IDENTIFIKASI KELAYAKAN PESERTA TENDER PADA PETRONAS CARIGALI INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : TENDER PENGADAAN JARINGAN INTERNET)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI KELAYAKAN PESERTA TENDER PADA PETRONAS CARIGALI INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : TENDER PENGADAAN JARINGAN INTERNET)"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI KELAYAKAN PESERTA TENDER PADA PETRONAS CARIGALI INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : TENDER PENGADAAN JARINGAN INTERNET) YOGI PURNOYUDHO NUGROHO G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2 IDENTIFIKASI KELAYAKAN PESERTA TENDER PADA PETRONAS CARIGALI INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : TENDER PENGADAAN JARINGAN INTERNET) YOGI PURNOYUDHO NUGROHO G Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputerpada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

3 ABSTRAK YOGI PURNOYUDHO NUGROHO. Identifikasi Kelayakan Peserta Tender Pada Petronas Carigali Indonesia Menggunakan Algoritma VFI 5 (Studi kasus : Tender Pengadaan Jaringan Internet) Dibimbing oleh AZIZ KUSTIYO dan TOTO HARYANTO. Bagi perusahaan multinasional sebesar Petronas Carigali Indonesia, pengadaan barang dan jasa harus melalui tahapan tender. Tender yang diadakan Petronas Carigali Indonesia selalu diikut i banyak peserta, baik perusahaan kecil maupun besar. Salah satu tender yang diadakan Petronas Carigali Indonesia adalah tender pengadaan jaringan internet. Untuk memilih peserta yang dapat mengikuti tahap penentuan pemenang tender, panitia terlebih dahulu menilai berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Tahapan penilaian tersebut sangat menyita waktu juga mem erlukan biaya yang besar. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan sebuah aplikasi yang dapat membantu tugas panitia tender dan menekan biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peserta yang layak mengikuti tahap penentuan pemenang tender menggunakan Algoritma voting fitur intervals (VFI5). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tender pengadaan jaringan internet gedung kantor pusat Petronas Carigali Indonesia pada tahun D ata tender tersebut terdiri dari gambaran hipotesis 40 perusahaan peserta tender y ang berbeda, terdiri dari 2 kelas yaitu kelas diterima dan kelas ditolak. Setiap perusahaan menggambarkan 16 kumpulan fitur yang berbeda. Kumpulan data perusahaan peserta yang diterima dan ditolak berjumlah 40 instance, terdiri dari 21 instance yang digolongkan pada perusahaan peserta yang diterima dan 19 instance yang digolongkan pada perusahaan peserta yang ditolak. Pada pen elitian ini, digunakan k-fold cross validation sebagai generalisasi galat dengan nilai k sama dengan empat. Pada iterasi pertama penelitian ini menghasilkan akurasi sebesar 100%, iterasi kedua menghasilkan akurasi sebesar 70%, iterasi ketiga menghasilkan akurasi sebesar 70%, dan iterasi keempat menghas ilkan akurasi sebesar 80%. Akurasi tertinggi pada penelitian ini adalah sebesar 100%, rata-rata akurasi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebesar 80% dengan standar deviasi sebesar 14.1%. Kata Kunci : Identifikasi, Tender, Voting Fitur Intervals 5, Jaringan Internet

4 Judul Nama NRP : Identifikasi Kelayakan Peserta Tender Pada Petronas Carigali Indonesia Menggunakan Algoritma VFI5 (Studi kasus : Tender Pengadaan Jaringan Internet) : Yogi Purnoyudho Nugroho : G Menyetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom. NIP Toto Haryanto, S.Kom. Mengetahui: Dekan Falkutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Drh. Hasim,DEA. NIP Tanggal Lulus:

5 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 8 November 1983 sebagai anak kedua dari dua bersaudara, anak dari pasangan ayah bernama Sumadi dan Ibu bernama Susilowati. Pada tahun 2002 penulis lulus dari SMAN 14 Jakarta dan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Fakultas Teknologi Industri Departemen Teknik Mesin melalui jalur SPMB. Pada tahun berikutnya yaitu 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Ilmu Komputer melalui jalur SPMB. Pada tanggal 07 Juli 2008, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) dengan bidang kajian CD Multimedia Profil BBP2TP.

6 PRAKATA Alhamdulillahi robbil alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-nya sehingga tugas akhir dengan judul Identifikasi Kelayakan Peserta Tender Pada Petronas Carigali Indonesia Menggunakan Algoritma VFI5 (Studi kasus: Tender Pengadaan Jaringan Internet), dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, antara lain kepada orang tua penulis Ibu dan Baba atas kasih sayang, dukungan dan doa yang terus mengalir. Bapak Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom selaku pembimbing pertama atas bimbingan dan arahannya selama penelitian dan penyusunan karya tulis ini. Bapak Toto Haryanto, S.Kom selaku pembimbing kedua atas bimbingan dan motivasi selama penyusunan karya tulis ini. Mbak Windhy atas bantuan yang sangat berarti dan kasih sayang. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga penulis atas semangat, motivasi, kesabaran dan doanya, untuk keponakanku Aisha Raihanna Ahmad yang telah memberikan warna dalam kehidupan penulis, penghuni Mangrove terutama Hilmi, Ringga, Udin, Bang Andi Juliardi, Maulana, Daus, Ardi, Epen, Khadi, Doni, Maes, Dewi, Nurlaila, Pak Pendi, Pak Soleh, dan temanteman ilkomerz 41 terima kasih atas pertemanan selama kuliah dan bantuannya. Teman satu bimbingan Gema untuk kebersamaan dan bantuan selama bimbingan. Seluruh dosen, staf dan keluarga besar Ilmu Komputer terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama kuliah. Kepada semua pihak lainnya yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat disebut satu per satu, penulis ucapkan terima kasih. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Bogor, Januari 2009 Yogi Purnoyudho Nugroho

7 Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk Dien yang haq ini juga Ibu dan Baba tercinta, atas segala kasih dan sayangnya yang tak terbayarkan (Bumi Allah Januari 2009)

8 DAFTAR ISI Hal aman DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... vii PENDAHULUAN...1 Latar Belakang...1 Tujuan...1 Ruang Lingkup...1 TINJAUAN PUSTAKA...1 Proses Tender Di Petronas Carigali...1 Klasifikasi...2 Voting Fitur Intervals 5 (VFI5)...2 K-Fold Cross Validation...3 METODOLOGI PENELITIAN...4 Data...4 Data Latih dan Data Uji...4 Algoritma VFI5...4 Pelatihan...4 Klasifikasi...4 Akurasi...4 Spesifikasi dan Implementasi...5 HASIL DAN PEMBAHASAN...5 Pembagian Data Latih dan Data Uji...5 Iterasi Pertama...5 Iterasi Kedua...6 Iterasi Ketiga...6 Iterasi Keempat...7 Hasil Pelatihan dan Hasil Pengujian...8 KESIMPULAN DAN SARAN...8 Kesimpulan...8 Saran...9 DAFTAR PUSTAKA...9 LAMPIRAN...10

9 DAFTAR TABEL Halaman 1 Spesifikasi data yang digunakan Hasil pembagian data keseluruhan Susunan data pel atihan dan data pengujian Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian Hasil prediksi iterasi pertama Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian Hasil prediksi iterasi kedua Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian Hasil prediksi iterasi ketiga Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian Has il prediksi dari iterasi keempat Fitur-fitur yang menjadi ciri khas suatu kelas pada setiap iterasi Akurasi dari setiap iterasi pengujian...8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Flowchart proses tender Tahapan proses klasifikasi data... 4 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Enam belas fitur data peserta tender Nama fitur, lambang variabel, dan nama atribut Data peserta tender Vote Fitur Pada Iterasi pertama Vote Fitur Pada Iterasi kedua Vote Fitur Pada Iterasi Ketiga Vote Fitur Pada Iterasi Keempat...16

10 PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi perusahaan multinasional sebesar Petronas Carigali Indonesia, pengadaan barang dan jasa harus melalui tahapan tender yang telah diatur sebelumnya. Setiap tender yang diadakan Petronas Carigali Indonesia, terlebih dahulu akan dipublikasikan melalui website maupun media elektronik lainnya. Tender yang diadakan Petronas Carigali Indonesia selalu diikuti banyak peserta, ini disebabkan tender yang diadakan Petronas Carigali Indonesia selalu bersekala besar dan berkelanjutan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan besar maupun kecil tertarik untuk ikut serta dalam setiap tender yang diadakan Petronas Carigali Indonesia. Proses penyeleksian peserta tender untuk dapat mengikuti tender Petronas Carigali Indonesia berawal dari pemeriksaan kelengkapan dokumen yang telah ditentukan panitia sebelumnya. Setelah kelengkapan dokumen diperiksa, maka peserta yang memenuhi kriteria kelengkapan dokumen tersebut selanjutnya akan melalui tahap berikutnya, yaitu penilaian kriteria-kriteria yang dipenuhi setiap peserta tender. Setelah melewati tahap tersebut peserta yang terpilih akan masuk ke tahap penentuan pemenang tender yang akan memilih satu peserta sebagai pemenang tender tersebut, yang sekaligus mengakhiri rangkaian acara tender tersebut. Banyaknya peserta tender, membuat staf yang juga panitia tender dan staf yang mempunyai keterkaitan dengan proses pengadaan tender menjadi tersita waktunya. Disisi lain staf tersebut juga mempunyai tanggung jawab pekerjaan terdahulu yang harus diselesaikan. Akibat dari semakin banyaknya peserta tender maka biaya yang dikelurkan untuk acara tender tersebut semakin besar juga. Berawal dari masalah tersebut, efisiensi menjadi sangat penting untuk staf Petronas Carigali Indonesia khususnya staf yang berkaitan dengan tender tersebut untuk dalam memilih perusahaan mana yang layak untuk menjadi peserta pada tahap penentuan pemenang tender, sehingga tidak semua peserta tender diikutkan pada tahap penentuan pemenang tender tersebut. Untuk memilih peserta yang akan diikutkan pada tahap penentuan pemenang tender merupakan hal yang tidak mudah, karena harus menyatukan dan mengkombinasikan nilai dari kriteriakriteria yang harus dipenuhi setiap peserta tender sehingga menghasilkan keputusan peserta yang akan mengikuti tahap tersebut. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sebuah sistem yang dapat memecahkan persoalan tersebut sehingga dapat meringankan pekerjaan panitia tender yang sekaligus bertindak sebagai staf pada Petronas Carigali Indonesia. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model identifikasi kelayakan peserta tender yang diadakan Petronas Carigali Indonesia dengan menggunakan fitur-fitur yang berasal dari persyaratan yang harus dipenuhi peserta tender tersebut sebagai masukan untuk Algoritma klasifikasi Voting Fitur Interval 5 (VFI5). Model yang dikembangkan ini akan diimplementasikan dalam bentuk prototipe. Ruang Lingkup Dalam penelitian ini, data yang digunakan dibatasi pada ruang lingkup data tender pengadaan jaringan internet pada gedung kantor pusat Petronas Carigali Indonesia tahun Dat a yang digunakan sebagai fitur pada Algoritma VFI5 dalam penelitian ini dianggap memiliki bobot yang sama, yaitu satu. TINJAUAN PUSTAKA Proses Tender Di Petronas Carigali Petronas didirikan pada tanggal 17 Agustus 1974 di bawah Company Act Petronas dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Malaysia dan diberikan kekuasaan juga kontrol sepenuhnya atas cadangan petroleum di Malaysia yang diatur dalam Petroleum Development Act Petronas tumbuh menjadi perusahaan minyak dan gas bumi yang terintegrasi penuh dan berhasil menempati urutan di dalam Fortune Global 500 perusahaan terbesar di dunia. Petronas memiliki empat anak perusahaan yang berada pada listing Bursa Malaysia dan berhasil mengembangkan sayap usahanya di lebih dari 32 negara di seluruh du nia sebagai bentuk aspirasinya untuk menjadi sebuah perusahaan minyak dan gas multinasional terdepan. Untuk di Indonesia Petronas terdiri dari Petronas Carigali dan Petronas Niaga, Petronas Carigali membidangi eksplorasi minyak dan gas bumi sedangkan Petronas Niaga membidangi penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1

11 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).( t/corp/centralrep2.nsf/frameset_corp?openfra meset). Untuk perusahaan sebesar Petronas Carigali Indonesia yang bergerak di bidang penambangan minyak dan gas alam, kebutuhan baik barang maupun jasa yang timbul sangatlah bervariasi, mulai dari jasa cleaning service, geologist sampai kebutuhan akan barang seperti pengadaan jaringan internet, rig dan kapal tanker. Kebutuhan akan barang dan jasa yang pada Petronas Carigali sebagian besar melalui proses tender untuk memenuhinya. Setiap tender yang akan diadakan Petronas Carigali Indonesia terlebih dahulu akan dipublikasikan melalui website maupun media elektronik lainnya. Waktu yang dibutuhkan sebuah tender dari proses publikasi sampai penentuan pemenang sangat beragam, tetapi sebagian besar tidak lebih dari dua bulan. Proses penyeleksian peserta untuk dapat mengikuti tender Petronas Carigali berawal dari pemeriksaan kelengkapan dokumen yang telah ditentukan panitia sebelumnya oleh procurement departement. Setelah kelengkapan dokumen diperiksa maka peserta yang memenuhi kriteria kelengkapan dokumen tadi, selanjutnya akan melalui tahap berikutnya yaitu penilaian 16 dokumen atau 16 kriteria terdiri dari dokumen A sampai dokumen P yang sudah diperiksa kelengkapnnya. Setelah melewati proses tersebut, setiap peserta akan digabungkan nilai dari 16 kriteria yang telah dihitung sebelumnya untuk menjadi sebuah keputusan, yaitu keputusan peserta yang dapat dan tidak dapat mengikuti tahap penentuan pemenang tender. Setelah peserta yang akan mengikuti tahap penentuan pemenang tender diumumkan, maka peserta tersebut akan masuk ke tahap penentuan pemenang tender, yang akan menghasilkan satu pemenang tender. Setelah terpilihnya pemenang tender maka rangkaian acara tender dari Petronas Carigali Indonesia tersebut berakhir. Proses tender pada Petronas Carigali dapat dilihat pada Gambar 1. Klasifikasi Klasifikasi adalah proses menemukan sebuah himpunan model (fungsi) yang menggambarkan dan membedakan kelas -kelas data atau berbagai konsep. Tujuanya adalah untuk meramalkan kelas dari objek-objek yang label kelasnya belum diketahui (Han & Kamber 2001). Proses menemukan sebuah model dilakukan pada sebuah himpunan data training (data pelatihan). Untuk proses klasifikasi atau prediksi pada data testing (data pengujian) dilakukan berdasarkan model yang diturunkan data pelatihan tersebut. Gambar 1 Flowchart proses tender Voting Fitur Intervals 5 (VFI5) Voting Fitur Intervals 5 merupakan Algoritma klasifikasi yang dikembangkan oleh Demiröz dan Güvenir (Demiröz dan Güvenir 1997). Semua instance pelatihan diproses bersamaan. Algoritma VFI5 terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pelatihan dan klasifikasi. 1 Pelatihan Pada tahap pelatihan, awalnya ditentukan nilai end point suatu fitur f pada kelas data c. End point untuk fitur linier adalah fitur yang nilainya memiliki urutan dan bisa dibandingkan tingkatannya yaitu berupa nilai minimum dan nilai maksimum setiap kelas c. End point untuk fitur nominal adalah fitur 2

12 yang nilainya tidak memiliki urutan dan tidak bisa dibandingkan tingkatannya yaitu semua nilai yang berbeda yang ada pada fitur kelas yang sedang diamati. Selanjutnya end points tersebut diurutkan menjadi interval untuk fitur f. Terdapat dua jenis interval, yaitu point interval dan range interval. Point interval dibentuk dari setiap nilai yang berbeda dari end points. Range interval dibentuk dari dua nilai end points yang berdekatan tetapi tidak termasuk end points tersebut (Güvenir 1998). Tahap selanjutnya ialah menghitung jumlah instance pelatihan setiap kelas c dengan fitur f yang nilainya jatuh pada interval i, direpresentasikan sebagai interval_class_count [f,i,c]. Untuk set iap instance pelatihan, dicari interval i di mana nilai fitur f dari instance pelatihan e (e f ) tersebut jatuh. Jika interval i merupakan point interval dan nilai e f sama dengan nilai pada batas bawah atau batas atas maka jumlah kelas instance tersebut (e f ) pada interval i ditambah 1. Jika interval i merupakan range interval dan nilai e f jatuh pada interval tersebut, maka jumlah kelas instance e f pada interval i ditambah 1. Hasil dari proses tersebut merupakan jumlah vote kelas c pada interval i. Jumlah vote kelas c untuk fitur f pada interval i dibagi dengan jumlah instance pada kelas c (class_count[c]) untuk menghilangkan perbedaan distribusi setiap kelas. Hasil normalisasi direpresentasikan dalam interval_class_vote [f,i,c]. Nilai-nilai pada interval_class_vote [f,i,c] dinormalisasi sehingga jumlah vote dari beberapa kelas pada setiap fitur sama dengan 1. Normalisasi ini bertujuan agar setiap fitur memiliki kekuatan voting yang sama pada proses klasifikasi yang tidak dipengaruhi ukuranya. Berikut ini adalah pseudocode tahap pelatihan dari Algoritma VFI5. train (TrainingSet); begin for each feature f for each class c EndPoints[f] = EndPoints[f] find_end_points(trainingset,f,c; sort (EndPoints[f]); if f is linear for each end point p in EndPoints[f] form a point interval from end point p form a range interval between p and the next endpoint? p else /*if f is nominal*/ form a point interval for each value of f for each interval i on feature f for each class c interval_class_count[f,i,c]=0; count_instances(f,trainingset); for each interval i on feature f for each class c Interval_ class_ count[ f, i, c] interval_c lass_vote[ f,i,c] = class_ countc [ ] normalize interval_class_vote[f,i,c]; /* such that interval_class_vote[f,i,c] = 1 */ c end 2 Klasifikasi Pada tahap awal klasifikasi dilakukan proses inisialisasi awal nilai vote masingmasing kelas dengan nilai 0. Untuk setiap fitur f dicari nilai interval i di mana e f jatuh, e f adalah nilai fitur f dari instance tes e. Jika e f tidak diketahui, maka fitur tersebut tidak disertakan dalam voting (memberi nilai vote 0 untuk masing-masing kelas). fitur yang nilainya tidak diketahui diabaikan. Jika ef diketahui maka interval tersebut ditemukan. Interval tersebut dapat menyimpan instances pelatihan dari beberapa kelas. Kelaskelas dalam sebuah interval direpresentasikan oleh vote kelas -kelas tersebut pada interval itu. Untuk setiap kelas c, fitur f memberikan vote yang sama dengan interval_class_vote[f,i,c]. Notasi tersebut merepresentasikan vote fitur f yang diberikan untuk kelas c. Setiap fitur e f mengumpulkan nilai vote kemudian di jumlahkan untuk memperoleh total vote. Kelas c yang memiliki nilai vote tertinggi diprediksi sebagai kelas dari instance tes e. Pseudocode untuk tahap klasifikasi dapat dilihat di bawah ini (Güvenir et al. 1998). classify (e) begin for each class c vote[c] = 0 for each feature f for each class c feature_vote[f,c] = 0; /*vote of feature f for class c*/ if e f value is known i = find_interval(f,e f) feature_vote[f,c] = interval_class_vote [f,i,c] for each class c vote[c] = vote[c] + feature_vote[f,c]*weight[f]; return class c with highes vote[c]; end K-Fold Cross Validation K-fold cross validation merupakan metode untuk memperkirakan generalisasi galat berdasarkan resampling (Weiss & Kulikowski 1991 diacu dalam Sarle 2004). Hasil diperkirakan dari generalisasi galat 3

13 biasanya digunakan untuk pemilahan di antara model yang bervariasi. Dalam k-fold cross validation, data dibagi secara acak menjadi k himpunan bagian yang ukurannya hampir sama satu sama lain. Himpunan bagian yang dihasilkan yaitu S 1, S 2, S 3,..., S i digunakan sebagai pelatihan dan pengujian yang masingmasing diulang sebanyak k kali. Pada iterasi ke-i, himpunan bagian S i digunakan sebagai data pengujian dan himpunan bagian yang lainnya digunakan sebagai data pelatihan, dan seterusnya. Dalam klasifikasi dengan Algoritma VFI5 disarankan menggunakan k- fold cross validation dengan nilai k lebih besar dari 2, dan akan lebih baik lagi menggunakan nilai k sebesar mungkin karena semakin besar nilai k maka akurasi yang didapatkan akan cenderung tetap atau meningkat (Ramdan 2007). METODOLOGI PENELITIAN Untuk membandingkan tingkat akurasi Algoritma VFI5 dari beberapa tingkat sub (kfold) validasi silang yang berbeda, dilakukan beberapa tahapan proses. Tahapan-tahapan pros es tersebut disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Tahapan proses klasifikasi data Proses ut ama yang terjadi yaitu, pelatihan untuk melihat domain permasalahan data dan prediksi (klasifikasi) untuk menduga kelas dari suatu instance baru. Data Semua data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tender pengadaan jaringan internet pada gedung kantor pusat Petronas Carigali Indonesia tahun Kumpulan data peserta tender ini terdiri dari 40 data peserta tender yang setiap datanya mempunyai 16 fitur yang berasal dari persyaratan yang ditentukan panitia tender. Enam belas fitur data peserta tender dapat dilihat pada Lampiran 1. Data Latih dan Data Uji Seluruh data yang digunakan dibagi menjadi beberapa subset dengan ukuran contoh yang lebih kurang sama. Pembagian data dilakukan secara acak dengan mempertahankan perbandingan jumlah instance setiap kelas. Algoritma VFI5 Pada penelitian ini digunakan Algoritma VFI5 dengan bobot setiap fitur diasumsikan seragam, yaitu satu. Tahapan ini terdiri atas dua proses yaitu pelatihan dan prediksi (klasifikasi) kelas instance baru. Pelatihan Data yang telah dibagi -bagi menjadi beberapa subset kemudian menjadi input Algoritma klasifikasi VFI5. Pada tahapan ini akan dibentuk intervalinterval dari setiap fitur yang ada. Jika fitur tersebut adalah fitur linear maka akan dibentuk dua buah interval, yaitu point interval dan range interval. Jika fitur tersebut adalah fitur nominal maka hanya akan dibentuk satu interval, yaitu poi nt interval. Setelah semua interval terbentuk, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah instance setiap kelas yang berada pada setiap interval tersebut. Klasifikasi Pada tahap klasifikasi, setiap nilai fitur dari suatu instance baru diperiksa letak interval nilai fitur tersebut. Vote-vote setiap kelas untuk setiap fitur pada setiap interval yang bersesuaian diambil dan kemudian dijumlahkan. Kelas dengan nilai total vote tertinggi menjadi kelas prediksi instance baru tersebut. Akurasi Hasil yang diamati pada penelitian ini adalah perubahan rata-rata tingkat akurasi 4

14 yang dicapai Algoritma klasifikasi VFI5 dalam mengklasifikasikan data pengujian setelah dilakukan perubahan pada ukuran contoh data pelatihan. Tingkat akurasi diperoleh dengan perhitungan data uji benar diklasifik asi tingkat akurasi = total data uji Spesifikasi dan Implementasi Aplikasi dirancang dan dibangun dengan software dan hardware sebagai berikut: Hardware: 1. Prosesor P MHz 2. RAM 768 MB 3. Hardisk 60 GB Software 1. Sistem Operasi : Microsoft Windows XP Profesional SP2 2. XAMPP yang terdiri dari Web Server Apache Bahasa Pemrograman: PHP Browser : Mozilla Firefox 3.0 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data kriteria peserta tender pengadaan jaringan int ernet pada Petronas Carigali Indonesia. Data yang dipakai merupakan data lapangan yang diperoleh dari wawancara terhadap staf dari Petronas Carigali yang terdiri dari 2 kelas, 40 instance dan 16 fitur. Spesifikasi data yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Spesifikasi data yang digunakan Nama data Jumlah instance Jumlah fitur Kriteria peserta tender Jumlah kelas Enam belas fitur yang terdapat pada data ini masing-masing dilambangkan secara berturut-turut dengan variabel F1,F2,..,F16. Dalam implementasinya seluruh nilai atribut yang digunakan dikonversi terlebih dahulu ke bentuk bilangan numerik. Nama fitur, lambang variabel dan nama atribut tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2. Nama-nama fitur itu adalah sebagai berikut ini: Legalization By Notary (F1) Company Register (F2) Fulfillment of Tax obligation (F3) Free From Law Liability (1-3) (F4) Fulfillment of HSE (Health Safety Environment) standard (F5) Process Safety Management (F6) International Certification (ISO) (F7) Positive Net profit before tax (F8) Positive Shareholder fund (F9) Current Ratio more than 1 (F10) Profitability Ratio more than 1 (F11) Specification of product offered match with Requirement (F12) Originality of Product (F13) Brand name of the company (F14) Qualified expertise (manpower) (F15) Price offered within budget (F16) Pembagian Data Latih dan Data Uji Data keseluruhan (Lampiran 3) yang berjumlah 40 instance tersebut terlebih dahulu dibagi secara acak menjadi 4 himpunan bagian yang ukurannya mendekati sama satu sama lain. Pembagian data keseluruhan secara acak menghasilkan himpunan bagian yang disebut sebagai himpunan bagian S 1, himpunan bagian S 2, himpunan bagian S 3, dan himpunan bagian S 4. Hasil pembagian data disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil pembagian data Himpunan bagian Diterima Ditolak S S S S Total Dengan metode 4-fold cross validation, maka akan dilakukan empat kali iterasi dengan menggunakan tiga himpunan bagian sebagai data latih dan satu himpunan bagian sebagai data uji. Susunan data yang digunakan sebagai data pelatihan dan data pengujian pada setiap iterasi disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Susunan data pelatihan dan data p engujian Iterasi Pelatihan Pengujian Iterasi pertama S 1, S 2, S 3 S 4 Iterasi kedua S 1, S 2, S 4 S 3 Iterasi ketiga S 1, S 3,S 4 S 2 Iterasi keempat S 2, S 3,S 4 S 1 Iterasi Pertama Pada iterasi pertama, himpunan bagian S 1, himpunan bagian S 2, dan himpunan bagian S 3 digunakan sebagai data pelatihan sedangkan himpunan bagian S 4 digunakan sebagai data 5

15 pengujian. Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian pada iterasi ini disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian Kelas Pelatihan (instances ) Diterima 16 5 Ditolak 14 5 Total Pengujian (instances ) Proses pelatihan pada iterasi ini menghasilkan interval-interval fitur. Setiap interval suatu fitur tertentu memilki nilai-nilai vote yang didistribusikan fitur tersebut untuk kelas diterima dan kelas ditolak. Interval tersebut beserta nilai vote setiap kelasnya disajikan pada Lampiran 4. Pengujian yang dilakukan pada iterasi ini sebagai klasifikasi pada data pengujian S 4 menghasilkan akurasi sebesar 100%. Hasil prediksi dari iterasi ini disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil prediksi dari iterasi pertama. Kelas Kelas Kelas Salah awal prediksi prediksi Diterima Ditolak Iterasi Kedua Pada iterasi kedua, himpunan bagian S 1, himpunan bagian S2 dan himpunan bagian S4 digunakan sebagai data pelatihan sedangkan himpunan bagian S3 digunakan sebagai data pengujian. Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian pada iterasi ini disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian Kelas Pelatihan (instance) Diterima 16 5 Ditolak 14 5 Total Pengujian (instance) Proses pelatihan pada iterasi ini menghasilkan interval-interval fitur. Seperti pada iterasi pertama, setiap interval suatu fitur tertentu memilki nilai-nilai vote yang didistribusikan fitur tersebut untuk kelas diterima dan kelas ditolak. Interval tersebut beserta nilai vote setiap kelasnya disajikan pada Lampiran 5. Pengujian yang dilakukan pada iterasi ini sebagai klasifikasi pada data pengujian S 3 menghasilkan akurasi sebesar 70%. Terdapat 3 instance pada data pengujian S 3 yang kelas prediksinya tidak sesuai dengan kelas sebenarnya. Instance tesebut diprediksi oleh Algoritma VFI5 termasuk ke dalam kelas diterima, sedangkan pada data kelas sebenarnya pada instance tersebut adalah kelas ditolak. Hasil prediksi dari iterasi ini disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil prediksi dari iterasi kedua. Kelas Kelas Kelas Salah awal prediksi prediksi Diterima Ditolak Kesalahan dalam proses klasifikasi terjadi karena pada proses pelatihan dalam iterasi ini kecenderungan memberikan nilai vote yang lebih besar pada kelas diterima, sehingga total vote pada kelas diterima memiliki total nilai vote yang lebih besar dibandingkan dengan kelas ditolak. Persentase peluang dari instance pengujian salah prediksi pertama pada iterasi ini terjadi pada data N10, dengan kelas diterima sebesar 50.4% sedangkan pada kelas ditolak sebesar 49.6%. Kesalahan prediksi tersebut dapat terjadi karena selisih yang sangat dekat antara total nilai vote kelas diterima dan kelas ditolak, kedekatan selisih itu sebesar 806 untuk kelas diterima dan 794 untuk kelas ditolak. Persentase peluang dari instance pengujian salah prediksi kedua pada iterasi ini terjadi pada data N32, dengan kelas diterima sebesar 50.1% sedangkan pada kelas ditolak sebesar 49.9%. Kesalahan prediksi tersebut dapat terjadi karena selisih yang sangat dekat antara total nilai vote kelas diterima dan kelas ditolak, kedekatan selisih itu sebesar 802 untuk kelas diterim a dan 798 untuk kelas ditolak. Persentase peluang dari instance pengujian salah prediksi ketiga pada iterasi ini terjadi pada data N33, dengan kelas diterima sebesar 50.4% sedangkan pada kelas ditolak sebesar 49.6%. Kesalahan pada data N33 juga dapat terjadi karena selisih yang sangat dekat antara total nilai vote kelas diterima dan kelas ditolak, kedekatan selisih itu sebesar 806 untuk kelas diterima dan 794 untuk kelas ditolak. Iterasi Ketiga Pada iterasi ketiga, himpunan bagian S 1, himpunan bagian S 3 dan himpunan bagian S 4 6

16 digunakan sebagai data pelatihan sedangkan himpunan bagian S 2 digunakan sebagai data pengujian. Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian pada iterasi ini disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian Kelas Pelatihan (instance) Diterima 16 5 Ditolak 14 5 Total Pengujian (insta nces ) Proses pelatihan pada iterasi ini menghasilkan interval-interval fitur. Seperti pada iterasi pertama dan iterasi kedua, setiap interval suatu fitur tertentu memilki nilai-nilai vote yang didistribusikan fitur tersebut untuk kelas diterima dan kelas ditolak. Interval tersebut beserta nilai vote setiap kelasnya disajikan pada Lampiran 6. Pengujian yang dilakukan pada iterasi ini sebagai klasifikasi pada data pengujian S 2 menghasilkan akurasi sebes ar 70 %. Terdapat 3 instance pada data pengujian S 2 yang kelas prediksinya tidak sesuai dengan kelas sebenarnya. Keseluruhan instance tesebut diprediksi oleh Algoritma VFI5 termasuk ke dalam kelas diterima, sedangkan pada data kelas sebenarnya pada instance tersebut adalah kelas ditolak. Hasil prediksi dari iterasi ini disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil prediksi dari iterasi ketiga. Kelas Kelas Kelas Salah awal prediksi prediksi Diterima Ditolak Kesalahan dalam proses klasifikasi ter jadi karena pada proses pelatihan dalam iterasi ini kecenderungan memberikan nilai vote yang lebih besar pada kelas diterima, sehingga total vote pada kelas diterima memiliki total nilai vote yang lebih besar dibandingkan dengan kelas ditolak. Persentase peluang dari instance pengujian salah prediksi pertama pada iterasi ini terjadi pada data N8, dengan kelas diterima sebesar 51.2% sedangkan pada kelas ditolak sebesar 48.8%. Kesalahan prediksi tersebut dapat terjadi karena selisih yang sangat dekat antara total nilai vote kelas diterima dan kelas ditolak, kedekatan selisih itu sebesar 820 untuk kelas diterima dan 780 untuk kelas ditolak. Persentase peluang dari instance pengujian salah prediksi kedua pada iterasi ini terjadi pada data N12, dengan kelas diterima sebesar 55.2% sedangkan pada kelas ditolak sebesar 44.8%. Selisih antara total nilai vote kelas diterima dan kelas ditolak sebesar 884 untuk kelas diterima dan 716 untuk kelas ditolak. Persentase peluang dari instance pengujian salah prediksi ketiga pada iterasi ini terjadi pada data N39, dengan kelas diterima sebesar 50.1% sedangkan pada kelas ditolak sebesar 49.9%. Kesalahan prediksi tersebut dapat terjadi karena selisih yang sangat dekat antara total nilai vote kelas diterima dan kelas ditolak, kedekatan selisih itu sebesar 801 untuk kelas diterima dan 799 untuk kelas ditolak. Iterasi Keempat Pada iterasi keempat, himpunan bagian S 2, himpunan bagian S 3, dan himpunan bagian S 4 digunakan sebagai data pelatihan sedangkan himpunan bagian S 1 digunakan sebagai data pengujian. Komposisi jumlah instance per kelas pada data pelatihan dan data pengujian pada iterasi ini disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Komposisi jumlah instance perkelas pada data pelatihan dan data pengujian Kelas Pelatihan (instances) Diterima 15 6 Ditolak 15 4 Total Pengujian (instances ) Pengujian yang dilakukan pada iterasi ini sebagai klasifikasi pada data pengujian S 4 menghasilkan akurasi sebesar 80 %. Terdapat 2 instance pada data pengujian S1 yang kelas prediksinya tidak sesuai dengan kelas sebenarnya. Instance tersebut diprediksi oleh Algoritma VFI5 termasuk ke dalam kelas diterima, sedangkan pada kelas sebenarnya pada instance tersebut adalah kelas ditolak. Hasil prediksi dari iterasi ini disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil prediksi dari iterasi keempat Kelas Kelas Kelas Salah awal prediksi prediksi Diterima Ditolak Kesalahan dalam proses klasifikasi terjadi karena pada proses pelatihan dalam iterasi ini kecenderungan memberikan nilai 7

17 vote yang lebih besar pada kelas diterima, sehingga total vote pada kelas diterima memiliki total nilai vote yang lebih besar dibandingkan dengan kelas ditolak. Interval tersebut beserta nilai vote setiap kelasnya disajikan pada Lampiran 7. Persentase peluang dari instance pengujian salah prediksi pertama pada iterasi ini terjadi pada data N5, dengan kelas diterima sebesar sebesar 61.4% sedangkan pada kelas ditolak sebesar 38.6%. Selisih antara total nilai vote kelas diterima dan kelas ditolak sebesar 983 untuk kelas diterima dan 617 untuk kelas ditolak. Persentase peluang dari instance pengujian salah prediksi kedua pada iterasi ini terjadi pada data N25, dengan kelas diterima sebesar sebesar 57.4% sedangkan pada kelas ditolak sebesar 42.6%. Selisih antara total nilai vote kelas diterima dan kelas ditolak sebesar 918 untuk kelas diterima dan 682 untuk kelas ditolak. Hasil Pelatihan dan Hasil Pengujian Proses pelatihan yang dilakukan pada setiap iterasi menghasilkan interval-interval fitur. Interval-interval untuk setiap fiturnya mempunyai nilai vote untuk kelas Diterima dan kelas ditolak. Untuk setiap fitur yang merupakan ciri khas dari setiap kelas, terdapat interval dengan nilai vote yang cenderung lebih besar pada salah satu kelas, sehingga nilai vote pada interval ini mencerminkan kecenderungan fitur tersebut untuk menjadi ciri khas dari kelas yang ada. Pada setiap iterasi terdapat fitur-fitur yang konsisten menjadi ciri khas kelas diterima atau kelas ditolak. Fitur -fitur tersebut disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Fitur -fitur yang menjadi ciri khas suatu kelas pada setiap iterasi Fitur Diterima Ditolak F3 * F4 * * F5 * F7 * F8 * * F9 * F10 * * F11 * * F12 * F16 * Selain karena total nilai vote yang lebih besar dibandingkan nilai vote kelas prediksi, beberapa kesalahan klasifikasi pada setiap iterasi terjadi karena adanya kesamaan nilainilai fitur setiap instance pengujian terhadap setiap kelas, sehingga mempengaruhi tingkat akurasi yang diperoleh pada setiap iterasi. Proses pengujian pada setiap iterasi menghasilkan akurasi. Akurasi dari setiap iterasi pada proses pengujian tahap pertama disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Akurasi dari setiap iterasi pengujian Iterasi Akurasi Pertama 100% Kedua 70% Ketiga 70% Keempat 80% Rata-rata 80% Standar deviasi 14.1% Dengan menggunakan 16 fitur yang ada pada data tender pengadaan jaringan internet Algoritma VFI 5 memberikan rata-rata akurasi sebesar 80% dan standar deviasi sebesar 14.1%. Hal ini menunjukan Algoritma VFI 5 cukup mampu melakukan klasifikasi dengan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perusahaan multinasional sebesar Petronas Carigali Indo nesia dalam pengadaan barang dan jasa harus melalui tahapan tender. Salah satu tender yang diadakan Petronas Carigali Indonesia adalah tender pengadaan jaringan internet. Untuk memilih peserta yang dapat mengikuti tahapan penentuan pemenang tender, panitia akan menilai kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Tahapan penilaian tersebut sangat menyita waktu juga memerlukan biaya yang besar, untuk itu diperlukan sebuah aplikasi yang bisa mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini dapat mengidentifikasi peserta tender yang layak untuk mengikuti tahapan penentuan pemenang tender menggunakan Algoritma voting feature intervals (VFI5). Algoritma voting feature intervals (VFI5) digunakan untuk melakukan klasifikasi. Data yang digunakan adalah data tender pengadaan jaringan internet pada Petronas Carigali Indonesia. Proses pelatihan pada setiap iterasi menghasilkan intervalinterval fitur. Nilai vote yang lebih besar pada satu kelas pada interval fitur mencerminkan kecenderungan fitur tersebut menjadi ciri khas kelas diterima atau kelas ditolak. Terdapat 10 fitur (F3, F4, F5, F7, F8, F9, F10, F11, F12, dan F16) yang merupakan ciri khas dari kelas diter ima atau kelas ditolak. 8

18 Akurasi dari klasifikasi yang dihasilkan oleh Algoritma VFI5 cukup tinggi untuk setiap iterasinya. Pada pengujian ini, iterasi pertama menghasilkan akurasi sebesar 100%, iterasi kedua menghasilkan akurasi sebesar 70%, iterasi ketiga menghasilkan akurasi sebesar 70%, dan iterasi keempat menghasilkan akurasi sebesar 80%. Rata-rata akurasi yang dihasilkan pada pengujian ini oleh Algoritma VFI5 adalah sebesar 80% dan standar deviasi sebesar 14.1%. Saran Penelitian ini menggunakan bobot fitur yang seragam pada 16 fitur yang ada yaitu satu. Hal ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan bobot yang lebih beragam untuk setiap fitur. Pemberian bobot yang beragam untuk fitur yang menjadi ciri khas dari kelas diterima atau ditolak sebaiknya lebih tinggi supaya menggambarkan kecenderungan terhadap output yang akan dihasilkan. Hal ini dikarenakan jika hasil klasifikasi untuk kelas diterima terdapat kesalahan, maka akan menghabiskan waktu lebih lama bagi panitia tender ini disebabkan peserta tender yang diikutkan dalam acara penentuan pemenang tender berjumlah lebih banyak. Penambahan jumlah data peserta tender juga sebaiknya dilakukan, karena dengan bertambahnya jumlah data akan semakin meningkatkan akurasi yang dihasilkan dan generalisasi yang dihasilkan juga semakin baik. ( ntralrep2.nsf/frameset_corp?openframes et). Ramdan G Pengaruh Banyaknya Subset Validasi Silang Terhadap Kinerja Algoritma VFI5 [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Sarle W What are cross-validation and bootsrapping?. [16 Agustus 2008] DAFTAR PUSTAKA Demiröz G, Güvenir HA Classification by Voting Fitur Intervals /BU-CEIS-9708.ps.z. Fu L Neural Networks in Computers Intelligence. Singapura: McGraw -Hill. Güvenir HA A Classification Learning Algorithm Robust to Irrelevant Fiturs /BU-CEIS-9810.ps.gz. Güvenir HA, Demiröz, Ilter N Learning Differential Diagnosis of Erythemato-Squamous Diseases Using Voting Fitur Intervals. Artificial Intelegence in Medicine, 13 (3), Han J, Kamber M Data Mining Concepts &Techniques. USA: Academic Press. 9

19 LAMPIRAN 10

20 Lampiran 1 Enam belas Fitur Data Peserta Tender Urutan Nama Fitur Departemen Yang Mengeluarkan atau Memeriksa A Legalization By Notary Legal and Procurement B Company Register Procurement C Fulfillment of Tax obligation Procurement and Finance D Free From Law Liability (1-3) Legal and Procurement E Fulfillment of HSE (Health Safety Environment) standard HSE Department F Process Safety Management HSE Dept. G International Certification (ISO) Procurement and User Dept. H Positive Net profit before tax Finance I Positive Shareholder fund Finance J Current Ratio more than 1 Finance K Profitability Ratio more than 1 Finance L Specification of product offered match with requirement User and Procurement M Originality of Product User and Procurement N Brand name of the company Procurement O Qualified expertise ( manpower) Procurement P Price offered within budget User and Procurement Lampiran 2 Nama Fitur, Lambang variabel, dan Nama Atribut Nama Fitur Lambang Variabel Variabel Atribut Konversi Legalization By Notary F1 Ya 1 Company Register F2 Ya 1 Fulfillment of Tax obligation F3 Ya 1 Free From Law Liability (1-3) F4 Buruk 1 Sedang 2 Bagus 3 Fulfillment of HSE (Health Safety Environment) standard F5 Ya 1 Process Safety Management F6 Ya 1 International Certification (ISO) F7 Ya 1 Positive Net profit before tax F8 Ya 1 Positive Shareholder fund F9 Ya 1 Current Ratio more than 1 F10 Ya 1 Profitability Ratio more than 1 F11 Ya 1 Specification of product offered match with requirement F12 Ya 1 Originality of Product F13 Ya 1 Brand name of the company F14 Ya 1 Qualified expertise ( manpower) F15 Ya 1 Price offered within budget F16 Ya 1 11

21 Lampiran 3 Data Peserta Tender Lambang Variabel F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15 F16 Kelas Urutan Data Kelas N N Y Y Y Y Y Y N N Y Y Y Y N N Y Y N N Y Y N N N N Y Y N N N N N N Y Y Y Y N N Y Y Y Y Y Y Y Y N N Y Y Y Y N N Y Y N N Y Y N N N N Y Y N N N N N N Y Y N N Y Y40 12

22 Lampiran 4 Vote Fitur Pada Iterasi Pertama F1 Y: 29 Y: 61 F9 Y: 58 Y: 50 N: 71 N: 39 N: 42 N: 50 F2 Y: 0 Y: 57 F10 Y: 75 Y: 39 N: 100 N: 43 N: 26 N: 61 F3 Y: 46 Y: 59 F11 Y: 64 Y: 44 N: 54 N: 41 N: 36 N: 56 F4 Y: 27 Y: 82 Y: 50 F12 Y: 0 Y: 73 N: 73 N: 18 N: 50 N: 100 N: F5 Y: 40 Y: 60 F13 Y: 60 Y: 47 N: 60 N: 40 N: 40 N: 53 F6 Y: 50 Y: 56 F14 Y: 50 Y: 67 N: 50 N: 44 N: 50 N: 33 F7 Y: 39 Y: 65 F15 Y: 40 Y: 56 N: 61 N: 35 N: 60 N: 44 F8 Y: 72 Y: 25 F16 Y: 0 Y: 64 N: 28 N: 75 N: 100 N: 36 13

23 Lampiran 5 Vote Fitur Pada Iterasi Kedua F1 Y: 27 Y: 61 F9 Y: 55 Y: 53 N: 73 N: 39 N: 45 N: 47 F2 Y: 0 Y: 59 F10 Y: 75 Y: 39 N: 100 N: 41 N: 25 N: 61 F3 Y: 50 Y: 57 F11 Y: 64 Y: 44 N: 50 N: 43 N: 36 N: 56 F4 Y: 20 Y: 50 Y: 83 F12 Y: 0 Y: 70 N: 80 N: 50 N: 17 N: 100 N: F5 Y: 43 Y: 63 F13 Y: 62 Y: 47 N: 57 N: 37 N: 38 N: 53 F6 Y: 56 Y: 50 F14 Y: 52 Y: 60 N: 44 N: 50 N: 48 N: 40 F7 Y: 47 Y: 53 F15 Y: 57 Y: 52 N: 53 N: 47 N: 43 N: 48 F8 Y: 71 Y: 31 F16 Y: 0 Y: 67 N: 29 N: 69 N: 100 N: 33 14

24 Lampiran 6 Vote Fitur Pada Iterasi Ketiga F1 Y: 29 Y: 61 F9 Y: 58 Y: 50 N: 71 N: 39 N: 42 N: 50 F2 Y: 0 Y: 62 F10 Y: 82 Y: 37 N: 100 N: 38 N: 18 N: 63 F3 Y: 53 Y: 54 F11 Y: 69 Y: 36 N: 47 N: 46 N: 31 N: 64 F4 Y: 30 Y: 50 Y: 80 F12 Y: 0 Y: 73 N: 70 N: 50 N: 20 N: 100 N: F5 Y: 25 Y: 72 F13 Y: 71 Y: 38 N: 75 N: 28 N: 29 N: 62 F6 Y: 40 Y: 67 F14 Y: 57 Y: 43 N: 60 N: 33 N: 43 N: 57 F7 Y: 39 Y: 65 F15 Y: 80 Y: 48 N: 61 N: 35 N: 20 N: 52 F8 Y: 71 Y: 31 F16 Y: 0 Y: 62 N: 29 N: 69 N: 100 N: 38 15

25 Lampiran 7 Vote Fitur Pada Iterasi Keempat F1 Y: 33 Y: 57 F9 Y: 70 Y: 40 N: 67 N: 43 N: 30 N: 60 F2 Y: 0 Y: 56 F10 Y: 86 Y: 39 N: 100 N: 44 N: 14 N: 61 F3 Y: 50 Y: 50 F11 Y: 70 Y: 40 N: 50 N: 50 N: 30 N: 60 F4 Y: 9 Y: 50 Y: 100 F12 Y: 0 Y: 65 N: 91 N: 50 N: 0 N: 100 N: F5 Y: 42 Y: 56 F13 Y: 50 Y: 50 N: 58 N: 44 N: 50 N: 50 F6 Y: 53 Y: 47 F14 Y: 48 Y: 56 N: 47 N: 53 N: 52 N: 44 F7 Y: 44 Y: 57 F15 Y: 50 Y: 50 N: 56 N: 43 N: 50 N: 50 F8 Y: 79 Y: 25 F16 Y: 0 Y: 63 N: 21 N: 75 N: 100 N: 37 16

26 17

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Klasifikasi merupakan salah satu bidang kajian pada machine learning. Klasifikasi adalah proses menemukan sekumpulan model atau fungsi yang menggambarkan dan membedakan konsep

Lebih terperinci

PENGARUH INCOMPLETE DATA TERHADAP AKURASI VOTING FEATURE INTERVALS-5 (VFI5) ABSTRAK

PENGARUH INCOMPLETE DATA TERHADAP AKURASI VOTING FEATURE INTERVALS-5 (VFI5) ABSTRAK PENGARUH INCOMPLETE DATA TERHADAP AKURASI VOTING FEATURE INTERVALS-5 (VFI5) Atik Pawestri Sulistyo 1, Aziz Kustiyo 1, Agus Buono 2 1 Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA Institut Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Jamur merupakan salah satu jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di alam, sehingga sejak dahulu jamur dijadikan sebagai bahan konsumsi utama. Seiring dengan berkembangnya waktu,

Lebih terperinci

EKSPLORASI METODE PENENTUAN NILAI END POINT PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 SETA BAEHERA

EKSPLORASI METODE PENENTUAN NILAI END POINT PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 SETA BAEHERA EKSPLORASI METODE PENENTUAN NILAI END POINT PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 SETA BAEHERA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 EKSPLORASI

Lebih terperinci

PEMILIHAN DATA TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA VOTING FEATURE INTERVAL 5 (VFI 5) DAVID AULIA AKBAR ADHIEPUTRA

PEMILIHAN DATA TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA VOTING FEATURE INTERVAL 5 (VFI 5) DAVID AULIA AKBAR ADHIEPUTRA PEMILIHAN DATA TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA VOTING FEATURE INTERVAL 5 (VFI 5) DAVID AULIA AKBAR ADHIEPUTRA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PASIEN SUSPECT PARVO DAN DISTEMPER PADA DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT HEWAN IPB MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS ABSTRAK

KLASIFIKASI PASIEN SUSPECT PARVO DAN DISTEMPER PADA DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT HEWAN IPB MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS ABSTRAK 1 KLASIFIKASI PASIEN SUSPECT PARVO DAN DISTEMPER PADA DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT HEWAN IPB MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS Muhammad Iqbal 1, Aziz Kustiyo 1, Ekowati Handharyani 2 1 Departemen Ilmu

Lebih terperinci

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Oleh: DHANY NUGRAHA RAMDHANY G

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Oleh: DHANY NUGRAHA RAMDHANY G DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5 Oleh: DHANY NUGRAHA RAMDHANY G64353 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menempatkan telepon selular menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Keberadaan telepon selular telah

Lebih terperinci

KLASIFIKASI JAMUR KE DALAM KELAS DAPAT DIKONSUMSI ATAU BERACUN MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : FAMILI AGARICUS DAN LEPIOTA)

KLASIFIKASI JAMUR KE DALAM KELAS DAPAT DIKONSUMSI ATAU BERACUN MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : FAMILI AGARICUS DAN LEPIOTA) KLASIFIKASI JAMUR KE DALAM KELAS DAPAT DIKONSUMSI ATAU BERACUN MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI 5 (STUDI KASUS : FAMILI AGARICUS DAN LEPIOTA) BAYU MAHARDHIKA PUTRA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 HIDA NUR FIRQIANI G

SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 HIDA NUR FIRQIANI G SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 HIDA NUR FIRQIANI G64103047 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

DIAGNOSIS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 ARISTI IMKA APNIASARI G

DIAGNOSIS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 ARISTI IMKA APNIASARI G DIAGNOSIS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 ARISTI IMKA APNIASARI G64103027 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 ABSTRAK

SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 ABSTRAK 1 SELEKSI FITUR MENGGUNAKAN FAST CORRELATION BASED FILTER PADA ALGORITMA VOTING FEATURE INTERVALS 5 Hida Nur Firqiani, Aziz Kustiyo, Endang Purnama Giri 1 Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA DENGAN VOTING FEATURE INTERVAL 5 PADA APLIKASI KONSULTASI AKADEMIK ONLINE

PREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA DENGAN VOTING FEATURE INTERVAL 5 PADA APLIKASI KONSULTASI AKADEMIK ONLINE PREDIKSI MASA STUDI MAHASISWA DENGAN VOTING FEATURE INTERVAL 5 PADA APLIKASI KONSULTASI AKADEMIK ONLINE Andre Widjaya, Lely Hiryanto, Teny Handhayani Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Abstrak

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Abstrak DIAOSIS AUA SISTEM URIARI PADA AJI DA KUCI MEUAKA VFI 5 Dhany ugraha Ramdhany 1, Aziz Kustiyo 2, Ekowati Handharyani 3, dan Agus Buono 4 1, 2, 4 Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, IPB, Kampus IPB Darmaga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengenalan wajah termotivasi oleh banyaknya aplikasi praktis yang diperlukan dalam identifikasi wajah. Pengenalan wajah sebagai salah satu dari teknologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Biometrik adalah ilmu untuk menetapkan identitas seseorang berdasarkan ciri fisik, kimia, ataupun tingkah laku dari orang tersebut. Dewasa ini, biometrik telah menjadi suatu

Lebih terperinci

PREDIKSI INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA ILMU KOMPUTER IPB MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 ABDUL NASRAH G

PREDIKSI INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA ILMU KOMPUTER IPB MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 ABDUL NASRAH G PREDIKSI INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA ILMU KOMPUTER IPB MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 ABDUL NASRAH G64103012 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Biometrik merupakan ilmu pengetahuan yang membangun identitas seseorang berdasarkan sifat-sifat fisik, kimiawi, ataupun kebiasaan seseorang. Sistem biometrik dapat menggunakan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DEBITUR KARTU KREDIT DENGAN PEMILIHAN FITUR MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 SRI RAHAYU NATASIA

KLASIFIKASI DEBITUR KARTU KREDIT DENGAN PEMILIHAN FITUR MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 SRI RAHAYU NATASIA KLASIFIKASI DEBITUR KARTU KREDIT DENGAN PEMILIHAN FITUR MENGGUNAKAN VOTING FEATURE INTERVALS 5 SRI RAHAYU NATASIA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PREDIKSI INDEKS PRESTASI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 (STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM MAYOR MINOR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB ) AKHYAR AZNI

PREDIKSI INDEKS PRESTASI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 (STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM MAYOR MINOR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB ) AKHYAR AZNI PREDIKSI INDEKS PRESTASI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA VFI5 (STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM MAYOR MINOR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB ) AKHYAR AZNI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Abstrak

DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5. Abstrak DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM URINARI PADA ANJING DAN KUCING MENGGUNAKAN VFI 5 Dhany Nugraha Ramdhany 1, Aziz Kustiyo 2, Ekowati Handharyani 3, dan Agus Buono" 1,2,4 Departemen IImu Komputer, FMIP A, IPB,

Lebih terperinci

Pengantar Matematika kelas1 : kelas2 : kelas3 : mutu : A B C D E

Pengantar Matematika kelas1 : kelas2 : kelas3 : mutu : A B C D E Lingkungan Pengembangan Aplikasi yang dipergunakan untuk skripsi dibangun dengan software dan hardware sebagai berikut: Hardware: 1. Prosesor Inter Pentium Dual Core E2140 @1.60GHz 2. Memori DDRAM 1 GB

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan Pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi Fitur Pelatihan (deskripsi training Klasifikasi Akurasi

Lingkungan Pengembangan Pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi Fitur Pelatihan (deskripsi training Klasifikasi Akurasi 6 diberikan sesuai dengan beban SKS mata kuliah yang bersangkutan, sedangkan fitur IP TPB disesuaikan. Untuk fitur mata kuliah yang sudah terseleksi, bobot yang dipakai sesuai dengan beban SKS, sedangkan

Lebih terperinci

PREDIKSI KOTA PERAIH ANUGERAH ADIPURA MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VFI5 MUHAMAD HAIKAL

PREDIKSI KOTA PERAIH ANUGERAH ADIPURA MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VFI5 MUHAMAD HAIKAL PREDIKSI KOTA PERAIH ANUGERAH ADIPURA MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VFI5 MUHAMAD HAIKAL DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PREDIKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk bisa mendukung sistem secara utuh dibutuhkan teori-teori yang mendukung dalam pengembangan aplikasi ini. Teori-teori yang dibutuhkan meliputi pengenalan tanda tangan dan teknologi

Lebih terperinci

PREDIKSI PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 DENGAN BOBOT FITUR TIDAK SERAGAM DISTY TATA CERIA

PREDIKSI PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 DENGAN BOBOT FITUR TIDAK SERAGAM DISTY TATA CERIA PREDIKSI PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 DENGAN BOBOT FITUR TIDAK SERAGAM DISTY TATA CERIA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Klasifikasi Pasien Suspect Parvo dan Distemper pada Data Rekam Medik Rumah Sakit Hewan IPB Menggunakan Voting Feature Intervals

Klasifikasi Pasien Suspect Parvo dan Distemper pada Data Rekam Medik Rumah Sakit Hewan IPB Menggunakan Voting Feature Intervals Klasifikasi Pasien Suspect Parvo dan Distemper pada Data Rekam Medik Rumah Sakit Hewan IPB Menggunakan Voting Feature Intervals,Aziz Kustiyo!, Muhammad Iqbal', Ekowati Handharyani- J Departemen Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi.

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi. Fitur yang digunakan untuk pelatihan pada algoritme VFI5 diperoleh dari tiap-tiap piksel pada citra tanda tangan. Fitur pada pelatihan yang semula berupa matriks berukuran 3 4 piksel disusun menjadi matriks

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Wandira Irene, Mukhlisulfatih Latief, Lillyan Hadjaratie Program Studi S1 Sistem Informasi / Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Oleh karena itu untuk meningkatkan akurasinya, proses learning harus dihentikan lebih awal atau melakukan pemotongan tree secara umum. Untuk itu diberikan 2 (dua) buah threshold yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

PREDIKSI PENYAKIT KENCING MANIS (DIABETES MELLITUS) MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VOTING FEATURE INTERVALS 5 EKA HAYANA HASIBUAN

PREDIKSI PENYAKIT KENCING MANIS (DIABETES MELLITUS) MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VOTING FEATURE INTERVALS 5 EKA HAYANA HASIBUAN PREDIKSI PENYAKIT KENCING MANIS (DIABETES MELLITUS) MENGGUNAKAN ALGORITME KLASIFIKASI VOTING FEATURE INTERVALS 5 EKA HAYANA HASIBUAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO

KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO KLASIFIKASI DATA SPASIAL UNTUK KEMUNCULAN HOTSPOT DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ALGORITME ID3 VIKHY FERNANDO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Transformasi data, mengubah data ke bentuk yang dapat di-mine sesuai dengan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian. Penentuan Data Latih dan Data Uji Dalam penelitian ini data terdapat dua metode

Lebih terperinci

Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori

Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori Abstrak 1 Sri Rahayu, 2 Teguh Bharata Adji & 3 Noor Akhmad Setiawan

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI Oleh : SITI NURBAITI G14102022 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK SITI

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK YUANDRI TRISAPUTRA & OKTARINA SAFAR NIDA (SIAP 16) Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Peramalan, Curah Hujan, Knowledge Discovery in Database, Jaringan Saraf Tiruan, Backpropagation, Optimalisasasi Backpropagation Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Teknologi informasi dalam segala bidang sangat dibutuhkan. Khususnya bidang pendidikan dalam pengembangan kemampuan berbahasa pemrograman. Media komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Desain penelitian atau tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Studi Literatur 1. Logika Fuzzy 2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menunjang kegiatan penelitian, dalam bab ini akan dijelaskan desain penelitian, metode penelitian yang digunakan, serta alat dan bahan penelitian. 3.1 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-6198du CPU @2.30GHz (4 CPUs), ~2.40GHz b.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VFI5 ABDUL ROSYID

DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VFI5 ABDUL ROSYID i DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN ALGORITME VFI5 ABDUL ROSYID DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ii DIAGNOSA PENYAKIT TUBERKULOSIS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G651034074 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian diuraikan dalam skema tahap penelitian untuk memberikan petunjuk atau gambaran yang jelas, teratur, dan sistematis seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan hasil pada sistem penyediaan barang dan jasa DISHUTBUN Pemkab Aceh Tamiang akan dijelaskan pada gambar gambar di bawah ini. 1. Tampilan Halaman Utama

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITME FEATURE SELECTION INFORMATION GAIN DAN SYMMETRICAL UNCERTAINTY PADA DATA KETAHANAN PANGAN DELKI ABADI

PERBANDINGAN ALGORITME FEATURE SELECTION INFORMATION GAIN DAN SYMMETRICAL UNCERTAINTY PADA DATA KETAHANAN PANGAN DELKI ABADI PERBANDINGAN ALGORITME FEATURE SELECTION INFORMATION GAIN DAN SYMMETRICAL UNCERTAINTY PADA DATA KETAHANAN PANGAN DELKI ABADI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENYELESAIAN SKRIPSI MAHASISWA S1 MATEMATIKA FMIPA USU TUGAS AKHIR HANDY YOHANES SEMBIRING

SISTEM INFORMASI PENYELESAIAN SKRIPSI MAHASISWA S1 MATEMATIKA FMIPA USU TUGAS AKHIR HANDY YOHANES SEMBIRING SISTEM INFORMASI PENYELESAIAN SKRIPSI MAHASISWA S1 MATEMATIKA FMIPA USU TUGAS AKHIR HANDY YOHANES SEMBIRING 142406016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA D3 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Dini Fakta Sari Teknik Informatika STMIK AKAKOM Yogyakarta dini@akakom.ac.id Abstrak Tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA PEMUTUAN EDAMAME MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DEDY WIRAWAN SOEDIBYO

PENGEMBANGAN ALGORITMA PEMUTUAN EDAMAME MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DEDY WIRAWAN SOEDIBYO PENGEMBANGAN ALGORITMA PEMUTUAN EDAMAME MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DEDY WIRAWAN SOEDIBYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik DAFTAR ISI PERNYATAAN... iii PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR PERSAMAAN... xv DAFTAR ALGORITMA... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii INTISARI... xviii ABSTRACT...

Lebih terperinci

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G651044054 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data (Data gathering). Pengumpulan data harus mampu mendeskripsikan data yang ada, serta memiliki kontribusi terhadap pengetahuan. Data yang tidak lengkap perlu

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING BERBASIS WEB PADA YAYASAN PENDIDIKAN R.A. KARTINI TUGAS AKHIR AHMAD HUMAIDI

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING BERBASIS WEB PADA YAYASAN PENDIDIKAN R.A. KARTINI TUGAS AKHIR AHMAD HUMAIDI PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING BERBASIS WEB PADA YAYASAN PENDIDIKAN R.A. KARTINI TUGAS AKHIR AHMAD HUMAIDI 102406071 PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

ANALISIS KLASIFIKASI PADA NASABAH KREDIT KOPERASI X MENGGUNAKAN DECISION TREE C4.5 DAN NAÏVE BAYES SKRIPSI

ANALISIS KLASIFIKASI PADA NASABAH KREDIT KOPERASI X MENGGUNAKAN DECISION TREE C4.5 DAN NAÏVE BAYES SKRIPSI ANALISIS KLASIFIKASI PADA NASABAH KREDIT KOPERASI X MENGGUNAKAN DECISION TREE C4.5 DAN NAÏVE BAYES SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Sebagai

Lebih terperinci

Akurasi. Perangkat Lunak: Sistem operasi: Windows Vista Home Premium Aplikasi pemrograman: Matlab 7.0

Akurasi. Perangkat Lunak: Sistem operasi: Windows Vista Home Premium Aplikasi pemrograman: Matlab 7.0 Tabel 1 Dimensi citra di tiap level Level transformasi Dimensi citra 1 46 56 2 23 28 3 12 14 4 6 7 5 3 4 6 2 2 Pada Gambar 5 disajikan visualisasi transformasi wavelet hingga level 3. Deskripsi citra dekomposisi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Sumber Daya Yang Dibutuhkan Dalam mengimplementasikan suatu aplikasi yang dibangun untuk CV.Persada Bintan, maka diperlukan beberapa kebutuhan yang harus dipersiapkan. Kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan penelitian berguna agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik dan sistematis

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu: a. Perangkat keras 1. Processor Intel Core

Lebih terperinci

Percobaan 1 Percobaan 2

Percobaan 1 Percobaan 2 direpresentasikan dengan histogram. Perlakuan pertama terhadap data-data penelitian ini adalah menghitung histogramnya. Kemudian dari interval antara 0-255 akan dibagi menjadi interval-interval bagian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tabel 4.1 Tabel Rincian Timeline Implementasi Sistem

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tabel 4.1 Tabel Rincian Timeline Implementasi Sistem BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Pada tahap ini dilakukan implementasi yang terkait pada aplikasi database yang diusulkan, serta dilakukan evaluasi terhadap beberapa aspek terkait integrity

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KURSUS KOMPUTER LEMBAGA BANTUAN BERSAMA UNTUK TEKNOLOGI INFORMATIKA (LBBTI) BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI KURSUS KOMPUTER LEMBAGA BANTUAN BERSAMA UNTUK TEKNOLOGI INFORMATIKA (LBBTI) BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI KURSUS KOMPUTER LEMBAGA BANTUAN BERSAMA UNTUK TEKNOLOGI INFORMATIKA (LBBTI) BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR RICKY GANDA 092406006 PROGRAM STUDI D-III TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Dasar Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya yaitu untuk mengklasifikasikan kelayakan kredit calon debitur

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan sistem E-Auction pada

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan sistem E-Auction pada BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan dan Instalasi Sistem Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan sistem E-Auction pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Maka dibutuhkan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis tidak lepas dari penghitungan dan analisa data-data, dalam hal ini komputer dapat dikembangkan untuk proses pendataan dan penghitungan yang rumit.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Dewasa ini komputer berkembang sangat pesat di berbagai bidang kehidupan. Perkembangan ini didukung oleh proses komputasi yang sangat cepat dan juga dukungan pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 81 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Layar Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan layar program dan pembahasan dari analisa dan rancang bangun Pemilihan Kelas Peminatan Pada STMIK Potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah pemilihan lokasi usaha yang tepat merupakan salah satu faktor penunjang suksesnya suatu usaha. Dalam pemilihan lokasi usaha yang tepat diperlukan pertimbangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SMA NEGERI 1 BABALAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR DEVI YULITA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SMA NEGERI 1 BABALAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR DEVI YULITA i PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SMA NEGERI 1 BABALAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR DEVI YULITA 112406092 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

APLIKASI PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS

APLIKASI PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS APLIKASI PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DENGAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS Sulistio PT Adicipta Inovasi Teknologi (AdIns) Jakarta email : sulistio.workmail@gmail.com Abstrak Aplikasi Prediksi Status

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dimana metode ini bekerja dengan memanipulasi dan melakukan kontrol pada objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI. ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sistem pakar ini menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI. ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sistem pakar ini menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI 4.1 Spesifikasi Sistem Pakar Spesifikasi sistem (hardware dan software) perlu diperhatikan agar sistem pakar ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sistem pakar ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang 57 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab ini, selain menjelaskan mengenai kebutuhan minimum untuk perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang dihasilkan, juga akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara manual dari suatu kumpulan data. Defenisi lain data mining adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara manual dari suatu kumpulan data. Defenisi lain data mining adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Data mining merupakan serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari suatu kumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui secara manual dari

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI

ESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI ESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS SELEKSI ATRIBUT PADA ALGORITMA NAÏVE BAYES DALAM MEMPREDIKSI PENYAKIT JANTUNG

ANALISIS SELEKSI ATRIBUT PADA ALGORITMA NAÏVE BAYES DALAM MEMPREDIKSI PENYAKIT JANTUNG ANALISIS SELEKSI ATRIBUT PADA ALGORITMA NAÏVE BAYES DALAM MEMPREDIKSI PENYAKIT JANTUNG TESIS IVAN JAYA 117038072 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Trimega Cipta Kreasindo (TritaK) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur kendaraan khusus dan mobil komunikasi untuk perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO

SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO ANALISIS PERBANDINGAN PROSES CLUSTER MENGGUNAKAN K- MEANS CLUSTERING DAN K-NEAREST NEIGHBOR PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO 131421021 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

PERANCANGAN WEB TES POTENSI AKADEMIK ONLINE BERBASIS PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR RICKY FACHREZA

PERANCANGAN WEB TES POTENSI AKADEMIK ONLINE BERBASIS PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR RICKY FACHREZA PERANCANGAN WEB TES POTENSI AKADEMIK ONLINE BERBASIS PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR RICKY FACHREZA 102406249 PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengatur dan mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam pengembangan aplikasi penyederhanaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Data Untuk Analisis Jaringan Syaraf Tahapan pertama sebelum merancang model jaringan syaraf tiruan adalah menyiapkan data. Secara garis besar tahapan-tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. agar sistem pakar ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sistem pakar ini

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. agar sistem pakar ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sistem pakar ini BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Pakar Spesifikasi sistem (hardware dan software) sangat perlu diperhatikan agar sistem pakar ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sistem pakar

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Pembuatan Sistem 5.1.1 Lingkungan Pemrograman Implementasi dari Website KUA Lembang ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan mengandalkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan acuan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Metodologi penelitian berisi rencana kerja yang berurutan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi, STMIK Indonesia 1 syam@stmik-indonesia.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat 41 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat keras

Lebih terperinci

BAB 5. Implementasi dan Evaluasi Sistem Bug tracking

BAB 5. Implementasi dan Evaluasi Sistem Bug tracking BAB 5 Implementasi dan Evaluasi Sistem Bug tracking 5.1 Timeline Task Juli Agustus Septembe r Oktober November Desember Januari 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Kontak dengan perusahaan

Lebih terperinci

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Rahasia Membuat Web ber-sms dengan ASP

BAB 1 PENDAHULUAN Rahasia Membuat Web ber-sms dengan ASP BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Mesin hitung bernama Komputer sejak satu dekade ini telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan ini meliputi sisi teknologi, kapasitas media penyimpanan, dan

Lebih terperinci