P R O G R A M K O T A K U LAPORAN MONITORING PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P R O G R A M K O T A K U LAPORAN MONITORING PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2016"

Transkripsi

1 P R O G R A M K O T A K U LAPORAN MONITORING PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2016 KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 April-2016

2 A. Pendahuluan Pelaksanaan Program KOTAKU tahun 2016 melanjutkan tongkat estafet dari PNPM Mandiri Perkotaan yang sebelumnya sudah berjalan di sejumlah kel/desa, dan pelaksanaan KOTAKU tahun Pendampingan yang dilakukan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan hasil-hasil pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan baik menyangkut aspek (i) pendekatan pemberdayaan masyarakat, (ii) kelembagaan masyarakat, maupun (iii) perencanaan yang sudah ada di masyarakat yang di transformasi kedalam rencana strategis pencapaian target program. Uji petik (spotcheck) adalah serangkaian kegiatan pemantauan yang dilaksanakan dalam rangka pengendalian kualitas terhadap pelaksanaan program KOTAKU. Pemantauan dilakukan dengan datang langsung ke lapangan, untuk mendapatkan informasi yang akurat dari sumber primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data/informasi dilakukan melalui i). wawancara dan diskusi dengan anggota LKM, relawan, KSM, warga masyarakat, aparat kelurahan, Pokja PKP dan sebagainya, ii). pemeriksaan dokumen/arsip yang merupakan bukti pelaksanaan kegiatan, dan iii). observasi dan pemeriksaan kondisi lapang terhadap hasil-hasil kegiatan Program. Berdasarkan temuan-temuan yang ditemukan dari pelaksanaan kegiatan dilapangan selanjutnya dilakukan proses pengolahan, hasilnya dirumuskan sebagai bahan umpan balik untuk perbaikan dan bahan penyusunan laporan bulanan dan triwulanan. Proporsi pelaksanaan pemantauan disetiap tingkat pusat, provinsi dan kota/kabupaten telah diatur dalam TOR Konsultan KMP dan OSP, termasuk sejumlah pembiayaan dari program dan masuk dalam kontrak Manajemen KMP/OSP dialokasikan khusus untuk mendukung kegiatan pemantauan. Dalam TOR Konsultan menjelaskan bahwa cakupan kelurahan yang harus diuji petik oleh KMP adalah minimal 1% dari seluruh lokasi Program atau sekitar 66 setiap triwulan, sedangkan untuk OSP bervariasi antara 3%-10% dari lokasi dampingan, sedangkan untuk OSP-5 dan OSP-6 sebesar 3% dari lokasi dampingannya. Untuk OSP-7 dan OSP-9 ditetapkan sebesar 10%, serta OSP 10 dan OSP 8 sebesar 5% dari jumlah desa/kelurahan dampingan. B. Realisasi Pelaksanaan Pemantauan KMP periode Triwulan I tahun 2016 Pelaksanaan pemantauan kegiatan KOTAKU pada periode ini telah ditugaskan kepada personil pelaku masing-masing tingkatan (KMP, OSP, Korkot) sesuai dengan proporsinya. Pada periode Triwulan I tahun 2016 untuk tingkat KMP berfokus pada tema Pemanfaatan BLM TA 2015, kesiapan PLPBK Lanjutan dan kolaborasi kota. Lokasi monitoring KMP periode triwulan 1 tahun 2016 meliputi 17 kota/kabupaten, tepatnya di sejumlah 38 desa/kelurahan (58%). Berikut ini rekap pelaksanaan pemantauan yang dilakukan oleh personil KMP. Kota/Kab Desa/ Kelurahan Waktu Pelaksanaan Pelaksana dan Posisi Salatiga Noborejo 9-12 Feb 2016 Sutadi/Sub Monev Tingkir lor Sukoharjo Dukuh

3 Wirogunan Manado Sindulang 9-12 Feb 2016 Imam/Sub Monev Maasih Bitung Paudean Wangurer Barat Wangurer Utara Paser Sempulang 29 Feb-4 Maret Rudin Rantau Panjang Padang Pangrapat 2016 Simangunsong/TA Safeguard Lingkungan Balikpapan Baru tengah Banjarbaru Landas Ulin Barat 9-12 Feb 2016 Noorsamsu/Sub PLPBK Sungai Tiung Bangkal Banjarmasin Tanjung Pagar Alalak Selatan Bantul Caturharjo Feb 2016 Bagia Suhartono/ Sub Tirtonirmolo Infrastruktur Sleman Margo Mulyo Sariharjo Kendari Mataiwoi Feb 2016 Nashiruddin/Sub Sanua PLPBK Kolaka Sabilambo Ulunggolaka Induha Aceh Besar Meunasah Papeun 4-8 Maret 2016 Aisyah/TA Selaras Meunasah Intan Leung Ie Makassar Lakkang 4-8 Maret 2016 Tia Rostiana/Sub Pannamu PLPBK Bantaeng Karatuang Onto Ternate Kalumanta Maret 2016 Sutadi/Sub Monev Makassar Timur Tidore Jaya Sironggo Folahara Progres pemantauan program yang dilakukan KMP mencapai 58% pada Triwulan I tahun 2016, capaian ini tentu belum optimal dikarenakan personil TA KMP berfokus untuk menyelesaikan pekerjaan penyusunan pedoman, juknis, dan POS dari masing-masing unit untuk program KOTAKU. Ditingkatan OSP Provinsi dan Korkot pelaksanaan uji petik dilakukan dengan beragam kemampuan fasilitasi dari manajemen sehingga belum merata terjadi disemua provinsi dan Kota/Kabupaten.

4 C. Analisis Capaian Hasil Pemantauan 1. Pengelolaan Pengembangan Kapasitas Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan oleh KMP disejumlah 38 desa/kelurahan yang tersebar di sejumlah 17 kota/kabupaten menghasilkan capaian dari pengelolaan pengembangan kapasitas dan secara lengkap dipaparkan dalam tabel dibawah ini: NO. PERTANYAAN JML KEL % YA % TIDAK Apakah jenis pelatihan sudah dilaksanakan oleh konsultan 38 89% 11% 1. dan masyarakat? Apakah seluruh tim fasilitator sudah mengikuti pelatihan? 38 71% 29% Apakah materi pelatihan dipandang cukup memadai sebagai bekal memfasilitasi kegiatan? Apakah pelaku masyarakat merasakan manfaat pelatihan terhadap pelaksanaan kegiatan? 37 78% 22% 38 92% 8% Pengembangan kapasitas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan program, karena berfokus pada upaya untuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pelaku program, baik dari kalangan pemerintah daerah, konsultan pendamping, maupun masyarakat. Pelaksanaan program akan optimal dan berjalan lancar manakala masyarakat mempunyai pengetahuan yang memadai, ketrampilan yang mumpuni, serta sikap yang arif dalam pelaksanaan penanganan kumuh yang adi di lingkungan sekitar, untuk itulah diperlukan pengelolaan pengembangan kapasitas dengan sistem yang efektif. Dari hasil pemantauan yang terkait kegiatan pengelolaan pengembangan kapasitas menunjukkan bahwa capaian tertinggi pada item pelaku masyarakat merasakan manfaat pelatihan terhadap pelaksanaan kegiatan (92%). Kondisi ini bisa menjadi indikasi positif karena kegiatan pengembangan kapasitas yang dilakukan kepada masyarakat telah dirasakan manfaatnya sehingga pengetahuan dan ketrampilan mereka meningkat, dan masyarakat mempunyai kapasitas untuk melakukan serangkaian kegiatan KOTAKU yang ada kelurahan/desa. Perhatian khusus perlu diberikan kepada masyarakat yang menyatakan belum merasakan manfaat pelatihan terhadap pelaksanaan kegiatan (8%) tepatnya pada lokasi di Kota Aceh besar, yang meliputi gampong: Meunasah Papeun, Meunasah Intan, dan Leung Ie. Pengendalian kegiatan dan kualitasnya membutuhkan penanganan dan pengendalian yang lebih serius dari OSP Aceh dan Korkot Aceh besar, sehingga masyarakat merasakan dengan nyata kemanfaatan kegiatan pelatihan dari program. Capaian yang paling rendah sebesar 71% terjadi pada tim fasilitator sudah mengikuti pelatihan, ini berarti masih menyisakan sejumlah 29% tim fasilitator yang belum mengikuti pelatihan. Data ini menunjukan bahwa fasilitator yang baru masuk sebagai fasilitator pengganti tidak langsung bisa mengikuti pelatihan in-class karena menunggu jadwal pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh OSP. Temuan ini tepatnya terjadi di kota/kab: Paser (Sempulang, Rantau Panjang, padang Pangrapat), Balikpapan (Baru Tengah), Aceh besar (Meunasah Papeun, Meunasah Intan, dan Leung Ie), Makassar (Lekkang, Pannamu) dan Bantaeng (Karatuang, Onto).

5 Untuk capaian jenis pelatihan sudah dilaksanakan oleh konsultan dan masyarakat sebesar 89% dan materi pelatihan dipandang cukup memadai sebagai bekal memfasilitasi kegiatan mencapai sebesar 78%. Capaian ini sudah baik namun masih perlu ditingkatkan karena masih menyisakan beberapa lokasi yang belum optimal sehingga memerlukan pula penguatan terhadap capaian butir-butir pengelolaan pengembangan kapasitas sehingga pada triwulan berikutnya capaiannya meningkat. Dampak dari kegiatan pengembangan kapasitas ditingkat konsultan dapat terlihat dari kemampuan masyarakat melaksanakan serangkaian kegiatan dari program. Selain itu kualitas pelatihan tim fasilitator dan materi pelatihan yang memadai juga akan berdampak pada meningkatnya manfaat pelatihan yang akan dirasakan oleh masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kapasitas tidak cukup hanya bertujuan pada terlaksananya kegiatan semata, namun pelaku perlu memastikan kualitasnya sehingga keluaran dari pelaksanaan kegiatan bisa diwujudkan secara nyata. Evaluasi berkala dan TNA perlu diperkuat pelaksanaanya sehingga mampu memberikan masukan terhadap jenis materi pelatihannya, metodologi, pengendalian kualitas, dari strategi pengembangan kapasitas yang dilakukan. 2. Pengorganisasian dan Kelembagaan Pemantauan aspek pengorganisasian dan kelembagaan data ditujukan khusus untuk memotret kualitas pelaksanaan kegiatan Kolaborasi Kota, data terkumpul sebanyak 34 kel yang tersebar di 17 kota/kabupaten. Khusus pemantauan di Provinsi Aceh tidak memasukan pemantauan Kolaborasi Kota karena tidak ada kegiatan Kolaborasi Kota di Provinsi Aceh. Hasil pemantauan terhadap pengorganisasian dan kelembagaan secara lengkap tertuang dalam tabel berikut: NO. PERTANYAAN JML KEL % YA % TIDAK Apakah Tim seleksi kota terbentuk dilengkapi dengan SK pembentukkan? Apakah penetapan lokasi (kelurahan) dan kegiatan berdasarkan kriteria yang baku? (tambahan bila ada) Apakah penetapan prioritas kegiatan masyarakat mengacu pada PJM Pronangkis/RPLP/RTPLP? % 0% % 0% % 0% Dari hasil pemantauan yang terkait dengan kegiatan pengorganisasian dan kelembagaan menunjukkan bahwa seluruh lokasi yang mendapatkan kegiatan Kolaborasi Kota telah memenuhi ketentuan pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang telah ditertapkan dalam Pedoman Teknis Kolaborasi Kota. Seluruh Kota/Kabupaten telah membentuk Tim Seleksi Kota yang dilengkapi SK pembentukannya, penetapan lokasi yang sesuai dengan kriteria pedoman maupun penetapan kegiatan yang sudah mengacu pada hasil review PJM Pronangkis/RPLP/RTPLP. Capaian terhadap ketiga item tersebut mencapai 100%. Pengorganisasian pelaksanaan kegiatan ditingkat pemerintah daerah dalam pembentukkan kelembagaan sangat bergantung kepada kualitas fasilitasi dari Korkot setempat. Selain itu

6 pemahaman dari para pelaku langsung terhadap program yang dilakukan melalui pelatihan di tingkat Pusat serta pemahaman terhadap juknis Kolaborsi Kota diyakini menjadi faktor penting dalam pencapaian yang baik dari kegiatan Kolaborasi Kota. Penetapan lokasi dan pemilihan jenis kegiatan yang menjadi prioritas dalam penaganan kumuh dapat dilaksanakan dengan baik, adanya ketentuan penetapan lokasi yang memungkinkan dilakukannya penambahan kriterria lokasi menjadikan proses pemilihan lokasi menjadi adaftif yang bisa merespon dinamika lapangan. Penetapan jenis kegiatan juga dapat dilakukan dengan baik oleh Tim Seleksi Kota dengan menjadikan hasil review PJM Pronagkis berbasis baseline kumuh sebagai sebagai kegiatan prioritas dalam penanganan kumuh. Secara keseluruhan hasil pemantauan lapangan tentang pelaksanaan kegiatan kolaborasi kota sebagaimana dijelaskan diatas memberikan indikasi yang positif bahwa kegiatan kolaborasi kota telah dijalankan dengan baik dan dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam mendukung kegiatan penanganan kumuh, prioritas kegiatan sudah berorientasi pada kebutuhan dalam menanganan kumuh. Keberhasilan ini juga sangat terkait dengan output pelatihan yang sudah terlaksana dengan baik 3. Administrasi dan Kualitas Hasil Kegiatan Infrastruktur Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan oleh KMP di sejumlah 17 kota/kabupaten menunjukkan capaian dari Administrasi dan Kualitas hasil kegiatan secara lengkap dalam tabel berikut: NO. PERTANYAAN JML KEL % YA % TIDAK 8. Apakah dokumen RPLP/RTPLP sudah disahkan oleh Bupati/ Walikota atau Kepala Dinas terkait? 34 94% 6% 9. Apakah DED lengkap memuat gambar ( Situasi; Denah; Tampak; Potongan; Detail Potongan), RAB per sub komponen kegiatan, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) / Spesifikasi 36 86% 14% Teknis? 10. Apakah DED sudah di verifikasi/disetujui oleh konsultan bidang teknik / Dinas terkait dan ada tanda tangan? 36 78% 22% 11. Apakah dokumen Proposal Lengkap, yang berisi: Pernyataan Lahan; Daftar Calon Tenaga Kerja; Kesepakatan swadaya; Kesepakatan Harga Satuan; Gambar rencana; Daftar List 36 97% 3% Negatif; Identifikasi dampak; Daftar kuantitas Pekerjaan; RAB; Struktur Tim Pelaksana; Pernyataan kesanggupan O&P. 12. Apakah ada Berita Acara Verifikasi Proposal KSM yang menyatakan Layak? 36 89% 11% 13. Apakah SPPD-L sudah dibuat dan ditandatangani oleh Ketua KSM dan BKM? 36 97% 3% 14. Apakah pencairan dana dari BKM ke KSM dilakukan terminasi (30% : 60% dan 10%) 36 97% 3% 15. Apakah KSM dengan nilai kegiatan diatas Rp ,00 telah membuka rekening Bank? 36 97% 3% 16. Apakah prasarana infrastruktur yang dibangun mendukung penanganan permukiman kumuh? % 0%

7 NO. PERTANYAAN JML KEL % YA % TIDAK Apakah konstruksi bangunan sesuai dengan 35 91% 9% rencana/proposal/ded? (jenis kegiatan dan volume) 17. (pilih 2 kegiatan yang progres fisiknya diatas 50% untuk pemeriksaan lapangan) 18 Apakah kemajuan pelaksanaan fisik sesuai dengan pemanfaatan dana? 37 95% 5% 19. Apakah prasarana infrastruktur yang dibangun dapat bermanfaat langsung? 36 97% 3% 20. Apakah ada dokumen Sertifikasi dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2)? 33 55% 45% 21. Apakah pengeluaran dana sudah dicatat dalam pembukuan KSM dan dilampirkan nota/kwitansi pembelian dll % 11% 22. Apakah dokumen LPJ KSM sudah dibuat dan dijilid? 33 55% 45% 23. Apakah tim O&P telah terbentuk dan memiliki rencana kegiatan pemeliharaan yang dituangkan dalam berita acara 36 64% 36% Administrasi dan Kualitas hasil kegiatan merupakan salah satu keluaran dari pelaksanaan program yang perlu untuk dipastikan oleh pelaksana program; konsultan, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan penanganan kumuh melalui PLPBK Lanjutan dan Kolaborasi Kota dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan yang meliputi tahapan penyusunan/review dokumen perencanaan, proses pengusulan dan pelaksanaan kegiatan infrastruktur yang dilakukan oleh masyarakat secara langsung. Standar pelaksanaan kegiatan seluruhnya harus dapat dicapai dengan standar kualitas yang baik sehingga hasil-hasil kegiatan dapat dipertanggungjawabkan. Dari hasil pemantauan yang dilakukan KMP pada tahapan penyusunan dokumen perencanaan menunjukkan bahwa dokumen RPLP/RTPLP sudah disahkan oleh Bupati/ Walikota atau Kepala Dinas terkait meraih capaian tertinggi 93%. Artinya masih ada selkitar 7% RPLP/RTPLP yang belum disahkan oleh Bupati/ Walikota, temuan ini terjadi di kota Kendari kelurahan Mataiwoi, dan Kabupaten Kolaka di kelurahan Induha. Kedua kelurahan ini dokumen RPLP/RTPLP hanya disahkan oleh Tim Teknis Dinas terkait. Dokumen DED yang telah tersusun menunjukan bahwa tingkat kelengkapan DED mencapai 97% sehingga masih ada beberapa kasus yang perlu diperbaiki, hasil pemantauan juga menunjukan bahwa sebanyak 75% dokumen DED sudah di verifikasi/disetujui oleh konsultan bidang teknik/dinas terkait (sudah ditandatangani oleh para verifikator), beberapa lokasi yang teridentifikasi belum melakukan verifikasi terhadap dokumen DED diantaranya di Kel. Sindulang (Kota Manado) dan kel/desa Mataiwoi, dan Kolaka; Induha di Kota Kendari. Beberapa dokumen perencanaan yang disusun oleh masyarakat dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

8 Gambar 1. Hasil Review Investasi RTPLP dan Dokumen DED Kegiatan PLPBK Lanjutan Pemenuhan administrasi dan prosedur pelaksanaan dalam kegiatan infrastruktur harus dapat dipenuhi sesuai dengan ketentuan pedoman yang berlaku sehingga akuntabilitas dan kualitas pelaksanaan kegiatan dapat terkawal dengan baik. Hasil pemantauan lapangan menunjukan bahwa kelengkapan terhadap proposal KSM mencapai 89%, sedangkan untuk prosedur dalam pencairan dan pemanfaatan yang menyangkut penandatanganan SPPD-L dan terminasi pencairan BLM ke KSM mencapai 97%. Faktor pengalaman yang dimiliki masyarakat dalam mengelola pelaksanaan kegiatan infrastruktur selama bertahun-tahun menjadikan pengetahuan dan ketrampilannya sudah cukup baik, dimana prosedur terkait penyiapan dokumen sampai terminasi pencairan dana ke ksm dapat dipatuhi dengan baik. Program telah memberi pembelajaran kepada masyarakat untuk melakukan pengelolaan kegiatan secara transparan dan akuntabel. Keberhasilan ini juga tidak bisa dilepaskan dari terpaan kegiatan pengembangan kapasitas yang dilakukan selama bertahuntahun sehingga perubahan sosial telah terjadi ditengah-tengah masyarakat dampingan program. Capaian yang baik dalam hal pemenuhan administrasi persiapan kegiatan dan prosedur tahapan pemanfaatan BLM menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterrampilan kelembagaan masyarakat dalam pelaksana kegiatan tampaknya sudah semakin matang. mereka telah terampil menggunakan alat dan instrumen yang mempermudah mereka dalam melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur. Pendampingan yang dilakukan oleh LKM melalui UPL dibawah bimbingan fasilitator telah mampu mentransfer pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini tentu dampak berantai dari sekian banyak kegiatan pengembangan kapasitas yang dilakukan selama keberadaan LKM dikelurahan tersebut. Gambaran jenis dokumen proposal dan kelengkapannya yang dipergunakan oleh KSM, bisa dicermati melalui gambar berikut:

9 Gambar-2: Proposal pelaksanaan kegiatan infrastruktur dan kelengkapan Pemenuhan administrasi terkait dengan penyelesaian pekerjaan infrastruktur tercatat belum dapat dipenuhi dengan baik, diantaranya adalah dokumen pelaksanaan sertifikasi 55%, kelengkapan bukti pendukung dalam pembukuan KSM 89%, dan LPJ KSM 88%. Rendahnya pencapaian ini terjadi karena sebagian dari kegiatan PLPBK lanjutan maupun kolaborasi kota 2015 masih dalam proses pelaksanaan pembangunan infrastruktur sehingga sebagian memang masih dalam tahap proses penyusun pertanggungjawaban kegiatan. Pada tahapan pengusulan dan pelaksanaan kegiatan infrastruktur, hasil pemantauan menunjukkan kegiatan prasarana dan sarana infrastruktur yang dibangun seluruhnya mendukung penanganan permukiman kumuh dengan capaian 100%. Artinya jenis kegiatan yang ditetapkan dan dilaksanakan adalah kegiatan yang berorientasi pada 7 indikator kumuh. Hasil ini memberikan gambaran bahwa pembangunan infrastruktur yang telah dilaksanakan dikelurahan lokasi PLPBK Lanjutan maupun Kolaborasi Kota sepenuhnya telah sejalan dengan skenario dan kebijakan program. Capaian ini juga memberikan petunjuk bahwa peralihan dari penanggulangan kemiskinan menuju penangganan kumuh dapat dipahami dan diserap oleh pelaku program dengan baik sehingga implementasi program dapat dilakukan efektif dan terfokus. Hasil pemantauan terrhadap hasil pelaksanaan pembangunan infrastruktur menunjukan bahwa 97% infrastruktur yang telah selesai dibangun dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga nilai manfaatnya dapat dirasakan langsung. Secara visual beberapa hasil kegiatan infrastruktur dapat dilihat dalam gambar berikut

10 Kegiatan : Kolaborasi Kota 2015 Jenis keg Kel./Desa Kota/Kab Deskripsi : Jalan Conblock : Landasan Ulin Barat : Kota Banjarbaru Peningkatan kualitas jalan dari jalan tanah menjadi jalan conblock, jalan dilengkapi dengan saluran drainase dan lebar jalan >1,5 meter. Membuka akses bagi masyarakat MBR dan kondisi lingkungan menjadi lebih tertata Gambar-3 Pembangunan Jalan Conblock, Kegiatan Kolaborasi Kota TA.2015 Gambar-4 Pembangunan Septik Tank Komunal Lokasi : RT 06 Kel. Makassar Timur Kec. Ternate Utara Kegiatan : Septik Tank Komunal KSM : 2 x 10 m 0% 50% 100% Isi Foto Kondisi 0% Isi Foto Kondisi 50% Isi Foto Kondisi 100% Lokasi pembangunan septitank komunal sudah dipermukiman kumuh, volume memadai untuk beberapa KK, memanfaatkan bagian bawah jalan kampung, konstruksi memenuhi dengan beton bertulang dan pasangan bata merah, ada pembagian ruang resapan.

11 Gambar-5 KSM Pembangunan GUGUR GUNUNG Talud Penahan 4 Jalan Lokasi : Saren RT 03 RW 07 Kegiatan : Talud Penahan Jalan P= 81.6 m BLM 2015 : Rp. 16,308,000,- 0% 50% 100% Pembangunan talud untuk penahan agar jalan tidak longsor, konstruksi pasangan batu dengan ketebalan yang memadai. Kesadaran bahwa pembangunan jalan dengan lokasi seperti itu mutlak membutuhkan talud penahan. Gambar-6 Pembangunan Jembatan di Kota Ternate Lokasi : Rt 06 Kel. Kalumata Kec. Ternate Selatan Kegiatan : Pemb.Jembatan ( 9 Meter ) BLM 2015 : Rp ,- 0% 50% 100% Pembangunan jembatan dipermukiman yang sesuai, strategis untuk menghubungkan antar kampung, konstruksi beton bertulang, volume memadai untuk kendaraan roda dua, ada pagar pengaman, dan finishingnya dilakukan pengecatan. Pemelihataan atas pembangunan infrastruktur tampaknya masih menjadi tantangan yang cukup berat, dari hasil monitoring tercatat hanya sekitar 64% kelurahan yang proses pemeliharaannya sudah berjalan, sementara sisanya sebesar 36% belum dapat berjalan secara efektif yang dicirikan dengan belum dimilikinya rencana kegiatan pemeliharaan oleh Tim O&P. Hasil pemantauan lapangan menemukan bahwa tim O&P masih sebatas pada penenuhan administratif untuk memenuhi kebutuhan kelengkapan dokumen proposal KSM saja. Rencana kerja Tim O&P yang belum berjalan diantaranya terjadi di kelurahan Mataiwoi di Kota Kendari, serta kelurahan; Sabilambo, Ulunggolaka, dan Induha di Kabupaten Kolaka. Disejumlah lokasi

12 tersebut diatas perlu terus ditingkatkan atau dikuatkan dengan fasilitasi untuk penguatan O&P sehingga strukturnya lebih kuat, terbangun komitmen pemeliharaan dengan komunitas, mempunyai rencana kerja, mempunyai rencana penggalangan dana, telah melakukan aksi nyata penggalangan dana dan pemeliharaan. Kegiatan : Ruang terbuka publik Kelurahan : Bangka; Kab : Banjarbaru; Kalimantan Selatan Jalan pada talud sudah rusak dan belum ada perawatan dari O&P Gambar-7. Kegiatan Pembuatan talud yang Belum Mendapat Pemeliharaan 4. Pemanfaatan BLM Komputer Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan oleh KMP disejumlah 17 kota/kabupaten menunjukkan capaian dari Administrasi dan Kualitas hasil kegiatan khususnya pemanfaatan BLM komputer secara lengkap dalam tabel berikut: NO. PERTANYAAN JML KEL % YA % TIDAK 24. Apakah Panitia melakukan survey harga di minimal 3(tiga) toko resmi dengan melampirkan daftar harga yang distempel toko sesuai spesifikasi? % 0% Apakah Panitia mengajukan proposal pengadaan komputer kepada BKM/LKM? Apakah komputer hasil pengadaan sudah sesuai spesifikasi teknis yang ditentukan? (mengacu Surat Direktur Pengembangan Kawasan Pemukiman 27 Oktober 2015) % 0% % 0% Dari hasil pemantauan yang terkait kegiatan pemanfaatan BLM komputer menunjukkan bahwa proses pengadaan untuk bantuan Komputer LKM/BKM seluruhnya dapat dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pedoman yang berlaku (POB Pendampingan Pencairan, Pemanfaatan Dana BLM Komputer LKM) dengan capaian pada tiga aspek yang diamati seluruhnya mencapai 100%, yaitu (i) seluruh Panitia pengadaan telah melakukan survey harga komputer minimal di 3 (tiga) toko resmi dengan melampirkan daftar harga yang distempel toko sesuai spesifikasi telah

13 dilakukan disemua lokasi pemantauan, (ii) seluruh Panitia pengadaan mengajukan proposal pengadaan komputer kepada BKM/LKM, jadi penggadaan komputer LKM melalui prosedur standar dengan pengajukan proposal dari KSM, (iii) seluruh komputer yang di sampling sudah sesuai dengan minimal spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dalam pedoman. Saat dilakukan kunjungan lapangan terdapat 7 kelurahan/desa dengan posisi perangkat komputer masih belum ada di sekretariat LKM, hal ini terjadi proses pengadaan yang belum (LKM menunggu pengiriman komputer dari toko/suplierr, namun demikian seluruh prosedur dapat dipastikan mengikuti ketentuan yang berlaku. Contoh dokumentasi proses pengadaan dapat dilihat dalam gambar berikut Gambar-7: Dokumentasi Kelengkapan Administrasi dan Bukti Pengadaan Komputer Capaian kuantitatif dari hasil pemantauan ini menunjukkan masyarakat melalui LKM sudah mampu mengelola kegiatan pengadaan komputer dengan baik dan sesuai dengan POB yang sudah ditetapkan. Sejumlah 34 kelurahan/desa yang dijadikan lokasi pemantauan pemanfaatan BLM komputer menunjukkan hasil yang memuaskan.

14 Pemahaman dan kepatuhan untuk melaksanakan tahapan kegiatan sudah baik, sehingga penyusunan proposal dan survey harga dilakukan demi membangun akuntabilitas dan transparansi LKM terhadap segenap warga masyarakat. Dari pemantauan lapangan terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam proses pengadaan komputer ini adalah adanya keterbatasan dari toko/suplier komputer di kota/kabupaten setempat yang menyediakan komputer built up dengan spesifikasi yang ditentukan sesuai POB Pendampingan Pencairan, Pemanfaatan Dana BLM Komputer LKM. Akibatnya beberapa LKM harus melakukan pengadaan ke luar kota/kabupaten atau toko/suplier harus melakukan pemesanan dari luar kota bahkan ke luar pulau. Khusus di lokasi remote juga harus ada dukungan swadaya masyarakat untuk proses pengiriman perangkat komputer sampai ke LKM. 5. Pengelolaan PPM, SIM dan Monev Capaian hasil pemantauan yang telah dilakukan oleh KMP disejumlah 17 Kabupaten kota menunjukkan Pengelolaan PPM, SIM dan Monev secara lengkap tertuang dalam tabel berikut: NO. PERTANYAAN JML KEL % YA % TIDAK 28. Apakah masyarakat mengetahui adanya layanan PPM dalam pelaksanaan Program? 29 90% 10% 29. Apakah Tim Faskel secara rutin membuat format isian (logbook) sesuai dengan kebutuhan SIM? 29 52% 48% 30. Apakah Tim Korkot melakukan verifikasi dan validasi data secara rutin 34 76% 24% 31. Apakah Tim Korkot secara rutin memanfaatkan data SIM untuk pengendalian progres dan kualitas kegiatan 29 45% 55% 32. Apakah Pemda telah melakukan monitoring terhadap kegiatan? % 0% 33. Apakah OSP dan Korkot telah melakukan monitoring terhadap kegiatan? % 0% 34. Apakah LKM telah melakukan monitoring terhadap kegiatan? % 0% Pemantauan yang terkait kegiatan pengelolaan PPM, SIM dan Monev dimaksudkan untuk melihat efektifitas manajemen proyek terkait dengan tanggungjawab para pelaku kunci dalam mengelola kegiatan program. Dari tabel diatas dapat ditunjukan bahwa kinerja terhadap komponen pengelolaan program cukup beragam. Secara umum capaian tentang pengelolaan PPM sudah cukup baik dimana 90% masyarakat sudah cukup mengetahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan program terdapat layanan PPM, secara kuantitatif memang masih menyisakan 10% masyarakat di dibeberapa lokasi yang masih belum mengetahui keberadaan PPM. Fakta lapangan ini mengisyaratkan untuk terus dilakukannya sosialisasi dan pengembangan kapasitas masyarakat sehingga pemahaman masyarakat terhadap keberadaan dan fungsi PPM dimasa mendatang dapat semakin meningkat.

15 Pengelolaan SIM secara umum belum begitu berjalan secara optimal untuk menjadi sumber informasi yang up to date (terkini) mengikuti perkembangan lapangan sehingga SIM belum dapat menjadi instrumen pengendalian yang efektif untuk memantau dinamika perkembangan kegiatan lapangan. Secara kuantitatif beberapa aspek pengelolaan SIM menunjukan bahwa sebanyak 52% Tim Fasilitator yang secara rutin menyerahkan format logbook SIM secara tepat waktu mengikuti kemajuan kegiatan di masyarakat, artinya 48% masih belum up to date mengikuti perkembangan lapangan, (ii) sebanyak 76% Tim Korkot yang secara rutin melakukan verifikasi terhadap kualitas data SIM, dan (iii) sebanyak 45% Tim Korkot yang memanfaatkan data SIM untuk pengendalian progres dan kualitas pelaksanaan kegiatan lapangan. Beberapa kota/kabupaten yang belum optimal dalam pengeloaan SIM diantaranya Manado, Bitung, Paser, Balikpapan, Kendari, Kolaka, Aceh besar, dan Makassar Capaian kuantitatif pengelolaan SIM sebagaimana dijelaskan diatas menunjukan adanya potensi persoalan dalam pengelolaan SIM, yaitu aliran data yang kurang lancar, persoalan pada pemastian kualitas data, serta fungsi SIM yang kurang optimal untuk kebutuhan pengendalian progres di kevel lokal. Kurang optimalnya kegiatan pengelolaan SIM juga tidak lepas dari beberapa kondisi yang kurang menguntungkan, diantaranya ketersediaan aplikasi yang disiapkan Pusat seringkali terlambat dibandingkan dengan berjalannya kegiatan lapangan serta masih kurangnya kegiatan peningkatan kapasitas untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pemanfaatan SIM untuk kebutuhan pengendalian dan evaluasi kegiatan. Kegiatan monitoring sebagai bagian dari komponen pengelolaan program telah berjalan dengan sangat baik dengan capaian kuantitatif mencapai 100%, dimana seluruh pelaku dari mulai Pemerintah Kota/Kabupaten, LKM, dan konsultan seluruhnya telah melakukan monitoring terkait kegiatan PLPBK Lanjutan maupun Kolaborasi Kota. Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan pemantauan sudah disadari sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab Pemda, LKM, dan Konsultan untuk mengendalikan dan memastikan kegiatan program dapat berjalan dengan baik di masyarakat. Disisi lain pencapaian ini memberikan sinyal bahwa kegiatan penanganan kumuh telah menjadi suatu program yang dipandang cukup strategis "menggairahkan" bagi seluruh pihak untuk secara bersama sama memastikan berjalannya kegiatan penanganan kumuh di masyarakat. Pemahaman tentang posisioning Pemda sebagai nahkoda dalam penaganan kumuh sudah mulai dipahami dan diterapkan dengan baik. Berbagai event sosialisasi dan lokakarya yang dilaksanakan di pusat maupun daerah yang melibatkan para pelaku kunci di daerah telah memberikan dampak cukup signifikan terhadap pelaksanaan kegiatan PLPBK lanjutan maupun kolaborasi kota. Semangat dan keterlibatan yang sudah menguat pada pelaku dari pemda diharapkan akan semakin mempercepat dan pelaksanaan program penanganan kumuh yang akan dan sedang dilakukan. Pemantauan yang dilakukan oleh pemerintah daerah merupakan wujud tanggung jawab sebagai pengendali kegiatan, sehingga progres dan kualitas kegiatan masyarakat dan pemerintah daerah yang dilakuan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan pengelola program.

16 5. REKOMENDASI Hasil monitoring KMP secara umum memberikan gambaran bahwa keseluruhan pelaksanaan kegiatan KOTAKU pada umumnya dapat berjalan dengan baik, meskipun demikian dalam beberapa kasus juga masih ditemukan beberapa kelemahan atau kekurangan yang harus diperbaiki dimasa mendatang agar output pelaksanaan kegiatan dapat ditingkatkan kualitasnya. Beberapa rekomendasi tindaklanjut untuk perbaikan kegiatan KOTAKU kedepan adalah sebagai berikut : 1. OSP harus memastikan bahwa peningkatan kapasits (pelatihan) dapat dilaksanakan secara berjenjang dari mulai pelatihan ditingkat OSP Provinsi, Tim Korkot, Tim Fasilitator sampai ke tingkat masyarakat (LKM, UP, TIPP, aparatur kelurahan/desa, dan kelompok/lembaga lokal sehingga penanganan kumuh bisa berjalan lebih efektif. Mekanismenya dapat dilakukan melalui peningkatan pelatihan, KBIK, forum diskusi, dll 2. Mekanisme penjajagan kebutuhan menu pelatihan (TNA) perlu dilakukan, baik untuk peningkatan kapasitas konsultan maupun Pemda ataupun masyarakat sehingga menu pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang ada, termasuk banyak memberikan muatan untuk mendorong tumbuhnya inovasi lokal dalam mengatasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pelaksanaan penanganan kumuh. 3. OSP harus memastikan agar seluruh pelatihan yang disampaikan ke masyarakat (LKM, UP, Aparat Kelurahan/Desa, TIPP) dapat memampukan mereka dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. 4. OSP memastikan agar seluruh Kota/Kabupaten memiliki Pokja PKP (atau lembaga sejenis) dapat berfungsi mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan penanganan kumuh yang ada di wilayahnya. 5. Memastikan bahwa kelengkapan administrasi mulai dari dokumen proposal, mekanisme pencairan dan pemanfaatan, dokumen LPJ dapat dipenuhi seluruhnya. Proses verifikasi harus efektif untuk memastikan semua prasyarat dan ketentuan dapat dipenuhi disetiap tahapan kegiatan sehingga transparansi dan akuntabilitas kegiatan dapat dipenuhi. 6. Pada saat monitoring Triwulan I ini capaian tentang sertifikasi pekerjaan infrastruktur, penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2) serta kelengkapan bukti pendukung LPJ masih rendah yang disebabkan beberapa kegiatan masih dalam proses pemanfaatan BLM. OSP harus memastikan bahwa seluruh dokumen tersebut dapat dipenuhi setelah seluruh kegiatan infrastruktur selesai dilaksanakan. 7. OSP perlu meningkatkan kapasitas Tim O&P dengan mengembangkan inovasi lokal untuk mengembangkan pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan terhadap infrastruktur yang telah dibangun; misalnya dengan mengembangkan channeling/kerjasama, arisan pemeliharaan lingkungan, penggalangan keswadayaan masyarakat, dll 8. OSP harus memfasilitasi dan memperkuat masyarakat dalam penyusunan "Aturan Bersama" dan memastikan bahwa pemeliharaan dan pengelolaan terhadap hasil pembangunan telah menjadi bagian dari aturan bersama yang ada. 9. OSP harus memastikan bahwa seluruh data SIM kolaborasi kota dan PLPBK lanjutan dapat diinput secara lengkap dan akurat dalam aplikasi yang ada. OSP harus mengembangkan

17 sistem verifikasi yang kuat secara berjenjang dengan melakukan analisis bersama terhadap data SIM yang ada. 10. OSP harus memperbanyak memberikan peningkatan kapasitas kepada Tim Korkot melalui KBIK, serta memperkuat dan mengefektifkan pelaksanaan SIM Day untuk meningkatkan tingkat kelengkapan dan keakuratan data SIM.

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE )

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE ) PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE 100-0-100) KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 TAHUN PELAKSANAAN UJI PETIK KEGIATAN BASELINE, PLPBK

Lebih terperinci

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE )

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE ) PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE 100-0-100) KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 TAHUN 2015 i LAPORAN PELAKSANAAN UJI PETIK KEGIATAN

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 April 2014 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

Matrik Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Penanganan Kumuh Di Lokasi PLPBK Lanjutan

Matrik Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Penanganan Kumuh Di Lokasi PLPBK Lanjutan Matrik Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Penanganan Kumuh Di Lokasi PLPBK Lanjutan Kabupaten / Kota : Bantaeng Kelurahan : Onto Nama BKM : Balla Tujua No Tahapan Kegiatan PELAKU HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB 2016-2020 NO INDIKATOR SATUAN TARGET KINERJA (TAHUN) 2016 2017 2018 2019 2020 STRATEGI OPERASIONAL KOMPONEN PENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 2 Key Performance Indicator NSUP-IDB

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Februari 2011 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 A. Pendahuluan Lokasi sasaran PNPM

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Desember 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK PERIODE TRIWULAN I (SIKLUS MASYARAKAT & PEMBUKUAN BKM) TAHUN 2015 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 LAPORAN UJI PETIK

Lebih terperinci

Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi sasaran

Lebih terperinci

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG)

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) No Temuan 1 Terdapat Pelatihan (Coaching) Keberlanjutan Program

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Februari 2011 1 P a g e LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Januari 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) April 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP

Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP Tujuan Perlindungan Sosial dan Lingkungan Menjamin tidak adanya dampak negatif dari hasil pelaksanaan program kepada sosial dan lingkungan Optimalisasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah

Lebih terperinci

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013 Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, 28-30 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Pada Tahun

Lebih terperinci

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dengan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

HASIL UJI PETIK P2KP ADVANCED KMP ADVANCE

HASIL UJI PETIK P2KP ADVANCED KMP ADVANCE HASIL UJI PETIK P2KP ADVANCED KMP ADVANCE HASIL UJI PETIK KEGIATAN PAKET KMP ADVANCE Pelaksanaan Uji Petik PAKET TOR KMP P2KP Advanced : 50% dari Total Kab/ Kota dampingan KMP P2KP Advanced Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Maret 2011 1 P a g e 1. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah Rembug/Rapat

Lebih terperinci

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Oktober 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENDAMPING PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana penataan lingkungan dalam suatu permukiman

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN BERSAMA RAKYAT ATASI KAWASAN PADAT, KUMUH, DAN MISKIN (GEBRAK PAKUMIS) KABUPATEN

Lebih terperinci

Laporan Status Penerapan Upaya Perlindungan Lingkungan

Laporan Status Penerapan Upaya Perlindungan Lingkungan Laporan Status Penerapan Upaya Perlindungan Lingkungan Di dalam perjanjian pinjaman antara Pemerintah Indonesia dan pihak Donor (Bank Dunia) disepakati adanya kewajiban bagi pihak pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) A. LATAR BELAKANG Program KOTAKU sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT

Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT Desa/Kelurahan BKM/LKM Kecamatan Kota/Kabupaten Berdasarkan hasil kesepakatan antara BKM/LKM, Aparat Desa/Kelurahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas : BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman OUTLINE Latar Belakang Program Arahan Kebijakan DJCK: ATAR BELAKANG Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 A. Gambaran Umum Program ICDD Phase 3 telah memfasilitasi penguatan peran Pemerintah Daerah dalam rangka menjalin kemitraan, yang akan mensinergikan

Lebih terperinci

DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK

DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK Periode Juni-Juli 2010 No PROPINSI Kab/ Kota 1 NTB 1 Kabupaten Lombok Timur 2 KALTENG 2 Kabupaten Palangkaraya 3 NAD 3 Kota LANGSA 4 Kota SABANG 4 D I Y 5 Kabupaten

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK POKOK BAHASAN JUKNIS Ketentuan Tahapan PLPBK Ketentuan Review Pemetaan Swadaya Ketentuan Penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas Ketentuan Pencairan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK APA PERENCANAAN PARTISIPATIF? Proses perumusan dan penyepakatan produk perencanaan dengan melibatkan partisipasi aktif warga dan Pemda Proses penyelarasan perencanaan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi

Lebih terperinci

PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015

PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015 PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015 Latar Belakang Pengembangan Kapasitas dalam P2KKP merupakan salah satu pilar penting, karena merupakan sistem yang akan menghantarkan

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT KABUPATEN/KOTA Penyelenggaraan program KOTAKU di tingkat Kabupaten/Kota merupakan upaya untuk mendorong kolaborasi kegiatan ditingkat Kabupaten/Kota dengan kegiatan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN SWAKELOLA

Lebih terperinci

Profil PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) Provinsi Jawa Timur. Kelurahan Gading Kasri - Kota Malang

Profil PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) Provinsi Jawa Timur. Kelurahan Gading Kasri - Kota Malang Profil PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) Kelurahan Gading Kasri - Kota Malang Provinsi Jawa Timur Program Kota Tanpa Kumuh(KOTAKU) adalah program pencegahan danpeningkatan kualitas permukiman kumuh, merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Juni 2012 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

PROGRAM KOTAKU (NSUP & NUSP-2) DALAM PENANGANAN KUMUH

PROGRAM KOTAKU (NSUP & NUSP-2) DALAM PENANGANAN KUMUH PROGRAM KOTAKU (NSUP & NUSP-2) DALAM PENANGANAN KUMUH TAHUN ANGGARAN 2017 Ir. Didiet Arief Akhdiat, M.Si Kepala PMU NSUP & NUSP-2 Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, DJCK Rapat Koordinasi Pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14.A 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR : 14. A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS (P3BK) TAHUN 2013

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS () PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah tersusunnya buku Laporan Akhir Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Taipa Kota Palu.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Kemiskinan adalah masalah kompleks sehingga Penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara komprehensif Kondisi lingkungan dan permukiman yang

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2014

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2014 EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2014 PENGANTAR Hasil evaluasi kinerja SIM untuk periode Oktober - Desember 2014 (triwulan-4) menunjukkan Skor rata-rata nasional pada angka 92.11%

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN SIDOARJO. Provinsi Jawa Timur

PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN SIDOARJO. Provinsi Jawa Timur PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN SIDOARJO Provinsi Jawa Timur 1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIDOARJO KONDISI GEOGRAFIS Wilayah administrasi Kabupaten Sidoarjo terdiri atas wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. POKMAS adalah kelompok masyarakat yang dibentuk dari penerima manfaat, yang telah ditetapkan melalui SK. Penetapan Walikota Manado.

I. PENDAHULUAN. POKMAS adalah kelompok masyarakat yang dibentuk dari penerima manfaat, yang telah ditetapkan melalui SK. Penetapan Walikota Manado. KM RELOKASI 2016 I. PENDAHULUAN Penyusunan Dokumen Teknis Perencanaan Perumahan merupakan tahapan dalam kegiatan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang harus dilakukan oleh POKMAS sebelum proses

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

I. Capaian Pengaduan status April 2016

I. Capaian Pengaduan status April 2016 I. Capaian Pengaduan status April 2016 Pada bulan April 2016 PPM Program Kota Tanpa Kumuh masih mengelola pengaduan yang pada program sebelumnya dan Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh). Pengaduan yang masuk

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I.Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN BERSAMA RAKYAT ATASI KAWASAN PADAT, KUMUH, DAN MISKIN DI KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Disampaikan Oleh: Mita D Aprini Jakarta, Juni 2015 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat a. LATAR BELAKANGLatar

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh.

Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh. Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan Program lanjutan dari Program PNPM Mandiri Perkotaan. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)telah disosialisasikan di

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat A. Lokasi Peningkatan Kualitas. Pelatihan BKM/, Lurah/Kepala Desa a. Meningkatkan pemahaman isi dokumen RPLP b. Meningkatkan pemahaman peserta mengenai kolaborasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E A BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS TAHUN 2015

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai Page 0 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke Tuhan yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

Mekanisme Pencairan dan Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Program KOTAKU (NSUP dan NUSP-2)

Mekanisme Pencairan dan Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Program KOTAKU (NSUP dan NUSP-2) Mekanisme Pencairan dan Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Program KOTAKU (NSUP dan NUSP-2) Berdasarkan SE Dirjen Cipta Karya No. 88/DC/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah di Direktorat

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat A. Lokasi Peningkatan Kualitas. Pelatihan BKM/, Lurah/Kepala Desa a. Meningkatkan pemahaman isi dokumen RPLP b. Meningkatkan pemahaman peserta mengenai kolaborasi

Lebih terperinci