fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester"

Transkripsi

1 fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

2 outline PENDAHULUAN MORTALITAS FERTILITAS MIGRASI perhitungan konsep konsep dasar tipe angka mortalitas konsep dasar ukuran fertilitas tahunan ukuran fertilitas kumulatif konsep dasar ukuran migrasi metode perkiraan migrasi 2

3 pendahuluan KOMPONEN DASAR DEMOGRAFI: fertilitas mortalitas migrasi mempengaruhi perubahan penduduk 3

4 pendahuluan SUMBER DATA: Sistem Registrasi Vital Setiap kejadian dilaporkan dan dicatat segera setelah kejadian tersebut terjadi Sensus Penduduk Kejadian dicatat setelah sekian lama peristiwa kematian itu terjadi Survei Sampel Hampir sama dengan sensus Apa perbedaan ketiga sumber data tersebut? Manakah sistem yang digunakan oleh Indonesia? 4

5 MORTALITAS 5

6 MORTALITAS konsep dasar PENGERTIAN Menurut UN dan WHO, mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup KEGUNAAN Data mortalitas diperlukan untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan dan evaluasi program-program kebijakan penduduk 6

7 MORTALITAS konsep dasar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORTALITAS beberapa fakta: Tingkat kematian laki-laki lebih tinggi daripada perempuan Tingkat kematian penduduk dewasa muda lebih rendah daripada bayi, anak dan penduduk usia lanjut Tingkat kematian negara berkembang lebih tinggi daripada negara maju Tingkat kematian penduduk berstatus sosial ekonomi baik lebih rendah daripada penduduk berstatus sosial ekonomi buruk dst Jadi, apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian? 7

8 MORTALITAS perhitungan UKURAN MORTALITAS Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat kematian dan keadaan penduduk secara keseluruhan Dinyatakan dalam satuan angka (rate), ratio, person years lived Angka /Rate: ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu kejadian selama periode tertentu Angka/Rate suatu kejadian= Jumlah kejadian yang terjadi selama periode waktu tertentu Jumlah penduduk yang mempunyai resiko mengalami kejadian tersebut selama periode yang sama 8

9 MORTALITAS perhitungan Ratio: ukuran yang menyatakan hasil perbandingan antara dua angka Dalam menyatakannya, harus dijelaskan populasi golongan mana yang tersangkut: kapan, siapa, apa Contoh : Angka Kematian Kasar (CDR) penduduk Indonesia tahun 1971 Sex Ratio penduduk Indonesia tahun 1971 Sex ratio = Jumlah penduduk laki-laki Jumlah penduduk perempuan Sex ratio biasanya dinyatakan dalam persen atau perseribu 9

10 MORTALITAS perhitungan KONSEP PERSON YEARS LIVED Tahun Orang Hidup jumlah orang yang hidup dan berisiko (exposed to risk) dalam suatu periode tertentu Orang yang meninggal dalam suatu periode tidak berisiko contoh: PYL dalam periode 1 tahun Seseorang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir periode berarti menjalani satu tahun orang hidup atau 1 PYL Dua orang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir periode berarti menjalani dua tahun orang hidup atau 2 PYL 100 orang yang mengalami hidup dari awal sampai akhir periode berarti mengalami 100 PYL Seseorang yang mengalami hidup dari awal sampai pertengahan periode berarti menjalani 0,5 PYL Lima orang yang mengalami hidup dari awal sampai pertengahan periode berarti menjalani 5 x 0,5 PYL = 2,5 PYL 10

11 MORTALITAS perhitungan KONSEP PERSON YEARS LIVED Dalam perhitungan PYL, yang harus dipertimbangkan tidak hanya kematian, tetapi juga: Kelahiran Migrasi masuk dan keluar dalam suatu periode Contoh: 1 PYL = 1 tahun Orang yang pindah ke suatu kota pada awal tahun dan meninggal di kota tersebut setelah tiga bulan, berarti 3/12 = 0,25 PYL 11

12 MORTALITAS perhitungan KONSEP PERSON YEARS LIVED Pada kenyataannya, sulit memperoleh informasi yang akurat, terutama jika jumlah penduduknya besar Muncul pendekatan lain: penduduk tengah periode Asumsi: jumlah kematian/jumlah kelahiran/jumlah migrasi sama antara sebelum dan setelah pertengahan periode P tengah periode = 0,5 (P awal periode +P akhir periode) 12

13 MORTALITAS perhitungan TIPE ANGKA MORTALITAS MORTALITAS Angka Mortalitas Kasar (CDR) Angka Mortalitas menurut Umur (ASDR) Angka Mortalitas Bayi (IMR) 13

14 MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE = CDR) PENGERTIAN jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Angka kematian untuk 1000 orang: CDR = D P x k D = jumlah kematian pada tahun x P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x k = konstanta, 1000 Kelebihan : perhitungan sederhana dan data tersedia Kelemahan : perhitungan sangat kasar, tidak memperhitungkan pengaruh struktur umur penduduk 14

15 MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE = CDR) CONTOH SOAL: Tahun 2009 di Kabupaten Blora terdapat 35 kematian. Jumlah penduduk Kabupaten Blora pada tahun tersebut adalah CDR = D P x k CDR = x 1000 = 0,04 Berarti pada tahun 2009 di Kabupaten Blora terdapat 0,04 kematian per seribu penduduk 15

16 MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC DEATH RATE = ASDR) PENGERTIAN Risiko kematian antarkelompok umur berbeda-beda Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk kelompok umur tersebut pada tahun tertentu Angka Kematian untuk 1000 orang: ASDR = Di Pi x k Di = jumlah kematian orang berumur i pada tahun x Pi = jumlah penduduk berumur i pada pertengahan tahun x k = konstanta, 1000 Kelebihan: hasil lebih rinci dan akurat, sudah memperhitungkan pengaruh struktur umur penduduk 16

17 MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC DEATH RATE = ASDR) CONTOH SOAL Jumlah kematian penduduk berusia tahun di Kabupaten Tegal pada tahun 2001 adalah Jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut adalah orang. ASDR = Di Pi x k ASDR = x 1000 = 1,7 Berarti ASDR penduduk tahun pada tahun 2001 di Kabupaten Tegal sebesar 1,7 per seribu penduduk 17

18 MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE = IMR) PENGERTIAN Jumlah kematian bayi usia di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu Indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat IMR = D0 B x k D0 = jumlah kematian bayi berumur dibawah 1 tahun pada tahun x B = jumlah kelahiran selama tahun x k = konstanta,

19 MORTALITAS perhitungan ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE = IMR) CONTOH SOAL Pada tahun 2000 di Jember terdapat kematian bayi berusia di bawah 1 tahun. Jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah IMR = IMR = D0 x k B x 1000 = 19,4 Artinya, pada tahun 2000 di Jember terdapat 19,4 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup 19

20 FERTILITAS 20

21 FERTILITAS konsep dasar PENGERTIAN hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita/sekelompok wanita menyangkut banyaknya bayi lahir hidup FERTILITAS vs NATALITAS? berbeda dalam ruang lingkupnya Fertilitas peranan kelahiran pada perubahan penduduk Natalitas peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia 21

22 FERTILITAS konsep dasar Lahir hidup Lahir mati Abortus masa reproduksi (childbearing age) - usia subur Wanita usia subur (WUS) Pasangan usia subur (PUS) kelahiran bayi dengan menunjukkan tanda-tanda kehidupan kelahiran bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan kematian bayi dalam kandungan masa dimana wanita mampu melahirkan, yaitu usia tahun wanita berusia tahun pasangan suami istri, dimana istri berusia tahun 22

23 FERTILITAS konsep dasar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS Secara umum: Anggapan/kepercayaan yang dianut masyarakat gender Dilihat dari pendekatan sosial menurut pemikiran Davis dan Blake, terdapat faktor sosial, ekonomi dan budaya (variabel antara) dimana perempuan dan masyarakat tinggal mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas Contoh: tingkat pendidikan, penghasilan, gender menurut Freedman, faktor sosial, ekonomi dan budaya mempunyai hubungan erat dengan norma sosial dalam masyarakat: adat istiadat, tingkat kemajuan perempuan dan masyarakatnya 23

24 FERTILITAS konsep dasar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS Dilihat dari pendekatan ekonomi Pada tingkat makro, fertilitas dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan modernisasi Pada tingkat mikro, fertilitas dipengaruhi oleh keputusan pasangan suami istri dalam hal jumlah anak menurut pemikiran Leibenstein, anak dilihat dari dua sisi: manfaat/kegunaan dan biaya untuk merawat anak menurut pemikiran Becker, anak dianggap sebagai barang konsumsi tahan lama akan memberikan kepuasan (manfaat) ada pilihan antara kualitas dan kuantitas anak 24

25 FERTILITAS perhitungan UKURAN FERTILITAS pada dasarnya sama dengan mortalitas angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran dengan penduduk yang menanggung resiko melahirkan (exposed to risk) BEBERAPA PERSOALAN PENGUKURAN Pengukuran fertilitas lebih kompleks daripada pengukuran mortalitas karena seorang wanita hanya meninggal 1 kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Tidak semua wanita mengalami risiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga atau bercerai 25

26 FERTILITAS perhitungan BEBERAPA PERSOALAN PENGUKURAN Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu: jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (jumlah kelahiran selama masa reproduksi) Kelahiran hanya diukur berdasarkan fertilitas wanita, jarang yang memperhitungkan fertilitas laki-laki 26

27 FERTILITAS perhitungan FERTILITAS 1 FERTILITAS TAHUNAN 2 FERTILITAS KUMULATIF Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) Angka Fertilitas Total (TFR) Tingkat Fertilitas Umum (GFR) Tingkat Fertilitas menurut Umur (ASFR) Angka Reproduksi Bruto (GRR) Angka Reproduksi Bersih (NRR) 27

28 FERTILITAS perhitungan PENGUKURAN FERTILITAS TAHUNAN YEARLY PERFORMANCE PENGERTIAN mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko untuk melahirkan pada tahun tersebut menunjukkan fertilitas suatu kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun MELIPUTI: Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate) Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate) Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Spesific Fertility Rate) 28

29 FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS KASAR (CRUDE BIRTH RATE = CBR) PENGERTIAN banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun CBR = B P x k B = jumlah kelahiran pada tahun x P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x k = 1000 Kelebihan : perhitungan sederhana dan data tersedia Kelemahan: perhitungan kasar, tidak memisahkan penduduk lakilaki dan perempuan yang masih kanak-kanak dan berumur 50 tahun ke atas. 29

30 FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS KASAR (CRUDE BIRTH RATE = CBR) CONTOH SOAL Pada tahun 2009 terdapat kelahiran hidup di Kab Blora. Adapun jumlah penduduk Kab Blora pada pertengahan tahun adalah orang. CBR = x 1000 = 80,78 per 1000 penduduk Jadi, dari setiap 1000 penduduk Blora, terdapat kelahiran hidup pada tahun

31 FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE = GFR) PENGERTIAN membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk wanita usia atau tahun GFR = GFR = B Pf(15-49) B Pf(15-44) x k x k B = jumlah kelahiran pada tahun x Pf (15-49) = jumlah penduduk wanita umur tahun pada pertengahan tahun x Pf (15-44) = jumlah penduduk wanita umur tahun pada pertengahan tahun x k = bilangan konstan,

32 FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE = GFR) Kelebihan: Lebih cermat karena hanya memasukkan wanita berumur tahun atau tahun sebagai penduduk yang exposed to risk Kekurangan: Tidak membedakan risiko kelahiran dari berbagai kelompok umur wanita 40 tahun dianggap mempunyai risiko yang sama dengan wanita 20 tahun 32

33 FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS UMUM (GENERAL FERTILITY RATE =GFR) CONTOH SOAL Pada tahun 2003 terdapat sekitar wanita berumur tahun di Palembang. Jumlah kelahiran hidup sebesar GFR = x 1000 = 60,1 per 1000 penduduk perempuan th Berarti bahwa pada tahun 2003 terdapat 60 bayi yang lahir tiap 1000 perempuan usia subur di Palembang 33

34 FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) PENGERTIAN banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok umur pada tahun tertentu per seribu wanita pada kelompok umur dan pertengahan tahun yang sama Bi ASFRi = x k Pi Bi = jumlah kelahiran bayi dari wanita pada kelompok umur i Pi = jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun k = bilangan konstan,

35 FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) Kelebihan: Ukuran lebih cermat, memperhitungkan perbedaan risiko menurut kelompok umur Memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut kohor* Dasar perhitungan untuk menghitung ukuran fertilitas lainnya (TFR, GRR, dan NRR) Kelemahan: Data terinci sehingga data sulit didapatkan *kohor sekelompok orang yang mempunyai pengalaman waktu yang sama dari suatu peristiwa tertentu. Contoh: kohor kelahiran orang yang dilahirkan dalam tahun/periode yang sama 35

36 FERTILITAS perhitungan TAHUNAN: TINGKAT FERTILITAS MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC FERTILITY RATE = ASFR) CONTOH SOAL Perhitungan ASFR Jakarta 2000 Umur wanita (1) Jml penduduk wanita (2) Jumlah kelahiran (3) ASFR (4) = (3)/(2) x jumlah

37 FERTILITAS perhitungan PENGUKURAN FERTILITAS KUMULATIF REPRODUCTIVE HISTORY PENGERTIAN mengukur rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita pada waktu wanita itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (umur tahun) menunjukkan kumulatif fertilitas selama masa reproduksinya MELIPUTI Angka fertilitas total (Total Fertility Rate =TFR) Angka reproduksi bruto (Gross Reproduction Rate=GRR) Angka reproduksi bersih (Net Reproduction Rate=NRR) 37

38 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA FERTILITAS TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE =TFR) PENGERTIAN Jumlah kelahiran hidup tiap 1000 wanita hingga akhir masa reproduksinya Dalam praktiknya, TFR dihitung dengan cara menjumlahkan tingkat fertilitas wanita menurut umur (ASFR). Jika umur tersebut berjenjang 5 tahun, maka: Kelebihan: angka TFR dapat dijadikan ukuran kelahiran seorang wanita selama masa reproduksinya (15-49 tahun) dan telah memperhitungkan masa subur tiap kelompok umur 38

39 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA FERTILITAS TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE =TFR) CONTOH SOAL TFR = 5 ( ) = 5 x 385 = per 1000 penduduk usia tahun = 1,9 anak untuk setiap wanita usia tahun Berarti rata-rata setiap wanita Jakarta sampai akhir masa reproduksinya akan mempunyai 1-2 anak ASFR Jakarta tahun 2000 Umur wanita ASFR

40 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) PENGERTIAN Banyaknya bayi wanita yang akan dilahirkan oleh suatu kohor wanita selama usia reproduksinya. Kohor kelahiran sekelompok wanita yang mulai melahirkan pada usia yang sama dan bersama-sama bereproduksi sampai masa usia subur selesai ADA DUA CARA: Menggunakan TFR Menggunakan ASFR 40

41 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) MENGGUNAKAN TFR DENGAN RASIO JENIS KELAMIN PADA SAAT LAHIR Data yang diketahui adalah TFR dan rasio jenis kelamin bayi laki-laki dan wanita saat lahir Jumlah kelahiran bayi wanita GRR = Jumlah kelahiran bayi laki-laki dan wanita x TFR CONTOH SOAL: TFR per 1000 wanita usia tahun di Tasikmalaya tahun 2001 adalah Adapun rasio jenis kelamin saat lahir adalah 105 (terdapat 105 bayi laki-laki dibanding 100 bayi perempuan). Hitung GRRnya 41

42 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL: 100 GRR = x = 939 anak wanita per wanita usia tahun Jadi, akan ada sekitar 939 anak wanita yang akan menggantikan 1000 ibu untuk melahirkan jumlah penduduk Tasikmalaya akan berkurang 42

43 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) MENGGUNAKAN ASFR BAGI PEREMPUAN Data yang diketahui adalah ASFR dan rasio jenis kelamin bayi lakilaki dan wanita saat lahir ASFRfi : angka kelahiran menurut umur untuk bayi perempuan untuk perempuan pada kelompok umur i Kelemahan: mengabaikan kemungkinan anak wanita meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya 43

44 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL Jumlah kelahiran bayi laki-laki dan bayi wanita berturut-turut adalah 105 dan 100 Umur wanita (1) Jumlah penduduk wanita (2) Jumlah kelahiran L+P (3) Jumlah kelahiran bayi wanita (4)= (3) x (100/205) ASFR bayi wanita (5)= (4)/(2) x jumlah

45 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI BRUTO (GROSS REPRODUCTION RATE -GRR) CONTOH SOAL = 5 x 188 = 940 Berarti ada sekitar 940 bayi wanita yang akan menggantikan 1000 ibu melahirkan tanpa memperhitungkan kemungkinan kematian bayi wanita sebelum masa reproduksinya 45

46 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) PENGERTIAN jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah kohor dari 1000 wanita dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalnya bayi-bayi wanita itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya NRR merupakan ukuran kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya (remplacement level) nilai NRR = 1, berarti satu penduduk digantikan dengan satu penduduk (exact remplacement) ASUMSI bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya. 46

47 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) CONTOH SOAL Umur wanita (1) Jml penduduk wanita (2) Jumlah kelahiran bayi wanita (3) ASFR bayi wanita utk bayi wanita (4) = (3)/(2) Rasio bayi masih hidup sampai usia ibu* (5) Bayi yang diharapkan tetap hidup per 1000 wanita (6)=(4) x(5) , , , , , , , , , , ,8238 3, ,8030 1,6 jumlah ,9 * Rasio bayi masih hidup diperoleh dari tabel kematian 47

48 FERTILITAS perhitungan KUMULATIF: ANGKA REPRODUKSI NETTO (NET REPRODUCTION RATE-NRR) CONTOH SOAL NRR= 5 x 161,9 = 809,5 per 1000 wanita = 0,89 per wanita Berarti bahwa 1000 wanita di Jakarta akan digantikan dengan anak wanita yang akan tetap hidup sampai seumur ibu yang melahirkan wanita 48

49 MIGRASI 49

50 MIGRASI konsep dasar PENGERTIAN perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain bagian dari mobilitas penduduk migrasi terkait dengan pull dan push factors dibatasi oleh ketidakmampuan fisik atau kemampuan individu dalam biaya untuk melakukan pergerakan (psikologi maupun finansial) terkait dengan isu yang lebih luas di bidang sosial, politik, dan budaya pelaku disebut migran membawa konsekuensi (baik positif dan negatif) bagi: daerah tujuan daerah asal 50

51 MIGRASI konsep dasar PENGERTIAN Terdapat unsur tempat asal dan tempat tujuan pergerakan, melibatkan dimensi ruang dan waktu: Dimensi ruang: unit-unit administrasi dukuh, desa, kabupaten/ kota/ propinsi atau unit-unit geografis, yaitu daerah pegunungan, dataran, pedalaman, pantai, unit fungsional atau berdasarkan blok sensus Dimensi waktu: periode gerak perpindahan penduduk, dari hanya beberapa jam sampai puluhan hari (tambahan) motivasi: tujuan penduduk untuk melakukan pergerakan, bisa berupa motif ekonomi, sosial-budaya 51

52 MIGRASI konsep dasar FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI Faktor-faktor daerah asal Faktor-faktor yang terdapat pada daerah tujuan Rintangan antara Faktor-faktor individual Sumber: Lee,1966 dalam Parnwell,

53 MIGRASI konsep dasar Faktor-faktor daerah asal (faktor pendorong): Makin berkurangnya sumber daya alam, contoh: hasil tambang, kayu Menyempitnya lapangan pekerjaan (misal: akibat teknologi yang masuk) Ada tekanan (misal: diskriminasi politik, agama atau ras) Ketidakcocokan dengan adat dan budaya setempat Alasan pekerjaan/perkawinan tidak bisa mengembangkan karir Bencana alam Faktor-faktor daerah tujuan (faktor penarik): Ada harapan memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kehidupan dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik Keadaan lingkungan dan hidup yang lebih menyenangkan Aktivitas-aktivitas di kota besar: tempat hiburan, pusat kebudayaan 53

54 MIGRASI konsep dasar Rintangan antara: Jarak dari daerah asal ke daerah tujuan Biaya transportasi/perjalanan Alat transportasi Informasi tempat tujuan Keterikatan dengan keluarga Larangan pemerintah terhadap pergerakan Faktor pribadi: Faktor utama terkait persepsi individu dalam menyikapi suatu hal Tergantung pada: kepekaan pribadi, kesadaran akan kondisi di tempat tujuan, kecerdasan 54

55 MIGRASI - perhitungan MIGRASI 1 UKURAN MIGRASI 2 METODE PERKIRAAN MIGRASI Angka Mobilitas Angka Migrasi Masuk Angka Migrasi Keluar Angka Migrasi Netto BALANCING EQUATION Intercensal Component Method INTERCENSAL SURVIVAL RATIO METHOD Forward Census Survival Ratio Reverse Census Survival Ratio Angka Migrasi Bruto 55

56 MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MOBILITAS (m) PENGERTIAN Rasio/perbandingan antara (M) banyaknya penduduk yang pindah secara lokal dalam suatu jangka waktu tertentu terhadap (P) total jumlah penduduk yang berisiko pindah m = M P x k m = angka mobilitas M = jumlah perpindahan P = jumlah penduduk yang berisiko k = 1000 Dalam kenyataan, sulit mengetahui jumlah penduduk yang pindah secara lokal 56

57 MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI MASUK (mi) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya (I) migran yang masuk, per 1000 penduduk di daerah tujuan (P) dalam waktu setahun mi = I P x k mi = angka migrasi masuk I = jumlah migran masuk P = jumlah penduduk pertengahan tahun k =

58 MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI KELUAR (mo) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya (O) migran yang keluar, per 1000 penduduk di daerah asal (P) dalam waktu setahun mo = O P x k Mo = angka migrasi keluar O = jumlah migran keluar P = jumlah penduduk pertengahan tahun k =

59 MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI NETTO (mn) PENGERTIAN Selisih antara banyaknya (I) migran yang masuk ke dan (O) migran yang keluar dari suatu wilayah, per 1000 penduduk (P) dalam satu tahun mn = angka migrasi netto I-O mn = I = jumlah migrasi masuk P x k O = jumlah migran keluar P = jumlah penduduk pertengahan tahun k =

60 MIGRASI perhitungan UKURAN MIGRASI - ANGKA MIGRASI BRUTO (mg) PENGERTIAN Menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan baik (I) migrasi masuk dan (O) migrasi keluar dari suatu wilayah, per 1000 penduduk tempat asal dan tujuan mg = I + O P1 + P2 x k mg = angka migrasi bruto I = jumlah migran yang masuk O = jumlah migran yang keluar P1 = jumlah penduduk di tempat tujuan P2 = jumlah penduduk di tempat asal k =

61 MIGRASI perhitungan CONTOH PENGGUNAAN Migrasi antara dua tempat: Semarang dan Kendal. Migrasi keluar dari Semarang ke Kendal tahun 2000 sebesar jiwa. Migrasi masuk dari Kendal ke Semarang pada tahun 2000 sebesar jiwa. Penduduk Semarang tahun tersebut sebesar jiwa. Penduduk Kendal sebesar jiwa. Hitung: Mi di Semarang dari Kendal Mo di Semarang ke Kendal Mn di Semarang terhadap Kendal Mg di Semarang dengan Kendal 61

62 MIGRASI perhitungan Mi di Semarang dari Kendal I x k mi = = P mi = 11,3 perseribu penduduk x 1000 Mo di Semarang ke Kendal O x k mo = = P mo = 6 perseribu penduduk x

63 MIGRASI perhitungan Mn di Semarang terhadap Kendal mn = I-O P x k = x 1000 mn = 5,3 perseribu penduduk Mg di Semarang dengan Kendal I+O mg = x k = P1+P mg = 2,9 perseribu penduduk x

64 MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI BALANCING EQUATION DENGAN INTERCENSAL COMPONENT METHOD PENGERTIAN Metode perkiraan migrasi netto (I-O) dengan menggunakan jumlah penduduk (P) dan jumlah kelahiran (B) serta kematian (D) antara dua sensus. I-O = (P1 - P0) (B - D) I-O = migrasi netto P1-P0 = perubahan penduduk antara dua sensus B-D = pertambahan alamiah penduduk antara dua sensus 64

65 MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI BALANCING EQUATION DENGAN INTERCENSAL COMPONENT METHOD CONTOH SOAL Perkiraan migrasi netto Kebumen? jika: Penduduk pada sensus 1990 sebesar jiwa Penduduk pada sensus 2000 sebesar jiwa Kelahiran sebesar jiwa Kematian sebesar jiwa Pi-P0 = = B-D = = I-O = (Pi - P0) (B D) = = Perkiraan migrasi netto di Kebumen antara tahun adalah jiwa 65

66 MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO PENGERTIAN Memperkirakan jumlah migrasi netto di suatu daerah dalam suatu negara Asumsi: Tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama untuk semua daerah dalam satu negara Migrasi netto untuk negara secara keseluruhan adalah nol ADA DUA CARA: Forward cencus survival ratio Reverse cencus survival ratio 66

67 MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO - FORWARD CENCUS SURVIVAL RATIO PENGERTIAN FCSR adalah pecahan yang pembilangnya adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan penyebutnya adalah jumlah penduduk kelompok umur yang 10 tahun lebih muda pada sensus sebelumnya FCSR = P10-14 Indonesia Tahun 2000 P0-4 Indonesia Tahun 1990 Catatan: berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun Perkiraan Migrasi Netto Penduduk Umur pada tahun 2000 (MNP10-14) adalah: MNP10-14 (2000) = P10-14(2000) FCSR. P0-4(1990) 67

68 MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO - REVERSE CENCUS SURVIVAL RATIO PENGERTIAN RCSR adalah pecahan yang pembilangnya adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan penyebutnya adalah jumlah penduduk kelompok umur yang 10 tahun lebih tua pada sensus sesudahnya. P0-4 Indonesia Tahun 1990 RCSR = = P10-14 Indonesia Tahun 2000 Catatan: berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun Perkiraan (MNP0-4) Migrasi Netto Penduduk Umur 0-4 pada tahun 1990 adalah MNP0-4 (1990) = RCSR.P10-14(2000) P0-4(1990) 1 FCSR 68

69 MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL Jumlah penduduk di Kota Magelang Jumlah penduduk usia tahun pada 1991 berdasar sensus adalah jiwa Jumlah penduduk usia 0-4 tahun pada tahun 1981 berdasar sensus adalah jiwa Hitung: Forward Cencus Survival Ratio (FCSR) dan migrasi netto usia tahun pada 1991 Reverse Cencus Survival Ratio (RCSR) dan migrasi netto usia 0-4 tahun pada

70 MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL FCSR0-4 = P10-14 Magelang Tahun 1991 P0-4 Magelang Tahun FCSR0-4 = = 0, Perkiraan penduduk usia tahun pada 1991 = 0,86 x = Migrasi netto 1991 Mn = P10-14 berdasar sensus P10-14 berdasar perkiraan Mn = = 9 migrasi masuk 70

71 MIGRASI perhitungan METODE PERKIRAAN MIGRASI INTERCENSAL SURVIVAL RATIO CONTOH SOAL RCSR0-4 = P0-4 Magelang Tahun 1981 P10-14 Magelang Tahun RCSR0-4 = = 1, Perkiraan penduduk usia 0-4 tahun pada 1981 = 1,16 x = Migrasi netto 1981 Mn = P0-4 berdasar perkiraan - P0-4 berdasar sensus Mn = = - 3 migrasi keluar 71

72 LATIHAN SOAL 1. Jumlah penduduk Kabupaten Blora Tahun 2009 adalah orang, sedang jumlah penduduk laki laki dan perempuan masingmasing sebanyak dan berapakah besaran sex ratio kabupaten Blora tahun 2009? 2. Jika ingin menentukan PYL selama periode 1 tahun, seorang yang masuk ke suatu kota pada awal periode dan kemudian meninggal di kota tersebut setelah 4 bulan berarti orang tersebut mengalami berapa PYL? Jelaskan dengan perhitungan! 3. Jika ingin menentukan PYL selama periode 10 tahun, seorang yang menjalani hidup dari awal sampai pertengahan periode berarti orang tersebut mengalami berapa PYL? 4. Jumlah penduduk Semarang pada pertengahan tahun 2010 sebesar jiwa. Jumlah kematian sepanjang tahun tersebut sebesar jiwa. Berapa CDR nya dan beri penjelasan hasil! 72

73 LATIHAN SOAL 5. Di suatu daerah, pada tahun 2005 jumlah kematian bayi sebesar orang dan jumlah kelahiran sebesar orang. Berapa IMR nya dan beri penjelasan hasil secara singkat! 6. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Surabaya orang, sedangkan jumlah kelahiran Berapa CBR nya dan beri penjelasan hasil! 7. Pada tahun 2004 jumlah penduduk wanita tahun di Malang besarnya , sedangkan jumlah kelahiran pada tahun tersebut sebesar bayi. Berapa GFRnya dan beri penjelasan hasil! 73

74 LATIHAN SOAL 8. Hitung ASFR dari tabel kelahiran berikut ini Kelompok Umur Jumlah Penduduk Wanita Pertengahan Tahun Jumlah Kelahiran Total

75 LATIHAN SOAL 9. Hitung GRR dari tabel kelahiran negara B berikut ini Kelompok Umur Jumlah Penduduk Wanita Pertengahan Tahun Jumlah Kelahiran bayi wanita Total 75

76 LATIHAN SOAL 10. Lengkapilah tabel berikut ini dengan menggunakan metode perkiraan migrasi FCSR. Berikan contoh perhitungan salah satu interval dan interpretasinya! Kelompok umur Cencus Survival Ratio Indonesia Pddk laki-laki Bengkulu sensus 1991 Perkiraan pddk laki-laki Bengkulu 2001 Pddk laki-laki Bengkulu sensus 2001 Perkiraan migrasi netto pddk lakilaki Bengkulu ? ? ? 2.731? 4.665? 15-19? 2.420? 3.547? 20-24? 2.200? 2.204? 25-29? 2.525? 2.567? 30-34? 2.396? 2.357? 35-39? 2.215? 2.714? 40-44? 1.615? 2.023? 45-49? 1.294? 1.615? 50-54? 1.100? 1.239? 55-59? 594? 714? 60-64? 667? 661? 65+? 740 (65-69)? 336? total (70-74)? 305? (75+)? 217? 76

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 8 : FERTILITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair UKURAN FERTILITAS Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair Permasalahan Pengukuran Fertilitas Sulit menentukan jumlah bayi yang lahir hidup banyak bayi yang

Lebih terperinci

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME. Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com Fertilitas Merupakan komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas,

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.

Lebih terperinci

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN Http://arali2008.wordpress.com LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN OLEH Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab Polewali Mandar Analisa kependudukan dibatasi pada analisa distribusi jenis kelamin dan usia,

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada Minggu 1 Definisi dan Cakupan Fertilitas Pertumbuhan penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh empat faktor: kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar. Bagi beberapa negara, misalnya Indonesia,

Lebih terperinci

5. FERTILITAS (KELAHIRAN)

5. FERTILITAS (KELAHIRAN) 5. FERTILITAS (KELAHIRAN) 5.1. Parameter Fertilitas Pengukuran fertilitas hasilnya berlaku untuk periode waktu tertentu sebagai contoh perhitungan tingkat kelahiran kasar di Indonesia tahun 1975 sebesar

Lebih terperinci

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat

Lebih terperinci

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fertilitas Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut

Lebih terperinci

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Ukuran-ukuran Demografi Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka

Lebih terperinci

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia di kategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah

Lebih terperinci

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan dalam: 1. Kelompok

Lebih terperinci

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFINISI Fertilitas (Fertility): merujuk pada jumlah kelahiran hidup dari penduduk wanita Fekunditas (Fecundity): merujuk pada

Lebih terperinci

MORTALITAS (KEMATIAN)

MORTALITAS (KEMATIAN) MORTALITAS (KEMATIAN) Pengantar: Kematian terkait dengan masalah sosial dan ekonomi Komitmen MDGs pada tahun 2015: - Angka Kematian Bayi menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup - Angka Kematian Ibu menjadi

Lebih terperinci

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015 Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Laju pertumbuhan penduduk satu dasawarsa terakhir ini lebih tinggi

Lebih terperinci

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan

Lebih terperinci

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER Antroposfer A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai

Lebih terperinci

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: 1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan perubahannya; perubahannya; 2. Menerangkan sebab sebab perubahan; 3. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang 2.1 Teori Kesejahteraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Undang-undang No 13 tahun 1998 tentang ketentuan pokok kesejahteraan masyarakat memuat pengertian kesejahteraan masyarakat sebagai suatu tata kehidupan dan

Lebih terperinci

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU 1. Sensus Penduduk 2010 dan penyebaran tingkat Kabupaten/Kota Penduduk Provinsi Bengkulu hasil sensus penduduk tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke

Lebih terperinci

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH.

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH. FERTILITAS Ni mal Baroya, S. KM., M. PH. DISKUSI KELOMPOK 30 Diskusikan dalam kelompok anda hal-hal berikut ini 1. Coba amati lingkungan sekitar anda, apakah setiap keluarga mempunyai jumlah anak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISTILAH-ISTILAH 2.1.1 Dinamika Penduduk [Population Dynamics] Dinamika penduduk adalah proses perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mempengaruhi jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Pada umumnya bahan-bahan yang dikumpulkan dari sensus bersifat demografis, ekonomis, dan sosial. Bahanbahan yang bersifat demografis (1) Kewarganegaraan (2) Umur (3) Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Arti dan Tujuan Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go FERTILITAS PENDUDUK INDONESIA HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN: 978-979-064-312-3 No. Publikasi: 04000.1107 Katalog BPS: 2102025 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman:

Lebih terperinci

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka DATA PARAMETER KEPENDUDUKAN PROV. DIY BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2012 PENDUDUK POPULATION (Penduduk) Jumlah orang yang mendiami suatu daerah pada waktu

Lebih terperinci

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia 11:06 Rafless bencoolen 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin

Lebih terperinci

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai PB 3 KEPENDUDUKAN Beberapa pengertian Demografi (demos=rakyat,grafein=tulisan) : ilmu tentang penduduk dengan karakteristiknya yg khusus Demografi Demografi formal = Demografi murni Demografi sosial =

Lebih terperinci

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN 1. Pendahuluan Dalam demografi pertumbuhan penduduk antara lain dipengaruhi oleh fertilitas. Perkawinan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kependudukan merupakan basis utama dan fokus dari segala persoalan pembangunan. Hampir semua kegiatan pembangunan baik yang bersifat sektoral maupun lintas sektor terarah

Lebih terperinci

1. Masalah Jumlah Penduduk

1. Masalah Jumlah Penduduk Pengertian Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 9 : MORTALITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU I. Pendahuluan Propinsi Bengkulu telah berhasil melaksanakan Program Keluarga Berencana ditandai dengan penurunan fertilitas dari 3% hasil

Lebih terperinci

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester Standarisasi dan Life Tables Kependudukan Semester 2 2012 Outline Diagram lexis Direct-indirect standardization Life tables Latihan soal Diagram Lexis Diagram Lexis KONSEP DASAR Diagram yang melukiskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian. 6. MORTALITAS (KEMATIAN). 6.1 Parameter Mortalitas Mortalitas atau Kematian ada!ah salah satu dan tiga komponen proses yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses demografi Iainnya

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : ILMU KEPENDUDUKAN Kode/SKS : 3 sks Deskripsi Singkat : Mata Kuliah memandu mahasiswa untuk memahami ilmu kependudukan, mulai dari konsep-konsep kependudukan,

Lebih terperinci

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M MORTALITAS Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M 1 Mortalitas Salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER EKONOMI KEPENDUDUKAN PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN - FAKULTAS EKONOMI MATAKULIAH : EKONOMI KEPENDUDUKAN KODE MATA KULIAH : PE 4706 SKS : 2 SEMESTER : VII MATA KULIAH

Lebih terperinci

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

MORTALITAS DAN MORBIDITAS MORTALITAS DAN MORBIDITAS PEMBAHASAN MORTALITAS MORBIDITAS PENGUKURAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN ANAK DAN IBU DI INDONESIA KLIK BACK MORTALITAS Mortalitas diartikan sebagai kematian

Lebih terperinci

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas? BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi

Lebih terperinci

Pengukuran dalam Demografi

Pengukuran dalam Demografi Pengukuran dalam Demografi Demografi (Kependudukan) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Pengukuran dalam Demografi Ukuran Absolut Awal data demografi disajikan dalam bentuk bilangan atau jumlah absolut

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 12 : PROYEKSI PENDUDUK Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB VII KEPENDUDUKAN Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis Penduduk adalah orang atau manusia yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, sedangkan populasi mencakup seluruh organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat

Lebih terperinci

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Oleh : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Program Studi Geografi STKIP

Lebih terperinci

MORTALITAS. 1. Pengantar

MORTALITAS. 1. Pengantar MORTALITAS 1. Pengantar Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat

Lebih terperinci

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN BAB II PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN Setelah mempelajari bab ini diharapkan kalian mampu mengidentifikasi permasalahan penduduk, menjelaskan unsur-unsur dinamika penduduk, serta

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010 2035 Dr. Sukamdi Agus Joko Pitoyo, M.A. Eddy Kiswanto, M.Si M. Arif Fahrudin Alfana PENDAHULUAN Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk

Lebih terperinci

PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG

PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG oleh LISNA MUNIFAH NIM. M 0102031 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

Deskripsi Singkat Topik :

Deskripsi Singkat Topik : 1 WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan titik sentral pembangunan. Konsep ini lahir dari Konfrensi Asia Pasifik ke 5 di Bangkok, Thailand pada Desember 2002. Dalam konsep ini, penduduk

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk A. Pengertian Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Gejala

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI A. FERTILITAS Istilah/Pengertian Fertilitas : Jumlah kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita atau sekelompok wanita pada usia reproduktifnya Lahir hidup (live

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk A. Kelahiran 1. Fertilitas CBR = L/P x Angka Kelahiran Umum GFR= L/W x Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu

Jumlah Penduduk A. Kelahiran 1. Fertilitas CBR = L/P x Angka Kelahiran Umum GFR= L/W x Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu Jumlah Penduduk Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Demografi Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein

Lebih terperinci

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al: b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al: Adanya wabah penyakit, seperti demam berdarah, flu burung dsb Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, banjir dsb. Kesehatan serta pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penduduk ialah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengertian Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada, yaitu : 2.1.1.

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1 DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1 Firdawsyi Nuzula, S.Kp.,M.Kes Prodi DIII Keperawatan Akes Rustida Definisi Kata Demografi dari bhs Yunani, Demos, artinya rakyat/penduduk Grafein, artinya menulis Demografi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan peninggakatan yang perlu mendapatkan perhatian. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng KATA PENGANTAR Puja Angayu bagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas waranugraha-nya maka penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth) Pertumbuhan Populasi Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth) Pertumbuhan Aritmetik populasi 0 5000 10000 15000 20000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 tahun

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2007-2011 PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada kesepakatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sumber-Sumber Data Sumber-sumber data kependudukan yang pokok adalah sensus penduduk, registrasi penduduk dan penelitian (survei). Secara teoritis data registrasi penduduk lebih

Lebih terperinci

MORTALITAS & MORBIDITAS

MORTALITAS & MORBIDITAS MORTALITAS & MORBIDITAS Angka Kematian o Death Rate (crude death rate) adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu o CDR= ΣD P tengah tahun x k o CDR=crude death rate o D= jumlah kematian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007)

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007) FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN FERTILITAS DI PROVINSI BENGKULU (PERBAIKAN HASIL SDKI TAHUN 2007) I. Pendahuluan Secara kuantitatif demografis Program KB Nasional mempunyai fungsi untuk mengendalikan pertumbuhan

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN Aspek-Aspek Kependudukan Aspek-aspek kependudukan meliputi jumlah dan perkembangan, pertumbuhan, persebaran, kepadatan, kualitas, serta mobilitas penduduk. 1. Jumlah dan Perkembangan

Lebih terperinci

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI MODUL ONLINE 20.11 INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN Materi-materi pembelajaran

Lebih terperinci

Ambon, 20 Mei Drs. Djufry Assegaff Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. iii

Ambon, 20 Mei Drs. Djufry Assegaff Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. iii KATA PENGANTAR Menyatukan persepsi atau pemahaman tentang penting dan strategisnya Program Kependudukan dan Keluarga Berencana bagi kesejahteraan dan kemajuaan daerah atau bangsa di masa depan merupakan

Lebih terperinci

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana (S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana Jurusan Statistika FMIPA UNISBA E-mail : yayatkaryana@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan hasil Sensus Penduduk dari

Lebih terperinci

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN 2005 2015 Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA 2005 2015 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan termasuk pembangunan dibidang kesehatan harus didasarkan pada dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, maka keadaan yang demikian itu menuntut Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan. Undang Undang

Lebih terperinci

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG BBM 3 PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG Bagja Waluya PENDAHULUAN Pada BBM 3 ini Anda akan membahas tentang persebaran penduduk dalam ruang. Penduduk merupakan salah satu bagian yang mengisi ruang permukaan

Lebih terperinci

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1.

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1. FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO Singgih Susilo 1 E-mail: singgih.susilo.fis@um.ac.id Abstrak: Masalah kependudukan masih didominasi oleh jumlah penduduk dan pertumbuhan

Lebih terperinci

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010) TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010) BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

Lebih terperinci

PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS

PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS Mortalitas atau kematian merapakan salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainya adaiah

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2001 DAN 2005

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2001 DAN 2005 ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2001 DAN 2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Proyeksi Penduduk Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk,

Lebih terperinci

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK 11 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian-pengertian Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.

Lebih terperinci

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia ==================================================================================== BAB I Pendahuluan Secara harfiah kata Demografi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok

Lebih terperinci

GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2035 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH Bekerjasama dengan PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU

Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU Ukuran Frekuensi; Ukuran Asosiasi; Ukuran Dampak. Ukuran frekuensi merupakan ukuran dalam epidemiologi deskriptif; Ukuran

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud 34 Geografi XI Antroposfer berasal dari kata latin antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Jadi, antroposer artinya lingkungan bagian dari bumi yang dihuni manusia. Pembahasan

Lebih terperinci