BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Profil Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang Kecamatan Palabuhanratu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Profil Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang Kecamatan Palabuhanratu"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Profil Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang Kecamatan Palabuhanratu Palabuhanratu merupakan daerah pesisir di Selatan Kabupaten Sukabumi dan sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Palabuhanratu terkenal dengan penghasil utama perikanan laut di Kabupaten Sukabumi.Daerah ini merupakan daerah yang memiliki pantai karena berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.Keadaan yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia membuat daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan tangkap yang baik, dengan jangkauan daerah penangkapan yang luas. Sebagian besar daerah pantai di Kabupaten Sukabumi membentuk teluk yang menyebabkan daerah tersebut terlindung dari gelombang laut Samudera Indonesia yang cukup besar sehingga keberadaan PPN Pelabuhan Ratu sebagai sentral kegiatan perikanan tangkap pada saat ini sudah sangat sesuai dengan kondisi geografi pantai berupa teluk tersebut.pelabuahan Ratu juga termasuk salah satu daerah yang memiliki tempat pelelangan ikan di Jawa Barat. Berdasarkankeadaan tersebut pemerintah Kecamatan Palabuhanratu menjadikan sektor perikanan sebagai sektor unggulan.menurut keterangan DinasPerikanan Pelabuhan ratu merupakan sektor strategisdi wilayahnya karena berhubungandengan kehidupan dan matapencaharian sebagian masyarakatdiwilayah ini. Salah satu mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Palabuhan Ratu adalah hasil pengolahan ikan.gebyar Cakalang merupakan suatu usaha pengolahan pemindangan yang ada di Kecamatan Palabuhanratu.Usaha ini berdiri pada tahun 993.Pemilik usaha ini bernama Bapak Harun Taufik.Beliau berumur 50 tahun dan merupakan penduduk asli Sukabumi.Pada awal mulanya beliau sempat menjadi karyawan di sebuah usaha pemindangan ikan di Cilacap selama 3 tahun.kemudian beliau dipercayai oleh atasannya (Bapak Haji Kardi) ini untuk membuka usaha sendiri di Palabuhanratu.Dengan bantuan dan dukungan Bapak 33

2 34 H. Kardi, maka Bapak Harun mulai membuka usahanya.usaha pemindangan Bapak Harun ini maju pesat, pembeli banyak yang mempercayai kualitas hasil ikan pindangnya. Sehingga pesanan dari berbagai kota semakin banyak, penjualannya sampai ke daerah Bogor, Cianjur. Pesanan ikan pindang dari konsumen mencapai -2 ton setiap harinya.jumlah karyawan Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang sebanyak 5 orang, termasuk 2 orang dari pihak keluarga Bapak Harun. Memasuki tahun 202 akhir harga bahan baku ikan melonjak naik. Terlebih pada musim paceklik ikan.bapak Harunmengatakan harga ikan terus naik karena tidak ada nelayan yang melaut karena takut dengan ketinggian ombak dan cuaca yang buruk.maka, stok ikan yang ada adalah ikan yang disimpan pengusaha ikan di dalam cold storage (gudang pendingin), dan di jual pengusaha ikan ketika ikan di pasaran sudah naik harganya.usaha Bapak Harun ini merupakan usaha pemindangan ikan grosiran, jadi tidak memungkinkan untuk membeli ikan dengan jumlah yang sedikit.ketika harga ikan naik, usaha Bapak Harun mulai menurunkan jumlah produksinya. Perusahaan lainyang memiliki modal besar dan cold storage inilah yang dapat menjadi hambatan terbesarusaha Bapak Harun. 4.2 Analisis Usaha Pemindangan Sebagaimana diketahui ikanmerupakan produk yang sangatmudah mengalami pembusukan.secara umum kerusakan ataupembusukan ikan dan hasilolahannya dapat digolongkan pada:) Kerusakan biologi, 2) Kerusakanenzimatis, 3) Kerusakan fisika, 4)Kerusakan kimiawi. Untukmenghindari pembusukan dilakukanberbagai cara salah satunya adalah pemindangan ikan. Analisis usaha pemindangan dihitungkan berdasarkan investasi yang dikeluarkan untuk kegiatan pemindangan ikan yang terdiri dari analisis pemasaran, analisis teknik, analisis finansial (analisis pendapatan usaha, analisis BCR).

3 Aspek Teknik Bahan dan Alat Pemindangan Industri pengolahan ikan pindang Gebyar Cakalang memperoleh bahan baku ikan dari TPI yang bertempat di Pelabuhan Ratu. Jenis-jenis bahan dan alat pemindangan yang digunakan dalam usaha ini adalah:. Ikan Segar Untuk mendapatkan ikan segar tersebut pihak pengolah harus mendatangi sendiri lokasi TPI dengan membawa mobil bak jenis L300 untuk mengangkut ikan segar yang di simpan di dalam trays kotak untuk memudahkan pengangkutan ikan. Jumlah bahan baku ikan yang dibeli tergantung ketersediaan ikan yang ada di TPI, dan pembelian ikan segar dilakukan setiap hari. 2. Garam Garam berfungsi dalam pemindangan adalah sebagai pengawet dan pemberi rasa pada ikan yang dipindang. 3. Air Air untuk pengolahan ikan pindang yang digunakan adalah air bersih yang didapat dari air PDAM, digunakan untuk pencucian ikan dan perebusan saat memasak ikan pindang. 4. Badeng Badeng adalah wadah yang digunakan dalam proses pemindangan. Badeng ini digunakan dari awal proses pemasakan, sampai proses pemasaran. 5. Kayu Bakar Usaha pengolah ikan pindang Gebyar Cakalang ini menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasaknya, karena jika menggunakan kayu bakar ikan pindang akan memberikan rasa yang nikmat dibandingkan memasak menggunakan kompor Proses Produksi Berikut adalah cara-cara pembuatan ikan pindang yang dilakukan di unit usaha Gebyar Cakalang dan alur prosesnya dapat dilihat pada lampiran 3.

4 36 a. Pemilihan dan Pencucian ikan Ikan yang akan diproses sebagai bahan baku pindang sebaiknya dikelompokan terlebih dahulu menurut ukuran dan kesegaran ikan. Setelah itu ikan dicuci bersih untuk menghilangkan lendirnya. Pada ikan yang berukuran besar (lebih dari kilogram) pencucian sekaligus dilakukan penyiangan dengan membuang isi perut, pembuangan isi perut dilakukan dengan cara menariknya dari lubang operculum agar perut ikan tidak rusak sedangkan pada ikan kecil hanya dilakukan pencucian saja pada tubuh ikan. b. Penyiapan Wadah Wadah yang digunakan untuk membuat ikan pindang adalah badeng yang terbuat dari almunium atau besi/seng.sebelum digunakan wadah badeng dicuci supaya tidak ada kotoran yang menempel dibagian dalam wadahnya, setelah wadah dicuci dibagian dasar wadah diletakkan palang bambu dan anyaman bambu yang berguna untuk memberi ruang air saat perebusan. c. Penyusunan dan Penggaraman Ikan yang telah dibersihkan disusun di dalam wadah badeng secara berlapis-lapis dengan cara tubuh ikan disimpan secara vertikal jadi perut ikan membawahi punggung ikan yang ada dibawahnya, sedangkan kepala ikan menghadap ekor ikan lainnya, setiap lapisan ditaburi garam sampai lapisan ikan paling atas. Setelah penyusunan dan penggaraman selesai tambahkan air bersih ke dalam wadah sampai seluruh lapisan ikan terendam. d. Perebusan Setelah ikan disusun, digarami dan di isi air di dalam wadah selesai, wadah badeng di tutup menggunakan kertas semen yang telah dicuci. Kemudian di panaskan di atas tungku, dengan bahan bakar yang digunakan adalah kayu bakar, hal ini dikarenakan pemanasan dengan menggunakan kayu bakar menurut pengusaha tersebut akan memberikan rasa ikan pindang yang khas dibandingkan dengan menggunakan kompor, proses perebusan berlangsung selama 6-8 jam. Lama perebusan ini tergantung pada ukuran ikan yang di pindang. Tanda ikan telah masak pada proses perebusan adalah terdapat retakan-retakan pada tubuh

5 37 ikan terutama pada bagian punggung dan kepala ikan. Selama proses perebusan dilakukan pengecekan secara berkala untuk melihat kematangan ikan, apabila ikan sudah matang air perebusan dibuang dengan membuka penutup lubang didinding bagian bawah wadah. Air sisa dari perebusan ikan pindang ini biasanya oleh warga sekitar di tampung untuk dibuat sebagai bahan pembuatan baku petis ikan. e. Penyimpanan Dalam proses pengemasan dan penyimpanan ikan pindang dibiarkan tetap berada dalam wadah pemindangan yang ditutup rapat, penutupan ini harus benarbenar di perhatikan agar mutu ikan pindang tidak menurun. Wadah ikan harus tertutup rapat dan sebaik mungkin agar tidak terkontaminasi kotoran dari luar karena pada saat dipasarkan ikan pindang masih tetap berada di dalam badeng.untuk mendapatkan daya awet yang tinggi, sebaiknya ikan pindang diletakan di dalam ruangan yang kering dan bertemperatur lingkungan cukup rendah.setelah itu ikan pindang siap untuk dipasarkan Aspek Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi.nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa.faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi.pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalahmanajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 997). Hasil dari produksi ikan pindang yang dihasilkan oleh Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang akan langsung dijual kepada pedagang-pedagang eceran. Untuk Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang pemasarannya meliputi pasar Bogor, Cibinong, Citeureup, Ciampea, Cipanas. Dalam menganalisis pemasaran ada beberapa aspek yang harus diperhatikan antara lain:

6 38 (a) Strategi Produk Jenis ikan pindang yang dijual oleh Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang beragam, yaitu ikan Cakalang, Tongkol, Layang.Untuk ikan yang banyak digemari oleh masyarakat adalah Ikan Cakalang. (b) Strategi Harga Harga merupakan faktor yang sangat penting.hal ini disebabkan harga menentukan apakah penerimaan yang diperoleh akan mampumenutup berbagai biaya yang dikeluarkan, menghasilkan keuntungan dan sesuai dengantarget yang ingin dicapai oleh Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang. Penentuan harga dilakukan berdasarkan harga pasar yang berlaku danberbeda untuk setiap jenis ikannya. Namun dalam kenyataannya untuk usaha pemindangan ikan di Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang ini dalam keadaan penurunan. Adanya beberapa hambatan yaitu jumlah ikan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan produsen, hal ini disebabkan pada 2 tahun belakangan ini persediaan ikan kurang, dikarenakan terdapat saingan dari perusahaan lain yang memborong serta menimbun ikan di cold storage. Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang ini merupakan perusahaan pemindangan ikan dengan skala kecil menengah. Unit usaha ini memproduksi ikan pindang kurang lebih sebanyak -2 ton dalam hari. Dalam keadaan kesulitan mencari ikan yang murah, maka unit usaha ini terkadang tidak memproduksi ikan pindang, karena akan merugikan perusahaannya. c. Strategi Tempat Lokasi Usaha Gebyar Cakalang ini berlokasi di Desa Jayanti yang berdekatan dengan tempat pelelangan ikan (TPI) sehingga untuk mendapatkan bahan baku ikan segar lebih mudah. Penentuan tempat menjadi sangat penting karena agar pelanggan mudah menjangkau lokasi tempat usaha. d. Strategi Promosi Gebyar Cakalang tidak melakukan promosi khusus dalam memasarkan produknya.promosi yang dilakukan, yaitu promosi secara langsung dengan

7 39 memperkenalkan hasil produknya kepada pembeli atau disebut penjualan langsung Aspek Finansial Aspek finansial merupakan kajian keuangan untuk mengetahui keberhasilan dan keuntungan yang telah dicapai selama usaha pemindangan tersebut berlangsung. Dengan analisis ini, pengelola dapat membuat perhitungan dan menentukan tindakan apa untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan dalam usahanya. Keuntungan berarti memperoleh kelebihan hasil dari modal yang telah dikeluarkan. Selain untuk mengetahui keuntungan dari usaha yang dilakukan, analisis finansial juga digunakan untuk mengetahui kelayakan dari usaha yang dilakukan oleh pengelola pemindangan ikan. Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.biaya Investasiadalah biaya yang digunakannya dapat berlangsung dalam waktu yang relatif lama (lebih dari satu tahun).biaya investasi biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi.contoh: Pembangunan gedung, alat-alat yang diperlukan dalam proses pemindangan ikan, dan lain-lain. Untuk biaya investasi Usaha Pemindangan Ikan Gebyar Cakalang pertahun dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Biaya Investasi pertahun No Alat dan Bahan Harga Satuan (Rp) Bangunan Mobil L300 Bak fiber Cool box Batu tungku Badeng Timbangan Jarum Trays Baskom Selang Air Pisau Umur Teknik (tahun) Harga Total (Rp) Nilai Penyusutan/ tahun (Rp)

8 40 Total Sumber: Data Primer, diolah (203) Biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun satu unit usaha pemindangan ikan yaitu sebesar Rp (tanah tidak diperhitungkan, karena tanah diperoleh dari warisan keluarga).modal investasi tersebut digunakan untuk membeli berbagai peralatan pemindangan ikan serta untuk bangunan dan kendaraan.biaya investasi bangunan dan kendaraan relatif lebih besar dibandingkan biaya untuk peralatan. Biaya produksi terdiri dari dua bagian, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap yaitu sejumlah biaya yang tetap harus dikeluarkan saat proses pemindangan berproduksi atau tidak, misalnya biaya pembayaran listrik dan biaya-biaya penyusutan. Biaya tetap tertera pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya Tetap Usaha Pemindangan No Biaya Tetap / tahun Harga (Rp) Biaya penyusutan Pembayaran Listrik Pajak Pembayaran Telepon Biaya Air Jumlah Sumber: Data Primer, diolah (203) Biaya tidak tetap (biaya/variabel) yaitu sejumlah biaya yang digunakan untuk memproduksi ikan pindang dan jumlahnya sangat tergantung pada jumlah kapasitas dan masa produksi yang bersangkutan. Beberapa variabel yang termasuk ke dalam biaya tidak tetap yaitu upah karyawan, bahan baku ikan, garam, bensin, kayu bakar dan tali plastik. Jumlah biaya tidak tetap yang dikeluarkan sangat mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh.biaya variabel pada usaha pemindangan Gebyar Cakalang terdapat perbedaan perhitungan ketika musim ikan dan pada musim panceklik.pada umumnya biaya variabel pada musim ikan lebih besar dari musim panceklik ikan, dikarenakan pada musim ikan jumlah produksinya lebih besar dibanding musim panceklik.perhitungan biaya variabel ketika musim ikan sepuluh bulan setiap tahunnya antara Bulan April sampai Bulan Januari, sedangkan pada musim panceklik ikan dua bulan setiap tahunnya

9 4 di Bulan Februari dan Bulan Maret.Biaya tidak tetap (variabel) pada saat musim ikan tertera pada Tabel 9 dan biaya tidak tetap pada saat panceklik ikan tertera pada tabel 0. Tabel 9.Biaya Variabel Pada Saat Musim Ikan No Biaya Variabel / Bulan Total Harga (Rp) Ikan Cakalang (2500 kg x Rp 2.000/kg) Ikan Tongkol (5000 kg x Rp 4.000/kg) Ikan Layang ( 7500 kg x Rp 3.000/kg) Upah Pegawai (5 orang) Bensin Garam Kayu Bakar/truk Tali plastik Kertas Semen Biaya operasional Jumlah Biaya Variabel/ 0 bulan Sumber: Data Primer, diolah (203) Tabel 0. Biaya Variabel Pada Saat Musim Paceklik ikan No Biaya Variabel / Bulan Total Harga (Rp) Ikan Cakalang (6000 kg x Rp 2.500/kg) Ikan Tongkol (2400 kg x Rp 5.000/kg) Ikan Layang ( 3600 kg x Rp 4.000/kg) Upah Pegawai (5 orang) Bensin Garam Kayu Bakar/truk Tali plastik Kertas Semen Biaya operasional Jumlah Biaya Variabel / 2 bulan Sumber: Data Primer, diolah (203) Biaya Variabel = (Saat Musim Ikan) + (Saat Musim Paceklik) = Rp Rp = Rp Total Biaya = (Biaya Tetap + Biaya Variabel) = Rp Rp = Rp

10 42 Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya total yang dikeluarkan oleh Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang setiap tahunnya adalah Rp Dari jumlah biaya total tersebut berasal dari modal pribadi. Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Total biaya penerimaan tertera pada Tabel untuk penerimaan pada saat musim ikan sedangkan untuk penerimaan pada saat musim penceklik ikan tertera pada tabel 2. Tabel. Penerimaan Pada Saat Musim Ikan No Ikan yang Terjual JumlahxHarga(Rp) Total (Rp) Ikan Cakalang 2500 kg x (Rp / 35 kg ( badeng)) Ikan Tongkol 5000 kg x (Rp / 35 kg ( badeng)) Ikan Layang 7500 kg x (Rp / 35 kg ( badeng)) Jumlah penerimaan per bulan Jumlah penerimaan (0 bulan) Sumber: Data Primer, diolah (203) Tabel 2. Penerimaan Pada Saat Musim Paceklik Ikan No Ikan yang Terjual JumlahxHarga(Rp) Total (Rp) Ikan Cakalang 6000 kg x (Rp / 35 kg ( badeng)) Ikan Tongkol 2400 kg x (Rp / 35 kg ( badeng)) Ikan Layang 3600 kg x (Rp / 35 kg ( badeng)) Jumlah penerimaan per bulan Jumlah penerimaan (2 bulan) Sumber: Data Primer, diolah (203) Total Penerimaan = (Pada Saat Musim Ikan)+(Pada Saat Musim Paceklik) = Rp Rp = Rp Penyusutan berat ikan, dari ikan mentah sampai menjadi ikan pindang tidak mempengaruhi perhitungan penjualan ikan pindang di unit usaha ini karena penjualan ikan pindangnya menggunakan sistem penjualan grosiran yang tidak menjual ikan pindangnya secara perkilo tetapi langsung perbadeng. Jadi ikan mentah yang sudah ditimbang (35 kilogram perbadeng) dan dimasak akan menyusut sekitar dua kilogram perbadengnya, tidak dianggap rugi untuk penjualan ikan pindangnya.

11 Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha pemindangan ikan. Analisis pendapatan dihitung berdasarkan selisih antara penerimaan total (T R) dengan biaya total (T C) dengan rumus sebagai berikut: Keuntungan ( ) = Penerimaan Total (T R) - Biaya Total (T C) = Rp Rp = Rp Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang dapat dikatakan menguntungkan, dengan besar keuntungan tiap tahunnya adalah Rp atau sebesar Rp per bulannya Analisis Kelayakan Usaha (BCR) Hasil perhitungan dari analisis ini menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan maka usaha tersebut layak untuk memperoleh investasi untuk kegiatan perkembangan usahanya dan jika hasil análisis menunjukkan bahwa suatu usaha tidak layak untuk dijalankan maka perlu dilakukan evaluasi usaha yang sudah berjalan. Analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: B/C = Total Penerimaan Biaya Total = Rp Rp =, Hasil perhitungan diatas mendapatkan hasil B/C =, maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang dapat dikatakan menguntungkan, sesuai dengan kriteria B/C >. Sehingga perusahaan ini layak untuk memperoleh investasi perkembangan usahanya.

12 Arah Pengembangan Usaha 4.3. Analisis IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dan EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) Identifikasi Lingkungan Internal Dalam melakukan kegiatan usaha pemindangan ini, usaha pemindangan Gebyar Cakalang memperhatikan beberapa hal yang menjadi faktor internal bauran pemasarannya, yaitu: a. Produk Produk ikan pindang yang diperdagangkan di Gebyar Cakalang ini yaitu Ikan Cakalang, Ikan Tongkol, dan Ikan Layang. Kualitas ikan pindang yang dihasilkan perusahaan ini sangat baik, sehingga memiliki banyak pelanggan setia. Ikan yang dihasilkan merupakan suatu hal yang harus terus dipertahankan. Ciri khusus ikan pindang yang berkualitas baik, yaitu memiliki cita rasa yang gurih, daging ikan tidak rusak, aroma ikan pindang sedap, kematangan daging merata. b. Harga Gebyar Cakalang menentukan harga produk ikan pindangnya berdasarkan harga bahan baku ikan mentah. Harga untuk ikan pindang Cakalang dijual Rp per-badeng (35 kg), ikan pindang Tongkol dan ikan pindang Layang dijual dengan harga Rp per-badeng (35 kg). Dengan harga jual ikan pindang Cakalang Rp per-badeng (35 kg), Gebyar Cakalang mendapatkan keuntungan sebesar 3% dari per-badengnya. Harga ikan mentah akan melonjak naik, ketika sedang tidak musim ikan.maka produsenakan membatasi jumlah produksi ikan pindangnya. Produsen tidak berproduksi jika harga ikan melonjak drastis. Meskipun harga bahan baku ikan mentah naik, produsen tidak menaikkan harga ikan pindangnya. c. Distribusi Gebyar Cakalang ini merupakan unit usaha pemindangan grosiran. Perusahaan ini memproduksi paling sedikit ton ikan pindang setiap harinya. Sesuai dengan perannya sebagai pedagang grosir, maka perusahaan ini mendistribusikan hasil produksinya ke pedagang eceran. Perusahaan ini dalam mendistribusikan

13 45 d. Keuangan Sumber pendanaan terhadap kegiatan usaha berasal dari modal sendiri. Pada Tahun 202Industri Pengolahan Gebyar Cakalang mendapat bantuan usaha dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi sebesar Rp , dana bantuan tersebut diberikan untuk menambah alat pemindangan baru seperti trays, bak pemindangan untuk pindang air garam, badeng, cool box, timbangan dan memperaiki saluran pembuangan limbah, dana bantuan tersebut diberikan secara grant atau tanpa harus dikembalikan. Dengan dijadikannya usaha Gebyar Cakalang ini percontohan bagi pengusaha pindang lain pada umumnya didaerah Sukabumi.Namun dalam kenyataannya perusahaan pemindangan ini kurang baik dalam pembukuan anggarannya. Biaya pengembangan usaha dan penambahan modal kerja berasal dari keuntungan yang diperoleh dari penjualannya. e. Sumberdaya Manusia Pemilik usaha Gebyar Cakalang membina karyawannya dengan sangat tekun dan disiplin. Kualitas kerja menjadi kunci utama dihasilkan produk yang baik. Setiap pekerjaan harus dilakukan dengan baik, bersih dan tepat waktu. Tingkat pengawasan terhadap kinerja karyawan tinggi dan langsung dilakukan oleh pemilik Gebyar Cakalang. Tidak segan-segan terkadang beliau pun ikut turun tangan dalam pelaksanaan produksi ini. Sehingga dihasilkan karyawan yang mahir melakukan segala cakupan kegiatan produksi pemindangan ikan Identifikasi Lingkungan Eksternal Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi usaha pemindangan Ikan Pindang Gebyar Cakalang ini, yaitu: a. Ancaman Pendatang Baru Ancaman yang datang dari perusahaan-perusahaan asing yang masuk sebagai pendatang baru menimbulkan sejumlah permasalahan bagi perusahaan pemindangan ikan yang sudah ada. Ancaman yang datang dari perusahaan ini bukan dari produk ikan pindangnya melainkan dari bahan baku ikan yang digunakan untuk pemindangan,perusahaan ini bergerak di bidang usaha penjualan ikan segar. Modal perusahaan mereka yang besar dapat menyaingi jumlah

14 46 produksi ikan pindang yang dihasilkan.adanya perusahaan asing yang bermodalkan cold storageuntuk menimbun ikandan dapat membeli sejumlah ikan dalam volume yang besar, mengakibatkan perusahaan ikan pindang grosiran seperti Gebyar Cakalang ini pun kalah bersaing. b. Sosial Budaya Dari hasil wawancara dengan responden pemilik usaha Gebyar Cakalang bahwaperubahan kondisi sosial budaya yang terus menerus mengalami perubahan seiring dengan kemajuan zaman, dapat mempengaruhi sikap konsumen dalam mempengaruhi pembelian ikan pindang sesuai dengan gaya hidupnya.misalkan konsumen beralih ke produk lain seperti nugget ikan dan produk ikan jenis lainnya atau lebih menyukai membeli ikan mentahnya. c. Ekonomi Ketidakstabilan kondisi ekonomi Indonesia akhir-akhir ini, menyebabakan harga ikan, garam, biaya operasional dan kebutuhan lainnya menjadi meningkat. Proses meningkatnya harga-harga secara umum dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, sampai akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. d. Persaingan Antar Industri Pemindangan Persaingan antar industri pemindangan dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi jumlah pengolah ikan pindang di Kabupaten Sukabumi berjumlah 225 orang pengolah pindang. Strategi dalam menghadapi persaingan ini yaitu meningkatkan kualitas kinerja perusahaan Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) Setelah menganalisis faktor internal dan eksternal pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha pemindangan ikan Gebyar Cakalang, maka dapat diperoleh suatu matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Kemudian dapat kita hitung bobot dan rating dari masingmasing faktor tersebut. Pemberian bobot dan rating berdasarkan pada faktor subyektifitas yang dilakukan peneliti melalui pengamatan, wawancara dan

15 47 dokumentasi yang dilakukan pada perusahaan untuk menilai besar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat dihadapi oleh perusahaan tersebut. Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat dari tiap faktor, dapat diketahui bobot skor dari tiap faktor.nilai ini merupakan perkalian antara bobot dengan peringkat. Nilai skor ini akan menunjukkan faktor internal yang paling kuat dan paling lemah baik secara kekuatan maupun kelemahan dariindustri Pengolahan Gebyar Cakalang. Matriks IFE dari Industri Pengolahan Gebyar Cakalang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Matriks IFE Kekuatan Faktor Internal Bobot Rating Skor a Keterampilan karyawan baik b Fasilitas operasional dan transportasi memadai c Modal usaha baik d Kualitas produk ikan pindang baik Jumlah Kelemahan Faktor Internal Bobot Rating Skor a Tidak berani mengambil resiko usaha b Proses pembukuan anggaran kurang baik c Produksi terganggu oleh perusahaan pembeli ikan segar Jumlah Sumber: Data Primer, diolah (203) Berdasarkan tabel diatas pada faktor internal terdapat empat faktor kekuatan dan tiga faktor kelemahan. Faktor kekuatan tersebut yaitu: a. Keterampilan karyawan baik memiliki rating empat, sesuai dengan data karyawan memiliki pengalaman kerja baik yang sudah membuat pindang selama lima belas tahun dansemua karyawan pernah sampai ke Aceh dan Cilacap untuk membuat pindang, kemudian disiplin waktu dalam sehari karyawan bekerja 8-9 jam.

16 48 b. Fasilitas operasional dan transportasi memadai memiliki rating tiga, sesuai dengan kondisi usaha ini sudah memiliki fasilitas pemindangan yang baik hanya saja belum dilengkapi cold storage untuk menyimpan ikan. c. Modal usaha baik memiliki rating tiga, sesuai dengan modal usaha pengusaha lebih dari cukup dan pengusaha pandai memutar modal uang usahanya. d. Kualitas produk ikan pindang baik memiliki rating empat, karena dapat dilihat dari pelanggan yang terus menjadi pelanggan tetap, meskipun pelanggan tersebut tidak satu kota dengan pengusaha. Faktor kelemahan yang ada diperusahaan ini yaitu: a. Tidak berani mengambil resiko usaha memiliki rating tiga, sesuai dengan keadaan perusahaan ini tidak berani mengambil resiko membeli ikan ketika ikan mahal dan tidak berani menaikkan harga ikan pindangnya. b. Proses pembukuan anggaran kurang baik memiliki rating tiga, karena dapat dilihat dari baru dibuatnya pembukuan penjualan dan pemasukan dimulai dari tahun 202, padahal usaha ini sudah berjalan dari tahun 993. c. Produksi terganggu oleh perusahaan pembeli bahan baku ikan segar memiliki rating empat,dapat dilihat dari pengusaha yang kalah saing dalam pembelian ikan segar untuk bahan baku ketika adanya perusahaan yang membeli ikan segar dalam jumlah besar. Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFE diatas didapat bahwa nilai kekuatan yang paling besar adalah keterampilan karyawan baik dengan nilai,6. Sedangkan nilaikelemahan yang paling besar adalah tidak berani mengambil resiko usaha dan proses pembukuan anggaran kurang yang memiliki nilai,26.sedangkan matrik EFE yang digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal sehingga diperoleh faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi industri pemindangan.matrik EFE dapat dilihat pada Tabel 4.

17 49 Tabel 4. Matrik EFE Peluang Faktor Eksternal Bobot Rating Skor a Ikan pindang diminati oleh masyarakat b Permintaan ikan pindang banyak c Memiliki pelanggan setia d Adanya bantuan dari pemerintah Jumlah Ancaman Faktor Eksternal Bobot Rating Skor a Perubahan selera konsumen b Persaingan bisnis semakin ketat c Perekonomian Indonesia yang tidak stabil Jumlah Sumber : Data Primer, diolah (203) Berdasarkan tabel diatas pada faktor eksternal terdapat empat faktor peluang dan tiga faktor ancaman. Faktor peluang tersebut yaitu: a. Ikan pindang diminati oleh masyarakat memiliki rating tiga,dilihat dari ikan pindang diminati oleh masyarakat merupakan peluang yang baik bagi pengusaha ikan pindang untuk memasarkan produk ikan pindangnya. b. Permintaan ikan pindang banyak memiliki rating tiga, karena dapat dilihat dari permintaan ikan pindang yang selalu ada dari pelanggan yang membeli ikan pindang ke tempat usaha ini. c. Memiliki pelanggan setia memiliki rating empat, karena terbukti dengan adanya pelanggan setia yang sudah berlangganan hampir 5 tahun. d. Adanya bantuan dari pemerintah memiliki rating dua, karena dengan adanya bantuan dari pemerintah, pengusaha pemindangan ini dapat membeli peralatan baru untuk pemindangan. Faktor ancaman yang ada diperusahaan ini yaitu: a. Perubahan selera konsumen memiliki rating dua, karena perubahan selera konsumen merupakan ancaman bagi pengusaha ikan pindang. Perubahan selera ini dapat mempengaruhi pembelian ikan pindang karena konsumen bisa saja berganti ke produk lain.

18 50 b. Persaingan bisnis semakin ketat memiliki rating tiga, karena dengan banyaknya pengusaha pindang yang tidak hanya dari daerah Sukabumi membuat persaingan untuk memasarkan produknya semakin sulit. c. Perekonomian Indonesia yang tidak stabil memiliki rating tiga, karena mempengaruhi usaha bapak Harun, ketika harga-harga bahan untuk pemindangan misalkan ikan segar, garam naik harganya usaha ini terhambat dalam proses produksinya. Berdasarkan hasil perhitungan matrik EFE diatas didapat bahwa nilai peluang yang paling besar adalah permintaan ikan pindang banyak dengan nilai Sedangkan nilai ancaman yang paling besar adalah perekonomian Indonesia tidak stabil yang memiliki nilai, Analisis Matrik Strategi Setelah diketahui faktor-faktor dari proses analisis matrik IFE yang menjelaskan tentang kekuatan dan kelemahan yang ada pada Industri Pengolahan dan analisis matrik EFE yang memberikan gambaran peluang dan ancaman yang dihadapi Industri Pengolahan Gebyar Cakalang maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah penggabungan dari nilai IFE dan EFE dengan menggunakan matrik strategi. Berdasarkan analisis matriks IFE didapat total skor dari kekuatan adalah 3,54 dan total skor kelemahan adalah 3,6. Sedangkan dari analisis matriks EFE didapat total skor dari peluang adalah 2,97 dan total skor ancaman adalah 2,67. Kemudian dari nilai total skor tersebut dimasukan ke dalam rumus SWOT untuk menentukan posisi perusahaan dalam matriks strategi, maka diperoleh nilai sebagai berikut: ; =,, ;,, = 0,9 ; 0,5 Kemudian hasilnya dapat digambarkan dalam diagram matriks strategi untuk mengetahui posisi dari perusahaan serta strategi yang sesuai untuk diterapkan. Hasil matriks strategi dapat dilihat pada Gambar 6.

19 5 FAKTOR PELUANG III Mendukung Strategi Turnaround (0,9 ; 0,5) I Mendukung StrategiAgresif FAKTOR KELEMAHAN IV Mendukung StrategiDefensif II Mendukung StrategiDiversifikasi FAKTOR KEKUATAN FAKTOR ANCAMAN Gambar 6. Matriks Strategi Pengembangan Usaha Pindang Sumber : Data Primer, diolah (203) Dapat dilihat pada Gambar 6 bahwa hasil dari matriks strategi berada pada posisi strategi agresif (kuadran ).Rangkuti (2006), kuadran merupakan situasi yang sangat menguntungkan.perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada untuk kemajuan perusahaan.strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.strategi agresif ini bisa dilakukan olehindustri Pengolahan Gebyar Cakalang dengan melakukan perbaikan tempat produksi, memperluas daerah pemasaran serta dapat menjalin kerjasamadengan pemindang lain Pemaknaan Strategi Analisis pemaknaan strategi merupakan tahap pencocokan untuk menghasilkan alternatif strategi yang cocok dilakukan perusahaan dengan melibatkan faktor internal yaitu kekuatan, kelemahan dan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman yang dimiliki oleh industri pengolahan Gebyar Cakalang yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan matrik IFE dan matrik EFE. Berdasarkan analisis matrik strategi pengembangan usaha pengolahan ikan pindang di Gebyar Cakalang yaitu disarankan menggunakan strategi agresif, yaitu perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

20 52 memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada untuk kemajuan perusahaan sehingga dapat memungkinkan untuk terus melakukan perbaikan tempat produksi, memperluas daerah pemasaran serta dapat menjalin kerjasamadengan pemindang lain. Alternatifnya antara lain adalah Strategi S-O, yaitu: (a)mempertahankan dan meningkatkan kualitas ikan pindang serta pengawasan dan pelayanan,(b) menambah fasilitas produksi dengan peralatan yang lebih baik, (c) meningkatkan jumlah produksi.selengkapnya analisis matriks Strategi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Pemaknaan Strategi Eksternal Internal Strenght (S)/ Kekuatan.Keterampilan karyawan baik 2.Fasilitas operasional dan transportasi memadai 3.Modal usaha baik 4.Kualitas produk ikan pindang baik Weaknesses (W)/ Kelemahan. Tidak berani mengeluarkan modal yang besar 2. Produksi terganggu oleh pasokan ikan 3. Proses pembukuan anggaran kurang baik Oppourtinities(O)/ Peluang.Ikan pindang diminati oleh masyarakat 2.Permintaan ikan pindang banyak 3.Memiliki pelanggan setia 4.Adanya bantuan dari pemerintah Threats(T)/Ancaman.Perubahan selera konsumen 2.Persaingan bisnis semakin ketat 3.Perekonomian Indonesia yang tidak stabil Strategi S-O. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas ikan pindang serta pengawasan dan pelayanan (S, S2, S4, S5, O2, O3) 2. Menambah fasilitas produksi dengan peralatan yang lebih baik (S, S3, O2, O3, O4) 3. Meningkatkan jumlah produksi (S2, S3, S4, O, O2, O3, O4) Strategi S-T. Meningkatkan daya saing (S, S4, S5, T2) 2. Meningkatkan kedekatan dengan konsumen (S, S5, T) Strategi W-O. Melakukan kegiatan kemitraan dengan pemasok ikan (W, W2, O2, O3, O4) 2.Meningkatkan modal yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi (W, O, O2, O3) Strategi W-T. Mengoptimalkan kapasitas produksi (S, S2, T) 2. Memperbaiki pembukuan anggaran (S, S3, T3).

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI PASAR PRODUK OLAHAN PINDANG WILAYAH PAMOYANAN BOGOR. Ferdisar Adrian, SE, MM 1) 1) Dosen Pascasarjana Universitas Pakuan

IDENTIFIKASI POTENSI PASAR PRODUK OLAHAN PINDANG WILAYAH PAMOYANAN BOGOR. Ferdisar Adrian, SE, MM 1) 1) Dosen Pascasarjana Universitas Pakuan IDENTIFIKASI POTENSI PASAR PRODUK OLAHAN PINDANG WILAYAH PAMOYANAN BOGOR Ferdisar Adrian, SE, MM 1) 1) Dosen Pascasarjana Universitas Pakuan A. PENDAHULUAN Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan memiliki sumber daya laut yang melimpah. Wilayah perairan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin Karakteristik responden usaha pengolahan ikan asin memberikan gambaran mengenai responden atau pemilih usaha ikan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

IKAN PINDANG AIR GARAM

IKAN PINDANG AIR GARAM IKAN PINDANG AIR GARAM 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kemajuan yang sangat besar pada perkembangan industri. Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang strategis. Dilihat dari posisinya, negara Indonesia terletak antara dua samudera dan dua benua yang membuat Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran nelayan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran

Lebih terperinci

BISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH

BISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH BISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH Rizky Muhartono dan Subhechanis Saptanto Peneliti pada Balai Besar Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Badan Riset dan Sumberdaya Manusia KKP Gedung Balitbang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di RSIFC khususnya di gudang Instalasi Farmasi. Hasil penelitian meliputi tahap penyimpanan dan analisis SWOT untuk mengetahui posisi Instalasi Farmasi.

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis

Lebih terperinci

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 18 3 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara dikhususkan pada desa percontohan budidaya rumput laut yakni Desa Sathean Kecamatan Kei

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Pelabuhan Pekalongan semula merupakan pelabuhan umum. Semenjak bulan Desember 1974 pengelolaan dan asetnya diserahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN LELE ASAP DAN IKAN PARI ASAP DI KUB MINA BAROKAH DESA KABALAN KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO WACHIDATUS SA ADAH Dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT PENGEMASAN HASIL PEMINDANGAN BAGI KELOMPOK IKAN PINDANG MINA LASMI DI DESA PERANCAK KABUPATEN JEMBRANA-BALI

MODIFIKASI ALAT PENGEMASAN HASIL PEMINDANGAN BAGI KELOMPOK IKAN PINDANG MINA LASMI DI DESA PERANCAK KABUPATEN JEMBRANA-BALI PKMM-1-19-1 MODIFIKASI ALAT PENGEMASAN HASIL PEMINDANGAN BAGI KELOMPOK IKAN PINDANG MINA LASMI DI DESA PERANCAK KABUPATEN JEMBRANA-BALI I Gusti Made Separiyana, Made Mahendra, Pipik Sumaryani PS Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU

ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU Nama : Indah Adiyati NPM : 13211556 Dosen Pembimbing : Reni Diah Kusumawati, SE, MMSI Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta

Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta Siti Nandiroh 1,*, Indah Pratiwi 1, Susi Susanti 1 1 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Business Development Strategies Of Processing Fish Floss (Case Study Of Rumah Abon In Bandung) Rizkia Aliyah, Iwang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitiannya dari proses survei, pengambilan atau pencarian data, dan wawancara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. bentuk, yaitu segar dan olahan; yang meliputi olahan tradisional dan olahan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. bentuk, yaitu segar dan olahan; yang meliputi olahan tradisional dan olahan TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Hasil perikanan di Indonesia pada umumnya disajikan dalam dua bentuk, yaitu segar dan olahan; yang meliputi olahan tradisional dan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA Hendrik 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru Diterima : 25

Lebih terperinci

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh:

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya

Lebih terperinci

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

6 HASIL DAN PEMBAHASAN 53 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Pengelolaan Aktifitas di Tempat Pelelangan Ikan PPI Muara Angke 6.1.1 Aktivitas pra pelelangan ikan Aktivitas pra pelelangan ikan diawali pada saat ikan berada di atas dermaga

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Kayu

II TINJAUAN PUSTAKA Kayu II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kayu Kayu adalah jaringan vascular yang menghantarkan air dan garam-garam mineral yang diserap akar keseluruh bagian tumbuhan dan sekaligus sebagai penunjang mekanik, selain itu

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA Trisnani Dwi Hapsari 1 Ringkasan Ikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber :

I. PENDAHULUAN. Sumber : I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia sejak tahun

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, baik untuk meningkatkan gizi masyarakat maupun untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Tinjauan Ikhtiologi Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan Aktivitas pendaratan hasil tangkapan terdiri atas pembongkaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografis a. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Kabupaten Jepara secara geografis terletak pada 5 o 43 20,67 6 o 47 25,83

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah Jus buah (fruit juice) adalah cairan yang jernih atau agak jernih, tidak difermentasi dan diperoleh dari pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar (Codex

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO

5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO 59 5. SANITASI DAN HIGIENITAS DERMAGA DAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI PPP LAMPULO 5.1 Kondisi Sanitasi Aktual di Dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan PPP Lampulo (1) Kondisi dermaga Keberhasilan aktivitas

Lebih terperinci

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : 19214943 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Perkembangan ekonomi pada saat ini semakin pesat, salah satunya perkembangan di dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah penyangga Ibu Kota Republik Indonesia yaitu Daerah Kedudukan Istimewa Jakarta dan secara geografis

Lebih terperinci

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS 99 6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS 6.1 PPI Pangandaran 6.1.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan Sebagaimana telah dikemukakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 LAMPIRAN 133 Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 Lampiran 2. Volume Ekspor Ikan Asap Indonesia Tahun 2005-2008 No Tahun Volume Nilai Value Kenaikan (%) (kg) (US $) 1. 2005 6.384.755 12.278.787

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 17 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret April 2010. Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Kecamatan Kuta Alam,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) 62 Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) No Indikator Parameter Rating I. Faktor Internal i Kekuatan ( Strengths ) 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah besar. Perikanan laut di Kabupaten Malang per tahunnya bisa menghasilkan 400 ton ikan segar dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PEMINDANGAN IKAN DI KECAMATAN BEKASI BARAT. Raymond Marbun Lumban B*, Ine Maulina** dan Iwang Gumilar**

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PEMINDANGAN IKAN DI KECAMATAN BEKASI BARAT. Raymond Marbun Lumban B*, Ine Maulina** dan Iwang Gumilar** Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: 17-24 ISSN : 2088-3137 ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PEMINDANGAN IKAN DI KECAMATAN BEKASI BARAT Raymond Marbun Lumban B*, Ine Maulina** dan Iwang

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan BBP4BKP Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar Kontak Person Dra Theresia Dwi Suryaningrum, MS theresiadwi@yahoo.com Syamdidi SPi, MAppSc didibangka@yahoo.com Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG 66 6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG Hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak terjadi karena pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan tanpa lelang. Sistim pemasaran

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan 1 P a g e Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan Pengasapan Ikan Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara

Lebih terperinci

PROFIL DAN POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN PINDANG MODERN DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

PROFIL DAN POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN PINDANG MODERN DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH PROFIL DAN POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN PINDANG MODERN DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH ppa-02 Gunawan* 1, Giri R. Barokah 1 dan Putri Wullandari 2 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci