DIKTAT RESPONSI DAN PRAKTIKUM MUTU PANGAN I. Disusun Oleh: Dr.Ir. Arpah, MSi Ir.Dwi Yuni Hastuti, DEA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIKTAT RESPONSI DAN PRAKTIKUM MUTU PANGAN I. Disusun Oleh: Dr.Ir. Arpah, MSi Ir.Dwi Yuni Hastuti, DEA"

Transkripsi

1 DIKTAT RESPONSI DAN PRAKTIKUM MUTU PANGAN I Disusun Oleh: Dr.Ir. Arpah, MSi Ir.Dwi Yuni Hastuti, DEA 2010 SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 DAFTAR ISI MA: MUTU PANGAN I JMP: 204 3(2-3) No. Minggu Topik Perkuliahan Pengajar 1 I Perkembangan Mutu: Sejarah dan Pengertian mutu 2 11 Mutu Pangan: Intrinsik dan Ekstrinsik Prinsip Jaminan Mutu Pangan 4 1V Standar, Aspek Legal dan regulasi Mutu Pangan 5 V Pengukuran dan Analisa Mutu Pangan 6 VI Sampling, 7 VII Alat bantu Manajemen Mutu Pangan 8 VIII Control Chart 9 IX Prinsip Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pangan 10 X Sistem Manajemen Mutu Pangan: GMP, HACCP, Halal, ISO 11 XI GMP 12 XII HACCP 13 XIII Jaminan Halal 14 XIV ISO 9001:2000, ISO dan ISO XV Biaya Mutu Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Deskripsi : Mutu Pangan I : JMP 204 : Mata kuliah ini membahas aktifitas utama penjaminan mutu pangan di dalam industri seperti identifikasi karakteristik mutu, prosedur penarikan contoh dan pengujian mutu, spesifikasi dan standar, proses dokumentasi pada berbagai jenis sistem manajemen mutu, serta penggunaan alat-alat bantu manajemen mutu (quality tools) seperti control chart untuk pengendalian mutu. Kredit : 3(2-3) Learning Objectives : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara (Standar terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa Kompetensi) diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu RINCIAN TIK DIPERLIHATKAN PADA GBBP DAN SAP DI BAGIAN TERPISAH 1

3 DAFTAR ISI PENGANTAR TENTANG SEVEN OLD QUALITY TOOLS 1. BRAINSTORMING 2. FLOWCHART 3. DIAGRAM ISHIKAWA 4. RELATION DIAGRAM 5. DIAGRAM AFINITAS 6. CHECK SHEET 7. BAR CHART 8. DIAGRAM PARETO 9. HISTOGRAM 10. SCATTER PLOT 11. RUN CHART 12. CONTROL CHART a. XmR (X individual moving average) b. X-barR (X rata-rata, range) c. p- chart (fraksi/persen, data tidak konstan) d. np-chart (fraksi/persen, data konstan) e. c-chart (jumlah atribut, data konstan) f. u- chart (jumlah atribut, data tidak konstan) 13. EVALUASI CONTROL CHART DAFTAR PUSTAKA

4 Mampu menerapkan skema penjaminan mutu dalam industri pangan Mampu menjelaskan biaya mutu Mahir membuat dan mengisi dokumen penunjang sistem manajemen mutu: SOP, work instruction, form dan record Memahami perangkat dokumentasi sistem manajemen mutu pangan : GMP, HACCP, sistem Halal dan ISO Mampu melaksanakan proses pengendalian dan pengawasan mutu pada produk dan proses produksi Mampu menjelaskan standard dan regulasi Mampu menjelaskan pengukuran dan analisis KQC (key quality characteristic) Menerapkan acceptance sampling Menerapkan alat bantu manajemen mutu dan control chart Memahami skema penjaminan mutu melalui sertifikasi Mengidentifikasi karakteristik mutu produk industri pangan Memahami perkembangan konsep mutu, sertifikasi produk, sertifikasi kinerja organisasi industri Gambar 1. Analisis Instruksional Mutu Pangan I GBPP-SAP Mutu Pangan I 2

5 Garis-Garis Besar Program Pengajaran Mutu Pangan I (Kuliah) Mata Kuliah : Mutu Pangan I Kode Mata Kuliah : JMP 204 Deskripsi : Mata kuliah ini membahas aktifitas utama penjaminan mutu pangan di dalam industri seperti identifikasi karakteristik mutu, prosedur penarikan contoh dan pengujian mutu, spesifikasi dan standar, proses dokumentasi pada berbagai jenis sistem manajemen mutu, serta penggunaan alat-alat bantu manajemen mutu (quality tools) seperti control chart untuk pengendalian mutu. Kredit : 3(2-3) Learning Objectives (Standar Kompetensi) : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Referensi 1 Setelah menyelesaikan topik 1 ini, mahasiswa diharapkan mampu: Perkembangan mutu dan 1. menjelaskan perkembangan mutu sejak sistem mutu 35 revolusi industri hingga sekarang. 2. mendefenisikan pengertian mutu berdasarkan PP 28 th 2004, ISO dan pakar mutu seperti: Juran, Crosby, Feigenbaum atau Deming dan sebagainya. 3. memahami perbedaan pengertian mutu produk, mutu layanan jasa dan mutu kinerja organisasi 4. memahami tentang sistem mutu suatu organisasi 2. Setelah menyelesaikan topik 2 ini, mahasiswa diharapkan mampu: Perkembangan Mutu: Sejarah dan Pengertian mutu Pengertian Mutu: PP 28 TH 2004, ISO, Juran, Crosby, Feigenbaum Pengertian mutu layanan jasa dan mutu kinerja organisasi Mutu Pangan: Intrinsik dan Ekstrinsik Key quality characteristic ,2,3,4,5,6,7 3,5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 2

6 No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Referensi 1. Mampu menjelaskan key quality (KQC) suatu produk industri 20 characteristic (KQC) suatu produk industri 2. mengidentifikasi karakteristik intrinsik Karakteristik intrinsik mutu mutu pangan mencakup karakteristik mutu pangan : mutu organoleptik, organoleptik, kimia, fisik, mikrobiologi, gizi kimia, fisik, mikrobiologi, 40 dan keamanan pangan gizi dan keamanan pangan mengidentifikasi karakteristik ekstrinsik mutu pangan seperti harga, kemasan, ketersediaan, daya tarik, desain Setelah menyelesaikan topik 3 ini, mahasiswa mampu: 1. memahami penjaminan mutu produk pangan melalui sertifikasi 2. memahami penjaminan mutu organisasi industri melalui sertifikasi 3. memahami skema penjaminan mutu produk tanpa sertifikasi Setelah menyelesaikan topik 4 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. mampu menjelaskan pengertian dan jenisjenis standar untuk bahan pangan, produk dan industri pangan. 2. mampu memilih standar sesuai yang diperlukan 3. memahami aspek legal penjaminan mutu, mampu menyebutkan UU pangan, PP tentang Mutu dan Gizi Pangan Prinsip Jaminan Mutu Pangan Standar, Aspek Legal dan regulasi Mutu Pangan Karakteristik ekstrinsik mutu pangan : harga, kemasan, ketersediaan, daya tarik, desain Persyaratan Jaminan mutu pangan sesuai PP 28 thn 2004 Sertifikat sebagai jaminan tertulis Kesesuaian dengan standar formal sebagai jaminan tak tertulis Stándar produk: SNI, Codex, Stándar industri, Regulasi mutu pangan 20 UU dan PP tentang mutu dan jaminan mutu 40 1,2,3,4,5,6,7 1,2,3,4,5,6,7 GBPP-SAP Mutu Pangan I 3

7 No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Referensi 5. Setelah menyelesaikan topik 5 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menjelaskan variasi hasil analisa dan pengukuran KQC produk pangan Variasi Hasil Pengukuran memberikan contoh jenis analisa mutu Pengukuran dan Analisa Mutu Jenis-jenis hasil pengukuran pangan berdasarkan metoda kimia, fisika, Pangan analisa mutu mikrobiologi dan uji organoleptik 25 1,2,3,4,5,6,7 3. menjelaskan berbagai jenis alat analisa mutu pangan Alat-alat analisa mutu pangan menjelaskan pengertian presisi dan akurasi Presisi dan akurasi hasil pengukuran Setelah menyelesaikan topik 6 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menerapkan tabel acceptance sampling untuk menarik contoh 2. menjelaskan penarikan contoh acak dan jenis lainnya Setelah menyelesaikan topik 7 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menggunakan alat bantu manajemen mutu untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan data mutu sehingga mudah diamati, dimegerti dan dianalisa 2. menggunakan alat bantu manajemen mutu untuk pengendalian dan perencanaan mutu Setelah menyelesaikan topik 8 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. memilih SPC dan SQC yang sesuai untuk Acceptance Sampling dan Acceptable Quality Level (AQL) Alat bantu Manajemen Mutu Pangan Control Chart Acceptance Sampling dan Accepatble Quality Level Penarikan contoh acak dan lainnya Alat bantu manajemen mutu untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan data Alat bantu manajemen mutu untuk pengendalian dan perencanaan mutu SPC dan SQC untuk data variabel ,2,3,4,5,6,7 1,2,3,4,5,6,7 50 1,2,3,4,5,6,7 GBPP-SAP Mutu Pangan I 4

8 No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Referensi data variabel 2. mahir menggunakan SPC dan SQC data variabel memilih SPC dan SQC yang sesuai untuk data atribut 4. mahir menggunakan SPC dan SQC data atribut Setelah menyelesaikan topik 9 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian pengendalian mutu 2. menjelaskan peranan control chart dalam pengendalian mutu 3. menjelaskan berbagai titik dalam rantai input-proses-input industri pangan tempat dimana aktifitas pengawasan dan pengendalian mutu diterapkan Setelah menyelesaikan topik 10 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian GMP, HACCP, sistem halal dan ISO 2. memahami pentingnya dokumentasi dalam sistem manajemen mutu 3. membaca SOP, work instruction, berbagai jenis form dan record yang diterapkan dalam dokumentasi mutu. 11 Setelah menyelesaikan topik 11 ini, mahasiswa diharapkan mampu: Prinsip Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pangan Sistem Manajemen Mutu Pangan: GMP, HACCP, Halal, ISO GMP atau Cara Memproduksi Pangan yang SPC dan SQC untuk data atribut Pengendalian dan pengawasan mutu bahan baku Pengendalian mutu proses produksi Pengendalian dan pengawasan mutu produk akhir Pengertian sistem manajemen mutu pangan Dokumentasi pada sistem manajemen mutu pangan GMP, HACCP, Halal, ISO GMP berdasarkan SK Badan POM ,2,3,4,5,6,7 1,2,3,4,5,6,7 35 1,2,3,4,5,6,7 GBPP-SAP Mutu Pangan I 5

9 No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Referensi 1. memahami tujuan diaplikasikannya GMP dalam proses produksi pangan 2. menyebutkan elemen-elemen GMP Baik (CMPB) Komponen GMP memahami hubungan antara elemenelemen GMP dengan keamanan pangan Setelah menyelesaikan topik 12 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. memahami tujuan diaplikasikannya HACCP dalam proses produksi pangan 2. menjelaskan 5 prasyarat dan 7 prinsip HACCP Hubungan antara komponen GMP dengan keamanan pangan Tujuan diaplikasikannya HACCP dalam proses produksi pangan HACCP 5 prasyarat dan 7 prinsip HACCP 25 3 memahami flowchart penetapan titik CCP Flowchart Penetapan titik CCP memahami tabel HACCP Tabel HACCP 25 Setelah menyelesaikan topik 13 ini, mahasiswa diharapkan mampu: Tujuan diaplikasikannya sistam jaminan halal dalam 1. memahami tujuan diaplikasikannya sistem proses produksi pangan jaminan halal dalam proses produksi pangan memahami flowchart penetapan titik CCP halal 3. memahami SOP, berbagai jenis form dan record yang diterapkan dalam aktifitas penjaminan halal 4. memahami pentingnya daftar suplier bahan baku bersertifikat halal dalam sistem halal 14 Setelah menyelesaikan topik 14 ini, mahasiswa diharapkan mampu: Jaminan Halal ISO 9001:2000, ISO dan ISO Flowchart penetapan titik kritis Dokumentasi sistem halal: SOP, work instruction, form, record Jaringan dan daftar suplier bersertifikat halal Tujuan diaplikasikannya ISO Dalam organisasi industri ,2,3,4,5,6, ,2,3,4,5,6,7 GBPP-SAP Mutu Pangan I 6

10 No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Referensi 1. memahami tujuan diaplikasikannya ISO yang memproduksi pangan 9001:2000, ISO dan ISO dalam proses produksi pangan 2. memahami pentingnya dokumentasi dalam Dokumentasi dalam sistem 35 sistem ISO ISO 3. mampu mengenali SOP, work instruction 35 berbagai jenis form dan record yang diterapkan dalam aktifitas pengawasan dan pengendalian mutu pada organisasi industri bersertifikat ISO SOP, work instruction berbagai jenis form dan record 15 Setelah menyelesaikan topik 15 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian biaya mutu 2. menjelaskan komponen biaya mutu PAF Pengertian Biaya Mutu 50 1,2,3,4,5,6,7 3. menjelaskan komponen biaya mutu 50 Biaya Mutu aktifitas preventif 4. menjelaskan komponen biaya mutu aktifitas appraisal Komponen biaya mutu PAF 5 menjelaskan komponen biaya mutu produk failure (defect) 1. Alli, I Food Quality Assurance: Principle and Practices. CRC Press, NY. 2. [BOB] Bureau of Bussiness Practice Handbook of Quality Standard and Compliance. Prentice Hall, Englewood City, NJ. 3. [BSN Badan Standarisasi Nasional Senarai Standard Nasional Indonesia (SNI). Jakarta. 4. Dillon, M and Griffith. C Auditing in The Food Industry. CRC Press. England. 5. Hoyle, D Quality System Handbook. Butterworth-Heinmann, Ltd. Oxford. 6. Knight, J.B. and Kotschevar, L.H Quantity food Production and Planning, John Wiley and Sons. 7. Newslow, D. L The ISO 9000 Quality System: Application in Food and Technology. Wiley Interscience, NY. 8. [POM-MUI] Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal. LP-POM MUI Propinsi Jawa-Timur. GBPP-SAP Mutu Pangan I 7

11 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 1 : Perkembangan Mutu: Sejarah dan Pengertian mutu Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 1 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. menjelaskan perkembangan mutu sejak revolusi industri hingga sekarang. 2. mendefenisikan pengertian mutu berdasarkan PP 28 th 2004, ISO dan pakar mutu seperti: Juran, Crosby, Feigenbaum atau Deming dan sebagainya. 3. memahami perbedaan pengertian mutu produk, mutu layanan jasa dan mutu kinerja organisasi 4. memahami tentang sistem mutu suatu organisasi No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 1 Pembukaan: penyampaian Perkembangan mutu dan sistem mutu 5 Pengertian Mutu berdasarkan PP 28 TH 2004, ISO, Juran, Crosby, Feigenbaum Pengertian mutu layanan jasa dan mutu kinerja organisasi TIK Ceramah Tutorial LCD 35 Tutorial 35 Diskusi dan tanya jawab 10 Review ,2,3,4,5,6,7 GBPP-SAP Mutu Pangan I 8

12 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 2 : Mutu Pangan: Key Quality Characteristik Intrinsik dan Ekstrinsik Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 2 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. Mampu menjelaskan key quality characteristic (KQC) suatu produk industri 2. mengidentifikasi karakteristik intrinsik mutu pangan mencakup karakteristik mutu organoleptik, kimia, fisik, mikrobiologi, gizi dan keamanan pangan 3. mengidentifikasi karakteristik ekstrinsik mutu pangan seperti harga, kemasan, ketersediaan, daya tarik, desain No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 2 Key quality characteristic (KQC) suatu Pembukaan: penyampaian produk industri TIK 5 Karakteristik intrinsik mutu pangan : mutu Ceramah organoleptik, kimia, fisik, mikrobiologi, gizi 10 dan keamanan pangan LCD Karakteristik ekstrinsik mutu pangan : harga, Tutorial 35 1,2,3,4,5,6,7 kemasan, ketersediaan, daya tarik, desain Tutorial 35 Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 9

13 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 3 : Prinsip Jaminan Mutu Pangan Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. memahami penjaminan mutu produk pangan melalui sertifikasi 2. memahami penjaminan mutu organisasi industri melalui sertifikasi 3. memahami skema penjaminan mutu produk tanpa sertifikasi No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 3 Persyaratan Jaminan mutu pangan sesuai PP Pembukaan: penyampaian 28 thn 2004 TIK 5 Sertifikat sebagai jaminan mutu tertulis Ceramah 10 Kesesuaian dengan standar formal sebagai Tutorial LCD 35 1,2,3,4,5,6,7 jaminan mutu tak tertulis Tutorial 35 Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 10

14 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 4 : Standar, Aspek Legal dan regulasi Mutu Pangan Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 4 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. mampu menjelaskan pengertian dan jenis-jenis standar untuk bahan pangan, produk dan industri pangan. 2. mampu memilih standar sesuai yang diperlukan 3. memahami aspek legal penjaminan mutu, mampu menyebutkan UU pangan, PP tentang Mutu dan Gizi Pangan No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 4 Stándar produk: SNI, Codex, Stándar Pembukaan: penyampaian industri, 5 TIK Regulasi mutu pangan Ceramah 10 Tutorial LCD 35 1,2,3,4,5,6,7 Tutorial 35 UU dan PP tentang mutu dan jaminan mutu Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 11

15 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 5 : Pengukuran dan Analisa Mutu Pangan Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 5 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. menjelaskan variasi hasil analisa dan pengukuran KQC produk pangan 2. memberikan contoh jenis analisa mutu pangan berdasarkan metoda kimia, fisika, mikrobiologi dan uji organoleptik 3. menjelaskan berbagai jenis alat analisa mutu pangan 4. menjelaskan pengertian presisi dan akurasi hasil pengukuran No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 5 Variasi Hasil Pengukuran Pembukaan: penyampaian TIK 5 Ceramah 10 Jenis-jenis hasil pengukuran analisa mutu Tutorial 30 Alat-alat analisa mutu pangan LCD Tutorial 30 1,2,3,4,5,6,7 Tutorial 10 Presisi dan akurasi Diskusi dan tanya jawab 10 Variasi Hasil Pengukuran Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 12

16 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 6 : Acceptance Sampling dan Acceptable Quality Level (AQL) Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 6 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. menerapkan tabel acceptance sampling untuk menarik contoh 2. menjelaskan penarikan contoh acak dan jenis lainnya No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 6 Acceptance Sampling dan Accepatble Pembukaan: penyampaian Quality Level TIK 5 Ceramah 10 Penarikan contoh acak dan lainnya Tutorial LCD 35 1,2,3,4,5,6,7 Tutorial 35 Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 13

17 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 7 : Alat bantu Manajemen Mutu Pangan Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 7 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. menggunakan alat bantu manajemen mutu untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan data mutu sehingga mudah diamati, dimegerti dan dianalisa 2. menggunakan alat bantu manajemen mutu untuk pengendalian dan perencanaan mutu No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 7 Pembukaan: penyampaian Alat bantu manajemen mutu untuk 5 TIK mengumpulkan dan mengorganisasikan data Ceramah 10 Tutorial LCD 35 1,2,3,4,5,6,7 Alat bantu manajemen mutu untuk Tutorial 35 pengendalian dan perencanaan mutu Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 14

18 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 8 : Control Chart Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 8 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. memilih SPC dan SQC yang sesuai untuk data variabel 2. mahir menggunakan SPC dan SQC data variabel 3. memilih SPC dan SQC yang sesuai untuk data atribut 4. mahir menggunakan SPC dan SQC data atribut No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 8 Pembukaan: penyampaian SPC dan SQC untuk data variabel TIK 5 Ceramah 10 Tutorial LCD 70 1,2,3,4,5,6,7 SPC dan SQC untuk data atribut Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 15

19 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 9 : Prinsip Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pangan Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 9 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. menjelaskan pengertian pengendalian mutu 2. menjelaskan peranan control chart dalam pengendalian mutu 3. menjelaskan berbagai titik dalam rantai input-proses-input industri pangan tempat dimana aktifitas pengawasan dan pengendalian mutu diterapkan No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 9 Pengendalian dan pengawasan mutu bahan Pembukaan: penyampaian baku TIK 5 Pengendalian mutu proses produksi Ceramah 10 Tutorial LCD 35 1,2,3,4,5,6,7 Pengendalian dan pengawasan mutu produk Tutorial 35 akhir Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 16

20 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 10 : Sistem Manajemen Mutu Pangan: GMP, HACCP, Halal, ISO Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 10 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. menjelaskan pengertian GMP, HACCP, sistem halal dan ISO 2. memahami pentingnya dokumentasi dalam sistem manajemen mutu 3. membaca SOP, work instruction, berbagai jenis form dan record yang diterapkan dalam dokumentasi mutu. No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 10 Pembukaan: penyampaian Pengertian sistem manajemen mutu pangan TIK 5 Ceramah 10 Tutorial Dokumentasi pada sistem manajemen mutu LCD 70 1,2,3,4,5,6,7 pangan GMP, HACCP, Halal, ISO Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 17

21 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 11 : GMP Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 11 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. memahami tujuan diaplikasikannya GMP dalam proses produksi pangan 2. menyebutkan elemen-elemen GMP 3. memahami hubungan antara elemen-elemen GMP dengan keamanan pangan No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 11 GMP berdasarkan SK Badan POM Pembukaan: penyampaian TIK 5 Komponen GMP Ceramah 10 Tutorial LCD 35 1,2,3,4,5,6,7 Hubungan antara komponen GMP dengan Tutorial 35 keamanan pangan Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 18

22 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 12 : HACCP Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 12 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. memahami tujuan diaplikasikannya HACCP dalam proses produksi pangan 2. menjelaskan 5 prasyarat dan 7 prinsip HACCP 3 memahami flowchart penetapan titik CCP 4. memahami tabel HACCP No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 12 Tujuan diaplikasikannya HACCP dalam Pembukaan: penyampaian proses produksi pangan TIK 5 Ceramah 10 5 prasyarat dan 7 prinsip HACCP Tutorial 30 LCD Tutorial 30 1,2,3,4,5,6,7 Tutorial 10 Flowchart Penetapan titik CCP Diskusi dan tanya jawab 10 Tabel HACCP Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 19

23 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 13 : Jaminan Halal Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 13 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. memahami tujuan diaplikasikannya sistem jaminan halal dalam proses produksi pangan 2. memahami flowchart penetapan titik CCP halal 3. memahami SOP, berbagai jenis form dan record yang diterapkan dalam aktifitas penjaminan halal 4. memahami pentingnya daftar suplier bahan baku bersertifikat halal dalam sistem halal No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 13 Tujuan diaplikasikannya sistam jaminan halal dalam proses produksi pangan Flowchart penetapan titik kritis Dokumentasi sistem halal: SOP, work instruction, form, record Jaringan dan daftar suplier bersertifikat halal Pembukaan: penyampaian TIK 5 Ceramah 10 Tutorial 30 Tutorial LCD 30 Tutorial 10 Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 1,2,3,4,5,6,7 GBPP-SAP Mutu Pangan I 20

24 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 14 : ISO 9001:2000, ISO dan ISO Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 14 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. memahami tujuan diaplikasikannya ISO 9001:2000, ISO dan ISO dalam proses produksi pangan 2. memahami pentingnya dokumentasi dalam sistem ISO 3. mampu mengenali SOP, work instruction berbagai jenis form dan record yang diterapkan dalam aktifitas pengawasan dan pengendalian mutu pada organisasi industri bersertifikat ISO No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 14 Tujuan diaplikasikannya ISO Pembukaan: penyampaian Dalam organisasi industri yang memproduksi 5 TIK pangan Ceramah 10 Dokumentasi dalam sistem ISO Tutorial 30 LCD Tutorial 30 1,2,3,4,5,6,7 Tutorial 10 SOP, work instruction berbagai jenis form Diskusi dan tanya jawab 10 dan record Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 21

25 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mutu Pangan I (Kuliah) Topik Bahasan 15 : Biaya Mutu Waktu : 2 x 50 (menit) TIU TIK : : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu Setelah menyelesaikan topik 15 ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. menjelaskan pengertian biaya mutu 2. menjelaskan komponen biaya mutu PAF 3. menjelaskan komponen biaya mutu aktifitas preventif 4. menjelaskan komponen biaya mutu aktifitas appraisal 5 menjelaskan komponen biaya mutu produk failure (defect) No Sub Pokok Bahasan Metoda Pengajaran Alat bantu Waktu Referensi 15 Pengertian Biaya Mutu Pembukaan: penyampaian TIK 5 Ceramah 10 Komponen biaya mutu PAF Tutorial LCD 70 1,2,3,4,5,6,7 Diskusi dan tanya jawab 10 Review 5 GBPP-SAP Mutu Pangan I 22

26 Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Mutu Pangan I: Responsi Mata Kuliah : Mutu Pangan I Kode Mata Kuliah : JMP 204 Deskripsi : Mata kuliah ini membahas aktifitas utama penjaminan mutu pangan di dalam industri seperti identifikasi karakteristik mutu, prosedur penarikan contoh dan pengujian mutu, spesifikasi dan standar, proses dokumentasi pada berbagai jenis sistem manajemen mutu, serta penggunaan alat-alat bantu manajemen mutu (quality tools) seperti control chart untuk pengendalian mutu. Kredit : 3(2-3) Learning Objectives (Standar Kompetensi) : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi secara terintegrasi tentang jaminan mutu pangan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penarikan contoh, pengujian karakteristik mutu berdasarkan spesifikasi dalam standar, proses pendokumentasian dalam sistem manajemen mutu serta mahir menggunakan alat bantu manajemen mutu No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Metoda penyampaian Alat Bantu Waktu Ref. 1 Setelah menyelesaikan topik 1 ini, mahasiswa diharapkan mampu: Ceramah menjelaskan pengertian Flowchart Flowchart LCD 2. menjelaskan kegunaan Flowchart Diskusi kelompok menjelaskan tahapan pelaksanaan 50 Diskusi kelompok pembuatan Flowchart 2. Setelah menyelesaikan topik 2 ini, 50 Chesk Sheet LCD maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah 1 1. menjelaskan pengertian Chesk Sheet 2. menjelaskan kegunaan Chesk Sheet 50 Diskusi kelompok GBPP-SAP Mutu Pangan I 23

27 No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Metoda penyampaian Alat Bantu Waktu Ref. 3. menjelaskan tahapan pelaksanaan 50 pembuatan Chesk Sheet Diskusi kelompok Setelah menyelesaikan topik 3 ini, maha-siswa mampu: 1. menjelaskan pengertian Diagram Pareto 2. menjelaskan kegunaan Diagram Pareto 3. menjelaskan tahapan pelaksanaan pembuatan Diagram Pareto Setelah menyelesaikan topik 4 ini, maha-siswa diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian Histogram Diagram Pareto Ceramah LCD Diskusi kelompok 50 Diskusi kelompok Ceramah menjelaskan kegunaan Histogram Histogram Diskusi kelompok LCD menjelaskan tahapan pelaksanaan Diskusi kelompok 50 pembuatan Histogram Setelah menyelesaikan topik 5 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian Diagram Ceramah 50 ishikawa 2. menjelaskan kegunaan Diagram ishikawa 3. menjelaskan tahapan pelaksanaan pembuatan Diagram ishikawa Setelah menyelesaikan topik 6 ini, maha-siswa diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian Scatter diagram Diagram ishikawa Scatter diagram LCD Diskusi kelompok 50 Diskusi kelompok Ceramah LCD GBPP-SAP Mutu Pangan I 24

28 No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Metoda penyampaian Alat Bantu Waktu Ref. 2. menjelaskan kegunaan Scatter Diskusi kelompok 50 diagram 3. menjelaskan tahapan pelaksanaan Diskusi kelompok 50 pembuatan Scatter diagram 7. Setelah menyelesaikan topik 7 ini, maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah menjelaskan pengertian Run chart Run chart LCD 2. menjelaskan kegunaan Run chart Diskusi kelompok menjelaskan tahapan pelaksanaan Diskusi kelompok pembuatan Run chart Setelah menyelesaikan topik 8 ini, maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah menjelaskan pengertian Xbar R chart Control Chart LCD 2. menjelaskan kegunaan Xbar R chart Xbar Diskusi kelompok menjelaskan tahapan pelaksanaan pembuatan Xbar R chart Diskusi kelompok Setelah menyelesaikan topik 9 ini, 50 maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah 1. menjelaskan pengertian XmR chart Control Chart LCD 2. menjelaskan kegunaan XmR chart XmR Diskusi kelompok menjelaskan tahapan pelaksanaan pembuatan XmR chart Diskusi kelompok Setelah menyelesaikan topik 10 ini, 50 maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah 1. menjelaskan pengertian p-chart Control Chart LCD 2. menjelaskan kegunaan p-chart p-chart Diskusi kelompok menjelaskan tahapan pelaksanaan pembuatan p-chart Diskusi kelompok 50 GBPP-SAP Mutu Pangan I 25

29 No Kompetensi Dasar (TIK) Pokok Bahasan Metoda penyampaian Alat Bantu Waktu Ref. 11 Setelah menyelesaikan topik 11 ini, maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah menjelaskan pengertian np chart Control Chart LCD 2. menjelaskan kegunaan np chart np chart Diskusi kelompok menjelaskan tahapan pelaksanaan pembuatan np chart Diskusi kelompok Setelah menyelesaikan topik 12 ini, maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah menjelaskan pengertian c-chart Control chart c- LCD 2. menjelaskan kegunaan c-chart chart Diskusi kelompok menjelaskan tahapan pelaksanaan Diskusi kelompok pembuatan c-chart Setelah menyelesaikan topik 13 ini, maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah menjelaskan pengertian u-chart Control chart u- LCD 2. menjelaskan kegunaan u-chart chart Diskusi kelompok menjelaskan tahapan pelaksanaan Diskusi kelompok pembuatan u-chart Setelah menyelesaikan topik 14 ini, maha-siswa diharapkan mampu: Ceramah menjelaskan prosedur evaluasi Evaluasi control control chart LCD 1 chart 2. menjelaskan tipe penyimpangan Diskusi kelompok menjelaskan hasil evaluasi control Diskusi kelompok chart Arpah. M Diktat Penuntun Responsi Mutu Pangan I. Program Studi Keahlian Suvervisor Jaminan Mutu Pangan, IPB-Bogor. GBPP-SAP Mutu Pangan I 26

30 PENGANTAR TENTANG 7 OLD QUALITY TOOLS Dasar-dasar keterampilan yang dibutuhkan untuk continuous improvement, suatu konsep yang pada awalnya diperkenalkan oleh Walter Shewhart and W Edward Deming di sekitar tahun 1930 dan 1940-an, mengantarkan pada pencarian alat-alat bantu manajement yang efektif dan efisien guna pelaksanaan aktifitas-aktifitas menuju ke continuous improvement yang benar-benar berkelanjutan. Beberapa diantara aktifitas utamanya seperti Plan, Do, Check dan Action secara alami mengantarkan pada penggunaan alat bantu manajemen mutu yang sangat sederhana seperti check sheet. Selama perang dunia II, industri Jepang mengalami tekanan untuk meningkatkan efisiensi, sehingga tidak mengherankan jika konsep ini kemudian menjadi salah satu opsi yang menarik untuk diadopsi intelektual Jepang. Dengan menerapkan konsep continuous improvement, industri Jepang menunjukkan kemajuan dalam berbagai bidang, keadaan ini mengantarkan pada pengembangan dan penerapan alat-alat bantu manajemen mutu. Kaoru Ishikawa yang pada waktu itu menjadi kepala the Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE), memperkenalkan Seven (7) Quality Control tools dan sekaligus mensosialisasikannya kepada anggota-anggota JUSE. Sehingga pada sekitar tahun 1960 alat bantu manajemen mutu benar-benar menjadi bagian tak terpisahkan dari manajemen mutu. Seven (7) Quality Control tools, adalah instrumen fundamental yang fungsi utamanya sebagai alat bantu manajemen mutu. Adapun tujuan utama penggunaan dan penerapannya pada awalnya adalah untuk peningkatan mutu produk secara terus menerus. Alat bantu ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah utama, menganalisis proses produksi, mengontrol terjadinya fluktuasi mutu produk serta memfasilitasi penemuan solusi terhadap masalah-masalah mutu dan penyimpangan yang mempunyai potensi dan kemungkinan untuk terjadi di masa depan, misalnya menganalisis kemungkinan terjadinya kerusakan pada produk di masa-masa yang jauh ke depan. Alat bantu manajemen mutu membantu mengorganisasikan, mengoleksi dan menginterpretasikan data dengan cara-cara sederhana dan aplikatif serta mudah dimengerti. Dengan menerapkannya pada suatu proses, maka masalah-masalah pelik dapat diidentifikasi. Seven (7) Quality Control tools terdiri dari: 1). Check sheet, 2). Pareto chart, 3). cause and effect diagram atau Ishikawa diagram, 4). Histogram, 5). Scatter diagram, 6). Graphs (seperti bar chart, pie chart dan line chart) dan 7). Control chart. Dewasa ini ke tujuh alat bantu manajemen mutu ini lebih dikenal sebagai the old Seven (7) Quality Control tools. Hal ini karena semakin banyak alat bantu manajemen, baik manajemen secara keseluruhan maupun dalam lingkup manajemen mutu yang diketemukan, dikembangkan dan diaplikasikan. Sebagian diantaranya sangat bermanfaat, sehingga dikenal istilah the new Seven (7) Quality Control tools, Quality management tools, Quality tools atau secara singkat dan umum saja disebut management tools dan sebagainya. Alat bantu yang pertama dari The Old Seven (7) Quality Control tools adalah Check sheet. Alat ini digunakan pada usaha-usaha awal untuk melakukan suatu perbaikan mutu sebagai alat bantu pengkoleksian data yang mudah diaplikasikan dan 1

31 transparan. Data ini akan menunjukkan riwayat dan pola pelencengan dan variasi proses yang menjadi sumber masalah. Suatu Tim perbaikan mutu yang menerapkannya akan mengumpulkan, mempelajari, mengobservasi dan menganalisis data untuk suatu rentang waktu tertentu. Alat ini kembali diterapkan lagi apabila usaha-usaha perbaikan telah berhasil dilakukan. Pada kesempatan kedua ini, data yang dikumpulkan digunakan untuk membuktikan bahwa proses-proses perbaikan yang telah diterapkan benar-benar berjalan dengan baik. Diagram Pareto memperoleh namanya dari nama penemunya yaitu Wilfredo Pareto. Eknomis berkebangsaan Italia ini menggunakan diagram tersebut untuk menunjukkan perbedaan distribusi kekayaan antara negara-negara maju dan berkembang yang sangat mencolok perbedaan kesejahteraannya. Pada manajemen mutu diagram Pareto digunakan untuk menunjukkan masalah-masalah mana yang sangat mendesak untuk diperbaiki dan masalah-masalah mana yang dapat diabaikan untuk sementara waktu. Dengan kata lain diagram Pareto menunjukkan urutan prioritas kepentingan suatu masalah. Dari sisi visualisasinya, diagram Pareto menunjukkan distribusi sekelompok item, dengan susunan item yang dimulai dari yang paling sering kali terjadi (dominan) menuju ke yang paling jarang terjadi (least frequent). Tim perbaikan mutu yang menerapkannya ditujukan terutama untuk mendapatkan gambaran awal dan menentukan usaha-usaha awal yang akan dilakukan guna mendapatkan hasil dan dampak maksimal. Dengan demikian diagram Pareto membantu memvisualisasikan masalah-masalah yang ada, mengurutnya berdasarkan urutan prioritas serta menunjukkan tingkat keseriusan suatu masalah dibandingkan masalah lainnya. Cause and effect diagram disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan sebagian orang menamakannya juga berdasarkan nama penemunya yaitu diagram Ishikawa. Kegunaannya terutama adalah untuk mengungkapkan secara tertulis penyebabpenyebab dari satu masalah, yang mudah dibaca dan mudah dimegerti oleh semua orang. Bentuknya yang seperti tulang ikan, menempatkan garis utama (atau tulang belakang ikan) sebagai masalah utama. Tulang-tulang rusuk yang bermuara ke tulang belakang ikan menunjukkan berbagai penyebab primer dari masalah utama. Tulang sekunder yang bermuara ke tulang rusuk menunjukkan penyebab sekunder. Semua kemungkinan penyebab suatu masalah utama dan rangkaian keterkaitannya divisualisaikan secara sederhana namun jelas dan mudah dibaca. Tim perbaikan mutu dimungkinkan untuk memanfaatkannya guna mengidentifikasi, mengekploarasi dan memvisualisasikan masalah dengan rinci, lengkap dengan kemungkinan penyebab-penyebabnya guna menunjukkan akar masalah. Histogram dan Scatter diagram termasuk dalam kelompok grafik visualisasi data, seperti halnya juga dengan diagram Pareto. Histogram adalah suatu bar chart yang menunjukkan distribusi suatu variable, dengan demikian sekaligus memvisualisasikan bar chart dan distribusi suatu data. Alat bantu ini menunjukkan masalah-masalah yang mungkin terjadi pada suatu proses melalui bentuk dan lebar histogram yang diperoleh. Scatter diagram menunjukkan hubungan antara suatu data dengan data lainnya. Alat bantu berbentuk grafik lainnya juga sangat bermanfaat, diantaranya adalah bar chart, pie chart dan line chart. Fungsi dari ketiga alat bantu grafik ini hampir sama saja, yaitu alat yang paling sederhana untuk memvisualisaikan data sehingga mudah mengkomunikasikan dan mensosialisasikannya. Data-data dapat saja ditampilkan baik dalam bentuk format bar, pie ataupun line, maknanya akan tetap sama saja. 2

32 Meski demikian, apabila suatu line chart diberi garis bantu berupa garis tengah yang dilengkapi dengan garis batas atas dan bawah, maka line chart tersebut berubah menjadi suatu control chart. Grafik kontrol ini dikonstruksi secara hati-hati menggunakan prinsip statistika guna menempatkan garis batas atas dan bawah pada nilai ± 3σ sedemikian sehingga aplikasinya memungkinkan pengawas mutu untuk memonitor penyimpangan yang terjadi. Pengawas mutu dengan cepat dapat melihat apakah penyimpangan yang terjadi bersifat umum ataukah penyimpangan yang tidak biasa. Dengan mengupayakan tindakan prioritas seperti mengeliminir penyimpangan yang tidak biasa terlebih dahulu, kemudian mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang biasa-biasa (umum) saja, maka continuous improvement berlangsung terus menerus. 3

33 I. BRAINSTORMING 1. PENDAHULUAN Brainstorming merupakan suatu alat kreatif untuk memecahkan masalah, menurut arti harfiahnya menuntut penggunaan otak (brain) untuk melakukan penghancur leburan (to storm) suatu problem. Pada pelaksanaannya brainstorming tak lain adalah pencatatan semua ide yang dilontarkan atau digagas oleh sekelompok orang terhadap suatu pertanyaan atau masalah yang disodorkan kehadapan mereka. Brainstorming dilakukan dengan terpimpin dimana seorang pemimpin yang juga berfungsi sebagai pengarah menjaga agar supaya respon-respon dari peserta tidak keluar dari permasalahan yang telah disodorkan kehadapan mereka sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, para peserta diberi kebebasan untuk berfikir kreatif. Hal ini dilakukan oleh pemandu dengan cara tidak membolehkan adanya pembahasan atau tanggapan terhadap suatu ide sebelum semua ide dianggap telah dikumpulkan. Dengan demikian semua ide dianggap sah-sah saja untuk dilontarkan, bahkan ide-ide yang sangat eksentrik sekalipun. Brainstorming yang dilakukan secara terstruktur dapat menghasilkan banyak ide terhadap suatu jenis pertanyaan/permasalahan. Khususnya pada pertanyaan seperti: Peluang-peluang apa yang dapat dimanfaatkan tahun ini? Faktor-faktor apa yang dapat menghambat pencapaian target? Hal apakah yang mungkin menjadi penyebab masalah A? Hal apakah yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah B? Namun demikian, sebenarnya brainstorming tidaklah dapat (secara positif) diterapkan untuk mengidentifikasi sebab (penyebab) suatu masalah, demikian juga tidak dapat digunakan untuk meranking ide menjadi suatu urutan yang bermakna, menyeleksi ide penting atau mengecek kemungkinan suatu solusi. Beberapa hal yang disebutkan belakangan ini memerlukan alat-alat tersendiri, yang juga memerlukan pesyaratan tertentu seperti halnya brainstorming. 2. PENGERTIAN BRAINSTORMING Salah satu alat pengambilan keputusan yang digunakan/diterapkan pada sekelompok orang (grup), yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjaring ide atau pendapat menggunakan teknik-teknik iteratif. 3. TUJUAN Tujuan penggunaan brainstorming adalah untuk menjaring sebanyak mungkin ide-ide alternatif yang dapat dipertimbangkan guna pengambilan keputusan. 4. PELAKSANAAN Untuk memastikan keberhasilan pelaksanaannya maka beberapa petunjuk berikut perlu diterapkan: a. Beri pemberitahuan terlebih dahulu kepada peserta brainstorming mengenai tujuan dari brainstorming tersebut, setelah itu sampaikan permasalahan yang akan dibahas. 4

34 b. Terlebih dahulu berikan contoh-contoh ide yang mungkin dapat menjawab permasalahan yang diberikan. c. Berikan waktu beberapa saat kepada peserta untuk berfikir. d. Usahakan untuk mengikut sertakan semua peserta, misalnya dengan cara menggilir para peserta untuk menyampaikan pendapatnya, dengan demikian semua peserta mendapat giliran untuk mengeluarkan pendapat. e. Hindari mendiskusikan, mengkritisi dan menghakimi ide-ide yang telah dilontarkan. f. Tumbuhkan cara berfikir kreatif misalnya dengan melengkapi dan menambahkan ide-ide baru terhadap ide yang telah dilontarkan g. Makin banyak masukan ide makin baik termasuk ide-ide yang agak eksentrik h. Termasuk juga ide-ide yang agak telat atau terlambat perlu juga ditampung i. Catat ide tersebut persis seperti yang diutarakan. j. Jangan langsung menghentikan brainstorming tersebut jika pendapat tiba-tiba menjadi terhambat atau macet, tumbuhkan iklim bersemangat dan catat ide sebanyak mungkin yang dapat diperoleh. k. Hilangkan ide-ide yang bersifat duplikasi serta ide-ide yang tidak relevan. Dengan demikian, brainstorming dimulai dengan pertanyaan yang jelas dan dimengerti oleh peserta dan diakhiri dengan sekumpulan catatan yang merupakan masukan terhadap permasalahan tersebut. Sebagian dari masukan itu mungkin bermanfaat sebagian lagi tidak, namun jangan melakukan analisa terhadap ide tersebut selama proses brainstorming berlangsung, tunggulah hingga proses brainstorming selesai serta gunakan alat analisa yang sesuai. 5

35 II. FLOWCHART 1. PENDAHULUAN Para pemrogram komputer mempopulerkan flowchart pada sekitar tahun Programmer komputer menggunakan flowchart untuk memvisualisasikan logika suatu program. Sejak itu flowchart banyak digunakan untuk menggambarkan alur suatu proses. Tiap-tiap tahapan di dalam suatu proses digambarkan menggunakan simbol-simbol geometrik seperti segi empat, segitiga, jajaran genjang, lingkaran dan sebagainya. Untuk menghubungkan bentuk-bentuk geometrik itu digunakan tanda panah. Flowchart adalah alat bantu manajemen yang sangat bermanfaat menggambarkan alur suatu proses. Khususnya bagi suatu proses yang kompleks. Penggunaannya dalam manajemen mutu terutama untuk menggambarkan bagaimana suatu proses berjalan saat itu atau bagaimana seharusnya suatu proses berjalan setelah dilakukan perbaikan (improvement). Oleh karena itu flowchart sering digunakan sebagai alat utama dalam menggambarkan masalah pada suatu tahap dalam proses atau pun proses secara keseluruhan, dengan cara menunjukkan apakah misalnya proses tersebut telah berlangsung dengan logis, apakah semua tahap telah digambarkan dengan jelas, apakah terdapat tahap dalam suatu proses yang dapat dianggap kritis sehingga perlu perhatian khusus dan sebagainya. Dengan demikian flowchart tidak akan mempunyai banyak manfaat jika tidak menggambarkan proses dengan benar. Oleh karena itu flowchart seringkali harus diverifikasi. Hal ini dilakukan dengan mengecek tiap-tiap tahap yang sebenarnya berlangsung pada suatu proses yang diamati dan membandingkannya dengan hasil flowchart yang telah dibuat. Dengan verifikasi, flowchart menjadi alat bantu yang sangat akurat untuk mengamati tahapan suatu proses, yaitu tahap dimana dapat dilakukan perbaikan dan peningkatan kualitas. Terdapat beberapa macam variasi dalam pembuatan flowchart, hal ini menyangkut variasi dalam simbol, alur proses dan sebagainya, namun hal itu tidak akan dibahas lebih lanjut karena bagaimanapun juga semua flowchart bertujuan untuk menggambarkan proses. Oleh karena itu hanya bentuk-bentuk geometris yang baku yang akan dijelaskan dalam kesempatan ini, seperti ditunjukkan berikut ini: Bentuk Makna dan Penjelasan dari Bentuk Geometris Tanda mulai (start) atau tanda berhenti (stop) suatu proses. Juga dengan demikian menunjukkan batas-batas suatu proses. Menunjukkan satu tahap dalam rangkaian suatu proses. Keterangan diberikan di dalam kotak segi-empat tentang tahap itu. 6

36 Menunjukkan decision point dalam suatu proses. Pertanyaan tentang hal yang akan diputuskan dituliskan di dalam bentuk geometris diamond ini, sedangkan jawabannya dalam bentuk YES dan NO digambarkan oleh tanda panah yang menunjuk ke arah yang berbeda. Menunjukkan tanda sambung suatu proses. Huruf di dalam lingkran adalah petunjuk kemana proses itu bersambung yang biasanya ke halaman yang berbeda. Pada Gambar 1 berikut ini diberikan suatu contoh flowchart yang telah mengalami modifikasi dan tidak lagi mengikuti ketentuan umum seperti yang dijelaskan pada tabel gambar geomtris. Modifikasi terutama terjadi pada awal dan akhir proses yang tidak menggunakan tanda lingkaran. 2. PENGERTIAN FLOWCHARTING Flowchart didefenisikan sebagai representasi grafis dari suatu proses. Dimana tiap tahapan proses divisualisasikan menggunakan bentuk-bentuk geometris, sedangkan alur proses digambarkan menggunakan tanda panah yang menghubungkan tiap tahap yang diwakili oleh bentuk geometrisnya. 3. TUJUAN Flowcharting bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar tentang bagaimana suatu proses berlangsung, menunjukkan tiap-tiap tahap dalam suatu proses, serta menunjukkan bagaimana tahapan-tahapan itu saling berhubungan. 7

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK III. DIAGRAM ISHIKAWA 1. PENDAHULUAN Diagram tulang ikan (Fish Bond/Ishikawa

Lebih terperinci

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 9 HISTOGRAM COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 9 HISTOGRAM COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 9 HISTOGRAM COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK IX. HISTOGRAM 1. PENDAHULUAN Histogram adalah bentuk khusus dari suatu

Lebih terperinci

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 8 DIAGRAM PARETO COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 8 DIAGRAM PARETO COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 8 DIAGRAM PARETO COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK VIII. DIAGRAM PARETO 1. PENDAHULUAN Nama diagram Pareto diambil dari

Lebih terperinci

1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram

1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram 1 1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram 2 Check sheet adalah alat bantu manajemen mutu sederhana yang menyerupai tabel dan digunakan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

SAP DAN SILABI PENGAWASAN MUTU PANGAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN

SAP DAN SILABI PENGAWASAN MUTU PANGAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN SAP DAN SILABI PENGAWASAN MUTU PANGAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN KATA PENGANTAR Satuan acara perkuliahan (SAP) atau garis besar program pembelajaran (GBPP)merupakan panduan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

Perkembangan Mutu: Sejarah dan Pengertian mutu. 1.Pendahuluan 2.Sejarah Mutu 3.Pengertian Mutu 4.Organisasi Mutu Industri. 1.

Perkembangan Mutu: Sejarah dan Pengertian mutu. 1.Pendahuluan 2.Sejarah Mutu 3.Pengertian Mutu 4.Organisasi Mutu Industri. 1. Perkembangan Mutu: Sejarah dan Pengertian mutu 1 1.Pendahuluan 2.Sejarah Mutu 3.Pengertian Mutu 4.Organisasi Mutu Industri 2 1.Pendahuluan Sampai dengan tahun 1900 pengertian mutu hanya dikenal pada kalangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) PERTEMUAN #8 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menentukan

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAGAN KENDALI (CONTROL CHART)

BAGAN KENDALI (CONTROL CHART) RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 12 s/d 14 BAGAN KENDALI (CONTROL CHART) COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK XII. BAGAN KENDALI (CONTROL CHART) 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Materi ke 2 1. Review 2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Review Apa yang anda ketahui tentang variabilitas? Apa perbedaan konsep antara Pengendalian Kualitas Statistik, Desain Eksperimen dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Tisnowati, Henny, et al (2008) untuk menganalisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC (Statistical

Lebih terperinci

ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY)

ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) Dalam manajemen kualitas terdapat metode/teknik/alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan suatu proses agar berjalan sesuai spesifikasinya. Sampai

Lebih terperinci

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1 Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu idyst 1 Ada berbagai alat (tools) dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan TQM. Alat dan teknik tersebut berbeda manfaatnya bila digunakan untuk langkah dan situasi

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PENYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Semester : 8 Matakuliah : Pengendalian Mutu SKS : 2 Kode Matakuliah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode Fish bone untuk mencari akar masalah, berikutnya digunakan metode 5W-1H untuk menganalisa lebih lanjut dan dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU

PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA MUTU...DEFINISI Tingkat karakteristik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini perkembangan jumlah perusahaan industri yang ada di Indonesia dari berbagai jenis industri mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak menentu.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. JUDUL BAGIAN DALAM... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. JUDUL BAGIAN DALAM... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata I (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata I (S1) Disusun Oleh : PENGUKURAN PERFORMANSI MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN UNTUK MENENTUKAN CORRECTIVE & PREVENTIVE ACTION BERDASARKAN IMPLEMENTASI ISO 22000 : 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA (Studi Kasus di PT. Mayora Indah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah Kode/Bobot Status Prasyarat : - Diskripsi Singkat Tujuan Pembelajaran Learning Outcomes : Standarisasi & Kontrol Kualitas : TKM 8223/3 sks : Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen ( kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa yang di

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Memasuki persaingan pasar global saat ini sangat dibutuhkan standarisasi pada sistem dan manajemen. Perusahaan hendaknya mempunyai suatu standar mutu tertentu

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PENGENDALIAN MUTU

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PENGENDALIAN MUTU DOK-UGM-FTP-TIP-3401 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PENGENDALIAN MUTU OLEH : Wahyu Supartono M. Affan Fajar Falah M. Prasetya Kurniawan JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu penilaian program kelayakan dasar (pre requisite program), evaluasi penerapan program Hazard Analysis Critical

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengeni metode yang digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan dalam laporan penelitian ini. Penulis melakukan serangkaian tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

Manajemen Mutu. Eko Pujiyanto,S.Si.,M.T. Hp : URL :

Manajemen Mutu. Eko Pujiyanto,S.Si.,M.T. Hp : URL : Manajemen Mutu Eko Pujiyanto,S.Si.,M.T. Hp : 08122783991 E-mail : ekop2003@yahoo.com URL : www.kualitas.wordpress.com Agenda Hari Ini Tentang kelas ini Tentang saya Pendahuluan Tentang kelas Waktu kuliah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SPC ( Statistic Process Control ) Statistical Process Control (SPC) adalah metode yang efektif dalam mengendalikan aktivitas proses. Kemampuan dari SPC bergantung dari kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05 ABSTRAK PT Ateja Multi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana produk yang dihasilkannya berupa kain untuk public transportation berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis, 75% dari wilayah Indonesia merupakan laut,dan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terkenal sebagai negara maritim dan agraris. Perikanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menekan waktu proses pembuatan coklat compound yang digunakan untuk produksi produk X. Waktu pembuatan coklat compound saat ini adalah 150 menit,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian yang dilakukan penulis ialah suatu proses pengurangan persentase kecacatan. Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Tujuan Memahami manfaat manajemen kualitas. Memahami proses dalam manajemen kualitas. Mengenal alat yang yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen kualitas. SE 3773

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada kondisi saat ini, salah satu sektor pembangunan yang harus diperhatikan oleh suatu negara adalah perekonomian. Maka pertumbuhan industri sangatlah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Vera Devani 1, Fitri Wahyuni 2 Abstract. Purpose of this research is to determine types and causes of defects

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

Pengendalian dan Penjaminan Mutu

Pengendalian dan Penjaminan Mutu Pengendalian dan Penjaminan Mutu K-01 PENDAHULUAN Dosen : 1 TEKNIK INDUSTRI-UNAND Deskripsi Singkat Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib mahasiswa Jurusan Teknik Industri yang membahas konsep mutu

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kaizen Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Menurut Tjiptono dan Diana

Lebih terperinci

A.PENDAHULUAN B.SKEMA PENJAMINAN KEAMANAN DAN MUTU BERDASARKAN PP NO. 28 TH.2004 C.SKEMA PENJAMINAN MUTU LAINNYA

A.PENDAHULUAN B.SKEMA PENJAMINAN KEAMANAN DAN MUTU BERDASARKAN PP NO. 28 TH.2004 C.SKEMA PENJAMINAN MUTU LAINNYA A.PENDAHULUAN B.SKEMA PENJAMINAN KEAMANAN DAN MUTU BERDASARKAN PP NO. 28 TH.2004 C.SKEMA PENJAMINAN MUTU LAINNYA From surveys [1] to several parts in West Jawa (Bandung, Subang, Garut, Purwakarta, Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 82 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model dalam perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah

Lebih terperinci

Kaoru Ishikawa, Seorang Profesor Teknik di Universitas Tokyo dan. Merupakan Bapak dari " Quality Circles"( SEVEN TOOLS - QUALITY MANAGEMENT,

Kaoru Ishikawa, Seorang Profesor Teknik di Universitas Tokyo dan. Merupakan Bapak dari  Quality Circles( SEVEN TOOLS - QUALITY MANAGEMENT, Nama : Rishal Asri Nim : 373847 Jurusan : Magister Teknik Sistem A. Seven Tools Quality tools adalah sebuah perangkat atau alat yang digunakan untuk diterapkan menyelesaikan permasalahan di dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015 Pendahuluan Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII September 30, 2015 Ayundyah (UII) Pendahuluan September 30, 2015 1 / 32 Pendahuluan Karaketristik lingkungan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berisi penelitian yang sudah dilakukan terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dibuat penulis saat ini. Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK Menurut organisasi internasional untuk standarisasi, ISO, mutu didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik dari suatu kesatuan yang membawa kepada kemampuan pencapaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci