RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)
|
|
- Susanto Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PANDUAN CUCI TANGAN
2 RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) rsia_pbh2@yahoo.co.id
3 BAB I DEFINISI Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan dengan menggunakan antiseptik pencuci tangan. Kebersihan tangan yang baik berarti mencuci tangan dengan menggunakan antiseptik seperti alkohol atau menggunakan sabun dan air untuk membantu menghentikan penyebaran kuman. Secara umum, cuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan. Dengan kata lain, cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan menggunakan antiseptik. Manfaat dari mencuci tangan adalah mengurangi jumlah mikroorganisme dari kulit dan tangan, menghilangkan kotoran dari kulit, dan memutuskan mata rantai penularan infeksi. Tindakan cuci tangan merupakan prosedur yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Mencuci tangan merupakan syarat utama yang dilakukan petugas kesehatan dalam memberikan tindakan pelayanan kesehatan kepada pasien. Cuci tangan dapat dilakukan setelah menyentuh darah, cairan tubuh, barangbarang tercemar; segera setelah membuka sarung tangan; sebelum dan setelah kontak dengan pasien; sebelum dan setelah melakukan tindakan invasif; setelah menggunakan toilet; serta masuk dan keluar ruang isolasi. Cuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan kesehatan kepada pasien walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung lain. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada pada tangan sehingga penyebaran penyakit di rumah sakit dapat dikurangi. Pelaksanaan cuci tangan ini dibutuhkan di Rumah Sakit untuk dapat memaksimalkan pelayanan terutama yang berbasis keselamatan pasien. RSIA Puri Betik Hati melakukan kegiatan hand hygiene ini untuk melindungi karyawan rumah sakit (tenaga medis dan tenaga non medis) dari penularan penyakit, memutuskan rantai penularan antara staf medis, staf non medis, pasien, dan pengunjung, menciptakan
4 lingkungan kerja yang bersih dan sehat, serta pencegahan dan pengendalian infeksi terutama infeksi nosokomial. Selain itu, kebiasaan cuci tangan oleh petugas kesehatan di rumah sakit merupakan perilaku yang mendasar dalam upaya pencegahan infeksi. Hal ini mengingat rumah sakit adalah tempat berkumpulnya segala macam penyakit baik penyakit menular maupun tidak menular. Oleh sebab itu, seluruh petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit seharusnya mengetahui pentingnya pencegahan infeksi silang (nosokomial).
5 BAB II RUANG LINGKUP Panduan hand hygiene mempunyai ruang lingkup yang cukup luas karena berhubungan dengan keselamatan pasien di RSIA Puri Betik Hati termasuk
6 pencegahan dan pengontrolan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan tangan yaitu dengan cuci tangan. Tindakan ini benarbenar efektif untuk menghilangkan kuman dan mencegah penyebaran infeksi nosokomial. Pelaksana tindakan cuci tangan (hand hygiene) di RSIA Puri Betik Hati adalah semua pasien yang berobat ke rumah sakit, tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya), seluruh pegawai yang bekerja di rumah sakit, serta pengunjung dan seluruh unit di Rumah Sakit. Petugas kesehatan terutama perawat memiliki andil yang besar dalam pencegahan infeksi nosokomial ini karena perawat berinteraksi secara langsung dengan pasien. Ruang lingkup panduan hand hygiene ini adalah A. Indikasi/ waktu untuk mencuci tangan Dalam tindakan mencuci tangan untuk petugas kesehatan terdapat 5 moment/ indikasi menurut WHO (2009) yaitu : 1. Sebelum menyentuh pasien Sebelum menyentuh pasien, banyak aktivitas lainnya yang dilakukan oleh petugas medis. Untuk menjamin kebersihan tangan, petugas medis wajib mencuci tangan sebelum melakukan tindakan kepada pasien. Hal ini dilakukan untuk melindungi pasien dari infeksi berbahaya yang terbawa dari tangan petugas medis. 2. Sebelum melakukan prosedur steril/ bersih Cuci tangan sebelum melakukan prosedur steril/ bersih dilakukan untuk melindungi pasien dari infeksi berbahaya. Hal ini dapat dilakukan sebelum memberikan tetes mata, pemeriksaan mulut, hidung dan telinga pasien, sebelum membalut luka pasien, melakukan injeksi perkutan, sebelum pemasangan kateter, sebelum memasang alat bantu pernafasan, sebelum menyiapkan obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
7 3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi Cuci tangan setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi dilakukan untuk melindungi petugas kesehatan dari infeksi berbahaya pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan mencuci tangan setelah melakukan tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah pasien, selaput lendir, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi yang mengandung mikroorganisme. 4. Setelah menyentuh pasien Pasien yang ditangani oleh petugas medis memiliki kemungkinan yang cukup besar dalam menularkan infeksi/ kuman. Untuk mencegah penularan kuman/ infeksi maka petugas medis wajib mencuci tangan setelah menyentuh pasien. 5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien Sumber kuman/ infeksi bukan hanya terdapat pada tubuh pasien, melainkan juga pada lingkungan sekitar pasien seperti dari selimut yang digunakan pasien, alat-alat makan, bantal dan sebagainya. Saat petugas medis menangani pasien, tidak dapat dihindari bahwa petugas medis juga menyentuh lingkungan sekitar pasien. Untuk mencegah penularan kuman/ infeksi dari lingkungan sekitar pasien maka petugas medis wajib mencuci tangan setelah selesai bertugas dari kamar rawat pasien. Selain itu pasien, keluarga pasien, dan pengunjung di rumah sakit juga memiliki kewajiban menjaga kebersihan tangan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial. Pasien wajib mencuci tangan sebelum makan, setelah buang air, dan setelah tangan berhubungan dengan bagian-bagian yang terinfeksi. Keluarga pasien dan pengunjung juga wajib mencuci tangan setelah menyentuh pasien yang terinfeksi, setelah menyentuh alat-alat atau barang yang terkontaminasi, dan sebelum memberikan pasien makan. B. Macam-macam cara cuci tangan
8 Cuci tangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : 1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air (hand wash) Cuci tangan menggunakan sabun dan air bertujuan untuk membantu melepaskan kotoran dan mikroorganisme yang menempel sementara pada tangan. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir ini dilakukan apabila tangan jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein. Tindakan cuci tangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan sabun biasa atau sabun antiseptik tergantung dari kebutuhan pemakaiannya. Cuci tangan dengan sabun biasa memerlukan gosokan untuk melepaskan mikroorganisme secara mekanik sedangkan sabun antiseptik (antimikroba) selain melepaskan mikroorganisme juga dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar mikroorganisme. Langkah-langkah/ prosedur cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir ini sebaiknya dilakukan selama detik. 2. Cuci tangan dengan menggunakan alkohol (handrub) Tindakan cuci tangan menggunakan bahan antiseptik berbasis alkohol dilakukan apabila tangan tidak jelas terlihat kotor atau terkontaminasi karena antiseptik ini tidak melunturkan/ melepaskan/ membasuh kotoran. Pembersih tangan dengan alkohol ini digunakan tanpa menggunakan air. Cuci tangan ini lebih efektif membunuh mikroorganisme daripada dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan air mengalir. Antiseptik yang berbasis alkohol ini cepat dan mudah digunakan, menghasilkan penurunan jumlah mikroorganisme yang besar, serta kurang menimbulkan iritasi karena mengandung zat pelembab yang dapat menjaga agar kulit tetap dalam keadaan baik. Langkah-langkah/ prosedur cuci tangan dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol ini sebaiknya dilakukan selama detik. 3. Cuci tangan pembedahan
9 Cuci tangan ini dilakukan sebelum memulai pembedahan. Tindakan cuci tangan dalam pembedahan adalah menghilangkan kotoran, debu, dan organisme sementara secara mekanikal dan mengurangi mikroorganisme selama pembedahan. Cuci tangan ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi luka dari mikroorganisme dari kedua belah tangan tim bedah dan mencegah terjadinya infeksi kepada pasien selama pembedahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cuci tangan pembedahan adalah: a. Perawat yang bekerja dalam area steril seperti ruang operasi, ruang bersalin harus melakukan cuci tangan persiapan bedah. b. Cuci tangan ini dilakukan di tempat cuci tangan khusus dan air yang digunakan adalah air yang mengalir serta sudah teruji secara biologis. c. Tekniknya memerlukan upaya lebih dari mencuci tangan rutin. d. Selama penyikatan atau scrub bedah, perawat mencuci area yang lebih luas, dari ujung jari ke siku e. Biasanya lama penyikatan 3-5 menit untuk memastikan bahwa semua permukaan kulit dibersihkan dengan menyeluruh. f. Untuk pembersihan maksimal dan menghilangkan bakteri, perawat melepaskan semua perhiasan dari jari dan tangannya serta mempertahankan agar kuku tetap pendek, bersih, dan bebas dari pewarna kuku.
10
11 BAB III TATA LAKSANA A. TATA LAKSANA CUCI TANGAN (HAND HYGIENE) Tindakan cuci tangan (hand hygiene) harus dilaksanakan oleh seluruh karyawan yang bekerja di RSIA Puri Betik Hati baik tenaga medis maupun tenaga non medis, pasien, dan pengunjung. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial di rumah sakit. Petugas kesehatan wajib melakukan tindakan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan perawatan kepada pasien di unit IGD, HCU, Kamar Bersalin, Kamar Operasi. Tindakan cuci tangan ini dapat dilakukan pada saat : 1. Sebelum menyentuh pasien 2. Sebelum melakukan prosedur steril/ bersih 3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi 4. Setelah menyentuh pasien 5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien Tindakan cuci tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan mengunakan sabun (hand wash) dan menggunakan antiseptik berbasis alkohol (handrub). Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir dapat dilakukan apabila tangan jelas terlihat kotor atau terkontaminasi. Langkah-langkah cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir ini sebaiknya dilakukan selama detik. Prosedur cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air (hand wash) adalah sebagai berikut : 1. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan seperti perhiasan atau jam tangan.
12 2. Mengatur posisi berdiri menghadap keran air agar memperoleh posisi yang nyaman. 3. Membuka keran air dengan mengatur temperatur airnya 4. Membasahi tangan dengan air. 5. Memakai cukup sabun untuk menyabuni seluruh permukaan tangan. 6. Melakukan gerakan tangan: a. Meratakan sabun dengan kedua telapak tangan. b. Membersihkan/ menggosok telapak kanan diatas pungung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan sebaliknya. c. Membersihkan/ menggosok telapak pada telapak dan jari-jari saling menjalin. d. Membersihkan/ menggosok punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jari-jari saling mengunci. e. Membersihkan/ menggosok dengan memutar dengan ibu jari kiri tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya. f. Membersihkan/ menggosok dengan memutar ke arah belakang dan depan dengan jari-jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya. 7. Membersihkan kuku dan daerah sekitarnya dengan ibu jari secara bergantian kemudian membersihkan ibu jari dengan lengan secara bergantian. 8. Membersihkan (membilas) tangan dengan air yang mengalir sampai bersih sehingga tidak ada cairan sabun dengan ujung tangan menghadap ke bawah. 9. Mengeringkan tangan sekering mungkin dengan handuk sekali pakai. 10. Menggunakan handuk untuk mematikan keran atau menggunakan siku, bukan dengan jari karena jari yang telah selesai dicuci pada prinsipnya bersih.
13 Untuk selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Diadaptasi dari WHO guidelines on hand hygiene in health care : First Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, Gambar 1. Cara mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air Cuci tangan dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol dapat dilakukan apabila tangan tidak terlihat kotor atau terkontaminasi. Langkah-langkah cuci tangan dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol ini sebaiknya dilakukan selama detik. Tindakan cuci tangan ini memerlukan fasilitas di setiap sudut rumah sakit/ koridor yaitu dengan disediakannya cairan khusus berbahan dasar alkohol yang lebih cepat membasmi kuman di tangan, disediakan fasilitas hanrub di dinding kamar pasien, di wastafel, dan di ruang tindakan dan disertai dengan poster prosedur mencuci tangan
14 menggunakan hanrub. Di rumah sakit juga dapat menyediakan antiseptik berbasis alkohol dalam kemasan praktis/ kecil yang dapat dibawa sehingga tenaga kesehatan diharapkan tidak lupa cuci tangan sebelum melakukan tindakan medis. Prosedur cuci tangan dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol (handrub) adalah sebagai berikut : 1. Tuang segenggam penuh bahan antiseptik berbasis alkohol pada telapak tangan. 2. Melakukan gerakan tangan : a. Meratakan antiseptik berbasis alkohol dengan kedua telapak tangan. b. Membersihkan/ menggosok telapak kanan diatas pungung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan sebaliknya. c. Membersihkan/ menggosok telapak pada telapak dan jari-jari saling menjalin. d. Membersihkan/ menggosok punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jari-jari saling mengunci. e. Membersihkan/ menggosok dengan memutar dengan ibu jari kiri tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya. f. Membersihkan/ menggosok dengan memutar ke arah belakang dan depan dengan jari-jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya. 3. Tangan sudah bersih dari kuman dan infeksi.
15 Untuk selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2. Cara mencuci tangan dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol
16 Cuci tangan pembedahan/ cuci tangan steril harus dilakukan sebelum memulai proses pembedahan. Seluruh tim bedah harus mencuci tangan persiapan bedah pada tempat cuci tangan khusus dengan air mengalir yang sudah teruji secara biologis. Prosedur cuci tangan pembedahan adalah sebagai berikut : 1. Melepaskan semua perhiasan termasuk cincin dan jam tangan. 2. Membasahi kedua tangan di bawah air mengalir dari ujung jari sampai siku 3. Menggunakan antiseptik microshield 4 di telapak tangan, gosok mulai dari telapak tangan, punggung tangan, dan sela-sela jari serta lengan bawah secara menyeluruh dan bilas. 4. Menggunakan sekali lagi cairan antiseptik. Sebarkan ke seluruh permukaan tangan dan lengan bawah. 5. Mulai dengan tangan. Gunakan pembersih kuku untuk membersihkan daerah bawah kuku di kedua tangan. 6. Membersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari-jari, sela-sela jari, telapak tangan, dan punggung tangan. Cuci/ sikat tiap jari-jari seakan akan mempunyai empat sisi. 7. Berikutnya scrub daerah pergelangan tangan pada setiap tangan. 8. Setelah seluruh pergelangan tangan di scrub, bagian lengan bawah juga di scrub. Pastikan gerakan dari bawah lengan menuju siku. 9. Ulangi kembali pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku. 10. Membilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh. Pastikan tangan ditahan lebih tinggi dari siku. 11. Membiarkan sisa air menetes melalui siku, lalu keringkan dengan handuk steril.
17 Pada kegiatan/ tindakan cuci tangan (hand hygiene) ini diperlukan sosialisasi di rumah sakit secara berkelanjutan agar karyawan yang bekerja di RSIA Puri Betik Hati baik tenaga medis maupun tenaga non medis, pasien, dan pengunjung rumah sakit terbiasa mencuci tangan. Selain itu perlu juga diingatkan kepada siapa saja di rumah sakit mengenai menjaga kebersihan tangan. Khusus untuk petugas medis harus terusmenerus digiatkan tindakan cuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman dan infeksi nosokomial di lingkungan rumah sakit. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
18 Gambar 3. Cara mencuci tangan bedah/ steril
19 B. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM HAND HYGIENE Dalam pelaksanaan hand hygiene, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan tangan adalah: 1. Petugas kesehatan di rumah sakit sebaiknya menjaga kuku agar tetap bersih dan pendek, tidak boleh lebih 3 mm melebihi ujung jari. 2. Petugas kesehatan di rumah sakit dilarang untuk menggunakan kuku buatan selama memberi perawatan kepada pasien karena dapat menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme. 3. Petugas kesehatan di rumah sakit tidak menggunakan pewarna kuku selama memberi perawatan kepada pasien. 4. Petugas kesehatan di rumah sakit harus melepaskan perhiasan dari jari dan tangannya sebelum memberi perawatan kepada pasien.
20 BAB IV DOKUMENTASI Tindakan cuci tangan (hand hygiene) dilakukan dan berkaitan dengan segala aktivitas pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan cuci tangan harus dilakukan oleh petugas medis sebelum memulai pelayanan kepada pasien. Selain itu, seluruh karyawan yang bekerja di RSIA Puri Betik Hati, pasien, dan pengunjung juga harus menjaga kebersihan tangan melalui tindakan cuci tangan. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada pada tangan sehingga penyebaran penyakit termasuk infeksi nosokomial di rumah sakit dapat dikurangi. berikut: Dokumen yang berkaitan dengan Pelaksanaan Hand Hygiene adalah sebagai
21 1. Dokumen Regulasi a. Kebijakan RS tentang Pelaksanaan Hand Hygiene b. Panduan Pelaksanaan Hand Hygiene c. SPO Mencuci Tangan (Hand Hygiene) (terlampir) d. SPO Cuci Tangan Pembedahan (terlampir) 2. Dokumen Implementasi a. Format Laporan Cuci Tangan b. Poster Teknik Cuci Tangan Bedah c. Poster Prosedur Cuci Tangan Menggunakan Sabun d. Poster Prosedur Cuci Tangan Menggunakan Antiseptik Berbasis Alkohol Demikian buku panduan ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan hand hygiene, sehingga di dalam pelayanan kesehatan pasien dapat berjalan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh undang-undang kesehatan yang berlaku.
22 Dengan terbitnya Buku Panduan Pelaksanaan Hand Hygiene di RSIA Puri Betik Hati ini, maka segala pelayanan pasien wajib berlandaskan buku panduan ini terhitung setelah ditandatangani oleh Direktur RSIA Puri Betik Hati. Ditetapkan di : Bandar Lampung Pada Tanggal : September 2015 Direktur RSIA Puri Betik Hati dr. M. Iqbal, Sp. A
Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan
Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Health Care Associates Infections (HCAI) adalah masalah besar dalam patient safety, dimana pengawasan dan kegiatan pencegahan harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan,
Lebih terperinciKegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar
Mencuci Tangan Kegiatan Belajar I Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus TUJUAN Pembelajaran Umum Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.2 Kepala Ruangan 1.2.1 Pengertian Kepala Ruangan Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien menjalani proses perawatan lebih dari 48 jam, namun pasien tidak menunjukkan gejala sebelum
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepatuhan 2.1.1. Definisi Kepatuhan Kamus Umum Bahasa Indonesia mendeksripsikan bahwa patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku
Lebih terperinci1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu
1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga
BAB 2 Tinjauan Teori 2.1 Infeksi Silang Menurut Brooker (2008) infeksi silang terjadi jika mikroorganisme yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga kesehatan, orang yang merawat
Lebih terperinciSAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE
SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE Disusun Oleh : 1. Agustia Hastami P17420108041 2. Arsyad Sauqi P17420108044 3. Asih Murdiyanti P17420108045 4. Diah Ariful Khikmah P17420108048 5. Dyah Faria Utami P17420108050
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan
LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan Surat Permohonan untuk Bersedia menjadi Responden Assalamualaikum Dengan hormat, Dengan ini saya, Nama : Diani Susanti NIM : 20140310087 Pendidikan : Program Studi
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat Dalam Mencuci Tangan Cara Biasa Sesuai SOP
Lebih terperinciPengendalian infeksi
Pengendalian infeksi Medis asepsis atau teknik bersih Bedah asepsis atau teknik steril tindakan pencegahan standar Transmisi Berbasis tindakan pencegahan - tindakan pencegahan airborne - tindakan pencegahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Instalasi Gawat Darurat (IGD) Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara serta
Lebih terperinciPENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK
PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewaspadaan Umum/Universal Precaution 2.1.1. Defenisi Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga
Lebih terperinciCARA MENCUCI TANGAN CARA MENCUCI TANGAN
N A M A/ JABATAN TANGGAL DAN TANDA TANGAN PENYUSUN Rukruk Rukayah TL Pelaksana Lanjutan PEMERIKSA DISETUJUI DAN DISAHKAN Drs. Zulfakhri, MT Ka subid Pelayanan Kesehatan Dra. Rini Heroe Oetami, MT Ka bid
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi
Lebih terperinciLINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR
LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR Di musim hujan seperti sekarang ini, membuat daya tahan tubuh menjadi menurun bila kita tidak menjaganya, berbagai
Lebih terperinciBAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.
BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan tidak bisa terlepas dari keselamatan pasien, yang merupakan suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman untuk
Lebih terperinci10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN
HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN Jur. Tek. Industri Pertanian FTP-UB Higiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki
Lebih terperinci7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO
7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO SDIT Madani Thursday, January 23, 2014 Gallery IPTEK, Sumber Belajar Seorang Siswa SDIT Madani Sedang mencuci Tangan Cuci tangan 7 langkah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR
SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR Masalah : Kurangnya informasi tentang 6 langkah cuci tangan Pokok Bahasan : Pengendalian infeksi Sub Pokok Bahasan : 6 Langkah cuci tangan
Lebih terperinciKarakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)
Lampiran 1. No.Responden : Tanggal : Karakteristik Responden 1. Pendidikan Bidan a. DI b. DIII c. DIV d. S2 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. a. < 5 Tahun b. 5-10 Tahun c. >10 Tahun 3.Mengikuti pelatihan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem
LAMPIRAN 1 Nama : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : 1401100082 PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) No. Kegiatan Penelitian Septem Novem Desembe Februar Oktober Januari ber ber r i Maret April Mei
Lebih terperinciPENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA
PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016 1. PANDUAN KESELAMATAN UNTUK PETUGAS KESEHATAN I. Pengantar Panduan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
Lebih terperinciBAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT
BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT 2.1 Pengertian Cuci Tangan Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar : keluarga dan klien
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar Sasaran : keluarga dan klien Tempat : Ruang melati Hari / Tgl : Kamis, 6 Juni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien, keselamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tenaga kesehatan di Klinik Hemodialisis Nitipuran berjumlah 11 orang yang terdiri dari 4 dokter dan 7 perawat. Setiap hari terdapat 3 kali pergantian shift perawat,
Lebih terperinciHIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN
HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN Mengapa higiene pekerja itu penting: 1. Pekerja yang sakit tidak seharusnya kontak dengan pangan dan alat yang digunakan selama pengolahan, penyiapan dan penyajian
Lebih terperinciMENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS
MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini masyarakat cenderung menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu. Sebagai wujud pengamalan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, maka diperlukan
Lebih terperinciPENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH
PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH M.Adam MT, Nurhidayati, Ade Suhendra dan Robi Putra Mahasiswa Universitas Muara Bungo Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan masalah besar yang dihadapi rumah sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang
Lebih terperinciDisampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014
Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014 PENDAHULUAN KEWASPADAAN ISOLASI PELAKSANAAN PPI DI RS & FASILITAS PETUNJUK PPI UNTUK
Lebih terperinciInfeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat
BAB 1 PENDAHULUAN Setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan atau meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.Infeksi nosokomial 1.1 Pengertian infeksi nosokomial Nosocomial infection atau yang biasa disebut hospital acquired infection adalah infeksi yang didapat saat klien dirawat di
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Nosokomial 1. Pengertian Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh pasien selama dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan. kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Penyuluhan Kesehatan a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada setiap upaya peningkatan kesehatan.penyuluhan
Lebih terperinciBAB ll TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kelman (1958) dalam Sarwono (2007) dijelaskan bahwa
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan. Kepatuhan merupakan modal dasar seseorang berperilaku. Menurut Kelman (1958) dalam Sarwono (2007) dijelaskan bahwa perubahan sikap dan perilaku individu diawali dengan
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI
LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN JUMLAH KOLONI KUMAN PADA TELAPAK TANGAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2016
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Menurut Sukanto (2005), pengetahuan ialah kesan yang ada di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda
Lebih terperinciPenggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar. Penggunaan APD perlu pengawasan karena dengan penggunaan APD yang tidak tepat akan menambah cost TUJUAN PENGGUNAAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5
DAFTAR ISI 1.1 Latar belakang...1 1.2 Definisi...4 1.3 Pengelolaan Linen...5 i PEMROSESAN PERALATAN PASIEN DAN PENATALAKSANAAN LINEN Deskripsi : Konsep penting yang akan dipelajari dalam bab ini meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumen rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks. Kompleksitasnya sebuah rumah sakit tidak hanya dari jenis dan macam penyakit yang harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Nosokomial 1. Pengertian Menurut Paren (2006) pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama
Lebih terperinciINFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN
1 INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN PENGERTIAN Infeksi adalah proses ketika seseorang rentan (susceptible) terkena invasi agen patogen/infeksius dan menyebabkan sakit. Nosokomial berasal
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang lnfeksi saluran cerna memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia, dengan angka kejadian tertinggi didapatkan di negara berkembang terutama
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Infeksi nosokomial yaitu setiap infeksi yang. didapat selama perawatan di rumah sakit, infeksi yang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Infeksi nosokomial yaitu setiap infeksi yang didapat selama perawatan di rumah sakit, infeksi yang didapat bukan timbul ataupun sudah pada stadium inkubasi saat masuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang menyediakan berbagai macam jenis pelayanan
Lebih terperinciMenjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik
1 Hidup Sehat untuk Jadi Anak Hebat Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Kesehatan juga merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya. Dengan
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ILMU DASAR KEPERAWATAN II Disusun Oleh Kelompok SDL 1 S1 / 1B 1. Ardiana Nungki A 101.0008 2. Desi Artika R 101.0018 3. Diah Rustanti 101.0022 4. Diyan Maulid 101.0026 5.
Lebih terperinciPelaksanaan Kegiatan UKS No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit Halaman :
Pelaksanaan Kegiatan UKS No. Dokumen Tanggal Terbit NIP196704241988031005 1. Pengertian Merupakan salah satu kegiatan rutin untuk memeriksa kesehatan anak sekolah 2. Tujuan Sebagai acuan untuk kelancaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Teori Hand Hygiene a. Definisi hand hygiene Hand hygiene (kebersihan tangan) merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
Lebih terperinciLAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA DISUSUN OLEH TIM PPI RS SYAFIRA Jl. JenderalSudirman No. 134 Pekanbaru Telp. (0761) 3061000 Fax : (0761) 41887 Email :cso@rssyafira.com
Lebih terperinciUNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi
UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi Pendahuluan Sejak AIDS dikenal; kebijakan baru yang bernama kewaspadaan universal atau universal precaution dikembangkan. Kebijakan ini menganggap bahwa setiap
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN
PENELITIAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN Ratna Dewi*, Endang Purwaningsih** Menurut WHO angka infeksi nosokomial (INOS) tidak boleh lebih dari
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.
Lebih terperinciLAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA BULAN JANUARI - MARET 2015
LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA BULAN JANUARI - MARET 2015 R S U HAJI SURABAYA KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA 2015 BAB 1 PENDAHULUAN
Lebih terperinciMencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
BAB II KAMPANYE CUCI TANGAN DENGAN SABUN UNTUK ANAK ANAK DI BANDUNG 2. 1. Cuci Tangan Dengan Sabun Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
Lebih terperinciPERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Kepada Yth: Bapak/Ibu / Saudara(i) Responden di SDN Sungai Bahadangan Kecamatan Banjang Kabupaten HSU.
PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth: Bapak/Ibu / Saudara(i) Responden di SDN Sungai Bahadangan Kecamatan Banjang Kabupaten HSU. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut membuat
Lebih terperinciPANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik
PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK Oleh Tim Endokrin dan Metabolik PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 TATA TERTIB Sebelum Praktikum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Menurut Adiwimarta, Maulana, & Suratman (1999) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepatuhan didefinisikan sebagai kesetiaan, ketaatan atau loyalitas. Kepatuhan yang
Lebih terperinciPELAKSANAAN CUCI TANGAN HAND RUB PERAWAT DI RUANG PRE OPERASI KAMAR BEDAH
PELAKSANAAN CUCI TANGAN HAND RUB PERAWAT DI RUANG PRE OPERASI KAMAR BEDAH Agustina Dewi Kristani 1), Siwi Ikaristi Maria Theresia 2) STIKes Panti Rapih Yogyakarta, Jl. Tantular 401 Pringwulung, Condong
Lebih terperinciSTERILISASI & DESINFEKSI
STERILISASI & DESINFEKSI Baskoro Setioputro 6-1 Cara penularan infeksi : 1. Kontak Langsung, tidak langsung, droplet 2. Udara Debu, kulit lepas 3. Alat Darah, makanan, cairan intra vena 4. Vektor / serangga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bidan Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kadang-kadang mengakibatkan kematian pada pasien dan kerugian keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap tahun ratusan juta pasien di seluruh dunia terjangkit infeksi terkait perawatan kesehatan. Hal ini signifikan mengarah pada fisik dan psikologis dan kadang-kadang
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA
PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA A. LATAR BELAKANG Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalamu alaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera Dengan hormat, Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas USU. Saya sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas tentang: latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Di jaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan merupakan suatu keadaan yang terbebas dari kotoran, termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu menjadi polemik yang berkembang,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002), disebutkan bahwa istilah pengetahuan berasal dari kata dasar tahu yaitu paham, maklum, mengerti.
Lebih terperinciDAFTAR TILIK CUCI TANGAN MEDIS
CUCI TANGAN MEDIS N0 PROSEDUR TINDAKAN NILAI 1 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan 2 Melepas semua perhiasan yang menempel di tangan dan lengan 3 Membasahi kedua belah tangan dengan air mengalir 4 Memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya pencegahan infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencuci tangan sangatlah penting dilakukan terutama bagi setiap orang yang berada di pelayanan kesehatan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
Lebih terperinciINOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk
INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK I. Pengertian Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. dengan kata lain, pencegahan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat, maka rumah sakit dituntut untuk melaksanakan pengelolaan program Keselamatan dan Kesehatan
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI NOMOR: 070/KEP/DIR/RSIA-PBH/IX/2015
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI NOMOR: 070/KEP/DIR/RSIA-PBH/IX/2015 TENTANG KEBIJAKAN IDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN KEPERCAYAAN PASIEN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
Lebih terperinciBagian XIII Infeksi Nosokomial
Bagian XIII Infeksi Nosokomial A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian infeksi nosokomial 2. Menjelaskan Batasan infeksi nosocomial 3. Menjelaskan bagaimana proses terjadinya infeksi nosocomial
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA A. Latar Belakang Hipospadia merupakan kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak disebelah ventral penis dan proksimal ujung
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON A. PENDAHULUAN Health care Associated Infections (HAIs) merupakan komplikasi yang paling sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Healthcare Acquired Infections (HAIs) merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya yang tidak didapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroba atau mikroorganisme terdapat hampir di semua tempat. Mikroba terdapat di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran pernafasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi dokter gigi tidak terlepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. Penyebaran
Lebih terperinciLampiran 1 LEMBAR OBSERVASI
Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI No. Pernyataan Ya Kadang - kadang 1. Perawat mengidentifikasi pasien dengan menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien 2. Perawat
Lebih terperinciModul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE
TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE Nyoman Semadi Antara Pusat Studi Ketahanan Pangan Universitas Udayana 2012 DISCLAIMER This publication is made possible by the
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) 2.1.1 Pengertian kesehatan dan keselamatan kerjadi rumah sakit (K3RS) Rumah sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada pasien selama berada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada pasien selama berada di rumah sakit maupun di fasilitas kesehatan yang lain. Infeksi nosokomial juga dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan tugasnya bagi dokter Aegroti Salus Lex Suprema, yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir, 2009).Keselamatan pasien
Lebih terperinciUntuk menjamin makanan aman
Untuk menjamin makanan aman HIGIENE & SANITASI MAKANAN Mencegah kontaminasi makanan oleh mikroba Mencegah perkembangbiakan mikroba Mencegah terjadinya kontaminasi cemaran lain Higiene : upaya untuk memelihara
Lebih terperinci