Keterangan : 1 Percobaan I : tanpa bobot dan tanpa IP TPB. 2 Percobaan II : tanpa IP, bobot = SKS MK. 3 Percobaan III : IP, tanpa bobot. 4 Percobaan IV : bobot dan IP( bobot = 1). 5 Percobaan V : bobot dan IP( bobot = 3). 6 Percobaan VI : bobot dan IP( bobot = 2).

21 13 Uji Fitur Seleksi Pada percobaan sebelumnya tiga akurasi tertinggi berurutan terdapat pada fitur MK Fisika II, Pengenalan Komputer, dan Kalkulus. Di lain pihak, untuk data angkatan 2002/2003 ini tiga akurasi tertinggi secara berurutan ditempati oleh fitur MK Fisika II, Fisika I, dan Matematika dasar. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Akurasi fitur seleksi tahap pertama untuk angkatan 2002/2003 Percobaan Akurasi (%) Rataan (%) Percobaan I Percobaan II Percobaan III PercobaanIV Percobaan V PercobaanVI PercobaanVII PercobaanVIII Keterangan : 1 Percobaan I hanya memakai fitur IP TPB tanpa fitur MK (sebagai perbandingan), percobaan seterusnya memakai IP tingkat TPB. 2 Percobaan II fitur MK yang dipakai adalah Fisika I. 3 Percobaan III fitur MK yang dipakai adalah Fisika II. 4 Percobaan IV fitur MK yang dipakai adalah Algoritma dan Pemrograman. 5 Percobaan V fitur MK yang dipakai adalah Matematika Dasar. 6 Percobaan VI fitur MK yang dipakai adalah Kalkulus. 7 Percobaan VII fitur MK yang dipakai adalah Bahasa Inggris. 8 Percobaan VIII fitur MK yang dipakai adalah Pengenalan Komputer. Karena fitur yang berpengaruh dalam pengujian sudah ditemukan pada percobaan data angkatan 2001/2002, sehingga untuk angkatan 2002/2003 hanya memperhatikan akurasinya saja. Hasilnya ternyata akurasi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan data angkatan sebelumnya yaitu sebesar 60.04%. Hal ini disebabkan karena variasi data antara angkatan 2001/2002 dengan 2002/2003 tidak sama, tidak ada kesinkronan data. Akurasi kombinasi fitur selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Akurasi fitur seleksi MK kombinasi untuk angkatan 2002/2003 Percobaan Akurasi (%) Rataan (%) Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV Keterangan : 1 Percobaan I adalah kombinasi antara fitur MK Fisika II dengan Pengenalan Komputer. 2 Percobaan II adalah kombinasi antara fitur MK Fisika II dengan Kalkulus. 3 Percobaan III adalah kombinasi antara fitur MK Pengenalan Komputer dengan Kalkulus. 4 Percobaan IV adalah kombinasi antara ketiga fitur MK. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada mata kuliah Sosiologi Umum, hasil pengamatan menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan Ilmu Komputer sangat sulit mendapatkan nilai A. Untuk mata kuliah Sistem Berkas dan Matematika Diskret, kelas dengan selang 2.00 IPK<2.50 selalu mendapatkan untuk nilai A, dan tidak ada instance (mahasiswa) yang mendapatkan vote untuk nilai D. Rata-rata akurasi tertinggi pada angkatan 2001/2002 didapatkan melalui kombinasi antara fitur mata kuliah Fisika II, Kalkulus dan IP TPB. Rata-rata akurasi yang dihasilkan oleh Algoritma VFI5 pada pengujian dengan memakai ketiga fitur tersebut adalah 70.61%. Hal tersebut tidak berlaku untuk data angkatan 2002/2003, karena rata-rata akurasi yang dihasilkan sebesar 60.03%. Persamaan antara data angkatan 2001/2002 dengan angkatan 2002/2003 adalah rata-rata akurasi tertinggi untuk pengujian setiap fitur terdapat pada MK Fisika II. Ratarata akurasi fitur Fisika II pada angkatan 2001/2002 sebesar 65.35%, sedangkan data angkatan 2002/2003 sebesar 65.39%. Hasil penelitian ini akan lebih bermanfaat ketika proses penjurusan mahasiswa TPB, sehingga jurusan Ilmu Komputer dapat mempertimbangkan seorang mahasiswa untuk masuk jurusan Ilmu Komputer dengan melihat nilai mata kuliah Fisika dan Kalkulus beserta IP TPB.

Lingkungan Pengembangan Pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi Fitur Pelatihan (deskripsi training Klasifikasi Akurasi

Lingkungan Pengembangan Pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi Fitur Pelatihan (deskripsi training Klasifikasi Akurasi 6 diberikan sesuai dengan beban SKS mata kuliah yang bersangkutan, sedangkan fitur IP TPB disesuaikan. Untuk fitur mata kuliah yang sudah terseleksi, bobot yang dipakai sesuai dengan beban SKS, sedangkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Klasifikasi merupakan salah satu bidang kajian pada machine learning. Klasifikasi adalah proses menemukan sekumpulan model atau fungsi yang menggambarkan dan membedakan konsep

Lebih terperinci

PENGARUH INCOMPLETE DATA TERHADAP AKURASI VOTING FEATURE INTERVALS-5 (VFI5) ABSTRAK

PENGARUH INCOMPLETE DATA TERHADAP AKURASI VOTING FEATURE INTERVALS-5 (VFI5) ABSTRAK PENGARUH INCOMPLETE DATA TERHADAP AKURASI VOTING FEATURE INTERVALS-5 (VFI5) Atik Pawestri Sulistyo 1, Aziz Kustiyo 1, Agus Buono 2 1 Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA Institut Pertanian

Lebih terperinci

PREDIKSI INDEKS PRESTASI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 (STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM MAYOR MINOR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB ) AKHYAR AZNI

PREDIKSI INDEKS PRESTASI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 (STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM MAYOR MINOR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB ) AKHYAR AZNI PREDIKSI INDEKS PRESTASI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 (STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM MAYOR MINOR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB ) AKHYAR AZNI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar mata kuliah wajib masa program TPB No. Kode SKS Mata Kuliah 1. MKU 111 3(2-2) Pendidikan Agama Islam 2. MKU 112 2(2-0) Pendidikan

Lampiran 1 Daftar mata kuliah wajib masa program TPB No. Kode SKS Mata Kuliah 1. MKU 111 3(2-2) Pendidikan Agama Islam 2. MKU 112 2(2-0) Pendidikan LAMPIRAN 16 Lampiran 1 Daftar mata kuliah wajib masa program TPB No. Kode SKS Mata Kuliah 1. MKU 111 3(2-2) Pendidikan Agama Islam 2. MKU 112 2(2-0) Pendidikan Agama Protestan 3. MKU 113 2(2-0) Pendidikan

Lebih terperinci

EKSPLORASI METODE PENENTUAN NILAI END POINT PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 SETA BAEHERA

EKSPLORASI METODE PENENTUAN NILAI END POINT PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 SETA BAEHERA EKSPLORASI METODE PENENTUAN NILAI END POINT PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 SETA BAEHERA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 EKSPLORASI

Lebih terperinci

PEMILIHAN DATA TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA VOTING FEATURE INTERVAL 5 (VFI 5) DAVID AULIA AKBAR ADHIEPUTRA

PEMILIHAN DATA TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA VOTING FEATURE INTERVAL 5 (VFI 5) DAVID AULIA AKBAR ADHIEPUTRA PEMILIHAN DATA TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA VOTING FEATURE INTERVAL 5 (VFI 5) DAVID AULIA AKBAR ADHIEPUTRA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Pengantar Matematika kelas1 : kelas2 : kelas3 : mutu : A B C D E

Pengantar Matematika kelas1 : kelas2 : kelas3 : mutu : A B C D E Lingkungan Pengembangan Aplikasi yang dipergunakan untuk skripsi dibangun dengan software dan hardware sebagai berikut: Hardware: 1. Prosesor Inter Pentium Dual Core E2140 @1.60GHz 2. Memori DDRAM 1 GB

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengenalan wajah termotivasi oleh banyaknya aplikasi praktis yang diperlukan dalam identifikasi wajah. Pengenalan wajah sebagai salah satu dari teknologi

Lebih terperinci

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Oleh: DHANY NUGRAHA RAMDHANY G

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Oleh: DHANY NUGRAHA RAMDHANY G DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5 Oleh: DHANY NUGRAHA RAMDHANY G64353 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Biometrik merupakan ilmu pengetahuan yang membangun identitas seseorang berdasarkan sifat-sifat fisik, kimiawi, ataupun kebiasaan seseorang. Sistem biometrik dapat menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Jamur merupakan salah satu jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di alam, sehingga sejak dahulu jamur dijadikan sebagai bahan konsumsi utama. Seiring dengan berkembangnya waktu,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PASIEN SUSPECT PARVO DAN DISTEMPER PADA DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT HEWAN IPB MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS ABSTRAK

KLASIFIKASI PASIEN SUSPECT PARVO DAN DISTEMPER PADA DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT HEWAN IPB MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS ABSTRAK 1 KLASIFIKASI PASIEN SUSPECT PARVO DAN DISTEMPER PADA DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT HEWAN IPB MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS Muhammad Iqbal 1, Aziz Kustiyo 1, Ekowati Handharyani 2 1 Departemen Ilmu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Biometrik adalah ilmu untuk menetapkan identitas seseorang berdasarkan ciri fisik, kimia, ataupun tingkah laku dari orang tersebut. Dewasa ini, biometrik telah menjadi suatu

Lebih terperinci

DIAGNOSIS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 ARISTI IMKA APNIASARI G

DIAGNOSIS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 ARISTI IMKA APNIASARI G DIAGNOSIS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 ARISTI IMKA APNIASARI G64103027 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 HIDA NUR FIRQIANI G

SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 HIDA NUR FIRQIANI G SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 HIDA NUR FIRQIANI G64103047 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DEBITUR KARTU KREDIT DENGAN PEMILIHAN FITUR MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 SRI RAHAYU NATASIA

KLASIFIKASI DEBITUR KARTU KREDIT DENGAN PEMILIHAN FITUR MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 SRI RAHAYU NATASIA KLASIFIKASI DEBITUR KARTU KREDIT DENGAN PEMILIHAN FITUR MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 SRI RAHAYU NATASIA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi.

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi. Fitur yang digunakan untuk pelatihan pada algoritme VFI5 diperoleh dari tiap-tiap piksel pada citra tanda tangan. Fitur pada pelatihan yang semula berupa matriks berukuran 3 4 piksel disusun menjadi matriks

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KELAYAKAN PESERTA TENDER PADA PETRONAS CARIGALI INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : TENDER PENGADAAN JARINGAN INTERNET)

IDENTIFIKASI KELAYAKAN PESERTA TENDER PADA PETRONAS CARIGALI INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : TENDER PENGADAAN JARINGAN INTERNET) IDENTIFIKASI KELAYAKAN PESERTA TENDER PADA PETRONAS CARIGALI INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : TENDER PENGADAAN JARINGAN INTERNET) YOGI PURNOYUDHO NUGROHO G64103073 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 ABSTRAK

SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 ABSTRAK 1 SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 Hida Nur Firqiani, Aziz Kustiyo, Endang Purnama Giri 1 Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G651044054 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk bisa mendukung sistem secara utuh dibutuhkan teori-teori yang mendukung dalam pengembangan aplikasi ini. Teori-teori yang dibutuhkan meliputi pengenalan tanda tangan dan teknologi

Lebih terperinci

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Abstrak

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Abstrak DIAOSIS AUA SISTEM URIARI PADA AJI DA KUCI MEUAKA VFI 5 Dhany ugraha Ramdhany 1, Aziz Kustiyo 2, Ekowati Handharyani 3, dan Agus Buono 4 1, 2, 4 Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, IPB, Kampus IPB Darmaga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menempatkan telepon selular menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Keberadaan telepon selular telah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Transformasi data, mengubah data ke bentuk yang dapat di-mine sesuai dengan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian. Penentuan Data Latih dan Data Uji Dalam penelitian ini data terdapat dua metode

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Abstrak

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Abstrak DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5 Dhany Nugraha Ramdhany 1, Aziz Kustiyo 2, Ekowati Handharyani 3, dan Agus Buono" 1,2,4 Departemen IImu Komputer, FMIP A, IPB,

Lebih terperinci

PREDIKSI KOTA PERAIH ANUGERAH ADIPURA MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VFI5 MUHAMAD HAIKAL

PREDIKSI KOTA PERAIH ANUGERAH ADIPURA MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VFI5 MUHAMAD HAIKAL PREDIKSI KOTA PERAIH ANUGERAH ADIPURA MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VFI5 MUHAMAD HAIKAL DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PREDIKSI

Lebih terperinci

PREDIKSI PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 DENGAN BOBOT FITUR TIDAK SERAGAM DISTY TATA CERIA

PREDIKSI PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 DENGAN BOBOT FITUR TIDAK SERAGAM DISTY TATA CERIA PREDIKSI PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 DENGAN BOBOT FITUR TIDAK SERAGAM DISTY TATA CERIA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

KLASIFIKASI JAMUR KE DALAM KELAS DAPAT DIKONSUMSI ATAU BERACUN MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : FAMILI AGARICUS DAN LEPIOTA)

KLASIFIKASI JAMUR KE DALAM KELAS DAPAT DIKONSUMSI ATAU BERACUN MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : FAMILI AGARICUS DAN LEPIOTA) KLASIFIKASI JAMUR KE DALAM KELAS DAPAT DIKONSUMSI ATAU BERACUN MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : FAMILI AGARICUS DAN LEPIOTA) BAYU MAHARDHIKA PUTRA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006 SOFIYANTI INDRIASARI G

IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006 SOFIYANTI INDRIASARI G IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006 SOFIYANTI INDRIASARI G64103046 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI Oleh : SITI NURBAITI G14102022 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK SITI

Lebih terperinci

Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori

Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori Abstrak 1 Sri Rahayu, 2 Teguh Bharata Adji & 3 Noor Akhmad Setiawan

Lebih terperinci

PREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA DENGAN VOTING FEATURE INTERVAL 5 PADA APLIKASI KONSULTASI AKADEMIK ONLINE

PREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA DENGAN VOTING FEATURE INTERVAL 5 PADA APLIKASI KONSULTASI AKADEMIK ONLINE PREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA DENGAN VOTING FEATURE INTERVAL 5 PADA APLIKASI KONSULTASI AKADEMIK ONLINE Andre Widjaya, Lely Hiryanto, Teny Handhayani Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VFI5 ABDUL ROSYID

DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VFI5 ABDUL ROSYID i DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VFI5 ABDUL ROSYID DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ii DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes dengan Mathematica Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa program paket statistika seperti SAS,

Lebih terperinci

Pembersihan Data Lingkungan Pengembangan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembersihan Data Lingkungan Pengembangan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN 3 Nilai fuzzy support bagi frequent sequence dengan ukuran k diperoleh dengan mengkombinasikan frequent sequence dengan ukuran k-1. Proses ini akan berhenti jika tidak memungkinkan lagi untuk membangkitkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Oleh karena itu untuk meningkatkan akurasinya, proses learning harus dihentikan lebih awal atau melakukan pemotongan tree secara umum. Untuk itu diberikan 2 (dua) buah threshold yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) PMDK adalah salah satu program penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. Sesuai dengan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK YUANDRI TRISAPUTRA & OKTARINA SAFAR NIDA (SIAP 16) Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =.

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =. dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Gambar 5 Macam-macam bentuk partisi citra. Ekstraksi Fitur Pada tahap ini semua partisi dari citra dihitung

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN

Lingkungan Pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN aturan 3--5 untuk menentukan interval akan dibagi menjadi berapa kelompok. Hasilnya akan menjadi hirarki paling atas. Kemudian nilai maksimum dan nilai minimum diperiksa apakah nilainya masuk ke dalam

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi, STMIK Indonesia 1 syam@stmik-indonesia.ac.id,

Lebih terperinci

PREDIKSI PENYAKIT KENCING MANIS (DIABETES MELLITUS) MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VOTING FEATURE INTERVALS 5 EKA HAYANA HASIBUAN

PREDIKSI PENYAKIT KENCING MANIS (DIABETES MELLITUS) MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VOTING FEATURE INTERVALS 5 EKA HAYANA HASIBUAN PREDIKSI PENYAKIT KENCING MANIS (DIABETES MELLITUS) MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VOTING FEATURE INTERVALS 5 EKA HAYANA HASIBUAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS

ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Klasifikasi Pasien Suspect Parvo dan Distemper pada Data Rekam Medik Rumah Sakit Hewan IPB Menggunakan Voting Feature Intervals

Klasifikasi Pasien Suspect Parvo dan Distemper pada Data Rekam Medik Rumah Sakit Hewan IPB Menggunakan Voting Feature Intervals Klasifikasi Pasien Suspect Parvo dan Distemper pada Data Rekam Medik Rumah Sakit Hewan IPB Menggunakan Voting Feature Intervals,Aziz Kustiyo!, Muhammad Iqbal', Ekowati Handharyani- J Departemen Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN PERFORMA AKADEMIK MAHASISWA BERDASARKAN INDEKS PRESTASI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING

PENGELOMPOKKAN PERFORMA AKADEMIK MAHASISWA BERDASARKAN INDEKS PRESTASI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING A-99 PENGELOMPOKKAN PERFORMA AKADEMIK MAHASISWA BERDASARKAN INDEKS PRESTASI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING Rachmad Zaini Alberto 1, Winda Kurnia Sari 2, Samsuryadi 3, Anggina Primanita 4 1,2,3,4 Fakultas

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS

APLIKASI PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS APLIKASI PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS Sulistio PT Adicipta Inovasi Teknologi (AdIns) Jakarta email : sulistio.workmail@gmail.com Abstrak Aplikasi Prediksi Status

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Dini Fakta Sari Teknik Informatika STMIK AKAKOM Yogyakarta dini@akakom.ac.id Abstrak Tenaga

Lebih terperinci

ANALISIS SELEKSI ATRIBUT PADA ALGORITMA NAÏVE BAYES DALAM MEMPREDIKSI PENYAKIT JANTUNG

ANALISIS SELEKSI ATRIBUT PADA ALGORITMA NAÏVE BAYES DALAM MEMPREDIKSI PENYAKIT JANTUNG ANALISIS SELEKSI ATRIBUT PADA ALGORITMA NAÏVE BAYES DALAM MEMPREDIKSI PENYAKIT JANTUNG TESIS IVAN JAYA 117038072 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Education data mining merupakan penelitian didasarkan data di dunia pendidikan untuk menggali dan memperoleh informasi tersembunyi dari data yang ada. Pemanfaatan education

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LAMA STUDI BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

IDENTIFIKASI LAMA STUDI BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 IDENTIFIKASI LAMA STUDI BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (Studi Kasus Lulusan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Tahun 2013/2014) asa M arga ro) C ng Semara

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO

KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Percobaan 1 Percobaan 2

Percobaan 1 Percobaan 2 direpresentasikan dengan histogram. Perlakuan pertama terhadap data-data penelitian ini adalah menghitung histogramnya. Kemudian dari interval antara 0-255 akan dibagi menjadi interval-interval bagian

Lebih terperinci

ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK AMALIA KHAIRATI

ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK AMALIA KHAIRATI ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK AMALIA KHAIRATI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Wandira Irene, Mukhlisulfatih Latief, Lillyan Hadjaratie Program Studi S1 Sistem Informasi / Teknik Informatika

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) SKRIPSI Disusun oleh : RIZAL YUNIANTO GHOFAR 240102101410029

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITME FEATURE SELECTION INFORMATION GAIN DAN SYMMETRICAL UNCERTAINTY PADA DATA KETAHANAN PANGAN DELKI ABADI

PERBANDINGAN ALGORITME FEATURE SELECTION INFORMATION GAIN DAN SYMMETRICAL UNCERTAINTY PADA DATA KETAHANAN PANGAN DELKI ABADI PERBANDINGAN ALGORITME FEATURE SELECTION INFORMATION GAIN DAN SYMMETRICAL UNCERTAINTY PADA DATA KETAHANAN PANGAN DELKI ABADI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

a. Prosesor yang digunakan adalah Intel Core i3 1.9 Ghz b. RAM dengan ukuran 2GB c. Harddisk dengan ukuran 500GB d. Layar monitor 14.

a. Prosesor yang digunakan adalah Intel Core i3 1.9 Ghz b. RAM dengan ukuran 2GB c. Harddisk dengan ukuran 500GB d. Layar monitor 14. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Instrumen Penelitian Beberapa perangkat yang digunakan untuk mengerjakan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Perangkat Lunak Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G651034074 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DATA LAMA STUDI MAHASISWA STMIK INDONESIA MENGGUNAKAN DECISION TREE DENGAN ALGORITMA NBTREE

PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DATA LAMA STUDI MAHASISWA STMIK INDONESIA MENGGUNAKAN DECISION TREE DENGAN ALGORITMA NBTREE PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DATA LAMA STUDI MAHASISWA STMIK INDONESIA MENGGUNAKAN DECISION TREE DENGAN ALGORITMA NBTREE Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO

BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

I. SISTEM PENDIDIKAN

I. SISTEM PENDIDIKAN I. SISTEM PENDIDIKAN 1. Program Mayor Ekonomi Pertanian, Sumberdaya, dan Lingkungan diselenggarakan dalam bentuk sistem kredit semester. Beban studi Program Mayor Ekonomi Pertanian, Sumberdaya, dan Lingkungan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN CALON ASISTEN LABORATORIUM BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA ITERATIVE DICHOTOMISER 3 (ID3)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN CALON ASISTEN LABORATORIUM BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA ITERATIVE DICHOTOMISER 3 (ID3) iii SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN CALON ASISTEN LABORATORIUM BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN ALGORITMA ITERATIVE DICHOTOMISER 3 (ID3) SKRIPSI VITO ERPINDO 101401027 PROGRAM STUDI S1 ILMU

Lebih terperinci

STUDI PALATABILITAS UMPAN PENDETEKSI TIKUS PADA TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L) DI LABORATORIUM FAJAR ANALIS A

STUDI PALATABILITAS UMPAN PENDETEKSI TIKUS PADA TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L) DI LABORATORIUM FAJAR ANALIS A STUDI PALATABILITAS UMPAN PENDETEKSI TIKUS PADA TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L) DI LABORATORIUM FAJAR ANALIS A44102030 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KINERJA PROTOKOL ROUTING DALAM KOMUNIKASI REAL-TIME PADA JARINGAN BERKABEL DAMAS WIDYATMOKO

KINERJA PROTOKOL ROUTING DALAM KOMUNIKASI REAL-TIME PADA JARINGAN BERKABEL DAMAS WIDYATMOKO KINERJA PROTOKOL ROUTING DALAM KOMUNIKASI REAL-TIME PADA JARINGAN BERKABEL DAMAS WIDYATMOKO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 KINERJA

Lebih terperinci

Klasifikasi Profil Siswa SMA/SMK yang Masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dengan k-nearest Neighbor

Klasifikasi Profil Siswa SMA/SMK yang Masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dengan k-nearest Neighbor Klasifikasi Profil Siswa SMA/SMK yang Masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dengan k-nearest Neighbor Yuandri Trisaputra, Indriyani, Shellafuri Mardika Biru, Muhammad Ervan Departemen Ilmu Komputer, FMIPA,

Lebih terperinci

CROSS LANGUAGE QUESTION ANSWERING SYSTEM MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN HEURISTIC DAN RULE BASED SELAMET SUBU

CROSS LANGUAGE QUESTION ANSWERING SYSTEM MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN HEURISTIC DAN RULE BASED SELAMET SUBU CROSS LANGUAGE QUESTION ANSWERING SYSTEM MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN HEURISTIC DAN RULE BASED SELAMET SUBU DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Akurasi. Perangkat Lunak: Sistem operasi: Windows Vista Home Premium Aplikasi pemrograman: Matlab 7.0

Akurasi. Perangkat Lunak: Sistem operasi: Windows Vista Home Premium Aplikasi pemrograman: Matlab 7.0 Tabel 1 Dimensi citra di tiap level Level transformasi Dimensi citra 1 46 56 2 23 28 3 12 14 4 6 7 5 3 4 6 2 2 Pada Gambar 5 disajikan visualisasi transformasi wavelet hingga level 3. Deskripsi citra dekomposisi

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN NO. POB/DAP/11 URAIAN Nama Jabatan Tanda Tangan Disusun oleh Subdit. EP 01 Juli 2011 Diperiksa oleh Kasubdit. EP 01 Juli 2011 Disahkan oleh Direktur AP 01 Juli 2011 Status Dokumen No. Distribusi Hal 1

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING ALGORITMA K-MEANS SKRIPSI

IDENTIFIKASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING ALGORITMA K-MEANS SKRIPSI 1 IDENTIFIKASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING ALGORITMA K-MEANS SKRIPSI Disusun Oleh: DISKA RENATA PUTRI 1032010066 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Pada awalnya komputer hanya dapat digunakan oleh mereka yang ahli, peneliti dan orang-orang yang punya keahlian khusus. Kini penggunaan komputer tidak lagi hanya terbatas

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu: a. Perangkat keras 1. Processor Intel Core

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Nilai Mahasiswa dengan Uji Permutasi

Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Nilai Mahasiswa dengan Uji Permutasi Statistika, Vol. No., 39 50 Mei 0 Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Nilai Mahasiswa dengan Uji Permutasi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala Jl. Syech Abdul Rauf No. 3 Darussalam, Banda

Lebih terperinci

PEMERINGKATAN PENERIMA BEASISWA BANTUAN BELAJAR MAHASISWA DI FAKULTAS MIPA UNS MENGGUNAKAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PEMERINGKATAN PENERIMA BEASISWA BANTUAN BELAJAR MAHASISWA DI FAKULTAS MIPA UNS MENGGUNAKAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PEMERINGKATAN PENERIMA BEASISWA BANTUAN BELAJAR MAHASISWA DI FAKULTAS MIPA UNS MENGGUNAKAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Oleh NUR INDAH NIM. M0109055 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

DATA DAN METODE Data

DATA DAN METODE Data DATA DAN METODE Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari data mahasiswa tahun angkatan 2000 sampai dengan 2005, dan dari tiga program studi yaitu S1- Sistem Informasi, S1-Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan desain penelitian

Lebih terperinci

SOLUSI PREDIKSI MAHASISWA DROP OUT PADA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BINA DARMA

SOLUSI PREDIKSI MAHASISWA DROP OUT PADA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BINA DARMA SOLUSI PREDIKSI MAHASISWA DROP OUT PADA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BINA DARMA Ade Putra Fakultas Vokasi, Program Studi Komputerisasi Akuntansi Universitas Bina Darma

Lebih terperinci

UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA

UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA SKRIPSI MUHAMMAD VAMY HANIBAL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Ilustrasi pencarian titik pusat dan jari-jari pupil. Segmentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Ilustrasi pencarian titik pusat dan jari-jari pupil. Segmentasi 4 Perangkat keras berupa Notebook: Processor intel Core i3 2.2 GHz. RAM kapasitas 2. GB. Harddisk Kapasitas 5 GB. Monitor pada resolusi 1366 x 768 piksel. Merek Acer Aspire 475. Perangkat lunak berupa:

Lebih terperinci

OPTIMASI FUZZY TSUKAMOTO DUA TAHAP MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK SELEKSI CALON KARYAWAN (STUDI KASUS: Perusahaan Bio-2000)

OPTIMASI FUZZY TSUKAMOTO DUA TAHAP MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK SELEKSI CALON KARYAWAN (STUDI KASUS: Perusahaan Bio-2000) OPTIMASI FUZZY TSUKAMOTO DUA TAHAP MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK SELEKSI CALON KARYAWAN (STUDI KASUS: Perusahaan Bio-2000) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Peramalan, Curah Hujan, Knowledge Discovery in Database, Jaringan Saraf Tiruan, Backpropagation, Optimalisasasi Backpropagation Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan terhadap hasil perancangan yang telah diperoleh sebelumnya. Hasil perancangan pada tahap perancangan akan diimplemetasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Sistem Pendukung Keputusan, penelitan lain yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan, Simple Additve Weighting (SAW), dan Weighted

Lebih terperinci

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO AFAN GALIH SALMAN Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Setiap tahapan di dalam penelitian ini akan ditunjukkan di dalam Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Setiap tahapan di dalam penelitian ini akan ditunjukkan di dalam Tabel 2. 6 tahap ini, pola yang telah ditemukan dipresentasikan ke pengguna dengan teknik visualisasi agar pengguna dapat memahaminya. Deskripsi aturan klasifikasi akan dipresentasikan dalam bentuk aturan logika

Lebih terperinci

PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN

PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN Chairisni Lubis 1) Yuliana Soegianto 2) 1) Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara Jl. S.Parman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE Widodo Muda Saputra, Helmie Arif Wibawa, S.Si, M.Cs, dan Nurdin Bahtiar, S.Si, M.T Fakultas Sains dan Matematika, Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB II INDUCT/RIPPLE-DOWN RULE (RDR)

BAB II INDUCT/RIPPLE-DOWN RULE (RDR) BAB II INDUCT/RIPPLE-DOWN RULE (RDR) Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori Ripple-Down Rules (RDR), yang meliputi RDR dengan pengembangan manual dan RDR yang menerapkan algoritma Induct untuk pengembangannya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. (TI-Math), serta Teknik Informatika dan Statistika (TI-Stat) dan pemilihan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. (TI-Math), serta Teknik Informatika dan Statistika (TI-Stat) dan pemilihan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Pada penelitian ini data dikumpulkan dari populasi mahasiswa BINUS University jurusan Teknik Informatika (TI), Teknik Informatika dan Matematika (TI-Math),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Dewasa ini komputer berkembang sangat pesat di berbagai bidang kehidupan. Perkembangan ini didukung oleh proses komputasi yang sangat cepat dan juga dukungan pengolahan

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015 PREDIKSI LAMA STUDI MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-NNPREDICTION OF STUDY TIMING PERIOD USING K-NNMETHOD Deserius Marianus Oenunu 1, Naniek Widyastuti 2, Amir Hamzah 3 1,2,3 Teknik Informatika, FTI,

Lebih terperinci