Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015
|
|
- Ratna Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015 Coldwell Banker Commercial Kawasan Bisnis Granadha, 12 th B Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 50 Jakarta Indonesia Phone : Fax :
2 RINGKASAN PASAR PROPERTI INDONESIA KUARTAL Pengantar Berdasarkan laporan Tinjauan Kebijakan Moneter yang disampaikan Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2015 belum menunjukan perbaikan secara signifikan, meskipun telah dilakukan beberapa kebijakan sebagai stimulus pertumbuhan. Perbaikan ekonomi domestik tercatat pada konsumsi pemerintah dan investasi bangunan, didorong oleh realisasi belanja pemerintah dan meningkatnya implementasi proyek infrastruktur pemerintah. Rupiah mengalami penguatan, seiring dengan menurunnya ketidakpastian di pasar keuangan global setelah kenaikan FFR oleh the Fed. Inflasi selama 2015 tercatat sebesar 3,35% (yoy), lebih rendah dari inflasi tahun sebelumnya dan berada dalam kisaran sasaran inflasi Pada awal tahun 2016, Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,25%. Keputusan tersebut diambil sejalan dengan semakin terbukanya ruang kebijakan moneter dengan terjaganya stabilitas makroekonomi. Secara umum, kondisi perekonomian Indonesia selama triwulan IV 2015 belum memberikan dampak yang berarti terhadap pasar properti di tanah air. Kinerja pasar properti masih belum menunjukan peningkatan berarti baik dari sisi pasokan, permintaan dan juga harga. Secara umum, highlight dari pasar properti komersial di Indonesia yang meliputi sektor perkantoran, apartemen, retail dan hotel diuraikan seperti berikut ini: Penambahan pasokan baru masih terbatas hampir diseluruh sektor properti komersial. Penambahan pasokan terutama terjadi pada kota-kota diluar kawasan Jabodetabek, walaupun dengan tingkat pertumbuhan yang masih rendah. Tingkat penyerapan sektor properti juga terbilang masih rendah dan terjadi hampir diseluruh kota-kota besar di Indonesia. Harga tidak bergerak secara signifikan, bahkan pada beberapa sektor properti komersial tertentu menunjukan penurunan harga. Pada kesempatan ini, ringkasan pasar properti di Indonesia dibatasi pada kinerja sektor properti komersial yang meliputi sektor-sektor perkantoran, retail dan hotel di kota-kota besar di Indonesia. Selain itu sektor apartemen sebagai pengembangan high-rise residential juga termasuk sebagai sektor yang dikaji dalam pembahasan pasar properti yang dilakukan. Berdasarkan pada hirarki perkembangan properti komersialnya, kami mengklasifikasikan kota-kota di Indonesia menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: Established City Kota-kota yang masuk ke dalam kategori established city adalah Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Adapun karakteristik perkembangan properti komersial dalam katagori ini adalah seperti diuraikan berikut ini. Diantara kota-kota lainnya, sektor properti komersial di kota ini paling berkembang dengan pengembangan properti high-rise dan modern telah dimulai sejak awal tahun 90an.
3 Semua sektor properti komersial seperti perkantoran, retail, apartemen dan hotel telah berkembang dengan baik Sektor properti di kota ini tidak hanya menyasar pangsa pasar dari penduduknya tetapi dari kota-kota lain, sekaligus telah menjadi pusat pertumbuhan properti di kota-kota tersebut Sebagian besar pasokan properti dalam kategori ini dikontribusi oleh Kota Jakarta mencapai lebih dari 70% dari total pasokan di established city Emerging City Makassar, Balikpapan, Bali, Semarang, Yogyakarta, Bodetabek dan Solo adalah sebagian dari kota-kota yang masuk dalam katagori ini. Karakteristik perkembangan properti komersial di kota ini seperti diuraikan berikut ini. Kinerja ekonomi dalam kota-kota ini berubah secara signifikan dalam 5 10 tahun terakhir ini yang direpresentasikan dengan pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata nasional Pasar properti berkembang cukup agresif dalam mengakomodasi pertumbuhan sektor bisnis, industri dan pariwisata Sektor hotel dan retail telah berkembang secara signifikan baik dari sisi jumlah dan kualitas pengembangan Sektor apartemen mulai berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini Bebeberapa pengembangan real estate skala besar telah berkembang terlebih dahulu dalam kota-kota ini Promising City Beberapa kota dalam katagori promising city antara lain Pontianak, Banjarmasin, Kendari, Palembang, Cirebon, dan lainnya. Karakteristik perkembangan properti komersial di kota ini seperti diuraikan berikut ini. Aktifitas korporasi tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir terutama terkait pemanfaatan sumber daya alam dan aktifitas bisnis lainnya Perkembangan sektor properti mulai tumbuh secara signifikan kurang dari 5 tahun terakhir ini, dimana selain perumahan, pengembangan sektor retail dan hotel mendominasi pasar properti Pertumbuhan sektor properti masih dikontribusi terutama oleh pengembang lokal dengan skala pengembangan kecil sampai menengah Ringkasan Pasar Properti Secara umum, kinerja pasar properti komersial di masing-masing di kota-kota besar di indonesia selama triwulan IV 2015 diuraikan seperti berikut ini. Sektor Perkantoran Pasar perkantoran di Indonesia terkonsentrasi di Jakarta dengan pasokan mencapai 79% dari total pasokan ruang perkantoran komersial di Indonesia. Selain Jakarta, kota-kota lain di
4 Indonesia dengan pasokan ruang perantoran cukup besar adalah Surabaya, Bandung, Medan dan dan Bodetabek. Pada akhir triwulan IV 2015, total pasokan ruang perkantoran komersial di kota-kota besar di Indonesia mencapai 5,83 juta m2, naik sekitar 0,6% dari pasokan ruang perkantoran pada triwulan sebelumnya. Beberapa tambahan pasokan baru selama triwulan IV 2016 meliputi Bank Muamalat Tower, Graha Sentraya dan South Quarter di Jakarta, dan Gedung Infomedia di Bandung. Tambahan pasokan mendatang dalam tahun 2016, terutama akan terus dikontribusi oleh proyek-proyek yang dikembangkan di Jakarta. Terbatasnya tambahan pasokan ruang perkantoran di kota lain selain Jakarta adalah karena skala bisnis yang lebih kecil dan preferensi perusahaan lokal dikota tersebut yang lebih memilih rumah dan ruko sebagai tempat operasionalnya. Rata-rata tingkat hunian perkantoran mencapai 91% dengan kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan Makassar mencapai tingkat hunian yang lebih tinggi dari rata-rata. Tingkat hunian mengalami penurunan sebesar 0.4% selama triwulan IV. Tingginya tingkat hunian perkantoran di luar Jakarta lebih diakibatkan oleh terbatasnya pasokan dan besarnya komposisi owner occupation. Permintaan ruang perkantoran diluar Jakarta terutama berasal dari perusahaan dengan kantor pusat di Jakarta yang membuka cabang di kota-kota tersebut. Perusahaan-perusahaan tersebut terutama bergerak dibidang perbankan, sekuritas, asuransi dan telekomunikasi. Secara umum, harga sewa ruang perkantoran di kota-kota besar di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,5% selama triwulan IV Beberapa kota mencapai tingkat pertumbuhan harga sewa diatas rata-rata seperti Makassar, Balikpapan dan Pekanbaru. Harga sewa rata-rata di Jakarta merupakan harga sewa tertinggi mencapai Rp380,835 per m2 perbulan, diikuti oleh Bodetabek dengan Rp per m2 per bulan. Harga sewa pada kotakota lainnya umumnya berkisar 50% - 40% lebih rendah dari rata-rata harga sewa ruang perkantoran di Jakarta. Sektor Retail Pada triwulan IV 2015, terdapat sekitar 10,6 juta m2 ruang retail sewa di kota-kota besar di Indonesia, naik sekitar 0,1% dari triwulan sebelumnya. Sekitar 39% dari pasokan ruang ritel tersebut terkonsentrasi di Jakarta. Kota-kota lain dengan pasokan ruang retail cukup besar antara lain Bodetabek, Bandung, Surabaya dan Medan. Tingkat hunian ruang retail sewa di kota-kota besar di Indonesia mencapai 83% pada triwulan IV 2015, dimana kota-kota seperti Semarang, Makassar, Pekanbaru dan Medan mencapai tingkat hunian yang jauh lebih tinggi diatas rata-rata. Sumber permintaan ruang retail terutama berasal dari F&B sejalan dengan mulai tumbuhnya retail center yang mengusung konsep lifestyle di kota-kota besar di Indonesia. Sementara itu, permintaan dari tenant lainnya relatif lebih terbatas karena tenant-tenant tersebut saat ini lebih konsentrasi dalam menangani kinerja eksisting outlet mereka. Selain Jakarta dan Surabaya, pengembangan retail di kota-kota besar di Indonesia umumnya termasuk dalam katagori retail kelas menengah.
5 Rata-rata harga sewa ruang retail pada prime area di lantai dasar di kota-kota besar di Indonesia berkisar antara Rp ,- per m2 per bulan sampai Rp ,- per m2 per bulan. Sementara itu harga sewa di Jakarta, Bali dan Bandung mencapai harga yang jauh diatas ratarata kota lainnya dengan masing-masing Rp ,- per m2 per bulan, Rp ,- per m2 per bulan dan Rp ,- per m2 per bulan secara berturut-turut. Rata-rata harga sewa ruang retail di kota-kota besar di Indonesia naik sebesar 1,6% selama triwulan IV 2015 dengan kenaikan pada kota Semarang, Surabaya dan Medan mencapai kenaikan diatas rata-rata. Sektor Apartemen Sekitar 45% dari total pasokan apartemen di kota-kota besar di Indonesia berlokasi di Jakarta, sedangkan 46% lainnya berada di Bodetabek, Bandung dan Surabaya. Selain kota-kota tersebut, kota besar lainnya di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi hanya berkontribusi 9% terhadap total pasokan apartemen di Indonesia. Hal ini dapat dipahami karena pertumbuhan sektor apartemen pada kota-kota tersebut baru mulai dalam 5 tahun terakhir ini, bahkan beberapa kota baru mulai mengembangkan sektor apartemen kurang dari 3 tahun kebelakang. Permintaan sektor apartemen terutama berasal dari investor yag membeli unit apartemen dengan harapan memperoleh capital gain dari kenaikan harga jual, ataupun dari potensi pendapatan sewa dari penyewaan unit apartemen. Berdasarkan alasan tersebut, pasar apartemen pada kota-kota dengan potensi pasar sewa yag lebih baik menunjukan pertumbuhan pengembangan yang lebih besar dibanding kota-kota lainnya. Sumber permintaan sewa utama umumnya berasal dari mahasiswa atau pekerja dikawasan industri atau bisnis. Permintaan unit apartemen di kota-kota besar tidak hanya berasal dari penduduk di masingmsing kota tersebut, tetapi dari pembeli lainnya yang berasal dari luar kota. Selama triwulan IV 2015, rata-rata harga apartemen relatif stagnan dan hanya tumbuh sebesar 0,87% dari harga pada triwulan sebelumnya. Selain masih terbatasnya permintaan, stagnannya harga rata-rata apartemen juga disebabkan oleh lebih banyaknya peluncuran proyek baru yang menyasar kelas menengah bawah yang harganya ditawarkan lebih rendah dari harga rata-rata pada periode sebelumnya. Sektor Hotel Sebagian besar hotel di kota-kota besar di Indonesia dikembangkan untuk mengakomodasi pasar MICE yang diselenggarakan baik oleh sektor pemerintahan maupun perusahaan swasta. Walaupun kota tersebut merupakan daerah tujuan wisata utama, kontribusi permintaan dari aktifitas MICE ini cukup besar disamping sektor pariwisata. Secara umum pertumbuhan permintaan sektor perhotelan dikota-kota besar meningkat sekitar 6,0% selama triwulan IV Dilonggarkannya kembali pelaksanaan meeting dihotel bagi sektor pemerintah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan permintaan sektor hotel dalam triwulan tersebut. Selama triwulan IV 2015, rata-rata tingkat hunian hotel mencapai 65% atau mengalami kenaikan sebesar 3,85% dibanding tingkat hunian pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan klasifikasinya,
6 hotel bintang 3 dan 4 secara umum menunjukan kinerja yang lebih baik disebagian besar kotakota di Indonesia. Walaupun permintaan menunjukan peningkatan selama triwulan IV, tarif sewa kamar hotel mengalami sedikit penurunan yang diakibatkan oleh tingginya kompetisi dan pemenuhan target okupansi oleh sebagian hotel dengan cara menurunkan tarif sewa kamar. Ringkasan Berdasarkan kategori kotanya, kinerja masing-masing sektor properti komersial di kota-kota besar di Indonesia diuraikan seperti berikut ini. Profil permintaan properti komersial di Indonesia berbeda antara satu kota dengan kota lainnya. Akan tetapi secara umum profil dan preferensi permintaan sektor properti komersial pada masing-masing kategori kota diuraikan seperti berikut ini. Item Profil Pasar Properti Established Cities Emerging Cities Promising Cities Kontribusi Pasokan 75% 20% 5% Sektor Pengembangan Perkantoran, Ritel, Apartemen, Hotel Perkantoran, Ritel, Apartemen, Hotel Ritel dan Hotel Tipe Pengembangan Strata dan Sewa Strata dan Sewa Sewa Sumber Permintaan Skala Pengembangan Bisnis yang sudah berkembang, Jasa, Industri Ketinggian menengah hingga tinggi Komoditas, Minyak dan Batu Bara, Keuangan, Pariwisata, dan Pemerintahan Ketinggian menengah Produksi dan Pengolahan, Komoditas, dan Pariwisata Ketinggian rendah Mixed Use Beberapa Mixed Use Pengembangan Stand Alone Tujuan Pembeli Pemakai langsung, investasi Investasi Investasi Kinerja Pasar Segmen Pasar Jakarta mendominasi di semua sektor pengembangan DI luar Jakarta, sektor Apartemen dan Hotel lebih berkembang dibandingkan dengan sektor lain Menengah hingga premium Sumber : Coldwell Banker Commercial, Februari 2016 Beberapa kota mulai mengambangkan apartemen di 5 tahun terakhir Beberapa kota tersebut adalah Bodetabek, Makassar, Semarang, Balikpapan, Pekanbaru, dan Yogyakarta Menengah bawah hingga menengah atas Hotel merupakan sektor yang paling berkembang di kota-kota kategori ini Menengah bawah hingga menengah Dengan konsentrasi jumlah pasokan pada established cities, maka penyerapan sektor perkantoran, apartemen dan hotel paling tinggi terjadi di established cities. Lain halnya dengan sektor retail, karena pasokan retail baru terutama berkembang di emerging cities maka penyerapan sektor retail selama 2015 paling tinggi dicapai emerging cities. Properti Market Outlook Kinerja pasar properti Indonesia dalam waktu dekat masih akan stagnan sebagai dampak dari masih belum pulihnya pelemahan ekonomi dalam beberapa periode terakhir ini.
7 Beberapa institusi terkait seperti Asian Development Bank dan World bank memproyeksikan bahwa kinerja ekonomi Indonesia di tahun 2016 akan lebih baik dibanding tahun Secara umum indikator makro ekonomi Indonesia akan mengalami penguatan di tahun depan. Ekonomi diperkirakan akan tumbuh antara 5,3% - 5,4% pada tahun Dengan demikian, diperkirakan bahwa sentiment positif terhadap pasar properti akan terjadi paska membaiknya perekonomian di tahun depan. Berikut ini proyeksi pasar properti komersial dalam jangka pendek dan menengah di kota-kota besar di Indonesia. Sektor Perkantoran Sektor Retail Tambahan pasokan baru diantisipasi untuk masuk ke pasar perkatoran Jakarta dalam dua tahun kedepan sehingga berpotensi menurukan tingkat hunian Diluar Jakarta, tambahan pasokan ruang perkantoran komersial masih akan terbatas Rata-rata tingkat hunian diperkirakan akan mengalami penurunan antara 0,5% - 1,5% yang diakibatkan oleh adanya tambahan pasokan baru Harga sewa masih tetap berada dalam tekanan, walaupun akan cenderung mengalami kenaikan yang sangat terbatas Transaksi penyewaan terutama akan dikontribusi oleh adanya relokasi penyewa yang terjadi karena konsolidasi perusahaan atau pertimbangan biaya sewa yang lebih murah Penambahan pasokan baru akan terkonsentrasi pada kota-kota yang termasuk dalam katagori established cities Terdapat lebih dari 1 juta m2 ruang retail yang akan beroperasi sampai akhir tahun 2016 ini dan terutama berlokasi di wilayah Jabodetabek Harga sewa diperkirakan akan tetap stabil sejalan dengan belum dilakukannya ekspansi oleh retailer yang ada dan mereka masih fokus terhadap pengelolaan kinerja eksiting outletnya Konsep lifestyle center akan menjadi alternatif konsep pengembangan yang banyak dikembangkan di kota-kota luar Jakarta Sektor Apartemen Penyerapan permintaan diperkirakan masih tetap terbatas selama periode 2016 Harga jual diperkirakan akan mengalami pertumbuhan terbatas berkisar antara 2% sampai 3% setiap triwulannya Permintaan pada kelas menengah dan menengah bawah akan menjadi pembangkit permintaan utama Sektor Hotel Tambahan pasokan hotel baru masih akan terjadi terutama di wilayah Jabodetabek, mencapai lebih dari 10 ribu kamar sampai akhir tahun 2016
8 Aktifitas MICE akan menjadi sumber permintaan utama terutama untuk kota-kota dengan karakteristik hotel berupa hotel bisnis Rata-rata tingkat hunian diperkirakan akan mengalami kenaikan di 2016 sejalan dengan lebih longgarnya pelaksanaan meeting di hotel dari sektor pemerintahan Sejalan dengan meningkatnya permintaan, tarif sewa kamar juga diperkirakan akan mengalami kenaikan pada tahun 2016 TERIMA KASIH
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Triwulan I - 2008 Perkembangan Properti Komersial di wilayah Jabodebek (q-t-q) : Penambahan pasokan baru properti komersial pada triwulan I-2008 terjadi pada subsektor perkantoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (AS), secara tak langsung berdampak pada kinerja sektor
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perlambatan ekonomi yang terjadi setahun belakangan ditandai pertumbuhan ekonomi yang rendah dan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), secara
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Triwulan III I - 2007 Perkembangan Properti Komersial di wilayah Jabodebek (q-t-q) : Perkembangan pasokan baru properti komersial yang cukup pesat terjadi pada perkantoran sewa,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL
PERKEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL Triwulan I - 2010 Perkembangan Properti Komersial di wilayah Jabodebek (qtq) : Jumlah pasokan properti komersial di Jabodebek pada triwulan I-2010 meningkat pada beberapa
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Tarif Sewa Hotel dan Ritel. Gambar 2 Sewa Apartemen, Kantor dan industri. Sumber : BI (2013)
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia bisnis properti di Indonesia, baik untuk properti residensial dan komersil, dari waktu ke waktu mengalami kecenderungan yang meningkat. Industri properti Indonesia
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Perkembangan Properti Komersial di wilayah Jabodetabek (q-t-q) : Triwulan II I - 2007 Jakarta: pasokan perkantoran bertambah tetapi tingkat hunian masih meningkat dengan tarif
Lebih terperinciPROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY. Pusat Perbelanjaan/Ritel di Jabodetabek dan Bandung
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Triwulan II- 2006 Tingkat hunian ritel, apartemen dan hotel di wilayah Jabotabek, mengalami peningkatan, sebaliknya tingkat hunian kantor mengalami
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Triwulan I- 2006 Tingkat hunian kantor dan hotel di wilayah Jabotabek, mengalami peningkatan, sebaliknya tingkat hunian ritel, apartemen mengalami penurunan.
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Triwulan IV-2006 Secara umum tingkat hunian properti komersial di wilayah Jabotabek, mengalami penurunan sementara tarif sewa kantor, ritel dan lahan industri relatif tetap
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Triwulan II I - 2008 Perkembangan Properti Komersial di wilayah Jabodebek (q-t-q) : Penambahan pasokan baru properti komersial pada triwulan II-2008 terjadi pada subsektor ritel,
Lebih terperinciInvestor Update. Berdasarkan Segment. Pertumbuhan Pendapatan. Hasil Kinerja Keuangan 2015 & Marketing Sales Triwulan Investor yang terhormat,
Investor Update April 2016 English Hasil Kinerja Keuangan 2015 & Marketing Sales Triwulan 1 2016 Investor yang terhormat, Bersama ini kami sampaikan bahwa PT Intiland Development Tbk telah mengumumkan
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Triwulan IV I - 2007 Perkembangan Properti Komersial di wilayah Jabodebek (q-t-q) : Perkembangan pasokan baru properti komersial yang cukup pesat terjadi pada subsektor perkantoran,
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Triwulan IV- 2005 Secara umum, tingkat hunian properti komersial mengalami peningkatan kecuali tingkat hunian hotel dan ritel di Bandung menurun. Tarif
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciSuharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan
Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek Ekonomi Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Disampaikan pada MUSRENBANG RKPD 2017 KOTA BALIKPAPAN OUTLINE 2 Perekonomian Nasional Perekonomian
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
9+-* SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Oktober Harga properti komersial sewa/jual pada bulan Oktober secara bulanan relatif stabil kecuali tarif lahan industri mengalami penurunan dan
Lebih terperinciStudi Kinerja Industri Properti Komersial Apartemen, Hotel, Perkantoran, Pusat Perbelanjaan, Lahan Industri
LAPORAN INDUSTRI Januari 2014 Studi Kinerja Industri Properti Komersial Apartemen, Hotel, Perkantoran, Pusat Perbelanjaan, Lahan Industri DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kata Pengantar 2 1.2 Cakupan
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Triwulan I - 2007 Perkembangan Properti Komersial di Wilayah Jabodetabek Tarif properti komersial (perkantoran, ritel, apartemen, hotel, dan lahan industri) cenderung meningkat
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO MIXED
29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
9+-* SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Maret Tingkat hunian ritel, kantor meningkat sebaliknya tingkat hunian apartemen, hotel menurun, sementara tarif sewa ritel, apartemen stabil.
Lebih terperinciMohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax
021 31930108 9 marketing@cdmione.com P ertumbuhan bisnis perhotelan di Indonesia pada tahun 2011 tampaknya semakin memukau, hal tersebut terlihat pada semakin gencarnya pelaku bisnis ini mengembangkan
Lebih terperinciTim Statistik Sektor Riil BERITA PROPERTI. Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter. Edisi Perdana
Tim Statistik Sektor Riil Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter BERITA PROPERTI Edisi Perdana KONDISI PROPERTI GLOBAL Posisi pasar properti di Indonesia cukup menjanjikan karena ditopang oleh perekonomian
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel
Lebih terperinciJuni 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian Kinerja perekonomian global pada tahun 2013 mengalami pelemahan dari tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2013 sebesar 0,1% dari
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam sembilan sektor industri yang telah ditetapkan oleh JASICA (
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
7 SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY November Tingkat hunian hotel dan perkantoran mengalami penurunan sedangkan lainnya cenderung tetap atau sedikit naik. Sementara harga sewa secara
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Triwulan II - Pada triwulan laporan, secara umum tingkat hunian sektor properti komersial meningkat dibandingkan periode sebelumnya, kecuali untuk gedung
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
9+-* SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY September Harga properti komersial sewa/jual pada bulan September secara bulanan relatif kecuali tarif hotel mengalami penurunan dan lahan industri
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 27/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN Kinerja pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran di Jakarta. PT XYZ saat ini dimiliki oleh PT BCD sebesar 72,25%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang sewa perkantoran di Jakarta. PT XYZ saat ini dimiliki oleh PT BCD sebesar 72,25% kepemilikan, PT AP sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti disebabkan karena harga
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada
Lebih terperinciPaparan Publik. 04 Juni 2018
Paparan Publik 04 Juni 2018 Ringkasan Kinerja (Laporan Laba Rugi) (miliar Rp) 1Q18 1Q17 % YoY Pendapatan 1,358 1,271 7% Berasal dari kenaikan secara year-on year di segmen pengembangan properti dan pendapatan
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
SURVE PROPERT KOMERSAL COMMERCAL PROPERTY SURVEY Triwulan V - Tarif sewa properti komersial menunjukkan perkembangan yang berbeda. Sementara itu, tingkat hunian properti komersial cenderung meningkat,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia bisnis menjadi prioritas utama bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan yang terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Setiap orang dalam melakukan transaksi finansial yang berhubungan
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
9+-* SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Juni Harga properti komersial sewa/jual pada bulan Juni secara bulanan relatif stabil sementara secara tahunan mengalami peningkatan. Secara bulanan
Lebih terperinciPERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG
67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
Januari 2005 SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Tingkat hunian kantor dan apartemen meningkat, sebaliknya tingkat hunian pusat perbelanjaan dan hotel menurun. Sementara tarif sewa umumnya mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian Indonesia terlihat sangat membaik. Menteri Keuangan Sri
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia terlihat sangat membaik. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (sindonews.com, 17 November 2016) mengatakan, di tengah kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat antar perusahaan. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar
Lebih terperinciBANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Februari - Tingkat hunian hotel dan apartemen mengindikasikan kenaikan, lainnya relatif stabil. Sementara tarif sewa, umumnya mengindikasikan penurunan
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA
2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I. PERTUMBUHAN INDUSTRI PROPERTI 1 Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2010-2016 2 Grafik 1.2. Pertumbuhan Industri Real Estate,
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA
LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I. PERTUMBUHAN INDUSTRI PROPERTI Grafik 1.1. Grafik 1.2. Grafik 1.3. 1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1
Lebih terperinciKOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY Juni Secara umum tingkat hunian dan tarif sewa properti komersial mengalami meningkatan Tingkat penjualan meningkat kecuali perkantoran, dan terjadi
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik
BAB I PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik maupun global.
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 2016 Harga Properti Residensial pada Triwulan IV-2016 Meningkat Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2016 tumbuh sebesar 0,37% (qtq), sedikit
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
Februari 2005 SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Secara umum, tingkat hunian dan tarif sewa properti komersial memperlihatkan peningkatan, kecuali hotel Tingkat penjualan dan harga jual pada umumnya meningkat Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinci4. Outlook Perekonomian
Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-2008 4. Outlook Perekonomian Di tengah gejolak yang mewarnai perekonomian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 diprakirakan mencapai 6,2% atau melambat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini aktivitas manusia yang berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat maka dana tersebut tidaklah hilang, tetapi dipinjam atau dipakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Riau, khususnya Pekanbaru sangat meningkat. Pekanbaru merupakan Kota dengan pertumbuhan dan perkembangan tertinggi di Indonesia. Kota yang diprediksi
Lebih terperinciFebruari 2017 RESEARCH TEAM
RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memutarkan kelebihan dana yang dimilikinya. Menurut Ulfah Khaerani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu Jogiyanto (2003:5). Investasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang pesat selalu diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan yang cukup penting dalam lalu lintas keuangan. Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memiliki
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014
No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk
Lebih terperinci4. Outlook Perekonomian
4. Outlook Perekonomian Pada tahun 2007-2008, ekspansi perekonomian Indonesia diprakirakan terus berlanjut dengan dilandasi oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada 2007 diprakirakan
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan II 2006 Harga properti residensial di triwulan II melambat Pada triwulan III mendatang diperkirakan harga properti akan meningkat
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012
No. 44/08/51/Th. VI, 6 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan II- mencapai 2,81 persen dibandingkan Triwulan I - yang mengalami kontraksi sebesar 0,06
Lebih terperinciSURVEI PROPERTI KOMERSIAL
7 SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY April Tingkat hunian maupun tarif sewa cenderung relatif stabil Tingkat penjualan apartemen dan lahan industri meningkat, sedangkan kantor relatif
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 53/08/35/Th. X, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Semester I Tahun 2012 mencapai 7,20 persen Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik
BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG
DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara
Lebih terperinciRELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017
Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih
Lebih terperinciPerkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur
1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK
Lebih terperinciPrediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%
1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain seperti kawasan Eropa, Kanada, Australia, Hongkong, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat dampak dari krisis finansial global yang memberikan pengaruh negatif ke negara-negara lain seperti kawasan Eropa, Kanada, Australia, Hongkong, dan Singapura,
Lebih terperinciSURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL
SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan
Lebih terperinciMenakar Kinerja Kota Kota DiIndonesia
Menakar Kinerja Kota Kota DiIndonesia Oleh Doni J Widiantono dan Ishma Soepriadi Kota-kota kita di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat, selama kurun waktu 10 tahun terakhir muncul kurang lebih 31
Lebih terperinciCENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran
29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi
Lebih terperinciKOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY April Secara umum tingkat hunian mengalami peningkatan, kecuali ritel yang sedikit menurun dan lahan industri yang cenderung tetap. Tarif sewa properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu perekonomian berkembang dari waktu ke waktu dalam jangka waktu yang cukup panjang. Perekonomian Indonesia
Lebih terperinciOUTLOOK EKONOMI DIY Tahun _Arief Budi Santoso_ Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY
OUTLOOK EKONOMI DIY Tahun 2016-2017 _Arief Budi Santoso_ Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Bank Indonesia 2016 Perkembangan Ekonomi Global Perkembangan Ekonomi Nasional Ekonomi DIY 2015 Outlook Ekonomi
Lebih terperinciBAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI
BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI Indikator yang lazim digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi pemakaian energi suatu negara adalah intensitas energi terhadap penduduk (intensitas energi per kapita)
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciMonthly Market Update
Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari 2015 sebesar 4,74% yoyatau lebih rendah dari 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tapak maupun apartemen yang dibangun oleh pengembang. Keputusan Bank Indonesia untuk menaikan Down Payment untuk kredit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti dan real estate merupakan industri yang berkembang dalam beberapa tahun ini di Indonesia. Dari segi fisik terlihat banyak proyek rumah tapak maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan Sektor Properti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Tantangan Sektor Properti Tempat tinggal yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Demikian pula di kota-kota besar, perumahan
Lebih terperinci