PELATIHAN PENCAMPURAN SITOSTATIKA
|
|
- Shinta Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELATIHAN PENCAMPURAN SITOSTATIKA Aseptic Dispensing Dra. Sri Kadarinah, Apt. RSUP Dr. Sardjito, 23 Nopember 2015
2 ASEPTIC DISPENSING Melakukan kegiatan dalam suasana steril untuk sediaan yang sudah steril dan menghasilkan sediaan steril Dilakukan oleh tenaga Apoteker / Asisten Apoteker yang profesional (terlatih) Mengapa dibutuhkan GPP? menjaga agar tidak terjadi : - Medication error - Kontaminasi mikroba
3 Risk Error A. Medication 1. Penyebab Patient Mortality & Morbidity 2. Penyebab Medication Error : - Kalkulasi dosis (Dokter) Re-kalkulasi (Apoteker) - Incorrect dosis & seleksi pelarut yang cocok - Incorrect preparation methode - Labelling yang tidak jelas - Dokumentasi tidak jelas & benar - Incorrect route & cara pemberiannya contoh : iv., im., it dst. 3. Lingkungan yang tidak mendukung dalam pembuatan produk steril
4 B. Kontaminasi mikroba Sumber kontaminasi : 1. Airbone contamination 2. Contamination by touch 3. Surface contamination product 4. Contamination during storage Penyebab Kontaminasi 1. Aseptic technique dari operator / petugas training petugas 2. Aseptic work zone 3. - Open prosedure - Closed prosedure Ingat critical point!
5 CLEAN ROOM
6 Clean Room? Adalah area / lingkungan dengan partikel yang terkontrol dan bebas mikroba Didesain untuk mengurangi timbulnya kontaminasi Mengapa dibutuhkan clean room? Untuk membuat proteksi produk dari partikel dan mikroba Tempat yang aman untuk bekerja bagi petugas Mencegah cross contamination Adalah ruang kritis untuk membuat sediaan steril Sebaiknya clean room didesain oleh clean room contractor QA untuk LAFdan Clean Room harus di test secara periodik
7 Desain / Layout yang dipersyaratkan CDR dan Non CDR harus terpisah Desain bangunan sesuai dengan kegiatan pembuatan produk Letak bangunan jauh dari lalu lalang orang Mempunyai ruang ganti pakaian Buffer room / Anter room dapat digunakan untuk transferring cleaning material, alat-alat steril Syarat pintu masuk ke ruang CDR negative airlock AHS/HVAC : - AC - Sistem ventilasi - Sistem Ducting - Blower, Exhauster memenuhi standart CPOB 2006
8 Standart CPOB : - Jumlah partikel (2006) - Jumlah mikroba lingkungan atau permukaan - Jumlah pergatian udara (air exchange) - Kecepatan aliran udara (air flow) - Perbedaan tekanan udara - Temperatur, kelembaban Tempat untuk cuci tangan harus terletak di ruang pertama kali petugas masuk (R. persiapan)
9 Cleanroom concept
10
11
12
13 LAMINAR AIR FLOW CABINET (LAFC) Ada 2 tipe : LAFC Horisontal LAFC Vertikal 10 Prinsip pokok bekerja dengan menggunakan LAF 1. Pekerjaan Aseptik dilakukan dengan jarak minimal 6 inch dari batas luar LAF 2. Alat LAF harus dihidupkan terus menerus (24 jam) 3. Sebelum dan sesudah manipulasi LAF harus dibersihkan dengan desinfektan (Alkohol 70 %, dengan Clean wipes ) menjauhi HEPA Filter
14 4. HEPA Filter tidak boleh tersentuh tangan, cairan 5. Hanya alat-alat yang diperlukan saja yang boleh berada pada area kerja 6. Tidak boleh ada penghalang HEPA Filter dengan obyek steril 7. Petugas harus menjaga Teknik Aseptik dengan sungguh-sungguh (APD, makan/ minuman, bicara seperlunya) 8. Alat LAF diletakkan jauh dari sumber partikel (lalu lalang petugas, ventilasi dan lain-lain) 9. LAF harus dilakukan ceking tiap 6 bulan sekali oleh Qualified personal 10. Apabila LAF digunakan tanpa menggunakan teknik aseptik produk yang dihasilkan pasti tidak steril
15 LAFC Horisontal : 1. Untuk membuat produk * TPN * IV admixture * Eye preparation 2. Tekanan positif 3. Melindungi hasil produk
16
17 Horizontal Laminar Air Flow Hood Horizontal Laminar Air Flow Hood Hepa Filter Filtered Air Room Air Prefilter
18 LAFC Vertical, BSC, CDSC : 1. Untuk pencampuran obat sitostatika / Biohazard 2. Tekanan negatif 3. Melindungi produk Melindungi petugas Melindungi lingkungan 4. Tipe : aclass II : A, B1, B2. b Class III : Isolator ## Class I tidak melindungi produk
19 HAZARDOUS MATERIALS RESIKO KONTAMINASI BIOLOGICAL SAFETY CABINET
20 BIOLOGICAL SAFETY CABINET Melindungi petugas, lingkungan dan produk Mempunyai High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter HEPA filter menyaring partikel hingga 0,3 μm sebanyak 99,97%, termasuk bakteri, spora & virus
21 BIOLOGICAL SAFETY CABINET
22 HEPA FILTER
23 BSC CLASS I A Front opening B. Sash C.Exhaust HEPA filter D. Exhaust plenum Perlindungan pd personel & lingkungan. TIDAK PADA PRODUK Aliran udara dari depan memberi perlindungan bagi personel Aliran udara melalui HEPA Filter memberi perlindungan bagi lingkungan/ruangan
24 BSC CLASS II TYPE A1/A2 A. Front opening B. Sash C. Exhaust HEPA filter D. Supply HEPA filter E. Common plenum F. Blower Aliran udara dr atas ke bawah memberi perlindungan pd produk 60% udara dikeluarkan, 40% diresirkulasi Tidak untuk produk yg mudah menguap Tidak closed system / unducted A1 & A2 perbedaan di kecepatan aliran udara masuk
25 BSC CLASS II TYPE A
26 BSC CLASS II TYPE B Exhaust cabinet berhubungan dengan exhaust gedung (closed system / ducted) Tidak ada udara yg di resirkulasi Untuk produk2 yg toksik
27 Cytotoxic Drug Reconstitution Drug Reconstitution With Needle and Syringe Drug Transfer With Needle and Syringe Chemospike Filter Needles Dispensing Pin Closed System Drug- Transfer Device eg:phaseal, ICU Medical Choice Of Device Dependant on Degree of Safety & Quality of Device ISOPP Safe Handling Standards: Must Be Air Tight & LeakProof
28 PENYIAPAN SITOSTATIKA (handling cytotoxic)
29 PENYIAPAN SITOSTATIKA (handling cytotoxic)
30 CDSC versus BSC Class II Isolators versus CDSCs (Cytotoxic Drug Safety Cabinets) Melvyn Davis. ISOPP XIII
31 BSC CLASS III
32 Class III Isolator
33
34
35 Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme
36 KLASIFIKASI RUANG PRODUKSI FARMASI Ruangan CPOB, permanent hard wall, cat epoxi Kontrol partikel penting! Ruang kelas I (white area, clean space ) : Class 100 Tiap m 3 Jumlah partikel maksimal 100 dengan ukuran < 0,5 μ Ruang kelas II (Support area) : Class Tiap m 3 Jumlah partikel maksimal dengan ukuran < 0,5 μ Ruang kelas III (Grey area) : Class Tiap m 3 Jumlah partikel maksimal dengan ukuran < 0,5 μ Ruang kelas IV (Black area) : Tiap m 3 Jumlah partikel maksimal ukuran < 0,5 μ dengan ventilasi udara memadai l
37 Differential Presure Untuk menjaga adanya cross contamination Menjaga aliran high (clean) ke lower grade (less clean) Perbedaan tekanan pascal
38 PB : Pass Box
39
40 Clean Room Jumlah partikel terkontrol Konstruksi khusus, dinding mudah dibersihkan Tekanan udara diatur (lebih positif) Suhu dan kelembaban terkontrol, suhu 18ºC - 22ºC, kelembaban 35% - 50% Ada ruang antara Ada tempat cuci tangan Minimalkan adanya barang Tidak untuk lalu lintas orang Tidak boleh makan dan minum
41 Teknik Aseptik Metoda yang dilakukan sebelum dan selama proses peracikan obat untuk mengurangi risiko paparan terhadap petugas, pasien, dengan meminimalisir jumlah mikro organisme yang masuk ke dalam tubuh
42 Tujuan : Proteksi pasien dari infeksi dan menjaga dari spread bakteri patogen Mengurangi micro organisme yang mungkin dapat masuk dalam tubuh pasien selama pengobatan Dengan cara : Menghilangkan / membunuh micro organisme dari tangan hand washing Menghilangkan / membunuh micro organisme dari objek swab objek, desinfeksi Membuat steril alat yang akan digunakan Mengurangi resiko terpapar micro organisme Alat Pelindung Diri
43 .
44 Pemberian parenteral injeksi > 40 % digunakan di rumah sakit Occupational exposure - inhalasi aerosol, partikel - needle sticle injuries Pemberian tidak Aseptik? - Serius ADR - Kematian (infeksi! )
45 Produk parenteral IV administration Infection Control Teknik Aseptik atau Sterilisasi : membunuh mikro organisme dari medical instrument, surfaces * kering * uap air mengalir autoclave * formalin * EO
46 Mikro organisme yang berbahaya Bakteri Fungi Virus Protozoa Kontaminasi : - touch equipment - udara - lantai, dinding - packaging
47 Transmisi : Route : - Contact : - direct body permukaan - physical transfer dari suspect host kepada an infected - Droplet : batuk, bersin, berbicara (ada di udara) - Udara : - partikel - pajanan droplet infectious agent
48 Kebersihan tangan Cuci tangan 6 langkah Prosedur terpenting untuk mencegah transmisi penyebab infeksi (orang ke orang; objek ke orang) Antiseptik, dan air mengalir Bukti :cuci tangan menunjang penurunan insiden MRSA di ICU
49
50
51
52 GOWN Cover all (kalau ada) atau Baju anti air Masker Sepatu boot Atau shoe cover
53 Handwashing Cleaning Cuci tangan (kalau perlu disikat) dengan menggunakan sabun Cuci hingga siku Bilas sampai bersih Disinfecting Semprot dengan alkohol 70 %
54 SARUNG TANGAN STERIL MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN Powder Free (PF) steril Yang pas dan enak digunakan
55 SARUNG TANGAN Pemakaian harus hatihati Tangan tidak boleh menyentuh sarung tangan steril
56 DESINFECTING LAF Menggunakan alkohol 70 % Dengan menggunakan kasa steril Menyeka satu arah Dilakukan sebelum dan sesudah manipulasi
57 PENATAAN RAW MATERIAL Semua raw material baik vial atau ampul diatur dalam deretan yang rapi Check semua preparat kebenarannya Rechecking
58 Correct placement of items in a laminar flow hood
59 Incorrect placement of items in a laminar flow hood
60 Apakah criticle site : Tempat yang harus diperhatikan (palingkritis) Kalau tersentuh bisa menjadi kontaminasi
61 Aseptic Technique - Syringes NEVER TOUCH Tip or Plunger
62 Aseptic Technique - Syringes 1.5ml measured
63 Bagian dari Needle Semua bagian dari needle adalah merupakan Critical area Tidak boleh disentuh dengan tangan non steril Selalu tutup dengan needle cap
64 PERSIAPAN DALAM SYRINGE INGAT CRITICAL AREA
65
66 MENARIK CAIRAN DARI VIAL Masukkan bevel dengan hati-hati dan tekan Jaga agar tidak terjadi coring (Pelebaran lubang pada tutup karet) 45 0
67 Tarik cairan dalam jumlah sedikitdan lepaskan plunger cairan akan mengalir
68 REKONSTITUSI Masukkan cairan melalui dinding vial Kocok pelan-pelan dengan needle masih terpasang
69 BAGIAN DARI AMPUL HEAD NECK SHOULDER
70 MEMOTONG AMPUL Bersihkan ampoule neck dengan kasa yang dibasahi alkohol 70 % Potong ampul dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk Jangan kearah HEPA FILTER!
71 MENARIK CAIRAN DARI AMPUL
72 Ingat critical area Jangan membuat blocking critical area
73
74 KRITERIA HAZARDOUS DRUGS
75 Risiko Pencampuran IV Admixture (Sitostatika)
76
77
78
79
80
81
82
83 Transfer of Contamination from IV Bag Photographs courtesy of L. Hampton, RN, MS, FNP; Donayre Cancer Center, Whiteville, NC. Reproduced with permission. 83
84 Where Else? Photographs courtesy of L. Hampton, RN, MS, FNP; Donayre Cancer Center, Whiteville, NC. Reproduced with permission. 84
85 On the Floor Photograph courtesy of Libby Hampton, RN, MS, FNP; Donayre Cancer Center, Whiteville, NC. Reproduced with permission. 85
86
87
88
89
90 Quality Assurance (QA) dan Audit Quality Assurance : Mengapa dibutuhkan QA? Kontaminasi melalui dermal Kontaminasi melalui udara Kontaminasi melalui mulut Tanda-tanda antara lain : Skin rash Infertility
91 Drug Procedures/ Work Processes Audit Personnel Facilities & Equipment
92 Faktor yang harus diperhatikan : Protap Fasilitas Teknik aseptis Penyimpanan, ED Pelatihan/Training SDM Pencampuran oleh Apoteker, tenaga ahli Labelling Dokumentasi Pemeriksaan produk akhir
93 Contoh : Protap - Memakai APD yang benar - Monitor ruang : temperatur, kelembaban, air velocity, test mikrobiologi - Prosedur desinfeksi Fasilitas - Prinsip Pemilihan Equipment LAF Horisontal? Vertikal? - Pencampuran obat sitostatika??
94 Pelatihan / Training SDM - Prinsip GMP - Prinsip rekonstitusi obat sitostatika (negative pressure)
95 Clear Labelling Nama pasien * Nomer CM, Bangsal * Nama obat, dosis * Nama dan volume pelarut / infus * Tanggal dibuat * Stabilitas * Petunjuk khusus (penyimpanan, pencahayaan) Pemeriksaan produk akhir - test kebocoran - Solution cloudiness - Apa ada perubahan warna?
96 Audit : I. Audit Manajemen * Alur dilaksanakan? * Management tool - Test SDM secara periodik - Skill Test II. Audit Tools * Test mikrobiologi tiap 3 bulan * Test cabinet (LAF, CDSC) tiap 6 bulan * Test kesehatan
97
98
99
100
101
102
103
104
Produksi Sediaan Farmasi di Rumah Sakit
Produksi Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1197/MENKES/SK/X/2004, kegiatan produksi yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan kegiatan membuat,
Lebih terperinciTEKNIK ASEPTIK. Sebelum melakukan preparasi sediaan steril hal-hal yang harus dilakukan adalah Cuci tangan Memakai APD Mengoperasikan LAF Mengusap LAF
TEKNIK ASEPTIK Sebelum melakukan preparasi sediaan steril hal-hal yang harus dilakukan adalah Cuci tangan Memakai APD Mengoperasikan LAF Mengusap LAF Pastikan tidak memakai aksesoris Tidak boleh berkuku
Lebih terperinciMetode Pencampuran IV Admixture & Total Parenteral Nutrisi di Farmasi
Metode Pencampuran IV Admixture & Total Parenteral Nutrisi di Farmasi Presented by : Center Of Aseptik Dispensing services RSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo TARGET PESERTA Memahami Bagaimana Pencampurn IV
Lebih terperinciCURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes
DR.Dr.Sutoto,M.Kes CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes Ketua Eksekutif KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia), Board Member of ASQua (Asia Society for Quality in Health Care), Regional
Lebih terperinciSARANA - PRASARANA PENCAMPURAN ASEPTIK dan TATA CARA BEKERJA DI RUANG ASEPTIK. Dra Nastiti Setyo Rahayu. Apt
SARANA - PRASARANA PENCAMPURAN ASEPTIK dan TATA CARA BEKERJA DI RUANG ASEPTIK Dra Nastiti Setyo Rahayu. Apt SARANA DAN PRASARANA: 1. BANGUNAN 2. PERALATAN 3. SDM 4. BAHAN BAKU 5. KEBIJAKAN 6. PROSEDUR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penanganan Sitostatika A. Pengertian Sitostatika Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel sel secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penanganan Sitostatika A. Pengertian Sitostatika Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel sel secara fraksional ( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan parenteral Sediaan parenteral bisa didefinisikan sebagai obat steril, larutan, atau suspensi yang dikemas dengan cara yang sesuai untuk pemberian melalui suntikan hiperdermis,
Lebih terperinciPRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT
PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT Kuliah : FARMASI RUMAH SAKIT Heru Sasongko, M.Sc,.,Apt. Pustaka : IFRS RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA PRODUKSI FARMASI : Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk dan me-ngemas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Drs. Abdul Muchid, Apt. NIP
362.11 Ind p 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya, tim penyusun dapat menyelesaikan buku Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril. Dispensing
Lebih terperinciBiologycal Safety Cabinet
Biologycal Safety Cabinet Oleh: Mahasiswa Farmasi Unsoed Angkatan 2008 Mata Kuliah: Perbekalan Steril Kelas BSC terdir dari BSC kelas I, BSC kelas II, BSC kelas III. Kabinet kelas I Kabinet melindungi
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA OGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER PERBEKALAN STERIL Oleh: Fita Rahmawati Pembimbing Drs. Djoko Dwiyanto, Msi PENATAAN DAN PELATIHAN PENYUSUNAN RPKPS DAN BAHAN AJAR UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGJAKARTA
Lebih terperinciSOAL UJIAN FARMASI KLINIK SEMESTER GENAP 2014
SOAL UJIAN FARMASI KLINIK SEMESTER GENAP 2014 1. Jelaskan definisi Farmasi Klinik menurut Clinical Resource and Audit Group (1996)? (10) disiplin ilmu yang berkaitan dengan penerapan keahlian farmasi untuk
Lebih terperinciMEWUJUDKAN PELAKSANAAN DISPENSING OBAT KANKER DENGAN BIAYA TERBATAS. Erlina Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan
MEWUJUDKAN PELAKSANAAN DISPENSING OBAT KANKER DENGAN BIAYA TERBATAS Erlina Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan Dispensing Obat Kanker Termasuk salah satu kegiatan Farmasi Klinis, tugas dan tanggung
Lebih terperinciSAFE HANDLING OF CYTOTOXICS. Retno Muliawati, M.Sc Apt
SAFE HANDLING OF CYTOTOXICS Retno Muliawati, M.Sc Apt Tiga Prinsip Dasar dalam Penanganan Obat Chemotherapy Perlindungan terhadap pasien Teknik aseptik Pencegahan ekstravasasi Perlindungan terhadap petugas
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PERTUKARAN UDARA CLEAN ROOM DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA-BATAN
ANALISIS SISTEM PERTUKARAN UDARA CLEAN ROOM DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA-BATAN Muhammad Subhan, Wayan Widiana, dan Mulyono PRR- BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong e-mail: m.subhan@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciSKALA PRIORITAS ICRA TERAPI CAIRAN
N O JENIS KELOMPOK RESIKO 1. Percabangan/ pencampuran injeksi 2. Penyiapan injeksi/infus 3. Pemberian Terapi Elektrolit SKOR PRIORITAS TUJUAN KHUSUS STRATEGI EVALUASI PROGRESS/ANALISA 48 Pasien mendapat
Lebih terperinciPenulis : Anggreni Ayuhastuti, M.Si., Apt
Hak Cipta dan Hak Penerbitan dilindungi Undang-undang Cetakan pertama, Desember 2016 Penulis : Anggreni Ayuhastuti, M.Si., Apt Pengembang Desain Instruksional : Drh. Ida Malati Sadjati, M.Ed. Desain oleh
Lebih terperinciDAFTAR ITEM KEGIATAN PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA Rini Noviyani 1, Siti Khoiriyatussolehah 1, Ni Nyoman Ayu Suastiti 1, A.A.
DAFTAR ITEM KEGIATAN PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA Rini Noviyani 1, Siti Khoiriyatussolehah 1, Ni Nyoman Ayu Suastiti 1, A.A. Raka Karsana 2 1 Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, 2 Instalasi
Lebih terperinciPengendalian infeksi
Pengendalian infeksi Medis asepsis atau teknik bersih Bedah asepsis atau teknik steril tindakan pencegahan standar Transmisi Berbasis tindakan pencegahan - tindakan pencegahan airborne - tindakan pencegahan
Lebih terperinciPendahuluan. Proteksi Produk Proteksi Personil Proteksi Lingkungan
Sistem AHU/HVAC Pendahuluan Sistem pengkondisian udara (tata udara) yg dipergunakan di industri farmasi yg mendukung proses produksi sesuai dg syarat yg ditetapkan Tujuan : Proteksi Produk Proteksi Personil
Lebih terperinci1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu
1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien menjalani proses perawatan lebih dari 48 jam, namun pasien tidak menunjukkan gejala sebelum
Lebih terperinciKAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI
KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI Langkah Pertama : Identifikasi Tipe Aktifitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D) Tipe Aktifitas inspeksi dan non-invasif. A
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5
DAFTAR ISI 1.1 Latar belakang...1 1.2 Definisi...4 1.3 Pengelolaan Linen...5 i PEMROSESAN PERALATAN PASIEN DAN PENATALAKSANAAN LINEN Deskripsi : Konsep penting yang akan dipelajari dalam bab ini meliputi
Lebih terperinciPANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU
PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU DAFTAR ISI Halaman Judul... Daftar Isi... Lembar Pengesahan... i ii
Lebih terperinciMATA KULIAH Total Parenteral Nutrition dan IV Admixture
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH Total Parenteral Nutrition IV Admixture Tim pengampu: 1. Dr. Fita, Sp.FRS, Apt (koordinator) 2. Prof. Dr., Apt. 3. M.Pharm., Apt.
Lebih terperinciINVESTIGASI POLA ALIRAN UDARA PADA SISTEM RUANG BERSIH FARMASI SKRIPSI DIMAS ADRIANTO
INVESTIGASI POLA ALIRAN UDARA PADA SISTEM RUANG BERSIH FARMASI SKRIPSI Oleh DIMAS ADRIANTO 0404020215 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 1 INVESTIGASI POLA ALIRAN
Lebih terperinciDisampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014
Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014 PENDAHULUAN KEWASPADAAN ISOLASI PELAKSANAAN PPI DI RS & FASILITAS PETUNJUK PPI UNTUK
Lebih terperinciSEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL)
BAB II SEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL) PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab II yang diberikan pada pertemuan kedua dan ketiga, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan komponen, prinsip pembuatan,
Lebih terperinciLAPORAN Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI
LAPORAN Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI Dibuat Oleh : Tim PPI / IPCN RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA TAHUN 2015 LAPORAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan
Lebih terperinciASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT
ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT OLEH Ahyar Riza NIP: 132 316 965 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Ahyar Riza : Asepsis Sesudah Tindakan Bedah Mulut, 2009 ASEPSIS SESUDAH
Lebih terperinciPengertian Steril 07/10/2013 2
Pengertian steril Prinsip uji sterilitas Perbedaan sediaan farmasi steril dan nonsteril Persyaratan ruangan steril Pakaian pelindung Produk, bahan, air steril 07/10/2013 1 Pengertian Steril Dalam pengertian
Lebih terperinciPengemasan dengan sterilisasi steam/gas. Sterilisasi dengan steam/gas. Pembungkus dapat ditembus oleh uap/gas Impermiabel bagi mikroba Tahan lama
PERAWATAN DAN MAINTENANCE PREPARASI OPERASI Dr. Drh.Gunanti S,MS Bag Bedah dan Radiologi PERSIPAN PENGEMASAN Prinsip : bebas dari kontaminasi Peralatan dan bahan harus bersih : Alat dibersihkan manual/pembersih
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Halaman
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii ABSTRAK... x ABSTRACT... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan diberlakukannya standar tersebut adalah sebagai pedoman praktik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
Lebih terperinciPenyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :
Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang
Lebih terperinciBAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.
BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).
Lebih terperinciPELAYANAN PENCAMPURAN ASEPTIK DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA. Oleh: Dra. Nastiti Setyo Rahayu. Apt
PELAYANAN PENCAMPURAN ASEPTIK DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA Oleh: Dra. Nastiti Setyo Rahayu. Apt dra Nastiti Setyo Rahayu. Apt INST. FARMASI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA TUJUAN (Pelayanan Standar) PASIEN:
Lebih terperinciMENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS
MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur
Lebih terperincitekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi C atau
STERILISASI ALAT 1. Definisi Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari semua bentuk kehidupan (Mulyanti
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH. Revisi : - Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran
SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Revisi : - Tanggal Berlaku : 1 Februari 2014 1. Nama Mata Kuliah : Penanganan Sitostaika dan Bahan Berbahaya 2. Program Studi : Profesi Apoteker 3. Fakultas : Farmasi 4.
Lebih terperinciSISTEM TATA UDARA. Oleh Bu Eli Dosen tidak tetap pada Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
SISTEM TATA UDARA Oleh Bu Eli Dosen tidak tetap pada Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara SISTEM TATA UDARA TUJUAN MEMBERI PEMAHAMAN TENTANG KEBUTUHAN SISTEM
Lebih terperinciREFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL
REFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL Referensi Penyusunan GMP Manual Page 1 RUANG LINGKUP 1.1. Umum. GMP Manual ini menjelaskan mengenai persyaratan umum tatacara berproduksi yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.
Lebih terperinciPRINSIP DAN PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
PRINSIP DAN PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Prinsip Umum Pengambilan Sampel (Sampling) adalah tahap awal dalam proses dimana data hasil karakterisasi
Lebih terperinciKegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium
Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan laboratorium, untuk menunjang keterampilan siswa
Lebih terperinciRUANGAN PRODUKSI STERIL
RUANGAN PRODUKSI STERIL Ruangan produksi steril adalah tempat yang disiapkan secara khusus dari bahan-bahan dan tata bentuk yang harus sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Ruangan ini dipersiapkan
Lebih terperinciASEPTIC DAN ANTISEPTIC. FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF TRISAKTI Kelly Radiant
ASEPTIC DAN ANTISEPTIC FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF TRISAKTI Kelly Radiant DEFINITION WHAT IS ASEPTIC? MEDICAL ASEPTIC SURGICAL ASEPTIC SOURCES OF INFECTION TOOLS AND MATERIALS HOST ENVIRONMEN T PERSONAL
Lebih terperinciPengertian Persiapan:
Pengertian Persiapan: Syringe Jarum (needle) Medication: Ampul Vial Mencampur obat dalam satu syringe Parenteral Medication - 2 Parenteral medication (pengobatan secara parenteral) adalah pemberian obat
Lebih terperinciINFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN
1 INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN PENGERTIAN Infeksi adalah proses ketika seseorang rentan (susceptible) terkena invasi agen patogen/infeksius dan menyebabkan sakit. Nosokomial berasal
Lebih terperinciWORKSHOP IV ADMIXTURE & TPN DESIANA DEWI ANGGARAENI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
WORKSHOP IV ADMIXTURE & TPN DESIANA DEWI ANGGARAENI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO WORKSHOP TARGET : Verifikasi obat suntik dan TPN Perhitungan obat suntik & TPN Praktek menulis etiket Praktek pencampuran
Lebih terperinciSTERILISASI & DESINFEKSI
STERILISASI & DESINFEKSI Baskoro Setioputro 6-1 Cara penularan infeksi : 1. Kontak Langsung, tidak langsung, droplet 2. Udara Debu, kulit lepas 3. Alat Darah, makanan, cairan intra vena 4. Vektor / serangga
Lebih terperincia. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.
Kamar Operasi 1 A. PENGERTIAN Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril). B.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai
Lebih terperinciENVIRONMENTAL MONITORING RISK ASSESSMENT. By Tim Sandle
ENVIRONMENTAL MONITORING RISK ASSESSMENT By Tim Sandle PENDAHULUAN Pemantauan lingkungan atau Environmental Monitoring menggambarkan pengujian mikrobiologi yang dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen yang bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama oleh negara-negara
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung
LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0
Lebih terperinciRUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)
PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph Pencampuran Pengisian ke tube
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL NAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS FARMASI
TIU Hari Kuliah DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIO MATA KULIAH TEKNOLOGI FORMULASI STERIL (S1 REGULER) SAINS DAN TEKNOLOGI : Mahasiswa akan dapat merancang dan mengevaluasi sediaan sesuai CPOB (Cara Pembuatan
Lebih terperinciHIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT
HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Pendahuluan Sanitasi : pencegahan penyakit dengan menghilangkan/mengatur
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG
SURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG MENIMBANG : a. Bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Lebih terperinciPENCAMPURAN SEDIAAN STERIL
BAB V PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab V yang diberikan pada pertemuan hingga kesebelas, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan komponen dan teknik campuran
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biosafety 2.2 Pengertian Biosafety Level 2.3 Tujuan Biosafety Level
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biosafety Biosafety adalah suatu konsep yang mengamankan orang yang bekerja dengan suatu bahan biologis. Misalnya orang yang bekerja dengan suatu virus yang dapat menimubulkan
Lebih terperinciIV. KULTIVASI MIKROBA
IV. KULTIVASI MIKROBA PENDAHULUAN Untuk memperoleh kultur murni hasil isolasi dari berbagai tempat maka dibutuhkan alat, bahan dan metode seperti ilistrasi di bawah ini : Media Umum Diferensial Selektif
Lebih terperinciPROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200
PENGERTIAN : 1. Dekontaminasi adalah langkah awal untuk memproses benda mati agar lebih aman ditangani petugas sebelum dicuci. 2. Pembersihan adalah proses menghilangkan secara fisik seluruh kotoran, darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberculosis banyak terjadi pada negara berkembang atau yang memiliki tingkat sosial menengah ke bawah. Insiden penyakit ini meningkat secara drastis
Lebih terperinciPENGENDALIAN MIKROORGANISME
PENGENDALIAN MIKROORGANISME 1 MIKROORGANISME Menimbulkan penyakit Infeksi ringan-berat- kematian Mencemari makanan, minuman, kosmetik, obat dan sediaan farmasi Perubahan secara kimia Tidak dapat dikonsumsi
Lebih terperinciPenggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar. Penggunaan APD perlu pengawasan karena dengan penggunaan APD yang tidak tepat akan menambah cost TUJUAN PENGGUNAAN
Lebih terperinciKEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK
KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK PENGEMASAN ASEPTIS DALAM ARTI SEMPIT BERARTI PENGISIAN BAHAN PANGAN DINGIN YANG TELAH DISTERILISASI DAN STERIL KE DALAM KEMASAN YANG TELAH DISTERILISASI DAN
Lebih terperinciLAPORAN Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) Di Ruang Poliklinik, Februari 2014
LAPORAN Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) Di Ruang Poliklinik, Februari 2014 A; Pendahuluan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciBuku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan
Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI
Lebih terperinciALUR CSSD YANG BENAR DAN PENEMPATAN MESIN-MESIN STERILISASI. Oleh TRI ANDONO SETIYADI, ST, MM
ALUR CSSD YANG BENAR DAN PENEMPATAN MESIN-MESIN STERILISASI Oleh TRI ANDONO SETIYADI, ST, MM Jakarta, 24 28 Agustus 205 PENDAHULUAN Usaha-usaha pengendalian infeksi dan pencegahan infeksi nosokomial kini
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi nosokomial merupakan permasalahan yang sering terjadi di rumah sakit yang mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Hal ini berkaitan
Lebih terperinciPROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM
Halaman CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM Dokumen nomor : -02-001-00 Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : - URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinciManagement Healthcare Associated Infections (HAIs)
Management Healthcare Associated Infections (HAIs) MAKALAH Diajukan guna memenuhi tugas akademik dalam Mata Kuliah Management Patient Safety Disusun Oleh : Firman Dwi Cahyo, S.Tr.Kep KEMENTERIAN KESEHATAN
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewaspadaan Umum/Universal Precaution 2.1.1. Defenisi Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA
PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA A. LATAR BELAKANG Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Nosokomial 1. Pengertian Menurut Paren (2006) pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama
Lebih terperinciFORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN
FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar belakang. Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat
PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat didefinisikan sebagai suatu infeksi yang didapat oleh pasien di rumah sakit yang diyakini sebagai penyebab
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN PUSKESMAS PONOROGO UTARA. KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS PONOROGO UTARA Nomor :188.4/... / /...
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN PUSKESMAS PONOROGO UTARA KECAMATAN PONOROGO Jl. Pahlawan No. 30 Telp (0352) 485446 Ponorogo Kode 63419 Kode Pos 63455 KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS PONOROGO UTARA
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ETHYLENE OKSIDA SEBAGAI STERILAN
TUGAS INDIVIDU PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ETHYLENE OKSIDA SEBAGAI STERILAN MATA KULIAH TEKNOLOGI DAN STERILISASI ASEPTIK DI RUMAH SAKIT Dosen Pengampu : Dra. Indah Budiarti, M.Kes., Apt. Disusun oleh :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
Lebih terperinciPrinsip peralatan sterilisasi: Pengepakan, autoclave, boiling, radiasi, UV,oven. By : Seprianto, S.Pi, M.Si
Prinsip peralatan sterilisasi: Pengepakan, autoclave, boiling, radiasi, UV,oven By : Seprianto, S.Pi, M.Si Sterilisasi adalah metode mengeliminasi atau memusnahkan segala bentuk kehidupan dengan cara fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri farmasi berkembang pesat seiring dengan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri farmasi berkembang pesat seiring dengan berkembangnya berbagai macam penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya. Industri farmasi menghadapi berbagai masalah
Lebih terperinciALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM
ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM Alat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki. Peralatan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tindakan Defenisi tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan. Tindakan mempunyai beberapa
Lebih terperinciRumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :
Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair : Jumlah bagian air = (% larutan konsentrat : % larutan yang diinginkan)- 1 Contoh : Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari
Lebih terperinciStrategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi Pedoman Acuan Ringkas Ucapan
Lebih terperinciPENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA
PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016 1. PANDUAN KESELAMATAN UNTUK PETUGAS KESEHATAN I. Pengantar Panduan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Upaya, kesehatan kerja. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
1 2015 No.42,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Upaya, kesehatan kerja. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Health Care Associates Infections (HCAI) adalah masalah besar dalam patient safety, dimana pengawasan dan kegiatan pencegahan harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan,
Lebih terperinci