PROPOSAL JUDUL TESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROPOSAL JUDUL TESIS"

Transkripsi

1

2 PROPOSAL JUDUL TESIS Pemanfaatan Regression Tree Untuk Prediksi Hasil Panen Tebu Sebagai Penunjang Pengambilan Keputusan Pada PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) NRP : Nama : Anung Adhi Nugraha Prodi/Jurusan : S2-Teknik Informatika Dosen Pembimbing : Ir Gunawan, M.Kom PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI INSTITUT SAINS TERAPAN DAN TEKNOLOGI SURABAYA PEBRUARI 2011

3 Judul Tesis Pemanfaatan Regression Tree Untuk Prediksi Hasil Panen Tebu Sebagai Penunjang Pengambilan Keputusan Pada PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Nama : Anung Adhi Nugraha. NRP : Program Studi : Magister Teknologi Informasi Dosen Pembimbing : Ir Gunawan, M.Kom Co-Dosen Pembimbing : - Jenis Tesis : Kontribusi Pemanfaatan Latar Belakang Proses data mining dapat digunakan sebagai alat analisis dan prediksi hasil panen lahan tebu. Dengan mempertimbangkan besarnya jumlah data yang digunakan, analisis dan prediksi hasil panen tebu akan menghabiskan banyak waktu dalam pelaksanaannya. Ditarnbah dengan kebutuhan akan akurasi dan kecepatan pernrosesan data, serta kelancaran aliran informasi maka perlu dikembangkan suatu aplikasi perangkat lunak yang dapat melaksanakan fungsi fungsi sistem prediksi hasil panen lahan tebu dengan menggunakan metode regression tree. Sebagai perusahaan yang berbasis perkebunan dengan produksi utama gula, sudah barang tentu lahan dan tebu adalah dua komponen utama penunjang produksi gula di PT Perkebunan Nusantara XI (Persero). Lahan sebagai media penanaman tebu dan tebu sebagai bahan baku utama produksi gula adalah dua hal yang menjadi awal dari bisnis proses pembuatan gula. Dari dua hal tersebut dihasilkan beberapa data yang terangkum dalam laporan taksasi (taksiran) hasil panen lahan tebu pada satu periode tanam. Data lahan dan tebu yang termuat dalam data taksasi antara lain nama kebun, kategori kebun, luasan kebun/lahan, jenis/ varietas tebu yang ditanam, jumlah batang tebu, panjang batang tebu dan lain lain. Data-data tersebut nantinya akan dijadikan variabel untuk menentukan nilai perkiraan hasil panen dari tiap-tiap lahan, dari nilai perkiraan tersebut nantinya akan dijadikan dasar keputusan keputusan pihak manajemen menyangkut produksi, seperti penentuan lama produksi dalam satu periode, maupun berapa alokasi dana yang dibutuhkan sebagai penunjang kegiatan proses produksi. Oleh karena itu sudah sepatutnya nilai perkiraan hasil panen lahan tebu yang dihasilkan harus seakurat mungkin. Pohon regresi (regression tree) adalah salah satu metode yang digunakan untuk melakukan prediksi nilai suatu data dimasa yang akan datang. Berdasarkan proses yang terjadi, regression tree dapat dibagi menjadi dua yaitu proses learning dan proses prediksi. Input regression tree terdiri dari kumpulan instance/case/record dimana setiap instance/case/record terdiri dari satu atau lebih variabel prediktor/variabel bebas dan satu variabel target/variabel tidak bebas. Variabel prediktor dapat mempunyai discrete atau continuous value, sedangkan variabel target hanya mempunyai continuous value. Dalam tesis ini yang akan 1

4 diprediksi adalah angka hasil panen tebu. Keuntungan menggunakan metode regression tree adalah kemampuan menghasilkan output yang sederhana sehingga memudahkan untuk dipahami dan diinterpretasi, tidak memerlukan waktu yang banyak dalam proses komputasinya, dan kemampuan mengolah data proporsi atau data kontinyu. Berdasarkan uraian tersebut serta mengingat bahwa perkiraan hasil panen lahan tebu merupakan aktivitas yang dilakukan berulang-ulang, maka PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) membutuhkan suatu sistem prediksi hasil panen lahan tebu untuk menyediakan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan keputusan terkait proses produksi gula.. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan utama dari pembuatan tesis yang akan dilaksanakan adalah memanfaatkan metode regression tree untuk memprediksi hasil panen lahan tebu tiap unit usaha pabrik gula PT Perkebunan Nusantara XI sebagai bentuk optimalisasi pelaporan data hasil panen lahan tebu oleh unit usaha pabrik gula kepada pihak manajemen PT Perkebunan Nusantara XI dimana laporan digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan terkait produksi. Terminologi Berikut ini adalah istilah-istilah yang nantinya banyak digunakan dalam penulisan tesis ini : 1. Kebun : Adalah hamparan tanah dengan luasan bermacam macam yang digunakan untuk menanam tananaman tebu. Satu kebun tebu terdiri dari satu atau lebih petak. 2. Petak : Pemecahan luasan kebun untuk memudahkan pengawasan. Satu petak terdiri dari banyak juring. 3. Juring : Adalah lubang tanam, pada sebuah petak terdiri dari banyak juring. 4. Direktorat Tanaman : Adalah bidang di kantor pusat PT Perkebunan Nusantara XI yang mengkoordinir bagian tanaman di seluruh unit usaha pabrik gula. 5. Administratur : Adalah pimpinan pabrik gula 6. Kepala Tanaman : Adalah pimpinan tertinggi pada bagaian tanaman di unit usaha pabrik gula. 7. Taksasi : Menduga potensi produksi tebu (bobot tebu) yang bakal diperoleh pada saat kebun tersebut ditebang padahal kebun tersebut baru ditebang beberapa bulan lagi dari saat ditaksasi 8. Sinder Kebun Wilayah (SKW) : Pengelola kebun dengan luas tertentu pada wilayah tertentu pula. Seorang sinder membawahi beberapa mandor. 9. Mandor : Pengawas pertumbuhan dan pemanenan tebu di kebun. Satu mandor mengawasi lebih dari satu kebun dan bertanggung jawab kepada seorang Sinder Kebun Wilayah (SKW). 2

5 Hipotesa Diyakini bahwa metode Regression Tree dapat memprediksi hasil panen tebu di PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) dalam sebuah musim tanam dengan akurasi Tidak Kurang dari 95 %. 1 Tinjauan Pustaka 1. Regression Trees Disebutkan dalam laporan tugas akhir strata 1 berjudul Studi Analisa Regression Tree Lokal Sebagai Alternatif Regression Tree Standar yang disusun oleh Budi Utomo.S 2, berdasarkan prosesnya, regression tree dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap learning dan tahap prediction. Berdasarkan hasil prediksinya, regression tree dapat dibagi menjadi standar dan local regression tree. Standar regression tree terlibat dalam tahap learning sedangkan local regression tree terlibat dalam tahap prediksi. Dalam tahap learning input adalah data training. Dalam proses induksi dengan menggunakan algoritma GrowLSTree/GrowLADTree, dihasilkan regression tree. Regression tree yang terbentuk ini lalu dipruning dengan input data holdout sample sehingga menghasilkan regression tree yang telah dipruning. Algoritma GrowLSTree/GrowLADTree ini merupakan algoritma untuk menumbuhkan standar regression tree. Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari proses Regression Tree : Data Training Proses Induksi Regression Tree Holdout sample Proses pruning Regression Tree yang telah dipruning Tahap Learning Data Prediction Proses prediksi Tahap Prediction Prediction Result 1 Tercantum dalam Standard Operating Procedure Bagian Tanaman PT Perkebunan Nusantara XI bahwa untuk angka taksasi tebu dengan cara konvensional, penyimpangan maksimum dari realisasi adalah sebesar 5% atau angka akurasi minimalnya 95% maka diharapkan prediksi menggunakan Regression Tree angka akurasinya sama dengan SOP. 2 Budi Utomo S. Studi Analisa Regression Tree Lokal Sebagai Alternatif Regression Tree Standar (Tugas Akhir Strata 1 istts, Surabaya, 2003) p. 34 3

6 Proses learning adalah proses dimana program diberikan sejumlah contoh data input dan data output.tahap learning berusaha mencari apakah ada hubungan antara variabel input dengan output dan pada akhirnya menghasilkan sekumpulan rule klasifikasi yang diharapkan dapat berlaku untuk input data yang mungkin tidak disertakan dalam tahap learning. Adapun bentuk umum dari tree yang digunakan pada proses learning dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Berdasarkan hirarkinya, model tree dapat terbagi menjadi 3 bagian yaitu tree root, tree branch, dan tree leaves. Untuk root dan branch diwakili oleh bentuk lingkaran dan untuk leaves diwakili oleh bentuk persegi panjang. Tree ditelusuri mulai rootnya dan menurun menuju ke branch dan berakhir adalah tree leaf. Pada root dan branch selalu terjadi pengecekkan untuk sebuah atribut apakah betul atau salah. Jika atribut yang dites menghasilkan value true maka flow akan mengikuti ke arah left child dan sebaliknya. Contoh : Seandainya kita mempunyai data MeanNO3 = 3,5 dan MinO2 = 1,0 dengan melakukan penelusuran tree gambar diatas akan menghasilkan output Y = 0,60. Sedangkan proses prediksi adalah proses dimana program diberikan sekumpulan data yang belum pernah diberikan dalam tahap learning (dikenal dengan istilah data testing) untuk menguji tingkat akurasi dari rule klasifikasi yang telah dihasilkan dalam tahap learning. Semakin besar tingkat keakurasian dari kumpulan rule tersebut semakin baik pula hasil prediksinya. Local Regression Tree digunakan dalam proses prediksi. Proses prediksi menggunakan salah satu metode : Kernel Models, Local Linear Polynomial atau Partial Linear. 4

7 2. Taksasi / taksiran produksi lahan Disebutkan dalam bahan presentasi mengenai taksasi produksi yang disusun oleh Tri Siswanto 3, taksasi atau taksiran adalah salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh bidang kerja terkait dengan lahan dan bahan baku adalah melakukan taksasi produksi lahan. Pengertian taksasi produksi diperkebunan tebu adalah menduga potensi produksi tebu (bobot tebu) yang bakal diperoleh pada saat kebun tersebut ditebang padahal kebun tersebut baru ditebang beberapa bulan lagi dari saat ditaksasi. Adapun pelaksanaan taksasi ada tiga periode, yaitu : 1. Taksasi September dilakukan bagi keperluan pendanaan, sekarang sudah tidak dikerjakan lagi karena sebagian besar dana telah diperoleh dari paket kredit 2. Taksasi Desember dilakukan untuk keperluan penyediaan karung gula. 3. Taksasi Maret Dilakukan untuk keperluan penaksiran produksi sehingga dapat ditentukan harus impor atau tidak Pelaksanaan taksasi dilakukan oleh mandor kebun dan SKW, hasil dari taksasi diperiksa oleh kepala tanaman bersama Administratur selanjutnya akan dilaporkan kepada Direktorat tanaman kantor pusat yang akan diteruskan kepada Direksi. (lihat lampiran 2) Ada beberapa tujuan dari dibuatnya laporan taksasi lahan antara lain 4 : 1. Sebagai perkiraan kuanta bahan baku tebu yang akan digiling pabrik gula. 2. Laporan taksasi digunakan sebagai dasar penentuan lama produksi di masing-masing pabrik gula. 3. Laporan taksasi juga digunakan sebagai perkiraan biaya produksi (pembelian bahan pembantu produksi, perkiraan jumlah pemakaian karung) 4. Dari laporan taksasi dapat diperkirakan jumlah gula yang akan diproduksi. Pada Standard Operating Procedure Bagian Tanaman PT Perkebunan Nusantara XI 5 menjelaskan tahapan-tahapan pelaksanaan dan standard teknis taksasi adalah sebagai berikut : 1. Menfungsikan jalan kebun : menyiapkan jalan menuju kebun untuk mempermudah pelaksanaan taksasi 2. Penetuan tempat juringan yang ditaksasi : tiap petak contoh diambil +/- 5% dari total juringan. Juringan yang dihitung adalah juring ke 15,10 dan 45 3 Tri Siswanto, Taksasi Produksi ( Presentasi calon karyawan bidang tanaman PT Perkebunan Nusantara XI ) Slide no 2 4 Hasil wawancara dengan kepala bidang tanaman kantor pusat PT Perkebunan Nusantara XI (persero) 5 Standard Operation Presedure (SOP) Bagian Tanaman PT Perkebunan Nusantara XI (persero) p

8 3. Pengukuran tinggi batang : untuk pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan memasang bambu ukur di kebun. 1 petak minimal dipasang 1 bambu ukur (3 5 Ha). Jika dalam satu petak sangat heterogen pertumbuhannya dapat dipasang lebih dari satu bambu ukur. 4. Perhitungan produksi : - Penghitungan jumlah batang Dalam penghitungan jumlah batang, batang tebu yang dihitung mencapai jumlah +/- 5% per petak. Yang dihitung adalah batang hidup. Jika batang hidup tapi kecil, 2-3 batang dapat dianggap 1 batang. Penghitungan tinggi batang Penghitungan tinggi batang diukur dari atas tanah hingga pucuk daun teratas. Penghitungan ini dilakukan pada rumpun yang sama. Tiap petak diambil 10 sample, jika kondisinya heterogen maka sample harus semakin banyak. Panjang batang yang diukur harus menggambarkan kondisi lapangan. - Penentuan berat batang tiap meter Yang dilakukan adalah mengukur diameter tebu, untuk menentukan hubungan diameter dengan berat tebu diambil dari data-data analisa pendahuluan. Diameter diukur menggunakan jangka sorong dan diukur dibagian tengah batang. - Menghitung tebu per hektar (hitungan) Rumus penghitungan : a x b x c x d a = batang per juring b = tinggi batang c = berat per meter d = faktor juringan - Menghitung tebu per hektar (pandangan) Dilakukan oleh seseorang yang sudah berpengalaman dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti iklim dan bulan tebang. Penghitungan ini didasarkan oleh pengamatan dan pengalaman. - Menghitung taksasi tebu untuk dilaporkan Untuk taksasi tebu yang akan dilaporkan dihitungan dengan cara taksasi hitungan ditambah taksasi pandangan dibagi 2, hasil penghitungan ini penyimpangan maksimum dari realisasi adalah sebesar 5% Laporan inilah yang nantinya akan dianalisa dan diprediksi angka hasil panen tebu nya diharapkan nantinya output hasil prediksi dapat seakurat mungkin sehingga pada pemanfaatannya oleh pihak manajemen dapat menghasilkan keputusan/kebijakan yang tepat. Untuk contoh laporan dan penjelasan tiap-tiap kolomnya dapat dilihat pada lampiran 3 6

9 Ruang Lingkup / Batasan Masalah 1. Batasan masalah Dalam tesis ini yang prediksi yang akan dilakukan adalah hanya prediksi hasil panen tebu pada unit usaha pabrik gula di PT Perkebunan Nusantara XI (Persero). 2. Sumber data yang digunakan Data yang digunakan dalam pembuatan tesis ini adalah data laporan taksasi lahan (lihat lampiran 3). Data taksasi yang digunakan diperoleh dari 16 unit usaha pabrik gula di PT Perkebunan Nusantara XI antara lain : 1. PG Soedhono berlokasi di Ngawi 2. PG Poerwodadie berlokasi di Ngawi 3. PG Redjosarie berlokasi di Ngawi 4. PG Pagottan berlokasi di Madiun 5. PG Kanigoro berlokasi di Madiun 6. PG Kedawoeng berlokasi di Pasuruan 7. PG Wonolangan berlokasi di Probolinggo 8. PG Gending berlokasi di Probolinggo 9. PG Padjarakan berlokasi di Probolinggo 10. PG Djatiroto berlokasi di Lumajang 11. PG Semboro berlokasi di Jember 12. PG Wringinanom berlokasi di Situbondo 13. PG Olean berlokasi di Situbondo 14. PG Pandjie berlokasi di Situbondo 15. PG Assembagoes berlokasi di Situbondo 16. PG Pradjekan berlokasi di Situbondo Peta sebaran lokasi unit usaha pabrik gula pada PT Perkebunan Nusantara XI dapat dilihat pada lampiran 1. Laporan yang akan digunakan adalah laporan taksasi periode maret 6, dimana laporan taksasi periode ini laporan taksasi terakhir sebelum memasuki periode produksi. 3. Contoh data Seperti dilihat pada lampiran 3, lampiran ini adalah contoh laporan taksasi dari PG Wonolangan Probolinggo. Dengan detail laporannya sebagai berikut : - Sumber : Laporan taksasi PG Wonolangan Probolinggo periode 2009/ Jumlah SKW = 5 orang - Jumlah lembaran laporan tercetak masing masing SKW : a. SKW 1 = 10 lembar b. SKW 2 = 3 lembar c. SKW 3 = 7 lembar d. SKW 4 = 6 lembar 6 Data yang dipakai adalah data taksasi maret, dimana data taksasi ini adalah data yang paling terdekat dengan pelaksanaan panen, sudah barang tentu kondisi tanaman tebu yang ditaksasi adalah ketika kondisi terakhir menjelang dipanen dimana pengaruh faktor faktor eksternal seperti cuaca, hama, pupuk dan lain lain sudah ada pengaruhnya ke fisik tanaman misal pengaruh cuaca atau pupuk kepada panjang batang tebu, diameter maupun berat batang. 7

10 e. SKW 5 = 7 lembar Jumlah laporan tercetak = 33 lembar Jumlah record = 700 record Contoh data yang dilampirkan : Data Taksasi SKW 2 Penjelasan : Nama SKW = Ferry Jumlah kebun yang dikelola : 35 kebun antara lain 1. Sbr Kedawung 2. Jorongan 3. Ketapang 4. Triwung Kidul 5. Ketapang 6. Jrebeng Lor Lhr 7. Kedungasem 8. Kademangan 9. Pakistaji 10. Pilang 11. Jrebeng Kulon 12. Sumber Taman 13. Pilang 14. Ketapang 15. Ketapang 16. Ketapang 17. Kedungrejo 18. Kedungrejo 19. Kedungrejo 20. Tigasan 21. Sumber Taman 22. Sumbertaman 23. Sumbertaman 24. Ketapang 25. Sumber Kdw 26. Jrebeng Kln Pkt 27. Sumbertaman 28. Kedung Rejo 29. Tigasan Wetan 30. Sumber Bulu 31. Triwung Umbut 32. Ketapang Husen 33. Triwung Waduk 34. Kedung Asem 35. Warujinggo Jumlah no petak : 42 petak Jumlah mandor : 4 mandor Jenis kebun TS dan TR 4. Volume data Jika diasumsikan tiap pabrik gula mempunyai lembar laporan tercetak sama yaitu 33 lembar maka untuk satu periode jumlah laporan tercetak adalah 33 lembar x 16 PG = 528 lembar. Jika dari 33 lembar yang tercetak terdapat 700 record ( sample PG Wonolangan) dan diasumsikan semua pabrik gula sama jumlah recordnya maka minimal jumlah record dari 16 pabrik gula per periode adalah 700 x 16 PG = record. X 3 (periode) = record Laporan taksasi yang digunakan adalah laporan taksasi periode 3 tahun terakhir yaitu tahun 2007 sampai Perbandingan data untuk trainning dan testing adalah 70 : 30 dengan rincian : 70% untuk training = record 7 Data tahun 2010 tidak dipakai dengan pertimbangan pada tahun tersebut terjadi perubahan iklim yang ektrim sehingga diasusmsikan data pada tahun tersebut menjadi tidak valid. 8

11 30% untuk testing = record 5. Input dan Target Dalam sebuah record pada laporan taksasi yang nantinya akan digunakan dalam penelitian tesis ini terdapat field-field sebagai berikut : Input No Nama Field Tipe Data 1 Jenis Tebu Char 2 M/T (Masa Tanam) Char 3 Luas Area (Ha) Float 4 Banyak juring tiap petak tebang Integer 5 Jumlah batang tebu tiap petak tebang Integer 6 Rata rata panjang batang (meter) Float 7 Diameter Batang (meter) Float 8 Berat rata rata tebu per batang Float Target No Nama Field Tipe Data 1 Taksasi produksi tebu pandangan (jumlah) Integer Lihat lampiran 3, yang diberi blok warna kuning adalah input, sedangkan warna biru adalah target. 6. Diagram alur Adapun rancangan diagram dari sistem prediksi dengan menggunakan regression tree yang akan dibuat dalam tesis ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini : 9

12 Start Input Data Data Training Proses Induksi Regression Tree Holdout sample Proses pruning Regression Tree yang telah dipruning Tahap Learning Data Prediction Proses prediksi Tahap Prediction Prediction Result Output Stop Keterangan Gambar Input : data taksasi Proses Regression Tree Proses learning : program diberikan sejumlah contoh data input dan data output.tahap learning berusaha mencari apakah ada hubungan antara variabel input dengan output dan pada akhirnya menghasilkan sekumpulan rule klasifikasi yang diharapkan dapat berlaku untuk input data yang mungkin tidak disertakan dalam tahap learning. Tahap Learning : Proses induksi : proses induksi menggunakan algoritma GrowLSTree / GrowLADTree dan menghasilkan Regression tree 10

13 Holdout sample : adalah sebuah sample dari data yang tidak digunakan didalam fitting sebuah model, digunakan untuk menilai performa dari model tersebut. Proses Prunning : Regression tree yang terbentuk ini lalu dipruning dengan input data holdout sample sehingga menghasilkan regression tree yang telah dipruning. Proses pruning merupakan bagian dari proses pembentukan decision tree. dilakukan untuk menemukan tree yang akurat. Pruning diperlukan untuk mengatasi masalah overfitting terhadap data training. Overfitting terhadap data training terjadi karena adanya noise pada data ataupun jumlah data training terlalu sedikit sehingga tidak dapat mewakili data sesungguhnya. Proses prediksi : program diberikan sekumpulan data yang belum pernah diberikan dalam tahap learning (dikenal dengan istilah data testing) untuk menguji tingkat akurasi dari rule klasifikasi yang telah dihasilkan dalam tahap learning. Semakin besar tingkat keakurasian dari kumpulan rule tersebut semakin baik pula hasil prediksinya. Output : angka prediksi hasil panen tebu Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam mengerjakan penelitian ini adalah : 1. Studi Literatur Dengan mempelajari buku-buku referensi dan paper / jurnal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diangkat serta mencari solusi yang terbaik. Topik bahasan utama yang dibutuhkan diantaranya adalah teori tentang regression tree secara umum, teori tentang penerapan regression tree dalam proses prediksi dan teori tentang taksiran poduktifitas lahan tebu. 2. Analisa Melakukan uji coba secara teoritis terhadap masalah yang diangkat guna menganalisa apakah teknik yang digunakan dapat menghasilkan solusi yang diinginkan. Metode regression tree digunakan dalam proses prediksi.. Untuk itu sampel data citra akan diambil laporan taksasi yang sudah dikumpulkan. Hipotesa ditentukan dari nilai rata-rata best-case dan worst-case nya. 3. Implementasi Membuat program dari hasil perancangan yang telah dibuat untuk mengimplementasikan serta membuktikan bahwa hasil analisa secara teoritis yang telah dilakukan benar-benar dapat berjalan sesuai yang diharapkan. 4. Pengujian Sistem Melakukan pengujian pada sistem yang telah dibuat. Teknik yang digunakan antara lain : a. Teknik white-box testing Yaitu dengan melakukan pengujian terhadap source code serta algoritma dan logika yang dipakai, apakah telah sesuai dengan requirement. 11

14 b. Teknik black-box testing Yaitu menguji langsung program yang telah dibuat dengan memasukkan data-data dan kemudian melihat apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Kedua langkah pengujian ini dilakukan berulang-ulang hingga dicapai suatu sistem sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. 5. Dokumentasi Merupakan langkah akhir, penyusunan laporan mulai dari latar belakang permasalahan sampai dengan pengambilan kesimpulan akan dijelaskan oleh penulis dalam tahap dokumentasi ini. Jadwal Penelitian No Keterangan 1 Studi Literatur 2 Analisa 3 Implementasi 4 Pengujian Sistem 5 Dokumentasi Bulan Ke

15 Daftar Pustaka Direktorat Tanaman PT Perkebunan Nusantara XI., Standard Operation Prosedure (SOP) Bagian Tanamanan PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), Direktorat Tanaman PT Perkebunan Nusantara XI, Surabaya. Kuntarto Heri., Laporan Magang Kerja Tahap III Di PG Djatiroto Lumajang, PT Perkebunan Nusantara XI (Persero), Surabaya Budi Utomo S, Studi Analisa Regression Tree Lokal Sebagai Alternatif Regression Tree Standar,.Tugas Akhir Strata 1 istts, Surabaya. Khairina Indah Kuntum. Penggunaan Pohon Keputusan untuk Data Mining, Makalah Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Bandung Komalasari Wieta B,2007. Metode Pohon Regresi Untuk Eksploratori Data Dengan Peubah Yang Banyak Dan Kompleks,. Informatika Pertanian Volume 16 No. 1, Jakarta Siswanto Tri, Taksasi Produksi,. Bahan presentasi calon karyawan bidang tanaman, Surabaya 13

16 Hasil Sidang I Proposal Tesis Periode Maret 2011 NRP : Nama Mahasiswa : Anung Adhi Nugraha Judul : Pemanfaatan Regression Tree Untuk Prediksi Hasil Panen Tebu Sebagai Penunjang Pengambilan Keputusan Pada PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Pembimbing : Ir. Gunawan, M.Kom Co. Pembimbing : - Reviewer 1 : Lukman Zaman, M.Kom Status : Disetujui Catatan : Data sudah lengkap Metode sudah jelas Hipotesis jelas Tanggapan : - Penyusunan tesis akan dilanjutkan ke proses berikutnya. Reviewer 2 : Ir. Arya Tandy Hermawan, M.T Status : Catatan : Penelitian yang dibuat tidak boleh hanya terapan metode Regression Tree. Alternatif terdapat modifikasi dimana penyesuaian dilakukan berdasarkan pada karakteristik objek penelitian. Taksasi manual mencapai ketelitian 95%, kalau penelitian dengan program hanya pada ketelitian 90% kurang memadai. Perlu definisi variable yang terlibat dalam sistem agar jelas tingkat kompleksitas dalam penelitian ini. Seperti pengelola, wilayah apakah variabel? Tekanan penelitian bukan pada aplikasi program. Parameter umum yang dipakai prediksi terlihat terkonsentrasi pada parameter tebu (panjang, diameter, berat dll) Tanggapan : - Jenis tesis yang dipilih dalam penyusunan tesis ini adalah jenis tesis kontribusi pemanfaatan seperti yang tercantum pada Pedoman Penulisan Proposal Tesis 2011 Program Magister Teknologi Informasi halaman 6 dimana Kontribusi pemanfaatan = memanfaatkan teori atau algoritma untuk masalah atau kasus riil di dunia nyata. Jadi tesis ini memanfaatkan metode Regression Tree untuk kasus riil di PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) dan belum terfikirkan tentang adanya modifikasi metode. - Angka 95% adalah minimal ketelitian yang harus dicapai pada pelaksanaan taksasi bukanlah angka ketelitian taksasi manual yang sudah dilakukan selama ini,angka ini diperoleh dari SOP (Standard Operation Precedure) 14

17 dimana angka penyimpangan maksimum data taksasi dari realisasi adalah sebesar 5% jadi angka minimal ketelitian taksasi adalah 100% 5% = 95%. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesa dikoreksi menjadi Diyakini bahwa metode Regression Tree dapat memprediksi hasil panen tebu di PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) dalam sebuah musim tanam dengan akurasi Tidak Kurang dari 95 %. - Variabel variabel yang digunakan pada penyusunan tesis ini sudah dijelaskan pada proposal halaman 8 dimana variabel yang terlibat adalah jenis tebu,masa tanam, luas area, banyak juring,jumlah batang tebu, panjang batang tebu, diameter batang tebu dan berat rata rata batang tebu. - Penelitian tidak hanya terkonsentrasi pada parameter tebu, karena parameter terkait lahan seperti luasan area lahan dan jumlah juringan juga dipakai dalam penelitian ini. Reviewer 3 : Ir. Endang Setyati, M.T Status : Disetujui Catatan : Untuk mendapatkan nilai prediksi seakurat mungkin, dibutuhkan data historis yang panjang. Pastikan data yang diambil dari tahun berapa sampai tahun berapa. (Sebaiknya data historis minimal 7-10 tahun sebelumnya, dengan frekuensi hasil panen lebih dari 2-4 x panen pertahun, mengingat data PTP Nusantara jelas jelas tersedia). Tanggapan : - Data yang sudah bisa dipastikan didapat dan akan digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah data 3 tahun terakhir (3 periode panen) yaitu tahun 2008 sampai Keputusan Sidang Status : Diperbaiki Catatan : Tuliskan alasan adanya selisih akurasi dengan taksasi manual Diperjelas kaitan prediksi dengan parameter yang dipakai, mengapa parameter eksternal seperti cuaca, hama, jenis pupuk dll tidak dipakai Tanggapan : - Setelah bertanya pada narasumber terkait dengan taksasi dan membaca pustaka yang ada maka hipotesa dikoreksi menjadi Diyakini bahwa metode Regression Tree dapat memprediksi hasil panen tebu di PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) dalam sebuah musim tanam dengan akurasi Tidak Kurang dari 95 %. Angka 95% didapatkan dariangka minimal ketelitian yang harus dicapai pada pelaksanaan taksasi, angka ini diperoleh dari SOP (Standard Operation Precedure) dimana angka penyimpangan maksimum data taksasi dari realisasi adalah sebesar 5% jadi angka minimal ketelitian taksasi adalah 100% 5% = 95%. - Alasan mengapa parameter eksternal seperti cuaca, hama, pupuk dll tidak 15

18 dipakai adalah terkait dengan data yang dipakai dalam penyusunan tesis ini. Data yang dipakai adalah data taksasi maret, dimana data taksasi ini adalah data yang paling terdekat dengan pelaksanaan panen, sudah barang tentu kondisi tanaman tebu yang ditaksasi adalah ketika kondisi terakhir menjelang dipanen dimana pengaruh faktor faktor eksternal seperti cuaca, hama, pupuk dan lain lain sudah ada pengaruhnya ke fisik tanaman misal pengaruh cuaca atau pupuk kepada panjang batang tebu, diameter maupun berat batang. Atas dasar hal inilah kenapa faktor eksternal tidak dipakai. Hasil Sidang II Proposal Tesis - Periode Maret 2011 Reviewer 1 : Yosi Kristian, M.kom. Status : Disetujui Catatan : 1. Tuliskan jumlah record data yang akan digunakan sebagai data training dan jumlah data yang akan digunakan sebagai data testing. Reviewer 2 : Yuliana Melita Pranoto, M.Kom. Status : Disetujui Catatan : 1.Apakah input data taksasi bulan maret saja cukup untuk melakukan prediksi hasil panen dengan akurasi tidak kurang dari 95%? 2.Mengapa tidak digunakan data taksasi selama satu tahun (3x taksasi)? Reviewer 3 : Ir. FX Ferdinandus, M.T. Status : Catatan : - Keputusan Sidang Status : Diperbaiki Syarat : 1) Pertanyaan bu Melita wajib dijawab di proposal. 2) Jelaskan Mengapa data tahun 2010 tidak dipakai. 16

19 Lampiran 1 Gambar peta sebaran unit usaha Pabrik Gula PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) 17

20 Lampiran 2 Alur pelaporan Taksasi Maret Alur pelaporan taksasi lahan dari pabrik gula kepada manajemen: Sinder Kebun Wilayah Dan Mandor Kepala Tanaman Unit Usaha Pabrik Gula Administratur Pabrik Gula Direktorat Tanaman Kantor Pusat Direksi Gambar Alur pelaporan taksasi lahan 18

21 Lampiran 3 Contoh Laporan Taksasi Maret TAKSASI MARET TG. 2009/2010 No. Luas Areal Ditanami Jumlah Batang Tebu Rata-2 Diame Berat rata-rata Taksasi Produksi Tebu ( Kui ) Jarak SKW/ Mandor/ Petak Kate Jenis Luas Banyaknya Juringan Tiap Tiap Panjang ter Tebu (Kg) Dihitung Pandangan Terkoreksi kutan ( K M/T GPS Kebun Kelompok Tebang gori Tebu Areal Petak Tiap Ju Petak Tiap Ha Batang Btg Per Per Tebu/ Tebu/ Tebu/ Jumlah Jumlah Jumlah L T ( Ha ) Tebang ( Ha ) ring Tebang (Mtr) (Cm) Mtr Btg Ha Ha Ha Afd II/ Ferry Sbr Kedawung Cung Sis S TSS I KS PS 864 7B 3, ,00 0,50 1, Jorongan Cung Sis S TSS I KS PS JT 6B 0, ,00 0,45 1, Ketapang Suher S TSS I KS PS 864 8A 0, ,75 0,50 1, Triwung Kidul Suher S TSS I KS PS 862 6B 0, ,50 0,50 1, Ketapang Suher S TSS I KS PS 864 8A 0, ,75 0,44 1, Jrebeng Lor Lhr Ruham S TSS I KS BL 10B 2, ,75 0,45 1, Ruham S TSS I KS BL 10B 0, ,75 0,45 1, , ,75 0,45 1, Kedungasem Ruham S TSS II KS BL 9B 0, ,50 0,43 1, Kademangan Didik S TSS II KS PS 864 8A 0, ,50 0,45 1, Didik S TSS II KS BL 9A 1, ,50 0,45 1, Didik S TSS II KS PS B 0, ,50 0,45 1, , ,50 0,45 1, Pakistaji Ruham S TSS II KS BL 10A 2, ,50 0,43 1, Ruham S TSS II KS BL 10A 1, ,50 0,43 1, Ruham S TSS II KS BL 10A 0, ,50 0,43 1, , ,50 0,43 1, Pilang Suher S TSS II KS PS A 1, ,75 0,44 1, Suher S TSS II KS PS A 1, ,75 0,44 1, , ,75 0,44 1, Jrebeng Kulon Didik S TSS II KS BL 8B 0, ,75 0,50 1,

22 TAKSASI MARET TG. 2009/2010 No. Luas Areal Ditanami Jumlah Batang Tebu Rata-2 Diame Berat rata-rata Taksasi Produksi Tebu ( Kui ) Jarak SKW/ Mandor/ Petak Kate Jenis Luas Banyaknya Juringan Tiap Tiap Panjang ter Tebu (Kg) Dihitung Pandangan Terkoreksi kutan ( K M/T GPS Kebun Kelompok Tebang gori Tebu Areal Petak Tiap Ju Petak Tiap Ha Batang Btg Per Per Tebu/ Tebu/ Tebu/ Jumlah Jumlah Jumlah L T ( Ha ) Tebang ( Ha ) ring Tebang (Mtr) (Cm) Mtr Btg Ha Ha Ha Afd II/ Ferry Sumber Taman H. Mahmud K TRS I K PS 862 9A 1, ,00 0,40 1, Pilang H. Suwignyo K TRS I K PS A 0, ,50 0,44 1, Ketapang H. Suwignyo K TRS I K PS A 1, ,00 0,43 0, Ketapang H. Suwignyo K TRS I K PS A 0, ,50 0,43 1, Ketapang Hasyim K TRS I K BL 12A 1, ,00 0,44 0, Kedungrejo Suhud Efendi K TRT I K BL 9A 2, ,75 0,43 1, Kedungrejo Suhud Efendi K TRT I K BL 11A 2, ,50 0,43 1, Kedungrejo Suhud Efendi K TRT I K BL 10B 0, ,50 0,43 1, Tigasan H.Sofyan K TRT I K BL 11B 0, ,50 0,43 1, Sumber Taman H.Mahmud K TRS II K BL 8A 3, ,00 0,45 1, Sumbertaman H.Mahmud K TRS II K BL 8A 0, ,00 0,45 1, Sumbertaman H. Mahmud K TRS II K BL 8A 2, ,00 0,45 1, Ketapang Hasyim K TRS II K PS A 0, ,50 0,42 1, Sumber Kdw Imam Hanafi K TRS II K BL 9B 2, ,50 0,43 1, Jrebeng Kln Pkt H. Slamet K TRS II K BL 11B 1, ,50 0,44 1, Sumbertaman H. Abd. RahmanK TRS II K BL 10A 0, ,00 0,43 1, Kedung Rejo Suhud Efendi K TRT II K BL 8B 2, ,50 0,43 1, Suhud Efendi K TRT II K BL 8B 4, ,50 0,43 1, , ,50 0,43 1, Tigasan Wetan Misnali K TRT II K BL 11B 2, ,50 0,43 1,

23 TAKSASI MARET TG. 2009/2010 No. Luas Areal Ditanami Jumlah Batang Tebu Rata-2 Diame Berat rata-rata Taksasi Produksi Tebu ( Kui ) Jarak SKW/ Mandor/ Petak Kate Jenis Luas Banyaknya Juringan Tiap Tiap Panjang ter Tebu (Kg) Dihitung Pandangan Terkoreksi kutan ( K M/T GPS Kebun Kelompok Tebang gori Tebu Areal Petak Tiap Ju Petak Tiap Ha Batang Btg Per Per Tebu/ Tebu/ Tebu/ Jumlah Jumlah Jumlah L T ( Ha ) Tebang ( Ha ) ring Tebang (Mtr) (Cm) Mtr Btg Ha Ha Ha Afd II/ Ferry Sumber Bulu Hadiprayitno M TRS II M BL 9A 0, ,50 0,43 1, Triwung Umbut Hadiprayitno M TRS II M BL 10A 1, ,00 0,50 1, Ketapang Husen P.Gogol M TRS II M BL 10B 0, ,20 0,42 0, Triwung Waduk Nurhasim M TRS II M PS A 0, ,20 0,45 0, Kedung Asem Pomo M TRS II M PS A 0, ,00 0,45 0, Warujinggo Sulhan M TRS II M BL 10A 1, ,20 0,45 0,

24 Lampiran 3 ( Lanjutan ) Penjelasan kolom kolom Laporan Taksasi Maret Penjelasan kolom kolom dalam Taksasi Maret adalah sebagai berikut 8 : 1. Kolom SKW / Kebun Penjelasan : Kolom ini berisi nama SKW ( Sinder Kebun Wilayah) yang bertanggung jawab atas nama nama kebun yang masuk kedalam wilayah kerjanya, dalam kolom ini juga tercantum nama / lokasi kebun yang terdaftar dalam taksasi maret yang masuk dalam wilayah tanggung jawab SKW tersebut. Kebun yang tercantum adalah kebun TS maupun TR. 2. Mandor / Kelompok Penjelasan : Kolom ini berisi nama nama mandor yang bertanggung jawab terhadap kebun, setiap mandor kebun bertanggung jawab terhadap 1 SKW dan bisa mengelola lebih dari satu kebun. 3. Nomor Petak Tebang Penjelasan : Kolom ini berisi nomor petak tebang, nomor petak tebang itu sendiri adalah identitas dari tiap tiap petak yang ada pada tiap tiap kebun, nomor petak dibuat berurutan berdasarkan kategori. Contoh : S , penjelasannya adalah S1 mewakili kategori tebu (TS / TR), 01 ( dua digit awal ) mewakili Afdeling (wilayah), tiga digit terakhir adalah nomor urut. 4. Kategori Penjelasan : Kolom ini menunjukkan termasuk kategori apakah tebu pada kebun, apakah tebu sendiri (TS) atau tebu rakyat (TR) 5. Jenis Tebu Penjelasan : Kolom ini menunjukkan jenis varietas tebu apakah yang ditanam pada kebun itu. Jenis atau varietas tebu berpengaruh terhadap masa tanam, panjang batang dan diameter batang. Secara tidak langsung berpengaruh pula pada berapa banyak kuanta tebu yang dihasilkan kebun tersebut. 6. M/T Masa Tanam Penjelasan : Kolom ini menjelaskan masa tanam tebu tiap tiap nomor petak. Contoh : 7A angka 7 mewakili bulan berapa tebu itu ditanam dan A / B menunjukkan ditanam awal bulan ( tgl 1-15) atau akhir bulan (tgl 16 akhir bulan) 7. Luas Areal Ditanam Penjelasan : Kolom ini dibagi dua bagian yaitu : 8 Standard Operation Presedure (SOP) Bagian Tanaman PT Perkebunan Nusantara XI (persero) p

25 a. Luas Areal (ha) : kolom ini menunjukkan luasan areal per satu nomor petak. b. Banyaknya juringan (lubang tanam) Per Petak tebang Per Hektar 8. Jumlah Batang Tebu Penjelasan : Kolom ini dibagi tiga bagian yaitu : 1. Jumlah batang tebu tiap juring : Menunjukkan jumlah batang tebu tiap juringan (lubang tanam) 2. Jumlah batang tebu tiap petak tebang Menunjukkan jumlah batang tebu dalam satu petak tebang per nomor petak. 3. Jumlah batang tebu tiap hektar Menunjukkan jumlah batang tebu dalam satu hektar luasan per nomor petak. Mekanisme penghitungan jumlah batang tebu adalah sbb : Per pertak jumlah batang tebu yang dihitung kurang lebih 5% Yang dihitung batang hidup Batang hidup tapi kecil 2 3 batang dianggap 1 batang 9. Rata rata panjang batang Penjelasan : Kolom ini berisi angka hasil pengukuran panjang batang tebu ( diambil sampel tiap petak). Mekanisme pengukurannya adalah : Pengukuran tinggi tebu dilakukan dua kali dalam satu bulan dimulai sejak bulan November. Tiap petak tebang (luas 2-3 Ha) dipasang satu patok ukuran pada rumpun tebu yang dianggap mewakili kebun tersebut dan dalam keadaan sehat (tidak terserang hama dan penyakit) Titik 0 (nol) pada ukuran ditempatkan pada permukaan tanah waras. Diukur sampai daun teratas. Sampel diambil dalam rumpun yang sama Tiap petak 10 sampel Semakin heterogen sampel semakin banyak. 10. Diameter batang Penjelasan : Kolom ini berisi hasil pengukuran diameter tebu, yang diukur adalah bagian tengah batang dengan jangka sorong. 11. Berat rata rata tebu Penjelasan : Berat rata rata tebu yang diukur adalah berat rata rata per meter dan per batang. Angka berat batang per meter diambil dari angka-angka analisa pendahuluan 3 tahun terakhir dirata-rata 12. Taksasi Produksi Tebu Penjelasan : Ada tiga macam taksasi produksi yaitu : 23

26 a. Taksasi produksi Pandangan Cara ini dilakukan secara pandangan mata saja dan mempunyai beberapa kelemahan antara lain tidak dapat dihandalkan bagi penanaman tebu pemula. Seseorang harus mempunyai pengalaman menanam tebu yang sudah atau berkali-kali menanam tebu serta mengamatinya dengan cermat. b. Taksasi produksi hitungan Cara ini dengan jalan perhitungan dari unsur-unsur yang mempengaruhi produksi/hasil tebu, antara lain jumlah batang, tinggi batang, diameter batang, jenis tebu dan lain sebagainya. Caranya : - Mengukur tinggi batang yang dianggap mewakili petak tersebut - Menghitung jumlah batang - Diameter batang Contoh Taksasi : Hitungan jumlah batang per leng = 60 batang Tinggi batang rata-rata = 3,0 meter Berat batang rata-rata (lihat tabel) = 0,5 Kg/Mtr Jumlah leng tiap hektar = Perk. Produksi/Ha = 60 x 3,0 x 0,5 x 1120= 1008 Kui Catatan : Angka berat batang per meter diambil dari angka-angka analisa pendahuluan 3 tahun terakhir dirata-rata c. Taksasi produksi koreksi ( untuk kepentingan pelaporan ) Toleransi angka taksasi produksi koreksi adalah 5% dari realisasi, cara penghitungannya adalah (Taksasi hitungan + taksasi pandangan ) dibagi 2 24

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerupai otak manusia yang dikenal dengan jaringan syaraf tiruan.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerupai otak manusia yang dikenal dengan jaringan syaraf tiruan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan menggantikan kelemahan-kelemahan manusia, salah satu bentuk dari kecanggihan teknologi tersebut adalah

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di PG Cepiring, PT Industri Gula Nusantara, Kendal, Jawa Tengah, pada tanggal 14 Februari sampai 14 Juni 2011. Kegiatan pengamatan aspek khusus

Lebih terperinci

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional 83 4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Produktivitas gula yang cenderung terus mengalami penurunan disebabkan efisiensi industri gula secara keseluruhan, mulai dari pertanaman tebu hingga pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Raya Kedung

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Raya Kedung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Institut Bisnis dan Informatika yang selanjutnya disebut Stikom Surabaya merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Raya Kedung Baruk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PHP... 15

DAFTAR ISI PHP... 15 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi INTISARI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Education data mining merupakan penelitian didasarkan data di dunia pendidikan untuk menggali dan memperoleh informasi tersembunyi dari data yang ada. Pemanfaatan education

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem data mining akan lebih efektif dan efisiensi dengan komputerisasi yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, kemudian diolah,

Lebih terperinci

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002)

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teh merupakan jenis minuman yang sudah dikenal di seluruh dunia, konsumsi teh menjadi suatu hal yang umum bagi seluruh masyarakat karena mengkonsumsi teh dapat berdampak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Aspek Khusus 6.1.1. Pengelolaan Kebun Bibit Datar di PG. Krebet Baru Pengelolaan kebun bibit berjenjang dilakukan mulai KBP (Kebun Bibit Pokok), KBN (Kebun Bibit Nenek), KBI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini. Adapun kerangka kerja yang dilakukan adalah:

METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini. Adapun kerangka kerja yang dilakukan adalah: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini. Adapun kerangka kerja yang dilakukan adalah: Gambar 3. 1 Kerangka Kerja Penelitian 3.1 Pencarian

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 154 TAHUN 1980 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 154 TAHUN 1980 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 154 TAHUN 1980 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI SERAT KARUNG RAKYAT DAN INTENSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Studi Sebelum penelitian ini dilakukan, sudah terdapat beberapa penelitian yang menjadi dasar untuk menyelesaikan penelitian ini, penelitian tersebut diantaranya sebagai

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR HASIL. Oleh : Vinna Nour Windaryati NIM

NASKAH SEMINAR HASIL. Oleh : Vinna Nour Windaryati NIM MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PROSES PENGOLAHAN GULA TEBU (Saccharum officinarum L) (STUDI KASUS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA PANDJIE SITUBONDO) NASKAH SEMINAR HASIL Oleh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP

RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP Welly Abdi Prayogi 1) Henry Bambang S 2) Anjik Sukmaaji 3) Fakultas Teknologi dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Manajemen Perusahaan Perkebunan

Manajemen Perusahaan Perkebunan Manajemen Perusahaan Perkebunan Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember www.adamjulian.net Manajemen Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. PTPN XII

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. PTPN XII 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Perkebunan Nusantara XII atau yang selanjutnya disebut dengan PTPN XII merupakan Badan Usaha Milik Negara dengan status Perseroan Terbatas yang keseluruhan sahamnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO PROPOSAL KERJA PRAKTEK I Disusun oleh: Chairil Ghozali NIM 091910101049 Eko Wahyudi NIM 091910101076 Hendri Wijaya Tarigan NIM 091910101078 PROGRAM

Lebih terperinci

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor Lilis Ernawati 5209100085 Dosen Pembimbing : Erma Suryani S.T., M.T., Ph.D. Latar Belakang

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Hasil pendataan jumlah produksi serta tingkat penggunaan input yang digunakan dalam proses budidaya belimbing dewa digunakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang)

PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang) PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Era komunikasi dengan menggunakan fasilitas internet memberikan banyak kemudahan dalam mendapatkan informasi yang dikehendaki. Dengan demikian semakin banyak orang,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman 24 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahatani Tebu 2.1.1 Budidaya Tebu Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimum dan dicapai hasil yang diharapkan.

Lebih terperinci

JURNAL IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA C4.5 UNTUK MEMPREDIKSI PRESTASI SISWA

JURNAL IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA C4.5 UNTUK MEMPREDIKSI PRESTASI SISWA JURNAL IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA C4.5 UNTUK MEMPREDIKSI PRESTASI SISWA IMPLEMENTATION OF DATA MINING WITH C4.5 ALGORITHM TO PREDICT STUDENT ACHIEVEMENT Oleh: SITI MUHIMATUL KHOIROH NPM

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra 5.1.1 Kompilasi Citra Penelitian menggunakan citra Quickbird yang diunduh dari salah satu situs Internet yaitu, Wikimapia. Dalam hal ini penulis memilih mengambil

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI GULA PADA PABRIK GULA DJATIROTO SKRIPSI

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI GULA PADA PABRIK GULA DJATIROTO SKRIPSI ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI GULA PADA PABRIK GULA DJATIROTO SKRIPSI Oleh Farina Fauzi NIM. 021510201206 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan teknologi informasi di segala bidang kehidupan semakin meningkat. Salah satu penyebab meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi yaitu meningkatnya

Lebih terperinci

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Aspek Teknis 6.1.1. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah merupakan proses awal budidaya tanaman tebu. Hal ini menjadi sangat penting mengingat tercapainya produksi yang tinggi

Lebih terperinci

PENERAPAN DECISION TREEALGORITMA C4.5 DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL

PENERAPAN DECISION TREEALGORITMA C4.5 DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL PENERAPAN DECISION TREEALGORITMA C4.5 DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL Besse Helmi Mustawinar Teknik Informatika FTKOM Universitas Cokroaminoto Palopo Jl Latamacelling Nomor 19 Palopo,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DENGAN KLASTERISASI INDUSTRI KERTAS BERDASAR POTENSI SIMBIOSIS INDUSTRI GULA DAN KERTAS DI JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DENGAN KLASTERISASI INDUSTRI KERTAS BERDASAR POTENSI SIMBIOSIS INDUSTRI GULA DAN KERTAS DI JAWA TIMUR PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DENGAN KLASTERISASI INDUSTRI KERTAS BERDASAR POTENSI SIMBIOSIS INDUSTRI GULA DAN KERTAS DI JAWA TIMUR RYSKA ZARETTA N. NRP 3608 100 004 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tebu atau Saccharum officinarum termasuk keluarga rumput-rumputan. Mulai dari pangkal sampai ujung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan tanaman yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan rokok. Sebelum memutuskan untuk menanam tembakau, hal terpenting yang harus dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini difokuskan pada lahan sagu yang ada di sekitar Danau Sentani dengan lokasi penelitian mencakup 5 distrik dan 16 kampung di Kabupaten Jayapura.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karya tulis ilmiah merupakan hasil dari sebuah penelitian, dan penelitian adalah salah satu kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan melakukan penelitian diharapkan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

MIMPI MANIS SWASEMBADA GULA

MIMPI MANIS SWASEMBADA GULA Fokus MIMPI MANIS SWASEMBADA GULA Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS Guru Besar Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Ketua Program Studi Magister Sains Agribisnis, Program Pascasarjana IPB Staf

Lebih terperinci

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu PEMBAHASAN UMUM Tujuan akhir penelitian ini adalah memperbaiki tingkat produktivitas gula tebu yang diusahakan di lahan kering. Produksi gula tidak bisa lagi mengandalkan lahan sawah seperti masa-masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan dosen pembimbing tugas akhir masih dilakukan secara manual di Jurusan Teknik Informatika UMM yang hanya mengandalkan pengetahuan personal tentang spesialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit merupakan produk utama dari koperasi simpan pinjam dalam upaya meningkatkan profitabilitasnya. Namun akan terjadi masalah apabila manajemen sembarangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sering terjadi data explosion problem yaitu data data yang tersimpan dalam database berjumlah sangat besar namun dari data data tersebut belum banyak dimanfaatkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU TEBU RAKYAT KERJASAMA USAHA DI PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI

MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU TEBU RAKYAT KERJASAMA USAHA DI PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU TEBU RAKYAT KERJASAMA USAHA DI PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Oleh : LUTHIAKIRANA TRI PURINA 0724110010 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Mining 2.1.1 Pengertian Data Mining Dengan semakin besarnya jumlah data dan kebutuhan akan analisis data yang akurat maka dibutuhkan metode analisis yang tepat. Data mining

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN NAIVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PEMASARAN DI BAGIAN HUMAS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN NAIVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PEMASARAN DI BAGIAN HUMAS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN NAIVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PEMASARAN DI BAGIAN HUMAS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Erik Hadi Saputra 1), Burhan Alfironi Muktamar 2) 1), 2) Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Letak geografis dengan iklim tropis dan memiliki luas wilayah yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DECISION TREE UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

IMPLEMENTASI DECISION TREE UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS IPLEENTASI DECISION TREE UNTUK EPREDIKSI JULAH AHASISWA PENGABIL ATAKULIAH DENGAN ENGGUNAKAN STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORATIKA ITS Romauli anullang - 5108100501 Latar Belakang Pembuatan jadwal pada

Lebih terperinci

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN LATAR BELAKANG Penyediaan bibit yang berkualitas merupakan penentu keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang. Pengadaan

Lebih terperinci

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Saat ini terjadi ketidak seimbangan antara produksi dan konsumsi gula. Kebutuhan konsumsi gula dalam negeri terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. alam seperti kelapa sawit, karet dan teh memerlukan penanganan yang professional

BAB 1 PENDAHULUAN. alam seperti kelapa sawit, karet dan teh memerlukan penanganan yang professional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang harus di kelola. Sumber daya alam seperti kelapa sawit, karet dan teh memerlukan penanganan yang professional dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bertambah tahun, semua peralatan konvensional semakin tergantikan dengan adanya peralatan elektronik. Di setiap sisi kehidupan pada saat ini menggunakan peralatan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi VB 6.0 dan ArcView. Processor Intel Pentium IV atau lebih

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian Karakter Bibit Kualitas Bibit Bibit yang Digunakan dalam Penelitian Varietas Bibit PSJT 94-33 atau PS 941 Asal Bibit Kebun Tebu Giling

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian pendahuluan Identifikasi dan perumusan masalah Tujuan dan manfaat penelitian Tinjauan pustaka Pengumpulan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : 0901618 JURUSAN : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. Sembiring STIP-AP Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pendukung keputusan pemberian bonus berdasarkan penilaian kinerja karyawan pada PT. Centra Material Bangunan dengan

Lebih terperinci

V. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1.

V. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1. V. PEMODELAN SISTEM 5.1. KONFIGURASI SISTEM Model perencanaan bahan baku industri teh di PTPN VIII Kebun Cianten dirancang dan dibuat dalam satu paket komputer sistem manajemen yang diberi nama SCHATZIE

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 8, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP

JSIKA Vol. 5, No. 8, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP Welly Abdi Prayogi 1) Henry Bambang S 2) Anjik Sukmaaji 3) Fakultas Teknologi dan Informatika Institut

Lebih terperinci

ALGORITMA C4.5 UNTUK SIMULASI PREDIKSI KEMENANGAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA

ALGORITMA C4.5 UNTUK SIMULASI PREDIKSI KEMENANGAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA 53 ALGORITMA C4.5 UNTUK SIMULASI PREDIKSI KEMENANGAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA Marwana*) Abstract : Abstract-This study is a simulation for memperiksi victory in a football game using the C4.5 data

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dalam menentukan model rumusan masalah perlu serangkaian hipotesis yang membantu alir pemikiran untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Demi memenuhi Hasil Evaluasi Program Peningkatan Produktivitas Gula Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala Madu yang turut

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharumm officinarum L.) DI PG. KREBET BARU, PT. PG. RAJAWALI I, MALANG, JAWA TIMUR ASPEK KHUSUS PEGELOLAAN KEBUN BIBIT

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharumm officinarum L.) DI PG. KREBET BARU, PT. PG. RAJAWALI I, MALANG, JAWA TIMUR ASPEK KHUSUS PEGELOLAAN KEBUN BIBIT PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharumm officinarum L.) DI PG. KREBET BARU, PT. PG. RAJAWALI I, MALANG, JAWA TIMUR DENGAN ASPEK KHUSUS PEGELOLAAN KEBUN BIBIT DATAR OLEH BAGUS MAHENDRA A24051108 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelanggan adalah mata rantai yang tak terpisahkan dari struktur industri, karena pelangganlah yang menjadi pembeli dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan METODE MAGANG 10 Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, mulai tanggal 1 Maret 3 Juli 2010. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA ALUMNI DARI DATA TWITTER DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES (Studi Kasus : Penanganan Alumni di Program Studi Teknik Informatika)

PENENTUAN POLA ALUMNI DARI DATA TWITTER DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES (Studi Kasus : Penanganan Alumni di Program Studi Teknik Informatika) PENENTUAN POLA ALUMNI DARI DATA TWITTER DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES (Studi Kasus : Penanganan Alumni di Program Studi Teknik Informatika) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru

Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru LAMPIRAN 70 Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru No. Tanggal Jenis Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja Mahasiswa Pekerja 1 12 Februari 2009 Orientasi dan pengurusan administrasi kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu

I. PENDAHULUAN. berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas yang mempunyai posisi strategis dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2000 sampai tahun 2005 industri gula berbasis tebu merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dalam pengoperasian pekerjaan gondola di ketinggian membutuhkan keahlian khusus dan pengetahuan dibidangnya agar tidak terjadi kendala yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis Guineensis) merupakan salah satu komoditas ekspor perkebunan terbesar di Indonesia. Indonesia mempunyai struktur tanah serta curah hujan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cabai. Berdasarkan dari sisi produsen, akhir-akhir ini usaha tani cabai mengalami

BAB I PENDAHULUAN. cabai. Berdasarkan dari sisi produsen, akhir-akhir ini usaha tani cabai mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Berdasarkan

Lebih terperinci

Djoko Trijono 1 SALAH SATU CARA VALIDASI DATA DALAM MENDUKUNG HASIL PENELITIAN RINGKASAN

Djoko Trijono 1 SALAH SATU CARA VALIDASI DATA DALAM MENDUKUNG HASIL PENELITIAN RINGKASAN Djoko Trijono 1 SALAH SATU CARA VALIDASI DATA DALAM MENDUKUNG HASIL PENELITIAN RINGKASAN Kebutuhan data yang benar sangat diperlukan untuk mendukung hasil suatu penelitian, untuk itu kecermatan didalam

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari 2017 50 APLIKASI KLASIFIKASI ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS MASA STUDI MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian... 4

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian... 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PENYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak instansi dan perusahaan-perusahaan milik negara maupun

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak instansi dan perusahaan-perusahaan milik negara maupun BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, komputer merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh banyak instansi dan perusahaan-perusahaan milik negara maupun swasta. Pemakaian

Lebih terperinci

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah PG. Krebet Baru Pabrik Gula Krebet Baru didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda yang kemudian pada tahun 1906 dibeli oleh Oei Tiong Ham Concern. PG. Krebet

Lebih terperinci

LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA

LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PREDIKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PULAU TIGA 1,2,3 Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara e-mail: edgar.audela.bb@students.usu.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari segenap sendi kehidupan. Berbagai pekerjaan ataupun kebutuhan dapat dilakukan melalui media

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ

KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ Oleh : Raden Luthfi Rochmatika A14102089 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penambangan Data (Data Mining) Pengertian data mining, berdasarkan beberapa orang: 1. Data mining (penambangan data) adalah suatu proses untuk menemukan suatu pengetahuan atau

Lebih terperinci

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy Asrianda 1 Teknik Informatika Kampus Bukit Indah Lhokseumawe email : asrianda@unimal.ac.id ABSTRAK Bertambahnya permintaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penentuan Modalitas Gaya Belajar Anak Dengan Metode Decision Tree. Kemal Farouq M, Miftahus Sholihin, Hikmatul lailiyah ABSTRAK

Rancang Bangun Penentuan Modalitas Gaya Belajar Anak Dengan Metode Decision Tree. Kemal Farouq M, Miftahus Sholihin, Hikmatul lailiyah ABSTRAK Rancang Bangun Penentuan Modalitas Gaya Belajar Anak Dengan Metode Decision Tree Kemal Farouq M, Miftahus Sholihin, Hikmatul lailiyah 1) Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berupa data data hasil wawancara, observasi, analisis masalah.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berupa data data hasil wawancara, observasi, analisis masalah. 25 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis sistem Tahap ini merupakan tahap awal dalam pembuatan aplikasi dimulai dari tahap perencanaan yang membahas mengenai proses pengumpulan informasi

Lebih terperinci

UPAYA MERAIH LABA DENGAN CARA MENEKAN KEHILANGAN TEBU DAN MENINGKATKAN RENDEMEN SELAMA TEBANG GILING

UPAYA MERAIH LABA DENGAN CARA MENEKAN KEHILANGAN TEBU DAN MENINGKATKAN RENDEMEN SELAMA TEBANG GILING UPAYA MERAIH LABA DENGAN CARA MENEKAN KEHILANGAN TEBU DAN MENINGKATKAN RENDEMEN SELAMA TEBANG GILING P. Sunaryo Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon ABSTRAK Lubang-lubang kebocoran tebu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rute Terpendek merupakan jalur minimum yang diperlukan untuk mencapai suatu tempat. Jalur minimum tersebut dapat dicari dengan menggunakan grafik (Vianti, 2010). Pencarian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan Standar Nasional Indonesia Benih tebu ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Persyaratan mutu bibit... 3 4

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM TEBU RAKYAY INTENSIHlKASI (TRIS) DI WiiLAYAH KERJA PABRlK OULA OLEAN - SETUBQNDO PTB XXIV-XXV (BERSERO) JAWA TlMUR

PELAKSANAAN PROGRAM TEBU RAKYAY INTENSIHlKASI (TRIS) DI WiiLAYAH KERJA PABRlK OULA OLEAN - SETUBQNDO PTB XXIV-XXV (BERSERO) JAWA TlMUR PELAKSANAAN PROGRAM TEBU RAKYAY INTENSIHlKASI (TRIS) DI WiiLAYAH KERJA PABRlK OULA OLEAN - SETUBQNDO PTB XXIV-XXV (BERSERO) JAWA TlMUR DEPARTEMEN AGRONOMI BAKIJILTWS PBRTANIAN, lnstltut PBRTANIAN BOOOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ton pertahun hanya bisa dipenuhi produk nasional kurang dari 2 juta ton pertahun,

BAB I PENDAHULUAN. ton pertahun hanya bisa dipenuhi produk nasional kurang dari 2 juta ton pertahun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gula sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok yang diperlukan saat ini ada dipersimpangan jalan, kebutuhan nasional yang mencapai lebih 3,25 juta ton pertahun

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Blok Koleksi Tanaman Tahura Wan Abdul Rachman. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2012 sampai dengan Maret 2012.

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan TA Dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan TA Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Bandung, 14 Maret 2018

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan TA Dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan TA Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Bandung, 14 Maret 2018 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan TA. 2017 Dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan TA. 2018 Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Bandung, 14 Maret 2018 1. POTENSI WILAYAH Komoditas dan luas areal perkebunan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen dan elemenya. Pendekatan sistem

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA TEPAT SASARAN MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE DI SMK TARUNA BAKTI KERTOSONO

PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA TEPAT SASARAN MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE DI SMK TARUNA BAKTI KERTOSONO PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN BEASISWA TEPAT SASARAN MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE DI SMK TARUNA BAKTI KERTOSONO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PRODUKSI GULA DI PG WONOLANGAN KABUPATEN PROBOLINGGO PENDAHULUAN

KETERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PRODUKSI GULA DI PG WONOLANGAN KABUPATEN PROBOLINGGO PENDAHULUAN P R O S I D I N G 231 KETERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PRODUKSI GULA DI PG WONOLANGAN KABUPATEN PROBOLINGGO 1) Putri Rizky Amelia 1) Program Pascasarjana, Program

Lebih terperinci