BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA. dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat."

Transkripsi

1 81 BAB V KESALAHAN DALAM PEMEROLEHAN BAHASA Dalam bab ini dideskripsikan tentang pemerolehan bahasa, pemerolehan bunyi bahasa dalam kata, pemerolehan dalam kalimat, dan pemerolehan makna dalam kalimat. 5.1 Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa adalah sebuah proses yang dihasilkan dalam mempelajari bahasa terjadi di mana pun dan berlangsung selama berbulan - bulan dan bertahun - tahun. Siswa mempelajari perbedaan srtuktur bahasa berupa: tense, bentuk jamak (plural maker), kalimat negatif (negative sentence), pelengkap (complement). Satu tata bahasa tidak dapat menurunkan dua bahasa, dan sebaliknya, satu perangkat kalimat merupakan serangkaian kata atau fonem fonem yang merupakan urutan bunyi. Kalimat sederhana (simple sentence) terdiri atas subjek, predikat dan objek. Sebagai contoh, siswa mudah mempelajari ing yang terletak setelah kata kerja (verb): She is working. Struktur lainnya, seperti kata kerja (verb) bentuk sederhana, yang akan diperoleh secara alami pada pembelajaran bahasa selanjutnya, siswa belajar struktur sesuai dengan apa yang telah mereka pelajari. Siswa sudah berlatih berulang-ulang dan kesalahan tetap saja mereka lakukan. Fenomena ini sesuai dengan pendapat Chaer (2003: 40). Sebagai contoh, guru bahasa Inggris telah mengajarkan siswa untuk menambahkan s pada orang ketiga tunggal, seperti She likes papaya atau pada penggunaan has dan have, seperti Mary has a cold. Hal ini merupakan kejadian biasa ketika siswa tidak biasa menggunakan bentuk tersebut dengan benar, dan sering terjadi pada latihan atau dialog secara spontan.

2 82 Setiap anak sejak lahir telah dibekali pandangan mentalistik yang dilandasi biologi dan neurologi manusia yang sama. Sementara itu, dalam bahasa juga terdapat konsep universal sehingga anak secara kodrati telah mengetahui konsep universal ini. 5.2 Pemerolehan Bunyi Bahasa dalam Kata Seorang anak memiliki 20% dari otak dewasa dan akan berkembang atau tumbuh secara proporsional sesuai dengan perkembangan badannya (Dardjowidjojo.2008: 246). Kemampuan siswa dalam mengucapkan bahasa sesuai dengan yang dia dengarkan tanpa mengetahui bentuk tulisan bahasa tersebut. Pengucapan bahasa asing bisa diterima bila pengucapannya sama dengan penutur asli dan dapat mendengarkan perbedaannya. Kemampuan mendengarkan pengucapan guru dengan baik belum tentu siswa dapat mengucapkan dengan baik pula. Variasi menyerap dan membunyikan lagi antara siswa yang satu dan yang lainnya, pasti terjadi perbedaan ketika dalam pengucapan yang tepat. Dalam proses pemerolehan fonologi anak anak memperhatikan lingkungannya, mengamati persamaan dan perbedaan yang penting baginya dalam lingkungan itu. Anak anak sangat peka terhadap sifat suara manusia tertentu yang didengarnya berulang-ulang dalam konteks yang sama seperti pola-pola tekanan, irama, ritme, dan fitur-fitur lain yang saling berhubungan dengan keadaan yang berulang-ulang. Anak-anak tidak menaruh perhatian pada tempat artikulasi untuk setiap pengucapan karena mereka tidak mampu menghadapi pada saat bersamaan pada setiap peringkatnya (Chaer, 2002: 212). Dalam konteks di atas siswa bisa menirukan pengucapan yang dilakukan oleh guru, tetapi bila siswa diperintahkan untuk membaca kalimat sederhana bahasa Inggris masih banyak dijumpai kesalahan yang dilakukan dalam pengucapannya. Selama pengajaran yang dilakukan di

3 83 dua sekolah dasar banyak dijumpai salah ucap oleh siswa, baik dalam membaca maupun menulis kembali, apa yang diucapkan oleh guru. Pada tabel di bawah ini disajikan pengucapan yang sering dilakukan siswa. Tabel 5.1 Pengucapan yang Sering Dilakukan Siswa PENGUCAPAN NO KOSAKATA SALAH BENAR 1 I [i] [ai] 2 She [sә] [ i:] 3 He [hә] [hi:] 4 Sweater [switer] [swәte] 5 Under [under] [۸ ndә] 6 But [but] [b ۸ t] 7 Above [abov] [әb ۸ v] Pemerolehan bunyi tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan secara perlahan dan berangsur angsur. Ucapan anak selalu berubah antara ucapan yang benar dan yang tidak benar sampai ucapan orang dewasa tercapai. Menurut Chaer (2009; 212), pemerolehan fonologi terjadi melalui beberapa proses penyederhanaan umum yang melibatkan semua kelas bunyi. Sesuai dengan kesalahan yang terdapat pada Tabel 5.1. Pengucapan benar (standar) menurut Oxford (1995) sering dilafalkan salah oleh siswa, proses yang terjadi adalah: 1) [ai] [i]

4 84 Masukan [ai], berubah menjadi keluaran [i] dalam pengucapannya, terjadi proses subsitusi; penukaran satu segmen dengan segmen lain, bunyi vocal (open close) [a] ditukar dengan bunyi high close [i]. 2) [ i:] [sә] Masukan [ i:], keluaran [sә] berubah pengucapannya, terjadi proses substitusi; pengedepanan: penukaran bunyi frikatif [ ] dengan alveolar [s] dan vokal high close [i] dengan vocal closed mid [ә ]. 3) [hi:] [hә] Masukan hә, keluaran [hi:] berubah pengucapan, terjadi proses substitusi; penukaran bunyi glotal frikatif [ h ] dan vocal closed mid [ә]. 4) [swәte] [switer] Masukan [swәte], keluaran [switer] berubah pengucapannya terjadi proses asimilasi adalah kecenderungan untuk mengasimilasikan satu segmen kepada segmen lain dalam satu kata. proses asimilasi; penyuaraan: bunyi konsonan cenderung tidak disuarakan bila muncul di akhir suku kata. 5) [ændәr] [under] Masukan [ændәr], keluaran [under] berubah pengucapannya yakni terjadi proses substitusi; pengedepanan menukar bunyi back close [u] dengan bunyi front low close (near open), yaitu [ ۸ ]. 6) [b ۸ t] [but]

5 85 Input [b ۸ t], Masukan [but], berubah pengucapannya terjadi proses substitusi; pengedepanan me Masukan nukar bunyi back close (high close) yaitu [ u ] dengan bunyi front low close (near open), yaitu [ ۸ ]. 7) [әb ۸ v] [abov] Masukan [әb ۸ v], keluaran <abov>, pengucapan berubah terjadi proses substitusi; pengedepanan [әb ۸ v]menukar bunyi back close mid [o] dengan bunyi front low close (near open), yaitu [ ۸ ]. Kata dalam tabel tersebut di atas, adalah kesalahan dalam pengucapan sering terjadi karena siswa tidak konsentrasi dalam membaca atau menyebutkan kosakata tersebut, tidak pernah mendengarkan saat guru mengucapkan kosakata tersebut, lupa bila membaca dalam bahasa Inggris terpengaruh dengan bahasa L1 (Indonesia). Melihat kondisi seperti ini, guru menginstruksikan siswa menyebutkan kata yang dicontohkan pengucapannya oleh guru, hal ini biasa dilakukan saat pembelajaran listening, memberikan latihan membaca untuk melancarkan siswa dalam pengucapan bahasa Inggris, dan menyebutkan dengan suara keras hasil kerja siswa agar guru mengetahui pengucapan siswa secara fonemis yang benar. Hal ini terus dilakukan untuk membiasakan siswa dalam pengucapan bahasa Inggris, sesuatu yang sering dan biasa dilakukan akan membuat siswa hafal dan memahami sesuatu yang baru dalam pembelajaran. 5.3 Pemerolehan dalam Kalimat

6 86 Dalam mempelajari kosakata kita tidak saja mengetahui fungsi kata, tetapi juga bentuk tata bahasa yang mempunyai arti dari kelompok kata tersebut. Setiap kata menunjukkan bagian - bagian kata tersebut saling berhubungan menurut kategorinya dan kaidah kaidah dari kata tersebut dalam sebuah kalimat. Mempelajari kosakata tidak termasuk fungsi kata, bagian kata pada bentuk sintaksis dan fungsi kata merupakan bagian dari makna kata. Secara keseluruhan bentuk sintaksis dan fungsi kata ini merupakan satuan tata bahasa yang memiliki makna, disajikan oleh beberapa kata yang merupakan satuan unit dalam kalimat yang saling berhubungan karena setiap kata tersebut memiliki kategori atau kelas katanya. Fenomena ini sesuai dengan pendapat Politzer (1967: 133) bahwa sebuah kalimat terdiri atas kata yang bermakna dan memiliki fungsi sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang saling berhubungan sehingga kalimat menjadi bermakna. Sebagai contoh, dalam bahasa Inggris, sebuah fungsi kata, s dari fungsi possessive (kepemilikan/kepunyaan) dari benda atau seseorang: My mother s garden = the garden of my mother. Pemerolehan kata pada anak sangat dibantu oleh konteks kalimat sesuai dengan kategori kata tersebut dipakai dalam kalimat. Dari konteks tersebut anak akan mengetahui apakah kata tersebut termasuk kategori nomina, verba, adjektiva, dan lainnya. Untuk menentukan kategori sintaksis suatu kata, anak sering menciptakan kata sendiri berdasarkan pertimbangan yang logis menurut anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Dardjowidjojo ( 2008: 264). Pembelajaran bahasa Inggris yang dilakukan dalam kelas, guru menjelaskan pada siswa sesuai dengan materi dalam silabus. Selain mempelajari kosakata, siswa mempelajari kalimat. Guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai kalimat sederhana dengan cara sederhana, agar siswa memahami bentuk dan fungsi kata dalam kalimat. Sesuai dengan indikator yang terdapat dalam RPP, guru memberikan penjelasan kalimat sederhana pada siswa dengan

7 87 memakai bentuk tense (seperti simple present), guru memberikan contoh kalimat sederhana pada siswa, guru memberikan tugas secara individu dan berkelompok untuk membuat kalimat sederhana. Setelah guru melakukan eksplorasi pada siswa, siswa diharapkan mampu melakukan elaborasi dari penjelasan yang dilakukan oleh guru. Diharapkan siswa dapat memahami struktur kalimat sederhana, dapat memberikan contoh kalimat sederhana, dapat mempresentasikan kalimat sederhana secara individu dan berkelompok. Pada pembelajaran bahasa Inggris setelah menyampaikan materi, guru memberikan tes tertulis pada siswa sebagai hasil pembelajaran yang telah diperoleh. Tes yang diberikan pada siswa banyak ditemukan kesalahan kesalahan, sehingga dilakukan remidi (tes ulang) untuk memperbaiki penilaian siswa yang tidak sesuai dengan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Hal ini terjadi pada peneliti, saat memberikan tes membuat kalimat sederhana. Siswa banyak membuat kesalahan kesalahan pada bentuk kalimat yang tidak sesuai dengan struktur dan kaidah bahasa. Kesalahan yang ditemukan pada saat siswa membuat kalimat sederhana dapat disajikan sebagai berikut. a) Uncle works in the post office. # My uncle work in post. # Uncle working in the post office. # Uncle working in the post office b) Mother is making in the kitchen. # Mother is make in the kitchen. # Mother make in the kitchen. # Mother making in the kitchen. # Mother is does make in the kitchen. # Mother made homework at home last night. c) Marry made homework at home last night. # Marry maked homework.

8 88 Analisis kesalahan yang dilakukan oleh siswa SD tersebut di atas akan disajikan pada bab VI. Keberhasilan pemerolehan mempelajari bahasa Inggris dalam bidang sintaksis adalah melalui banyak membaca. Hal ini bagi para siswa sangat penting karena akan lebih mudah dan cepat dalam memahami pengetahuan tata bahasa, kosakata, dan konteks penggunaan bahasa untuk menyampaikan makna kalimat. Selain pemerolehan sintaksis yang salah, ada beberapa contoh unsur kalimat yang benar. Bentuk sistaksisnya disajikan di bawah ini. # A teacher is wearing glasses, white shirt, black tie, black trousers and balck shoes. # Mr. Adi gets a lot of money by making clothes for people. # Sarong is cheaper than kebaya in Adi s shop. # They buy kebaya and sarong. # Many parents visit the shop to buy uniform for their children. 5.4 Pemerolehan Makna dalam Kalimat Seorang anak dalam menentukan makna kata mengikuti prinsip universal yang dinamakan overextension (penggelembungan makna). Dengan diperkenalkan konsep baru, anak cenderung mengambil salah satu fitur dari konsep itu lalu menerapkannya pada konsep lain yang memiliki konsep lain. Misalnya, flower, anak akan memikirkan fitur dalam bentuk, ukuran, gerakan, bunyi, dan tekstur. Fitur ini diterapkan dari segala macam benda dan merevisi definisi sampai memperoleh makna yang sebenarnya. Di samping overextension ada juga underextension (penciutan makna), yaitu penciutan makna dengan membatasi makna hanya pada referen yang telah dirujuk sebelumnya seperti yang dikatakan oleh Dardjowidjojo (2008: 261). Kosakata yang diperoleh dalam bahasa Inggris tidak terlepas dari memori siswa, yang kemungkinan akan membuat mereka bingung. Hal ini disebabkan oleh bunyi atau bagian dari symbol (written) yang memiliki makna kata. Kata mempunyai makna tergantung pada situasinya

9 89 atau konstruksi dari kata kata yang dikombinasikan dengan kaidah atau kategori sehingga memiliki makna dari sebuah kombinasi kata kata tersebut. Hasilnya adalah sebuah kalimat. Kalimat merupakan runtunan kata kata yang membentuk kalimat tersebut sehingga membentuk makna struktural dan memenuhi syarat ketatabahasaan (Parera, 2004: 90 ). Untuk melakukan komunikasi, konteks, makna, dan sintaksis terjadi bersama-sama. Unsur ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena sesungguhnya makna itu diwujudkan oleh sintaksis; sintaksis itu ada untuk mewujudkan makna. Sintaksis dan makna merupakan dua buah wujud yang harus ada bersama sama dalam komunikasi (Dardjowidjojo. 2008: 195). Makna kata tampil dalam kalimat sesuai dengan konteks pemakaiannya. Hubungan makna kata dengan makna kalimat bahasa Inggris yang telah dipahami siswa SD, tetapi ditemukan beberapa kesalahan sebagai berikut. a) Kesalahan yang terdapat pada soal pertama (1) What do you go to for the beach? (2) What go to the beach do you for? (3) What go do you for to the beach? Pada Kalimat (1), kesalahan tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), selanjutnya susunan kata berikutnya sudah benar. Pada kalimat (2), kesalahan tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for terletak setelah what, diikuti auxiliary do kemudian you sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place the beach. Pada kesalahan (3) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do kemudian you sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, susunan kata selanjutnya sudah benar.

10 90 Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tidak sesuai dengan kaidah, atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga dari kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah What for do you go to the beach? Bila susunan kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat digambarkan sebagai berikut. NP Wh-qustion aux NP VP NP (what for) S Kata What for merupakan wh qustion; do sebagai auxiliary; you berstatus nomina dan berarti kamu. Bentuk go berstatus verba; to preposition yang diikuti oleh adverb of place yaitu the beach. b) Kesalahan yang terdapat pada soal kedua (1) What does your mother for go to the market? (2) What does for your mother go to the market? (3) What your mother go does for to the market? (4) What your mother go the market to for does? (5) What does go to the market for your mother? (6) What your mother does go to for the market? Pada k,alimat (1) kesalahan tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), susunan selanjutnya sudah benar. Pada kalimat (2), kesalahan tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for terletak

11 91 setelah what, diikuti auxiliary does, susunan kata berikutnya sudah benar. Kesalahan (3) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, susunan kata selanjutnya sudah benar. Kesalahan (4) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian your mother sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, the market. Pada (5) kesalahan tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian your mother sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi for, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the market. Pada (6) kesalahan tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian your mother sebagai NP atau subjek, sedangkan susunan kata selanjutnya benar. Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga kata-kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima.. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah What for does your mother go to the market? Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat digambarkan sebagai berikut. S NP

12 92 Wh-qustion aux NP VP NP (what for) What for merupakan wh question; does sebagai auxiliary; your mother berstatus nomina dan berarti ibumu. Bentuk go berstatus verba; to preposis yang diikuti oleh adverb of plac,e yaitu the market. c) Kesalahan yang terdapat pada soal ketiga (1) What go to the zoo for do the pupils? (2) What do go to the zoo for the pupils? (3) What go to the pupils for do the zoo? (4) What the pupils go to for do the zoo? (5) What do the pupils for go to the zoo? (6) What do for the pupils go to the zoo? (7) What the pupils do go to for the zoo? Pada kalimat (1), kesalahan tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian the pupils sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the zoo. Pada kalimat (2), kesalahan tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for terletak setelah what, diikuti auxiliary do, kemudian the pupils sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, selanjutnya susunan kata berikutnya sudah benar. Kesalahan (3) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian he pupils sebagai NP atau subyjk, setelah itu verba go, susunan kata selanjutnya sudah benar. Kesalahan (4) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian the pupils sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the zoo. Kesalahan (5) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak

13 93 setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian the pupils sebagai NP atau subyek, susunan kata selanjutnya benar. Kesalahan (6) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian the pupils sebagai NP atau subjek, susunan kata selanjutnya benar. Kesalahan (7) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian the pupils sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the zoo. Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga,kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah What for do the pupils go to the zoo? Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat digambarkab sebagai berikut. NP Wh-question aux NP VP NP (what for) What for merupakan wh question; does sebagai auxiliary; the pupil berstatus nomina dan berarti siswa. Bentuk go berstatus verba; to preposisi yang diikuti oleh adverb of place yaitu the zoo. S d) Kesalahan yang terdapat pada soal keempat (1) What does go to the farmer for the rice field?

14 94 (2) What the farmer does for go to the rice field? (3) What does for the farmer to go the rice field? (4) What the rice field go to for does the farmer? (5) What the rice field the farmer go to for does? (6) What for go to does the farmer the rice field? (7) What does go to the farmer for the rice field? (8) What does go to the rice field for the farmer? Kesalahan (1) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian the farmer sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the ricefield. Kesalahan (2) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian the farmer sebagai NP atau subjek, susunan kata selanjutnya benar. Kesalahan (3) tampak pada susunan kata dalam kalimat. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian the farmer sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the ricefield. Kesalahan (4) susunan kata kata dalam kalimat tidak beraturan, siswa tersebut tidak memahami penempatan kata sesuai dengan kategorinya, the farmer sebagai subjek yang diletakkan setelah auxialiary does oleh siswa diletakkan sebagai keterangan (adverbial). Kategori yang benar adalah posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian the farmer sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the ricefield. Kesalahan (5) susunan kata dalam kalimat tidak beraturan, siswa tersebut tidak memahami penempatan kata sesuai dengan kategorinya, the farmer sebagai subjek yang diletakkan setelah auxialiary does oleh siswa diletakkan setelah the ricefield, penempatan the ricefield sebagai adverbial of place sebagai keterangan dalam sebuah kalimat.

15 95 Kategori yang benar adalah posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian the farmer sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the ricefield.. Kesalahan (6) susunan kata dalam kalimat tidak beraturan, setelah what for (wh-question) diikuti oleh auxiliary does, kemudian the farmer sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the ricefield. Kesalahan (7) susunan kata dalam kalimat tidak beraturan, siswa tersebut tidak memahami penempatan kata sesuai dengan kategorinya, the farmer sebagai subjek diletakkan setelah verba go dan preposisi to. Kategori yang benar adalah posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian the farmer sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the ricefield. Kesalahan (8) ) susunan kata dalam kalimat tidak beraturan, siswa tersebut tidak memahami penempatan kata sesuai dengan kategorinya, the farmer sebagai subjek yang diletakkan setelah for yang merupakan kesatuan unit dari wh-question (what for) yang penempatannya sebagai keterangan. Kategori yang benar adalah posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary does, kemudian the farmer sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the ricefield. Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga dari kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima.. Kalimat yang sesuai dengan

16 96 unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah What for does the farmer go to the ricefield? Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat digambarkan sebagai berikut. NP Wh-question aux NP VP NP (What for) Kata What for merupakan wh question; does sebagai auxiliary; the ricefield berstatus nomina dan berarti sawah. Bentuk go berstatus verba; to preposisi yang diikuti oleh adverb of place yaitu the farmer. S e) Kesalahan yang terdapat pada soal kelima (1) What the people do for go to the temple? (2) What do the people go for to the temple? (3) What do the people for go to the temple? (4) What for the people go to the temple? Kesalahan (1) yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian the people sebagai NP atau subjek, setelah itu susunan kata sudah benar. Kesalahan (2) yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. siswa tidak memahami penempatan kata sesuai dengan kategorinya, fo yang merupakan kesatuan unit dari wh-question (what for) yang penempatannya setelah verba go. Kategori yang benar adalah posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian the people sebagai NP atau subjek, setelah itu verba go, preposisi to, dan sebagai keterangan adalah adverbial of place, yaitu the temple. Kesalahan (3), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. siswa tersebut tidak memahami penempatan kata sesuai dengan

17 97 kategorinya, for yang merupakan kesatuan unit dari wh-question (what for) yang penempatannya setelah subjek the people. Dalam kalimat tanya (interrogative sentence)) setelah wh- question diikuti oleh auxiliary dan subjek. Kategori yang benar adalah posisi for seharusnya terletak setelah what (wh- question), diikuti auxiliary do, kemudian the people sebagai NP atau subjek, susunan selanjutnya benar. Kesalahan (4) yakni kalimat tidak mengikuti kaidah tata bahasa yang benar karena tidak ada auxiliary do. tetapi susunan kalimat benar. Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga dari kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima.. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah What for do the people go to the temple? Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat dilihat sebagai berikut. NP Wh-question aux NP VP NP (what for) Kata What for merupakan wh question; do sebagai auxiliary; the people berstatus nomina dan berarti orang. Bentuk go berstatus verba; to preposition yang diikuti oleh adverb of place yaitu the temple. S f) Kesalahan yang terdapat pada soal keenam

18 98 (1) Mother to sell vegetables goes to the market. (2) My mother to sell the market goes vegetables. Kesalahan (1), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi goes sebagai verba seharusnya terletak setelah subjek mother, diikuti preposisi to dan adverbial of place, yaitu the market. Kemudian terdapat klausa ke dua to sell vegetables yang memiliki kategori kata preposisi to. Verba sell, dan adverbia sebagai nomina vegetables. Kesalahan (2), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi goes sebagai verba seharusnya terletak setelah subjek my mother. Posisi yang benar adalah my mother sebagai subjek diikuti verba goes kemudian preposisi to dan adverbial of place, yaitu the market. Kemudian terdapat klausa ke dua yang diawali oleh preposisi to. Verba sell, dan adverbia sebagai nomina vegetables. Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga dari kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima.. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah My mother goes to the market to sell vegetables Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat digambarkan sebagai berikut. S NP VP V PP S P NP P VP NP

19 99 My mother berstatus nomina yang berarti ibu saya; goes sebagai verba dan menempati auxiliary; to sebagai preposisi; the market berstatus nomina dan berarti orang. Bentuk go berstatus verba; to preposisi yang diikuti oleh adverb of place yaitu the market. to sell vegetables merupakan klausa kedua diawali oleh frasa preposisional kemudian diikuti frase verbal dan frase nominal. g) Kesalahan yang terdapat pada soal ketujuh (1) People to buy medicine goes to the drugstore. (2) People to medicine go the dugstore to buy. (3) People to buy medicine go to the drugstore. (4) People medicine to buy go to the drugstore Kesalahan (1), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi go sebagai verba seharusnya terletak setelah subjek people, diikuti preposisi to dan adverbial of place, yakni the drugstore. Kemudian diikuti klausa kedua to buy medicine, yang memiliki kategori kata preposisi to. Verba buy, dan adverbia sebagai nomina medicine. Kesalahan (2), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan, siswa tidak memahami penempatan kata sesuai dengan kategorinya. Posisi yang benar adalah subjek people, kemudian verba go, diikuti preposisi to dan adverbial of place, yaitu the drugstore. Kemudian diikuti klausa kdua to buy medicine yang memiliki kategori kata preposisi to. Verba buy dan adverbia sebagai nomina medicine. Kesalahan (3), yakni kalimat tidak beraturan, tetapi bila dilihat pada to buy medicine go to the drugstore memiliki makna. Siswa memahami arti setiap kata tetapi untuk menempatkan sesuai kategori kata, siswa mengalami kesulitan. Posisi yang benar adalah subjek people, kemudian verba go, diikuti preposisi to dan adverbial of place, yaitu the drugstore. Kemudian diikuti klausa kedua to buy medicine yang memiliki kategori kata preposisi to.

20 100 Verba buy, dan adverbial sebagai nomina medicine. Kesalahan (4), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi people sebagai subjek diikuti oleh rangkaian kata go to the drugstore. Kesalahan tampak pada klausa kedua yaitu preposisi to terletak sebelum medicine, sebagai adverbia penempatannya sebelum preposisi to dan verba buy. Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga dari kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima.. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah People go to the drugstore to buy medicine. Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagram dapat digambarkan sebagai berikut. S NP VP V PP S P NP P VP NP Kata people berstatus nomina yang berarti orang ; go sebagai verba dan menempati auxiliary; to sebagai preposisi; the drugstore berstatus nomina dan berarti toko obat Bentuk go berstatus verba; to preposisi yang diikuti oleh adverb of place yaitu the

21 101 drugstore. To buy medicine merupakan klausa kedua, diawali oleh preposisi, frasa verbal, dan frasa nominal. h) Kesalahan yang terdapat pada soal kedelapan (1) My father to buy a ticket goes to the airport. (2) My fathet the airport to buy goes to a ticket. Kesalahan (1), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi goes sebagai verba seharusnya terletak setelah subjek my father, diikuti preposisi to dan adverbial of place, yaitu the airport. Kemudian diikuti klausa ke dua to buy a ticket, yang memiliki kategori kata preposisi to. Verba buy, dan adverbia sebagai nomina a ticket. Kesalahan (2), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi goes sebagai verba diikuti preposisi to, adverbial of place, yaitu the airport dan klausa kedua diawali preposisi to diikuti verba buy, adverbia sebagai objek a ticket. Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga dari kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima.. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah My father goes to the airport to buy a ticket. Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat digambarkan sebagai berikut. S NP VP

22 102 V PP S P NP P VP NP Kata my father berstatus nomina yang berarti ayah saya; goes sebagai verba dan menempati auxiliary; to sebagai prepostion; the airport berstatus nomina dan berarti bandara sebagai adverb of place. To buy a ticket merupakan klausa ke dua diawali preposition, verb phrase, dan noun phrase. i) Kesalahan yang terdapat pada soal kesembilan (1) He and his always wears a suit tie in office. (2) He always wears his tie and suit in office. (3) He in tie a suit in office and always wears. (4) He wears tie always his a suit in office (5) He and his a suit always wears tie on office. (6) He always a suit and wears tie his on office. (7) He always wears tie and his a suit in office. (8) He always his wears a suit and tie in office (9) He and is a suit always wears his in office. (10)He and his wears always a suit tie in office. Kesalahan (1), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Setelah subjek he diikuti posisi wears sebagai verba menempati auxiliary, kemudian diikuti always (adverbial of frekuensi), objek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (2), yakni susunan kata dalam kalimat bila diartikan memiliki makna tetapi bila diperhatikan, penempatan his sebagai pronominal (possessive pronoun) seharusnya menempati sebagai objek dalam in his office. Setelah subjek he diikuti always (adverbial of frequency), posisi wears sebagai verba menempati auxiliary, kemudian diikuti objek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (3), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan, siswa tidak memahami penempatan kata sesuai dengan kategorinya. Posisi yang benar, setelah subjek he

23 103 kemudian diikuti always (adverbial of frekuensi), diikuti wears sebagai verba menempati auxiliary, kemudian obyek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (4), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Penempatan adverbial of frequency always antara subjek he dan verba wears kemudian diikuti objek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (5), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. siswa merespon subyek adalah he and his a suit diikuti always (adv. of frequency), verba wears, obyek tie kemudian on office (adv. of place). Posisi yang benar, setelah subjek he kemudian diikuti always (adverbial of frekuensi), diikuti wears sebagai verba menempati auxiliary, kemudian objek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (6), yakni susunan kata kata dalam tidak beraturan. posisi wears setelah always (adv. of frequency) kemudian diikuti oleh obyek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (7), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. posisi his seharusnya menempati objek in his office, yang menyatakan tempat dia (he) bekerja dan berfungsi sebagai pronomina (possessive pronoun). Posisi yang benar, setelah subjek he kemudian diikuti always (adverbial of frekuensi), diikuti wears sebagai verba menempati auxiliary, kemudian objek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (8), yakni susunan kata dalam kalimat pada his seharusnya menempati objek in his office. Posisi subjek he diikuti always (adv. of frequency), diikuti wears sebagai verba menempati auxiliary, kemudian diikuti oleh objek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (9), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan, siswa tidak memahami penempatan kata sesuai dengan kategorinya. Posisi subjek he diikuti always (adv. of frequency), diikuti wears sebagai

24 104 verba menempati auxiliary,kemudian diikuti oleh objek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kesalahan (10), yakni susunan kata dalam kalimat pada his seharusnya menempati objek in his office. Always (adv. of frequency) seharusnya terletak setelah subjek he. Posisi subjek he diikuti always (adv. of frequency), diikuti wears sebagai verba menempati auxiliary,kemudian diikuti oleh objek a suit and tie, dan keterangan (adverbial of place) in his office. Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga dari kata yang tersusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima.. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah He always wears suit and tie in his office. Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat digambarkan sebagai berikut. S NP adv. VP V NP PP He berstatus nomina yang berarti dia ; always sebagai adverbial of frequency; wears berstatus verba; suit and tie berstatus nomina yang menempati objek yang berarti pakaian dan dasi ; in preposition yang diikuti oleh adverb of place yaitu in his office dan sebagai pronominal dari he (subjek). j) Kesalahan yang terdapat pada soal kesepuluh

25 105 (1) She is in front of standing the class. (2) She is the class in front of standing. (3) She is in front of the class standing. (4) She in front of is standing the class. Kesalahan (1), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi standing setelah is (auxiliary), kemudian diikuti preposisi in front of, adverbial of place, yaitu in class. Kesalahan (2), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi the class menempati objek dan standing setelah is \ (auxiliary), kemudian diikuti preposisi in front of, adverbial of place, yaitu in class. Kesalahan (3), yakni susunan kata dalam kalimat tidak beraturan. Posisi in front of setelah verba standing. Posisi subjek she diikuti is (auxiliary), standing (verb + ing), in front of (preposisi), in class (adv. of place). Kalimat tersebut di atas bentuknya tidak memiliki unsur sintaksis, yaitu kata yang tersusun dalam kalimat tidak saling berhubungan dan tempatnya tidak sesuai dengan kaidah atau kategori tiap kata dan unsur semantik sehingga dari kata yang terssusun sesuai dengan kaidahnya tidak menjadi kalimat bermakna. Oleh karena itu, penempatan kategori kata dalam kalimat tidak beraturan dan tidak berterima.. Kalimat yang sesuai dengan unsur sintaksis untuk mewujudkan makna adalah She is standing in front of the class. Bila kalimat memakai struktur X-bar, diagramnya dapat digambarkan sebagai berikut. S NP adv. VP V NP PP

26 106 She berstatus nomina yang berarti dia ; is sebagai be yang digunakan pada predikat nominal; standing berstatus verba yang berarti berdiri ; in fron of berstatus preposisi yang menempati objek yang berarti di depan, dan diikuti oleh adverb of place yaitu the class. Kalimat kalimat tersebut di atas yang merupakan hasil tes siswa dan banyak kesalahan yang ditemukan yaitu kalimat tidak berstruktur dengan benar, tidak sesuai dengan kaidah bahasa. Pada bentuk kalimat interrogative sentence penempatan wh-question yaitu what penempatannya diawal kalimat. Wh-question tidak sesuai dengan fungsinya. Penempatan do tidak sesuai fungsinya (do inversion). Auxiliary inversion, susunannya terbalik. Dilihat dari hasil kerja siswa, pemerolehan struktur kalimat belum dipahami dengan benar, maka perlu diberikan penjelasan ulang dari awal. Siswa belum memahami perubahan auxiliary dan subjek, siswa belum memahami beberapa bentuk auxiliary, dan siswa belum memahami penempatan auxiliary sesuai dengan kaidah bahasa. Dalam kalimat, makna ditentukan oleh urutan unsur unsur pembentuk kata. Kesalahan siswa SD yang tersebut di atas akan dianalisis pada bab VI.

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. pertama, yaitu kategori kosakata dasar yang dikuasai siswa di sekolah dasar sesuai dengan

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. pertama, yaitu kategori kosakata dasar yang dikuasai siswa di sekolah dasar sesuai dengan 132 BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 8.1 Simpulan Simpulan ini disarikan dari hasil pembahasan secara komprehensif dari permasalahan pertama, yaitu kategori kosakata dasar yang dikuasai siswa di sekolah dasar

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 1. Gregy : What time do you go to bed every night? Isna : I usually go to bed at...(09.30) Nine oclock A half past nine A half past ten A half

Lebih terperinci

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST 198111022008122002 DESCRIBING HABITS Topic : Daily Habits Last night i went to bed around 11.00. you know, i usually go to bed at 9.30 p.m. I do

Lebih terperinci

SIMPLE PRESENT TENSE. Keterangan waktu yang dapat digunakan dalam Simple Present Tense adalah: No Keterangan Waktu Arti

SIMPLE PRESENT TENSE. Keterangan waktu yang dapat digunakan dalam Simple Present Tense adalah: No Keterangan Waktu Arti SIMPLE PRESENT TENSE Simple Present Tense adalah bentuk waktu yang digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung atau terjadi pada waktu sekarang dalam bentuk sederhana, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran I. KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. KELAS VII Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII SILABUS KLS VII SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 KOMPETENSI DASAR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, 654 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, uji lapangan, dan temuan-temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat

Lebih terperinci

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan.

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. To be digunakan sebagai penghubung antara subjek dan predikat. Predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan BAB V P E N U T UP Penelitian dalam thesis ini mengungkapkan persamaan dan perbedaan antara adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan analisis kontrastif. Adapun adverbia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Secara garis besar kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat

Lebih terperinci

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan.

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. TAG QUESTION Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. Syarat utama dalam membuat question tag adalah: Apabila kalimat utamanya / pernyataannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

Dari dua puluh maskapai penerbangan dalam dan luar negeri. terdapat dua belas maskapai penerbangan yang menggunakan elipsis

Dari dua puluh maskapai penerbangan dalam dan luar negeri. terdapat dua belas maskapai penerbangan yang menggunakan elipsis sebagai berikut : 4.1.1 Kesimpulan Keseluruhan 4.1.1.1 Dari Segi Struktur Dari dua puluh maskapai penerbangan dalam dan luar negeri terdapat dua belas maskapai penerbangan yang menggunakan elipsis sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7 1. Grandpas Birthday What is the topic of the text? Birthday party Birthday cake Happy birthday Grandpas birthday Kunci Jawaban : D Bacaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan

Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan Analisis Kesalahan Tatabahasa Pada Teks Recount Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Asahan Lis Supiatman, Putri Lidiana Permata Sari, Yen Aryni Prodi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PRESENT TENSE.

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PRESENT TENSE. MEDIA SMART LOG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT PRESENT TENSE Ndayani SMPN 1 Dukun Magelang bgt_bunda@yahoo.com Abstrak. Best Practices ini didasarkan pada rendahnya kemampuan menulis kalimat

Lebih terperinci

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa Lesson 21: Who Pelajaran 21: Siapa Reading (Membaca) Who are your friends? (Siapa temanmu?) Who is your new boss? (Siapa bos barumu?) Who is your English teacher? (Siapa guru Bahasa Inggrismu?) Who was

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial

Lebih terperinci

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks :

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8LATIHAN SOAL CHAPTER 8 By the way, you are still going to look around, arent you? Who are talking in the dialog? Bruce Erick Ericks sister Bruce and Erick Kunci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford

RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford RESUME FRASA NOMINA dari Buku Tranformational Grammar Andrew Radford (ra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI) 1. Pengantar alam bahasa dikenal dua kategori berikut ini. (1) (i) Kategori kelas kata N

Lebih terperinci

POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA. Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya.

POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA. Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya. POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya Abstract Human language is rule-governed. But not all languages

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VII FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 119 BAB VII FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA Mempelajari bahasa kedua (Inggris) akan dipengaruhi oleh bahasa pertama (L1) sesuai dengan yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena bahasa yang terkadang membuat permasalahan dan menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah penggunaan kata it sebagai

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal yang wajib diketahui dan dipenuhi yang terdapat pada bahasa Arab dan bahasa Inggris atau bahasa-bahasa

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6 1. A Smart Parrot Where does the story happen? London Puerto Rico Jakarta Buenos Aires Dijelaskan dalam kalimat pertama paragraf 1: A man in

Lebih terperinci

No Materi Kompetensi Yang Diujikan Indikator. 1 At the Classroom Memahami benda-benda Disajikan gambar, siswa bisa menyebutkan nama

No Materi Kompetensi Yang Diujikan Indikator. 1 At the Classroom Memahami benda-benda Disajikan gambar, siswa bisa menyebutkan nama Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas : I (Satu) No Materi Kompetensi Yang Diujikan Indikator 1 At the Classroom Memahami benda-benda Disajikan gambar, siswa bisa menyebutkan nama yang ada di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin

Lebih terperinci

Tahap Pemrolehan Bahasa

Tahap Pemrolehan Bahasa Tahap Pemrolehan Bahasa Setelah Anda mempelajari KB 2 dengan materi teori pemerolehan bahasa, Anda dapat melanjutkan dan memahami materi KB 3 mengenai tahapan pemerolehan bahasa. Tahapan ini biasa disebut

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS)

FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) FUNGSI DAN KATEGORI FRASA PREPOSISIONAL PADA KALIMAT SEDERHANA DALAM NOVEL BRANDSETTERS KARYA NATASHA ALESSANDRA (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing) Pemrosesan bahasa alami (Natual Language Processing - NLP) merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan tentang Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu, Lama Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Rancangan Penelitian Tindakan Kelas, Definisi Konseptual dan Operasional,

Lebih terperinci

BAGAIMANA MANUSIA MEMAHAMI UJARAN

BAGAIMANA MANUSIA MEMAHAMI UJARAN BAGAIMANA MANUSIA MEMAHAMI UJARAN Oleh: Jatmika Nurhadi (060801) Dadang Baharudin Yusup (060525) DAFTAR ISI 1. STRUKTUR BATIN DAN STRUKTUR LAHIR 2. PROPOSISI 3. KONSTITUEN SEBAGAI REALITA PSIKOLOGIS 4.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Wonosari Mata Pelajaran Kelas/semester : Bahasa Inggris : VII/1 (satu) Materi Pokok : Teks lisan dan tulis menyebutkan dan menanyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klausa merupakan satuan sintaksis yang memiliki ciri seperti kalimat, tapi klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya agar dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs Mata pelajaran Kelas / Semester Aspek / Skill Waktu : SMP : Bahasa Inggris : VII/I : Reading/Writing : 2 x 40 Menit (1 x Pertemuan) Standar Kompetensi 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns).

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns). KISI-KISI PTS GASAL BAHASA INGGRIS KELAS 7 1. SIMPLE PRESENT TENSE be Use: am with the personal pronoun II is with the personal pronouns he, she or it (or with the singular form of nouns) are with the

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

A. Noun Noun (kata benda) dalam bahasa Inggris ialah semua hal yang menjadi subjek, objek, objek tambahan (complement), objek preposisi (preposition)

A. Noun Noun (kata benda) dalam bahasa Inggris ialah semua hal yang menjadi subjek, objek, objek tambahan (complement), objek preposisi (preposition) A. Noun Noun (kata benda) dalam bahasa Inggris ialah semua hal yang menjadi subjek, objek, objek tambahan (complement), objek preposisi (preposition) dalam sebuah kalimat serta kata benda kepunyaan (possesive).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi manusia yang paling hebat dan paling menakjubkan. Itulah sebabnya masalah ini mendapat perhatian besar.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI Alamat: Karangmalang, Yogyakarta 55281 (0274) 550843, 548207 Fax. (0274) 548207 http:

Lebih terperinci

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.

Lebih terperinci

tagihan: soal percakapan dialog/teks, mendemonstrasikan dialog Jenis Melengkapi dialog Menyusun urutan gambar sesuai dengan cerita Menirukan dialog

tagihan: soal percakapan dialog/teks, mendemonstrasikan dialog Jenis Melengkapi dialog Menyusun urutan gambar sesuai dengan cerita Menirukan dialog Silabus Tema (1) Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar (2) Materi Pokok (3) Indikator (4) Kegiatan Pembelajaran (5) Penilaian (6) Alokasi Waktu (7) Stories 3 x 40 Standar Kompetensi: Teks dialog Tes tertulis:

Lebih terperinci

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Lesson 31: Interrogative form of Will Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Reading (Membaca) Will it be sunny tomorrow? ( Apakah akan cerah besok?) Will you lend her the car? (Apakah kamu akan

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INGGRIS SMK KELAS X

SILABUS BAHASA INGGRIS SMK KELAS X SILABUS BAHASA INGGRIS SMK KELAS X 3. Kemampuan Dalam aspek ini siswa di tuntut untuk memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1 1 .PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 1 (satu) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan kelompok

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

PENETAPAN PANITIA PENGUJI...

PENETAPAN PANITIA PENGUJI... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

Marilah kita lihat contoh berikut :

Marilah kita lihat contoh berikut : Sekarang kita menginjak ke tahapan penting kedua pelajaran kita. Dalam pelajaran IV ini, kita akan mempelajari pengungkapan kalimat yang TIDAK menggunakan AKAN, SUDAH, SEDANG. Kalimat yang kita buat disini

Lebih terperinci

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Lesson 66: Indirect questions Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Reading (Membaca) Could you tell me where she went? (Bisakah kamu beritahu aku kemana dia pergi?) Do you know how I can get to the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 15/08/2016 Tanggal revisi 4/2/2017 Fakultas Program D3 Bisnis dan

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Lesson 27: Prepositions of Direction (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Bagaimana Menggunakan Kata Depan untuk Arah Reading (Membaca) I come from Austria. ( Saya datang

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian jenis proses campur kode menunjukkan hasil yang berbeda-beda antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain karena subjek penelitian mereka pun berbeda-beda, baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu Lesson 42: have to, don t have to Pelajaran 42: harus, tidak perlu Reading (Membaca) We have to go to school tomorrow. ( Kita harus pergi ke sekolah besok ) I have to get up at 5 am tomorrow. ( Aku harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penulis rasakan sangat sulit untuk dipelajari adalah bagian grammar atau

BAB I PENDAHULUAN. yang penulis rasakan sangat sulit untuk dipelajari adalah bagian grammar atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai seseorang yang bukan merupakan penutur asli, penulis dapat memahami bahwa belajar bahasa Inggris bukanlah suatu hal yang mudah. Bagian yang penulis

Lebih terperinci

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA Ebook Gratis Boleh dibagikan kepada kawan tapi tidak boleh merubah bentuk dan isi Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA klik www.pendidikaninggris.com 1 RINGKASAN TENSES Perubahan Bentuk Waktu Kalimat Present

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponenkomponen kemampuan berbahasa Indonesia yang meliputi aspek berbicara, menyimak, menulis, dan

Lebih terperinci

Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice

Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice Entry Grammar Lesson 52 Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice Pelajaran 53 : Bentuk Pasif Interogatif dari Bunyi Pasif Reading (Membaca) Is that letter written by him? (Apakah surat itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana penyampaian informasi sangat beragam, salah satunya adalah novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya yang berbeda. Pada novel

Lebih terperinci

METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA

METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA Bagaimana belajar bahasa kedua dilihat dari kemunculan metode yang dikategorikan sebagai metode tradisional? 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 1 LIMA DIMENSI METODE BELAJAR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 1. Rita :Dont leave me alone, Bondan! Bondan :What did she say, Wan? Iwan :. SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 She told you that you dont leave me alone. She told you

Lebih terperinci

E-ISSN Volume 1, No. 1, Februari 2016 ISSN

E-ISSN Volume 1, No. 1, Februari 2016 ISSN E-ISSN 2503-0329 Volume 1, No. 1, Februari 2016 ISSN 2502-5864 62 PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA ANAK TK NEGERI PEMBINA USIA 4 TAHUN Hasan Suaedi FKIP UM Jember Jalan Karimata 49 Jember Kode Pos 68121 JawaTimur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: BAHASA INGGRIS UNTUK MANAJEMEN I (*) PROGRAM STUDI: S1/ MANAJEMEN 2015 (*)MKK 3021- Bahasa Inggris untuk Manajemen I (Bahasa Inggris untuk Ekonomi)-Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS II - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS II - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS II - SEMESTER 1 1 .PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : II (Dua) / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sebelum pembahasan mengenai pemahaman kosakata siswa di sekolah dasar dianggap perlu untuk meninjau karya tulis yang terkait dengan

Lebih terperinci

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya.

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya. Lesson 28: Other Prepositions (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain Cara menggunakan preposisi lainnya. Reading (Membaca) I go to school by bus. ( Saya pergi ke sekolah dengan

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran

Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran Putri Lidiana Permata Sari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UNA, Kisaran Sumatera Utara permatasari474@yahoo.com

Lebih terperinci