BAGAN KENDALI (CONTROL CHART)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAGAN KENDALI (CONTROL CHART)"

Transkripsi

1 RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 12 s/d 14 BAGAN KENDALI (CONTROL CHART) COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK

2 XII. BAGAN KENDALI (CONTROL CHART) 1. PENDAHULUAN Terdapat 6 jenis bagan kendali (control chart) berdasarkan tipe datanya, yaitu: a. XmR (X individual moving average) b. X-barR (X rata-rata, range) c. p (fraksi/persen, data tidak konstan) d. np (fraksi/persen, data konstan) e. c (jumlah atribut, data konstan) f. u (jumlah atribut, data tidak konstan) Untuk melihat jenis control chart yang mana yang sesuai dengan data yang hendak diolah, maka Gazperz (2001), membuat flowchart yang berfungsi sebagai acuan kriteria pemilihan jenis control chart. Flowchart tersebut diperlihatkan pada Gambar 15. Apabila diperhatikan, dari keenam jenis control chart yang disebutkan diatas, maka sebenarnya jenis datanya hanya terdiri dari 3 jenis data saja yaitu: a. data jenis variabel yang akan menghasilkan control chart jenis a dan b. b. data jenis fraksi/persen yang akan menghasilkan control chart tipe c dan d c. data jenis jumlah atribut yang akan menghasilkan control chart tipe e dan f. Jenis control chart yang paling banyak digunakan, bagaimanapun adalah control chart jenis X-bar, R yang menggunakan data variabel. Oleh karena itu jenis ini akan dibahas terlebih dahulu secara mendalam dan akan diberikan pula contoh-contoh perhitungan dan pengolahan datanya, baik perhitungan secara manual maupun yang dihasilkan oleh program komputer yang banyak tersedia seperti SPSS dan Minitab. Setelah itu akan diberikan contoh perhitungan control chart XmR. Selanjutnya masingmasing jenis control chart akan dibahas dan diberikan contoh-contoh, berupa jenis data dan cara perhitungannya, baik secara manual maupun otomatis dengan menggunakan program komputer. 2. PENGERTIAN Pengertian control chart adalah bagan kendali sebagai suatu display grafik dari suatu karakteristik mutu yang telah dihitung atau diukur dari suatu contoh produk terhadap nomor contoh atau waktu. 3. PELAKSANAAN 1. PENGENDALIAN DENGAN DATA VARIABEL Pengendalian dengan data variabel ada 2 jenis yaitu : a. Bagan kendali : X-bar, R b. Bagan kendali individual : X-mR

3 Tentukan karakteristik mutu sesuai keinginan pelanggan Apakah data variabel? Apakah data atribut berbentuk proporsi atau presentase? Apakah data atribut berbentuk banyaknya ketidaksesuaian? Ya Ya Ya Apakah proses homogen atau proses batch seperti industri kimia, dll? Apakah ukuran contoh konstan? Apakah ukuran contoh konstan? Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Gunakan bagan kendali individua l : X-MR Gunakan bagan kendali : X-bar, R Pakai bagan kendali : p atau np Pakai bagan kendali : p Gunakan bagan kendali : c atau u Gunakan bagan kendali : u Gambar 15. Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali (Gasperz, 2001) a. Bagan Kendali X-bar, R Bagan kendali Xbar, R sesuai dengan namanya terdiri dari bagan X-bar dan bagan rentang R-bar. Parameter control chart untuk X-bar terdiri dari central line yaitu nilai tengah (rataan), batas atas USL dan batas bawah LSL. Nilai batas atas dan batas bawah ini biasanya berpatokan pada nilai simpangan baku atau standar deviasi yaitu ± 3 x σ. Nilai standar deviasi ini telah ditransformasikan menjadi nilai R, hal ini karena keragaman populasi biasanya dinyatakan dengan nilai rentang R, maka patokan 3 sigma dikonversi dalam besaran R. Sehingga persamaan untuk X-bar dan R adalah:

4 Bagan kendali X-bar : Garis pusat CL (Control line) = X-bar= m x i = 1 m Batas kendali atas USL (Upper Spec Limit) = X-bar + A. R-bar Batas kendali bawah LSL (Lower Spec Limit) = X-bar A. R-bar Bagan kendali R : Garis pusat CL (Control line) = R-bar Batas kendali atas USL (Upper Spec Limit) = k. R-bar Batas kendali bawah LSL (Lower Spec Limit) = l. R-bar Nilai-nilai tetapan (konstanta) A, k dan l diperlihatkan pada Tabel 7. Langkah-langkah untuk membuat bagan kendali X-bar dan R adalah : Langkah 1. Kumpulkan data. Data dan cara pengambilannya harus sama dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Langkah 2. Masukkan data ke dalam subgrup. Data tersebut harus dibagi ke dalam subgrup dengan kondisi : a. Data yang diperoleh dari kondisi teknik yang sama harus membentuk satu subgrup. b. Sebuah subgrup tidak boleh memasukkan data dari lot atau sifat yang berbeda. c. Jumlah sampel dalam sebuah subgrup menentukan ukuran subgrup dan digambarkan dengan n, jumlah subgrup dilambangkan dengan m. Langkah 3. Catat data pada lembaran data. Langkah 4. Cari nilai rata-rata (X) yaitu jumlah x dibagi dengan n (ukuran subgrup). Langkah 5. Cari kisaran R (selisish x terbesar dan x terkecil) untuk tiap subgrup. Langkah 6. Hitung harga rata-rata total (X-bar), yaitu harga X keseluruhan dibagi m (jumlah subgrup). Langkah 7. Hitung harga rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagi dengan m. Langkah 8. Hitung batas-batas pengendalian. Langkah 9. Susun bagan kendali. Langkah 10. Gambar titik-titik X-bar dan R untuk setiap subgrup pada garis vertikal yang sama. Langkah 11. Tulis informasi yang diperlukan. Sebagai contoh pelaksanaan, akan diikuti tahapan yang telah dijelaskan diatas, namun dalam hal ini data telah terkumpul dan diperlihatkan pada Tabel 6, sehingga dengan demikian akan dapat langsung diterapkan. Perhatikanlah terlebih dahulu data pada Tabel 6. Langkah 1. Kumpulkan data. Data dan cara pengambilannya harus sama dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

5 Keterangan: dalam hal ini, data adalah berat susu bubuk kaleng ukuran (berat bruto) 500 gram. Pengukuran dilakukan selama sekitar 1 bulan dari tanggal 1 Maret sampai dengan tanggal 31 Maret. Setiap hari sampling dilakukan dengan cara pengambilan 5 kaleng susu yang langsung ditimbang beratnya. Langkah 2. Masukkan data ke dalam subgrup. Data tersebut harus dibagi ke dalam subgrup dengan kondisi : a. Data yang diperoleh dari kondisi teknik yang sama harus membentuk satu subgrup. b. Sebuah subgrup tidak boleh memasukkan data dari lot atau sifat yang berbeda. c. Jumlah sampel dalam sebuah subgrup menentukan ukuran subgrup dan digambarkan dengan n, jumlah subgrup dilambangkan dengan m. Keterangan: Pada Tabel 6 terlihat bahwa 5 buah contoh yang ditarik setiap hari merupakan satu subgrup dengan simbol n, sedangkan jumlah sub grup adalah jumlah hari pengukuran dari tanggal 1 Juli hingga 31 Juli yaitu sebanyak 25 hari sehingga m=25, sehingga jumlah total data adalah 5x25 = 125. Langkah 3. Catat data pada lembaran data. Keterangan: seperti yang diperlihatkan pada Tabel 6 Langkah 4. Cari nilai rata-rata (X) yaitu jumlah x dibagi dengan n (ukuran subgrup). Keterangan: Pada hari pertama pengambilan contoh diperoleh data sebagai berikut: Sehingga rata-rata subgrup adalah = ( )/5 atau 2508/5 = gram Langkah 5. Cari kisaran R (selisish x terbesar dan x terkecil) untuk tiap subgrup. Keterangan : Pada hari pertama pengambilan contoh nilai terkecil adalah 498 dan terbesar adalah 504, sehingga R = 6 Langkah 6. Hitung harga rata-rata total (X-bar), yaitu harga X keseluruhan dibagi m (jumlah subgrup). Keterangan: X bar = /25 = Langkah 7. Hitung harga rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagi dengan m. Keterangan: R bar = 103/25 = 4.12

6 Tabel 6. Hasil pengukuran berat susu bubuk kaleng No. Tanggal Berat pengukuran sampel 1 sampai 5 (gr) Total Rataan R Pencatatan Berat 1 Maret Libur Libur Libur Libur Libur Total

7 Tabel 7. Nilai faktor A, k dan l untuk menghitung batas kendali atas dan bawah. Ukuran Nilai Nilai Nilai contoh Faktor A Faktor l Faktor k Langkah 8. Hitung batas-batas pengendalian. Keterangan: Dari Tabel 7 untuk ukuran contoh n=5 diperoleh nilai faktor A = 0.577; k= dan l=0, sehingga: Garis pusat (Control Line) = X-bar = Batas kendali atas USL (Upper Spec Limit) = X-bar + A. R-bar = (0.577 x 4.1) = Batas kendali bawah LSL (Lower Spec Limit) = X-bar A. R-bar = (0.577 x 4.1) = Nilai-nilai hasil perhitungan manual ini hasilnya sama dengan perhitungan menggunakan program Mikrostat seperti yang diperlihatkan pada Gambar 16. Bagan kendali R : Garis pusat CL (Control line) = R-bar = 4.1 Batas kendali atas USL (Upper Spec Limit) = k. R-bar

8 USL = x 4.1 = 8.7 Batas kendali bawah LSL (Lower Spec Limit) = l. R-bar LSL = 0 x 4.1 = 0 Hasil pengolahan dengan program Microstat memberikan grafik X-bar dan R-bar sebagai berikut (Gambar 16): Perhatikan nilai-nilai parameter central line, USL dan LSL, baik pada grafik Xbar (grafik atas) maupun grafik R-bar (bawah) serta bandingkan nilainya dengan hasil perhitungan manual. Gambar 16 Xbar/R Chart for C1-C5 Means SL=503.8 X= SL=499.0 Subgroup SL=8.712 Ranges 5 R= SL=0.000 Test Results for Xbar Chart TEST 1. One point more than 3.00 sigmas from center line. Test Failed at points: 5 Test Results for R Chart Macro is running... please wait Test Results for Xbar Chart TEST 1. One point more than 3.00 sigmas from center line. Test Failed at points: 5 Terlihat pada teks hasil test maupun pada grafik bahwa terdapat 1 titik yang nilainya lebih besar dari batas atas dengan demikian keluar dari control chart.

9 b. Bagan kendali individual : X-MR Seperti halnya pada bagan kendali X-bar, R yang menggunakan data variabel, maka bagan kendali X-mR juga menggunakan data variabel, yang membedakannya adalah bahwa data variabel yang digunakan disini adalah data individual, dengan kata lain hanya ada satu pengukuran data per kasus. Oleh karena itu data yang ditarik per hari hanya ada satu data. Sehingga dalam menghitung Range-nya digunakan selisih data dengan data yang ditarik (sehari) sebelumnya. Sebagai contoh diperlihatkan data pada Tabel 8 berikut ini, pada kolom range yang pertama diisikan nilai 3 yang merupakan selisih nilai 6 dan 9. Demikian seterusnya dan digunakan untuk mengisi kolon Range, sehingga kolom range akan kosong satu baris dibandingkan data yang diperoleh dari pengukuran contoh. Tabel 8. Data untuk contoh pengolahan bagan kendali X-mR Tanggal Data Range Pencatatan Pengukuran (Selisih)

10 Total: 232 Langkah-langkah pengolahan data: a. Tabulasi data berdasarkan tanggal perolehannya, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 8. b. Hitung rata-rata nilai dari data, dalam hal ini 232 dibagi 25 menghasilkan nilai c. Hitung selisih data dengan nilai data sebelummnya, selisih yang dimaksud adalah selisih absolut, sehingga tidak ada nilai negatif. Masukkan nilai selisih tersebut ke dalam kolom R. d. Tentukan nilai median dari kolom R. Median adalah nilai pada range dimana data yang nilainya lebih besar dari data itu sama banyaknya dengan nilai yang lebih kecil dari data tersebut. Untuk memudahkan susun terlebih dahulu nilai range dari kecil ke besar sehiungga diperoleh range berikut: 0, 0, 0, 1, 1, 1, 1, 2, 2, 2, 3, 3, 3, 3, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 8, 8, 14, 16. Sehingga dengan demikian akan terlihat bahwa mediannya adalah 3. e. Untuk mendapatkan nilai batas atas dan batas bawah, maka kalikan nilai median dengan konstantanya yaitu 3.76 sehingga diperoleh 3 x 3.76 = f. Tambahkan nilai rata-rata pengukuran yaitu 9.28 dengan diperoleh yang merupakan batas atas kontrol chart. g. Kurangkan nilai rata-rata yaitu 9.28 dengan dianggap sama nol, maka batas bawah sama dengan nol. h. Gambarkan grafik kontrol chartnya dengan menggunakan nilai- nilai tersebut Pengholahan data menggunakan SPSS menghasilkan kontrol chart (XmR chart) berikut ini (Gambar 17): Pada XmR ini pun hasil perhitungan manual diatas memberikan nilai-nilai parameter yang sama dengan hasil pengolahan program SPSS yang ditunjukkan pada grafik Gambar 17 yaitu: Central Line = 9.28 USL = LSL = 0

11 XmR Control Chart VAR UCL = Average = L Spec = LCL = Sigma level: 3 Gambar 17. XmR control chart 2. PENGENDALIAN DENGAN DATA PROPORSI Terdapat dua jenis bagan kendali dengan data persentase atau proporsi yaitu: a. p (fraksi/persen, data tidak konstan) b. np (fraksi/persen, data konstan) Beberapa ketentuan dari bagan kendali p dan np adalah: 1. Data untuk bagan kendali p dan np mengikuti distribusi binomial sehingga perhatian analisa dipusatkan pada sesuai atau tidak sesuai dengan standar atau dengan kata lain kriteria pemilihan adalah ya atau tidak. 2. Bilamana sampel diambil dari populasi bebas (dimana unit individu sampel tidak terkelompok-kelompok menjadi suatu sub grup), maka perhatian pemeriksa mutu adalah berapa persen invidu sampel yang tidak sesuai standar dari sejumlah sampel yang ditarik pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada produksi permen, dilakukan penarikan sampel pada hari ke 1 sebesar 250 individu permen dan pada hari ke 2 sebanyak 180 individu permen. Kemudian setelah dianalisa jumlah individu permen yang tidak sesuai standar pada hari ke 1 sebanyak 25 (10%) dan pada hari kedua 9 individu permen (5%). Pada kasus seperti ini digunakan bagan pengendali p karena pertama-tama populasinya bebas, kedua jumlah sampel yang ditarik tidak konstan dari hari ke hari.

12 3. Pada kasus lain yaitu bilamana populasinya tidak bebas akan tetapi tersusun membentuk sub-sub grup, maka digunakan bagan pengendali np. Dalam hal ini contoh populasi tak bebas adalah satu bungkus/kemasan atau 1 kaleng permen yang berisi 200 individu permen. Oleh karena itu yang disampling adalah 1 bungkus/kemasan atau kaleng permen, dengan demikian tiap kali sampling jumlah sampel tetap yaitu sebesar 200 individu permen. Perhatian pemeriksa mutu pada masing-masing individu permen dalam kaleng tetap mengikuti hukum binomial yaitu sesuai atau tidak sesuai dengan standar, meski demikian dalam menyatakan hasil analisa selain dapat dinyatakan sebagai persen tidak sesuai standar, juga dapat dinyatakan dalam jumlah individu permen dalam satu kaleng yang tidak sesuai standar, karena sudah diketahui dengan pasti bahwa 1 kaleng terdiri dari 200 individu permen. Dalam kasus seperti ini digunakan bagan pengendali np. a. Bagan kendali p (fraksi/persen, data tidak konstan) Pertama-tama yang disebut data persentase atau proporsi adalah persen nonconforming. Perhatikan data pada Tabel 9 dibawah ini, Pada contoh ini diambil sejumlah individu permen dengan ukuran contoh seperti yang tertera pada kolom ukuran contoh, yaitu pada tanggal 28 juni ditarik 228 contoh kemudian hari berikutnya ditarik 145 contoh dan seterusnya. Kemudian contoh yang ditarik diperiksa dan dianalisa sesuai dengan standar yang diinginkan. Jumlah individu contoh yang menyimpang dari standar (nonconforming) kemudian dicatat pada kolom nonconforming. Persen dari jumlah nonconforming kemudian dihitung, oleh karena itu datanya disebut data persen atau proporsi. Disamping itu, terlihat bahwa jumlah sampel yang ditarik dari hari ke hari tidak konstan, sehingga dengan demikian digunakan bagan p. Pengolahan data tersebut pada Tabel 9 menggunakan SPSS menghasilkan kontrol chart (tipe p-chart) dengan jumlah sampel yang tidak konstan seperti yang diperlihatkan pada grafik (Gambar 18). Seperti terlihat pada grafik hasil pengolahan SPSS (Gambar 18), p Chart dengan data tidak konstan memberikan USL dan LSL yang berubah-ubah, pada kesempatan seperti ini batas atas dan bawah tidak dapat dihitung dengan mudah secara manual, dengan demikian grafik yang diperoleh dari program SPSS cukup membantu karena meski batas-batasnya berubah-ubah (seperti tangga). masih akan dapat terlihat dengan jelas bilamana terdapat data yang menyimpang dan keluar dari kontrol chart.

13 Tabel 9. Tabulasi hasil pengambilan contoh dan penghitungan jumlah nonconforming dengan jumlah sampel tidak konstan No. Data Tanggal Ukuran Jumlah Persen Proporsi PencatatanContoh Non Non Non conforming conforming conforming 1 Jun Juli Libur Libur m=28 Jumlah=4623Jumlah=347Rata2=7.4 rata2=0.074

14 Control Chart: p Chart - sampel tdk konstan Proportion Nonconforming VAR00003 UCL Center =.0742 LCL Sigma level: 3 Gambar 18. p-chart, jumlah sampel tidak konstan b. Bagan kendali np (fraksi/persen, data konstan) Data yang akan digunakan pada bagan np diperlihatkan pada Tabel 10, data ini hampir sama dengan data pada Tabel 9, kecuali bahwa jumlah sampel yang diambil konstan sebesar 200 individu permen. Hal ini karena populasi permen dalam hal ini tidaklah bebas, akan tetapi berkelompok membentuk sub grup di dalam kemasan kaleng.

15 Tabel 10. Tabulasi hasil pengambilan contoh dan penghitungan jumlah nonconforming dengan jumlah sampel tetap No. Data Tanggal Ukuran Jumlah Persen Proporsi PencatatanContoh Non Non Non conforming conforming conforming 1 Jun Juli Libur Libur Jumlah=360 m=28 Rata2=12.857Rata2=6.42 Rata2= Hasil pengolahan data dengan SPSS menghasilkan control chart dengan nilai central line atau rata-rata sebesar (diperlihatkan pada grafik Gambar 19), nilai USL = dan LSL = Sedangkan perhitungan secara manual dilakukan sebagai berikut: _ Batas atas = np + 3 σ Batas bawah = np + 3 σ

16 Pada distribusi binomial σ = V (np (1-p) Central line dengan demikian adalah: np= 360/28 = ( dengan SPSS diperoleh =12.587) p = /200 = σ = 3 V (np (1-p) atau ( ) = sehingga batas atas akan sama dengan = (dengan SPSS diperoleh ) dan batas bawah akan sama dengan = (dengan SPSS diperoleh 2.451) Oleh karena itu hasil perhitungan secara manual memberikan hasil yang sama dengan penggunaan program SPSS. 30 Control Chart: np Chart 20 Number Nonconforming VAR00006 UCL = Center = LCL = Sigma level: 3 Gambar 19. np- chart, jumlah data konstan Selain dapat dinyatakan sebagai jumlah nonconforming bagan kendali np dapat juga dinyatakan dalam proporsi nonconforming seperti ditunjukkan pada np chart (2), Gambar 20. Untuk mendapatkan batas atas dan bawah np chart (2), maka nilai batas atas dibagi dengan 200 demikian juga dengan nilai batas bawah dibagi dengan 200, Oleh karena nilai central linenya juga dibagi dengan 200. Sehingga dengan demikian perhitungan secara manual memberikan nilai:

17 Batas atas = = Central line = = Batas bawah = = Nilai nilai tersebut sama dengan yang tercantum pada grafik np chart (2), yang diperoleh menggunakan program SPSS (Gambar 20)..14 Control Chart: np Chart (2) Proportion Nonconforming VAR00006 UCL =.1163 Center =.0643 LCL =.0123 Sigma level: 3 Gambar 20. np- chart (2).

18 3. PENGENDALIAN DENGAN DATA JUMLAH ATRIBUT (Banyaknya ketidak sesuaian) a. Bagan Kendali u (jumlah atribut, data tidak konstan) Pada beberapa kasus, ketidak sesuaian yang muncul tidak dapat di bandingkan dengan standar yang tersedia, sehingga tidak dapat dengan mudah dikatakan sesuai atau tidak sesuai dengan standar. Dengan kata lain tidak mengikuti distribusi binomial. Sebagai contoh adalah data cacat pada produk nugget. Atribut cacat pada produk nugget cukup banyak antara lain: Patah, retak, kulit mengelupas, bercak hitam, warna tidak seragam, kelebihan berat, lembek dan bentuk tidak seragam. Oleh karena atribut cacat lebih dari satu maka data mengikuti distribusi Poisson. Tabel dibawah ini telah diperlihatkan sebelumnya, ditampilkan pada kesempatan ini hanya untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik atribut-atribut cacat pada produk nugget Sama halnya dengan control chart tipe sebelumnya, maka pengendalian dengan data jumlah atribut (banyaknya ketidak sesuaian) ini pun dapat diterapkan untuk jumlah sampel yang tidak konstan (populasi bebas) serta jumlah sampel tetap (populasi tidak bebas). Perhatikan sekarang data penghitungan atribut cacat pada nugget yang meliputi berbagai atribut yang telah disebutkan diatas. Pemeriksaan terhadap contoh yang ditarik kemudian dilakukan dan jumlah cacat dengan berbagai atribut dihitung dan ditabulasi menghasilkan data pada Tabel 11. Perhitungan secara manual memberikan Rata-rata total = 950/12795 = (Central line), pada grafik SPSS tercantum nilai (lihat grafik Gambar 21). Dalam hal ini tidak dapat dihitung batas atas dan batas bawah, karena sampel tidak konstan, namun demikian dengan program SPSS dapat dicantumkan garis batas atas dan bawah yang berubah-ubah dari hari ke hari disebabkan oleh jumlah sampel yang berubah-ubah. Pada grafik u chart yang diperoleh menggunakan SPSS terlihat jelas ada 2 titik yang keluar dari kontrol chart, yaitu titik no 7 dan titik no. 27.

19 Tabel 11. Jumlah cacat dengan berbagai atribut pada produk nugget (jumlah sampel tidak konstan). No. Data Tanggal Ukuran PencatatanContoh Jumlah Cacat pada atributatribut Fraksi Cacat pada atributatribut 1 Jun Juli Libur Libur m = 28 Jumlah= Jumlah= 950 Rata-rata=

20 Control Chart: u Chart Fraction of Nonconformities VAR00008 UCL Center =.0742 LCL Sigma level: 3 Gambar 21. u-chart. Keterangan: Untuk mendapatkan gambaran sekilas tentang u-chart, silahkan lihat kembali Gambar 15. b. Bagan Kendali c (jumlah atribut, data konstan) Apabila data yang ditarik adalah konstan, misalnya sejumlah tertentu produk nugget yang dikemas dalam kemasan primer atau sekunder. Dalam hal ini yang disampling adalah kemasan tersebut, selanjutnya misalkan diasumsikan bahwa jumlah nugget dalam kemasan primer atau sekundernya konstan, misalnya sejumlah 400 butir. Maka data akan terlihat seperti tabel berikut (Tabel 12). Penggunaan SPSS menghasilkan nilai sebesar untuk central lain (perhitungan manual memberikan nilai untuk central line seperti yang terlihat pada bagian bawah tabel data), seperti diperlihatkan pada grafik Gambar 22. Perhitungan secara manual didasarkan pada bentuk distribusinya, yang dianggap mengikuti distribusi Poisson sehingga keragamannya akan sama dengan s 2 = c-bar atau nilai simpangan baku s = V c-bar. Batas atas dan bawah dengan demikian akan sama dengan: Batas atas = c-bar + 3Vc-bar Batas bawah = c-bar 3Vc-bar

21 Tabel 12. Jumlah cacat dengan berbagai atribut pada produk nugget (jumlah sampel konstan). No. Data Tanggal Ukuran PencatatanContoh Jumlah Cacat pada atribut2 Fraksi Cacat pada atribut2 1 Jun Juli Libur Libur m = 28 Jumlah= 950 Rata2=950/28= Rata-rata= Batas bawah dapat nol atau negatif (lihat Soewarno. T. Soekarto di dalam Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan, 1990)

22 Dari Tabel 12 terlihat c-bar =950/28 = σ = 3V = Batas atas = = (nilai ini sama dengan grafik dari SPSS yang diperlihatkan pada Gambar 22 ) Batas bawah = = (nilai ini sama dengan grafik dari SPSS pada Gambar 22) 60 Control Chart: c Chart Nonconformities VAR00008 UCL = Center = LCL = Sigma level: 3 Gambar 22. c-chart c-chart selain dapat dinyatakan sebagai jumlah cacat pada atribut-atribut, grafik ini juga dapat disajikan dalam bentuk fraksi cacat pada atribut-atribut, seperti yang diperlihatkan pada grafik berikut yaitu grafik c chart (2) pada Gambar 23 yang memberikan nilai central line sebesar (perhitungan manual memberikan nilai ).

23 Control Chart: c Chart (2) Fraction of Nonconformities VAR00008 UCL =.1285 Center =.0848 LCL =.0411 Sigma level: 3 Gambar 23. c-chart (2) Untuk mendapatkan nilai center line, batas atas dan batas bawah secara manual dengan nilai-nilai seperti yang tertera pada grafik c-chart (2) atau Gambar 23, maka masing-masing nilai dari parameter c-chart tadi diatas dibagi dengan jumlah contoh yaitu sebesar 400 (konstan) sehingga dipoeroleh: Center line = /400= Batas atas = /400= Batas bawah = /400 =

24 XIII. EVALUASI BAGAN KENDALI Kepraktisan yang paling dominan dari penggunaan bagan kendali (control chart) adalah kemudahan dan kesederhanaan teknik evaluasi dan analisis yang dapat diterapkan melalui pengamatan visual pergerakan titik pada grafik. Perubahan dan pergerakan titik pada control chart di daerah common causes adalah variasi yang disebabkan oleh kesalahan acak (random error), dengan sendirinya adanya titik di daerah special case tentulah disebabkan oleh kesalahan sistematis. Meski demikian hal ini bukan lah berarti bahwa apabila semua titik pada grafik telah berada di daerah common cases, maka dianggap bahwa proses tidak bermasalah, karena beberapa pola pergerakan titik tertentu (yang akan diperlihatkan lebih lanjut) patut dicurigai sebagai pola-pola yang perlu dicurigai sebagai kemungkinan adanya penyimpangan proses produksi, atau ketidak normalan data. Dengan kata lain munculnya pola-pola khusus tersebut kemungkinan permulaan atau awal proses menuju ke arah tak terkendali. Dengan demikian suatu proses dikatakan terkendali apabila bagan kendali: 1. Semua titiknya terletak diantara USL-LSL 2. Tidak terdapat pola-pola pergerakan tertentu (bentuk khas) dari sekelompok titik yang berada diantara USL-LSL. Terdapat empat macam bentuk khas yang dikenal dalam bagan kendali, yaitu: a. Pelajuan (run) Bila terdapat sekelompok titik berurutan terletak di satu sisi garis pusat (pada sisi USL-CL atau LSL-CL). Tujuh titik pelajuan bisa dianggap tidak normal, tetapi jumlah titik bisa kurang atau lebih dari tujuh tergantung jumlah semua titik di bagan kendali. b. Kecenderungan Bila terdapat sekelompok titik diantara USL-CL yang secara berurutan manarik atau menurun. Tujuh titik yang menaik atau menurun menunjukkan ke tidak normalan. Yang sering terjadi adalah titik titik sudah diluar USL-CL sebelum tujuh titik.

25 c. Periodisitas (periodicity) Yaitu apabila titik-titiknya membentuk pola perubahan sama, misalnya pola naik turun pada interval yang sama. d. Pelekatan Yaitu apabila titik-titiknya sangat dekat dengan CL, USL atau LSL Berikut ini diperlihatkan delapan test ketidak normalan pergerakan titik bagan kendali yang rinci. 1. Satu titik lebih dari 3σ dari garis tengah 2. Sembilan titik berurutan berada pada sisi yang sama dari garis tengah 3. Enam titik berurutan menanjak (atau menurun) semuanya 4. Empat belas titik berurutan naik turun (zigzag)

26 5. Dua diantara 3 titik berada pada baris lebih 2 σ dari garis tengah (sisi yang sama) 6. Empat diantara 5 titik berada pada baris lebih 1 σ dari garis tengah (sisi yang sama) 7. Lima belas titik berurutan berada pada baris 1 σ dari garis tengah (dua sisi) 8. Delapan titik berurutan berada pada baris lebih dari 1 σ dari garis tengah (dua sisi)

27 DAFTAR PUSTAKA 1. Alli, I Food Quality Assurance: Principle and Practices. CRC Press, NY. 2. [BOB] Bureau of Bussiness Practice Handbook of Quality Standard and Compliance. Prentice Hall, Englewood City, NJ. 3. [BSN] National Standarization Agency - Badan Standarisasi Nasional SNI Standard compilation (Senarai-SNI). Jakarta. 4. Dillon, M and Griffith. C Auditing in The Food Industry. CRC Press. England. 5. Hoyle, D Quality System Handbook. Butterworth-Heinmann, Ltd. Oxford. 6. Kadarisman, D. Dan Wirakartakusumah, M.A Standarization and food quality assurance development. Food Technology Bulletin, Vol. VI (1). 7. Knight, J.B. and Kotschevar, L.H Quantity food Production and Planning, John Wiley and Sons. 8. Newslow, D. L The ISO 9000 Quality System: Application in Food and Technology. Wiley Interscience, NY. 9. Tenner, A.R. and I.J. Detoro Total Quality Management. Addison-Wesley Publishing Company.

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 9 HISTOGRAM COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 9 HISTOGRAM COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 9 HISTOGRAM COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK IX. HISTOGRAM 1. PENDAHULUAN Histogram adalah bentuk khusus dari suatu

Lebih terperinci

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 8 DIAGRAM PARETO COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 8 DIAGRAM PARETO COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 8 DIAGRAM PARETO COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK VIII. DIAGRAM PARETO 1. PENDAHULUAN Nama diagram Pareto diambil dari

Lebih terperinci

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK III. DIAGRAM ISHIKAWA 1. PENDAHULUAN Diagram tulang ikan (Fish Bond/Ishikawa

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL GRAFIKPENGENDALI VARIABEL Grafik pengendali pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk mengurangi variasi.

Lebih terperinci

PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS

PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS CONTROL CHART suatu metode penyajian grafik keadaan produksi secara kronologis dengan batas-batas yang menggambarkan kemampuan produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. X yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Nizam Zachman Jakarta. Waktu penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PE ELITIA

IV. METODOLOGI PE ELITIA IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control

SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015 Quality Control 1. a. Buat peta kendali dan R! b. Buat revisi peta kendali jika dibutuhkan! c. Diketahui spesifikasi produk adalah 171 ± 11. Jika produk di bawah LSL maka

Lebih terperinci

CONTROL CHARTS UNTUK DATA ATRIBUT. Lely Riawati, ST., MT

CONTROL CHARTS UNTUK DATA ATRIBUT. Lely Riawati, ST., MT CONTROL CHARTS UNTUK DATA ATRIBUT Lely Riawati, ST., MT PETA KENDALI DATA ATRIBUT Besterfield (1998) karakteristik kualitas : sesuai dengan spesifikasi atau tidak sesuai dengan spesifikasi. Atribut : goresan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK Pendahuluan Kualitas / Mutu : Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg standar/spesifikasi yang telah ditentukan/ ditetapkan. Pengendalian

Lebih terperinci

1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram

1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram 1 1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram 2 Check sheet adalah alat bantu manajemen mutu sederhana yang menyerupai tabel dan digunakan

Lebih terperinci

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika Muhammad Arif Tiro Program Studi Statistika FMIPA Universitas Negeri Makassar Abstrak Salah satu alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

V. HASIL DA PEMBAHASA

V. HASIL DA PEMBAHASA V. HASIL DA PEMBAHASA Metode analisis kadar vitamin C pada susu bubuk yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 985.33 tentang penentuan kadar vitamin C pada susu formula

Lebih terperinci

Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah

Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah 1 Shobrina Nuradhanti Nugroho, 2 Teti Sofia Yanti, 3 Suwanda Idris 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Pengendalian Mutu Sebelum meninjau beberapa perangkat dasar pengendalian mutu secara statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018 PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil alamin, Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala. Karena atas izin-nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik untuk Data Atribut

Pengendalian Kualitas Statistik untuk Data Atribut Pengendalian Kualitas Statistik untuk Data Atribut Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII December 14, 2015 Ayundyah (UII) Pengendalian Kualitas Statistik untuk Data Atribut December 14, 2015 1

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK

Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus 2004 105 Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK Hingga saat ini dalam evaluasi kualitas beton

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Sukabumi pada bulan Desember 2010. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

PETA KENDALI VARIABEL

PETA KENDALI VARIABEL PETA KENDALI VARIABEL 9 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer 46 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010. Tempat penelitian dilakukan di PPP Sadeng, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PETA KENDALI VARIABEL

PETA KENDALI VARIABEL PETA KENDALI VARIABEL 9 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan Bab 2 Teori Dasar 2.1 Pendahuluan Gagasan bagan kendali statistik pertama kali diperkenalkan oleh Walter A. Shewhart dari Bell Telephone laboratories pada tahun 1924 (Montgomery, 2001, hal 9). Tujuan dari

Lebih terperinci

Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI

Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CAA MELAKUKAN PEHITUNGAN STATISTIK TAPI MENGAJAKAN KONSEP STATISTIK SECAA MENDALAM, APLIKASI STATISTIK, TEMASUK TEKNIK SAMPLING DISETAI VIDEO SIMULASI, STUDI KASUS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Arief Hadi Prasetyo *1) dan Kariyam 2) 1) Statistika, FMIPA, Universitas Islam Indonesia, Jalan Kaliurang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN J u r n a l E K B I S / V o l. X IV/ N o. / e d i s i S e p t e m b e r 15 7 ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN *( Diah Ayu Novitasari Fakultas

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU BERAT PRODUKSI PT. SEMEN PADANG MENGGUNAKAN BAGAN KENDALI MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD) PADA DATA TIDAK NORMAL

PENGENDALIAN MUTU BERAT PRODUKSI PT. SEMEN PADANG MENGGUNAKAN BAGAN KENDALI MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD) PADA DATA TIDAK NORMAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 123 131 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU BERAT PRODUKSI PT. SEMEN PADANG MENGGUNAKAN BAGAN KENDALI MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION

Lebih terperinci

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi BAB III PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi variasi yang terjadi dalam suatu proses. Sementara itu,

Lebih terperinci

Peta Kendali (Control Chart)

Peta Kendali (Control Chart) Peta Kendali (Control Chart) Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII October 29, 2015 Ayundyah (UII) Peta Kendali (Control Chart) October 29, 2015 1 / 22 Control

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

Aplikasi SPC (Statistical Process Control) dan Quality Improvement Tool Di Bagian Giling Dan Batil Rokok SKT PT. Djarum Kudus

Aplikasi SPC (Statistical Process Control) dan Quality Improvement Tool Di Bagian Giling Dan Batil Rokok SKT PT. Djarum Kudus Aplikasi SPC (Statistical Process Control) dan Quality Improvement Tool Di Bagian Giling Dan Batil Rokok SKT PT. Djarum Kudus Ida Nursanti* 1, Eny Rokhayati 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk memperoleh laba

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas

Pengendalian Kualitas Quality Control Pengendalian Kualitas Shigeru Mizuno : pengendalian kualitas adalah keseluruhan cara yang digunakan untuk menetapkan dan mencapai standar mutu. Dengan demikian pengendalian mutu mencakup

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 50 BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Kualitas Kualitas sangat penting bagi sebuah produk, baik berupa produk barang maupun jasa. Hal-hal yang sangat penting bagi produsen berkaitan dengan produk adalah:

Lebih terperinci

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura

Lebih terperinci

Pasteurized Milk Industry in Malang

Pasteurized Milk Industry in Malang PENERAPAN PETA KENDALI X DAN R PADA PROSES FILLING SUSU PASTEURISASI DI KUD DAU DAU MALANG The Use of X - R Control Chart on The Filling Process at A Particular Pasteurized Milk Industry in Malang E.F

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 6 Pengendalian Kualitas

PETA KENDALI ATRIBUT. 6 Pengendalian Kualitas PETA KENDALI ATRIBUT 6 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Divisi Managed Service PT. XYZ

BAB III METODOLOGI 3.1 Divisi Managed Service PT. XYZ BAB III METODOLOGI 3.1 Divisi Managed Service PT. XYZ PT. XYZ merupakan perusahaan telekomunikasi yang relatif baru dan mempunyai bisnis yang berkaitan dengan jasa pelayanan telekomunikasi dengan memakai

Lebih terperinci

DIKTAT RESPONSI DAN PRAKTIKUM MUTU PANGAN I. Disusun Oleh: Dr.Ir. Arpah, MSi Ir.Dwi Yuni Hastuti, DEA

DIKTAT RESPONSI DAN PRAKTIKUM MUTU PANGAN I. Disusun Oleh: Dr.Ir. Arpah, MSi Ir.Dwi Yuni Hastuti, DEA DIKTAT RESPONSI DAN PRAKTIKUM MUTU PANGAN I Disusun Oleh: Dr.Ir. Arpah, MSi Ir.Dwi Yuni Hastuti, DEA 2010 SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DAFTAR ISI MA:

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

Peta Kendali (Control Chart)

Peta Kendali (Control Chart) Peta Kendali (Control Chart) Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII October 21, 2015 Ayundyah (UII) Peta Kendali (Control Chart) October 21, 2015 1 / 17 Control

Lebih terperinci

PEMODELAN KUALITAS PROSES

PEMODELAN KUALITAS PROSES TOPIK 6 PEMODELAN KUALITAS PROSES LD/SEM II-03/04 1 1. KERANGKA DASAR Sampling Penerimaan Proses Produksi Pengendalian Proses MATERIAL PRODUK PRODUK BAIK SUPPLIER Manufacturing Manufacturing KONSUMEN PRODUK

Lebih terperinci

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CONSUMER GOODS Studi Kasus di Royal Bakery Oleh: I Wayan Sukania, Anita Stacia,Hanny Natalia Defianna Mariam,Tri Multi iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com

Lebih terperinci

Review QUIZ ( 10 menit )

Review QUIZ ( 10 menit ) Lecture 4 Control Chart for Variables - 1 1 Review QUIZ ( 10 menit ) Sebutkan pembagian penyebab variasi pada proses manufaktur? Berikan contoh? Kapan proses disebut in control dan kapan out of control?

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik BAB I PENDAHULUAN Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi yang TQM (Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling berhubungan, yaitu sistem manajemen dansistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan antara perusahaan industri satu dengan yang lainnya menyebabkan semakin banyak dan beragam industri saat ini yang berusaha untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu penilaian program kelayakan dasar (pre requisite program), evaluasi penerapan program Hazard Analysis Critical

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 6 Pengendalian Kualitas

PETA KENDALI ATRIBUT. 6 Pengendalian Kualitas PETA KENDALI ATRIBUT 6 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M

Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M ANALISIS KUALITAS PRODUK/JASA TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M DEFINISI KUALITAS "Kualitas" menyangkut masalah pelayanan atau produk unggulan

Lebih terperinci

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08 Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING besar

DISTRIBUSI SAMPLING besar DISTRIBUSI SAMPLING besar Distribusi Sampling Sampling = pendataan sebagian anggota populasi = penarikan contoh / pengambilan sampel Sampel yang baik Sampel yang representatif, yaitu diperoleh dengan memperhatikan

Lebih terperinci

PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT

PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT Frangky Masipupu 1), Adi Setiawan ), Bambang Susanto 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika ),3) Dosen Program Studi Matematika Program Studi dan Matematika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Industri HEURISTIC Vol 11 No 1 April ISSN

Jurnal Teknik Industri HEURISTIC Vol 11 No 1 April ISSN PENGENDALIAN KUALITAS PEMOTONGAN KAIN SATEN PADA PROSES PEMBUATAN TAS DI HOME INDUSTRI X DI KABUPATEN SIDOARJO Erni Puspanantasari Putri Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya erniputri@untag-sby.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA)

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) Oleh: Dian Mareta Windayani 16 100 055 Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si Latar belakang PENDAHULUA N

Lebih terperinci