E-BOOK METERI HAFALAN TPA (FOKUS TES MATEMATIKA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "E-BOOK METERI HAFALAN TPA (FOKUS TES MATEMATIKA)"

Transkripsi

1 E-BOOK METERI HAFALAN TPA (FOKUS TES MATEMATIKA) Pustaka Widyatama 00

2 DASAR OPERASI BILANGAN DAN BILANGAN ROMAWI A. Hitung Campuran Urutan pengerjaan hitung campuran:. Jika dalam soal terdapat perkalian dan pembagian, maka kerjakan dari kiri ke kanan. 3 x ( 5) : 5 = ( 5) : 5 = ( 00) x 00 : 00 : ( 00) = ( 0000) : 00 : ( 00) = ( 00) : ( 00) =. Jika dalam soal terdapat perkalian, pembagian, penjumlahan, atau pengurangan, maka kerjakan perkalian atau pembagian dahulu, baru lanjutkan penjumlahan atau pengurangan. 38 x + 00 : = : = = Jika dalam soal terdapat tanda kurung, maka kerjakan yang ada di dalam tanda kurung terlebih dahulu x 008: 9 = (56 x ) (008: 9) = = = x (5 + 73) = (47 x 88) = = B. Bilangan Romawi Lambang Bilangan Romawi Asli I V X L C D M Aturan Penulisan a. Sistem Pengulangan Pengulangan paling banyak 3 kali. Bilangan Romawi yang boleh diulang I, X, C, dan M. Sedang yang tidak boleh diulang V dan L. III = 3 IIII 4 melainkan IV = 4 VV 0 melainkan X = 0 b. Sistem Pengurangan Jika bersebelahan, bilangan kanan harus lebih besar dari bilangan yang ada di sebelah kiri. Dilakukan paling banyak angka. IV = 5 = 4 IX = 0 = 9 XL = 50 0 = 40 CM = = 900 Pustaka Widyatama 00

3 c. Sistem Penjumlahan Jika bersebelahan, maka bilangan kanan harus lebih kecil dari bilangan yang ada di sebelah kiri. Dilakukan paling banyak 3 angka. VII = = 7 VIIII 9 (tidak diperbolehkan: 4 kali penambahan) XXXVIII = = 38 d. Penggabungan Penggabungan antara pengurangan dan penjumlahan XXIX = (0 ) = 9 MCMXCVII = (000 00) + (00 0) = 997 Tambahan Apabila suatu bilangan romawi diberi tanda setrip satu di atas maka dikalikan.000. Apabila bertanda setrip dua di atas, maka dikalikan V = 5 x.000 = C = 00 x = PECAHAN DAN PERSEN A. Pecahan Senilai Pecahan senilai adalah bilangan pecahan yang nilainya sama. x 3 6 a. = = 3 3 x x 4 6 b. = = 5 5 x 4 60 B. Menyederhanakan Pecahan Dengan menyederhanakan pecahan, akan didapatkan hasil yang terkecil dengan nilai yang sama. Syarat: a a x n c = = b b x n d a a : n c = = b b : n d a. Pembilang dan penyebut berangka besar dan masih dapat dibagi. b. Pembilang dan penyebut dibagi dengan angka yang sama. Pustaka Widyatama 00 3

4 c. Untuk menghasilkan hasil terkecil (sudah tidak bisa dibagi lagi), maka pembaginya adalah FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari pembilang dan penyebut. 4 =... FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari 4 dan adalah 4, maka pembilang dan penyebut dibagi dengan angka 4 untuk mendapatkan hasil yang terkecil. 4 4 : 4 = = Diperoleh: : 4 3 C. Mengubah Pecahan Pecahan Biasa Diubah ke Pecahan Campuran Syarat: Pembilang lebih besar dari penyebut Cara: Pembilang dibagi penyebut, hasil menjadi bilangan bulat dan sisanya sebagai pembilang. 5 a. = 5 : 3 = sisa, maka jawabannya : b. = 6 : 4 = 6 sisa, 4 maka jawabannya : 6 atau 6 4 Pecahan Campuran Diubah ke Pecahan Biasa Cara: Bilangan bulat dikalikan penyebut ditambahkan pembilang dan mengganti pembilang sebelumnya. b (a x c) + b a = c c 3 ( x 7) a. = = (0 x 3) + 6 b. 0 = = D. Operasi Hitung Pecahan Biasa. Penjumlahan Cara: Penyebut dari pecahan disamakan terlebih dahulu. Untuk menyamakan penyebut dapat menggunakan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari kedua penyebut = + = = Pengurangan Cara: Sama halnya dengan penjumlahan, penyebut dari pecahan disamakan terlebih dahulu. Untuk menyamakan penyebut dapat menggunakan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari kedua penyebut. 4 Pustaka Widyatama 00

5 = 4 = = (3 ) + = Perkalian Cara: Mengalikan di kedua bagian secara langsung, pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. 3 3 x 3 a. x = = 4 4 x 8 Sedang untuk mempercepat, bila ada yang dapat diperkecil antara pembilang dan penyebut, maka dapat disederhanakan terlebih dahulu. b x 3 = Pembagian Cara: Untuk mendapatkan hasil bagi, maka harus diubah menjadi perkalian terlebih dahulu. Untuk mengubah ke perkalian, pecahan yang membagi harus dibalik posisinya antara pembilang dan penyebut terlebih dahulu. a. 3 : = 3 x = 6 = b :3 = : = x = = E. Operasi Hitung Pecahan Desimal. Menjumlah dan Mengurangkan Pecahan Desimal a. Jika menemukan soal menjumlah dan mengurangkan pecahan desimal, kerjakan dengan cara susun ke bawah dan urutkan sesuai dengan nilai tempat. 9,5. 9,5 + 5,6 = 4,85 karena : 5,6 4,85 + 9,5. 9,5 5,6 = 3,65 karena : 5,6 3,65 b. Jika mendapat pengerjaan gabungan, pecahan itu diubah menjadi pecahan biasa. 5,75 35% = Diubah menjadi: = 7 = 7,65 = 765% Mengalikan dan Membagi Pecahan Desimal a. Jika mendapatkan perkalian pecahan desimal, kerjakan dengan cara susun ke bawah.,6 x 0,5 = 0,39 karena:,6 0,5 x ,39 Pustaka Widyatama 00 5

6 b. Jika mendapatkan pembagian pecahan desimal, kerjakan dengan pembagian ke bawah. 0,3 3,6 3,6 : = 0,3 karena : 3,6 0 c. Jika mendapatkan pembagian pecahan desimal dengan pecahan desimal, bilangan pembaginya diubah menjadi bilangan bulat lebih dahulu. 4,5 : 0,9 = 5 karena diubah menjadi 45 : 9 = 5 F. PECAHAN PERSEN (%) DAN PENERAPAN Pecahan persen dikaitkan dengan perhitungan bunga bank, potongan harga, laba rugi, dan lain lain.. Ardi menabung di bank sebesar Rp ,00. Diketahui bahwa besar bunga bank adalah 3% setahun. Berapa rupiah banyak tabungan Ardi setelah tahun? Jawab: Besar bunga bank tahun 3 = x Rp ,00 = Rp 3.500,00 00 Banyak tabungan Ardi setelah tahun = Rp ,00 + Rp 3.500,00 = Rp 8.500,00. Pak Sarwoko membeli motor seharga Rp ,00. Pada saat dijual kembali harga motor itu turun 5%. Berapa rupiah uang yang diterima Pak Sarwoko dari hasil penjualan motor tersebut? Jawab: 5 Turun harga = x Rp ,00 00 = Rp ,00 Uang yang diterima Pak Sarwoko dari hasil penjualan motor tersebut adalah = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 3. Anung akan membeli sepasang sepatu seharga Rp ,00. Dia melihat ada label diskon 0 %. Jadi, berapa jumlah uang yang harus dibayarkan Anung untuk membeli sepatu tersebut? Jawab: 0 Diskon = x Rp ,00 = Rp 6.000,00 00 Jumlah uang yang harus dibayarkan Anung untuk membeli sepatu tersebut = Rp ,00 Rp 6.000,00 = Rp ,00 6 Pustaka Widyatama 00

7 B. FPB A. Bilangan Prima KPK DAN FPB a. Bilangan prima adalah bilangan yang tepat mempunyai faktor, yaitu bilangan (satu) dan bilangan itu sendiri. mempunyai faktor dan. 3 mempunyai faktor dan 3. 5 mempunyai faktor dan 5. 7 mempunyai faktor dan 7. Jadi, bilangan prima =, 3, 5, 7,, 3, 7, 9,... b. Faktor prima adalah bilangan prima yang dapat digunakan untuk membagi habis suatu bilangan. Faktor prima dari 8 adalah dan 3. Faktor prima dari 30 adalah, 3, dan 5. c. Faktorisasi prima adalah perkalian semua bilangan prima yang merupakan faktor dari suatu bilangan. Faktorisasi prima dari 3 adalah = x x x x = 5 Faktorisasi prima dari 40 adalah = x x x 5 = 3 x 5 Faktor Persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah hasil kali semua faktor prima yang sama dan pangkat terendah. Cari FPB dari 84 dan 0. Cara I, dengan menentukan faktor kelipatannya, yaitu 84 =,, 3, 4, 6, 7,, 4,, 8, 4, 8. 0 =,, 3, 4, 5, 6, 8, 0,, 5, 0, 4, 30, 40, 60, 0. Maka, FPB dari 84 dan 0 adalah. Cara II, dengan pohon faktor 84 = 3 7 FPB 3 3 = = 0 = 3 5 Untuk menentukan FPB tiga bilangan caranya sama dengan FPB dua bilangan. Cara menentukan dapat dilaksanakan dengan beberapa cara. FPB dari 7, 96, dan 44 adalah 4. Cara I: dengan menentukan faktor kelipatannya, yaitu 7 =,, 3, 4, 6, 8, 9,, 8, 4, 36, 7 96 =,, 3, 4, 6,, 4, 3, 48, =,, 3, 4, 6, 8,, 8, 4, 36, 48, 7, 44 Maka FPB dari 7, 96, dan 44 adalah 4. Pustaka Widyatama 00 7

8 Cara II: dengan pohon faktor = = 3 FPB = 3 = = 3 Jadi, FPB dari 7, 96, dan 44 = 4. C. KPK 3 Cata II = KPK = = 3 5 = Catatan: Penentuan KPK dengan pohon faktor adalah perkalian dari semua faktor primanya. Jika ada faktor yang sama, ambil nilai pangkat yang tertinggi. PERBANDINGAN DAN SKALA Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah bilangan asli yang menjadi kelipatan persekutuan dua bilangan atau lebih. KPK dua bilangan atau lebih adalah perkalian semua angka faktor prima ditulis dan cari pangkat yang terbesar. Cari KPK dari 84 dan 0. Cara I, dengan menentukan kelipatan persekutuannya, yaitu 84 = 84, 68, 5, 40, 504, 588, 67, 756, 840,... 0 = 0, 40, 360, 480, 600, 70, 840, 960,... Maka, KPK dari 84 dan 0 adalah 840. A. Perbandingan Perbandingan adalah membandingkan suatu besaran dari dua nilai atau lebih dengan cara yang sederhana. Ditulis Perbandingan Dua Nilai A C A:B= C:D atau = B D A:B= p:q 8 Pustaka Widyatama 00

9 Mencari A jika B diketahui. p A:B= p:q A= B q Mencari B jika A diketahui. q A:B= p:q B= A p Mencari perbandingan jika jumlahnya (A + B) diketahui. A:B= p:q Jika A+ B diketahui, maka p q A= ( A+ B) B= ( A+ B) p+ q p+ q Mencari nilai perbandingan jika selisihnya (A B) diketahui. A:B= p:q Jika A B diketahui, maka p q A= ( A B) B= ( A B) p q p q Catatan: Nilai p q selalu positif karena hanya menunjukkan selisih nilai di antara keduanya. Uang Adam dibandingkan uang Dian adalah 3: 5. Jika uang Adam Rp ,00, berapakah uang Dian? A:B= 3:5 5 B= Rp ,00 = Rp 5.000,00 3 Jadi, uang Dian Rp 5.000,00. Perbandingan bola R dan T adalah 5 : 0. Jika jumlah bola keduanya adalah 450. Tentukan jumlah bola R dan T! R : T = 5 : 0 R + T = Jumlah bola R= 450= 450 = 5 30= Jumlah bola T = 450 = = 0 30 = 300 Jadi, jumlah bola R ada 50 bola dan jumlah bola T ada 300 bola. Perbandingan Tiga Nilai A:B:C= p:q:r Jika jumlah (A + B + C) diketahui, maka, p A= ( A+ B+ C) p+ q+ r q B= ( A+ B+ C) p+ q+ r r C= ( A+ B+ C) p+ q+ r Pustaka Widyatama 00 9

10 Jika jumlah (A + B) saja yang diketahui, maka, p A= ( A+ B) p+ q q B= ( A+ B) p+ q r C= ( A+ B) p+ q Jika jumlah (A B) saja yang diketahui, maka, p A= ( A B) p q q B= ( A B) p q r C= ( A B) p q Catatan: Nilai p q selalu positif karena hanya menunjukkan selisih nilai di antara keduanya. Perbandingan uang L: F: R = 3: 5: 7. Jika jumlah uang mereka Rp ,00, berapakah uang masingmasing? L: F: R = 3: 5: 7 L + F + R = Rp ,00 3 Uang L = = = = Uang F = = = = Uang R = = = = Jadi, uang L = Rp ,00, uang F = Rp ,00, dan uang R = Rp ,00. Perbandingan kelereng Vani: Veri: Vita = 3: 5: 7. Jika selisih kelereng Vani dan Veri adalah 50, berapakah kelereng masing masing? Vani : Veri: Vita = 3: 5: 7 Vani Veri = Kelereng Vani = 50 = = 3 5 = Kelereng Veri = 50 = = 5 5 = Kelereng Vani = 50 = = 7 5 = 75 Jadi, kelereng Vani, Veri, dan Vita adalah 75, 5 dan Pustaka Widyatama 00

11 B. Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai Perbandingan dapat dikatakan sebagai bentuk lain dari pecahan. Perbandingan dibedakan menjadi dua, yaitu perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.. Perbandingan senilai Perbandingan senilai adalah perbandingan yang apabila nilai awalnya diperbesar, maka nilai akhir juga akan semakin besar. Sebaliknya, apabila nilai awal diperkecil maka nilai akhir juga akan menjadi semakin kecil. Nilai Awal (P) Nilai Akhir (Q) x Sebanding a y dengan b Hubungan yang berlaku dari perbandingan di atas adalah x a =. y b Grafik perbandingan senilai adalah: Y Sebuah besi panjangnya,5 m terletak tegak lurus di lapangan terbuka, bayangan besi 50 cm. Di tempat yang sama, tentukan panjang bayangan suatu pohon jika pohon tersebut tingginya 30 m. Pembahasan:,5 m = 50 cm 30 m = 3000cm = 3000 x 50x = x = = = 600 cm 50 5 Jadi, panjang bayangan tersebut 600 cm.. Perbandingan berbalik nilai Perbandingan berbalik nilai adalah perbandingan yang bercirikan bila nilai awal diperbesar maka nilai akhir menjadi lebih kecil. Sebaliknya, bila nilai awal diperkecil maka nilai akhir menjadi lebih besar. Nilai Awal (P) Nilai Akhir (Q) x a Sebanding dengan y b Hubungan yang berlaku adalah x = a. b y Bentuk grafik perbandingan berbalik nilai adalah: Y 0 X 0 X Pustaka Widyatama 00

12 Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 5 orang dalam waktu 3 bulan. Jika pekerjaan tersebut hanya dikerjakan 9 orang, berapa lama pekerjaan tersebut dapat diselesaikan? Pembahasan: Perbandingan yang berlaku di sini adalah perbandingan berbalik nilai, yaitu: 3 9 = 3. 5 = 9x 45 = 9x x = 45 x 5 9 Jadi, waktu yang dibutuhkan 9 pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan selama 5 bulan. C. Skala Perbandingan pada Gambar a: b Dengan: a: jarak pada gambar b: jarak sebenarnya Skala peta : Artinya jika jarak peta adalah cm, maka jarak sebenarnya adalah cm. Rumus: Jarak sebenarnya = skala x jarak pada gambar 5 Jarak sebenarnya = = cm Jadi, jarak sebenarnya kota A ke kota B adalah cm =,5 km. Pada daerah berskala : 500, tergambar sebuah lapangan yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4 cm dan lebar 9 cm. Berapakah m luas lapangan tersebut? Panjang pada gambar = 4 cm, Lebar pada gambar = 9 cm. Skala = : 500. Maka, 4 Panjang sebenarnya = 500 = 7000 cm = 70 m 9 Lebar sebenarnya = 500 = 4500 cm = 45 m Luas sebenarnya = panjang sebenarnya lebar sebenarnya = = 350 m Jadi, luas lapangan sebenarnya = 3.50 m. Diketahui skala peta adalah : Jika jarak kota A dan B di peta 5 cm, berapakah kota A dan kota B? Skala peta : Jarak kota A ke kota B = 5 cm. Pustaka Widyatama 00

13 SATUAN PENGUKURAN A. Satuan Ukuran Berat Satuan ukuran berat digunakan untuk mengetahui berat suatu benda. Alat untuk mengukur berat benda adalah timbangan atau neraca.. 30 dg =... mg. 30 dg = 30 x 00 mg = mg gr =... hg. Dari gr ke hg naik tangga, maka dibagi dengan g = 3.500: 00 hg = 35 hg. 3. kg + 4 hg + 7 ons + gr + 6 pon =... gr. kg = x 000 gr =.000 gr 4 hg = 4 x 00 gr = 400 gr 7 ons = 7 x 00 gr = 700 gr 6 pon = 5 x 500 gr = gr Maka, kg + 4 hg + 7 ons + gr + 6 pon = 000 gr gr gr + gr gr = 6. gr. B. Satuan Ukuran Panjang Satuan ukuran berat lainnya kwintal = 00 kg = gr ton = 0 kuintal =.000 kg pon = 0,5 kg = 500 gr ons = hg = 0, kg = 00 gr kg = 0 ons = pon Satuan ukuran panjang digunakan untuk mengukur panjang ruas garis, keliling bangun datar, panjang sisi bangun ruang dan jarak tempuh. Alat yang digunakan untuk mengukur panjang adalah meteran (penggaris dan rol meter). Berikut adalah satuan ukuran panjang dalam sistem metrik. Pustaka Widyatama 00 3

14 3. 5,5 km + 4 hm + 30 dm =... m. 5,5 km = 5,5 x 000 m = m 4 hm = 4 x 00 m = 400 m 30 dm = 30: 0 m = 3 m Maka, m m + 3 m = m. C. Satuan Ukuran Luas Satuan ukuran luas digunakan untuk menentukan luas suatu permukaan. Satuan ukuran luas dinyatakan dalam bentuk persegi atau pangkat dua. 4 Satuan ukuran panjang lainnya inci =,45 cm kaki = 30,5 cm yard = 9,4 cm mikron = 0,00000 m mil (di laut) =.85,5 m mil (di darat) =.666 m mil (di Inggris) =.609,34 m. 45 dm =... mm. Dari dm ke mm turun tangga, maka dikalikan dengan dm = 45 x 00 mg = mg m =... hm. Dari m ke hm naik tangga, maka dibagi dengan m =.750 : 00 hg = 7,5 hm.. 7 km =... dam. Dari km ke dam turun tangga, maka dikalikan dengan km = 7 x dam = dam.. 00 m =... dam. Dari m ke dam naik tangga, maka dibagi dengan m = 00: 00 dam = dam. Pustaka Widyatama 00

15 3. 5 km + 4 hm dm =... m. 5 km = 5 x m = m 4 hm = 4 x m = m.300 dm =.300: 00 m = 3 m Maka, 5 km + 4 hm dm = m m + 3 m = m. D. Satuan Ukuran Luas (Are) Selain dalam bentuk persegi, dikenal pula satuan luas dalam bentuk are. Perlu diingat ka = 0 ha a = dam ha = hm ca = m. 750 da =... ha. Dari da ke ha naik 3 tangga, maka dibagi dengan da = 750: 000 ha = 0,75 ha km + 33 ha + are =... m. 9 km = 9 x m = m 33 ha = 33 hm = 33 x m = m are = dam = x 00 m = 00 m Maka, 9 km + 33 ha + are =... m = m m + 00 m = m. E. Satuan Ukuran Volume Satuan ukuran volume digunakan untuk mengetahui isi suatu benda atau bangun ruang. Satuan ukuran volume dinyatakan dalam bentuk kubik (pangkat tiga). Perlu diingat, m 3 = m x m x m km 3 = 000 hm 3 km 3 = dam 3 mm 3 = 0,00 cm 3 mm 3 = 0,00000 dm 3. 9 are =... ca. Dari are ke ca turun tangga, maka dikalikan dengan are = 9 x 00 ca = 900 ca. Pustaka Widyatama 00 5

16 F. Satuan Ukuran Liter Perlu diingat kl = 0 hl kl =.000 l kl = m 3 l = dm 3 =.000 cm 3 cm 3 = ml = cc. 56 dam 3 =... dm 3. Dari dam 3 ke dm 3 turun tangga, maka dikali dengan dam 3 = 56 x dm 3 = dm m 3 =... hm 3. Dari m 3 ke hm 3 naik tangga, maka dibagi dengan m 3 = 7.500: hm 3 = 0,075 hm ,003 m dm cm 3 =... cm 3. 0,003 m 3 = 0,003 x cm 3 = cm 3 70 dm 3 = 70 x.000 cm 3 = cm 3 Maka, cm cm cm 3 = cm dal =... cl. Dari dal ke cl turun 3 tangga, maka dikalikan dengan dal = 5 x 000 cl = cl.. 75 l =... hl. Dari l ke hl naik tangga, maka dibagi dengan l = 75: 00 hl = 0,75 hl. 6 Pustaka Widyatama 00

17 3. 0,6 kl + 4,3 hl + 30 cl =...dm 3. 0,6 kl = 0,6 x 000 dm 3 = 600 dm 3 4,3 hl = 4,3 x 00 dm 3 = 430 dm 3 30 cl = 30: 00 dm 3 =,3 dm 3 Maka, m +,3 m = 04,33 dm 3. G. Satuan Ukuran Debit Rita akan mengisi sebuah ember dengan air dari keran. Dalam waktu menit, ember tersebut terisi 6 liter air. Artinya, debit air yang mengalir dari keran itu adalah 6 liter/menit, ditulis 6 liter/menit. Satuan debit biasanya digunakan untuk menentukan volume air yang mengalir dalam suatu satuan waktu.. Sebuah kolam diisi air dengan menggunakan pipa yang debitnya liter/detik. Artinya, dalam waktu detik volume air yang mengalir dari pipa tersebut adalah liter.. Debit air yang mengalir pada pintu air Manggarai adalah 500 m 3 /detik. Artinya, dalam waktu detik volume air yang mengalir melalui pintu air Manggarai adalah 500 m 3. Satuan debit yang sering digunakan adalah liter/detik dan m 3 /detik. 3 3 Ingat, liter = dm = m Jadi, liter/detik = m /detik. 000 Ubahlah satuan debit m 3 /detik menjadi liter/detik. Caranya dengan mengalikan kedua ruas pada persamaan tersebut dengan liter / detik 000 = m / detik liter /detik = m /detik = m /detik atau m /detik= 000 liter/detik H. Satuan Ukuran Waktu Ada beberapa jenis satuan waktu yang harus kita ingat, yaitu sebagai berikut. abad = 0 dasawarsa = 00 tahun dasawarsa = 0 tahun windu = 8 tahun lustrum = 5 tahun tahun = bulan = 5 minggu = 365 hari semester = 6 bulan catur wulan = 4 bulan minggu = 7 hari hari = 4 jam jam = 60 menit menit = 60 detik jam = 60 menit = detik Pustaka Widyatama 00 7

18 Jumlah hari pada tiap tiap bulan Januari = 3 hari Februari = 8 hari (9 hari pada tahun kabisat) Maret = 3 hari April = 30 hari Mei = 3 hari Juni = 30 hari Juli = 3 hari Agustus = 3 hari September = 30 hari Oktober = 3 hari November = 30 hari Desember = 3 hari Jumlah = 365 hari (366 hari untuk tahun kabisat) Tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi , 000, 004, dll.. 3 windu + 5 dasawarsa + 4 bulan =... tahun. 3 windu = 3 x 8 tahun = 4 tahun 5 dasawarsa = 5 x 0 tahun = 50 tahun 4 bulan = 4: = tahun Maka, = 76 tahun. 7 jam + 40 menit + 55 detik = detik. 7 jam = 7 x detik = 5.00 detik 40 menit = 40 x 60 detik = 400 detik Maka, detik = detik. I. Satuan Ukuran Suhu Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Alat untuk mengukur suhu atau perubahan suhu yaitu termometer. 4 jenis satuan pengukuran suhu, yaitu Celcius ( o C), Reamur ( o R), fahrenheit ( o F) dan Kelvin (K). Untuk penulisan satuan ukuran suhu Kelvin tidak diikuti simbol derajat. Perbandingan satuan pengukuran suhu C: R: (F 3) = 5: 4: Pustaka Widyatama 00

19 4 R= C 5 5 C= R F= C + 3 = R R= ( F 3) 9 5 C= ( F 3) 9 K = C + 73 J. Satuan Ukuran Jumlah (Kuantitas) Satuan kuantitas digunakan untuk menghitung banyak barang. Satuan kuantitas yang biasa digunakan adalah lusin, gros, kodi, dan rim. Hubungan satuan kuantitas tersebut adalah: gros = lusin = 44 biji/batang lusin = biji kodi = 0 lembar rim = 500 lembar Rim. 75 C =... F 9 9 F = C + 3 = = = 347 F 5 5 Jadi, 75 C = 347 F Kodi. 3 F =... R 4 4 R= ( F 3 ) = ( 3 3 ) = 99 = 44 9 Jadi, 3 F = 44 R Lusin Rim merupakan satuan yang biasanya digunakan untuk menunjukkan banyaknya kertas. rim = 500 lembar Kodi merupakan satuan yang biasanya digunakan untuk menunjukkan banyaknya pakaian. kodi = 0 buah Lusin merupakan satuan yang biasanya digunakan untuk menunjukkan banyaknya suatu barang, seperti gelas, piring dan sendok. lusin = buah Pustaka Widyatama 00 9

20 Gross Gross merupakan satuan yang biasanya digunakan untuk menunjukkan banyaknya suatu barang, seperti alat tulis (pensil, spidol, pena) serta alat jahit (benang atau resliting). gross = 44 buah = lusin. 5 gross + 5 lusin =... buah. 5 gross = 5 x 44 biji = 70 buah 5 lusin = 5 x biji = 60 biji Maka, = 780 biji.. 7 lusin + 4 gross + 55 buah =... kodi. 7 7 lusin = buah = 4, kodi gross = 44 = 8,8 kodi buah = =,75 kodi 0 Maka, 4, + 8,8 +,75 = 35,75 kodi. JARAK DAN KECEPATAN A. Pengertian Kecepatan adalah besarnya jarak atau panjang lintasan dibagi dengan waktu. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya kecepatan disebut speedometer. Jarak = kecepatan x waktu Waktu = jarak : kecepatan Kecepatan = jarak : waktu Satuan kecepatan Satuan waktu Satuan jarak = km/jam = jam = km. Motor Andi melaju selama 4 jam. Jika kecepatan rata ratanya 80 km tiap jam, maka jarak yang ditempuh adalah... Jarak = kecepatan x waktu = 80 km/jam x 4 jam = 30 km. Jarak kota Yogyakarta Semarang 50 km. Beni naik sepeda dengan kecepatan 5 km per jam tanpa berhenti. Berapakah waktu yang diperlukan Beni untuk menempuh Yogyakarta Semarang? 0 Pustaka Widyatama 00

21 jarak 50 km Waktu = = = 3 jam kecepatan 5 km/ jam 3 = 3 jam 0 menit 3. Jarak rumah A B = 00 km, ditempuh oleh Cecep dengan waktu jam. Kecepatan rata rata Cecep menempuh jarak itu adalah... km/jam. jarak 00 km Kecepatan = 50 km/ jam waktu = jam = B. Berpapasan dengan Waktu Berangkat Sama Langkah langkah: jarak Waktu berpapasan = jumlah kecepatan Berpapasan = waktu berangkat + waktu di jalan Jarak bertemu, bila dari A, jarak = kecepatan A x waktu. bila dari B, jarak = kecepatan B x waktu Jarak Semarang Jakarta 50 km. Andi naik mobil dari Semarang ke Jakarta dengan kecepatan 60 km/jam. Budi naik sepeda motor dari Jakarta ke Semarang dengan kecepatan 40 km/jam. Jika mereka berangkat berbarengan pada pukul 07.00, maka: a. Pukul berapa mereka berpapasan? b. Pada jarak berapa dari Semarang mereka berpapasan? Waktu = jarak : jumlah kecepatan 50 km 50 km = = 60 km/jam + 40 km/jam 00 km/jam =,5 jam = jam 30 menit a. Mereka berpapasan pukul = b. Mereka berpapasan pada jarak dari Semarang = kecepatan Andi waktu = 60 km/jam x,5 jam = 50 km C. Berpapasan dengan Waktu Berangkat Tidak Sama Langkah langkah:. Mencari jarak yang telah ditempuh A (orang pertama).. Mencari sisa jarak yang belum ditempuh, yaitu Sisa jarak = jarak ditempuh jarak sudah ditempuh. 3. Mencari jumlah kecepatan, yaitu kecepatan A + kecepatan B (orang kedua) jarak 4. Waktu berpapasan = jumlah kecepatan Selanjutnya ditambahkan waktu berangkat orang kedua. Jarak kota X ke kota Y 65 km. Anggi berangkat dari kota X ke kota Y pukul dengan sepeda motor yang ber kecepatan 40 km/jam. Adam berangkat dari kota Y ke kota X pukul dengan mobil yang berkecepatan 50 km/jam. Pustaka Widyatama 00

22 a. Pukul berapa mereka berpapasan di jalan? b. Pada km ke berapa dari kota X mereka bertemu?. Jarak yang sudah ditempuh Anggi = ( ) x 40 km/jam = 30 menit x 40 km/jam = 0,5 jam x 40 km/jam = 0 km. Sisa jarak = 65 km 0 km = 45 km 3. Jumlah kecepatan = 40 km/jam + 50 km/jam = 90 km/jam 4. Waktu berpapasan jarak Waktu berpapasan = jumlah kecepatan 45 km = = 0,5 jam 90 km/ jam = 30 menit Jadi, a. Mereka berpapasan pukul = b. Jarak dari kota X = (0,5 jam x 40 km/jam) + 0 km = 0 km + 0 km = 40 km Ceplis naik sepeda dari Yogya ke Semarang. Ia berangkat pukul dengan kecepatan 40 km/jam. Dari Yogya, Doni menyusul dengan kecepatan 60 km/jam pukul Pukul berapa Doni menyusul Ceplis?. Selisih berangkat = = 45 menit = ¾ jam. Jarak yang sudah ditempuh Ceplis = ¾ jam x 40 km/jam = 30 km 3. Selisih kecepatan = 60 km/jam 40 km/jam = 0 km/jam 4. Lama di jalan 30 km,5 jam jam 30menit 0 km/jam = = Jadi, Doni menyusul Ceplis pukul = = D. Susul Menyusul Langkah langkah:. Mencari selisih waktu berangkat orang pertama (A) dan orang kedua (B).. Mencari jarak yang telah ditempuh A. 3. Mencari selisih kecepatan. 4. Mencari lama di jalan = jarak yang telah ditempuh A selisih kecepatan 5. Menyusul = waktu berangkat B + lama di jalan. Pustaka Widyatama 00

23 B. Bunga Tunggal A. Untung dan Rugi ARITMATIKA SOSIAL Untung adalah hasil dari seorang pedagang yang menjual barang dagangannya lebih tinggi dari harga pembelian. Rugi adalah hasil dari seorang pedagang yang menjual barang dagangannya lebih rendah dari harga pembelian. Untung = harga penjualan > harga pembelian Rugi = harga penjualan < harga pembelian Besar keuntungan = harga jual harga beli Besar kerugian = harga beli harga jual Catatan: Harga beli biasa disebut sebagai modal. Sehingga, Besar keuntungan = harga jual modal Besar kerugian = modal harga jual Jika, uang yang ditabung mula mula = M rupiah, bunga tunggal = B % tiap tahun, dan waktu menabung = t tahun. Maka, Bunga selama tahun= M B% Bunga selama t tahun = M B% t B Bunga selama bulan = M % B Bunga selama t bulan = M % t Jumlah tabungan = M+ Bunga Pedagang buah apel fuji super membeli dengan harga Rp 0.000,00 per kilogram. Jika apel tersebut dijual dengan harga Rp 5.000,00 per kilogram, maka a. Untung atau rugi pedagang tersebut? b. Jika untung, berapa keuntungannya? Dan jika rugi, berapa kerugiannya? a. Harga pembelian Rp 0.000,00. Harga penjualan Rp 5.000,00. Maka, Harga pembelian < harga penjualan, Rp 0.000,00 < Rp 5.000,00. Sehingga, pedagang mendapat keuntungan. b. Besar keuntungan = harga jual harga beli = Rp 5.000,00 Rp 0.000,00 = Rp 5.000,00 Jadi, pedagang mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5.000,00. Pustaka Widyatama 00 3

24 C. Persentase Untung dan Rugi Persentase untung rugi harga pembelian Untung Persentase Untung = 00% Harga Pembelian Untung = 00% Modal Rugi Persentase Rugi = 00% Harga Pembelian Rugi = 00% Modal Adam menjual roti dengan modal Rp ,00 dan hasil yang didapat dari penjualan roti adalah Rp 0.000,00. Berapa persen keuntungan Adam? Keuntungan = Harga jual modal = Rp 0.000,00 Rp ,00 = Rp ,00 Untung = = Modal = 00% = 50% Persentase Untung 00% 00% Jadi, keuntungan Adam 50 %. D. Menentukan Harga Pembelian dan Penjualan dari Persentase Kerugian atau Keuntungan 00% Pembelian = Untung Persen Untung 00% = Untung Persen Rugi ( ) ( ) Penjualan untung = Pembelian + Untung Penjualan rugi = Pembelian Rugi Seorang pedagang es keliling setiap hari mendapat keuntungan 30 % atau Rp 8.000,00. Hitunglah harga pembelian dan penjualannya! Persentase untung = 30 %. Besarnya keuntungan = Rp 8.000,00 00% Pembelian = = = % 30 Penjualan = pembelian + untung = Rp ,00 + Rp 8.000,00 = Rp ,00 Jadi, harga pembelian Rp ,00 dan dijual dengan harga Rp ,00. 4 Pustaka Widyatama 00

25 E. Rabat, Bruto, Netto dan Tara Rabat Bruto Netto Tara = potongan harga (diskon) = berat kotor = berat bersih = selisih bruto dan netto Bruto Netto Tara = Netto + Tara = Bruto Tara = Bruto Netto Pada sebuah kantong semen yang sering kita lihat terdapat tulisan netto 50 kg. Jika berat kantongnya 300 gram, berapa brutonya? Netto = 50 kg. Tara = 300 gram = 0,3 kg. Bruto = Netto + Tara = 50 kg + 0,3 kg = 5,3 kg Jadi, berat bruto semen adalah 5,3 kg. Pustaka Widyatama 00 5

26 B. Himpunan Bagian HI MPUNAN A. Himpunan Kosong, Himpunan Nol, dan Himpunan Semesta Jika setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B maka A disebut himpunan bagian atau subset B. Penulisan notasi himpunan bagian seperti berikut. A B dibaca A himpunan bagian B. A Bdibaca A bukan himpunan bagian B. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Himpunan kosong dinotasikan dengan Ø atau { }. Himpunan nol adalah himpunan yang beranggotakan himpunan nol. Himpunan nol dituliskan {0}.. A = {siswa kelas VIII yang memiliki tinggi lebih dari 3 meter}, artinya A = Ø atau A = { }.. X = {bilangan ganjil yang habis dibagi dengan }, artinya X = Ø atau X = { }. 3. B = {bilangan cacah kurang dari }, artinya B = {0}. Himpunan semesta adalah suatu himpunan yang memuat semua anggota dalam pembicaraan. Himpunan semesta dilambangkan S.. A = {a, b, c, d, e} dan X = {f, g, h, i}, maka S = {a, b, c, d, e, f, g, h, i} atau S = {a, b, c, d, e, f, g, h, i, j}.. B = {,, 3}, maka S = {bilangan asli} atau S = {bilangan bulat}. Sifat Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan, dituliskan A. Setiap himpunan adalah himpunan bagian dari himpunan itu sendiri, dituliskan A A. Jika jumlah anggota suatu himpunan A adalah n(a)=n, maka banyaknya anggota himpunan bagian dari A sebanyak N. P = {c, b, f}, himpunan bagian P adalah {c}, {b}, {f}, {c, b}, {c, f}, {b, f}, {c, b, f} dan { }. Jadi, banyaknya himpunan bagian P adalah 3 = 8, termasuk himpunan kosong ({ }) dan P itu sendiri, yaitu {c, b,f}. 6 Pustaka Widyatama 00

27 C. Diagram Venn dan Hubungan Antarhimpunan Diagram Venn adalah diagram yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara dua himpunan atau lebih. Beberapa hubungan antarhimpunan berikut dapat ditunjukkan dengan diagram Venn. a. Saling lepas Dua himpunan X dan Y dikatakan saling lepas jika tidak ada satu pun anggota himpunan X yang menjadi anggota himpunan Y. Begitu juga sebaliknya. X = {, 4, 5} dan Y = {p, q, r} Jadi, X dan Y saling lepas, dan hubungan ini dapat dinyatakan dengan diagram Venn berikut. X 4 5 b. Berpotongan (Beririsan) Himpunan X dan Y dikatakan berpotongan atau beririsan jika ada anggota himpunan X yang menjadi anggota himpunan Y. Y p q r X= {p, r, i, n, c, e}, Y = {p, a, r, i, s}, diagram Venn nya adalah: S c. Himpunan bagian Suatu himpunan yang seluruh anggotanya merupakan bagian dari himpunan yang lain. Dinotasikan X Y. Himpunan X = {, 3, 5} dan Y = {,, 3, 4, 5}. Diagram Venn nya adalah: d. Himpunan ekuivalen Dua himpunan X dan Y dikatakan ekuivalen bila n(x) = n(y). Himpunan X dan Y yang saling ekuivalen dinotasikan X ~ Y. X = {p, e, r, s, i, b},y = {t, e, r, t, i, b} Karena n(x) = n(y) = 6, maka X ~ Y. S X i n i c i e X i i 3 i 5 p i r i j Y Y i a i s i a i s e. Himpunan yang sama Dua himpunan X dan Y dikatakan sama jika setiap anggota himpunan X merupakan Pustaka Widyatama 00 7

28 anggota himpunan Y. Begitu juga sebaliknya. Notasinya adalah A = B. X = {bilangan cacah antara dan 8} Y = {bilangan asli antara dan 8} Diagram Venn: Jadi, X = Y = {3, 4, 5, 6, 7} D. Operasi Himpunan S X i 3 i 4 i 5 i 6 i 7 Operasi antar himpunan di antaranya adalah operasi irisan, gabungan, dan komplemen.. Irisan (Intersection) Irisan himpunan X dan Y adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota X dan juga anggota Y. Dinotasikan: X Y dibaca irisan himpunan X dan Y X = {p, r, i, n, c, e}, Y = {p, a, r, i, s}. Diagram Venn: Y X Y = {p, r, i}.. Gabungan (Union) Gabungan adalah himpunan yang anggotaanggotanya merupakan gabungan dari anggota anggota himpunan yang lain. Dinotasikan: X Y, dibaca X union Y atau gabungan dari X dan Y. X = {s, i, u, n, g}, Y = {i, n, d, a, h} Diagram Venn: 3. Komplemen Komplemen suatu himpunan X adalah himpunan yang anggotanya bukan anggota himpunan A, ditulis X c. X = {himpunan bilangan asli kurang dari 9} Y = {himpunan bilangan prima kurang dari } 8 Pustaka Widyatama 00

29 F. Hukum De Morgan Pada operasi himpunan berlaku hukum De Morgan berikut. Artinya Y c = {, 4, 6, 8} E. Sifat-sifat Operasi Himpunan ( ) ( ) c c c X Y = X Y c c c X Y = X Y Operasi antarhimpunan mempunyai sifat komutatif dan assosiatif.. Komutatif ( X Y) Z= X ( Y Z) ( X Y) Z= X ( Y Z) X Y Z = X Y X Z X Y= Y X ( ) ( ) ( ). Assosiatif ( X Y) Z= X ( Y Z) ( X Y) Z= X ( Y Z) X Y Z = X Y X Z ( ) ( ) ( ) G. Jumlah Anggota Himpunan Perhatikan diagram Venn dari himpunan X dan himpunan Y berikut. S X i i i 4 Diperoleh hubungan berikut. nx ( Y) = nx ( ) + ny ( ) nx ( Y) Sedangkan untuk tiga himpunan, akan digunakan rumus: nx ( Y Y) = nx ( ) + ny ( ) + nz ( ) nx ( Y) nx ( Z) ny ( Z) + nx ( Y Z) Y Pustaka Widyatama 00 9

30 Contoh Soal. Diketahui n(s) adalah banyaknya anggota himpunan semesta. Jika n(x) = a; n(y) = b; dan n(x Y) = c, maka n( X Y) =.... Jawab: n(x) = a ; n(y) = b, dan n(x Y) = c, maka dengan rumus gabungan dua himpunan diperoleh: nx ( Y) = nx ( ) + ny ( ) nx ( Y) nx Y = a+ b c ( ). Bentuk sederhana dari ( C A) ( A B) adalah.... Jawab: Cara pertama, menggunakan sifat: C A A B = A B C A ( ) ( ) ( ) ( ) = ( A B) ( A C) = A ( B C) Atau dengan cara kedua, yaitu dengan melihat diagram Venn untuk bentuk tersebut, yaitu: Daerah yang diarsir adalah bentuk dari: C A A B, dan daerah tersebut ( ) ( ) = A ( B C) 3. Dari 40 orang, 6 orang memelihara burung, memelihara kucing, dan orang memelihara burung dan kucing. Jumlah orang yang tidak memelihara burung ataupun kucing adalah sebanyak... orang. Jawab: S = {banyaknya anak} n(s) = 40 B = {anak yang memelihara burung} n(b) = 6 C = {anak yang memelihara kucing} n(c) = B C= {anak yang memelihara burung dan kucing} n(b C) = Diagram Venn: Jika ( B C) = {jumlah seluruh anak yang memelihara burung digabung dengan jumlah yang memelihara kucing}, nb C = nb + nc nb C maka ( ) ( ) ( ) ( ) nb ( C) = 6+ = 5 Dan ( B C) c ={anak yang tidak memelihara burung ataupun kucing} ( ) c = ( ) ( ) nb C ns nb C = 40 5 = 5 ( ) C C C B C = B C 30 Pustaka Widyatama 00

31 Artinya, jumlah anak yang tidak memelihara burung ataupun kucing adalah 5 orang. Sudut bertolak belakang sama besar HUBUNGAN ANTAR SUDUT 4 3 A. Hubungan Antarsudut Hubungan antarsudut ada bermacam macam, di antaranya sudut saling berpenyiku (berkomplemen), sudut saling berpelurus (bersuplemen), sudut bertolak belakang, sudut sehadap, sudut berseberangan, sudut elevasi, dan sudut depresi. Sudut saling berpenyiku/komplemen Dua sudut αdan β saling berpenyiku jika berlaku: Perhatikan gambar: bertolak belakang dengan 3 = 3 bertolak belakang dengan 4 = 4 Sudut sehadap sama besar Untuk memahami sudut sehadap sama besar, perhatikan penjelasan gambar berikut: B A A B β α o α+β=90 Sudut saling berpelurus/suplemen Dua sudut α dan β saling berpelurus jika berlaku: o A sehadap denganb A = B o A sehadap denganb A = B o A3 sehadap denganb3 A3 = B3 o A4 sehadap denganb4 A4 = B4 o α+β=80 β α Pustaka Widyatama 00 3

32 Sudut berseberangan sama besar Perhatikan penjelasan gambar berikut! X4 berseberangan dengan Y X4 = Y X berseberangan dengan Y X = Y 3 3 Sudut elevasi dan sudut depresi Pada gambar di bawah, α merupakan sudut elevasi, dan β merupakan sudut depresi. B. Besar Sudut pada Bangun Datar Jumlah sudut pada segitiga A B A α β C B A B Jumlah sudut pada Segitiga: A+ B+ C = 80 o Jumlah sudut segi empat D C Jumlah sudut pada Segi empat: A+ B+ C+ D o A = 360 B Sudut sudut pada segi n beraturan Besar tiap sudut pada segi n beraturan adalah: Contoh Soal o ( n ) 80 n. Besar tiap sudut pada segi 6 beraturan adalah: o ( n ) 80 = ( 6 ) 80 4 = 80 o = 0 n 6 6. Perhatikan gambar berikut. C D O 45 O 65 A B E Jika pada gambar di atas garis AC//BD, maka besar sudut DBE adalah.... Pembahasan: Garis AC//BD, maka CAB = DBE (merupakan pasangan sudut sehadap) ACB = CBD = 45 o (pasangan sudut berseberangan) 3 Pustaka Widyatama 00

33 CBA + CBD + DBE = 80 o o o DBE = 80 o o DBE = 80 ( ) o o o DBE = 80 0 = Besar sudut yang dilewati jarum pendek sebuah jarum jam dari pukul.00 hingga pukul.35 adalah.... Pembahasan: Sudut jarum pendek = jam + 5menit o 360 o Sudut jarum pendek jam = 30 =, Sudut jarum pendek / jam = Sudut jarum pendek 5 menit = o 30 o o 5 =, o o,5 =. 30 Jadi, sudut yang dibentuk jarum dari pukul o o o.00 hingga.35 adalah = 5 +,5 = 7,5. 4. Perhatikan gambar berikut. Q P g m B sudut berpelurus jumlahnya 80 o sudut bertolak belakang sama besarnya sudut sehadap sama besarnya Sehingga: Jadi, p + x = 3,5 o + 6 o = 58,5 o. 5. Pada gambar di bawah ini, garis p//q, dan garis r//s. Jika besar sudut D = 60 o, maka besar C + B4 + A =.... Pembahasan: A = C pasangan sudut sehadap o A + A = D + D = 80 ( ) ( ) A = D pasangan sudut sehadap, Sehingga: A = 80 D = = 0 o o o o ( ) B4 = C4 pasangan sudut sehadap, Sehingga: C4 = D4 dan D4 = D Diketahui garis g//m. o Jika P = 50, P3 = 5x, dan Q = 4p. Nilai p + x adalah.... Pembahasan: Ingat sifat hubungan antara sudut: ( pasangan sudut bertolak belakang ). o Artinya B4 = D = 60. Dapat disimpulkan: C + B + A = = Pustaka Widyatama 00 o o o o 33

34 PEMFAKTORAN SUKU ALJABAR 3. Perpangkatan Operasi perpangkatan juga dapat dilakukan pada bentuk aljabar. Perhatikan bentuk umum perpangkatan bentuk aljabar berikut. (x + y) n = (x + y)(x + y)... (x + y) A. Operasi Hitung Aljabar. Perkalian antarsuku dua Pada perkalian suku dua dengan suku dua digunakan sifat distributif berikut. ( x+ y)( p+ q) = x(p+ q) + y( p+ q) = xp + xq + yp + yq (x + 4)(x ) = x(x ) + 4(x ) = (x x) + (4x 8)= x + x 8 (x + )(3x + ) = x(3x + ) + (3x + ) = (6x + 4x) + (3x + ) = 6x + 7x + (dengan (x + y) sebanyak n) Misal, pada (x + y) n. (x + y) 0 = (x + y) = x + y (x + y) = x + xy + y (x + y) 3 = x 3 + 3x y + 3xy + y 3 (x + y) 4 = x 4 + 4x 3 y + 6x y + 4xy 3 + y 4 (x + y) 5 = x 5 + 5x 4 y + 0x 3 y + 0x y 3 + 5xy 4 + y 5 Misal, pada (x y) n. (x y) 0 = (x y) = x y (x y) = x xy + y (x y) 3 = x 3 3x y + 3xy y 3 (x y) 4 = x 4 4x 3 y + 6x y 4xy 3 + y 4 (x y) 5 = x 5 5x 4 y + 0x 3 y 0x y 3 + 5xy 4 y Pembagian bentuk aljabar Pembagian antarbentuk aljabar dapat menghasilkan pecahan bentuk aljabar dan bilangan. x + 4x ( ) x x + x+ = = 4x 4x 8xy 64xy ( ) = = 64xy 64xy (x + 3) = x +. x = x + 6x + 9 (x ) = x. x. + = x 4x + 4 B. Pemfaktoran Bentuk Aljabar Pemfaktoran bentuk aljabar dapat berupa perkalian suatu bilangan dengan suku dua, perkalian antarsuku dua, dan bentuk kuadrat. Pustaka Widyatama 00

35 . Pemfaktoran yang menghasilkan perkalian suatu bilangan dengan suku dua Bentuk umum dari pemfaktoran jenis ini dituliskan sebagai berikut. a. kx + ky = k( x + y) Jadi, bentuk kx + ky bila difaktorkan menjadi k(x + y). b. kx ky = k(x y) Jadi, bentuk kx ky bila difaktorkan menjadi k(x y). Bentuk umum tersebut diperoleh berdasarkan sifat asosiatif dan distributif. x + 4y = (x + y) 8xy 54x = 8x(y 3). Pemfaktoran bentuk kuadrat yang menghasilkan perkalian antarsuku dua Bentuk kuadrat memiliki bentuk umum sebagai berikut. ax + bx + c = 0 Bila a =, maka bentuk kuadrat menjadi x + bx + c = 0. Ingatlah kembali perkalian antarsuku dua berikut. (x + p)(x + q) = x + px + qx + pq = x + (p + q)x + pq Dengan demikian, b = p + q dan c = pq. Kesimpulan: p dan q merupakan faktor dari c. Sedangkan, b merupakan hasil penjumlahan p dan q (faktorfaktor dari c). Kesimpulan tersebut digunakan untuk mencari pemfaktoran bentuk kuadrat. x + 5x + 6 = 0 Diperoleh a =, b = 5, dan c = 6. Faktor dari 6 yang bilamana dijumlahkan menjadi 5 adalah dan 3. Dengan demikian, pemfaktoran: x + 5x + 6 = (x + )(x + 3) Bila a, maka bentuk umumnya tetap menjadi ax + bx + c = 0. Ingatlah contoh perkalian antarsuku dua berikut. (3x + )(x + ) = 3x + x + 6x + = 3x + 7x + Dengan demikian, pemfaktoran 3x + 7x + adalah: 3x + 7x + = 3x + x + 6x + = x(3x + ) + (3x + ) Dengan menggunakan sifat asosiatif diperoleh: = (3x + )(x + ) 3. Pemfaktoran dari bentuk selisih dua kuadrat Perhatikan bentuk perkalian antarsuku dua berikut. (a b)(a + b) = a ab + ab b = a b Pustaka Widyatama 00 35

36 Bentuk a b disebut selisih dua kuadrat. Jadi, a b memiliki bentuk perkalian (a b)(a + b) atau (a + b)(a b). x 5 = x 5 = (x + 5)(x 5) x 49 = x 7 = (x 7)(x + 7) C. Penyederhanaan Bentuk Pecahan Aljabar Agar dapat menyederhanakan bentuk pecahan aljabar, terlebih dahulu teknik pemfaktoran harus dikuasai. x + 7x+ ( x+ 3) ( x+ 4) ( x+ 4) = = x x ( x+ 3) ( x 4) ( x 4) x 9x+ 8 ( x 3) ( x 6) ( x 6) = = x + x 5 x 3 x+ 5 ( x+ 5) Contoh Soal ( )( ) Selesaikan operasi berikut.. x x+ 7= ( x 3)( x 9). x = x = (x )(x + ) 3. x 8x+ 5 ( x 5)( x 3) x 5 = = x 3x 8 x 3 x + 6 x ( )( ) PERSAMAAN GARIS LURUS A. Bentuk Umum Persamaan Garis Lurus Bentuk umum persamaan garis lurus adalah: y B. Gradien Garis Lurus () Gradien dari dua titik P(x,y ) dan Q(x,y ). Rumus gradien garis yang melalui titik P dan Q adalah: y y m = x x Tentukan gradien garis lurus yang melewati titik P(,3) dan Q(4,9). y y Gradien = m = = = = 3 x x 4 Persamaan garis lurus dengan gradien (kemiringan) tertentu x y= ax+ b ax + by + c = 0 36 Pustaka Widyatama 00

37 () Gradien garis dari persamaan garis lurus a. Jika persamaan garis lurus berbentuk: y = mx+ c gradien = m Jika dimiliki persamaan garis y = 3x + 5, artinya gradien = m = 3 b. Jika persamaan garis lurus berbentuk: ax + by + c = 0 gradien = a b Jika dimiliki persamaan garis x + 7y + 3 = 0, maka gradien persamaan garis tersebut adalah: ax + by + c = 0 m = a b x + 7y + 3 = 0 m = 7 C. Menentukan Persamaan Garis Lurus Cara menentukan persamaan garis lurus: () Persamaan garis melalui titik P(a,b) dengan gradien m, Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik P(5,7) dengan gradien 3. Pembahasan: y 7= 3( x 5) y 7= 3x 5 y= 3x 5+ 7 y= 3x 8 () Persamaan garis melalui dua titik P(x, y ) dan Q(x, y ). Bentuk persamaan garis yang melalui dua titik yaitu: y y x x = y y y y x x atau y y = ( ) x x x x Tentukan persamaan garis yang melalui P(, 3) dan Q(3, 8)! Pembahasan: y y x x Bentuk = y y x x y 3 x = Dengan perkalian silang, diperoleh: y 3 3 = x 8 3 y 3= 5 x = 5x 0 ( )( ) ( )( ) ( ) y = 5x 0+ 3= 5x 7 (3) Persamaan garis yang melalui titik potong sumbu sumbu koordinat, yaitu P(p, 0) dan Q(0, q). ( ) y b= m x a Pustaka Widyatama 00 37

38 y q (0,q) py + qx= pq Tentukan persamaan garis yang melalui P(3, 0) dan Q(0, 6). Dengan menggunakan rumus: py + qx = pq 6x + 3y = 6 3 6x + 3y = 8 Jika kedua ruas dibagi 3 akan diperoleh persamaan garis: 3x + y = 6 D. Hubungan Antara Dua Garis () Dua garis saling berpotongan p Persamaan garis yang melalui titik titik potong sumbu koordinat: (p,0) x y= ax+ b y= cx+ d ax + b = cx + d Garis g: y = 3x dan garis h: y = x + 6 saling berpotongan di titik Q, maka koordinat titik Q adalah.... Pembahasan: Dari persamaan g: y = 3x dan h: y = x + 6 3x = x + 6 x = 6 x = 3 karena x = 3, maka y = 3x y = 3(3) = 9. Jadi, garis g dan h berpotongan di Q(3, 9). () Dua garis berpotongan saling tegak lurus k Garis g dan k saling tegak lurus, dan dinotasikan: g k g p(x,y) g : y = ax + b Hubungan yang berlaku antara garis g dan k yang saling tegak lurus tersebut adalah: g : y = cx + d Titik potong P(x, y) diperoleh dari himpunan penyelesaian PLDV: m m = g Jika garis 3x + by = 0 tegak lurus dengan x+ y+ 7= 0. Tentukan nilai b! h 38 Pustaka Widyatama 00

39 Pembahasan: 3 Jika g: 3x + by = 0 mg = b k: x+ y+ 7= 0 mk = karena g k, maka m m = 3 3 = =. b b 3 3 Jadi : = 3= b b= b g Diketahui suatu persamaan garis lurus yang melewati titik P(k, 4) dan tegak lurus garis x+ y+ = 0 adalah y = m(x + ), maka nilai k adalah.... Pembahasan: Dengan menggunakan rumus, jelas gradien garis x+ y+ = 0 adalah. Garis y = m(x + ) memiliki gradien m. Karena kedua garis tersebut tegak lurus, berlaku hubungan: m m = = m= m= Jadi, persamaan garis y = m(x + ) menjadi : y = (x + ). Garis y = (x + ) melewati titik (k, 4) maka 4 = (k + ) 4 = k + k = 4 k = k = h (3) Dua garis yang sejajar y h g Garis px + 3y 3 = 0 sejajar dengan garis x y + 4 = 0. Tentukan nilai p! Pembahasan: p Jika g: px + 3y 3 = 0 mg =, h: x y + 4 = 0 mh =. Karena g//h, artinya p mg = m h = p = 4 p = 4. Jadi, nilai p = 4. E. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Bentuk umum Persamaaan Linear Dua Variabel (PLDV) ax + by = c () px + qy = r () Garis g sejajar dengan garis h dinotasikan g//h, dan berlaku m = m x h g Pustaka Widyatama 00 39

40 Mencari himpunan penyelesaian untuk dapat dilakukan dengan metode substitusi, eliminasi, dan campuran. () Metode Substitusi Untuk dapat memahami metode substitusi, perhatikan contoh berikut: Tentukan Himpunan Penyelesaian dari: 3x + y = 9 () x 3y= 6 () Dari PLDV di atas diperoleh: 3x + y = 9 x = 3y 6...(3) Persamaan (3) disubstitusikan ke persamaan (): 3(3y 6) + y = 9 9y 8 + y = 9 7 0y = 7 y = 0 Nilai y = 7 disubstitusikan ke pers. (): 0 7 3x + y = 9 3x + = x = 9 = = = x = = Jadi, HP = {, 0 0 } () Metode Eliminasi Metode ini dilakukan dengan cara mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel yang ada dalam PLDV, yaitu variabel x atau y. Langkah penyelesaian dengan metode eliminasi: () Samakan koefisien salah satu variabel x atau y, () Eliminasikan persamaan tersebut sehingga suku yang sama hilang (dengan operasi penjumlahan atau pengurangan), selesaikan dan tentukan nilai satu variabel, (3) Substitusikan nilai variabel yang ditemukan untuk menemukan nilai variabel yang lain, atau ikuti langkah sampai 3 untuk variabel yang lain. Tentukan Himpunan penyelesaian dari: 3x + y = 9 () x 3y= 6 () Pembahasan: Pertama, kita akan coba mengeliminasi varibel x, 3x + y = 9 3x + y = 9 x 3y= 6 3 3x 9y = 8 0y = 7 y = 7 0 Nilai y dapat langsung disubstitusi ke salah satu PLDV yang dimiliki, misalnya disubstitusi ke (): 7 3x + y = 9 3x + = x = 9 = = = x = = Jadi, HP = { 7, 0 0 } 40 Pustaka Widyatama 00

41 Contoh Soal. Koordinat titik pada garis y = x 5 yang terdekat dengan titik (0,0) adalah.... Garis yang melalui titik (0,0) memiliki persamaan y = mx. Jika garis ini melalui titik terdekat yang kita cari, maka garis ini akan tegak lurus y = x 5. Garis y = mx tegak lurus y = x 5. Sehingga m. = m =. Sehingga diperoleh persamaan y = x. Artinya garis y = x akan memotong y = x 5. Sehingga dapat ditemukan titik potongnya dengan syarat: x = x 5 5 x + x = 5 x = 5 x = 6 Jika, x = 6 menjadi y =. 6 5 = 3. Jadi titik terdekat pada garis y = x 5 ke titik (0, 0) adalah (6, 3).. Diketahui sebuah garis g: x 3y + 5 = 0. Persamaan garis yang melalui titik (, ) dan tegak lurus persamaan garis g adalah.... g : x 3y + 5 = 0 m = = 3 3 persamaan garis yang garis g artinya: mm =, sehingga: m = m = 3 3 Artinya, persamaan garis yang kita cari bergradien 3. Persamaan garis tersebut juga melewati titik (, ), sehingga: y = m ( x ( ) ) = 3( x+ ) = 3x 6 y= 3x+ 5 Jadi, persamaan garis tersebut adalah y = 3x Terdapat dua buah bilangan. Bilangan yang besar jika ditambah empat kali bilangan yang kecil = 99. Bilangan yang kecil ditambah tiga kali bilangan yang besar = 0. Tiga kali bilangan yang kecil ditambah empat kali bilangan yang lebih besar nilainya adalah.... Penyelesaiannya sebagai berikut. Bilangan yang kecil = x Bilangan yang besar = y Hubungan yang diperoleh: 4x + y = 99 3 x + 3y = 97 x + 3y = 0 x + 3y = 0 _ x = 87 Jadi, x = 7 cm. Substitusikan x = 7 ke salah satu persamaan. 4x + y = y = y = 99 y = y = 3 Dengan demikian, 3x + 4y = = = 75 Jadi, harga 3x + 4y adalah 75. Pustaka Widyatama 00 4

42 4. Diketahui titik P(,) dan Q(3,7). Maka sumbu garis PQ adalah.... i. Jika titik S adalah titik tengah garis PQ maka koordinat titik C adalah: x= ( + 3) = 4 = dan y= ( + 7) = 9 Jadi, kita peroleh C ( ), 9 dan gradien AB 7 5 dapat dihitung, yaitu mab = = 3 ii. Garis yang melalui titik C dan AB akan mempunyai gradien mtl = 5. Ini diperoleh karena hubungan mab mtl = iii. Jadi, persamaan garis tersebut adalah: 9 4 y = ( x ) = x y= x+ + = x Kalikan kedua ruas dengan 0, akan didapatkan: 0y = 4x x + 0y 53 = 0 STATISTIKA DAN PELUAN A. Statistika Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara cara pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan penyajian data. Dalam statistika dikenal istilah populasi dan sampel. Populasi adalah sekumpulan objek dengan karakteristik sama. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek pengamatan langsung. Data dapat disajikan dalam bentuk diagram. Selain itu, data dapat diolah dalam bentuk pemusatan data.. Penyajian Data Diagram merupakan salah satu cara untuk menyajikan data. Diagram banyak macamnya. Di antaranya diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan histogram. a. Diagram batang (histogram) Data untuk jumlah beras impor dan beras lokal di pasar: 4 Pustaka Widyatama 00

43 d. Histogram atau Poligon Frekuensi Histogram dan poligon digunakan untuk menyajikan data dari suatu distribusi frekuensi. b. Diagram garis Data untuk jumlah produksi gula dari Pabrik Gula Manis Manja periode Berikut adalah histogram dan poligon dari data tinggi badan siswa. c. Diagram lingkaran Data berbentuk lingkaran yang dibagi menjadi beberapa luasan juring untuk menunjukkan perbandingan kuantitas atau jumlah (dalam persentase atau derajat). Diagram lingkaran berikut menunjukkan data nilai ujian matematika siswa di suatu SMP, dengan keterangan sebagai berikut: Nilai ujian 90 adalah 0% Nilai ujian antara 90 dan 50 adalah 45% Nilai ujian 50 adalah 45%. Ukuran Pemusatan data Ukuran pemusatan data ada bermacam mcam. Di antaranya nilai rata rata (mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), dan kuartil. a. Mean = X (Rata Rata) Mean atau rata rata hitung adalah jumlah semua data atau nilai dibagi dengan banyaknya data. Rumus Mean: x i X = n Dengan: X = Rata rata hitung Pustaka Widyatama 00 in = i = n x = jumlah semua data (dibaca sigma x ) i = Banyaknyadata i 43

44 b. Modus = M (Nilai yang paling sering muncul) Perhatikan data berikut. ) Data:,3,4,4,5,7 Modus = 4. ) Data:,4,6,6,7,8,8,9 Modus = 6 dan 8. 3) Data: 4,4,5,5,6,6 Modus = tidak ada. c. Median = Mt (Nilai Tengah) Median adalah nilai tengah dari kelompok data yang dimiliki, setelah data tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. ) Letak Median untuk n (jumlah data ) genap n n Mt = letaknyadi antara datake danke + ) Letak Median untuk n (jumlah data) ganjil ( n+ ) Mt = datake. Jika dimiliki data: 9,,,3,5,6. maka median dari data tersebut adalah = = =,5 (data ke 3 dan ke 4) Jika dimiliki data: 7,8,8,9,0,,,3,7. maka median dari data tersebut adalah = 0 (data ke 5) d. Kuartil Kuartil membagi sekelompok data menjadi empat bagian yang sama banyak. Dengan: Q = kuartil bawah Q = kuartil tengah = M t = median Q 3 = kuartil atas Jika dimiliki data: 3,4,5,5,7,. maka: Q = 4 ; Q = = 5 ; Q 3 = 7 3. Ukuran Penyebaran Data Ukuran penyebaran data di antaranya adalah jangkauan dan jangkauan interkuartil. a. Jangkauan (Rentang) suatu data Jangkauan adalah selisih antara data tertinggi dan terendah. Jangkauan = data tertinggi data terendah Jika dimiliki data:, 5, 6, 4, 8, 4, maka Jangkauan dari data tersebut adalah = 8 = 6 44 Pustaka Widyatama 00

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6 Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan. Matematika.

Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan. Matematika. Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan Matematika BILANGAN BAB 1 A. PENDAHULUAN Bilangan merupakan suatu sebutan untuk menyatakan banyaknya sesuatu. 1. Lambang Bilangan Lambang Dibaca Lambang Dibaca

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Matematika VII ( BSE Dewi Nurhariyani)

Kumpulan Soal Matematika VII ( BSE Dewi Nurhariyani) Bilangan Bulat 1. Suhu sebongkah es mula-mula 5 o C. Dua jam kemudian suhunya turun 7 o C. Suhu es itu sekarang a. 12 o C c. 2 o C b. 2 o C d. 12 o C 2. Jika x lebih besar dari 1 dan kurang dari 4 maka

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL MATEMATIKA WAKTU : 0 menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PETUNJUK UMUM 1. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum menjawab.. Jawaban dikerjakan pada lembar

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah No RUMUS 1 Bilangan Bulat Sifat penjumlahan bilangan bulat a. Sifat tertutup a + b = c; c juga bilangan bulat b. Sifat komutatif a + b = b + a c. Sifat asosiatif (a + b) + c = a + (b + c) d. Mempunyai

Lebih terperinci

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang Diuji Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat

Lebih terperinci

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET 1 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. Indikator, menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Indikator Soal, menentukan hasil operasi campuran bilangan

Lebih terperinci

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS)

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS) LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL SEKOLAH KELAS MATA PELAJARAN SEMESTER BILANGAN Standar Kompetensi KOMPETENSI DASAR 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat. : SMP : VII : MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 3 PENGUKURAN = 5. Jarum halus berfungsi sebagai petunjuk detik. Setiap pergeseran jarum halus sejauh

BAB 3 PENGUKURAN = 5. Jarum halus berfungsi sebagai petunjuk detik. Setiap pergeseran jarum halus sejauh BAB PENGUKURAN A. Ukuran Waktu 1. Jam, Menit, dan Detik Jarum pendek berfungsi sebagai petunjuk jam. Setiap pergeseran jarum pendek sejauh satu menunjukkan pergeseran waktu selama 1 jam. Jarum panjang

Lebih terperinci

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL SMP/MTs

UJIAN NASIONAL SMP/MTs UJIAN NASIONAL SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008 Mata Pelajaran Jenjang : Matematika : SMP/MTs MATA PELAJARAN Hari/Tanggal : Selasa, 6 Mei 2008 Jam : 08.00-10.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM 1. Isikan

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN. * Indikator SKL : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi tambah, kurang, kali, atau bagi pada bilangan. * Indikator Soal : Menentukan

Lebih terperinci

BIMBINGAN TEKNIS UJIAN NASIONAL TAHUN 2010 PENGEMBANGAN SOAL-SOAL TERSTANDAR. Oleh: R. Rosnawati

BIMBINGAN TEKNIS UJIAN NASIONAL TAHUN 2010 PENGEMBANGAN SOAL-SOAL TERSTANDAR. Oleh: R. Rosnawati BIMBINGAN TEKNIS UJIAN NASIONAL TAHUN 010 PENGEMBANGAN SOAL-SOAL TERSTANDAR A. Pendahuluan Oleh: R. Rosnawati Yang menjadi landasan atau dasar pelaksanaan Ujian Nasional (UN) adalah sebagai berikut: a)

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005 Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005 1. Perhatikan himpunan di bawah ini! A = {bilangan prima kurang dari 11} B = { 1 < 11, bilangan ganjil} C = {semua faktor dari 12}

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 009/00 KODE P UTAMA. Hasil 86 4 : 6 adalah A. 558 B. 568 C. 744 D. 764 86 4 86 4 : 6 = = 744 (C) 6 aturan operasi hitung campuran. tambah dan kurang

Lebih terperinci

PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET 3 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

Kisi-kisi : Mengurutkan berbagai bentuk pecahan

Kisi-kisi : Mengurutkan berbagai bentuk pecahan PREDIKSI SOAL TRTOUT USBN SD 2018 KABUPATEN LUMAJANG SDN TOMPOKERSAN 03 BIDANG MATEMATIKA Kisi-kisi : Menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah 1. Hasil dari 2.175 714 + 498 A.

Lebih terperinci

C. B dan C B. A dan D

C. B dan C B. A dan D 1. Perhatikan Himpunan di bawah ini! A = {bilangan prima kurang dari 11} B = {x < x 11, x bilangan ganjil} C = {semua faktor dari 12} D = {bilangan genap antara 2 dan 14} Himpunan di atas yang ekuivalen

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN File asli diunduh di 8-Spensasi.blogspot.com BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol

Lebih terperinci

Free-download

Free-download PREDIKSI UJIAN NASIONAL TAHUN 2008/2009 I. Standar Kompetensi Menggunakan konsep operasi hitung dan sifat-sifat bilangan, perbandingan, aritmetika sosial, barisan bilangan, serta penggunaannya dalam pemecahan

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008 Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008 1. Hasil dari 1.764 + 3.375 adalah... A. 53 B. 57 C.63 D. 67 BAB VIII BILANGAN BERPANGKAT 4 2 15 1.764 3.375 4 x 4 16 1 3 1 1 64

Lebih terperinci

semua ada tentang sekolah dasar

semua ada tentang sekolah dasar CONTOH SOAL DAN KISI-KISI UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN 2012/2013 MATA PELAJARAN MATEMATIKA No Kompetensi Indikator Soal Jawaban 1 Memahami konsep dan operasi hitung bilangan bulat serta dapat menggunakannya

Lebih terperinci

SD NEGERI GETAS II KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SD NEGERI GETAS II KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TITIK MURYANTI, S.Pd.SD NIP. 197104152000122001 SD NEGERI GETAS II KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Standar Kompetensi : 1. Memahami dan Menggunakan Sifta-Sifat Operasi Hitungan Bilangan

Lebih terperinci

SILABUS. KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Bilangan Bulat dan Pecahan. pecahan Menyatakan bilangan dalam bentuk

SILABUS. KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Bilangan Bulat dan Pecahan. pecahan Menyatakan bilangan dalam bentuk SILABUS MATA PELAJARAN KELAS : MATEMATIKA : VII TAHUN PELAJARAN : 2016 / 2017 ALOKASI WAKTU : 5 JP / MINGGU KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Bilangan Bulat dan Pecahan 3.1 Menjelaskan

Lebih terperinci

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1 1. Diketahui : A = { m, a, d, i, u, n } dan B = { m, e, n, a, d, o } Diagram Venn dari kedua himpunan di atas adalah... D. A B = {m, n, a, d} 2. Jika P = bilangan prima yang kurang dari Q = bilangan ganjil

Lebih terperinci

Paket Rumus Matematika Dasar

Paket Rumus Matematika Dasar 1 2 Paket Rumus Matematika Dasar (Bilangan dan Perbandingan, Deret Matematika, Himpunan dan Peluang, Bangun Datar dan Bangun Ruang) Bilangan Bilangan asli (A) A = {1,2,3,4, } Himpunan bagian A antara lain:

Lebih terperinci

Luky, S.Pt. RINGKASAN MATERI MATEMATIKA SD Ujian Sekolah

Luky, S.Pt. RINGKASAN MATERI MATEMATIKA SD Ujian Sekolah Kompetensi 1 Memahami konsep dan operasi hitung bilangan serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari (1.) OPERASI HITUNG Urutan langkah pengerjaan : 1. Dikerjakan operasi dalam kurung terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR SOAL LATIHAN 1.1

BAB 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR SOAL LATIHAN 1.1 BAB 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR SOAL LATIHAN 1.1 BAB 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR SOAL LATIHAN 1.1 A. Pilihan Ganda 1. Bentuk x + x 48 jika difaktorkan adalah A. (x 6)(x 8) B. (x + 8)(x 6) C. (x 4)(x 1)

Lebih terperinci

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A. Hasil dari 5 ( 6) + 24 : 2 ( 3) =... A. -5 B. -6. 0 D. 6 2. Hasil dari 2 : 75% + 8,75 =... A. 4 B. 5. 6 D. 7 3. Uang Irna sama dengan 2 3 uang Tuti. Jika jumlah uang mereka

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2004/2005

UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2004/2005 UJIAN NASIONAL SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 004/005 Mata Pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : RABU, 8 JUNI 005 Waktu : 0 MENIT PETUNJUK UMUM. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum kamu menjawab. Tulis nomor

Lebih terperinci

Pola (1) (2) (3) Banyak segilima pada pola ke-15 adalah. A. 235 C. 255 B. 250 D Yang merupakan bilangan terbesar adalah. A. C. B. D.

Pola (1) (2) (3) Banyak segilima pada pola ke-15 adalah. A. 235 C. 255 B. 250 D Yang merupakan bilangan terbesar adalah. A. C. B. D. SOAL SELEKSI AWAL 1. Suhu dalam sebuah lemari es adalah 15 o C di bawah nol. Pada saat mati listrik suhu dalam lemari es meningkat 2 o C setiap 120 detik. Jika listrik mati selama 210 detik, suhu dalam

Lebih terperinci

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Dibuat untuk persiapan menghadapi UN 2012 PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Lengkap dengan kisi-kisi dan pembahasan Mungkin (tidak) JITU 12 1. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 1. Hasil dari 635 + 175 225 =... A. 575 B. 585 C. 800 D. 900 BAB I Bilangan Penjumlahan dan pengurangan derajatnya sama, pengerjaannya

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I Mata Pelajaran : Matematika 191 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 Nama Sekolah : Kelas/ Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Matematika Aspek : BILANGAN Standar

Lebih terperinci

C. 23 April 1990 D. 13 April Dari gambar di atas, yang merupakan jaring-jaring kubus ialah... A.(i)

C. 23 April 1990 D. 13 April Dari gambar di atas, yang merupakan jaring-jaring kubus ialah... A.(i) 1. Pak Amir melaksanakan ronda setiap 6 hari sekali, sedangkan pak Agus melaksanakan ronda setiap 8 hari sekali. Jika Pak Amir dan pak Agus tugas ronda bersama-sama pada tanggal 20 Maret 1990, maka untuk

Lebih terperinci

MATEMATIKA. *Untuk Kalangan Sendiri

MATEMATIKA. *Untuk Kalangan Sendiri MATEMATIKA *Untuk Kalangan Sendiri 1 PENJUMLAHAN 1 1 5 4 6 + 3 8 7 3 = 0 5 8 6 Caranya: 3 8 7 3 + 1. Disusun lurus dari satuan 4 4 5 9 2. Urutan yang kosong diberi angka 0 3. Ditambahkan dari satuan (

Lebih terperinci

TAHUN AJARAN 2015/2016

TAHUN AJARAN 2015/2016 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA PAKET LATIHAN UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN AJARAN 2015/2016 MB AR SO AL MATEMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

a. 10 c. 20 b. -10 d Indikator : Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi Bilangan Bulat a c b d.

a. 10 c. 20 b. -10 d Indikator : Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi Bilangan Bulat a c b d. 1. Indikator : Menentukan hasil operasi campuran Bilangan Bulat : Hasil dari -20 + 5 x (-12) : (-6) =.. a. 10 c. 20 b. -10 d. 20 2. Indikator : Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi Bilangan

Lebih terperinci

1 m, maka jumlah anak yatim yang menerima. menerima Bilangan 3 jika dinyatakan dalam bentuk akar menjadi... A. 9 3 C. 5 2 B. 6 3 D.

1 m, maka jumlah anak yatim yang menerima. menerima Bilangan 3 jika dinyatakan dalam bentuk akar menjadi... A. 9 3 C. 5 2 B. 6 3 D. PREDIKSI UCUN THP I Sukses Ujian Nasional 204 No. Kisi-Kisi Jabaran Soal Prediksi Soal Menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan bulat 2 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pembagian

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2009/2010

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2009/2010 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2009/2010 1. Hasil dari 576 + 712 376 =... A. 348 B. 912 C. 1.288 D. 1.652 BAB I Bilangan Penjumlahan dan pengurangan derajatnya sama, pengerjaannya

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011 1. Hasil dari 756 x 12 : 7 adalah.. A. 1.296 B. 1.294 C. 1.286 D. 1.284 BAB I Bilangan: Perkalian dan pembagian derajatnya sama

Lebih terperinci

II. KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT INI!

II. KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT INI! II. KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT INI! Ulangan Harian I. Isilah titik-titik berikut ini dengan tepat! 1. 54 x 20 640 : (-8) =. 2. FPB dari bilangan 45 dan 75 adalah. 3. 750 75 x (-4) + 184 : 8 =. 4. (300

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 1. Hasil dari 635 + 175 225 =... A. 575 B. 585 C. 800 D. 900 BAB I Bilangan Penjumlahan dan pengurangan derajatnya sama, pengerjaannya

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : C37 NO SOAL PEMBAHASAN 1

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : C37 NO SOAL PEMBAHASAN 1 PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : C7 SMP N Kalibagor NO SOAL PEMBAHASAN Hasil dari 5 + ( : ) adalah... Urutan pengerjaan operasi hitung A. 9 Operasi hitung Urutan pengerjaan B. Dalam kurung C. 9 Pangkat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : E57. NO SOAL PEMBAHASAN 1 Hasil dari adalah = Ingat!

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : E57. NO SOAL PEMBAHASAN 1 Hasil dari adalah = Ingat! PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : E57 NO SOAL PEMBAHASAN Hasil dari 64 adalah... A. 8. a = a a a B. 6. a n n = a C.. a m n n = a m D. 56 Hasil dari 6 8 adalah... A. 6 B. 4 C. 4 D. 4 6 4 Hasil dari

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA Bilangan dan Aljabar untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika PELAKSANAAN Hari/Tanggal : Selasa, 8 November 008 Jam :.0 7.0 PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) yang tersedia

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : E57 NO SOAL PEMBAHASAN. Ingat! a = a a a A = 643 = 64 = 4 2 = 16. Ingat!

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : E57 NO SOAL PEMBAHASAN. Ingat! a = a a a A = 643 = 64 = 4 2 = 16. Ingat! PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : E57 NO SOAL PEMBAHASAN Hasil dari 64 adalah.... a = a a a A. 8 B. 6. = C.. = D. 56 Hasil dari 6 8 adalah... A. 6 B. 4 C. 4 D. 4 6 4 Hasil dari 5 + ( : ) adalah...

Lebih terperinci

NO SOAL PEMBAHASAN 1

NO SOAL PEMBAHASAN 1 PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : C7 NO SOAL PEMBAHASAN Hasil dari 5 + ( : ) adalah... Urutan pengerjaan operasi hitung A. 9 Operasi hitung Urutan pengerjaan B. Dalam kurung C. 9 Pangkat ; Akar D.

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UAS Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2005/2006

Soal-soal dan Pembahasan UAS Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2005/2006 Soal-soal dan Pembahasan UAS Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2005/2006 I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. (25.786 + 8.257) + (18.868 5.649) =... A. 74.622 B. 47.262 C. 47.226 D. 47.626

Lebih terperinci

Prediksi UAN Matematika SMP 2010

Prediksi UAN Matematika SMP 2010 Prediksi UAN Matematika SMP 2010 Lengkap dengan Standar Kompetensi aidianet STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1 Menggunakan konsep operasi hitung dan sifat-sifat bilangan, perbandingan, aritmatika sosial, barisan

Lebih terperinci

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian. Glosarium A Akar pangkat dua : akar pangkat dua suatu bilangan adalah mencari bilangan dari bilangan itu, dan jika bilangan pokok itu dipangkatkan dua akan sama dengan bilangan semula; akar kuadrat. Asosiatif

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011 1. Hasil dari 756 x 12 : 7 adalah.. A. 1.296 B. 1.294 C. 1.286 D. 1.284 BAB I Bilangan: Perkalian dan pembagian derajatnya sama

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2011/2012

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2011/2012 Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2011/2012 1. Hasil dari 17 - ( 3 x (-8) ) adalah... A. 49 B. 41 C. 7 D. -41 BAB II Bentuk Aljabar - perkalian/pembagian mempunyai tingkat

Lebih terperinci

II. Kerjakan soal-soal berikut ini!

II. Kerjakan soal-soal berikut ini! Ulangan Harian I. Isilah titik-titik berikut ini dengan tepat!. x 0 60 : (-8) =.. FPB dari bilangan dan 7 adalah.. 70 7 x (-) + 8 : 8 =.. (00 +.00) : (-7) x 8 60 =.. KPK dari bilangan 8 dan adalah. 6.

Lebih terperinci

UAN MATEMATIKA SMP 2007/2008 C3 P13

UAN MATEMATIKA SMP 2007/2008 C3 P13 1. Hasil dari adalah a. 47 b. 52 c. 57 d. 63 2. Suhu di dalam kulkas sebelum dihidupkan 29 C. Setelah dihidupkan, suhunya turun 3 C setiap 5 menit. Setelah 10 menit suhu di dalam kulkas adalah a. 23 C

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN PELAJARAN 2005/2006

UJIAN NASIONAL SD/MI TAHUN PELAJARAN 2005/2006 UJIN NSIONL S/MI THUN PELJRN 2/26 Mata Pelajaran : MTEMTIK Hari/Tanggal : JUNI 26 Waktu : 7.3 9.3 PETUNJUK UMUM. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum kamu menjawab 2. Tulis nomor peserta pada lembar jawaban

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UN/UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2012/2013

Soal-soal dan Pembahasan UN/UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2012/2013 Soal-soal dan Pembahasan UN/UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2012/2013 Bab I Bilangan 500 + 75 x 12 kerjakan perkalian dahulu = 500 + (75 x 12 ) = 500 + 900 = 1400 Bab I Bilangan ( 162 + (15 x 18

Lebih terperinci

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12 Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12 Tim Pembahas : Th. Widyantini Untung Trisna Suwaji Wiworo Choirul Listiani Estina Ekawati Nur Amini Mustajab PPPPTK Matematika Yogyakarta

Lebih terperinci

B. 26 September 1996 D. 28 September 1996

B. 26 September 1996 D. 28 September 1996 1. Ditentukan A = {2, 3, 5, 7, 8, 11} Himpunan semesta yang mungkin adalah... A.{bilangan ganjil yang kurang dari 12} B.{bilangan asli yang kurang dari 12} C.{bilangan prima yang kurang dari 12} D.{bilangan

Lebih terperinci

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor ALJABAR BENTUK ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Latihan Ujian 2012 Matematika

Latihan Ujian 2012 Matematika Latihan Ujian 2012 Matematika Hari/Tanggal : Minggu, 19 Februari 2012 Waktu : 120 menit Jumlah Soal : 60 soal Petunjuk Tulis nomor peserta dan nama Anda di tempat yang disediakan pada Lembar Jawaban. Materi

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I 16 KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Sekolah : SMP/MTs... Kelas : VII Semester : I

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P1 UTAMA. Jawaban: = = 68.

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P1 UTAMA. Jawaban: = = 68. PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 009/010 KODE P1 UTAMA 1. Hasil 39.788 + 56.895 7.798 adalah A. 68.875 B. 68.885 C. 68.975 D. 69.885 39.788 + 56.895 7.798 = 96.683 7.798 = 68.885

Lebih terperinci

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Latihan Soal Ujian Nasional 200 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar

Lebih terperinci

C. Ø D. S. Gambar di atas adalah kubus ABCD.EFGH dan salah satu jaring-jaringnya, maka titik E menempati nomor... A.(I) C.(III) B.

C. Ø D. S. Gambar di atas adalah kubus ABCD.EFGH dan salah satu jaring-jaringnya, maka titik E menempati nomor... A.(I) C.(III) B. 1. Amir, Adi, dan Budi selalu berbelanja ke Toko "Anda", Amir tiap 3 hari sekali. Adi tiap 4 hari sekali, Budi tiap 6 hari sekali. Bila ketiganya mulai berbelanja sama-sama pertama kali tanggal 20 Mei

Lebih terperinci

TRY OUT UASBN 2008 KELAS 6 SD Kami Berpartisipasi Mencerdaskan Bangsa

TRY OUT UASBN 2008 KELAS 6 SD Kami Berpartisipasi Mencerdaskan Bangsa TRY OUT UASBN 008 KELAS 6 SD Kami Berpartisipasi Mencerdaskan Bangsa MATEMATIKA KODE SOAL 000. + 00 x 00 -. : =. a. 08. b..98 c. 08. d. 0.. Pak Saman membeli 6 kotak jeruk, tiap kotaknya berisi 90 buah.

Lebih terperinci

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992 MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 99 EBT-SMP-9-0 Diketahui: A = {m, a, d, i, u, n} dan B = {m, a, n, a, d, o} Diagram Venn dari kedua himpunan di atas A. m a d o a m o i e e I d u a a u n e m i d o m i d a u n

Lebih terperinci

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Kunci Jawaban Latihan Soal Ujian Nasional 010 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika 1. Jawab: b Untuk menentukan hasil dari suatu akar telebih dahulu cari

Lebih terperinci

Copyright Hak Cipta dilindungi undang-undang

Copyright  Hak Cipta dilindungi undang-undang Pembahasan Latihan Soal UN SMP/MTs Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 0 Jawab: b Untuk menentukan hasil dari suatu akar telebih dahulu cari bentuk faktorisasi prima dari bilangan dalam tanda akar.

Lebih terperinci

A. Persamaan Linier Dua

A. Persamaan Linier Dua Apa yang akan Anda Pelajari? Mengenal PLDV dalam berbagai bentuk dan variabel Menentukan himpunan penyelesaian PLDV dan grafiknya Mengenal SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel Menentukan penyelesaian

Lebih terperinci

Latihan Semester 2. Urutan pecahan tersebut mulai dari yang terkecil adalah...

Latihan Semester 2. Urutan pecahan tersebut mulai dari yang terkecil adalah... Latihan Semester 2 Kerjakanlah di buku latihanmu. A. Ayo, isilah titik-titik berikut.. Bentuk sederhana dari pecahan 2 adalah... 6 Diketahui pecahan 2, 2 5, 7, 0. Urutan pecahan tersebut mulai dari yang

Lebih terperinci

PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT

PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT M O D U L 1 PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SD/MI/SDLB PAKET PREDIKSI 3

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SD/MI/SDLB PAKET PREDIKSI 3 UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SD/MI/SDLB PAKET PREDIKSI 3 Mata Pelajaran Hari/Tanggal Pukul : Matematika : - : - PETUNJUK UMUM 1. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian Nasional

Lebih terperinci

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR PENGERTIAN ALJABAR Bentuk ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat hurufhuruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH KISI-KISI UJIAN SEKOLAH Matematika SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 KISI KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

Copyright Hak Cipta dilindungi undang-undang

Copyright  Hak Cipta dilindungi undang-undang Latihan Soal UN SMP/MTs Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 0. Hasil dari.7 +.75 adalah. 5 c. 57 d 7. Suhu di dalam kulkas - 0 C. Pada saat mati lampu suhu di dalam kulkas naik 0 C setiap menit.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : A13 NO SOAL PEMBAHASAN 1

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : A13 NO SOAL PEMBAHASAN 1 PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : A SMP N Kalibagor Hasil dari 5 + [6 : ( )] adalah... Urutan pengerjaan operasi hitung A. 7 Operasi hitung Urutan pengerjaan B. 4 Dalam kurung C. Pangkat ; Akar D.

Lebih terperinci

PAKET I SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN

PAKET I SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN PAKET I SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN 2014/2015 13 Pengayaan Ujian Nasional PAKET I SOAL PENGAYAAN UJIAN NASIONAL SMP/ MTs MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

TRY OUT 1 UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Tahun Pelajaran 2011/2012

TRY OUT 1 UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Tahun Pelajaran 2011/2012 TRY OUT 1 UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Tahun Pelajaran 2011/2012 Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMP/MTs Hari/Tanggal : - Waktu : 120 menit Jam : 08.00 10.00 PETUNJUK UMUM 1. Isikan identitas

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

Agustina, S.Pd. Editor: Sukirno, S.Pd.,M.Pd.

Agustina, S.Pd. Editor: Sukirno, S.Pd.,M.Pd. Agustina, S.Pd. Editor: Sukirno, S.Pd.,M.Pd. SMP NEGERI 6 TANAH GROGOT Jl. Pelsus Tanah Merah Ds. Janju KM.10 Tanah Grogot Kabupaten Paser Kalimantan Timur 76211 Email: smpn6tgt@yahoo.com 1 2 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

P-M01A LOMBA OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SD/MI KECAMATAN CILEUNGSI TAHUN 2015

P-M01A LOMBA OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SD/MI KECAMATAN CILEUNGSI TAHUN 2015 LOMBA OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SD/MI KECAMATAN CILEUNGSI TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDIDIKAN UPT VII KECAMATAN CILEUNGSI Jl. Camat Enjan No. 05 Des. Cileungsi Kec. Cileungsi Kab.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : A13 NO SOAL PEMBAHASAN 1

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : A13 NO SOAL PEMBAHASAN 1 Pembahasan UN 0 A3 by Alfa Kristanti PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : A3 Hasil dari 5 + [6 : ( 3)] adalah... Urutan pengerjaan operasi hitung A. 7 Operasi hitung Urutan pengerjaan B. 4 Dalam kurung

Lebih terperinci

Kumpulan Soal-Soal LATIHAN SUMATIF

Kumpulan Soal-Soal LATIHAN SUMATIF Kumpulan Soal-Soal LATIHAN SUMATIF Kelas 4 Memuat kumpulan soal-soal untuk latihan sumatif semester 1 12/6/2013 BAGIAN-1: PEMBULATAN DAN PENAKSIRAN 1. Bulatkan bagian (a) dan (b) ke satuan dan bagian (c)

Lebih terperinci

1 Bilangan. 2 A. MACAM-MACAM BILANGAN B. SIFAT OPERASI PADA BILANGAN BULAT. b dan b 0. Contoh: 1 à a = 1 dan b = 4.

1 Bilangan. 2 A. MACAM-MACAM BILANGAN B. SIFAT OPERASI PADA BILANGAN BULAT. b dan b 0. Contoh: 1 à a = 1 dan b = 4. Matematika 1 Bilangan A. MACAM-MACAM BILANGAN 1. Bilangan Asli 1, 2, 3, 4, 5, 6,, dan seterusnya. 2. Bilangan Cacah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan seterusnya. 3. Bilangan Prima Bilangan prima yaitu bilangan

Lebih terperinci

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya,

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya, Bab Pecahan? Lain-lain Pendidikan Sehari-hari Transportasi Penghasilan Pak Rusdi selama bulan sebesar Rp.000.000,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya, bagian untuk

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : E52 NO SOAL PEMBAHASAN 1

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : E52 NO SOAL PEMBAHASAN 1 PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : E5 SMP N Kalibagor NO SOAL PEMBAHASAN Hasil dari 5 + [6 : ( )] adalah... Urutan pengerjaan operasi hitung A. 7 Operasi hitung Urutan pengerjaan B. 4 Dalam kurung

Lebih terperinci

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian :

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian : 1. Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm C. 26 cm B. 52 cm D. 13 cm 2. Gambar disamping adalah persegi panjang. Salah satu sifat persegi panjang adalah

Lebih terperinci

0 bocormatematika.wordpress.com. Oleh: TIM Guru MATEMATIKA MA Negeri Purbalingga

0 bocormatematika.wordpress.com. Oleh: TIM Guru MATEMATIKA MA Negeri Purbalingga 0 bocormatematika.wordpress.com Oleh: TIM Guru MATEMATIKA MA Negeri Purbalingga BAB I BILANGAN A. Bilangan Bulat Bilangan bulat diberi lambang B terdiri dari bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat

Lebih terperinci

TRYOUT ERLANGGA MATEMATIKA SD/MI UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT SD/MI M A T E M A T I K A

TRYOUT ERLANGGA MATEMATIKA SD/MI UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT SD/MI M A T E M A T I K A TRYOUT ERLANGGA P1 MATEMATIKA SD/MI UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT SD/MI M A T E M A T I K A Petunjuk Umum 1. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Komputer (LJK) yang tersedia dengan menggunakan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL MATEMATIKA UN 2014 Jawaban : Pembahasan : (operasi bilangan pecahan) ( ) Jawaban : (A) Pembahasan : (perbandingan senilai) 36 buku 8 mm x x 3. 0 X buku 24 mm Jawaban : (C) Pembahasan :

Lebih terperinci

Ely Purnamasari (2008.V.I.0019) Kd. Winda Mahayanti (2008.V.I.0027) Pend. Matematika IKIP PGRI BALI

Ely Purnamasari (2008.V.I.0019) Kd. Winda Mahayanti (2008.V.I.0027) Pend. Matematika IKIP PGRI BALI Ely Purnamasari (2008.V.I.0019) Kd. Winda Mahayanti (2008.V.I.0027) Pend. Matematika IKIP PGRI BALI Indikator Standar Kompetensi Mamahami dan dapat melakukan operasi bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan

Lebih terperinci

C. 9 orang B. 7 orang

C. 9 orang B. 7 orang 1. Dari 42 siswa kelas IA, 24 siswa mengikuti ekstra kurikuler pramuka, 17 siswa mengikuti ekstrakurikuler PMR, dan 8 siswa tidak mengikuti kedua ekstrakurikuler tersebut. Banyak siswa yang mengikuti kedua

Lebih terperinci

C. { 0, 1, 2, 3, 4 } D. { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }

C. { 0, 1, 2, 3, 4 } D. { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 } 1. Himpunan penyelesaian dari 2x - 3 7, x { bilangan cacah }, adalah... A. { 0, 1, 2 } B. { 0, 1, 2, 3, 4, 5 } 2x - 3 7, x {bilangan cacah} 2x 7 + 3 2x 10 x 5 Hp : { 0, 1, 2, 3, 4, 5 } C. { 0, 1, 2, 3,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : E52 NO SOAL PEMBAHASAN 1

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : E52 NO SOAL PEMBAHASAN 1 SMP N Kalibagor Pembahasan UN 0 E5 by Alfa Kristanti PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : E5 Hasil dari 5 + [6 : ( )] adalah... Urutan pengerjaan operasi hitung A. 7 Operasi hitung Urutan pengerjaan

Lebih terperinci

Prediksi Soal US/M SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016 1

Prediksi Soal US/M SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016 1 Prediksi Soal US/M SD/MI Tahun Pelajaran 15/1 1 KISI-KISI PREDIKSI UJIAN SEKOLAH/MADRASAH SD/MI TAHUN PELAJARAN 15/1 MATEMATIKA PAKET SOAL PREDIKSI GANJIL No. Materi Indikator A. BILANGAN 1. Operasi hitung

Lebih terperinci