II.1 Proses Bisnis II-1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II.1 Proses Bisnis II-1"

Transkripsi

1 Bab II Dasar Teori Bab ini membahas teori-teori yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini, yaitu pengetahuan mengenai proses bisnis, arsitektur enterprise, serta metodologi pendukung untuk pembuatan arsitektur enterprise. II.1 Proses Bisnis II.1.1 Karakteristik Proses Bisnis Proses bisnis didefinisikan sebagai cara yang dilakukan organisasi untuk mengelola aktifitas dan resource (orang, peralatan, informasi, dll) untuk mencapai tujuan organisasi [ALE01]. Proses bisnis merupakan himpunan dari task yang berkaitan, sebagai respon atas suatu event, serta bertujuan untuk mencapai hasil yang spesifik bagi konsumen. Karakteristik dari proses bisnis, antara lain : 1. Proses bisnis bertujuan untuk mencapai hasil yang spesifik dan dapat dihitung. 2. Hasil dari proses bisnis diperuntukkan bagi konsumen (stakeholder) dari proses. 3. Proses bisnis merupakan respon dari suatu event. 4. Proses bisnis terdiri dari task-task yang berkaitan. 5. Tingkat keberhasilan suatu proses bisnis diukur dengan menggunakan perspektif konsumen. 6. Proses bisnis dapat berupa proses manual, semi-otomatis, atau otomatis. 7. Tingkat kedetilan proses bisnis dideskripsikan per level secara incremental. 8. Konsumen dari suatu proses teridentifikasi (konsumen internal/eksternal). II.1.2 Process Workflow Models Process workflow models dimanfaatkan untuk memetakan suatu proses bisnis sehingga lebih mudah dipahami kelakuannya. Penampilannya yang menyerupai lintasan kolam renang membuat model ini sering disebut Swimlane Diagrams. Lintasan yang ada merepresentasikan aktor yang terlibat. Deretan kotak di II-1

2 sepanjang lintasan merepresentasikan task yang menjadi tanggung jawab dari aktor di lintasan tersebut. Arah panah menunjukkan urutan dari proses bisnis. Gambar II-1 menunjukkan contoh swimlane diagram. Diagram tersebut dapat digambarkan secara horizontal/vertikal sesuai kebutuhan pengilustrasian. II.2 Arsitektur Enterprise Gambar II-1 Diagram Swimlane II.2.1 Definisi Arsitektur Enterprise Pemahaman terhadap arsitektur enterprise bisa kita dapatkan melalui pengertian dari kata-kata penyusunnya. Arsitektur didefinisikan sebagai kerangka berpikir lojik yang dapat merepresentasikan keseluruhan fungsional dari suatu objek. Enterprise didefinisikan sebagai organisasi yang dibangun untuk menghasilkan produk atau menyediakan layanan bagi konsumen. Arsitektur enterprise dapat dimanfaatkan untuk memahami dan menentukan kebutuhan pengintegrasian, penyesuaian, dan respon dari bisnis terhadap perubahan teknologi dan pangsa pasar [ROU03]. II-2

3 II.2.2 Zachman Framework Zachman Framework merupakan suatu cara pandang terhadap arsitektur enterprise secara multi perspektif dan multi aspek [ROU03]. Perspektif didefinisikan sebagai cara untuk membagi suatu topik masalah berdasarkan cara pandang yang unik dari stakeholder-stakeholder yang terlibat. Sedangkan, aspek akan mengelompokkan suatu topik masalah dalam domain-domain yang spesifik. Skema dari Zachman Framework yang berupa matriks 6 x 6 ditunjukkan di Tabel II-1. Zachman Framework menyediakan skema pengklasifikasian artifak perencanaan dan pengimplementasian SI. Penggunaan Zahman Framework merupakan upaya untuk mencegah terjadinya modifikasi yang terus berulang terhadap SI di mana memicu tingginya biaya investasi SI. II.2.3 Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning merupakan hasil proyeksi dari dua layer teratas Zachman Framework (Planner s view dan Owner s view). Proyeksi dua level teratas dari Zachman framework tersebut dapat dilihat pada Tabel II-2. EAP merupakan proses yang bertujuan mendefinisikan arsitektur enterprise untuk perencanaan dan pengimplementasian SI; serta menyusun rencana implementasi dari arsitektur tersebut dengan penggunaan biaya yang efektif serta berorientasi jangka panjang. Arsitektur yang dihasilkan menggambarkan kebutuhan akan data, aplikasi, dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan bisnis organisasi. EAP merupakan pendekatan terstruktur yang dipergunakan untuk merencanakan kualitas data dalam mencapai misi dari SI. Komponen/tahapan dari EAP ditunjukkan di Gambar II-2. II-3

4 Tabel II-1 Skema Zachman Framework DATA Scope (contextual) Planner Business Model (conceptual) Owner System Model (logical) Designer Technology Model (physical) Builder Detailed representations (out-of-context) What Daftar objek yang penting dalam kegiatan bisnis Model data konseptual Model data lojik Model data fisik FUNCTION How Daftar proses bisnis utama NETWORK Where Daftar lokasi bisnis PEOPLE Who Daftar penanggung jawab kegiatan bisnis TIME When Daftar kejadian MOTIVATION Why Daftar tujuan dan strategi bisnis Model proses bisnis Jaringan logistic Model work-flow Master schedule Business plan Arsitektur aplikasi Desain sistem Arsitektur sistem terdistribusi Desain konfigurasi Arsitektur antarmuka user Arsitektur tampilan/penampakan Processing structure Control structure Model business role Desain aturan Definisi data Program Arsitektur jaringan Arsitektur security Timing definition Spesifikasi aturan Subcontractor Functioning Enterprise Data Proses Jaringan Organisasi Jadwal Strategi II-4

5 Tabel II-2 Proyeksi 2 Layer Teratas Zachman Framework: EAP DATA What FUNCTION How Scope Daftar objek yang Daftar proses bisnis (contextual) penting dalam kegiatan utama bisnis Planner Business Model (conceptual) Owner NETWORK Where Daftar lokasi bisnis Model data konseptual Model proses bisnis Jaringan logistic EAP memiliki 2 karakteristik [SPE92], yaitu: 1) Business-driven. Arsitektur enterprise dihasilkan dari model bisnis fungsional yang stabil dari organisasi objek studi. Stabil artinya proses identifikasi model bisnis fungsional akan dilakukan secara independen terhadap struktur organisasi, sistem/prosedur yang berlaku,dll). Model bisnis fungsional merupakan himpunan pengetahuan/informasi dibutuhkan organisasi dalam menjalankan bisnis [SPE92]. yang 2) Data-driven. Keterkaitan data (data dependency) menentukan alur pengimplementasian SI. EAP tidak menegaskan langkah-langkah spesifik yang harus dikerjakan di setiap tahapannya sehingga memerlukan dukungan dari metodologi lain, misalnya: Business Systems Planning dan Value Configuration Analysis. Oleh karena itu, pemahaman terhadap penggunaan EAP tidak dapat dipisahkan dari pemahaman terhadap metodologi pendukung yang dipilih. Gambar II-2 Komponen/Tahapan EAP II-5

6 II Layer 1 Where we start II Planning initiation Pada tahap inisiasi perencanaan akan dihasilkan rencana kerja EAP serta bertujuan mendapatkan komitmen dari jajaran eksekutif organisasi untuk mendukung studi EAP. Aktifitas yang dilakukan meliputi pendefinisian lingkup dan tujuan studi, pemilihan metodologi pendukung, identifikasi stakeholder, serta pemilihan toolset yang akan digunakan. II Layer 2 Where we are today II Business modeling Tahapan ini betujuan menghimpun basis pengetahuan/informasi yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan bisnis organisasi secara lengkap, komprehensif, dan konsisten. Pengetahuan bisnis yang berhasil dihimpun menjadi landasan dalam pendefinisian arsitektur enterprise. Pendokumentasian tujuan organisasi dan struktur organisasi menjadi aktifitas pembuka dari tahapan ini. Selanjutnya akan dilakukan identifikasi terhadap entitas bisnis dan dekomposisi fungsi dan proses bisnis. Identifikasi entitas bisnis dilakukan dengan memanfaatkan analisis konfigurasi nilai (value configuration analysis) yaitu dengan mengklasifikasikannya ke dalam area fungsional utama dan pendukung. Untuk setiap area fungsional akan terdefinisi entitas-entitas bisnis yang bersesuaian. Selanjutnya metodologi Business Systems Planning, dapat dimanfaatkan untuk mendekomposisi setiap entitas bisnis menjadi himpunan fungsi dan proses bisnis. Pemetaan antara fungsi/proses bisnis terhadap lokasi bisnis dan unit organisasi merupakan artifak yang dihasilkan pada tahp pemodelan bisnis ini. II Current system & technology Tahap ini bertujuan mencatat keberadaan data, aplikasi, dan platform teknologi yang dimiliki oleh organisasi pada saat ini. Catatan tersebut dinamakan Katalog II-6

7 Sumber Daya Informasi (SDI)/ Information Resource Catalog (IRC). IRC menjadi dasar dalam pembuatan rencana pengimplementasian SI. Tahap persiapan IRC dilakukan dengan mendefinisikan komponen informasi yang perlu dicatat, yang meliputi: aplikasi, data masukan dan keluaran, serta platform teknologi yang dibutuhkan. Pengumpulan data IRC dilakukan dengan melakukan survei ke organisasi objek studi kasus. Artifak utama yang dihasilkan pada tahapan ini adalah pemetaan antara sistem legacy dengan fungsi bisnis dan platform teknologi. II Layer 3 Where we want to be in the future Anak panah yang menghubungkan komponen-komponen di layer 3 EAP menunjukkan urutan pendefinisian arsitektur, yaitu arsitektur data, aplikasi, kemudian teknologi. Pendefinisian ketiga arsitektur tersebut merupakan suatu proses yang sekuensial sehingga tidak dapat dilakukan secara paralel. II Data architecture Arsitektur data bertujuan mendefinisikan jenis data utama (entitas data) yang diperlukan organisasi dalam mengerjakan kegiatan bisnisnya. Tahapan ini diawali dengan menginvestigasi entitas data potensial yang diperlukan oleh setiap proses bisnis. Conceptual Data Model (CDM) merepresentasikan hubungan antar komponen arsitektur data, sehingga CDM dapat dimanfaatkan untuk mengeliminasi potensi redundancy di kandidat entitas data. Pada kondisi di mana potensi terjadinya redundancy cukup tinggi perlu dibuat pemetaan antara IRC dengan arsitektur data untuk mengidentifikasi potensi perbaikan/optimasi yang dapat dilakukan. Setelah entitas data lengkap, selanjutnya dibuat pemetaan antara entitas data dengan proses bisnis. Relasi tersebut bertujuan mengidentifikasi keterlibatan proses bisnis dalam melakukan modifikasi (create, retrieve, update, dan delete) terhadap entitas data. Relasi tersebut ditampilkan dalam bentuk matriks yang dinamakan data usage matrix. Matriks tersebut dimanfaatkan untuk mengetahui II-7

8 persebaran data di dalam organisasi serta untuk menentukan lingkup fungsional dari aplikasi yang akan dilakukan pada tahap arsitektur aplikasi. II Application architecture Arsitektur aplikasi bertujuan mendefinisikan aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dalam mendukung kegiatan bisnis organisasi. Kata mendefinisikan menegaskan bahwa pada tahapan ini belum akan dilakukan analisis dan perancangan perangkat lunak secara detil. Aktifitas yang dilakukan pada tahapan ini terbagi dalam empat aktifitas utama, yaitu: mendaftar kandidat aplikasi; menyeleksi dan mendefinisikan kebutuhan dasar aplikasi; mengidentifikasi dukungan aplikasi terhadap fungsi bisnis; dan, melakukan analisis dampak terhadap sistem legacy yang telah dimiliki organisasi. II Technology architecture Arsitektur teknologi bertujuan mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan bagi lingkungan implementasi aplikasi. Platform teknologi yang terdefinisi diharapkan mampu menyediakan lingkungan sharing data. Platform teknologi berperan sebagai media/fasilitas fisik yang mampu mendukung kebutuhan organisasi terhadap informasi yang diperlukan. Aktifitas yang dilakukan pada tahapan ini ini meliputi tiga aktifitas utama, yaitu: mengidentifikasi prinsip-prinsip platform teknologi, mendefinisikan platform teknologi serta mengidentifikasi persebaran data/aplikasi, dan memetakan platform teknologi terhadap aplikasi dan fungsi bisnis. II Layer 4 How we get there II Implementation/migrations plans Rencana implementasi dan migrasi bertujuan merumuskan dan menyiapkan rencana implementasi arsitektur perencanaan SI. Layer terakhir dari EAP ini memiliki kontribusi yang cukup besar untuk menjamin proses perencanaan SI yang telah dilakukan pada 3 layer sebelumnya dapat diimplementasikan di II-8

9 lingkungan organisasi. Penyusunan rencana implementasi dan migrasi dilakukan dengan memanfaatkan hasil analisis kondisi as-is organisasi (model bisnis dan IRC) serta kondisi to-be (arsitektur) untuk mengetahui gap di antara kedua kondisi tersebut. Strategi implementasi dan migrasi akan menjadi jembatan perpindahan dari kondisi organisasi saat ini menuju kondisi ideal yang ingin dicapai di masa mendatang. Rencana implementasi mendefinisikan urutan dan jadwal implementasi, analisis biaya, dan langkah migrasi yang perlu dilakukan. Aktifitas yang dilakukan dalam penyusunan rencana implementasi/migrasi meliputi pembuatan urutan implementasi aplikasi, estimasi jadwal, upaya dan sumber daya yang diperlukan, estimasi biaya dan keuntungan dari rencanan yang dibuat, dan faktor kesuksesan dan membuat rekomendasi dalam pelaksanaan pengimplementasian. Tabel II-3 dan Tabel II-4 merupakan hasil rekapitulasi komponen penyusun EAP yaitu layer, tahapan, tugas, dan artifak yang menjadi bagian dari studi EAP dalam mendefinisikan arsitektur enterprise [FAJ06]. Tabel II-3 Layer,Tahap, Tugas, dan Artifak dari EAP Layer Tahap Tugas Artifak Layer Inisiasi Menentukan lingkup dan tujuan EAP Lingkup dan 1 Perencanaan tujuan Membuat visi Visi Mengadaptasi metodologi Metodologi Mengatur sumber daya komputer Alokasi komputer Membentuk tim perencana Tim perencana Menyiapkan rencana kerja EAP Rencana kerja Memastikan komitmen dan pendanaan Materi presentasi Layer 2 Pemodelan Bisnis Survey Enterprise Dokumentasikan struktur organisasi Struktur organisasi Identifikasi dan definisikan fungsi fungsi Model bisnis bisnis fungsional awal Dokumentasikan model bisnis awal Jadwalkan wawancara Model bisnis Persiapkan wawancara fungsional yang Lakukan wawancara lengkap Masukkan data Distribusikan model bisnis II-9

10 Tabel II-4 Tahap, Tugas, dan Artifak EAP (lanjutan) Layer Tahap Tugas Artifak Sistem Saat Tentukan lingkup, tujuan, dan rencana kerja Ini dan IRC Teknologi Persiapkan untuk pengumpulan data Kumpulkan data IRC Masukkan data Validasi dan tinjau ulang draft IRC Layer 3 Arsitektur Data Arsitektur Aplikasi Information Resource Catalog (IRC) Gambar skematik Skematik sistem Distribusikan IRC Kelola dan pelihara sistem Daftarkan kandidat entitas data Definisi entitas Definsikan entitas, atribut, dan hubungannya Diagram entity relationship Hubungkan entitas dan fungsi bisnis Matriks entitas fungsi Distribusikan arsitektur data Arsitektur data Daftarkan kandidat aplikasi Definisi aplikasi Definsikan aplikasi Hubungkan aplikasi dan fungsi bisnis Matriks aplikasi Analisis dampak terhadap aplikasi saat ini Analisis dampak Distribusikan arsitektur aplikasi Arsitektur aplikasi Arsitektur Teknologi Identifikasi prinsip prinsip dan landasan teknologi Definisikan landasan, distribusi data dan aplikasi Hubungkan landasan teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis Distribusikan arsitektur teknologi Distribusi data dan aplikasi Arsitektur teknologi Layer 4 Rencana Implementasi Urutkan aplikasi aplikasi Urutan aplikasi Estimasikan upaya dan sumber daya Rencana migrasi yangdiperlukan serta buat jadwal Estimasikan biaya dan keuntungan dari Biaya/keuntungan rencana Tentukan faktor kesuksesan dan buat Faktor kesuksesan rekomendasi Rekomendasi II.3 Metodologi yang Mendukung Perencanaan Arsitektur Enterprise II.3.1 Business Systems Planning Business Systems Planning (BSP) merupakan pendekatan terstruktur yang digunakan organisasi untuk merumuskan perencanaan SI dan memenuhi kebutuhan informasi baik jangka pendek maupun panjang [IBM84]. Dengan kata lain, BSP dimanfaatkan untuk menerjemahkan strategi bisnis organisasi menjadi II-10

11 strategi perencanaan SI sebagaimana diilustrasikan pada Gambar II-3. Di dalam studi EAP, BSP dimanfaatkan dalam mendefinisikan arsitektur data (informasi), yaitu dengan mendekomposisi enterprise ke dalam himpunan fungsi/proses bisnis; kemudian mengidentifikasi entitas data yang dibutuhkan oleh kegiatan bisnis organisasi. Gambar II-3 Transformasi Strategi Bisnis ke Strategi SI Tahapan studi dalam BSP [IBM84] meliputi: 1) Mendapatkan komitmen dan dukungan eksekutif untuk menjamin SI yang dihasilkan dapat mendukung strategi bisnis organisasi. Dukungan tersebut memberikan kemudahan bagi tim BSP untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 2) Pendefinisian fungsi bisnis. Tahapan ini merupakan dasar bagi kegiatan wawancara, penyusunan arsitektur data, analisis masalah, dan identifikasi kelas data (entitas data). Output yang dihasilkan di akhir tahapan ini yaitu daftar fungsi bisnis serta hasil identifikasi proses bisnis krusial. Fungsi dan proses bisnis diidentifikasi secara independen terhadap struktur organisasi untuk menghasilkan model bisnis fungsional yang stabil. Identifikasi terhadap produk dan sumber daya yang terlibat dalam setiap area fungsional dilakukan dengan memanfaatkan product and resource life cycle four stage, yang berupa siklus: II-11

12 a) Requirements (Kebutuhan), yaitu aktifitas yang bertujuan menentukan banyaknya resource yang diperlukan, rencana mendapatkannya, dan pengendalian terhadap rencana yang dibuat. b) Acquisition (Akuisisi), yaitu aktifitas yang bertujuan mendapatkan resource yang digunakan dalam proses pengembangan. c) Stewardship (Pengelolaan), yaitu aktifitas yang bertujuan membentuk, seleksi, modifikasi/menjaga resource yang mendukung produk/layanan. d) Retirement (Disposisi), yaitu aktifitas yang menandai berakhirnya penggunaan resource dalam suatu proses. Di akhir tahapan ini relasikan fungsi bisnis dengan unit organisasi dalam bentuk matriks. Nilai cell dari matriks merepresentasikan derajat keterlibatan unit organisasi dalam suatu fungsi bisnis. 3) Pendefinisian entitas data. Entitas data merupakan himpunan informasi yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan bisnis dan pengambilan keputusan. Pendefinisian entitas data dilakukan dengan mengacu kepada entitas bisnis yang didefinisikan sebelumnya. Data usage matrix merupakan tools yang digunakan dalam memetakan proses bisnis dengan entitas data yang dibutuhkannya. Setiap entitas data hanya boleh di-create oleh satu proses bisnis saja untuk menjamin integritas data. Artifak yang dihasilkan pada tahapan ini antara lain: matriks entitas-bisnis/entitas-data dan entitasdata/proses-bisnis. 4) Pendefinisian arsitektur data/informasi. Matriks entitas-data/proses-bisnis yang dihasilkan pada tahap sebelumnya dimanfaatkan untuk mengidentifikasi pertukaran data di dalam organisasi. Proses identifikasi dilakukan dengan melakukan penataan ulang baris dan kolom matriks, berdasarkan siklus hidup resource-nya, sehingga cell bernilai C berada di diagonal utama matriks. II-12

13 Langkah selanjutnya adalah membuat diagram aliran informasi, dengan melakukan pengelompokan terhadap proses-bisnis dan entitas-data yang berada pada rumpun lokasi yang berdekatan. Hasil agregasi dimanfaatkan untuk mengidentifikasi kandidat subsistem yang diperlukan. 5) Analisis dukungan sistem legacy. Tujuannya memahami pemrosesan data yang berlangsung di dalam organisasi, di mana merupakan dasar dalam penyusunan rekomendasi perencanaan SI. BSP menyarankan penggunaan alat bantu berupa matriks aplikasi/unit-organisasi dan aplikasi/fungsi-bisnis. Penggunaan tools tersebut untuk mengidentifikasi tingkat dukungan aplikasi terhadap fungsi bisnis dan mendeteksi potensi redundancy sistem legacy. 6) Survei dan wawancara. Kegiatan ini bertujuan melakukan klarifikasi terhadap hasil identifikasi proses bisnis, entitas data, unit organisasi, serta asosiasi dari komponenkomponen tersebut. Tahap ini menguji kebenaran dari tujuan bisnis organisasi serta permasalahan yang berhasil dihimpun. Problem statement dapat dituliskan dalam format cause/effect dengan menggunakan problem analysis sheet. 7) Pendefinisian masalah bisnis dan kesimpulan. Tujuan dari tahapan ini adalah menyediakan dasar bagi penyusunan rekomendasi (prioritas) pengimplementasian subsistem. 8) Penentuan prioritas arsitektur. Kriteria yang digunakan dalam penentuan prioritas bisa berdasarkan problem causing dan process affected. Kriteria pertama mengindikasikan bahwa proses perlu didukung aplikasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Sedangkan, kriteria kedua menunjukkan bahwa aplikasi dapat direlasikan ke permasalahan berdasarkan benefit yang diterima organisasi. Faktor yang digunakan dalam melakukan penilaian prioritas II-13

14 dari suatu arsitektur, antara: potential benefits, impact upon the business, probability of success, dan demand. 9) Perumusan rekomendasi. Rekomendasi yang dibuat meliputi aspek arsitektur data/informasi dan manajemen sumber daya informasi. Pada lingkup tugas akhir ini, rekomendasi yang dihasilkan terbatas pada aspek arsitektur data/informasi yang meliputi penggunaan arsitektur informasi dalam perencanaan SI, manajemen perubahan terhadap sistem legacy, dan penentuan prioritas arsitektur data/informasi. II.3.2 Value Configuration Analysis Analisis konfigurasi nilai didefinisikan sebagai metode analisis terhadap level kompetitif organisasi berdasarkan teori teknologi dan logika penciptaan nilai [STA98]. Di dalam studi EAP, analisis konfigurasi nilai dimanfaatkan untuk melakukan identifikasi terhadap aktifitas bisnis organisasi yang sifatnya krusial; kemudian mengelompokkannya ke dalam area fungsional utama dan pendukung. Pada tugas akhir ini, dibahas 2 metode analisis konfigurasi nilai yaitu value chain dan value network. II Value Chain Kerangka kerja value chain (rantai nilai) merupakan suatu bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan dan menganalisis lojik penciptaan nilai pada level organisasi [STA98]. Metode ini dipergunakan untuk mendekomposisi enterprise menjadi kumpulan aktifitas strategis dan memahami dampaknya terhadap biaya dan nilai. Menurut Thompson [STA98], value chain merupakan long-linked technology, artinya penciptaan nilai dilakukan melalui proses transformasi dari input menjadi produk akhir. Produk akhir tersebut menjadi media untuk menyampaikan nilai kepada konsumen. Value chain dibagi ke dalam aktifitas primer dan pendukung. Aktifitas primer meliputi aktifitas- aktifitas yang terlibat dalam pembuatan dan pembawaan nilai II-14

15 kepada konsumen. Sedangkan, aktifitas pendukung meliputi aktifitas-aktifitas yang dapat meningkatkan performa dari aktifitas primer. 1) Aktifitas primer, meliputi: a) Inbound logistics, aktifitas yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan, dan penyebaran bahan mentah. b) Operations, aktifitas yang berkaitan dengan transformasi dari input menjadi produk akhir. c) Outbond logistics, aktifitas yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi fisik suatu produk ke konsumen. d) Marketing and sales, aktifitas yang berkaitan dengan upaya untuk menganalisis kebutuhan konsumen dan menciptakan daya tarik konsumen terhadap produk/layanan yang dihasilkan. e) Service, aktifitas yang berkaitan dengan upaya penjagaan nilai dari produk. 2) Aktifitas pendukung yang umum ditemui antara lain: a) Procurement, aktifitas yang bertujuan mendapatkan masukan yang dibutuhkan dalam rantai nilai. b) Technology development, aktifitas yang bertujuan meningkatkan produk dan proses. c) Human resource management, aktifitas yang berkaitan dengan recruitment, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada tim pekerja. d) Firm infrastructure, aktifitas yang berkaitan dengan manajemen umum, perencanaan, keuangan, humas, dan manajemen kualitas. Gambar II-4 merupakan ilustrasi dari diagram value chain yang dikembangkan oleh Porter. Margin pada bagian ujung anak panah menggambarkan kolaborasi antara aktifitas utama dan pendukung untuk menghasilkan nilai di akhir dari rantai nilai. II-15

16 Gambar II-4 Diagram Rantai Nilai II Value Network Value network (VN) merupakan metode analisis untuk memodelkan enterprise di mana penciptaan nilainya dilakukan dengan memfasilitasi jaringan relasi antar konsumen, dengan memanfaatkan teknologi sebagai mediumnya (mediating technology). Nilai dalam VN ditentukan oleh tingkat kemungkinan komunikasi antar konsumen. Enterprise berperan sebagai mediator yang mendirikan, memantau, dan menghentikan hubungan antar anggota. VN terdiri dari aktifitas primer dan aktifitas pendukung. Aktifitas primer meliputi upaya mediasi baik pada level komunikasi mikro maupun pada level industri. Sedangkan, aktifitas pendukung meliputi upaya pengembangan teknologi yang mendukung aktifitas primer. 1) Aktifitas primer, meliputi: a) Network promotion and contract management, meliputi aktifitas yang bertujuan mengajak konsumen potensial untuk bergabung dalam jaringan, seleksi terhadap konsumen, manajemen, dan persetujuan kontrak yang mengatur persyaratan layanan dan pembiayaan. b) Service provisioning, meliputi aktifitas yang bertujuan membangun, menjaga, dan mengakhiri hubungan antara konsumen dan pembayaran untuk nilai yang diterima. Pembayaran perlu II-16

17 memperhitungkan penggunaan kapasitas jaringan oleh konsumen baik volume dan waktu. c) Network infrastructure operation, meliputi aktifitas yang bertujuan menjaga dan mengoperasikan infrastruktur. Aktifitas ini menjaga jaringan kerja berada pada kondisi siaga sehingga selalu siap untuk melayani konsumen. 2) Aktifitas pendukung pada VN dititikberatkan pada pengembangan teknologi, meliputi: a) Network infrastructure development, meliputi aktifitas desain, pengembangan, dan implementasi dari infrastruktur jaringan. b) Service development, meliputi aktifitas untuk memodifikasi layanan di dalam kontrak untuk konsumen potensial. Gambar II-5 merupakan ilustrasi dari diagram value network. Ketiga aktifitas primer digambarkan secara overlap untuk menegaskan hubungan konkuren diantara ketiganya. Tidak adanya garis berarah ke konsumen mengindikasikan bahwa penciptaan nilai dilakukan ketika terjadi proses mediasi bagi konsumen. Gambar II-5 Diagram Value Network II-17

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan competitive advantage yang baik, maka perencanaan strategis

Lebih terperinci

Pembuatan Rencana Strategis. Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik. Berbasis Enterprise Architecture Planning

Pembuatan Rencana Strategis. Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik. Berbasis Enterprise Architecture Planning Pembuatan Rencana Strategis Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik Berbasis Enterprise Architecture Planning Studi Kasus: Pemerintah Kabupaten Kutai Barat LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bab III Analisis Kondisi Organisasi III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemberian layanan umum kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi pemerintah sebagai abdi negara dan abdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan S1 Sistem Informasi Universitas Kristen Maranatha Bandung, maka topik tugas akhir yang diambil oleh penulis

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING

ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING Metode EAP Ada 2metode EAP yang banyak digunakan yaitu : 1. Metode Zachman 2. Metode Togaf ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING Uro Abdulrohim, MT Zachman Framework Dalam pengembangan EA ada beberapa metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan. Sampai saat ini PT. XYZ masih belum memiliki pendefinisian

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan. Sampai saat ini PT. XYZ masih belum memiliki pendefinisian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Penelitian PT. XYZ adalah sebuah perusahaan dalam bidang jasa fabrikasi sheetmetal. Dimana dalam setiap proses bisnisnya, pengelolaan terhadap data dan informasi

Lebih terperinci

Arsitektur Enterprise

Arsitektur Enterprise Arsitektur Enterprise Kualitas Informasi Usefull Completness Correctness Security Up to date Sistem Informasi Enterprise Enterprise membutuhkan perencanaan Sistem Informasi yang bersifat menyeluruh dan

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Tempat yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini adalah UMKM Center Provinsi Jawa Tengah yang berada di Jl. Setiabudi No. 192 Srondol Wetan, Banyumanik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan conpetitive advantage yang baik, maka perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era informasi ini, suatu organisasi membutuhkan informasi yang mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tinjauan Pustaka Dalam dunia kesehatan pelayanan merupakan hal terpenting dalam suatu instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang tidak

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Program Studi Sarjana Program ram studi merupakan penataan program akademik bagi bidang studi tertentu entu didedikasikan k untuk menguasai, memanfaatkan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa perancangan sistem adalah framework Zachman yang akan dijabarkan dalam masing-masing kolomnya yang terdiri dari What,

Lebih terperinci

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 2, Juni 2016, 157-166 E-ISSN: 2548-3587 157 Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) Rully Pramudita 1,*,Nadya

Lebih terperinci

Nelly Khairani Daulay

Nelly Khairani Daulay PERANCANGAN CETAK BIRU INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK MURA LUBUKLINGAU Program Studi Sistem Komputer, STMIK Musi Rawas Lubuklinggau Jl. Jend. Besar Soeharto Kel. Lubuk Kupang Kec. Lubuklinggau

Lebih terperinci

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) Ady Purna Kurniawan Chalifa Chazar ABSTRAK Suatu organisasi membutuhkan

Lebih terperinci

Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP)

Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) Analisis ValueShop Sebagai Pemodelan Bisnis Awal Dalam Perencanaan Arsitektur Enterprise (EAP) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Telkom prm@politekniktelkom.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

MENGENAL FRAMEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTEM INFORMASI UNTUK JASA BENGKEL MOBIL

MENGENAL FRAMEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTEM INFORMASI UNTUK JASA BENGKEL MOBIL 8 INFOKA Nomor II / Th. IX/ September / 4 ENGENAL FRAEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTE INFORASI UNTUK JASA BENGKEL OBIL SUGENG URDOWO (Dosen AIK JTC Semarang) ABSTRAK Kepuasan layanan pada pelanggan

Lebih terperinci

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Sebuah blueprint yang menjelaskan bagaimana semua elemen TI dan manajemen bekerja bersama dalam satu kesatuan dan memberikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.2. Enterprise Arsitektur Arsitektur enterprise adalah sebuah pendekatan yang didirikan berdasarkan model dan manajemen holistik TI sebagai kerangka kerja untuk menunjukan penciptaan

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Sistem Informasi Dyna

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Zachman Framework TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com History Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) pertama

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Enterprise Architecture Sebuah bangunan memerlukan sebuah pedoman dalam proses pembangunannya. Pedoman itu digunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan SI. Bab ini memaparkan teori yang mendasari pembahasan skripsi

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan SI. Bab ini memaparkan teori yang mendasari pembahasan skripsi BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pembangunan Sistem Informasi (SI) sudah selayaknya dilakukan. Perencanaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi akan memberikan manfaat yang besar

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Sebelum masuk kedalam proses pemodelan arsitektur enterprise, perlu dilakukan identifikasi terhadap proses bisnis yang sedang berjalan saat ini, khususnya proses bisnis

Lebih terperinci

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP)

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Yohana Dewi Lulu W yohana@pcr.ac.id Jurusan Komputer Politeknik Caltex Riau Abstrak Perkembangan enterprise saat ini

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

RESUME JURNAL : PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI BERBASIS ZACHMAN FRAMEWORK PADA DISNAKERTRANS PROVINSI JAWA BARAT

RESUME JURNAL : PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI BERBASIS ZACHMAN FRAMEWORK PADA DISNAKERTRANS PROVINSI JAWA BARAT Yana Putri / 1106130096 SI3704 RESUME JURNAL : PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI BERBASIS ZACHMAN FRAMEWORK PADA DISNAKERTRANS PROVINSI JAWA BARAT Disnakertrans Provinsi Jabar merupakan instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan penelitian ini membutuhkan berbagai macam data untuk di analisis lebih lanjut. Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada subbab ini diberikan paparan mengenai definisi-definisi umum terkait arsitektur informasi serta arsitektur enterprise.

BAB II DASAR TEORI. Pada subbab ini diberikan paparan mengenai definisi-definisi umum terkait arsitektur informasi serta arsitektur enterprise. BAB II DASAR TEORI Dasar teori digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan tugas akhir. Bab ini akan membahas mengenai seluruh dasar teori yang berkaitan dengan pengerjaan tugas akhir. Dasar-dasar teori

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5 DAFTAR ISI Halaman Judul... ii Persetujuan Laporan Tugas Akhir... iii Pengesahan Dewan Penguji... iv Pernyataan Keaslian Tugas Akhir... v Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Sistem Informasi Menurut Turban [17] Sistem informasi merupakan sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan data dan informasi untuk

Lebih terperinci

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak

KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI. Abstrak KOLABORASI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI SISTEM INFORMASI SATRIYO ADHY Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang satriyo@undip.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi

Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Jurnal Sistem Informasi Bisnis 03 (2012) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 117 Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Dyna Marisa Khairina

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, Zachman Framework, blueprint

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, Zachman Framework, blueprint ABSTRAK PT. Indonesia Power merupakan sebuah perusahaan besar yang melakukan proses produksi tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, oleh karena itu perusahaan harus menentukan dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI DINAS PARIWISATA MENGGUNAKAN MODEL EAP

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI DINAS PARIWISATA MENGGUNAKAN MODEL EAP PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI DINAS PARIWISATA MENGGUNAKAN MODEL EAP Rintho Rante Rerung Manajemen Informatika Politeknik Perdana Mandiri Purwakarta Email: rintho@rantererung.com ABSTRAK Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas pengerjaan tugas akhir ini dalam melakukan analisis perencanaan strategis sistem informasi kami menggunakan metode Ward

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Secara umum penelitian penggunaan dan pemanfaatan Perencanaan Arsitektur Enterprise yang dilakukan ditujukan untuk studi kasus atas organisasi yang bergerak

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI 1 Safrian Aswati, 2 Saleh Malawat, 3 Suhendra, dan 4 Khairil

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP)

Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP) JURNAL DIGIT, Vol.1, No. 2, November 2011, pp. 113~122 ISSN:2088-589X Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP) 113 Ridho Taufiq Subagio Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis

Lebih terperinci

Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning

Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning Ridho Taufiq Subagio Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Disadari maupun tidak, arus informasi dan data secara terus-menerus telah memberikan perspektif baru dalam dunia bisnis. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Basis Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Perancangan Aplikasi Basis Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan 02 Perancangan Aplikasi Basis Data by: Ahmad Syauqi Ahsan Latar Belakang 2 Metodologi perancangan basis data dapat menggunakan alat bantu seperti Designer 2000 dari Oracle, ERWin, BPWin, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini memaparkan teori yang mendasari pembahasan tesis secara menyeluruh. II.1 Definisi Integrasi Enterprise Bernstein dan Ruh mendefinisikan enterprise integration yaitu : Unrestricted

Lebih terperinci

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP Oleh : Hendra Gunawan Jurusan Teknik Informatika, STMIK-IM email : hendra_gunawan@engineer.com Abstrak Kegiatan yang terjadi dalam suatu

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana. oleh : Desi Hadiati /

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana. oleh : Desi Hadiati / Pembuatan Arsitektur Sistem Informasi Dengan Enterprise Architecture Planning Untuk Mendukung Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Bandung) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan, komponen, penyimpanan, dan tatakelola arsitektur TOGAF dalam rangka pengembangan dokumen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2015

Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2015 PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUK PENERAPAN MANAJEMEN INOVASI MENGGUNAKAN ZACHMAN FRAMEWORK PADA PUSAT PENELITIAN TENAGA LISTRIK DAN MEKATRONIK LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Hanhan Hanafiah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Astri Veviyana 08018153, Ali Tarmuji Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Budi Daryatmo STMIK MDP Palembang budi_daryatmo@yahoo.com Abstrak: Pengelolaan TI perlu direncanakan dan dituangkan dalam bentuk cetak biru TI sehingga organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pondasi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi serta untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pondasi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi serta untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Enterprise Architecture (EA) EA merupakan wujud kegiatan yang memungkinkan organisasi membangun pondasi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi serta untuk menghadapi

Lebih terperinci

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan

Lebih terperinci

Arsitektur Teknologi Informasi Berbasis Enterprise Architecture Planning (EAP) di Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG)

Arsitektur Teknologi Informasi Berbasis Enterprise Architecture Planning (EAP) di Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Arsitektur Teknologi Informasi Berbasis Enterprise Architecture Planning (EAP) di Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wina Witanti 1 Jurusan Informatika Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani)

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Bisnis Sistem Informasi Terintegrasi pada SMA Negeri I Yogyakarta

Analisis Fungsi Bisnis Sistem Informasi Terintegrasi pada SMA Negeri I Yogyakarta Analisis Fungsi Bisnis Sistem Informasi Terintegrasi pada SMA Negeri I Yogyakarta Dicky Anggoro Wicaksono 1, Sri Suning Kusumawardani 2, Igi Ardiyanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan.

Lebih terperinci

Perancangan Arsitektur

Perancangan Arsitektur Bab IV Perancangan Arsitektur IV.1 Arsitektur Data Kualitas data merupakan produk dasar dari fungsionalitas SI [SPE92]. EAP bersifat data-driven di mana arsitektur data merupakan acuan dalam pendefinisian

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis

Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis [Melengkapi Proses Bisnis yg di presentasikan] Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. Pokok Bahasan Value Chain Diagram Aliran Data Flowchart 2 1 Value Chain (Porter) Value Chain:

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian 36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di

Lebih terperinci

Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise

Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise Pada bab ini secara khusus akan didefinisikan perencanaan arsitektur organisasi pada data, aplikasi dan teknologi. Diharapkan pada tahap ini, EAP yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP

BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berikut ini merupakan kesimpulan dari penerapan Zachman Framework yang telah dilakukan pada perusahaan PT.Berdikari Indo Super Grosir Cianjur. V.1.1. Kolom What Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut O Brien dalam Baridwan dan Hanum (2007:155) terdapat tiga dimensi pengukuran kualitas informasi, ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 39 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Permasalahan Dukungan SIMPEG yang berkualitas bagi Badan Litbang Pertanian merupakan suatu keharusan agar mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN EAP PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU)

PENGEMBANGAN MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN EAP PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU) 70 PENGEMBANGAN MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN EAP PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU) Reno Supardi 1) 1) Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pada penyusunan penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah faktor yang terpenting yang harus dipenuhi untuk di analisis lebih lanjut. Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka menguraikan temuan dan bahan penelitian yang diperoleh dari acuan yang akan dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan penelitian Tugas Akhir

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau

Lebih terperinci

Konsep Dasar BUSINESS SYSTEM PLANNING. Definisi. Konsep Dasar (cont.) Sistem informasi harus mampu mendukung goal dan objektif bisnis.

Konsep Dasar BUSINESS SYSTEM PLANNING. Definisi. Konsep Dasar (cont.) Sistem informasi harus mampu mendukung goal dan objektif bisnis. Konsep Dasar Sistem informasi harus mampu mendukung goal dan objektif bisnis. Business Strategy IS Strategy BUSINESS SYSTEM PLANNING Misi Goal Tujuan Strategi IS Strategy Planning Process Tujuan SI Kebijakan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai Enterprise Architecture Planning pernah dilakukan sebelumnyaoleh Joko Triloka dengan judul "Pemodelan Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM 4.1 Analisa Studi Kasus Penerapan sistem informasi dalam fungsi bisnis pada setiap organisasi dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa untuk menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI penelitian. Pada bab ini akan dibahas literatur dan landasan teori yang relevan dengan 2.1 Tinjauan Pustaka Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul...ii. Persetujuan Laporan Tugas Akhir...iv. Ucapan Terimakasih...viii. Abstrak...x. Daftar Isi...xi. Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Halaman Judul...ii. Persetujuan Laporan Tugas Akhir...iv. Ucapan Terimakasih...viii. Abstrak...x. Daftar Isi...xi. Daftar Gambar... DAFTAR ISI Halaman Judul...ii Persetujuan Laporan Tugas Akhir...iv Ucapan Terimakasih...viii Abstrak...x Daftar Isi...xi Daftar Gambar...xv Daftar Tabel...xxi Bab 1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang Masalah...1

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Ialah sebuah set elemen atau komponen terhubung satu sama lain yang mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Application Architecture TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Review BPS dapat digunakan untuk menterjemahkan

Lebih terperinci

Perencanaan Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Strategi Pengembangan Sistem Informasi (Studi Kasus: PT. ABC)

Perencanaan Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Strategi Pengembangan Sistem Informasi (Studi Kasus: PT. ABC) Perencanaan Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Strategi Pengembangan Sistem Informasi (Studi Kasus: PT. ABC) Paramita Mayadewi Manajemen Informatika,Politeknik Telkom Kawasan Pendidikan Telkom Jl. Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Business System Planning (BSP) Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah pendekatan atau metodologi terstruktur. Metodologi BSP dikembangkan oleh

Lebih terperinci

Bab III Analisis Kondisi Enterprise

Bab III Analisis Kondisi Enterprise Bab III Analisis Kondisi Enterprise Bab ini memaparkan tahapan analisis terhadap kondisi enterprise saat ini serta menentukan kebutuhan arsitektur data, aplikasi dan teknologi di masa mendatang. Tahapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini merupakan beberapa pengertian atau definisi mengenai enterprise :

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini merupakan beberapa pengertian atau definisi mengenai enterprise : 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enterprise Berikut ini merupakan beberapa pengertian atau definisi mengenai enterprise : 1. Organisasi yang mendukung lingkungan bisnis dan misi yang telah ditetapkan. 2. Enterprise

Lebih terperinci

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Software Vensim Simulasi Daya Saing Rantai Nilai Sistem Dinamik Pemodelan Sistem Klaster Industri Makro ergonomi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN ENTERPRISE ARSITECTURE PLANNING

PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN ENTERPRISE ARSITECTURE PLANNING PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN ENTERPRISE ARSITECTURE PLANNING (Studi Kasus: Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kab. Lampung Tengah) 1 Hendra Kurniawan 1 Jurusan Sistem Informasi-Fakultas

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Riyanarto Sarno 1, Dwi Sunaryono 2, Gita Ventyana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pendidikan

Sistem Informasi Pendidikan Sistem Informasi Pendidikan.:: Analisis dan Penyusunan Portofolio ::. Asep Wahyudin, S.Kom, M.T. Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia Inbound Logistics Operations Outbound Logistics

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) bidang II Kota Bandung adalah salah satu bagian dari BPPT Kota Bandung yang melayani proses penerbitan perizinan meliputi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN WARGA DAN IURAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN WARGA DAN IURAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN WARGA DAN IURAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN Ucu Nugraha Sistem Informasi Universitas Widyatama Bandung Jl Cikutra No. 204A, Bandung 40125 Email

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Analisis System Mulyadi, S.Kom, M.S.I Analisa Sistem Analisis sistem - teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem ke dalam beberapa komponen dengan tujuan mempelajari

Lebih terperinci