PEMAKSIMUMAN UTILITAS KEUNTUNGAN BANK DENGAN KONTROL OPTIMUM STOKASTIK AISIAH PUTRI PRATIWI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMAKSIMUMAN UTILITAS KEUNTUNGAN BANK DENGAN KONTROL OPTIMUM STOKASTIK AISIAH PUTRI PRATIWI"

Transkripsi

1 PEMAKSIMUMAN UTILITAS KEUNTUNGAN BANK DENGAN KONTROL OPTIMUM STOKASTIK AISIAH PUTRI PRATIWI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemaksimuman Utilitas Keuntungan Bank dengan Kontrol Optimum Stokastik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2013 Aisiah Putri Pratiwi NIM G

4 ABSTRAK AISIAH PUTRI PRATIWI. Pemaksimuman Utilitas Keuntungan Bank dengan Kontrol Optimum Stokastik. Dibimbing oleh ENDAR HASAFAH NUGRAHANI dan TONI BAKHTIAR. Pada umumnya, bank menggunakan Aturan Basel II untuk menentukan besaran modal yang harus disediakan. Modal bank tersebut dialokasikan untuk investasi bank pada pinjaman, provisi, pemenuhan konsumsi deposito dan untuk pemenuhan komponen-komponen bank lainnya. Namun, besar alokasi pada tiap komponen-komponen tersebut belum memaksimumkan nilai harapan utilitas konsumsi pada selang periode tertentu dan nilai harapan utilitas keuntungan di akhir periode. Dengan kontrol optimum stokastik, nilai harapan utilitas total bank akan dimaksimumkan dengan tiga peubah kontrol yaitu nilai investasi bank pada pinjaman, provisi, dan konsumsi deposito. Sebagai kendala adalah pergerakan peubah keuntungan berupa persamaan diferensial stokastik, sehingga masalah optimasi ini disebut dengan masalah kontrol optimum stokastik dengan fungsi objektif berupa nilai harapan dari diskonto utilitas total bank pada selang periode tertentu. Masalah kontrol optimum stokastik ini diselesaikan menggunakan persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB). Kata kunci: masalah kontrol optimum stokastik, model perbankan, persamaan diferensial stokastik, persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) ABSTRACT AISIAH PUTRI PRATIWI. Maximizing the Profit of Banking Utilities by Using Stochastic Optimal Control. Supervised by ENDAR HASAFAH NUGRAHANI and TONI BAKHTIAR. Generally, a bank uses Basel II rules to determine how much the bank capital should be available. The capital is managed by bank as loan, provision, depository consumption, and other bank s accomplishments. However, each allocation value may not yet maximize the value expectation of consumption utilities in specific time period and the value axpectation of profit utilities in terminal time. By using stochastic optimal conrols, the value expectation of total utilities will be maximized with three control variables, i.e. bank s investment in loan, provision, and depository consumption. The rate of profit as constraint is in the form of stochastic differential equation, so this process is called stochastic optimal control process, with the objective function is the value expectation of the discounted total utilities in specific time period. This stochastic optimal control problem is solved by Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) equations. Keywords: banking model, Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) equation, stochastic optimal control, stochastic differential equation

5 PEMAKSIMUMAN UTILITAS KEUNTUNGAN BANK DENGAN KONTROL OPTIMUM STOKASTIK AISIAH PUTRI PRATIWI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi: Pemaksimuman Utilitas Keuntungan Bank dengan Kontrol Optimum Stokastik Nama : Aisiah Putri Pratiwi NIM :. G Disetujui oleh Dr Ir Endar Hasafah Nugrahani, MS Pembimbing I Dr Toni Bakhtiar, MSc Pembimbing II Tanggal Lulus: r19 AUG 201g

8 Judul Skripsi : Pemaksimuman Utilitas Keuntungan Bank dengan Kontrol Optimum Stokastik Nama : Aisiah Putri Pratiwi NIM : G Disetujui oleh Dr Ir Endar Hasafah Nugrahani, MS Pembimbing I Dr Toni Bakhtiar, MSc Pembimbing II Diketahui oleh Dr Berlian Setiawaty, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 ini ialah pemodelan ekonomi keuangan, dengan judul Pemaksimuman Utilitas Keuntungan Bank dengan Kontrol Optimum Stokastik. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Endar Hasafah Nugrahani, MS dan Bapak Dr Toni Bakhtiar, MSc selaku pembimbing, serta Ibu Ir. Retno Budiarti, MS yang telah banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, dan seluruh keluarga, serta teman-teman serumah, atas segala doa dan kasih sayangnya, serta para dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Matematika IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2013 Aisiah Putri Pratiwi

10 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Definisi 2 Persamaan Diferensial Stokastik 5 Masalah Kontrol Optimum Stokastik 7 Beberapa Istilah Perbankan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Model Matematika dan Pembahasan 12 Proses Optimasi 16 Studi Kasus 18 SIMPULAN 24 DAFTAR PUSTAKA 24 LAMPIRAN 26 RIWAYAT HIDUP 35

11 DAFTAR GAMBAR 1 Pengaruh waktu dan keuntungan awal terhadap total utilitas eksponen 20 2 Pengaruh waktu dan keuntungan awal terhadap total utilitas pangkat 23 DAFTAR LAMPIRAN 1 Sifat proses Wiener 26 2 Formula Ito 27 3 Persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) 28 4 Persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) dengan diskonto 30 5 Persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) pada persamaan (24) 32 6 Program Maple 13 untuk Gambar 1 dan Gambar 2 34

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian secara luas didefinisikan sebagai seluruh kegiatan produksi dan konsumsi yang saling berkaitan. Istilah ini dapat menunjuk pada kegiatan di suatu negara atau kelompok negara. Dalam perekonomian, alokasi sumber daya ditentukan oleh keputusan-keputusan mengenai produksi, penjualan, dan pembelian yang dibuat oleh perusahaan, rumah tangga, dan pemerintah (Lypsey et al. 1995). Bagian dari perekonomian dinamakan dengan sektor perekonomian. Sebagai contoh, sektor pertanian dan peternakan adalah bagian dari perekonomian yang menghasilkan komoditas pertanian dan peternakan. Selain sektor pertanian dan peternakan, terdapat tujuh belas sektor perekonomian lain yang diperhitungkan oleh Bank Indonesia, yaitu perikanan; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air; konstruksi; perdagangan besar dan eceran; penyedia akomodasi; transportasi, perdagangan dan komunikasi; jasa keuangan; real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan; administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; jasa pendidikan; jasa kesehatan dan kegiatan sosial; jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya; jasa perorangan yang melayani rumah tangga; badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya; dan kegiatan-kegiatan lainnya. Beberapa penelitian dan data menunjukkan bahwa sektor jasa keuangan merupakan sektor yang paling berpengaruh terhadap perekonomian secara keseluruhan, khususnya di kawasan Jabodetabek. Oleh karena itu, penulis mencoba memahami fenomena jasa keuangan khususnya perbankan di samping alasan akademik penulis di bidang matematika yang erat dengan pembahasan tentang keuangan. Pada hakikatnya tujuan dari kegiatan ekonomi adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau kepuasan dengan kendala sumber daya yang terbatas. Seorang atau sekelompok konsumen melakukan kegiatan konsumsi dengan tujuan memaksimalkan kepuasan. Sedangkan seorang atau sekelompok produsen melakukan kegiatan produksi dengan tujuan memaksimalkan keuntungan. Penyedia jasa keuangan dalam hal ini perbankan juga memiliki misi untuk mencapai keuntungan maksimum dengan kendala-kendala yang ada. Optimasi operasional perbankan guna memaksimalkan keuntungan bank melibatkan kondisi pasar persaingan yang tidak sempurna. Selain adanya permasalahan persaingan, pertimbangan yang lebih penting dalam optimasi ini adalah menentukan besaran modal yang mampu memainkan peran penting dalam menghasilkan keuntungan yang berkaitan dengan persoalan penerbitan kredit. Besaran modal tersebut bisa ditentukan dengan menjaga keseimbangan antara aset (asset) dan liabilitas (liabilities). Keseimbangan ini dapat dibentuk dengan pendekatan optimasi konsumsi deposito (depository consumption) dan optimasi keuntungan akhir. Konsumsi deposito di sini diartikan pengeluaran bank akibat menggunakan dan menahan deposito. Selain konsumsi deposito, nilai investasi

13 2 bank di pinjaman (loan) dan provisi (biaya kegagalan atau kehilangan pinjaman) juga dapat dijadikan peubah kontrol untuk memaksimumkan keuntungan bank. Faktor lain yang berpengaruh dalam proses optimasi keuntungan adalah ketentuan dalam pengawasan dan peraturan-peraturan. Saat ini, peraturan bank diadopsi dari Aturan Basel II yang diimplementasikan secara luas sejak akhir tahun Aturan Basel II mengadopsi tiga pilar utama, yaitu kebutuhan modal minimum, proses pengawasan, dan disiplin pasar. Tiga pilar tersebut dihubungkan menjadi kesatuan rasio modal bank dengan risk-weighted asset (RWA) yang disebut dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio, CAR). CAR merupakan kewajiban bank umum untuk menyediakan modal minimum sebesar persentase tertentu dari seluruh variasi aset yang terboboti risiko yang melekat sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia. CAR berperan penting dalam penentuan indeks kelayakan modal yang dipegang oleh bank. Meskipun kecukupan modal bank diatur dalam Aturan Basel II, tidak menjadi masalah jika modal bank ditingkatkan dengan mengeluarkan kekayaan atau menjual sekuritas atau membuat peraturan keuntungannya sendiri (Petersen et al. 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah Tujuan Penelitian 1. Mempelajari masalah kontrol optimum stokastik di bidang perbankan. 2. Menentukan konsumsi deposito, nilai investasi bank di pinjaman dan provisi sebagai komponen kontrol dalam proses kontrol optimum stokastik yang akan memaksimalkan utilitas total bank. 3. Melakukan studi kasus penerapan kontrol optimum stokastik untuk mengilustrasikan utilitas total yang sudah dimaksimalkan. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dalam penelitian ini akan dibahas proses optimasi utilitas total pada bank yang kendalanya berupa pergerakan keuntungan bank. Kendala tersebut diekspresikan dengan persamaan diferensial stokastik (stochastic differential equation). Sebelum masuk pada bahasan persamaan diferensial stokastik, akan dibahas materi-materi lain yang mendasari masalah persamaan diferensial stokastik.

14 Peubah Acak Misal ruang contoh, suatu fungsi : disebut peubah acak jika untuk setiap interval, : adalah suatu kejadian (Ghahramani, 2005). Nilai Harapan Nilai harapan dari peubah acak diskret dengan himpunan nilai kemungkinan dan fungsi massa peluang didefinisikan dengan. Nilai harapan ada jika jumlah persamaan di atas konvergen (Ghahramani, 2005). Nilai harapan dari peubah acak kontinu dengan himpunan nilai kemungkinan dan fungsi massa peluang didefinisikan dengan. Nilai harapan ada jika jumlah integral di atas konvergen. Proses Stokastik Proses stokastik, adalah suatu koleksi (gugus, himpunan, atau kumpulan) peubah acak (random variable) yang memetakan suatu ruang contoh (sample space) Ω ke suatu ruang semesta, dengan berupa suatu selang waktu atau berupa himpunan waktu. Proses stokastik dikatakan proses stokastik dengan waktu kontinu (continous-time stochastic process) jika adalah suatu selang (Ross 2007). Riap Bebas dan Riap Tetap Riap (increment) pada proses stokastik adalah kenaikan atau pertumbuhan nilai atau jumlah. Terdapat dua jenis riap yaitu riap bebas dan riap tetap. Penjelasan dua riap tersebut adalah sebagai berikut (Ross 2007): 1. Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu, disebut memiliki riap bebas jika untuk semua, peubah acak,,,, adalah bebas. 2. Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu, disebut memiliki riap tetap jika memiliki sebaran yang sama untuk semua. Proses Poisson Suatu proses pencacahan, 0 disebut proses Poisson dengan laju, 0, jika dipenuhi tiga syarat berikut (Ross 2007): Proses tersebut memiliki riap bebas. 3. Banyaknya kejadian pada sembarang selang waktu dengan panjang memiliki sebaran Poisson dengan nilai harapan. Jadi untuk semua, 0,, 0,1,.! Contoh kasus yang mengikuti proses Poisson antara lain adalah masalah antrian. Pada saat 0, banyaknya orang yang mengantri adalah 0. Banyaknya 3

15 4 orang yang mengantri pada selang waktu acak tertentu tidak bergantung pada banyaknya orang yang mengantri pada selang waktu sebelumnya atau sesudahnya. Banyaknya orang yang mengantri pada sembarang selang waktu dengan panjang memiliki sebaran Poisson dengan nilai harapan, di mana menyatakan laju bertambahnya orang yang mengantri. Dari kondisi-kondisi yang sudah disebutkan, masalah antrian dapat dinyatakan sebagai proses Poisson. Pada bidang keuangan, masalah yang memenuhi proses Poisson di antaranya adalah kegagalan pinjaman (loan default). Gerak Brown dan Proses Wiener Gerak Brown adalah gerak yang tidak beraturan, sehingga untuk memodelkannya diperlukan suatu pendekatan. Contoh kasus yang mengikuti gerak Brown antara lain pergerakan partikel yang sangat kecil seperti pada tepung jagung pada media liquid. Banyaknya serbuk pada tepung jagung tidak mungkin bisa dihitung besaran eksaknya, sehingga hanya pergerakan serbuk saja yang bisa diteliti dengan bantuan mikroskop. Setelah diteliti, ditemukan bahwa pergerakan serbuk tepung jagung pada media liquid sangat tidak beraturan. Dengan pendekatan proses Wiener nantinya akan didapatkan persamaan diferensial stokastik, selanjutnya dengan menyelesaikan persamaan tersebut akan didapatkan besaran nilai yang mendekati nilai banyaknya serbuk jagung yang diteliti. Pada bidang keuangan hampir seluruh komponen keuangan seperti saham, harga, besaran kredit yang disediakan bank dan komponen-komponen keuangan lainnya mengikuti gerak Brown karena pergerakannya yang sangat tidak teratur (Capasso dan Bakstein 2005). Sebuah peubah mengikuti proses Wiener jika mengikuti kondisi berikut (Capasso dan Bakstein 2005): terpenuhi. 2. Proses tersebut memiliki riap bebas. 3. menyebar normal 0,, 0. Perluasan proses Wiener pada peubah yang dihubungkan dengan peubah didefinisikan dengan persamaan berikut:, dengan merupakan parameter drift dan dikenal dengan parameter varians, serta dan konstan. Sedangkan untuk dan berupa fungsi terhadap peubah dan, proses Wiener diperluas mengikuti persamaan berikut:,,. Selanjutnya persamaan tersebut biasa disebut dengan persamaan diferensial stokastik. Terdapat tiga gerak Brown yang penting dalam aplikasinya di bidang keuangan (Capasso dan Bakstein 2005): 1. Gerak Brown aritmatik:,. 2. Gerak Brown geometrik:,. 3. Proses Ornstein-Uhlenbeck:,. Sifat Proses Wiener Jika, 0} adalah proses Wiener, maka (Capasso dan Bakstein 2005) 1. 0, untuk semua 0.

16 5 2. var, untuk semua , untuk semua,. Bukti Sifat Proses Wiener di atas diberikan pada Lampiran 1. Usikan Usikan (noise) adalah kejadian-kejadian alamiah yang hanya diketahui sebaran peluangnya. Usikan yang diekspresikan ke dalam proses stokastik memenuhi (Oksendal 1995) 1. Jika maka dan bebas. 2., memiliki riap tetap untuk semua. Persamaan Diferensial Stokastik Persamaan Diferensial Stokastik Persamaan diferensial stokastik merupakan persamaan diferensial pada proses stokastik dengan waktu kontinu yang mengikuti ketentuan riap dalam selang, merupakan penjumlahan dari parameter drift dan parameter varians. Parameter drift adalah parameter yang pergerakannya dipengaruhi oleh waktu. Sedangkan parameter varians adalah parameter yang pergerakannya dipengaruhi oleh proses Wiener (Kulkarni 2009). Misal diberikan parameter drift, dan parameter varians, dengan, serta terdapat proses Wiener, maka persamaan diferensial stokastik memenuhi persamaan berikut (Capasso dan Bakstein 2005):,,, 0. Terhadap persamaan diferensial stokastik di atas, operator diferensial didefinisikan sebagai berikut:, 1 2 2,. (1) Formula Ito Formula Ito merupakan formula dalam proses stokastik yang memberikan cara alternatif dalam menyelesaikan masalah persamaan diferensial stokastik dan integral stokastik. Penyelesaian dengan menggunakan formula Ito akan lebih mudah dibanding dengan menyelesaikan dengan cara umum. Jika dan jika, : kontinu dengan turunan-turunan parsial, dan, maka, memenuhi persamaan berikut (Capasso dan Bakstein 2005),, 1 2,,,,,,. Bukti Formula Ito di atas diberikan pada Lampiran 2.

17 6 Contoh Berikut adalah contoh persamaan diferensial stokastik dan penyelesaiannya. Namun sebelumnya akan diperkenalkan terlebih dahulu pengembangan persamaan diferensial stokastik dari bentuk persamaan diferensial biasa. Misal diberikan persamaan diferensial sebagai berikut:, 0, (2) dengan adalah banyaknya populasi pada waktu, dan merupakan laju pertumbuhan pada waktu. Dalam kasus ini diasumsikan nilai tidak diketahui dengan pasti, namun bergantung pada kejadian alamiah yang terjadi selama periode waktu, sehingga bisa diekspresikan ke dalam persamaan (Oksendal 1995) usikan, dengan menunjukkan fungsi parameter yang bisa diketahui nilai pastinya. Misal usikan ini diekspresikan ke dalam proses stokastik, persamaan diferensial stokastik (2) bisa ditulis menjadi, dengan menotasikan tingkat volatilitas. Jika diasumsikan, maka persamaan di atas menjadi, atau. (3) Jika diubah menjadi yang diasumsikan memiliki riap bebas dengan 0 0, maka memenuhi proses Wiener, sehingga. Persamaan (3) menjadi, atau, 0 0,, 0 0. Jika pada formula Ito dipilih, ln, maka didapatkan pemilihan fungsi tersebut didasarkan pada bentuk,, 1 2, dengan, 0,, 1,,,,

18 7, 1, sehingga ln , ln 1 2, ln ln , Jadi penyelesaian persamaan diferensial stokastik (3) ialah. Masalah Kontrol Optimum Stokastik Persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman Masalah kontrol optimum stokastik adalah masalah memaksimumkan fungsi objektif, max,, Φ,, dengan menyatakan fungsi utilitas tertentu dan Φ disebut dengan fungsi bequest, yaitu nilai fungsi objektif di akhir periode. Dalam masalah ini terdapat fungsi kendala persamaan diferensial stokastik berikut,,,, dengan nilai peubah state pada waktu awal adalah. Untuk mendapatkan solusi peubah kontrol yang optimal, pada masalah kontrol optimum stokastik digunakan pendekatan persamaan Hamilton-Jacobi- Bellman (HJB). Persamaan HJB lazim digunakan untuk menyelesaikan masalah kontrol optimum stokastik yang bertujuan menentukan peubah kontrol, dengan kendala berupa persamaan diferensial stokastik. Kontrol tersebut akan memaksimumkan atau meminimumkan fungsi objektif tertentu saat optimasi dimulai dengan state. Persamaan HJB merupakan pengembangan pendekatan program dinamik yang dinyatakan sebagai berikut:, max,,, 0, (4), Φ,, (5) dengan operator diferensial pada persamaan (1). Untuk semua,, maksimum pada persamaan HJB dicapai oleh tertentu yang optimal. Bukti persamaan HJB di atas diberikan pada Lampiran 3.

19 8 Contoh Tinjau masalah kontrol optimum stokastik berikut. Fungsi objektif: max,, 0 1. Fungsi kendala:,, dengan,, dan adalah konstanta bernilai real. Dari (4) dan (5) didapatkan persamaan HJB sebagai berikut:, max,, 0, (6), 0. (7) Dengan menggunakan definisi operator pada (1), persamaan (5) menjadi max, 0. (8) Untuk mendapatkan, argumen pada persamaan (8) diturunkan terhadap kemudian disamadengankan nol seperti berikut: 0 0. Untuk mendapatkan, argumen pada persamaan (8) diturunkan terhadap kemudian disamadengankan nol seperti berikut: 0 0. Nilai dan masih bergantung pada yang belum diketahui, sehingga didefinisikan terlebih dahulu fungsi,. Pemisalan fungsi tersebut dipilih untuk mempermudah perhitungan dengan memasukkan fungsi tertentu pada fungsi objektif. Fungsi tersebut harus bergantung pada dan, namun memenuhi argumen pada persamaan HJB setelah didapatkan dan. Dari pemisalan di atas didapatkan, (9) dan 1 1. (10) Nilai,, harus memenuhi persamaan (8) seperti berikut:

20 Jadi, pada, memenuhi persamaan diferensial Bernoulli berikut: 0, (11) dengan dan 1. Selain itu,,, harus memenuhi persamaan (7) seperti berikut:, 0 0. Jika nilai-nilai parameter,,,, dan diketahui, maka fungsi bisa ditentukan dari penyelesaian persamaan diferensial biasa (11). Selanjutnya didapatkan solusi dan optimal dengan menyelesaikan persamaan (9) dan (10). Masalah Kontrol Optimum Stokastik dengan Diskonto Masalah kontrol optimum stokastik dengan diskonto adalah masalah memaksimumkan fungsi objektif dengan bentuk berikut, max,, Φ,, dengan menyatakan fungsi utilitas tertentu dan Φ disebut dengan fungsi bequest yaitu nilai fungsi objektif di akhir periode, serta menyatakan tingkat bunga diskonto. Dalam masalah ini terdapat fungsi kendala persamaan diferensial stokastik berikut,,,, diberikan nilai peubah state pada waktu awal adalah. Persamaan HJB pada masalah kontrol optimum stokastik dengan diskonto ini dinyatakan sebagai berikut:, max,,,, 0,, Φ,, dengan operator diferensial pada persamaan (1). Untuk semua,, maksimum pada persamaan HJB dicapai oleh tertentu yang optimal. Bukti persamaan HJB untuk masalah kontrol optimum stokastik dengan diskonto di atas diberikan pada Lampiran 4. 9

21 10 Beberapa Istilah Perbankan Di bawah ini akan dijelaskan beberapa istilah perbankan yang digunakan dalam penelitian ini. Aset Aset (assets) adalah suatu sumber daya bernilai ekonomis yang dapat dikelola sampai waktu tertentu sehingga memberi keuntungan pada pemiliknya. Aset merupakan komponen pada pembukuan keuangan individu atau perusahaan yang menggambarkan nilai kekayaan individu atau perusahaan. Contoh aset di antaranya uang kas, utang yang dikelola kembali, dan barang-barang bernilai ekonomi. Pinjaman Pinjaman (loan) adalah sejumlah uang, kekayaan atau barang material lainnya yang dipinjamkan kepada pihak lain. Pinjaman akan dikembalikan atau dibayar kembali pada waktu tertentu dengan jumlah yang sama pada saat transaksi peminjaman, namun ditambah dengan bunga dan biaya operasional tertentu. Transaksi peminjaman dilakukan secara resmi dan tertulis dengan ketentuanketentuan tertentu, seperti perlu atau tidaknya jaminan, besarnya bunga dan biaya operasional yang harus dibayar pihak peminjam, waktu jatuh tempo, dan persyaratan-persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh pihak peminjam. Pinjaman dapat berasal dari individu, perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah. Pinjaman merupakan sumber utama pendapatan bagi banyak lembaga keuangan seperti bank melalui penggunaan fasilitas kredit. Provisi Provisi (provision) adalah cadangan yang harus disediakan oleh bank dan bertujuan untuk menanggung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh pinjaman yang sudah dipinjamkan oleh bank (BI 2010). Obligasi Obligasi (treasury securities) adalah surat berharga berupa surat utang yang dikeluarkan oleh penerbit surat utang untuk mendapatkan dana dari pihak pemegang surat utang. Penerbit dikenakan bunga tertentu yang biasanya lebih kecil dari bunga pinjaman. Surat berharga ini bervariasi dengan jatuh tempo yang berbeda-beda. Terdapat dua jenis obligasi yaitu obligasi jangka pendek (treasury bill) dan obligasi jangka panjang (treasury bond) (BI 2010). Cadangan Cadangan (reserves) adalah kepemilikan deposito pada badan-badan nasional ditambah dengan uang fisik yang ada di bank. Uang fisik tersebut tidak untuk dipinjamkan kepada pihak manapun tetapi untuk persediaan penarikan uang oleh depositor. Biasanya besarnya proporsi uang fisik yang ada di bank diatur oleh bank sentral (BI 2010).

22 Risk Weighted Assets (RWA) RWA didefinisikan berdasar penempatannya pada rekening administratif. RWA adalah besaran dari seluruh variasi aset dalam rekening administratif yang diberikan bobot sesuai kadar risiko yang melekat. Rekening administratif yaitu rekening dalam valuta asing yang dapat menimbulkan tagihan di waktu tertentu (BI 2010). Liabilitas Liabilitas (liabilities) adalah sejumlah uang atau barang bernilai ekonomis yang merupakan utang atau kewajiban perorangan atau perusahaan. Liabilitas adalah aspek penting dari operasi perusahaan karena digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan membayar biaya-biaya lain yang bernominal besar (BI 2010). Deposito Deposito adalah sejumlah uang dengan ketentuan minimal tertentu yang ditempatkan pada lembaga perbankan untuk diamankan. Pemegang deposito berhak menarik sejumlah uang yang disetorkan sebagaimana diatur dalam syarat dan ketentuan tertentu, sehingga deposito merupakan sebuah kewajiban atau utang yang harus dibayar oleh bank kepada depositor. Ketika seseorang membuka rekening bank dan membuat deposito, pemegang rekening menyerahkan hak legal atas uang tunai sebesar nominal deposito kepada bank. Uang tunai tersebut menjadi aset bank. Karena nominal deposito cukup besar, depositor biasanya mendapatkan asuransi atas deposito yang mereka miliki. Utang Subordinasi Utang atau sekuritas subordinasi (subordinate debt) adalah utang atau sekuritas yang memiliki prioritas di bawah utang atau sekuritas lain dalam hal klaim atas aset atau pendapatan. Jika terjadi kebangkrutan, pemegang utang atau sekuritas subordinasi tidak akan mendapatkan klaimnya sampai pemegang utang atau sekuritas yang memiliki prioritas lebih tinggi dibayar penuh. Oleh karena itu, utang atau sekuritas subordinasi lebih berisiko. Saham Saham (stock) adalah suatu jenis sekuritas yang menandakan kepemilikan dalam perusahaan dan merupakan klaim atas bagian aset perusahaan dan pendapatan. Dengan kata lain, pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Kepemilikan ditentukan oleh jumlah relatif saham yang dimiliki dari seluruh jumlah saham yang beredar. Saham merupakan komponen utama dari kebanyakan portofolio. Secara historis, investasi pada saham paling unggul dibanding investasi lain. Beberapa komponen di atas sudah ditetapkan dalam aturan yang diadopsi dari Aturan Basel II. Aturan Basel II merupakan kerangka peraturan baru perbankan yang disempurnakan dari ketetapan The 1998 Accord untuk mengatur konsep permodalan bank yang berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian. Aturan Basel II bersifat lebih sensitif terhadap risiko (risk sensitive) serta memberikan insentif terhadap peningkatan kualitas 11

23 12 penerapan manajemen risiko di bank. Hal ini dicapai dengan cara penyesuaian persyaratan modal dengan risiko dari kerugian kredit dan juga dengan memperkenalkan perubahan perhitungan modal yang disebabkan oleh risiko dari kerugian akibat kegagalan operasional (BI 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Model Matematika pada Perbankan Aturan Basel II mengatur bank untuk melihat keseimbangan risiko aset yang dipegang dan kecukupan modal bank tersebut. Pada penelitian ini, aset dan liabilitas diseimbangkan oleh modal bank dengan hubungan seperti berikut: Γ, (12) dengan menotasikan total aset pada waktu, Γ menotasikan liabilitas pada waktu, dan menotasikan total modal bank pada waktu. Total aset terdiri atas pinjaman Λ, obligasi, dan cadangan. Sedangkan liabilitas Γ terdiri atas deposito, serta total modal terdiri atas modal inti dan modal pelengkap. Modal inti ditunjukkan dengan jumlah kekayaan dari seluruh saham, dengan menyatakan banyaknya saham dan adalah harga pasar saham bank berdasar kekayaan. Modal pelengkap ditunjukkan dengan jumlah utang atau sekuritas subordinasi dan saham atas nama, sehingga diperoleh identitas-identitas berikut: Λ (13) Γ Δ (14). (15) Merujuk pada persamaan (13), pertama akan dijelaskan tentang komponen pinjaman di mana perubahan atau pergerakan ketersediaan pinjaman mengikuti gerak Brown geometrik. Untuk memodelkan pergerakan tersebut diperlukan pendekatan proses Wiener. Paremeter drift pada pergerakan pinjaman adalah tingkat bunga pinjaman dikurangi dengan biaya marjinal pinjaman. Biaya marjinal tersebut timbul akibat adanya kegiatan monitoring dan screening. Sedangkan parameter varians adalah keragaman pinjaman. Dari kondisikondisi di atas persamaan pergerakan ketersediaan pinjaman Λ bisa diekspresikan sebagai berikut: Λ Λ Λ, dengan adalah proses Wiener. Nilai investasi bank pada pinjaman pada waktu,, diekspresikan sebagai berikut:

24 Λ, dengan merupakan proporsi aset bank yang diinvestasikan untuk pinjaman pada waktu. Pada kenyataannya, dalam pengelolaan pinjaman sering terjadi kegagalan atau kehilangan. Kegagalan ini dimodelkan dengan proses Poisson. Oleh karena itu, bank menyiasati keadaan tersebut dengan mempersiapkan kesigapan kehilangan pinjaman atau sering disebut dengan provisi. Jumlah kehilangan pinjaman didefinisikan sebagai berikut:, dengan 0,1 merupakan tingkat kegagalan atau kehilangan pinjaman. Nilai akan mengalami penurunan jika level aktivitas makroekonomi pada pasar pinjaman membaik dan akan mengalami kenaikan jika level aktivitas makroekonomi pada pasar pinjaman memburuk. Akibat kegagalan pinjaman dimodelkan dengan proses Poisson maka provisi juga dimodelkan dengan proses Poisson di mana merupakan proses Poisson yang menotasikan risiko kegagalan pinjaman dengan parameter frekuensi. Di sini proses Poisson bebas terhadap proses Wiener, sehingga besarnya yang tidak tertutup oleh provisi, hanya bergantung pada perubahan risiko kegagalan. Diasumsikan bahwa besarnya biaya yang harus dikeluarkan bank akibat adanya kegagalan pinjaman, diekspresikan sebagai berikut: 1, dengan merupakan kompensasi risiko pinjaman yang harus dibayarkan kepada bank sentral sebagai denda atas kehilangan pinjaman yang dinotasikan dengan 0 dan merupakan provisi aktual pada waktu. Ini berarti bahwa saat bank rugi sebesar pada waktu, menutup kerugian tersebut. Biasanya, provisi yang dibuat oleh bank bisa lebih besar atau lebih kecil dari kehilangan pinjaman yang terjadi. Jika provisi yang disiapkan kurang dari kegagalan pinjaman yang terjadi, maka terdapat biaya provisi akibat penarikan dana dari luar untuk menutup kekurangan provisi yang disediakan. Untuk lebih jelas pernyataan di atas diekspresikan dalam persamaan berikut. (16) Selain pinjaman, komponen lain yang membentuk aset sesuai pada persamaan (13) adalah obligasi dan cadangan. Tingkat bunga obligasi diasumsikan sebagai berikut:. Kondisi tersebut diaplikasikan oleh bank agar bunga yang didapat dari pinjaman bisa menutup pajak pinjaman yang diasumsikan sebesar bunga obligasi. Pada umumnya, bank menghimpun dana yang dihasilkan dari depositodeposito yang berasal dari depositor yang berbeda-beda, sehingga tidak umum jika pada satu waktu tertentu seluruh depositor menarik uang deposito secara serempak. Kondisi ini membuat bank mengambil keputusan untuk menyediakan 13

25 14 cadangan penarikan uang oleh depositor yang disebut dengan cadangan, sehingga cadangan bisa diekspresikan sebagai berikut:, dengan merupakan rasio antara cadangan dan deposito. Bank menggunakan sisa deposito sebesar 1 Δ untuk mendapatkan keuntungan baik dengan cara dipinjamkan atau diinvestasikan ke dalam aset seperti obligasi dan saham. Ketika batasan modal dihubungkan dengan Aturan Basel II sebagai penerapan kerangka pengukuran modal terhadap RWA, ditunjukkan bahwa masalah kecukupan modal bank diekspresikan sebagai berikut: 0.08, dengan merupakan RWA, dan merupakan rasio batasan modal yang harus dipenuhi oleh bank. Bobot RWA diukur dari jumlah keseluruhan variasi aset pada bank. Dalam penelitian ini, dinotasikan bobot risiko pada obligasi dan pinjaman berturut-turut dinotasikan dengan 0 dan. Nilai mengalami penurunan jika level aktivitas makroekonomi pada pasar pinjaman membaik, dan akan mengalami kenaikan jika level aktivitas makroekonomi pada pasar pinjaman memburuk. Selain itu, terkait rasio batasan modal sebesar 0.08 menurut Aturan Basel II, beberapa bank mengaplikasikan rasio batasan modal tersebut sesuai kebijakan sendiri, namun tetap berkisar lebih besar dari 0.08, serta memenuhi. (17) Nilai eksak dari rasio, bisa berbeda di setiap institusi. Kenyataannya, dengan pilihan yang berbeda, beberapa bank mempertimbangkan pertaksamaan (17) dalam bentuk persamaan sehingga menghasilkan pilihan nilai investasi pinjaman, yaitu. Kembali pada persamaan keseimbangan awal (12), selain total aset dan besaran modal, komponen lain yang perlu dipertimbangkan sesuai persamaan keseimbangan awal tersebut adalah liabilitas. Di sini hanya dipertimbangkan deposito pada kategori liabilitas. Bank menerima deposito Δ, dengan biaya marginal. Diasumsikan bahwa imbal hasil deposito tidak bergantung pada tingkat bunga obligasi, sehingga walaupun tingkat bunga pada deposito, lebih kecil atau lebih besar dari tingkat bunga obligasi, konsumsi deposito, dinyatakan sebagai berikut: Δ. Dalam kenyataannya, unanticipated deposits withdrawals, akan terjadi. Unanticipated deposits withdrawals adalah penarikan deposito yang tidak diantisipasi sebelumnya. Dengan cara membuat persediaan unanticipated deposits withdrawals, bank dituntut untuk memegang cadangan, dan obligasi yang

26 mudah untuk dicairkan. Dinotasikan. Jika unanticipated deposits withdrawals lebih besar dari cadangan dan obligasi yang tersedia, maka terdapat biaya penghimpunan dana dari luar. Dalam penelitian ini diasumsikan tidak terjadi unanticipated deposits withdrawals, sehingga 0. Pada akhirnya keseimbangan komponen aset, liabilitas dan besaran modal yang sudah dijelaskan di atas akan mendorong keuntungan bank menuju ke titik optimal. Namun sebelumnya diberikan persamaan dinamika keuntungan terlebih dahulu yang nantinya akan menjadi kendala pada proses optimasi. Pada dasarnya pergerakan keuntungan Π diekspresikan seperti berikut: Π, dengan Π menotasikan pergerakan keuntungan, menotasikan pergerakan pendapatan, dan menotasikan pergerakan biaya. Yang termasuk pergerakan pendapatan adalah pergerakan imbal hasil dari sejumlah keuntungan tertentu yang dikelola ke dalam obligasi Π, pergerakan nilai investasi bank di pinjaman, dan pergerakan tingkat bunga tambahan keuntungan, yang dihasilkan dari aktivitas seperti screening, monitoring, liquidity provision, dan akses untuk sistem pembayaran. Maka pergerakan pendapatan bisa diekspresikan ke dalam persamaan berikut: Π, karena Λ, dan Λ Λ Λ, persamaan di atas menjadi Π Λ Λ, Π. Diasumsikan bahwa pajak pinjaman yang harus dibayar oleh bank kepada bank sentral sebesar bunga obligasi, sehingga pergerakan biaya terdiri dari pergerakan pajak pinjaman yang harus dibayar, pergerakan konsumsi deposito terhadap waktu, pergerakan biaya yang harus dikeluarkan bank akibat adanya kegagalan pinjaman, dan pergerakan terhadap risiko kegagalan dari biaya provisi. Maka pergerakan biaya bisa diekspresikan ke dalam persamaan berikut:, sehingga persamaan pergerakan keuntungan menjadi Π Π s, diasumsikan, dengan Π, sehingga 15

27 16 Π Π s, Π,. (18) Proses Optimasi Pada subbab model matematika, terdapat informasi bahwa beberapa bank memanfaatkan beberapa persamaan pada subbab model matematika untuk menentukan nilai investasi bank di pinjaman, konsumsi deposito, dan biaya provisi seperti berikut: Λ, (19) Δ, (20), untuk. (21) Namun perlu diketahui bahwa nilai ketiga persamaan berikut belum tentu memaksimalkan utilitas keuntungan dan konsumsi deposito bank. Sehingga dalam penelitian ini akan diberikan alternatif persamaan dari nilai investasi bank di pinjaman, konsumsi deposito dan biaya provisi yang akan memaksimalkan total utilitas bank. Sebelum masuk pada proses optimasi pada masalah stokastik, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai masalah kontol optimum stokastik. Didefiniskan fungsi objektif adalah fungsi total utilitas dari konsumsi deposito dan keuntungan akhir yang didiskonto dengan keuntungan awal pada waktu ditetapkan. Fungsi objektif tersebut direpresentasikan sebagai berikut:, max,, Π, (22) dengan adalah fungsi utilitas untuk konsumsi deposito dan adalah fungsi utilitas nilai keuntungan akhir. Fungsi utilitas tersebut merupakan fungsi naik, terturunkan dua kali, dan turunan keduanya kurang dari nol. Tingkat bunga diskonto dinyatakan dengan. Sebagai kendala sistem dinamik ialah pergerakan keuntungan pada (18). Dengan asumsi 0, dan, persamaan (18) menjadi Π Π, Π,. Optimasi stokastik ini didekati dengan pendekatan program dinamik HJB. Dengan, dan disebut dengan komponen kontrol yang merepresentasikan konsumsi deposito pada waktu, nilai investasi bank di pinjaman pada waktu dan provisi pada waktu, berturut-turut. Untuk mendapatkan solusi komponen kontrol, dan digunakan persamaan HJB berikut: (23)

28 17,, max,, max,, max,,, 0, (24),. (25) Bukti persamaan HJB (24) diberikan pada Lampiran 5. Dari persamaan (24) pada bagian maksimisasi yang pertama, bisa didapatkan solusi optimal nilai investasi bank di pinjaman yang akan memaksimumkan fungsi objektif. Solusi tersebut bisa didapatkan dengan tahapan sebagai berikut:,, 0 sehingga nilai investasi bank di pinjaman optimal adalah,,, (26) Sedangkan solusi optimal konsumsi deposito yang akan memaksimumkan fungsi objektif didapatkan dari persamaan (24) pada bagian maksimisasi yang kedua dengan tahapan sebagai berikut:, 0, sehingga konsumsi deposito optimal didapatkan dari penyelesaian persamaan,. (27) Solusi optimal biaya provisi yang akan memaksimumkan fungsi objektif didapatkan dari persamaan (24) pada bagian maksimisasi yang ketiga dengan tahapan sebagai berikut:,,1, 0 sehingga biaya provisi optimal didapatkan dari penyelesaian persamaan 1,,. (28)

29 18 Solusi tiga variabel kontrol yang meliputi konsumsi deposito, jumlah investasi bank di pinjaman, dan biaya provisi bisa dihasilkan dengan penyelesaian fungsi objektif yang disubstitusi oleh dua jenis fungsi utilitas berbeda. Setiap fungsi utilitas memberikan nilai variabel kontrol yang berbeda namun tetap mengoptimalkan keuntungan bank. Studi Kasus Sebagai contoh ilustratif ditinjau proses pengoptimuman terhadap fungsi utilitas berbentuk fungsi eksponensial dan fungsi pangkat. Fungsi Utilitas Eksponensial Dalam kasus ini diasumsikan exp, γ 0. (29) Misal utilitas eksponensial pada (29), maka fungsi objektif (22) menjadi, max,, 1 1. Akibat solusi peubah kontrol pada persamaan (26), (27) dan (28) masih belum diketahui nilainya, maka dimisalkan fungsi objektif pada (22) memiliki bentuk, exp, (30) dengan bergantung pada nilai peubah kontrol,, dan. Pemisalan fungsi tersebut dipilih untuk mempermudah perhitungan dengan memasukkan fungsi tertentu pada fungsi objektif. Fungsi tersebut harus bergantung pada dan, namun memenuhi argumen pada persamaan HJB setelah didapatkan solusi peubah kontrol yang optimal. Dengan didefinisikan pada (30) maka diperoleh,,,,,, sehingga dari persamaan (28) diperoleh 1 ln1. Selain itu, diasumsikan bahwa kegagalan pinjaman bebas terhadap keuntungan, dengan fungsi distribusi peluang merupakan fungsi yang bergantung oleh waktu. Jika provisi 0, maka biaya provisi setara dengan nilai, sehingga persamaan provisi (16) bisa ditulis. Jadi

30 19 min 1 ln1,. Selanjutnya, investasi bank pada pinjaman pada (26) menjadi, karena 0, maka. Akibat 0, konsumsi deposito optimal (27) menjadi 0. Selanjutnya pada persamaan fungsi objektif (30) harus memenuhi persamaan HJB (24), yaitu Jika dimisalkan exp exp 11, maka memenuhi persamaan diferensial orde satu berikut: 0 Jika nilai-nilai parameter dan fungsi,,,,,,,, dan diketahui, maka fungsi bisa diketahui dengan menyelesaikan persamaan diferensial di atas. Selanjutnya bisa didapatkan nilai fungsi objektif. Misal dipilih nilai parameter 0.9%, ln1, 0.01%, 60%, 0.6, 0.005, 0.1, 0, dan 0.18, persamaan diferensial orde satu di atas menjadi 2.778ln ln Dengan menggunakan aturan pemisahan peubah pada penyelesaian persamaan diferensial orde satu dan untuk mempermudah perhitungan diasumsikan 0 didapatkan..... Dari persamaan (25), pada waktu 1 juga harus memenuhi

31 20, , sehingga untuk 01, dan fungsi objektif (30) menjadi, ln ln (31) Untuk bergerak dari 0 sampai 5 dan bergerak dari 0 sampai 1, fungsi objektif (31) diberikan pada Gambar 1. Gambar 1 Pengaruh waktu dan keuntungan awal terhadap total utilitas eksponensial Gambar 1 di atas menjelaskan bahwa pada selang waktu 0 1 dan keuntungan 0 5, fungsi objektif (31) menunjukkan kenaikan. Semakin besar nilai kedua peubah tersebut, nilai fungsi objektif akan mengalami kenaikan. Namun Gambar 1 di atas tidak menjelaskan untuk selang waktu selain 01. Fungsi Utilitas Pangkat Dalam kasus ini diasumsikan (32), di mana 01 dan 0. Parameter menyatakan bobot keuntungan bank terhadap konsumsi deposito dan sebagai ukuran kecenderungan bank untuk menerima deposito. Misal utilitas pangkat pada (32), maka fungsi objektif (20) menjadi, max,,.

32 Akibat solusi peubah kontrol pada persamaan (26), (27) dan (28) masih belum diketahui nilainya, maka dimisalkan fungsi objektif pada (22) memiliki bentuk,, (33) dengan nilai bergantung pada nilai peubah kontrol,, dan. Pemisalan fungsi tersebut dipilih untuk mempermudah perhitungan dengan memasukkan fungsi acak tertentu pada fungsi objektif. Fungsi acak tersebut harus bergantung pada dan, namun memenuhi argumen pada persamaan HJB setelah didapatkan solusi peubah kontrol yang optimal. Dengan didefinisikan pada (33) maka diperoleh,, 1,. Dengan pemisalan fungsi objektif pada (22) menjadi persamaan (33), biaya provisi optimal (28) menjadi 11. Misal diberikan asumsi penambahan tingkat keuntungan 0 dan diasumsikan kegagalan pinjaman proporsional dengan keuntungan, maka, Untuk penyederhanaan fungsi kegagalan pinjaman, diberikan 01. Jika provisi 0, maka biaya provisi setara dengan nilai, sehingga persamaan provisi (16) bisa ditulis Jadi. min 1 1,. Investasi bank pada pinjaman (26) menjadi. 1 Dan konsumsi deposito optimal (27) menjadi, dengan pada persamaan fungsi objektif (33) harus memenuhi persamaan HJB (24), yaitu 21

33 max 1,1 1 αmax 11, Jika dimisalkan max 1,1 1 αmax 11,0, maka memenuhi persamaan diferensial berikut: 1 0. Persamaan diferensial di atas disebut dengan persamaan diferensial Bernoulli yang dapat direduksi ke persamaan diferensial linear orde satu. Jika nilai-nilai parameter dan fungsi,,,,,,,, dan diketahui, maka fungsi bisa diketahui dengan menyelesaikan persamaan diferensial di atas. Selanjutnya bisa didapatkan nilai fungsi objektif. Misal dipilih nilai parameter 0.667, 0.2, 0.174%,,. 0, 0.5, 0, 0.005, 0,1, dan 0.9, maka persamaan diferensial di atas menjadi , Misal 3, maka Jika persamaan di atas dikalikan dengan, maka

34 Dari persamaan (25), pada waktu akhir 1, juga harus memenuhi, maka untuk 0 1, 5 0.2, Fungsi objektif (33) menjadi, (34) Untuk bergerak dari 0 sampai 5 dan bergerak dari 0 sampai 1, fungsi objektif (34) diberikan pada Gambar 2. Gambar 2 Pengaruh waktu dan keuntungan awal terhadap total utilitas pangkat Gambar 2 di atas menjelaskan bahwa pada selang waktu 0 1 dan keuntungan 0 5, fungsi objektif (31) menunjukkan kenaikan. Semakin besar nilai kedua peubah tersebut, nilai fungsi objektif akan mengalami kenaikan. Namun Gambar 2 di atas tidak menjelaskan untuk selang waktu selain 01.

35 24 SIMPULAN 1. Model pergerakan keuntungan bank diekspresikan ke dalam persamaan diferensial stokastik. Hal ini diakibatkan pergerakan pinjaman dalam penelitian ini dimodelkan dengan memuat unsur nondeterministik. Keuntungan bank dimaksimalkan menggunakan kontrol optimum stokastik dengan konsumsi deposito, nilai investasi bank di pinjaman dan provisi sebagai komponen kontrol. 2. Nilai investasi bank di pinjaman optimal berbanding lurus dengan selisih tingkat bunga pinjaman dengan biaya marjinal pinjaman dan tingkat bunga obligasi serta berbanding terbalik dengan tingkat volatilitas dan rasio antara deposito dan cadangan. Selain itu, nilai investasi bank di pinjaman juga bergantung pada nilai turunan pertama dan kedua dari fungsi nilai. Nilai konsumsi deposito optimal didapatkan dari penyelesaian persamaan turunan pertama fungsi utilitas konsumsi deposito dengan turunan pertama fungsi nilai. Sedangkan nilai provisi opimal didapatkan dari penyelesain persamaan perkalian penggandaan kompensasi risiko pinjaman dengan turunan pertama fungsi nilai yang disamakan dengan turunan pertama fungsi nilai dengan variabel eksogen bergantung pada biaya provisi. 3. Setelah melakukan studi kasus pada jenis utilitas eksponensial dan utilitas pangkat, disimpulkan bahwa semakin lama, total utilitas akan naik. Dari dua input yang diteliti, yaitu waktu dan keuntungan awal, input waktu adalah input yang berpengaruh besar terhadap total utilitas. Sedangkan input keuntungan awal yang tinggi pada kasus utilitas eksponensial akan mengakibatkan peningkatan total utilitas. Pada kasus utilitas pangkat, keuntungan awal yang tinggi mengakibatkan peningkatan total utilitas. DAFTAR PUSTAKA Bjork T Arbitrage Theory in Continuous-Time. New York (US): Oxford University Press. [BI] Bank Indonesia Capasso V, Bakstein D An Introduction to Continuous-Time Stochastic Processes. Boston (US): Birkhauser Boston. Ghahramani S Fundamentals of Probability, 3 th Edition. New Jersey (US): Pearson Education, Inc. Hull JC Options, Futures, and Other Derivatives, 6 th Edition. New Jersey (US): Pearson Education, Inc. Kulkarni VG Modelling and Analysis of Stochastic Systems. Chapel Hill (US): CRC Press. Lypsey, et al Pengantar Makroekonomi. Edisi Kesepuluh. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

36 Merton RC Continuous Time-Finance. Cambridge (US): Blackwell Publishers. Oksendal B Stochastic Differential Equations, 4 th Edition. Berlin (DE): Springer. Petersen JM, Petersen MA, Schoeman IM, Tau BA Maximizing Banking Profit on Random Time Interval. Journal of Applied Mathematics 29343:1-22.doi: /2007/ Ross S Introduction to Probability Models, 9 th Edition. New York (US): Academic Press. 25

37 26 Lampiran 1 Sifat proses Wiener Jika, 0} adalah proses Wiener, maka (Capasso dan Bakstein 2005) 1. 0, untuk semua var, untuk semua , untuk semua,. Bukti: , sehingga 0 0. Berdasarkan definisi proses Wiener 0 0 dan [ 0 0. Maka terbukti var var0 0, karena, 0} memiliki riap bebas, maka var var0 var 0, sehingga dari pembuktian poin (1) dan definisi proses Wiener poin (3) didapatkan var 0 0 var Pembuktian bisa dilihat di Capasso dan Bakstein (2005).

38 Lampiran 2 Formula Ito Misal, : kontinu dengan derivatif, dan. Misal proses satu dimensi dengan persamaan diferensial berikut:,, Persamaan diferensial bisa didapat dari pendekatan dengan formula Ito dimensi satu yang didapatkan dari ekspansi formula Taylor berikut (Hull 2006):, di mana,,,,, 2,,,, dengan mengikuti aturan bentuk multiplikatif, didapatkan, 0, 0. Jadi,, 1 2,, Jika dimisalkan,,,,,., 1 2,. Maka,,,,,. 27

39 28 Lampiran 3 Persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) Bukti: Pembuktian HJB mengikuti dua strategi berikut: 1. Nilai harapan utilitas pada strategi 1: Utilitas optimal diberikan oleh,,,. 2. Nilai harapan utilitas pada strategi 2: utilitas selang waktu, dibagi menjadi dua interval yaitu, dan,. - Untuk interval,, nilai harapan utilitas adalah,, - Untuk interval,, nilai harapan utilitas adalah, sehingga, total nilai harapan utilitas pada strategi 2 adalah,,,. Karena utilitas pada strategi 1 merupakan utilitas optimal, maka didapatkan pertidaksamaan berikut:,,,,. (35) Selanjutnya dengan formula Ito didapatkan persamaan berikut:,,,,,,,,,,,, (36) sehingga dari persamaan (35) dan persamaan (36) didapatkan,,,, 0. (37) Misal,,,,,,,,,,,,. Dengan membagi kedua ruas persamaan (37) dengan 0 dan kemudian dilimitkan tanpa menghiraukan nilai harapannya seperti berikut: 1 0 lim 0 0. (definisi limit) Jadi bisa ditulis

40 ,,,, 0. Pada akhirnya didapatkan persamaan HJB berikut:,, max,,, 1 2,, 0, dan untuk semua,, maksimum pada persamaan HJB dicapai oleh tertentu yang optimal. 29

41 30 Lampiran 4 Persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) dengan diskonto Bukti: Pembuktian HJB mengikuti dua strategi berikut: 1. Nilai harapan utilitas pada strategi 1: Utilitas optimal diberikan oleh,,,. 2. Nilai harapan utilitas pada strategi 2: utilitas selang waktu, dibagi menjadi dua interval yaitu, dan,. - Untuk interval,, nilai harapan utilitas adalah,, - Untuk interval,, nilai harapan utilitas adalah, sehingga, total nilai harapan utilitas pada strategi 2 adalah,,,. Karena utilitas pada strategi 1 merupakan utilitas optimal, maka didapatkan pertidaksamaan berikut:,,, (38),. Selanjutnya dengan formula Ito dan akibat dari adanya faktor diskonto,, didapatkan persamaan aplikasi formula Ito berikut (Ross, 2008):,,,,,,,,, (39),,,,, Dari persamaan (38) dan (39) didapatkan,,,,, 0. (40) Misal,,,,,,,,,,,,,,,. Dengan membagi kedua ruas persamaan (40) dengan 0 dan kemudian dilimitkan tanpa menghiraukan nilai harapannya seperti berikut:

42 1 0 lim 0 0. (definisi limit) Bisa ditulis,,,,, 0, sehingga,,,,, 0. (41) dengan menotasikan operator diferensial dan untuk semua,. Pada akhirnya dari persamaan (42) didapatkan persamaan HJB berikut:,, max,,,, 0, dan untuk semua,, maksimum pada persamaan HJB dicapai oleh tertentu yang optimal. 31

43 32 Lampiran 5 Persamaan Hamilton-Jacobi-Bellman (HJB) dengan diskonto pada persamaan (24) Persamaan HJB didapatkan dari dua strategi berikut: i. Nilai harapan utilitas pada strategi 1: Utilitas optimal diberikan oleh,,,,,. (42) ii. Nilai harapan utilitas pada strategi 2: utilitas selang waktu, dibagi menjadi dua interval yaitu, dan,. - Untuk interval,, nilai harapan utilitas adalah - Untuk interval,, nilai harapan utilitas adalah,π sehingga, total nilai harapan utilitas pada strategi 2 adalah,π. (43) Karena utilitas pada strategi 1 merupakan utilitas optimal, maka dari persamaan (43) dan (44) didapatkan pertidaksamaan berikut:,, Π. (44) Selanjutnya dengan formula Ito dan akibat dari adanya faktor diskonto,, didapatkan persamaan aplikasi formula Ito berikut (Ross, 2008):,Π,, Π, Π, Π, Π, Π, Π,Π, (45), Π, Π, Π. Dari persamaan (44) dan (45) didapatkan, Π, Π, Π0 (46) Misal, Π, Π, Π, Π, Π, Π, Π, Π, Π Dengan membagi kedua ruas persamaan (46) dengan 0 dan kemudian dilimitkan tanpa menghiraukan nilai harapannya seperti berikut: 1 0 lim 0

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988)

III PEMBAHASAN. untuk setiap di dan untuk setiap, dengan. (Peressini et al. 1988) 4 untuk setiap di dan untuk setiap (Peressini et al 1988) Definisi 22 Teorema Deret Taylor Nilai hampiran f di x untuk fungsi di a (atau sekitar a atau berpusat di a) didefinisikan (Stewart 1999) 24 Kontrol

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Salah satu instrumen derivatif yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah opsi. Opsi adalah suatu kontrak antara dua pihak, salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak

Lebih terperinci

SUATU MODEL HARGA OBLIGASI. Lienda Noviyanti* *Staf pengajar jurusan Statistika FMIPA - Universitas Padjadjaran, Bandung.

SUATU MODEL HARGA OBLIGASI. Lienda Noviyanti* *Staf pengajar jurusan Statistika FMIPA - Universitas Padjadjaran, Bandung. SUATU MODEL HARGA OBLIGASI S-31 Lienda Noviyanti* *Staf pengajar jurusan Statistika FMIPA - Universitas Padjadjaran, Bandung. Uang merupakan sebuah komoditas, sedangkan tingkat bunga adalah biaya dari

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Opsi Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli atau menjual aset kepada penjual opsi pada harga tertentu dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian sebelumnya yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan, yaitu dilakukan oleh : 1. Riski Yudi Prasetyo 2012 Penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian BAB II KAJIAN TEORI A. Probabilitas Teorema 2.1 (Walpole, 1992) Probabilitas menunjukan suatu percobaan mempunyai hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi,

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA

PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 02 no. 1 (2013), hal 13 20 PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA Widyawati, Neva Satyahadewi, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

PEMODELAN HARGA OBLIGASI DENGAN BUNGA BERFLUKTUASI MENGGUNAKAN MODEL VASICEK JANGKA PENDEK

PEMODELAN HARGA OBLIGASI DENGAN BUNGA BERFLUKTUASI MENGGUNAKAN MODEL VASICEK JANGKA PENDEK PEMODELAN HARGA OBLIGASI DENGAN BUNGA BERFLUKTUASI MENGGUNAKAN MODEL VASICEK JANGKA PENDEK Diani Sarah Kamilia1, Deni Saepudin 2, Irma Palupi.3 1,2,3Prodi Ilmu Komputasi Telkom University, Bandung 1dianisarahkamilia@gmail.com,

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN Lidya Krisna Andani Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2015 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA 5.1 Harga Saham ( ( )) Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa opsi Amerika dapat dieksekusi kapan saja saat dimulainya kontrak

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum Departemen Matematika FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza Manajemen Likuiditas Pengertian likuiditas: Kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya pada saat ditagih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan

Lebih terperinci

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO Introduction Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat izin bank, menerima tabungan dan deposito, memberikan pinjaman, dan menerima serta

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: portofolio efisien dan portofolio optimal fungsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bank

TINJAUAN PUSTAKA Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Teori yang ditulis dalam bab ini merupakan beberapa landasan yang digunakan untuk menganalisis sebaran besarnya klaim yang berekor kurus (thin tailed) dan yang berekor gemuk (fat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Kecukupan Modal atau CAR (Capital Adequacy Ratio) 1. Pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh

Lebih terperinci

PENERAPAN KALKULUS STOKASTIK PADA MODEL OPSI

PENERAPAN KALKULUS STOKASTIK PADA MODEL OPSI PENERAPAN KALKULUS STOKASTIK PADA MODEL OPSI Nizaruddin Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur 24 Semarang Abstrak Opsi merupakan salah satu pilihan investasi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Smart and Stochastic disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014 Tentang MA4181 (Pengantar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

Lebih terperinci

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) oleh SILVIA KRISTANTI M0109060 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

4.3 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat 0 0

4.3 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat 0 0 Tabel 01.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum Bank : Bank Sinarmas Tbk KOMPONEN MODAL 30-Jun-17 30-Jun-16 I Modal Inti (Tier 1) 4,184,369 3,819,657 1 Modal Inti Utama/Common Eqiuty

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai perantara keuangan (financial intermediary), melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai perantara keuangan (financial intermediary), melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang menghubungkan antara pemilik dana dan yang membutuhkan dana. Bank yang dalam aktivitasnya bertindak sebagai perantara keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, Compromise Programming,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan mengenai teori yang diperlukan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya antara lain tentang kontrak berjangka komoditas, model pergerakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk kepada teks aslinya.

Lebih terperinci

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA No.15/ 41 /DKMP Jakarta, 1 Oktober 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERMODALAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN DANA BANK

MANAJEMEN PERMODALAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN DANA BANK MANAJEMEN PERMODALAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN DANA BANK PENDAHULUAN Dari perspektif bankir, penggunaan modal yang kurang adalah cara untuk menarik (mengungkit) keuntungan aset, sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. ii. Constant returns to scale, yaitu situasi di mana output meningkat sama banyaknya dengan porsi peningkatan input

II LANDASAN TEORI. ii. Constant returns to scale, yaitu situasi di mana output meningkat sama banyaknya dengan porsi peningkatan input 2 II LANDASAN EORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan dalam karya ilmiah ini. 2.1 Istilah Ekonomi Definisi 1 (Pertumbuhan Ekonomi) Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diberikan tinjauan pustaka, teori penunjang dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka terdiri dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mendasari skripsi ini, teori

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Matematika adalah uraian secara matematika (sering kali menggunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Matematika adalah uraian secara matematika (sering kali menggunakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Matematika Model Matematika adalah uraian secara matematika (sering kali menggunakan fungsi atau persamaan) dari fenomena dunia nyata seperti populasi, permintaan untuk suatu

Lebih terperinci

RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Tagihan bersih berdasarkan wilayah Kategori Portofolio Kalimantan & Central Java East Java & Bali Jakarta Sumatera

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Pada bagian ini akan dirumuskan model pertumbuhan ekonomi yang mengoptimalkan utilitas dari konsumen dengan asumsi: 1. Terdapat tiga sektor dalam perekonomian:

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang

Lebih terperinci

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal. Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otorisasi perbankan untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut disalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat, yang membutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Loan to Deposit Ratio (LDR) 2.1.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 Tentang

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE R. MELIYANI 1, E. H. NUGRAHANI 2, D. C. LESMANA 3 Abstrak Opsi window reset merupakan salah satu jenis opsi yang

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

PENGUKURAN RISIKO KREDIT OBLIGASI PENDEKATAN FIRST PASSAGE TIME DAN OPTIMISASI PORTOFOLIO DENGAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO

PENGUKURAN RISIKO KREDIT OBLIGASI PENDEKATAN FIRST PASSAGE TIME DAN OPTIMISASI PORTOFOLIO DENGAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO PENGUKURAN RISIKO KREDIT OBLIGASI PENDEKATAN FIRST PASSAGE TIME DAN OPTIMISASI PORTOFOLIO DENGAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO Lydia Zayyani Alfiyyati, Maman Suherman 1, Entit Puspita 2 Departemen

Lebih terperinci

IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN () 700 + 0 Z (X) 0 () () (4) Z X 6 6 + d d + = + d d + = a (X) 00 + 50 + d 50 d + = 00 + 5 a (X) 5 (5) 680 Z X 70 + d 4 d 4 + = (7) 50 a (X) 5 (8) x 5 x 00 x 50 x 4 0 (9) x i, d i, d i + 0; d i, d i +

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. 2 (2018), hal 127 134. PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Syarifah Nadia, Evy Sulistianingsih, Nurfitri Imro ah INTISARI

Lebih terperinci

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan 1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dikompilasi oleh : Nila Firdausi Nuzula, PhD Program Studi : Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya RETURNS Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

ECONOMICAL MATHEMATICS

ECONOMICAL MATHEMATICS 12 February 2018 Abdul Aziz, M.Si 1 ECONOMICAL MATHEMATICS Abdul Aziz, M.Si Mathematics Department Science and Technology Faculty State of Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang 2 Sillabus BAB

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

9 31 Desember 2009 Unit Kontrol Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam Jutaan Rupiah) KOMPONEN MODAL Posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. perubahan rasio-rasio CAMEL yang bersifat kuantitatif. Secara singkat, rasio

BAB III METODOLOGI. perubahan rasio-rasio CAMEL yang bersifat kuantitatif. Secara singkat, rasio BAB III METODOLOGI 3. Kerangka pikir Yang akan diuji dalam tesis ini adalah perbaikan kesehatan bank dinilai dari perubahan rasio-rasio CAMEL yang bersifat kuantitatif. Secara singkat, rasio keuangan CAMEL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melakukan berbagai transaksi bisnis dan pembayaran-pembayaran tagihan.

I. PENDAHULUAN. melakukan berbagai transaksi bisnis dan pembayaran-pembayaran tagihan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Indonesia telah memainkan berbagai peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Salah satu fungsi dari perbankan adalah intermediasi keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Bank Secara Umum Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian dikarenakan bank berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang

Lebih terperinci

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Oleh: Isna Kamalia Al Hamzany Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si

Oleh: Isna Kamalia Al Hamzany Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si Oleh: Isna Kamalia Al Hamzany 1207 100 055 Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu. Ruang

Lebih terperinci

AKUNTANSI INVESTASI

AKUNTANSI INVESTASI -1- - 1 - LAMPIRAN X PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar Pengelolaan Risiko Pasar Manajemen Risiko, Sesi 7 Latar Belakang Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Biasa

Persamaan Diferensial Biasa Persamaan Diferensial Biasa Pendahuluan, Persamaan Diferensial Orde-1 Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB September 2012 Toni Bakhtiar (m@thipb) PDB September 2012 1 / 37 Pendahuluan Konsep Dasar Beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) TRIWULANAN Nama Bank : PT. Bank KEB Hana Indonesia (Individu) Posisi Laporan : Triwulan I 2018 LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) TRIWULANAN Komponen

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Bank merupakan bagian sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu negara, bahkan pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN LIKUIDITAS. Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank

MANAJEMEN LIKUIDITAS. Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank MANAJEMEN LIKUIDITAS Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank PENDAHULUAN (1) Manajemen likuiditas berisi dua bagian yang berkaitan: 1. Manajemen harus mengestimasi kebutuhan2 dana, yang didasarkan

Lebih terperinci

MODEL STOKASTIK PERTUMBUHAN POPULASI (PURE BIRTH PROCESS)

MODEL STOKASTIK PERTUMBUHAN POPULASI (PURE BIRTH PROCESS) Jurnal Euclid, Vol. 4, No. 1, p.675 MODEL STOKASTIK PERTUMBUHAN POPULASI (PURE BIRTH PROCESS) Surya Amami Pramuditya 1, Tonah 2 1,2 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon amamisurya@fkip-unswagati.ac.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Dalam perekonomian suatu negara, bank memiliki peranan yang sangat penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha

Lebih terperinci