MAHASISWA S2 PADA SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH: PEMANFAATAN INTERNET DAN BANTUAN BELAJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAHASISWA S2 PADA SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH: PEMANFAATAN INTERNET DAN BANTUAN BELAJAR"

Transkripsi

1 MAHASISWA S2 PADA SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH: PEMANFAATAN INTERNET DAN BANTUAN BELAJAR MASTER S DEGREE STUDENTS AT DISTANCE EDUCATION SYSTEMS: UTILZING THE INTERNET AND LEARNING SUPPORTS Durri Andriani During its 20 years of operation, Indonesia Open University (IOU), a higher education institution which fully implements distance education systems, has started to offer graduate programs. By taking intense communication required for the programs into consideration, IOU designs the program of studies by taking advantage of the Internet facilities. Being in its initial step, IOU limits the programs in seven regional offices which perceive to posses reliable access to the Internet and tutors. In addition, IOU requires the students to have access to the Internet. The importance of the Internet for the program is inevitable since supplementary materials and assignments are posted via the Internet weekly. The students have to log in the website regularly in order to follow courses in the program. A descriptive analysis of students registered at the Jakarta regional office provides an initial picture of how students actually utilize the Internet. Key words: graduate program, graduate students, Internet access for distance student, regional office Salah satu kelemahan penyelenggaraan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ) adalah minimnya umpan balik yang dapat diperoleh peserta didik tentang proses dan hasil belajar yang telah mereka tempuh. Hal ini terjadi karena rendahnya interaksi langsung antar pengajar (dalam PTJJ biasa disebut tutor) dengan peserta didik. Peserta didik tidak dapat mengetahui hasil belajar yang telah mereka tempuh, kesalahan yang mereka lakukan, dan perbaikan yang perlu mereka lakukan dalam proses belajar. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya aspek penguatan terhadap keberhasilan belajar peserta didik yang pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya motivasi belajar peserta didik. Kendala kurangnya interaksi ini dapat dijembatani dengan memanfaatan media interaktif yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Sifat interaktif media yang ideal terletak diberinya Durri Andriani adalah dosen pada FKIP Universitas Terbuka 77

2 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, kesempatan kepada peserta didik untuk merespons informasi yang disampaikan serta memperoleh umpan balik terhadap respons tersebut dalam waktu yang relatif cepat. Hannafin & Peck (1998) menyatakan bahwa umpan balik dalam media interaktf dapat berbentuk " providinginformation to learner about their performance or providing corrective information about unsuccessful performance " (hal. 121). Masalahnya, setiap jenis media punya kelebihan dan kekurangan sehingga pilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran. Tabel 1 memperlihatkan ringkasan kekuatan dan kelemahan untuk media tercetak, audio/video, radio & televisi, teleconferencing, dan komputer. Table 1. Perbandingan Kekuatan dan Kelemahan Media untuk Proses Pembelajaran Media Kekuatan Kelemahan Tercetak Tidak mahal Pasif Dapat dipercaya Sarat informasi Dapat dikontrol pengguna Audio/video Dinamis Mahal pada saat Pengalaman langsung pengembangan Baik untuk Visual/konsep Sarat informasi Dapat dikontrol pengguna Radio/televisi Kecepatan belajar Mahal pada saat dinamis pengembangan Seketika Real time Distribusi masa Teleconferencing Interaktif Kompleks Seketika Tidak dapat dipercaya Partisipatif Real-time use Computer Multimedia Membutuhkan Dinamis peralatan Mahal pada saat pengembangan Sumber: M.G. Moore & G. Kearsley Distance Education: A Systems View. Washington, DC: Wadsworth Publishing Company. Hal

3 Andriani, Mahasiswa S2 pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh Adanya kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap jenis media ini membuat pilihan media yang digunakan sebaiknya memperhatikan apa yang dinyatakan Rowntree (1981), lakukan pilihan sesuai dengan fungsi yang diharapkan akan dijalankan sesuai dengan situsai belajar. Pilihan akan ditentukan oleh apakah pesan yang ingin disampaikan dalam komunikasi ditujukan untuk memotivasi mahasiswa, mengingat kembali pelajaran yang pernah dilakukan, menyediakan stimuli belajar baru, mengaktifkan respons mahasiswa, memberikan umpan balik dengan cepat pada mahasiswa, atau mendorong praktek yang sesuai. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa tidak ada satu media yang mampu menjawab kebutuhan belajar untuk seluruh program atau matakuliah, kebutuhan mahasiswa, atau variasi lingkungan belajar yang ada pada program pendidikan jarak jauh. Situasi ini yang membuat dipilihnya multi media. Multi media digunakan untuk menyediakan pengulangan dan fleksibilitas. Jika ada kesulitan dalam menyampaikan materi ajar dalam satu media tertentu maka media lain diharapkan dapat menutup kekurangan tersebut. Disamping itu, Moore & Kearsley (1996) percaya bahwa penggunaan multi media memungkinkan diakomodasikannya perbedaan gaya belajar dan perbedaan kemampuan peserta didik. Semakin banyak media yang digunakan semakin efektif matakuliah untuk semakin luas mahasiswa. Masalahnya, ada faktor waktu dan biaya yang harus dipertimbankan, disamping kompleksitas pengembangan dan pemanfaatan media bagi pengelola dan juga mahasiswa. Meskipun demikian ada cara untuk mengatasi kesulitan pemilihan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Beberapa pakar (Heinich, Molenda, & Russel, 1985; Lane, 1992; Reiser & Gagne, 1988; Romiszowski, 1974) memberikan prosedur untuk menentukan pilihan media untuk seluruh program maupun untuk matakuliah yang meliputi empat tahap berikut ini. 1. Identifikai atribut media yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan instruksional atau kegiatan belajar 2. Identifikasi karakteristik mahasiswa yang sesuai dengan karakteristik media tertentu 3. Identifikasi karakteristiks lingkungan belajar yang condong pada karakteristik media tertentu 4. Identifikasi faktor ekonomi dan organisasi yang mungkin mempengaruhi kelayakan media tertentu Pertanyaannya kemudian adalah apakah media yang akan digunakan sesuai untuk seluruh matakuliah yang ditawarkan dalam program atau hanya sesuai untuk beberapa matakuliah? Meskipun demikian, kebutuhan satu segmen mahasiswa yang dianggap penting dapat mendasari dipilihnya penggunaan (multi)media meskipun media 79

4 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, tersebut belum pernah digunakan sebelumnya atau hanya dibutuhkan oleh satu aspek dari program atau oleh satu matakuliah. Penentuan pilihan media yang akan digunakan dalam PTJJ menyangkut beragam aspek. Rowntree (1994) mengemukakan sejumlah kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan media, antara lain tujuan belajar yang akan dicapai, kondisi peserta didik yang meliputi aksesibilitas terhadap media, kenyamanan menggunakan media, mampu memotivasi, serta kemampuan institusi dalam mengembangkan dan mengadakan media. Sementara itu, Bates (1995) mengemukakan tujuh faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pilihan media, yang disingkat menjadi ACTIONS, yaitu access (dilihat dari sisi institusi dan peserta didik), costs, teaching an learning. interactivity, organizational issues, novelty, dan speed. Salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi adalah komputer karena memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan materi pembelajaran, proses belajar dapat berlangsung secara individual sesuai dengan kemampuan peserta didik, mampu menampilkan unsur audio visual untuk meningkatkan minat belajar, mamput memberikan umpan balik terhadap respons peserta didik dengan segera, dan mampu menciptakan proses belajar secara berkesinambungan. Sementara itu, jaringan komputer memungkinkan proses belajar menjadi debih luas, lebih interaktif, dan lebih fleksibel. Salah satu kelebihan jaringan komputer sebagai media pendidikan adalah adanya kemungkinan peserta didik untuk melakukan interaksi dengan sesama peserta didik dan juga dengan tutor. Kemampuan interaktif ini mampu membuat proses belajar menjadi lebih efektif yang memberi memungkinkan kepada tutor untuk memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Jaringan komputer yang paling umum digunakan adalah Internet. Teknologi Internet telah memungkinkan orang untuk memperoleh akses yang lebih besar terhadap beragam informasi yang tersedia. Zaidin, Firman, & Sigit (2003) menemukan bahwa fasilitas Internet yang disediakan oleh UT menarik perhatian 73,07% mahasiswa UT yang menjadi sampel dalam penelitian mereka. Di sisi lain, Kusmawan (2001) menemukan bahwa meskipun mahasiswa tertarik pada Internet, tingkat pemanfaatannya rendah. Hal yang sama ditemukan pada penelitian Padmo dan Anggoro (2002), dimana hanya 35% mahasiswa UT yang menjadi sampel memanfaatkan kios Internet. Alasan yang sering dikemukan untuk rendahnya pemanfaatan Internet ini adalah kekurangan keterampilan. Perlunya pelatihan untuk meningkatkan keterampilan memanfaatkan Internet ini dinyatakan oleh 65,53% responden dalam penelitian Zaidin, Firman, & Sigit (2003). 80

5 Andriani, Mahasiswa S2 pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh Sementara itu, penyediaan media untuk menyampaikan materi tidak akan memberikan hasil yang optimal jika tidak dibarengi dengan pemberian layanan bantuan belajar. Pendidikan merupakan sebuah proses rencana belajar yang dibantu oleh guru atau institusi yang berperan sebagai guru. Setiap mahasiswa harus membentuk pengetahuan melalui proses akomodasi informasi personal menjadi suatu struktur kognitif. Interaksi dengan materilah yang membuat perubahan pemahaman mahasiswa, apa yang sering kita sebut sebagai perspektif, ketika mahasiswa membentuk pengetahuan mereka. Salah satu tujuan utama pendidikan jarak jauh adalah menyajikan materi yang dibutuhkan dalam proses ini. Ini apa yang oleh Moore & Kearsley (1996) disebut interaksi peserta didik dengan materi. Jenis interaksi yang lain adalah interaksi antara peserta didik dengan instruktur. Pada interaksi yang dianggap penting oleh sebagian besar peserta didik dan diinginkan oleh pendidik ini, pengajar menstimuli atau paling tidak mempertahankan perhatian peserta didik terhadap subjek dan motivasi untuk belajar; mengorganisasikan aplikasi yang dilakukan peserta didik terhadap materi yang diberikan, baik melalui praktek maupiun manipulasi ide dan informasi yang sudah dipelajari; serta menyedikan konsultasi dan dorongan pada peserta didik. Sementara itu, interaksi antar peserta didik dilakukan antara satu peserta didik dengan satu peserta didik lainnya, dalam kelompok, dengan maupun tanpa kehadiran pengajar. Dari sudut pedagogi, interaksi antar peserta didik ini diinginkan. Philips, Santoro, & Kuehn (1989) bahkan menggunakan computer teleconferencing dan recorder video technology untuk melatih peserta didik agar dapat berfungsi efektif dalam kelompok. Kebutuhan interaksi antar peserta didik tergantung pada situasi peserta didik, umur, pengalaman, dan tingkat otonomi peserta didik. Peserta didik usia muda menyukai interaksi kelompok karena alasan mampu menstimuli dan memotivasi, yang mungkin tidak begitu penting untuk peserta didik dewasa dan peserta didik tingkat lanjut yang cenderung untuk lebih mandiri. Sementara itu, untuk sebagian besar pengajar, mengajar di PTJJ membutuhkan keterampilan yang berbeda dengan yang digunakan di kelas tatap muka. Peran mereka sebagai guru berubah drastic, khususnya dalam menyeimbangkan penyampaian informasi materi dan mengorganisasikan interaksi peserta didik dengan informasi tersebut. Di institusi PTJJ, materi ajar disiapkan, diorganisasikan, dan disajikan oleh orang yang belum tentu sama dengan guru (tutor) yang akan berinteraksi langsung dengan peserta didik. Pekerjaan tutor adalah berinteraksi dengan peserta didik berdasarkan materi yang disiapkan orang lain. Meskipun tutor juga merupakan orang yang menyiapkan dan mengembangkan materi ajar, titik berat peran tutor adalah pada intaraksi 81

6 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, tutor dengan peserta didik. Mayoritas materi seharusnya sudah disajikan melalui media sementara tutor berperan sebagai fasilitator yang tugas utamanya adalah membantu peserta didik berinteraksi dengan materi dan, jika memungkinkan, dengan sesama peserta didik. Dengan demikian, keterampilan utama yang penting dikembangkan pendidik jarak jauh adalah membuat peserta didik berpartisipasi aktif dalam program pendidikan. Menyajikan materi secara jarak jauh tidak sesulit membuat peserta didik aktif berpartisipasi apalagi membuat pembelajaran aktif. Teknik spesial yang dapat dilakukan adalah dengan bertanya, menyajikan masalah untuk dianalisis, meminta mahasiswa untuk berbagi pengalaman, diskusi kelompok, dan evaluasi diri (Moore & Kearsley, 1996). Di UT, peran tutor mencakup mendiskusikan materi, memberikan umpan balik, memberi nilai, motivasi mahasiswa, membantu merencanakan pembelajaran, membantu merencanakan pembelajaran, menjawab pertanyaan administrasi, mensupervisi projek, mengajar tatap muka, memelihara data mahasiswa, berhubungan dengan administrator atas nama mahasiswa, dan mengevaluasi efektivitas matakuliah (Puspitasari, 2002). Dalam kaitannya dengan bantuan belajar, tutorial tatap muka dipilih sebagai bantuan belajar terfavorit (Noviyanti, 2002; Sunarjo & Kamsir, 2004). Meskipun sistem PTJJ membatasi kontak langsung antara mahasiswa dengan dosen, hasil penelitian di UT menunjukkan bahwa mahasiswa merasakan perlunya tutorial tatap muka untuk membantu mereka memahami materi kuliah. Berkaitan dengan kecenderungan peserta didik pada institusi PTJJ untuk berusia dewasa, Knowles (1978), sesuai dengan teori Androgini, menyebutkan enam karakteristik orang dewasa yaitu: 1. Menentukan sendiri materi yang perlu dipelajari 2. Memiliki rasa self-direction dan tanggung jawab pribadi 3. Memiliki beragam pengalaman yang akan dihargai sebagai sumber belajar dan akan tersingung jika pengalamn tersebut diabaikan atau dinihilkan dengan pengalaman orang lain 4. Memutuskan sendiri apa yang dipelajar, kapan, dimana, dan bagaiamana belajar atau paling tidak ditnya mengenai hal ini 5. Masa depan adalah hari ini, mereka telah memiliki banyak infoarmasi dan melihat pentingnya belajar untuk menyelesikan masalah hari ini 6. Dengan sukarela belajar karena motivasi intrinsik Sementara itu, salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam institusi PTJJ adalah sifat media yang digunakan dalam menyampaian materi dan interaksinya, jumlah dan sifat umpan balik dari tutor terhadap tugas dan kemajuan program, serta jumlah dan sifat interaksi dengan tutor dan mahasiswa lain. 82

7 Andriani, Mahasiswa S2 pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh Dengan latar belakang pemahaman peran media dan layanan bantuan belajar demikian, UT menawarkan program Magister (S2). Surat Keputusan Dikti Nomor 267/J31/KEP/2004, tanggal 12 Oktober 2004, telah mensyahkan program Magister (S2) UT. Hal ini memberi kesempatan kepada lulusan S1 dari berbagai bidang ilmu untuk mengikuti kuliah pada Program Pascasarjana UT. Untuk dapat mengikuti program Magister (S2) S2 di UT, disamping persyaratan akademik yang lazim diminta (berijasah S1, lulus tes substansi yang diadakan), UT juga mensyaratkan mahasiswa untuk memiliki akses ke Internet. Pembatasan tidak hanya dikenakan pada mahasiswa tetapi juga pada UPBJJ (Unit Pelaksana Belajar Jarak Jauh yang merupakan kantor cabang UT di daerah). UPBJJ-UT yang menyelenggarakan program Magister (S2) adalah UPBJJ yang telah mampu menyediakan kebutuhan tutor dan akses Internet. Persyaratan ini diminta untuk menunjang proses belajar pada program Magister (S2) UT yang sarat menggunakan Internet dalam penyampaian materi dan layanan bantuan belajar (dalam bentuk tutorial elektronik). Kebutuhan untuk memiliki akses dan aktif menggunakan Internet ini dicerminkan juga dari biaya yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa program S2 UT. UT menetapkan bahwa biaya yang dikeluarkan mahasiswa (Rp ,- per semester untuk tiga semester pertama) sudah termasuk bahan ajar (cetak dan melalui Internet), semua kegiatan belajar mengajar (termasuk tutorial elektronik dan tutorial tatap muka), serta ujian. Program magister (S2) UT ini diselenggarakan dengan PTJJ sehingga dapat diikuti oleh mahasiswa dimanapun berada dan kapanpun waktu yang tersedia. Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal, mahasiswa akan menerima paket bahan ajar yang terdiri atas katalog, buku panduan mahasiswa, buku materi pokok/modul (bahan ajar cetak), dan bahan ajar multi media (non cetak) lainnya berupa kaset, CD- Rom, atau VCD. Dalam satu semester (14 minggu), mahasiswa mempelajari materi utama secara mandiri, dan wajib mengikuti tutorial elektronik (via internet) setiap saat sepanjang semester dengan bantuan 8 kali materi inisiasi dan mengerjakan 3 tugas yang diberikan. Di samping itu, mahasiswa wajib mengikuti tutorial tatap muka sebanyak 4 kali. Pada tutorial tatap muka mahasiswa wajib mengerjakan 3 tugas yang ditentukan. Tuntutan untuk aktif dalam proses tutorial (baik tutorial elektronik maupun tutorial tatap muka) ini di perhitungkan dalam perolehan nilai akhir mahasiswa pada setiap semester. Nilai akhir mahasiswa diperoleh dari dua faktor. Faktor pertama adalah aktivitas selama proses pembelajaran yang terdiri atas aktivitas diskusi di Internet dan kegiatan mengikuti tutorial tatap muka yang terdiri atas tingkat 83

8 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, kehadiran, diskusi kelas, dan kualitas penyelesaian tugas. Kegiatan ini mempunyai nilai sebesar 60% terhadap penentuan nilai akhir. Faktor ke dua adalah Ujian Akhir Semester (UAS) dengan bobot 40% terhadap nilai akhir. Dengan latar belakang pentingnya jaringan (dalam hal ini Internet) dan layanan bantuan belajar bagi mahasiswa program Magister (S2) UT, dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengenalan dan pemanfaatan mahasiswa pasaca sarjana pada sistem PJJ dengan Internet dan interaksi mereka dengan tutor. Untuk itu dilakukan satu penelitian angkatan yang dilakukan dalam satu masa studi (mulai mahasiswa registrasi sampai mahasiswa lulus) untuk melihat perkembangan interaksi mahasiswa dengan media pembelajaran (dalam hal ini Internet) dan layanan bantuan belajar (tutorial elektronik dan tutorial tatap muka) yang diberikan kepada mahasiswa Program Magister Manajemen (MM) UT. Penelitian utuh ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih utuh tentang sikap dan aktivitas mahasiswa berkaitan dengan pemanfaatan Internet dan interaksi dengan tutor (elektronik dan tatap muka) untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan Program MM. Artikel ini yang ditulis berdasarkan penggal pertama dari penelitian utuh dengan tujuan menganalisa kesiapan mahasiswa menggunakan dan memanfaatkan Internet serta aksesibilitas mahasiswa terhadap Internet yang merupakan persyaratan wajib untuk dapat mengikuti Program MM pada semester pertama bergabungnya mereka dalam Program MM UT. Di samping itu, dilihat juga pengalaman dan kualitas interaksi mahasiswa dengan tutor, baik tutor elektronik maupun tutur tatap muka untuk matakuliah Metodologi Penelitian Bisnis (MPB). Sebagai sampel, dengan sengaja dipilih mahasiswa MM UT yang melakukan registrasi di UPBJJ-UT Jakarta. Data diperoleh dengan meminta responden mengisi kuesioner yang dikembangkan untuk menjaring data mengenai perkenalan dan interaksi responden dengan Internet, pemanfaatan Internet dalam matakuliah MPB, serta interaksi responden dengan tutor elektronik dan tutor tatap muka dalam matakuliah MPB. Responden diminta mengisi kuesioner pada paruh pertama semester pertama. HASIL & PEMBAHASAN Sejumlah delapan mahasiswa yang merupakan angkatan pertama program Magister Manajemen UT yang melakukan registrasi di UPBJJ- UT Jakarta dilibatkan sebagai responden dalam penelitian ini. Tabel 2 memperlihatkan karakteristik responden dilihat dari aspek usia, latar belakang prndidikan S1, tipe institusi tempat mahasiswa lulus dari program S1 (jarak jauh dan tatap muka), serta tahun tamat dari program 84

9 Andriani, Mahasiswa S2 pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh S1. Dari aspek usia, seluruh responden berumur di atas 30, dengan 31 tahun merupakan usia termuda dan 52 tahun merupakan usia tertua. Tingginya rata-rata usia responden ini sejalan dengan kecenderungan yang terjadi pada sistem PJJ dimana usia peserta didik lebih tinggi daripada usia peserta didik pada sistem tatap muka. Sementara itu, dari aspek kesesuaian bidang studi, menarik untuk dilihat bahwa ada dua responden yang tidak berasal dari latar belakang ilmu ekonomi/manajemen. Ke dua responden tersebut berlatar belakang bahasa Inggris dan pendidikan. Data yang juga menarik untuk diperhatikan adalah bahwa mayoritas peserta Program (75%) adalah mereka yang lulus dari UT. Dengan kata lain mereka sudah pernah mengalami (dan sukses) proses pembelajaran dengan sistem PJJ. Tabel 2. Karakteristik Mahasiswa UPBJJ-UT Program MM Universitas Terbuka, Registrasi Pertama Tahun Variabel Kategori % Usia ,5 > ,5 Latar belakang S1 Ekonomi/Manajemen 6 75,0 Non Ekonomi/Manajemen 2 25,0 Tipe Institusi Jarak jauh (UT) 6 75,0 Tatap muka (Non UT) 2 25,0 Tahun tamat S1 Sebelum ,0 Sesudah ,0 Berkaitan dengan waktu belajar, seluruh responden (100%) menyatakan mereka tidak punya waktu khusus untuk belajar meskipun mereka mengusahakan untuk paling sedikit menghabiskan waktu minimal 2 jam seminggu untuk mempelajari materi dan mengerjakan tugas yang diberikan. Sulitnya meluangkan waktu untuk belajar ini tidak menyurutkan harapan mereka untuk bergabung dalam program MM. Harapan responden dengan mengambil Program MM meliputi didapatnya kemampuan untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat (62,5%), memahami materi yang dipelajari (50%), menambah pengetahuan secara umum (25%), dan menambah wawasan (12,5%). Sementara itu, setelah mengikuti Program selama 6 minggu, 37,5% responden merasa sudah lebih dari cukup mendapatkan apa yang diharapkannya, 62,5% menganggap apa yang didapat belum memadai, dan 12,5% merasa masih bingung. Pencapaian harapan tersebut, sebagian ditunjang oleh fasilitas yang diberikan oleh Program. Fasilitas yang oleh responden dirasakan paling bermanfaat adalah penyediaan tutorial (tatap muka dan 85

10 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, elektronik), tutorial tatap muka, ruang tutorial masing-masing sebesar 25% serta modul, CD, Internet, alat bantu presentasi, dan diskusi kelompok masing-masing 12,5%. PENGENALAN DAN PEMANFAATAN INTERNET Berkaitan dengan prasyarat bagi mahasiswa Program MM untuk memiliki akses ke Internet, ditemukan bahwa mayoritas mahasiswa (87,5%) telah kenal Internet sejak sebelum tahun 2000, jauh sebelum menjadi mahasiswa Program MM UT. Pengenalan ini terjadi karena pekerjaan di kantor menuntut pemanfatan Internet. Sampai saat ini, 25% diantara responden masih menggunakan Internet secara intensif untuk keperluan pekerjaan. Temuan ini tidak dapat digeneralisasi untuk semua daerah karena penelitian dilakukan dengan mengambil sampel di Jakarta yang dalam penyediaan sarana dan prasarana, termasuk Internet, jauh lebih maju dibanding daerah-daerah lain. Untuk itu perlu dilihat pengenalan mahasiswa di daerah lain terhadap Internet dan pengaruhnya terhadap keinginan mereka untuk bergabung dalam program magister (S2) MM. Untuk keperluan matakuliah MPB, responden rata-rata melakukan log in 2 kali per minggu dengan 1-2 jam per tiap kali log in. Alasan mahasiswa melakukan log in adalah untuk melihat materi (75%), melihat tugas (75%), dan up load tugas (12,5%). Pada kenyataannya, pada saat log in, responden melakukan aktivitas yang lebih beragam (Rincian lihat Tabel 3) Tabel 3. Rincian Aktivitas yang Dilakukan Responden pada Saat Log In Aktivitas % Membaca (materi dan tugas) 6 75,0 Down load (materi & tugas) 3 37,5 Diskusi 3 37,5 Mencari literatur tambahan 1 12,5 Merangkum materi 1 12,5 Mengerjakan tugas 1 12,5 Pada saat log in untuk matakuliah MPB, 50% responden tidak mengalami hambatan (log in lancar, materi dan tugas mudah di down load) sementara 50% responden mengalami hambatan (proses tampil lama, moderator tidak tanggap, sulit log in, sulit kirim tugas, materi tidak lengkap). Temuan ini sejalan dengan pendapat Hannafin & Peck (1998) yang menyebutkan bahwa Internet merupakan sumber informasi. Dari sudut lain, tingginya responden (75%) yang menyatakan bahwa mereka log in untuk membaca materi dan tugas yang diberikan menunjukkan 86

11 Andriani, Mahasiswa S2 pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh masih kurangnya pemahaman responden terhadap cara pemanfaatan Internet. Hal ini sejalan dengan temuan Zaidin, Firman, & Sigit (2003) dimana responden menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memanfaatkan Internet. Jalan keluar yang ditawarkan responden pada penelitian Zaidin, Firman, & Sigit, memberikan pelatihan pemanfaatan Internet, mungkin akan juga bermanfaat bagi mahasiswa program magister (S2) MM UT. TUTORIAL Meskipun sebagian responden (50%) mengalami kesulitan pada saat berinteraksi melalui Internet untuk matakuliah MPB, seluruh responden menyatakan merasakan manfaat fasilitas tutorial elektronik (tutel). Dari Tabel 4 dapat dilihat pendapat responden tentang enam aspek yang berkaitan dengan tutel. Tabel 4. Pendapat Responden tentang Tutorial Elektronik Aspek Kategori Nominal % Pelaksanaan Tutel Belum baik 6 75,0 Baik 1 12,5 Sangat baik 1 12,5 Suplemen Tutel Belum baik 1 12,5 Baik 4 50,0 Manfaat Tutel Sedang 2 25,0 Baik 2 25,0 Sangat baik 2 25,0 Komunikasi Tinggi (2X seminggu) 2 25,0 Rendah (< 1 X seminggu) 6 75,0 Tugas Baik 4 50,0 Perlu ditambah 2 25,0 Fasilitas Lamban 2 25,0 Baik 6 75,0 Responden

12 Keluhan 75% responden mengenai pelaksaan tutel berkaitan dengan kurang komunikatif, kurang berperan, kurang proaktif, dan kurang responsifnya tutor dalam berkomunikasi dengan responden. Kejadian ini mengakibatkan responden menyatakan bahwa tutel belum menunjukkan gregetnya sebagai sarana yang idealnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan komunikasi dua arah yang lebih efektif. Pada kenyataannya, kendala teknis mempengaruhi efektivitas naan tutel. Lambannya sistem dalam merespon responden pada gilirannya memunculkan keterlambatan tersebut. Meskipun demikian, 75% 87

13 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, responden tetap merasakan manfaat tutel. Sementara itu, 50% responden menyatakan bahwa materi yang diberikan dalam tutel sudah baik terutama karena kesederhaannya (mudah dipahami) dan informatif. Fasilitas tutel, dianggap oleh 25% responden sangat baik karena membantu responden dengan tambahan materi (suplemen dari modul) meskipun 25% responden yang lain menyatakan bahwa manfaat tutel belum terlalu terasa karena arah tutel tidak jelas. Mereka menyatakan bahwa materi dan tugas yang diberikan dalam tutel tidak jelas tujuannya. Pendapat responden di lima aspek yang berkaitan dengan tutorial tatap muka matakuliah MPB dapat dilihat pada Tabel 5. Mayoritas responden (62,5%) menyatakan bahwa pelaksanaan tutorial tatap muka sangat baik karena tutor membawakannya dengan hidup, menarik, menjembati, aktif, energik. Meskipun di satu sisi pendapat responden ini merupakan penghargaan terhadap tutor tatap muka tetapi di sisi lain dapat dikatakan bahwa proses tutorial belum dilakukan sesuai dengan tujuan diadakannya tutorial. Moore (1996) menyatakan bahwa peran tutor dalam sistem PJJ lebih diarahkan untuk memfasilitasi interaksi peserta didik dengan materi ajar. Sementara itu, responden lebih merujuk pada tingkah laku tutor. Tabel 5. Pendapat Responden tentang Tutorial Tatap Muka Variabel Kategori Nominal % Pelaksanaan Belum baik 1 12,5 Baik 1 12,5 Sangat baik 5 62,5 Manfaat Sedang 1 12,5 Tinggi 1 12,5 Sangat tinggi 5 62,5 Komunikasi Cukup 2 25,0 Perlu ditambah 5 62,5 Tugas Belum optimal 1 12,5 Sangat bermanfaat 6 75,0 Fasilitas Menjembatani komunikasi 2 25,0 Membantu pemahaman 2 25,0 Sangat bermanfaat 2 25,0 Sangat bagus 2 25,0 Responden

14 Dari aspek manfaat, 62,5% responden menyatakan mendapat manfaat yang tinggi dari tutorial tatap muka. Hal ini erat kaitannya dengan kendala yang dihadapi responden pada tutel. Kelambatan sistem pada saat responden log in, serta kurang aktifnya moderator menyebabkan respoden banyak tergantung pada tutor tatap muka. Hal 88

15 Andriani, Mahasiswa S2 pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh ini tercermin juga dari jawaban 25% responden yang menyatakan bahwa mereka memanfaatkan fasilitas tutorial tatap muka ini untuk menjembati komunikasi. Aspek yang juga menarik untuk dilihat adalah pernyataan 62,5% responden bahwa frekuensi pertemuan tutorial tatap muka perlu ditambah. Kesulitan yang responden alami pada saat berinteraksi melalui tutel ingin dikompensasi melalui pertemuan langsung dalam hal ini melalui tutorial tatap muka). Sementara itu, di sisi lain, waktu untuk melakukan tutorial tatap muka tidak mudah disediakan karena faktor kesibukan responden di tempat kerja. KESIMPULAN DAN SARAN Seluruh responden yang merupakan mahasiswa program magister (S2) MM UT telah mengenal Internet sebelum bergabung dalam program Magister (S2) MM UT. Meskipun temuan ini tidak dapat digeneralisasikan untuk daerah lain yang fasilitas sarana dan prasarananya tidak semaju Jakarta, menarik untuk dilihat bagaimana pengaruh pengenalan mahasiswa ke Internet mempengaruhi keinginan mereka untuk mengikuti program Magister (S2) MM. Mayoritas responden memanfaatkan Internet dalam kegiatan sehari-hari, terutama kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaannya. Sementara untuk keperluan matakuliah MPB mayoritas responden menggunakan Internet untuk membaca materi dan tugas yang diberikan melalui tutel. Kecenderungan untuk membaca langsung tanpa terlebih dulu melakukan down load (materi dan tugas) menunjukkan masih kurang terampilnya responden dalam memanfaatkan fungsi Internet. Pelatihan pemanfaatan Internet dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas proses belajar mahasiswa. Kendala yang sering ditemui responden pada saat berinteraksi dalam tutel adalah lambannya sistem dan kurang aktifnya tutor. Kejadian ini mungkin disebabkan karena program Magister (S2) MM baru diluncurkan sehingga belum berjalan lancar sesuai dengan diharapkan pengelola dan mahasiswa. Menarik untuk melihat bagaimana proses tutel dilaksanakan pada semester selanjutnya. Sementara itu, tutorial tatap muka oleh sebagian besar responden dipandang sangat penting karena fungsinya sebagai jembatan penghubung dengan pengelola dan perannya dalam membantu pemahaman mahasiswa. Meskipun demikian, kesan responden terhadap tutor tatap muka cenderung difokuskan pada cara berkomunikasi tutor dengan mahasiswa bukan pada efektivitas fasilitasi tutor dalam membantu mahasiswa memahami materi. Kondisi ini terjadi meskipun 89

16 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 6, No. 2, September 2005, % dari responden adalah lulusan UT yang artinya mereka sudah pernah mengalami tutorial tatap muka sebelumnya. Untuk mengatasi hal ini, disarankan untuk memberikan pembekalan yang intensif kepada tutor tatap muka mengenai peran mereka dalam tutorial. Disamping itu, perlu juga dilakukan pembekalan kepada mahasiswa untuk memberikan pemahaman apa dan bagaimana cara belajar yang efektif dalam konteks PTJJ. REFERENSI Bates, T. (1995). Technology, open learning and distance education. New York: Routledge. Gagne, R. Briggs, L., & Wagner, W. (1988). Principle of instructional design. Holtt: Ribnehart and Winston Hannafin, M.J., & Peck, K.L. (1998). The design, development and evaluation of instructionsl software. New York: McMillan Publishing Co. Heinich, R.M., Molenda, M., & Russel, J.R. (1985). Instructional media and the new technologies. New York : Macmillan. Knowles, M. (1978). The adult learner. Houston, TX: Gulf Publishing. Kusmawan, U. (2001). Studi eksploratif tentang bimbingan akademik mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP UT. Jakarta: Pusat Studi Indonesia, Lembaga Penelitian, Universitas Terbuka. Lane, C. (1992). The IBM approach to training through distance learning: A global education network by the yaer Ed, 6(1), Moore, M.G. & Kearsley, G. (1996). Distance education. A system view. Washinton, DC: Wadsworth Publishing Company Noviyanti, R. (2002). Studi tentang kendala yang dihadapi oleh mahasiswa subsidi D-III Penyuluhan Pertanian dalam sistem belajar jarak jauh di UPBJJ-UT Bogor masa registrasi Jakarta: Pusat Penelitian Kelembagaan, Lembaga Penelitian, Universitas Terbuka. Padmo, D. & Anggoro, M.T. (2002). Persepsi & kesediaan mahasiswa dan calon mahasiswa potensial PTJJ dalam pemanfaatan media dan sumber belajar. Jakarta: Pusat Studi Indonesia, Lembaga Penelitian, Universitas Terbuka. Philips, G.M., Santoro, G.M., & Kuehn, S.A. (1989). The use of computer mediated communication in training students in group problem-solving and decision-making techniques. Dalam M.G. Moore (Ed.), Readings in distance education, 2, University Park, PA: ACSDE. 90

17 Andriani, Mahasiswa S2 pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh Puspitasari, K.A. (2002). Layanan bantuan bagi mahasiswa Universitas Terbuka. Dalam T. Belawati dkk (eds.) Pendidikan terbuka dan jarak jauh. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Hal Reiser, R.A. & Gagne, R.M. (1988). Selecting media for instruction. Englewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publication. Romiszowski, A.J. (1974). The selection and use of of instructional media. New York: Wiley. Rowntree, D. (1981). Developing courses for students. London: McGraw-Hill. Rowntree, D. (1994). Exploring open and distance learning. London: Kogan page. Sunarjo, J. & Kamsir. (2004). Motivasi mahasiswa masuk program S1 PGSD UT di wilayah kerja UPBJJ UT Purwokerto. Jakarta: Pusat Penelitian Kelembagaan, Lembaga Penelitian, Universitas Terbuka. Zaidin, M.A., Firman, H., & Sigit, A. (2003). Studi tentang persepsi mahasiswa UT terhadap pelayanan bahan ajar, tugas mandiri, dan Internet di UPBJJ-UT Makassar. Jakarta: Pusat Penelitian kelembagaan, lembaga Penelitian, Universitas Terbuka. 91

PEMANFAATAN LAYANAN ONLINE DI INSTITUSI PENDIDIKAN JARAK JAUH MAKING USE OF ONLINE SERVICES WITHIN DISTANCE EDUCATION INSTITUTIONS

PEMANFAATAN LAYANAN ONLINE DI INSTITUSI PENDIDIKAN JARAK JAUH MAKING USE OF ONLINE SERVICES WITHIN DISTANCE EDUCATION INSTITUTIONS PEMANFAATAN LAYANAN ONLINE DI INSTITUSI PENDIDIKAN JARAK JAUH MAKING USE OF ONLINE SERVICES WITHIN DISTANCE EDUCATION INSTITUTIONS Yeti Sukarsih The fast development of information and communication technology

Lebih terperinci

LAYANAN BANTUAN BELAJAR & PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA & JARAK JAUH. Durri Andriani Nurmala Afriani

LAYANAN BANTUAN BELAJAR & PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA & JARAK JAUH. Durri Andriani Nurmala Afriani LAYANAN BANTUAN BELAJAR & PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA & JARAK JAUH Durri Andriani Nurmala Afriani Sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), menurut Schuemer (1993), memungkinkan

Lebih terperinci

PENILAIAN TUTOR TERHADAP PENGUASAAN PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN

PENILAIAN TUTOR TERHADAP PENGUASAAN PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN PENILAIAN TUTOR TERHADAP PENGUASAAN PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN Andi Suci Anita UPBJJ-UT Banjarmasin, Jl. Sultan Adam No. 128 Banjarmasin email: andisuci@ut.ac.id ABSTRACT System Remote applied the

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T., M.Pd. * Pendahuluan Masalah pendidikan tidak dapat lepas dari masalah pembelajaran, karena pembelajaran merupakan inti dari proses

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN TUTORIAL TATAP MUKA MATAKULIAH MATEMATIKA PADA UPBJJ-UT SEMARANG

EVALUASI PELAKSANAAN TUTORIAL TATAP MUKA MATAKULIAH MATEMATIKA PADA UPBJJ-UT SEMARANG EVALUASI PELAKSANAAN TUTORIAL TATAP MUKA MATAKULIAH MATEMATIKA PADA UPBJJ-UT SEMARANG Eko Andy Purnomo 1), Hascaryo Pramudibyanto 2), Enny Dwi Lestariningsih 3) 1 FMIPA Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

1.2 Permasalahan 2. Tinjauan Pustaka

1.2 Permasalahan 2. Tinjauan Pustaka Pemanfaatan ICT dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh Sebagai Salah Satu Strategi untuk Peningkatan Tercapainya Civil Society (Studi Kasus pasa Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP UT) Oleh: arifahb@ut.ac.id. Latar

Lebih terperinci

BANTUAN BELAJAR BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI JARAK JAUH: PERSEPSI MAHASISWA YANG MEREGISTRASI MATAKULIAH KIMIA DASAR

BANTUAN BELAJAR BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI JARAK JAUH: PERSEPSI MAHASISWA YANG MEREGISTRASI MATAKULIAH KIMIA DASAR BANTUAN BELAJAR BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI JARAK JAUH: PERSEPSI MAHASISWA YANG MEREGISTRASI MATAKULIAH KIMIA DASAR Tutisiana Silawati tutisiana@ut.ac.id Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA DI PENDIDIKAN JARAK JAUH

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA DI PENDIDIKAN JARAK JAUH HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA DI PENDIDIKAN JARAK JAUH Sukiniarti Universitas Terbuka ABSTRACT This research is aimed at investigating the relationship between understanding

Lebih terperinci

Benny A. Pribadi Susi Puspitasari Hanafi

Benny A. Pribadi Susi Puspitasari Hanafi IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN KUALITAS DALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI UNIVERSITAS TERBUKA ------------------------------------------------------------------------ THE IMPLEMENTATION OF QUALITY ASSURANCE

Lebih terperinci

POTRET AKTIVITAS TUTOR DAN MAHASISWA DALAM TUTORIAL ONLINE UNIVERSITAS TERBUKA (Studi Kasus Program Studi Manajemen FE) Oleh : Any Meilani

POTRET AKTIVITAS TUTOR DAN MAHASISWA DALAM TUTORIAL ONLINE UNIVERSITAS TERBUKA (Studi Kasus Program Studi Manajemen FE) Oleh : Any Meilani POTRET AKTIVITAS TUTOR DAN MAHASISWA DALAM TUTORIAL ONLINE UNIVERSITAS TERBUKA (Studi Kasus Program Studi Manajemen FE) Oleh : Any Meilani Abstrak Tutorial Online (Tuton) merupakan salah satu jenis tutorial

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN SD

PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN SD A. Peta Analisis Kompetensi PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN SD Mahasiswa mampu merancang, mengembangkan, mengujicobakan dan menilai bahan ajar SD Melakukan penilaian dan ujicoba bahan ajar sesuai dengan

Lebih terperinci

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PADA KOMUNITAS ASEAN

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PADA KOMUNITAS ASEAN PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PADA KOMUNITAS ASEAN Oleh: Arifah Bintarti, Universitas Terbuka arifahb@ut.ac.id Abstrak Dalam menghadapi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN TUTORIAL ONLINE MATA KULIAH WRITING 1

ANALISIS PEMANFAATAN TUTORIAL ONLINE MATA KULIAH WRITING 1 ANALISIS PEMANFAATAN TUTORIAL ONLINE MATA KULIAH WRITING 1 Afriani (afriani@mail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT Distance university has a such unique characteristic that differentiates it with

Lebih terperinci

Jadwal Registrasi dan Ujian untuk Program Pascasarjana (PPs) Batas Akhir Registrasi* 3 Februari Agustus 2010

Jadwal Registrasi dan Ujian untuk Program Pascasarjana (PPs) Batas Akhir Registrasi* 3 Februari Agustus 2010 Katalog Universitas Terbuka 2010 223 5. Program Pascasarjana (PPs) a. Pendaftaran dan Registrasi 1) Calon mahasiswa dapat meminta informasi dan formulir pendaftaran di UPBJJ-UT penyelenggara program. 2)

Lebih terperinci

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber IDENTITAS MATAKULIAH Nama Matakuliah : Pengembangan Bahan Ajar Cetak Kode Matakuliah : PMT429 Jumlah SKS : 4 SKS Dosen : Sisca Rahmadonna, M.Pd Program

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN AJAR DI UPBJJ AN ANALYSIS OF THE AVAILABILITY OF LEARNING MATERIAL AT THE REGIONAL OFFCIES

ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN AJAR DI UPBJJ AN ANALYSIS OF THE AVAILABILITY OF LEARNING MATERIAL AT THE REGIONAL OFFCIES ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN AJAR DI UPBJJ AN ANALYSIS OF THE AVAILABILITY OF LEARNING MATERIAL AT THE REGIONAL OFFCIES Nuraini Soleiman To provide an accurate quantity of course materials on time is one

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam kegiatan beajar ini akan diuraikan proses pembelajaran

Lebih terperinci

PELATIHAN TUTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA TUTOR DALAM PROSES KEGIATAN TUTORIAL TATAP MUKA DI UPBJJ-UT MAJENE

PELATIHAN TUTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA TUTOR DALAM PROSES KEGIATAN TUTORIAL TATAP MUKA DI UPBJJ-UT MAJENE PELATIHAN TUTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA TUTOR DALAM PROSES KEGIATAN TUTORIAL TATAP MUKA DI UPBJJ-UT MAJENE OLEH: SYARIF FADILLAH SAFRIANSYAH FIRMAN HAMZI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL MATA KULIAH STATISTIK EKONOMI II

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL MATA KULIAH STATISTIK EKONOMI II ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL MATA KULIAH STATISTIK EKONOMI II Zainur Hidayah (zainur@mail.ut.ac.id) Lely Fera Triani (leli@mail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT Long-distance learning system

Lebih terperinci

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *) Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet Oleh: Ali Muhtadi *) Abstrak Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR 1 Musriadi 2 Rubiah 1&2 Dosen Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Serambi Mekkah

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA 1622/ILMU KOMUNIKASI LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA SKYPE SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI INTERAKTIF PADA PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH Oleh Nila Kusuma Windrati (nilakw@ut.ac.id) Djaka Waskita UNIVERSITAS TERBUKA

Lebih terperinci

PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2

PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2 PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2 tchandrawati@gmail.com, sprabowo@ecampus.ut.ac.id Abstrak Dialog dalam Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (SPJJ) merupakan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN KIT TUTORIAL. : Muhammad Warsita, S.Pd.,M.M. Penelaah. Nurdiyah, S.P., M.Si. NIP Kepala UPBJJ-UT Palu,

LEMBAR PENGESAHAN KIT TUTORIAL. : Muhammad Warsita, S.Pd.,M.M. Penelaah. Nurdiyah, S.P., M.Si. NIP Kepala UPBJJ-UT Palu, BB03-RK18-RII.0 LEMBAR PENGESAHAN KIT TUTORIAL Kode/Nama Mata kuliah Program Studi/Fakultas Pengembang Penelaah : IDIK 4010/KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN : S1 PGSD : Muhammad Warsita, S.Pd.,M.M : Nurdiyah,

Lebih terperinci

Makalah Pendamping: Pendidikan Kimia Paralel F

Makalah Pendamping: Pendidikan Kimia Paralel F 590 PENERAPAN PENDEKATAN SCL BERBASIS BLOG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR KIMIA ORGANIK I PROGRAM SBI Elfi Susanti VH 1), Fajar Rahman Wibowo 2) 1) Program Studi Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia pendidikan. Dengan

Lebih terperinci

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1984 (Katalog

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1984 (Katalog 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Universitas Terbuka (UT) adalah sebuah Perguruan Tinggi Negeri ke 45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, dengan Keputusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM TUTORIAL VIA MEDIA TEKNOLOGI VIDEO CONFERENCE DALAM SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH (SPJJ)

PENGEMBANGAN PROGRAM TUTORIAL VIA MEDIA TEKNOLOGI VIDEO CONFERENCE DALAM SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH (SPJJ) PENGEMBANGAN PROGRAM TUTORIAL VIA MEDIA TEKNOLOGI VIDEO CONFERENCE DALAM SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH (SPJJ) Benny A. Pribadi (bennyp@ut.ac.id) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA & JARAK JAUH

SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA & JARAK JAUH Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA & JARAK JAUH TUJUAN Pada akhir kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN GURU KEJURUAN

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN GURU KEJURUAN PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN GURU KEJURUAN Disarikan Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Univesitas Negeri Yogyakarta Judul ini merupakan artikel yang disarikan dari Journal of Vocational

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA UPBJJ-UT BANJARMASIN TERHADAP LAYANAN BANTUAN BELAJAR (TUTORIAL TATAP MUKA) Yusran Abdul Gani dan Jumriadi UPBJJ-UT Banjarmasin

PERSEPSI MAHASISWA UPBJJ-UT BANJARMASIN TERHADAP LAYANAN BANTUAN BELAJAR (TUTORIAL TATAP MUKA) Yusran Abdul Gani dan Jumriadi UPBJJ-UT Banjarmasin PERSEPSI MAHASISWA UPBJJ-UT BANJARMASIN TERHADAP LAYANAN BANTUAN BELAJAR (TUTORIAL TATAP MUKA) Yusran Abdul Gani dan Jumriadi UPBJJ-UT Banjarmasin Abstract: The degree of learning assistance services through

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi negeri yang menerapkan

I. PENDAHULUAN. Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi negeri yang menerapkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi negeri yang menerapkan sistem pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan terbuka dengan program

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS TERBUKA TERHADAP LAYANAN BELAJAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN ANGKA PARTISIPASI MAHASISWA

PERSEPSI MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS TERBUKA TERHADAP LAYANAN BELAJAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN ANGKA PARTISIPASI MAHASISWA PERSEPSI MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS TERBUKA TERHADAP LAYANAN BELAJAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN ANGKA PARTISIPASI MAHASISWA Timbul Pardede (timbul@mail.ut.ac.id) Budi Prasetyo (budi-p@mail.ut.ac.id) Elizabeth

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELIAN BUKU MATERI POKOK (MODUL) UT MELALUI TOKO BUKU ONLINE (TBO) ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

EFEKTIVITAS PEMBELIAN BUKU MATERI POKOK (MODUL) UT MELALUI TOKO BUKU ONLINE (TBO) ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN EFEKTIVITAS PEMBELIAN BUKU MATERI POKOK (MODUL) UT MELALUI TOKO BUKU ONLINE (TBO) ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN Irmawaty 1, Yun Iswanto 2 dan Gunoro Nupikso 3 1 Email: irmawaty@ecampus.ut.ac.id 2 Email:

Lebih terperinci

Nomor : 05/465/F-/III/2009 Jakarta, 10 Maret Perihal: Tata Cara Perkuliahan e-learning

Nomor : 05/465/F-/III/2009 Jakarta, 10 Maret Perihal: Tata Cara Perkuliahan e-learning Nomor : 05/465/F-/III/2009 Jakarta, 10 Maret 2009 Yang terhormat, Bapak Bapak/Ibu Dosen Pengampu Mata Kuliah e-learning Semester Genap Tahun Akademik 2008/2009 Program Kelas Karyawan, Universitas Mercu

Lebih terperinci

Metode Belajar di MEDIU

Metode Belajar di MEDIU Metode Belajar di MEDIU Dalam proses belajar mengajar di MEDIU, ada 4 metode utama yang digunakan: a) Aktifitas belajar mengajar : i- Kuliah ii- Tutorial iii- Kuliah Online b) Aktifitas pendukung belajar:

Lebih terperinci

Oleh Joni Rahmat Pramudia

Oleh Joni Rahmat Pramudia Oleh Joni Rahmat Pramudia PT dan PJJ hakekatnya mengandung konsep dasar yang sama, yaitu: Berlangsung sepanjang hayat Berorientasi pada PEMBERDAYAAN peserta didik Kepentingan Kondisi, dan karakteristik

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015 PEMBELAJARAN ICARE (INRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT, EXTEND) DALAM TUTORIAL ONLINE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA UT Oleh: 1) Yumiati, 2) Endang Wahyuningrum 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah dasar (SD) merupakan salah satu pendidikan formal yang boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih tinggi. Di sekolah dasar inilah

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. : Pengembangan Media Pembelajaran. : Cepi Riyana, S.Pd.,M.Pd. Kode/ Bobot SKS : 3 sks

SILABUS MATA KULIAH. : Pengembangan Media Pembelajaran. : Cepi Riyana, S.Pd.,M.Pd. Kode/ Bobot SKS : 3 sks SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Nama Dosen : Cepi Riyana, S.Pd.,M.Pd. Kode/ Bobot SKS : 3 sks : Pengembangan Media Pembelajaran A. Standar Kompetensi Mahasiswa memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi Setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi Setiap warga negara berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan adalah merupakan hak semua warga negara tidak terkecuali sebagai mana yang diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar 1945

Lebih terperinci

AKSESIBILITAS MAHASISWA PADA TUTORIAL ONLINE PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

AKSESIBILITAS MAHASISWA PADA TUTORIAL ONLINE PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN AKSESIBILITAS MAHASISWA PADA TUTORIAL ONLINE PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN Sri Suharmini Wahyuningsih (minuk@ut.ac.id) Yanis Rusli (yanis@ut.ac.id) Arifah Bintarti (arifahb@ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM STUDI STATISTIKA TERAPAN DENGAN HASIL UJIAN MATAKULIAH KOMPUTER II PADA MASA UJIAN 89.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM STUDI STATISTIKA TERAPAN DENGAN HASIL UJIAN MATAKULIAH KOMPUTER II PADA MASA UJIAN 89. HUBUNGAN KARAKTERISTIK MAHASISWA UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM STUDI STATISTIKA TERAPAN DENGAN HASIL UJIAN MATAKULIAH KOMPUTER II PADA MASA UJIAN 89.1 Oleh: Drs. Hasoloan Siregar NIP 131869184 FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Esei melalui Peer Review (Penelitian Tindakan Kelas Mahasiswa Kelas A Semester 4 Mata Kuliah Essay Writing Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh: Universitas Terbuka

Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh: Universitas Terbuka Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh: Universitas Terbuka Sistem Pedidikan Terbuka dan Jarak Jauh Sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ) merupakan sistem yang menggabungkan konsep pendidikan terbuka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (PUPT) ANALISIS UJI COBA LAPANGAN BAHAN AJAR ADMINISTRASI PENYULUHAN PERTANIAN (LUHT4343)

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (PUPT) ANALISIS UJI COBA LAPANGAN BAHAN AJAR ADMINISTRASI PENYULUHAN PERTANIAN (LUHT4343) Bidang Unggulan : PUPT Kode/Nama Rumpun Ilmu* : 185/Agribisnis LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (PUPT) ANALISIS UJI COBA LAPANGAN BAHAN AJAR ADMINISTRASI PENYULUHAN PERTANIAN (LUHT4343)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai salah satu organisasi nirlaba yang didirikan dengan tujuan untuk melayani kebutuhan mahasiswa dan masyarakat umum akan pendidikan dituntut

Lebih terperinci

Arsini Dosen Jurusan Tadris Fisika FITK IAIN Walisongo

Arsini Dosen Jurusan Tadris Fisika FITK IAIN Walisongo Penerapan Problem Based Learning... PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF BERBANTUAN MODUL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PERKULIAHAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN TUTORIAL ONLINE TERHADAP PARTISIPASI MAHASISWA

PENGARUH PENGELOLAAN TUTORIAL ONLINE TERHADAP PARTISIPASI MAHASISWA PENGARUH PENGELOLAAN TUTORIAL ONLINE TERHADAP PARTISIPASI MAHASISWA Yulia Budiwati (yulia@mail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAK Online tutorial for post graduate Universitas Terbuka students is compulsory.

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL TUJUAN Peserta mampu: 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup II. HAKIKAT PEMBELAJARAN REMEDIAL A. Pembelajaran Menurut SNP B. Pengertian Pembelajaran Remedial C. Prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT TUTORIAL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Perdy Karuru

PENGEMBANGAN PERANGKAT TUTORIAL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Perdy Karuru Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, 34-46 PENGEMBANGAN PERANGKAT TUTORIAL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Perdy Karuru This article discusses the results of a study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah.

Lebih terperinci

PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP TUTOR DALAM PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN PADA DII PERPUSTAKAAN UPBJJ-UT BANJARMASIN

PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP TUTOR DALAM PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN PADA DII PERPUSTAKAAN UPBJJ-UT BANJARMASIN 1 PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP TUTOR DALAM PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN PADA DII PERPUSTAKAAN UPBJJ-UT BANJARMASIN Mukhyar Amani, Andi Suci Anita UPBJJ-UT Banjarmasin mukhyar@ut.ac.id Abstract: The Open

Lebih terperinci

Belajar Berbasis Aneka Sumber

Belajar Berbasis Aneka Sumber Materi 3 Belajar Berbasis Aneka Sumber Petunjuk belajar Perkembangan teknologi informasi yang pesat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aktivitas kehidupan manusia termasuk didalamnya aktivitas

Lebih terperinci

JAUH PA D A P E R G U R UAN

JAUH PA D A P E R G U R UAN 133 B A B I X P E N D I D I K A N JARAK JAUH PA D A P E R G U R UAN T I N G G I A. P R O G R A M P E N D I D I K A N T I N G G I J A R A K J A U H Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 107/U/2001

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA UPBJJ-UT MEDAN TENTANG PELAYANAN AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK YANG DIBERIKAN OLEH UPBJJ-UT MEDAN. Sondang Purnamasari Pakpahan

PERSEPSI MAHASISWA UPBJJ-UT MEDAN TENTANG PELAYANAN AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK YANG DIBERIKAN OLEH UPBJJ-UT MEDAN. Sondang Purnamasari Pakpahan Pakpahan, Persepsi Mahasiswa UPBJJ-UT Medan... PERSEPSI MAHASISWA UPBJJ-UT MEDAN TENTANG PELAYANAN AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK YANG DIBERIKAN OLEH UPBJJ-UT MEDAN Sondang Purnamasari Pakpahan This article

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Tatyana Dumova Point Park University, USA Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Abstrak Fokus studi ini adalah penilaian, komponen penting dari pengajaran dan pembelajaran. Mengkaji kegunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi diantara sesamanya, untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya, maka manusia mulai mencari dan menciptakan

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR MAHASISWA D-II PGTK PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH: MAHASISWA BEASISWA VERSUS MAHASISWA SWADANA

HASIL BELAJAR MAHASISWA D-II PGTK PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH: MAHASISWA BEASISWA VERSUS MAHASISWA SWADANA HASIL BELAJAR MAHASISWA D-II PGTK PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH: MAHASISWA BEASISWA VERSUS MAHASISWA SWADANA Sri Tatminingsih (tatmi@mail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The aim of this research is

Lebih terperinci

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning 1 2 3 4 e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Outline Definisi e-learning Konsep e-learning E-learning framework Komponen e-learning Pemanfaatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING MULTIMEDIA IN SCIENCE FOR EIGHTH GRADE STUDENT

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DESAIN TUTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIDEO CONFERENCE DALAM SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH (SPJJ)

LAPORAN PENELITIAN DESAIN TUTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIDEO CONFERENCE DALAM SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH (SPJJ) LAPORAN PENELITIAN DESAIN TUTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIDEO CONFERENCE DALAM SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH (SPJJ) Oleh: Benny A. Pribadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING Handy Darmawan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA dan Teknologi, IKIP-PGRI

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING Manajemen Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Sabtu, 30 April 2016 M. Udin Harun Al Rasyid, Ph.D http://udinharun.lecturer.pens.ac.id/

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Dalam berbagai aspek kehidupan, manusia terus mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Saat ini terdapat suatu

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PERSEPSI MAHASISWA NONPENDAS UPBJJ-UT SEMARANG TERHADAP LAYANAN TUTORIAL ONLINE MASA REGISTRASI

ARTIKEL PENELITIAN PERSEPSI MAHASISWA NONPENDAS UPBJJ-UT SEMARANG TERHADAP LAYANAN TUTORIAL ONLINE MASA REGISTRASI ARTIKEL PENELITIAN PERSEPSI MAHASISWA NONPENDAS UPBJJ-UT SEMARANG TERHADAP LAYANAN TUTORIAL ONLINE MASA REGISTRASI 2012.1 Purwaningdyah, M.W., S.H., M.Hum (purwaningdyah@ut.ac.id) Einstivina Nuryandani,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB SEBAGAI METODA KOMPLEMEN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN*

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB SEBAGAI METODA KOMPLEMEN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN* Oenardi Unitas, Vol. Lawanto 9, No. 1, September 2000 - Pebruari 2001, 44-58 PEMBELAJARAN BERBASIS WEB SEBAGAI METODA KOMPLEMEN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN* Oenardi Lawanto Ketua Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan informasi.

Lebih terperinci

MEDIA DALAM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH. Dewi Padmo & Benny Pribadi

MEDIA DALAM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH. Dewi Padmo & Benny Pribadi MEDIA DALAM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Dewi Padmo & Benny Pribadi Penyelenggaran Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) sangat lekat dengan penggunaan media. Sesuai dengan karakteristik PTJJ,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE. Harto Malik Dosen Faklutas Sastra dan Budaya, UNG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE. Harto Malik Dosen Faklutas Sastra dan Budaya, UNG 118 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE Harto Malik Dosen Faklutas Sastra dan Budaya, UNG I. PENDAHULUAN Salah satu penentu mutu layanan akademik di perguruan tinggi adalah terciptanya suasana akademik (academic

Lebih terperinci

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat UPI Bandung Beberapa Definisi Pembelajaran jarak jauh Pembelajaran dengan perangkat komputer Pembelajaran formal vs informal Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli dibidang masing-masing Definisi E-Learning

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN SEMESTER (RPS) Uraian Pokok Bahasan Tiap Pertemuan Pertemuan Tujuan Perkuliahan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

RENCANA PELAKSANAAN SEMESTER (RPS) Uraian Pokok Bahasan Tiap Pertemuan Pertemuan Tujuan Perkuliahan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan RENCANA PELAKSANAAN SEMESTER (RPS) Nama Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran SD Kode Mata Kuliah : PSD 6202 SKS : 2SKS Dosen : Unik Ambar Wati, M.Pd Program Studi : S-1 PGSD Waktu Perkuliahan : Semester

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TUTORIAL MELALUI MEDIA TELEPON PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (STUDI KASUS DI FISIP UNIVERSITAS TERBUKA)

PENGEMBANGAN TUTORIAL MELALUI MEDIA TELEPON PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (STUDI KASUS DI FISIP UNIVERSITAS TERBUKA) PENGEMBANGAN TUTORIAL MELALUI MEDIA TELEPON PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (STUDI KASUS DI FISIP UNIVERSITAS TERBUKA) Tri Darmayanti Denny Eka Sumantri Sutartono The development of human resources in Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam 30 tahun terakhir ini perkembangan teknologi berjalan dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam 30 tahun terakhir ini perkembangan teknologi berjalan dengan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam 30 tahun terakhir ini perkembangan teknologi berjalan dengan sangat cepat. Teknologi yang di hari kemarin masih dianggap modern (sunrise technology ) bukan tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran dalam pendidikan sains seperti yang diungkapkan Millar (2004b) yaitu untuk membantu peserta didik mengembangkan pemahamannya tentang pengetahuan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DAN PERAN UNIVERSITAS TERBUKA

PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DAN PERAN UNIVERSITAS TERBUKA PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DAN PERAN UNIVERSITAS TERBUKA Nuraini Soleiman (nuraini@mail.ut.ac.id) Fakultasi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Terbuka Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang 15418,

Lebih terperinci

AKTIVITAS MAHASISWA YANG MEREGISTRASI MATA KULIAH KIMIA DASAR I DALAM TUTON ABSTRAK

AKTIVITAS MAHASISWA YANG MEREGISTRASI MATA KULIAH KIMIA DASAR I DALAM TUTON ABSTRAK AKTIVITAS MAHASISWA YANG MEREGISTRASI MATA KULIAH KIMIA DASAR I DALAM TUTON Tutisiana Silawati Universitas Terbuka, Indonesia tutisiana@mail.ut.ac.id ABSTRAK Untuk mengetahui bagaimana aktivitas mahasiswa

Lebih terperinci

Pengenalan Multimedia

Pengenalan Multimedia Dasar Multimedia Pengenalan Multimedia TP / Teguh Pribadi pribadi.teguh91@gmail.com Pemanasan Multimedia? Sebutkan contoh dari penggunaan multimedia? Apa yang dapat dilakukan dengan multimedia? Sebutkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. SIL/MES/PTK208/46 Revisi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH KODE MATA KULIAH SEMESTER PROGRAM STUDI DOSEN PENGAMPU : BIMBINGAN KEJURUAN : PTK208 (2 SKS TEORI) : VI - VII : PEND. TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan mengacu pada kompetensi abad 21. Soland, Hamilton dan Stecher (2013) menyatakan

Lebih terperinci

: Drs. Rahmat Setiadi, MSc.

: Drs. Rahmat Setiadi, MSc. Halaman : 1 dari 6 Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Drs. Mulyono HAM, M.Pd (Koordinator Mata Kuliah) Dr. H. Wahyu Sopandi, M.A. (Ketua Program Studi Pend. Kimia) Dr. Ijang Rohman, M.Si.

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN KIT TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA

ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN KIT TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN KIT TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA Siti Aisyah (sitia@mail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT This article discusses whether there are differences in students

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu

Lebih terperinci

Satuan Acara Tutorial (SAT) No.1 : KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Satuan Acara Tutorial (SAT) No.1 : KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN SKS/Pertemuan Nama Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Judul Modul Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Model ial Satuan Acara ial (SAT) No.1 : 3 SKS : Setelah mempelajari matakuliah ini, mahasiswa dapat mengembangkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd. Dosen PGSD FKIP Universitas Jember Abstrak Latar belakang dilakukan penelitian

Lebih terperinci

Panduan Belajar di UT. Panduan Belajar Di Universitas Terbuka UNIVERSITAS TERBUKA

Panduan Belajar di UT. Panduan Belajar Di Universitas Terbuka UNIVERSITAS TERBUKA Panduan Belajar di UT Panduan Belajar Di Universitas Terbuka UNIVERSITAS TERBUKA 2 0 12 1 DAFTAR ISI Halaman Judul... 1 Daftar Isi... 2 1. Belajar di Universitas Terbuka... 3 2. Belajar Mandiri... 4 3.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Alamat: Karangmalang Yogyakarta 55281 Telepon : 0274 586168 Psw. 229, 550836 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP TUTORIAL TATAP MUKA DAN PROGRAM PELATIHAN TUTOR TTM

RUANG LINGKUP TUTORIAL TATAP MUKA DAN PROGRAM PELATIHAN TUTOR TTM Pelatihan Tutor TTM 2016 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All RUANG LINGKUP TUTORIAL TATAP MUKA DAN PROGRAM PELATIHAN TUTOR TTM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci