PENGEMBANGAN PERANGKAT TUTORIAL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Perdy Karuru
|
|
- Indra Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, PENGEMBANGAN PERANGKAT TUTORIAL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Perdy Karuru This article discusses the results of a study concerning the development of tutorial devices for natural sciences. Two kind of tutorial devices were developed to help the Diploma II Elementary Teacher Training students improve their independence level in studying science materials. The development of these devices were based on the Four-D model: defining, designing, developing, and distributing. The study, however, did not include the distributing level. At the defining level the study objectives were formulated. At the designing level choices were made on criterion tests, the media and the format used, as will as the initial design of tutorial devices. At the developing level modifications of the prototypes of the tutorial devices were made. The cooperative learning model was used in implementing the tutorial devices. Kata Kunci: Tutorial devices, Four-D Model, natural sciences Program Penyetaraan D-II Sekolah Dasar menggunakan sistem belajar jarak jauh (SBJJ) dengan mengutamakan belajar mandiri. Belajar mandiri berarti mahasiswa belajar secara mandiri, baik secara individu maupun secara kelompok, dengan menggunakan modul dan didukung kegiatan tutorial. Tutorial merupakan bantuan akademis yang diberikan dengan tujuan untuk membantu mahasiswa belajar mandiri. Agar dapat membantu mahasiswa belajar mandiri, tutorial harus diarahkan pada keaktifan mahasiswa untuk memecahkan masalah yang dijumpai dalam memahami materi yang disajikan dalam modul. Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pada umumnya tutor IPA di Propinsi Sulawesi Selatan menggunakan Tutorial Klasikal Tatap Muka Perdy Karuru adalah tenaga pengajar pada FKIP-UT di UPBJJ Makassar 34
2 Karuru, Pengembangan Perangkat Tutorial... (TKTM) dalam memberikan tutorial. Dalam TKTM tutor secara dominan menyajikan materi dalam modul sedangkan mahasiswa kurang aktif mengkaji sendiri materi modul (Achmad, 1994). Salah satu faktor yang menyebabkan tutor memberikan tutorial secara konvensional adalah mahasiswa rata-rata kurang membaca modul sehingga tidak ada permasalahan diajukan oleh mahasiswa pada setiap kegiatan tutorial. Selain itu, tutor juga tidak menyiapkan pertanyaan sebagai bahan diskusi apabila tidak ada permasalahan muncul dari mahasiswa. Padahal, bila dalam setiap kegiatan tutorial ada permasalahan yang diajukan mahasiswa atau ada pertanyaan dari tutor, tutor dapat dengan mudah mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi modul. Bahkan tutor dapat dengan mudah membimbing dan mengarahkan mahasiswa berdiskusi dalam memecahkan setiap permasalahan sehingga proses tutorial dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Pada umumnya tutor D-II PGSD di UPBJJ Makassar yang ditunjuk adalah penilik (jenjang pendidikan D-II dan D-III), guru SMU (D-III dan S1), dan para dosen UPBJJ UT di Makassar. Meskipun demikian, para tutor tersebut umumnya memberikan tutorial untuk mata kuliah yang tidak sesuai dengan spesialisasinya, bahkan ada yang belum pernah mengikuti penataran tutorial. Akibatnya, tutor kurang dapat mengelola tutorial secara efektif. Seharusnya, sesuai dengan teori konstruktivis, mahasiswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri sedangkan tutor hanya bertindak sebagai fasilitator. Salah satu bentuk tutorial yang berorientasi pada pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas tujuan dan penghargaan kooperatif. Mahasiswa bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif yang meliputi dan atau membutuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya (Arends, 1997). Penerapan pembelajaran kooperatif ini tepat digunakan pada tutorial mata kuliah IPA. Dalam pembelajaran kooperatif, mahasiswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep IPA yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah dengan temannya. Beberapa ahli mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu mahasiswa memahami konsep IPA yang sulit dalam modul tetapi juga membantu mahasiswa dalam menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial mahasiswa. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dalam tutorial IPA, mahasiswa akan memiliki tambahan pengetahuan tentang teknik mengajar di SD dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme karena mereka 35
3 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, telah diperkenalkan dengan pembelajaran ini selama menjadi mahasiswa. Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, mahasiswa dilatih keterampilan koopertif yang diperlukan, seperti berani mengajukan permasalahan, dan menanggapi pertanyaan. Agar tujuan pembelajaran dalam modul mencapai sasaran dengan baik, selain digunakan model pembelajaran yang sesuai, diperlukan adanya perangkat tutorial IPA yang sesuai, seperti Satuan Acara Tutorial (SAT), dan Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM). Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (1995), yang menyatakan bahwa agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik, mahasiswa perlu diberi kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk dikerjakan. Artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian mengenai "Pengembangan Perangkat Tutorial Berorientasi Pembelajaran Kooperatif untuk Mahasiswa D-II PGSD". Dalam penelitian ini perangkat yang dikembangkan adalah perangkat yang disusun oleh peneliti yang disesuaikan dengan materi modul Pendidikan IPA. Perangkat ini berisikan masalah/ pertanyaan yang akan didiskusikan mahasiswa selama kegiatan tutorial. Selain itu, perangkat tutorial ini dapat memudahkan para tutor mengelola kegiatan tutorial, seperti memunculkan masalah, serta mengarahkan mahasiswa memecahkan masalah melalui diskusi. Perangkat yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada model 4D (Four-D Model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel (1974), yang membagi kegiatan dalam 4 tahapan yaitu tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap penyebaran. Dalam artikel itu hanya akan dibahas tentang tiga tahap pengembangan perangkat tutorial, yaitu tahap pendefinisian, tahap perancangan dan tahap pengembangan. Tahap Pendefinisian Pada tahap ini dilakukan analisis tujuan pembelajaran khusus suatu kuliah yang disesuaikan dengan materi bahan ajar dan kondisi tutorial. Tahap Perancangan Setelah tujuan pembelajaran khusus dirumuskan, langkah selanjutnya adalah merancang materi tutorial. Dalam tahap ini, terdapat empat kegiatan desain, yaitu penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media, serta pemilihan format dan desain awal perangkat tutorial. Desain awal perangkat tutorial yang dibuat adalah Satuan Acara Tutorial (SAT) dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). SAT yang dikembangkan sebanyak 4 SAT, seperti pada Tabel 1. 36
4 Karuru, Pengembangan Perangkat Tutorial... Tabel 1.Daftar Satuan Acara Tutorial dan Lembar Kerja Mahasiswa untuk Menilai Aktivitas Pembelajaran No. J e n i s Kegunaan 1. SAT 01 Keterampilan dan proses IPA 2. SAT 02 Keterampilan proses IPA terintegrasi 3. LKM 01 Acuan mengobservasi 4. LKM 02 Keterampilan mengklasifikasikan 5. LKM 03 Acuan mengobservasi 6. LKM 04 Keterampilan mengkomunikasikan 7. LKM 05 Keterampilan menginferensi 8. LKM 06 Keterampilan memprediksi 9. LKM 07 Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu 10. LKM 08 Keterampilan mengenal hubungan angka 11. LKM 09 Keterampilan proses terpadu 12. LKM 10 Penerapan teori Piaget, model Bruner, serta teori belajar Gagne dan teori Ausubel dalam pembelajaran IPA 13. LKM 11 Pendekatan dan metode pembelajaran IPA LKM merupakan lembar panduan bagi mahasiswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. LKM yang dikembangkan dalam penelitian ini sebanyak 11 LKM. LKM yang dikembangkan disesuaikan dengan langkah-langkah kegiatan dalam modul pendidikan IPA di SD. Tahap Pengembangan Pada tahap ini peneliti memodifikasi prototipe perangkat tutorial yang dihasilkan dari tahap perencanaan, sebelum menjadi perangkat yang siap digunakan. Agar perangkat yang dikembangkan valid, maka dilakukan validasi, revisi dan uji coba perangkat tutorial. Perangkat tutorial yang sudah dikembangkan diberikan kepada para dosen IPA dan UPBJJ Makassar untuk memberikan penilaian dan memberikan pendapat terhadap perangkat yang akan digunakan, kemudian diperbaiki sesuai dengan masukan dari para validator. Setelah validasi dilakukan, kemudian perangkat tersebut diimplementasikan dalam kegiatan tutorial. Validasi dilakukan untuk menganalisis dan merevisi perangkat tutorial sehingga dapat disempurnakan serta dapat diketahui reliabilitas instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini. Instrumen selanjutnya digunakan dalam penelitian ini, yang leih tepat disebut sebagai kegiatan uji coba dengan menggunakan perangkat tutorial yang berupa SAT dan LKM. 37
5 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, Skenario pelaksanaan uji coba adalah uji awal (pretest), kegiatan tutorial, dan uji akhir (post-test). Setelah uji akhir, mahasiswa diminta mengisi angket respons mahasiswa terhadap perangkat dan kegiatan tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif. Penelitian atau uji coba dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berkut. 1. Bagaimana kemampuan tutor mengelola tutorial IPA yang berorientasi pembelajaran kooperatif? 2. Bagaimana aktivitas tutor dan mahasiswa dalam kegiatan tutorial IPA yang berorientasi pembelajaran kooperatif? 3. Bagaimana tingkat kemandirian mahasiswa dalam mempelajari modul selama mengikuti tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif? 4. Bagaimana hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti tutorial IPA yang berorientasi pembelajaran kooperatif? 5. Bagaimana respons mahasiswa terhadap perangkat dan kegiatan tutorial IPA yang berorientasi pembelajaran kooperatif? Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa program D-II PGSD di Kabupaten Tana Toraja masa registrasi yang terdiri dari 2 kelompok belajar (pokjar), yaitu pokjar Rantetayo dan pokjar Tondon Nanggala. Dari kedua pokjar tersebut, kemudian dipilih salah satu pokjar sampel penelitian, yaitu pokjar Rantetayo dengan jumlah mahasiswa sebanyak 30 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas tutor dan mahasiswa, kemampuan tutor mengelola tutorial, tingkat kemandirian belajar mahasiswa selama tutorial, hasil belajar dan respons mahasiswa terhadap tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif. Untuk mengumpulkan data penelitian, digunakan instrumen penelitian seperti lembar pengamatan kemampuan tutor mengelola tutorial, lembar pengamatan aktivitas tutor dan mahasiswa selama tutorial, lembar pengamatan kemandirian mahasiswa dalam mempelajari modul, tes hasil belajar, dan angket respons mahasiswa terhadap perangkat dan kegiatan tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif. Hasil penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan Tutorial yang Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat terhadap tutor dalam mengelola tutorial menunjukkan bahwa tutor mampu mengelola tutorial dengan baik. Tutor mampu melaksanakan masing-masing fase 38
6 Karuru, Pengembangan Perangkat Tutorial... pembelajaran serta mampu mengoperasikan perangkat tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan, sehingga membuat mahasiswa antusias dalam mengikuti tutorial. Secara rinci data hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2. Kriteria penilaian pengelolaan tutorial adalah 0,00 1,49 tidak baik; 1,50 2,49 kurang baik; 2,50 3,49 cukup baik; 3,50 4,49 baik, dan 4,50 5,00 sangat baik. Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan rata-rata skor pada Fase 1 sebesar 4,63. Dengan demikian, pada Fase 1 tutor sangat baik dalam menyajikan rencana dan tujuan pembelajaran (yang meliputi menyampaikan tujuan pembelajaran, menyediakan sumber yang perlu dipelajari, dan mengajukan target suatu kegiatan). Pada Fase 2 diperoleh rata-rata skor sebesar 4,69. Skor ini menunjukkan bahwa tutor sangat baik dalam menyajikan informasi (yang meliputi menyampaikan masalah dalam LKM, serta mampu melatihkan keterampilan kooperatif yang digunakan selama tutorial). Pada Fase 3 diperoleh rata-rata skor 4,75, yang menunjukkan bahwa tutor sangat baik dalam mengorganisasikan mahasiswa (yakni mengatur mahasiswa ke dalam kelompok belajar). Pada Fase 4 diperoleh rata-rata skor 4,06. Hal ini menunjukkan bahwa tutor mampu membantu kerja kelompok dalam belajar dengan baik, yang meliputi pengarahan mahasiswa membaca modul untuk memecahkan masalah, serta sangat baik dalam melakukan triggering (tindakan), probing (pemeriksaan), atau cueing (pemberian isyarat) ke arah pemecahan masalah secara bertahap. Pada Fase 5 diperoleh rata-rata 4,50, yang menunjukkan bahwa tutor mampu mengetes materi (yaitu tutor mengetes materi pembelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka). Sedangkan pada Fase 6 diperoleh rata-rata skor Hal ini menunjukkan bahwa tutor mampu memberikan umpan balik dengan baik (seperti mengajukan pertanyaan, memberikan balikan terhadap tugas yang pernah diberikan sebelumnya, dan memberikan pengakuan/penghargaan). Untuk pengelolaan waktu, tutor telah mampu mengelola waktu dengan baik sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam skenario SAT. Sedangkan suasana tutorial menunjukkan bahwa selama tutorial, mahasiswa tampak antusias dan tutorial cenderung berpusat pada mahasiswa. Hal ini terlihat dari rata-rata skor yang diperoleh untuk antusiasme mahasiswa sebesar 4,00, sedangkan tutorial yang cenderung terpusat pada mahasiswa memperoleh skor rata-rata 3,75. 39
7 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, Tabel 2. Penilaian Pengelolaan Tutorial 40 Aspek yang Diamati SAT 1 Skor Tiap SAT SAT 2 SAT 3 SAT 4 Skor Ratarata Rata-rata tiap Fase Fase 1. Menyajikan rencana dan tujuan pembelajaran 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0-2. Menyiapkan sumber yang perlu dipelajari 5,0 5,0 4,0 4,0 4,50 4,63 3. Mengajukan target suatu kegiatan 4,5 5,0 4,0 4,0 4,38 Fase 2. Menyajikan informasi 1. Menyampaikan masalah dalam LKM 5,0 4,5 4,0 5,0 4,6 4,69 2. Menyiapkan informasi tentang keterampilanketerampilan kooperatif yang digunakan 5,0 4,0 5,0 5,0 4,75 - Fase 3. Mengorganisasikan mahasiswa 1. Mengatur mahasiswa ke dalam kelompok belajar 5,0 4,0 5,0 5,0 4,75 4,75 Fase 4. Membantu kerja kelompok 1. Mengarahkan mahasiswa membaca modul untuk memecahkan masalah dalam LKM 2. Mengawasi setiap kelompok diskusi secara bergiliran 3. Memberi bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan memecahkan masalah 4. Melakukan trigering (tindakan), probing (pemeriksaan), atau cueing (pemberian isyarat) kearah pemecahan masalah secara bertahap 4,0 5,0 4,0 5,0 4,50-4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,06 4,0 4,0 4,0 4,0 3,75-4,0 4,0 4,0 4,0 4,00 - Fase 5. Mengetes materi 1. Membimbing mahasiswa mempresentasikan 4,0 5,0 4,0 4,0 4,25 - hasil diskusinya 2. Membimbing mahasiswa membuat rangkuman 5,0 5,0 5,0 4,0 4,75 4,50 Fase 6. Memberikan umpan balik 1. Mengajukan pertanyaan 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0-2. Memberikan balikan terhadap tugas yang pernah 4,0 5,0 4,0 5,0 4,50 4,33 diberikan sebelumnya. 3. Memberikan pengakuan/penghargaan 4,0 5,0 5,0 4,0 4,50 - Pengelolaan waktu 3,5 4,0 4,0 4,0 3,88 3,88 Suasana tutorial 1. Tutorial berpusat pada mahasiswa 3,0 4,0 4,0 4,0 3,75 3,75 2. Mahasiswa antusias 4,0 4,0 4,0 4,0 4,00 4,0 3. Tutor antusias 5,0 3,0 4,0 4,0 4,00 4,0 Aktivitas Tutor dan Mahasiswa Selama Tutorial Hasil pengamatan terhadap aktivitas tutor dan mahasiswa selama proses tutorial secara rinci disajikan dalam Tabel 3 berikut. Berdasarkan Tabel 3 dapat terlihat bahwa sebagian besar waktu yang digunakan tutor adalah untuk mengajukan target suatu kegiatan (8,3%); membimbing (mengarahkan dan memberi petunjuk) mahasiswa memecahkan masalah (24%); melakukan triggering (tindakan), probing (pemeriksaan), atau cueing (pemberian isyarat) sebesar 18,55%; membimbing mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi (11,8%); dan memberikan umpan balik (1%).
8 Karuru, Pengembangan Perangkat Tutorial... Tabel 3. Persentase Aktivitas Tutor dan Mahasiswa Selama Tutorial Aktivitas yang Diamati Tutor 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyediakan sumber yang perlu dipelajari 2. Mengajukan target suatu kegiatan 3. Melatihkan keterampilan kooperatif 4. Mengorganisasikan mahasiswa ke dalam kelompok belajar 5. Membimbing mahasiswa memecahkan masalah 6. Melakukan triggering (tindakan), probing (pemeriksaan), atau cueing (pemberian isyarat). 7. Membimbing mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi 8. Membimbing mahasiswa membuat rangkuman 9. Memberikan umpan balik 10. Memberikan penghargaan Mahasiswa 1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan tutor. 2. Membaca modul dan berbagai ide dan pengalaman. 3. Membentuk kelompok belajar. 4. Mengerjakan/memecahkan masalah secara bertahap. 5. Berlatih melakukan keterampilan kooperatif. 6. Mempresentasikan hasil diskusi. 7. Menyampaikan ide/pendapat terhadap mahasiswa atau kelompok lain. 8. Membuat rangkuman. 9. Mengerjakan tugas/latihan. Rata-rata (%) 7,7 8,3 3,5 3, ,5 11,8 7,7 11 4,2 9,5 15,3 5,7 29,9 4,3 9,8 10,3 8,1 7,1 Sedangkan waktu yang digunakan mahasiswa adalah mendengarkan/ memperhatikan penjelasan tutor (9,5%); membaca modul dan berbagi ide dan pengalaman (15,3%); mengerjakan/memecahkan masalah secara bertahap (29,9%); mempresentasikan hasil diskusi (8,8%); dan menyampaikan ide/pendapat terhadap mahasiswa atau kelompok lain (10,3%). Hal ini sesuai dengan skenario kegiatan tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif yang mengarah pada kerjasama melalui diskusi dan saling membantu satu sama lain, sehingga memudahkan mereka menemukan dan memahami konsep-konsep yang dipelajari. Secara keseluruhan aktivitas tutor dan mahasiswa dalam tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa tutorial berpusat pada mahasiswa dimana mahasiswa terlibat secara aktif dalam tutorial. Kemandirian Mahasiswa Mempelajari Modul Selama Tutorial Hasil penilaian pengamat terhadap tingkat kemandirian mahasiswa mempelajari modul selama tutorial menunjukkan bahwa rata-rata skor tiap aspek pengamatan kemandirian mahasiswa membaca modul berkisar antara cukup baik dan baik. Kemandirian mahasiswa dalam mempelajari modul 41
9 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, dismpulkan dari kegiatan seperti membagi ide dan pengalaman dalam mempelajari modul, menemukan strategi pemecahan masalah secara bertahap, keterlibatan mahasiswa dalam tutorial, dan mengajukan pertanyaan. Hasil perhitungan rata-rata skor kemandirian mahasiswa menunjukkan bahwa kemandirian mahasiswa baik, yaitu dengan skor 3,85 (SAT 1); 3,80 (SAT 2); 3,73 (SAT 3); dan 3,77 (SAT 4). Secara umum kemandirian mahasiswa membaca modul selama tutorial adalah baik dengan rata-rata skor 3,79. Hal ini sesuai dengan prinsip teori konstruktivis yang menghendaki mahasiswa terlibat langsung dalam suatu pembelajaran atau tutorial. Hasil Belajar Mahasiswa Dengan menggunakan acuan ketuntasan Depdikbud (p > 0,65) maka hasil belajar mahasiswa yang dikumpulkan melalui pelaksanaan tes tertulis, yaitu uji awal (U1) dan uji akhir (U2), menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran khusus yang dirumuskan semuanya telah dicapai mahasiswa dengan tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari uji awal dan uji akhir adalah baik. Selain itu hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan, yang ditunjukkan dengan peringkatan proporsi jawaban benar mahasiswa (dari 0,36 menjadi 0,82). Kenaikan ini menunjukkan bahwa kegiatan tutorial yang berpedoman pada perangkat tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan proporsi jawaban benar mahasiswa. Hasil analisis data tes hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa skor yang diperoleh setiap mahasiswa pada uji akhir berkisar antara 0,57 sampai 0,96. Dengan menggunakan acuan ketuntasan Depdikbud terdapat empat orang mahasiswa yang tidak tuntas belajar dari 30 orang mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif. Secara klasikal ketuntasan mahasiswa telah tercapai karena persentase mahasiswa yang tuntas belajar melebihi 85%, yaitu 86,6%. Respons Mahasiswa Analisis respons mahasiswa terhadap perangkat dan kegiatan tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa rata-rata 94,5% mahasiswa menyatakan sangat senang dan senang terhadap komponen tutorial yang meliputi materi tutorial, LKM, suasana tutorial dan cara tutor dalam mengelola tutorial. Beberapa hal yang membuat mahasiswa senang adalah materi tutorial (90%), tersedianya LKM (50%), suasana tutorial (73,3%), dan cara tutor mengelola tutorial (80%). Selain itu juga diperoleh respons mahasiswa bahwa rata-rata mahasiswa (46,7%) 42
10 Karuru, Pengembangan Perangkat Tutorial... berpendapat keterbacaan LKM sangat mudah dipahami, dan komponenkomponen dalam tutorial yang dilakukan (94,96%) merupakan hal yang baru. Respons mahasiswa terhadap tutorial menunjukkan bahwa (73,3%) menyatakan sangat berminat dan (23,3%) menyatakan berminat untuk mengikuti tutorial berikutnya. Mahasiswa berpendapat bahwa modul, dan LKM sangat mudah dimengerti (46,7%), mudah dimengerti (23,3%) dan cukup mudah dimengerti (30%). Secara umum mahasiswa menyatakan senang terhadap komponen tutorial, dan mengenai baru tidaknya komponen tutorial umumnya mahasiswa memberikan respons bahwa komponen tutorial tersebut baru (LKM, dan Model Tutorial). Hal ini menunjukkan bahwa perangkat tutorial yang dikembangkan dapat diterima oleh mahasiswa dan layak digunakan sebagai salah satu perangkat tutorial Pendidikan IPA di SD pada program D-II PGSD. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian eksplorasi perangkat tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif untuk sementara dapat disimpulkan bahwa prototipe perangkat tutorial yang dihasilkan adalah perangkat tutorial Pendidikan IPA di SD untuk program D-II PGSD yang berorientasi pembelajaran kooperatif. Perangkat tutorial yang dikembangkan meliputi Satuan Acara Tutorial (SAT), dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), yang dalam proses pengembangannya digunakan model 4D. Kemampuan tutor yang terlibat penelitian ini dalam mengelola tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif dapat dikategorikan baik. Tutor terampil menyampaikan masalah dalam LKM, mengarahkan mahasiswa membaca modul untuk memecahkan masalah, melakukan triggering (tindakan), probing (pemeriksaan), atau cueing (pemberian isyarat) ke arah pemecahan masalah, dan terampil membimbing mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi, serta terampil membimbing mahasiswa membuat rangkuman. Observasi tutor dan mahasiswa selama tutorial menunjukkan bahwa aktivitas tutor yang dominan adalah membimbing mahasiswa memecahkan masalah, dan membimbing mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi. Sedangkan aktivitas mahasiswa yang dominan adalah membaca modul dan berbagi ide dan pengalaman, serta mengerjakan/memecahkan masalah secara bertahap. Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif berpusat pada mahasiswa dan tutor berperan sebagai fasilitator. 43
11 Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 5, No.1, Maret 2004, Tingkat kemandirian mahasiswa membaca modul dalam tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif adalah baik. Mahasiswa mampu mempelajari modul, memilih strategi pemecahan masalah secara bertahap, terlibat aktif selama tutorial, dapat memecahkan masalah, serta mampu berargumentasi dengan temannya. Berdasarkan hasil analisis data tes hasil belajar, terdapat peningkatan proporsi jawaban benar mahasiswa. Secara klasikal tujuan pembelajaran khusus yang dirumuskan semuanya dapat dicapai secara tuntas. Dari 30 mahasiswa yang mengikuti kegiatan tutorial ternyata hanya 4 orang yang tidak tuntas. Dengan demikian dapat dikatakan secara umum mahasiswa telah memahami konsep-konsep yang dipelajari dalam modul Pendidikan IPA di SD yaitu modul 1 sampai dengan modul 6. Respons mahasiswa terhadap perangkat tutorial dan kegiatan tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa perangkat tutorial dan kegiatan tutorial yang dikembangkan peneliti merupakan hal yang baru bagi mahasiswa dan mahasiswa merasa sangat senang untuk mengikuti kegiatan tutorial berikutnya. Berdasarkan hasil eksplorasi pengembangan perangkat tutorial Pendidikan IPA di SD yang berorientasi pembelajaran kooperatif, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: Kegiatan tutorial yang berorientasi pembelajaran kooperatif, secara teoritis dan empirik mungkin sesuai untuk digunakan dalam tutorial IPA, sehingga sangat disarankan agar pada setiap tutorial IPA tutor dapat mencoba pola tutorial yang berorientasi pada pembelajaran kooperatif untuk program D-II PGSD. Oleh karena perangkat tutorial yang dikembangkan dalam eksplorasi ini dapat dijadikan pedoman kegiatan tutorial sehingga dengan mengikuti tutorial mahasiswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dan kemandirian belajarnya maka disarankan agar setiap tutor membuat perangkat tutorial sebelum melaksanakan kegiatan tutorial. Tutor perlu mengembangkan wawasannya tentang pengetahuan teoriteori belajar khususnya teori belajar yang berhubungan dengan kegiatan tutorial agar tutor dapat mengambil tindakan-tindakan yang didasarkan pada landasan teoritik dan empirik untuk memperbaiki kualitas tutorial. Oleh karena perangkat yang dikembangkan dalam eksplorasi ini sangat efektif (meskipun baru diterapkan pada satu kasus), peneliti menyarankan agar penelitian ini diulangi dan dilanjutkan pada program D-II PGSD dan dilengkapi dengan tahap akhir model 4D, yaitu tahap penyebaran. 44
12 Karuru, Pengembangan Perangkat Tutorial... REFERENSI Achmad, M. (1994). Model tutorial dalam pelaksanaan program penyetaraan D-II guru SD. Tutor Inti Ilmu Keguruan Program Penyetaraan D-II Guru SD. Jakarta: Universitas Terbuka Arends, R. (1997). Classroom instruction and management. New York: McGraw-Hill Companies. Slavin, R.E. (1995). Cooperative learning: Theory research and practice. Second Edition, Boston: Allyn and Bacon. Thiagarajan, S., Semmel, D.S., Semmel, M.I. (1974). Instructional development for training teacher of exceptional children. Minneapolis, Indiana University. 45
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.
JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK TOPIK TRIGONOMETRI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK TOPIK TRIGONOMETRI Abstrak: Masalah penelitian ini adalah kesulitan dan rendahnya hasil belajar siswa pada materi pelajaran trigonometri di kelas
Lebih terperinciProsiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM LINIER MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA Sri Irawati 1, Sri Indriati Hasanah 2 1, 2 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura Jalan Raya Panglegur
Lebih terperinciOleh: Gunawan Guru SMP Negeri 1 Raha Kabupaten Muna
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII. 2 SMP NEGERI 1 RAHA TENTANG KONSEP SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Oleh: Gunawan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN PKN INDIKATOR FUNGSI LEMBAGA LEGISLATIF, EKSEKUTIF, DAN YUDIKATIF MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS IV
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN PKN INDIKATOR FUNGSI LEMBAGA LEGISLATIF, EKSEKUTIF, DAN YUDIKATIF MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS IV EKO PURWANTO SDN Karangrejo 1 Kecamatan Kandat Kabupaten
Lebih terperinciPEMBELAJARAN RECIPROCAL DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET GEOMETRI DI KELAS XI SMK N 1 NGAWI
PEMBELAJARAN RECIPROCAL DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET GEOMETRI DI KELAS XI SMK N 1 NGAWI Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI INTERAKSI ANTAR FAKTOR-FAKTOR FISIK DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR LISTRIK
PENSA E Jurnal 67 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI INTERAKSI ANTAR FAKTOR-FAKTOR FISIK DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR LISTRIK Mohammad Budiyanto dan Beni Setiawan Dosen Program Studi S1
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA Rachma Indah Kurnia 1, M. Masykuri 2, Sarwanto 3 Program Studi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MATAKULIAH FISIKA MATEMATIKA BERBASIS TUTORIAL
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MATAKULIAH FISIKA MATEMATIKA BERBASIS TUTORIAL Oleh : Tanti Abstrak Rendahnya tingkat kelulusan dan motivasi siswa dalam mata kuliah fisika matematika
Lebih terperinciISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM
ISSN: 2088-687X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM Agung Deddiliawan Ismail a, Anis Farida Jamil b, Octavina Rizky Utami Putri c Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.
Lebih terperinciPengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model learning cycle-5e Proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika model leaning
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya
Lebih terperinciRiwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,
Lebih terperinciOleh : Ari Pramono Guru SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi ABSTRAK
Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Kimia Materi Kimia Unsur Dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Siswa Kelas XII IA-3 SMA Negeri 1 Jogorogo Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh : Ari Pramono Guru SMA Negeri
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MACRO MEDIA FLASH PROFESSIONAL 8
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MACRO MEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 Heni Purwati 1), Aryo Andri Nugroho 2), Lilik Ariyanto 3), Ahmad Nashir Tsalatsa 4 1 FPMIPATI,
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK
Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol.3 No.1 MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Restu Lusiana 1 Tri Andari 2 1 Prodi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP
Lebih terperinciEllan 1, Hobri 2, Nurcholif 3
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERNUANSA KARAKTER DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN OPERASI BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP NEGERI 1 PAKUSARI TAHUN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SEMESTER GENAP
Lebih terperinciE-journal Prodi Edisi 1
E-journal Prodi Edisi 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK THE DEVELOPMENT OF SCIENCE
Lebih terperinciPremiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran
Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran PE Premiere Educandum 7(1) 87 94 Juni 2017 Copyright 2017 PGSD Universitas PGRI Madiun P ISSN: 2088-550/E ISSN: 2528-517 Available at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/pe
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kontribusi kualitas modul, kinerja tutor dan motivasi belajar mahasiswa
186 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan penelitian yang dilakukan mengenai kontribusi kualitas modul, kinerja tutor dan motivasi belajar mahasiswa terhadap pemahaman konsep
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Desain penelitian yang akan digunakan untuk mengembangkan produk adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all., (1974:5) yaitu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI KELAS V SD
PENGEMBANGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI KELAS V SD Wilmintjie Mataheru Universitas Pattimura Ambon, Jl. Dr. Tamaela, Telp (0911) 312343 Alamat Rumah:
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SUB POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA KELAS X REKAYASA PERANGKAT
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION
Rahayu Dwi Palupi, Penerapan Model Belajar Group Investigation... 85 PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG DAYA TARIK, MOTIVASI, DAN AMBISI BANGSA
Lebih terperinciKata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA FISIKA BERORIENTASI KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DI SMP NEGERI 13 BANJARMASIN Pipit Puspita Mayangsari, Zainuddin, dan
Lebih terperinciSitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2
PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG SISWA KELAS 2 SD TERPADU MUHAMMADIYAH I BESUKI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER Rizka Elan Fadilah 7, Suratno 8, Dwi Wahyuni 9 Abstract. A
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WORKBOOK
PENGEMBANGAN WORKBOOK BERBAHASA INGGRIS MATERI LINGKARAN UNTUK PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BAGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 4 MALANG Ivatus Sunaifah dan Cholis Sa dijah Guru Matematika
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT RADESWANDRI Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radeswandri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA BERPIKIR SECARA KRITIS DALAM MENGHADAPI MEA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA BERPIKIR SECARA KRITIS DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Fahimatul Anis * *Program Studi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN BERBASIS ATONG PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR PKn 1
PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN BERBASIS ATONG PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR PKn 1 Sri Harmianto, Aji Heru Muslim 2 PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK Penelitian ini merupakan pengembangan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TUTORIAL PAT UT-II DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PROGRAM S1 PGSD UPBJJ-UT MAKASSAR
PENERAPAN MODEL TUTORIAL PAT UT-II DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PROGRAM S1 PGSD UPBJJ-UT MAKASSAR Patmawati (patmawati@ut.ac.id) UPBJJ-UT Makassar ABSTRACT The research aimed to identify
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING Testiana Deni Wijayatiningsih, Akhmad Fathurrahman, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Lebih terperinciPENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA
PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd. Dosen PGSD FKIP Universitas Jember Abstrak Latar belakang dilakukan penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN FAHRUR ROZI Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : fahrurrozi@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran sejarah di
Lebih terperinciKata Kunci: Pengembangan Perangkat, Pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share
Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dengan ujicoba terbatas yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
Lebih terperinciArwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2,
Lebih terperincisekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY BERBASIS QAIT PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I MATERI GRUPOIDA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY BERBASIS QAIT PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I MATERI GRUPOIDA 1) 2) Restu Lusiana, Tri Andari 1 Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI... PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO Muhammad Al Muhajir Dosen Universitas Pejuang Republik Indonesia
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA Bima Dwi Pranata, Susriyati Mahanal, Umie Lestari FMIPA Universitas Negeri Malang,
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH SUNARTIYAH NIM F34211632 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM
Vol. 3, No. 3, pp.00-04, September204 PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM DEVELOPMENT MODEL OF INTERACTIVE E-BOOK MAGAZINE MODIFICATION ON THE MATERIAL
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP Nuria, Edy Tandililing, Hamdani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak Email:
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF
PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF 1) 2) 3) Fatriya Adamura, Titin Masfingatin, dan Elma Puspita Kirbiana 1,2,3) FPMIPA, IKIP PGRI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN FAHRUR ROZI Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : fahrurrozi@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP
PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciIta Ratiyani 22, Wachju Subchan 23, Slamet Hariyadi 24
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DIGITAL DAN APLIKASINYA DALAM MODEL SIKLUS PEMBELAJARAN 5E (LEARNING CYCLE 5E) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 10 PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika
75 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Proses pengembangan buku teks dengan pendekatan kultural matematika didasarkan pada model pengembang
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENDEKATAN THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PELITA HARAPAN RANTEPAO
537 Jurnal KIP Vol III No. 2, Juli - Oktober 2014 EFEKTIVITAS PENDEKATAN THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PELITA HARAPAN RANTEPAO Sonny Yalti Duma Dosen Program Studi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI BANGUN RUANG DI SMP SE PROVINSI GORONTALO
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI BANGUN RUANG DI SMP SE PROVINSI GORONTALO Tedy Machmud 1) Sumarno Ismail 2) Nursiya Bito 3) 1) 2) 3) Pendidikan Matematika
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA MATERI MENULIS LAPORAN PERJALANAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 PADANG Vatmawati 1, Dina Ramadhanti 2, Ricci Gemarni Tatalia
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS SD DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI MAHASISWA S1 PGSD UNIROW TUBAN
Jurnal Buana Pendidikan Tahun XII, No. 22. Oktober 16 PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS SD DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI MAHASISWA S1 PGSD UNIROW TUBAN Wendri
Lebih terperinciAbas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X D SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD YANG DIINTERVENSI DENGAN STRATEGI INKUIRI Abas Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement Division) PADA PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM TAHUN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES Tri Andari 1), Restu Lusiana 2) 1 Pendidikan Matematika, FPMIPA,
Lebih terperinciAgung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...
1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik pada Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas IX SMP (Development Mathematics Learning Devices With Scientific Approach In Sub Subject
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES
ISSN: 1693-1246 Juli 2009 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 108-112 J P F I http://journal.unnes.ac.id PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES 1 2 2 U. Nugroho,
Lebih terperinciEFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN STRATEGI MOTIVASI ARCS PADA MATERI TRANSPORTASI DITINJAU DARI KETUNTASAN BELAJAR SISWA, AKTIVITAS BELAJAR SISWA, RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN,
Lebih terperinciTjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN LKS INKUIRI PADA SISWA KELAS XI-TPHP SMK PERIKANAN DAN KELAUTAN
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO Oleh Eviyanti ABSTRACT This study is an action research aimed to find out
Lebih terperinciModel Pembelajaran Kooperatif Teknik Kartu Arisan Pada Materi Barisan dan Deret Aritmetika
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kartu Arisan Pada Materi Barisan dan Deret Aritmetika Firda Hariyanti 1, Arisal 2 Mahasiswa S-2 Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran
BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
Pengembangan Modul Teknik... (Safrudin Budi Utomo Dwi Hartanto) 1 PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA DEVELOPMENT
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA Rian Setiawan 1), Sukarno 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN Sri Wahyuni 1) Abstrak: Praktikum Teknik Laboratorium II merupakan mata kuliah yang terintegrasi
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Dwi Sulistyaningsih 1, Venissa Dian Mawarsari 2 (1,2)
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN Vony F.S Hartini Hipij Universitas PGRI Adi Buana Surabaya vony@unipasby.ac.id
Lebih terperinciPERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR
PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR Siti Safitri Nur Indahsari, Herawati Susilo, Amy Tenzer Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN Dwi Setia Rini 1, Siti Maghfirotun Amin 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR Dudung Priatna Abstrak Pembelajaran matematika perlu memperhatikan beberapa hal berikut diantaranya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK Hosnol Hotimah 40, Sunardi 41, Suharto 42 Abstract. The research aims to know the
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wonomulyo, dapat ditarik kesimpulan: 1. Karakteristik perangkat pembelajaran: - Karakteristik RPP
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID UNTUK SISWA KELAS XI
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SISTEM SARAF BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID UNTUK SISWA KELAS XI Nubila Pradnya Paramita, Endang Suarsini, Amy Tenzer Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN MATERI EKPONEN KELAS X
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN MATERI EKPONEN KELAS X Dwi Sulistyaningsih 1 ), Iswahyudi Joko 2 ) 1 ), 2 ) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN A. Deskripsi dan Analisis Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Learning Cycle-5E Pengembangan perangkat pembelajaran
Lebih terperinciIPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY
Pengembangan LKPD IPA... (Titik Wulandari) 1 PENGEMBANGAN LKPD IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMP
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING Achmad Zainullah FKIP Universitas Terbuka UPBJJ Surabaya achmadz@ut.ac.id Abstrak Proses pembelajaran
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN
Pengembangan Perangkat Berorientasi Metode Penemuan Terbimbing dalam Pencapaian Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MAN Model Makassar Miftah miftahhasbi@rocketmail.com
Lebih terperinciKey Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (BUKU SISWA) MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNARUNGU BERDASARKAN STANDAR ISI DAN KARAKTERISTIK SISWA TUNARUNGU PADA SUB POKOK BAHASAN MENENTUKAN HUBUNGAN DUA GARIS, BESAR SUDUT, DAN JENIS
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COMPLETE SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS III SD
PENERAPAN MODEL COMPLETE SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS III SD Shinta Mariyana 1, Ngatman 2, Suhartono 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciPengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gaya Belajar
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gaya Belajar Muhammad Jarnawi email : i.am.jarnawi@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING MULTIMEDIA IN SCIENCE FOR EIGHTH GRADE STUDENT
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 Ary Wardani 1, Triyono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa, 2
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Bahan Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jig Saw. Oleh : Tiwan, MT.
1 Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Bahan Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jig Saw. Oleh : Tiwan, MT. ABSTRAK Abstrak Penelitian ini mengkaji penerapan pembelajaran
Lebih terperinciKata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS MAHASISWA SEMESTER VI TAHUN AJARAN 2014-2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR Gatot Prayitno 1, Suripto 2, Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1) yang berbunyi Setiap warga negara berhak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan adalah merupakan hak semua warga negara tidak terkecuali sebagai mana yang diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar 1945
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dalam penelitian ini memiliki
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN
Pengembangan Perangkat Berorientasi Metode Penemuan Terbimbing dalam Pencapaian Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MAN Model Makassar Miftah miftahhasbi@rocketmail.com
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Puji Asmiyati 1), Suhartono 2), Suripto 3) FKIP, PGSD Universitas
Lebih terperinciPenerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Nehru dan Nurfathurrahmah Abstrak: Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1984 (Katalog
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Universitas Terbuka (UT) adalah sebuah Perguruan Tinggi Negeri ke 45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, dengan Keputusan
Lebih terperinci