Pembersihan Data Lingkungan Pengembangan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pembersihan Data Lingkungan Pengembangan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 3 Nilai fuzzy support bagi frequent sequence dengan ukuran k diperoleh dengan mengkombinasikan frequent sequence dengan ukuran k-1. Proses ini akan berhenti jika tidak memungkinkan lagi untuk membangkitkan kandidat pola sekuensial dengan ukuran k+1. Tahapan algoritma Totally Fuzzy secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran Analisis Pola Pada tahap ini akan dianalisis pola sekuensial mana yang dikatakan frequent sequence dan mewakili pola pengaksesan pengguna. 6. Representasi pengetahuan Pola sekuensial yang telah ditemukan kemudian dipresentasikan kepada pengguna agar mudah dipahami dan diinterpretasikan. Lingkungan Pengembangan Sistem Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah sebagai berikut : a. Perangkat keras dengan spesifikasi : Processor : Intel(R) Core(TM) 2 Duo Memory : 1 GB Harddisk : 16 GB Monitor 12.1 WXGA dengan resolusi 124 x 768 pixel Alat input : mouse dan keyboard b. Perangkat lunak yang digunakan : Sistem Operasi : Microsoft Windows XP Professional dan Linux Ubuntu Feasty Fawn 7.1 Microsoft Excel 27 sebagai lembar kerja (worksheet) dalam pengolahan data. Matlab 7..1 sebagai bahasa pemrograman. GAWK sebagai media yang digunakan untuk praproses data. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data log akses server web situs web IPB ( Data tesebut merupakan data pada server web IPB selama periode waktu 5 Januari hingga 18 Juni 27 yang diperoleh dalam bentuk file Common Log Format (CLF). Deskripsi data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2. Sebelum di-mining, data harus melewati tahap praproses (preprocessing) terlebih dahulu yang meliputi pembersihan data, transformasi data, dan seleksi data. Hal ini dilakukan agar data benar-benar lengkap, valid, dan sesuai dengan masukkan yang dibutuhkan oleh algoritma. Pembersihan Data Pada tahap ini dilakukan proses pembersihan terhadap data, data yang dibuang dan tidak diikutsertakan dalam tahap berikutnya, yaitu : 1. Data yang mencatat request terhadap resource data citra, yaitu jpg, png dan gif yang berukuran < 6 KB. Data citra yang berukuran > 6 KB dianggap merupakan sebuah konten dari halaman situs web dan bukan data yang hanya merupakan data pelengkap dari sebuah halaman situs web. 2. Data yang mencatat proses request terhadap data css, emz, ico, js, robots, swf, vbs, cgi, exe dan template. 3. Data yang mencatat kode status 41, 43, dan 44. Kode status 41, 43, dan 44 menunjukkan bahwa terjadi kegagalan (failed) dalam proses request. Kode status 41 menunjukkan bahwa terjadi kegagalan dalam proses autentifikasi, kode status 43 menunjukkan bahwa terdapat suatu larangan tertentu dalam proses request (forbidden request) terhadap subdirektori yang diminta oleh pengguna, dan kode status 44 menunjukkan bahwa file yang diminta oleh pengguna tidak ditemukan pada server (file not found). Data yang diikutsertakan dalam tahap selanjutnya, yaitu : 1. Data yang mencatat kode status 2. Kode status 2 mengindikasikan bahwa request berhasil dilakukan dan server web mengirimkan halaman situs yang diminta kepada pengguna. 2. Data yang mencatat request terhadap sebuah halaman situs web. Pada tahap ini dihasilkan koleksi data yang valid dan sesuai dengan input yang dibutuhkan oleh algoritma Totally Fuzzy. Setelah dilakukan proses pembersihan data maka diperoleh data 1

2 bersih sebanyak record yang terdiri atas record yang berasal dari pengguna internal dan record yang berasal dari pengguna eksternal. Contoh data yang telah melalui tahap pembersihan data ditunjukkan pada Lampiran 3. Seleksi Data Koleksi data log akses server web IPB yang tersedia kemudian diseleksi untuk mendapatkan data yang akan di-mining. Prosedur yang dilakukan pada tahap seleksi data adalah sebagai berikut : 1. Memilih tiga atribut dari tujuh atribut yang tersedia. Pada log akses tercatat tujuh buah atribut. Namun atribut yang akan digunakan sebagai masukkan bagi algoritma Totally Fuzzy hanya tiga atribut, yaitu remotehost / alamat IP, date atau tanggal terjadinya proses pengaksesan, dan URL yang diakses oleh pengguna. 2. Melakukan pemisahan data yang mencatat request dari pengguna yang berasal dari internal dan eksternal IPB. Untuk dapat mengetahui bahwa request tersebut berasal dari internal maupun eksternal IPB dapat dilihat dari remotehost / alamat IP server proxy masing-masing pengguna. Alamat IP dari server proxy kelompok pengguna yang berasal dari internal IPB, yaitu berkisar di antara 1.x.x.x s/d (class A), x.x s/d x.x (class B), s/d (class C) dan x, sedangkan alamat IP dari proxy selain alamat IP dari server proxy yang termasuk ke dalam kelompok pengguna internal akan dianggap sebagai kelompok pengguna eksternal. Transformasi Data Pada tahap ini dilakukan beberapa proses transformasi data, yaitu : 1. Proses konversi format data yang sesuai untuk digunakan sebagai masukkan algoritma. Data yang semula terdapat dalam bentuk Common Log Format (CLF) kemudian ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam format text (*.txt) dan selanjutnya diubah ke dalam format data Microsoft Excel (*.xlsx). Data dalam format *.xlsx inilah yang kemudian akan digunakan sebagai masukkan bagi algoritma Totally Fuzzy. 2. Data dikelompokkan berdasarkan alamat IP masing-masing pengguna. Kemudian data diurutkan berdasarkan hari pengaksesan serta dilakukan penghitungan banyaknya pengaksesan terhadap masing-masing halaman situs web bagi tiap pengguna. Setelah melalui tahapan tersebut maka untuk kelompok pengguna internal terdapat 572 baris data dengan 54 alamat IP yang berbeda, sedangkan untuk kelompok pengguna eksternal terdapat sebanyak baris data dengan alamat IP yang berbeda. 3. Proses konversi atribut ke dalam bentuk numerik. Atribut tanggal yang semula berformat date ditransformasikan ke dalam bentuk numerik (datenum). Selain itu, alamat IP dan URL dinotasikan ke dalam bentuk numerik dengan kode yang bersifat unik. Format data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5. Hal tersebut dilakukan agar lebih sederhana dan mempermudah proses komputasi terhadap data. Alamat IP dikonversikan ke dalam bentuk numerik dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Proxy = * w * x * y + z (5) Simbol w, x, y dan z menggambarkan digit pada alamat IP yang dipisahkan oleh tanda titik. Nilai maksimum w, x,y dan z adalah 255, yang menunjukkan nilai maksimum digit angka pada alamat IP. 4 Data ditransfomasi ke dalam bentuk himpunan fuzzy yang memiliki nilai berkisar antara dan 1. Pada tahap ini digunakan metode Fuzzy C-Means untuk membentuk fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan tersebut dibentuk berdasarkan data yang diperoleh bagi masing-masing halaman situs web. Masing-masing halaman situs web dipartisi ke dalam tiga fuzzy set, yaitu yang memiliki frekuensi pengaksesan rendah, sedang dan tinggi. Dari data tercatat 41 halaman situs web yang diakses oleh pengguna internal dan 48 halaman situs web yang diakses pengguna eksternal. Bagi masing-masing halaman situs web tersebut akan dibentuk fungsi keanggotaan (membership function) sehingga didapatkan nilai derajat keanggotaan bagi masing- 11

3 masing frekuensi pengaksesan. Gambar 7(a) dan 7(b) menunjukkan fungsi keanggotaan halaman home bagi data pengguna internal dan eksternal , , Gambar 7(a) dan 7(b) adalah fungsi keanggotaan halaman home bagi data pengguna internal dan eksternal. Web Mining rendah sedang tinggi 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 7 (a) 1 rendah sedang tinggi (b) Tahapan web mining diterapkan dengan menggunakan metode Totally Fuzzy (Fiot. C et al 25) untuk membentuk semua kemungkinan frequent sequence. Secara garis besar, proses ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu melakukan proses komputasi untuk mendapatkan nilai fuzzy support bagi masing-masing fuzzy item dan hanya item dengan nilai support lebih besar dari nilai minimum support yang akan disimpan sebagai frequent sequence berukuran satu. Kemudian melakukan proses pembentukan kandidat pola sekuensial berukuran k yang didapatkan dari kombinasi frequent sequence berukuran k-1. Proses tersebut akan berhenti jika tidak memungkinkan lagi untuk melakukan proses pembentukan kandidat pola sekuensial berukuran k+1. Percobaan dilakukan terhadap dua kelompok data, yaitu pengguna internal dan eksternal IPB yang telah mengakses situs web IPB ( dan telah melewati tahapan praproses (data internal sebanyak record dan data eksternal sebanyak record). Dalam pengambilan data eksternal diterapkan metode Simple Random Sampling. Hal ini dikarenakan jumlah data pengguna eksternal yang tersedia dalam jumlah yang besar dan terdapat keterbatasan dalam perangkat lunak yang digunakan. Pada data pengaksesan pengguna eksternal di antara 5 Januari hingga 18 Juni 27 dengan selang waktu satu minggu dilakukan pengambilan data hanya pada hari dengan jumlah pengguna terbanyak (ditunjukkan dari banyaknya jumlah alamat IP pengguna yang berbeda pada data per hari). Alamat IP yang berbeda diasumsikan sebagai pengguna yang berbeda. Kemudian dilakukan proses analisis terhadap data yang mencatat request terhadap situs web IPB hingga hierarki level tiga. Pembentukan fuzzy support bagi masingmasing halaman situs web Sebagai langkah awal pengguna harus terlebih dahulu menentukan nilai ambang batas (threshold). Nilai ambang batas (threshold) digunakan untuk menyaring data pada basis data fuzzy, sedangkan nilai minimum support digunakan untuk menyaring nilai fuzzy support bagi masing-masing pola sekuensial setelah dilakukan proses komputasi menggunakan algoritma Totally Fuzzy. Nilai derajat keanggotaan yang bernilai lebih kecil dari nilai ambang batas tidak akan diperhitungkan. Metode ini dikenal juga sebagai Thresholded Sigma Count. Selanjutnya dilakukan proses komputasi bagi masing-masing halaman situs web dengan menggunakan algoritma Totally Fuzzy sehingga didapatkan nilai persentase pengaksesan bagi masing-masing halaman situs web dengan kategori pengaksesan rendah, sedang dan tinggi. Data Pengguna Internal IPB Data hasil percobaan didapatkan dengan penerapan algoritma Totally Fuzzy pada data pengguna internal IPB yang mengakses situs web IPB ( dengan time constraint sekitar 6 bulan. Pada data log akses situs tersebut tercatat 41 halaman web yang diakses oleh pengguna. Percobaan dilakukan terhadap beberapa nilai ambang batas di antara,1 hingga,6 dengan penambahan nilai ambang batas sebesar,5. Nilai fuzzy support 12

4 terhadap masing-masing halaman web berdasarkan nilai ambang batas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari data hasil percobaan menunjukkan bahwa hanya delapan halaman yang memiliki nilai fuzzy support di atas 1% dengan nilai ambang batas sebesar,3 yaitu halaman 1 (home), halaman 11 (ipb-bhmn), halaman 18 (ipb-bhmn/akademik), halaman 21 (ipbbhmn/others), halaman 22 (ipb-bhmn/ipbphoto), halaman 28 (id/), halaman 34 (id/uploadpictures) serta halaman 54 (ipbbhmn/gallery). Halaman-halaman tersebut merupakan halaman yang sering diakses oleh pengguna situs web IPB yang berasal dari ruang lingkup internal IPB karena memiliki nilai fuzzy support yang cukup besar dibandingkan halaman lainnya. Data Pengguna Eksternal IPB Percobaan dilakukan terhadap data pengguna eksternal IPB yang mengakses situs web IPB ( dengan time constraint sekitar 6 bulan. Dari data yang tercatat pada data log akses situs web tersebut tercatat 48 halaman yang diakses oleh pengguna. Data hasil percobaan didapatkan dengan penerapan algoritma Totally Fuzzy dengan beberapa nilai ambang batas di antara,1 hingga,6 dengan penambahan nilai ambang batas sebesar,5. Nilai fuzzy support terhadap masing-masing halaman web berdasarkan nilai ambang batas secara lengkap dapat dillihat pada Lampiran 7. Dari data hasil percobaan menunjukkan bahwa hanya tujuh halaman yang memiliki nilai fuzzy support di atas 1%, yaitu halaman 1 (home), halaman 11 (ipb-bhmn), halaman 12 (ipb-bhmn/direktori), halaman 18 (ipbbhmn/akademik), halaman 21 (ipb-bhmn/others), halaman 22 (ipb-bhmn/ipbphoto), dan halaman 28 (id/). Pada tahap ini, metode sequential pattern mining diterapkan untuk membentuk semua kemungkinan frequent sequences dengan menggunakan algoritma Totally Fuzzy. Sebuah sequence berukuran k merupakan kombinasi dari sequence berukuran k-1. Data Pengguna Internal IPB Dilakukan percobaan terhadap data pengguna internal IPB yang tercatat pada data log akses server web situs web IPB dengan time constraint sekitar 6 bulan. Pengujian dilakukan dengan minimum support dari 3% hingga 56% serta variasi nilai ambang batas dari,1 hingga,6 dengan penambahan sebesar,5. Grafik yang menunjukkan jumlah frequent sequence yang terbentuk dengan threshold sebesar,2,,4 dan,6 serta beberapa variasi nilai minimum support dapat dilihat pada Gambar 8 (a), 8 (b) dan 8 (c). Dari grafik pada Gambar 8 (a), 8 (b) dan 8 (c), jumlah maksimal frequent sequences yang terbentuk adalah 5.47, dan 4.85 buah pada posisi minimum support 3%. Nilai minimum support tertinggi hingga masih terdapat frequent sequence yang terbentuk adalah 56% dengan nilai ambang batas sebesar,2 dan,4 yaitu 1-sequence sebanyak satu buah. jumlah frequent sequence (buah) jumlah frequent sequence (buah) dengan threshold, dengan threshold, (a) (b)

5 jumlah frequent sequence (buah) dengan threshold, (c) Gambar 8 (a), 8 (b) dan 8 (c) adalah jumlah frequent sequence terhadap nilai threshold dan minimum support terhadap data pengguna internal Pada beberapa minimum support yang digunakan pada saat percobaan, ternyata frequent sequence tidak terbentuk. Hal ini disebabkan karena tidak adanya 2-sequences yang terbentuk. Tidak terbentuknya 2-sequences disebabkan oleh semua 2-sequences hasil penggabungan dari kombinasi 1-sequence mempunyai nilai fuzzy support lebih rendah dari nilai minimum support. Nilai fuzzy support 1-sequence tertinggi pada setiap nilai threshold umumnya berkisar di antara 55-56% yang didapatkan dari proses komputasi sequence (1 2) atau halaman home dengan kategori pengaksesan rendah. Hal ini dikarenakan halaman home pada situs web IPB sudah mencakup semua link menuju informasi 15 yang diinginkan oleh pengguna dan untuk mengakses menu lain umumnya pengguna harus melewati halaman home ini terlebih dahulu. Nilai fuzzy support berdasarkan nilai ambang batas dan minimum support secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8. Berdasarkan data hasil percobaan pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa semakin besar nilai minimum support yang diberikan maka akan semakin sedikit jumlah maksimal frequent sequences yang terbentuk. Banyaknya maksimal item yang dapat dibentuk pada sebuah sequence adalah lima buah (5-sequences), yaitu terbentuk ketika diberikan nilai minimum support sebesar 15%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat paling banyak lima halaman yang diakses oleh pengguna internal IPB secara sekuensial. Contoh 5-sequences yang terbentuk adalah [(1 2) (11 2) (18 2) (34 2) (28 2)] dengan nilai fuzzy support sebesar 56,3%. Data Pengguna Eksternal IPB Data hasil percobaan didapatkan dari penerapan algoritma Totally Fuzzy pada data pengguna eksternal IPB yang mengakses situs web IPB ( dengan time constraint sekitar 6 bulan dapat dilihat pada lampiran 9. Percobaan dilakukan dengan minimum support dari 14% hingga 65% serta variasi nilai ambang batas dari,1 hingga,6 dengan penambahan sebesar,5. Gambar 9 (a), 9 (b) dan 9 (c) menggambarkan jumlah frequent sequence yang terbentuk berdasarkan nilai ambang batas dan minimum support. Tabel 5 Jumlah frequent sequence berdasarkan nilai ambang batas dan minimum support (internal) Minimum Support Threshold,1,15,2,25,3,35,4,45,5,55,

6 Jumlah frequent sequence (buah) Jumlah frequent sequence (buah) Minimum Support dengan threshold, (a) dengan threshold, (b) Gambar 9 (a), 9 (b) dan 9 (c) adalah jumlah frequent sequence terhadap nilai threshold dan minimum support terhadap data pengguna eksternal. Berdasarkan grafik pada Gambar 8 (a), 8 (b) dan 8 (c), dapat dilihat bahwa jumlah maksimal frequent sequence yang terbentuk adalah 325 buah pada posisi minimum support 14%, 15% dan 16%. Nilai minimum support tertinggi hingga masih terdapat frequent sequences yang terbentuk adalah 65% dengan nilai ambang batas sebesar,2 yaitu 1-sequence sebanyak satu buah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk penggunaan minimum support di atas 65% tidak menghasilkan frequent sequence. Nilai fuzzy support 1-sequence tertinggi pada setiap nilai threshold umumnya berkisar diantara 65-64% yang didapatkan dari proses komputasi sequence (1 2) atau halaman home dengan kategori pengaksesan rendah. Nilai fuzzy Threshold,1,15,2,25,3,35,4,45,5,55, Jumlah frequent sequence (buah) dengan threshold, Tabel 6 Jumlah frequent sequence berdasarkan nilai ambang batas dan minimum support (eksternal) (c) 15

7 support berdasarkan nilai ambang batas dan minimum support secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9. Dengan menerapkan algoritma Totally Fuzzy ternyata jumlah maksimal item yang dapat dibentuk pada sebuah pola sekuensial adalah lima buah (5-sequences). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah halaman yang diakses oleh pengguna eksternal secara sekuensial adalah paling banyak lima halaman. Contoh 5- sequences yang terbentuk adalah [(1 2) (28 2) (12 2) (11 2) (18 2)] dengan nilai fuzzy support sebesar 64,84%. Berdasarkan data pada Tabel 6 diperoleh informasi bahwa peningkatan nilai threshold ternyata tidak terlalu mempengaruhi jumlah frequent sequence yang terbentuk kecuali untuk pembentukan 1-sequence. Variasi jumlah frequent sequence yang terbentuk lebih dipengaruhi oleh variasi nilai minimum support. Waktu eksekusi yang diperlukan untuk membentuk frequent sequence sangat dipengaruhi oleh nilai ambang batas dan minimum support yang digunakan. Perbandingan waktu eksekusi yang diperlukan untuk membentuk frequent sequence dari seluruh percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 11. Waktu Eksekusi (detik) Threshold.2 Threshold.4 Threshold.6 Perbandingan Waktu Eksekusi Gambar 1 Grafik perbandingan waktu eksekusi terhadap data pengguna internal. Waktu Eksekusi (detik) Threshold.2 Threshold.4 Threshold.6 Gambar 11 Grafik perbandingan waktu eksekusi terhadap data pengguna eksternal. Menurut Gambar 1 dan 11, semakin tinggi nilai minimum support yang digunakan maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk membentuk frequent sequence. Hal ini disebabkan semakin besar nilai minimum support maka akan semakin sedikit sequence yang membentuk frequent sequence sehingga waktu komputasi untuk pembentukan frequent sequence akan semakin cepat. Jumlah pola sekuensial yang semakin sedikit disebabkan oleh banyaknya pola sekuensial yang memiliki nilai fuzzy support di bawah nilai minimum support yang digunakan. Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa semakin besar nilai ambang batas yang diberikan maka akan semakin cepat waktu yang digunakan untuk membentuk frequent sequence. Hal tersebut disebabkan karena makin sedikitnya jumlah data yang memiliki nilai di atas nilai ambang batas yang ditentukan. Evaluasi Pola Perbandingan Waktu Eksekusi Seluruh frequent sequence yang dihasilkan pada tahap web mining kemudian dievaluasi untuk mendapatkan pola sekuensial. Evaluasi dilakukan dengan mencari frequent sequence yang maksimal dari seluruh frequent sequences yang ada. Suatu pola sekuensial dikatakan maksimal jika pola sekuensial tersebut tidak termuat pada pola sekuensial lainnya. Dari seluruh pola sekuensial yang terbentuk diambil pola sekuensial yang memiliki nilai 16

8 fuzzy support tertinggi dengan jumlah k- sequence maksimal pada nilai minimum support tertinggi yang dilakukan selama tahap percobaan. Suatu pola sekuensial dikatakan menarik jika terjadi pada minimum support yang tinggi. Daftar pola sekuensial yang menarik dari seluruh percobaan yang telah dilakukan pada data pengaksesan pengguna terhadap situs web IPB dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8. Dari evaluasi pola yang terdapat pada Tabel 7 dan 8, diperoleh informasi sebagai berikut : Nilai minimum support yang menghasilkan sequence dengan item paling banyak adalah 15% bagi data pengguna internal dan 16% bagi data pengguna eksternal. Nilai minimum support yang menghasilkan sequence dengan item paling sedikit adalah 65% bagi data pengguna internal dan 56% bagi data pengguna eksternal. Umumnya pengguna internal situs web IPB mengakses halaman 1 (home), 11 (/ipbbhmn/), 18 (ipb-bhmn/akademik), 28 (/id) dan 34 (id/uploadedpictures) secara sekuensial. Umumnya pengguna eksternal situs web IPB mengakses halaman 1 (home), 11 (/ipb-bhmn/), 12 (/ipb-bhmn/direktori), 18 (ipb-bhmn/akademik) dan 28 (/id) secara sekuensial. Representasi Pengetahuan Representasi pengetahuan dari pola sekuensial yang dihasilkan diperlukan agar pola yang ada mudah dimengerti dan diinterpretasikan. Berdasarkan hasil presentasi diharapkan dapat diperoleh pengetahuan yang berharga dari koleksi data yang telah dilakukan proses mining. Data Pengguna Internal Data hasil percobaan pada Tabel 9 menunjukkan bahwa pembentukan nilai fuzzy support bagi masing-masing halaman terdapat hanya delapan halaman yang memiliki nilai fuzzy support di atas 1% dengan jumlah item Tabel 7 Daftar pola sekuensial yang menarik (data pengguna internal) Nilai threshold Minimum Support Tertinggi (%) Maksimal Item pada sequence Jumlah Frequent Sequence Nilai fuzzy support tertinggi (%) Contoh Pola Sekuensial yang terbentuk, ,66 [(1 2) (11 2) (34 2) (28 2)], ,66 [(1 2) (34 2) (11 2) (28 2)], ,3 [(1 2) (34 2) (28 2) (11 2)], ,3 [(1 2) (11 2) (18 2) (28 2)], ,3 [(1 2) (11 2) (34 2) (28 2)], ,3 [(1 2) (34 2) (11 2) (28 2)], ,3 [(1 2) (11 2) (18 2) (34 2) (28 2)], ,3 [(1 2) (18 2) (11 2) (34 2) (28 2)], ,43 [(1 2) (11 2) (18 2) (34 2) (28 2)], ,43 [(1 2) (34 2) (28 2) (18 2) (11 2)], ,43 [(1 2) (34 2) (28 2) (18 2) (11 2)] Tabel 8 Daftar pola sekuensial yang menarik (data pengguna eksternal) Nilai threshold Minimum Support Tertinggi (%) Maksimal Item pada sequence Jumlah Frequent Sequence Nilai fuzzy support tertinggi (%) Contoh Pola Sekuensial yang terbentuk,1 16% ,84 [(1 2) (28 2) (11 2) (12 2) (18 2)],15 16% ,84 [(1 2) (28 2) (11 2) (12 2) (18 2)],2 16% ,84 [(1 2) (28 2) (12 2) (11 2) (18 2)],25 16% ,84 [(1 2) (12 2) (28 2) (11 2) (18 2)],3 16% ,84 [(1 2) (28 2) (11 2) (12 2) (18 2)],35 16% ,84 [(1 2) (28 2) (11 2) (18 2) (12 2)],4 15% ,78 [(1 2) (28 2) (11 2) (18 2) (12 2)],45 15% ,78 [(1 2) (28 2) (11 2) (12 2) (18 2)],5 15% ,74 [(1 2) (28 2) (12 2) (11 2) (18 2)],55 15% ,58 [(1 2) (28 2) (12 2) (11 2) (18 2)],6 14% ,55 [(1 2) (28 2) (12 2) (11 2) (18 2)] 17

9 yang membentuk suatu pola sekuensial terbanyak yaitu 5 item (5-sequences). Tabel 9 Daftar fuzzy support yang memiliki nilai di atas 1% dengan threshold,3 (data internal) Halaman Kategori Fuzzy support (%) home rendah 56,31 home sedang 19,2 ipb-bhmn rendah 34,92 ipb-bhmn/akademik rendah 18,4 ipb-bhmn/others rendah 12,3 ipb-bhmn/ipbphoto rendah 12,16 id/ rendah 34,55 id/uplodedpictures rendah 21,92 ipb-bhmn/gallery rendah 1,63 Contoh pola sekuensial dengan fuzzy support tertinggi dengan nilai minimum support 21 % yaitu (home, rendah) (ipb-bhmn, rendah) (id/uploadedpictures, rendah) (id, rendah) dengan nilai fuzzy support sebesar 56,66%. Pola tersebut memiliki arti bahwa sebanyak 56,66% dari total jumlah data pengguna internal situs web IPB melakukan pengaksesan dengan pola tersebut secara sekuensial dengan diawali mengakses halaman 1 (home), diikuti halaman 11 (ipb-bhmn), 34 (/id/uploadedpictures) dan 28 (/id). Contoh pola sekuensial yang memiliki jumlah item terbanyak (5-sequences) terjadi pada minimum support 15% adalah (home, rendah) (ipb-bhmn, rendah) (ipbbhmn/akademik) (id/uploadedpictures, rendah) (id, rendah) dengan nilai fuzzy support sebesar 56,3%. Pola sekuensial tersebut mempunyai arti bahwa sebanyak 56,3% dari total data pengguna internal IPB melakukan pengaksesan dengan pola tersebut secara sekuensial diawali dengan mengakses halaman 1 (home) diikuti halaman 11 (ipbbhmn), 18 (ipb-bhmn/akademik), 34 (id/ uploadedpictures) dan 28 (id). Data Pengguna Eksternal Data hasil percobaan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pada data pengguna eksternal terdapat tujuh halaman yang memiliki nilai fuzzy support di atas 1%. Tabel 1 Daftar fuzzy support yang memiliki nilai di atas 1% dengan threshold,3 (data eksternal) Halaman Kategori Fuzzy support (%) Home rendah 65,3 ipb-bhmn rendah 5,67 ipb-bhmn/direktori rendah 19,24 ipb-bhmn/akademik rendah 16,17 ipb-bhmn/others rendah 12,2 ipb-bhmn/ipbphoto rendah 13,37 id rendah 23,22 Representasi pengetahuan terhadap pola sekuensial hanya dilakukan pada pola sekuensial dengan minimum support 16% yang memiliki jumlah maksimal item terbanyak yaitu lima (5- sequences) dan pola sekuensi yang memiliki nilai fuzzy support tertinggi. Contoh pola sekuensial dengan nilai fuzzy support tertinggi dengan nilai minimum support 16% yaitu (home, rendah) (id, rendah) (ipb-bhmn, rendah) (ipb-bhmn/direktori, rendah) (ipb-bhmn/akademik, rendah) dengan nilai fuzzy support sebesar 64,84%. Pola tersebut memiliki arti bahwa sebanyak 64,84% dari total jumlah pengguna eksternal situs web IPB melakukan pengaksesan dengan pola tersebut secara sekuensial diawali mengakses halaman 1 (home) diikuti halaman 28 (/id/), 11 (/ipb-bhmn/), 12 (/ipb-bhmn/direktori ) dan 18 (/ipb-bhmn/akademik) Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran bagi web master situs web IPB, yaitu : 1. Menempatkan link yang merupakan penghubung menuju halaman /ipb-bhmn, /ipb-bhmn/akademik, /ipb-bhmn/others, /ipb-bhmn/ipbphoto, /id, /id/uploaded pictures, dan /ipb-bhmn/gallery pada halaman utama. 2. Menempatkan link yang merupakan penghubung menuju halaman /ipb-bhmn, /ip-bhmn/direktori, /ipb-bhmn/akademik, ip-bhmn/others, /ipb-bhmn/ipbphoto dan /id/ pada halaman utama. 3. Menempatkan konten situs web IPB secara efisien pada halaman-halaman tertentu sesuai dengan sasaran pengguna. Misalnya, menempatkan link menuju halaman 18

10 mengenai pengumuman hasil USMI, pada halaman-halaman yang sering diakses oleh pengguna eksternal. Dengan melakukan hal tersebut diharapkan dapat mengurangi distribusi beban situs web IPB. 4. Pola sekuensial dengan nilai fuzzy support tertinggi bagi data pengguna internal adalah (home, rendah) (ipb-bhmn, rendah) (ipb-bhmn/akademik, rendah) (id/uploadedpictures, rendah) (id, rendah), yaitu sebesar 56,66%. Web master sebaiknya mengalokasikan link di antara halaman-halaman pada pola sekuensial tersebut sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses nya. 5. Pola sekuensial dengan nilai fuzzy support tertinggi bagi data pengguna eksternal adalah (home, rendah) (id, rendah) (ipb-bhmn, rendah) (ipbbhmn/direktori) (ipb- bhmn/akademik, rendah), yaitu sebesar 56,3%. Web master sebaiknya mengalokasikan link di antara halaman-halaman pada pola sekuensial tersebut sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses nya. Untuk melakukan proses pembentukan frequent sequence telah dibangun sebuah aplikasi sederhana dengan menggunakan matlab Salah satu antarmuka grafis dari aplikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Antarmuka grafis aplikasi. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil percobaan dengan penerapan algoritma Totally Fuzzy yang dilakukan terhadap data pengaksesan pengguna terhadap situs web IPB, diperoleh kesimpulan bahwa nilai minimum support tertinggi hingga masih terbentuk frequent sequence terjadi pada nilai minimum support 56% bagi data pengguna internal dan 65% bagi data pengguna eksternal. Nilai support menunjukkan persentase dukungan data terhadap validasi sebuah pola sekuensial. Kelompok pengguna dibedakan berdasarkan alamat IP dari proxy server yang tercatat pada data log akses. Pola sekuensial dengan jumlah item terbanyak yaitu 5-sequences dengan minimum support 15% bagi data pengguna internal dan 16 % bagi data pengguna eksternal. Pengguna internal situs web IPB memiliki frekuensi yang lebih tinggi dalam mengakses halaman /ipb-bhmn, /ipb-bhmn/akademik, /ipbbhmn/others, /ipb-bhmn/ipbphoto, /id, /id/uploadedpictures dan /ipb-bhmn/gallery, sedangkan pengguna eksternal situs web IPB memiliki frekuensi yang lebih tinggi dalam mengakses halaman /ipb-bhmn, /ipbbhmn/direktori, /ipb-bhmn/akademik, /ipbbhmn/others, /ipb-bhmn/ipbphoto dan /id/. Pola sekuensial dengan nilai fuzzy support tertinggi bagi data pengguna internal adalah halaman halaman (home, rendah) (ipb-bhmn, rendah) (ipb-bhmn/akademik, rendah) (id/uploadedpictures, rendah) (id, rendah), yaitu sebesar 56,66%, sedangkan pola sekuensial dengan nilai fuzzy support tertinggi bagi data pengguna eksternal adalah halaman (home, rendah) (id, rendah) (ipb-bhmn, rendah) (ipb-bhmn/direktori, rendah) (ipb-bhmn/akademik, rendah), yaitu sebesar 56,3%. Hal tersebut menggambarkan pola sekuensial yang sering dilakukan oleh pengguna situs web IPB. Web master sebaiknya mengalokasikan link di antara halaman-halaman pada pola sekuensial tersebut sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses nya. Selain itu, mengalokasikan link yang merupakan penghubung menuju halaman yang banyak diakses oleh pengguna internal dan eksternal pada halaman utama atau lokasi yang mudah terlihat dan terjangkau oleh pengguna 19

METODE PENELITIAN. Proses Dasar Sistem

METODE PENELITIAN. Proses Dasar Sistem Gagasan utama dari sequential pattern mining adalah untuk menemukan semua pola sekuensial yang memiliki nilai support lebih besar dari nilai minimum support yang diberikan (Fiot. C et al ). Diagram alir

Lebih terperinci

Data Mining. Tidak. Mulai. Data transaksi. Pembersihan data. Seleksi data. Transformasi data. Pemberian nilai minimum support

Data Mining. Tidak. Mulai. Data transaksi. Pembersihan data. Seleksi data. Transformasi data. Pemberian nilai minimum support 6 Representasi Pengetahuan Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses KDD. Sederetan aturan atau rule disajikan kepada pengguna dengan menggunakan algoritme Rule Generation. Mulai Data transaksi Pembersihan

Lebih terperinci

FUZZY DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FUZZY DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER ANALISIS POLA KUNJUNGAN PENGGUNA SITUS WEB IPB MENGGUNAKANN ALGORITMA TOTALLY FUZZY AYUDYA PARAMITA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Pola pengaksesan pengguna terhadap sebuah situs web biasanya tergambarkan dalam sebuah pola sekuensial. Pola sekuensial mengindikasikan bahwa transaksi biasanya terjadi secara

Lebih terperinci

Penentuan Pola Sekuensial pada Data Transaksi Perpustakaan IPB Menggunakan Algoritma Graph Search Techniques

Penentuan Pola Sekuensial pada Data Transaksi Perpustakaan IPB Menggunakan Algoritma Graph Search Techniques Penentuan Pola Sekuensial pada Data Transaksi Perpustakaan IPB Menggunakan Algoritma Graph Search Techniques Imas S. Sitanggang 1, Firman Ardiansyah 1 dan Hamzah Agung 2 1 Staf Pengajar Departemen Ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan yang menggambarkan susunan dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam melakukan kegiatan. Desain penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Proses Dasar Sistem Proses dasar pengembangan sistem secara umum terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1 Praproses. Pada tahap ini dilakukan persiapan yang meliputi seleksi data, transformasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Transformasi data, mengubah data ke bentuk yang dapat di-mine sesuai dengan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian. Penentuan Data Latih dan Data Uji Dalam penelitian ini data terdapat dua metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Adapun hasil sistem informasi akuntansi jasa kontraktor adalah seperti berikut : 1. Form Login Adapun hasil form Login dapat dilihat pada gambar IV.1 berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan penelitian berguna agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik dan sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan desain penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Tahapan penelitian. Praproses Data

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Tahapan penelitian. Praproses Data daerah dalam lingkup R dan f(r) adalah fungsi yang dijalankan pada lingkup R. Mekanisme algoritme Naive adalah sebagai berikut : 1 Menentukan dataset D yang merupakan himpunan seluruh poligon / daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Peramalan, Curah Hujan, Knowledge Discovery in Database, Jaringan Saraf Tiruan, Backpropagation, Optimalisasasi Backpropagation Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG

BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG Pengembangan website telah menjadi tuntutan pemiliknya seiring dengan dinamika dan kemajuan teknologi internet. Website yang tidak mempunyai informasi dan tampilan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah penerapan hasil perancangan yang telah dilakukan pada tahap analisis dan perancangan sistem. Hasil perancangan diterapkan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan peneliti melakukan penelitan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM IV.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap untuk mengaplikasikan apa yang telah dirancang pada tahap perancangan sistem berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Aplikasi ini berbasiskan arsitektur client dan server. Kebutuhan perangkat keras untuk server lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 90 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan tahap dari implementasi program serta implementasi dari setiap proses tahap penelitian. 4.1.2 Persiapan Arsitektur Pada

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem yang baru. Tahapan implementasi sistem (sistem implementation) merupakan tahap meletakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering Perangkat lunak: Sistem operasi: Windows XP Home Edition, WEKA versi 3.5.7, ArcView GIS 3.3, Map Server For Windows (ms4w) 2.3.1 Chameleon 2.4.1 Perangkat keras: Prosessor intel Pentium 4 ~2GHz Memory

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan Data Mining HASIL DAN PEMBAHASAN Preprocessing Data

Lingkungan Pengembangan Data Mining HASIL DAN PEMBAHASAN Preprocessing Data Setelah dilakukan analisis clustering maka algoritme tersebut akan dibandingkan berdasarkan cluster yang terbentuk dari hasil analisis cluster-nya. Hasil perbandingan diharapkan dapat membuktikan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Gambar 3. 1 Desain Penelitian Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 28 29 3.2. Metode Penelitian 1.2.1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan model sekuensial linier. Desain penelitian untuk sistem optimalisasi produksi ini

Lebih terperinci

BAB 3. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan

BAB 3. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam melakukan penelitian. Berikut

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik.

4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik. 5 4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik. Lapis atas: Web browser Grafik Laptop JpGraph Line Plot Presentasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Tahap ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang akan digunakan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM. Oriented Programming) atau secara procedural.

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM. Oriented Programming) atau secara procedural. 38 BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM 4.1 Perancangan Program Aplikasi 4.1.1 Bentuk Program Suatu program dapat dibuat dengan dua cara yaitu secara OOP (Object Oriented Programming) atau secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari hasil analisis. Berikut adalah tahapan desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari hasil analisis. Berikut adalah tahapan desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan penelitian untuk mendapatkan cara yang paling efektif dan efisien mengimplementasikan sistem dengan bantuan data yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pembahasan mengenai hasil mencakup spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta tampilan output perangkat lunak. IV.1.1.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain penelitian

Gambar 3.1 Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Berikut adalah gambar metode penelitian yang digunakan: Studi Literatur Penentuan lokasi dan variable penelitian Menetukan kebutuhan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap pembangunan perangkat lunak, tahap lanjut dari tahap perancangan sistem. Tahap yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Program Adapun hasil dan pembahasan sistem akuntanasi piutang pada PT. Pertamina UPMS 1 Medan adalah seperti berikut : IV.1.1 Tampilan Input 1. Login Adapun hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan terhadap hasil perancangan yang telah diperoleh sebelumnya. Hasil perancangan pada tahap perancangan akan diimplemetasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Rumusan Masalah Data Penelitian Studi Literatur Penerapan spread spectrum dan model psychoacoustic pada audio watermarking Metode Pengembangan Perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dewasa ini fungsi komputer semakin dimanfaatkan dalam segala bidang. Baik di bidang pendidikan, bisnis, ataupun penelitian. Penggunaan komputer kini tidak lagi terbatas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai. Processor INTEL Pentium Dual Core T4300

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai. Processor INTEL Pentium Dual Core T4300 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian 1. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Processor INTEL Pentium Dual Core T4300

Lebih terperinci

BAB III MET PEN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MET PEN METODOLOGI PENELITIAN BAB III MET PEN METODOLOGI PENELITIAN III. 1 Desain Penelitian Studi Literatur Penentuan Kebutuhan dan Data yang akan digunakan Pengumpulan Data yang dibutuhkan Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a

1 H a n d o u t T u g a s A k h i r J u r u s a n M a n a j e m e n I n f o r m a t i k a Kode Outline : Web Programming Bentuk Outline Tugas Akhir Web Programming Lembar Judul Tugas Akhir Lembar Pernyataan Keaslian Tugas akhir Lembar Pernyataan Publikasi Karya Ilmiah Lembar Persetujuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Desain penelitian atau tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Studi Literatur 1. Logika Fuzzy 2.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang di sesuaikan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang di sesuaikan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang di sesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah di buat. Dimana aplikasi yang di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Penjelasan sistem dan perkembangan IT secara umum 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan Tugas Akhir Tujuan penulisan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses rancang bangun sistem penilaian kinerja pada lembaga pemerintahan dengan menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis SIRANJAJA Perancangan Modul Pembangunan Content Streaming

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis SIRANJAJA Perancangan Modul Pembangunan Content Streaming 5 variasi parameter percobaan dilakukan sebanyak sepuluh kali perulangan. Hasil dari percobaan ini digunakan sebagai bahan analisis untuk encoding citra digital pada percobaan pengiriman data. b Percobaan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini, penulis akan menguraikan hasil implementasi dan evaluasi terhadap program aplikasi optimasi penjadwalan penggunaan ruang menggunakan teori algoritma genetik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 6 Object Identifier (OID) OID adalah identitas unik yang digunakan untuk melakukan monitoring objek dan didefinisikan dalam hirarki MIB (Cisco 2006). METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dilakukan berdasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan Mengumpulkan data yang dibutuhkan Mempersiapakan alat dan bahan penelitian Observasi Wawancara Data Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pembuatan tugas akhir. Adapun tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Halaman Pivot Product Report per Kuartal

Gambar 4.50 Halaman Pivot Product Report per Kuartal 151 19. Halaman Pivot Product Report per Bulan Gambar 4.49 Halaman Pivot Product Report per Bulan 20. Halaman Pivot Product Report per Kuartal Gambar 4.50 Halaman Pivot Product Report per Kuartal 152 20.

Lebih terperinci

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU PRESENTASI TUGAS AKHIR KS091336 PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU Oleh : Maya Sagita W. 5208

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN EVALUASI. QoS, yaitu : pengujian terhadap Delay, pengujian terhadap Jitter, pengujian

BAB IV HASIL DAN EVALUASI. QoS, yaitu : pengujian terhadap Delay, pengujian terhadap Jitter, pengujian BAB IV HASIL DAN EVALUASI Pengujian sistem merupakan pengujian terhadap perhitungan yang telah dilakukan. Pengujian tersebut termasuk pengujian terhadap parameter-parameter QoS, yaitu : pengujian terhadap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Setiap tahapan di dalam penelitian ini akan ditunjukkan di dalam Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Setiap tahapan di dalam penelitian ini akan ditunjukkan di dalam Tabel 2. 6 tahap ini, pola yang telah ditemukan dipresentasikan ke pengguna dengan teknik visualisasi agar pengguna dapat memahaminya. Deskripsi aturan klasifikasi akan dipresentasikan dalam bentuk aturan logika

Lebih terperinci

FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ABSTRAK

FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ABSTRAK 1 FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ALI MUHTAS Program Studi Sistem Informasi S1, Fakultas Ilmu Komputer ABSTRAK Dalam pembangunan aplikasi perlu adanya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Membuat suatu situs memerlukan persiapan, perencanaan yang baik, tujuan yang jelas dan percobaan yang berulang-ulang karena menyangkut semua elemen yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan pemaparan tentang program aplikasi yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mengenai kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian penerapan algoritma K-Means pada clustering berita berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi System Spesifikasi system database yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan Jaringan. 4.1.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi 4.1.1. Spesifikasi Perangkat Keras Processor : Intel Core 2 Duo 2.50 GHz Memory : 2 GB Harddisk: 160 GB Monitor : LCD 15 Printer : Epson LX-300 Keyboard

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan beberapa perangkat keras dan perangkat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan beberapa perangkat keras dan perangkat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Pada penelitian ini menggunakan beberapa perangkat keras dan perangkat lunak, diantaranya adalah : a. Perangkat keras 1.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan 126 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI 4.1. Kebutuhan Sistem Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan data atau informasi yang terdiri dari prosedur dan pelaksana data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tangan dengan menggunakan metode Support Vector Machine (SVM).

BAB III METODE PENELITIAN. tangan dengan menggunakan metode Support Vector Machine (SVM). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Di dalam desain penelitian ini akan menggambarkan proses pengenalan tulisan tangan dengan menggunakan metode Support Vector Machine (SVM). Praproses Input

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Studi kepustakaan Penentuan Kebutuhan dan Data yang akan digunakan Pengumpulan Data yang diperlukan Mempersiapkan alat dan bahan penelitian Wawancara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan sistem informasi service car pada Toyota Auto 2000 Medan Berbasis Client Server yang dibangun.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rupa sehingga dapat memudahkan pengguna untuk menggunakan aplikasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rupa sehingga dapat memudahkan pengguna untuk menggunakan aplikasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dibidang keuangan, laporan-laporan yang diperlukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dibidang keuangan, laporan-laporan yang diperlukan perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan infomasi sangat mendorong perancangan pengolahan data supaya dapat menghasilkan informasi yang baik, berkualitas dan bermanfaat salah satunya adalah dibidang

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah spesifikasi Hardware dan Software yang dibutuhkan

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah spesifikasi Hardware dan Software yang dibutuhkan BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Yang Digunakan Berikut ini adalah spesifikasi Hardware dan Software yang dibutuhkan untuk menggunakan program Aplikasi Sistem Informasi Smart Office. a. Processor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu sistem basis data melalui aplikasi sistem informasi manajemen. Dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu sistem basis data melalui aplikasi sistem informasi manajemen. Dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam penjualan menuntut para pebisnis untuk menemukan suatu strategi yang dapat meningkatkan penjualan dan pemasaran produk yang dijual,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 81 BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 5.1 Implementasi Sistem Implementasi adalah tahap penerapan dan sekaligus pengujian bagi sistem berdasarkan hasil analisa dan perancangan yang telah dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi penjualan sangat menentukan roda bisnis dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi penjualan sangat menentukan roda bisnis dari suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem informasi yang saling terintegrasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan, agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan, perencanaan,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Jadwal Implementasi Penerapan aplikasi ini terdiri dari beberapa tahapan berkelanjutan, dengan penjadwalan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses pengenalan huruf tulisan tangan Katakana menggunakan metode Fuzzy Feature Extraction

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan Kebutuhan Data Yang Digunakan Mengumpulkan Data Yang Akan Digunakan Mempersiapkan Alat Dan Bahan Wawancara Studi Literatur Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Tahapan analisa masalah yang dimaksud merupakan masalah penerimaan siswa baru pada sekolah yang masih menggunakan cara manual. Dalam beberapa sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dikembangkan dalam pengembangan sistem. keputusan jantung ini adalah sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dikembangkan dalam pengembangan sistem. keputusan jantung ini adalah sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang dikembangkan dalam pengembangan sistem keputusan jantung ini adalah sebagai berikut. Studi Literatur Data Pelatihan Data Data testing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Dewasa ini komputer berkembang sangat pesat di berbagai bidang kehidupan. Perkembangan ini didukung oleh proses komputasi yang sangat cepat dan juga dukungan pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan evaluasi simulasi pelayanan retoran cepat saji dengan menggunakan metode next event time advance.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut adalah gambaran mengenai desain penelitian penentuan plafond kredit nasabah: Studi Literatur Penentuan lokasi dan variabel penelitian Menentukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Pada zaman saat ini sepeda motor banyak digunakan di jalanan, banyak masyarakat menggunakan sepeda motor karena kepraktisan di dalam penggunaanya.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI (Evaluation Phase dan Deployment Phase)

BAB V IMPLEMENTASI (Evaluation Phase dan Deployment Phase) BAB V IMPLEMENTASI (Evaluation Phase dan Deployment Phase) 5.1 Lingkungan Implementasi Implementasi merupakan tahapan dimana hasil perancangan yang telah dibangun mulai diterapkan pada kondisi yang menyerupai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Program Agar aplikasi enkripsi dan dekripsi ini dapat berjalan dengan baik dan bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, spesifikasi perangkat keras

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian penerapan Hidden Markov Models : 40 Studi Literatur dan Kepustakaan Rumusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Microsoft SQL Server Microsoft Sharepoint Microsoft.Net Framework 4.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Microsoft SQL Server Microsoft Sharepoint Microsoft.Net Framework 4.0. 3 warehouse dan data mart memiliki batasan yang sangat tipis, namun perbedaan ini tidak perlu dikhawatirkan karena secara subtansi tujuan dari pembuatannya memiliki kesamaan (Noviandi 2010). Konsep data

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN 4.1. Umum Setelah melakukan analisa di CV. The Computer Specialist (TCS) untuk sistem penjualan barang komputer, penulis kemudian merancang sistem yang bersifat komputerisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 57 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Program Adapun hasil dan pembahasan sistem transaksi adalah sebagai berikut : IV.1.1 Tampilan Input 1. Login Adapun hasil form login admin dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah R SMA BI 1 Baleendah merupakan sekolah SMA hasil migrasi dari SMAN 1 Baleendah. Meskipun sekolah berlokasi di kabupaten, tetapi dari sisi kualitas tidak kalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini meliputi: 1. Tahapan awal penelitian a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan. c. Mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Lingkungan Perancangan Dalam perancangan program aplikasi ini, penulis menggunakan komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi rekomendasi sebagai berikut: 1. Processor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT S merupakan merupakan salah satu dari perusahaan tekstil yang tergabung dalam PT X, dan sama halnya dengan PT F. Kedua perusahaan ini berada di bawah naungan PT

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Masalah Analisis permasalahan sistem yang ada adalah dimana proses dalam perorganisasian data pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. membantu untuk lebih memahami jalannya aplikasi ini. Sistem atau aplikasi dapat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. membantu untuk lebih memahami jalannya aplikasi ini. Sistem atau aplikasi dapat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah implementasi dari analisis dan desain yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah sebagai berikut: Prosesor Intel Atom 1,6

Lebih terperinci

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000).

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000). 3 database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000). METODOLOGI Langkah kerja dalam mengembangkan aplikasi

Lebih terperinci

yang menunjang dalam pengembangan program cluster. Aplikasi cluster ini dikembangkan pada laptop, dengan spesifikasi terdapat

yang menunjang dalam pengembangan program cluster. Aplikasi cluster ini dikembangkan pada laptop, dengan spesifikasi terdapat BAB IV IMPLEMENTASI Bab ini akan menjelaskan mengenai implementasi dari sistem yang akan dikembangkan, berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh sebelumnya. Bab ini terdiri dari penjelasan mengenai

Lebih terperinci