Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi*
|
|
- Suryadi Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Mei 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Tinjauan sekilas Sektor farmasi di Indonesia telah tumbuh dua digit sejak tahun 2009 didorong oleh permintaan seiring dengan jumlah pendukuk yang meningkat. Nilai industri farmasi di negara ini diperkirakan mencapai USD 6,1 miliar di tahun 2014 dari USD 4,5 miliar di awal Hal ini ditopang oleh pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mulai tahun 2014, yang di sisi lain juga menyebabkan lonjakan volume permintaan dan meningkatnya kebutuhan untuk investasi lebih lanjut dalam industri farmasi. Menjadi negara terpadat keempat di dunia dengan kelas menengah yang terus tumbuh, Indonesia menawarkan pasar yang menarik bagi industri farmasi karena industri ini masih dalam tahap pertumbuhan. Misalnya, pada tahun 2008, pengeluaran per kapita untuk kesehatan (termasuk obatobatan farmasi) dalam negeri sebesar USD 61 dan meningkat menjadi USD 108 pada tahun Pengeluaran per kapita ini lebih rendah dibandingkan Filipina (USD 119), Thailand (USD 215) atau Malaysia (USD 410) menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehingga ruang untuk pertumbuhan cukup menjanjikan. Pada tahun 2014, jumlah itu diperkirakan naik ke USD 125 (Pharmaphorum.com) dan diharapkan meningkat menjadi USD 150 pada tahun 2015 (Pacific Bridge Medical Report). Pertumbuhan sektor farmasi di Indonesia sebagian besar disumbang oleh obat generik dan formulasi lokal yang diperkirakan mencapai lebih dari 70% dari total pangsa pasar. Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya biaya obat bermerek yang hanya mampu dijangkau oleh kelompok-kelompok tertentu dari masyarakat. Sektor ini sangat terfragmentasi dan kompetitif dengan lebih dari 200 pemain, dimana sekitar 60 adalah pemain asing. Industri ini juga telah aktif mengekspor obat generik ke pasar yang tidak diatur atau setengah-diatur (diatur di sini mengacu pada besarnya kontrol dari pemerintah/lembaga regulasi domestik atas penemuan obat baru, pengembangan obat generik, penelitian dan pengembangan klinis/farmasi, uji klinis, ulasan dan evaluasi uji coba, pengendalian lingkungan, aturan perizinan, dan lain-lain) di Afrika dan Asia. Beberapa negara tujuan ekspor untuk obat generik adalah Thailand, Jepang, India dan Korea Selatan, sedangkan negara tujuan ekspor obat formulasi adalah pasar yang tidak diatur seperti Ghana, Zimbabwe, Nigeria dan Mozambik. Meski demikian, terdapat potensi ekspor yang besar di negara-negara ASEAN melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA), jika industri ini mampu meningkatkan skala produksi (yang masih rendah mengingat 95% dari produksi dikonsumsi di dalam negeri). Kontrol regulasi atas industri farmasi juga terjadi dalam skala internasional, baik pada produk dan fasilitas manufaktur serta kontrol harga di banyak negara, selain investasi dalam skala besar dan berkelanjutan. Analisis ICRA Indonesia atas perusahaan farmasi mencakup pengetahuan prospek di pasar utama dimana perusahaan beroperasi (atau berencana untuk beroperasi), kemampuan produksi dan R&D perusahaan, portofolio produk (termasuk obat yang masih dalam proses pengembangan), strategi pemasaran dan distribusi, dan kehadiran di berbagai jenis obat dan segmen terapeutik. Strategi bisnis di masa depan adalah fokus perhatian utama, mengingat tantangan yang muncul dalam rezim produk obat paten disandingkan dengan sumber daya keuangan yang terbatas. ICRA Indonesia Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi
2 Beberapa isu kunci yang dipertimbangkan ketika menganalisis kualitas kredit dari perusahaan farmasi, seperti yang tercantum di bawah, dibahas panjang lebar dalam laporan ini. Portofolio Produk dan Produk Dalam Pengembangan Diversifikasi Pasar Keberadaan di Pasar Domestik Investasi R&D Risiko Hukum dan Peraturan Ekspor Dampak Rezim Produk Paten Dampak Kontrol Harga Fasilitas Manufaktur Kualitas Manajemen Risiko Keuangan Portofolio Produk dan Produk Dalam Pengembangan Umur, potensi pendapatan dan keragaman portofolio produk merupakan faktor penilaian utama. Dengan demikian, kemampuan perusahaan farmasi untuk terus menambah produk baru sesuai dengan pola permintaan yang muncul merupakan faktor penting dalam pemeringkatan. Tidak seperti dalam kasus perusahaan farmasi internasional yang "bermerek", perusahaan-perusahaan Indonesia praktis tidak mengalami "berakhirnya periode paten" yang dapat mengakibatkan penurunan yang signifikan atas harga produk, yang mengarah kepada penurunan pendapatan. Pada saat yang sama, perusahaan obat generik beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompetitif ditandai dengan hambatan masuk yang lebih rendah karena tidak adanya perlindungan paten, sehingga margin juga rendah. Mempertahankan produk dalam pengembangan yang menguntungkan, dengan tetap melihat kompleksitas manufaktur dan tekanan kompetitif, masih menjadi tantangan. Perusahaan farmasi di Indonesia menghadirkan produk obat bermerek sebagain besar di pasar dalam negeri dan beberapa di antaranya di pasar setengah diatur. Perusahaan-perusahaan domestik tersebut telah dikenal mereknya terutama dalam produk nutrisi dan perawatan kesehatan. Dalam segmen obat-obatan, produksi lebih mengarah kepada obat generik. Sementara merek besar biasanya terbukti lebih menguntungkan bagi perusahaan, konsentrasi produk yang signifikan dapat meningkatkan risiko. Perusahaan dengan eksposur yang signifikan untuk produk yang telah matang di pasar atau mengalami penurunan pada segmen terapeutik akan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang mampu memperbarui portofolio produk mereka sesuai dengan kebutuhan terapi pasar akan mengalami pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat. Perusahaan dengan infrastruktur pemasaran domestik yang kuat juga akan meningkatkan peluang lisensi obat untuk menambah produk dalam pengembangan mereka. Memiliki produk dalam pengembangan yang kuat sangat penting untuk mempertahankan laba masa depan perusahaan farmasi. Para pemain yang lebih agresif juga akan menargetkan produk khusus/niche, dan menyesuaikan produk dalam pengembangannya. Diversifikasi Pasar Kehadiran di beberapa pasar adalah positif dari perspektif kredit. Hambatan masuk yang rendah di pasar yang tidak diatur membuat perusahaan-perusahaan yang melayani pasar ini rentan terhadap tekanan harga yang cukup besar. Perusahaan yang menargetkan ekspor ke pasar yang tidak diatur sering ditandai dengan marjin yang rendah, pembayaran tagihan yang lama, dan tingkat pengembalian yang rendah atas modal yang digunakan, sehingga mereka cenderung memiliki rasio proteksi kredit yang rendah. Namun, kemampuan perusahaan mempertahankan kehadirannya di berbagai pasar adalah hal yang dievaluasi oleh ICRA Indonesia dengan mempertimbangkan rekam jejak, investasi R&D, kapasitas produksi yang diijinkan, portofolio produk saat ini dan produk dalam pengembangan, pengelolaan distribusi saat ini dan yang direncanakan, dan faktor-faktor lainnya. ICRA Indonesia Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi Halaman 2 dari 6
3 Keberadaan di Pasar Domestik Keberadaan di pasar domestik yang kuat dianggap positif oleh ICRA Indonesia. Karakteristik pasar farmasi domestik yang sangat terfragmentasi memaksa pelaku memiliki dispilin atas proses produksi berbiaya rendah, yang merupakan kekuatan utama dalam industri ini. Jaringan distribusi yang kuat dan keberadaan merek dapat membuka peluang mendapatkan lisensi dari pemegang paten asli yang menargetkan pasar Indonesia. Penilaian ICRA Indonesia di sisi keberadaan di pasar domestik meliputi analisis dari bauran penjualan domestik produk terapeutik perusahaan. Keberadaan beragam produk terapeutik, posisi pasar yang relatif kuat dalam segmen utama, dan fokus pada pengenalan produk baru dianggap positif oleh ICRA Indonesia. Di sisi lain, konsentrasi tinggi atas produk terapeutik atau produk tertentu menghadapkan perusahaan pada risiko bisnis yang signifikan. Pergerakan data pangsa pasar dan peringkat di segmen yang relevan selama bertahun-tahun juga dianalisis untuk memahami tren dan konsistensi dalam kinerja perusahaan. Jaringan penjualan yang kuat dan keuntungan sebagai pionir memegang peran kunci untuk mengembangkan merek yang kuat, dan diberikan bobot memadai oleh ICRA Indonesia. Investasi R&D Meskipun industri farmasi di Indonesia terutama terdiri dari pemain generik, R&D akan semakin memainkan peran penting dalam pengembangan produk masa depan. Infrastruktur R&D serta tenaga kerja yang berkualitas dan berpengalaman adalah dua kunci utama untuk penelitian farmasi. Ke depan, dengan meningkatnya persaingan untuk mendapatkan tenaga berpengalaman yang terbatas, retensi tenaga teknis akan menjadi aspek penting dari inisiatif R&D suatu perusahaan. Tim R&D yang kuat juga perlu orang-orang yang cukup berpengalaman dalam menangani masalah yang terkait dengan paten. Dalam hal keuangan, ICRA Indonesia melihat total pengeluaran R&D (biaya dan modal) perusahaan selama tiga sampai lima tahun sebagai indikator komitmen perusahaan terhadap R&D. ICRA Indonesia juga mengevaluasi produktivitas R&D, dengan mempertimbangkan pencapaian perusahaan melalui upaya R&D terakhir. Risiko Hukum dan Peraturan Ekspor Saat ini, Indonesia mengekspor ke pasar farmasi yang setengah-diatur dan tidak diatur di kawasan Asia dan Afrika. Karena obat yang diekspor adalah obat generik, dinamika pasar sebagian besar akan didasarkan pada persaingan harga. Namun demikian, semakin banyak pasar tidak diatur menyelaraskan kontrol mereka dan meningkatkan persyaratan kualitatif dan dokumentasi. Akibatnya, ketika perusahaan farmasi memperluas jangkauan internasionalnya, risiko yang dihadapi akan meningkat sehubungan dengan pelanggaran paten atau risiko kewajiban produk, awalnya karena perubahan dalam peraturan pasar yang berlaku dan selanjutnya karena mereka memperluas jangkauan wilayah. Dalam hal ini, neraca keuangan yang kuat dan profil produk yang terdiversifikasi akan bertindak sebagai faktor yang meringankan risiko. Dampak Rezim Produk Paten Indonesia yang menjadi penandatangan Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan (GATT), dipersyaratkan untuk mematuhi Perdagangan terkait Hak Atas Kekayaan Intelektual atau Trade Related Intellectual Property Rights (TRIP). Perjanjian TRIPS mengharuskan Indonesia untuk mengakui hak paten untuk produk makanan, farmasi dan agro-kimia. Hal ini telah mempengaruhi program pemerintah untuk memberikan obat murah dan berdampak pada tingkat harga umum obat yang secara substantif lebih mahal. Di masa depan, pengenalan obat yang dipatenkan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia akan mungkin terjadi terutama melalui perjanjian lisensi dengan pemegang hak paten. Dalam pemeringkatan perusahaan farmasi, ICRA Indonesia menilai dampak dari rezim paten produk di portofolio produk saat ini dari perusahaan yang bersangkutan. Analisis ICRA Indonesia juga mencakup penilaian kritis dari strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal kebijakan lisensi, ICRA Indonesia Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi Halaman 3 dari 6
4 kontrak manufaktur, upaya R&D, dan ekspor. Strategi ini dievaluasi dalam konteks sumber daya keuangan, kemampuan R&D dan manufaktur serta kedalaman sumber daya manajemen perusahaan. Dampak Kontrol Harga Keputusan menteri kesehatan tahun 2012 mengontrol harga obat generik di Indonesia. Ketergantungan yang lebih rendah terhadap pendapatan dari obat yang harganya dikendalikan akan dilihat positif oleh ICRA Indonesia. Namun demikian, ruang lingkup kontrol harga tunduk pada revisi dan re-evaluasi oleh kementerian yang akan berdampak pada dinamika industri farmasi di Indonesia pada tahun-tahun mendatang. ICRA Indonesia akan memantau perkembangan ini secara berkelanjutan untuk menilai dampaknya terhadap pelaku industri. Fasilitas Manufaktur Biaya komparatif manufaktur akan memainkan peran penentu dalam harga produk dan pasar ekspor. Sementara secara historis harga obat Indonesia lebih tinggi antara lain karena impor bahan baku, munculnya pemasok lokal atas bahan baku farmasi diperkirakan akan tumbuh mengingat peluang yang akan datang di sektor ini. Dalam menganalisis pesaing dalam industri, biaya produksi serta fasilitas teknologi akan memainkan peran utama. Oleh karena itu, ICRA Indonesia menilai sistem yang dijalani oleh perusahaan selama proses produksi, fasilitas pengujian, kualitas tenaga kerja yang terlatih, dan kualitas dokumentasi selama manufaktur. Integrasi ke belakang berpotensi berperan penting dalam mempertahankan keunggulan biaya ekspor, karena memberikan nilai tambah yang lebih besar. Peningkatan dan pemeliharaan fasilitas manufaktur yang memenuhi standar pasar ekspor memerlukan komitmen keuangan yang signifikan. Disamping itu, pemeriksaan dan persetujuan adalah proses yang memakan waktu. Perusahaan dengan persetujuan atas fasilitas yang ada akan memiliki keuntungan waktu yang signifikan atas pesaingnya. Kualitas Manajemen Industri farmasi beroperasi dalam lingkungan yang sangat dinamis, dengan peristiwa penting yang terjadi dalam suatu pasar seperti pengembangan produk, berakhirnya paten dan perubahan peraturan sering mempengaruhi pelaku di pasar lain. Peluang ekspor juga memunculkan tantangan manajemen yang kompleks, dengan profitabilitas (dan penurunan harga) dipengaruhi oleh peluang produk khusus, keunikan unsur kimia atau dosisnya, dan kompleksitas hukum dan pemasaran. Hal ini menjadi sangat relevan, mengingat strategi pembalasan semakin diadopsi oleh perusahaan inovator untuk menggagalkan tantangan produk generik. Kualitas manajemen tetap menjadi faktor kunci untuk semua peringkat kredit. Kurangnya tim manajemen yang berpengalaman di bagian seperti R&D, divisi hukum, pengembangan bisnis dan produksi secara signifikan dapat meningkatkan risiko bisnis perusahaan farmasi. Ke depan, akan terjadi peningkatan kompetisi untuk tenaga kerja terlatih yang tersedia, terutama di bidang-bidang penting seperti R&D dan pengembangan bisnis. Oleh karena itu, struktur manajemen yang profesional dan fokus pada sumber daya manusia akan sangat penting bagi industri. Risiko Keuangan Tingkat hutang yang moderat, marjin laba kotor yang tinggi dan pengembalian modal yang digunakan (ROCE) secara historis terbukti menjadi faktor penting dalam menghadapi ketidakpastian yang berkaitan dengan investasi dalam pengembangan produk dan masuk ke pasar yang diatur. Neraca yang kuat juga memberikan akses yang menguntungkan ke pasar saham maupun obligasi, yang pada gilirannya memungkinkan fleksibilitas pendanaan untuk rencana pertumbuhan dan pengelolaan likuiditas. Selain neraca yang kuat, perusahaan yang peringkatnya tinggi menunjukkan arus kas yang stabil melalui aliran pendapatan yang terdiversifikasi dari kategori pasar dan produk, produk dalam pengembangan yang stabil, dan jaringan distribusi yang kuat. Dengan kebutuhan investasi yang besar, kurangnya skala ekonomi juga dapat secara signifikan mengganggu profil risiko perusahaan, terutama dengan munculnya rezim produk paten. ICRA Indonesia Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi Halaman 4 dari 6
5 Kompleksitas produk, bauran terapeutik, dan pasar dimana perusahaan beroperasi --disamping efisiensi operasi-- adalah factor penentu dari margin keuntungan. Selain itu, profitabilitas juga dipengaruhi oleh tahap tertentu yang dicapai produk dalam siklusnya (matang dan produk yang bersifat komoditas biasanya menawarkan margin rendah) dan waktu saat masuk pasar (posisi sebagai pionir sering menghasilkan pangsa pasar yang relatif besar dan karenanya memiliki margin yang lebih tinggi). Perusahaan pengolah produk yang melibatkan proses yang kurang kompleks dan mudah ditiru sering tunduk pada persaingan yang ketat, dan hal ini tercermin dalam margin yang biasanya rendah. Selain itu, di segmen yang sangat bersifat komoditas, fasilitas produksi yang besar dibangun di lokasi biaya rendah seperti China yang bisa menurunkan harga dan margin. Margin juga cenderung tipis bagi pemain yang menargetkan pasar yang kurang diatur, karena persyaratan yang relatif lunak untuk persetujuan atas registrasi produk dan fasilitas manufaktur juga menyiratkan hambatan masuk yang rendah dan tentu saja persaingan yang ketat. Sementara pasar yang diatur menawarkan margin operasi yang lebih baik, penurunan harga dapat terjadi secara tajam setelah "periode eksklusivitas" berakhir. Selain itu, formula yang kurang kompleks dapat mengundang banyak pemain, sehingga margin mungkin sangat rendah. ICRA Indonesia juga menempatkan penekanan pada kekuatan produk dalam pengembangan. Diversifikasi pelanggan juga diperlukan untuk mengurangi risiko. Pada saat yang sama, hubungan yang sukses dengan perusahaan inovator dapat memberikan perlindungan yang lebih besar terhadap margin bagi produsen di Indonesia. ICRA Indonesia mengevaluasi profitabilitas sebelum investasi R&D, karena peningkatan belanja R&D berpotensi menjadi hal positif dalam jangka panjang dan dengan demikian dievaluasi secara terpisah. Oleh karena itu, analisis ICRA Indonesia dari sisi keuangan menyesuaikan perbedaan yang dapat timbul karena penerapan metode akuntansi yang berbeda. Modal kerja merupakan faktor kunci dalam analisis ICRA Indonesia. Tingginya kadar piutang dan persediaan dapat mencerminkan pendapatan yang berkualitas buruk, yang mungkin memerlukan penghapusan di masa depan. Pada saat yang sama, pengembangan persediaan juga dapat berasal dari satu rangkaian kejadian seperti peluncuran produk yang dijadwalkan dalam waktu dekat; pengembangan ini akan dianggap investasi yang diperlukan. Risiko nilai tukar bagi perusahaan farmasi dapat berasal dari impor bahan baku dan ekspor produk farmasi. Tingkat risiko nilai tukar yang dihadapi perusahaan akan ditentukan oleh posisi net impor/ekspor. ICRA Indonesia melihat bauran impor/ekspor perusahaan untuk menilai risiko nilai tukar, strategi lindung nilai yang diadopsi, dan implikasi dari strategi tersebut, saat mengevaluasi kinerja perusahaan. Kesimpulan Industri farmasi di Indonesia berada dalam salah satu tonggak terpenting dalam lintasan pertumbuhannya; peluang yang diberikan oleh sistem jaminan sosial yang baru sangat besar. Di sisi lain, faktor-faktor seperti ketidaktersediaan bahan baku utama di dalam negeri, pasar yang terfragmentasi dan kelangkaan sumber daya yang memadai telah menghambat industri untuk tumbuh secara maksimal. AFTA juga memberi peluang besar untuk obat-obatan di Indonesia untuk bergerak maju. Dengan demikian, kemampuan untuk bergerak secara proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan pasar, memperluas penawaran produk dan diversifikasi segmen produk akan menjadi faktor kunci untuk keberhasilan industri. Lebih lanjut, dengan kesempatan berkembang di pasar ekspor, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan peraturan suatu wilayah dan standar manufaktur juga penting. ICRA Indonesia Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi Halaman 5 dari 6
6 ***** Copyright, 2015, ICRA Indonesia. All Rights Reserved. Semua informasi yang tersedia merupakan infomasi yang diperoleh oleh ICRA Indonesia dari sumber-sumber yang dapat dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan kebenarannya, informasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA Indonesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari informasi yang dimaksud. Semua informasi harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami oleh pengguna informasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya. *Diadopsi dan dimodifikasi dari Rating Methodology for Pharmaceutical Companies oleh ICRA Limited ICRA Indonesia Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi Halaman 6 dari 6
PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*
ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang risiko kredit relatif yang terkait
Lebih terperinciPERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)*
ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims
Lebih terperinciPERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Industri Kimia
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia September 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Pendahuluan Secara garis besar, produk kimia dapat dibedakan atas organik dan non-organik, dimana masingmasing
Lebih terperinciPENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL
ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL Metodologi ICRA Indonesia untuk pemeringkatan surat berharga komersial (SBK) yang merupakan instrumen
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Tinjauan sekilas Industri semen di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian karena sangat mendukung
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims Paying ability Ratings/CPR)
Lebih terperinciPT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*
PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan
ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah wisata dengan berbagai ragam jenis wisata. Dengan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan* Metodologi pemeringkatan ini menjelaskan pendekatan ICRA Indonesia dalam menganalisis risiko bisnis dan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Baja merupakan komponen umum pada beberapa
Lebih terperinciPendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia November 2014 Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler* Metodologi pemeringkatan ICRA Indonesia untuk perusahaan penyedia layanan telekomunikasi seluler
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Sektor konstruksi di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusinya
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Maret 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Latar Belakang Industri minyak dan gas telah mengalami perubahan dramatis baik di pasar domestik
Lebih terperinciPT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*
PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental dari perusahaan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat dan fluktuatif menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahanperubahan yang ada. Keberhasilan
Lebih terperinciLaba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar
LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:
Lebih terperinciBAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa
BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Pendahuluan Perairan Indonesia termasuk salah satu yang tersibuk di dunia. Dengan lebih dari 17.000
Lebih terperinciPOKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD
SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara*
ICRA Indonesia Rating Feature January 2011 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* Ikhtisar Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar, eksportir batubara terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki keunggulan kompetitif dapat mempertahankan dan atau. memiliki ketersediaan barang yang dijual pada setiap saat ketika pesanan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan ketat dalam memperebutkan pasar membuat perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dapat mempertahankan dan atau mengembangkan bisnisnya. Keunggulan kompetitif
Lebih terperinciLaba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,
LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, Jakarta, 29 Maret 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk. (Stock Code: AGII.IJ) merilis laporan keuangan yang
Lebih terperinciANALISIS PELUANG INTERNASIONAL
ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya
Lebih terperinciRantai Pasokan Global (Global Supply Chains)
Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran rantai pasokan global Kondisi Ekonomi global sebagai alasan
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO
1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Industri Pupuk*
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Pupuk* Industri pupuk Indonesia merupakan salah satu sektor manufaktur yang sangat diatur oleh pemerintah. Industri ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang bertujuan menciptakan pelanggan dengan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian kepada kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Perusahaan pembiayaan, atau dikenal sebagai perusahaan multifinance, memainkan peran yang penting dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Sesuai dengan judul penelitian skripsi ini, maka data yang dipergunakan adalah laporan keuangan yang dapat menggambarkan kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Integrasi ekonomi, Sesuai dengan tujuan pembentukannya, yaitu untuk menurunkan hambatan perdagangan dan berbagai macam hambatan lainnya diantara satu negara dengan
Lebih terperinciProspek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan
Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 2018 ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2018 Ringkasan Prospek dan Tantangan Ekonomi Makro Prospek ekonomi global membaik di seluruh kawasan negara maju dan berkembang,
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara*
ICRA Indonesia Rating Feature Oktober 2013 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Pertambangan Batubara* Ikhtisar Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar dan ekportir batubara thermal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian global masih diliputi oleh nuansa ketidakpastian yang tinggi yang tercermin dari perubahan yang berlangsung sangat cepat dan sulit diprediksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi keuangan, moneter dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu
Lebih terperinciSambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015
Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference The Future of Asia s Finance: Financing for Development Jakarta, 2 September 2015 Yang terhormat Managing Director
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki peranan sebagai jembatan untuk mendistribusikan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin ketatnya persaingan global, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan
Lebih terperinciHasil keuangan AKRA 6M 2012 teraudit dirilis, Laba Neto 6M 2012 meningkat 23% YOY menjadi 297 Miliar
Jakarta, 27 September, 2012 Press Release Hasil keuangan AKRA 6M 2012 teraudit dirilis, Laba Neto 6M 2012 meningkat 23% YOY menjadi 297 Miliar JAKARTA, 27 September 2012 - PT AKR Corporindo Tbk ("AKRA"
Lebih terperinciTabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era saat ini keberadaan globalisasi ekonomi dalam rangka mewujudkan perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang usaha. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Definisi Perusahaan Perusahaan adalah badan usaha berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum yang menjalankan perdagangan barang atau jasa dengan tujuan mendapatkan
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persediaan adalah pos aset lancar yang cukup besar nilainya. Pada perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persediaan merupakan salah satu pos aset yang cukup penting karena persediaan adalah pos aset lancar yang cukup besar nilainya. Pada perusahaan dagang,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan
NEWS RELEASE Jakarta, 31 Agustus 2015 Informasi lebih lanjut silahkan hubungi: Cameron Tough, Corporate Secretary & Investor Relations Division Head cameron.tough@adaro.com DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak mengenal bank dan tidak berhubungan dengan bank. Perbankan sendiri memegang peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faisal Basri (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal Basri (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian dan industri manufaktur pada tahun 2005 memang nyata-nyata merosot dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan globalisasi yang terjadi sekarang ini membawa dampak yang cukup berarti pada bidang teknologi, ekonomi, bisnis dan sosial. Globalisasi dibidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berlakang Negara Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan ekonomi di berbagai bidang. Keberhasilan dalam bidang perekonomian disuatu negara akan terlihat dari tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan persaingan perusahaan yang semakin ketat, khususnya antar perusahaan sejenis, salah satunya pada perusahaan industri farmasi. Dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia PT Leoco Indonesia didirikan pada tahun 1981, Leoco adalah produsen kelas dunia interkoneksi dan mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan terus meningkat serta kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan kesehatan seiring dengan meningkatnya perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sektor perbankan, tahun 2020 merupakan tahun diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi semua tenaga kerja bisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciPERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK
PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-49/PM/1996, Tanggal 17 Januari 1996 Suatu Pernyataan Pendaftaran
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS INVESTASI
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PENGENALAN ASET LANCAR aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan dan berkembang serta mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan harus bersaing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman termasuk tanaman obat. Tanaman obat yang telah diketahui memiliki khasiat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi semakin meningkat, baik di pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi semakin meningkat, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Dengan pasar yang semakin mengglobal dan persaingan
Lebih terperinciStudi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE
Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)
PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciBAB 7 PERDAGANGAN BEBAS
BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia
Lebih terperinciSurvey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia
www.pwc.com/id Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia November 2014 Terima kasih.. Atas partisipasi dalam survey dan kehadirannya Agenda Latar belakang Family business survey 2014 Sekilas temuan utama Gambaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik dari dimensi ekonomi, sosial, maupun politik. Indonesia memiliki keunggulan komparatif sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan sehingga secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan sehingga secara cepat membuka cakrawala baru bagi manajemen perusahaan. Dunia bisnis sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang secara ketat diatur dengan pertimbangan perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebisa mungkin mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan. cenderung menurun ditunjukkan pada gambar 1.1 (bareska.com).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan bisnis di Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa mungkin mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciTabel 1. Ringkasan Laporan Laba Rugi untuk 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2012/2011
Jakarta, 30 Oktober, 2012 Press Release AKRA 9M 2012 mencatat pertumbuhan yang stabil pada Pendapatan Penjualan dan Laba Neto Pendapatan Penjualan meningkat 13,4% mencapai Rp 16.3 Triliun; Laba Neto meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan global merupakan masalah besar bagi industri tekstil dan produk tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami masa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA
TUGAS MAKALAH KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA Oleh : IRFAN NUR DIANSYAH (121116014) PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2011 PENDAHULUAN
Lebih terperinciPaparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018
Paparan Publik Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS )
Lebih terperinci