ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS"

Transkripsi

1 Linguistika Akademia Vol.1, No.2, 2012, pp. 205~218 ISSN: ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA THE RAINBOW TROOPS Winda Ratna Wulandari ABSTRACT Noun phrase is a group of words headed by a noun. In the case of translating a noun phrase from Bahasa Indonesia into English, a translator often finds some difficulties in deciding the structure of noun phrase in the target language because of the different structure of both Bahasa Indonesia and English. This paper is intended to describe the translation of noun phrases from Bahasa Indonesia into English as seen in Andrea Hirata s Laskar Pelangi and its English version. The method used in this research is the method of translational equality because this analysis concerns two different languages. The result of the study shows that in the translation process of noun phrases from Bahasa Indonesia into English, shifting occurs to gain the equivalent between Bahasa Indonesia and English. It happens because of the different syntactic structure of both Bahasa Indonesia and English. ABSTRAK Frasa nomina adalah sekelompok frasa yang dikepalai oleh sebuah nomina. Pada kasus penerjemahan frasa nomina dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa inggris, penerjemah biasanya mengalami sedikit kesulitan di dalam menentukan struktur frasa nomina dalam bahasa sasaran dikarenakan perbedaan struktur di antara kedua bahasa tersebut. Paper ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerjemahan frasa nomina dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa inggris seperti terlihat pada novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata dan versi bahasa Inggrisnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan translasional karena analisisnya difokuskan pada dua bahasa yang berbeda. Hasil studi menunjukkan bahwa pada proses penerjemahan frasa nomina dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa inggris banyak mengalami proses pergeseran untuk mendapatkan kesepadanan struktur antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan struktur sintaksis antara bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Kata kunci: frasa nomina; penerjemahan; struktur sintaksis.

2 206 A. PENDAHULUAN Setiap bahasa di dunia memiliki pola struktur sintaksis yang berbeda-beda. Ketika satu bahasa di kaji unsur-unsur penyusunnya, maka kajiannya akan menjadi kajian linguistik sinkronis maupun diakronis. Akan tetapi, kajian linguistik mungin akan menjadi lebih menarik jika dikaji melalui dua medium bahasa yang berbeda karena dapat dipastikan unsur-unsur linguistik di dalamnya, terutama unsurunsur sintaksisnya kemungkinan besar akan berbeda. Pengkajian linguistik melalui dua media bahasa yang berbeda dapat dihasilkan melalui proses yang disebut sebagai penerjemahan. Penerjemahan suatu bahasa kedalam bahasa lain merupakan proses yang cukup rumit. Penerjemah harus bisa menyampaikan pesan yang ada dalam bahasa sumber kedalam bahasa sasaran dengan baik dan benar agar pesan yang dimaksudkan dalam bahasa sumber menjadi sama jelasnya di dalam bahasa sasaran. Di dalam paper ini, penulis memfokuskan diri untuk mengkaji penerjemahan dari bahasa Indonesia kedalam bahasa Inggris. Objek kajian yang penulis temukan adalah novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris The Rainbow Troops oleh Angie Kilbane. Permasalahan yang cukup rumit dalam hal proses penerjemahan adalah penerjemahan frasa nomina. Baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris mempunyai pola struktur sintaksis yang berbeda. Perhatikan contoh di bawah ini. BSU: Sebatang pohon filicium tua yang rindang. BSA: The branch of an old filicium tree. Dari contoh tersebut di atas dapat diketahui bahwa di dalam bahasa sasaran, frasa nomina tersebut mendapatkan tambahan artikel the dan a. Selain itu, kata rindang yang ada dalam bahasa sumber tidak ikut diterjemahkan kedalam bahasa sasaran. Perbedaan struktur sintaksis inilah yang bisa dikaji secara linguistik. Seorang penerjemah yang baik diharapkan bisa menemukan padanan yang sesuai baik padanan kata maupun gramatikal di dalam bahasa sasaran. Baker (2000: 8) menyatakan bahwa seorang penerjemah diharapkan memahami struktur sintaksis dari bahasa sumber dan bahasa sasaran secara total meliputi perbedan Linguistika Akademia, Vol. 1, No. 2, 2012 :

3 Linguistika Akademia ISSN: gramatikal, makna leksikal, dan semua sistem yang ada di kedua bahasa tersebut sehingga tercapailah kesamaan tekstual dan pragmatik. Dari uraian tersebut di atas cukup jelas bahwa frasa nomina dalam bahasa sumber kemungkinan akan mempunyai struktur sintaksis yang berbeda dalam bahasa sasaran. Mencari kesepadanan dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran merupakan hal yang penting dalam proses penerjemahan. Oleh karena itu, paper ini mencoba menguraikan kesepadanan penerjemahan antara frasa nomina dalam bahasa Indonesia seperti yang terlihat di dalam novel Laskar Pelangi dan terjemahannya The Rainbow Troops melalui unsur-unsur sintaksis penyusun frasa nomina dalam Bahasa Indonesia dan terjemahannnya di dalam Bahasa Inggris tersebut. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka permasalahan yang timbul adalah (1)Bagaimana frasa nomina di dalam novel Laskar Pelangi diterjemahkan, dan (2) Bagaimana penerjemahan frasa nomina dalam Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris mencapai kesepadanan penerjemahan. Karena penelitian ini berkaitan dengan dua bahasa yang memiliki aksara berbeda, maka metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan translasional, yakni metode padan yang alat penentunya adalah bahasa lain (Edi Subroto, 1992: 59). Data akan dianalisis dengan menggunakan teori linguistik tradisional mengenai struktur sintaksis frasa nomina dan untuk mengetahui kesepadanan struktur penerjemahan dalam Bahasa Inggrisnya, teori penerjemahan tentang pergeseran (shifting) yang diusung oleh Catford juga digunakan untuk melihat pergeseran apa yang timbul dalam proses penerjemahan frasa nomina-frasa nomina tersebut. B. LANDASAN TEORI Paper ini mengkaji tentang struktur sintaksis dari frasa nomina dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Oleh karena itu teori linguistik yang digunakan adalah teori linguistik tradisional. Teori linguistik tradisional sendiri adalah teori yang menjelaskan tentang aturan gramatikal yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun yang lalu. Tata bahasa tradisional merupakan penggolongan kata ke dalam kelas kata. Salah satu tokoh yang terkenal mengembangkan Analisis Struktur Frase Nomina dalam Novel Laskar Pelangi (Winda Ratna W)

4 208 teori linguistik tradisional adalah Robert Lowth s (1726) dalam bukunya A Short Introduction to English Grammar. Paper ini lebih lanjut akan membahas mengenai struktur frasa nomina dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris menggunakan teori sintaksis dari linguistik tradisional. Teori sintaksis dibuat untuk membedakan level analisis pada kalimat, klausa, dan frasa. Sintaksis juga mengkaji tentang terminologi tradisional dalam struktur sintaksis seperti subjek, objek, and kelas kata. Teori sintaksis yang dipakai dalam paper ini adalah teori tentang frasa nomina dari Marjilijn and Kim Sauter dalam bukunya yang berjudul English Sentence Analysis. Selain menggunakan teori sintaksis, paper ini juga mengkaji frasa nomina dalam Bahasa Indonesia dan terjemahan Bahasa Inggrisnya dengan menggunakan teori equivalence. Karena paper ini mengkaji proses penerjemahan dari suatu frasa nomina kedalam struktur terjemahan Bahasa Inggrisnya, maka sangatlah penting untuk mengetahui kesepadanan struktur sintaksis pada frasa nomina dalam Bahasa Indonesia dan terjemahan Bahasa Inggrisnya. Mengkaji struktur sintaksis untuk mencari kesepadanan penerjemahan sangat memungkinkan adanya proses pergeseran dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran. Oleh karena itu, dalam paper ini penulis juga akan mencoba untuk mengkaji pergeseran-pergeseran apa yang terjadi selama proses penerjemahan dengan menggunakan teori dari Catford. 1. FRASA NOMINA 1.1. Frasa Sebuah frasa merupakan sekumpulan kata-kata yang tidak memiliki subjek yang artinya bahwa setiap sekumpulan kata yang secara gramatikal sama dan tidak memiliki subjeknya sendiri disebut sebagai frasa. Salah satu frasa adalah frasa nomina. Contohnya adalah frasa seorang anak muda. Frasa ini adalah frasa nomina karena dikepalai oleh sebuah kata benda Frasa Nomina Frasa nomina bisa berfungsi sebagai subjek dalamsebuah kalimat, misalnya dalam kalimat seorang anak membaca sebuah buku, sebagai objek seorang anak membaca sebuah buku, sebagai Linguistika Akademia, Vol. 1, No. 2, 2012 :

5 Linguistika Akademia ISSN: pelengkap objek kata kerja John membeli sepotong kue, dan sebagai objek preposisi Jill sedang berenang di kolam renang. 2. Penerjemahan Larson (1998) menyatakan bahwa penerjemahan pada dasarnya adalah perubahan bentuk. Dalam penerjemahan, bentuk bahasa klausa, frasa ataupun kata dalam bahasa sumber digantikan dengan bntuk yang sesuai dalam bahasa sasaran. Dari pernyataan tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa penerjemahan adalah proses pentransferan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. 3. Jenis-jenis Penerjemahan Larson (1998) lebih lanjut membagi penerjemahan ke dalam dua jenis. a. Penerjemahan literal adalah penerjemahan yang mencoba untuk mengikuti bentuk bahasa sumber. b. Penerjemahan idiomatic adalah penerjemahan yang mencoba untuk mengkomunikasikan makna dalam bahasa sumber menjadi senatural mungkin dalam bahasa sasaran. 4. Equivalence (Kesepadanan) Vinay dan Darbelnet (dikutip dari Munday, 2001: 58) menyatakan bahwa equivalence merujuk pada kasus dimana bahasa mendeskripsikan situasi yang sama dengan perbedaan style atau perbedaan struktural. Catford (dikutip dari Hatim dan Munday, 2004: 40) manyatakan bahwa menuliskan suatu teks kedalam bahasa lain bisa sama melalui beberapa element yang berbeda (seluruhnya atau hanya sebagian sama), dalam tataran level yang berbeda (persamaan konteks, semantic, gramatikal, leksikal, dsb). Baker (1998: 77) menyatakan bahwa penggunaan gagasan equivalence digunakan para penerjemah untuk alasan kenyamanan dibandingkan dengan alasan mengikuti struktur yang ada Grammatical Translation (penerjemahan gramatikal) Perbedaan struktur gramatikal dari bahasa sumber dan bahasa sasaran sering terjadi dengan adanya perubahan penyampaian informasi atau isi pesan selama proses penerjemahan. Perubahan ini mungkin terjadi dengan cara menambahkan informasi Analisis Struktur Frase Nomina dalam Novel Laskar Pelangi (Winda Ratna W)

6 210 yang tidak tertulis dalam bahasa sumber. Hal seperti ini sering terjadi karena bahasa sasaran memiliki kategori gramatikal yang mana bahasa sumber tidak miliki. 5. Pergeseran Untuk mencapai terjemahan gramatikal dalam bahasa sumber kedalam bahasa sasaran, pergeseran mungkin akan muncul di dalam proses penerjemahan tersebut. Pergeseran dalam penerjemahan dapat dibagi kedalam beberapa bagian (Catford: 1965) 5.1. Pergeseran level Pergeseran level maksudnya adalah bahwa bahasa sumber memiliki level linguistik yang sama dalam bahasa sasaran namun dalam tataran level yang berbeda. Catford menjelaskan bahwa hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan level fonologi dan grafologi yang tidak memungkinkan. Penerjemahan antara level-level ini sebenarnya merupakan penerjemahan yang keluar dari aturan dimana penerjemahan ini mencari subtansi-subtansi yang sama dalam suatu kondisi tertentu. Kemudian melalui pergeseran gramatikal kedalam pergeseran leksikal atau sebaliknya sangat memungkinkan terjadinya pergeseran level. Contohnya BSu: Dia sedang makan BSa: She is eating Dalam proses penerjemahan, ada pergeseran dari segi leksikal kedalam unsur gramatikal dimana kata sedang diterjemahkan secara gramatikal menjadi pola to be+ving Pergeseran kategori Catford menyatakan bahwa penerjemahan dengan menggunakan pergeseran kategori disebut sebagai penerjemahan yang tidak terikat. Dengan kata lain, pergeseran ini akan banyak memunculkan hasil terjemahan yang seperti penerjemahan bebas. Terkadang hasil terjemahannya tidak normal atau terlampau jauh struktunya dengan bahasa sumber. Pergeseran kategori memiliki beberapa sub-kategori. Diantaranya adalah: Linguistika Akademia, Vol. 1, No. 2, 2012 :

7 Linguistika Akademia ISSN: Pergeseran struktur Pergeseran struktur terjadi dikarenakan perbedaan grapologi dan fonologi antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Misal penambahan artikel di depan rasa nomina bahasa inggris di mana tidak ada penambahan artikel di depan frasa nomina di dalam Bahasa Indonesia Pergeseran unit Pergeseran unit terjadi dikarenakan perbedaan rank diantara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Misal sebuah frasa yang diterjemahkan ke dalam klausa Pergeseran kelas Pergeseran kelas terjadi apabila kesepadanan pernerjemahan dalam suatu item bahasa sumber tertentu adalah tataran kelas kata yang berbeda di dalam bahasa sasaran. Misal kata sifat yang diterjemahkan ke dalam nomina Pergeseran intra-sistem Pergeseran intra-sistem adalah pergeseran yang terjadi di dalam suatu sistem bahasa. Pergeseran ini terjadi karena aturan-aturan yang sudah ada di dalam masingmasing bahasa. Misal pnambahan akhiran-s untuk nomina yang bisa dihitung dalam Bahasa Inggris. C. HASIL PENELITIIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa paper ini bertujuan untuk menemukan kesepadanan penerjemahan dari penerjemahan frasa nomina Bahasa Indonesia kedalam Bahasa Inggris. Analisis akan dimulai dengan menentukan konstituen dari frasa nomina dari bahasa sumber dan kemudian membandingkannya dengan konstituen-konstituen penyusun hasil penerjemahan dari Bahasa Indonesia tersebut. Frasa nomina tersebut kemudian akan dianalisis dengan menggunakan teori linguistik tradisional untuk mengetahui konstituen penyusun frasa nomina dalam Bahasa Indonesia dan terjemahannya di dalam bahasa Inggris. Setelah mengetahui konstituen dari masing-masing frasa nomina, barulah bisa ditemukan kesepadanan penerjemahannya. Berdasarkan penerjemahan gramatikal tersebut, Analisis Struktur Frase Nomina dalam Novel Laskar Pelangi (Winda Ratna W)

8 212 kemudian dianalisa pergesaran apa yang muncul dalam menerjemahkan frasa nomina dalam Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris seperti yang terlihat pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata tersebut. Data 1 BSu: Sebatang pohon filicium tua BSa: An old filicium tree Konstituen masing-masing frasa Se Batang pohon filicium Frasa Nomina Numeralia penggolong nomina (pusat) Nomina An old filicium Tree det: article NP: Noun Phrase premod: premod: adj adj H: noun Dari table data tersebut di atas dapat dilihat bahwa frasa nomina di dalam Bahasa Indonesia tetap diterjemahkan ke dalam frasa nomina dalam Bahasa Inggris untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Dari data tersebut di atas pulalah kita bisa mengetahui bahwa penerjemahan mengalami proses hilangnya informasi dimana kata sebatang yang mempunyai konstituen numeralia+penggolong hanya ditejemahkan ke dalam determiner artikel a. Pergeseran juga terjadi di dalam proses terjemahan ini di mana frasa nomina bahasa Indonesia yang terdiri dari penggolong+numeralia+nomina (pusat)+nomina bergeser menjadi determiner+adjective+adjective+np. Berdasarkan teori yang diusung oleh Catford, pergeseran seperti ini disebut sebagai pergeseran struktur. Pergeseran ini terjadi karena perbedaan sistem linguistik antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Data 2 BSu: Di mulut pintu berdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan.(hal.1) Linguistika Akademia, Vol. 1, No. 2, 2012 :

9 Linguistika Akademia ISSN: BSa: in the doorway stood two teachers like hosts welcoming guest to a party. (hal.1) Konstituen penyusunnya adalah Dua Orang Guru frasa nomina Numeralia Penggolong nomina(pusat) Two det:num NP Teachers H:noun Dari data tersebut di atas, frasa nomina dalam bahasa sumber juga diterjemahkan kedalam frasa nomina untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahannya. Pergeseran juga terjadi di dalam proses penerjemahan frasa nomina tersebut. Terdapat dua macam pergeseran dalam proses penerjemahan frasa nomina tersebut. Pertama adalah pergeseran struktur. Dari data tersebut terlihat bahwa kata orang dalam frasa nomina tidak diterjemahkan. Pergeseran seperti ini disebut sebagai pergeseran struktur dimana terdapat perbedaan struktur linguistik antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Yang kedua adalah pergeseran intra sistem. Pergeseran ini bisa dilihat dari kata guru yang merupakan nomina tunggal diterjemahkan ke dalam kata teachers yang merupakan nomina jamak. Berdasarkan teori Catford, pergeseran intra sistem digunakan pada kasus di mana prosesnya terjadi secara internal, di dalam sebuah sistem. Pergeseran terjadi karena untuk menyatakan nomina dalam Bahasa Inggris, nomina jamak yang bisa dihitung harus ditambahi akhiran s. Data 3 BSu: bau hangus yang kucium tadi ternyata adalah bau sandal cunghai (hal.11) BSa: that burned smell I noticed from car tires, the smell of his cunghai sandals, made from car tires (hal.11) Konstituen penyusunnya adalah Analisis Struktur Frase Nomina dalam Novel Laskar Pelangi (Winda Ratna W)

10 214 Sandal nomina (pusat) frasa nomina Cunghai Kata sifat cunghai Sandals Made From Car Tires NP premod: Adj H: noun postmod: non-finite clause P: Verb comp: PP Linguistika Akademia, Vol. 1, No. 2, 2012 : h:pp comp: NP premod: adj H: noun Berdasarkan data tersebut, frasa nomina dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan ke dalam frasa nomina di dalam terjemahan Bahasa Inggrisnya untuk mencapai kesepadanan penerjemahan. Frasa nomina dalam Bahasa Indonesia yang berbentuk frasa nomina sederhana diterjemahkan kedalam frasa nomina dengan penjelas belakang. Penerjemah menambahkan informasi tambahan untuk membuat kesepadanan penerjemahannya. Kata sandal cunghai mungkin tidak asing bagi masyarakat Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan masyarakat di luar Indonesia. Oleh karena itu, penerjemah menambahkan informasi tambahan berupa frasa verba made from car tires agar pembaca bisa membayangkan atau membuat gambaran mengenai bentuk sandal cunghai tersebut. Di samping penambahan informasi, pergeseran juga terjadi dalam proses penerjemahan frasa nomina tersebut. Merujuk pada teori pergeseran dari Catford, pergeseran yang terjadi adalah pergeseran intra sistem dan pergeseran struktur. Sama halnya dengan data sebelumnya, pergeseran intra sistem terjadi karena proses internal. Sandal merupakan nomina yang biasanya berpasangan. Maka penerjemahan ke dalam bahasa inggrisnya harus menambahkan akhiran-s untuk menjamakkan nomina tersebut. Sedangkan pergeseran yang lain yang terjadi dalam menerjemahkan frasa nomina tersebut adalah pergeseran struktur dimana frasa sandal

11 Linguistika Akademia ISSN: cunghai diterjemahkan menjadi cunghai sandals. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan struktur linguistik dari kedua bahasa tersebut. Data 4 Bsu: Seketika itu kami tersentak dalam pesona, itulah lagu Tennese Waltz yang sangat terkenal karya Anne Murray.(hal.137) Bsa: The song was none other than the famous song written by Anne Murray. (hal.118) Konstituen penyusunnya Lagu Tennese Waltz Yang Sangat Terkenal karya Frasa Nomina Anne Murray FN Penjelas belakang: frasa adjektiva Nomina (pusat) nomina Peng. Adjektiva adjektiva nomina nomina the famous Song written by Noun Phrase det:art premod:adj h:noun postmod:nfc p: verb comp:pp pp:prep Anne Murray comp:np Berdasarkan data konstituen struktur sintaksis di atas, bisa diketahui bahwa frasa nomina dalam Bahasa Indonesia tetap diterjemahkan ke dalam frasa nomina untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahannya. Akan tetapi, konstituen penyusun frasa nomina dan terjemahan bahasa inggrisnya mengalami banyak perbedaan struktur. Pertama dalah terjadinya pergeseran unit di mana penjelas belakang di dalam frasa nomina Bahasa Indonesia yang berupa frasa ajektiva berubah menjadi penjelas belakang yang berbentuk non-finite clause. pergeseran unit terjadi dikarenakan kesepadanan penerjemahan dari sebuah unit pada rank tertentu dalam bahasa sumber memiliki rank yang berbeda dalam bahasa sasaran. Dalam hal ini adalah rank penjelas belakang dalam bahasa sumber yang berbentuk frasa ajektiva memiliki kesepadanan penerjemahan Analisis Struktur Frase Nomina dalam Novel Laskar Pelangi (Winda Ratna W)

12 216 dengan penjelas belakang yang berbentuk non-finite clause. pergeseran yang kedua adalah pergeseran struktur di mana lagu Tennese Waltz yang sangat terkenal diterjemahkan ke dalam the famous song. Pergeseran tersebut terjadi karena perbedaan struktur di antara kedua bahasa dimana dalam Bahasa Indonesia nomina pusatnya berada di depan, sedangkan dalam Bahsa Inggris, nomina pusat terletak di belakang. Selain pergeseran, ada pula penghilangan informasi dimana kata Tennese Waltz dalam bahasa sumber tidak ikut diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Hal tersebut mungkin dikarenakan orang di luar Indonesia sudah cukup familiar dengan Anne Murray yang merupakan pencipta lagu Tennese Waltz, sehingga tanpa menyebut lagi judul lagunya, pembaca sudah otomatis tahu bahwa lagu yang dimaksudkan adalah lagu Tennese Waltz. D. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang telah dibuat diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa penerjemahan suatu bahasa ke dalam bahasa lain bisa tercapai melalui beberapa proses penerjemahan. Pada proses penerjemahan antara satu bahasa ke dalam bahasa lainnya, pergeseran sangat mungkin terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor perbedaan struktur gramatikal antara kedua bahasa tersebut, faktor intern di dalam masing-masing bahasa, dan faktor susunan atau urutan kata yang berbeda dari kedua bahasa tersebut. Pada analisis data yang telah dibuat pada bab sebelumnya, penerjemahan frasa nomina dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris mengalami beberapa macam bentuk pergeseran. Pergeseran tersebut adalah pergeseran struktural, pergeseran unit, dan pergeseran intra sistem. Pada satu frasa nomina, memungkinkan terjadinya lebih dari satu pergeseran. Struktur frasa nomina dalam bahasa Indonesia tersebut mengalami pergeseran untuk mendapatkan hasil penerjemahan yang natural dan mudah dipahami. Penambahan atau penghilanagn informasi juga terjadi untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Penerjemahan yang baik harus bisa menyampaikan pesan yang dimaksud dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Agar pesan yang dimaksud bisa sampai Linguistika Akademia, Vol. 1, No. 2, 2012 :

13 Linguistika Akademia ISSN: dengan baik, maka sangat mungkin struktur-struktur sintaksis pada bahasa sumber akan berubah dalam bahasa sasaran untuk mencapai kesepadanan penerjemahannya dan pesan yang dimaksud bisa sampai dengan benar sesuai dengan yang dimaksudkan di dalam bahasa sumber. E. DAFTAR PUSTAKA Baker, Mona In Other Words: A Course book of Translation. London: Routledge. Catford, J.C A Linguistic Theory of Translation. London: OxfordUniversity Press. Hatim, B and Munday, J Translation: An advance resource book. Londonand New York: Routledge. Hirata, Andrea Laskar Pelangi. Jakarta: Bentang Pustaka. Hirata, Andrea The Rainbow Troops. Translator: Angie Kilbane. Jakarta: Bentang Pustaka. Munday, Jeremy Introducing Translation Studies: Theories and Application. London: Routledge Nababan, M.R Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. Subroto, Edi Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Verspoor, Marjolijn and Kim S English Sentence Analysis. America: John Benjamins North America. Analisis Struktur Frase Nomina dalam Novel Laskar Pelangi (Winda Ratna W)

14 218 Linguistika Akademia, Vol. 1, No. 2, 2012 :

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERBEDAAN STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM PENERJEMAHAN INDONESIA-INGGRIS PUISI HULAHOP BIANGLALA DAN RAINBOW HULAHOP

PERBEDAAN STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM PENERJEMAHAN INDONESIA-INGGRIS PUISI HULAHOP BIANGLALA DAN RAINBOW HULAHOP Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 345~359 ISSN: 2089-3884 PERBEDAAN STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM PENERJEMAHAN INDONESIA-INGGRIS PUISI HULAHOP BIANGLALA DAN RAINBOW HULAHOP Anin Luthfi Mahfudhoh

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA DAN KLAUSA DALAM LIRIK LAGU TAKE A BOW OLEH RIHANNA DAN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA

ANALISIS STRUKTUR FRASA DAN KLAUSA DALAM LIRIK LAGU TAKE A BOW OLEH RIHANNA DAN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 249~264 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA DAN KLAUSA DALAM LIRIK LAGU TAKE A BOW OLEH RIHANNA DAN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA Nurul Qonitah e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SINTAKSIS SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) DAN BAHASA INGGRIS STANDAR SERTA BEBERAPA PERGESERAN TERJEMAHAN

ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SINTAKSIS SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) DAN BAHASA INGGRIS STANDAR SERTA BEBERAPA PERGESERAN TERJEMAHAN Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 109~126 ISSN: 2089-3884 ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SINTAKSIS SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) DAN BAHASA INGGRIS STANDAR SERTA BEBERAPA PERGESERAN TERJEMAHAN

Lebih terperinci

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

Fajar Nur Indriyany

Fajar Nur Indriyany Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 291~303 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASE VERBA DALAM NOVEL THE GREAT GATSBY KARYA F. SCOTT FITZGERALD DAN PERGESERAN MAKNA DALAM NOVEL TERJEMAHANNYA (KAJIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration)

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration) KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration) Adiloka Sujono Universitas Widyaguna Malang Adilokas@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH Cipto Wardoyo UIN Sunan Gunung Djati Bandung cipto_w@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mencoba

Lebih terperinci

EQUIVALENCE STRATEGIES IN TRANSLATING SLANG IN THE NOVEL AKEELAH AND THE BEE BY SAPARDI DJOKO DAMONO

EQUIVALENCE STRATEGIES IN TRANSLATING SLANG IN THE NOVEL AKEELAH AND THE BEE BY SAPARDI DJOKO DAMONO EQUIVALENCE STRATEGIES IN TRANSLATING SLANG IN THE NOVEL AKEELAH AND THE BEE BY SAPARDI DJOKO DAMONO A THESIS BY RINA SARI NAINGGOLAN REG. NO. 080705042 DEPARTMENT OF ENGLISH FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL)

KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL) KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL) Gilang Fadhilia Arvianti Universitas Tidar, Magelang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu negara ke negara yang lain semakin mudah dan berkembang pesat. Akan tetapi, ada satu hal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance Wamafma

PENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance Wamafma Jurnal Sastra Jepang, Vol. 11 No. 2, Februari 2012, ISSN: 1411-9323, Hal. 38-50 PENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance

Lebih terperinci

AN ANALYSIS OF TRANSLATION METHODS USED IN THE INDONESIAN SUBTITLES OF THE CROODS MOVIE THESIS BY FIRNANTIA LARA LESTARI NIM

AN ANALYSIS OF TRANSLATION METHODS USED IN THE INDONESIAN SUBTITLES OF THE CROODS MOVIE THESIS BY FIRNANTIA LARA LESTARI NIM AN ANALYSIS OF TRANSLATION METHODS USED IN THE INDONESIAN SUBTITLES OF THE CROODS MOVIE THESIS BY FIRNANTIA LARA LESTARI NIM 105110100111026 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES

Lebih terperinci

TESIS. Oleh BOY HENDRAWAN MANURUNG /LNG

TESIS. Oleh BOY HENDRAWAN MANURUNG /LNG ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT PASIF DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KE DALAM BAHASA INGGRIS THE RAINBOW TROOPS TESIS Oleh BOY HENDRAWAN MANURUNG 117009011/LNG SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

KATA, MAKNA DAN PENERJEMAHAN ABSTRAK

KATA, MAKNA DAN PENERJEMAHAN ABSTRAK KATA, MAKNA DAN PENERJEMAHAN Zulia Karini, S.S, M.Hum Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto karini_zulia@amikompurwokerto.ac.id ABSTRAK Makna dan penerjemahan memiliki hubungan yang sangat erat. Menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah alat komunikasi yang vital. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, mengajak, menciptakan dan memelihara suatu hubungan dengan orang

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak menggunakan metode penerjemahan sama makna dan bentuk dengan total 208 kalimat. Metode penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik

TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik Nurlaila Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar Korespondensi: Jl. Sawah tabing No. 10 Rambatan Batusangkar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Arifin yang berjudul Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Arifin yang berjudul Analisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian yang Relevan Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Arifin yang berjudul Analisis Terjemahan Istilah-Istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

KESALAHAN PENERJEMAHAN ASPEK WAKTU DARI BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA. Dewi Sari Sumitro

KESALAHAN PENERJEMAHAN ASPEK WAKTU DARI BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA. Dewi Sari Sumitro KESALAHAN PENERJEMAHAN ASPEK WAKTU DARI BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA Dewi Sari Sumitro dewi_sari@gmail.com ABSTRACT. The objective of this research is to analyze the errors translation of the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi menjadi tali penghubung dalam hubungan antar manusia. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM BAHASA INGGRIS OLEH VICKY PRASETYO MELALUI ANALISIS SINTAKSIS. YudithTyas Prameswari

KOREKSI KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM BAHASA INGGRIS OLEH VICKY PRASETYO MELALUI ANALISIS SINTAKSIS. YudithTyas Prameswari Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 14~28 ISSN: 2089-3884 KOREKSI KESALAHAN GRAMATIKAL DALAM BAHASA INGGRIS OLEH VICKY PRASETYO MELALUI ANALISIS SINTAKSIS YudithTyas Prameswari e-mail: prameswari93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang

Lebih terperinci

PERGESERAN TERJEMAHAN KELAS KATA UTAMA BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS PADA THE OLD MAN AND THE SEA DAN LINGUISTICS ACROSS CULTURES)

PERGESERAN TERJEMAHAN KELAS KATA UTAMA BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS PADA THE OLD MAN AND THE SEA DAN LINGUISTICS ACROSS CULTURES) PERGESERAN TERJEMAHAN KELAS KATA UTAMA BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA (STUDI KASUS PADA THE OLD MAN AND THE SEA DAN LINGUISTICS ACROSS CULTURES) DISERTASI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PROSEDUR PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG DALAM KOMIK DORAEMON TEEMA BETSU KESSAKU SEN EDISI 1 17

STRATEGI DAN PROSEDUR PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG DALAM KOMIK DORAEMON TEEMA BETSU KESSAKU SEN EDISI 1 17 1 STRATEGI DAN PROSEDUR PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG DALAM KOMIK DORAEMON TEEMA BETSU KESSAKU SEN EDISI 1 17 Luh Gede Wika Elfayanti Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS Latifah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Latifahtif357@gmail.com Abstrak Sintaksis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing) Pemrosesan bahasa alami (Natual Language Processing - NLP) merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial

Lebih terperinci

PENGAJARAN PENERJEMAHAN DI BIDANG BUDAYA. Abstrak

PENGAJARAN PENERJEMAHAN DI BIDANG BUDAYA. Abstrak PENGAJARAN PENERJEMAHAN DI BIDANG BUDAYA Purwani Indri Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara E-mail: fawzie17@gmail.com Abstrak Bidang penerjemahan muncul

Lebih terperinci

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari Klasifikasi Frase Berbahasa Inggris di Koran Minggu Wiwiek Sundari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro wiekku@yahoo.com Abstract The language structure comprehension is closely related to the

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Interferensi Bahasa Indonesia dalam Pemakaian Bahasa (Lilik Uzlifatul Jannah) 81 INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Lilik Uzlifatul Jannah Alumni Pascasarjana

Lebih terperinci

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS THE TRANSLATION OF REOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS Made Jaya Maharani 1* utu Ayu Asty Senja ratiwi 2 I Made Sena Darmasetiyawan 3 [123] English Department Faculty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional components yang lebih luas secara struktur di antara grup lainnya, sebagaimana yang

Lebih terperinci

METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA

METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA Bagaimana belajar bahasa kedua dilihat dari kemunculan metode yang dikategorikan sebagai metode tradisional? 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 1 LIMA DIMENSI METODE BELAJAR

Lebih terperinci

Vol 6 No 1 Januari 2018 JDPP Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran

Vol 6 No 1 Januari 2018 JDPP Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 6 No 1 Januari 2018 JDPP Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran http://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/index PENERJEMAHAN FRASA VERBA BAHASA INGGRIS DALAM BUKU SOCIOLINGUISTICS: GOALS, APPROACHES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI Sarah Mayung Sarungallo Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK Muhammad Aprianto Budie Nugroho Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Kuningan, Indonesia Emai: muh.apriantobn@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY

ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY Johnny Prasetyo John Pras-isi@yahoo. com Institut Seni Indonesia Surakarta ABSTRACT This descriptive-qualitative

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

ANOTASI KEGAGALAN PRAGMATIK DALAM TERJEMAHAN KE DALAM BAHASA INGGRIS NOVEL LASKAR PELANGI

ANOTASI KEGAGALAN PRAGMATIK DALAM TERJEMAHAN KE DALAM BAHASA INGGRIS NOVEL LASKAR PELANGI ANOTASI KEGAGALAN PRAGMATIK DALAM TERJEMAHAN KE DALAM BAHASA INGGRIS NOVEL LASKAR PELANGI Tommy Andrian (tommy_andrian@yahoo.com), Nurul Rizky (nrl.rizky2@gmail.com), Hanum Kizt Nurkhadijah (kizt.hanum@gmail.com),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO Ni Kadek Nomi Dwi Antari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

ii

ii i ii iii iv v vi vii viii SYNTACTICAL ANALYSIS OF NOUN PHRASE ON THE TRANSLATION OF ANDREA HIRATA SLASKAR PELANGI TO ITS ENGLISH VERSION ABSTRACT This thesis entitled Syntactical Analysis of Noun Phrase

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Buku Hukum The Concept of Law karya H.L.A Hart dan terjemahannya Konsep Hukum merupakan buku teori hukum atau jurisprudence, bukan merupakan hukum secara praktek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and Taylor (1975) menjelaskan definisi metode kualitatif yaitu: qualitative methodologies

Lebih terperinci

ANALISIS METODE TERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS: PERSPEKTIF TEORI PETER NEWMARK

ANALISIS METODE TERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS: PERSPEKTIF TEORI PETER NEWMARK Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 2, Desember 2014, 128-136 ANALISIS METODE TERJEMAHAN NASKAH PIDATO KENEGARAAN DARI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS: PERSPEKTIF TEORI PETER NEWMARK Anam

Lebih terperinci

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI MARDHATILLAH

FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI MARDHATILLAH FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra MARDHATILLAH 110912015

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI TERJEMAHAN TIGA UNIT LINGUISTIK PADA

ANALISIS KOMPETENSI TERJEMAHAN TIGA UNIT LINGUISTIK PADA ANALISIS KOMPETENSI TERJEMAHAN lain TIGA yang UNIT terealisasikan LINGUISTIK lewat PADAstruktur MAHASISWA SEMESTER 4 PENDIDIKAN BAHASA permukaan INGGRIS atau surface FKIP structure. UNISRI 2015 Penerjemah

Lebih terperinci