BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.
|
|
- Sugiarto Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa, atau satu tingkat berada di atas satuan kata. Frasa memiliki fungsi sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non-predikatif atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata dan bersifat nonpredikatif atau gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Richard dkk (1993:53), frasa merupakan sekelompok kata yang membentuk satu unit gramatikal dan tidak memiliki struktur subjek-predikat. Pada tingkat kedudukannya sebuah frasa berada di bawah satuan klausa dan di atas kata. Dalam Bahasa Indonesia contoh suatu frasa adalah: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis. Dalam bahasa Inggris contoh suatu frasa antara lain: the teacher, with the backpack, came to, on the bathroom floor. Quirk et all (1985:62) membagi frasa menjadi lima jenis berdasarkan kategori pembedanya, yaitu verb phrase, noun phrase, adjective phrase, adverbial phrase, dan prepositional phrase.dilihat dari kajian ilmu kebahasaan, suatu frasa memiliki beberapa bentuk, seperti frasa nomina (FN) yaitu, frasa adjektiva (FA),
2 frasa adverbial (FAd), frasa verba (FV), frasa preposisi (FPrep) dan frasa numerial (FNum). Preposisi atau yang lazim disebut dengan kata depan merupakan salah satu jenis kelas kata yang terdapat di dalam tata bahasa Indonesia dan Inggris baik dalam teks tertulis maupun dalam lisan. Preposisi (kata depan) ialah kata yang menunjukkan pertaliannya antara nomina dengan nomina lainnya atau dengan kata-kata lainnya, hal ini dikarenakan peran preposisi sebagai penghubung kata utama yang berupa kata nomina dengan bagian kalimat selanjutnya. Hal tersebut dikuatkan oleh Chalker (1984:214) yang menyatakan bahwa Prepositions are a minor word class. They serve to connect major words (usually nouns) to other parts of the tense. Menurut Chaer (1994:154) preposisi adalah kata-kata yang digunakan di muka kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain. Jika ditinjau dari perilaku semantisnya preposisi juga disebut kata depan, menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya, sedangkan jika ditinjau dari perilaku sintaksisnya preposisi berada di depan nomina, adjektiva, atau adverbia sehingga terbentuk frasa yang dinamakan frasa preposisi (Alwi 2003:288). Foley and Hall (2003:285) menerangkan bahwa frasa preposisi terdiri atas sebuah preposisi dan kata (kata-kata) yang mengikutinya, kata-kata yang sering mengikuti preposisi adalah nomina (noun) atau kata ganti (pronoun). Frasa preposisi adalah frasa yang terbentuk dari preposisi yang digunakan untuk mengacu pada sebuah kategori kata yang terletak di depan kategori lain terutama
3 nomina (Tarigan, dalam Mulyadi, 2010:2 bdk. Ramlan, 1997: 178; Chaer, 1994: 373). Peneliti ingin menganalisis hasil terjemahan frasa preposisi pada novel Pride and Prejudice dalam bahasa Indonesia berdasarkan tiga alasan. Pertama frasa preposisi memiliki peranan yang sangat penting untuk diterjemahkan secara tepat dari teks sumber ke dalam teks sasaran. Hal ini disebabkan antara lain karena perbedaan perilaku pada masing-masing bahasa, misalnya suatu preposisi pada frasa preposisi lokatif di dalam bahasa Indonesia memiliki penggunaan perilaku yang berbeda dengan in, at, on.pada bahasa Inggris meskipun preposisi in on dan atmemiliki peranan dan fungsi preposisi yang berbeda namun sama-sama dapat diartikan menjadi di pada bahasa Indonesia, contoh pada bahasa Indonesia preposisi di meja memiliki arti yang berbeda jika diterjemahkan ke dalam in table, on table, at table meskipun fungsi di dalam bahasa Indonesia dan fungsi on, in, dan at sama-sama memilikifungsi lokatif yang menyatakan tempat/lokasi. Kedua karena penerjemahan suatu frasa preposisi sangat berpengaruh pada tingkat keakuratan terjemahan, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Swan (1995:444) it is difficult to learn how to use prepositions correctly in a foreign language, most english prepositions have a several different functions. Fungsi suatu frasa preposisi pada masing-masing bahasa baik TSu (Bahasa Inggris) dan TSa (Bahasa Indonesia) memiliki fungsi frasa preposisi yang berbeda-beda, hal ini dapat terlihat dari fungsi preposisi sebagai pelengkap kalimat bukan bagian konstituen sentral pada kalimat seperti frasa nomina, verba, adjektiva dan frasa adverbial.
4 Ketiga, penggunaan suatu frasa preposisi dalam kalimat tergantung pada arti yang digunakan untuk menjelaskan objek yang ada dalam kalimat. Preposisi dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tergantung pada arti preposisi itu sendiri, namun tidak semua preposisi dalam bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kehadiran suatu frasa preposisi dalam terjemahan kerap kali berpengaruh pada pergeseran yang terjadi dari teks sumber (TSu) ke dalam teks sasaran (TSa), sehingga mempengaruhi hasil keakuratan terjemahan terhadap frasa preposisi tersebut. Hal ini juga diperkuat dengan teori Chaer (2007:223) yang mengatakan jika frasa tidak dapat dipindahkan sendirian, jika ingin dipindahkan maka harus dipindahkan secara keseluruhan sebagai satu kesatuan. Seperti contoh berikut ini: Nenek saya sedang membaca komik di kamar tidur. Kata tidur dalam frasa preposisi di dalam kamar tidur yang ada pada kalimat tersebut, tidak dapat dipindahkan menjadi tidur nenek membaca komik di kamar; yang mungkin ialah kalau dipindahkan keseluruhannya menjadi di kamar tidur nenek membaca komik. Ditambahkan oleh Alwi (2003:295) bahwa peran frasa preposisi adalah untuk menandai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dan konstituen yang dibelakangnya. Frasa preposisi kerap kali mengalami pergeseran bentuk (category shift) ketika diterjemahkan hal ini disebabkan adanya perbedaan pola tata bahasa antara TSu dan Tsa, sehingga dalam beberapa kasus seorang penerjemah melakukanpergeseran agar terjemahan terasa akurat. Berikut ini adalah 3 (tiga) contoh pergeseran frasa preposisi yang dilakukan penerjemah untuk mencapai suatu tingkatan keakuratan:
5 1) TSu: In his library he had been always sure of leisure and tranquility(p.62) TSa: Perpustakaan adalah jaminan kesenangan dan ketenangan baginya (hal. 112) Pada contoh di atas penerjemah menerapkan pergeseran unit yakni downrank dari frasa preposisi in his library menjadi unit kata (nomina) yaitu perpustakaan dengan menghilangkan preposisi in dan pronomina yang mengikutinya yaitu his. 2) TSu: The latter of this addres was screacly heard by Darcy(p.80) TSa: Darcy tidak begitu memperdulikan bagian terakhir perkataan Sir William (h.146) Pada contoh 2) penerjemah melakukan pergeseran struktur dari struktur pasif pada TSu diterjemahkan menjadi struktur aktif pada TSa, sehingga objek dari Tsu berubah menjadi subjek pada TSa. Penerjemah juga melakukan penghilangan preposisi by pada by Darcy dengan menggantikan menjadi Darcy yang berfungsi sebagai subjek pada kalimat. Pada contoh 1) dan 2) di atas dapat dilihat bagaimana suatu frasa preposisi mengalami pergeseran baik pada unit kata maupun pada struktur kata. Perbedaan pola tata bahasa tersebut yang membuat para penerjemah memiliki pandangan tersendiri dalam menerjemahkan frasa preposisi dari TSu ke dalam TSa yang sesuai dengan tingkat keakuratan bagi para target pembacanya. Meskipun terjadi pergeseran pola tata bahasa dan unit kata yang terjadi hal tersebut dianggap wajar
6 dikarenakan terjemahan sendiri merupakan pergantian representasi teks yang sama ke dalam teks bahasa kedua khususnya yang berkaitan dengan kesamaan konteks, semantik, tata bahasa, leksis, dan sebagainya, sesuai dengan pendapat Bell (1991:6). Novel Pride and Prejudice diangkat menjadi objek penelitian disebabkan banyak ditemukan frasa preposisi yang mengalami pergeseran bentuk dari Tsu ke dalam Tsa.Pada novel Pride and Prejudice, frasa preposisi merupakan hal yang paling sering ditemukan karena gaya bahasa lama yang digunakan oleh penulis memiliki perbedaan yang cukup besar antara TSu dan Tsa. Hal ini terjadi tidak hanya disebabkan perbedaan gaya bahasa saja akan tetapi pergeseran bentuk yang terjadi juga mempengaruhi makna dari TSu ke dalam TSa terhadap keakuratan hasil terjemahan tersebut. Hal ini dapat terlihat dari contoh 3) yaitu: 3) TSu : It would be highly expedient that both he and his wife should make their appearance at St. James(p.107) TSa : Dia dan istrinya akan langsung mengunjungi St. James(h.192) Pada contoh data 3) di atas preposisi at merupakan preposisi yang berfungsi untuk menerangkan suatu tempat. Pada Tsu frasa preposisi at St. James terbentuk dari preposisi (at) + nomina (St. James) namun dalam TSa diterjemahkan menjadi nomina (kata) yakni St. James. Data di atas mengalami pergeseran bentuk jenis pergeseran unit donw rank atau penurunan unit kata yaitu dari unit frasa menjadi unit kata. Pada data di atas penerjemah menghilangkan preposisi at dan penerjemah melakukan hal tersebut dikarenakan penerjemah ingin mencari padanan yang tepat dalam menerjemahkan untuk menghasilkan tingkat terjemahan yang akurat. Stuktur gaya bahasa yang terdapat di TSu mengalami hal
7 yang berbeda dengan TSa, pada TSu should make their appearance yang dapat diterjemahkan menjadi seharusnya muncul di St. James namun diterjemahkan oleh penerjemah menjadi mengunjungi St. James. Berdasarkan contoh di atas dapat kita lihat perbedaan yang cukup signifikan baik dari terjemahan frasa preposisi menjadi kata, dan perubahan struktur gaya bahasa antara TSu dan TSa. Novel Pride and prejudice diangkat menjadi objek penelitian karena karakter serta sikap dasar dari karakter utama didalamnya, Elizabeth bannet yang di anggap memiliki sikap Prejudice (Prasangka) dan Pride (sikap keras) kepala yang saat ini sifat mudah berprasangka dan keras menjadi sifat yang sangat sering kita jumpai pada masyarakat. Elizabeth sendiri mengangkat namanya sebagai karakter utama dalam alur novel ini. Dengan kisah percintaan di bawah keadaan sosilogi masyarakat pada saat itu. Hal ini dapat terlihat dalam dua kata yang terdapatdalam judulnya sendiri Pride dan Prejudice (harga diri dan Prasangka). Pride dalam hal ini adalah dimana karakter Elizabeth yang keras hati dan tidak ingin mengalah dengan keadaan dapat terlihat dalam bagian ketika adu mulut antara Elizabeth dan adik Mr. Bingley yaitu Caroline. Novel Pride and Prejudice adalah sebuah novel tentang feminisme. Kelakuan wanita yang memiliki sifat keras dan tidak mau diatur digambarkan melalui Elizabeth adalah feminisme yang secara tidak langsung ditulis oleh Jane Austen. Jane Austen dengan luar biasa memasukan isu yang krusial dan menggambarkan dengan apik melalui kondisi-kondisi yang ada seperti pengambaran perempuan yang ketergantungan oleh laki-laki, karenanya memilih untuk menikah dengan orang kaya, dan perempuan yang seenaknya dijadikan alat balas budi, dan Elizabeth menentang hal itu.
8 Novel Pride and Prejudice tidak saja bercerita tentang kisah cinta namun novel ini juga mengajarkan pembacanya untuk mampu menyampaikan pendapat terutama bagi kaum wanita, novel ini juga mengajarkan nilai-nilai kejujuran yang saat ini sudah semakin menghilang dan jangan terlalu berprasangka dengan orang lain, komunikasi, menghargai orang lain dan jangan berlaku sombong serta tidak menilai orang dari luarnay saja pun disinggung dalam novel ini, hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang mulai pudar saat ini. Penilaian tingkat keakuratan dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hasil akhir dari terjemahan yang akan menentukan sepadan atau tidaknya terjemahan frasa preposisi dari TSu ke dalam TSa, sehingga tujuan dari peneliti melakukan penelitian ini dapat dicapai. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merasa perlu untuk menganalisis karya Jane Austen yang diterjemahkan oleh Berlianai Mantili Nugrahani untuk mengetahui jenis kategori frasa preposisi, menganalisis pergeseran bentuk yang terjadi, serta menilai tingkat keakuratannya Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Jenis frasa preposisi apa sajakah yang terdapat pada novel Pride and Prejudice dalam bahasa Indonesia? 2. Pergeseran bentuk frasa preposisi apa sajakah yang terdapat pada novel Pride and Prejudice dalam Bahasa Indonesia? 3. Bagaimanakah tingkat keakuratan terjemahan frasa preposisi pada terjemahan novel Pride and Prejudice dalam Bahasa Indonesia?
9 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui jenis-jenis frasa preposisi yang terdapat pada novel Pride and Prejudice. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis pergeseran-pergeseran bentuk frasa preposisi yang terdapat pada terjemahan novel Pride and Prejudice, 3. Mendeskripsikan bagaimana tingkat keakuratan terjemahan frasa preposisi dalam novel Pride and Prejudice Manfaat Penelitian Penelitian terjemahan frasa preposisi ini memiliki manfaat secara teoritis akademis dan manfaat praktisi. Secara teoritis akademisi, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang terjemahan mengenai frasa preposisi dan jenis frasa preposisi dari sebuah novel sastra yang dilihat dari sudut pandang ilmu terjemahan dan menjadikan penelitian ini menjadi salah satu acuan bagi peneliti selanjutnya untulk melakukan penelitian yang terkait dengan frasa. Dari segi bidang ilmu terjemahan, dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu untuk melihat bagaimana suatu frasa preposisi diterjemahkan dan pergeseran bentuk apa saja yang terjadi dalam terjemahan dan diharapkan mampu untuk melihat tingkat keakuratan terjemahan frasa preposisi yang terdapat pada terjemahannya.
10 Manfaat praktisi penelitian ini adalah memberikan kontribusi dan masukan kepada penerjemah dalam menerjemahkan frasa preposisi dan impelementasinya pada karya karya terjemahan yang dihasilkan, serta dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang terjemahan Klarifikasi Istilah Istilah merupakan satu makna yang dapat diartikan dengan banyak pengertian.untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mengartikan istilah yang ada, maka perlu diklarifikasikan. Istilah-istilah tersebut sebagai berikut: 1. Terjemahan. Terjemahan merupakan penggantian representasi teks atau bahasa dari bahasa sumber (BSu) yang sama ke dalam bahasa atau teks sasaran (BSa) khususnya yang berkaitan dengan kesamaan konteks, semantik, tata bahasa, leksis, dan sebagainya. (Bell, 1991: 6) 2. Bahasa Sumber (BSu). Bahasa sumber adalah bahasa yang merujuk pada bahasa yang diterjemahkan. Jika seseorang menerjemahkan teks dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, maka bahasa Inggris diposisikan sebagai bahasa sumber. 3. Bahasa Sasaran (BSa). Bahasa sasaran adalah bahasa yang menjadi tujuan penerjemahan. Jika seseorang menerjemahkan teks dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, maka bahasa Indonesia diposisikan sebagai bahasa sasaran.
11 4. Frasa. Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan ini dapat ditulis rapat, ataupun renggang. (Kridalaksana, 1993) 5. Frasa Preposisi. Frasa preposisi juga disebut kata depan yang menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen dibelakangnya (Alwi dkk, 2003: 29) 6. Pergeseran. Pergeseran adalah hubungan formal dalam proses pemindahan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. (Catford, 1965: 73) 7. Keakuratan. Keakuratan adalah istilah yang digunakan dalam pengevaluasian terjemahan untuk merujuk pada apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan ataukah belum (Nababan, 2012: 6) 8. Novel. Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus (Nurgiyantoro, 1995:9)
BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi
Lebih terperinciAlat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015
SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Frasa Verba Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena bahasa yang terkadang membuat permasalahan dan menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah penggunaan kata it sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klausa merupakan satuan sintaksis yang memiliki ciri seperti kalimat, tapi klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya agar dapat membentuk
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan buah pikirannya, perasaannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu frasa, FP, kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah preposisi selalu mendapat perhatian di dalam buku-buku tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah preposisi selalu mendapat perhatian di dalam buku-buku tata bahasa, baik dalam tata bahasa bahasa Indonesia (lihat Alwi dkk., 2003: 288; Chaer, 1994: 373; Lapoliwa,
Lebih terperinciTERJEMAHAN FRASA PREPOSISI PADA NOVEL PRIDE AND PREJUDICE DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh NUR KHANIFAH RIZKY LUBIS /LNG
TERJEMAHAN FRASA PREPOSISI PADA NOVEL PRIDE AND PREJUDICE DALAM BAHASA INDONESIA TESIS Oleh NUR KHANIFAH RIZKY LUBIS 137009015/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 TERJEMAHAN
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis untuk menemukan jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terjemahan merupakan salah satu aspek yang penting pada era globalisasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terjemahan Terjemahan merupakan salah satu aspek yang penting pada era globalisasi seperti saat ini. Hal ini timbul karena banyaknya informasi asing yang masuk ke dalam negara
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan
192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, 2008:143). Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS
Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi bagi kehidupan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa juga menjadi alat komunikasi yang efektif untuk menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar untuk dikembangkan. Potensi ini mencakup keindahan alamnya
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat ABSTRAK
Naskah diterbitkan: 30 Juni 2017 DOI: doi.org/10.21009/aksis.010102 PENGGUNAAN STRUKTUR FRASE EKSOSENTRIS DIREKTIF DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA (A. FUADI) DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2002:588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2002:588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal
Lebih terperinciPERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Bentuk Frasa Pada Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas XII SMA Karangan Dawud DKK Penerbit : Erlangga 2004 oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih
Lebih terperinciFRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI
FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, pemerintahan, maupun dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana penyampaian informasi sangat beragam, salah satunya adalah novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya yang berbeda. Pada novel
Lebih terperinciPENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Buku Hukum The Concept of Law karya H.L.A Hart dan terjemahannya Konsep Hukum merupakan buku teori hukum atau jurisprudence, bukan merupakan hukum secara praktek.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau yang sudah ada dengan menyebutkan dan membahas seperlunya hasil penelitian
Lebih terperinciBASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)
BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,
Lebih terperinci04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6
Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT Pertemuan 6 1 Bahasan Identifikasi Aktualisasi Unsur-unsur Struktur Pengembangan Identifikasi Kalimat ialah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia
Lebih terperinciKAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit
Lebih terperinciKALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat
KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada penggabungan klausa koordinatif maupun subordinatif bahasa Indonesia sering mengakibatkan adanya dua unsur yang sama atau pengulangan unsur dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kaidah sebuah bahasa. Unsur-unsur atau satuan dari kalimat itu tersusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kalimat memiliki unsur-unsur atau satuan yang lebih kecil yang tersusun sesuai dengan kaidah sebuah bahasa. Unsur-unsur atau satuan dari kalimat itu tersusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya
Lebih terperinciKLAUSA VERBAL BAHASA MENUI. Ekawati A1D
KLAUSA VERBAL BAHASA MENUI Ekawati A1D1 10 129 Abstrak Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: Struktur fungsi klausa verbal bahasa Menui, Struktur kategori klausa
Lebih terperinciJenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)
Lecture: Kapita Selekta Linguistik Date/Month/Year: 25 April 2016 Semester: 104 (6) / Third Year Method: Ceramah Credits: 2 SKS Lecturer: Prof. Dr. Dendy Sugono, PU Clues: Notes: Kapita Selekta Linguistik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian pola kalimat yang sudah pernah dilakukan adalah analisis pola kalimat berpredikat verba dalam bahasa Indonesia pada buku mata pelajaran
Lebih terperinciBAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia Abstrak
1 BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia Abstrak Women's language is closely related to gender. Spoken word (language) used by the women are more subtle than
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang sempurna. Sebagai makhluk yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran yang dimiliki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka banyak hal baru yang disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai macam media seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep
Lebih terperincianak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D
Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,
654 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, uji lapangan, dan temuan-temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat
Lebih terperinciLINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan.
LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. To be digunakan sebagai penghubung antara subjek dan predikat. Predikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang didiami oleh berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar
Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan pleh akal budi
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 :588) gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada keterampilan mendengar dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Secara garis besar kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIF PEMARKAH LOKATIF DI DALAM BAHASA INDONESIA DAN IN, ON, AT DALAM BAHASA INGGRIS
ANALISIS KONTRASTIF PEMARKAH LOKATIF DI DALAM BAHASA INDONESIA DAN IN, ON, AT DALAM BAHASA INGGRIS Cokorda Istri Mas Kusumaningrat Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Magister Linguistik, Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat
Lebih terperinciPERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA
PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pada bagian pendahuluan telah disampaikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini diwujudkan dalam tipe-tipe
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antar bangsa serta derasnya arus informasi yang menembus batas-batas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Mempertanggungjawabkan hasil penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Seorang penulis harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya disertai data-data
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendaknya penulis dapat
ABSTRAK Skripsi ini berjudul Analisis Pronomina It dalam Novel Windmills of The Gods Karya Sidney Sheldon dan Terjemahannya (Suatu Kajian Sintaksis dan Semantik). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari
6 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu struktur, kalimat tanya, infleksi, frasa infleksi, komplemen, spesifier,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciKLAUSA KOMPLEMEN DALAM KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN
KLAUSA KOMPLEMEN DALAM KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN Suhardi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRACT This article reexamines Samsuri
Lebih terperinciKATA TANYA DALAM KONSTRUKSI INTEROGATIF BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS
Kata Tanya dalam Konstruksi Interogatif Bahasa Indonesia: Kajian Sintaktis dan Semantis (Wini Tarmini) KATA TANYA DALAM KONSTRUKSI INTEROGATIF BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS Wini Tarmini
Lebih terperinci