Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (BROP) Pemusnahan Tikus Pulau Serena

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (BROP) Pemusnahan Tikus Pulau Serena"

Transkripsi

1 Contoh Ilustratif DOKUMEN INI BERSIFAT REKAYASA SEMUA ANGKA ADALAH REKAYASA Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (BROP) Pemusnahan Tikus Pulau Serena Rodent Eradication International James Waterman Windward Office PO Box 218, Sandiford St Cristobel Juni 2008

2 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk menghilangkan ancaman utama yang dihadapi oleh spesies endemik dan terancam punah Burung Merpati Andrea, tikus-tikus kapal invasif harus dimusnahkan dari Pulau Serena dan serbuan berulang dicegah. Pemusnahan di pulau akan dipenuhi dengan menggunakan pos-pos umpan Protecta yang dipasang umpan Talon 50WB (50 ppm brodifacoum). Ini akan dikuatkan dengan mengimplementasikan sebuah program pencegahan dan kepedulian akan tikus di lebih dari 70 kapal nelayan lokal dengan menggunakan jebakan tikus. Keberhasilan yang serupa telah dicapai oleh Rodent Eradication International (REI) di Pulau Campbell di Selandia Baru ( Siapa: REI yang berbasis di St. Crisobel, organisasi utama global dalam memusnahkan tikus telah menyetujui untuk mengatur dan mengawasi program pemusnahan dengan dukungan finansial dari Stallman Fund. Departemen Kehutanan berkomitmen untuk mendukung proyek tersebut dan Andrea Naturalists Society akan memonitor populasi merpati. Kelompok target yang terpengaruh oleh komponen proyek pemusnahan adalah para pemilik dan para pekerja lebih dari 70 kapal nelayan yang menggunakan Pulau Serena. Komplementer kampanye Pride akan terfokus pada kelompok target lainnya termasuk wisatawan yang akan diyakinkan untuk menendatangani sebuah petisi yang mendorong persetujuan pemerintah akan program pemusnahan tersebut. Kapan: Dengan syarat ijin telah dikeluarkan, (fokus dari komplementer kampanye Pride), stasiun-stasiun umpan yang telah dilengkapi akan berada di posisinya di Pulau Serena awal Desember Diperkirakan menjelang 28 Februari semua tikus telah dimusnahkan. Stasiun-stasiun akan tetap dilengkapi dengan umpan dan akan dikunjungi secara periodik selama dua tahun berikutnya. Strategi-strategi serbuan berulang tikus akan ditempatkan di kapal-kapal nelayan menjelang Oktober 2008 dan akan berada di kapal untuk seterusnya. Bagaimana: Stallman Fund telah memberikan komitmen sumber daya untuk memusnahkan tikus di Pulau Serena (diperkirakan $30,000), sementara Departemen Kehutanan akan mendanai pengawasan proyek, jebakan tikus dan kampanye penjangkauan (dengan dukungan dari Rare) yang dipelrukan untuk mengubah perilaku termasuk pemberian ijin, dan pencengahan serbuan berulang. Dari perspektif jangka panjang, Departemen Kehutanan telah berkomitmen akan kesinambungan dampak proyek tersebut; sampai di sini, Departemen Kehutanan telah berjanji untuk memasukkan kerja penjangkauan yang berkelanjutan di Pulau Serena dan pendanaan bagi penyingkiran hambatan di semua rencana kerja tahunan di masa mendatang.

3 OBJEKTIF-OBJEKTIF PROYEK & PELAKSANAAN Tujuan Tujuan proyek ini adalah untuk memusnahkan Tikus Kapal yang invasif dari Pulau Serena agar populasi hidupan liar asli dapat dipertahankan termasuk Merpati Andrea dan mencegah serbuan berulang tikus. Hasil konservasi yang diharapkan adalah populasi Merpati Andrea yang berbalik dari 100 menjadi 250 ekor pada Objektif Menjelang November 2008, Menteri Kesehatan menyetujui program pemusnahan tikus invasif yang direncanakan dan diimplementasikan dengan teliti untuk Pulau Serena. Proses persetujuan akan difasilitasi oleh petisi masyarakat ke Menteri Kesehatan (+/ tanda tangan menjelang Oktober 2008). Menjelang Desember 2008, REI (Rodent Eradication International) sudah memulai program pemusnahan tikus invasif yang sepenuhnya didanai dan bersumber daya di Pulau Serena dengan menggunakan stasiun-stasiun umpan Protecta yang dirancang untuk meminimalkan resiko terhadap populasi hidupan liar tidak asli yang terancam, memenuhi standar keamanan dan kesehatan nasional dan internasional, dan menghasilkan pemusnahan menyeluruh Tikus-tikus Kapal. Menjelang Desember 2008, sudah disusun sebuah rencana yang efektif untuk mencegah serbuan berulang oleh tikus-tikus komensal dan memonitor keefektifan menyeluruh dari program pemusnahan tersebut; seperti 100% dari para nelayan memasang jebakan tikus, dan memeriksa kapal-kapal mereka dari keberadaan tikus sebelum berlabuh di Pulau Serena. Metodologi yang digunakan dalam Penilaian BROP Dengan menggunakan peta topografi dan pengetahuan akan lokasi, tim REI BROP merancang kisi-kisi stasiun umpan (gambar 2 di sebelah kanan) dimana jarak antar stasiun kira-kira 40 m. Kompas digunakan dan lokasi yang diusulkan dari setiap stasiun ditandai dengan pita bendera. Diperkirakan 73 stasiun diperlukan dan kira-kira 3000 meter garis perlu dibuka. Penting untuk diingat bahwa program pemusnahan melakukan pembukaan jalur hanya untuk memungkinkan akses, bukan untuk membuat jalan raya melalui semak belukar. Sebagai tambahan akan stasiun-stasiun umpan di tanah, sejumlah kecil umpan perlu diletakkan di kanopi pohon kelapa di stasiun-stasiun yang dijamin aman, karena Tikus Kapal bersifat arboreal (hidup di atas pohon). Diperkirakan terdapat 120 pohon kelapa disepanjang garis pantai Pulau Serena yang memerlukan umpan. Metodologi Implementasi yang Diajukan Dengan menggunakan kisi-kisi pada gambar 2 di atas, stasiun-stasiun Umpan Tikus Protecta 1 akan ditempatkan pada interval 40 m di sepanjang jalur yang dibuka di sepanjang Pulau Serena. Stasiun-stasiun akan ditempatkan rata di tanah, sehingga ujungnya secara relatif sama dan stasiun tersebut tidak akan dibanjiri air. Jika kondisi mengijinkan, stasiun akan ditempatkan dekat dengan tutupan vegetasi atau di sepanjang lereng. Lokasi setiap stasiun akan diberi bendera dan ditandai dengan sebuah nomer yang khas atau kode (mis. A1). Jika semua stasiun sudah dipasang, akan dibiarkan tak tersentuh selama dua minggu berikutnya. Periode penantian akan memberikan kesempatan kepada tikus-tikus untuk terbiasa dengan objek-objek tersebut di wilayah teritori mereka dan mengatasi rasa takut terhadap sesuatu yang baru/neophobia mereka Dermaga tempat berlabuh Pulau Serena akan menjadi wilayah persiapan pengumpanan. Peralatan akan ditranspor dari Andrea menggunakan perahu Departemen Kehutanan. Sebanyak 6 pemasang umpan akan diperlukan. Masing-masing akan dilengkapi dengan sarung tangan pelindung dan pakaian kerja, juga tas bahu untuk menyimpan umpan. Setiap stasiun umpan akan diberi 2 umpan beracun 15 g Talon, setiap umpan mengandung 0.005% brodifacoum, diletakkan dengan bebas di terowongan-terowongan dan tidak dikaitkan sama sekali. Kegiatan di stasiun-stasiun umpan kemungkinan akan memakan beberapa hari sampai satu minggu untuk dimulai, sebab tikus perlu mengatasi rasa kehati-hatiannya terhadap stasiun tersebut. Terlepas dari hal ini, stasiun-stasiun umpan akan diperiksa setiap hari. Umpan-umpan beracun akan diperiksa dan diganti setiap pagi, selama paling tidak 7 minggu pertama, dan kemudian setiap dua hari selama empat bulan berikutnya. Begitu umpan mulai bekerja di stasiun-stasiun individual, maka biasanya pengambilan akan berlangsung tanpa gangguan selama beberapa hari. Pengambilan kemungkinan akan dimulai dengan lambat, tetapi meningkat setelah sepuluh hari pertama dimana tikus-tikus saling belajar dari pengalamannya mengenai umpan tersebut. Tikus yang dominan mungkin akan membuat tikus yang kurang dominan jauh dari stasiun umpan. Namun 1 Stasiun-stasiun Umpan Tikus Protecta : Stasiun-stasiun umpan tahan rusak Protecta, melindungi umpan tikus dari kelembaban, debu dan elemen-elemen kontaminasi lainnya sambil menjaga umpan tikus tidak tersentuh oleh hewan yang bukan target. Penutup yang terkunci, dibuka dengan kunci Protecta yang termasuk sewaktu membeli stasiun umpan. Pengumpan tikus ini menjaga umpan tetap segar dan juga menyediakan stasiun makan yang terbaik dimana tikus besar dan tikus kecil mengkonsumsi rodenticide.

4 demikian, begitu tikus dominan telah memakan umpan beracun, tikus yang kurang dominan akan menerima stasiun tersebut dan memakan umpannya. Waktu antara awal keracunan dan pengambilan umpan terakhir biasanya memakan waktu 7-21 hari. REI menyarankan stasiun berumpan dibiarkan di tempatnya dan diperiksa secara periodik (setiap dua bulan) untuk tahun selanjutnya. Stasiun-stasiun umpan, dilindungi dengan kawat, juga akan ditempatkan di semua pohon Kelapa, karena tikus dapat hidup selama periode yang relatif lama di bagian atas pohon kelapa dimana terdapat makanan (kacang-kacangan), naungan dan terkadang air. Penempatan umpan di pohon Kelapa penting untuk menghindari kemungkinan populasi berulang berawal dari lokasi tersebut. Pohon-pohon akan ditandai pada waktu telah diberi perlakuan dengan sukses, untuk memastikan tidak ada pohon yang terlewati. Akan dibuat catatan penggunaan umpan/pengisian kembali di setiap stasiun. Ini akan difasilitasi dengan memberikan penomeran di setiap stasiun. Pemusnahan tikus yang sebenarnya hanya merupakan satu bagian dari pengaturan program pemusnahan tikus komensal yang efektif. Komponen yang sama pentingnya adalah monitoring lanjutan untuk memeriksa serbuan berulang. Monitoring setelah penyebaran meliputi dua bentuk monitoring yang sangat berbeda: 1. Monitoring keefektifan (dan keamanan) dari usaha pemusnahan 2. Monitoring lokasi untuk memastikan serbuan berulang tidak terjadi dan strategi-strategi berada pada tempatnya untuk meminimalkan peluang terjadinya serbuan berulang. Untuk hal pertama, Departemen Kehutanan akan bersedia memonitor kesuksesan program pemusnahan. Memonitor keefektifan program pemusnahan berarti juga melakukan sesi-sesi penjebakan setelah pemusnahan secara periodik untuk memastikan pemusnahan menyeluruh telah terjadi. Ini berarti melakukan pemasangan kembali jebakan-jebakan, papan-papan jalur dan kayu kunyah (Gouania lupuloides) di wilayah di mana tikus-tikus sebelumnya berlimpah, untuk memastikan bahwa program tersebut benar-benar telah memusnahkan semua tikus! Departemen Kehutanan juga perlu melakukan monitor keamanan dari program pemusnahan untuk menentukan apakah setelah beberapa waktu populasi spesies lain akan terpengaruh baik secara positif maupun secara negatif. Departemen Kehutanan akan melakukan monitor terjadinya penurunan mendadak (dari data dasar) pada spesies seperti kepiting darat atau Family Corvidae yang peka terhadap keracunan. Dengan cara yang sama, dari waktu ke waktu Departemen akan mengikuti peningkatan spesies (fauna dan flora) yang jumlahnya berbalik karena pemusnahan tikus, yang sebelumnya telah mempengaruhi spesies tersebut. Pemusnahan tikus tampaknya akan menghasilkan perubahan berarti pada flora dan fauna dalam jangka pendek dan panjang. Hal-hal ini perlu dimonitor untuk mencatat efek-efek program pemusnahan. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi termasuk: Respon-respon jangka pendek: Kelimpahan invertebrata (serangga, kepiting darat, dll) Kelimpahan anakan Kelimpahan tanaman tahunan Respon-respon jangka menengah: Keanekaragaman invertebrate (kolonisasi yang baru saja berhasil dari kepulauan yang dekat) Kelimpahan burung dan reptil Perubahan-perubahan struktur komuniti vegetasi umum Respon-respon jangka panjang: Keanekaragaman burung (kolonisasi spesies baru, usaha pembiakan) Dampak-dampak ekologis sekunder (membendung perubahan struktur vegetasi, kelimpahan/keanekaragaman organisme). Dalam hal ke dua, tim proyek akan sangat perlu untuk berwaspada akan terjadinya serbuan berulang tikus komensal. Hal ini sangat mungkin terjadi melalui kapal yang berlabuh, pengeluaran muatan dll. Diusulkan kampanye Rare Pride diluncurkan untuk mendorong para nelayan lokal untuk memasang jebakan tikus di kapal-kapal mereka untuk menjebak tikus-tikus yang mungkin termuat di palka-palka kapal mereka (lihat bagian 10) PARA MITRA DAN PERANAN Pengelolaan Pulau Serena berada di bawah Departemen Kehutanan dan Hidupan Liar di dalam Kementerian Sumber Daya Alam Andrea. Departemen tersebut sebelumnya berada di bawah Kementerian Pertanian, tetapi pergantian parlemen baru-baru ini menghasilkan Kementerian Pemerintah yang baru. Departemen Kehutanan dikepalai oleh Jo Smith yang mengawasi sebuah tim yang terdiri atas 47 Pegawai Kehutanan dan sekitar 60 pegawai yang dibayar secara harian. Kantor pusat Departemen Kehutanan terletak di Rima, ibu kota pulau (populasi 60,000 orang). Terdapat kantor-kantor cabang di Woking yang terletak di pantai utara pulau, dan di Montreal (persis di luar Cagar Alam Hutan Pusat pulau ini). Kantor di Woking

5 merupakan tempat bagi staf lapangan Wilayah Yang Dilindungi, termasuk Jacob Parker, yang bertanggungjawab atas pulaupulau kecil lepas pantai. Para pemangku kepentingan utama yang terlibat dalam proyek atau mereka yang akan mempengaruhi kesuksesan proyek adalah: Nama Posisi Peran di dalam Proyek Nomer Telefon Pemangku kepentingan James. R. Galbraith Menteri Sumber Daya Alam Menteri yang ditunjuk dari Dep Kehutanan Jose Brillantes Menteri Kesehatan Menteri yang ditunjuk untuk perijinan Kesehatan Lingkungan Jo Smith Kepala Pegawai Kehutanan Kepala Proyek Jacob Parker Dep. Kehutanan Koordinator Proyek Duncan Major ED Andrea Naturalist s Society Monitoring Merpati Andrea Jane Stallman Pimpinan Bidang Ilmiah, (MNR) Pimpinan Bidang Ilmiah (MNR) Penasehat untuk proyek Sandy Grunt Pimpinan Pegawai Kesehatan Lingkungan Hidup Memberi masukan kepada Menteri Kesehatan Dr John Butler Anggota Parlemen MP untuk Woking ext 119 Mary Lou Harris Kepala Pegawai Perikanan Manajemen Perikanan & manajemen Jake Stallman Kepala Koperasi Perikanan Andrea Koperasi Perikanan; Penasehat No phone proyek Clint Godfrey RV & Perkemahan Assn Andrea Penasehat proyek Alfredo Nathan Pegawai Pemusnahan REI Pegawai yang mengimplementasi dari REI unutk komponen pemusnahan Tabel RACI James R. Galbraith Jose Brillantes Jo Smith Jacob Parker Duncan Major Jane Stallman Sandy Grunt John Butler Mary Lou Harris Jake Stallman Clint Godfrey Alfredo Nathan Anggota Andrean Naturalist Society KESELURUHAN PROYEK C C A R C C C I C C C R I Penjangkauan & membangun kepedulian I A 2 R C C I C I Menggerakkan petisi C A C R Membeli jebakan tikus dan melatih para nel A R C C C Persetujuan ijin pemusnahan C A, R C Persiapan lokasi dan memasang C C C C C I R,A stasiun-stasiun umpan Mengurus lokasi dan menjaga stasiun tetap berumpan C A, R I I I I C Monitor populasi Merpati Andrea I I C A I R Menjejaki kepatuhan para nelayan dan pendidikan yang berkelangsungan A R C C I R Responsible/Penanggungjawab: Adalah mereka yang melakukan kerja atau menyediakan sumber daya untuk menyelesaikan tugas. A Accountable/Dapat dipercaya : (Juga yang menyetujui) adalah mereka yang pada akhirnya bertanggung jawab atas keakuratan dan keseluruhan penyelesaian tugas. Mereka mengawasi atau mengakhiri kerja yang dilakukan oleh Penanggungjawab/R. C Consulted/Pemberi konsultasi: Adalah mereka yang opininya diminta untuk tugas tersebut. I Informed/Pemberi Informasi: Adalah mereka yang mereka yang menjamin informasi kemajuan proyek tetap up-to-date. Rodent Eradication International Didirikan pada tahun 1986, Rodent Eradication International adalah organisasi utama global dalam memusnahkan tikus dalam SIDS (Small Island Developing States). Didirikan oleh Dirk Jared dan Jason Galvin yang sebelumnya bekerja pada Program Pemusnahan Tikus New Zealand, REI berdedikasi melindungi ekosistem-ekosistem pulau dan mencegah kepunahan spesies burung. Keberhasilan terbaru adalah penghilangan Tikus Kapal dari Pulau Mcelhinny di kepulauan Leeward dan pemusnahan House Mouse dari Price Islet lepas pantai selatan Jamaica. Pada tahun 2006 REI melakukan studi kelayakan dalam 2 MOU yang ditandatangani dengan Rare

6 pemusnahan Tikus Kapal dari Pulau Serena. Penilaian Penyingkiran Hambatan dan Tinjauan Luas Keberlangsungan (BRAVO) yang dilakukan Rare mengkonfirmasikan bahawa pemusnahan yang dipimpin oleh REI akan memberi kelayakan dan dampak yang tinggi jika dilakukan sebagaimana mestinya. Tim Proyek Pimpinan tim adalah Pegawai Hidupan Liar Departemen Kehutanan, Jacob Parker, yang bertanggung jawab atas pulau-pulau kecil lepas pantai. Jacob telah bekerja di Departemen ini selama 11 tahun, dan mempunyai gelar di bidang Manajemen Wilayah yang Dilindungi dan Hidupan Liar dari University of Bayleigh. Pemusnahan yang sebenarnya akan dilakukan oleh Rodent Eradication International berdasarkan biaya yang ada (lihat anggaran). JADWAL PROYEK Stasiun-stasiun umpan yang telah dilengkapi akan ditempatkan di Pulau Serena selama bulan Desember Diperkirakan menjelang 28 Februari semua tikus telah dimusnahkan. Stasiun-stasiun akan tetap berumpan dan akan dikunjungi secara periodik selama dua tahun berikutnya. Utnuk jadwal lengkap program dimulai dari permulaan sampai monitoring serbuan ulang dapat dilihat pada lampiran Tabel Gantt. Langkah-langkah Fase Lapangan Perencanaan Proyek (Minggu 1-20) Kerja pendahuluan Rancangan Teori Perubahan Kajian Literatur (Penilaian Lokasi) Identifikasi Pemangku kepentingan, (matriks) termasuk tim Proyek Pertemuan Pemangku kepentingan (penyusunan) Pemodelan Konsep pertemuan pemangku kepentingan Penilaian Peringkat Ancaman Evaluasi rantai faktor prioritas Identifikasi Kelompok Target Pendahuluan (dari rantai-rantai faktor) Percakapan langsung dengan Pemangku Kepentingan Kun (validasi model, peringkat dll) Pilihan-pilihan Manajemen (Pohon Keputusan) BRAVO (Barrier Removal Assessment Viability Overview Rantai-rantai hasil dan objektif-objektif pendahuluan Penelitian kuantitatif kelompok (-kelompok) target KAP Analisa kelompok target (termasuk Nara Sumber dan Pihak yang berpengaruh) Merevisi Model Konsep Lokakarya BROP (diusulkan) BROP (Barrier Removal Operational Plan) Tangga Manfaat Lengkap Objektif-objektif SMART & indikator-indikator Menentukan strategi pemberian pesan provisional Menentukan campuran pemasaran provisional Rencana Monitoring (Metrik-metrik & ukuran-ukuran) Menyempurnakan Teori Perubahan Finalisasi Rencana Proyek (termasuk rancangan anggaran & jadwal) Mendapatkan persetujuan provisional Rencana Proyek Melibatkan/Mengontrak mitra Penyingkiran Hambatan & mitra lainnya (untuk implementasi)

7 Langkah-langkah Pengembangan pernyataan singkat yang kreatif Pengembangan konsep kreatif Penyempurnaan pengembangan pesan Finalisasi & anggaran campuran pemasaran Merancang material Uji coba material dan pesan Revisi pesan dan material (berdasarkan hasil uji coba) Identifikasi & pelibatan penjual produk (misal percetakan) Produksi material Rencanakan huhungan media, susun distributor (mis., reklame outdoor, dan pemilik toko lokal) Koordinasikan penggelaran program dengan mitra Penyingkiran Hambatan Distribusikan material & gelar kegiatan kampanye Monitor hasil-hasil Analisa dan survei setelah kampanye Menyempurnakan strategi & integrasiakan pembelajaran Mulai merencanakan tahap kampanye berikutnya Pusat Pelatihan ke- 2 Fase Implementasi (minggu x-x) Pusat Pelatihan ke Lihat Jadwal Penyingkiran Hambatan di bawah Jadwal Penyingkiran Hambatan secara Mendetil Langkah-langkah Sebelum Sept 08 Penjangkauan masyarakat dan peningkatan kepedulian (Pride) Membeli jebakan tikus dan melatih para nelayan Menggerakkan petisi Ijin pemusnahan disetujui oleh Kementerian Kesehatan Membeli stasiun umpan dan meletakkan di Pulau Serena Melengkapi stasiun umpan Stasiun umpan diperiksa /dilengkapi ulang dan tikus dimonitor Para nelayan memeriksa kapal mereka & memasang jebakan tikus Andrean Naturalist Society memonitor populasi merpati (setiap 2thn) Sept 08 Implementasi Penyingkiran Hambatan Okt 08 Nov 08 Des 08 Jan 09 Feb 09 Setelah Dec. 09 Tolak Ukur/ Kejadian penting spesifik untuk komponen pemusnahan tikus dari keseluruhan proyek 1) Menjelang September 2008, 100% dari para nelayan yang menginap di Pulau Serena sudah akan diajarkan bagaimana cara memeriksa palka kapal mereka dan cara memasang jebakan tikus. (Meningkat dari 0) 2) Menjelang Oktober 2008, 5,000 Wisatawan sudah akan menandatangani petisi ke Menteri Kesehatan untuk mendukung sebuah program pemusnahan tikus yang direncanakan dan diimplementasikan secara hati-hati 3) Menteri Kesehatan menyetujui ijin pemusnahan menjelang 1 November ) Stasiun-stasiun umpan yang belum dilengkapi berada di tempatnya di Pulau Serena pada pertengahan November 08 (stasiun-stasiun umpan yang lebih sulit order dari Miami) 5) Stasiun-stasiun umpan yang sudah dilengkapi berada di tempatnya di Pulau Serena awal Desember Diperkirakan menjelang 28 Februari 2009 semua tikus telah dimusnahkan. Stasiun-stasiun akan tetap berumpan dan akan dikunjungi secara periodik selama 12 bulan berikutnya. 6) Menjelang Desember 2008, 100% dari para nelayan akan memeriksa kapal mereka (naik dari 17%) dan memasang jebakan tikus (secara harian) unutk tikus sebelum berlabuh di Pulau Serena dan akan melaporkan kepada Departemen Kehutanan jika melihat tikus. 7) Menjelang Desember 2008, 100% dari Wisatawan pemilik kapal (meningkat dari 0%X) akan memeriksa kapal mereka dan memasang jebakan tikus (secara harian) untuk tikus sebelum berlabuh di Pulau Serena dan akan melaporkan kepada Departemen Kehutanan jika melihat tikus (dari 0).

8 BIAYA-BIAYA (Dollar Andrea memiliki kesamaan nilai dengan US$) Fase Persiapan Lokasi: TUGAS DETIL BIAYA (A$) Transpor ke/dari lokasi selama persiapan 20 perjalanan $3 A$ 60 (Kapal (Mercruiser ) disediakan oleh Kehutanan, hanya bahan bakar) Peralatan berkemah 3 set tenda, kantong tidur, peralatan A$ masak Pembukaan 3000 meter jalur umpan (tenaga kerja) 6 orang 6 $A 16 selama 5 hari A$ 480 membuka 100 m/hari x 5 hari Perbekalan (5 hari) $15 hari x 6 orang x 5 hari A$ 450 Stasiun umpan PVC Protecta (73 di tanah pohon) $85 untuk pak 6 stasiun umpan perlu 33 A$ 2,805 pak Peralatan (Pedang pendek, pakaian kerja, sarung tangan, dll) 4 Pake x 6 A$ 486 Pengawasan proyek (donasi oleh Dept. Kehutanan) Tidak memakan biaya proyek - Lain-lain TOTAL A$ 4,491 Fase Memberikan Umpan dan Implementasi: TUGAS DETIL BIAYA (A$) Transpor ke/dari lokasi selama fase pemusnahan 210 perjalanan $3 A$630 (hanya bahan bakar) Hari kerja (monitoring stasiun umpan); Harian utk hari x 4 orang x $16 per hari A$6,720 minggu, hari pengganti selama 16 minggu 4 pekerja/tim Perbekalan $10/person/day (105 days) 4 men A$ 4,200 Umpan (untuk stasiun umpan di tanah) 33 kg 11 ember Talon Weather Blox: Setiap ember $49.00 dan berisi lebih dari 200 blok umpan. A$ 539 Umpan (untuk stasiun umpan di atas pohon ) 33 kg Peralatan 25 ember Talon Weather Blox: Setiap ember $49.00 dan berisi lebih dari 200 blok umpan Paku panjang untuk memanjat aspx A$1,225 A$ 592 Pengawasan proyek (donasi oleh Dept. Kehutanan) Tidak memakan biaya proyek - Lain-lain TOTAL A$ 13,906 Fase Monitoring: TUGAS DETIL BIAYA (A$) Transpor ke/dari lokasi selama fase monitoring 32 perjalanan $3 A$ 96 (Lokasi akan dimonitor sekali dua minggu selama 8 bulan) Hanya bahan bakar Hari kerja 16 hari x 4 orang 16 hari x 4 orang x $16 per hari A$ 1024 Perbekalan $10/person/day (16 days) 4 men A$ 640 Umpan (untuk stasiun umpan) 3 ember Talon Weather Blox: Setiap ember $49.00 A$ 147 dan berisi lebih dari 200 blok-blok umpan. Perlengkapan (Chew stick, papan perekat, dll) Diperkirakan $300 A$ 300 Pengawasan proyek (donasi oleh Dept. Kehutanan ) Tidak memakan biaya proyek - Hal lain-lain TOTAL A$ 2,207 Total Biaya Program Pemusnahan di Pulau Serena = A 5 $ 20, % contingency ($3,090) = 23,695 3 Pembelian satu kali, seperti yang diperlukan selama berbagai tahapan proyek yang berbeda. 4 Pakaian kerja - Sarung tangan - Pocket fixing pouch - parang - Sheath/dp/B000LFXVW8 5 Catat dollar Andrea dollar memiliki nilai yang sama dengan dollar US

9 Biaya-biaya berulang 1. Departemen Kehutanan akan harus memonitor kepatuhan para nelayan 6. Kampanye Pride yang berhubungan diajukan mempromosikan insentif untuk kepatuhan dan disinsentif bagi ketidakpatuhan yang terdiri atas: Insentif Meniadakan biaya menangkap ikan tahunan bagi para nelayan yang patuh setelah 1 tahun. Hal ini dapat dilakukan berbasis bergulir Menyediakan pengganti jebakan tikus bebas biaya sesuai dengan kebutuhan Berikan penjelasan yang lebih detil mengenai hal ini Disinsentif Memperbaiki Andrea Fisheries Act dengan memasukkan hukuman tetap untuk ketidakpatuhan memasang jebakan Mengancam menutup semua akses ke Pulau Serena jika serbuan ulang tikus terjadi Berikan penjelasan yang lebih detil mengenai hal ini 2. Departemen Kehutanan akan perlu memonitor populasi tikus (untuk mengkonfirmasi serbuan berulang TIDAK terjadi secara tahunan) 7 Biaya-biaya berulang ini dianggap sangat rendah, dengan jumlah dollar yang sebenarnya yang dikeluarkan diperkirakan minimal. Sebagai contoh, Departemen Kehutanan memperkirakan jebakan tikus tambahan untuk menggantikan jebakan yang rusak dapat dapat memakan biaya paling besar $100 per tahun. Biaya kerja yang dihubungkan dengan monitoring dan juga biaya transpor ke dan dari pulau telah dianggarkan dalam anggaran tahunan Departemen Kehutanan dan should be considered as accounted for outside of this project. SUMBER-SUMBER PENDAPATAN Departemen Kehutanan Andrea (Departemen Pemerintah di bawah Kementerian Sumber Daya Alam) Dikepalai oleh Jo Smith (Kepala Pegawai Kehutanan), departemen ini telah berjanji untuk mengawasi Proyek, menyediakan pelatihan berkelanjutan dan monitoring kepatuhan para nelayan, juga membayar jebakan tikus. Anggaran biaya yang berulang tahunan Departemen Kehutanan adalah A$527,000 8 ; dari jumlah tersebut sebanyak $71,800 dialokasi untuk penjangkauan dan pendidikan lingkungan hidup. Sumber daya yang dialokasi oleh Pemerintah Pusat untuk penjangkauan telah meningkat secara nyata tahun ini, sebagai hasil komitmen Andrea terhadap Konvensi Keanekaragaman Hayati. Sebagai penandatangan COP7, Andrea telah menyetujui untuk menguatkan komunikasi, pendidikan dan kepedulian masyarakat dan untuk membuat strategi-strategi dan program-program pendidikan dan kepedulian masyarakat demi kepentingan wilayah-wilayah yang dilindungi. Pada 2004, Kementerian Sumber Daya Alam membentuk Unit Peniddikan di dalam Departemen Kehutanan, diorganisir oleh Susan Dikins dan Jacob Parker 9 ; Jacob juga ditunjuk memegang tanggungjawab atas Pulau Serena. 250, , , ,000 50,000 0 Administration Enforcement Habitat restoration Outreach Census & Scientific Study Pendanaan untuk gaji dan biaya transpor Jacob yang berhubungan dengan kampanye Pride dan pengawasan pemusnahan akan disediakan dari anggaran berulang Department; pendanaan untuk biaya-biaya material akan ditanggulangi oleh hibah dana sebesar $20,000 yang membentuk bagian dari program Pride (ditambah dengan donasi lokal yang akan dimohon dari usahausaha lokal). Relawan akan digunakan dimanapun layak termasuk dalam melaksanakan survei kuesioner dan rancang materi (layanan-layanan yang didonasikan). Catatan kesinambungan: Departemen Kehutanan berkomitmen akan dampak yang berkesinambungan dari proyek ini. Jacob memiliki posisi yang bergaji dan akan tetap berada di pos-nya setelah kampanye Pride berakhir pada akhir tahun Adalah niat dari Departemen agar Jacob menggunakan keahlian yang dipelajari sewaktu mengikuti Pelatihan Rare dan aplikasi 6 Departemen Kehutanan telah berkomitmen unutk hal ini dan peningkatan monitoring akan dimasukkan dalam anggaran penguatan untuk tahun-tahun berikutnya. Biaya penggantian jebakan tikus adalah kecil (kira-kira A$ 20/tahun) 7 Departemen Kehutanan telah berkomitmen akan biaya-biaya ini di bawah anggaran penelitiannya 8 Dollar Andrea memiliki nilai yang sama dengan dollar US; Tahun fiskal Departemen Kehutanan adalah 1 April 31 March 9 Jacob Parker adalah manajer Kampanye Pride dan Koordinator program. Beliau adalah pegawai tetap anggota Departemen Kehutanan dan telah ditunjuk sebagai staf tetap proyek selama minimal dua tahun.

10 praktisnya dalam proyek untuk melatih staf Departemen tambahan, termasuk Asisten Pendidik Konservasi yang baru yang diajukan dalam penyerahan anggaran Diantisipasi bawa kerja Departemen Kehutanan akan meluas ke memitigasi ancaman-ancaman tambahan terhadap Pulau Serena, juga terhadap mereka yang berada di pulau utama. Perubahan perilaku akan menurun seiring dengan berlalunya waktu karena masyarakat lupa atau kehilangan minat, atau sebagai pendatang baru yang belum terpapar terhadap pesan menggunakan SI. Perilaku juga dapar menurun ketika hamabatan kembali. Untuk memastikan agar kemunduran perilaku tidak terjadi, Departemen Kehutanan berjanji bahwa kerja penjangkauan di Serena dan dana-dana untuk penyingkiran hambatan akan diikutkan dalam semua rencana kerja tahunan di masa mendatang mendapatkan dukungan prioritas. Tentu saja, dalam Kajian Strategis yang akan datang yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan Andrea, akan dilakukan seruan untuk kenaikan 64% dalam anggaran penjangkauan Departemen Kehutanan pada 2009 Stallman Fund Eliza Lilibeth Stallman wafat pada Harta warisan yang sangat besar berasal dari saham mendiang suaminya di Hotelhotel Andrea dan Pertokoan Umum (terbesar secara nasional) di Montreal. Beliau tidak memiliki sanak saudara yang masih hidup dan ketika wafat, warisannya membentuk badan dermawan yang dikenal dengan Stallman Fund. Pada 2007 aset badan ini ditaksir senilai 10.9 juta dollar, dimana 5% didistribusikan secara tahunan untuk tujuan yang bermanfaat. Lilibeth memiliki minat khusus di Serena, tempat dimana beliau bertemu dengan suaminya sewaktu sedang melakukan pengamatan burung pada tahun Menjelang wafatnya, beliau menunjukkan kekhawatiran yang meningkat akan situasi gawat yang dihadapi pulau dan Burung Merpati Andrea. Tentu saja beliau mencoba membeli pulau tersebut dari Pemerintah, tetapi beliau harus menerima kekecewaan, sebab pemerintah mereka tidak berkenan menjual Pulau tersebut. Para wali dari Estate tersebut mengekspresikan keinginan untuk mendukung pemusnahan tikus di Serena dengan menyumbang sebesar $50,000, sepanjang perijinan yang diperlukan dapat diperoleh dari Kementerian Kesehatan. Sebanyak $20,000 akan disediakan dalam bentuk lump sum pada bulan dimana petisi ditandatangani, dengan dana tambahan dibayarkan secara bulanan dengan peningkatan sebesar $5,000 dan berdasarkan kebutuhan. Andrea Naturalists Society Organisasi non-profit yang kecil dan lokal ini mempunyai 730 anggota, kurang dari 40% adalah anggota yang aktif. Tidak ada staf tetap diatur oleh sekelompok orang yang berkomitmen tinggi. Didanai oleh biaya keanggotaan tahunan, donasi dari US Fish & Wildlife Service dan acara-acara seperti ANS Marathon tahunan dan kontes Ms Andrea Ugly Duckling. Dari keanggotaannya, 100 individu mengambil bagian secara reguler dalam kegiatan-kegiatan Society termasuk Christmas Bird Count dan survei-survei avifaunal lainnya. ANS telah berjanji menyediakan dukungan relawan jangka waktu dua tahunan untuk monitoring Merpati Andrea di Andrea. Individu-individu ini dilatih secara penuh (oleh US Fish & Wildlife Service) untuk melakukan survei-survei transek. Rodent Eradication International Suatu organisasi pemusnahan tikus yang dibayar dalam melakukan layanannya (lihat bagian utama BROP) PEMASUKAN DAN PENGELUARAN KAS Implementasi Penyingkiran hambatan Langkah-langkah Sebelum Sept Okt Nov Des Jan Feb Setelah Sept Des. Pemasukan Kas Departemen Kehutanan $140 Kehutanan Stallman Fund $20,000 $5,000 Pengeluaran Kas Pembelian jebakan tikus dan pelatihan para nelayan $140 Materi-materi cetak untuk menggerakkan petisi $20 Biaya-biaya fase persiapan lokasi $4,491 Biaya-biaya Pengumpanan & fase Implementasi $13,906 Biaya-biaya fase Monitoring $735 $735 $735 Mengganti jebakan tikus yang rusak untuk para nelayan Kehutanan Andrean Naturalist Society memonitor populasi merpati (dua tahuna ANS Balans Kas Netto NA $0 $0 $15,509 $868 $5,133 $4,398 NA Pendanaan Pride telah diberikan untuk biaya penjangkauan masyarakat (termasuk produksi material). Pendanaan Pride akan mengkontribusikan total sejumlah $20,000 dalam 4 angsuran $5,0000. Setelah Desember, Departemen Kehutanan berkomitmen untuk meneruskan kerja penjangkauan masyarakat di Serena dan menyediakan dana untuk penyingkiran hambatan. Dana yang diperlukan ini akan diikutkan dalam rencana kerja tahunan Departemen Kehutanan di masa mendatang, sehingga mendapatkan dukungan prioritas. Pendanaan dan biaya-biaya belum diinkorporasikan ke dalam analisa pengeluaran dan pemasukan karena mereka tidak akan menjadi bagian proyek penyingkiran hambatan setelah Desember.

11 PENILAIAN DAMPAK Departemen Kehutanan akan perlu sudah memusnahkan setiap tikus sebelum menyatakan kesuksesan program. Itu berarti 100%, bukan 99%! Karena sangat sulit untuk mendeteksi keberadaan tikus pada tingkat populasi yang rendah, Departemen Kehutanan akan perlu memonitor Pulau Serena selama beberapa tahun sebelum dapat memastikan bahwa semua tikus telah benar-benar dimusnahkan. Jika tikus bertahan hidup, mereka akan berkembangbiak dengan cepat dan tanda-tanda kegagalan program pemusnahan akan terlihat dengan cepat dengan meningkatnya tingkat populasi. Untuk mengurangi peluang ini, Departemen Kehutanan akan menempatkan stasiun-stasiun umpan permanen 10 di lokasi-lokasi yang mudah diserang di Serena, terutama di wilayah berlabuh yang diketahui, pantai-pantai yang digunakan secara tetap atau di sekitar bangunan. Dengan cara yang sama, Departemen Kehutanan akan bekerja keras untuk mencegah serbuan berulang dari sumber-sumber yang datang dari luar. Karena Pulau Serena terletak di luar jarak berenang tikus komensal maka jalur yang paling mungkin untuk melakukan serbuan berulang adalah dengan bantuan yang tidak disadari oleh manusia, paling sering melalui perahu nelayan yang melabuhkan pengunjung atau barang-barang persediaan. Serbuan berulang dapat diminimalisasi dengan: 1: Mengidentifikasi kemungkinan jalur serbuan ulang dan mengambil tindakan untuk memitigasi hal tersebut. Departemen Kehutanan telah berjanji untuk meluncurkan kegiatan program komplementer dengan menyediakan bagi semua nelayan jebakan tikus Victor (diperkirakan dua jebakan per kapal x 70 kapal) dan melatih para nelayan bagaimana menggunakan jebakan tersebut. 100% kepatuhan berarti setiap kapal akan menggunakan jebakan tikus sederhana Victor (disediakan secara gratis oleh Departemen Keutanan) setiap hari. Kepatuhan akan dipantau oleh Departemen Kehutanan dengan melakukan inspeksi palka-palka kapal dan menghitung bangkai-bangkai yang dikumpulkan. Jebakan tikus mudah digunakan. Para nelayan akan diajarkan bagaimana menggunakan jebakan tersebut oleh Manajer Kampanye pada waktu kunjungan komunitas yang mereka lakukan. 11 Departemen Kehutanan telah mengkonfirmasi komitmen mereka atas inisiatif program komplementer dan semua pendanaan telah pada tempatnya (lihat lampiran korespondensi) 2. Meluncurkan sebuah kampanye publisitas untuk menghasilkan Kebanggaan komunitas dalam pemusnahan yang sukses dan menajamkan perhatian masyarakat akan efek yang merugikan jika serbuan ulang terjadi, saluran-saluran dimana hal ini dapat terjadi dan apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu. Sebuah Kampanye Pride telah disetujui dan didanai oleh Rare (lihat lampiran korespondensi). Kampanye ini diajukan untuk difokuskan pada: 1: Membangun kepedulian akan dampak kesehatan dan lingkungan hidup dengan adanya tikus invasif 2: Mendorong warga Andrea melakukan petisi kepada pemerintah untuk mendukung dan mengijinkan sebuah program pemusnahan 3: Mendorong para nelayan untuk memonitor kapal-kapal mereka akan keberadaan tikus-tikus invasif dan menggunakan jebakan tikus secara konsisten. 3. Monitoring populasi Merpati Andrea Andrea Naturalists Society telah berjanji untuk memonitor populasi Merpati Andrea setiap dua tahunan dalam sepuluh tahun berikutnya dengan menggunakan survei transek yang dilakukan pada musim kawin (April Agustus). Survei-survei ini akan dilakukan oleh relawan yang memiliki banyak pengetahuan akan Merpati Andrea dari ANS yang telah disaring dan disetujui oleh Kementerian Sumber Daya Alam. (Lihat lampiran korespondensi) 10 Dengan menempatkan stasiun-stasiun umpan (193) menyediakan baik tempat menyimpan umpan yang terjamin untuk membunuh tikus yang berupaya melakukan serbuan ulang dan peringatan awal akan kemungkinan telah terjadinya serbuan ulang. Stasiun-stasiun perlu diperiksa secara tetap paling tidak setiap bulan. 11 Untuk menggunakan jebakan tikus Victor, Anda 1: Lepaskan jepretan kecil yang menahan papan pengunci ke dasar kayu; 2: Tempatkan umpan di dalam gulungan yang ditemukan di akhir pedal umpan; 3: Lepas kelebihan umpan yang menonjol dari pedal; 4: Tarik busur ke belakang dan tahan dengan jempol Anda 5: Dengan tangan yang lain, kaitkan bagian yang melengkung dari papan kunci di bawah bibir berbentuk V yang kecil pada pedal umpan; dan 6: Tempatkan umpan di dinding dimana pedal umpan menghadp ke arah dinding. Para nelayan juga akan diajarkan bagaimana menangani tikus mati

12 Faktor-faktor Resiko Lainnya Faktor-faktor Resiko Konsekuensi Strategi Mitigasi Pemerintah tidak menyetujui rencana pemunsnahan Beberapa nelayan menolak memasang jebakan tikus Pemerintah memangkas pendanaan Departemen Kehutanan Program pemusnahan tidak diperbolehkan. Populasi tikus di Pulau Serena akan tetap mempengaruhi populasi Merpati Andrea. Kepunahan spesies dilihat sebagai sesuatu yang mungkin terjadi. Penyerbuan ulang dapat terjadi, memandang pemusnahan tidak efektif dan memerlukan sebuah program pemusnahan ulang. Kepatuhan dan bentuk monitoring lainnya dapat berhenti. Resiko kembali ke perilaku-perilaku normatif sebelumnya meningkat. Memastikan dukungan publik yang meluas bagi kampanye melalui kampanye Pride yang menekankan perlunya tindakan dan minimnya resiko yang terjadi sehubungan dengan rencana pemusnahan. Strategi ini (dan petisi yang akan merupakan hasil dari strategi tersebut) akan membuat desakan penting terhadap staf pemerintah untuk mengeluarkan ijin. Melobi pemimpin-pemimpin politis kunci yang cenderung mudah menerima aktifitas lingkungan hidup dan mendorong mereka untuk menggerakkan rencana tersebut melalui proses legislatif. Berkolaborasi dengan pemerintah pada sebuah sistem tongkat dan wortel yang akan merangsang pemakaian. Sebagai contoh, tawarkan jebakan gratis, pelatihan bagaimana menggunakan jebakan, dan bebaskan biaya menangkap ikan. Jika para nelayan tidak patuh, buat larangan berlabuh di pulau sebagai jalan terakhir. Dapatkan sumber pendanaan lain untuk alat jebakan, misalnya organisasi non-profit atau donor pribadi.

BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare

BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare PULAU SERENA Ekonomi Teknikal Budaya/Politik Dampak& Metrik BRAVO:

Lebih terperinci

2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI

2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI 2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI B. Lokasi Proyek 2.1 Lembaga Pemimpin dan Manajer Kampanye Pride Untuk menangani elemen-elemen kunci dari Rencana Pengelolaan Hutan Sepuluh Tahun, Kepala Petugas

Lebih terperinci

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal

Lebih terperinci

C. Model-model Konseptual

C. Model-model Konseptual C. Model-model Konseptual Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya,

Lebih terperinci

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor Sebagian besar lokasi menghadapi sangat banyak ancaman. Sumberdaya konservasi sangat langka dan kompetensi sering terbatas. Tantangan umum untuk manajer sumber daya adalah menentukan yang mana dari banyak

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN A. Dasar Pemikiran Pilar utama Perkumpulan adalah kemitraan dengan multi pihak yang tidak bersinggungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung atau belum

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada

Lebih terperinci

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA Informasi Umum Inisiatif Tungku Sehat Hemat Energi (Clean Stove

Lebih terperinci

B. Lokasi Proyek 1.0 Ringkasan Lokasi 2.0 Tim Proyek dan Pemangku Kepentingan

B. Lokasi Proyek 1.0 Ringkasan Lokasi 2.0 Tim Proyek dan Pemangku Kepentingan Sebelum meluncurkan suatu kampanye Pride, adalah penting untuk memahami sepenuhnya lokasi yang akan menjadi fokus dari kampanye, ancaman dan penyebab yang telah diketahui, kebijakan dan peraturan yang

Lebih terperinci

RENCANA PROYEK PULAU SERENA. Jacob Parker, Departemen Kehutanan & Hidupan Liar, April 2008

RENCANA PROYEK PULAU SERENA. Jacob Parker, Departemen Kehutanan & Hidupan Liar, April 2008 RENCANA PROYEK PULAU SERENA Jacob Parker, Departemen Kehutanan & Hidupan Liar, April 2008 1 TEORI PERUBAHAN K + A + IC + BR BC TR CR Kampanye pemasaran sosial meningkatkan kepedulian tentang kesehatan

Lebih terperinci

8.0 MENETAPKAN DATA DASAR (BASELINE) (SURVEI DENGAN KUESIONER)

8.0 MENETAPKAN DATA DASAR (BASELINE) (SURVEI DENGAN KUESIONER) E. Penelitian Formatif 8.0 MENETAPKAN DATA DASAR (BASELINE) (SURVEI DENGAN KUESIONER) Departemen Kehutanan mengadakan survei kuantitatif dengan 28 pertanyaan untuk menetapkan data dasar (baseline) untuk

Lebih terperinci

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI (Perahu Angkat dan Angkutan Sampah Kita) Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik Jum at, 01 Mei 2015 Kategori inovasi pelayanan publik Pelayanan langsung

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2013 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA 7.1 Kerangka Umum Analytical Network Process (ANP) Prioritas strategi pengembangan TN Karimunjawa ditetapkan berdasarkan pilihan atas variabel-variabel

Lebih terperinci

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU EDY HENDRAS WAHYONO Penerbitan ini didukung oleh : 2 BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU Ceritera oleh Edy Hendras Wahyono Illustrasi Indra Foto-foto Dokumen

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial pemasok jasa asing dapat berbentuk sebagai berikut : - Suatu usaha patungan dengan satu atau lebih penanam modal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA JUNCTO

Lebih terperinci

Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia

Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Di akhir masa kampanye Maret 2012, tutupan

Lebih terperinci

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Bab 4: Menatap ke Depan Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional Sejumlah proyek baru diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi berkelanjutan di Aceh

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif xvii Ringkasan Eksekutif Pada tanggal 30 September 2009, gempa yang berkekuatan 7.6 mengguncang Propinsi Sumatera Barat. Kerusakan yang terjadi akibat gempa ini tersebar di 13 dari 19 kabupaten/kota dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal dengan kota pelajar dan kota budaya, selain itu Daerah Istimewa Yogyakarta juga dikenal sebagai daerah pariwisata ini dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah. Banyak diantara keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara global hingga pada pertengahan tahun 2015 terdapat 15,8 juta orang yang hidup dengan HIV dan 2,0 juta orang baru terinfeksi HIV, serta terdapat 1,2 juta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO MODUL 7

MANAJEMEN RISIKO MODUL 7 MODUL 7 MANAJEMEN RISIKO 7.1 Apa yang disebut penilaian risiko 7.2 Pentingnya manajemen risiko 7.3 Bagaimana melakukannya? Lampiran: Contoh potensi area risiko, dampak dan mitigasinya TANDA PENERBIT CNV

Lebih terperinci

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982,

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982, PERSETUJUAN PELAKSANAAN KETENTUAN-KETENTUAN KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT TANGGAL 10 DESEMBER 1982 YANG BERKAITAN DENGAN KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SEDIAAN IKAN YANG BERUAYA TERBATAS

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS

Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS Versi 1.0.0 Versi 1.0.0 Fair Trade USA A. Pengantar Standar Produksi Pertanian (Agricultural Production Standard/APS) Fair Trade USA merupakan serangkaian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

PROYEK MODERNISASI PENGADAAN

PROYEK MODERNISASI PENGADAAN PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah booklet final.indd 1 booklet final.indd 2 PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Pengantar Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium

Lebih terperinci

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS - 1 - Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Perancis, untuk selanjutnya disebut

Lebih terperinci

FUNGSI KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM SECARA BIJAK* Oleh : IMRAN SL TOBING**

FUNGSI KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM SECARA BIJAK* Oleh : IMRAN SL TOBING** FUNGSI KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM SECARA BIJAK* Pendahuluan Oleh : IMRAN SL TOBING** Ujung Kulon merupakan kebanggaan kita; tidak hanya kebanggaan masyarakat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN DALAM RANGKA KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat hutan pegunungan sangat rentan terhadap gangguan, terutama yang berasal dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan manusia seperti pengambilan hasil hutan berupa

Lebih terperinci

Kerangka Acuan. Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan. Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia

Kerangka Acuan. Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan. Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia Kerangka Acuan Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia Pengantar Amerika Serikat yang bertindak melalui Millennium Challenge Corporation ("MCC") dan Pemerintah

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi oleh manusia. Ancaman akan terjadinya bencana dari waktu ke waktu semakin luas dan cenderung

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

TIM PEMBARUAN PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

TIM PEMBARUAN PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TIM PEMBARUAN PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Pidato Koordinator Tim Pembaruan Mahkamah Agung RI Dalam Pertemuan Koordinasi dengan Lembaga Donor/Mitra Kerja 27 Februari 2013 Yth. Para pimpinan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN 1. LATAR BELAKANG PROYEK

KERANGKA ACUAN 1. LATAR BELAKANG PROYEK KERANGKA ACUAN Lembaga Pelaksana Kegiatan Peningkatan Kapasitas & Penyuluhan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta 16 Mei 2012 1. LATAR BELAKANG PROYEK Organisasi Internasional

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar. Secara fisik potensi tersebut berupa perairan nasional seluas 3,1 juta km 2, ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016

RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 RAPAT MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2016 Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 Agenda Pagu dan Realisasi s.d. 29 Juli 2016 Upaya pengoptimalan Capaian Realisasi Anggaran dan Kinerja Tahun 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi

Lebih terperinci

TOR ASISTENSI TEKNIS TASY#06 CAPACITY BUILDING SUB RECIPIENT (SR) DIBAWAH PRINCIPAL RECIPIENT (PR) TB AISYIYAH

TOR ASISTENSI TEKNIS TASY#06 CAPACITY BUILDING SUB RECIPIENT (SR) DIBAWAH PRINCIPAL RECIPIENT (PR) TB AISYIYAH TOR ASISTENSI TEKNIS TASY#06 CAPACITY BUILDING SUB RECIPIENT (SR) DIBAWAH PRINCIPAL RECIPIENT (PR) TB AISYIYAH Oktober-Desember 2015 1. Latar Belakang 'Aisyiyah adalah organisasi otonom khusus Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman hayati yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu kawasan yang terletak pada daerah tropis adalah habitat bagi kebanyakan hewan dan tumbuhan untuk hidup dan berkembang biak. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGELOLAAN EKOWISATA

PERENCANAAN PENGELOLAAN EKOWISATA EKOWISATA Ekowisata merupakan suatu konsep yang mengkombinasikan kepentingan industri kepariwisataan dengan para pencinta lingkungan. Para pencinta lingkungan menyatakan bahwa perlindungan dan pelestarian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 1 Program Hibah Air Minum APBN Tahun 2016 Latar Belakang

Lebih terperinci

TINJAUAN ILMIAH KONSERVASI ALAM. Oleh M. Jakfar ABSTRAK

TINJAUAN ILMIAH KONSERVASI ALAM. Oleh M. Jakfar ABSTRAK TINJAUAN ILMIAH KONSERVASI ALAM Oleh M. Jakfar ABSTRAK Kata kunci (key words) dari konservasi alam meliputi pemanfaatan perlindungan, pelestarian, dan terjaminnya ekosistem yang berkesinambungan. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Riwayat Perusahaan PT Hens Chemindo Kurnia didirikan oleh Bapak Teddy Winata dan Bapak Budi Kurniawan, yang dikelola sepenuhnya oleh Bapak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Standar Perikanan Tangkap Fair Trade USA A. Pengantar Standar Perikanan Tangkap (CFS) Fair Trade USA mencakup berbagai kelompok nelayan dan fasilitasfasilitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Peran Partisipan Proyek dalam JCM. Sekretariat JCM Indonesia

Peran Partisipan Proyek dalam JCM. Sekretariat JCM Indonesia Peran dalam JCM Sekretariat JCM Indonesia Konsep dasar JCM Jepang Digunakan untuk membantu memenuhi target penurunan emisi Jepang Teknologi, investasi, pendanaan dan pembangunan kapasitas Sistem pelaporan,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN SAHAM DAN BATASAN LUASAN LAHAN DALAM PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PEMANFAATAN PERAIRAN DI SEKITARNYA DALAM RANGKA

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 A) Latar Belakang Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Laporan ini berisi Kata Pengantar dan Ringkasan Eksekutif. Terjemahan lengkap laporan dalam Bahasa Indonesia akan diterbitkan pada waktunya. LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI Pendefinisian

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 A. Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang terletak di Semenanjung kepala burung di ujung Barat Pulau Jawa (Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DARI KONSERVASI PENYU DI KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR, INDONESIA

MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DARI KONSERVASI PENYU DI KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR, INDONESIA MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DARI KONSERVASI PENYU DI KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR, INDONESIA Gordon Claridge dan Hanneke Nooren, Maret 2002 Turtle Foundation, Hauptstr.1, D-82541, Ammerland, Jerman Telah

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai Para Peserta) Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ini dibuat oleh Center for Internasional Forestry Research (CIFOR) dan tidak bisa dianggap sebagai terjemahan resmi. CIFOR tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan

Lebih terperinci

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PENDAHULUAN Bantuan luar negeri dapat berupa pinjaman maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri lebih mendesak dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis yang merupakan keunggulan tersendiri dari Negara ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN EVALUASI PERKEMBANGAN DAERAH OTONOM BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Tsunami Evaluation Coalition: Funding the Tsunami Response

Ringkasan Eksekutif. Tsunami Evaluation Coalition: Funding the Tsunami Response Tsunami Evaluation Coalition: Funding the Tsunami Response Ringkasan Eksekutif Laporan ini adalah evaluasi sintesis yang mencakup dana masyarakat internasional dalam bentuk bantuan sebagai respon terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Keunikan Kawasan Gunung Merapi Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena adanya interaksi yang kuat antar berbagai komponen di dalamnya,

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi

Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi Yang terhormat Mitra Usaha, Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi Dengan perluasan bisnis lintas batas di dunia, peraturan-peraturan terkait gratifikasi diperkuat

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci