PERBANDINGAN KINERJA CITRA WATERMARKING DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINUS TRANSFORM (DCT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN KINERJA CITRA WATERMARKING DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINUS TRANSFORM (DCT)"

Transkripsi

1 36 PERBANDINGAN KINERJA CITRA WATERMARKING DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINUS TRANSFORM (DCT) (Baharuddn) *) ABSTRACT The Research we propose s to compare watermarkng method usng Dscrete Wavelet Transform (DWT) wth Dscrete Cosnus Transform (DCT). From these two methods, we wll see the comparson of mage has been gven watermarkng. By lookng at the results of these two methods, the owner of dgtal mage can select the best method to protect hs data based to hs need. The watermarked mage wll be analyzed objectvely by means square error (MSE) and peak-to-peak sgnal to nose rato (PSNR). Then we wll look at ts nfluences after gven nose degradaton. The smulaton results showed the Dscrete Wavelet Transform (DWT) methods s the best f t s compare to Dscrete Cosnus Transform (DCT). Keywords: DWT, DCT, mage processng, nose, MSE, PSNR *) Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Andalas, Emal: baharuddn@ft.unand.ac.d ; baharuddn.unand@yahoo.com Telpon : PENDAHULUAN Teknolog dgtal serta nternet saat n telah member kemudahan bag kta untuk melakukan akses serta mendstrbuskan berbaga nformas dalam format dgtal. Jka pengrman data dlakukan melalu jarngan, maka untuk menghndar pengkopan dan penggandaan bsa dlakukan enkrps. Dantara nformas-nformas multmeda tersebut, pemakaan ctra merupakan salah satu ftur yang pentng dan telah dgunakan secara luas dalam berbaga aplkas, sepert pada nternet, ctra meds, kamera keamanan jarak jauh, MMS (Multmeda Messagng Servce), dan beragam aplkas lannya (Baharuddn, 2005). Teknolog watermarkng, yang mencoba menjawab kebutuhan d atas, relatf mash baru dan belum matang serta mash membuka peluang rset yang luas. Ide awalnya muncul pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 (Trkel et al: 1993) mula menggunakan kata 'watermark' dalam papernya. Namun baru pada tahun 1995 sampa 1996 topk n menjad perhatan dan mula menjad salah satu fokus rset. Teknk watermarkng bekerja dengan menyspkan sebagan nformas yang menunjukkan kepemlkan, tujuan, atau data lan, pada mater multmeda tanpa mempengaruh kualtasnya. Jad pada ctra (mage) dgtal, mata tdak bsa membedakan apakah ctra tersebut dssp watermark atau tdak. Sehngga pada teknolog n dkenal suatu persyaratan bahwa watermark haruslah mperceptble atau tdak terdeteks oleh ndera penglhatan (human vsual system/hvs) atau ndera pendengaran (human audtory system / HAS). (Suhono H, et al : 2001) Banyak metoda yang telah dgunakan pada teknk watermarkng n, sepert Suhono H. Supangkat, Kuspryanto dan Juanda dalam jurnalnya Watermarkng sebaga Teknk Penyembunyan label hak Cpta pada Data Dgtal mencoba untuk menggunakan teknk Randomly Sequenced Pulse Modulated Code (RSPPMC) yang dusulkan oleh Zhao & Koch tahun 2001, yang bekerja pada doman frekuens dengan DCT. Marek Candk, Eml Matus dan Dusan Levcky tahun 2001 juga melakukan peneltan tentang watermarkng dalam jurnalnya yang berjudul Dgtal Watermarkng n Wavelet Transform Doman. Dalam jurnal tersebut dhaslkan bahwa ctra yang dber watermark memlk ctra yang sama dengan ctra aslnya (tanpa dber watermark), dan juga memlk sfat yang tahan terhadap serangan nose, kompres serta cropng. Ctra

2 SAINSTEK Vol. XI, Nomor 1 September asl yang dsspkan watermark d lakukan dalam doman frekuens DCT. Sedang Pengembangan teknolog watermarkng pada ctra dgtal telah dtelt oleh Baharuddn pada tahun 2006 melalu dana HEDSJICA dan kemudan d terbtkan kedalam jurnal TEKNIKA Eds XIV Volume 2 Aprl 2007 halaman dengan No.ISSN : dengan judul Pengembangan Teknolog Watermarkng pada Ctra Dgtal sebaga proses penglabelan Hak Mlk. Dalam jurnal n dhaslkan kekokohan ctra watermark dar serangan nose dan sstem kompres ctra menggunakan metode DWT (Baharuddn, 2007). Peneltan yang dkerjakan dsn adalah mengacu pada teknk watermark yang dusulkan oleh Baharuddn (2007) yang bekerja pada transformas wavelet DWT dan Zhao & Koch (2001), yang bekerja pada doman frekuens dengan DCT. Berdasarkan uraan d atas maka telah dlakukan peneltan mengena perbandngan knerja ctra dgtal terwatermark dengan membandngkan metode Dscrete Wavelet Transform (DWT) dan Dscrete Cosnus Transform (DCT). Dengan melhat hasl unjuk kerja dar kedua metode yang dgunakan, maka dapat dketahu metode watermarkng mana yang terbak. Pengujan dlakukan dengan cara member pengaruh degradas nose berupa nose Gaussan, pada ctra yang telah terwatermak. Penlaan unjuk kerja devaluas dengan menggunakan nla MSE (Mean Square Error) dan PSNR (Peak to Peak Sgnal to Nose Rato). METODA PENELITIAN Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermental. Menurut (Nazr, Mohammad, 1983), peneltan ekspermental merupakan observas d bawah konds buatan, dmana konds tersebut dbuat A. Dscrete Wavelet Transform (DWT) Host dan datur oleh penelt dan peneltan dlakukan dengan melakukan manpulas terhadap objek peneltan serta adanya kontrol. Peneltan yang dlakukan tdak dkerjakan pada konds nyata, melankan smulas keadaan nyata dengan menggunakan MATLAB. Metode n dlakukan mengngat bahwa smulas dalam desan sstem merupakan persapan yang sangat pentng sebaga suatu sarana untuk melakukan optmas performans dan relabltas sstem, serta untuk memerksa ketepatan perancangan sebelum dmplementaskan pada keadaan nyata. Dtnjau dar tujuan dasarnya maka peneltan n termasuk ke dalam jens peneltan terapan, dmana peneltan n merupakan pemecahan terhadap suatu masalah untuk tujuan tertentu dan merupakan aplkas baru dar peneltan yang telah ada dengan berpedoman pada data sekunder (data dar hasl peneltan) yang relevan. 1. Sampel Peneltan Sampel peneltan yang dgunakan host tpe grayscale dengan kedalaman bt (bt depth) adalah 8 bt yang berukuran 1024 x 1024 dan dua buah ctra warna dengan kedalaman bt 24 bt (bt depth) yang berukuran 1024 x 1024 serta ctra watermark tpe gryescale yang berukuran 512 x 512 sebaga watermark yang akan dsspkan ke dua ctra host tersebut. 2. Desan Peneltan Peneltan n dlakukan dengan menyusun program smulas untuk melhat unjuk kerja ctra terwatermark dengan menggunakan Dscrete Wavelet Transform (DWT) dan Dscrete Cosnus Transform (DCT), untuk mendapatkan metode terbak yang akan dgunakan. Hal n dapat dlhat dar kelebhan dan kekurangan masng masng metode. Perancangan sstem peneltan dapat dlhat pada blok dagram berkut: Dekomposs Wavelet Ke-L Subjektf Penggabungan Koofsen Detl Invers Dekomposs Wavelet Level Ke-L Ctra Output Analsa Kesmpulan Watermark Dekomposs Wavelet Ke-L Objektf Gambar 1. Blok Dagram Pelekatan dengan Metode DWT. [Baharuddn : 2007]

3 38 Baharuddn B. Dscrete Cosnus Transform (DCT) Gambar 2. Blok Dagram Pelekatan Dengan Metode DCT. [Zhao & Koch : 2001] 3. Varabel Peneltan MSE dan PSNR dhtung dengan membandngkan antara ctra asl dengan ctra terwatermark. Dar perhtungan n dapat danalsa perubahan ctra asl terhadap ctra yang telah mengalam proses watermark. Selan tu nla MSE dan PSNR juga dgunakan dalam menganalsa pengaruh degradas nose terhadap ctra asl adan ctra terwatermark. 4. Teknk Analss Sstem Knerja sstem yang dsmulaskan, danalss dengan menggunakan analsa Objektf. Analsa objektf n dlakukan dengan mencar perhtungan nla MSE (Mean Square Error) dan Peak-Sgnal To-Nose Rato (PSNR). Analsa n dlakukan untuk melhat tngkat dstors pada ctra yang dber satu, dan dua watermark. Lalu juga dlakukan perhtungan jka terjad degradas berupa nose. Perhtungan MSE dperlukan untuk mendapatkan jumlah rata-rata terjadnya error pada proses watermarkng dengan persamaan berkut : [A. Sad dan W. A. Pearlman : 1996] 1 2 MSE f ˆ w m, n f m, n... (1) N Dmana m n j f, merupakan ntenstas pksel ctra asl, fˆ w ( m, n) merupakan ntenstas pksel ctra hasl watermarkng dan N merupakan jumlah pksel. Tngkat kebagusan ctra hasl watermarkng dapat dlhat melalu perhtungan PSNR dengan persamaan berkut: [A. Sad dan W. A. Pearlman : 1996] PSNR 10 log... (2) MSE Pengaruh Degras pada Hasl pelekatan watermarkng akan duj tngkat ketahanannya (robustness) terhadap degradas ctra yatu berupa degradas nose. Proses pengujan dapat dlhat dar blok dagram berkut : Ctra Host + Ctra Output Watermark Nose Analsa Gambar 3. Proses Pengujan Terhadap Ctra Terwatermark Terhadap Serangan Nose Degradas Nose Nose adalah snyal yang tak dngnkan akbat kesalahan dalam proses akuss ctra yang menghaslkan nla-nla pksel yang tdak mencermnkan ntenstas yang real. Kualtas ctra sangat dpengaruh oleh tngkat keberadaan derau (nose) msalnya Gaussan Whte Nose. Gaussan whte nose merupakan model nose yang mengkut dstrbus normal standart dengan rata-rata nol dan standart devas 1. Efek gaussan whte nose pada gambar, yatu munculnya ttk-ttk berwarna yang jumlahnya sama dengan presentase nose. Rumusan untuk membangktkan nose n dapat dlhat pada persamaan (3) berkut n: [Deepa Kundur et. al : 1997]. Y (, j) = x (, j) + cp.a...(3) Dmana: A = nla blangan acak berdstrbus gaussan p = prosentase nose y(,j) = nla ctra terkena nose x(,j) = nla ctra sebelum terkena nose

4 SAINSTEK Vol. XI, Nomor 1 September Prosedur Peneltan Peneltan n akan dlakukan dengan urutan sebaga berkut : - Stud lteratur, dlakukan untuk memaham konsep-konsep teorts yang berhubungan dengan peneltan. - Algortma Perancangan Sstem. Algortma Pelekatan Watermark untuk Metode DWT Tahap-tahap pelekatan watermark dengan DWT adalah sebaga berkut : 1. Mamasukkan nla persen blok (B), Skala detal (s_w) dan skala pendekatan (s_f). 2. Menetapkan ctra host dan ctra watermatk. Memlh ruang warna untuk ctra (ctra berwarna) dengan memlh salah satu komponen dar kemudan dlakukan dekomposs wavelet terhadap ctra host dan ctra watermark. 3. Dar nla dekomposs dperoleh beberapa parameter yang dpaka dalam proses pelekatan. 4. Mengubah kolom koefsen detal menjad blok blok 5. Penggabungan koefsen detal dar ctra host dan ctra watermark dengan menggunakn persamaan : [Baharuddn : 2007] f w, o, l ( o. l o, l o. l n m, n) f ( m, n) s. w ( m, )... (4) 6. Mengembalkan blok blok yang telah dlakukan pelekatan watermark kadalam kolom kolom koefesn detal. 7. Merekonstruks kembal koefsen detal dmana ctra hasl dar rekonstruks merupakan ctra yang telah terwatermark. 8. Dalam setap pelekatan dhtung Mean Square Error (MSE) dan Peak Snyal to Nose Rato (PSNR). Dar ctra asl terhadap ctra terwatermark. Algortma Pelekatan Watermark dengan Metode DCT Tahap-tahap pelekatan watermark dengan DCT adalah sebaga berkut : 1. Memasukkan nla parameter skala (α) sebaga tngkat ketdak tampakan dar ctra watermark. 2. Menetapkan ctra host dan ctra watermatk. Memlh ruang warna untuk ctra berwarna dengan memlh salah satu komponen dar kemudan matrk dubah menjad matrk satu bars. 3. Transformas setap nla matrk ke doman frekuens dengan proses DCT 2D. 4. Mengurutan nla matrk dar frekuens rendah ke frekuens tngg kemudan menympan n koefsen DCT dan mengngat possnya. 5. Proses pelekatan watermark dengan menggunakan persamaan. [Zhao & Koch: 2001]. v = v + x... (5) 6. Mengembalkan koefsen baru ke poss semula. 7. Hasl dar proses pelekatan d dnverskan kembal dan dubah kembal menjad matrk M x N. 8. Hasl dar nver merupakan ctra terwatermark. 9. Dalam setap pelekatan dhtung Mean Square Error (MSE) dan Peak Snyal to Nose Rato (PSNR). Dar ctra asl terhadap ctra terwatermark. - Perancangan sstem dan penyusunan program smulas dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB. - Analsa hasl smulas. - Penyusunan laporan peneltan. ANALISA DAN PEMBAHASAN Smulas pelekatan watermark dengan dua metode yatu Dscrete Wavelet Transform (DWT) dan Dscrete Cosnus Transform (DCT). Hasl pelekatan watermark tersebut akan dbandngkan dengan ctra host tanpa watermark, lalu dbandngkan hasl secara perhtungan dengan nla Mean Sequence Error (MSE) dan Peak Sgnal to Nose Rato (PSNR). Smulas n dlakukan dengan menggunakan parameter sebaga berkut : - Ctra host gray-scale berukuran 1024 x Ctra berwarna berukuran 1024 x Ctra watermark gray-scale berukuran 512 x 512 Pengujan Nla Parameter Skala untuk kedua metode yang dber nose Gaussan Smulas dlakukan dengan membangktkan nose Gaussan sebaga pengujan terhadap ctra terwatermark pada kedua metode, yang memlk rata-rata nol dan varans = 0,1. Kemudan pengujan n juga dlakukan terhadap parameter nvcbelty atau parameter

5 40 Baharuddn ketdaktampakan ctra watermark dalam ctra host. Skala pendekatan pada metoda DWT berksar antara 0,02 sampa 0,2 dan nla parameter untuk metoda DCT berksar dar 0 sampa 1. Pengujan n bertujuan untuk menentukan nla parameter skala yang terbak dar Metode DWT Ctra Asl gray scale gray scale masng masng metode yang akan duj. Hasl dar pengujan parameter skala dapat dlhat pada tabel 1. Hasl pelekatan ctra watermark dengan membandngkan kedua metode yang telah dgunakan, dapat dlhat pada gambar 4 dan gambar 5. Metode DCT Ctra Asl gray scale gray scale MSE = PSNR = dB MSE = PSNR = dB Gambar 4. Perbandngan Ctra Hasl Pelekatan watermark dengan Metode DWT dan DCT pada Ctra Host grayscale. Ctra Asl Metode DWT Ctra Asl Metode DCT MSE = PSNR = dB MSE = PSNR = dB Gambar 5. Perbandngan Ctra Hasl Pelekatan watermark dengan Metode DWT dan DCT pada Ctra Host. Tabel 1. Pengujan nose dan parameter skala pendekatan untuk metoda DWT Skala Grayscale pendekatan MSE PSNR MSE PSNR 0, , , , , , , , , , Tabel 2. Pengujan Parameter Skala untuk Metoda DCT Skala Grayscale pendekatan MSE PSNR MSE PSNR 0, , , , , , , , ,

6 SAINSTEK Vol. XI, Nomor 1 September Dar tabel 1, gambar 4, dan gambar 5 dapat dlhat bahwa dengan pengujan nose gaussan (rata-rata sama dengan nol dan varans = 0,1) ddapatkan bahwa nla skala pendekatan yang terbak untuk metode DWT pada ctra grayscale adalah dengan nla skala pendekatan = 0,02. Dengan nla n dhaslkan MSE 0,9581 dan nla PSNR sebesar 48,3167 db. Begtupun pada ctra ddapatkan nla MSE sebesar 0,3193 dan nla PSNR sebesar 53,0889 db. Hasl n menunjukkan bahwa ctra memlk hasl yang lebh bak, hal n dsebabkan karena pada ctra, proses pelekatan ctra watermark dtempatkan pada salah satu ruang warna. Sedangkan pada ctra gray scale, proses pelekatan ctra watermarknya dtempatkan d seluruh rentang warna grayscale tersebut. Dar tabel 2, gambar 4, dan gambar 5 dapat dlhat bahwa dengan pengujan nose gaussan (rata-rata sama dengan nol dan varans = 0,1) ddapatkan bahwa nla parameter skala yang terbak untuk metode DCT pada ctra grayscale adalah nla parameter skala (α) = 0,1. Dengan nla n dhaslkan MSE 151,2608 dan nla PSNR sebesar 26,3335 db. Begtpun pada ctra ddapatkan nla MSE sebesar 50, dan nla PSNR sebesar 31,1056 db. Hasl n menunjukkan bahwa ctra memlk hasl yang lebh bak, hal n dsebabkan karena pada ctra, proses pelekatan ctra watermark dtempatkan pada salah satu ruang warna. Sedangkan pada ctra gray scale, proses pelekatan ctra watermarknya dtempatkan d seluruh rentang warna grayscale tersebut. Dar melhat hasl analsa perbandngan yang dlakukan dalam percobaan n, maka metode DWT menunjukkan hasl yang terbak dbandngan dengan metode DCT, yatu memlk nla error yang kecl (bak ctra grayscale maupun ctra ) dan kualtas ctra yang lebh bagus (bak ctra grayscale maupun ctra ) pada ctra terwatermark. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasl peneltan yang dlakukan, maka dapat dambl kesmpulan bahwa nla nose gaussan yang dujkan (ratarata sama dengan nol dan varans = 0,1) menunjukkan bahwa metode DWT lebh bak dar metode DCT. Hasl pengujan nose n dlakukan untuk melhat sfat nvcbelty yatu suatu parameter ketdaktampakan ctra watermark dalam ctra host. Pada metode DWT dhaslkan nla skala pendekatan = 0,02. Nla pendekatan n merupakan hasl yang terbak, bak pada ctra grayscale maupun pada ctra (untuk ctra gray scale ddapatkan MSE 0,9581 dan nla PSNR sebesar 48,3167 db. Begtupun pada ctra ddapatkan nla MSE sebesar 0,3193 dan nla PSNR sebesar 53,0889 db). Sedangkan pada metode DCT dhaslkan nla parameter skala (α) = 0,1. Nla skala n merupakan hasl yang terbak, bak pada ctra grayscale maupun ctra (untuk ctra grayscale ddapatkan MSE 151,2608 dan nla PSNR sebesar 26,3335 db. Begtupun pada ctra ddapatkan nla MSE sebesar 50, dan nla PSNR sebesar 31,1056 db). DAFTAR RUJUKAN A. Sad dan W. A. Pearlman, (1996), A New, Fast, and Effcent Image Codec Based on Set Parttonng In Herarchcal Trees, IEEE Trans. Crcuts Syst Vdeo Technol., vol. 6 pp , jun. Baharuddn, (2007), Pengembangan Teknolog Watermarkng pada Ctra Dgtal sebaga Proses Penglabelan Hak Mlk, Jurnal Teknka Eds XIV Aprl pp Baharuddn, (2005), Penngkatan Performance Sstem Komunkas Dgtal Dengan Menggunakan Teknk Dversty Penerma Equal Gan Combnng, Jurnal Momentum Insttut Teknolog padang, No.: ISSN : X, pp , Agustus Baharuddn, (2005), Transms Ctra dengan Teknk Dversty pada Kanal Wreless, Thess, Instut Teknolog Sepuluh November, (Januar 2005). C.S. Burrus, R.A. Gopnath, dan G. Hatao., (1996), Introducton to Wavelets and Wavelet Transforms. Jurnal. Prentce- Hall Internatonal, Inc. Deepa Kundur dan Dmtr Hatznakos, (1997), A Robust Dgtal Image Watermarkng Method usng Wavelet-Based Fuson, Proc. of IEEE Int. Conference on ImageProcessng, Vol. 1, pp

7 42 Baharuddn M. Candk, E. Maltus, D. Levcky, (2001), Dgtal Watermarkng n Wavelet Transform Doman. Rado Engneerng, Proc. Of IEEE Int. Conference on ImageProcessng,Vol 10, No. 2 pp , July. Nazr, Mohammad, (1983), Metode Peneltan, Jakarta : Ghala Indonesa. Supangkat, Suhono. H., Kuspryanto, dan Juanda. (2001), Watermarkng sebaga Teknk Penyembunyan Label Hak Cpta pada Data Dgtal, Majalah Ilmah Teknk Elektro.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

TRANSMISI CITRA MEDIS PADA KANAL WIRELESS

TRANSMISI CITRA MEDIS PADA KANAL WIRELESS TRANSISI CITRA EDIS PADA KANAL WIRELESS ) Baharuddn ) Rna Anggran ) Staf Pengajar Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unand ) Staf Pengajar Polteknk Neger Padang ABSTRAK Peneltan n mengerjakan proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

Modifikasi Spread Spectrum Watermarking dari Cox Berbasiskan pada Enkripsi Chaotic

Modifikasi Spread Spectrum Watermarking dari Cox Berbasiskan pada Enkripsi Chaotic Modfkas Spread Spectrum Watermarkng dar Cox Berbasskan pada Enkrps Chaotc Rnald Munr, Bambang Ryanto, Sarwono Sutkno, Wseto P. Agung Sekolah Teknk Elekto dan Informatka, ITB, Bandung 40132 e-mal: rnald-m@ste.tb.ac.d

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Perbandingan Penggunaan Beberapa Metode Deteksi Tepi Pada Pengolahan Citra Radiologi Fraktur Tulang

Perbandingan Penggunaan Beberapa Metode Deteksi Tepi Pada Pengolahan Citra Radiologi Fraktur Tulang PRISMA FISIKA, Vol. V,. 3 (4), Hal. 7- ISSN : 337-84 Perbandngan Penggunaan Beberapa Metode Deteks Tep Pada Pengolahan Ctra Radolog Fraktur Tulang Ray Andre Junor a, Nurhasanah a*, Iklas Sanubary a a Prod

Lebih terperinci

ANALISA UNJUK KERJA QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION PADA KANAL FADING UNTUK CITRA DIGITAL

ANALISA UNJUK KERJA QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION PADA KANAL FADING UNTUK CITRA DIGITAL No. 8 Vol. Thn. XIV November 007 ISSN: 0854-847 ANALISA UNJUK KERJA QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION PADA KANAL FADING UNTUK CITRA DIGITAL Rna Anggaran ), Baharuddn ) Staf Pengaar Polteknk Neger Padang

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMILIHAN TAPIS PENGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSNR, DAN INDEKS KUALITAS

PERBANDINGAN PEMILIHAN TAPIS PENGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSNR, DAN INDEKS KUALITAS PERBADIGA PEMILIHA TAPIS PEGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSR, DA IDEKS KUALITAS Bernadetta Dyah Susant Wdoretno ), Achmad Hdayatno ), R. Rzal Isnanto ) Jurusan Teknk Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Perbakan Unjuk Kerja Sstem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Endryansyah Penddkan Teknk Elektro, Jurusan Teknk Elektro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

Hiskia Sembiring /

Hiskia Sembiring / SIMULASI PERHITUNGAN PARAMETER FREKUENSI DOPPLER DISKRIT DAN KOEFISIEN DOPPLER MENGGUNAKAN METHOD OF EQUAL DISTANCE (MED) DAN MEAN-SQUARE ERROR METHOD (MSEM) Hska Sembrng / 0222134 Jurusan Teknk Elektro,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN SISTEM ADAPTIF OTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING UNTUK APLIKASI MULTIUSER

STUDI PENERAPAN SISTEM ADAPTIF OTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING UNTUK APLIKASI MULTIUSER STUDI PENERAPAN SISTEM ADAPTIF OTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING UNTUK APLIKASI MULTIUSER Bobby Juan Pradana 1, Arfanto Fahm 2, Dharu Arseno 3 1,2,3 Jurusan Teknk Elektro Sekolah Tngg Teknolog

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI CITRA PADA SUPER RESOLUSI MENGGUNAKAN PROJECTION ONTO CONVEX SETS

REKONSTRUKSI CITRA PADA SUPER RESOLUSI MENGGUNAKAN PROJECTION ONTO CONVEX SETS REKONSTRUKSI CITRA PADA SUPER RESOLUSI MENGGUNAKAN PROJECTION ONTO CONVEX SETS Nama Mahasswa : Achmad Bryand NRP : 1207 100 006 Jurusan : Matematka FMIPA-ITS Dosen Pembmbng : 1. Dr. Imam Mukhlash, S.S,

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

Penyisipan Robust Watermark Dalam Suatu Citra Untuk Perlindungan Hak Cipta

Penyisipan Robust Watermark Dalam Suatu Citra Untuk Perlindungan Hak Cipta Penyspan Robust Watermark Dalam Suatu Ctra Untuk Perlndungan Hak Cpta MURINTO Program Stud Teknk Informatka Unerstas Ahmad Dahlan Jogakarta Jl.Prof.Dr. Soepomo, Janturan, Jogakarta.Telp. (07) 3798 emal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci