PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH"

Transkripsi

1 PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008

2 SURAT PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pemodelan Usia Menarche dengan Regresi Logistik Ordinal dan Metode CHAID adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum di ajukan kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau di kutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak di terbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, September 008 Silana Syah NRP G50009

3 ABSTRACT SILVANA SYAH. Modelling of Age at Menarche Using Ordinal Logistic Regression and CHAID Method Case Study of Junior High Girls Student in Depok City. Under direction of BUDI SUSETYO and ERIANI. The most important eent in the whole process of female puberty is the onset of cyclic menses menarche. The age of the menarche influenced by genetic, socio-economic status, and enironmental conditions, body status and leel of education. The improed nutrition and socio economic status of the population in industrialized countries has resulted in a decrease in the mean age at menarche. According Bielicki and Welon 98, a trend of decrease of menarcheal age in Indonesia is 0.45 year per decade. This study examines the cure of age menarche and also examine the relationship of responden characteristics, parents characteristics, liestyle and sosio economics status that affect the age of menarche. Data were collected by proporsie sampling method includes 033 girls to 5 years of age in Depok City. The main outcome measure is age at menarche, determined from girls' self-report of the month and year of first menses. The cure of age menarche were using Logistics Model Cure. actors that influenced age at menarche were identified using Ordinal Logistics Regression and CHAID Method. The outcome of interest is age at menarche. or descriptie analysis, the girls were diided into 3 groups representing early < years, aerage -3 years, or late >3 years maturation. Oerall, the mean age at menarche calculated from Logistics Model Cure is.5 years with 47% of girls attaining menarche between and 3 years. When performing Ordinal Logistics Regression size birth to analyze the relation of factor determining age of menarche, we found that mother education, age of mother menarche, consume soft drinks, exercise and sosio economics status hae significantly associated p < All of the analyses show a consistent and significant relationship of age at mother menarche to age at menarche. Inspite of liestyle and sosio economics status also influence to age at menarche. Earlier menarche is identified by characteristic of girls whose mother earlier in of girls menarche, higher sosioeconomics status and frequently consume softdrinks. Keywords: logistics cure, logistics ordinal, CHAID, menarche.

4 RINGKASAN SILVANA SYAH. Pemodelan Usia Menarche dengan Regresi Logistik Ordinal dan Metode CHAID. Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan ERIANI. Salah satu kejadian penting dalam proses pubertas seorang perempuan adalah saat di mulainya siklus menstruasi. Pada perempuan, pubertas itu di tandai dengan menstruasi yang pertama menarche. Menurut penelitian yang di lakukan Bagga dan Kulkarni 000, usia menarche terbagi dalam kategori: cepat < tahun, Ideal -3 tahun, terlambat > 3 tahun. Cepat lambatnya menarche tergantung pada genetika, kondisi sosial ekonomi, faktor gizi, kesehatan secara umum, gaya hidup, pengaruh musim dan letak geografis Thomas et al Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun kura model peluang usia menarche dan mengkaji peluang dari faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche. Di harapkan dengan mengetahui peluang usia menarche dapat di identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi seorang perempuan mendapatkan menarche cepat, ideal maupun lambat. Kura peluang usia menarche berbentuk fungsi logistik. Sedangkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi seorang perempuan mendapatkan menarche cepat, ideal maupun lambat di gunakan analisis regresi ordinal logistik dan metode CHAID. Data yang di gunakan untuk mengkaji usia menarche adalah data primer hasil dari pengisian kuesioner terhadap siswi-siswi SMP kelas 7, 8 dan 9 di Kota Depok. Teknik sampling yang di gunakan adalah metode Purposie Sampling. Purposie Sampling di lakukan terhadap sekolah-sekolah di Kota Depok berdasarkan status sosial ekonominya yang di lihat dari biaya SPP per bulan yang berlaku di sekolah tersebut. Jumlah keseluruhan responden sebanyak 033 siswi di 0 SMP di Kota Depok. Adapun jumlah siswi yang sudah menarche berjumlah 895 siswi. Sebaran responden yang berada pada kategori usia menarche ideal yaitu pada usia 3-56 bulan sebanyak 46.9%. Responden yang mengalami menarche dengan kategori cepat yaitu pada usia kurang dari 3 bulan sebanyak 34.3%. Paling sedikit berkategori lambat yaitu pada usia lebih dari 56 bulan sebanyak 8.8%. Sedangkan, rata-rata usia menarche pada penelitian ini adalah 38 bulan atau.5 bulan. Hasil analisis untuk mengetahui peluang usia menarche yaitu di peroleh ^ model logistik sebagai berikut : y =. x aktor-faktor yang mempengaruhi seorang perempuan mendapatkan menarche cepat, ideal maupun lambat di identifikasi dengan menggunakan analisis Regresi Logistik Ordinal dan analisis CHAID. Hasil pengujian secara parsial dari Model Regresi Logistik Ordinal

5 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche adalah ukuran kelahiran gemuk panjang, ukuran kelahiran kurus panjang, pendidikan ibu tamat SMP, pendidikan ibu tamat SMA, usia menarche ibu cepat, usia menarche ibu ideal, kebiasaan minum minuman bersoda 0- kali, kebiasaan minum minuman bersoda -4 kali, kebiasaan berolah raga 0- kali, kebiasaan berolah raga -4 kali, status sosial ekonomi kurang mampu dan status sosial ekonomi mampu. Hasil analisis CHAID menunjukkan bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap usia menarche adalah usia menarche ibu responden. Selain itu, responden yang di duga mengalami menarche cepat adalah responden yang ibunya juga mengalami menarche cepat dan status ekonomi sangat mampu. Model yang di dapatkan dengan analisis Regresi Logistik Ordinal dan metode CHAID menunjukkan kekonsistenan dalam analisisnya. Pada kedua model tersebut, faktor yang berpengaruh sangat nyata terhadap usia menarche adalah faktor usia menarche ibu. Kata Kunci : kura logistik, ordinal logistik, CHAID, menarche

6 Hak cipta IPB, tahun 008. Hak cipta di lindungi Undang-undang.. Di larang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.. Di larang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

7 PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Muhammad Nur Aidi, M.S.

9 Judul Tesis : Pemodelan Usia Menarche dengan Regresi Logistik Ordinal dan Metode CHAID Nama Mahasiswa : Silana Syah Nomor Register Pokok : G Program Studi : Statistika Di setujui, Komisi Pembimbing Dr. Ir. Budi Susetyo, M.S. Ketua Dr. Ir. Erfiani, M.Si. Anggota Di ketahui, Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S. Tanggal Lulus : Tanggal Ujian : Agustus 008

10 Kupersembahkan karya ilmiah ini untuk Anom dan Erlangga Sugiriputro serta Ayah tersayang Semoga karya kecil ini bisa menjadi inspirasi PRAKATA

11 Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil di selesaikan. Tema yang di pilih dalam penelitian ini adalah Pemodelan Usia Menarche dengan judul Pemodelan Usia Menarche dengan Regresi Logistik Ordinal dan Metode CHAID. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Budi Susetyo, M.S dan Ibu Dr. Ir. Erfiani, M.Si selaku pembimbing atas bimbingan dan arahan baik dalam penulisan karya ilmiah ini maupun dalam penguasaan ilmu statistika secara umum. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.S, Ibu Utami Dyah Safitri, S.Si, M.Si, Bapak Seyithan Arslan, Bapak Huseyn Khan dan rekan-rekan seperjuangan atas dukungan dan kerjasamanya selama ini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Ayah, Mama, Bapak, Ibu dan Adik-adik serta seluruh keluarga besar yang ada di Semarang, Batang, Padang dan Jakarta atas dukungan moril dan doa untuk keberhasilan penulis menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 008 Silana Syah

12 RIWAYAT HIDUP Penulis di lahirkan di Jakarta, pada tanggal 8 Juni 980. Penulis merupakan anak pertama dari ayah Zulkifli Syah almarhum dan ibu Emiwarti. Tahun 998 lulus dari SMA Negeri 5 Semarang dan pada tahun yang sama diterima pada Jurusan Matematika Uniersitas Diponegoro melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan PMDK UNDIP. Penulis menyelesaikan program S tahun 00. Pada tahun penulis aktif sebagai guru matematika di Semesta Billingual School Semarang. Pada tahun 007 penulis aktif sebagai guru matematika di Pribadi Billingual School Depok. Pada tahun 005, penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan S pada Program Studi Statistika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

13 DATAR ISI Halaman DATAR TABEL... xiii DATAR GAMBAR... xiii DATAR LAMPIRAN... xi. PENDAHULUAN.... Latar Belakang.... Tujuan dan Manfaat Penelitian.... TINJAUAN PUSTAKA Penelitian-penelitian tentang Usia Menarche ungsi Logistik Model Regresi Logistik Ordinal Pengujian Parameter Interpretasi Koefisien Metode CHAID BAHAN DAN METODE Bahan Penelitian Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Kura Peluang Usia Menarche Model Regresi Logistik Ordinal Analisis Metode CHAID Usia Menarche SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DATAR PUSTAKA... 3 LAMPIRAN... 3

14 DATAR TABEL Halaman Tabel Peubah-peubah dalam penelitian... 4 Tabel Tingkat pendapatan orang tua responden... 8 Tabel 3 Dugaan parameter dengan model penuh tiap kategori menarche... Tabel 4 Dugaan parameter dengan model reduksi... 4 Tabel 5 Nilai rasio Odds dugaan parameter dengan model reduksi... 5 DATAR GAMBAR Halaman Gambar Sebaran persentase kategori usia menarche... 9 Gambar Kura peluang usia menarche... 0 xiii

15 DATAR LAMPIRAN Halaman Lampiran Kuesioner usia menarche...33 Lampiran Analisis Validitas dan Reliabilitas kuesioner...35 Lampiran 3 Sebaran kuesioner di tiap sekolah...36 Lampiran 4 Sebaran siswa yang sudah menarche maupun belum menarche...36 Lampiran 5 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap ukuran lahir...37 Lampiran 6 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap IMT responden sebelum menarche...37 Lampiran 7 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap kategori pendidikan Ayah...38 Lampiran 8 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap kategori pekerjaan Ayah...38 Lampiran 9 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap kategori pendidikan Ibu...38 Lampiran 0 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap kategori pekerjaan Ibu...38 Lampiran Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap kategori usia menarche Ibu...39 Lampiran Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap pendapatan orang tua...39 Lampiran 3 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap fasilitas yang di miliki di rumah...39 Lampiran 4 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap kebiasaan minum minuman bersoda...39 Lampiran 5 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap kebiasaan berolah raga seminggu...40 xi

16 Lampiran 6 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap kebiasaan konsumsi daging seminggu...40 Lampiran 7 Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia menarche pada tiap status sosial ekonomi...40 Lampiran 8 Kura peluang usia menarche...40 Lampiran 9 Dendogram usia menarche hasil analisis CHAID pada taraf 5%...4 x

17 . PENDAHULUAN. Latar Belakang Salah satu kejadian penting dalam proses pubertas seorang perempuan adalah saat di mulainya siklus menstruasi. Pada perempuan, pubertas itu di tandai dengan menstruasi yang pertama menarche. Menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim lapisan endometrium yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh. Kejadian tersebut berlangsung setiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi perempuan. Penelitian-penelitian tentang usia menarche di luar negeri telah banyak di lakukan, namun belum banyak di lakukan di Indonesia. Walaupun hasil dari penelitian-penelitian tentang usia menarche tidak selalu konsisten, namun beberapa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap usia menarche adalah jurnal Human Biology: pengaruh genetika Danker-Hopfe dan Delibalta 990; Kaprio et al. 995; Treolar et al. 998 dalam Thomas et al. 000, kondisi sosial ekonomi Belmaker 98; Luoto et al. 994 dalam Thomas et al. 000, kesehatan secara umum dan gaya hidup Parazzini et al. 99; Brown et al. 996 dalam Thomas et al. 000, status gizi Osteria 983; Riley 994; Simondon. et al. 997 dalam Thomas et al. 000, pengaruh musim Boldsen 99 dalam Thomas et al. 000, aktiitas fisik Malina 983; Baker 985 dalam Thomas et al. 000, dan letak geografis Beall 983; Kapoor dan Kapoor 986; Gonzales dan Villena 996 dalam Thomas et al Menurut penelitian yang di lakukan Bagga dan Kulkarni 000, usia menarche terbagi dalam kategori: cepat < tahun, Ideal -3 tahun, terlambat > 3 tahun. Dewasa ini, dengan semakin berkembangnya tingkat nutrisi dan status sosial ekonomi menyebabkan penurunan usia rata-rata menarche. Penelitian di India pada tahun 96 menunjukkan rata-rata usia menarche adalah 4 tahun 4 bulan, sepuluh tahun kemudian tahun 97 bergeser menjadi 3 tahun 9 bulan. Pada tahun 98 rata-rata usia menarche bergeser menjadi 3 tahun bulan, studi pada

18 tahun 99 melaporkan rata-rata usia menarche menjadi tahun 6 bulan. Sehingga di peroleh kesimpulan bahwa usia menarche di India mengalami penurunan sebesar 0.33 tahun per sepuluh tahun. Di Hunggaria usia menarche turun dengan sebesar.6 bulan per sepuluh tahun dengan regresi linier Bagga dan Kulkarni 000. Menurut Bielicki dan Welon 98 di Indonesia usia menarche turun dengan rata-rata 0.45 tahun per sepuluh tahun. Dalam jurnal Human Biology, Indonesia menempati urutan ke 5 dari 67 negara dengan usia menarche cepat. Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini, penulis akan menyusun kura model peluang usia menarche. Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche dan peluangnya maka penulis akan melakukan analisis pemodelan regresi logistik ordinal dan analisis metode CHAID Chi-square Automatic Interaction Detection.. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :. Menyusun kura model peluang usia menarche.. Mengkaji peluang dari faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche. Pemodelan yang di dapatkan pada penelitian ini di harapkan dapat mengetahui peluang usia mendapatkan menarche pada usia tertentu serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi seorang perempuan mendapatkan menarche cepat, ideal maupun lambat sehingga dapat di gunakan untuk perencanaan kesehatan..

19 3. TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian-penelitian tentang Usia Menarche Menurut Vandeloo 007 faktor-faktor yang mempengaruhi menarche cepat antara lain : Indeks Massa Tubuh IMT, kebiasaan minum minuman bersoda soft drinks, tingkat pendidikan orang tua, konsumsi daging dan aktifitas fisik seperti berolah raga. Pada orang-orang yang mempunyai aktifitas olah raga yang sangat tinggi umumnya menarche datang terlambat, kondisi ini kerap di jumpai pada atlet perempuan. Remaja putri yang menarche cepat di indikasikan sebagai responden yang hidup di kota besar, status sosial ekonomi yang sangat mampu, memiliki orang tua dengan pendidikan tinggi, rumah yang sangat memadai, mempunyai fasilitas lengkap di rumah antara lain: komputer, TV kabel dan internet. Usia menarche mempunyai hubungan yang signifikan dengan karakteristik kelahiran. Remaja putri yang terlahir relatif gemuk dan panjang > 3 kg, > 49 cm cenderung enam bulan lebih cepat mendapatkan menarche di bandingkan dengan remaja putri yang terlahir gemuk dan pendek > 3 kg, < 49 cm. Selain itu menarche juga terjadi lebih lambat pada anak yang lahir prematur Adair 00. Dengan semakin berkembangnya tingkat nutrisi dan status sosial ekonomi menyebabkan penurunan usia rata-rata menarche. Penelitian di India pada tahun 96 menunjukkan rata-rata usia menarche adalah 4 tahun 4 bulan, sepuluh tahun kemudian tahun 97 bergeser menjadi 3 tahun 9 bulan. Pada tahun 98 rata-rata usia menarche bergeser menjadi 3 tahun bulan, studi pada tahun 99 melaporkan rata-rata usia menarche menjadi tahun 6 bulan. Di peroleh kesimpulan bahwa usia menarche di India mengalami penurunan sebesar 0.33 tahun per sepuluh tahun. Di Hunggaria usia menarche turun dengan sebesar.6 bulan per sepuluh tahun dengan regresi linier Bagga dan Kulkarni 000. Menurut Bielicki dan Welon 98 di Indonesia usia menarche turun dengan rata-rata 0.45 tahun per sepuluh tahun. Dalam jurnal Human Biology, Indonesia menempati urutan ke 5 dari 67 negara dengan usia menarche dini.

20 4 Menurut Irastoza et al. 006 salah satu faktor yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah menarche pada umur muda. Usia menarche berhubungan terbalik dengan resiko kanker payudara, remaja putri dengan usia menarche 7 tahun atau di atas 7 tahun memiliki resiko 30% lebih rendah terkena kanker payudara di bandingkan dengan mereka yang menarche di bawah usia tahun. Selain itu salah satu faktor yang menyebabkan kehamilan di usia dini adalah penundaan dan peningkatan jarak usia nikah dan semakin dininya menarche. Hal itu disebabkan karena dengan menarche yang semakin dini dan usia kawin yang semakin lama menyebabkan "masa-masa rawan" semakin panjang. Karena terbatasnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi akan meningkatkan resiko terjadinya kehamilan yang tidak di inginkan unwanted pregnancy yang akan mengarah pada tindakan aborsi.. Model Logistik Misalkan terdapat peubah bebas x yang berpasangan dengan peubah tak bebas y. Kura peluang usia mendapatkan menarche cenderung berbentuk fungsi logistik. ungsi logistik antara y dan x adalah Norusis, M 004 dalam SPSS tutorial ersion 4.0 for windows: Keterangan: x = peubah penjelas ^ y = dugaan peubah respon ^ y = + u u = batas atas dari nilai peubah respon a 0 = intersep a = koefisien x a. a 0. ungsi regresi. di atas berbentuk curilinear sehingga untuk membuatnya menjadi fungsi linier dilakukan transformasi logaritma sebagai berikut Norusis, M. 004 dalam SPSS tutorial ersion 4.0 for windows :

21 5 ln = ln a0 + ln a x ^ y u..3 Model Regresi Logistik Ordinal Model regresi logistik ordinal merupakan salah satu model multinomial yang di rancang untuk menentukan peluang peubah-peubah respon berskala ordinal yang mempunyai kategori lebih dari dua. Menurut Agresti 990, salah satu cara yang dapat di gunakan untuk membentuk model dengan respon kategorik yang berskala ordinal adalah dengan membentuk fungsi logit peluang kumulatif kategori ke-j. Misalkan peubah respon ordinal Y sebanyak k buah kategori dan X=X,X,...,X m adalah ektor koariat sebanyak m, dimana π X + π X π k X =. Maka langkah awal untuk membuat model regresi logistik ordinal adalah dengan menggunakan model peluang kumulatif j X dengan j =,,..., J dan J = k- adalah sebagai berikut Agresti 990 : j X = π X + π X π j X = P Y j X.3 Keterangan : π j X = peluang peubah respon ordinal kategori ke-j k = banyaknya kategori peubah respon ordinal j X = peluang kumulatif peubah respon ordinal kategori ke-j Selanjutnya dibuat fungsi logit kumulatif L j X. Untuk membuat fungsi ini, diperlukan transformasi logit dari fungsi peluang kumulatif j X : L X = logit j [ X ] j j X π X π j X.4 = log = log j X π j+ X π k X Dengan melibatkan peubah penjelas X, maka dihasilkan model regresi logistik ordinal sebagai berikut : L j X = β 0j + β X, dengan j =,,...,k-.5

22 6 Keterangan : β 0j = intersep peubah respon ordinal kategori ke-j β = ektor slope parameter tanpa intersep dimana β = β, β,..., β m m = banyaknya peubah bebas.3. ungsi Kemungkinan Ketika lebih dari satu pengamatan Y terjadi pada nilai x yang tetap, hal itu adalah syarat cukup untuk mengambil sejumlah pengamatan p j untuk j =,,...,k. Y dengan =,,...,n adalah peubah acak multinomial yang saling bebas dengan Y multinomialp,...,p k dengan EY = p j j x, dengan p p k =, R j adalah peluang kumulatif yang di definisikan sebagai Kim 004: R = p,.6 R = p + p, M R k =.3. Pendugaan Parameter Pendugaan parameter model regresi logistik ordinal menggunakan metode kemungkinan maksimum maximum likelihood estimates. ungsi kemungkinan yang mendasari metode kemungkinan maksimum adalah Kim 004 :

23 7 = = = = = x... x, k k k R R k k k R k k R R R n R R R n n x y f x y f x f β β l.7 Untuk memudahkan proses perhitungan, di lakukan pendekatan logaritma sehingga fungsi log kemungkinannya untuk sebagai berikut: { } { log }... log log log log log log... log log log log log log, 3 3 k k k k k n k k k k k k k n R R R R R R R R R R R R R R R R R R R L = = = = β β l.8 Langkah selanjutnya dalam pendugaan adalah memaksimumkan fungsi.8 maka akan di dapatkan pendugaan bagi β 0 dan β..3.3 Pengujian Parameter Pengujian terhadap parameter-parameter model di lakukan untuk mengetahui peran seluruh peubah penjelas baik secara bersama-sama maupun

24 8 secara parsial. Menurut Hosmer dan Lemeshow 989, untuk pengujian parameter secara bersama dapat digunakan uji nisbah kemungkinan yaitu uji G dengan hipotesis : H 0 : β = β =... = β m = H paling sedikit ada satu β 0; i,,..., m : i = Sedangkan menurut McCullagh dan Nelder 989, rumus untuk uji G adalah: Keterangan : L 0 L k 0 L0 G = ln.9 L k = fungsi kemungkinan maksimum tanpa peubah penjelas = fungsi kemungkinan maksimum dengan peubah penjelas Statistik uji G mengikuti sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas p banyaknya peubah. Kriteria uji yang digunakan adalah : χ G = > χ p. α p. α,terima H, Tolak H 0 0 Sedangkan pengujian parameterβi secara parsial dilakukan dengan uji Wald dengan cara merasiokan statistik uji W : β i dugaan dengan kesalahan bakunya, yaitu dengan W ^ β 0 j =.0 ^ ^ SE β 0 j Hipotesis yang akan di uji adalah :. : β 0 H 0 0 j = H :ada β 0j 0; j =,,..., k. H : β 0 H 0 i = :ada β 0; i,,...,m i = W secara asimtotik berdistribusi normal Ryan 996. ^ β i W =. SE ^ ^ β i

25 9.3.4 Interpretasi Koefisien Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik ordinal dapat di lakukan dengan menggunakan nilai rasio oddsnya. Rasio odds pada kategori Y j merupakan perbandingan antara x dan x adalah Agresti 990: L x L x j Keterangan : j i =,,...,m P Y j x / P Y = log P Y j x / P Y > j x / j x j x = log > j x j x / j x = β x x. i m = banyaknya peubah penjelas. Parameter β i di artikan sebagai perubahan nilai fungsi logit kumulatif yang di sebabkan oleh perubahan satu unit peubah penjelas ke-i yang disebut log odds, misalnya antara x = x dan x = x yang di notasikan sebagai : [ x, x ] = g x = x g x = x = β x Lnψ i.3 x Sehingga di dapatkan penduga untuk rasio odds ^ ψ sebagai berikut Agresti 990: ^ = exp[ β i x x ] ψ.4.4 Metode CHAID Metode CHAID Chi-square Automatic Interaction Detection merupakan salah satu tipe dari metode AID Automatic Interaction Detection yang di gunakan mengetahui hubungan antar peubah respon X dengan peubah penjelas Y yang masing-masing bertipe kategorik. Menurut Kass 980 dalam menganalisis gugus data, metode CHAID memisahkan data ke dalam beberapa kelompok secara bertahap. Tahap pertama di awali dengan membagi data menjadi beberapa kelompok berdasarkan satu peubah penjelas yang pengaruhnya paling signifikan terhadap peubah respon. Masingmasing kelompok yang di peroleh, di periksa secara terpisah untuk membaginya

26 0 lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan peubah penjelas dan seterusnya hingga pada akhirnya di peroleh kelompok-kelompok pengamatan yang memiliki respon dan peubah penjelas tertentu yang berkaitan. Tahapan-tahapan dalam metode ini di jelaskan pada algoritma sebagai berikut:. Pada masing-masing peubah penjelas, di buat tabulasi silang antara kategori-kategori peubah penjelas dengan kategori-kategori peubah respon.. Pada setiap tabulasi yang diperoleh, di susun semua sub tabel berukuran xd yang mungkin, d adalah banyaknya kategori peubah respon. Carilah χ hitung nilai semua subtabel tersebut. Dari seluruh yang di peroleh, cari yang terkecil katakan. Jika χ < maka kedua kategori peubah penjelas yang memiliki gabungan. χ terkecil χ terkecil terkecil χ α χ hitung di gabungkan menjadi satu kategori 3. Pada setiap kategori gabungan yang terdiri dari tiga atau lebih peubah asal, di cari pembagian biner yang signifikan. Dari pembagian ini di cari terbesar. Jika > maka pembagian biner berlaku, kembali ke tahap dua. χ hitung χ α χ hitung 4. Setelah di peroleh penggabungan optimal untuk setiap peubah penjelas, cari nilai p yang terkecil dari masing-masing sub tabel tersebut. Jika nilai p terkecil < α yang telah di tetapkan maka peubah penjelas pada nilai p tersebut adalah peubah penjelas yang paling signifikan terhadap respon. 5. Jika pada tahap 4 di peroleh peubah yang pengaruhnya paling signifikan, kembali ke tahap untuk setiap bagian data hasil pemisahan. Statistik uji yang di gunakan adalah χ sebagai berikut : O E r c = = ij ij χ =.5 i j Eij

27 Keterangan : r = banyaknya baris c = banyaknya kolom i = indeks baris j = indeks kolom O ij = nilai sel baris ke-i kolom ke-j E ij = nilai harapan sel baris ke-i kolom ke-j Penggabungan kategori pada algoritma CHAID membutuhkan suatu uji signifikansi χ. Apabila terjadi pengurangan yaitu c kategori dari peubah asal menjadi r kategori r < c maka nilai p dari khi-kuadrat yang baru di kalikan dengan pengganda Bonferroni berikut sesuai dengan tipe peubah Kass 980. Rumus pengganda Bonferroni untuk peubah ordinal adalah sebagai berikut: Keterangan : r = banyaknya baris c = banyaknya kolom B ord c =.6 r

28 3. BAHAN DAN METODE 3. Bahan Penelitian Data yang di gunakan untuk mengkaji usia menarche adalah data primer hasil dari kuesioner terhadap siswi-siswi SMP kelas 7, 8 dan 9 di Kota Depok. Teknik sampling yang di gunakan adalah metode Purposie Sampling. Purposie Sampling di lakukan terhadap sekolah-sekolah di Kota Depok berdasarkan status sosial ekonominya yang di lihat dari biaya SPP per bulan yang berlaku di sekolah tersebut. Kategori sekolah dengan status sosial ekonomi yang sangat mampu adalah sekolah dengan biaya SPP lebih dari Rp ,00. Kategori sekolah dengan status sosial ekonomi yang sedang/mampu adalah sekolah dengan biaya SPP Rp ,00 - Rp ,00. Sedangkan kategori sekolah dengan status sosial ekonomi yang kurang mampu adalah sekolah dengan biaya SPP kurang dari Rp ,00. Informasi yang akan di peroleh dari penelitian mengenai usia menarche antara lain sebagai berikut:. Karakteristik responden Pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik responden adalah mengenai: Deskriptif responden, ukuran kelahiran, Indeks Massa Tubuh IMT sebelum menarche, dan urutan kelahiran. Deskriptif responden meliputi: nama, tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, telepon atau nomer handphone, nama sekolah dan kelas.. Karakteristik Orang tua Pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik orang tua adalah mengenai: pendidikan terakhir Ayah, pekerjaan Ayah, Indeks Massa Tubuh Ayah, tempat dan tanggal lahir Ibu, pendidikan terakhir Ibu, pekerjaan Ibu dan Indeks Massa Tubuh 3. Usia Ibu saat menarche 4. Karakteristik Gaya Hidup Life Style Pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik gaya hidup

29 3 adalah kebiasaan minum minuman bersoda soft drinks dalam seminggu setiap 330 ml, kebiasaan berolah raga dalam seminggu, jenis olah raga dan mengkonsumsi daging sapi dan daging kambing dalam seminggu setiap gram. 5. Status sosial ekonomi Pertanyaan berkaitan dengan status sosial ekonomi responden adalah mengenai : pendapatan kedua orang tua sebulan, uang saku dalam seminggu, besar SPP yang di bayar tiap bulan, jenis transportasi yang di gunakan untuk berangkat ke sekolah, status rumah yang di huni, luas rumah, daya listrik rumah huni, banyaknya kepemilikan mobil pribadi, besar pengeluaran keluarga untuk membeli pulsa handphone dan fasilitas di rumah antara lain: TV, TV kabel, internet, Komputer. 6. Peubah respon adalah kategori usia menarche Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu mengenai usia menarche maka di pilihlah peubah-peubah yang mempengaruhi usia menarche sebagaimana yang tertera pada tabel.

30 4 Tabel Peubah-peubah dalam penelitian Peubah Keterangan X Ukuran kelahiran; = gemuk panjang >3 kg, >49 cm, = kurus panjang <3 kg, >49 cm, 3 = gemuk pendek >3 kg,<49 cm, 4 = kurus pendek <3 kg, <49 cm X Indeks Massa Tubuh sebelum menarche: = < 9,7 kg/m, =9.7 kg/m -. kg/m, 3=.3 kg/m 4.8 kg/m, 4 = >4.8 kg/m X 3 X 4 Pendidikan terakhir ayah; = SD, = SMP, 3 = SMA, 4 =Sarjana Pendidikan terakhir ibu; = SD, = SMP, 3 = SMA, 4 =Sarjana X 5 Usia ibu saat menarche, = cepat < 56 bulan ; = Ideal bulan, 3 = lambat > 80 bulan X 6 asilitas hiburan di rumah :.= TV ; = TV, Komputer ; 3 = TV, Komputer, TV kabel; 4 = TV, Komputer, TV kabel dan Internet X 7 Konsumsi minuman bersoda setiap 330 ml dalam seminggu ; = 0- kali, = -4 kali, 3 = lebih dari 4 kali. X 8 Kebiasaan berolah raga dalam seminggu : =0- kali, = -4 kali, 3 = lebih dari 4 kali X 9 Mengkonsumsi daging sapi dan kambing setiap minggu dalam setiap gram ; = 0 kali, = -4 kali, 3 = lebih dari 4 kali X 0 Status sosial ekonomi responden; = kurang mampu, = sedang/mampu, 3 = sangat mampu X Pendapatan Kedua Orang tua sebulan; = < juta, = - juta, 3 = 3-5 juta, 4 = 5-0 juta, 5 = > 0 juta Y Usia menarche responden, di ukur dalam skala ordinal: = cepat < 3 bulan ; = Ideal 3-56 bulan, 3 = lambat >56 bulan 3. Metode Penelitian Tahapan penelitian yang di lakukan adalah sebagai berikut:. Penyusunan instrumen kuesioner.

31 5 Pada tahap ini di tentukan jumlah batas pertanyaan pada kuesioner dan menentukan jumlah waktu yang di sediakan untuk menyelesaikan kuesioner. Selanjutnya di lakukan uji coba instrumen kuesioner untuk mengetahui reliabilitas dan aliditas kuesioner yang telah di buat. Uji coba ini di lakukan terhadap siswi SMP Pribadi Depok kelas 7, 8 dan 9, hal ini di maksudkan untuk meminimalkan waktu dan biaya pada penelitian ini.. Pengumpulan Data Berdasarkan status sosial ekonominya terdapat 0 SMP yang terpilih untuk penyebaran kusioner. Adapun sekolah yang menjadi tujuan penyebaran kuesioner adalah SMP Pribadi, SMP Cakrabuana, SMP Lazuardi GIS, SMP Dian Dikdatika sebagai sekolah kategori sangat mampu. SMP Negeri, SMP Negeri 3 dan SMP Tugu Ibu I terpilih sebagai sekolah kategori sedang/mampu. SMP Budi Utomo, SMP Purnama dan SMP Triguna terpilih sebagai sekolah kategori kurang mampu. Dari sepuluh SMP yang terpilih di lakukan surei dengan kuesioner terhadap semua siswi kelas 7, 8 dan Verifikasi dan Pemasukan entry Data. Data yang sudah terkumpul selanjutnya di entry ke dalam MS. Excel. Kemudian di lakukan erifikasi terhadap kuesioner yang belum lengkap dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden atau dengan menggunakan telepon. 4. Analisis data deskripsi Analisis data deskripsi di lakukan untuk memperoleh gambaran umum cepat lambatnya usia menarche. 5. Menyusun kura model peluang usia menarche dengan model logistik. 6. Analisis data usia menarche dengan regresi logistik ordinal dan metode CHAID. 7. Tahap ketujuh adalah simpulan dan saran.

32 6 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji aliditas dan reliabilitas dari kuesioner pada lampiran menunjukkan bahwa kuesioner tersebut alid dan realibel. Kuesioner di katakan alid jika nilai Alpha Cronbach untuk masing-masing peubah penjelasnya > Pada penelitian ini di dapatkan Alpha Cronbach untuk masing-masing peubah penjelasnya > lampiran. Sehingga di simpulkan kuesioner penelitian ini sudah alid. Kuesioner di katakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih dari Pada penelitian ini di dapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar sehingga di simpulkan kuesioner penelitian ini reliabel lampiran. Data penelitian ini di peroleh dari pengisian kuesioner yang di berikan kepada 959 siswi di 0 SMP di Kota Depok periode 8 mei 008 sampai dengan 9 juni 008. Kuesioner yang kembali dan memenuhi semua pertanyaan berjumlah 033 buah. Adapun jumlah siswi yang sudah menarche berjumlah 895 siswi. Gambaran mengenai sebaran kuesioner di tiap sekolah dapat di lihat pada lampiran 3. Sedangkan sebaran siswa yang sudah menarche maupun belum menarche dapat di lihat pada lampiran Karakteristik Responden Secara umum sebagian besar responden berada pada kategori usia menarche ideal yaitu pada usia 3-56 bulan -3 tahun adalah sebanyak 46.9%. Responden yang mengalami menarche dengan kategori cepat yaitu pada usia kurang dari 3 bulan < tahun adalah sebanyak 34.3%. Paling sedikit berkategori lambat yaitu pada usia lebih dari 56 bulan > 4 tahun adalah sebanyak 8.8%. Rata-rata usia menarche pada penelitian ini adalah 38 bulan atau.5 tahun.

33 7 lambat 9% cepat 34% ideal 47% Gambar Sebaran persentase kategori usia menarche d Hasil tabulasi silang data awal antara kategori usia menarche dengan peubah-peubah penjelas yang di duga berhubungan dengan usia menarche, secara umum perempuan dengan kategori menarche cepat adalah responden yang paling banyak memiliki ukuran lahir gemuk panjang >3 kg,>49 cm, IMT sebelum menarche < 9.7 kg/m, secara genetik memiliki ibu yang berkategori menarche cepat, pendapatan kedua orang tua >Rp 0 juta, memiliki fasilitas TV, komputer dan TV kabel, dan dengan status sosial ekonomi sangat mampu. Kategori menarche ideal adalah responden yang paling banyak memiliki ukuran lahir kurus panjang <3 kg,>49 cm, IMT sebelum menarche < 9.7 kg/m, secara genetik memiliki ibu yang berkategori menarche ideal, pendapatan kedua orang tua Rp. juta Rp. 5 juta memiliki fasilitas TV dan komputer, dan dengan status sosial ekonomi sedang. Sedangkan kategori menarche lambat adalah responden yang paling banyak memiliki ukuran lahir kurus panjang >3 kg,>49 cm, IMT sebelum menarche < 9.7 kg/m, secara genetik memiliki ibu yang berkategori menarche lambat, pendapatan kedua orang tua >Rp. juta, memiliki fasilitas TV dan dengan status sosial ekonomi kurang Lampiran 5-7. Indikator untuk mengukur status sosial ekonomi salah satunya adalah tingkat pendapatan kedua orang tua sebulan. Tabel menunjukkan tingkat pendapatan kedua orang tua sebulan pada setiap sekolah.

34 8 Tabel Tingkat pendapatan kedua orang tua dalam sebulan di tiap sekolah No Nama Sekolah Total siswi Kem bali Pendapatan orang tua dalam Rp. Mens < > 0 juta juta juta juta juta. SMP Pribadi SMP Cakrabuana SMP Lazuardi GIS SMP Dian Dikdatika SMP Negeri SMP Negeri SMP Tugu Ibu I SMP Budi Utomo SMP Purnama SMP Triguna Berdasarkan tabel, SMP dengan kategori sosial ekonomi sangat mampu SMP Pribadi, SMP Cakrabuana, SMP Lazuardi GIS, SMP Dian Dikdatika sebagian besar orang tua responden mempunyai pendapatan perbulan antara Rp. 5 juta sampai Rp. 0 juta dengan persentase lebih dari 50%. Sedangkan sebagian besar pendapatan orang tua perbulan untuk sekolah kategori sedang/mampu SMP Negeri, SMP Negeri 3 dan SMP Tugu Ibu I adalah Rp. juta sampai Rp. juta. Untuk sekolah kategori kurang mampu SMP Budi Utomo, SMP Purnama dan

35 9 SMP Triguna, sebagian besar orang tua responden mempunyai pendapatan perbulan kurang dari Rp. juta dengan persentase hampir mendekati 50%. 4. Kura Peluang Usia Menarche Kura peluang usia perempuan mendapatkan menarche di dapat dengan menggunakan fasilitas cure estimation yang tersedia pada SPSS. Cure Estimation adalah suatu prosedur sederhana untuk mendapatkan dugaan model regresi yang sesuai. Terdapat macam model, yaitu : linier, logaritma, iners, kuadratik, kubik, power, compound, kura-s, logistik, pertumbuhan dan eksponensial. Cure Estimation biasanya di pakai untuk menunjukkan hubungan Non-linier antara peubah bebas dan peubah tak bebas. Berdasarkan data surei ini, kura peluang usia menarche adalah sebagai berikut : prob_cum Obsered Logistic usia_menarche Gambar Kura peluang usia menarche

36 0 Sedangkan untuk model fungsinya adalah : Keterangan ^ y =.0 x = usia responden mendapatkan menarche y = peluang kumulatif mendapatkan menarche + x Dari gambar dapat di lihat bahwa kura peluang usia menarche berbentuk seperti kura S. Dari kura tersebut dapat di simpulkan bahwa peluang mendapatkan menarche untuk usia <00 bulan sekitar 8 tahun adalah nol. Pada usia 0 bulan peluang mendapatkan menarche mulai meningkat yaitu 0.0. Pada usia 30 bulan peluangnya adalah Pada usia 60 bulan peluangnya adalah Mulai usia 80 bulan peluang usia menarche adalah Model Regresi Logistik Ordinal Pendugaan model penuh dengan menggunakan enam belas peubah penjelas menghasilkan nilai statistik G sebesar dengan nilai-p = pada penggunaan taraf nyata 5% di simpulkan bahwa model tersebut signifikan, hal ini mengindikasikan bahwa semua peubah bebas secara bersama berpengaruh terhadap peubah respon. Tabel 3 Dugaan parameter dengan model penuh tiap kategori menarche Peubah Penjelas BBi Wald Nilai-p Intersep Model Cepat Intersep Model Ideal Ukuran lahir : Gemuk Panjang Ukuran lahir : Kurus Panjang Ukuran lahir : Gemuk Pendek

37 Peubah Penjelas BBi Wald Nilai-p IMT sebelum mens : < 9.7 kg/m IMT sebelum mens : 9.7 kg/m -. kg/m IMT sebelum mens :.3 kg/m 4.8 kg/m Pendidikan Ayah : SD Pendidikan Ayah : SMP Pendidikan Ayah : SMA Pendidikan Ibu : SD Pendidikan Ibu : SMP Pendidikan Ibu : SMA Menarche ibu Cepat Menarche ibu Ideal Pendapatan orang tua < juta Pendapatan orang tua - juta Pendapatan orang tua 3 5 juta Pendapatan orang tua 5 0 juta asilitas TV asilitas TV, Komputer Minum minuman bersoda 0- kali Minum minuman bersoda -4 kali Olah raga 0- kali Olah raga -4 kali Makan Daging 0- kali Makan Daging -4 kali Sosial Ekonomi kurang mampu Sosial Ekonomi mampu Statistik uji G Nilai-p Nilai uji Wald pada tabel 3 menunjukkan adanya peubah penjelas yang tidak

38 mempengaruhi peubah respon dalam model pada taraf 5%. Peubah ukuran lahir gemuk pendek, IMT sebelum menarche <9.7 kg/m, IMT sebelum menarche 9.7 kg/m -. kg/m, IMT sebelum menarche.3 kg/m 4.8 kg/m, Ayah berpendidikan SD, Ayah berpendidikan SMP, Ayah berpendidikan SMA, Ibu berpendidikan SD, pendapatan kedua orang tua < juta sebulan, pendapatan kedua orang tua - juta sebulan, pendapatan kedua orang tua 3-5 juta sebulan, pendapatan kedua orang tua 5-0 juta sebulan, fasilitas hiburan TV, fasilitas hiburan TV dan komputer, fasilitas hiburan TV, Komputer dan TV kabel, konsumsi daging sapi dan daging kambing 0- kali dalam seminggu serta konsumsi daging sapi dan daging kambing -4 kali dalam seminggu di nyatakan tidak signifikan pada taraf 5% karena memiliki nilai p > 0.05 yang berarti bahwa peubah tersebut kurang dapat menerangkan peubah respon Y, oleh karena itu peubah tersebut di reduksi dari model. Pereduksian di lakukan dengan tetap memperhatikan kebaikan model yang direduksi terhadap model penuh. Selanjutnya di bentuk model reduksi tanpa peubah bebas yang tidak signifikan tersebut. Dari model reduksi pada tabel 4 di peroleh nilai statistik-g sebesar dan nilai-p=0.000 yang berarti bahwa model reduksi signifikan pada taraf 5%. Tabel 4 Dugaan parameter dengan model reduksi Peubah Penjelas B i Wald Nilai-p Intersep Model Cepat Intersep Model Ideal Ukuran lahir : Gemuk Panjang Ukuran lahir : Kurus Panjang Ukuran lahir : Gemuk Pendek Pendidikan Ibu : SD Pendidikan Ibu : SMP Pendidikan Ibu : SMA Menarche ibu Cepat Menarche ibu Ideal

39 3 Peubah Penjelas BBi Wald Nilai-p Minum minuman bersoda 0- kali Minum minuman bersoda -4 kali Olah raga 0- kali Olah raga -4 kali Sosial Ekonomi kurang mampu Sosial Ekonomi mampu Statistik uji G Nilai-p Interpretasi Model Peubah-peubah penjelas yang signifikan pada taraf 5% karena memiliki nilai p > 0.05 di simpulkan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche. aktor-faktor tersebut adalah ukuran kelahiran gemuk panjang, ukuran kelahiran kurus panjang, pendidikan ibu tamat SMP, pendidikan ibu tamat SMA, usia menarche ibu cepat, usia menarche ibu ideal, kebiasaan minum minuman bersoda 0- kali, kebiasaan minum minuman bersoda -4 kali, kebiasaan berolah raga 0- kali, kebiasaan berolah raga -4 kali, status sosial ekonomi kurang mampu dan status sosial ekonomi mampu/sedang. Kategori peubah penjelas memberikan peluang yang berbeda terhadap peluang mendapatkan menarche. Besarnya peluang dapat diketahui dengan menginterpretasikan nilai rasio odds. Pada tabel 5 di dapatkan koefisien peubah ukuran lahir gemuk panjang, ukuran lahir kurus panjang, menarche ibu cepat, menarche ibu ideal, olah raga 0- kali dan olah raga -4 kali mempunyai koefisien positif yang berarti rasio oddsnya bernilai lebih besar dari satu. Sedangkan peubah pendidikan ibu tamat SMP, pendidikan ibu tamat SMA, minuman bersoda 0- kali, kebiasaan minum minuman bersoda -4 kali, status sosial ekonomi kurang mampu dan status sosial

40 4 ekonomi mampu/sedang mempunyai koefisien negatif dengan rasio odds bernilai lebih kecil dari satu. Tabel 5 Nilai rasio odds dugaan parameter dengan model reduksi Peubah Penjelas Tanda Koef. Odds Ratio Batas Bawah Batas Atas Ukuran lahir : Gemuk panjang Ukuran lahir : Kurus panjang Pendidikan ibu SMP Pendidikan ibu SMA Menarche ibu cepat Menarche ibu ideal Minum minuman bersoda 0- kali Minum minuman bersoda -4 kali Olah raga 0- kali Olah raga -4 kali Sosek kurang mampu Sosek mampu Responden yang terlahir dengan ukuran gemuk panjang lebih cepat mengalami menarche.78 kali di banding dengan responden yang terlahir kurus pendek. Responden yang terlahir dengan ukuran kurus panjang memiliki.969 kali lebih cepat mengalami menarche di banding dengan responden yang terlahir kurus pendek. Responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan SMP lebih lambat mengalami menarche 0.30 kali di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan Sarjana. Responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan SMA lebih lambat mengalami menarche kali di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan Sarjana.

41 5 Responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche cepat lebih cepat mengalami menarche kali di banding dengan responden yang yang memiliki ibu dengan kategori menarche lambat. Responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche ideal lebih cepat kali mengalami menarche di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche lambat. Responden yang mempunyai kebiasaan jarang minum minuman bersoda 0- kali dalam seminggu lebih lambat kali mengalami menarche di banding responden yang sering minum minuman bersoda >4 kali dalam seminggu. Responden yang mempunyai kebiasaan minum minuman bersoda -4 kali dalam seminggu lebih lambat kali mengalami menarche di banding responden yang sering minum minuman bersoda >4 kali dalam seminggu. Responden yang mempunyai kebiasaan jarang berolahraga 0- kali seminggu lebih cepat.740 kali mengalami menarche di banding responden yang berolahraga >4 kali seminggu. Responden yang mempunyai kebiasaan jarang berolahraga 0- kali seminggu memiliki resiko.675 kali lebih tinggi mengalami menarche cepat dari pada responden yang berolahraga >4 kali seminggu. Responden dengan status sosial ekonomi kurang mampu memiliki resiko kali lebih rendah mengalami menarche cepat dari pada responden dengan status ekonomi sangat mampu. Responden dengan status sosial ekonomi sedang/mampu memiliki resiko 0. kali lebih rendah mengalami menarche cepat dari pada responden dengan status ekonomi sangat mampu. 4.4 Analisis Metode CHAID usia Menarche Analisis CHAID menghasilkan suatu dendogram yang menggambarkan pengelompokkan berdasarkan hubungan berstruktur peubah respon dengan peubah penjelas. Sebanyak sebelas peubah penjelas yang mempengaruhi usia menarche di analisis dengan CHAID, yaitu: ukuran lahir, IMT sebelum menarche, pendidikan ayah, pendidikan ibu, usia ibu saat menarche, fasilitas hiburan di rumah, kebiasaan minum minuman bersoda dalam seminggu, kebiasaan berolah

42 6 raga dalam seminggu dan status sosial ekonomi. Dendogram hasil analisis CHAID pada lampiran, menggambarkan bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap usia menarche adalah usia menarche ibu responden. Responden yang di duga mengalami menarche cepat adalah responden yang ibunya juga mengalami menarche cepat dan status ekonomi sangat mampu. Selain itu menarche cepat juga dapat terjadi pada responden yang memiliki ibu dengan menarche cepat, status sosial ekonomi mampu, serta memiliki kebiasaan sering minum minuman bersoda. Responden yang di duga mengalami menarche ideal adalah responden yang ibunya juga mengalami menarche ideal, berstatus sosial ekonomi mampu dan pendidikan Ibu adalah tamat SMA atau lebih. Selain itu menarche ideal juga dapat terjadi pada responden yang ibunya juga mengalami menarche ideal dan memiliki status sosial ekonomi sangat mampu. Responden yang di duga mengalami menarche lambat adalah responden yang ibunya juga mengalami menarche lambat. Model yang di dapatkan dengan analisis regresi logistik ordinal dan metode CHAID menunjukkan kekonsistenan dalam analisisnya. Dari kedua model tersebut, faktor yang berpengaruh sangat signifikan terhadap usia menarche adalah faktor usia menarche ibu. Seorang yang mengalami menarche cepat biasanya memiliki ibu yang juga mengalami menarche cepat pula. Selain itu dalam kedua model ini menunjukkan bahwa kebiasaan gaya hidup dan status sosial ekonomi mempengaruhi usia menarche.

43 7 5. SIMPULAN DAN SARAN 5. Simpulan Rata-rata usia menarche pada penelitian ini adalah 38 bulan atau.5 bulan. Model kura peluang usia menarche adalah: ^ y =.0 + x ,908 Responden yang terlahir dengan ukuran gemuk panjang lebih cepat mengalami menarche.78 kali di banding dengan responden yang terlahir kurus pendek. Responden yang terlahir dengan ukuran kurus panjang memiliki.969 kali lebih cepat mengalami menarche di banding dengan responden yang terlahir kurus pendek. Responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan SMP lebih lambat mengalami menarche 0.30 kali di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan Sarjana. Responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan SMA lebih lambat mengalami menarche kali di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan Sarjana. Responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche cepat lebih cepat mengalami menarche kali di banding dengan responden yang yang memiliki ibu dengan kategori menarche lambat. Responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche ideal lebih cepat kali mengalami menarche di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche lambat. Responden yang mempunyai kebiasaan jarang minum minuman bersoda 0- kali dalam seminggu lebih lambat kali mengalami menarche di banding responden yang sering minum minuman bersoda >4 kali dalam seminggu. Responden yang mempunyai kebiasaan minum minuman bersoda -4 kali dalam seminggu lebih lambat kali mengalami menarche di banding responden yang sering minum minuman bersoda >4 kali dalam seminggu. Responden yang mempunyai kebiasaan jarang berolahraga 0- kali

44 8 seminggu lebih cepat.740 kali mengalami menarche di banding responden yang berolahraga >4 kali seminggu. Responden yang mempunyai kebiasaan jarang berolahraga 0- kali seminggu memiliki resiko.675 kali lebih tinggi mengalami menarche cepat dari pada responden yang berolahraga >4 kali seminggu. Responden dengan status sosial ekonomi kurang mampu memiliki resiko kali lebih rendah mengalami menarche cepat dari pada responden dengan status ekonomi sangat mampu. Responden dengan status sosial ekonomi sedang/mampu memiliki resiko 0. kali lebih rendah mengalami menarche cepat dari pada responden dengan status ekonomi sangat mampu. Hasil analisis CHAID menunjukkan faktor utama yang berpengaruh terhadap usia menarche adalah usia menarche ibu responden. Responden yang di duga mengalami menarche cepat adalah responden yang ibunya juga mengalami menarche cepat dan status ekonomi sangat mampu. Selain itu menarche cepat juga dapat terjadi pada responden yang memiliki ibu dengan menarche cepat. status sosial ekonomi mampu. serta memiliki kebiasaan sering minum minuman bersoda. Model yang di dapatkan dengan analisis regresi logistik ordinal dan metode CHAID menunjukkan kekonsistenan dalam analisisnya. Dari kedua model tersebut, faktor yang berpengaruh sangat signifikan terhadap usia menarche adalah faktor usia menarche ibu. Selain itu dalam kedua model ini menunjukkan bahwa kebiasaan gaya hidup dan status sosial ekonomi mempengaruhi usia menarche. 5. Saran Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk pertama kali adalah sampai 3 tahun. Mengetahui usia menarche merupakan salah satu faktor penting dalam membuat perencanaan kesehatan. Seorang perempuan yang di kategorikan mengalami menarche cepat < tahun, di sarankan untuk memperhatikan pola diet yang sehat, menghindari/mengurangi

PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH

PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas dan reliabilitas dari kuesioner pada lampiran 1 menunjukkan bahwa kuesioner tersebut valid dan realibel. Kuesioner di katakan valid jika nilai Alpha Cronbach

Lebih terperinci

PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS : PADA SISWI SMP NEGERI DIKOTA PALU)

PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS : PADA SISWI SMP NEGERI DIKOTA PALU) JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 49 59) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS : PADA SISWI SMP NEGERI DIKOTA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

31 LAMPIRAN-LAMPIRAN

31 LAMPIRAN-LAMPIRAN 30 DAFTAR PUSTAKA Adair, L. 2001. Size at Birth predict Age at Menarche. Submitted to PEDIATRICS Vol 107 No. 4 April 2001 : 59 Agresti, A. 1990. Categorical Data Analysis. John Wiley & Sons. Bagga and

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK Mohamad Jajuli Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus

ponsel, purposive sampling, regresi logistik politomus JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 49-58 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PEMILIHAN MEREK TELEPON SELULER PADA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PERNYATAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Agustino (2009) menyebutkan terdapat tiga pendekatan teori yang sering digunakan oleh banyak ahli politik untuk memahami perilaku pemilih diantaranya pendekatan sosiologis,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK METODE EKSPLO ORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK EKO WAHYU WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : PEMODELAN STOK GABAH/BERAS

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI

ANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI ANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi: Kasus Desa Bedoyo,

Lebih terperinci

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA Lia Nurjanah DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a KEEFEKTIFAN PRAUJIAN NASIONAL SEBAGAI PERSIAPAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMEA NEGERI DAN SWASTA DI JAKARTA SELATAN 06 PADA TAHUN AKADEMIK 2004/2005 ABDUL HOYYI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI 49 GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 50

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regresi Logistik Regresi adalah bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif

Lebih terperinci

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya   ABSTRAK (M.3) ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN RISIKO ANAK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR (Kasus : Wilayah Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan) Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : RAHMA NURFIANI PRADITA

SKRIPSI. Disusun Oleh : RAHMA NURFIANI PRADITA PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/ KOTA DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : RAHMA NURFIANI

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PEMBUATAN KARTU KELUARGA (STUDI KASUS: DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN) SKRIPSI CHAIRUNNISA 120823008 DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT (Studi Kasus Pembaca Tabloid Senior di Kecamatan Bogor Utara) Oleh : ENDANG SRI WAHYUNI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a KEEFEKTIFAN PRAUJIAN NASIONAL SEBAGAI PERSIAPAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMEA NEGERI DAN SWASTA DI JAKARTA SELATAN 06 PADA TAHUN AKADEMIK 2004/2005 ABDUL HOYYI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI

DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI DAMPAK LIMBAH CAIR PERUMAHAN TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN (Studi Kasus: Nirwana Estate, Cibinong dan Griya Depok Asri, Depok) HENNY FITRINAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB

APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB (Logistic Regression Application on Analysis of Risk Factors of Nutritional Anemia Among New Students of IPB)

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Generalized Ordinal Logistic

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN TJIPTO AJI SUDARSO. Analisis

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya upaya

Lebih terperinci

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL SKRIPSI Oleh : Ahmad Reza Aditya 24010210130055 JURUSAN STASTISTIKA

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA TAHAN MENUNGGU KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI PROVINSI LAMPUNG MAHFUZ HUDORI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

ANALISIS DAYA TAHAN MENUNGGU KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI PROVINSI LAMPUNG MAHFUZ HUDORI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 i ANALISIS DAYA TAHAN MENUNGGU KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI PROVINSI LAMPUNG MAHFUZ HUDORI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pola hidup masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan citarasa yang enak,

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner Roni Guntara 1), Safa at Yulianto 2) 1,2 Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang roniguntara@gmail.com

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah yang telah disampaikan pada bab I. Dalam uraian tersebut

Lebih terperinci

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) 5 b. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon secara simultan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS VAR (VECTOR AUTOREGRESSION) UNTUK MEKANISME PEMODELAN HARGA DAGING AYAM EFI RESPATI

ANALISIS VAR (VECTOR AUTOREGRESSION) UNTUK MEKANISME PEMODELAN HARGA DAGING AYAM EFI RESPATI ANALISIS VAR (VECTOR AUTOREGRESSION) UNTUK MEKANISME PEMODELAN HARGA DAGING AYAM EFI RESPATI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 ABSTRAK EFI RESPATI. Analisis VAR (Vector Autoregression)

Lebih terperinci

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang mereka hadapi. Perusahaan yang ketat dalam pasar operator seluler

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN Oleh : Dewi Maditya Wiyanti PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini 15 KERANGKA PEMIKIRAN Gaya hidup merupakan aktivitas, minat, dan pendapat individu dalam kehidupan sehari-hari yang diukur menggunakan teknik psikografik. Berbagai faktor dapat memengaruhi terbentuknya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci