Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*
|
|
- Iwan Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah kepulauannya. Indonesia juga telah terpilih sebagai negara dengan profil kinerja perhotelan yang paling positif sepanjang 2012 oleh TripAdvisor Industry Index, mengalahkan Brazil dan Rusia. Selain itu, tujuan-tujuan wisata di Indonesia juga termasuk dalam 25 tujuan wisata terkemuka dan 25 pantai terbaik di Asia dalam survey yang diselenggarakana oleh TripAdvisor di tahun Jenis pariwisata inbound telah membukukan kinerja positif untuk tahun 2013, didukung oleh peningkatan wisatawan dari Malaysia, China dan Jepang selain wisatawan dari Eropa yang telah mendominasi sejak periode sebelumnya. Porsi yang lebih tinggi berasal dari wisatawan domestik, diperkirakan mencapai 77,7% untuk tahun 2013, juga terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil atas sektor pariwisata di Indonesia. Akibatnya, permintaan untuk kamar hotel telah meningkat. Hal ini ditopang oleh rencana ekspansif jangka menengah beberapa perusahaan jasa perhotelan internasional seperti InterContinental Hotel Group, Accor, Marriott, Hyatt, Louvre Hotel, Premier Inn owner Whitbread dan Aston International. Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), akan ada setidaknya kamar hotel baru pada tahun 2013, jauh lebih besar dari kamar selama 2012 untuk berbagai kategori hotel. Dengan fakta-fakta di atas dan kemauan yang kuat dari pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata di tahun-tahun mendatang, prospek untuk industri hotel diperkirakan akan meningkat. Para pemain utama dalam industri ini rata-rata bergantung kepada hotel mewah mereka di kota-kota utama untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, langkah-langkah untuk memperluas penawaran produk di seantero kota dan sentra komersial telah berlangsung. Pengembangan hotel bertarif ekonomis atau yang sering disebut hotel bujet mulai berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Alasannya adalah area yang dibutuhkan lebih kecil, hanya berkisar m2, biaya pembangunan yang relatif lebih murah, biaya operasional yang relatif rendah dan tingkat pengembalian investasi yang relatif singkat dibandingkan dengan pembangunan hotel bintang lima yang bisa mencapai 8-10 tahun. Menurut PHRI, sekitar 40% dari properti baru terdiri dari hotel bujet di bawah jaringan hotel Amaris, Favehotel, Ibis Budget, POP! Hotel, Tune dan Whiz dan lain-lain. Industri perhotelan rentan terhadap siklus bisnis dengan prospek yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, penambahan kamar relatif terhadap permintaan, dan prospek umum untuk perjalanan bisnis dan liburan. Fakta bahwa industri ini padat modal dengan tingkat hutang yang tinggi meningkatkan kerentanan terhadap siklus tersebut. Industri ini juga masih rentan terhadap faktor eksogen seperti krisis geo-politik dan wabah penyakit, yang dapat mempengaruhi volume perjalanan dan pada akhirnya tingkat hunian hotel. Metode pemeringkatan ICRA Indonesia untuk perusahaan perhotelan melibatkan penilaian atas faktor-faktor industri dan faktor-faktor spesifik perusahaan. ICRA Indonesia juga mengevaluasi rekam jejak perusahaan dalam melewati periode sulit, serta posisi keuangan perusahaan untuk memastikan kecukupan arus kas dalam memenuhi kewajiban pembayaran hutang. ICRA Indonesia
2 Risiko Industri Kerentanan terhadap siklus ekonomi dan risiko kejadian yang tak terduga Pendapatan perhotelan rentan terhadap siklus ekonomi dan dampak risiko kejadian yang tak terduga (event risk). Pertumbuhan permintaan untuk kamar hotel umumnya berkorelasi kuat dengan pertumbuhan ekonomi, bahkan seringkali menjadi salah satu indikator utama prospek perekonomian. Biasanya, selama periode penurunan ekonomi, volume perjalanan bisnis dan liburan berkurang sehingga pendapatan per kamar yang tersedia menurun (Pendapatan per kamar = Rata-rata harga kamar X tingkat hunian), dan karenanya pendapatan total juga menurun. Demikian pula, peristiwa tak terduga seperti serangan teroris dan wabah penyakit dapat menyebabkan penurunan yang signifikan dalam perjalanan wisata dan bisnis. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan strategi aset rendah (light asset -- melalui kontrak manajemen/waralaba) pada umumnya lebih baik dalam menangani dampak kemerosotan industri terhadap kinerja finansialnya. Prospek permintaan-penawaran Prospek permintaan-penawaran untuk setiap pasar utama dimana suatu perusahaan perhotelan beroperasi merupakan salah satu pertimbangan penting dalam perspektif pemeringkatan. Estimasi permintaan pasar pada saat ini dan yang akan datang bagi perusahaan dilakukan dengan menganalisis berbagai faktor seperti pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, dinamika spesifik pasar seperti kemampuan untuk menarik investasi baru (yang melibatkan perjalanan bisnis) atau popularitasnya sebagai tujuan wisata. Selain dari pasokan kamar hotel yang ada di pasar tersebut, ICRA Indonesia juga mempertimbangkan proyek hotel yang sedang berlangsung atau dalam rencana untuk menentukan pasokan kamar relatif terhadap permintaan, dan dampak yang dihasilkan pada tingkat hunian, rata-rata harga kamar dan pendapatan per kamar. Risiko Operasional Skala usaha & diversifikasi -- geografis, merek, arus pendapatan Skala usaha, rata-rata harga per kamar dan pangsa pasar dapat digunakan sebagai pendekatan untuk kekuatan merek perusahaan perhotelan dan posisi pasarnya. Skala usaha juga dapat meningkatkan kemampuan untuk membangun merek berdasarkan geografis, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan untuk menarik dan mempertahankan tamu, menambah kapasitas terutama di saat pembiayaan sulit diperoleh dan menarik kemitraan melalui waralaba & kontrak manajemen. Skala juga membantu dalam mencapai biaya ekonomis dalam operasi, pemasaran dan distribusi. Untuk perusahaan perhotelan, diversifikasi berdasarkan geografis, segmen pasar dan arus pendapatan adalah pertimbangan penting dalam pemeringkatan karena mereka memberikan tingkat stabilitas pendapatan dan keuntungan. Secara internasional, beberapa perusahaan perhotelan besar telah mencapai diversifikasi geografis dengan memiliki hotel tidak hanya di kota-kota di suatu negara, tetapi juga di antar negara. Segmentasi merek juga dianggap memberikan keragaman sebagai perusahaan perhotelan dengan beberapa merek yang dapat menarik basis tamu yang lebih besar dengan cara menawarkan hotel yang mencakup rentang harga yang sesuai untuk berbagai variasi anggaran dan preferensi tamu dan mencakup pelanggan bisnis, kelompok perusahaan dan segmen wisata. Hotel dapat dimiliki atau diwaralaba/dikelola oleh perusahaan. Kepemilikan hotel menyiratkan investasi modal dan daya ungkit (leverage) operasional yang tinggi. Di sisi lain, waralaba memungkinkan perusahaan untuk secara cepat meningkatkan skala usaha dan meningkatkan pendapatan tanpa harus melakukan investasi modal yang besar. Waralaba hanya layak untuk hotel yang telah memiliki merek yang kuat dan keahlian manajemen. ICRA Indonesia juga mempertimbangkan hubungan antara perusahaan perhotelan dengan terwaralaba (franchisee) dan pemilik hotel yang ia kelola untuk memastikan kelangsungan hubungan dalam jangka panjang dan stabilitas pendapatan. ICRA Indonesia Page 2 of 5
3 Keragaman arus pendapatan berdasarkan profil tamu bauran antara tamu-tamu asing dan domestik, ketergantungan terhadap awak maskapai penerbangan, dan perusahaan (grup) atau individu-- juga dievaluasi ketika memeringkat perusahaan perhotelan. Segmen-segmen tersebut dapat menampilkan karakteristik yang sangat berbeda pada berbagai titik waktu dan dapat berdampak pada pendapatan perusahaan dengan berbagai cara. Misalnya, ketergantungan yang tinggi pada awak maskapai penerbangan kemungkinan akan mengakibatkan rata-rata harga kamar lebih rendah, meskipun memberikan stabilitas tingkat hunian yang bisa sangat bermanfaat selama musim sepi tamu. Hotel yang terletak di daerah tujuan wisata biasanya memiliki tingkat hunian dan rata-rata harga kamar yang cenderung musiman. Demikian pula dengan ketergantungan tinggi pada wisatawan asing, kemungkinan akan terpengaruh lebih parah selama peristiwa luar biasa seperti serangan teroris atau epidemi seperti Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Dalam menilai suatu perusahaan perhotelan, ICRA Indonesia juga mengevaluasi bauran pendapatan dari kamar dan dari makanan dan minuman. Sementara semua hotel memiliki sumber pendapatan tersebut, proporsi dari masing-masing pendapatan bisa bervariasi tergantung pada fokus perusahaan itu. ICRA Indonesia mencatat bahwa arus pendapatan ritel --yang berasal dari, katakanlah, restoran atau layanan banquet--, di masa lalu lebih tahan gejolak dibandingkan dengan pendapatan hunian kamar. Selanjutnya, selama beberapa tahun terakhir, perusahaan perhotelan besar mencari cara diversifikasi ke produk khusus atau niche seperti wisata satwa liar atau spa karena tamu menghendaki pilihan yang baru dan menjadi semakin cerdas dalam memilih. Pendapatan sewa ruang ritel dan pusat konvensi juga dapat menambah keragaman pendapatan. ICRA Indonesia menganalisis dampak dari inisiatif tersebut pada arus pendapatan dan daya tarik merek perusahaan. Kualitas dan lokasi dari portofolio perhotelan Kualitas dan lokasi portofolio hotel penting dalam menentukan tingkat dan volatilitas laba perusahaan perhotelan. Portofolio dengan hotel-hotel di kota yang menjadi pintu gerbang, pusat bisnis utama dan tujuan wisata populer dapat menopang selama periode penurunan ekonomi karena tingkat hunian mungkin tidak menurun tajam. Lokasi hotel yang strategis, dekat tempat yang menarik, kawasan komersial, dan sebagainya juga membantu menarik lebih banyak pelanggan baru dan pelanggan tetap. Kualitas hotel juga penting, tidak hanya untuk menarik tamu, tetapi juga untuk menciptakan kekuatan merek. Pangsa pasar tingkat hunian di pasar utama adalah indikator yang banyak digunakan untuk kekuatan merek. Investasi untuk renovasi Renovasi hotel secara reguler adalah salah satu pendorong utama keunggulan kompetitif dalam industri perhotelan dengan kemampuan untuk mempengaruhi pangsa pasar dan profil tamu. Hal ini penting bagi perusahaan perhotelan untuk terus berinvestasi untuk renovasi/perbaikan guna mempertahankan tampilan dan nuansa yang kontemporer. Meskipun pengeluaran tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas dalam jangka pendek dan menengah, ICRA Indonesia berpandangan bahwa manfaat dari renovasi akan berlangsung cukup lama, yang memungkinkan perusahaan perhotelan mempertahankan posisi kompetitifnya. Investasi bagi penciptaan merek dan pemasaran Kekuatan merek dan pemasaran merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan perusahaan perhotelan. Oleh karenanya, ICRA Indonesia mengevaluasi investasi perusahaan pada iklan dan penciptaan merek, seperti tercermin dari kemampuannya untuk menetapkan harga premium, mempertahankan loyalitas pelanggan dan mengamankan kontrak manajemen yang menguntungkan. Kadang-kadang, bukan investasi dengan membangun merek sendiri, perusahaan bisa juga mengikat merek asing untuk menarik tamu. Demikian pula, hubungan dengan pelanggan perusahaan yang erat dapat memastikan pemesanan dalam jumlah besar sehingga memberikan stabilitas pendapatan, sementara program loyalitas pelanggan yang kuat dengan memberikan penghargaan kepada tamu yang sering tinggal membantu mempertahankan pelanggan. Juga penting perusahaan perhotelan ICRA Indonesia Page 3 of 5
4 untuk memiliki sistem reservasi dan tenaga penjualan yang kuat sehingga dapat menjangkau basis pelanggan yang lebih besar. Risiko Keuangan Kekuatan keuangan adalah penting karena neraca yang lebih kuat dengan risiko keuangan yang rendah memungkinkan perusahaan untuk menghadapi periode penurunan industri jauh lebih baik dibandingkan perusahaan yang berhutang (leverage) lebih banyak. Perusahaan dengan neraca yang kuat biasanya juga memiliki posisi lebih baik untuk tumbuh melalui pembangunan hotel baru. ICRA Indonesia juga menilai rencana perusahaan untuk mengakuisisi atau menyiapkan hotel baru dan cara pembiayaannya dalam menganalisis risiko keuangan dari suatu perusahaan perhotelan. Profitabilitas Profitabilitas yang sehat menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan arus kas untuk mendukung pembiayaan perusahaan saat ini serta menghasilkan surplus untuk investasi di masa depan. Profitabilitas yang lemah seringkali menjadi indikator posisi pasar yang lemah (kombinasi rata-rata harga per kamar dan tingkat hunian yang rendah). Proporsi jasa manajemen yang lebih tinggi juga mendukung profitabilitas. Profitabilitas dari segmen lain seperti makanan dan minuman perlu dilihat secara terpisah ketika pendapatan makanan dan minuman lebih tinggi akan mendukung profil pendapatan menjadi lebih kuat, namun biasanya akan menurunkan marjin operasi karena proporsi yang lebih tinggi dari biaya bahan baku. Indikator profitabilitas bervariasi secara signifikan tergantung pada lokasi; ketidaksesuaian permintaan-penawaran sekalipun sementara kemungkinan memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas. Juga, sesuai siklus industri, profitabilitas mengalami variasi yang signifikan sejalan dengan siklus ekonomi. Tingkat hutang, indikator kemampuan membayar hutang dan kebijakan manajemen Tingkat hutang yang tinggi dapat secara signifikan meningkatkan tekanan keuangan saat industri mengalami kemunduran dan juga dapat membatasi fleksibilitas manajemen dalam melaksanakan kebijakan investasi dan pertumbuhan. ICRA Indonesia menekankan kecukupan arus kas terhadap kewajiban pembayaran hutang, selain kebutuhan investasi modal. Kontributor utama pendapatan, seperti peningkatan persediaan kamar, pergerakan tingkat hunian, tarif kamar dan keadaan ekonomi, menentukan arah pendapatan di masa depan. Evaluasi pembayaran hutang, jika ada, juga mencakup kewajiban di luar buku (off-balance-sheet) perusahaan, selain komitmen keuangan untuk anak perusahaan/perusahaan afiliasi untuk melayani kewajiban hutang mereka, dan lain-lain. Ketika menentukan arus kas masa depan, penting juga menilai kebijakan perusahaan dalam hal renovasi dan belanja modal untuk hotel baru, termasuk pendanaannya. Dalam kondisi ekonomi menurun, profitabilitas dan arus kas berada di bawah tekanan. Namun periode dalam tekanan ini juga mengakibatkan harga tanah lebih rendah, kesulitan keuangan secara umum dan lingkungan pendanaan yang kurang menguntungkan, yang sering menghadirkan kesempatan untuk mengejar peluang tumbuh secara non-organik maupun organik. Kebijakan manajemen mengumpulkan dana dalam periode ekonomi yang meningkat sering bisa menjadi penolong dalam periode krisis. ICRA Indonesia juga mengevaluasi kebijakan pengambilan risiko manajemen dalam berinvestasi di masa mendatang berikut rencana pendanaannya, yang diwujudkan dalam berbagai skenario tekanan dalam proyeksi arus kasnya. Kualitas pemegang saham/manajemen Semua peringkat hutang harus menggabungkan penilaian terhadap kualitas manajemen perusahaan, serta kekuatan/kelemahan yang timbul akibat menjadi bagian dari kelompok perusahaan (grup)-nya. Juga penting melihat kemungkinan arus kas keluar perusahaan untuk mendukung entitas lain dalam grup, dalam hal perusahaan adalah salah satu entitas terkuat dalam kelompok tersebut. Biasanya, dialog yang rinci dilakukan dengan manajemen untuk memahami tujuan, rencana dan strategi bisnis, dan pandangannya mengenai kinerja masa lalu, selain prospek industri yang bersangkutan. Beberapa poin lain yang dinilai adalah: ICRA Indonesia Page 4 of 5
5 Pengalaman pemegang saham/manajemen dalam lini bisnisnya Komitmen pemegang saham/manajemen pada lini bisnisnya Sikap pemegang saham/manajemen dalam pengambilan dan pengendalian risiko Kebijakan pemakaian hutang, risiko bunga dan risiko mata uang Rencana untuk proyek baru, akuisisi, ekspansi dan lain-lain Kekuatan perusahaan lain yang satu grup dengan perusahaan Kemampuan dan kemauan grup untuk mendukung perusahaan dengan langkah-langkah seperti menyuntikan dana, jika diperlukan. Kesimpulan Metodologi pemeringkatan ICRA Indonesia untuk perusahaan perhotelan melihat baik faktor kualitatif yang akan berdampak pada arus kas masa depan, maupun faktor-faktor kuantitatif seperti kekuatan keuangan sekarang dan kecukupan arus kas dalam kaitannya dengan kewajiban pembayaran hutang. Mengingat sifat dari industri ini, perhatian khusus diberikan pada kemampuan perusahaan untuk mengelola siklus penurunan dan kebijakan perusahaan mengenai investasi dan pertumbuhan. *) Diadopsi, dimodifikasi dan diterjemahkan dari Rating Methodology the Hotel Industry dari ICRA Limited. Copyright, 2014, ICRA Indonesia. All Rights Reserved. Semua informasi yang tersedia merupakan infomasi yang diperoleh oleh ICRA Indonesia dari sumber-sumber yang dapat dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan kebenarannya, informasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA Indonesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari informasi yang dimaksud. Semua informasi harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami oleh pengguna informasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya. ICRA Indonesia Page 5 of 5
Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan
ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah wisata dengan berbagai ragam jenis wisata. Dengan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah
Lebih terperinciPENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL
ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL Metodologi ICRA Indonesia untuk pemeringkatan surat berharga komersial (SBK) yang merupakan instrumen
Lebih terperinciPERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*
ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang risiko kredit relatif yang terkait
Lebih terperinciPERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)*
ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Tinjauan sekilas Industri semen di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian karena sangat mendukung
Lebih terperinciPERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Mei 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Tinjauan sekilas Sektor farmasi di Indonesia telah tumbuh dua digit sejak tahun 2009 didorong oleh permintaan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims Paying ability Ratings/CPR)
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Industri Kimia
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia September 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Pendahuluan Secara garis besar, produk kimia dapat dibedakan atas organik dan non-organik, dimana masingmasing
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Baja merupakan komponen umum pada beberapa
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan* Metodologi pemeringkatan ini menjelaskan pendekatan ICRA Indonesia dalam menganalisis risiko bisnis dan
Lebih terperinciPendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia November 2014 Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler* Metodologi pemeringkatan ICRA Indonesia untuk perusahaan penyedia layanan telekomunikasi seluler
Lebih terperinciPT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*
PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Sektor konstruksi di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusinya
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Perusahaan pembiayaan, atau dikenal sebagai perusahaan multifinance, memainkan peran yang penting dalam
Lebih terperinciPT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*
PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental dari perusahaan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Maret 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Latar Belakang Industri minyak dan gas telah mengalami perubahan dramatis baik di pasar domestik
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Pendahuluan Perairan Indonesia termasuk salah satu yang tersibuk di dunia. Dengan lebih dari 17.000
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara*
ICRA Indonesia Rating Feature January 2011 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* Ikhtisar Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar, eksportir batubara terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi
Lebih terperinciStatistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya
BAB III Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya Potensi pariwisata di Indonesia sangat tinggi, dari Aceh hingga Papua dengan semua macam obyek pariwisata, industri pariwisata Indonesia
Lebih terperinciIndonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015
Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015 Coldwell Banker Commercial Kawasan Bisnis Granadha, 12 th B Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Indonesia Phone : +62 21 255 39 388 Fax
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan Travel and Tourism Competitiveness Report 2015, lonjakan posisi daya saing Indonesia yang berada
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perbankan
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan Peringkat ICRA Indonesia menilai risiko kredit dari bank yang merupakan fungsi dari risiko bisnis dan risiko keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses penilaian terhadap perusahaan tertutup membutuhkan identifikasi atas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penilaian terhadap perusahaan tertutup membutuhkan identifikasi atas ciri spesifik pada perusahaan karena keterbatasan data pembanding yang umumnya tidak terlalu
Lebih terperinciStudi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan.
021 31930108 9 marketing@cdmione.com P T. CENTRAL DATA MEDIATAMA INDONESIA () dikenal luas oleh kalangan bisnis nasional dan internasional sebagai perusahaan konsultan yang banyak mengeluarkan studi kelayakan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Industri Pupuk*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Pupuk* Industri pupuk Indonesia merupakan salah satu sektor manufaktur yang sangat diatur oleh pemerintah. Industri ini
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara*
ICRA Indonesia Rating Feature Oktober 2013 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* Ikhtisar Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar dan ekportir batubara thermal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi industri pariwisata di Indonesia memiliki jenis yang bervariatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi industri pariwisata di Indonesia memiliki jenis yang bervariatif, berbagai macam bentuk potensi wisata seperti wisata alam, sejarah, budaya dan religi dimiliki
Lebih terperinciPOKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD
SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,
Lebih terperinciDITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan
NEWS RELEASE Jakarta, 31 Agustus 2015 Informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Cameron Tough, Corporate Secretary & Investor Relations Division Head cameron.tough@adaro.com DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH,
Lebih terperinciLaba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,
LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, Jakarta, 29 Maret 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk. (Stock Code: AGII.IJ) merilis laporan keuangan yang
Lebih terperinciProspek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan
Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 2018 ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2018 Ringkasan Prospek dan Tantangan Ekonomi Makro Prospek ekonomi global membaik di seluruh kawasan negara maju dan berkembang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Perbankan ibarat jantungnya
Lebih terperinciBiaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:
PENGANGGARAN MODAL DAN STRUKTUR MODAL MULTINASIONAL http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=889:kegiatan-perusahaanmultinasional&catid=40:mnc-a-kurs&itemid=72 Biaya Modal 1. Modal
Lebih terperinciMohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax
021 31930108 9 marketing@cdmione.com P ertumbuhan bisnis perhotelan di Indonesia pada tahun 2011 tampaknya semakin memukau, hal tersebut terlihat pada semakin gencarnya pelaku bisnis ini mengembangkan
Lebih terperinciLaba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar
LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak mengenal bank dan tidak berhubungan dengan bank. Perbankan sendiri memegang peranan penting
Lebih terperinciANALISIS PELUANG INTERNASIONAL
ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar
Lebih terperinciBAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.
BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia bisnis tumbuh secara pesat, dari beberapa sektor bisnis favorit, pariwisata termasuk salah satunya dan hal ini mendorong perkembangan bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perhotelan termasuk dalam industri jasa yang menawarkan jasa pelayanan kamar, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia khususnya dalam bidang perhotelan sedang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Tingkat hunian kamar hotel berbintang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.
Lebih terperinciSTRATEGI UNTUK PASAR BARU DAN PASAR YANG SEDANG TUMBUH. MINGGU KE TIGA BELAS FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.
STRATEGI UNTUK PASAR BARU DAN PASAR YANG SEDANG TUMBUH MINGGU KE TIGA BELAS FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. ISUE STRATEGIS PASAR BARU LIMA CARA PENTING DI MANA PENDEKATAN MEREKA
Lebih terperinciDAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA
DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA PENGUNGKAPAN WAJIB No Item Point Item Pengungkapan Checklist 1. Ketentuan umum Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berlakang Negara Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan ekonomi di berbagai bidang. Keberhasilan dalam bidang perekonomian disuatu negara akan terlihat dari tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedudukan manajemen keuangan dalam perusahaan merupakan pelaksana dari fungsi keuangan perusahaan. Fungsi keuangan yang utama meliputi dua hal yaitu kegiatan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Serangan teroris yang terjadi tahun 2002 dan 2005 menimbulkan penurunan angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Bali berkembang pesat dalam sepuluh tahun terakhir ini, terutama jika dilihat dari tren angka kunjungan wisatawan domestik dan asing. Serangan teroris yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan berkembangnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang tumbuh pesat mulai awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini belum juga berakhir. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya permasalahan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena industri yang berkembang pada saat ini menggambarkan bahwa sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup berkembang dan menjanjikan. Perkembangan
Lebih terperinciDaftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment
Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang semakin
Lebih terperinciPaparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018
Paparan Publik Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS )
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat Indonesia semakin rentan terhadap berbagai gejolak pada lingkungan eksternal, baik yang bersifat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan sektor pariwisata, hal ini dilihat dari pertumbuhan sektor pariwisata yang tumbuh pesat. Dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciMUFG, grup jasa keuangan terbesar di Jepang, akan membuat investasi strategis di Bank Danamon di Indonesia
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. A member of MUFG, a global financial group For Immediate MUFG, grup jasa keuangan terbesar di Jepang, akan membuat investasi strategis di Bank Danamon di Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Krisis finansial global muncul sejak bulan Agustus tahun 2007, yaitu pada
BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Krisis Finansial Global tahun 2008 Menjelang akhir triwulan III-2008, perekonomian Indonesia dihadapkan pada suatu babak baru, yaitu runtuhnya stabilitas perekonomian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Profil PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Sumber : PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum 1.1.1 Profil PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Gambar 1.1 Logo PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Sumber : PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia bisnis menjadi prioritas utama bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan yang terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan analisis-analisis yang dilakukan oleh penulis atas laporan keuangan PT XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: V.1.1 Analisis Strategi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak dilaksanakannya deregulasi sektor keuangan pasca krisis. moneter dan perubahan kebijaksanaan ekonomi yang dilakukan Pemerintah,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilaksanakannya deregulasi sektor keuangan pasca krisis moneter dan perubahan kebijaksanaan ekonomi yang dilakukan Pemerintah, sektor Kepariwisataan mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciNEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016
NEWS RELEASE Jakarta, 14 Maret 2016 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division corporate.secretary@adaro.com; investor.relations@adaro.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia membuat iklim investasi di Asia tumbuh dengan cepat. Hal ini tentu menuntut kemampuan bersaing
Lebih terperinciBINTAN PERMATA DI GUGUSAN KEPULAUAN INDONESIA
Operator internasional terkemuka di industri resor butik, hunian dan spa, Banyan Tree memperkenalkan Cassia, sebuah penawaran yang unik dan menarik, yang menyatukan keramahan kelas dunia dan peluang investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat pada rentang tahun 2007-2011 memiliki efek terhadap perubahan kelas sosial di Indonesia. Masyarakat yang sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan informasi mendorong pertumbuhan dan persaingan di dunia industri semakin kuat. Perusahaanperusahaan yang
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara efisien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal, maka dari itu setiap perusahaan baik perusahaan dagang maupun jasa di era globalisasi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pihak eksternal (Supriyono, 1999). Standar Akuntansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntansi keuangan adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan untuk menyajikan laporan keuangan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan
Lebih terperinciAnalisis Aktivitas Pendanaan
TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan
Lebih terperinciSINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS
1 SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS PENILAIAN SUATU BISNIS Mengingat nilai suatu proyek ditentukan dengan mengestimasi present value perkiraan arus kasnya di masa mendatang. Sebuah perusahaan yang menilai
Lebih terperinciStandar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan
SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total (pertumbuhan ekonomi) di suatu negara dengan memperhitungkan adanya pertambahan jumlah penduduk,
Lebih terperinciPerbankan Komersial dan UKM
01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan
Lebih terperinci