PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 METODE KUASA DAN APLIKASINYA PADA MESIN PENCARI INTERNET Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Disusun oleh: Lina Meiliana NIM: PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 211

2 POWER METHOD AND ITS APPLICATION TO INTERNET SEARCH ENGINES Thesis Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain SARJANA SAINS Degree In Mathematics By: Lina Meiliana Student Number: MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 211 ii

3

4

5 Sang Till Friheten (Engkaulah yang Terbaik yang Aku Kenal) Engkaulah yang terbaik yang aku kenal Engkaulah yang terkasih di dunia ini Engkau seperti bintang, seperti angin, seperti gelombang, seperti burung, seperti bunga di ladang. Engkaulah pembimbing dan sahabatku. Engkaulah kebenaranku, harapanku, kekasihku. Engkaulah darahku, nafasku, mataku, bahuku, tanganku, dan hatiku. Kebebasan adalah namamu yang indah. Persahabatan adalah ibumu yang bangga. Perhatian adalah saudaramu lelaki. Perdamaian adalah saudaramu perempuan. Keberanian adalah ayahmu. Masa depan adalah tanggung jawabmu. Engkaulah yang terbaik di dunia ini. Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: Papa dan Mama Tercinta Cici, Koko, Adik, dan Sang Jagoan Kecil Romo Susilo, Teman-teman, dan Segenap Keluarga Besar Seseorang yang mengisi kisahku Sahabat-sahabat terbaikku v

6

7

8 ABSTRAK Metode Kuasa adalah metode hampiran yang menggunakan barisan pangkat untuk mendapatkan nilai eigen dan vektor eigen dominan suatu matriks. Pada aplikasinya, Metode Kuasa digunakan untuk mengembangkan suatu algoritma pencarian yang disebut algoritma PageRank. Algoritma tersebut digunakan dalam mesin pencari Google untuk mengonstruksikan matriks yang menggambarkan struktur perujukan halaman-halaman yang sesuai dengan pencarian. Kemudian dengan menggunakan vektor eigen dominan dari matriks itu disusun daftar situs-situs yang dicari dengan urutan tertentu untuk menentukan peringkat situs-situs tersebut dalam urutan kepentingannya sebagai otoritas dan hub. viii

9 ABSTRACT The Power Method is an approximation method using power sequence to obtain dominant eigenvalue and eigenvector of a matrix. In its application, the Power Method is used to develop a search algorithm called the PageRank algorithm. The algorithm in fact is used in Google search engine to construct a matrix which describes the structure of the referring pages that match the search. Then using the dominant eigenvector of the matrix, sites will be listed in importance order as an authority and hub. ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang karena berkat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sains di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis merasa bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis. Karena itu, dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si., M.Si., selaku Kaprodi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu dan membimbing penulis secara akademik baik di dalam maupun di luar kelas. 2. Romo Prof. Dr. Frans Susilo, S.J., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, kritik, saran dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Maria Vianney Anny Herawati, S.Si., M.Si., selaku dosen penguji yang pernah memberikan masukan untuk penulis. 4. Bapak Herry Pribawanto Suryawan, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing sementara. Terimakasih atas lelucon, ide, dan semangat yang diberikan. 5. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., selaku dosen yang menginspirasiku secara tak langsung lewat canda tawa. 6. Bapak/Ibu Dosen Prodi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mendidik penulis selama menjalani studi di Fakultas Sains dan Teknologi ini. Terima kasih atas bimbingan dan arahannya selama ini. 7. Bapak Zaerilus Tukija, Ibu Erma Linda Santyas Rahayu, Ibu Chatarina Maria sri Wijayanti, Mas Dwiratno Susilo dan para staff lain yang telah banyak memberikan bantuan di sekretariat FST dan laboratorium atas pelayanan administrasi dan bantuan yang diberikan. x

11 8. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staff yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan kepada penulis selama masa perkuliahan. 9. Mama dan Papa tercinta dan terkasih, terima kasih buat semua doa, didikan, bimbingan, nasehat, dukungan dan kepercayaan yang diberikan pada penulis untuk mengambil keputusan dan langkah dalam menjalani kehidupan ini. 1. Grace Dalinartha dan Esther Natalia, S.Sn., kedua kakakku yang cerewet tapi baik hati ini. Terima kasih untuk bantuan yang tak terhingga kalian untukku. 11. Kie Van Ivanky Saputra, S.Si., Ph.D., yang banyak membantu aku menjelaskan dan memecahkan persoalan-persoalan mata kuliah dan skripsi. 12. Untuk Sang Pemberi Kisah dalam hidupku yang tidak ingin disebutkan namanya, yang mengajariku untuk selalu tegar untuk setiap cobaan. 13. Teman-teman Universitas Kristen Maranatha, khususnya Reymon Marlisyuniardi dan Yohanes Daniel Pangaribuan yang bersedia membantu dalam penjelasan-penjelasan bidang IT yang dibahas dalam skripsi ini. 14. Teman-teman Kost Wisma Manunggal, Riko, Doddy, Qnoy, Pipin, Desy yang tidak pernah lelah memberikan semangat untukku. 15. Teman-teman Matematika, terima kasih untuk keceriaan, kebersamaan, dinamika, pertemuan, dan dukungan. 16. Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu per satu di sini, terima kasih untuk semua dukungan dan perhatiannya. Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan dari pembaca yang dapat membangun penulis untuk mengembangkan kemampuan penulis menjadi lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi pembaca. Penulis, Lina Meiliana xi

12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Batasan Masalah... 7 D. Tujuan Penulisan... 7 E. Metode Penulisan... 7 F. Manfaat Penulisan... 7 G. Sistematika Penulisan... 8 BAB II NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN... 9 A. Nilai Eigen dan Vektor Eigen... 9 B. Nilai Eigen Matriks Segitiga C. Nilai Eigen Matriks Pangkat D. Nilai Eigen Kompleks E. Kegandaan Aljabar xii

13 F. Nilai Eigen Matriks G. Nilai Eigen Matriks Simetrik H. Determinan dan Teras Dinyatakan dalam Nilai Eigen I. Diagonalisasi... 3 BAB III METODE KUASA A. Metode Kuasa B. Metode Kuasa dengan Perskalaan Euclides C. Metode Kuasa dengan Perskalaan Entri Maksimum D. Laju Konvergensi Hasil Bagi Rayleigh E. Prosedur Penghentian Iterasi F. Aplikasi Metode Kuasa pada Mesin Pencari Internet BAB IV PENUTUP... 6 DAfTAR PUSTAKA xiii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, di mana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif. Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, melalui U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 197, sudah lebih dari 1 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e- mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli

15 2 komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex. Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 1 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link. Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa dan newsgroup USENET. Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1 komputer lebih. Pada 1987 jumlah

16 3 komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 1 kali lipat menjadi 1. lebih. Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 1 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 1. komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 199 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web. Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.. Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet. Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet : 1. Informasi untuk kehidupan pribadi: kesehatan, rekreasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani, dan sosial.

17 4 2. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja: sains, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi. Satu hal yang paling menarik adalah keanggotan internet tidak mengenal batas negara, ras, ekonomi, ideologi, atau faktor-faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh melalu kerjasama antar pribadi atau kelompok yang tanpa mengenal batas jarak dan waktu. Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengguna internet. Karena efektif atau tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi. Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pamflet-pamflet, selebaran, baliho dan lain sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih kurang efektif dan sangat terbatas. Cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui mesin pencari-mesin pencari (search engine, seperti : Yahoo, Google, Search Indonesia, dan sebagainya). Cara publikasi di mesin pencari ada yang gratis dan ada pula yang membayar. Yang gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan dikenali di mesin pencari terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara efektif

18 5 publikasi adalah dengan membayar, walaupun harus sedikit mengeluarkan biaya, akan tetapi situs cepat masuk ke mesin pencari dan dikenal oleh pengguna. Teori yang mendasari cara kerja mesin pencari internet ini adalah Metode Kuasa yang berkaitan dengan nilai eigen dan vektor eigen. Banyak penerapan yang mengharuskan kita menemukan suatu matriks taknol sedemikian sehingga λ, dengan A adalah matriks n n yang diketahui dan λ adalah skalar. Masalah ini dinamakan masalah nilai eigen dan merupakan masalah matriks kedua yang paling sering dijumpai selain masalah pemecahan sistem persamaan linear. Nilai eigen matriks bujursangkar, secara teori dapat ditemukan dengan menentukan persamaan karakteristik. Namun, prosedur ini memiliki begitu banyak kesulitan perhitungan yang hampir tidak pernah digunakan dalam aplikasi. Metode Kuasa akan membahas sebuah algoritma yang dapat digunakan untuk mendekati nilai eigen dengan nilai mutlak terbesar dan vektor eigen yang sesuai. Nilai eigen dan vektor eigen yang sesuai sangat penting karena mereka muncul secara alami dalam berbagai proses iteratif. Metode yang akan dibahas dalam bagian ini telah diterapkan untuk menghasilkan mesin pencari internet yang sangat cepat, dan akan dijelaskan bagaimana hal tersebut dilakukan. Metode Kuasa adalah metode hampiran yang menggunakan barisan pangkat dari suatu matriks untuk mendapatkan nilai eigen dominan suatu matriks yang memenui sifat untuk 2, 3,,, dengan merupakan nilai eigen dominan.

19 6 Pengurutan hasil pencarian pada mesin pencari saat ini menjadi titik fokus bagi mesin pencari untuk menampilkan hasil pencarian yang penting. Sistem pengurutan diharapkan memberikan hasil yang signifikan. PageRank merupakan sistem pengurutan yang digunakan Google dan merupakan salah satu sistem pengurutan yang bekerja berdasarkan analisa jalur. Perhitungan pengurutan dengan menggunakan algoritma PageRank saat ini menjadi banyak perbincangan para peneliti karena perhitungan tersebut menghabiskan waktu yang lama, dan berhari-hari sehingga jika ada halaman baru tiap detik, maka PageRank tidak secara langsung memperbaharui halaman tersebut tetapi menunggu waktu perhitungan PageRank selanjutnya yang akan dilakukan secara offline. Untuk mempercepat perhitungan PageRank, dalam penelitian digunakan Hasil Bagi Rayleigh. Hasil Bagi Rayleigh dapat mempercepat konvergensi dengan cara menentukan nilai eigen dominan sehingga perhitungan galat berdasarkan selisih nilai eigen dominan tersebut dengan nilai eigen dominan sebelumnya. Berdasarkan analisa dari hasil uji coba, didapatkan bahwa waktu perhitungan PageRank dengan menggunakan Hasil Bagi Rayleigh lebih cepat dibandingkan dengan tanpa menggunakan Hasil Bagi Rayleigh. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Metode Kuasa? 2. Bagaimana aplikasi metode kuasa pada mesin pencari internet?

20 7 C. Batasan Masalah Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas aplikasi pada mesin pencari internet berdasarkan operasi-operasi matriks. D. Tujuan Penelitian Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui prinsip dan landasan teori yang digunakan dan bagaimana mesin pencari internet bekerja sehingga menghasilkan kecepatan yang sangat tinggi dalam menyajikan suatu informasi. E. Metode Penulisan Penulisan skripsi ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan menggunakan buku-buku, jurnal ilmiah, dan makalah yang telah dipublikasikan. Oleh karena itu dalam skripsi ini tidak disajikan hal baru dalam bidang matematika. F. Manfaat Penulisan Memahami cara kerja mesin pencari internet dengan kecepatan yang sangat tinggi dalam penyajian suatu informasi.

21 8 G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi gambaran secara umum tentang isi skripsi yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Bab ini berisi beberapa teori yang melandasi pembahasan, yaitu nilai eigen dan vektor eigen, nilai eigen pada matriks segitiga, matriks pangkat, nilai eigen kompleks, kegandaan aljabar, nilai eigen matriks 22, nilai eigen matriks simetris 22, dan nilai eigen dalam determinan dan teras suatu matriks. BAB III METODE KUASA DAN APLIKASINYA PADA MESIN PENCARI INTERNET Bab ini membahas tentang metode kuasa, metode kuasa dengan perskalaan Euclides dan entri maksimum, dan aplikasinya yang digunakan pada mesin pencari internet. BAB IV PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan materi yang telah dipaparkan.

22 BAB II NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN A. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Banyak aplikasi dari Aljabar Linear yang melibatkan sistem dengan n persamaan linear dan n variabel yang dinyatakan dalam bentuk, (2.1.1) dengan λ adalah suatu skalar, x adalah suatu sebarang vektor taknol di, dan A adalah suatu matriks n n. Sistem semacam ini sebenarnya merupakan sistem linear yang tersamar, karena persamaan (2.1.1) dapat ditulis kembali sebagai, atau dengan menyisipkan suatu matriks identitas dan memfaktorkannya menjadi. (2.1.2) Masalah utama yang harus diperhatikan untuk sistem linear yang terbentuk pada persamaan (2.1.2) adalah bagaimana menentukan nilai λ sehingga sistem tersebut memiliki penyelesaian taktrivial. Nilai λ yang demikian disebut nilai eigen (nilai karakteristik) dari matriks A, dan penyelesaian taktrivial dari persamaan (2.1.2) disebut vektor eigen dari A yang terkait dengan λ. Sistem (λi A)x = memiliki penyelesaian taktrivial jika dan hanya jika (2.1.3) yang disebut persamaan karakteristik dari A. Nilai-nilai eigen dari A dapat dicari dengan menyelesaikan λ pada persamaan ini. Determinan

23 1 adalah sebuah polinomial dalam variabel λ yang disebut polinomial karakteristik matriks A. Definisi Jika A adalah sebuah matriks n n, maka skalar λ disebut nilai eigen dari A jika terdapat vektor taknol x sedemikian sehingga. Jika λ adalah nilai eigen dari A, maka vektor taknol x sedemikian hingga disebut vektor eigen dari A yang berkaitan dengan λ. Cara untuk menentukan nilai eigen dari matriks A adalah dengan menulis kembali persamaan menjadi. Persamaan tersebut mempunyai penyelesaian taktrivial jika dan hanya jika. Skalar-skalar λ yang memenuhi persamaan ini adalah nilai-nilai eigen dari A. Teorema Jika matriks A adalah sebuah matriks n n dan λ adalah skalar, maka pernyataan berikut adalah ekivalen : (a) λ adalah nilai eigen dari A. (b) λ adalah penyelesaian persamaan. (c) Sistem linear mempunyai penyelesaian taktrivial.

24 11 Bukti : Berdasarkan definisi, λ adalah nilai eigen dari A jika dan hanya jika terdapat vektor taknol x sedemikian sehingga, yang ekivalen dengan. yaitu sistem persamaan linear homogen ini mempunyai penyelesaian taktrivial, yang terjadi jika dan hanya jika. yaitu λ adalah penyelesaian dari persamaan tersebut. Contoh Akan dicari nilai eigen dan vektor eigen terkait dari matriks Mencari nilai eigen dengan persamaan karakteristik Persamaan karakteristik dari A adalah , , 32 12, 3 1, 2 5. (2.1.4)

25 12 Jadi nilai eigen dari A adalah 2 dan 5. Untuk menentukan vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen tersebut, harus diselesaikan sistem penyelesaian (2.1.5) Untuk 2, persamaan (2.1.5) akan menjadi , Penyelesaian ini memberikan hasil,, (2.1.6) maka vektor eigen yang berkaitan dengan 2 adalah vektor taknol berbentuk Periksa 1. (2.1.7) Dengan cara yang sama untuk 5, penyelesaiannya memberikan hasil,, (2.1.8) dan vektor eigen yang berkaitan dengan 5 adalah vektor taknol berbentuk. (2.1.9) 1

26 13 Jika λ adalah nilai eigen dari A dan x adalah vektor eigen yang terkait, maka, sehingga perkalian dengan A memetakan ke dalam suatu perkalian skalar dengan dirinya sendiri. Pada dan, ini berarti bahwa perkalian dengan A memetakan setiap vektor eigen x ke suatu vektor yang terletak pada garis yang sama dengan. Operator linear memperkecil dengan suatu faktor λ jika 1 atau memperbesar dengan suatu faktor λ jika 1. Jika, maka membalik arah, dan memperkecil vektor yang telah diputar tersebut dengan suatu faktor λ jika 1 atau memperbesar vektor yang telah diputar tersebut dengan suatu faktor λ jika 1. Contoh Akan dicari nilai eigen dari matriks Dari determinan 1 det (2.1.1) didapatkan persamaan karakteristik (2.1.11) Untuk mencari penyelesaian persamaan ini, akan dimulai dengan mencari penyelesaian bilangan bulatnya. Penyelesaian bilangan bulat (jika memang ada) untuk sebuah persamaan polinomial dengan koefisien-koefisien bilangan bulat

27 14 haruslah merupakan faktor-faktor pembagi dari konstanta. Sehingga, penyelesaian bilangan bulat yang mungkin dari persamaan (2.1.11) hanyalah faktor-aktor pembagi dari bilangan 4, yaitu 1, 2, dan 4. Dengan mensubstitusi nilai tersebut secara berturut-turut ke dalam persamaan (2.1.11) akan menghasilkan 4 sebagai sebuah penyelesaian bilangan bulatnya. Sebagai konsekuensinya, 4 haruslah merupakan salah satu faktor dari ruas kiri persamaan (2.1.11), sehingga persamaan (2.1.11) dapat ditulis kembali menjadi Maka, penyelesaian persamaan (2.1.11) adalah 4, 2 3, 2 3. Definisi Ruang penyelesaian sistem persamaan linear homogen disebut ruang eigen dari matriks A yang berkaitan dengan nilai eigen λ. Vektor-vektor eigen yang terkait dengan nilai eigen λ adalah adalah vektor-vektor taknol dalam ruang eigen. B. Nilai Eigen Matriks Segitiga Jika A adalah matriks segitiga n n dengan entri diagonal,,,, maka adalah matriks segitiga dengan entri diagonal,,,. Jadi polinomial karateristiknya adalah,

28 15 yang secara tidak langsung menyatakan bahwa nilai eigen dari A adalah,,, Teorema Jika A adalah matriks segitiga n n (segitiga atas, segitiga bawah, atau diagonal), maka nilai-nilai eigennya adalah entri diagonal utama dari matriks A. Bukti : Misalkan A adalah matriks segitiga atas. Telah diketahui bahwa nilai determinan sebuah matriks segitiga adalah hasil kali entri-entri yang terletak pada diagonal utamanya, maka det,, sehingga diperoleh persamaan karakteristiknya dan nilai-nilai eigennya adalah,,,,, yang merupakan entri-entri diagonal utama matriks A.

29 16 Dengan cara yang sama dapat dibuktikan pula untuk matriks segitiga bawah dan matriks diagonal. Jadi terbukti bahwa nilai eigen matriks segitiga adalah entri-entri diagonal utamanya. C. Nilai Eigen Matriks Pangkat Ketika nilai eigen dan vektor eigen dari suatu matriks A telah ditemukan, tidaklah sulit untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen dari pangkat bilangan bulat positif sebarang dari A. Sebagai contoh, jika λ merupakan nilai eigen dari A dan x merupakan vektor eigen terkaitnya, maka, yang menunjukkan bahwa nilai eigen dari dan x adalah vektor eigen kaitannya. Teorema Jika λ adalah nilai eigen dari matriks A, x adalah vektor eigen kaitannya, dan k adalah sebarang bilangan bulat positif, maka adalah nilai eigen dari matriks dan x adalah vektor eigen yang terkait dengannya. Bukti : Misalkan A adalah matriks persegi dan x adalah vektor eigen yang terkait dengan nilai eigen λ. Maka, yaitu Teorema benar untuk k = 1. Andaikan. Akan dibuktikan bahwa.

30 17 Sehingga. Jadi Teorema benar untuk setiap bilangan bulat positf k. D. Nilai Eigen Kompleks Bukanlah hal yang mustahil bahwa persamaan karakteristik sebuah matriks yang entri-entrinya bilangan real memiliki penyelesaian bilangan kompleks. Sebagai contoh, polinomial karakteristik dari matriks adalah 2 1 (2.4.1) , (2.4.2) sehingga persamaan karakteristiknya adalah 1. Akar-akar persamaan karakteristiknya merupakan bilangan kompleks dan. Dengan demikian, kita harus berurusan dengan nilai eigen bilangan kompleks, bahkan untuk matriks real sekalipun. Penyelesaian kompleks dari persamaan karakteristik disebut nilai eigen kompleks.

31 18 E. Kegandaan Aljabar Jika A adalah matriks n n, maka suatu bentuk khusus dari determinan adalah polinomial berderajat n di mana koefisien adalah 1, yaitu, (2.5.1) bentuk polinomialnya adalah, (2.5.2) yang disebut polinomial karakteristik dari A. Sebagai contoh, polinomial karakteristik dari matriks A 2 2 dalam Contoh adalah polinomial berderajat dua, 3 1 (lihat persamaan (2.1.4)) dan polinomial karakteristik matriks A 3 3 dalam Contoh adalah polinomial berderajat tiga, (lihat persamaan (2.1.11)). Salah satu dari ketiga hal di bawah ini dapat terjadi untuk faktorfaktor polinomial karakteristik, 1. Faktor-faktor polinomial akan menghasilkan akar-akar real yang berbeda, sebagai contoh Faktor-faktor polinomial akan menghasilkan akar-akar real yang berbeda, namun terdapat pengulangan beberapa faktor, sebagai contoh

32 19 3. Faktor-faktor polinomial akan menghasilkan akar-akar kompleks, sebagai contoh Dapat dibuktikan bahwa jika nilai eigen kompleks dimungkinkan, maka polinomial karakteristik dari matriks A n n dapat difaktorkan menjadi (2.5.3) di mana,, adalah nilai-nilai eigen dari A. Hal ini disebut pemfaktoran linear lengkap dari polinomial karakteristik. Jika k faktorfaktor pertama berbeda, dan sisanya merupakan pengulangan dari k faktorfaktor pertama, maka persamaan (2.5.3) dapat ditulis kembali menjadi (2.5.4) di mana,, adalah nilai-nilai eigen yang berbeda dari A. Pangkat disebut kegandaan aljabar dari nilai eigen yang menggambarkan berapa kali pengulangan nilai eigen dalam pemfaktoran linear lengkap dari polinomial karaktersitik. Jumlahan dari kegandaan aljabar nilai eigen dalam persamaan (2.5.4) harus sama dengan n, karena polinomial karaktersitik berderajat n. Sebagai contoh, jika A matriks 6 6 dengan polinomial karakteristiknya adalah maka nilai eigen berbeda dari A adalah, 1, dan 2, dan kegandaan aljabar nilai eigen ini berturut-turut adalah 3, 2, 1, yang jumlahannya sampai dengan 6.

33 2 Teorema Jika A adalah matriks n n, maka polinomial karakteristik dari A dapat dinyatakan sebagai di mana,, adalah nilai eigen yang berbeda dari A dan. Bukti : Polinomial karakteristik dari A adalah :, di mana,,, adalah pengulangan faktor yang berbeda sedemikian sehingga jumlahan yang sama dengan pangkat tertinggi dari λ. F. Nilai Eigen Matriks 2 2 Definisi Jika A adalah sebuah matrks bujursangkar, maka teras dari A, yang dinyatakan sebagai, adalah jumlahan entri-entri pada diagonal utama A.

34 21 Selanjutnya, akan dibahas nilai-nilai eigen matriks 2 2 dalam Teorema berikut. Teorema Jika A adalah matriks 2 2 dengan entri bilangan real, maka persamaan karakteristik dari A adalah, dan (a) A mempunyai dua nilai eigen real yang berbeda bila 4 ; (b) A mempunyai satu nilai eigen real yang berulang bila 4 ; (c) A mempunyai dua nilai eigen kompleks bila 4. Bukti : Misalkan dengan,,,. Polinomial karakteristik dari A adalah det. Karena teras dari matriks A adalah dan determinan dari matriks A adalah, maka

35 22 (2.6.1) sehingga persamaan karakteristik dari matriks A adalah (2.6.2) Akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah, 4det 2 (a) Jika 4, maka A mempunyai dua nilai eigen real berbeda, yaitu (b) Jika 4, maka,, yaitu A mempunyai satu nilai eigen real yang berulang. dan. (c) Jika 4, maka 4 merupakan bilangan kompleks, sehingga A mempunyai dua nilai eigen kompleks, yaitu dan. Contoh Dengan menggunakan persamaan karakteristik pada persamaan (2.6.2) akan dicari nilai eigen dari (a) , (b), (c) Diketahui 7 dan 12, maka persamaaan karakteristik dari A adalah 712,

36 23 hasil pemfaktorannya adalah 4 3, maka nilai eigennya 4 dan 3. Dengan cara yang sama, maka nilai eigen pada soal (b) adalah 1, dan nilai eigen pada soal (c) adalah 23. G. Nilai Eigen Matriks Simetrik 2 2 Teorema Matriks simetrik 2 2 dengan entri real mempunyai nilai eigen real. Jika A berbentuk, (2.7.1) maka A mempunyai satu nilai eigen berulang, yakni. Bukti : Misalkan matriks simetrik 2 2 adalah, maka 4 4 4, sehingga dengan Teorema (a) dan (b), A mempunyai nilai eigen real. Jika, maka 4 4 4, sehingga A mempunyai satu nilai eigen berulang, yaitu.

37 24 Teorema (a) Jika sebuah matriks simetrik 2 2 dengan entri real mempunyai nilai eigen berulang, maka ruang eigen terkaitnya adalah. (b) Jika sebuah matriks simetrik 2 2 dengan entri real mempunyai dua nilai eigen berbeda, maka ruang eigen terkaitnya adalah dua garis tegak lurus yang melalui titik pada. Bukti : (a) Misalkan matriks simetrik 2 2 adalah. Jika A mempunyai nilai eigen berulang, maka 4 4. Karena 4 jika hanya jika dan, maka matriks, sehingga nilai eigen berulangnya adalah λ. Menu- rut Definisi 2.1.2, ruang eigen yang terkait dengan nilai eigen λ adalah ruang penyelesaian dari sistem persamaan linear homogen yaitu setiap titik dalam. Maka ruang eigen terkaitnya adalah. (b) Jika A mempunyai dua nilai eigen berbeda, maka 4 4. Kedua nilai eigen tersebut adalah

38 25 dan. Ruang eigennya adalah ruang penyelesaian sistem persamaan linear homogen Untuk, maka. Misalkan dan, maka. Selanjutnya dengan operasi baris elementer diperoleh 1. yang menghasilkan 2 dan 4. Penyelesaian tersebut merupakan garis melalui di yang berkaitan dengan.

39 26 Dengan cara yang sama, untuk akan diperoleh penyelesaian 2 dan 4. yang merupakan garis melalui di yang berkaitan dengan. Kedua garis tersebut saling tegak lurus karena Jadi terbukti bahwa ruang eigen terkaitnya adalah dua garis tegak lurus yang melalui titik pada. Contoh Tentukan ruang eigen dari matriks simetrik Karena 6 dan 5, maka persamaan karakteristik dari A adalah

40 27 sehingga nilai eigen dari A adalah 1 dan 5. Ruang eigennya adalah ruang penyelesaian sistem persamaan linear homogen (2.7.2) Untuk 1, persamaan menjadi Penyelesaian ini menghasilkan,, (2.7.3) yang merupakan persamaan parameter dari garis. Garis ini adalah ruang eigen yang terkait dengan 1. Dengan cara yang sama, untuk 5 akan dihasilkan penyelesaian,, (2.7.4) yang merupakan persamaan parameter dari garis. (λ = 1) y = x y (λ = 5) y = x (-1, 1) (1,1) x Gambar 2.1 Garis dan adalah dua garis tegak lurus yang melalui di, seperti dikatakan dalam Teorema (b). Vektor-vektor pada persamaan dan dapat ditulis dengan bentuk

41 dan 1 1, dengan vektor perentangnya adalah 1 1 dan 1 (2.7.5) 1 yaitu dua vektor eigen yang orthogonal. H. Determinan dan Teras Matriks Dinyatakan dalam Nilai Eigen Teorema Jika A adalah matriks n n dengan nilai eigen,,, (mungkin ada yang berulang), maka (a) b Bukti : (a) Dengan menulis polinomial karakteristik dalam bentuk faktorisasi: (2.8.1) dan dengan memasukkan, dihasilkan 1. Karena 1, maka. (2.8.2) (b) Misalkan, maka (2.8.3)

42 29 Bila dihitung dari determinan tersebut dengan membentuk jumlahan dari perkalian elementer bertanda, maka perkalian elementer yang memuat entri yang tidak berada pada dari diagonal utama dari sebagai faktor, akan memuat paling banyak 2 faktor yang melibatkan λ. Jadi koefisien dari dalam sama dengan koefisien dari dalam perkalian Dengan mengembangkan perkalian tersebut, akan diperoleh (2.8.4) Dan dengan mengembangkan persamaan pada 2.8.1, akan diperoleh sehingga didapatkan Contoh Akan dicari determinan dan teras dari matriks 3 3 yang mempunyai karakteristik polinomial 32. (2.8.5) Polinomial tersebut dapat difaktorkan menjadi 1 2, maka nilai eigennya adalah 1, 1, dan 2. Jadi, 2 dan.

43 3 I. Diagonalisasi Definisi Sebuah matriks bujursangkar A dikatakan dapat didiagonalkan jika terdapat sebuah matriks P yang yang taksingular sedemikian sehingga adalah sebuah matriks diagonal. Matriks P dikatakan mendiagonalkan matriks A. Definisi Matriks A dan B yang berukuran n n dikatakan similar jika terdapat matriks P yang taksingular sedemikian sehingga. (2.9.1) Teorema Jika A adalah sebuah matriks n n, maka A dapat didiagonalkan jika hanya jika matriks A memiliki n vektor eigen yang bebas linear. Bukti: Misalkan matriks A berukuran n n dan memiliki n buah vektor eigen yang bebas linear, yaitu,,,. Vektor-vektor eigen tersebut dapat disusun sebagai kolom-kolom dari matriks P berukuran n n.

44 31 Matriks P tersebut taksingular karena mempunyai n vektor kolom di yang bebas linear. Maka A A λ λ (2.9.2) karena, dengan adalah nilai eigen yang berkaitan dengan vektor eigen 1, 2,,. Misalkan D matriks diagonal dengan elemen-elemen diagonal nilai eigen. Maka λ λ λ (2.9.3) λ λ. Maka. Karena P taksingular, maka: (2.9.4) Jadi matriks A dapat didiagonalkan. Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa jika matriks A dapat didiagonalkan, maka A mempunyai n buah vektor eigen yang bebas linear. Misalkan matriks A similar dengan matriks diagonal D dengan

45 32 elemen-elemen diagonalnya,,,, dan adalah matriks taksingular sedemikian sehingga. Maka. Karena (2.9.5) dan (2.9.6) maka untuk 1, 2,,. Hal ini berarti bahwa merupakan vektor eigen dari matriks A dengan adalah nilai eigen yang berkaitan untuk 1, 2,,. Karena P adalah matriks yang taksingular, maka vektor-vektor,,, bebas linear. Jadi A mempunyai n buah vector eigen yang bebas linear. Dari bukti di atas, didapatkan langkah-langkah untuk mendiagonalikan sebuah matriks A berukuran n n, sebagai berikut : Langkah 1 : Tentukan vektor-vektor eigen yang bebas linear dari A. Langkah 2 : Susun vektor-vektor eigen tersebut sebagai kolom-kolom dari matriks P. Langkah 3 : Tentukan Langkah 4 : Tentukan di mana D adalah matriks diagonal dengan elemen-elemen diagonalnya adalah nilai-nilai eigen dari matriks A.

46 33 Contoh Diketahui matriks yang mempunyai nilai eigen 2 dan 3 dan vektor eigen yang berkaitan adalah 1,1 dan 7, 2. Dengan mengambil , maka 7 2, se- 1 1 hingga Definisi Sebuah matriks bujursangkar A disebut matriks ortogonal jika. Dengan kata lain untuk matriks A tersebut berlaku. Definisi Matriks bujursangkar A dikatakan dapat didiagonalkan secara orthogonal jika terdapat matriks orthogonal P dan matriks diagonal D sedemikian sehingga. Teorema Matriks bujur sangkar A dapat didiagonalkan secara orthogonal jika dan hanya jika A matriks simetrik.

47 34 Bukti: Misalkan A adalah matriks yang dapat didiagonalkan secara orthogonal. Maka terdapat matriks orthogonal P dan matriks diagonal D sedemikian sehingga, sehingga. (2.9.8) Karena D adalah matriks diagonal, maka, sehingga yaitu A adalah matriks simetrik. Sebaliknya, dengan induksi matematis, akan dibuktikan bahwa jika A matriks simetrik, maka A dapat didiagonalkan secara orthogonal. Untuk matriks berukuran 1 1, jelas bahwa A dapat didiagonalkan secara orthogonal. Untuk 2, asumsikan bahwa setiap matriks simetrik 1 1 dapat didiagonalkan secara orthogonal. Misalkan A matriks simetrik berukuran, maka A selalu mempunyai nilai eigen real λ. Misalkan vektor eigen yang berkaitan dengan λ, dan, sehingga 1. Selanjutnya dengan menggunakan algoritma Gram-Schmidt ditentukan vektor-vektor,, sehingga,,, adalah himpunan vektor-vektor othonormal. Misalkan. Maka Q adalah matriks orthogonal, dan

48 35 dan. Karena,,, orthonomal, maka dengan * adalah elemen yang mungkin taknol. Tetapi Karena matriks A simetrik, maka matriks B juga simetrik. Oleh karena itu, baris pertama dari matriks B sama dengan kolom pertamanya. Jadi, bentuk B adalah di mana C adalah matriks simetrik berukuran 1 1. Berdasarkan asumsi, ada matriks orthogonal R dan matriks diagonal sedemikian sehingga. Dibentuk matriks

49 36 1 yang juga merupakan matriks orthogonal, karena vektor-vektor kolomnya orthonormal. Selanjutnya 1 1. Jadi yang merupakan matriks diagonal. Misalkan, maka merupakan matriks orthogonal karena dan matriks-matriks orthogonal, dan Jadi, matriks dapat didiagonalkan secara orthogonal.

50 37 Teorema Vektor-vektor eigen yang berkaitan dengan nilai-nilai eigen yang berbeda dari matriks simetrik adalah orthogonal Bukti: Misalkan A matriks simetrik, dan adalah nilai-nilai eigen berbeda dari matriks A, dan, vektor-vektor eigen yang berkaitan. Akan ditunjukkan bahwa. Perhatikan bahwa dan (2.9.7) Selanjutnya Dengan demikian, kedua ruas kanan dari persamaan (2.9.7) adalah sama, yaitu Karena, maka.

51 38 Contoh Diketahui matriks simetrik yang mempunyai nilai eigen 2 2 6, 6, dan 9 dan vektor-vektor eigen yang berkaitan adalah 4,1,1,,1,1, dan 1,2,2, dengan yaitu vektor-vektor eigen tersebut adalah orthogonal.

52 BAB III METODE KUASA A. Metode Kuasa Dalam banyak aplikasi suatu vektor dalam seringkali dikalikan secara berulang-ulang dengan matriks A berukuran n n sehingga menghasilkan suatu barisan,,,,,. Bentuk seperti ini disebut barisan kuasa yang dibangun oleh A. Dalam tulisan ini, akan dibahas kekonvergenan barisan kuasa tersebut dan hubungannya dengan nilai eigen dan vektor eigen. Definisi Jika nilai-nilai eigen yang berbeda dari sebuah matriks A adalah,,,, dan jika lebih besar dari,,, maka disebut nilai eigen dominan dari A. Vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen dominan disebut vektor eigen dominan dari A. Contoh Diketahui nilai-nilai eigen sebuah matriks adalah 4, 2, 1, dan 3. Nilai 4 merupakan nilai eigen dominan karena 4 lebih besar dari nilai mutlak nilai eigen lainnya. Namun, jika diketahui nilainilai eigen sebuah matriks adalah 7, 7, 2, dan 5, maka 7, sehingga tidak terdapat nilai eigen yang nilai mutlak-

53 4 nya lebih besar daripada semua nilai eigen lainnya, sehingga tidak terdapat nilai eigen dominan. Teorema Misalkan A adalah matriks simetrik n n dengan nilai eigen dominan positif. Jika adalah vektor satuan dalam yang tidak ortogonal terhadap ruang eigen yang terkait dengan, maka barisan kuasa ternormalkan,,,,, (3.1.1) konvergen ke vektor eigen dominan satuan dari matriks A, dan barisan,,,,, (3.1.2) konvergen ke nilai eigen dominan dari matriks A. Bukti : Misalkan matriks A simetrik berukuran n n, maka A dapat didiagonalkan secara orthogonal, sehingga A mempunyai n vektor eigen bebas linear,,, yang berkaitan dengan nilai eigen,,, dan membentuk basis di. Misalkan adalah nilai eigen dominan positif dari A, dan adalah vektor satuan dalam yang tidak orthogonal terhadap ruang eigen yang terkait dengan. Maka merupakan kombinasi linear dari vektorvektor basis :, sehingga

54 41 dan. karena lebih besar dari,,, maka untuk setiap i = 2, 3,, n, 1. Jadi untuk setiap i = 2, 3,, n, bila, sehingga untuk. Barisan dapat dinyatakan dengan,,,,, dan barisan tersebut konvergen ke vektor eigen dominan satuan karena, untuk. Terbukti barisan konvergen ke vektor eigen dominan satuan dari A. Karena konvergen ke, maka akan konvergen ke yang merupakan nilai eigen dominan dari matriks A.

55 42 B. Metode Kuasa dengan Perskalaan Euclides Teorema memberikan suatu algoritma untuk pendekatan nilai eigen dominan dan vektor eigen dominan satuan yang terkait dari sebuah matriks simetrik A, asalkan nilai eigen dominannya positif. Algoritma ini disebut metode kuasa dengan perskalaan Euclides, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Langkah 1 : Pilihlah sebarang vektor satuan. 2. Langkah 2 : Tentukan dan normalkan untuk mendapatkan pendekatan pertama terhadap vektor eigen dominan satuan. Kemudian tentukan untuk memperoleh pendekatan pertama ke nilai eigen dominan. 3. Langkah 3 : Tentukan dan normalkan untuk mendapatkan pendekatan kedua terhadap vektor eigen dominan satuan. Kemudian tentukan untuk memperoleh pendekatan kedua ke nilai eigen dominan. 4. Langkah 4 : Tentukan dan normalkan untuk mendapatkan pendekatan ketiga terhadap vektor eigen dominan satuan. Kemudian tentukan untuk memperoleh pendekatan ketiga ke nilai eigen dominan. Lanjutkan langkah-langkah tersebut sampai menghasilkan barisan yang cukup untuk menghasilkan pendekatan yang terbaik untuk nilai eigen dominan dan vektor eigen dominan satuan yang terkait.

56 43 Contoh Akan digunakan metode kuasa dengan perskalaan Euclides pada matriks dengan 1 dan akan dibandingkan hasil penghitungan pada x 5 dengan nilai eigen dan vektor eigen dominan yang eksak. Pada Contoh 2.8.1, telah diketahui bahwa nilai eigen dari matriks A adalah 1 dan 5, maka nilai eigen dominan matriks A adalah 5. Ruang eigen yang terkait dengan 5 juga telah ditunjukkan pada Contoh 2.8.1, yang merupakan sebuah garis yang dsajikan oleh persamaan parameter x dan x, yang dapat ditulis dalam bentuk vektor sebagai 1 (3.2.1) 1 Jadi dengan mengambil dan akan diperoleh dua vektor eigen satuan dominan, yaitu dan (3.2.2) Sekarang akan digunakan metode kuasa untuk memperoleh pendekatan terhadap nilai eigen dan vektor eigen dominan

57 Jadi adalah pendekatan nilai eigen dominan dengan ketepatan lima angka desimal dan x 5 adalah pendekatan terhadap vektor eigen dominan dengan ketepatan tiga angka desimal C. Metode Kuasa dengan Perskalaan Entri Maksimum Variasi dari metode kuasa adalah metode di mana setiap iterasinya diskalakan dengan entri maksimum. Akan digunakan notasi max untuk menyatakan nilai mutlak terbesar dari entri-entri dalam vektor. Teorema Misalkan A adalah matriks simetrik n n dengan nilai eigen dominan positif. Jika adalah vektor taknol dalam yang tidak ortogonal terhadap ruang eigen yang terkait dengan, maka barisan,,,,, (3.3.1)

58 45 konvergen ke vektor eigen yang berkaitan dengan, dan barisan,,,,, (3.3.2) konvergen ke. Bukti : Misalkan matriks A simetrik berukuran n n, maka A dapat didiagonalkan secara orthogonal, sehingga A mempunyai n vektor eigen bebas linear,,, yang berkaitan dengan nilai eigen,,, dan membentuk basis di. Misalkan adalah nilai eigen dominan positif dari A, dan vektor satuan dalam yang tidak orthogonal terhadap ruang eigen yang terkait dengan. Maka merupakan kombinasi linear dari vektor-vektor basis:, sehingga dan.

59 46 karena lebih besar dari,,, maka untuk setiap i = 2, 3,, n, 1. Jadi untuk setiap i = 2, 3,, n, bila, sehingga untuk. Barisan dapat dinyatakan dengan, max, max,, max, dan barisan tersebut konvergen ke vektor eigen yang berkaitan dengan nilai eigen dominan, yaitu, karena untuk. Terbukti barisan konvergen ke vektor eigen dominan dari A. Karena konvergen ke, maka akan konvergen ke yang merupakan nilai eigen dominan dari matriks A. Definisi Hasil bagi Rayleigh dari vektor terhadap matriks A didefinisikan sebagai

60 47 Langkah-langkah Metode Kuasa dengan Perskalaan Entri Maksimum : 1. Langkah 1 : Pilihlah sebuah vektor taknol. 2. Langkah 2 : Tentukan dan kalikan dengan untuk menghasilkan pendekatan pertama terhadap vektor eigen dominan. Tentukan hasil bagi Rayleigh dari untuk menghasilkan pendekatan pertama terhadap nilai eigen dominan. 3. Langkah 3 : Tentukan dan kalikan dengan untuk menghasilkan pendekatan kedua terhadap vektor eigen dominan. Tentukan hasil bagi Rayleigh dari untuk menghasilkan pendekatan kedua terhadap nilai eigen dominan. 4. Langkah 4 : Tentukan dan kalikan dengan untuk menghasilkan pendekatan ketiga terhadap vektor eigen dominan. Tentukan hasil bagi Rayleigh dari untuk menghasilkan pendekatan ketiga terhadap nilai eigen dominan. Lanjutkan langkah-langkah tersebut sampai menghasilkan barisan yang cukup untuk pendekatan yang terbaik terhadap nilai eigen dominan dan vektor eigen yang berkaitan. Contoh Akan dihitung ulang Contoh dengan metode ini

61 Jadi adalah pendekatan terhadap nilai eigen dominan dengan ketelitian lima angka desimal, dan adalah pendekatan terhadap vektor eigen dominan 1 1 dengan mengambil 1 dalam persamaan D. Laju Konvergensi Hasil Bagi Rayleigh Jika A adalah matriks simetrik yang nilai-nilai eigennya yang berbeda dapat disusun sebagai berikut :,

62 49 maka laju hasil bagi Rayleigh konvergen ke nilai eigen dominan bergantung pada nilai perbandingan, yaitu konvergensi tersebut lambat bila per- bandingan itu mendekati 1 dan cepat bila perbandingan itu bernilai besar. Dengan kata lain, makin besar nilai perbandingan tersebut, makin cepat konvergensinya. Contoh Akan dibandingkan laju konvergensi Hasil Bagi Rayleigh pada matriks dengan nilai eigen 5 dan 1 dan matriks dengan nilai eigen 6 dan 1. Perbandingan pada matriks A adalah 5, dan perbandingan pada matriks B adalah 6. Maka laju konvergensi pada matriks B berjalan lebih cepat dibandingkan laju konvergensi pada matriks A. E. Prosedur Penghentian Iterasi Jika λ adalah nilai eksak dari nilai eigen dominan, dan adalah hasil pendekatan metode kuasa pada iterasi ke-k, maka (3.5.1) disebut galat relatif dalam. Jika nilai tersebut dinyatakan dalam prosentase, maka disebut galat prosentase dalam. Dalam aplikasi, biasanya ditentukan galat relatif E yang dapat diterima terhadap nilai eigen

63 5 dominan, dan tujuannya adalah untuk menghentikan langkah-langkah iterasi setelah galat relatif dalam pendekatan terhadap nilai eigen kurang dari E. Namun, terdapat masalah dalam menghitung galat relatif dengan menggunakan persamaan 3.5.1, karena nilai eigen λ tidak diketahui. Untuk menghindari masalah ini, biasanya λ diestimasi dengan λ k dan menghentikan iterasi ketika (3.5.2) di mana 2. Ruas kiri ketaksamaan disebut galat relatif estimasi dalam, dan bentuk prosentasenya disebut galat prosentase estimasi dalam. Contoh Akan ditentukan nilai terkecil dari k pada Contoh sedemikian sehingga galat prosentase estimasi dalam kurang dari.1% Pendekatan Galat Relatif Galat Prosentase : : : : % %.5.5%. % Jadi adalah pendekaan pertama yang galat prosentase estimasinya kurang dari.1%.

64 51 F. Aplikasi Metode Kuasa pada Mesin Pencari Internet Metode kuasa baru-baru ini telah digunakan untuk mengembangkan sebuah algoritma pencarian jenis baru yang didasarkan tidak pada isi halaman tetapi pada hipertaut (hyperlink) antara halaman-halaman. Algoritma itu, yang disebut algoritma PageRank, digunakan dalam mesin pencari Google dan dikembangkan pada tahun 1996 oleh Larry Page dan Sergey Brin di Universitas Stanford. Ide dasar di belakang metode tersebut adalah mengonstruksikan matriks-matriks yang sesuai yang menggambarkan struktur perujukan halaman-halaman yang sesuai dengan pencarian, dan kemudian menggunakan vektor eigen dominan matriks-matriks itu untuk menyusun daftar halaman-halaman tersebut dengan urutan menurun sesuai dengan kriteria terntentu. Cara kerja mesin pencari Google adalah sebagai berikut : 1. Bila pengguna meminta Google untuk mencari suatu kata atau frasa, langkah pertama adalah menggunakan mesin pencari standar berbasis teks untuk menemukan himpunan awal S dari situs-situs yang relevan, biasanya beberapa ratus atau lebih. 2. Karena kata-kata dapat memiliki beberapa makna, himpunan S biasanya juga memuat situs-situs yang tidak relevan, dan karena kata-kata dapat memiliki sinonim, himpunan S mungkin tidak memuat situs-situs penting yang menggunakan terminologi yang berbeda untuk kata-kata yang dicari. Oleh karena itu, Google kemudian mencari situs-situs yang merujuk ke situs-situs dalam S dan memperluas himpunan S menjadi himpunan S

65 52 yang lebih besar yang berisi situs-situs itu. Pengandaian yang melandasinya adalah bahwa himpunan S akan memuat situs-situs yang paling penting yang terkait dengan kata-kata yang dicari. Himpunan ini disebut himpunan pencarian. 3. Karena himpunan pencarian dapat memuat ribuan situs, tugas utama mesin pencari adalah mengurutkan situs-situs tersebut berdasarkan relevansinya dengan kata-kata yang dicari. Dalam bagian ini dari pencarian tersebut metode kuasa dan algoritma PageRank memainkan peranan. Untuk menjelaskan algoritma PageRank, misalnya himpunan pencarian S memuat n situs. Didefinisikan matriks damping dari S, yaitu matriks di mana 1 jika situs i merujuk situs j dan jika situs i tidak merujuk situs j. Dengan pengandaian bahwa tidak ada situs yang merujuk dirinya sendiri, maka entri diagonal dari A adalah nol. Contoh Matriks A di bawah ini adalah matriks damping dari himpunan pencarian S yang memuat empat situs internet : Situs yang dirujuk Situs yang merujuk (3.6.1) Entri 1 berarti situs 1 merujuk situs 3 dan situs 4. Entri 1 berarti situs 2 merujuk situs 1, dan seterusnya. Secara umum, entri 1

66 53 berarti situs i merujuk situs j, dan entri berarti situs i tidak merujuk situs j. Ada dua peran dasar yang dapat dimainkan oleh suatu situs dalam proses pencarian, yaitu : 1. Situs tersebut memainkan peranan sebagai hub, artinya situs tersebut merujuk banyak situs lainnya. 2. Situs tersebut memainkan peranan sebagai otoritas, artinya situs tersebut dirujuk oleh banyak situs lainnya. Suatu situs biasanya berperan sebagai hub maupun sebagai otoritas, yang berarti bahwa situs tersebut merujuk maupun dirujuk. Pada umumnya, jika A adalah matriks damping dari himpunan n buah situs internet, maka jumlahan elemen-elemen pada kolom dari A merupakan ukuran aspek otoritas dari situs-situs itu dan jumlahan elemen-elemen pada baris dari A merupakan ukuran aspek hub dari situs-situs itu. Sebagai contoh, jumlahan elemen-elemen pada kolom dari matriks A pada Contoh adalah 3, 1, 2, dan 2, yang berarti bahwa situs 1 dirujuk oleh tiga situs lainnya, situs 2 dirujuk oleh 1 situs lain, dan seterusnya. Begitu juga jumlahan elemen-elemen pada baris dari A adalah 2, 1, 2, dan 3, yang berarti bahwa situs 1 merujuk dua situs lain, situs 2 merujuk satu situs lain, dan seterusnya. Jika A adalah suatu matriks damping, maka vektor h, yaitu vektor jumlahan elemen-elemen baris dari matriks A, disebut vektor hub awal dari matriks A, dan vektor a, yaitu vektor jumlahan elemen-elemen kolom dari matriks A, disebut vektor otoritas awal dari matriks A. Dengan demikian, a

Kelompok. Saiful Haq M ( 01970) Ikhwansyah Kurniawan ( 00969) Andika Haris S. ( )

Kelompok. Saiful Haq M ( 01970) Ikhwansyah Kurniawan ( 00969) Andika Haris S. ( ) SEJARAH INTERNET Kelompok Saiful Haq M ( 01970) Ikhwansyah Kurniawan ( 00969) Andika Haris S. ( 01892 ) Pengertian Internet internet adalah singkatan dari interconnected network, sehingga secara harafiah

Lebih terperinci

TUGAS PEMROGRAMAN BERBASIS WEB SEJARAH INTERNET DAN XHTML

TUGAS PEMROGRAMAN BERBASIS WEB SEJARAH INTERNET DAN XHTML TUGAS PEMROGRAMAN BERBASIS WEB SEJARAH INTERNET DAN XHTML Oleh : I Gede Wahyu Pramartha 1008605008 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengantar World Wide Web

Pengantar World Wide Web Pengantar World Wide Web Eddy Purwanto dan Tim Sub Bag Jaringan Informasi IPTEK, JIIPP Dokumen ini berisi berbagai penjelasan mengenai World Wide Web mulai dari pengertian internet, sejarah bagaimana awal

Lebih terperinci

TUGAS KOMPUTER Sejarah Internet. Disusun oleh : Linus XA/09

TUGAS KOMPUTER Sejarah Internet. Disusun oleh : Linus XA/09 TUGAS KOMPUTER Sejarah Internet Disusun oleh : Linus XA/09 KATA PENGANTAR Pertama-tama saya ingin mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengerjakan

Lebih terperinci

Modul - 1 : Internet dan Dasar web. Mempelajari sejarah internet, perkembangan internet dan layanan Internet

Modul - 1 : Internet dan Dasar web. Mempelajari sejarah internet, perkembangan internet dan layanan Internet Modul - 1 : Internet dan Dasar web Mempelajari sejarah internet, perkembangan internet dan layanan Internet Dalam modul ini akan dipelajari: 1. Pengertian 2. Sejarah internet 3. Web site 4. Web server/web

Lebih terperinci

Pertemuan I. Ali Tarmuji, S.T., M.Cs. Fiftin Noviyanto, S.T., M.Cs.

Pertemuan I. Ali Tarmuji, S.T., M.Cs. Fiftin Noviyanto, S.T., M.Cs. Pertemuan I Ali Tarmuji, S.T., M.Cs. Fiftin Noviyanto, S.T., M.Cs. fiftin_noviyanto@yahoo.com 1 Materi minggu ini: 2 3 Pengertian Internet: Pengenalan Internet INTERnational NETworking Merupakan 2 komputer

Lebih terperinci

Pengertian Internet Pengertian Internet

Pengertian Internet Pengertian Internet Pengertian Internet Apakah Pengertian Internet itu? Internet sendiri berasal dari kata interconnection-networking, merupakan sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan

Lebih terperinci

Internet. Internet dapat diarekan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia,

Internet. Internet dapat diarekan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, Pertemuan X Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara harfiah, internet atau interconnected-networking ialah rangkaian komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara harfiah, internet atau interconnected-networking ialah rangkaian komputer BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet Secara harfiah, internet atau interconnected-networking ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet merupakan sistem komputer umum, yang

Lebih terperinci

7. NILAI-NILAI VEKTOR EIGEN. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Diagonalisasi Diagonalisasi Ortogonal

7. NILAI-NILAI VEKTOR EIGEN. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Diagonalisasi Diagonalisasi Ortogonal 7. NILAI-NILAI VEKTOR EIGEN Nilai Eigen dan Vektor Eigen Diagonalisasi Diagonalisasi Ortogonal Nilai Eigen, Vektor Eigen Diketahui A matriks nxn dan x adalah suatu vektor pada R n, maka biasanya tdk ada

Lebih terperinci

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A = NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN >> DEFINISI NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Jika A adalah sebuah matriks n n, maka sebuah vektor taknol x pada R n disebut vektor eigen (vektor karakteristik) dari A jika Ax adalah

Lebih terperinci

METODE PANGKAT DAN METODE DEFLASI DALAM MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS

METODE PANGKAT DAN METODE DEFLASI DALAM MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS METODE PANGKAT DAN METODE DEFLASI DALAM MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS Arif Prodi Matematika, FST- UINAM Wahyuni Prodi Matematika, FST-UINAM Try Azisah Prodi Matematika, FST-UINAM

Lebih terperinci

MATERI 9 INTERNET A. INTERNET 1.PENGERTIAN INTERNET

MATERI 9 INTERNET A. INTERNET 1.PENGERTIAN INTERNET MATERI 9 INTERNET A. INTERNET 1.PENGERTIAN INTERNET Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain

Lebih terperinci

PENGERTIAN INTERNET A.PENGERTIAN INTERNET

PENGERTIAN INTERNET A.PENGERTIAN INTERNET A.PENGERTIAN INTERNET PENGERTIAN INTERNET Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara

Lebih terperinci

KONFIGURASI KONEKSI INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEM HANDPHONE

KONFIGURASI KONEKSI INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEM HANDPHONE PENGANTAR INSTALASI KOMPUTER KONFIGURASI KONEKSI INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEM HANDPHONE OLEH: YUDI SETIAWAN 0 9 0 7 0 3 0 3 0 1 1 Dosen Pembimbing: Deris setiawan S. Kom, MT JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

Lebih terperinci

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Aplikasi Komputer Internet Abstract Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan

Lebih terperinci

Sejarah Internet Sejarah Terbentuknya Jaringan Internet DARPA Roy Tomlinson Vinton Cerf dan Bob Kahn

Sejarah Internet Sejarah Terbentuknya Jaringan Internet DARPA Roy Tomlinson Vinton Cerf dan Bob Kahn Sejarah Internet Sejarah Terbentuknya Jaringan Internet) Sejarah intenet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh: IRMA

Lebih terperinci

Eigen value & Eigen vektor

Eigen value & Eigen vektor Eigen value & Eigen vektor Hubungan antara vektor x (bukan nol) dengan vektor Ax yang berada di R n pada proses transformasi dapat terjadi dua kemungkinan : 1) 2) Tidak mudah untuk dibayangkan hubungan

Lebih terperinci

Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Definit Negatif Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift

Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Definit Negatif Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 1(A) 14103 Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Definit Negatif Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift Yuli Andriani Jurusan Matematika FMIPA,

Lebih terperinci

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS Buletin Ilmiah Mat Stat dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No 3 (2015), hal 337-346 DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS Heronimus Hengki, Helmi, Mariatul Kiftiah INTISARI Matriks kompleks merupakan matriks

Lebih terperinci

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT Nama Mahasiswa : Aprilliantiwi NRP : 1207100064 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : 1 Soleha, SSi, MSi 2 Dian Winda Setyawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembahasan mendasar mengenai matriks terutama yang berkaitan dengan matriks yang dapat didiagonalisasi telah jelas disajikan dalam referensi yang biasanya digunakan

Lebih terperinci

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks Vol. 8, No.1, 1-11, Juli 2011 Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks Nur Erawati, Azmimy Basis Panrita Abstrak Teorema Cayley-Hamilton menyatakan bahwa setiap matriks bujur sangkar memenuhi persamaan

Lebih terperinci

Matriks Leslie dan Aplikasinya dalam Memprediksi Jumlah dan Laju pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar

Matriks Leslie dan Aplikasinya dalam Memprediksi Jumlah dan Laju pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar Matriks Leslie dan Aplikasinya dalam Memprediksi Jumlah dan Laju pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar Wahidah Sanusi 1, Sukarna 1 dan Nur Ridiawati 1, a) 1 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3 LAMPIRAN 16 Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3 Sebelum membuktikan Teorema 2.3, terlebih dahulu diberikan beberapa definisi yang berhubungan dengan pembuktian Teorema 2.3. Definisi 1 (Matriks Eselon Baris)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atas sistem yang telah ada dengan tujuan utnuk merancang sistem baru atau. 2.2 Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

BAB II LANDASAN TEORI. atas sistem yang telah ada dengan tujuan utnuk merancang sistem baru atau. 2.2 Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Sistem Menurut McLeod (2001,p190), analisis sistem adalah suatu penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan utnuk merancang sistem baru atau diperbaharui.

Lebih terperinci

REVOLUSI INTERNET. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai revolusi internet, kami akan jelaskan mengenai internet itu sendiri.

REVOLUSI INTERNET. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai revolusi internet, kami akan jelaskan mengenai internet itu sendiri. REVOLUSI INTERNET Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai revolusi internet, kami akan jelaskan mengenai internet itu sendiri. Internet berasal dari kata Interconnection Networking dan mempunyai arti

Lebih terperinci

KS KALKULUS DAN ALJABAR LINEAR Eigen Value Eigen Vector TIM KALIN

KS KALKULUS DAN ALJABAR LINEAR Eigen Value Eigen Vector TIM KALIN KS091206 KALKULUS DAN ALJABAR LINEAR Eigen Value Eigen Vector TIM KALIN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah menyelesaikan pertemuan ini mahasiswa diharapkan: Dapat menghitung eigen value dan eigen vector

Lebih terperinci

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE Rini Pratiwi 1*, Rolan Pane 2, Asli Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Modul ke: Aplikasi Komputer 14TEKNIK. Internet. Fakultas. Ir. Hendri, MT. Program Studi

Modul ke: Aplikasi Komputer 14TEKNIK. Internet. Fakultas. Ir. Hendri, MT. Program Studi Modul ke: Aplikasi Komputer Internet Fakultas 14TEKNIK Ir. Hendri, MT. Program Studi PENGERTIAN INTERNET Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matriks merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan jajaran persegi panjang dari bilangan-bilangan dan setiap matriks akan mempunyai baris dan kolom. Salah satu

Lebih terperinci

INTERNET OLEH RICFANDI TOVAN GUSTINO PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2O11

INTERNET OLEH RICFANDI TOVAN GUSTINO PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2O11 INTERNET OLEH RICFANDI TOVAN GUSTINO PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2O11 PENGERTIAN INTERNET Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Vektor dalam Algoritma Page Rank

Aplikasi Aljabar Vektor dalam Algoritma Page Rank Aplikasi Aljabar Vektor dalam Algoritma Page Rank Albertus Kelvin / 13514100 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Matriks 1. Pengertian Matriks Definisi II. A. 1 Matriks didefinisikan sebagai susunan segi empat siku- siku dari bilangan- bilangan yang diatur dalam baris dan kolom (Anton, 1987:22).

Lebih terperinci

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal. 183-190 DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN Fidiah Kinanti, Nilamsari Kusumastuti, Evi Noviani

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II )

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II ) SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II ) D. FAKTORISASI MATRIKS D2 2. METODE ITERASI UNTUK MENYELESAIKAN SPL D3 3. NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN D4 4. POWER METHOD Beserta contoh soal untuk setiap subbab 2

Lebih terperinci

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : Persamaan Linear Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : a x + a y = b Persamaan jenis ini disebut sebuah persamaan linear dalam peubah x dan y. Definisi

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

APLIKASI MATRIKS KOMPANION PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN TUGAS AKHIR

APLIKASI MATRIKS KOMPANION PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN TUGAS AKHIR APLIKASI MATRIKS KOMPANION PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER NON HOMOGEN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN Pada bab 1 ini akan dibahas definisi kode, khususnya kode linier atas dan pencacah bobot Hammingnya. Di samping itu, akan dijelaskanan invarian, ring invarian dan

Lebih terperinci

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan Fitri Aryani 1, Rahmadani 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau e-mail: khodijah_fitri@uin-suskaacid Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diberikan beberapa materi yang akan diperlukan di dalam pembahasan, seperti: matriks secara umum; matriks yang dipartisi; matriks tereduksi dan taktereduksi; matriks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan

Lebih terperinci

SEJARAH INTERNET. 1960an Dimulai riset komputer ARPA (Advanced Research Projects Agency) 1969 Robert Bob Taylor dan Larry Robert (MIT) 7/26/2012

SEJARAH INTERNET. 1960an Dimulai riset komputer ARPA (Advanced Research Projects Agency) 1969 Robert Bob Taylor dan Larry Robert (MIT) 7/26/2012 SEJARAH INTERNET 1960an Lembaga pertahanan Amerika Serikat DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) bekerjasama dengan BBN (Bolt, Beranek & Newman) untuk membentuk ARPA (Advanced Research Projects

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Tidak jarang dihadapkan dengan persoalaan yang melibatkan dua atau lebih peubah atau variabel yang ada atau diduga ada dalam suatu hubungan tertentu. Misalnya

Lebih terperinci

Pemrograman Web Teori. Sejarah dan Perkembangan Internet

Pemrograman Web Teori. Sejarah dan Perkembangan Internet Pemrograman Web Teori Sejarah dan Perkembangan Internet Teori Evolusi Darwin Here comes your footer Page 2 Sejarah Internet 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika,U.S. Defense Advanced Research Projects

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara ringkas komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara ringkas komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Secara ringkas komputer dapat diartikan sebagai mesin yang melakukan tugas-tugas tertentu yang dikontrol oleh sebuah instruksi-instruksi perintah digital. Komputer

Lebih terperinci

MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL Anis Fitri Lestari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Matriks normal merupakan matriks persegi yang entri-entrinya bilangan kompleks

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Eigen Tak Dominan Matriks Hermit Menggunakan Metode Pangkat Invers Dengan Nilai Shift

Penentuan Nilai Eigen Tak Dominan Matriks Hermit Menggunakan Metode Pangkat Invers Dengan Nilai Shift Penentuan Nilai Eigen Tak Dominan Matriks Hermit Menggunakan Metode Pangkat Invers Dengan Nilai Shift Fitri Aryani 1, Rizka Dini Humairoh 2 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: = BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks Definisi 2.1 (Lipschutz, 2006): Matriks adalah susunan segiempat dari skalarskalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: Setiap skalar yang terdapat dalam

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Aljabar Linear Kode / SKS : TIF-5xxx / 3 SKS Dosen : - Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini berisi Sistem persamaan Linier dan Matriks, Determinan, Vektor

Lebih terperinci

MODUL V EIGENVALUE DAN EIGENVEKTOR

MODUL V EIGENVALUE DAN EIGENVEKTOR MODUL V EIGENVALUE DAN EIGENVEKTOR 5.. Pendahuluan Biasanya jika suatu matriks A berukuran mm dan suatu vektor pada R m, tidak ada hubungan antara vektor dan vektor A. Tetapi seringkali kita menemukan

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Sistem Persamaan Linier

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dijelaskan landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung dan memperkuat tujuan penelitian. Landasan teori yang dimaksud

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT / 2 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT0143231 / 2 SKS Deskripsi: - Mata kuliah ini mempelajari konsep aljabar linear sebagai dasar untuk membuat algoritma dalam permasalahan

Lebih terperinci

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS oleh MARYATUN M0112053 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika oleh DEVI SAFITRI 10654004470 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2 Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui deraat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel lain (Algifari, 997)

Lebih terperinci

APLIKASI METODE PANGKAT DALAM MENGAPROKSIMASI NILAI EIGEN KOMPLEKS PADA MATRIKS

APLIKASI METODE PANGKAT DALAM MENGAPROKSIMASI NILAI EIGEN KOMPLEKS PADA MATRIKS Jurnal UJMC, Volume, Nomor, Hal 36-40 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X APLIKASI METODE PANGKAT DALAM MENGAPROKSIMASI NILAI EIGEN KOMPLEKS PADA MATRIKS Novita Eka Chandra dan Wiwin Kusniati Universitas

Lebih terperinci

A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif

A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif Joko Harianto 1, Puguh Wahyu Prasetyo 2, Vika Yugi Kurniawan 3, Sri Wahyuni 4 1 Mahasiswa S2 Matematika FMIPA UGM, 2 Mahasiswa S2 Matematika FMIPA UGM, 3

Lebih terperinci

2. Protokol. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Dwi Hastuti Puspitasari., Skom, MMSi TEKNOLOGI KOMUNIKASI

2. Protokol. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Dwi Hastuti Puspitasari., Skom, MMSi TEKNOLOGI KOMUNIKASI Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan

Lebih terperinci

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel. 1. Persamaan Linier 5. PERSAMAAN LINIER Persamaan linier adalah suatu persamaan yang variabel-variabelnya berpangkat satu. Disamping persamaan linier ada juga persamaan non linier. Contoh : a) 2x + 3y

Lebih terperinci

Yang dipelajari. 1. Masalah Nilai Eigen dan Penyelesaiannya 2. Masalah Pendiagonalan. Referensi : Kolman & Howard Anton. Ilustrasi

Yang dipelajari. 1. Masalah Nilai Eigen dan Penyelesaiannya 2. Masalah Pendiagonalan. Referensi : Kolman & Howard Anton. Ilustrasi 7// NILAI EIGEN dan VEKTOR EIGEN Yang dipelajari.. Masalah Nilai Eigen dan Penyelesaiannya. Masalah Pendiagonalan Referensi : Kolman & Howard Anton. Ilustrasi Misalkan t : R n R n dengan definisi t(x)

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2. SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : 3 Minggu Ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan Sasaran Belajar Cara Pengajaran Media Tugas Referens i 1

Lebih terperinci

6 Sistem Persamaan Linear

6 Sistem Persamaan Linear 6 Sistem Persamaan Linear Pada bab, kita diminta untuk mencari suatu nilai x yang memenuhi persamaan f(x) = 0. Pada bab ini, masalah tersebut diperumum dengan mencari x = (x, x,..., x n ) yang secara sekaligus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya. 2.1 Matriks Sebuah matriks, biasanya dinotasikan dengan huruf kapital tebal seperti A,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi linear, metode kuadrat terkecil, restriksi linear, multikolinearitas, regresi ridge, uang primer, dan koefisien

Lebih terperinci

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) 1 MATERI ALJABAR LINIER VEKTOR DALAM R1, R2 DAN R3 ALJABAR VEKTOR SISTEM PERSAMAAN LINIER MATRIKS, DETERMINAN DAN ALJABAR MATRIKS, INVERS MATRIKS

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer BAB I RUANG VEKTOR Pada kuliah Aljabar Matriks kita telah mendiskusikan struktur ruang R 2 dan R 3 beserta semua konsep yang terkait. Pada bab ini kita akan membicarakan struktur yang merupakan bentuk

Lebih terperinci

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH : MATEMATIKA INFORMATIKA 2 JURUSAN : S1-TEKNIK INFORMATIKA KODE MATA KULIAH : IT-045214 Referensi : [1]. Yusuf Yahya, D. Suryadi. H.S., Agus S., Matematika untuk

Lebih terperinci

SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 1 (2014), hal 91 98. SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR Febrianti,

Lebih terperinci

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DIAGONALISASI MATRIKS

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DIAGONALISASI MATRIKS MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DIAGONALISASI MATRIKS 1 Kirana Permata Putri, 2 Ardi Pujiyanta(0529056601) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Umbulharjo,

Lebih terperinci

Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Semi Definit dan Indefinit Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift

Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Semi Definit dan Indefinit Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Semi Definit dan Indefinit Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift Arif Bijaksana 1, Irma Suryani 2 Jurusan Matematika Terapan, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 3 FUNGSI MONOTON MATRIKS

BAB 3 FUNGSI MONOTON MATRIKS BAB 3 FUNGSI MONOTON MATRIKS Pada bab ini akan dibahas fungsi monoton matriks. Dalam mengkontruksi fungsi monoton matriks banyak istilah yang harus kita ketahui sebelumnya. Beberapa konsep yang akan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya jaman yang semakin maju dan modern turut dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Hal tersebut dapat dilihat secara nyata

Lebih terperinci

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA oleh BUDI AGUNG PRASOJO M0105001 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Matematika Teknik INVERS MATRIKS INVERS MATRIKS Dalam menentukan solusi suatu SPL selama ini kita dihadapkan kepada bentuk matriks diperbesar dari SPL. Cara lain yang akan dikenalkan disini adalah dengan melakukan OBE pada matriks koefisien

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Matriks adalah himpunan bilangan real yang disusun secara empat persegi panjang, mempunyai baris dan kolom dengan bentuk umum : Tiap-tiap bilangan yang berada didalam

Lebih terperinci

METODE RUNGE-KUTTA DAN BLOK RASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL

METODE RUNGE-KUTTA DAN BLOK RASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL METODE RUNGE-KUTTA DAN BLOK RASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Oleh : Agung Christian

Lebih terperinci

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT MAKALAH MODEL-MODEL LEBIH RUMIT DISUSUN OLEH : SRI SISKA WIRDANIYATI 65 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 04 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lebih terperinci

Tasya Safiranita Faculty of Law, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia

Tasya Safiranita Faculty of Law, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia Volume 8 Nomor 2, April 2017, p.015-023 Faculty of Law, Maranatha Christian University, Jalan Prof. Drg. Surya Sumantri No.65, Sukawarna, Bandung, West Java, 40164. ISSN: 2085-9945 e-issn: 2579-3520 Open

Lebih terperinci

BAB III MATRIKS HERMITIAN. dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan dengan matriks Hermitian. Matriks

BAB III MATRIKS HERMITIAN. dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan dengan matriks Hermitian. Matriks BAB III MATRIKS HERMITIAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa konsep penting dari matriks Hermitian dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan dengan matriks Hermitian. Matriks Hermitian merupakan kelas

Lebih terperinci

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd Qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai nilai eigen dan vektor eigen, sistem dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan sistem dinamik, kriteria Routh-Hurwitz,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MATRIKS SINGULAR DARI SUATU MATRIKS YANG MEMENUHI SIFAT KHUSUS TUGAS AKHIR

KONSTRUKSI MATRIKS SINGULAR DARI SUATU MATRIKS YANG MEMENUHI SIFAT KHUSUS TUGAS AKHIR KONSTRUKSI MATRIKS SINGULAR DARI SUATU MATRIKS YANG MEMENUHI SIFAT KHUSUS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh : EKA WAHYUDININGSIH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

Internet dan Aplikasi WEB. Program Studi Manajemen Informatika

Internet dan Aplikasi WEB. Program Studi Manajemen Informatika Internet dan Aplikasi WEB Program Studi Manajemen Informatika Internet Apa itu Internet? Apa Manfaat / Fungsi Internet? Bagaimana Sejarah Internet? Istilah dalam Internet Layanan Aplikasi Internet Aplikasi

Lebih terperinci

BAHAN MATERI KELAS 9 INTERNET

BAHAN MATERI KELAS 9 INTERNET BAHAN MATERI KELAS 9 INTERNET Click to edit Master subtitle style Oleh : Ujang Ridwan Hakim, S.Pd 1. INTERNET (Interconnected Networking) adalah gabungan jaringan komputer di seluruh dunia yang membentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al., II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Dinamik Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al., 2002). Salah satu tujuan utama dari sistem dinamik adalah mempelajari perilaku dari

Lebih terperinci

Jaringan, LAN, MAN, WAN, IP dan Topologi

Jaringan, LAN, MAN, WAN, IP dan Topologi Jaringan, LAN, MAN, WAN, IP dan Topologi Mata Kuliah Jaringan Komputer 2 Tino Setiawan, S.Kom. 1 STMIK Muhammadiyah Jakarta - Kampus Depok Jarkom II Jaringan Komputer Jaringan Komputer adalah sekumpulan

Lebih terperinci

MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya

MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya Abstract. Matrix is diagonalizable (similar with matrix

Lebih terperinci

Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google

Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google Adya Naufal Fikri - 13515130 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Internet 2.1.1 Pengertian Internet Kehadiran internet telah mengubah paradigma masyarakat bahwa internet dapat menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia melalui jaringan komputer.

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. Jelang Fajar Irianto. Abstrak. Pendahuluan.

Jaringan Komputer. Jelang Fajar Irianto. Abstrak. Pendahuluan. Jaringan Komputer Jelang Fajar Irianto jelangfajaririanto@yahoo.com Abstrak Jaringan komputer (jaringan) adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber

Lebih terperinci

DIAGONALISASI MATRIKS PERSEGI (SQUARE MATRIX) MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI SCHUR TUGAS AKHIR

DIAGONALISASI MATRIKS PERSEGI (SQUARE MATRIX) MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI SCHUR TUGAS AKHIR DIAGONALISASI MATRIKS PERSEGI (SQUARE MATRIX) MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI SCHUR (SCHUR DECOMPOSITION) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika

Lebih terperinci