BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare"

Transkripsi

1 BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare PULAU SERENA Ekonomi Teknikal Budaya/Politik Dampak& Metrik

2 BRAVO: Rangkuman Eksekutif Apa: Untuk menghilangkan ancaman utama yang dihadapi oleh spesies endemik dan terancam punah Burung Merpati Andrea, tikus-tikus kapal invasif harus dimusnahkan dari Pulau Serena dan serbuan berulang dicegah. Pemusnahan di pulau akan dipenuhi dengan menggunakan pos-pos umpan Protecta yang dipasang umpan Talon 50WB (50 ppm brodifacoum). Ini akan dikuatkan dengan mengimplementasikan sebuah program pencegahan dan kepedulian akan keberadaan tikus di kapal nelayan lokal dengan menggunakan jebakan tikus. Keberhasilan yang serupa telah dicapai oleh Rodent Eradication International (REI) di Pulau Campbell di Selandia Baru ( Siapa: REI yang berbasis di St. Crisobel, organisasi utama global dalam memusnahkan tikus telah menyetujui untuk mengatur dan mengawasi program pemusnahan dengan dukungan finansial dari Stallman Fund. Departemen Kehutanan berkomitmen untuk mendukung proyek tersebut dan Andrea Naturalists Society akan memonitor populasi merpati. Kapan: Dengan syarat ijin telah dikeluarkan, (fokus dari komplementer kampanye Pride), REI akan meletakkan stasiun-stasiun umpan yang telah diperlengkapi di Pulau Serena sepanjang bulan Desember Diperkirakan menjelang 28 Februari semua tikus telah dimusnahkan. Stasiun-stasiun akan tetap dilengkapi dengan umpan dan akan dikunjungi secara periodik selama dua tahun berikutnya. Strategi-strategi serbuan berulang tikus akan ditempatkan di kapal-kapal nelayan menjelang Oktober 2008 dan akan berada di kapal untuk seterusnya. Bagaimana: Stallman Fund telah memberikan komitmen pendanaan untuk memusnahkan tikus di Pulau Serena (diperkirakan $30,000), sementara Departemen Kehutanan akan menyediakan dana untuk jebakan tikus dan kampanye penjangkauan (dengan dukungan dari Rare) yang diperlukan untuk mengubah perilaku termasuk pemberian ijin dan pencengahan serbuan berulang Nilai-nilai BRAVO Nilai Kelayakan: 3.8 Nilai Dampak: 3.7

3 Ekonomi (1 dari 2) Biaya-biaya Biaya-biaya yang diproyeksikan di permulaan proyek Fase persiapan lokasi Transportasi ke/dari lokasi selama persiapan Perlengkapan berkemah Pembukaan meter jalur umpan +/- 200 Stasiun Umpan PVC Protecta Fase memasang umpan dan implementasi Transportasi ke/dari lokasi selama fase pemusnahan Perbekalan Umpan (untuk stasiun-stasiun umpan) Jebakan tikus untuk para nelayan Fase monitoring Transpor Umpan Pengawasan Proyek Peralatan/Persediaan Perkiraan biaya total $30,000 Kemampuan untuk dapat memperkirakan beban biaya 1 = Biaya-biaya tidak jelas dan tidak dapat diperkirakan; = Biaya-biaya dapat diperkirakan dan dapat dikelola Studi kelayakan pendahuluan menentukan berapa banyak jalur dan jebakan yang dibutuhkan, demikian pula halnya jumlah umpan yang diperlukan. Pada akhirnya, biaya-biaya akan sangat jelas dan dapat diprediksikan. Nilai Rata-rata CAS-COD-Prez-Date-CTL 3 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

4 Ekonomi (2 dari 2) Deskripsi arus pendapatan Total penggalangan dana : $ 30,000 Sumber-sumber : Stallman Fund, Departemen Kehutanan Pendapatan yang diperoleh total: $ Sumber-sumber: Persentase total biaya yang ada 1: 0 25% 2: 25 50% 3: 50 75% : % Jebakan tikus telah dijanjikan oleh Kehutanan dari anggaran berulang dan Stallman Fund telah berkomitmen untuk menanggulangi program pemusnahan di Pulau Serena Island dengan syarat ijin telah dikeluarkan; arus dua sumber pendanaan tersebut akan tersedia secara langsung. Pendapatan-pendapatan Kemungkinan keberhasilan penggalangan dana Pengaturan waktu penggalangan dana Kesesuaian Waktu Pendanaan 1 = Kecil kemungkinan untuk menggalang dana yang diperlukan; = Kemungkinan penggalangan dana hampir merupakan kepastian Dana sudah dikomitmenkan, walaupun Stallman Fund akan memberikan dengan syarat setelah ijin dikeluarkan oleh pemerintah. Pendanaan harus tersedia secara relatif dengan cepat seperti yang ditunjukkan oleh janji-janji para dermawan dan pemerintah. 1 = Jadwal pendanaan tidak sejalan dengan jadwal proyek; = Jadwal pendanaan sejalan dengan jadwal proyek Pendanaan sejalan dengan jadwal proyek; sumber daya-sumber daya akan didapatkan secepatnya, sementara proyek akan bertahan selama beberapa tahun. Pendanaan yang berkesinam bungan 1 = Sumber pendanaan yang tidak berkesinambungan; = Sumber pendanaan yang sangat berkesinambungan Kesinambungan tergantung pada monitoring tikus periodik di PS dan monitoring kepatuhan para nelayan akan pemasangan jebakan dan penggantian jebakan-jebakan ini jika diperlukan. Pendanaan sangat mungkin berkesinambungan, walaupun anggaran-anggaran pemerintah terkadang harus dipangkas, dan hal ini dapat menyebabkan permasalahan. Namun demikian, jebakan-jebakan yang disediakan oleh Departemen Kehutanan sangat murah sehingga semestinya akan kebal dari pemotongan potensial apapun. 3 Nilai Rata-rata 3.8 Laba (kerugian) Perbedaan antara Pendapatan/ Biaya-biaya Tidak Relevan CAS-COD-Prez-Date-CTL Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

5 Teknikal (1 dari 2) Kemampuan untuk diperoleh & Ketersediaan 1 = Teknologi dan/atau pendampingan yang diperlukan tidak tersedia; = Teknologi dapat diperoleh dan pendampingan oleh pihak ke-tiga tersedia, jika diperlukan Stasiun-stasiun umpan Protecta & umpan Talon Weather Blox diperlukan untuk proyek tersedia, walaupun harus didatangkan dari Miami. Jebakan tikus tersedia di toko lokal Jared s Hardware. Teknologi Pendampingan teknologi Tepat untuk keadaankeadaan 1 = Pendampingan teknologi diperlukan, tetapi tidak tersedia; = Pendampingan teknologi penting dan tersedia Pada dasarnya pendampingan teknikal akan disediakan oleh Departemen Kehutanan untuk memastikan penggunaan stasiun umpan dan jebakan tikus secara efektif. 1 = Teknologi yang tersedia tidak tepat untuk keadaan-keadaan yang ada; = Teknologi yang bisa didapatkan sesuai dengan keadaan-keadaan yang ada Stasiun-stasiun umpan Protecta Bait dan Talan Weather Blox diketahui aman untuk digunakan, dan telah digunakan dengan sukses dalam program pemusnahan tikus di tempat lain. Manajemen program pemusnahan tikus bersifat kompleks, tetapi Rodent Eradication International telah menyetujui untuk melakukan program pemusnahan. Para nelayan akan memerlukan pelatihan bagaimana menggunakan jebakan tikus dan membuang bangkai tikus, tetapi pelatihan tersebut cukup mendasar dan akan dilakukan oleh staf Dept. Kehutanan. Nilai Rata-rata CAS-COD-Prez-Date-CTL 5 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

6 Teknikal (2 dari 2) Organisasional Kapasitas / Kemampuan Dukungan Mitra Penyingkiran Hambatan Kemampuan Mitra Penyingkiran Hambatan untuk menggerakkan perubahan Perencanaan anggaran dan pelaksanaan yang efisien biaya 1 = Tidak ada mitra PH atau tidak bersedia mendukung proyek; = Ada mitra Penyingkiran Hambatan yang bersedia mendukung Mitra-mitra Penyingkiran Hambatan, Rodent Eradication International (REI) dan Departemen Kehutanan sangat mendukung proyek tersebut, walaupun keterlibatan sebelumnya memerlukan persetujuan dari Kementerian Kesehatan (yaitu perijinan agar pemusnahan dapat berlangsung). Keterlibatan REI tergantung pada pendanaan, tetapi Stallman Fund telah menyetujui untuk menanggulangi biaya-biaya pemusnahan dengan catatan perijinan telah dikeluarkan. 1 = Mitra PH tidak mempunyai catatan pengalaman untuk menggerakkan perilaku; = Mitra BR memiliki catatan pengalaman yang terbukti untuk menggerakkan perilaku REI adalah kelompok spesialis yang sangat berkompeten dan berpengalaman di bidangnya. Departemen Kehutanan adalah sebuah badan pemerintah yang kecil yang dipimpin oleh Jacob Parker, seorang yang sangat antusias dan berkomitmen. Departemen Kehutanan telah berjanji untuk mendukung program pemusnahan dengan menyediakan sebuah kapal untuk transportasi dan menyediakan jebakan tikus. Namun demikian, dalam pemerintahan selalu ada kemungkinan pergantian staf di masa mendatang yang dapat menimbulkan persoalan. 1 = Mitra PH belum memperlihatkan keahlian perencanaan anggaran yang memadai dan pelaksanaan yang efisien biaya dari rencana-rencana; = Mitra PH telah membuktikan kehandalan dalam perencanaan anggaran dan pelaksanaan yang efisien biaya atas rencana-rencana sebelumnya REI memiliki catatan pengalaman yang teruji untuk pelaksanaan dan anggaran yang sukses. Alokasi anggaran Departemen Kehutanan untuk proyek ini telah terjamin untuk satu tahun ke satu tahun berikutnya, tetapi sebagai suatu badan pemerintah, adalah sulit untuk memperkirakan kapasitas-kapasitas anggaran di masa mendatang. Nilai Rata-rata Mitra Lainnya Mitra kritikal lainnya 1 = Tidak ada mitra lainnya atau tidak akan memberikan dampak = Terdapat mitra lainnya dan dapat mendampingi Monitoring populasi Merpati Andrea yang sedang berlangsung saat ini adalah penting untuk mengkuantifikasi kesuksesan proyek. Andrea Naturalists Society telah menyetujui untuk melaksanakan survei-survei (transek) dua tahunan. Kelompok ini merupakan kelompok relawan yang sangat bersemangat, melakukan pengamatan burung di akhir pekan dan antusias dengan proyek ini. Walaupun catatan pengalaman mereka terbatas sehubungan dengan proyek seperti ini, anggota-anggotanya sangat yakin bahwa mereka akan memenuhi perannya dalam proyek ini. Peran yang diberikan kepada mereka adalah mencari tahu jumlah Merpati Andrea di dalam hutan dalam rangka memonitor kemajuan poyek tersebut. 3 Nilai Rata-rata 3 CAS-COD-Prez-Date-CTL 6 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

7 Budaya/Politik (1 dari 2) Kepemimpinan Masyarakat Pemimpin dan orang yang berpengaruh di dalam masyarakat Kemauan kepemimpinan untuk menyokong 1 = Kelangkaan pemimpin yang kuat dan orang yang berpengaruh dalam masyarakat; = Pemimpin yang menonjol dengan pengaruh untuk menggerakkan perilaku Walaupun terdapat kesulitan akan kepatuhan para nelayan atas program tersebut, meningkatkan kepemimpinan kooperatif para nelayan, dan pimpinan keagamaan dapat menjadi katalis partisipasi. Perbincangan terfokus yang dilakukan Manajer Kampanye Pride menunjukkan bahwa para pemimpin keagamaan terutama memiliki pengaruh, dan sebaiknya ditargetkan oleh kampanye PRIDE untuk kolaborasi dan berbagi informasi. Di lain pihak, para pemakai jasa rekreasi pantai, tidak memiliki kepemimpinan yang efektif. Karena mereka lebih memiliki pengertian dan berpendidikan daripada para nelayan, mereka memiliki lebih banyak sumber yang meluas untuk pengumpulan informasi, misalnya radio dan saluran media tradisionil lainnya. Kemungkinan lebih sulit menjangkau mereka menggunakan pendekatan dari atas ke bawah. 1 = Tidak bersedia mendukung proyek; = Komitmen kukuh dari pimpinan untuk membantu mendorong usahausaha perubahan Kepemimpinan kooperatif para nelayan telah menunjukkan kesediaan untuk melibatkan solusi walaupun mereka khawatir akan kemungkinan larutnya racun tikus ke laut. Begitu mereka diinformasikan bahwa racun tidak berdampak terhadap lingkungan hidup laut, kemungkinan mereka akan mendukung proyek tersebut. Sedangkan untuk para pemimpin keagamaan, mereka kemungkinan akan mendukung kampanye tersebut, jika kekhawatiran mereka sehubungan dengan dampak terhadap ekosistem laut dan beban finansial terhadap para nelayan, diredakan. Nilai Rata-rata CAS-COD-Prez-Date-CTL 7 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

8 Budaya/Politik (2 dari 2) Lingkungan Politik Situasi undangundang dan legislatif saat ini Kemampuan mendorong perubahan legislatif 1 = Pembatasan-pembatasan legislatif dan undang-undang akan menghambat usaha-usaha; = Kerangka kerja legislatif dan undang-undang akan membantu program Situasi legislatif dan undang-undang saat ini sedikit berlawanan terhadap kampanye. Rintangan yang paling berat adalah mendapatkan persetujuan pemerintah (Menteri Kesehatan) untuk program pemusnahan tikus. Karena proyek memerlukan penggunaan racun, Menteri sangat kuatir para pengguna jasa rekreasi di pulau tersebut akan menjadi marah sehubungan dengan keamanan mereka sewaktu berpiknik di PS. Pemilihan umum akan segera tiba dan Pemerintah berhati-hati dalam mengambil setiap tindakan yang mungkin akan mengakibatkan kehilangan suara, terutama dari pemilih kelas menengah yang biasanya memberikan suara buat partai mereka. Adalah sangat kritis bagi para advokat untuk menginformasikan kepada para pemakai jasa rekreasi bahwa racun yang digunakan tidak akan memberikan konsekuensi-konsekuensi negatif. Mengubah iklim politik melalui kampanye informasional yang luas dan sebuah petisi, akan menjadi objektif kunci dari kampanye. 1 = Tidak adanya pengetahuan mengenai lingkungan politik dan kerangka waktu advokasi yang tidak jelas; = Kedalaman pengetahuan politik dan kemampuan untuk mendorong perubahan-perubahan yang sesuai dalam kerangka waktu tertentu Pengetahuan mengenai keadaan-keadaan politik dan juga kemampuan-kemampuan politik harus memadai, agar tercapai perubahan-perubahan legislatif. Jika ada keberatan-keberatan dari Menteri Kesehatan sehubungan dengan program, maka kemungkinan akan mereda jika kampanye dapat mengumpulkan dukungan yang cukup kuat dari masyarakat (terutama pengguna jasa rekreasi kelas menengah PS). Kampanye Pride yang diusulkan kemungkinan akan memfokuskan ke fakta bahwa pemberian racun adalah aman dan justru tikus-tikus tersebut yang menimbulkan ancaman yang lebih besar terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Hal ini akan menyokong penandatanganan petisi kepada Menteri Kesehatan yang mendesak untuk mengambil tindakan sebubungan dengan tikus-tikus invasif dan persetujuan program. Kemungkinan petisi akan mencapai kesuksesan, sebagaimana yang diindikasikan oleh pengalaman sebelumnya dimana Menteri memperlihatkan kesediaan untuk mematuhi petisi tersebut pada waktunya. Lebih jauh lagi, Menteri tidak menentang proposal tersebut karena alasan ilmiah atau ekonomi. Nilai Rata-rata Nilai-nilai norma-no Penilaian normanorma 1 = Rencana tidak memperdulikan norma-norma politik dan budaya = Rencana menilai dan mempertimbangkan nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur lingkungan budaya dan politik Manajer Kampanye Pride akan menyelenggarakan survei ekstensif minggu depan untuk menilai dengan lebih baik norma-norma politik dan budaya yang ada di Pulau Serena. Penemuan-penemuan dari survei akan memberikan masukan bagi pelaksanaan rencana, memastikan bahwa semua tindakan yang dilakukan adalah pantas dalam konteks sosial politik. CAS-COD-Prez-Date-CTL 8 Kemampuan Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX 1 = Rintangan normatif terlalu berat untuk dikuasai; = Rintangan-rintangan dapat dikelola dan pendekatan yang

9 Dampak dan Metrik-metrik (1 dari 2) Dampak Konservasi Kemungkinan dampak konservasi Keberlangsungan Dampak 1 = Dampak konservasi tidak mungkin dicapai; = Sangat mungkin dampak konservasi terealisasi Target meningkatkan populasi Merpati Andrea dari dalam kerangka waktu yang ditentukan adalah mungkin dicapai, begitu tikus-tikus telah disingkirkan. Merpati Andrea berkembangbiak dua kali dalam setahun dan relatif memiliki jumlah telur yang besar. Terdapat berbagai ancaman yang dihadapi populasi Merpati Andrea termasuk di antaranya: kebakaran, perburuan, dan angin topan. Masing-masing dari ancaman-ancaman kecil ini secara teoritis dapat mengikis dampak konservasi dari rencana tersebut. Tikus-tikus mewakili ancaman yang paling signifikan terhadap populasi Merpati Andrea. Program-program pemusnahan di masa lalu menunjukkan bawa penyingkiran tikus-tikus invasif dapat dilakukan dan dapat memberikan kesuksesan. Namun demikian keberhasilan yang sesungguhnya tergantung pada berhentinya serbuan ulang tikus. Pengunjung pulau memberikan ancaman akan terjadinya serbuan berulang, tetapi membatasi akses ke Pulau Serena tidak efisien dari segi politis. Jika sejumlah kecil dari para nelayan yang menggunakan Pulau Serena dapat didorong untuk secara konsisten menggunakan jebakan tikus unutk meminimalkan peluang serbuan berulang tikus, objektif utama konservasi, yaitu pulihnya populasi Merpati Andrea, kemungkinan akan dapat dicapai. 1 = Tujuan dampak konservasi kelihatannya tidak akan bertahan dalam jangka panjang; = Tujuan dampak seharusnya akan bertahan dalam jangka panjang Professor Brilliant dari Universitas Andrea telah memberikan indikasi bahwa populasi Merpati Andrea sejumlah 20 adalah populasi yang berkelanjutan dan dapat bereproduksi dalam konteks ketersediaan habitat yang sesuai di Pulau Serena. 3 Nilai Rata-rata 3.5 CAS-COD-Prez-Date-CTL 9 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

10 Dampak dan Metrik-metrik (2 dari 2) Titik-titik Ungkit Titik Ungkit Pertama Titik Ungkit Kedua Titik Ungkit Ketiga Titik ungkit pertama adalah Menteri Kesehatan menyetujui ijin pemusnahan. Begitu hambatan ini diatasi, program pemusnahan tikus dapat dimulai. REI telah berjanji membantu dalam bentuk pendampingan dan The Stallman Fund dalam bentuk pendanaan. Metriknya adalah jumlah tanda tangan di petisi dan pemerintahan yang resmi menyetujui ijin pemusnahan. Titik ungkit yang ke-dua adalah pemusnahan menyeluruh tikus-tikus kapal dari Pulau Serena, yang akan dipercepat oleh program pemusnahan. Metrik yang digunakan untuk menentukan apakah usaha tersebut berhasil adalah jumlah (ketiadaan) tikus yang akan ditentukan melalui survei tetap oleh Departemen Kehutanan menggunakan chew sticks, papan berperekat, dan jebakan tikus. Titik ungkit ke-tiga akan memastikan penggunaan jebakan tikus oleh 100% dari para nelayan di kapal-kapal mereka. Walaupun kondisi kemiskinan dan tidak sepenuhnya mampu membaca dan menulis dapat menghambat kepatuhan mereka, pemberian jebakan secara gratis, pelatihan, dan insentif-insentif seharusnya mendorong mereka untuk berpartisipasi. Jika mereka tidak mematuhi, penalti-penalti akan dilakukan, termasuk pelarangan berlabuh di pulau. Metrik yang digunakan adalah jumlah jebakan, persentase kepatuhan, dan jumlah (ketidakhadiran) tikus di kapal. 3 Nilai Rata-rata 3.66 Metrik-metrik Keluarankeluaran yg dapat diukur 1 = Program tidak memiliki metrik-metrik yang jelas atau sulit diukur; = Program telah membuat metrik-metrik yang jelas dan dapat diukur Dampak konservasi dari kampanye ini mudah diukur. Metriknya adalah ukuran populasi Merpati Andrea, sedangkan metodologinya terdiri atas survei transek. Andrea Naturalists Society telah menjanjikan pendampingan dalam memonitor populasi Merpati Andrea secara dua tahunan. Langkah-langkah yang bersifat sementara yang juga dapat diukur diantaranya memperoleh persetujuan ijin dan memberikan insentif pada kepara nelayan untuk memasang jebakan, selain itu juga memusnahkan tikus-tikus dan mencegah mereka memasuki pulau kembali. Kayu yang terkunyah, papan-papan berperekat, dan jebakan tikus akan mencatat bukti apakah ada tikus di sekitar lokasi. Nilai Rata-rata CAS-COD-Prez-Date-CTL 10 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

11 Barrier Removal Assessment and Viability Overview (BRAVO) Nilai Gabungan Kategori Sub kategori Nilai Rata-rata Nilai Kategori Biaya Ekonomi Pendapatan 3.8 Kelayakan Teknikal Pengganti Penghasilan N/A Teknologi Kapasittas / Kemampuan Organisational Mitra Lainnya 3 Kepemimpinan Masyarakat 3.7 Budaya / Politik Lingkungan Politikal Norma Budaya Nilai Kelayakan 3.8 Dampak Dampak dan Metrik-metrik Dampak Konservasi 3.5 Titik Ungkit 3.66 Metrik-metrik 3.7 Nilai Dampak 3.7 CAS-COD-Prez-Date-CTL 11 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

12 Faktor-faktor resiko Faktor-faktor Resiko Konsekuensi Strategi-strategi Mitigasi Pemerintah tidak menyetujui rencana pemusnahan Beberapa nelayan menolak memasang jebakan Pemerintah memangkas pendanaan Departemen Kehutanan Program pemusnahan tidak diperbolehkan. Populasi tikus di Pulau Serena akan tetap mempengaruhi populasi Merpati Andrea. Kepunahan spesies dilihat sebagai sesuatu yang mungkin terjadi. Invasi ulang dapat terjadi, memandang pemusnahan tidak efektif dan memerlukan program pemusnahan. Kepatuhan dan bentuk monitoring lainnya dapat berhenti. Resiko kembali ke perilakuperilaku normatif sebelumnya meningkat. Memastikan dukungan publik yang meluas bagi kampanye melalui kampanye Pride yang menekankan perlunya tindakan dan minimnya resiko yang terjadi sehubungan dengan rencana pemusnahan. Strategi ini (dan petisi yang akan merupakan hasil dari strategi tersebut) akan membuat desakan penting terhadap staf pemerintah untuk mengeluarkan ijin. Melobi pemimpin-pemimpin politis kunci yang cenderung mudah menerima aktifitas lingkungan hidup dan mendorong mereka untuk menggerakkan rencana tersebut melalui proses legislatif. Berkolaborasi dengan pemerintah pada sebuah sistem tongkat dan wortel yang akan merangsang pemakaian. Sebagai contoh, tawarkan jebakan gratis, pelatihan bagaimana menggunakan jebakan, dan bebaskan biaya menangkap ikan. Jika para nelayan tidak patuh, buat larangan berlabuh di pulau sebagai jalan terakhir. Dapatkan sumber pendanaan lain untuk alat jebakan, misalnya organisasi non-profit atau donor pribadi. CAS-COD-Prez-Date-CTL 12 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

13 Para Penulis dan Persetujuan-persetujuan Jacob Parker Estel Eastman Departemen Kehutanan (Manajemen Taman & Hidupan Liar) Koordinator Proyek/Manajer Kampanye Rodent Eradication International, Spesialis EIA Approved by: Chief Forest Officer CAS-COD-Prez-Date-CTL 13 Copyright 2008 Monitor Company Group, L.P. XXX

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal

Lebih terperinci

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor Sebagian besar lokasi menghadapi sangat banyak ancaman. Sumberdaya konservasi sangat langka dan kompetensi sering terbatas. Tantangan umum untuk manajer sumber daya adalah menentukan yang mana dari banyak

Lebih terperinci

C. Model-model Konseptual

C. Model-model Konseptual C. Model-model Konseptual Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya,

Lebih terperinci

Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (BROP) Pemusnahan Tikus Pulau Serena

Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (BROP) Pemusnahan Tikus Pulau Serena Contoh Ilustratif DOKUMEN INI BERSIFAT REKAYASA SEMUA ANGKA ADALAH REKAYASA Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (BROP) Pemusnahan Tikus Pulau Serena Rodent Eradication International James Waterman Windward

Lebih terperinci

2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI

2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI 2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI B. Lokasi Proyek 2.1 Lembaga Pemimpin dan Manajer Kampanye Pride Untuk menangani elemen-elemen kunci dari Rencana Pengelolaan Hutan Sepuluh Tahun, Kepala Petugas

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA JUNCTO

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982,

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982, PERSETUJUAN PELAKSANAAN KETENTUAN-KETENTUAN KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT TANGGAL 10 DESEMBER 1982 YANG BERKAITAN DENGAN KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SEDIAAN IKAN YANG BERUAYA TERBATAS

Lebih terperinci

Panduan dan Format untuk Mempersiapkan Rencana Bisnis Sebagai Bagian dari Aplikasi Sebagai Agregator Pasar pada Aliansi Tungku Indonesia

Panduan dan Format untuk Mempersiapkan Rencana Bisnis Sebagai Bagian dari Aplikasi Sebagai Agregator Pasar pada Aliansi Tungku Indonesia Panduan dan Format untuk Mempersiapkan Rencana Bisnis Sebagai Bagian dari Aplikasi Sebagai Agregator Pasar pada Aliansi Tungku Indonesia Dipersiapkan oleh The Apex Consulting Group untuk mendukung Aliansi

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional 1 2 5 6 Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional mengikuti peraturan pemerintah dan konvensi/persetujuan internasional yang diratifikasi secara nasional mengikuti, dan

Lebih terperinci

Malam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia

Malam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia Malam Rare Pride. Persembahan kisah lapangan yang menghibur pada malam pertama Lokakarya Fish Forever di Bali, 22 Oktober 2012. Perayaan keberhasilan Angkatan Bogor 4 yang telah berhasil menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP

BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP BAB VII KEBIJAKAN ANTI PENIPUAN, KORUPSI, DAN ANTI SUAP 1 Tujuan Tujuan dari kebijakan ini yaitu untuk memberikan kontrol dalam pemenuhan kepatuhan dengan semua peraturan korupsi dan anti suap yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah. Banyak diantara keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pencemaran dan kerusakan lingkungan merupakan permasalahan yang cukup pelik dan sulit untuk dihindari. Jika tidak ada kesadaran dari berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan,

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial pemasok jasa asing dapat berbentuk sebagai berikut : - Suatu usaha patungan dengan satu atau lebih penanam modal

Lebih terperinci

S A L I N A N. No. 151, 2016 BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 151 TAHUN 2016 TENTANG

S A L I N A N. No. 151, 2016 BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 151 TAHUN 2016 TENTANG 1 S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 151 TAHUN 2016 NOMOR 151 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLA KAWASAN EKOSISTEM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.

Lebih terperinci

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF Peran Penting Masyarakat dalam Tata Kelola Hutan dan REDD+ 3 Contoh lain di Bantaeng, dimana untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian, pemerintah kabupaten memberikan modal dan aset kepada desa

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERIKANAN KOLABORATIF PENGELOLAAN PERIKANAN BERSKALA KECIL DI DAERAH TROPIS

PENGELOLAAN PERIKANAN KOLABORATIF PENGELOLAAN PERIKANAN BERSKALA KECIL DI DAERAH TROPIS Ringkasan Penelitian PENGELOLAAN PERIKANAN KOLABORATIF PENGELOLAAN PERIKANAN BERSKALA KECIL DI DAERAH TROPIS Ringkasan Kebijakan model manajemen sumber daya kolaborasi (co-management) memberikan ruang

Lebih terperinci

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan

Lebih terperinci

Rosita Tariola (Mona)

Rosita Tariola (Mona) Mengikuti Program Kampanye Pride sangat menantang juga menyenangkan. Pelajaran yang saya peroleh di kelas selama pelatihan benar-benar diaplikasikan di lapangan bersama masyarakat. Saya 'dipaksa' untuk

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

2.1 Tahapan Monev Ringkasan tentang rangkaian kegiatan monev PKM ditunjukkan dalam Tabel 1.

2.1 Tahapan Monev Ringkasan tentang rangkaian kegiatan monev PKM ditunjukkan dalam Tabel 1. PRAKATA Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu program yang dilaksanakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Ditbelmawa ) untuk

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S)

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S) REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S) SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 20 TAHUN 2009 TANGGAL : 17 FEBRUARI

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem perekonomian di Indonesia telah menunjukan adanya peningkatan yang cukup berarti, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya dunia industri baik indusri

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal.

KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN Pemberian Hadiah/Penyediaan Hiburan 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. 1. Semua pemberian hadiah harus sesuai dengan kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor kepuasan kerja dijelaskan oleh Umam (2010) bahwa terdapat dua indikator yaitu adanya ciri-ciri instrinsik dan ekstrinsik dari suatu pekerjaan yang menentukan

Lebih terperinci

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah Petunjuk Umum: Baca dan tandatangani pernyataan patuh pada Etika Akademik Pilihan Ganda 1. Berilah tanda silang pada lembar jawaban dengan memilih

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PENGAMBILAN KARANG LAUT DI WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19

Lebih terperinci

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN INFRASTRUKTUR CCDP-IFAD KELURAHAN PESISIR KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). 2007. International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Rahmania Utari Keuangan, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, kompetisi

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia

Australia Awards Indonesia Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI 1.1 "Wajib" digunakan dalam Lampiran untuk menunjukkan suatu ketentuan, penerapan yang seragam

Lebih terperinci

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Nelayan (Koleksi Bank Dunia ) Foto: Curt Carnemark 4 Berinvestasi untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan 1.1 Karakteristik Utama Tantangan Lingkungan

Lebih terperinci

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak KODE UNIT : O.842340.006.01 JUDUL UNIT : MemastikanPendanaan PenanggulanganBencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untukmengidentifikasi

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Solichul HA. BAKRI, et al Ergonomi untuk Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Mengelola Kelelahan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Timor memiliki avifauna yang unik (Noske & Saleh 1996), dan tingkat endemisme burung tertinggi dibandingkan dengan beberapa pulau besar lain di Nusa Tenggara (Pulau

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.08/2016 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KEPADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA PENUGASAN PENYEDIAAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN SAHAM DAN BATASAN LUASAN LAHAN DALAM PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PEMANFAATAN PERAIRAN DI SEKITARNYA DALAM RANGKA

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen

Lebih terperinci

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Standar Perikanan Tangkap Fair Trade USA A. Pengantar Standar Perikanan Tangkap (CFS) Fair Trade USA mencakup berbagai kelompok nelayan dan fasilitasfasilitas

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN Manajemen Resiko Bisnis

KEWIRAUSAHAAN Manajemen Resiko Bisnis KEWIRAUSAHAAN Manajemen Resiko Bisnis Erizal, S.Si,M.Kom PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Manajemen Resiko Bisnis Manajemen Resiko Manajemen risiko

Lebih terperinci

BAB VI F. ANALISA KRITIS

BAB VI F. ANALISA KRITIS BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I. UMUM Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u No.62, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Kerja Sama. Infrastruktur. Badan Usaha. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan burung pemangsa (raptor) memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem. Posisinya sebagai pemangsa tingkat puncak (top predator) dalam ekosistem

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) Ada sembilan langkah dalam AFP SMART yang terbagi kedalam tiga fase atau tahapan sebagai berikut: Langkah 1. Buat sasaran yang SMART Langkah 4. Tinjau

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP Ikhtisar Eksekutif Pembangunan sistem administrasi modern yang andal, professional, partisipatif serta tanggap terhadap aspirasi masyarakat, merupakan kunci sukses menuju manajemen pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) 1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:

Lebih terperinci

VI. PROGRAM DAN STRATEGI PENANGANAN

VI. PROGRAM DAN STRATEGI PENANGANAN VI. PROGRAM DAN STRATEGI PENANGANAN A. Landasan Pemikiran Permasalahan keluarga miskin merupakan masalah kompleks sehingga perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak yang berkompeten.

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi Strategi adalah istilah yang sering kita dengar untuk berbagai konteks pembicaraan, yang sering diartikan sebagai cara untuk mencapai keinginan tertentu

Lebih terperinci

Siaran Pers Untuk disiarkan segera. Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik

Siaran Pers Untuk disiarkan segera. Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik Siaran Pers Untuk disiarkan segera Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik Jakarta (27/7). Permasalahan sampah kantong plastik membutuhkan penanganan yang serius. Tahun 2016, setiap harinya,

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PENGAMBILAN KARANG LAUT DI WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan keuntungan usaha agar dapat mempertahankan eksistensinya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan menurut fungsi pokoknya dibagi menjadi tiga yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi (Dephut, 2009). Hutan konservasi sendiri didefinisikan kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah menyebabkan kerusakan yang parah terhadap sumberdaya hutan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah menyebabkan kerusakan yang parah terhadap sumberdaya hutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya penggunaan hutan dan beragamnya alih fungsi hutan di Indonesia telah menyebabkan kerusakan yang parah terhadap sumberdaya hutan. Sumberdaya hutan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi dan segala isinya yang di ciptakan oleh Allah SWT merupakan suatu karunia yang sangat besar. Bumi diciptakan sangat sempurna diperuntukan untuk semua makhluk baik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis yang merupakan keunggulan tersendiri dari Negara ini

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG KRITERIA DAN PERSYARATAN PENYUSUNAN BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cagar Biosfer Cagar biosfer adalah suatu kawasan meliputi berbagai tipe ekosistem yang ditetapkan oleh program MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG KRITERIA DAN PERSYARATAN PENYUSUNAN BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Coral Triangle Wilayah Sasaran = Pulau Wangiwangi,

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT KODE UNIT : O.842340.037.01 JUDUL UNIT : MemimpinAnggotaTim Gabungan DESKRIPSIUNIT : Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memberikan perintah kepada personel yang

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kebijakan Anti Korupsi (Sebagaimana yang telah disetujui oleh pertemuan anggota Direksi No.1/2014 tertanggal 12 January 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang telah disetujui

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT HARAPAN JL. SENOPATI NO 11 MAGELANG 2016 KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seolah tidak pernah berhenti membangun. mengubah pula susunan alamiah yang mendominasi sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. seolah tidak pernah berhenti membangun. mengubah pula susunan alamiah yang mendominasi sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pantura atau Pantai Utara Pulau Jawa yang merupakan bagian dari kawasan pesisir, telah menjadi pusat berbagai kegiatan manusia sejak jaman kerajaan mendominasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG KRITERIA DAN PERSYARATAN PENYUSUNAN BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci