Rencana Implementasi dan Migrasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Implementasi dan Migrasi"

Transkripsi

1 Bab V Rencana Implementasi dan Migrasi V.1 Prioritas Aplikasi Penyusunan rencana implementasi dan migrasi diawali dengan penentuan prioritas dan urutan pengimplementasian aplikasi. EAP bersifat data-driven artinya urutan pengimplementasian berdasarkan data-dependency. Aplikasi yang berfungsi sebagai penghasil data diimplementasikan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan aplikasi-aplikasi yang menggunakan jenis data tersebut. V.1.1 Prioritas Aplikasi Berdasarkan Data-Dependency Aktifitas pertama yang dilakukan di tahap ini adalah memetakan aplikasi dengan entitas data, yaitu dengan mengolaborasikan data usage matrix dengan relasi antara aplikasi dengan fungsi bisnis. Setelah pemetaan tersebut lengkap, dilanjutkan dengan penataan ulang matriks sehingga terbentuk matriks dengan nilai C yang membentang sepanjang diagonal utamanya. Baris dari matriks yang dihasilkan menunjukkan urutan pengimplementasian aplikasi secara data-driven. Aplikasi pada baris teratas perlu diimplementasikan lebih dahulu karena berfungsi menghasilkan data yang dipergunakan oleh aplikasi pada baris di bawahnya. Aplikasi yang menggunakan entitas data yang sama dikelompokkan untuk mengidentifikasi tahapan proyek pengimplementasian SI ditandai dengan garis bercetak tebal. Hasil dari proses ini dapat dilihat di Tabel V-1 (Cuplikan dari Lampiran I). Teridentifikasi 2 tahapan proyek SI bagi lingkungan BP2T. Di tiap tahapan proyek, pengimplementasian aplikasi dilakukan secara konkuren. Hal tersebut dilatarbelakangi adanya kebutuhan penggunaan entitas data secara bersamaan oleh beberapa aplikasi. Kedua tahapan proyek SI tersebut adalah: 1) Proyek A a) Aplikasi pelayanan administrasi perizinan. b) Aplikasi pemrosesan perizinan. c) Aplikasi pembayaran retribusi. V-1

2 d) Aplikasi pengelolaan izin. 2) Proyek B a) Aplikasi pelayanan informasi. b) Aplikasi pelayanan pengaduan. c) Sistem informasi keuangan. d) Sistem informasi layanan umum. e) Sistem informasi SDM. f) Sistem informasi perlengkapan. g) Aplikasi knowledge management BP2T. V.1.2 Akomodasi Kebutuhan Bisnis Keterkaitan data merupakan parameter utama dalam menentukan urutan pengimplementasian arsitektur enterprise. Aktifitas sebelumnnya telah menghasilkan urutan pengimplementasian aplikasi secara data-driven. Namun, perencanaan yang sifatnya idealis tersebut seringkali tidak menyediakan solusi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan bisnis dari organisasi. Ketidaksesuaian tersebut akibat proses terdahulu tidak mengakomodasi faktor-faktor bisnis yang mungkin berpengaruh terhadap kegiatan bisnis organisasi. Oleh karena itu, rencana data-driven akan dikolaborasikan dengan faktor-faktor bisnis tertentu untuk menghasilkan rencana pengimplementasian SI yang sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi. Studi terhadap EAP [SPE92] dan BSP [IBM84] mencatat 4 faktor bisnis krusial yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan rencana implementasi dan migrasi, yaitu: 1) Demand, yaitu derajat kebutuhan organisasi terhadap suatu jenis aplikasi. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan aplikasi serta tekanan politis yang muncul dari pihak eksekutif. 2) Risk, yaitu peluang untuk mencapai sukses. Hal yang perlu diperhatikan meliputi: perhitungan kebutuhan dan ketersediaan resource serta kompleksitas teknis pengimplementasian SI. V-2

3 Tabel V-1 Relasi Aplikasi Dengan Entitas Data APLIKASI ENTITAS DATA berkas permohonan pihak pemohon bukti penerimaan berkas log penerimaan berkas Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan C C C C Aplikasi Pemrosesan Perizinan R R U C C C C Aplikasi Pembayaran Retribusi R C Aplikasi Pengelolaan Izin R R R C C C C C C berita acara pemeriksaan Aplikasi Pelayanan Informasi C C rekomendasi persetujuan sk persetujuan/penolakan dokumen izin bukti penerimaan uang Aplikasi Pelayanan Pengaduan C C C C C C Sistem Informasi Keuangan C Sistem Informasi Layanan Umum Sistem Informasi SDM Sistem Informasi Perlengkapan Aplikasi Knowledge Management BP2T R R log dokumen izin bukti penerimaan dokumen lembar kendali dokumen surat peringatan waktu surat peringatan pelanggaran sk pencabutan izin pertanyaan log pertanyaan-jawaban pengaduan pihak pengadu kategori pengaduan domain masalah alternatif solusi log masalah-tindak lanjut anggaran operasional Nilai pemetaan direpresentasikan dalam 3 domain nilai, yaitu C, U, dan R. 1) C = create, artinya aplikasi terlibat dalam pembuatan, pemutakhiran, dan penggunaan entitas data. 2) U = update, artinya aplikasi terlibat dalam pemutakhiran, penghapusan, dan penggunaan entitas data. 3) R = retrieved, artinya aplikasi terlibat dalam penggunaan entitas data. V-3

4 3) Potential benefits, yaitu pemberian prioritas terhadap aplikasi yang memiliki tingkat RoI / payback yang tinggi. 4) Organizational Impact, yaitu pemberian prioritas terhadap aplikasi yang tidak berdampak ekstrem terhadap kondisi organisasi, dimana membutuhkan manajemen perubahan yang kompleks. Penilaian terhadap suatu aplikasi dilakukan untuk setiap faktor bisnis, kemudian dihitung nilai akumulasinya untuk aplikasi tersebut. Nilai akumulasi tersebut menentukan urutan prioritas pengimplementasian SI berdasakan kebutuhan bisnis organisasi. Aplikasi dengan nilai lebih besar mendapat prioritas lebih tinggi dibanding aplikasi lainnya. Pemberian nilai dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dari fungsi dan proses bisnis yang terkait dengan suatu aplikasi. Perlu diingat bahwa fungsi dan proses bisnis tersebut pada analisis konfigurasi nilai dikategorikan sebagai aktifitas utama dan pendukung, nilai untuk aktifitas utama lebih tinggi dibanding aktifitas pendukung. Skor diberikan dalam rentang yang kecil yaitu 4 poin (1-4) dengan skala penilaian bersifat relatif. Hasil penilaian tersebut dapat diacu pada Tabel V-2. Tabel V-2 menunjukkan terdapat selisih nilai yang cukup besar antara aplikasi pelayanan pengaduan yang bernilai 14 dengan sistem informasi keuangan yang bernilai 8. Selisih tersebut dijadikan batas dalam membagi arsitektur aplikasi ke dalam dua kelompok. Pembagian tersebut dimanfaatkan dalam pembuatan matriks pisah. Selanjutnya akan dihasilkan matriks pisah yang menunjukkan urutan pengimplementasian aplikasi dan data. Matriks pisah merupakan alat bantu analisis dalam mencari solusi perencanaan yang tepat bagi organisasi dengan mengintegrasikan karakteristik data-driven dengan kebutuhan bisnis organisasi. Matriks terbagi dua bagian yaitu upper-part dan lower-part, yang ditandai dengan garis horizontal putus-putus. Upper-part berisi aplikasi yang berfungsi untuk menghasilkan data yang dibutuhkan oleh aplikasi lain dan memiliki nilai yang tinggi pada perhitungan faktor bisnis. Sedangkan lower-part berisi daftar aplikasi V-4

5 lain yang memanfaatkan keberadaan aplikasi-aplikasi yang ada di dalam upperpart. Matriks pisah yang dihasilkan melalui aktifitas ini ditampilkan di Tabel V-3 (Cuplikan dari Lampiran I). Hasil identifikasi tersebut menjadi acuan bagi BP2T dalam menentukan prioritas pengimplementasian arsitektur aplikasi. Tabel V-4 merupakan rangkuman matriks pisah pengimplementasian SI dalam lingkungan BP2T. Bagian upper-part terdapat 2 tahapan proyek yaitu Proyek A dan sebagian proyek B (selanjutnya disebut Proyek B-1). Sedangkan bagian lower-part berisi sisa dari Proyek B yang tidak termasuk dalam bagian upper-part (selanjutnya disebut Proyek B-2). Tabel V-2 Penilaian Aplikasi Berdasarkan Kebutuhan Bisnis FAKTOR BISNIS Proyek A Proyek B APLIKASI Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan Aplikasi Pemrosesan Perizinan Aplikasi Pembayaran Retribusi Aplikasi Pengelolaan Izin Aplikasi Pelayanan Informasi Aplikasi Pelayanan Pengaduan Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi Layanan Umum Sistem Informasi SDM Sistem Informasi Perlengkapan Aplikasi Knowledge Management BP2T Demand Risk Potential benefits Organizational impact Nilai V.1.3 Strategi Migrasi Tahap strategi migrasi bertujuan merumuskan rencana migrasi dari sistem legacy serta rencana akuisisi platform teknologi baru. SIAK merupakan satu-satunya sistem legacy yang dimiliki oleh Pemkab Kutai Barat. SIAK merupakan sistem informasi data kependudukan yang pengadaannya dilakukan oleh pemerintah pusat, yang kemudian didistribusikan ke seluruh pemerintah daerah di Indonesia. V-5

6 Data kependudukan perlu dikelola secara terpusat untuk menjamin adanya identitas unik di antara warga negara Indonesia, yaitu melalui pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang unik sebagai identifier bagi Warga Negara Indonesia (WNI). Oleh karena itu, perlu dilakukan sinkronisasi antara SIAK dengan aplikasi pengelola data kependudukan yang menjadi bagian dari arsitektur aplikasi (aplikasi pemrosesan perizinan dan aplikasi pengelolaan izin). Aplikasi pengelola data kependudukan tersebut harus mampu melakukan pertukaran data dengan SIAK secara periodik untuk menjamin data kependudukan yang tersimpan konsisten dan up-to-date. Matriks pisah yang dihasilkan sebelumnya, dimanfaatkan untuk mengidentifikasi kebutuhan akuisisi platform teknologi yaitu dikelompokkan berdasarkan tahapan proyek pengimplementasian SI. Kebutuhan platform teknologi tersebut mengacu kepada relasi antara aplikasi dengan platform teknologi. Tabel V-5 dan Tabel V-6 mendeskripsikan urutan akuisisi platform teknologi untuk setiap tahapan proyek pengimplementasian SI. V.2 Strategi Implementasi Tahap ini bertujuan mengukur besar usaha yang dilakukan oleh BP2T dalam proses pengimplementasian SI. Besar usaha yang dimaksudkan meliputi pendefinisian kebutuhan sumber daya organisasi yang terlibat dalam proses implementasi serta menentukan jadwal dari rencana implementasi SI di lingkungan BP2T. V.2.1 Metode Implementasi Secara umum terdapat 2 pilihan metode pengimplementasian SI, yaitu melalui pemanfaatan paket software yang tersedia di pasaran; atau pengimplementasian dilakukan secara mandiri oleh organisasi. EAP memberikan 3 parameter yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode yang tepat yaitu: fungsionalitas dari aplikasi yang akan dibangun, fungsionalitas paket software yang tersedia di pasaran, dan saran dari pihak konsultan. V-6

7 Tabel V-3 Matriks Pisah APLIKASI ENTITAS DATA berkas permohonan pihak pemohon bukti penerimaan berkas log penerimaan berkas Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan C C C C Aplikasi Pemrosesan Perizinan R R U C C C C Aplikasi Pembayaran Retribusi R C Aplikasi Pengelolaan Izin R R R C C C C C C berita acara pemeriksaan Aplikasi Pelayanan Informasi C C rekomendasi persetujuan sk persetujuan/penolakan dokumen izin Aplikasi Pelayanan Pengaduan C C C C C C Sistem Informasi Keuangan C Sistem Informasi Layanan Umum Sistem Informasi SDM Sistem Informasi Perlengkapan Aplikasi Knowledge Management BP2T R R Nilai pemetaan direpresentasikan dalam 3 domain nilai, yaitu C, U, dan R. 1) C = create, artinya aplikasi terlibat dalam pembuatan, pemutakhiran, dan penggunaan entitas data. 2) U = update, artinya aplikasi terlibat dalam pemutakhiran, penghapusan, dan penggunaan entitas data. 3) R = retrieved, artinya aplikasi terlibat dalam penggunaan entitas data. bukti penerimaan uang log dokumen izin bukti penerimaan dokumen lembar kendali dokumen surat peringatan waktu surat peringatan pelanggaran sk pencabutan izin pertanyaan log pertanyaan-jawaban pengaduan pihak pengadu kategori pengaduan domain masalah alternatif solusi log masalah-tindak lanjut anggaran operasional V-7

8 Tabel V-4 Tahapan Proyek Pengimplementasian SI Layer Matriks Pisah Upper-part Proyek A Proyek Pengimplementasian SI a) Aplikasi pelayanan administrasi perizinan. b) Aplikasi pemrosesan perizinan. c) Aplikasi pembayaran retribusi. d) Aplikasi pengelolaan izin. Proyek B-1 Lower-part Proyek B-2 a) Aplikasi pelayanan informasi. b) Aplikasi pelayanan pengaduan. a) Sistem informasi keuangan. b) Sistem informasi layanan umum. c) Sistem informasi SDM. d) Sistem informasi perlengkapan. e) Aplikasi knowledge management BP2T. Tabel V-5 Kebutuhan Akuisisi Platform Teknologi SOFTWARE HARDWARE NETWORK DATA Penggunaan Basis Data TAHAPAN PROYEK Proyek A Proyek B-1 Desktop-based X X Web-based Sistem Operasi Client: Microsoft Windows 2000/XP Server: Microsoft Windows Server 2003 Client: Microsoft Windows 2000/XP Server: Microsoft Windows Server 2003 Perangkat Lunak Pendukung Program file transfer Workstation/ Client PC Repository/ Server PC Intranet Extranet Internet Batch Online Relasional File Server X X X X X X - X X X X X V-8

9 Tabel V-6 Kebutuhan Akuisisi Platform Teknologi (lanjutan) SOFTWARE HARDWARE NETWORK DATA Penggunaan Basis Data TAHAPAN PROYEK Proyek B-2 Desktop-based Web-based X Sistem Operasi Client: Microsoft Windows 2000/XP Server: Microsoft Windows Server 2003 Perangkat Lunak Pendukung Program file transfer, Aplikasi office, Internet browser (Internet Explorer, Google Chrome,dll) Workstation/ Client PC Repository/ Server PC Intranet Extranet Internet Batch Online Relasional File Server X X X X X X X X Paket software secara umum memiliki karakteristik independent dan selfcontained-systems, artinya suatu paket software mampu berdiri sendiri serta tidak membutuhkan dukungan dari perangkat lunak lain. Karakteristik tersebut menjadi keunggulan dari pemilihan paket software, namun di sisi lain hal tersebut membuat paket software tidak mudah diintegrasikan ke dalam lingkungan sharing data. Suatu paket software tentu tidak dapat digunakan secara langsung oleh organisasi, perlu waktu dan SDM dengan keahlian khusus untuk melakukan modifikasi terhadap suatu paket software agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Seringkali proses modifikasi paket software membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga berdampak pada tingginya biaya investasi SI yang perlu dialokasikan. Paket software tidak memiliki fleksibilitas yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan data, aplikasi dan platform teknologi sesuai yang telah didefinisikan di dalam arsitektur perencanaan SI. Metode implementasi lain yaitu pengimplementasian SI secara mandirioleh organisasi. Kata mandiri, tidak berarti bahwa proses implementasi akan dikerjakan oleh SDM internal organisasi tersebut, mengingat tidak semua organisasi memiliki SDM dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk V-9

10 mengerjakan proses implementasi SI. Hal yang umum dilakukan adalah pihak organisasi akan menunjuk konsultan software untuk membantu proses pengimplementasian SI di organisasi tersebut. Pengimplementasian secara mandiri memudahkan pihak organisasi dalam mengakomodasi kebutuhan bisnis yang unik bagi setiap organisasi. Metode ini memiliki fleksibilitas yang baik dalam mengakomodasi hasil studi EAP, karena pengimplementasian SI akan dilakukan dengan mengacu kepada arsitektur perencanaan SI yang dihasilkan di layer ke-3 EAP. Berdasarkan uraian di atas, metode pengimplementasian SI secara internal lebih tepat untuk digunakan. Hal ini untuk mendorong dimanfaatkannya hasil studi EAP dengan maksimal. Sulitnya adaptasi terhadap arsitektur perencanaan SI, membuat pemanfaatan paket software tidak terlalu disarankan. V.2.2 Sumber Daya Organisasi Pengimplementasian SI secara mandiri oleh BP2T membutuhkan dukungan penuh dari pihak BP2T dan Pemkab Kutai Barat. Dukungan yang diberikan dapat berupa kesiapan organisasi untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam proses implementasi. Sumber daya organisasi yang dibutuhkan meliputi: brainware, kakas pengembangan software, dan platform teknologi. Brainware diartikan sebagai kualitas SDM (keahlian) yang dibutuhkan dalam proses pengimplementasian SI. Ketersediaan SDM baik dari internal perusahaan maupun pihak konsultan menjadi faktor kritis dalam proses pengimplementasian SI. Dalam proses ini, teridentifikasi 4 klasifikasi brainware yang dibutuhkan, yaitu: 1) Software analyst, orang yang memiliki kemampuan untuk mendesain dan merancang perangkat lunak. 2) Programmer, orang yang memiliki kemampuan untuk menggunakan suatu jenis software development tools serta menguasai bahasa pemrograman yang digunakan dalam pengkodean perangkat lunak. V-10

11 3) Administrator, orang yang mendapatkan hak akses istimewa terhadap suatu perangkat lunak untuk mengerjakan/mengaktifkan suatu fungsi khusus. 4) User, orang yang berperan sebagai pengguna perangkat lunak. Pemkab Kutai Barat sebagaimana tentu memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya pendanaan. Biaya investasi SI yang dianggarkan di dalam APBD daerah dengan jumlah yang terbatas, sehingga alokasi biaya untuk investasi pengadaan SI perlu dioptimalkan. Oleh karena itu, disarankan penggunaan kakas pengembangan software serta bahasa pemrograman yang bebas biaya. Java dan PHP merupakan bahasa pemrograman free yang digunakan karena fleksibilitas dan kelengkapan fitur/fungsionalnya. Java dimanfaatkan dalam pengkodean aplikasi berbasis desktop, sedangkan JSP/PHP digunakan untuk aplikasi berbasis web. Kakas pemrograman yang dipilih pun sebaiknya yang bebas biaya misalnya: Netbeans dan Notepad++. Upaya optimasi terhadap biaya investasi diharap dapat meningkatkan kepercayaan jajaran eksekutif Pemkab Kutai Barat terhadap hasil EAP serta memberikan dampak positif terhadap proses implementasi SI nantinya. Pengadaan platform teknologi tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, sebisa mungkin perangkat TIK yang sebelumnya telah dimiliki oleh Pemkab Kutai Barat (tercatat di IRC) dapat dimanfaatkan kembali. Pengadaan perangkat baru yang belum dimiliki sebelumnya dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan ke jumlah anggaran yang dialokasikan oleh APBD Kutai Barat setiap tahunnya. Metodologi pengimplementasian software, Software Development Life Cycle (SDLC), yang disarankan adalah model prototyping. SDLC jenis ini memiliki karakteristik inkremental, artinya pembangunan perangkat lunak dilakukan secara bertahap. Penyempurnaan serta perbaikan fungsionalitas perangkat lunak dilakukan dengan mempertimbangkan komentar dari user. Prototype yang dihasilkan berjenis prototype evolutionary, yaitu prototype yang akan terus V-11

12 dikembangkan hingga menjadi produk akhir berupa aplikasi dengan fungsionalitas yang lengkap. Model prototyping mengurangi resiko gagalnya proyek pengimplementasian SI dengan mengidentifikasi ketidaksesuaian fungsionalitas sedini mungkin melalui komentar user. Mendengarkan komentar konsumen Penyempurnaan/ perbaikan prototype Pengujian prototype oleh konsumen Gambar V-1 Ilustrasi SDLC Model Prototyping V.2.3 Jadwal Implementasi Salah satu komponen dari rencana pengimplementasian SI adalah jadwal implementasi. Jadwal disusun berdasarkan ketersediaan sumber daya organisasi dan pilihan metode implementasi yang telah didefinisikan. Implementasi SI yang mendukung kegiatan bisnis BP2T dilakukan secara bertahap, diurutkan berdasarkan prioritas aplikasi pada Tabel V-4. Aktifitas ini menghasilkan estimasi waktu implementasi yang ditunjukkan pada Tabel V-7 serta gantt charts rencana pengimplementasian SI yang ditampilkan di Tabel V-8. Jadwal implementasi merupakan acuan bagi pihak konsultan dan BP2T / Pemkab Kutai Barat untuk menjaga kesinambungan proses pengimplementasian SI. V.3 Analisis Biaya dan Manfaat Tahapan ini bertujuan menghasilkan analisis biaya dan manfaat untuk memberikan proyeksi jangka panjang terhadap keuntungan yang didapatkan organisasi setelah mengalokasikan dana untuk investasi SI. Seringkali hasil V-12

13 analisis biaya dan manfaat ini menjadi parameter penting yang dibutuhkan organisasi dalam mengambil keputusan untuk menerima/menolak rencana investasi yang diajukan. Analisis biaya dan manfaat mengidentifikasi seluruh biaya dan manfaat untuk setiap alternatif solusi investasi yang ada. Kemudian dengan menggunakan kriteria tertentu dipilih alternatif solusi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi. Tabel V-7 Estimasi Waktu Implementasi Nama Aplikasi Estimasi Waktu (hari) Bulan Mulai Bulan Selesai Durasi (bulan) Aplikasi pelayanan administrasi perizinan Aplikasi pemrosesan perizinan ,5 1,5 Aplikasi pembayaran retribusi 30 2,5 3,5 1 Aplikasi pengelolaan izin 45 3,5 5 1,5 Proyek A Aplikasi pelayanan informasi Aplikasi pelayanan pengaduan Proyek B Sistem informasi keuangan Sistem informasi layanan umum Sistem informasi SDM Sistem informasi perlengkapan Aplikasi knowledge management BP2T Proyek B TOTAL V-13

14 Tabel V-8 Gantt Charts Jadwal Implementasi Nama Aplikasi Tanggal Mulai Tanggal Selesai Aplikasi Pelayanan Jan 1 Jan 31 Administrasi Perizinan Aplikasi Pemrosesan Feb 1 Mar 15 Perizinan Aplikasi Pembayaran Mar 16 Apr 15 Retribusi Aplikasi Pengelolaan Izin Apr 16 Mei 31 Tahun 1 Tahun Aplikasi Pelayanan Informasi Jun 1 Jun 30 Aplikasi Pelayanan Pengaduan Jul 1 Jul 31 Sistem Informasi Keuangan Agt 1 Sep 30 Sistem Informasi Layanan Okt 1 Nov 30 Umum Sistem Informasi SDM Des 1 Jan 31 Sistem Informasi Perlengkapan Aplikasi Knowledge Management BP2T Feb 1 Mar 31 Apr 1 Nov 30 V-14

15 Terdapat 4 tahapan utama dalam pengerjaan analisis biaya dan manfaat [SCH04], yaitu: 1) Pendefinisian alternatif solusi investasi SI. Penyusunan alternatif solusi investasi SI harus berpegang pada karakteristik atomicity dari EAP di mana hasil studi EAP harus diterima secara menyeluruh. Penyusunan alternatif solusi dilakukan dengan memanfaatkan kandidat platform teknologi yang telah dinyatakan di arsitektur teknologi. Penulis mengusulkan 2 alternatif solusi investasi yang dapat dipilih yang merupakan solusi yang sifatnya high-cost dan low-cost yang disampaikan secara detil di Tabel V-9. 2) Identifikasi biaya dan manfaat. Pada tahapan ini dilakukan investigasi terhadap semua dampak yang relevan baik positif maupun negatif dari suatu rencana investasi SI. Kemudian untuk setiap dampak yang teridentifikasi dikonversikan ke dalam nilai mata uang sehingga dapat dihitung dan dibandingkan. Biaya diartikan sebagai seluruh pengeluaran yang terjadi dalam tahap pembuatan, instalasi, dan perawatan SI. Sedangkan manfaat didefinisikan sebagai konsekuensi positif dari investasi SI. Umumnya manfaat dari suatu rencana investasi SI bersifat intangible (tidak dapat diukur) sehingga cukup sulit untuk dikonversikan ke dalam nilai suatu mata uang. Namun demikian manfaat yang sifatnya intangible akan tetap diidentifikasi sebagai informasi penunjang yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan alternatif solusi investasi terbaik. Objektif dari pemanfaatan e-government oleh BP2T Kutai Barat adalah untuk memfasilitasi terciptanya iklim investasi yang kondusif di Kutai Barat. Indikator acuan yang dapat digunakan yaitu besar dana investasi yang dihimpun oleh Pemkab Kutai Barat setiap tahunnya. Sasaran minimal yang ingin dicapai adalah mempertahankan persentase kenaikan penerimaan aliran dana investasi dari tahun ke tahun. V-15

16 3) Menentukan kriteria pengambilan keputusan. Nilai rasio manfaat terhadap biaya dimanfaatkan sebagai nilai acuan dalam menentukan alternatif solusi investasi. Nilai rasio manfaat terhadap biaya dihitung dengan persamaan: Rasio = Manfaat / Biaya 4) Perbandingan alternatif solusi investasi SI. Untuk setiap alternatif solusi dihitung nilai rasionya kemudian dibandingkan satu sama lain. Alternatif yang dipilih adalah alternatif solusi investasi dengan rasio manfaat terhadap biaya dengan nilai tertinggi. Tabel V-9, Tabel V-10, dan V-16

17 Tabel V-11 merupakan hasil analisis biaya dan manfaat dari 2 usulan alternatif solusi investasi yang diajukan. Untuk setiap alternatif solusi dilengkapi dengan perhitungan nilai biaya dan manfaat yang telah dikonversikan dalam nilai mata uang (rupiah). Tabel V-9 Analisis Biaya dan Manfaat Alternatif A (High-cost) Alternatif B (Low-cost) Biaya Awal (x Rp 1.000,00) (x Rp 1.000,00) Hardware Workstation client Rp 0,00 Server Jaringan telekomunikasi 0, , ,00 0, , ,00 (switch, router, modem, cable) Software Sistem Operasi Server Sistem Operasi Client Alternatif A 30 Rp ,00 Alternatif B 30 Rp 0, , ,00 0,00 0,00 Tabel V-10 Analisis Biaya dan Manfaat (lanjutan) Biaya pengimplementasian aplikasi (arsitektur aplikasi) 23 (Rp , * Rp ,00) Personnel Biaya pelatihan Alternatif A 3 * Rp ,00 Alternatif B (3 * 1) + Rp ,00 Alternatif A (High-cost) Alternatif B (Low-cost) , , , ,00 V-17

18 Total biaya awal , ,00 Biaya Rutin per Tahun Software Biaya maintenance software , ,00 12 Rp ,00 Telecommunications Biaya sewa fasilitas , ,00 V-Sat (Internet) 12 Rp ,00 Lain-lain Biaya operasional 12 Rp ,00 Biaya promosi , , , ,00 12 Rp ,00 Total biaya rutin , ,00 Manfaat per Tahun Dana investasi yang masuk di Kutai Barat * Tidak terdefinisi Tidak terdefinisi Pengurangan biaya operasional , ,00 (Penggunaan alat tulis kantor) 12 Rp ,00 Total Manfaat Tidak terdefinisi Tidak terdefinisi V-18

19 Tabel V-11 Analisis Biaya dan Manfaat (lanjutan) Asumsi: a) Terdapat 6 lokasi bisnis yang membutuhkan workstation client. Untuk setiap lokasi diasumsikan dibutuhkan 5 perangkat komputer (dilengkapi dengan printer dan scanner), sehingga dibutuhkan minimal 30 set perangkat komputer. Berdasarkan observasi yang dilakukan di lingkungan Pemkab Kutai Barat, tersedia lebih dari 30 set perangkat komputer. Penulis mengusulkan untuk menggunakan kembali perangkat komputer lama yang telah dimiliki oleh Pemkab Kutai Barat sehingga tidak perlu dilakukan pengadaan perangkat komputer baru untuk menekan biaya investasi yang perlu dialokasikan. b) Sistem Operasi Server. Alternatif A menggunakan MS-Windows Server 2003 sedangkan alternatif B menggunakan Linux. c) Sistem Operasi Client. Alternatif A menggunakan MS-Windows 2000/XP sedangkan alternatif B menggunakan Linux. d) Diasumsikan bahwa pengimplementasian aplikasi (arsitektur aplikasi) dikerjakan oleh minimal 3 orang tenaga konsultan software (1 software analyst + 2 programmer). Biaya upah per bulan bagi seorang software analyst diasumsikan Rp ,00 sedangkan untuk seorang programmer adalah Rp ,00. Sesuai dengan usulan jadwal implementasi bahwa proyek ini akan selesai dalam waktu 23 bulan. e) Program pelatihan untuk masing-masing alternatif A dan B terkait penggunaan aplikasi baru dilakukan minimal 1 kali yaitu di akhir setiap tahap proyek pengimplementasian. Sesuai rencana implementasi terdapat 3 tahapan proyek. Namun khusus untuk alternatif B, penggunaan sistem operasi Linux membutuhkan pelatihan tambahan minimal sebanyak 2 sesi untuk membiasakan user dengan sistem operasi tersebut. Untuk setiap pelatihan diasumsikan membutuhkan biaya Rp ,00. f) Biaya maintenance software per bulan diasumsikan sebesar Rp ,00 yang merupakan biaya untuk sewa jasa konsultan software. g) Penggunaan V-Sat dalam menyediakan koneksi internet dikarenakan belum tersedianya infrastruktur internat yang memadai di Kabupaten Kutai Barat. Berdasarkan hasil survei, biaya sewa V-Sat per bulannya sebesar Rp ,00. V-Sat digunakan oleh seluruh instansi daerah yang ada di lingkungan Pemkab Kutai Barat, tidak secara khusus didedikasikan untuk mendukung kegiatan bisnis BP2T. Beban biaya akan ditanggung secara bersama oleh pihak Pemkab Kutai Barat. h) Biaya operasional per bulan diasumsikan sebesar Rp ,00 yang meliputi biaya perawatan ruangan serta biaya lain-lain yang sifatnya minor terkait pengoperasian SI di lingkungan BP2T Kutai Barat. i) Biaya promosi per bulan diasumsikan sebesar Rp ,00 yang meliputi biaya penyebarluasan informasi kepada masyarakat melalui media komunikasi fisik. V-19

20 Catatan: * Data statistik besaran dana investasi yang dihimpun oleh Pemkab Kutai Barat setiap tahunnya tidak tersedia, sehingga nilainya tidak terdefinisi. Dikarenakan tidak tersedianya data statistik dari besaran dana investasi yang dihimpun Pemkab Kutai Barat maka analisis keuangan untuk perhitungan biaya dan manfaat tidak dapat diselesaikan. Namun demikian, analisis keuangan yang telah dilakukan sebisa mungkin tetap dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembanding dalam penentuan alternatif solusi investasi. Rincian biaya yang disajikan dengan cukup detil dapat menjadi bahan kajian bagi pihak eksekutif (pengambil keputusan) dalam memilih alternatif solusi investasi terbaik dengan obyektif. Selain manfaat yang dapat diukur dalam satuan nilai mata uang, terdapat nilai positif lain yang muncul sebagai dampak dari investasi SI. Manfaat tersebut bersifat intangible, antara lain: 1) Meningkatkan kredibilitas BP2T sebagai organisasi penyedia layanan masyarakat dengan menjaga tingkat kepuasan konsumen. 2) Meningkatkan kualitas informasi (akurat dan konsisten) dengan mengurangi resiko terjadinya human-error. 3) Meningkatkan nilai informasi dari segi waktu (up-to-date). 4) Mendukung aktifitas perencanaan/pengembangan BP2T. 5) Memfasilitasi aktifitas pengambilan keputusan dalam BP2T. 6) Memfasilitasi aktifitas pertukaran pengetahuan di dalam BP2T dengan Pemkab Kutai Barat maupun Pemprov Kalimantan Timur. V.4 Critical Success Factors Pengimplementasian arsitektur enterprise merupakan suatu proses yang berorientasi jangka panjang dimana membutuhkan kontinuitas dan konsistensi dalam pelaksanaannya. Untuk menjaga proses tersebut berjalan sesuai dengan rencana, perlu ditentukan ukuran-ukuran sebagai patokan/standar dalam pelaksanaan proses. Patokan ini menjadi panduan bagi pihak BP2T dan Pemkab Kutai Barat serta pihak konsultan untuk mengetahui apakah apakah proses V-20

21 pengimplementasian arsitektur enterprise masih sesuai dengan perencanaan yang dilakukan di awal. Pengetahuan mengenai hal tersebut menjadi masukan yang berguna bagi pihak eksekutif BP2T untuk menentukan kebijakan yang terkait dengan proses pengimplementasian arsitektur enterprise pada suatu titik waktu tertentu. Critical Success Factors (CSF) didefinisikan sebagai komponen atau aksi yang penting bagi organisasi dalam memegang kendali dalam proses pengimplementasian arsitektur enterprise [SAL04]. CSF dalam studi EAP ini diadaptasi dari [EAP92] yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi BP2T, yang dirangkum di Tabel V-12 dan Tabel V-13. Tabel V-12 Critical Succes Factors ASPEK DESKRIPSI Komitmen eksekutif Fase Transisi Organisasi SI SDLC Akuisisi platform teknologi Persetujuan dari pihak eksekutif BP2T terhadap hasil EAP menjadi dasar bagi keberlanjutan proses pengimplementasian SI dalam lingkungan BP2T. Hasil EAP bersifat atomicity, artinya rencana tersebut harus diterima secara keseluruhan bukan secara sebagian (misalnya: dengan alasan keterbatasan anggaran). Fase transisi adalah masa transisi yang menjembatani perencanaan EAP dengan tahap implementasi SI di organisasi. Inisiasi fase transisi ini perlu dilakukan dengan segera untuk menjaga kredibilitas dan kontinuitas proses pengimplementasian SI dalam lingkungan BP2T. Organisasi SI yang dimaksudkan berupa sistem dan mekanisme yang berfungsi mengelola proses pengimplementasian SI. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: manajemen sumber daya data, administrasi data, penjaminan mutu arsitektur SI. Sistem dan mekanisme yang tepat akan pembuat proses pengimplementasian SI di BP2T menjadi terstruktur dan terukur. Model prototyping dipilih sebagai metode SDLC dalam pengimplementasian SI dalam lingkungan BP2T. Pendekatan SDLC tersebut dipilih karena kesederhanaan prosesnya serta keunggulannya untuk melibatkan user selama tahap pengimplementasian SI di organisasi. Proses evaluasi, seleksi, akuisisi, serta instalasi platform teknologi baru harus dilakukan sesuai jadwal. Penundaan terhadap proses tersebut dapat menimbulkan efek domino yang mengakibatkan mundurnya target kerja berikutnya. V-21

22 Tabel V-13 Critical Succes Factors (lanjutan) ASPEK DESKRIPSI Leadership Penganggaran Pada tahap pengimplementasian SI perlu didefinisikan secara tepat dan jelas peran dari setiap SDM yang terlibat di dalamnya. Untuk mengelola dan mengoptimalkan kinerja SDM tersebut, tentunya dibutuhkan kepemimpinan yang baik untuk mengupayakan pengimplementasian SI tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang direncakan. Salah satu konsekuensi dari disetujuinya hasil EAP adalah tersedianya anggaran dana yang cukup dari APBD Kutai Barat atau sumber dana lain untuk membiayai pengimplementasian SI dalam lingkungan BP2T. Pelatihan Perubahan sistem bisnis dan prosedur dalam suatu organisasi sering mengakibatkan terjadinya pergeseran kebutuhan kompetensi SDM yang ada di dalamnya. Pergeseran tersebut memunculkan kebutuhan untuk melakukan upgrading terhadap SDM yang telah dimiliki organisasi. Pihak eksekutif BP2T perlu mempersiapkan rencana pelatihan yang terstruktur bagi jabatan-jabatan tertentu yang membutuhkan proses upgrading ini. V-22

Perancangan Arsitektur

Perancangan Arsitektur Bab IV Perancangan Arsitektur IV.1 Arsitektur Data Kualitas data merupakan produk dasar dari fungsionalitas SI [SPE92]. EAP bersifat data-driven di mana arsitektur data merupakan acuan dalam pendefinisian

Lebih terperinci

Pembuatan Rencana Strategis. Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik. Berbasis Enterprise Architecture Planning

Pembuatan Rencana Strategis. Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik. Berbasis Enterprise Architecture Planning Pembuatan Rencana Strategis Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik Berbasis Enterprise Architecture Planning Studi Kasus: Pemerintah Kabupaten Kutai Barat LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bab III Analisis Kondisi Organisasi III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemberian layanan umum kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi pemerintah sebagai abdi negara dan abdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi, khususnya internet telah berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi, khususnya internet telah berkembang dengan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi, khususnya internet telah berkembang dengan sangat pesat. Website tidak hanya menjadi sarana menambah pengetahuan, menjalin relasi, komunikasi

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI 10 Urusan Layanan E-Government Administrator Server Administrator Server Mengelola komponen (server, workstation, sistem operasi) sistem informasi sesuai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar dan dipimpin oleh Kepala Asrama. Asrama Universitas Telkom

Lebih terperinci

Tugas Etika Profesi. Nama : Fabiola Ratih P.U NPM : Kelas : B. Jenis-jenis Profesi di bidang IT :

Tugas Etika Profesi. Nama : Fabiola Ratih P.U NPM : Kelas : B. Jenis-jenis Profesi di bidang IT : Nama : Fabiola Ratih P.U NPM : 2005110040 Kelas : B Jenis-jenis Profesi di bidang IT : Tugas Etika Profesi 1. IT Support Officer 1. D3 / S1 bidang Ilmu Komputer 2. Mahir Windows System, Linux System, Networking,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya persaingan dunia kerja di industri mewajibkan setiap mahasiswa di perguruan tinggi untuk memprogram Tugas Akhir, tujuan Tugas Akhir adalah merupakan salah

Lebih terperinci

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI Cobalah untuk tidak menjadi seorang orang yang sukses, tetapi menjadi seorang yang bernilai, Albert Einstein Dosen: Heru Prasetyo, Mkom DEFINISI DATA:

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan competitive advantage yang baik, maka perencanaan strategis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun Oleh : HENNY SARASWATI P056110863.40E Dosen Pengajar : Dr.

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 7 KSI LANJUT ERP (Bagian 2) Arsitektur Pengembangan ERP. Penggunaan Agen pada ERP. Arsitektur Pengembangan ERP Arsitektur ERP [1] Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB 12. SUBTANTIVES TEST (BAGIAN PERTAMA)

BAB 12. SUBTANTIVES TEST (BAGIAN PERTAMA) BAB 12. SUBTANTIVES TEST (BAGIAN PERTAMA) PENDAHULUAN Diskripsi Singkat Manfaat Relevansi Learning Outcomes Compliance dan subtantive test adalah tahapan penting dalam proses audit. Kedua proses ini adalah

Lebih terperinci

II.1 Proses Bisnis II-1

II.1 Proses Bisnis II-1 Bab II Dasar Teori Bab ini membahas teori-teori yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini, yaitu pengetahuan mengenai proses bisnis, arsitektur enterprise, serta metodologi pendukung untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan penggunaan perangkat keras komputer ( hardware), program aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan penggunaan perangkat keras komputer ( hardware), program aplikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu unsur pendukung pelaksanaan fungsi manajemen adalah sebuah organisasi, keberadaan dan kelancaran aktifitas pegawai atau karyawan dalam kegiatan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian Dalam keadaan yang sebenarnya Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga telah melakukan dan menetapkan perencanaan strategis bisnis yang dijadikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014 PEDOMAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 LEMBAR PENGESAHAN... 3 BAB I TUJUAN DAN RUANG LINGKUP... 4 BAB II DEFINISI... 4 BAB III KETENTUAN UMUM... 5 BAB IV AKUISISI APLIKASI... 5 BAB V PEMELIHARAAN APLIKASI...

Lebih terperinci

Gustiyan Taufik Mahardika P /R48

Gustiyan Taufik Mahardika P /R48 Gustiyan Taufik Mahardika P056111501.48/R48 2. Jelaskan dan berikan contoh langkah langkah yang diperlukan dalam siklus pengembangan suatu sistem informasi untuk membangun dan mengimplementasikan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah alat bantu pengolah data yang dapat digunakan dalam proses bisnis baik perusahaan besar maupun instansi pemerintah, sehingga perusahaan ini sangat membutuhkan

Lebih terperinci

RPOPOSAL SISTEM SISTEM APLIKASI PENERBITAN ANGKA PENGENAL IMPORTIR PRODUSEN (API-P) BKPM BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

RPOPOSAL SISTEM SISTEM APLIKASI PENERBITAN ANGKA PENGENAL IMPORTIR PRODUSEN (API-P) BKPM BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL RPOPOSAL SISTEM SISTEM APLIKASI PENERBITAN ANGKA PENGENAL IMPORTIR PRODUSEN (API-P) BKPM BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1 Contents 1 TENTANG ORGANISASI DAN LATAR BELAKANG... 3 2 PERMASALAHAN... 4 3 RUMUSAN

Lebih terperinci

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman)

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Mata Kuliah Dosen : Sistem Informasi Manajemen :Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS) Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Disusun Oleh : Bagus Pahlevi P056121801.50 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Proyek Outline Sumber Daya Proyek Tim Proyek dan Organisasi Stakeholder Sumber Daya Proyek Pada sebuah proyek diperlukan adanya sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Try Out Ujian Nasional atau dengan kata lain dapat disebut dengan uji coba Ujian Nasional merupakan suatu bentuk ujian sebagai uji coba bagi setiap siswa/siswi sebelum

Lebih terperinci

Project Management Project Management Body of Knowledge. Boldson, S.Kom., MMSI

Project Management Project Management Body of Knowledge. Boldson, S.Kom., MMSI Project Management Body of Knowledge Proyek Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Proyek yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi internal perusahaan Proyek yang berhubungan dengan pengembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi menyebabkan setiap individu ataupun kelompok mau tidak mau menerapkannya dalam segala aktifitas. Salah satu contoh penerapannya adalah

Lebih terperinci

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem 1 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMMASI BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem 3.1 Pengertian Analisa dan Perancangan Sistem Analisa sistem didefinisikan sebagai bagaimana memahami dan menspesifikasi

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

BAB V PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

BAB V PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE BAB V PEMODELAN ASITEKTU ENTEPISE Pada bagian sebelumnya telah dilakukan analisis terhadap kondisi sistem informasi dan teknologi saat ini. Tahapan selanjutnya adalah menentukan kebutuhan informasi BKD

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jo Music Store adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi alat musik. Berbasis di kota Bandung, toko ini menjadi distributor yang mengambil barang jadi

Lebih terperinci

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Metodologi Pengembangan Sistem Informasi A.A Sri Astiti Pusat Promosi Inovasi dan Pengembangan Kapasitas Kedeputian Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara Disampaikan pada forum

Lebih terperinci

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Review Question BAB 1 No.1-17 1. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan perencanaan sumber daya perusahaan yaitu sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN JARINGAN LAN DI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON

PEMELIHARAAN JARINGAN LAN DI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON PEMELIHARAAN JARINGAN LAN DI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON PROPOSAL Diajukan sebagai salah satu pelaksanaan tugas mata kuliah Proyek Sistem Jaringan Oleh RISWANTO NIM : 41.07.0173 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PAJAK ASLI DAERAH (PAD)

KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PAJAK ASLI DAERAH (PAD) KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PAJAK ASLI DAERAH (PAD) Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota TAHUN ANGGARAN 2014 1 I. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Sesuai yang diamanatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Dhoni Yohanes, Septia Lutfi 1) 1) Program Studi Sistem Informasi, Stmik

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DATA PERGURUAN TINGGI. Wahyu Catur Wibowo. Wahyu Catur Wibowo

PENGELOLAAN DATA PERGURUAN TINGGI. Wahyu Catur Wibowo. Wahyu Catur Wibowo PENGELOLAAN DATA PERGURUAN TINGGI http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Data Perguruan Tinggi } PRIMER Akademik Mahasiswa Kurikulum Perkuliahan Aset Barang Lahan dan Bangunan Transportasi SDM Pengajar Pendukung

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 226 BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 5.1 Jadwal Implementasi 5.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras sangat diperlukan dan sangat berpengaruh dalam kelancaran suatu proses pengoperasian aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

BAB III ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan BAB III ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis Sistem adalah penguraian dari suatu masalah yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan dari analisa dan interprestasi perencanaan strategis SI/TI di DJMBP dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagi berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ENTERPRISE. mendefinisikan organisasi sebagai objek penelitian terkait dengan visi dari model

BAB IV ANALISIS ENTERPRISE. mendefinisikan organisasi sebagai objek penelitian terkait dengan visi dari model BAB IV ANALISIS ENTERPRISE 4.1. Inisiasi Perencanaan Sebagai tahap awal dari metodologi EAP, inisiasi perencanaan mendefinisikan organisasi sebagai objek penelitian terkait dengan visi dari model sistem

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Program Studi Sarjana Program ram studi merupakan penataan program akademik bagi bidang studi tertentu entu didedikasikan k untuk menguasai, memanfaatkan,

Lebih terperinci

VI. EVALUASI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PERUSAHAAN

VI. EVALUASI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PERUSAHAAN VI. EVALUASI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PERUSAHAAN 50 Setelah pada dua bab sebelumnya dilakukan pembahasan mengenai teknologi informasi dan proses implementasi yang dilaksanakan di PT Petrokimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai struktur rancangan desain penelitian disertai metode penelitian beserta alat dan bahan yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas akhir.

Lebih terperinci

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM Informasi adalah sebuah sumber organisasi dimana harus diatur secara baik seperti sumber daya lainnya. Biaya dihubungkan dengan proses informasi. Proses Informasi

Lebih terperinci

BAB VI. Kesimpulan dan Saran. yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa:

BAB VI. Kesimpulan dan Saran. yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa: BAB VI Kesimpulan dan Saran 6.1Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan analisis data dalam penelitian maka kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa: 1. Evaluasi efektifitas pemanfaatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN PRAKATA ARTI SINGKATAN ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Batasan Masalah 2 1.4 Keaslian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Telkom yang lebih dikenal dengan Telkom University mempunyai sarana bernama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam menampung minat dan bakat mahasiswa. Sarana

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM INFORMASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM INFORMASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM INFORMASI BAGIAN INFORMASI BIRO INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NU SURABAYA 2015 1 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031)

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) [ LOGO PEMDA ] PEKERJAAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI [ NAMA APLIKASI ] [.. NAMA INSTANSI...] Tahun 2016 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DATABASE (SOFTWARE)

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media kabel ataupun tanpa kabel (nirkabel), sehingga memungkinkan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. media kabel ataupun tanpa kabel (nirkabel), sehingga memungkinkan pengguna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi dan data bergerak melalui media transmisi jaringan baik menggunakan media kabel ataupun tanpa kabel (nirkabel), sehingga memungkinkan pengguna jaringan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. fasilitas Teknologi Informasi menggunakan internet.

BAB II LANDASAN TEORI. fasilitas Teknologi Informasi menggunakan internet. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bursa Kerja Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bursa Kerja adalah lembaga yang menjalankan fungsi mempertemukan antara pencari kerja. Sedangkan Bursa Kerja Online

Lebih terperinci

Pengembangan Portal Belajar Online

Pengembangan Portal Belajar Online Pengembangan Portal Belajar Online PENDAHULUAN Permasalahan B A B 1 Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang optimal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, khususnya di Indonesia perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan komputer di era globalisasi semakin pesat, sesuai kebutuhan seiring dengan

Lebih terperinci

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Pendahuluan Membangun sebuah DSS, apalagi yang besar, merupakan proses yang rumit. Melibatkan hal-hal : teknis (hardware, software) perilaku (interaksi manusia-mesin),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktikum merupakan salah satu metode dalam belajar. Praktikum adalah kegiatan yang mengimplementasikan teori yang telah didapatkan. Sebuah kegiatan Praktikum biasanya

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects)

RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects) RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects) A. PENTINGNYA MANAJEMEN RANCANGAN PROYEK Ada tingkat kegagalan yang sangat tinggi antara proyek-proyek sistem informasi. Di hampir setiap

Lebih terperinci

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User )

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User ) BUSINESS CASE Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User ) 1.0.LATAR BELAKANG PT. ABC merupakan perusahaan produsen susu terkenal di Indonesia. Selain memiliki perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi memang cocok untuk masyarakat Indonesia, dan sudah ada di dalam masyarakat kita jauh sebelum Indonesia merdeka. Koperasi yang pertama tumbuh subur di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Pengembangan Sistem Pengembangan sistem informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem (System Development) Pengembangan sistem didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI.

PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI. Media Informatika Vol. 11 No. 1 (2012) PENGGUNAAN PARADIGMA SOA (SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE) UNTUK MEREALISASIKAN INTEROPERABILITAS DAN INTEGRITAS SISTEM INFORMASI Rini Astuti Sekolah Tinggi Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bekaert Advanced Filtration adalah suatu perusahaan internasional

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bekaert Advanced Filtration adalah suatu perusahaan internasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Bekaert Advanced Filtration adalah suatu perusahaan internasional yang bergerak di bidang Perindustrian, Perdagangaan dan Ekspor. Pada mulanya perusahaan

Lebih terperinci

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM BAB V TINDAK LANJUT UNTUK ARSITEKTUR INFORMASI Tindak lanjut untuk arsitektur informasi BBM memberikan langkah berikutnya setelah dihasilkan rancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM. Tindak lanjut

Lebih terperinci

Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan Perangkat Lunak Perancangan Perangkat Lunak I. Pendahuluan II. Siklus Pengembangan Perangkat Lunak Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Software tidak hanya mengacu kepada program komputer Software mencakup 3 hal Dokumentasi:

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK LIPPOBANK EXTENDED SUPPORT ( E-DISCOUNT ) PADA PT. MULTIPOLAR CORPORATION

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KELURAHAN (SIAKEL) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dari permasalahan evaluasi sekolah dasar yang diambil dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik). Selain itu, bahwa

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Sebagai sebuah perusahaan besar,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, RANCANGAN BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI KABUPATEN SRAGEN NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana. oleh : Desi Hadiati /

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana. oleh : Desi Hadiati / Pembuatan Arsitektur Sistem Informasi Dengan Enterprise Architecture Planning Untuk Mendukung Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Bandung) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 7 8 1.1 Latar Belakang Setiap instansi memerlukan asset pokok yang disebut sumber daya manusia atau pekerja sebagai pelaksana aktivitas organisasi/perusahaan, sumber daya tersebut sangat penting

Lebih terperinci

Pertemuan 2 SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

Pertemuan 2 SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) Pertemuan 2 SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) POKOK BAHASAN Biaya PL Software Quality Attribute Standar kualitas Takaran Jaminan Kualitas CASE TOOLS Siklus Hidup Perangkat Lunak (SWDLC/Software Development

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi dengan menggunakan komputer merupakan sebuah media yang dapat memudahkan seseorang dalam mengelola data dengan tujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT 11/15/2017 PROPOSAL SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT Hari Pratomo KLATENWEB No : 071/MKT/IMS/2017 Klaten, 15 November 2017 Lampiran Hal. : 1 (satu) berkas : Penawaran Software Rumah Sakit Kepada Yth. Direktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat adalah unit pelaksana tugas teknis di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di wilayah

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com Review Tugas Perusahaan barang tembikar Colonial memproduksi 2 produk setiap hari, yaitu : mangkok cangkir Perusahaan mempunyai 2 sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis dan Penjelasannya 1.1 Tahapan dalam Sistem Tahapan proses dalam sistem mencakup langkah-langkah berikut : 1. Menentukan skor atas jawaban dari pengguna mengenai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA TOKO USAHA BARU SUMPIUH. Oleh : Wahyu Andri Turdiawan Teknik Informatika,STMIK Amikom Purwokerto

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA TOKO USAHA BARU SUMPIUH. Oleh : Wahyu Andri Turdiawan Teknik Informatika,STMIK Amikom Purwokerto SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA TOKO USAHA BARU SUMPIUH Oleh : Wahyu Andri Turdiawan Teknik Informatika,STMIK Amikom Purwokerto Abstrak Toko adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Perancangan tingkat usability. Analisis. Identifikasi Pola Interaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Perancangan tingkat usability. Analisis. Identifikasi Pola Interaksi 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Proses Pra Penelitian 1. Penentuan lokasi dan variabel penelitian 2. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan 3. Pengumpulan data yang diperlukan

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Pendahuluan. Membangun sebuah DSS, apalagi yang besar, merupakan proses yang rumit. Melibatkan hal-hal: teknis (hardware, jaringan) dan perilaku (interaksi manusiamesin,

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci