Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table"

Transkripsi

1 Vl. 6, N.1, 1-14, Juli 29 Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggre Aceh Darussalam dengan Metde ife Table Miftahuddin Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan penduduk Prvinsi NAD tahun 199 dengan meneliti tingkat kelahiran dan kematiannya, serta memberikan infrmasi mengenai perkiraan jumlah penduduk yang dapat bertahan hidup di masa yang akan datang dengan mengetahui distribusi umur dan karakteristik penduduk yang stabil. Untuk mendapatkan mdel life table digunakan beberapa variabel penjelas yaitu n q, l, n, T, dan Penduduk Prvinsi NAD tahun 199 untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan mempunyai harapan hidup saat kelahiran sebesar 46,13 tahun dan,1 tahun. Sedangkan kemungkinan serang bayi laki-laki dan perempuan yang baru lahir akan hidup selama 46,13 tahun dan,1 tahun. Tingkat kematian pada penduduk stabil harus sama dengan tingkat kelahiran pada tiap tahun yang ditandai dengan pembagian akhir sama dengan 1., dengan rata-rata umur penduduk stabil Prvinsi NAD pada tahun 199 adalah 16 tahun, sehingga didapat angka pertumbuhan yang sebenarnya saat umur 1 49 tahun (,173); di saat kelahiran pada kelmpk umur 1 19 tahun (1,7) ; 2 24 tahun (1,9); 2 29 tahun (1,11); 3 34 tahun (1,13); 3 39 tahun (1,1); 4 44 tahun (1,17); dan 4 49 tahun (1,19). Kata Kunci: Tingkat kematian, life table, harapan hidup, analisis sensitivitas. e. 1. Pendahuluan Penduduk adalah pelaku pembangunan sekaligus merupakan ptensi yang harus dikembangkan untuk mempercepat laju pembangunan. Pada tahun 199 penduduk Prvinsi NAD sebanyak jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan masing-masing sebanyak dan jiwa. Pada tahun 2 mencapai angka sebesar jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan masing-masing sebanyak dan jiwa. Data tersebut merupakan data prediksi, karena pada saat itu di Prvinsi NAD sedang tidak kndusif (masa knflik) yang mengakibatkan banyak dkumen hilang. Berdasarkan Sensus Penduduk Aceh Nias tahun 2 jumlah penduduk sebanyak jiwa, terdiri atas laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2 data kematian tidak ada karena pada saat tersebut infrmasi tentang rang-rang yang meninggal tidak jelas (pasca bencana gempa dan tsunami 24). Struktur kependudukan di Prvinsi NAD pada dasarnya memiliki ciri relatif sama dengan ciri kependudukan Indnesia secara nasinal, terutama dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Pemahaman tentang keadaan kependudukan sangat penting tidak saja untuk instansi pemerintah, tetapi juga untuk dunia usaha, lembaga penelitian serta masyarakat umum. Untuk memahami keadaan kependudukan tersebut maka perlu dimengerti berbagai indikatr, ukuran maupun mdel-mdel kependudukan, terutama bagaimana Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala Nanggre Aceh Darussalam

2 2 menghitung suatu indikatr dan cara menginterpretasikannya (Ahnaf, 27). Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan leh beberapa kmpnen, yaitu fertilitas, mrtalitas dan migrasi. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peranan yang sangat penting. Semakin lengkap dan akurat data yang tersedia maka semakin mudah dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Data yang dibutuhkan tidak hanya pada saat akan disusun tetapi juga dari infrmasi masa lampau dan masa yang akan datang (Mantra, 23). Kmpsisi penduduk yang sering digunakan untuk analisa dan perencanaan pembangunan adalah kmpsisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.tabel kematian akan memberikan gambaran tentang sejarah kehidupan suatu khr hiptesis yang berangsur-angsur kurang jumlahnya karena kematian. Tabel kematian merupakan alat analisa mrtalitas yang paling memuaskan. Ini merupakan suatu tabel hiptesis dari sekelmpk rang yang dilahirkan pada waktu yang sama (khr) dan karena prses kematian, jumlah rang tersebut semakin lama semakin berkurang dan akhirnya akan habis semua (meninggal). Khr adalah sekelmpk penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi leh faktr-faktr yang sama. Suatu jumlah penduduk tertutup (yaitu jumlah penduduk tanpa migrasi) dan mempunyai fertilitas dan mrtalitas khusus menurut umur yang knstan, berapapun distribusi umurnya, akan mengalami distribusi umur yang knstan dan jumlahnya akan bertambah menurut angka yang knstan. Setiap penduduk yang mempunyai distribusi umur yang knstan dan semakin bertambah menurut angka yang knstan pula, dinamakan penduduk yang stasiner merupakan kasus khusus dari suatu penduduk yang stabil dimana angka pertumbuhan adalah nl, dan distribusi umurnya mengikuti distribusi life table (Pllard et al., 1998). 2. andasan Teri 2.1. Mrtalitas Mrtalitas merupakan salah satu dari tiga kmpnen prses demgrafi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mrtalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga merupakan barmeter dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab memperhitungkan umur penduduk dan memandang bahwa penduduk tua mempunyai resik kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda. Besar kecilnya angka kematian dipengaruhi beberapa faktr, antara lain leh umur, jenis kelamin, pekerjaan dan struktur perkawinan. Pla kematian menurut umur dan jenis kelamin adalah suatu indikatr kematian suatu penduduk antara umur tertentu di dalam satu tahun berbanding jumlah penduduk tersebut dalam satu tahun yang sama untuk setiap 1 jiwa. Suatu kelmpk penduduk dan kelmpk penduduk lainnya memiliki resik kematian yang sangat berbeda, dalam hal ini resik kematian adalah relatif tinggi pada umur sangat muda dan umur tua. Sehingga pla kematian menurut umur apabila digambarkan dengan grafik akan menyerupai huruf U ife Table Pada life table (tabel kematian) adalah mdel yang menentukan kematian dari rangrang yang masih bertahan hidup dengan hubungan kemungkinan-kemungkinan bagi individu dan penduduk itu sendiri. Dari tabel kematian dapat diukur keadaan kematian anggta khr, misalnya jumlah mereka yang masih bertahan hidup pada berbagai tingkat umur, harapan hidup

3 3 sejak dilahirkan, umur rata-rata yang dapat dicapai dari satu kelmpk penduduk tertentu. Dalam pembuatan tabel kematian dibuat beberapa asumsi: 1. Khr hanya berkurang secara berangsur-angsur karena kematian dan tidak ada migrasi masuk dan migrasi keluar. 2. Kematian anggta khr menurut pla tertentu pada berbagai tingkat umur. 3. Khr berasal dari radiks tertentu. 4. Pada tiap tingkat umur rata-rata rang meninggal mencapai pertengahan antara dua tingkat umur berturut-turut Bentuk ife Table a. Tabel Kematian engkap (Cmplete ife Table) Tabel kematian lengkap adalah tabel kematian yang dibuat secara lengkap, terperinci menurut umur satu tahun. Tabel kematian lengkap ini biasanya mempunyai petunjuk dengan nilai X =, 1, 2, 3, dan seterusnya (interval antara umur yang tepat yang satu ke umur tepat berikutnya sama dengan satu). b. Tabel Kematian Singkat (Abridged ife Table) Tabel kematian singkat adalah tabel kematian meliputi seluruh umur tetapi tidak diperinci secara tahunan melainkan menurut kelmpk umur dengan jenjang tertentu. Tabel kematian singkat merupakan bentuk tabel kematian yang lebih pendek tetapi ketepatannya hampir sama dengan kematian lengkap. 2.4 Analisis Sensitivitas dan Stabilitas Analisis sensitivitas merupakan mdel matematika kependudukan yang digunakan untuk memperkirakan angka pertambahan yang sebenarnya. Mdel ini akan mengetahui distribusi umur dan karakteristik penduduk yang stabil dan menggambarkan antara berbagai variabel demgrafis atau atas mean umur penduduk. Mdel stabilitas adalah sebuah keadaan dimana penduduk yang stabil dengan life table yang menggambarkan jumlah kelahiran sama dengan jumlah kematian. Teri stabil menyatakan bahwa distribusi umur dikatakan stabil ketika kelahiran khusus menurut umur dan tingkat kematian berakhir pada peride berikutnya. Penduduk yang seimbang dihasilkan leh perkiraan pasti kelahiran tiap tahun dan life table untuk setiap jenis kelamin, hal ini disamakan dengan perkiraan kelahiran untuk menghasilkan perpangkatan (ekspnensial) Be rt. Ini akan menyebabkan akan terjadinya penurunan pertumbuhan, dengan r =., efek penyebaran umur hanya sekali pada suatu waktu. Jika prbabilitas dari kelangsungan hidup untuk umur adalah l, dan kelahiran pada waktu t adalah B e rt. Untuk menghitung perkiraan jumlah dari individu antara tahun dan + d tahun, jumlah untuk kelahiran adalah B e r (t ) d, maka B e r (t ) l() d, (1) dengan B = Banyaknya kelahiran pada tahun awal; = Umur penduduk; e = Angka ekspnensial; l = Prbabilitas dari kelangsungan hidup untuk umur ; r = Angka pertumbuhan penduduk; t = Jangka waktu (dalam banyak tahun). Integral dari kuantitas ini adalah ttal penduduk pada waktu t, dan dipisahkan leh kelmpk umur lanjut tahun untuk + d tahun pada waktu t, maka: C() d = r e l( ) d = b e -r l() d, (2) w r e l( ) d

4 4 dengan b menyatakan banyaknya kelahiran pada tahun awal, C()d adalah penyebaran umur (C()=1). Persamaan di atas merupakan penyebaran umur C() d = be -r l() d, untuk sekelmpk penduduk antara waktu tahun dan + d tahun Rata-rata umur pada penduduk yang stabil Suatu peningkatan penduduk seharusnya lebih muda dari pada penduduk yang stasiner. Hal ini disebabkan leh kelahiran anak-anak lebih cepat dari pada penuaan, sehingga dengan tingkat kelahiran yang knstan, peningkatan penduduk akan memiliki bagian yang lebih besar untuk anak-anak. Jika tingkat kelahiran adalah b, bagian anak-anak di bawah umur adalah. Dari persamaan (2) maka diperleh C ra e w ra e ( a) da. (3) ( a) da Untuk menentukan hasil ini sebagai fungsi r yang diberikan dan l() dapat ditulis: d( C ) C ( m m1 ), (4) dr dengan m = Umur rata-rata dari data penduduk stabil yang masuk; m 1 = Umur rata-rata yang kurang dari umur tahun. Kemudian dikembangkan C sebagai fungsi r, dengan r = C 1 r m m 1, () e / e adalah nilai dari C dengan r =, yaitu bagian di bawah umur tahun pada tabel kematian, penafsiran persamaan ini untuk r yang bernilai kecil. Rata-rata umur yang diperhatikan atau mdel stabil seperti ditunjukkan leh, w maka diperleh persamaannya r 1 w r e l( ) d c( ) d, (6) w r e l( ) d 2 3 r 3 / 2! r 4 / 3! r / 2! r / 3! atau r r 2 3, (7) 2 dengan = Rataan umur penduduk; = Varian umur wanita; = Tahun kehidupan mulamula; 1 = Tahun kehidupan pertama; r = Angka pertumbuhan penduduk Tingkat kelahiran sebenarnya sesuai dengan penduduk yang stabil Suatu penduduk yang stabil mempunyai karakteristik tertentu. Hal ini dikarenakan distribusi umur senantiasa knstan, tetapi karena jumlah seluruh penduduk mengalami pertumbuhan r% pertahun, maka jumlah penduduk yang mencakup di dalam setiap kelmpk

5 harus juga bertambah r% pertahun. Suatu jumlah penduduk yang tertutup dimana angka kelahiran dan kematian khusus menurut umur yang knstan senantiasa akan mengalami kenaikan menurut angka yang knstan. Untuk prprsi waktu yang lama dari masing-masing individu antara umur tahun dan + d tahun adalah C()d = be -r l()d, antara umur y tahun dan y+dy tahun adalah ry C( y) dy be ( y) dy. Maka pada interval umur tahun akan dipadukan kedua persamaan, Diperleh nilai r( 2,) C be r( y2,) C y be, (8). (9) y r 1 lg y C C y / / y. (1) Untuk mendapatkan nilai b dengan menghilangkan r, maka b C ( y2,) /( y), (11) ( 2,) /( y) C y y dengan b = Banyaknya kelahiran pada tiap tahun; r = Angka pertumbuhan penduduk; = Tahun rang hidup yang dijalani antara umur tepat dan +; y =Tahun rang hidup yang dijalani antara umur tepat y dan y+. 3. Metdlgi Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi literature, referensi dan berbagai situs internet. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, seperti data Tingkat Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk NAD yang berdasarkan umur dan jenis kelamin pada tahun 199 yang diterbitkan leh BPS prvinsi NAD. Data yang telah dikumpulkan kemudian dilah dan disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan kebutuhan analisis. angkah pertama dimulai dengan data penduduk dan banyaknya kematian dalam setahun menurut umur dan jenis kelamin. angkah selanjutnya mengikuti pembuatan life table.

6 6 4. Pembahasan Tabel 1. Umur () Jumlah Penduduk dan Banyaknya Kematian dalam setahun Menurut Glngan Umur dan Jenis Kelamin Prvinsi NAD pada Tahun 199. aki-laki Perempuan Jumlah Penduduk Kematian Penduduk Kematian Penduduk Kematian Jumlah Sumber: SP 199 NAD. Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam suatu wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut aki-laki Perempuan aki-laki Perempuan Gambar 1. Jumlah Penduduk dalam setahun menurut glngan umur dan jenis kelamin Prvinsi NAD pada tahun 199. Gambar 2. Jumlah Penduduk dalam tahun 26 menurut glngan umur dan jenis kelamin Prvinsi NAD pada tahun 26. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbesar berada dalam kelmpk umur muda. Tipe ini umumnya terdapat pada daerah-daerah yang mempunyai angka kelahiran dan angka kematian tinggi dan juga tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat akibat masih tingginya

7 7 kelahiran dan sudah mulai menurunnya tingkat kematian. Pada tahun 26 di prvinsi NAD bentuk piramida penduduknya menggambarkan tinggi angka kematian bayi dan tingginya resik kematian, seperti pada Gambar 2, salah satu sebab terjadinya hal tersebut karena pemerintah menerapkan pengendalian penduduk dengan prgram KB. 4.1 Perhitungan Mrtalitas Untuk menentukan tingkat kematian pada penduduk prvinsi NAD pada tahun 199 langkah awal yang dilakukan adalah dengan menentukan tingkat kematian kasar. Cnth perhitungan tingkat kematian kasar untuk penduduk NAD pada tahun 199 dengan jumlah kematian penduduk perempuan dan laki-laki sebesar 2.34 jiwa dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun sebesar jiwa, maka tingkat kematian kasar di prvinsi NAD tahun 199 : CDR 7, 419. Angka ini berarti bahwa pada tahun 199 di prvinsi NAD terdapat 7,419 kematian setiap 1 penduduk. Selanjutnya, cnth perhitungan tingkat kematian menurut umur untuk perempuan pada tahun yang sama dengan jumlah kematian (umur 1-4 tahun) adalah 9 jiwa dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun (umur 1-4 tahun) adalah 18. jiwa, maka ASDR pr 14,14. Angka ini berarti bahwa di Prvinsi NAD pada tahun 199 terdapat kematian dari penduduk yang berumur 1-4 tahun per 1 penduduk yang berumur 1-4 tahun. Tabel 2. Tingkat Kematian Menurut Kelmpk Umur (ASDR) dan Jenis Kelamin Prvinsi NAD pada Tahun 199. Tingkat kematian Jumlah penduduk Jumlah kematian menurut umur pertengahan tahun Umur (ASDR) aki-laki Perempuan akilaklaki aki- Perempuan Perempuan ,7 4, ,66, ,71 1, ,28 1, ,14 1, , 2, ,11 2, , 3, ,4 3, ,98 4, ,42 6, ,37 8, ,23 13, ,97 2, ,98 31, ,71 2, ,81 8,3 Hasil perhitungan Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase tingkat kematian menurut umur dan jenis kelamin berkisar antara 1 11%. Persentase yang paling tinggi adalah di saat penduduk NAD pada tingkat kematian bayi dan pada umur 6 7 tahun ke atas. Tingkat kematian menurut umur dapat digambarkan seperti dalam Gambar 3.

8 ASDR Miftahuddin ASDR-K ASDR-PR Umur Gambar 3. Tingkat Kematian Menurut Kelmpk umur dan jenis kelamin Prvinsi NAD pada tahun 199. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada tingkat kematian menurut umur perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, dan pada kelmpk umur anak-anak tingkat kematian tinggi kemudian menurut pada usia dewasa dan meningkat kembali pada usia tua. Pada umur -4 tahun (balita) angka kematian sangat tinggi, terutama angka kematian bayi (umur di bawah satu tahun), karena hal tersebut perhitungan untuk kematian bayi dibuat tersendiri. Pada umur 1-4 tahun (tingkat kematian anak) di Prvinsi NAD tingkat kematian anak jenis kelamin laki-laki dan perempuan sekitar 6% dan % artinya pada tahun 199 terdapat 6 kematian untuk laki-laki dan kematian untuk perempuan dari penduduk yang berumur 1-4 tahun per 1 penduduk yang berumur 1-4 tahun. Tingkat kematian anak banyak disebabkan leh kndisi kesehatan, keadaan kurang gizi, tingginya prevalensi penyakit menular, dan insiden kecelakaan di dalam atau di sekitar rumah. Tingkat kematian anak dapat dicegah dengan adanya perbaikan kndisi ssial eknmi seperti kesehatan, pereknmian, lingkungan, dan lain-lain. Angka kematian akan mulai meningkat pada saat kelahiran, kemudian menurun cepat sampai tingkat minimum sekitar umur 1 tahun dan naik lagi sepanjang masa kehidupan berikutnya. Penyebab mrtalitas pada umur remaja sampai dewasa terjadi karena kecelakaan dan khusus wanita pada saat melahirkan dan kmplikasi kandungan. Pada usia tua rentang mendapat penyakit jantung, paru-paru, kanker, karena usianya yang sudah senja selain juga karena faktr lingkungan. Angka kematian bayi, angka kematian anak, dan angka kematian balita merupakan suatu alat ukur yang penting, dan merupakan indikatr yang sangat berguna, bukan saja untuk status kesehatan anak, juga terhadap status kesehatan penduduk secara keseluruhan dan kndisi eknmi dimana penduduk tersebut bertempat tinggal (Semantri dkk, 24). Cnth perhitungan tingkat kematian bayi di NAD tahun 199 dengan jumlah kematian bayi.87 jiwa dan jumlah lahir hidup pada tahun 199 adalah jiwa, maka IMR 8,2. Angka ini berarti pada tahun 199 di Prvinsi NAD terdapat 8,2 bayi meninggal tiap tahunnya. Sebab kematian bayi dapat dibedakan dalam dua kelmpk yaitu kematian yang diakibatkan leh keadaan kelahiran (endgen) atau kndisi pr-nata yang disebabkan leh kesulitan pada saat kelahiran, kematian kedua disebabkan leh infeksi dan kecelakaan (eksgen). Dengan memahami angka kematian bayi yang merupakan salah satu indikatr kesejahteraan masyarakat yang baik, dapat dinyatakan bahwa penurunan angka kematian bayi akan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, faktr utama yang mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat adalah di bidang kesehatan, lingkungan, pereknmian, ssial dan budaya Perhitungan Metde ife Table a. Prbabilitas kematian antara umur tahun dan + n tahun

9 9 Untuk menentukan prbabilitas kematian antara umur tahun dan +n tahun, digunakan persamaan (2). Cnth perhitungan n q jenis kelamin laki-laki dan perempuan di prvinsi NAD tahun 199 untuk umur tahun dengan tingkat kematian menurut umur dan jenis kelamin sebesar 68,7 per 1 dan 4,21 per 1 adalah q lk, Jika nilai 1q laki-laki =, berarti bahwa sekitar 14% dari sejumlah kelahiran hidup meninggal sebelum bayi tersebut mencapai umur tepat satu tahun, nilai ini sering dipakai sebagai perkiraan terhadap angka kematian bayi adalah 4 q 1 pr, 418. Jika nilai 4 q 1 =,418 berarti bahwa sekitar 4,1% dari mereka yang telah mencapai ulang tahunnya yang pertama meninggal sebelum mencapai umur tepat tahun. b. Jumlah rang yang berhasil mencapai umur tepat tahun Untuk menentukan jumlah rang yang berhasil mencapai umur tepat tahun, digunakan persamaan (3). Cnth perhitungan l jenis kelamin laki-laki dan perempuan di NAD tahun 199 adalah l 1lk ; l1lk Nilai l 1 lk = berarti bahwa dari mereka yang lahir, 86,27% diantaranya dapat mencapai ulang tahunnya yang pertama. l pr , 41 l pr Sedangkan nilai l pr = 8.49 berarti bahwa dari mereka yang lahir, 8,% diantaranya dapat mencapai ulang tahunnya yang kelima. c. Tahun rang hidup yang dijalani antara umur tepat tahun dan +n tahun Untuk menentukan tahun rang hidup yang dijalani antara umur dan +n, cnth perhitungan n jenis kelamin laki-laki dan perempuan di prvinsi NAD tahun 199 adalah lk,3l,7l, 1 1, lk,3 1. Jadi nilai 9.4 berarti bahwa khr dengan radiks 1. rang antara saat kelahiran dan umur tepat 1 tahun menjalani 9.4 jiwa, 4 1 pr 1,9 l1 2,1l. 4 1 pr 1, , Sedangkan nilai menunjukkan bahwa khr dengan radiks 1. rang antara umur tepat 1 dan tahun menjalani jiwa. d. Ttal tahun rang hidup setelah umur tepat tahun Untuk menentukan ttal tahun rang hidup setelah umur tepat, cnth perhitungan T jenis kelamin laki-laki dan perempuan di prvinsi NAD tahun 199 sebagai berikut: Tlk w 7. Tlk Jadi nilai menunjukkan bahwa khr dengan radiks 1. rang dari saat lahir sampai semua anggta khr meninggal menjalani jiwa, T pr... w 7. T pr Jadi nilai menunjukkan khr dengan radiks 1. rang dari saat ulang tahunnya yang kelima sampai semua anggta khr meninggal menjalani jiwa. e. Angka Harapan Hidup pada saat umur tepat tahun

10 1 Untuk menentukan angka harapan hidup pada saat umur tepat, cnth perhitungan e jenis laki-laki dan perempuan di prvinsi NAD tahun 199 adalah e lk 46, Nilai 46,13 ini menunjukkan bahwa secara rata-rata serang pada saat lahir akan dapat diharapkan hidup selama 46,13 tahun lagi, e 1 pr, 61. Jadi nilai e 1 pr =, ini menunjukkan bahwa apabila seserang telah mencapai ulang tahunnya yang pertama, secara rata-rata dia diharapkan akan hidup 6 tahun lagi, (ia akan meninggal pada umur sekitar 7 tahun lagi). Hasil perhitungan ife Tabel di prvinsi NAD tahun 199 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Tabel Kematian untuk aki-laki Prpinsi NAD tahun 199. Umur () l n q n T e 1., , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Interpretasi angka harapan hidup pada penduduk laki-laki Prvinsi NAD dari tabel di atas adalah Untuk e = 46,13 tahun, menunjukkan bahwa secara rata-rata seserang saat lahir akan dapat diharapkan hidup selama 46,13 tahun lagi. Untuk Untuk e 1 = 2,41 tahun, menunjukkan bahwa apabila seserang telah mencapai ulang tahunnya yang pertama, secara rata-rata diharapkan akan hidup 2,41 tahun lagi (diperkirakan meninggal pada umur sekitar 3,41 tahun). e 7 = 2, tahun, menunjukkan bahwa apabila seserang telah mencapai ulang tahunnya yang ke 7 secara rata-rata diharapkan akan hidup 2, tahun lagi (diperkirakan meninggal 77, tahun). Tabel 4. Tabel Kematian untuk Perempuan Prvinsi NAD tahun 199. Umur () l nq n T e 1., ,1

11 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Interpretasi angka harapan hidup penduduk perempuan Prvinsi NAD yang diperleh: Untuk e =,1 tahun, menunjukkan bahwa secara rata-rata seserang saat lahir akan dapat diharapkan hidup selama,1 tahun lagi. Untuk e 7 = 2, tahun, menunjukkan bahwa apabila seserang telah mencapai ulang tahunnya yang ke 7 secara rata-rata diharapkan akan hidup 2, tahun lagi (diperkirakan meninggal 77, tahun). Tabel kematian laki-laki berbeda dengan tabel kematian perempuan, hal ini disebabkan leh harapan hidup laki-laki lebih rendah daripada perempuan. Angka kematian pria menurut umur banyak disebabkan penyakit paru-paru, kanker dan juga jantung, ini disebabkan pria terlalu banyak merkk (American Heart Assciatin, 23), dan juga karena pria itu pekerja berat jadi resik kematian sangat besar. Sebab khusus kematian tidak membawa pengaruh yang sama terhadap pria dan wanita maupun semua kelmpk umur, cnthnya pada cacat pembawaan biasanya sangat mempengaruhi angka kematian kelmpk umur yang masih sangat muda, penyakit jantung merupakan sebab kematian yang serius bagi kelmpk umur yang lebih tinggi, dan kmplikasi kehamilan dan kelahiran hanya akan mempengaruhi kepada wanita saja. Sejalan dengan menurunnya angka kematian, terutama angka kematian bayi dan balita, maka angka harapan hidup pada saat lahir dengan sendirinya meningkat, sejalan dengan keberhasilan pembangunan di berbagai sektr khususnya penurunan angka kematian bayi, maka diduga angka harapan hidup saat lahir akan meningkat. Di samping itu, dengan adanya metde ini maka dapat ditentukan perkiraan jumlah penduduk yang bertahan hidup dimasa mendatang. Dalam banyak hal perlu juga membandingkan kematian yang sebenarnya di dalam suatu jumlah penduduk tertentu dengan kematian yang diharapkan atas dasar hiptesa. Misalnya, Perusahaan Asuransi Jiwa dapat membandingkan jumlah kematian para pemegang plis yang terjadi selama satu tahun dengan jumlah kematian pemegang plis yang diharapkan menurut rumus premi yang berlaku bagi perusahaan.

12 Analisis Kestabilan Penduduk Untuk menentukan metde analisis sensitivitas maka langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan distribusi umur jenis kelamin dan menentukan angka pertambahan yang sebenarnya berdasarkan fertilitas. a. Rata-rata umur pada penduduk yang stabil Untuk menentukan rata-rata pada saat umur stabil, cnth perhitungan diketahui varian untuk wanita adalah 9.2 atau 2 dan 1 / 2 pada tabel life table perempuan sebesar (dikalikan untuk nilai unsur tunggal) pada angka pertumbuhan sebesar 2.27% (.272), diperleh (9.)(.272) 16,43. Jadi rata-rata umur pada penduduk stabil untuk perempuan Prvinsi NAD pada tahun 199 adalah 16 tahun. b. Tingkat kelahiran yang sebenarnya sesuai dengan penduduk stabil Untuk menentukan tingkat kelahiran yang sebenarnya sesuai dengan penduduk yang stabil, dibuat perhitungan distribusi umur dan jenis kelamin pada penduduk Prvinsi NAD berdasarkan fertilitas dan mrtalitas tahun 199. Dengan perhitungan ini dapat dihitung angka rang-rang yang masih hidup dari life tabel, maupun penduduk wanita dan pria yang stabil di dalam berbagai kelmpk umur dan secara keseluruhan distribusi penduduk diasumsikan berjumlah 1.. Perhitungan distribusi umur jenis kelamin pada penduduk stabil berdasarkan r = 2,272%, mrtalitas penduduk NAD tahun 199 dan rasi jenis kelamin pada saat kelahiran adalah 1,1 sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel berikut. Tabel. Perhitungan Distribusi Umur dan Jenis Kelamin pada Penduduk NAD Tahun 199. Penduduk Penduduk Stabil Stasiner Umur Kelmpk Umur Pertengahan Tahun Pria Wanita Pria Wanita e r( y) Jumlah Penduduk (1) +2.=y y 1.1(3)( ) (4)() Pria Wanit a (1) (2) (3) (4) () (6) (7) (8) (9) 2, , , , , , , , , , , , , , , , , ,

13 , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah Dari Tabel, digunakan persamaan (8), dan persamaan (1) dengan nilai maksimum -y = 2 tahun dan dibuat dalam bentuk tabel berikut. Tabel 6. Angka Pertambahan Rata-rata dan Kelahiran yang Sebenarnya. Umur r b Dari hasil analisa diketahui bahwa jumlah penduduk yang tingkat kematian hampir sama dengan kelahiran yaitu dengan pembagian akhir sama dengan 1., dengan nilai rata-rata umur penduduk stabil Prvinsi NAD pada tahun 199 adalah 16 tahun, sehingga didapat angka pertumbuhan sebenarnya saat umur 1-49 tahun (,173), di saat kelahiran untuk umur 1-19 tahun (1,7), umur 2-24 tahun (1,9), umur 2-29 tahun (1,11), umur 3-34 tahun (1,13), umur 3-39 tahun (1,1), umur 4-44 tahun (1,17) dan umur 4-49 tahun (1,19).. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperleh dapat diambil beberapa simpulan, yaitu tingkat kematian pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kematian pada perempuan yang disebabkan leh berbagai faktr diantaranya pekerjaan dan kesehatan. Dengan angka harapan hidup saat kelahiran untuk laki-laki adalah 46,13 tahun dan untuk wanita adalah,1 tahun, dengan kata lain kemungkinan serang bayi laki-laki baru lahir akan hidup selama 46,13 tahun dan kemungkinan serang bayi perempuan yang baru lahir akan hidup selama,1 tahun. Penduduk Prvinsi NAD tahun 199 diperkirakan meninggal pada saat umur mencapai 77, tahun. Metde life tabel merupakan sarana yang sangat tepat untuk memecahkan masalah kependudukan, yang dapat diterapkan terhadap berbagai masalah mengenai jumlah rang-rang

14 14 yang masih hidup di dalam suatu kelmpk masyarakat semula. Tingkat kematian pada penduduk stabil harus sama dengan tingkat kelahiran pada tiap tahun yang ditandai dengan pembagian akhir sama dengan 1., dengan nilai rata-rata umur penduduk stabil Prvinsi NAD pada tahun 199 adalah 16 tahun. Metde ini dapat diterapkan pada mdel penduduk yang stasiner, mdel penduduk yang stabil, dan juga dapat diterapkan dalam pryeksi penduduk. Daftar Pustaka [1] Ananta, A., 199, Penduduk Indnesia Masa Depan, FEUI, Jakarta. [2] Ananta, A., 199, Demgrafi Transtitin in Indnesia Prjectin Int The Year 22, embaga Demgrafi FEUI, Jakarta. [3] Ahnaf, A., 27, Mdel Pelatihan Penyiapan Data Sektr Kependudukan, Kesehatan Reprduksi dan Gender, BPS Indnesia, Jakarta. [4] BPS, 24, Dasar-dasar Dmgrafi, FEUI, Jakarta. [] BPS, 2, Tingkat Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Prpinsi D.I Aceh, BPS NAD. [6] Felly, P. S., 24, Status Mrtalitas Balita di Daerah Tertinggal Tahun 24, [2 Januari 28]. [7] Fitria, N., 2, Analisis Masa Hidup Penderita Penyakit Jantung Krner dengan Menggunakan Mdel Regresi Ekspnensial, Skripsi, FMIPA Unsyiah, Banda Aceh. [8] Keyfitz, N. and Saswel, H., 2, Applied Mathematical Demgraphi, Third Editin, Springer New Yrk. [9] Mantra, I. B., 23, Demgrafi Umum, Pustaka Pelajar, Ygyakarta. [1] Pllard, A.H., Yusuf, F. and Pllard, G.N., Teknik Demgrafi, PT Bina Aksara, Jakarta. [11] Semantri, S. dkk., 24, Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indnesia. Tim Kajian AKI AKA, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Januari 24, Jakarta. [12] Gavin, W. J., Raharj, Y., 1998, Penduduk, ahan dan aut, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015 N.31 / 05 / 63 / Th XIX/ 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,07 juta rang, terjadi penambahan sebesar 50,7 ribu rang dibanding Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017 N.29/ 05 / 63 / Th XXI/ 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,15 juta rang, terjadi penambahan sebesar 100,18 ribu rang dibanding 2016. Jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 N.28/05/63/Tahun XX/4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,05 juta jiwa, berkurang sebanyak 16,2 ribu jiwa dibandingkan 2015. Jumlah pekerja

Lebih terperinci

MORTALITAS (KEMATIAN)

MORTALITAS (KEMATIAN) MORTALITAS (KEMATIAN) Pengantar: Kematian terkait dengan masalah sosial dan ekonomi Komitmen MDGs pada tahun 2015: - Angka Kematian Bayi menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup - Angka Kematian Ibu menjadi

Lebih terperinci

Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 e-issn:

Jurnal SIKLUS volume 7 Nomor 1 Januari 2018 e-issn: p-iss:089-6778 e-iss:549-5054 PERA BIDA SEBAGAI FASILITATOR PELAKSAAA PROGRAM PERECAAA PERSALIA DA PECEGAHA KOMPLIKASI (P4K) DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATE PEKALOGA Putri Andanawarih, Ida Barrh e-mail :

Lebih terperinci

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester Standarisasi dan Life Tables Kependudukan Semester 2 2012 Outline Diagram lexis Direct-indirect standardization Life tables Latihan soal Diagram Lexis Diagram Lexis KONSEP DASAR Diagram yang melukiskan

Lebih terperinci

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas? BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knsep ekwisata pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable develpment). Pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan distribusi penduduk karena perubahan beberapa komponen demografi seperti Kelahiran (Fertilitas),

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT Dwi Endah Kurniasih Prgram Studi Kesehatan Masyarakat Universita Respati Ygyakarta d.endaah@yah.cm Abstrak Prgram Mbil

Lebih terperinci

Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni

Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni Octavery Kamil, Irwant, Ignatius Praptraharj, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitrus, Sari Lengggeni Jumlah kasus AIDS yang tercatat adalah sebesar 33.364 rang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lazim disebut classrm actin research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) penelitian tindakan

Lebih terperinci

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M MORTALITAS Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M 1 Mortalitas Salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah

Lebih terperinci

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian. 6. MORTALITAS (KEMATIAN). 6.1 Parameter Mortalitas Mortalitas atau Kematian ada!ah salah satu dan tiga komponen proses yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses demografi Iainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan sebagai investasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan sebagai investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan sebagai investasi jangka panjang. Kesehatan yang baik biasanya bermulai dari pla makan dan pla hidup yang sudah

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS MONGOLATO KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS MONGOLATO KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Summary FAKTOR- FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA KUJUGA ATEATAL CARE DI PUSKESMAS MOGOLATO KECAMATA TELAGA KABUPATE GOROTALO TAHU 03 Rabi atul Adawiyah Su ng IM 84409063 Prgram Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO (2005) menyatakan sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun, dan 900 juta berada di negara berkembang. Berdasarkan data Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2007-2011 PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada kesepakatan

Lebih terperinci

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran RESPO PETAI TERHADAP PEERAPA USAHATAI JAGUG HIBRIDA (Zea Mays spp.) POLA TUMPAGSARI (Studi Kasus di Desa Sagalaherang Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) Oleh : Yuli urmayanti, Dini Rchdiani, Cecep

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO

ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO Jurnal Sipil Statik Vl.1 N.9, Agustus (623-629) ISSN: 2337-6732 ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO Ardi Palin A. L. E. Rumayar, Lintng E. Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN Peluncuran Dkumen Kebijakan Respnsif Gender: Kertas Kebijakan: Pengarusutamaan Gender dalam Adaptasi Perubahan

Lebih terperinci

Daftar Istilah Asuransi Jiwa Non-Syariah

Daftar Istilah Asuransi Jiwa Non-Syariah Daftar Istilah Asuransi Jiwa Nn-Syariah Istilah Asuransi Dasar Asuransi Tambahan Biaya Administrasi Biaya Akuisisi Biaya Asuransi Biaya Tp-up Cacat Ttal dan Tetap Jenis pertanggungan yang merupakan pertanggungan

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK TUMBUH KEMBANG (TUMBANG) ANAK BALITA DI POSYANDU MELATI RT 009/RW 03 DESA MUNCUL KECAMATAN SETU KOTA TANGERANG SELATAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK TUMBUH KEMBANG (TUMBANG) ANAK BALITA DI POSYANDU MELATI RT 009/RW 03 DESA MUNCUL KECAMATAN SETU KOTA TANGERANG SELATAN GAMBARA KARAKTERISTIK TUMBUH KEMBAG (TUMBAG) AAK BALITA DI POSYADU MELATI RT 9/RW DESA MUCUL KECAMATA SETU KOTA TAGERAG SELATA 16 IDA LISTIAA ABSTRAK Pendahuluan. Perkembangan adalah bertambahnya struktur

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi masalah yang membutuhkan perhatian serius dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi

Lebih terperinci

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial

Lebih terperinci

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari ) Prsiding Seminar Nasinal Manajemen Teknlgi III Prgram Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006 EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algoritma Bayesian

Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algoritma Bayesian 13 Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algritma Bayesian Mhammad Taufan AZ, Sunary dan Wijn Abstrak Faktr yang menjadi pertimbangan dalam menentukan keputusan untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 49 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lkasi wilayah studi dalam penelitian ini secara fisik terletak dalam sistem DAS Law. Dalam penelitian ini batasan yang digunakan adalah batasan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MORTALITAS & MORBIDITAS

MORTALITAS & MORBIDITAS MORTALITAS & MORBIDITAS Angka Kematian o Death Rate (crude death rate) adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu o CDR= ΣD P tengah tahun x k o CDR=crude death rate o D= jumlah kematian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Knseptual Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk dipahami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat

Lebih terperinci

RSUD Ratu Zalecha, Jl. Menteri Empat, Martapura, Kalimantan Selatan

RSUD Ratu Zalecha, Jl. Menteri Empat, Martapura, Kalimantan Selatan Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Faktr Risik Kehamilan di Puskesmas Jambu Burung Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Tahun 2010 Descriptin f Pregnant Mther s Knwledge Abut

Lebih terperinci

Bambang Hendrawan, Nurbadriyah Program studi Akuntansi Politeknik Batam

Bambang Hendrawan, Nurbadriyah Program studi Akuntansi Politeknik Batam Vl II (2), 2010 ISSN : 2085-3858 Perbedaan Besaran Piutang Tunggakan Listrik Sebelum dan Sesudah Kenaikan Tarif Listrik Batam : Sebuah Tpik Tugas Akhir Prgram Studi Akuntansi di Pliteknik Batam Bambang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penduduk ialah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan

BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan 7 BAB II LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teri 2.1.1 Teri Penetapan Tujuan (Gal Setting) Teri penetapan tujuan adalah prses kgnitif membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 9 : MORTALITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang begitu besar di Negara yang sedang berkembang seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Dalam Wicaksono

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : Terdapat hubungan yang mderat antara persepsi tentang perilaku seksual pada tayangan

Lebih terperinci

Pendugaan Model Otoregresif Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh

Pendugaan Model Otoregresif Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh Pendugaan Model Otoregresif Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh Munawar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala munawar@stat.unsyiah.ac.id Abstrak. Tulisan ini bertujuan untuk menduga model otoregresif

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut

Lebih terperinci

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan

Lebih terperinci

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah dalam melaksanakan pembangunan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah masalah kependudukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan

Lebih terperinci

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER Antroposfer A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.

I. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu prses pendidikan yang diarahkan untuk mendrng, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah dan rhaniah

Lebih terperinci

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan dalam: 1. Kelompok

Lebih terperinci

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan termasuk pembangunan dibidang kesehatan harus didasarkan pada dinamika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Suatu perencanaan kependudukan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Suatu perencanaan kependudukan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perancangan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting. Makin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana

Lebih terperinci

PENGANGGURAN DAN SETENGAH MENGANGGUR DI JAWA BARAT

PENGANGGURAN DAN SETENGAH MENGANGGUR DI JAWA BARAT PENGANGGURAN DAN SETENGAH MENGANGGUR DI JAWA BARAT Oleh ; Wahyu Eridiana Abstract Jawa Barat saat ini menjadi propinsi yang paling besar jumlah penduduknya di Indonesia. Demikian pula dari segi laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Scial Budaya Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi menjadi dua slidaritas, yaitu masyarakat dari berslidaritas mekanik

Lebih terperinci

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai PB 3 KEPENDUDUKAN Beberapa pengertian Demografi (demos=rakyat,grafein=tulisan) : ilmu tentang penduduk dengan karakteristiknya yg khusus Demografi Demografi formal = Demografi murni Demografi sosial =

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI

BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI 4.1 PRODI MATEMATIKA 4.1.1 Visi Prdi Matematika Menjadi pusat pengkajian dan pengembangan ilmu matematika terkemuka pada tahun 2025 yang mensinergikan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010) TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010) BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010 2035 Dr. Sukamdi Agus Joko Pitoyo, M.A. Eddy Kiswanto, M.Si M. Arif Fahrudin Alfana PENDAHULUAN Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

Jawaban Soal. Uji ANOVA

Jawaban Soal. Uji ANOVA 7 Jawaban Sal Uji ANOVA 185 JAWABAN SOAL TEORI 1. ANOVA pada dasarnya bertujuan untuk menguji hiptesa nl bahwa rata-rata dari tiga atau lebih sebuah ppulasi adalah sama. Asumsi: a. Sampel yang diambil

Lebih terperinci

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata Mdifikasi Mtif Kain Tradisinal Menggunakan Cellular Autmata Purba Daru Kusuma Prgram Studi Sistem Kmputer Universitas Telkm Bandung, Indnesia purbdaru@gmail.cm Abstrak Metde cellular autmata telah diimplementasikan

Lebih terperinci

Tindak Pidana KEKERASAN Dalam RUMAH TANGGA

Tindak Pidana KEKERASAN Dalam RUMAH TANGGA Tindak Pidana KEKERASAN Dalam RUMAH TANGGA leh: Peri Umar Faruk Peri Umar Faruk, Resurce Crdinatr J/B/D/K, Jakarta. Alumni FH UGM Ygyakarta. Terakhir bekerja sebagai knsultan justice & develpment di Wrld

Lebih terperinci

payor, PRUearly stage parent payor serta PRUearly stage spouse payor dan Perubahan pada

payor, PRUearly stage parent payor serta PRUearly stage spouse payor dan Perubahan pada Jakarta, 01 Agustus 2016 N. 057/PLA/VIII/2016 Kepada Yth. Para Tenaga Pemasar PT Prudential Life Assurance di tempat Perihal: Peluncuran Asuransi Tambahan Pembebasan Premi Yang Kmprehensif: PRUearly stage

Lebih terperinci

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK PENDUDUK 1. Orang yang tinggal di daerah tersebut 2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain

Lebih terperinci

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015 Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis

1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis pada desain terpadu antara tata guna lahan, berbagai elemen rancang lingkungan serta sarana dan prasarana lingkungan. Oleh karena itu, melalui prgram Penataan Lingkungan Berbasis Kmunitas (PLP-BK) maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikiran Dalam memilih saham, serang investr memperhatikan faktr-faktr fundamental yang mempengaruhi harga saham tersebut, bukan berdasarkan pada gsip, isu atau

Lebih terperinci

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan. S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia berkaitan dengan masalah kurang gizi, yang dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Ibu yang mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN. dampak bermunculannya banyak developer game di negara-negara tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN. dampak bermunculannya banyak developer game di negara-negara tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini industri game telah menjadi salah satu sumber pemasukan terbesar bagi negara-negara maju di luar sana, yang dimana sebagian besar didminasi leh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, maka keadaan yang demikian itu menuntut Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan. Undang Undang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017 Surabaya, Universitas Airlangga. Evy Dwi Cahyati 1), Dyah Herawatie 2), Eto Wuryanto 3)

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017 Surabaya, Universitas Airlangga. Evy Dwi Cahyati 1), Dyah Herawatie 2), Eto Wuryanto 3) Seminar Nasinal Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktber 2017 IMPLEMENTASI K-MEANS CLUSTERING UNTUK PEMETAAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN CONTRACEPTIVE PREVALENCE RATE DAN TINGKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kependudukan merupakan basis utama dan fokus dari segala persoalan pembangunan. Hampir semua kegiatan pembangunan baik yang bersifat sektoral maupun lintas sektor terarah

Lebih terperinci

D.Persepsi Kedalaman ( Depth Perception )

D.Persepsi Kedalaman ( Depth Perception ) D.Persepsi Kedalaman ( Depth Perceptin ) Persepsi kedalaman merupakan kemampuan indera penglihatan untuk mengindera ruang. Akan tetapi ruang berdimensi tiga, sedang kan penginderaan visual kita hanya berdimensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demografi adalah suatu studi statistik dan matematik tentang jumlah komposisi dan persebaran penduduk, serta perubahan faktor-faktor ini setelah melewati kurun waktu

Lebih terperinci

MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH DAN NASIONAL DALAM PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU BERBASIS DATA SATELIT

MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH DAN NASIONAL DALAM PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU BERBASIS DATA SATELIT H-1 MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH DAN NASIONAL DALAM PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU BERBASIS DATA SATELIT Lely Qdrita Avia LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) 2012 Kndisi yang

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Kmunikasi Fakultas Prgram Studi Tatap Muka Kde MK Disusun Oleh Ilmu Kmunikasi Ilmu Kmunikasi 1 85004 Abstract Ilmu Kmunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Krisis utama

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Krisis utama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Krisis utama yang dialami remaja adalah pencarian identitas diri. Menurut psiklg perkembangan remaja, Erik

Lebih terperinci

Tabel 3.13 Pencapaian Misi II dan Indikator. tercapai. tidak tercapai

Tabel 3.13 Pencapaian Misi II dan Indikator. tercapai. tidak tercapai Mewujudkan peningkatan kehidupan masyarakat perdesaan dan perktaan yang agamis berbudaya dan sejahtera. Pada misi II yaitu Mewujudkan peningkatan kehidupan masyarakat perdesaan dan perktaan yang agamis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ppulasi, Sampel, dan Data 3.1.1. Ppulasi Ppulasi adalah sebuah wilayah atau tempat bjek atau subjek yang diteliti, seperti rang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal lain

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci