ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SINTAKSIS SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) DAN BAHASA INGGRIS STANDAR SERTA BEBERAPA PERGESERAN TERJEMAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SINTAKSIS SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) DAN BAHASA INGGRIS STANDAR SERTA BEBERAPA PERGESERAN TERJEMAHAN"

Transkripsi

1 Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 109~126 ISSN: ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SINTAKSIS SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) DAN BAHASA INGGRIS STANDAR SERTA BEBERAPA PERGESERAN TERJEMAHAN Jeni Diana Wati ABSTRACT This paper examines about the syntactical analysis of Singapore Colloquial English (Singlish) and its comparison with Standard English. It is aimed to see what the different between the syntactic rule of Singapore Colloquial English and Standard English. Besides, this paper also aimed to find the translation shift that appear from the different syntactic system between them. The theory that used in this research is linguistic theory of traditional to analyze the syntactic rule of Singapore Colloquial English and Standard English. The syntactic theory that used is English syntax theory by Verspoor. Then, to analyze the shift that appear in the translation between them, this research use shift theory by Catford. Then, the method used to analyze is the method of translational equality because this analysis concerns two different languages. The result of this research is based on the analysis are Singapore Colloquial English and Standard English have different syntactic rule, and it causes the shift in the translation between them. The shift that appears mostly is an intra-system in verb phrase and the particle of the end of sentence that appear in Singapore Colloquial English. ABSTRAK Paper ini meneliti tentang analisis sintaksis Singapore Colloquial English (Singlish) dan perbandingannya dengan bahasa Inggris standar. Ini ditujukan untuk melihat apa sajakah perbedaan antara aturen sintaksis Singapore Colloquial English dan bahasa Inggris standar. Disamping itu, paper ini juga ditujukan untuk mencari pergeseran terjemahan yang muncul dari perbedaan aturan sintaksis antara keduanya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori linguistik tradisional untuk menganalisis aturan sintaksis Singapore Colloquial English dan bahasa Inggris standar. Teori sintaksis yang digunakan adalah teori sintaksis bahasa Inggris yang diusung oleh Verspoor. Kemudian, untuk menganalisis pergeseran terjemahan yang muncul dalam penerjemahan antara keduanya, penelitian ini menggunakan teori pergeseran (shift) yang diusung oleh Catford. lalu, metode yang digunakan ungtuk menganalisis adalah metode padan translasional karena analisis ini difokuskan pada dua bahasa yang berbeda. Hasil penelitian ini berdasarkan analisisnya menunjukkan bahwa Singapore Colloquial English dan bahasa Inggris standar memiliki aturan sintaksis yang berbeda, dan hal itu menyebabkan pergeseran dalam penerjemahan diantara keduanya. Pergeseran yang muncul kebanyakan adalah pergeseran antar sistem dalam frasa verba dan pertikel akhir kalimat yang muncul dalam Singapore Colloquial English. Kata kunci: Singlish, Inggris Standar, analisis, pergeseran sintaksis.

2 110 A. PENDAHULUAN Singapura adalah negara yang terletak di Semenanjung Malaka. Negara ini adalah negara yang lebih sering menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari dari pada bahasa Melayu yang menjadi bahasa nasional negara Singapura. Hal ini disebabkan karena Singapura adalah negara bekas jajahan Inggris yang telah menancapkan kuku-kukunya, tidak hanya sebatas menguasai dalam bidang politik dan hasil buminya, tetapi juga bahasa yang digunakan. Berdasarkan Gupta (1994) Penyebaran modern Inggris di Singapura dimulai pada tahun 1819 saat Sir Stamford Raffles pertama kalinya datang ke Singapura untuk mengklaim Singapura untuk menjadi menjadi bagian dari Kompeni Hindia Timur dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan Inggris yang strategis. Mulai dari saat itulah Singapura sudah menggunakan bahasa Inggris Britis. Seiring berjalannya waktu, bahasa Inggris mulai berkembang dan digunakan dalam bahasa sehari-hari. Pada masa pemerintahan Inggris di Singapura, terjadi ledakan populasi yang disebabkan oleh banyaknya imigran-imigran yang masuk ke Singapura. Kebanyakan imigran tersebut berasal dari Cina, Kanton, Malaysia, Inggris dan negara lainnya, dan imigrasi ini di dominasi oleh penduduk Cina. Pada tahun 1965, Inggris mengakhiri masa jajahannya atas Singapura, tetapi bekas-bekas jajahannya tidak akan pernah hilang, yaitu pada bahasa yang digunakan. Masyarakat Singapura tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari mereka dengan sedikit modifikasi. Bahasa yang mereka digunakan kina disebut Singapore Colloquial English atau Singlish. Bahasa ini merupakan bahasa Inggris yang dimodifikasi dengan mencampurkan aturan tata bahasa Cina dalam aturan tata bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa yang sangat bergantung pada aturan tense atau perubahan waktu, jumlah pelaku pada kalimat, perbedaan bentuk singular dan plural, penggunaan kata kerja kopula dalam kalimat yang berpola S P SA, tidak menggunakan pementingan topik dalam kalimat dan tidak menggunakan partikel apa pun untuk membedakan maksud suatu kalimat. Tetapi pada kenyataannya, bahasa Inggris yang digunakan di Singapura adalah bahasa Inggris yang tidak bergantung pada aturan tense atau perubahan waktu, jumlah pelaku pada kalimat, perbedaan bentuk Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 :

3 Linguistika Akademia ISSN: singular dan plural. Kata kerja copula dalam kalimat yang berpola S P SA juga mengalami delisi atau penghilangan, menggunakan pementingan topik dalam kalimat dan menggunakan partikel untuk membedakan maksud suatu kalimat. Aturan ini hampir sama dengan aturan bahasa Cina. Melihat kenyataan ini timbullah pertanyaan-pertanyaan ilmiah tentang Singapore Colloquial English (SCE) ini, seperti: (1) Apa sajakah perbedaan-perbedaan aturan sintaksis SCE dan bahasa Inggris standar atau SE? (2) Apakah perbedaan ini menimbulkan pergeseran terjemahan saat bahasa Inggris Singapura diterjemahkan dalam bahasa Inggris strandard? (3) Jika terjadi pergeseran terjemahan, pergeseran terjemahan apa saja yang terjadi? Tulisan ini akan membahas jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut. penelitian ini menggunakan metode padan translasional karena penentunya menggunakan bahasa lain (Subroto: 1992) dan teori yang digunakan adalah teori linguistik tradisional tentang analis struktur sintaksis suatu bahasa dan teori pergeseran terjemahan Catford untuk menganalisis pergeseran terjemahan apa saja yang timbul dalam penerjemahan Singapore Colloquial English atau Singlish ke dalam bahasa Inggris standar. B. LANDASAN TEORI Tulisan ini akan membahas tentang analis struktur sintaksis Colloquial Singapore English, dan perbedaannya dengan struktur sintaksis bahasa Inggris strandar, serta menganalisis pergeseran terjemahan apa saja yang timbul dalam penerjemahan Singapore Colloquial English atau Singlish kedalam bahasa Inggris standar. Teori yang digunakan untuk membahas tentang analisis struktur sintaksis SCE adalah teori linguistik tradisional yang telah ada sejak 400 SM yang awalnya dikembangkan oleh Panini, seorang rahib dari India, kemudian berkembanglah menjadi lebih kompleks lagi seiring berjalannya waktu dan seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dan filsuf pada masa-masa setelahnya (Ubaidillah: 2012). Sintaksis sendiri, menutur Culicover (1997) dari Langendoen (1889) adalah aturan yang membahasa tentang bagaimana leksemleksem bergabung untuk membentuk frase dan kalimat. Teori sintaksis yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori sintaksis tentang pembentukan frasa, klusa dan kalimat milik Verspoor dan Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard (Jeni Diana W)

4 112 Kim Sauter (2000). Untuk meneliti tentang pergeseran terjemahan yang timbul dalam penerjemahan Singapore Colloquial English ke dalam bahasa Inggris, penelitian ini menggunakan teori pergeseran (shift) yang di perkenalkan oleh Catford (1978: 73). C. SEKILAS TENTANG SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) 1. Sejarah Singapura adalah negara yang terletak di Semenanjung Malaka. Negara ini dulunya adalah negara jajahan Inggris yang bekas-bekas jajahannya masih dapat dilihat sampai sekarang, contoh paling kongkrit yang dapat disaksikan adalah bahasanya. Singapura adalah negara yang menggunakan bahasa nasional dan bahasa umum yang berbeda. Bahasa nasional mereka adalah bahasa Melayu, sedangkan bahasa umum atau bahasa percakapan sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Inggris yang telah termodifikasi; bahasa Inggris-Singapura tersebut bernama Singapore Colloquial English, atau biasanya cukup disebut Singlish. Maksud dari bahasa Inggris ini telah termodifikasi adalah karena bahasa Inggris yang digunakan di Singapura memiliki susunan gramatika, sintaktis, dan fonologi yang berbeda dengan bahasa Inggris umum. Dari Wikipedia, diketahui bahwa Singapore Colloquial English berakar dari penjajahan Inggris atas Singapura pada tahun ; bahasa Inggris yang digunakan saat itu adalah bahasa Inggris British. Lalu pada tahun 1965, saat Inggris telah meninggalkah Singapura, Singlish mulai berkembang dengan lebih pesat seiring dengan makin banyaknya transmigran yang datang ke Singpura (Wikipedia: 2012). Bahasa ini digunakan sebagai bahasa sehari-hari negara Singapura. Singapore Colloquial English memiliki aturan sintaksis yang sangat berbeda dengan Bahasa Inggris standar karena susunan sintaksisnya telah terpengaruhi oleh susunan sintaksis bahasa Cina. Hal ini dikarenakan penduduk mayoritas Singapura berasal dari Cina. Berdasarkan sensus Singapura tahun 2000 penduduk Singapura terdiri atas 77% Cina, 14% Melayu, dan 8% India dan beberapa penduduk dari etnis Jepang, Arab, and Yahudi (Gupta: 2012). Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 :

5 Linguistika Akademia ISSN: Sistem Gramatika Singapore Colloquial English Berdasarkan Leimgruber sistem gramatika Singapore Colloquial English sangat berbeda dengan sistem gramatika bahasa Inggris Standar. Perbedaan ini terlihat dalam tense, penghilangan kata kerja copula, penanda jamak, adanya pementingan topik dalam kalimat, dan artikel akhiran kalimat (Leimgruber: 2009). Perbedaan sistem gramatika tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini: 2.1. Tense Dalam Singapore Colloquial English (SCE), perbedaan waktu, pelaku dan jumlah pelaku pedalam kalimat tidak mempengaruhi bentuk tense yang digunakan. Predikator berupa finite verb dalam tense yang digunakan tidak berubah sama sekali. Berbeda dengan bahasa Inggris Standar yang sangat terpengaruh oleh perbedaan waktu, pelaku dan jumlah pelaku. Dalam bahasa Inggris standar predikator berupa finite verb akan berubah-ubah berdasarkan waktu, pelaku dan jumlah pelakunya (Verspoor: 2000, 49). Contoh : No Singlish Inggris Standar 1 He play soccer. He plays soccer. 2 I yesterday come here. I came here yesterday. 1. Perhatikan kata He dan play dalam Singlish dan He dan plays dalam bahasa Inggris Standar. Dalam Singlish kata play tidak diberi penambahan suffix s walaupun subjeknya adalah orang ketiga tunggal, yang seharusnya dalam bahasa Inggris standar predikator untuk orang ketiga tunggal harus ditambah suffix s. 2. Perhatikan kata yesterday dan come dalam Singlish dan came dan yesterday dalam bahasa Inggris Standar. Yesterday adalah keterangan waktu yang digunakan untuk menunjukan kalimat lampau, sehingga seharusnya predikator yang digunakan pun harus diubah dalam past tense. Tetapi, dalam Singlish, kata yesterday tidak berpengaruh sama sekali atas bentuk predikator come Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard (Jeni Diana W)

6 114 yang tetap dalam bentuk present. Berbada dengan bahasa Inggris yang pasti akan berubah menjadi came atau bentuk past karena bentuk kalimat ini adalah past tense. Jadi dapat kita simpulkan bahwa tense Singlish sangat berbeda dari bahasa Inggris standar yang tidak mementingkan perbedaan waktu, pelaku dan jumlah pelaku. 2.2 Penghilangan Kata Kerja Copula. Kata kerja copula digunakan pada kalimat yang susunannya terdiri atas S P SA (subject atribut); subject atribut akan memberikan informasi tentang subjeknya (Verspoor: 2000, 25). Kata kerja copula dalam bahasa Inggris standar tidak boleh dihilangkan, sedangkan dalam Singlish kata kerja copula malah dihilangkan. Kata kerja copula terdiri dari to be dan linking verb. Contoh: No Singlish Inggris standar 1 This book ten cent only. This book is only ten cent. 2 He so clever one. He is very clever. 1. Perhatikan susunan kalimat dibawah ini: This book ten cent only A S SA Kalimat ini dalam bahasa Inggris standar adalah kalimat yang harus memiliki katakerja copula, karena ada SA yang menerangkan S. Tetapi dalam Singlish karena mengalami copula deletion atau penghilangan kata kerja copula, kata kerjanya tidak di cantumkan. Berbeda dengan bahasa Inggris standar dibawah ini. This Book is only ten cent A S P SA Kata kerja copula is tetap ada disana. 2. Perhatikan susunan kalimat dibawah ini: He so clever one S SA Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 :

7 Linguistika Akademia ISSN: Tanpa ada kata kerja copula, Jadi susunan kalimatnya cukup dengan S SA. Berbeda dengan bahasa Inggris standar dibawah ini. He Is very clever. S P SA Kata kerja copula is tetap ada disana. 2.3 Penanda Jamak Seperti dikatakan Carstair, dalam pembentukan kata benda plural atau jamak dalam bahasa Inggris adalah dengan menambah suffix s pada kata tersebut (Carstair: 2002, 22). Contohnya boy menjadi boys, girl menjadi girls. Akan tetapi dalam SCE, hal ini tidak berlaku karena untuk menandai benda itu jamak atau tidak, lihat saja keterangan numeral yang tertera disana. Jika tidak ada keterangan numeral, maka benda itu tunggal. Tetapi jika ada keterangan numeral lebuh dari dari satu, maka dapat dipastikan jika benda itu jamak. No. SCE SE 1 She own six book He/she owns six books. Perhatikan kata six book dalam SCE dan six books dalm SE. Dalam SCE kata book tidak mengalami afiksasi s apapun, padahal kata ini seharusnya mengalami afiksasi s karena jamak. Untuk menandakan bahwa kata ini jamak, hanya diberi keterangan numeral six saja didepannya. Sedangkan dalam SE, walaupun sudah ada penanda numeral six, kata book tetap mengalami afiksasi s menjadi books yang memang sudah baku dalam aturan morfologi bahasa Inggris standar bahwa pembentukan kata benda plural dalam bahasa Inggris akan mengalami afiksasi s. 2.4 Adanya Pementingan Topik Dalam Kalimat Dalam SCE, dikenal dengan apa yang disebut dengan topicprominent atau pementingan topik. Yang dimaksud dengan topik disini dapat berupa subjek atau objek yang lebih dipentingkan dalam kalimat tersebut, atau dapat pula disebut dengan pusat pembahasan atau informasi dalam kalimat tersebut. Dalam SCE topik selalu Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard (Jeni Diana W)

8 116 diletakkan di awal kalimat. Aturan seperti ini sama dengan aturan gramatika bahasa Cins Seperti yang dikatakan oleh tan (2003) katakan dalam Leimgruber (2009). Contoh: No. SCE SE 1 This book I read last year. I read this book last year. This book adalah objek yang dijadikan topik dalam kalimat ini. Kata book inilah yang menjadi senter dari kalimat ini. Karena the book adala topiknya, maka kata ini berada didepan. Sedangkan dalam bahasa Inggris standar, lazimnya, suatu objek akan berada setelah predikator pada kalimat positif. 2.5 Penanda Percakapan (Partikel Akhir Kalimat) SCE adalah bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa Cina yang menggunakan partikel akhir kalimat untuk menandai maksud yang berbeda dari setiap kalimat. Menurut Lim (2007) dalam Leimgruber (2011, 9) partikel akhir kalimat ini berakar dari bahasa Hokian dan Konton. Maksud dari dari berbagai macam partikel ini pun berbedabeda, kadang kalimat yang sama jadi mempunyai arti yang berbeda jika di akhiri dengan partikel yang berbeda pula. Sampai saat ini, belum ada kesepakatan tentang berapa dan apa saja arti sebenarnya dalam partikel-partikel akhir kalimat ini. No. Partikel Arti 1 Ah Penanda kalimat yang belum yakin benar atau salahnya. 2 Hah Penanda kalimat tanya 3 Hor Penanda usaha untuk mencari dukungan 4 Lah Penanda apa yang sedang kita rasakan 5 Leh Penanda permintaan atau saran yang masih ragu-ragu. 6 Lor Penanda kalimat yang sudah jelas 7 What/wot Penanda kalimat kontradiksi yang sudah jelas 8 Mah Penanda informasi yang sudah jelas 9 Meh Penanda keraguan atau kurang jelas 10 Ya Penanda penekanan yang tidak terlalu ditekan atau lemah. Tabel ini berdasarkan pada Leimgruber (2011, 9). Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 :

9 Linguistika Akademia ISSN: Pergeseran (Shift) Lebih jauh lagi tentang pergeseran terjemahan menurut dalah sebagai berikut. Hatim dan Munday (2004:26) menjelaskan bahwa pergeseran terjemahan (shift) adalah perubahan linguistik yang terjadi antara teks sumber dan teks target. Dan Catford (1978:73) mengelompokkan pergeseran ini menjadi dua kelompok, yaitu : 3.1. Pergeseran Tingkatan (Level Shift) Pergeseran tingkatan adalah pergeseran yang terjadi pada satu tataran linguistik. Maksudnya tataran linguisk dalam BSa pada level tertentu telah diterjemahkan kedalam BSu yang sepadan tetapi berbeda tataran linguistiknya. Seperti contoh dibawah ini: BSu BSa Rika is my friend. Rika temanku. Dalam contoh ini terjadi pergeseran tingkatannya adalah adanya penghilangan predikator yang berupa kata kerja penghubung (copula verb) is yang dalam BSa, tetapi dalam BSu tidak perlu ada Pergeseran Kategori (Category Shift). Pergeseran kategori dibedakan menjadi empat bagian, yaitu: Pergeseran Unit (Unit Shift) Pergeseran unit (Unit Shift) adalah pergeseran yang terjadi apabila unsur BSu pada suatu unit linguistiknya memiliki padanan yang berbeda unitnya pada BSu. Contoh: BSu BSa the perfect Malibu welcome sambutan Malibu yang sempurna Dalam hal ini terjadi pergeseran dari unit frasa nomina menjadi unit klausa. Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard (Jeni Diana W)

10 Pergeseran Struktur (Structure Shift) Pergeseran Struktur (Structure Shift) yaitu bila terjadi perubahan yang diakibatkan oleh sistem struktur BSu tidak sama dengan sistem struktur BSa. Dalam bahasa Inggris misalnya dikenal pola diterangkan-menerangkan (DM), sedangkan dalam bahasa Indonesia pola yang berlaku umumnya menerangkan-diterangkan (MD). Contoh: BSu BSa Beautiful girl Gadis cantik Dalam bahasa Inggris penanda (modifier) posisi kata beautiful berada sebelum inti (head), sehingga dapat diistilahkan sebagai penanda awal (premodifier). Sebaliknya dalam bahasa Indonesia dimana penanda berada setelah inti yang disebut penanda pasca inti (post modifier) Pergeseran Kelas (Class Shift) Pergeseran Kelas (Class Shift) yaitu pergeseran yang terjadi dari kelas kata tertentu dalam BSu menjadi kelas kata yang lain dalam BSa. Contoh: BSu BSa pesta tahun annual party Kata tahun adalah nomina, kata annual mempunyai kelas kata adjektiva Pergeseran antar-sistem (Intra-System Shift) Pergeseran antar-sistem (Intra-System Shift) yaitu pergeseran yang terjadi pada kategori grammatikal yang sama. Contoh: BSu BSa Raja kawin dengan Shinta. The king married Shinta. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 :

11 Linguistika Akademia ISSN: Kata kawin dalam bahasa Indonesia adalah verba intransitif, sedangkan kata married dalam bahasa Inggris adalah verba transitif. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa tulisan ini akan menjelaskan tentang analisis truktur sintaksis Colloquial Singapore English, dan perbedaannya dengan struktur sintaksis bahasa Inggris strandar, serta menganalisis pergeseran terjemahan apa saja yang timbul dalam penerjemahan Singapore Colloquial Englishatau Singlish kedalam bahasa Inggris standar. Untuk mengetahui pergeseran unit yang terjadi tentu harus di cari tahu apa saja konstituen-konstituen yang menyusun kata dan klausa tersebut. Lalu setelah itu, akan disebutkan apa saja perbadaan sintaksis Singapore Colloquial Englishdan Standar English. Kemudian setelah mengetahui perbedaan sintaksisnya, akan dilakukan penelitian tentang pergeseran apa saja yang terjadi dari Singlish sebagai bahasa sumber dan Inggris Standar sebagai bahasa sasaran. Data 1 BSu BSa Dis country weather very hot one In this country, the weather is very warm. Analisis konstituen masing-masing data secara sintaksis: BSu: SCE 1 S: NP (topik) SA: Ajd P 2 Det: art Premod: genitive H: noun Premod: Adv P H: adj Post mod: NP 3 H: Adv H: noun Dis Country Weather Very Hot One level 1 Kalimat ini adalah kalimat bertipe copula atau berkonstituen S P SA dalam bahasa Inggris standar. pada level ini dapat kita lihat konstituen apa saja yang membangun kalimat Dis country weather Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard (Jeni Diana W)

12 120 very hot one. Dis country weather adalah subjek dari kalimat ini, dalam SCE Dis country weather juga disebut sebagai topik yang dipentingkan dalam kalimat ini. Subjek dan topik ini berbentuk NP (noun phrase/frasa nomina). Predikator yang seharusnya ada, berupa copula verb atau kata kerja kopula mengalami delesi seperti yang disebutkan dalam aturan gramatika SCE. Lalu di tutup dengan SA (subject atribute) berupa Adj P (frasa adjektiva). Level 2 Pada level dua, frasa nomina yang menjadi subjek kalimat ini mempunyai konstituen determiner berupa artikel Dis -premodifier berupa genetive - s -head berupa noun weather. SA (subject atribure) dalam kalimat ini berupa frasa adjektiva yang berkonstituen premodifier berupa Adv. P(adverb phrase/frasa keterangan), pusatnya berupa adjecktiva hot, dan post modifier (penanda pasca inti) berupa frasa nomina. Level 3 Pada level tiga, dalam frasa adjektiva very hot one terdapat premodifier (penanda awal inti) berupa frasa adverbia yang pusatnya berupa adverbia very. Dalam penanda pasca inti terdapat frasa nomina yang pusatnya berupa nomina one. BSa: SE 1 Adv: PP S:NP P: VP SA: Adj P 2 H: prep C: NP Det: art H: noun H: lex of copula Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : Premod: Adv P H: adj 3 Det: art H: noun H: adv In this country the weather Is Very warm level 1 Kalimat ini juga merupakan kalimat bertipe copula atau berkonstituen S P SA. pada level ini dapat kita lihat konstituen apa saja yang membangun kalimat In this country, the weather is very warm. In this country adalah adverbial dari kalimat ini, adverbial ini berbentuk frasa preposisi. Lalu, subjek kalimat ini adalah the weather yang berbentuk NP (noun phrase/frasa nomina). Predikatornya berupa frasa verba atau kata kerja kopula is. Lalu di tutup dengan SA (subject atribute) berupa Adj P (frasa adjektiva) very warm.

13 Linguistika Akademia ISSN: Level 2 Pada level dua, frasa preposisi yang menjadi adverbial atau keterangan dalam kalimat ini mempunyai konstituen preposisi sebagai pusat berupa preposisi in, dan frasa nomina this country sebagai pelengkap frasa preposisi. Subjek kalimat berupa frasa nomina memiliki konstituen determiner berupa artikel the dan pusatnya adalan nomina weather. Verba kopula is menjadi pusat frasa verba sebagai predikator. SA (subject atribure) dalam kalimat ini berupa frasa adjektiva yang berkonstituen premodifier berupa Adv. P (adverb phrase/frasa adverbia), dan pusatnya berupa adjektiva warm. Level 3 Pada level tiga, dalam frasa preposisi terdapat pelengkap frasa preposisi berupa frasa nomina yang berkonstituen determiner berupa pronomina demonstratif (demonstrative pronoun) this dan country adalah pusat frasa nominanya berupa nomina. Dalam SA terdapat penanda awal inti berupa frasa adverbia yang pusatnya adalah adverbia very. Analisis pergeseran terjemahan data: Pergeseran terjemahan yang terjadi dalam kalimat ini terletak pada predikatornya. Predikator pada SCE tidak ada karena mengalami delesi, sedangkan dalam SE jika suatu kalimat mempunyai tipe S P SA, predikatornya harus ada dan berupa verba kopula. menurut Catford Ini adalah pergeseran yang disebut sebagai pergeseran antar-sistem atau pergeseran yang terjadi pada kategori gramatikal yang sama. Dalam SCE tidak predikator berupa verba kopula tidak ada, dan dalam SE verba kopula harus ada dalam kalimat bertipe S P SA. Data 2 BSu He sick, so he stay home sleep lor. BSa He's sick, so he decided to stay at home and sleep! Analisis konstituen masing-masing data secara sintaksis: BSu: SCE 1 S: SA: C S:NP P: VP A:Adv P: VP Particle NP Adj P P 2 H: H: H: H: lex of H: H: lex of Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard (Jeni Diana W)

14 122 pron adj pron intransitive adv intransitive he sick so he stay home sleep lor Level 1 Kalimat ini mengandung dua klausa bebas he sleep dan he stay home sleep lor. Dua klausa ini bertipe kopula (S P SA) dan bertipe intransitif (S P (A)). Pada level ini dapat kita lihat konstituen apa saja yang membangun kalimat He sick, so he stay home sleep lor. He adalah subjek dari klausa ini, dan berbentuk frasa nomina. Seperti data 1, pada klausa ini, predikatornya juga mengalami delesi dan subjek atributnya berupa frasa adjektiva. Lalu pada klausa kedua he adalah subjek dari klausa ini, dan berbentuk frasa nomina. Kemudian predikatornya adalah stay berupa frasa verba dan adverbial home berupa frasa nomina. Dilanjutkan dengan predikator lagi berupa frasa nomina dan diakhiri dengan partikel akhir kalimat lor. Level 2 Pada level ini, dapat kita ketahui kelas kata apa saja yang menyusun frasa-frasa tersebut. subjeknya berupa frasa nomina, dan pusatnya adalah pronomina. Subjek atributnya berupa frasa adjektifa yang pusatnya berupa adjektiva. Pada klausa kedua subjek klausanya berupa frasa nomina yang pusatnya berupa pronomina, lalu kata kerjanya berupa frasa verba yang pusatnya adalah verba leksikal intransitif. Adverbianya adalah frasa adverbia yang pusatnya adalah adverbia, kemudian verba lagi berupa frasa verba yang pusatnya adalah verba leksikal intransitif. BSa: SE 1 S: NP 2 H: pron P: VP H: lex of copula SA: Ajd P H: adj C S: NP H: pron Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : P: VP A: PP C P: VP H: lex of intransitive H: prep C: NP H: lex of intransitive 3 H: N he is sick so he decided To stay at home and sleep Level 1 Dalam He's sick, so he decided to stay at home and sleep, subjeknya berupa frasa nomina, verbanya berupa frasa verba dan

15 Linguistika Akademia ISSN: subjek atributnya berupa frasa adjektiva. Disertai konjungsi lalu dilanjutkan kembali dengan subjek berupa frasa nomina, verbanya berupa frasa verba. Lalu adverbianya berupa frasa preposisi, lalu konjungsi dan diakhiri dengan verba lagi berupa frasa verba. Level 2 Di level ini, dapat dilihat konstituen penyusun tiap frasanya. Subjek yang berupa frasa nomina dipusati oleh pronomina he. Frasa verbanya dipusati oleh verba kopula is dan frasa ajdektiva sebagai subjek atributnya dipusati oleh adjektiva. Pada klausa yang kedua, subjeknya juga berupa frasa nomina yang dipusati pronomina dan rasa verbanya dipusai oleh frasa verba leksikal intransitif. Adverbianya berupa frasa preposisi di pusati oleh preposisi dan diikuti oleh komplemen berupa frasa nomina. Frasa verba terakhir dipusati oleh verba leksikal intransitif. Level 3 Pada level ini, dapat diketahui konstituen yang menyusun komplemen frasa preposisi. frasa nomina yang menjadi komplemen frasa preposisi dipusati oleh nomina. Analisis pergeseran terjemahan data: Sama seperti data satu yang bertipe S P SA, pergeseran terjemahan yang terjadi dalam kalimat ini terletak pada predikatornya. Predikator pada SCE tidak ada karena mengalami delesi, sedangkan dalam SE jika suatu kalimat mempunyai tipe S P SA, predikatornya harus ada dan berupa verba kopula. menurut Catford Ini adalah pergeseran yang disebut sebagai pergeseran antar-sistem atau pergeseran yang terjadi pada kategori gramatikal yang sama. Dalam SCE tidak predikator berupa verba kopula tidak ada, dan dalam SE verba kopula harus ada dalam kalimat bertipe S P SA. Selain itu pada klausa yang kedua, verba finite dalam bahasa SE sangat dipengaruhi oleh jumlah pelakunya. Kalimat ini adalah kalimat present atau terjadi pada masa kini, dan dalam SE pada kalimat present maka akan diberlakukan penambahan s/es pada verbanya jika pelakunya adalah orang ketiga tunggal. Dalam SE hal itu tidak berlaku, jadi siapapun pelakunya maka bentuk verbanya akan tetap menjadi verba dasar tanpa penambahan apapun. Hal ini menurut Catford juga disebut sebagai pergeseran antar sistem. Penambahan partikel dalam kalimat ini bukanlah suatu Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard (Jeni Diana W)

16 124 penyimpangan, tetapi hanya sekedar perbedaan struktur gramatika saja. Karena SCE merupakan bahasa yang berbeda dengan SE. Data 3 BSu Dat one his wife lah. BSa That lady is his wife. Analisis konstituen masing-masing data secara sintaksis: BSu: SCE 1 S: NP SA: NP particle 2 Det: pron H: noun Det:pron H:noun Dat one His wife Lah Level 1 Dalam Dat one his wife lah, subjeknya berupa frasa nomina, verbanya mengalami delesi karena verba yang seharusnya ada adalah verba kopula. Lalu, subjek atributnya berupa frasa nomina dan diakhiri oleh partikel akhir kalimat. Level 2 Di level ini, dapat dilihat konstituen penyusun tiap frasanya. Subjek yang berupa frasa nomina dipusati oleh nomina one dan diawali oleh determiner berupa pronomina demonstratif dat. Frasa verbanya mengalami delesi, jadi dalam klausa ini tidak akan ditemui verba. Subjek atributnya berupa frasa nomina yang dipusati oleh nomina wife dan diawali determiner berupa pronomina his. BSa: SE S:NP P: VP SA: NP Det:pron H: noun H: lex of Det:pron H:noun copula That lady Is his wife Level 1 Dalam That lady is his wife, subjeknya berupa frasa nomina, verbanya berupa frasa verba dan subjek atributnya berupa frasa adjektiva. Level 2 Di level ini, dapat dilihat konstituen penyusun tiap frasanya. Subjek yang berupa frasa nomina dipusati oleh nomina lady dan diawali oleh determiner berupa pronomina demonstratif that. Frasa Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 :

17 Linguistika Akademia ISSN: verbanya dipusati oleh verba kopula is dan frasa nomina sebagai subjek atributnya dipusati oleh nomina wife yang diawali oleh determiner berupa pronomina his. Analisis pergeseran terjemahan data: Pergeseran terjemahan yang terjadi dalam kalimat ini juga terlepak pada predikatornya. Predikator pada SCE tidak ada karena mengalami delesi, sedangkan dalam SE jika suatu kalimat mempunyai tipe S P SA, predikatornya harus ada dan berupa verba kopula. menurut Catford Ini adalah pergeseran yang disebut sebagai pergeseran antar-sistem atau pergeseran yang terjadi pada kategori gramatikal yang sama. Dalam SCE tidak predikator berupa verba kopula tidak ada, dan dalam SE verba kopula harus ada dalam kalimat bertipe S P SA. E. KESIMPULAN Dari analisis data yang dilakukan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa bahasa Inggris Singapura (SCE) secara sintaksis memiliki banyak sekali perbedaan dengan bahasa Inggris standar. Perbedaan yang paling mencolok itu dapat kita lihat dalam predikator suatu kalimat atau pun klausa, yaitu pada predikator berupa verba kopula. Selain pada verba kopula yang mengalami delesi, verba finit atau verba yang terpengaruh oleh waktu, pelaku dan jumlah pelakunya juga sangat berbeda dengan SE. Selain itu, dalam SCE, kita akan mengenal partikel akhir kalimat yang tidak ada dalam SE. Beberapa kata juga mengalami modifikasi, seperti dat untuk that dan dis untuk this. Perbedaan-perbadaan sintaksis itu membuatnya mengalami pergeseran terjemahan berupa pergeseran antar sistem, karena pergeseran tersebut terjadi pada kategori gramatikal yang sama yaitu pada verbanya. Akan tetapi, pergeseran-pergeseran tersebut tidak menyebabkan adanya perbedaan arti dalam kalimat tersebut. jadi, walaupun pergeseran terjemahan terjadi, maksud yang ingin disampaikan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tetap tersampaikan. Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard (Jeni Diana W)

18 126 F. BIBLIOGRAFI Carstairs, Andrew McCarthy English Morphology:Words and Their Structure. Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd. Catford, J.C A Linguistic Theory of Translation. London: OxfordUniversity Press. Gupta, Anthea Fraser The Step-tongue: Children's English in Singapore. Clevedon: Multilingual Matters. Gupta, Anthea Fraser Singapore Colloquial English (Singlish. Dikunjungi pada 19 Desember ml Hatim, B and Munday, J Translation: An Advance Resource Book. Londonand New York: Routledge. Langendoen, D. Terence A Companion to Cognitive Science. Oxford: Blackwell. Leimgruber, Jakob R. E Modelling Variation in Singapore English (Tesis). Oxford: Pembroke College University of Oxford. Leimgruber, Jakob R. E Singapore English (Jurnal). Di terbitkan Language and Linguistics Compass. Subroto, Edi Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Ubaidilah Diktat Mata Kuliah Teori Linguistik. Yogyakarta: Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Verspoor, Marjolijn and Kim S English Sentence Analysis. America: John Benjamins North America. Wikipedia Singlish. Dikunjungi pada 19 Desember Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 :

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS Linguistika Akademia Vol.1, No.2, 2012, pp. 205~218 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS Winda Ratna Wulandari

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA DAN KLAUSA DALAM LIRIK LAGU TAKE A BOW OLEH RIHANNA DAN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA

ANALISIS STRUKTUR FRASA DAN KLAUSA DALAM LIRIK LAGU TAKE A BOW OLEH RIHANNA DAN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 249~264 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA DAN KLAUSA DALAM LIRIK LAGU TAKE A BOW OLEH RIHANNA DAN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA Nurul Qonitah e-mail:

Lebih terperinci

Fajar Nur Indriyany

Fajar Nur Indriyany Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 291~303 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASE VERBA DALAM NOVEL THE GREAT GATSBY KARYA F. SCOTT FITZGERALD DAN PERGESERAN MAKNA DALAM NOVEL TERJEMAHANNYA (KAJIAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM PENERJEMAHAN INDONESIA-INGGRIS PUISI HULAHOP BIANGLALA DAN RAINBOW HULAHOP

PERBEDAAN STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM PENERJEMAHAN INDONESIA-INGGRIS PUISI HULAHOP BIANGLALA DAN RAINBOW HULAHOP Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 345~359 ISSN: 2089-3884 PERBEDAAN STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM PENERJEMAHAN INDONESIA-INGGRIS PUISI HULAHOP BIANGLALA DAN RAINBOW HULAHOP Anin Luthfi Mahfudhoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI MARDHATILLAH

FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI MARDHATILLAH FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra MARDHATILLAH 110912015

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal yang wajib diketahui dan dipenuhi yang terdapat pada bahasa Arab dan bahasa Inggris atau bahasa-bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan BAB V P E N U T UP Penelitian dalam thesis ini mengungkapkan persamaan dan perbedaan antara adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan analisis kontrastif. Adapun adverbia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS)

FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM BAHASA INGGRIS OLEH VICKY PRASETYO MELALUI ANALISIS SINTAKSIS. YudithTyas Prameswari

KOREKSI KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM BAHASA INGGRIS OLEH VICKY PRASETYO MELALUI ANALISIS SINTAKSIS. YudithTyas Prameswari Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 14~28 ISSN: 2089-3884 KOREKSI KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM BAHASA INGGRIS OLEH VICKY PRASETYO MELALUI ANALISIS SINTAKSIS YudithTyas Prameswari e-mail: prameswari93@gmail.com

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat tunggal bahasa Sula yang dipaparkan bahasan masaalahnya mulai dari bab II hingga bab IV dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration)

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration) KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration) Adiloka Sujono Universitas Widyaguna Malang Adilokas@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing) Pemrosesan bahasa alami (Natual Language Processing - NLP) merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian tersebut adalah makalah berjudul Teori Pengikatan

Lebih terperinci

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA Suhandano Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Tulisan ini membahas bagaimana nomina ditata dalam sistem tata bahasa Indonesia. Pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang lain. Jika tidak ada penerjemah, maka sebuah text BSu akan sulit untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang lain. Jika tidak ada penerjemah, maka sebuah text BSu akan sulit untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penerjemahan Pada dewasa ini kegiatan penerjemahan merupakan sebuah kegiatan yang penting untuk mentransfer makna dari BSu ke BSa. Penerjemahan sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

menjadi tolak ukur terhadap isi dari karya ilmiah tersebut. Pembaca akan tertarik atau tidak

menjadi tolak ukur terhadap isi dari karya ilmiah tersebut. Pembaca akan tertarik atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu bagian penting dalam karya ilmiah ialah abstrak. Hal tersebut dikarenakan abstrak merupakan hasil ringkasan yang memuat seluruh isi dari karya ilmiah. Abstrak

Lebih terperinci

VARIASI SINTAKSIS BAHASA INGGRIS PARA GURU BAHASA INGGRIS DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

VARIASI SINTAKSIS BAHASA INGGRIS PARA GURU BAHASA INGGRIS DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT VARIASI SINTAKSIS BAHASA INGGRIS PARA GURU BAHASA INGGRIS DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT Sri Imelwaty 1)*, Yendra 1), Wahyudi Rahmat 1) 1 STKIP PGRI Sumatera Barat, Jl. Gunung Pangilun, Padang, Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

PERGESERAN TERJEMAHAN KELAS KATA UTAMA BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS PADA THE OLD MAN AND THE SEA DAN LINGUISTICS ACROSS CULTURES)

PERGESERAN TERJEMAHAN KELAS KATA UTAMA BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS PADA THE OLD MAN AND THE SEA DAN LINGUISTICS ACROSS CULTURES) PERGESERAN TERJEMAHAN KELAS KATA UTAMA BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS PADA THE OLD MAN AND THE SEA DAN LINGUISTICS ACROSS CULTURES) DISERTASI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS Latifah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Latifahtif357@gmail.com Abstrak Sintaksis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial

Lebih terperinci

ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM TERJEMAH INDONESIA NOVEL THE GREAT GATSBY. Ida Nurrokhimah

ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM TERJEMAH INDONESIA NOVEL THE GREAT GATSBY. Ida Nurrokhimah Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 317~330 ISSN: 2089-3884 ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM TERJEMAH INDONESIA NOVEL THE GREAT GATSBY Ida Nurrokhimah e-mail: Idanurrokhimah@gmail.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya. Melalui

Lebih terperinci

Anak perempuan itu bercakap-cakap sambil tertawa. (Nur, 2010: 83).

Anak perempuan itu bercakap-cakap sambil tertawa. (Nur, 2010: 83). BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa bahasa pronomina persona, jumlah, dan jender merupakan kategori gramatikal yang memarkahi verba. Contohnya pada Bahasa Arab (BA) dan Bahasa Inggris.

Lebih terperinci

Perbedaan antara Frasa Nomina sebagai Objek. dan Frasa Nomina sebagai Komplemen Objek. dalam Klausa Bahasa Inggris 1. oleh:

Perbedaan antara Frasa Nomina sebagai Objek. dan Frasa Nomina sebagai Komplemen Objek. dalam Klausa Bahasa Inggris 1. oleh: Perbedaan antara Frasa Nomina sebagai Objek dan Frasa Nomina sebagai Komplemen Objek dalam Klausa Bahasa Inggris 1 oleh: Eva Tuckyta Sari Sujatna, M.Hum 2 1. Pengantar Frasa nomina (yang kemudian saya

Lebih terperinci

RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford

RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford (ra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI) 1. Pengantar alam bahasa dikenal dua kategori berikut ini. (1) (i) Kategori kelas kata N

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana penyampaian informasi sangat beragam, salah satunya adalah novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya yang berbeda. Pada novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI diajukan untuk memenuhi Ujian Sarjana pada Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Bahasa Universitas Widyatama Oleh: R. Harisma

Lebih terperinci

KAIDAH STRUKTUR FRASE

KAIDAH STRUKTUR FRASE KAIDAH STRUKTUR FRASE Dra. uny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI Sebagai pengguna bahasa Inggris kita mengtahui bagaimana menggabungkan setiap konstituen kategory sintaksisnya. Misalnya, 1) kalimat sentence

Lebih terperinci

BAGIAN I SUBJEK, VERB DAN OBJEK

BAGIAN I SUBJEK, VERB DAN OBJEK BAGIAN I UNIT 1 PART OF SPEECH Part of speech merupakan jenis-jenis kata dasar yang dikenal dalam dalam bahasa inggris, artinya kata-kata ini merupakan potongan-potongan puzzle yang digunakan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat.

BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat. 81 BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA Dalam bab ini dideskripsikan tentang pemerolehan bahasa, pemerolehan bunyi bahasa dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat.

Lebih terperinci

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari Klasifikasi Frase Berbahasa Inggris di Koran Minggu Wiwiek Sundari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro wiekku@yahoo.com Abstract The language structure comprehension is closely related to the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS Kode/Nama Rumpun Ilmu** :741/ Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

KESALAHAN GRAMATIKAL PADA TEKS MATERI AJAR BAHASA INGGRIS YANG DIPERGUNAKAN UNIVERSITAS TERBUKA

KESALAHAN GRAMATIKAL PADA TEKS MATERI AJAR BAHASA INGGRIS YANG DIPERGUNAKAN UNIVERSITAS TERBUKA KESALAHAN GRAMATIKAL PADA TEKS MATERI AJAR BAHASA INGGRIS YANG DIPERGUNAKAN UNIVERSITAS TERBUKA 1 Nuryansyah Adijaya 1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara

Lebih terperinci

KESALAHAN KESALAHAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS DALAM KARANGAN DESKRIPTIF OLEH SISWA SMK N.1 AMURANG JURNAL SKRIPSI. Oleh. Winly Jovi Runtuwene

KESALAHAN KESALAHAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS DALAM KARANGAN DESKRIPTIF OLEH SISWA SMK N.1 AMURANG JURNAL SKRIPSI. Oleh. Winly Jovi Runtuwene KESALAHAN KESALAHAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS DALAM KARANGAN DESKRIPTIF OLEH SISWA SMK N.1 AMURANG JURNAL SKRIPSI Oleh Winly Jovi Runtuwene 090912031 Sastra Inggris UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

5 Universitas Indonesia

5 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu penjelasan tentang teori Lexical Functional Grammar (subbab 2.1) dan penjelasan tentang struktur kalimat dalam bahasa Indonesia (subbab

Lebih terperinci

J.C. Sutoto Pradjarto

J.C. Sutoto Pradjarto INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEMAMPUAN PRODUKTIF PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS TINGKAT PEMULA J.C. Sutoto Pradjarto Program Studi Bahasa Inggris,

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO Ni Kadek Nomi Dwi Antari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan.

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. To be digunakan sebagai penghubung antara subjek dan predikat. Predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

Problematika dalam pembelajaran penerjemahan

Problematika dalam pembelajaran penerjemahan Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 30-35 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 30 Problematika dalam pembelajaran

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, 654 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, uji lapangan, dan temuan-temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat

Lebih terperinci

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris Eva Tuckyta Sari Sujatna I. Pengantar Kurikulum Nasional telah memasukkan mata pelajaran bahasa

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam membahas masalah yang diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

lsi 5E ii.'l- 'Pewatas (Atributif)'... -tjci! 'Keterangan (Adverbial)'... ~ i! 'Objek' ~ j1;. 1 J)E_)( 'Definisi Sintaksis'... :...

lsi 5E ii.'l- 'Pewatas (Atributif)'... -tjci! 'Keterangan (Adverbial)'... ~ i! 'Objek' ~ j1;. 1 J)E_)( 'Definisi Sintaksis'... :... lsi v vii - - ~ ) ~~buluan (~iii).... Pet a Konsep.... j1;. 1 J)E_)( 'Definisi Sintaksis'... :.... _: ;::J 'Latihan'.... 1 1 1 3 7 ~ = ~) Sintaktis (i!jlal1.jfm I \8j!J1.Jfm li!j-tii!9).... Peta Konsep....

Lebih terperinci

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS Drs. Sugija, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian jenis proses campur kode menunjukkan hasil yang berbeda-beda antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain karena subjek penelitian mereka pun berbeda-beda, baik dari

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan

Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan Lis Supiatman, Putri Lidiana Permata Sari, Yen Aryni Prodi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI LINGUISTIK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

PROGRAM STUDI LINGUISTIK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 SUBTITLE FILM BERBAHASA PRANCIS COMME UN CHEF DALAM BAHASA INDONESIA TESIS Oleh: WAHYUNI SA DAH 127009021 PROGRAM STUDI LINGUISTIK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 SUBTITLE FILM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia Analisis Fungsi Mana dalam Bahasa Sri Puji Astuti Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro sripujiastuti0116@gmail.com Abstract The characteristic of interrogative sentence, one of them is the presence

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Frasa Verba Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA KLAUSA SUBORDINATIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS. Keywords: subordinate clause, conjunction, ellipsis, non-finite

PERBEDAAN ANTARA KLAUSA SUBORDINATIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS. Keywords: subordinate clause, conjunction, ellipsis, non-finite PERBEDAAN ANTARA KLAUSA SUBORDINATIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS Anisak Syaid Fauziah, Mustofa Kamal, Djatmika, Sumarlam Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, Indonesia Email:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and Taylor (1975) menjelaskan definisi metode kualitatif yaitu: qualitative methodologies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci