Perancangan Arsitektur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Arsitektur"

Transkripsi

1 Bab IV Perancangan Arsitektur IV.1 Arsitektur Data Kualitas data merupakan produk dasar dari fungsionalitas SI [SPE92]. EAP bersifat data-driven di mana arsitektur data merupakan acuan dalam pendefinisian arsitektur aplikasi dan teknologi. Tahapan arsitektur data bertujuan mendefinisikan jenis informasi yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan bisnis organisasi. Arsitektur data mendefinisikan jenis data utama (entitas data) yang diperlukan oleh setiap fungsi/proses bisnis. Arsitektur yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam perancangan basis data lojik dan fisik, serta untuk pengimplementasian basis data. IV.1.1 Entitas Data Kandidat entitas data bisa didapatkan dari beragam sumber, misalnya: definisi fungsi/proses bisnis, hasil wawancara, IRC, desain basis data yang telah ada sebelumnya, dll. Pendefinisian entitas data dilakukan dengan memetakan kebutuhan setiap entitas bisnis terhadap informasi yang dibutuhkannya. Tabel IV-1 (cuplikan dari Lampiran F) menunjukkan asosiasi antara entitas bisnis Pelayanan Informasi dengan entitas data yang dibutuhkan. Terdefinisinya entitas data yang dibutuhkan oleh setiap entitas bisnis, menunjukkan tingkat persebaran data dalam organisasi serta untuk mengidentifikasi entitas data yang dibutuhkan namun belum tersedia. Setiap entitas data tidak boleh didefinisikan secara beririsan, Conceptual Data Model (CDM) dimanfaatkan untuk mengeliminasi entitas-entitas data yang redundant. CDM merepresentasikan hubungan antar entitas data. CDM digambar secara terpisah untuk setiap entitas bisnis. Gambar IV-1(cuplikan dari Lampiran F) merupakan CDM dari entitas bisnis Pelayanan Informasi. IV-1

2 Terdapat 87 entitas data yang teridentifikasi di BP2T. Hasil identifikasi tersebut beserta CDM dapat diacu secara lengkap di Lampiran F. Perlu dicatat bahwa entitas data mendefinisikan informasi bisnis pada level konseptualnya. Oleh karena itu, pada tahap analisis dan perancangan perangkat lunak perlu dilakukan penerjemahan entitas data yang bersesuaian dengan suatu perangkat lunak secara lebih detil/spesifik untuk menghasilkan rancangan basis data yang tepat. IV.1.2 Pemetaan Entitas Data Terhadap Proses Bisnis Matriks data usage dimanfatkan untuk menggambarkan keterkaitan data dengan setiap proses bisnis. Penyusunan relasi antara entitas data dengan proses bisnis dilakukan untuk mengetahui tingkat keterlibatan proses bisnis dalam melakukan modifikasi terhadap entitas data berupa create, update, retrieved, dan delete. Relasi tersebut ditampilkan dalam bentuk matriks dengan daftar entitas data sebagai sumbu horizontal serta daftar proses bisnis pada sumbu vertikal. Tabel IV-1 Identifikasi Entitas Data ENTITAS BISNIS Pelayanan Informasi ENTITAS DATA berkas permohonan biaya retribusi bukti penerimaan berkas evaluasi pelayanan informasi jenis izin komponen biaya log pertanyaan-jawaban persyaratan pertanyaan pihak pemohon rencana pelayanan informasi rencana penyebarluasan informasi sop pelayanan informasi visi, misi, dan rencana strategis IV-2

3 Gambar IV-1 CDM Entitas Bisnis "Pelayanan Informasi" Nilai untuk setiap cell matriks diisi dengan ketentuan sebagai berikut: 1) C = create, artinya proses bisnis terlibat dalam pembuatan, pemutakhiran, dan penggunaan entitas data. 2) U = update, artinya proses bisnis terlibat dalam pemutakhiran, penghapusan, dan penggunaan entitas data. 3) R = retrieved, artinya proses bisnis terlibat dalam penggunaan entitas data. Untuk menjamin integritas data pastikan bahwa untuk setiap entitas data hanya diproduksi (create) oleh satu proses bisnis saja. Selain itu perlu diperhatikan IV-3

4 bahwa setiap entitas data harus diperbaharui/diacu minimal oleh satu proses bisnis baik proses penciptanya ataup proses lain. Hasil dari proses identifikasi dan relasi tersebut dapat diacu pada Tabel IV-2 (cuplikan dari Lampiran F) di mana merelasikan 101 proses bisnis dengan 87 entitas data. Tabel IV-3 (cuplikan dari Lampiran F) adalah diagram aliran arsitektur data yang merupakan hasil pengolahan dari matriks data usage untuk menunjukkan tingkat persebaran data di dalam organisasi. IV.1.3 Subjek Basis Data Matriks relasi entitas data dengan proses bisnis dimanfaatkan untuk menentukan lingkup fungsionalitas suatu aplikasi. Proses ini dilakukan dengan melakukan penataan ulang posisi proses bisnis dan entitas data sehingga dihasilkan jajaran cell bernilai C di sepanjang diagonal utama matriks. Kemudian dilakukan pengelompokan terhadap entitas data - entitas data yang berada pada rumpun lokasi yang berdekatan sehingga menghasilkan deretan kotak hasil pengelompokan. Kotak-kotak yang terbentuk disebut sebagai subjek basis data. Sebaran nilai matriks yang terletak di luar area subjek basis data merepresentasikan tingkat sharing data di dalam organisasi. Setelah dilakukan penataan ulang dan pengelompokan terhadap matriks didapatkan 14 subjek basis data. Subjek basis data yang berhasil diidentifikasi dapat diacu secara lengkap di Lampiran F. Tabel IV-4 (cuplikan dari Lampiran F) menunjukkan subjek basis data Pelayanan Informasi. SIAK merupakan satu-satunya sistem legacy yang dimiliki oleh pihak BP2T Kutai Barat sebagaimana dinyatakan di bab III Perlu dicatat bahwa hampir seluruh data BP2T masih dikelola secara manual. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan pemetaan antara IRC terhadap arsitektur data, karena kecilnya potensi redundancy data. IV-4

5 Tabel IV-2 Data Usage Matrix ENTITAS DATA rencana penyebarluasan informasi rencana pelayanan informasi sop pelayanan informasi pertanyaan log pertanyaan-jawaban rencana pelayanan pengaduan sop pelayanan pengaduan pengaduan pihak pengadu kategori pengaduan domain masalah alternatif solusi log masalah-tindak lanjut rencana pelayanan administrasi sop pelayanan administrasi jenis izin persyaratan biaya retribusi komponen biaya standar pelayanan minimal rencana penanaman modal rencana analisa dan promosi PROSES BISNIS Merencanakan teknis penyebarluasan informasi C R R R R Merencanakan teknis pelayanan informasi C C R R R R Melayani pertanyaan masyarakat R C C R R R R Menyebarluaskan informasi ke masyarakat R R R R R Menerima permintaan pelacakan permohonan R U U R Pelayanan Informasi Melacak keberadaan permohonan R R U R Merencanakan teknis pelayanan pengaduan C C R R Menerima pengaduan R C C Mengkategorikan jenis pengaduan R C Menganalisis akar masalah R R C Pelayanan Pengaduan Menetapkan tindakan R R R R R C IV-5

6 Tabel IV-3 Diagram Alir Arsitektur Data IV-6 ENTITAS DATA rencana penyebarluasan informasi rencana pelayanan informasi sop pelayanan informasi pertanyaan log pertanyaan-jawaban rencana pelayanan pengaduan sop pelayanan pengaduan pengaduan pihak pengadu kategori pengaduan domain masalah alternatif solusi log masalah-tindak lanjut rencana pelayanan administrasi sop pelayanan administrasi jenis izin persyaratan biaya retribusi komponen biaya standar pelayanan minimal rencana penanaman modal rencana analisa dan promosi PROSES BISNIS Merencanakan teknis penyebarluasan informasi Merencanakan teknis pelayanan informasi Melayani pertanyaan masyarakat Menyebarluaskan informasi ke masyarakat Menerima permintaan pelacakan permohonan Pelayanan Informasi Pelayanan Informasi Melacak keberadaan permohonan Merencanakan teknis pelayanan pengaduan Menerima pengaduan Mengkategorikan jenis pengaduan Menganalisis akar masalah Menetapkan tindakan Mendokumentasikan pengaduan Pelayanan Pengaduan Pelayanan Pengaduan

7 Tabel IV-4 Subjek Basis Data: Pelayanan Informasi ENTITAS DATA rencana penyebarluasan informasi rencana pelayanan informasi sop pelayanan informasi pertanyaan log pertanyaan-jawaban PROSES BISNIS Merencanakan teknis penyebarluasan informasi C Pelayanan Informasi Merencanakan teknis pelayanan informasi Melayani pertanyaan masyarakat Menyebarluaskan informasi ke masyarakat R C C R C C Menerima permintaan pelacakan permohonan R U U Melacak keberadaan permohonan R R U IV.2 Arsitektur Aplikasi Arsitektur aplikasi bertujuan mendefinisikan aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung kegiatan bisnis organisasi. Aplikasi merupakan mekanisme tearstruktur untuk mengelola data di dalam organisasi [SPE92]. Pendefinisian yang tepat dan lengkap menghasilkan daftar aplikasi yang mampu menyediakan akses terhadap informasi bisnis dengan format yang dibutuhkan secara efisien. IV.2.1 Seleksi Kandidat Aplikasi Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasi kandidat aplikasi yang dibutuhkan dalam mengelola informasi bisnis yang dibutuhkan. Identifikasi terhadap kandidat aplikasi dilakukan dengan memanfaatkan matriks data usage. Pada matriks data usage didapatkan 14 subjek basis data yang menjadi dasar dalam menentukan kandidat aplikasi. Untuk setiap subjek basis data didefinisikan kandidat aplikasi digunakan untuk melakukan pengelolaan terhadap subjek basis data tersebut. Setelah kandidat IV-7

8 aplikasi didaftar secara lengkap, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi potensi redundancy fungsionalitas dari kandidat aplikasi yang ada. Teridentifikasi kebutuhan pengelolaan pengetahuan untuk setiap entitas bisnis organisasi. Hal tersebut terlihat dari adanya kebutuhan aplikasi knowledge management untuk 13 dari 14 subjek basis data yang terdefinisi. Oleh karena itu, diperlukan aplikasi knowledge management yang mengelola pengetahuan organisasi secara terintegrasi. Pengintegrasian aplikasi knowledge management bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan bisnis organisasi. Aplikasi pengelolaan pengetahuan terintegrasi tersebut dinamakan Aplikasi Knowledge Management BP2T. Dua aplikasi lain yang teridentifikasi di lebih dari 1 subjek basis data adalah aplikasi pengelolaan izin dan aplikasi pembayaran retribusi. Tabel kandidat aplikasi di Lampiran G dilengkapi dengan analisis keuntungan/dampak dari pemanfaatan aplikasi dalam upaya pengembangan dan perbaikan performa suatu fungsi/proses bisnis. Di akhir proses ini teridentifikasi 11 aplikasi yang diperlukan utuk melakukan pengelolaan terhadap informasi bisnis, yaitu: 1) Aplikasi Pelayanan Informasi; 2) Aplikasi Pelayanan Pengaduan; 3) Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan; 4) Aplikasi Pemrosesan Perizinan; 5) Aplikasi Pembayaran Retribusi; 6) Aplikasi Pengelolaan Izin; 7) Aplikasi Knowledge Management BP2T; 8) Sistem Informasi Keuangan; 9) Sistem Informasi Layanan Umum; 10) Sistem Informasi SDM; 11) Sistem Informasi Perlengkapan. IV-8

9 IV.2.2 Pemetaan Aplikasi Terhadap Fungsi Bisnis Tujuan tahapan ini yaitu untuk mengidentifikasi fungsi bisnis yang membutuhkan dukungan dari suatu aplikasi tertentu. Pemetaan tersebut untuk mencegah redundancy fungsionalitas antar aplikasi. Tabel IV-5 (cuplikan dari Lampiran H) menunjukkan hasil pemetaan aplikasi terhadap fungsi bisnis dari entitas bisnis Pelayanan Informasi. Hasil pemetaan yang dilalukan di tahap ini menunjukkan seluruh fungsi bisnis akan mendapatkan dukungan dari aplikasi yang diusulkan. Khusus untuk fungsi bisnis perencanaan teknis penyebarluasan informasi dan pelaksanaan peninjauan lapangan akan mengolaborasikan pemrosesan melalui aplikasi dan manual. Secara teknis fungsi bisnis Perencanaan teknis penyebarluasan informasi tetap mendapatkan dukungan dari aplikasi knowledge management BP2T, namun proses bisnis Pelaksanaan penyebaran informasi akan tetap dikerjakan secara manual. Penyebaran informasi akan dilakukan secara langsung di loket customer service kantor BP2T atau melalui publikasi umum melalui media publikasi fisik yang ada. Penyediaan informasi melalui perangkat lunak (website) dianggap tidak efektif karena tidak tersedia infrastruktur jaringan yang memadai bagi masyarakat Kutai Barat untuk terhubung dengan internet. Fungsi bisnis Peninjauan lapangan juga mengombinasikan pemrosesan melalui aplikasi dengan proses manual. Aplikasi pemrosesan perizinan dimanfaatkan dalam mendukung fungsi bisnis tersebut. Namun aplikasi tersebut hanya digunakan sebagai media pemrosesan data lapangan dan tidak terkait dengan kegiatan pengambilan data lapangan itu sendiri. Meskipun terjadi proses reformatting data yang tidak efisien, namun opsi ini dipilih karena tidak ada jaminan terdapat infrastruktur komunikasi yang memadai di lokasi survei. Pengumpulan data akan dilakukan secara offline, mencatatnya dalam bentuk hardcopy, kemudian input data ke aplikasi akan dilakukan di kantor BP2T. IV-9

10 Selanjutnya, dilakukan pemetaan antara unit organisasi terhadap aplikasi. Pemetaan tersebut dimanfaatkan untuk mengidentifikasi unit organisasi yang bertindak sebagai pengguna suatu aplikasi. Hal ini merupakan salah satu keunggulan EAP dimana organisasi dipandang sebagai satu kesatuan, sehingga tidak ada informasi bisnis atau aplikasi yang dimiliki secara khusus oleh suatu unit organisasi tertentu. Lingkungan sharing data dalam organisasi mengakibatkan identifikasi aplikasi dilakukan secara independen terhadap struktur organisasi. Tabel IV-6 menunjukkan hasil pemetaan antara aplikasi terhadap unit organisasi di dalam BP2T. IV.2.3 Analisis Dampak Tujuan dari tahapan ini adalah menentukan dampak dari aplikasi yang terdefinisi di arsitektur aplikasi terhadap sistem legacy yang dimiliki organisasi (terdokumentasi di IRC). Analisis dampak menjadi bagian dari proses penyusunan rencana implementasi/migrasi, yaitu dengan membandingkan aplikasi yang dimiliki oleh organisasi saat ini dengan aplikasi yang direncanakan di masa mendatang. Perbandingan tersebut dilakukan untuk mengklasifikan sistem legacy ke dalam tiga kategori aksi, yaitu: completely replaced, partially replaced, dan retained. Untuk setiap aksi diberikan keterangan berupa alasan atau proyeksi pengembangan dari setiap sistem legacy. Hasil analisis dampak ini dapat diacu pada Tabel IV-7. IV.3 Arsitektur Teknologi Arsitektur teknologi merupakan proses mendefinisikan model konseptual dari platform teknologi [SPE92]. Tahap ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pendefinisian dua arsitektur enterprise perencanaan SI lainnya, yaitu arsitektur data dan aplikasi. Penentuan platform teknologi dilakukan setelah arsitektur data dan aplikasi didefinisikan untuk menjamin platform teknologi yang dihasilkan konsisten terhadap arsitektur data dan aplikasi. IV-10

11 Tabel IV-5 Relasi Aplikasi Terhadap Fungsi Bisnis APLIKASI Pelayanan Informasi FUNGSI BISNIS Perencanaan teknis penyebarluasan informasi Aplikasi Pelayanan Informasi Aplikasi Pelayanan Pengaduan Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan Aplikasi Pemrosesan Perizinan Aplikasi Pembayaran Retribusi Aplikasi Pengelolaan Izin Aplikasi Knowledge Management BP2T Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi Layanan Umum Sistem Informasi SDM Sistem Informasi Perlengkapan Perencanaan teknis pelayanan informasi Pelaksanaan pelayanan informasi Penelusuran permohonan Tabel IV-6 Relasi Aplikasi Terhadap Unit Organisasi APLIKASI UNIT ORGANISASI Gubernur Kalimantan Timur Bupati Kutai Barat Aplikasi Pelayanan Informasi Aplikasi Pelayanan Pengaduan Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan Bendahara Daerah Dinas teknis Terkait Kepala BP2T Sekretariat Subbag Umum Subbag Keuangan Subbag Perencanaan Program Bidang Penanaman Modal Subbid Investasi dan Kerjasama Subbid Pengendalian dan Pengawasan Investasi Aplikasi Pemrosesan Perizinan Aplikasi Pembayaran Retribusi Aplikasi Pengelolaan Izin Aplikasi Knowledge Management BP2T Bidang Analisa dan Promosi Subbid Analisa Potensi Subbid Promosi Bidang Perizinan Usaha Bidang Perizinan Tertentu Tim Teknis Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi Layanan Umum Sistem Informasi SDM Sistem Informasi Perlengkapan IV-11

12 Tabel IV-7 Analisis Dampak Arsitektur Aplikasi terhadap Sistem Legacy Analisis Dampak No. Aplikasi Sistem Legacy Completely replaced Partially replaced Retained Keterangan (Alasan/Proyeksi) 1 Aplikasi Pelayanan Informasi 2 Aplikasi Pelayanan Pengaduan 3 Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan 4 Aplikasi Pemrosesan Perizinan 5 Aplikasi Pembayaran Retribusi 6 Aplikasi Pengelolaan Izin 7 Aplikasi Knowledge Management BP2T 8 Sistem Informasi Keuangan 9 Sistem Informasi Layanan Umum 10 Sistem Informasi SDM 11 Sistem Informasi Perlengkapan - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal SIAK Aplikasi pemrosesan perizinan melakukan pertukaran data dengan SIAK untuk menjaga konsistensi data kependudukan - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal SIAK Aplikasi pengelolaan izin melakukan pertukaran data dengan SIAK untuk menjaga konsistensi data kependudukan - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal - Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal Studi kasus tugas akhir ini dilakukan di lingkungan Pemkab Kutai Barat, di mana faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan platform teknologi adalah terkait aspek geografis. Kutai Barat merupakan kabupaten dengan luas wilayah terbesar di Indonesia di mana memiliki topografi wilayah yang kompleks serta dukungan infrastruktur fisik yang tidak memadai. Arsitektur teknologi yang dihasilkan di tahapan ini diharap menjadi solusi bagi permasalahan tersebut. IV.3.1 Prinsip dan Kandidat Platform Teknologi Tahapan ini bertujuan mengidentifikasi prinsip yang mendasari pendefinisian kandidat platform teknologi dalam mendukung lingkungan sharing data. Penentuan prinsip platform teknologi, membutuhkan pemahaman yang baik IV-12

13 terhadap perkembangan dan tren TIK saat ini. Komponen yang perlu dicakup dalam prinsip dan platform teknologi tersebut meliputi aspek: data, hardware, software, dan network. Pendefinisian terhadap kandidat platform teknologi dilakukan secara independen terhadap suatu vendor/merk tertentu, kecuali terdapat kondisi di mana organisasi telah menentukan penggunaan suatu jenis produk tertentu. Identifikasi terhadap prinsip dan kandidat platform teknologi dalam lingkup studi kasus di BP2T Pemkab Kutai Barat perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1) Kondisi geografis. Kerumitan kondisi geografis serta infrastruktur fisik yang tidak memadai mengakibatkan mobilitas penduduk di daerah ini terbatas. 2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kabupaten Kutai Barat merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah berupa emas dan batu bara. Sumber daya alam menjadi sumber pendapatan utama bagi APBD Kutai Barat. Namun demikian, pembangunan fisik di Kutai Barat mendapat prioritas yang tinggi. Oleh karena itu, terdapat keterbatasan kemampuan pendanaan untuk investasi di sektor-sektor lain, sehingga rencana investasi perangkat TIK perlu disusun seefisien mungkin. 3) Infrastruktur TIK yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor keterbatasan biaya sebagaimana dibahas pada poin sebelumnya menuntut efisiensi dalam kegiatan pengadaan perangkat TIK. Oleh karena itu, perangkat TIK yang sudah dimiliki sebelumnya diupayakan dapat dioptimalkan pemanfaatannya sehingga dapat menekan alokasi biaya pengadaaan bagi perangkat TIK. Prinsip platform teknologi diturunkan dari Non Functional Requirement (NFR) dari perangkat lunak. NFR menyediakan panduan yang berupa batasan kualitas perangkat lunak. Pemahaman terhadap NFR diperoleh dari [SPE92], [PRS01], [PRC02], dan [CHU08] diterjemahkan ke dalam prinsip platform teknologi yang IV-13

14 dirangkum di Tabel IV-8 dan Tabel IV-9. Prinsip tersebut merupakan dasar dalam mengidentfikasi kandidat platform teknologi. Kandidat platform teknologi dinyatakan dengan rinci di Lampiran H yang terdiri dari komponen hardware, software dan komunikasi. Tabel IV-8 Prinsip Platform Teknologi ASPEK PRINSIP PLATFORM TEKNOLOGI Software a) Sistem operasi dan aplikasi pendukung harus legal. b) Sistem operasi yang digunakan bersifat portable, scalable, interoperable, dan compatible. c) Sistem legacy sebisa mungkin dipertahankan serta dioptimalkan penggunaannya d) Aplikasi menggunakan antarmuka berbasis Graphical User Interface (GUI). e) Aplikasi menyediakan umpan balik yang proporsional terhadap aksi yang dilakukan user. f) Aplikasi diimplementasikan menggunakan paradigma pemrograman berorientasi objek. g) Aplikasi diimplementasikan dengan kakas dan/atau bahasa pemrogaman yang seragam. h) Aplikasi dilengkapi dokumentasi pembangunan dan user manual perangkat lunak. i) Aplikasi memiliki mekanisme pengamanan data untuk mencegah terjadinya pengaksesan data secara ilegal (misalnya: password). j) Aplikasi memiliki kemampuan error-checking dan recovery dari error (recoverability). k) Aplikasi menyediakan fasilitas search-engine untuk memberi kemudahan kepada user dalam mencari informasi yang dibutuhkannya l) Pertukaran data antar aplikasi dilakukan dengan mengimplementasikan webservice m) Pemeliharaan terhadap perangkat lunak dilakukan secara berkala Hardware a) Pemrosesan data dilakukan oleh server utama yang dilengkapi dengan backup server yang menjadi aktif ketika server utama down. b) Penyimpanan data dilakukan secara redundant yang terdiri dari primary dan backup database-server. c) Spesifikasi hardware yang dipilih harus memenuhi kapasitas pemrosesan data dari sistem yang dirancang. d) Terdapat mekanisme pengamanan aset hardware yang dimiliki BP2T, misalnya: pemasangan alarm, kunci gembok,dll e) Optimasi biaya investasi pengadaan hardware dan peralatan penunjang lain yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan perangkat TIK yang sudah dimiliki sebelumnya. f) Pemeliharaan terhadap perangkat TIK dilakukan secara berkala. IV-14

15 Tabel IV-9 Prinsip Platform Teknologi (lanjutan) ASPEK PRINSIP PLATFORM TEKNOLOGI Network a) Menggunakan arsitektur client/server dalam pengimplementasian jaringan. b) Tersedianya jaringan komunikasi yang reliable untuk melakukan pertukaran data. c) Teknologi intranet dimanfaatkan untuk keperluan pertukaran data di internal kantor BP2T, sedangkan untuk melakukan pertukaran data dengan pihak eksternal BP2T dengan memanfaatkan teknologi extranet yaitu dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN). d) Teknologi VSAT dimanfaatkan untuk pengimplementasian internet karena belum memadainya infrastruktur komunikasi di Kutai Barat. Data a) Input data dilakukan sekali dan dilengkapi dengan time-stamp serta tanpa dilakukannya reformatting data secara manual. b) Input data memiliki mekanisme konfirmasi, verifikasi, otorisasi, validasi, support-attachment, consistency-checking, dan cross-examination. c) Pengelolaan data diimplementasikan dalam lingkungan sharing data sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara terpusat. d) Recoverability yaitu terdapat mekanisme untuk menyalin (backup) data. e) Penyimpanan data menggunakan basis data relasional dan pengaksesannya menggunakan Standard Query Language (SQL). f) Terdapat mekanime enkripsi data-data sensitif sebelum dilakukan pertukaran/pengiriman data. g) Media penyimpanan data (storage) harus reliable. IV.3.2 Distribusi Data dan Aplikasi Tahap ini bertujuan menentukan strategi pendistribusian data dan aplikasi untuk mendukung kegiatan bisnis BP2T. Rencana pendistribusian data dan aplikasi dibuat dengan memanfaatkan kandidat platform teknologi yang dihasilkan oleh tahap sebelumnya. Distribusi diartikan sebagai lokasi fisik tempat penyimpanan/peletakan server dan workstation. Artifak yang akan dihasilkan pada tahap ini berupa peta persebaran entitas data dan aplikasi relatif terhadap lokasi bisnis, lokasi data dan lokasi aplikasi disimpan. Kedua peta tersebut mendefinisikan pendistribusi entitas data dan aplikasi. Pada tahap pemodelan bisnis dihasilkan pemetaan antara fungsi dan proses bisnis terhadap lokasi dimana proses bisnis tersebut terjadi. Peta tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan antara entitas data dan aplikasi dengan IV-15

16 lokasi bisnis. Hubungan antara entitas data dengan lokasi bisnis didapatkan dengan mengolaborasikannya dengan data usage matrix. Hasil dari proses ini ditampilkan di Tabel IV-10 (Cuplikan dari Lampiran H). Selanjutnya dicari hubungan antara aplikasi dengan lokasi bisnis, yaitu dengan mengolaborasikan peta aplikasi terhadap fungsi/proses bisnis dengan peta antara fungsi/proses bisnis terhadap lokasi bisnis. Peta yang ditunjukkan di Tabel IV-11 menunjukkan persebaran aplikasi terhadap lokasi aplikasi yang menjadi masukan dalam pemilihan alternatif antarmuka, apakah desktop-based atau web-based. Secara umum ketujuh lokasi aplikasi tersebut dapat dikategorikan ke dalam 3 lokasi perkantoran yaitu: Kantor BP2T (meliputi: back-office BP2T, loket customer service, loket pengajuan permohonan, ruang pemrosesan berkas, loket penyerahan dokumen dan kasir), Kantor Pemkab Kutai Barat, dan Kantor Pemprov Kalimantan Timur. Aplikasi yang digunakan untuk lebih dari 1 lokasi perkantoran akan menggunakan antarmuka berbasis web, sedangkan untuk aplikasi yang hanya digunakan di lingkungan kantor BP2T menggunakan antarmuka berbasis desktop. IV.3.3 Konfigurasi platform teknologi Aktifitas yang dikerjakan pada tahapan ini bertujuan mendefinisikan konfigurasi dari platform teknologi pada level konseptualnya sehingga independen terhadap pilihan aktual (vendor/merk) dari hardware, software, communication service yang digunakan. EAP mendefinisikan konfigurasi platform teknologi dimana mencakup 3 level konseptual arsitektur teknologi yaitu: 1) Conceptual workstation, yaitu fasilitas yang dipergunakan oleh user untuk mengakses data dan aplikasi. Konfigurasi level pertama ini ditampilkan di Gambar IV-2. 2) Conceptual enterprise network, menggambarkan hubungan di antara komponen komputasi dalam rancangan sistem. Komponen komputasi meliputi perangkat komputer, I/O devices, storage devices, dan fasilitas telekomunikasi. Namun demikian, rancangan conceptual enterprise IV-16

17 network ini dapat berubah secara fleksibel dan adaptif. Konfigurasi level kedua dapat diacu di Gambar IV-3. 3) Business systems architecture, yaitu teknologi yang dipergunakan dalam pengimplementasian dan pemeliharaan aplikasi dan basis data. Susunan konfigurasi level ketiga ini dapat diacu di Tabel IV-12 dan Tabel IV-13. Pembuatan model untuk level ini dilakukan dengan mengklasifikasikan aplikasi dan basis data ke dalam 5 operasi utama, yaitu: a) Operational Information Update, yaitu operasi yang bertujuan melakuakan create, update, dan delete suatu jenis data/informasi. Aplikasi menyediakan layar yang berupa dialog untuk keperluan ini. b) Operational Information Inquiry, yaitu operasi untuk mengakses data secara interaktif dan melihat data dalam format/bentuk yang beragam. c) Operational Report View, yaitu operasi yang bertujuan membantu user mencari dan melihat laporan hasil generate atau laporan berkala. d) Ad Hoc Information, yaitu fasilitas untuk mengakses data dengan SQL atau bahasa pengaksesan lain. e) Business Rule Inquiry and Update, yaitu operasi yang memungkinkan user dapat merubah suatu rule mengenai pengoperasian sistem bisnis. Misalnya: rule perubahan data, rule otorisasi, pendefinisian trigger dan prosedur, serta penentuan kriteria untuk pengambilan keputusan. IV.3.4 Pemetaan Platform Teknologi Terhadap Aplikasi Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menyempurnakan arsitektur teknologi yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya, yaitu dengan mengidentifikasi hubungan antara platform teknologi dengan aplikasi yang membutuhkannya. Pemetaan terhadap platform teknologi ini tidak hanya dilakukan terhadap kandidat aplikasi yang tercantum di dalam arsitektur aplikasi saja namun juga dilakukan terhadap IV-17

18 sistem legacy yang telah dilakukan pada tahap pencatatan IRC. Kedua pemetaan tersebut dapat dimanfaatkan dalam mengidentifikasi platform-platform teknologi baru apa saja yang perlu diakuisisi dan menjadi masukan dalam penyusunan rencana implementasi di layer terakhir EAP. Hasil pemetaan antara aplikasi dengan platform teknologi yang membutuhkannya ditunjukkan pada Tabel IV-14(cuplikan dari Lampiran H). Tabel IV-10 Peta Distribusi Entitas Data LOKASI BISNIS LOKASI DATA ENTITAS DATA Kantor Pemda Provinsi / Kabupaten Back-office BP2T Loket customer service (pusat informasi) Loket pengajuan permohonan Ruang pemrosesan berkas Loket penyerahan dokumen dan kasir Lokasi Survei Database server (primary) di kantor BP2T Database server (backup) di kantor Pemkab Kutai Barat rencana penyebarluasan informasi rencana pelayanan informasi sop pelayanan informasi Pertanyaan log pertanyaan-jawaban rencana pelayanan pengaduan sop pelayanan pengaduan Pengaduan pihak pengadu Database server (backup) di kantor Pemprov Kaltim IV-18

19 Tabel IV-11 Peta Distribusi Aplikasi LOKASI BISNIS LOKASI APLIKASI ANTARMUKA Kantor Pemda Provinsi / Kabupaten APLIKASI Back-office BP2T Loket customer service (pusat informasi) Loket pengajuan permohonan Ruang pemrosesan berkas Loket penyerahan dokumen dan kasir Lokasi Survei Workstation kantor Pemrov Kaltim Workstation kantor Pemkab Kutai Barat Workstation back-office BP2T Workstation loket customer service Workstation loket pengajuan permohonan Workstation ruang pemrosesan berkas Workstation loket penyerahan dokumen dan kasir Dektop-based Web-based Aplikasi Pelayanan Informasi Aplikasi Pelayanan Pengaduan Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan Aplikasi Pemrosesan Perizinan Aplikasi Pembayaran Retribusi Aplikasi Pengelolaan Izin Aplikasi Knowledge Management BP2T Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi Layanan Umum Sistem Informasi SDM Sistem Informasi Perlengkapan IV-19

20 Gambar IV-2 Conceptual Workstation IV-20

21 Gambar IV-3 Conceptual Enterprise Network IV-21

22 Tabel IV-12 Business Systems Architecture (1) APLIKASI FUNGSI UTAMA Aplikasi Pelayanan Informasi Aplikasi Pelayanan Pengaduan Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan Operational Information Update Operational Information Inquiry Operational Report Review Ad hoc Information Review Business Rule Inquiry Aplikasi Pemrosesan Perizinan Aplikasi Pembayaran Retribusi Aplikasi Pengelolaan Izin Aplikasi Knowledge Management BP2T Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi Layanan Umum Sistem Informasi SDM Sistem Informasi Perlengkapan Tabel IV-13 Business Systems Architecture (2) SUBJEK BASIS DATA APLIKASI Aplikasi Pelayanan Informasi Aplikasi Pelayanan Pengaduan Pelayanan informasi Pelayanan Pengaduan Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan Aplikasi Pemrosesan Perizinan Aplikasi Pembayaran Retribusi Aplikasi Pengelolaan Izin Aplikasi Knowledge Management BP2T Sistem Informasi Keuangan Sistem Informasi Layanan Umum Sistem Informasi SDM Sistem Informasi Perlengkapan Perencanaan pelayanan administrasi Pelayanan Administrasi Perizinan Pengendalian Dokumen Izin Pemantauan dan Evaluasi Penilaian Kinerja Pembinaan dan Pengawasan Keuangan Layanan Umum MSDM Network Infrastrucuture Development Service Development Perlengkapan IV-22

23 Tabel IV-14 Relasi Aplikasi Terhadap Platform Teknologi DATA SOFTWARE HARDWARE NETWORK Penggunaan Basis Data APLIKASI Aplikasi Pelayanan Informasi Desktop-based Web-based Sistem Operasi Client: Microsoft Windows 2000/P Server: Microsoft Windows Server 2003 Perangkat Lunak Pendukung Workstation/ Client PC Repository/ Server PC Intranet - Extranet Internet Batch Online Relasional File Server Aplikasi Pelayanan Pengaduan Client: Microsoft Windows 2000/P Server: Microsoft Windows Server Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan Client: Microsoft Windows 2000/P Server: Microsoft Windows Server 2003 Program file transfer Aplikasi Pemrosesan Perizinan Client: Microsoft Windows 2000/P Server: Microsoft Windows Server 2003 Program file transfer IV-23

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bab III Analisis Kondisi Organisasi III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemberian layanan umum kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi pemerintah sebagai abdi negara dan abdi

Lebih terperinci

Rencana Implementasi dan Migrasi

Rencana Implementasi dan Migrasi Bab V Rencana Implementasi dan Migrasi V.1 Prioritas Aplikasi Penyusunan rencana implementasi dan migrasi diawali dengan penentuan prioritas dan urutan pengimplementasian aplikasi. EAP bersifat data-driven

Lebih terperinci

Pembuatan Rencana Strategis. Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik. Berbasis Enterprise Architecture Planning

Pembuatan Rencana Strategis. Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik. Berbasis Enterprise Architecture Planning Pembuatan Rencana Strategis Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik Berbasis Enterprise Architecture Planning Studi Kasus: Pemerintah Kabupaten Kutai Barat LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian Dalam keadaan yang sebenarnya Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga telah melakukan dan menetapkan perencanaan strategis bisnis yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 226 BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 5.1 Jadwal Implementasi 5.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras sangat diperlukan dan sangat berpengaruh dalam kelancaran suatu proses pengoperasian aplikasi

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP)

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Yohana Dewi Lulu W yohana@pcr.ac.id Jurusan Komputer Politeknik Caltex Riau Abstrak Perkembangan enterprise saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertanian memberikan kontribusi banyak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, terutama kontribusinya sebagai sumber pangan, sumber lapangan pekerjaan bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN Mengingat kompleksitas organisasi pendidikan dan harapan akan akurasi yang semaksimal mungkin, maka data-data yang beraitan dengan pendidikan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Komponen SPK Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Komponen-komponen dss Subsistem manajemen data Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut

Lebih terperinci

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr No.45, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Penyelenggaraan TIK. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

BAB V PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE BAB V PEMODELAN ASITEKTU ENTEPISE Pada bagian sebelumnya telah dilakukan analisis terhadap kondisi sistem informasi dan teknologi saat ini. Tahapan selanjutnya adalah menentukan kebutuhan informasi BKD

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise

Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise Pada bab ini secara khusus akan didefinisikan perencanaan arsitektur organisasi pada data, aplikasi dan teknologi. Diharapkan pada tahap ini, EAP yang diharapkan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah 2 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Coca-Cola sebagai entitas bisnis di seluruh dunia menginvestasikan sejumlah besar uang dalam aset perusahaan seperti peralatan minuman dingin (cold drink

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan.

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 39 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Permasalahan Dukungan SIMPEG yang berkualitas bagi Badan Litbang Pertanian merupakan suatu keharusan agar mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

Apa pentingnya mengolah data?

Apa pentingnya mengolah data? Apa pentingnya mengolah data? Produk peraturan hasil pengambilan keputusan Hasil dari pembelajaran data dan informasi Data yang terorganisasi; lebih mudah dipahami Koleksi fakta-fakta KATEGORI INFORMASI

Lebih terperinci

II.1 Proses Bisnis II-1

II.1 Proses Bisnis II-1 Bab II Dasar Teori Bab ini membahas teori-teori yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini, yaitu pengetahuan mengenai proses bisnis, arsitektur enterprise, serta metodologi pendukung untuk pembuatan

Lebih terperinci

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan BAB 1 : Pendahuluan 1.1. Sasaran Memahami fitur-fitur Oracle9i Dapat menjelaskan aspek teori maupun fisik dari database relasional Menggambarkan Implementasi Oracle pada RDBMS dan ORDBMS 1.2. Oracle9i

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan dari analisa dan interprestasi perencanaan strategis SI/TI di DJMBP dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagi berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan penggunaan perangkat keras komputer ( hardware), program aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan penggunaan perangkat keras komputer ( hardware), program aplikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu unsur pendukung pelaksanaan fungsi manajemen adalah sebuah organisasi, keberadaan dan kelancaran aktifitas pegawai atau karyawan dalam kegiatan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan competitive advantage yang baik, maka perencanaan strategis

Lebih terperinci

Gambar III.12 E-R Diagram

Gambar III.12 E-R Diagram 59 Gambar III.12 E-R Diagram 60 Untuk memodelkan hubungan antara entitas data, penggambaran dilakukan dengan menggunakan E-R Diagram. E-R diagram (Gambar III.12) tersebut akan memodelkan entitas data akademik

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN 1 Febri Yana Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan JL. H.M. Joni No. 70C Medan 20152 Indonesia twentyone_february@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

PENGANTAR APLIKASI E-SELEKTA TIPE USER ADMINISTRATOR

PENGANTAR APLIKASI E-SELEKTA TIPE USER ADMINISTRATOR APLIKASI SISTEM PELAPORAN DAN EVALUASI KINERJA TERPADU SECARA ELEKTRONIK (E-SELEKTA) BAPPEDA DAN LITBANGDA KABUPATEN MAGELANG PENGANTAR APLIKASI E-SELEKTA TIPE USER ADMINISTRATOR Sistem Pelaporan dan Evaluasi

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan perencanaan desain sistem informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap tersebut terdiri

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Agus Hermanto [9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Gambar 5 Kerangka penelitian

Gambar 5 Kerangka penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sasaran Ehsan Mekarsari (PT. SEM) yang beralamat di Jalan Raya Cileungsi, Jonggol Km. 3, Cileungsi Bogor. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi komputerisasi yang berkembang pesat saat ini sudah menjadi salah satu sarana perusahaan untuk berkompetisi dan bertahan di era globalisasi ini. Salah satu

Lebih terperinci

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014 PEDOMAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 LEMBAR PENGESAHAN... 3 BAB I TUJUAN DAN RUANG LINGKUP... 4 BAB II DEFINISI... 4 BAB III KETENTUAN UMUM... 5 BAB IV AKUISISI APLIKASI... 5 BAB V PEMELIHARAAN APLIKASI...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas pada masalah teknis yang melibatkan aplikasi database, support, aplikasi. pengelolaan sumber daya di perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas pada masalah teknis yang melibatkan aplikasi database, support, aplikasi. pengelolaan sumber daya di perusahaan tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan sekarang ini, baik perusahaan skala kecil, menengah maupun yang berskala besar, sudah menggunakan IT dalam proses kerja hariannya. IT yang digunakan

Lebih terperinci

Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem

Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem 1 Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) mutlak diperlukan untuk penataan manajemen sistem dan proses kerja dalam rangka pengembangan e- government. Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH DAN UJI COBA APLIKASI

BAB IV PEMECAHAN MASALAH DAN UJI COBA APLIKASI BAB IV PEMECAHAN MASALAH DAN UJI COBA APLIKASI Pada bab ini, akan diuraikan mengenai langkah-langkah usulan untuk menangani kekurangan yang telah diuraikan pada bab III. 4.1 Pemecahan Masalah Untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya persaingan dunia kerja di industri mewajibkan setiap mahasiswa di perguruan tinggi untuk memprogram Tugas Akhir, tujuan Tugas Akhir adalah merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian secara keseluruhan, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Berdasarakan pembahasan analisa kebutuhan potensial mendatang, analisa terhadap value chain dilakukan dan dihasilkan 7 fungsi bisnis yaitu fungsi pengelolaan data dan informasi,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu unsur pendukung pelaksanaan fungsi manajemen adalah sebuah sistem yang terorganisir dengan baik, guna kelancaran aktifitas pegawai atau karyawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA INDUK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk. menyampaikan suatu tujuan, yaitu menyajikan informasi.

BAB II LANDASAN TEORI. oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk. menyampaikan suatu tujuan, yaitu menyajikan informasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk menyampaikan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Selama ini masih banyak sekolah yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Sistem penyimpanan

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Analisis System Mulyadi, S.Kom, M.S.I Analisa Sistem Analisis sistem - teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem ke dalam beberapa komponen dengan tujuan mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diyakini oleh banyak pihak sebagai salah satu hasil karya cipta teknologi penting yang banyak memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem

Lebih terperinci

INFRASTRUCTURE SECURITY

INFRASTRUCTURE SECURITY INFRASTRUCTURE SECURITY 1 WHAT S INFRASTRUCTURE?? Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Kebutuhan Pengembangan Sistem. mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini terdiri atas kebutuhan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Kebutuhan Pengembangan Sistem. mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini terdiri atas kebutuhan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Kebutuhan Sistem 4.1.1. Kebutuhan Pengembangan Sistem Pada tahap pengembangan sistem, hal-hal yang dibutuhkan dalam mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini

Lebih terperinci

53 Gambar 4. 1 Proses Bisnis sistem yang sedang berjalan Keterangan: 1. Peminjam wajib menyerahkan kwitansi atau bukti transaksi. 2. Staff admin memer

53 Gambar 4. 1 Proses Bisnis sistem yang sedang berjalan Keterangan: 1. Peminjam wajib menyerahkan kwitansi atau bukti transaksi. 2. Staff admin memer BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha Konsep Sistem Basis Data SISTEM sebuah keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional dengan satuan fungsi / tugas tertentu, yang saling berhubungan

Lebih terperinci

Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7

Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7 Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7 1 General trends in development of hardware components Miniaturization Cheaper parts Wireless technology More varied devices -- i.e. more input / output

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan informasi dalam suatu perpustakaan dapat berkembang dengan sangat cepat. Data data yang diolah khususnya data perpustakaan semakin banyak dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat lunak dari sistem penelusuran barang menggunakan barcode 3.1. Gambaran Alat Sistem yang akan direalisasikan

Lebih terperinci

I. BAB I PERSYARATAN PRODUK

I. BAB I PERSYARATAN PRODUK I. BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan I.1.1 Tujuan Merancang suatu website yang dapat menyimpan, menampilkan dan mengolah informasi tamu hotel, kamar yang telah dipesan, dan kamar yang masih kosong

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 7 KSI LANJUT ERP (Bagian 2) Arsitektur Pengembangan ERP. Penggunaan Agen pada ERP. Arsitektur Pengembangan ERP Arsitektur ERP [1] Komponen-komponen

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Metode dan Analisis Kebutuhan Sistem Metode yang digunakan untuk perancangan sistem ini adalah metode prototype Perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Strategi Pengujian Strategi uji coba perangkat lunak dilakukan untuk memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yang telah dikerjakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang direkomendasikan untuk menerapkan sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HTTP adalah salah satu protokol paling populer di dunia internet. Dengan semakin banyaknya aplikasi multimedia yang berjalan di atas HTTP, banyak protokol yang dikembangkan

Lebih terperinci

By : Agung surya permana ( )

By : Agung surya permana ( ) By : Agung surya permana (5108100504) Latar belakang Rumusan masalah Permasalahan yang diangkat dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah: Bagaimana mengimplementasikan metode arsitektur SOA dari hasil

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT SYSTEMS COMPONENTS

DECISION SUPPORT SYSTEMS COMPONENTS DECISION SUPPORT SYSTEMS COMPONENTS Pengertian Suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, pelanggan merupakan faktor yang sangat penting dan nyawa bagi sebuah perusahaan, dari perusahaan kecil sampai perusahaan besar. Perusahaan secara

Lebih terperinci

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan Database dan DBMS Database adalah : suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi. semua data yang disimpan pada sumberdaya berbasis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR B A N D U N G STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BAGIAN KETIGA DIVISI PENGEMBANGAN APLIKASI PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN PANGKALAN DATA 2017 BANDUNG Nomor Dokumen Pembuatan PTIPD-SOP-3-001 3 November 2017 KEMENTRIAN

Lebih terperinci

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Manajemen Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika DIY 1. Pengenalan Dinas Kominfo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan e-commerce (Electronic Commerce). E-Commerce

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan e-commerce (Electronic Commerce). E-Commerce 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi internet mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam dunia ekonomi khususnya dalam hal berbelanja. Belanja yang dilakukan melalui internet ini sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK) Fadmanova Anantasean 1, Tubagus Purworusmiardi 2, Dwi Rolliawati 3 1,2,3 Sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tugas Akhir Tugas Akhir merupakan satu kurikulum wajib yang dilaksanakan oleh setiap mahasiswa pada Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi sistem yaitu spesifikasi computer,personil dan sisi keamanan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Basis Data 2 Database Client / Server Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Tujuan Memahami bentuk-bentuk arsitektur aplikasi dalam database. Memahami konsep arsitektur: Single-Tier Two-Tier:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai struktur rancangan desain penelitian disertai metode penelitian beserta alat dan bahan yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas akhir.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3. BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi sistem. 3.1.1 Alat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya membuat sebuah task list masih dibuat dengan cara manual, yaitu mencatatkan daftar tugas yang akan kita lakukan pada sebuah kertas. Pengecekan waktu juga

Lebih terperinci

Sistem File dan Basis Data. Budhi Irawan, S.Si, M.T Andrew B. Osmond, S.T., M.T.

Sistem File dan Basis Data. Budhi Irawan, S.Si, M.T Andrew B. Osmond, S.T., M.T. Sistem File dan Basis Data Budhi Irawan, S.Si, M.T Andrew B. Osmond, S.T., M.T. CONTOH SISTEM FILE FILE PEGAWAI Nama NIP Alamat Tgl Lahir Gaji Doni Reza 101001 Kopo Bandung 15-02-1991 Rp. 2.700.000 Ari

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom SISTEM BASIS DATA Pendahuluan Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom Sistem Basis Data Sistem Basis Data merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan file yang saling berhubungan dan memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. bermanfaat bagi penulis sejak awal hingga terselesainya laporan ini.

KATA PENGANTAR. bermanfaat bagi penulis sejak awal hingga terselesainya laporan ini. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik meskipun penulis

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Riyanarto Sarno 1, Dwi Sunaryono 2, Gita Ventyana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. McLeod & Schell 2008: 12). Sistem Informasi Manajemen menyediakan

BAB III LANDASAN TEORI. McLeod & Schell 2008: 12). Sistem Informasi Manajemen menyediakan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi

Lebih terperinci

BAB IV PENJELASAN PEKERJAAN

BAB IV PENJELASAN PEKERJAAN BAB IV PENJELASAN PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap proses pengisian kuesioner yang dilakukan oleh pihak Telkom CDC, analisa sistem yang ada ialah sebagai berikut.

Lebih terperinci