SEMINAR PROGRESS TUGAS AKHIR (MN ) Analisis Penerapan Continuous Coal Transport Mode Untuk Angkutan Batubara di Sungai
|
|
- Susanti Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEMINAR PROGRESS TUGAS AKHIR (MN ) Analisis Penerapan Continuous Coal Transport Mode Untuk Angkutan Batubara di Sungai Erzad Iskandar Putra ( ) Dosen Pembimbing Ir. Tri Achmadi Ph.D
2 Latar Belakang Meningkatnya produksi batubara di Kalimantan Tengah. (kaltengmining.com) Maraknya pengapalan batubara di sungai Barito. (fokuswarta) Alur sungai Barito padat oleh tongkang pengangkut batubara. (inilah.com) Maraknya kecelakaan kapal di alur Barito yang disebabkan oleh tongkang batubara. (Antara News)
3 Produksi Batubara Kalteng 12,000,000 10,917,550 10,000,000 9,301,772 8,000,000 7,250,310 Produksi (ton) 6,000,000 5,233,307 4,000,000 2,541,104 2,000, , , , ,141 1,256, Tahun Sumber: Kaltengmining.com
4 Kapal Marina Nusantara Bertabrakan Dengan Kapal Tongkang pengangkut batu bara Pulau Tiga di tengah perairan Sungai Barito Kalimantan Selatan Sumber : rri.co.id
5 Kapal motor (KM) Saribudi II bertabrakan dengan kapal tongkang Tuhup 005 pengangkut batu bara yang ditarik tugboat KGM di perairan Sungai Barito Sumber : mediaindonesia.com
6 Sumber : marwanmohamad.blogspot.com
7 Sebuah tongkang bermuatan sekitar metrik ton batu bara menabrak tiang pengaman (fender) Jembatan Kalahien yang melintasi Sungai Barito Sumber : mediaindonesia.com
8 Solusi Mengaplikasikan sarana alternatif untuk angkutan batubara menggunakan pipeline system atau conveyor belt. Objek Penelitian Membahas tentang dampak meningkatnya produksi batubara di Kalimantan Tengah terhadap lalu lintas tongkang batubara di alur sungai Barito Membahas sarana alternatif untuk angkutan batubara di Kalimantan Tengah
9 Rumusan Masalah Bagaimana kepadatan tongkang batubara dan lalu lintas sungai dalam 5 tahun ke depan sebagai dampak meningkatnya produksi batu bara? Bagaimana perbandingan unit cost penggunaan alternatif alat angkut batubara dengan tongkang batubara? Moda transportasi batubara mana yang dapat menangani peningkatan produksi batubara untuk masa yang akan datang?
10 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kepadatan tongkang batubara dan lalu lintas sungai sebagai dampak meningkatnya produksi batubara Untuk mengetahui perbandingan unit cost untuk alternative alat angkut batubara dengan tongkang batubara Untuk mengetahui moda transportasi batubara yang dapat menangani peningkatan produksi batubara di masa yang akan datang
11 Batasan Masalah Penelitian hanya mengamati distribusi batubara yang dihasilkan di daerah Kalimantan Tengah Lalu lintas sungai yang diamati hanya lalu lintas tongkang batubara di sungai Barito Perancangan sistem pipeline dan conveyor belt secara teknis bersifat desain konseptual Perancangan pipeline dan conveyor tidak mempertimbangkan faktor geografis dan dampak sosial di daerah yang dilalui.
12 Metodologi Penelitian Identifikasi Masalah Pertumbuhan Produksi Batubara Kondisi Lalu Lintas Sungai Barito Pasang Surut Sungai Barito Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Tinjauan Pusataka dan Studi Literatur Pengumpulan Data Sekunder Proyeksi Produksi Batubara 15 Tahun ke depan Analisis Kepadatan Lalu Lintas Tongkang Batubara di Sungai Analisis Karakteristik Sungai Alur Sungai Lebar Sungai Kedalaman Sungai Pasang Surut Sungai Jumlah Kebutuhan Tongkang Batubara Analisis Jenis dan Ukuran Tongkang Yang Ada di Pasaran Tentukan Seatime, Port Time, dan TRT Perhitungan Unit Cost A B
13 Metodologi Penelitian (Lanjutan) A B Desain Konseptual Alternatif Angkutan Batubara di Sungai Slurry Pipeline Conveyor Belt Hitung Besaran Throughput Hitung Besaran Throughput Hitung Unit Cost Hitung Unit Cost Komparasi Antar Moda Berdasarkan Unit Cost Pemilihan Moda Transportasi Batubara Dampak Alternatif Angkutan Batubara Terhadap Lalu Lintas Tongkang
14 Peramalan Produksi Batubara 3,000,000 Jumlah Kumulatif Batubara dan Cadangan Batubara Kalimantan Tengah 2,500,000 Jumlah Batubara (ribu ton) 2,000,000 1,500,000 1,000,000 Kumulatif Batubara (ribu Ton) Tereka / Inferred (ribu Ton) Tertunjuk / indicated (ribu Ton) Terukur / Measured (ribu Ton) 500,000 - Tahun
15 Karakteristik Sungai Barito Panjang sungai : 900 km Lebar sungai rata-rata : 500 m Kedalaman sungai : 4 8 m Panjang sungai terlayari : 650 km
16 Karakteristik Sungai Barito sumber : Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Kalteng
17 Angkutan Batubara Kalteng
18 Angkutan Batubara Kalteng
19 Karakteristik Setiap Zona Zona 1 Panjang sungai terlayari 560 km Lebar sungai (rata-rata) 250 m Kedalaman sungai (rata-rata) 5 m LOA B T Cargo Capacity LOA B T Barge 270 feet Tug Boat 83 m 24.3 m 4.8 m 5000 ton m 7.5 m 3.3 m
20 Karakteristik Setiap Zona Zona 2 Panjang sungai terlayari 150 km Lebar sungai (rata-rata) 250 m Kedalaman sungai (rata-rata) 7 m LOA B T Cargo Capacity LOA B T Barge 330 feet Tug Boat m 27.4 m 6.4 m ton 28.5 m 8.1 m 4.4 m
21 Kapasitas Sungai Zona 1 Zona 2 B (Lebar Tongkang) 24.3 m 27.4 m Lebar Alur Minimal = 7,6B m 7,6B m m m Lebar Alur Eksisting = 250 m 250 m
22 Kapasitas Sungai Perhitungan kapasitas sungai dilakukan dengan simulasi dikarenakan perhitungan kapasitas sungai tidak bisa diselesaikan dengan metode matematis. Simulasi dirancang dengan bahasa pemrograman C# dan dikembangkan dengan Microsoft Visual Studio Kriteria dalam simulasi : Zona 1 Zona 2 Satuan Ukuran Kapal Feet Kapasitas Angkut Ton Kecepatan Muat Setiap Dermaga Ton / Jam Kecepatan Bongkar Setiap Dermaga Ton / Jam Alat Muat Conveyor Belt Conveyor Belt Alat Bongkar Grab (Crane) Grab (Floating Crane) Panjang Sungai Terlayari km
ANALISIS PENERAPAN CONTINUOUS COAL TRANSPORT MODE UNTUK ANGKUTAN BATUBARA DI SUNGAI
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 ANALISIS PENERAPAN CONTINUOUS COAL TRANSPORT MODE UNTUK ANGKUTAN BATUBARA DI SUNGAI Erzad Iskandar Putra dan Ir. Tri Achmadi, Ph.D Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public Private Partnership (Studi Kasus: Sungai Kapuas)
1 Analisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public Private Partnership (Studi Kasus: Sungai Kapuas) Made Ary Januardana, Tri Achmadi Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciAnalisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public-Private Partnership
Analisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public-Private Partnership Tugas Akhir Made Ary Januardana 4108 100 053 Dosen Pembimbing Ir.Tri Achmadi, Ph.D Outline Pendahuluan
Lebih terperinciBiaya Operasional Tongkang. Bidang Studi Transportasi Laut Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Biaya Operasional Tongkang Biaya Operasional Floating Crane Biaya Sewa Biaya Sewa Tongkang Biaya Sewa Floating Crane Biaya Pelayaran Biaya bahan bakar operasional floating crane >>> Biaya Pelayaran untuk
Lebih terperinciANALISA ANGKUTAN BATU BARA DENGAN KONSEP PENGGUNAAN TONGKANG KOSONG DI PELABUHAN DAN PEMANFAATAN PASANG SURUT SUNGAI
ANALISA ANGKUTAN BATU BARA DENGAN KONSEP PENGGUNAAN TONGKANG KOSONG DI PELABUHAN DAN PEMANFAATAN PASANG SURUT SUNGAI Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah tugas akhir sebagai persyaratan kelulusan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TRANSPORTASI BATU BARA Tansportasi batu bara pada penelitian ini menggunakan Kapal Tongkang (Barge). Pada penelitian ini, Kapal Tongkang digunakan untuk mengangkut batu bara dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang
Lebih terperinciJauhari Alafi
Jauhari Alafi - 4106.100.045 Latar Belakang Produksi batubara Indonesia meningkat dari 2 juta ton pada 1985, 155 juta ton pada 2005, menjadi lebih dari 350 juta ton pada 2011. Kalimantan memiliki kondisi
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperinciBUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUNGAI YANG MELINTASI JEMBATAN DI WILAYAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Lebih terperinciStudi Kegiatan Transshipment Batubara
Studi Kegiatan Transshipment Batubara Studi Kasus: Perairan Taboneo, Kalimantan Selatan Denny Maruli Silaen 1,Setyo Nugroho 2 Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi
Lebih terperinci1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab
Bab 1 1 Pendahuluan Penanganan Kerusakan Dermaga Studi Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 1.1 Latar Belakang Pekerjaan terkait dengan bidang kepelabuhanan merupakan salah satu bidang kajian dalam Teknik
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUNGAI YANG MELINTASI JEMBATAN BENTANG PANJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPenentuan Kapasitas Optimal Jalur Pelayaran Kapal di Sungai Musi Menggunakan Model Simulasi. Zakariya Amirudin Al Aziz
Penentuan Kapasitas Optimal Jalur Pelayaran Kapal di Sungai Musi Menggunakan Model Simulasi Zakariya Amirudin Al Aziz 2509 100 130 Peningkatan volume bongkar muat Overview Kondisi sungai & jalur sempit
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
vii DAFTAR ISI Halaman Judul..... i Halaman Pengesahan..... ii Kata Pengantar..... iii Abstrak.... v Abstract... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar.... ix Daftar Tabel... x Daftar Notasi... xii Lampiran....
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Hal ini berarti akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi kekayaan alam maupun
Lebih terperinciAnalisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Judul Tugas Akhir Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Dosen Pembimbing Ir. Tri Achmadi Ph.D Ni Luh Putu Pratidinatri, S.T.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendistribusikan hasil bumi dan kebutuhan lainnya. dermaga, gudang kantor pandu dan lain-lain sesuai peruntukannya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang mempunyai lebih dari 3.700 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km. Sebagai wilayah kepulauan, transportasi laut menjadi
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.10/04/62/Th.VII, 1 April 2013 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menyediakan solusi terhadap masalah rantai pasok yang dihadapi oleh Perusahaan, maka diagram kerja terstruktur dari McKinsey digunakan untuk menghasilkan hipotesis berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusus untuk mengangkut hasil tambang batu bara dari (Pit) di Balau melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Ruas
Lebih terperinciTESIS JOHAN JOHANNES PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK TRANSPORTASI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
TESIS JOHAN JOHANNES PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK TRANSPORTASI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Latar Belakang Listrik ; satu faktor penting dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.10/02/62/Th.VIII, 3 Februari 2014 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.10/11/62/Th.VII, 1 November TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.10/09/62/Th.VI,3 September 2012 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinci3 Kondisi Fisik Lokasi Studi
Bab 3 3 Kondisi Fisik Lokasi Studi Sebelum pemodelan dilakukan, diperlukan data-data rinci mengenai kondisi fisik dari lokasi yang akan dimodelkan. Ketersediaan dan keakuratan data fisik yang digunakan
Lebih terperinciTugas Akhir. Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering. Pelabuhan Khusus Petrokimia Gresik)
Tugas Akhir Studi Penanganan Tumpahan pada Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering (Studi kasus : Terminal BJTI dan Pelabuhan Khusus Petrokimia Gresik) Oleh : Lilik Budiarto 4105 100 062 Bidang Studi Transportasi
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 10/04/62/Th.VI,2 April 2012 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara maritim yang mempunyai belasan ribu pulau dengan teritori laut yang sangat luas. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil diantara
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 04/10/62/Th.V, 3 Oktober 2011 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.10/06/62/Th.VI,1Juni 2012 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar (TPK)
Lebih terperinciAngkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan
1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 40 Tahun 2013 TANGGAL : 4 Nopember 2013 I. Target Standar Minimal Bidang Perhubungan Daerah Banyuwangi Standar Minimal Batas NO. Jenis Dasar Waktu Keterangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau rintangan lainnya. Tujuan jembatan adalah untuk membuat
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 10/02/62/Th.VI,1 Februari 2012 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 10/01/62/Th.VI, 2 Januari 2012 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 04/08/62/Th. I, 1 Agustus 2011 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN TEKNIS & EKONOMIS ANTARA BARGE DITARIK TUG BOAT DAN BARGE MENGGUNAKAN SELF PROPULSION
STUDI PERBANDINGAN TEKNIS & EKONOMIS ANTARA BARGE DITARIK TUG BOAT DAN BARGE MENGGUNAKAN SELF PROPULSION 1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis maritim saat ini sangat pesat, sehingga dibutuhkan pelayanan
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 04/07/62/Th. I, 1 Juli TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar (TPK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Tanah Grogot berada di Kabupaten Grogot Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot dilaksanakan pada tahun 1992 kemudian dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dan satu-satunya yang dua per tiga atau 63 persen wilayah tutorialnya berupa parairan. Indonesia juga memiliki
Lebih terperinciKRITERIA HIERARKI PELABUHAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIREKTORAT DAN PENGERUKAN HIERARKI BATAM, 26 JANUARI 2012 BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 TENTANG TATANAN KEAN
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA
ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Noor Mahmudah 1, David Rusadi 1 1 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta E-mail: noor.mahmudah@umy.ac.id Abstrak. Pelabuhan
Lebih terperinciPerencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2016 Perencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah AJI SETIAWAN,
Lebih terperinci4.1 Gambaran Umum Perusahaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Servo Meda Sejahtera yang selanjutnya disingkat SMS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor
Lebih terperinciMODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA
MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA Hasan Iqbal Nur 1) dan Tri Achmadi 2) 1) Program Studi Teknik Transportasi Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciDiperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat
PROYEK AKHIR Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat menampung kapal tongkang pengangkut batubara
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.
ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA. PRESENTASI UJIAN TUGAS AKHIR Kamis, 10 Juli 2014 Nina Oktaviani 4110100005
Lebih terperinciUNTUK DISTRIBUSI LNG DARI PULAU KALIMANTAN MENUJU PULAU JAWA MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC FERRIZA ZAINURY
OPTIMASI PENGADAAN AA KAPAL-KAPAL A A A PENGANGKUT G LNG UNTUK DISTRIBUSI LNG DARI PULAU KALIMANTAN MENUJU PULAU JAWA MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC FERRIZA ZAINURY 4303 100 010 JURUSAN TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS
Lebih terperinciTIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : 1. menaik turunkan penumpang dengan lancar, 2. mengangkut dan membongkar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. seperti Samarinda, Tarakan dan Palembang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Bintang Kartika Segara ( PT BKS ) adalah perusahaan pelayaran yang didirikan pada tahun 2011 di Jakarta dan telah berkembang
Lebih terperinciSeptyan Adi Nugroho
Septyan Adi Nugroho 4108 100 041 Surabaya, Januari 2014 Dosen Pembimbing : Ir Murdjito, MSc. Eng. 1 LATAR BELAKANG Pendangkalan Alur Sempit Sarat Terbatas Produktivitas Sungai Turun Rawan Kandas Muatan
Lebih terperinciBUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG DI SUNGAI BARITO DALAM WILAYAH KABUPATEN BARITO UTARA
BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN TAMBAT, LABUH KAPAL LAUT DAN RAKIT KAYU DI SUNGAI BARITO DALAM WILAYAH KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.
No.1366, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara kepulauan/maritim, sehingga peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupaan sosial, ekonomi, pemerintahan, hankam dan sebagainya. Sarana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan transportasi laut menjadi sektor utama yang berpengaruh dalam laju distribusi perdagangan dunia. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan volume lalu lintas
Lebih terperinciPBR INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM PROSEDUR PEMUATAN BATUBARA KE DALAM TONGKANG
DAFTAR ISI Halaman : 2 dari 7 Halaman 1 Judul 1 2 Kolom Pengesahan & Riwayat Revisi 1 3 Daftar Isi 2 4 Tujuan 3 5 Ruang Lingkup 3 6 Definisi 3 7 Tanggung Jawab 4 8 Diagram Alur 5 9 Uraian Prosedur... 6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangkutan merupakan bidang yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju mundurnya perekonomian
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 04/04/62/Th. I, 1 April 2011 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN RATA-RATA LAMA INAP TAMU Tingkat Penghunian Kamar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan PLTU Cilacap 2X300 MW ditujukan selain untuk memenuhi kebutuhan listrik juga ditujukan untuk meningkatkan keandalan tegangan di
Lebih terperinciPENELITIAN PEMILIHAN MODA ANGKUTAN BATUBARA ANTARA ANGKUTAN SUNGAI DAN TRUK DI PULAU KALIMANTAN
logo lembaga PENELITIAN PEMILIHAN MODA ANGKUTAN BATUBARA ANTARA ANGKUTAN SUNGAI DAN TRUK DI PULAU KALIMANTAN Ir.L. Denny Siahaan, Ms.Tr (APU) Reslyana Dwitasari Dra. Herma Juniati Drs. Juren Capah Suci
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I 1.1 Tinjauan Umum Indonesia adalah negara kepulauan yang mana luas wilayah perairan lebih luas dibanding luas daratan. Oleh karena itu pemerintah saat ini sedang mencoba untuk menggali potensi
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1 TINJAUAN UMUM Dalam perencanaan dermaga peti kemas dengan metode precast di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin ini, data yang dikumpulkan dan dianalisis, meliputi data
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga
Lebih terperinciMATRIK DAFTAR INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN
MATRIK DAFTAR INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 203-207 Nama SKPD : Visi : Misi : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika penyelenggayaan Pelayanan Transportasi dan Komunikasi Yang Handal Dan Profesional.
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii LEMBAR PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIAYA ANGKUTAN BARANG ANTARA SISTEM TRANSPORTASI SINGLE-MODA DAN MULTIMODA (STUDI KASUS : TRAYEK PONTIANAK-SINTANG)
PERBANDINGAN BIAYA ANGKUTAN BARANG ANTARA SISTEM TRANSPORTASI SINGLE-MODA DAN MULTIMODA (STUDI KASUS : TRAYEK PONTIANAK-SINTANG) Pregi Agrista ¹, Akhmadali², Slamet Widodo² ABSTRAK Jalan raya memiliki
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN ALUR PELAYARAN
BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN ALUR PELAYARAN Tujuan pembahasan analisis pelaksanaan perencanaan alur pelayaran untuk distribusi hasil pertambangan batubara ini adalah untuk menjelaskan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi/liberalisasi khususnya sektor perdagangan serta pelaksanaan otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan potensi yang dimiliki daerah.
Lebih terperinciLATAR BELAKANG TUJUAN PERUMUSAN MASALAH. Fadila Putra K Distribusi menurun hingga 60% (2007) Kebutuhan Pupuk
Fadila Putra K. 4105 100 044 LATAR BELAKANG Agraris Pertanian Kebutuhan Pupuk Pemenuhan PT PUSRI Distribusi Pupuk Surabaya, Januari 2010 Distribusi menurun hingga 60% (2007) Muatan Tidak Optimum Dosen
Lebih terperinciPT.( Persero ) Pelabuhan Indonesia II Cabang PONTIANAK PT. (Persero)
PT.( Persero ) Pelabuhan Indonesia II Cabang PONTIANAK SUCOFINDO INTERNATIONAL CERTIFICATION SERVICES ISO-9002 / SNI 19-9002 Organization No. QSC 00138 PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Pontianak
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN DERMAGA PENYEBERANGAN DI SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS DITINJAU DARI ASPEK FINASIAL ABSTRAK
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN DERMAGA PENYEBERANGAN DI SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS DITINJAU DARI ASPEK FINASIAL Steffany Pertiwi 1), Safaruddin M. Nuh 2), Syahruddin 2) ABSTRAK Studi kelayakan finansial
Lebih terperinciPaparan Publik. PT Trans Power Marine Tbk
Paparan Publik PT Trans Power Marine Tbk Disclaimer Informasi dalam presentasi ini adalah informasi umum mengenai PT Trans Power Marine Tbk ( Perusahaan ) yang disiapkan oleh Perusahaan untuk paparan publik
Lebih terperinciKAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN
TUGAS AKHIR KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN DIYAH TRI SULISTYORINI - 3111.105.037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 15/06/62/Th.X, 1 Juni PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama April, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing-Masing 14.053 Orang dan 117.098 Orang. Jumlah
Lebih terperinciModel Konseptual Perencanaan Transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Untuk Wilayah Kepulauan (Studi Kasus: Kepulauan Kabupaten Sumenep)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Model Konseptual Perencanaan Transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Untuk Wilayah Kepulauan (Studi Kasus: Kepulauan Kabupaten
Lebih terperinciTransportasi Sungai. Institut Pertanian Bogor. Potensi Sungai vs Krisis Energi
Transportasi Sungai Transportasi Sungai Potensi yang Terabaikan Oleh: Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si Dosen Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Potensi Sungai
Lebih terperinciC I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta
C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta Tri Achmadi, Silvia Dewi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III-1
BAB III METODOLOGI 3.1. TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PELABUHAN SUNGAI
BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PELABUHAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai
Lebih terperinciAnalisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi)
JURNAL TUGAS AKHIR, ITS (Juli,2014) 1 Analisis Dampak Pendalaman Alur Pada Biaya Transportasi (Studi Kasus : Sungai Musi) Wina Awallu Shohibah, Firmanto Hadi, dan Irwan Tri Yunianto Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciAnalisis Manajemen Waktu dan Biaya Rute Penyeberangan Baru
Analisis Manajemen Waktu dan Biaya Rute Penyeberangan Baru Dr. Ir. Sunaryo M.Sc 1), Kiki Juniarko 2) 0806 459 236 Email : red.kijun@gmail.com Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu sistem yang menggerakkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya, menggunakan kendaraan, kereta api, pesawat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sektor kegiatan yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc
SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PEMODELAN KEDATANGAN KAPAL SUPPLIER BATUBARA UNTUK PERENCANAAN PENGADAAN BATUBARA YANG LEBIH OPTIMAL (STUDI KASUS DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON) FRANIGA
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN LALU LINTAS ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAKHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambangan di negeri yang memiliki kekayaan alam seperti negeri kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambangan di negeri yang memiliki kekayaan alam seperti negeri kita tercinta Indonesia ini sudah pasti menjadi lahan yang sangat ingin diberdaya gunakan oleh bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)
Troughput BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) merupakan tempat berlabuhnya kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar muat peti kemas. Aktivitas bongkar muat yang
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan AES Nasution No. 92A Telp. (0511) 4799418 Marabahan KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PENYUSUNAN CELL PLAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciModel Pengangkutan Crude Palm Oil
TUGAS AKHIR Model Pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) Untuk Domestik Oleh : Wahyu Aryawan 4105 100 013 Dosen Pembimbing : Ir. Setijoprajudo, M.SE. Bidang Studi Transportasi Laut dan Logistik Jurusan Teknik
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL ABSTRAK
STUDI KENERJA OPERASI PELABUHAN MERAK BANTEN Disusun oleh: Rheno Wahyu Nugroho NRP: 9721069 NIRM: 41077011970304 Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Bambang Ismanto. S., M.Sc UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS
Lebih terperinciKargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun
Kargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun antar negara (internasional) Menurut International Air
Lebih terperinciD4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cimahi yang sekarang ini semakin berkembang pesat khususnya wilayah Cimahi Tengah yang kini menjadi bagian dari perkembangan daerah pemukiman dan komersil dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi baru sedikit yang dapat dieksploitasikan. Potensi batubara yang dimiliki Provinsi Sumatera
Lebih terperinciPERJANJIAN SEWA MENYEWA KAPAL TUGBOAT DI PT PANCA MERAK SAMUDERA
PERJANJIAN SEWA MENYEWA KAPAL TUGBOAT DI PT PANCA MERAK SAMUDERA Febriani Lawindra Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinci