Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan"

Transkripsi

1 Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Perusahaan pembiayaan, atau dikenal sebagai perusahaan multifinance, memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan di Indonesia. Dibandingkan dengan bank, perusahaan pembiayaan memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam struktur pengendalian dan pengoperasian, dan juga diberi kebebasan untuk memberikan pinjaman tanpa harus memprioritaskan sektor-sektor tertentu, ataupun harus mencadangkan dana wajib kepada bank sentral. Namun, terdapat aturan-aturan yang membatasi jasa-jasa apa saja yang dapat ditawarkan oleh perusahaan pembiayaan dan pilihan-pilihan pembiayaan yang dapat mereka peroleh. Perusahaan pembiayaan juga tidak diperbolehkan menggalang dana langsung dari masyarakat. Menurut peraturan yang baru, kegiatan usaha perusahaan pembiayaan di Indonesia dapat meliputi: Pembiayaan investasi Pembiayaan modal kerja Pembiayaan multiguna Sewa guna usaha Kegiatan berbasis fee sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Hal ini merupakan pengembangan dari sebelumnya, dimana pada umumnya kegiatan perusahaan pembiayaan mencakup pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang dan kartu kredit. Dalam pemeringkatan terhadap perusahaan pembiayaan, ICRA Indonesia melakukan evaluasi atas risiko bisnis dan risiko keuangan dari perusahaan, dan menggunakan hasil evaluasi tersebut untuk memproyeksikan tingkat dan kestabilan dari kinerja keuangan perusahaan tersebut di masa depan berdasarkan berbagai macam kemungkinan skenario yang ada. Peringkat ditentukan berdasarkan asas going concern dan bukan hanya berdasarkan penilaian atas tingkat aset dan hutang perusahaan pada suatu tanggal tertentu saja. Parameter-parameter umum yang digunakan untuk menilai risiko bisnis dan risiko keuangan dari suatu perusahaan pembiayaan (seperti ditunjukkan oleh daftar di bawah) dibahas secara mendalam pada dua bagian berikut ini. Uraian metodologi ini tidak bertujuan untuk membahas seluruh parameter pemeringkatan yang digunakan dalam pemeringkatan kredit dari perusahaan pembiayaan, namun bertujuan menyampaikan secara umum kerangka kerja yang digunakan saat melakukan pemeringkatan. Risiko Bisnis Kondisi lingkungan operasional perusahaan Struktur kepemilikan Franchise dan ukuran perusahaan serta daya saing Manajemen, sistem dan strategi perusahaan, struktur tata kelola Risiko Keuangan Kualitas aset Likuiditas Profitabilitas Kecukupan modal ICRA Indonesia

2 Walaupun terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk menilai risiko bisnis dan risiko keuangan, seberapa penting suatu parameter dibandingkan dengan parameter yang lainnya dapat berbeda-beda untuk setiap perusahaan, tergantung potensi dari parameter tersebut untuk dapat mengakibatkan perubahan profil risiko secara keseluruhan. Sebagai contoh, dalam lingkungan operasional yang normal, suatu perusahaan pembiayaan konsumen yang relatif baru dapat menunjukkan profitabilitas yang sangat baik. Namun, hal itu mungkin tidak dapat dipertahankan setelah melalui beberapa siklus usaha. Oleh karena itu, bobot yang lebih tinggi akan dikenakan pada profil risiko bisnis dibandingkan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Lebih jauh, suatu perusahaan yang memiliki profil bisnis yang kuat dan kinerja keuangan yang stabil akan dianggap lebih baik dibandingkan perusahaan lain yang kinerja keuangannya sama atau bahkan lebih baik, tapi memiliki profil bisnis yang lebih lemah. RISIKO BISNIS Penilaian yang dilakukan ICRA Indonesia atas risiko bisnis dilakukan dengan analisis yang menyeluruh atas kondisi lingkungan operasional perusahaan, struktur kepemilikan, serta nilai franchise, manajemen dan sistem yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Karena sebagian besar dari parameter ini bersifat kualitatif, ICRA Indonesia berusaha menghilangkan terjadinya subjektivitas dengan cara mendapatkan dan menilai informasi berdasarkan sub parameter yang terdefinisikan, yang akan diperbandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. Analisis yang dilakukan juga mempertimbangkan penilaian ICRA Indonesia akan kinerja dari berbagai sektor, prospek ekonomi di masa yang akan datang, serta hal-hal yang berhubungan dengan kondisi lingkungan operasional perusahaan. Lingkungan Operasional Perusahaan Lingkungan operasional perusahaan dapat mempengaruhi prospek pertumbuhan dan kualitas aset dari perusahaan pembiayaan secara signifikan dan oleh karenanya memiliki peran penting dalam pemeringkatan. Dalam melakukan penilaian akan lingkungan operasional perusahaan, ICRA Indonesia mempertimbangkan kondisi ekonomi secara keseluruhan, prospek dari industri dimana kelompok aset yang sedang diberikan pembiayaan beroperasi serta kondisi peraturan yang ada. Contoh, untuk perusahaan pembiayaan mobil komersial, tingkat kegiatan ekonomi dan biaya pengapalan/pengangkutan barang adalah sangat penting untuk diketahui, sementara untuk perusahaan pembiayaan perumahan, prospek industri real estate penting dicermati baik dari sisi peningkatan nilai aset maupun dari sisi kualitas aset. Perubahan-perubahan dalam peraturan dapat secara signifikan mempengaruhi (baik secara positif maupun negatif) besarnya kerugian kredit (credit losses) dari perusahaan pembiayaan. Sebagai contoh, Sistem Informasi Debitur (SID) yang dibuat Bank Indonesia bertujuan untuk membantu perusahaan pembiayaan mendapatkan informasi yang akurat dan tepat waktu akan debitur mereka. Namun, kenyataan di lapangan, saat ini perusahaan pembiayaan masih mengalami kendala teknis dalam memanfaatkan SID, dikarenakan belum adanya data kependudukan yang baku (masih terbuka kemungkinan untuk seorang debitur memiliki lebih dari satu kartu identitas dengan alamat berbeda). Hal ini tentu saja berakibat pada lemahnya validitas informasi yang dihasilkan dari SID. Peraturan lainnya yang memberikan dampak terhadap industri adalah pemberlakuan uang muka minimum, kewajiban adanya fidusia dalam pembiayaan kendaraan dan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM), di mana peraturan ini dipandang memiliki dampak yang kurang menguntungkan, paling tidak untuk jangka pendek, sehubungan dengan melambatnya pertumbuhan bisnis tersebut. Intensitas persaingan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profil kredit dari suatu perusahaan pembiayaan, dikarenakan intensitas kompetisi saat ini atau yang diantisipasi akan terjadi akan mempengaruhi prospek pertumbuhan, laba dan strategi manajemen perusahaan. Evaluasi dari ICRA Indonesia memfokuskan pada tingkat kompetisi saat ini dan juga daya tarik suatu segmen untuk mengundang kompetisi baru dengan menilai beberapa faktor termasuk potensi pertumbuhan, halangan untuk masuk (entry barriers) dan tingkat imbal hasil setelah memperhitungkan risiko. Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan dapat memainkan peran kunci dalam profil kredit suatu perusahaan. Perusahaan induk (promoter) yang kuat dan sinergi yang strategis antara bisnis perusahaan pembiayaan dan bisnis ICRA Indonesia Halaman 2 dari 7

3 perusahaan induk dapat berdampak positif bagi profitabilitas, likuiditas dan permodalan dari perusahaan pembiayaan tersebut yang pada akhirnya bermanfaat bagi profil kreditnya. Dalam menilai struktur kepemilikan suatu perusahaan pembiayaan, parameter-parameter yang menjadi bahan penilaian adalah profil kredit dari pemilik, struktur kepemilikan saham perusahaan pembiayaan tersebut, sinergi operasional antara perusahaan pembiayaan dengan promoter, tingkat keterlibatan promoter dalam perusahaan pembiayaan, tingkat komitmen dan rekam jejak promoter dalam menyediakan dukungan dana. Struktur Tata Kelola ICRA Indonesia meyakini bahwa struktur tata kelola perusahaan yang memadai adalah hal yang penting dalam memberikan kepercayaan bahwa kewenangan yang diberikan kepada lini manajer dari suatu perusahaan pembiayaan dilaksanakan sesuai dengan prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan, dan prosedur-prosedur tersebut tidak bertentangan dengan acuan kebijakan dan tujuan-tujuan strategis secara luas dari perusahaan pembiayaan tersebut. Evaluasi ICRA Indonesia terhadap struktur tata kelola dari perusahaan pembiayaan mencakup penilaian aspek-aspek struktural dari dewan direksi, dewan komisaris dan dewan komite; dan penilaian akan berjalannya fungsi dari bermacam-macam dewan komite. Franchise dan Ukuran Perusahaan Bagi suatu perusahaan pembiayaan, kekuatan franchise menentukan kapasitas dari perusahaan pembiayaan untuk tumbuh dan di saat yang sama mempertahankan tingkat imbal hasil yang wajar yang telah mempertimbangkan faktor risiko, juga untuk mempertahankan ketahanan tingkat pendapatan (resilience of income) dan memfasilitasi prediktabilitas dari kinerja keuangannya di masa yang akan datang. Penting untuk diingat, suatu perusahaan pembiayaan dengan pangsa pasar yang signifikan (perusahaan yang besar karena posisinya dibandingkan pasar secara keseluruhan) maupun pemain segmentasi khusus (niche player - perusahaan lebih kecil yang target pasarnya unik atau yang hubungannya kuat dengan para pemain utama di segmen pasar yang mereka tuju) dapat memiliki franchise yang kuat 1 yang dapat bermanfaat bagi profil kredit mereka. Sementara untuk ukuran perusahaan, biasanya penilaian dilakukan dengan memperhatikan bauran kredit dari perusahaan pembiayaan dan hal ini memiliki pengaruh terhadap posisi pasar, keberagaman, konsentrasi risiko kredit, stabilitas pendapatan dan fleksibilitas keuangan dari perusahaan. Manajemen, Sistem dan Strategi Kualitas dari manajemen (terutama dewan direksi), kebijakan dan sistem, ekspektasi pemegang saham dan strategi yang diambil untuk mengelola ekspektasi-ekspektasi tersebut serta kualitas akuntansi adalah batu fondasi yang membangun profil risiko kredit dari suatu perusahaan pembiayaan. Faktor-faktor ini akan semakin penting untuk perusahaan pembiayaan yang baru dibentuk, dengan rekam jejak yang masih pendek, atau perusahaan pembiayaan yang mengalami perubahan profil bisnis. Dalam mengevaluasi manajemen, sistem dan strategi dari suatu perusahaan pembiayaan, ICRA Indonesia melakukan penilaian atas daya saing perusahaan (kemampuan untuk menyesuaikan norma pinjaman dan/atau bunga pinjaman), ketergantungan pada jasa alih daya(outsourcing), kecepatan pertumbuhan, kecepatan tanggap terhadap perubahan-perubahan pasar, rekam jejak dan pengalaman dewan direksi (dalam hubungannya dengan rencana pertumbuhan dan siklus umur dari kredit yang diberikan), dan selain itu juga tingkat penyebaran portofolio kredit (pembiayaan)-nya. Untuk rekam jejak, evaluasi dilakukan berdasarkan siklus bisnis yang telah dilewati. Perusahaan pembiayaan konsumen untuk mobil dan motor (dimana jangka waktu pinjaman biasanya 3-4 tahun) yang sudah beroperasi 5-6 tahun dapat dianggap memiliki rekam jejak yang cukup baik. Namun, perusahaan pembiayaan perumahan berusia sama hanya akan dianggap memiliki rekam jejak berkualitas rata-rata karena jangka waktu pinjaman untuk kredit pemilikan rumah (KPR) bervariasi antara 5-20 tahun. Kemudian, bila perusahaan melakukan ekspansi ke produk atau wilayah baru, rekam jejak maupun 1 Untuk perusahaan yang besar dilihat dari kekuatan posisinya terhadap keseluruhan pasar dan untuk perusahaan kecil dilihat dari produk uniknya atau hubungannya yang kuat dengan pemain kunci pada rantai pembiayaan dari segmen yang ditargetkan ICRA Indonesia Halaman 3 dari 7

4 pengalaman manajemen mungkin tidak akan mencapai tingkat sejajar dengan perusahaan dengan pertumbuhan stabil yang tumbuh pada lokasi dan produk yang sama. Seluruh pemeringkatan kredit, termasuk untuk sektor perusahaan pembiayaan, melihat pentingnya penilaian akan kualitas dari manajemen perusahaan yang sedang diperingkat, dan juga kekuatan/kelemahan yang diakibatkan karena perusahaan tersebut berada dibawah suatu kelompok perusahaan tertentu. Penilaian ini sebagian besar bersifat subjektif, walaupun rekam jejak dari manajemen bisa dijadikan faktor pendukung yang aktual. Biasanya, diskusi yang mendalam dilakukan dengan manajemen perusahaan pembiayaan yang diperingkat yang bertujuan untuk memahami tujuan-tujuan, rencana dan strategi bisnis dan pandangan manajemen mengenai kinerja di masa lalu dan prospek kinerja di masa depan. Beberapa faktor lain yang dinilai adalah: Pengalaman dari promoter/manajemen pada bidang usaha perusahaan pembiayaan tersebut. Komitmen dari promoter/manajemen terhadap bidang usaha perusahaan pembiayaan tersebut. Kebijakan manajemen atas pengambilan dan pengendalian risiko. Kebijakan manajemen risiko dari perusahaan pembiayaan tersebut (risiko kredit dan risiko pasar) Kekuatan dari perusahaan lain dalam satu grup perusahaan yang sama dengan perusahaan pembiayaan tersebut. Kemampuan dan kemauan dari grup untuk mendukung perusahaan pembiayaan tersebut misalnya melalui penambahan modal, bila diperlukan. Evaluasi yang cermat atas kebijakan manajemen risiko harus dilakukan karena hal itu memberikan panduan penting dalam mengevaluasi pengaruh dari kondisi kritis dalam hal likuiditas, profitabilitas dan permodalan dari perusahaan. ICRA Indonesia membandingkan kebijakan-kebijakan underwriting yang dimiliki perusahaan pembiayaan tersebut dengan kelaziman (best practices) di industri untuk melakukan penilaian terhadap profil risiko perusahaan tersebut. Penilaian profil risiko juga melibatkan evaluasi terhadap praktek-praktek pelaksanaan bisnis perusahaan pembiayaan tersebut (dilakukan sendiri atau dialihdayakan), disamping sistem penagihan dan pengawasan mereka. ICRA Indonesia juga mengevaluasi rencana-rencana bisnis dan strategi dari perusahaan pembiayaan tersebut dan juga ekspektasi pemegang saham dari perusahaan. Walaupun pemeringkatan yang ditetapkan ICRA Indonesia ditujukan untuk pemegang surat hutang, memenuhi ekspektasi pemegang saham adalah penting karena, bila tidak, strategi perusahaan tersebut juga bisa mengalami perubahan (untuk memenuhi ekspektasi pemegang saham), yang pada akhirnya akan mempengaruhi profil kreditnya. RISIKO KEUANGAN Kualitas Aset Kualitas aset berperan penting dalam memprediksi kinerja finansial perusahaan pembiayaan di masa yang akan datang. Fokus dari evaluasi atas kualitas aset adalah pada proyeksi kerugian selama perusahaan beroperasi (lifetime losses), perubahan kerugian menurut beberapa skenario, pengaruh biaya-biaya yang timbul akibat pemberian kredit (credit costs) terhadap profitabilitas dan penyangga yang tersedia (dalam bentuk modal atau penyisihan/provisi) untuk melindungi pemegang surat hutang dari pemburukan kualitas aset yang tidak terduga. Dalam melakukan evaluasi atas kualitas aset dari perusahaan pembiayaan, ICRA Indonesia menilai kualitas dari proses evaluasi kredit dan norma pemberian kredit, tingkat risiko dari portofolio kredit, ketertarikan terhadap risiko (risk appetite), ketersediaan data untuk memfasilitasi keputusan kredit, dan rekam jejak dalam mengelola portofolio pinjaman dalam beberapa siklus bisnis perusahaan. Penilaian juga dilakukan atas konsentrasi risiko kredit, tren dalam kelayakan pelanggan, tren dalam kredit bermasalah (disesuaikan dengan umur dari kredit bermasalah tersebut), persentase aset bermasalah (non-performing loans/npl) kotor, persentase NPL bersih dan NPL bersih dibandingkan dengan total modal dan sebagainya. ICRA Indonesia Halaman 4 dari 7

5 Di samping itu, seberapa tersebarnya aset dari perusahaan pembiayaan tersebut juga merupakan indikator penting dari kualitas asetnya. Dalam melakukan penilaian atas diversifikasi, faktor-faktor yang pada umumnya diperhatikan mencakup bauran kredit, risiko kredit, tingkat konsentrasi dari portofolio, diversifikasi geografis, dan profil peminjam. Tingkat diversifikasi yang tinggi dapat membentengi perusahaan pembiayaan dari pengaruh pemburukan kondisi di satu segmen. Tapi, diversifikasi ke segmensegmen yang lebih berisiko belum tentu meningkatkan ketahanan dari perusahaan dan oleh karenanya belum tentu akan memperbaiki peringkat. Kemampuan suatu perusahaan pembiayaan untuk mengelola diversifikasi, terutama dalam bisnis yang beragam dan/atau wilayah-wilayah baru adalah suatu hal penting, sepenting kedalaman manajemen dan kemampuan untuk mengadopsi keahlian dan teknik-teknik yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis. Indikator-indikator dari kualitas aset dapat berbeda tergantung dari kelompok aset, profil peminjam, norma pencatatan/pengakuan NPLdan kebijakan akuntansi dalam mencatat hapus buku (write-offs). Karena itu, membandingkan indikator-indikator ini antara perusahaan yang berkecimpung dalam kelompok aset yang berbeda mungkin tidak memberikan hasil yang berarti. Untuk membuat perbandingan lebih berarti, ICRA Indonesia melakukan perbandingan atas kredit bermasalah pada tingkat 30hari+ (di atas 30 hari), 60hari+, 90hari+ untuk kelompok aset dan profil peminjam yang sama, disesuaikan dengan pengenaan hapus buku. Bila tersedia, analisis kelompok statis (static pool) dapat digunakan karena memberikan estimasi yang cukup berarti atas kerugian yang terjadi pada berbagai tahap yang terdapat dalam suatu siklus kredit dan juga proyeksi kerugian yang terjadi selama perusahaan beroperasi. Analisis ini juga terbebas dari distorsi yang disebabkan oleh tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi. Likuiditas Penting bagi perusahaan pembiayaan untuk menjaga profil likuiditas yang cukup untuk lancarnya aktivitas pembiayaan mereka termasuk untuk meningkatkan nilai aset dan juga memenuhi kewajiban/komitmen secara tepat waktu. Penting juga bagi perusahaan pembiayaan untuk mengelola risiko tingkat suku bunga karena hal itu dapat mempengaruhi profitabilitas di masa depan. Penilaian ICRA Indonesia terhadap likuditas mencakup evaluasi atas kebijakan likuiditas perusahaan, profil jatuh tempo dari aset dan kewajiban yang dimilikinya dan kesenjangan yang terjadi serta cadangan yang tersedia untuk mengisi kesenjangan tersebut. Evaluasi yang dilakukan ICRA Indonesia juga memfokuskan pada diversifikasi dari sumber-sumber pendanaan dan kualitas dari sumber-sumber pendanaan tersebut (sering kali diukur melalui ketersediaan sumber-sumber tersebut pada saat krisis). Profitabilitas Kemampuan suatu perusahaan pembiayaan untuk menghasilkan laba yang memadai adalah hal yang penting baik dilihat dari sisi pemegang saham maupun pemegang surat hutang. Fokus dari evaluasi yang dilakukan ICRA Indonesia adalah memprediksi tingkat dan kualitas dari pendapatan di masa yang akan datang dengan secara cermat mengamati elemen-elemen dasarnya selisih imbal hasil kredit dan biaya pendanaan (interest spreads), pendapatan non bunga (fee based income), biaya operasional dan biayabiaya yang terjadi akibat pemberian kredit (credit costs). Evaluasi atas profitabilitas dimulai dengan interest spreads dan kecenderungannya sehubungan dengan adanya perubahan pada lingkungan operasional perusahaan, posisi likuiditas dan strategi perusahaan. Penilaian juga dilakukan atas kemampuan perusahaan pembiayaan menghasilkan pendapatan non bunga (pendapatan berbasiskan fee). Porsi yang lebih tinggi dari pendapatan berbasiskan fee menandakan adanya diversifikasi dan karenanya dapat meningkatkan kehandalan dari pendapatan dan oleh karenanya positif bagi profil risiko perusahaan. Setelah melakukan penilaian atas arus pendapatan, ICRA Indonesia mengevaluasi efisiensi kegiatan operasional (biaya operasional dibandingkan total aset, dan rasio biaya terhadap pendapatan) dan kemudian membandingkan kedua parameter ini dengan perusahaan lain di industri yang sama. Akhirnya, biaya kredit diestimasi berdasarkan profil kualitas aset dari perusahaan tersebut. Profitabilitas 2 kemudian dibandingkan dengan perusahaan lain di industri yang sama. Perlu dipahami bahwa imbal hasil ekuitas 2 Laba setelah pajak sebagai persentase dari rata-rata total aset dan laba setelah pajak sebagai persentase dari rata-rata modal ICRA Indonesia Halaman 5 dari 7

6 (ROE) yang tinggi belum tentu menghasilkan peringkat yang tinggi, karena profitabilitas yang tinggi mungkin disertai risiko melekat yang tinggi, yang mungkin memiliki volatilitas yang lebih tinggi dan lebih sulit untuk diprediksi. Kualitas Akuntansi Kebijakan pelaporan akuntansi yang konsisten dan wajar adalah pra-syarat untuk evaluasi keuangan dan perbandingan dengan perusahaan sejenis. ICRA Indonesia melakukan tinjauan atas kebijakan akuntansi, catatan atas laporan keuangan dan catatan auditor secara detil. Penyimpangan yang terjadi dari praktek akuntansi yang berlaku umum (pedoman standar akuntansi keuangan/psak) kemudian dicatat dan laporan keuangan dari perusahaan disesuaikan untuk merefleksikan akibat dari penyimpangan tersebut. Kecukupan Modal Modal suatu perusahaan pembiayaan memberikan proteksi tingkat kedua bagi pemegang surat hutang (proteksi tingkat pertama adalah laba perusahaan) dan, oleh karena itu, kecukupan modal (sehubungan dengan risiko pasar, kredit dan operasional yang melekat padanya) adalah hal penting yang harus diperhatikan saat melakukan pemeringkatan. Seberapa berisiko produk pinjaman tersebut dan seberapa terkonsentrasinya portofolio pinjaman menentukan jumlah modal yang dibutuhkan untuk memberikan tingkat perlindungan yang diinginkan oleh pemegang surat hutang yang dikeluarkan suatu perusahaan pembiayaan. Kebutuhan akan modal berbasiskan risiko bervariasi sesuai dengan konsentrasi dari dan tingkat risiko dari bauran produk (product mix) tersebut seperti yang diindikasikan pada gambar berikut. Bagan 1: Matriks kebutuhan modal berbasiskan risiko Kerugian kredit dan variabilitas yang diperkirakan Rendah Tinggi Konsentrasi Portofolio Tinggi Moderat Tinggi Rendah Rendah Cukup tinggi ICRA Indonesia memulainya dengan modal yang disesuaikan (sebagaimana dijelaskan pada bagian kualitas akuntansi) dan mempertimbangkan kemampuan internal untuk menambah modal dan kemungkinan adanya dukungan kuat dari perusahaan induk/perusahaan dalam satu grup, dan juga mengevaluasi kecukupan modal berbasiskan risiko dari perusahaan pembiayaan tersebut untuk kategori pemeringkatan tertentu. ICRA Indonesia juga melakukan evaluasi atas kualitas dari modal suatu perusahaan pembiayaan, disamping tingkat permodalannya. Persentase yang lebih tinggi dari modal Tier I dilihat sebagai hal yang lebih baik, karena sifatnya yang jauh lebih permanen. Di samping itu, kemampuan suatu perusahaan pembiayaan untuk memenuhi peraturan kecukupan modal yang dipersyaratkan (seperti rasio permodalan dengan total pinjaman) juga dievaluasi. Bila dirasakan perlu, ICRA Indonesia juga melakukan penyesuaian pada modal suatu perusahaan pembiayaan untuk secara tepat merefleksikan risiko yang mendasari suatu transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan tersebut, seperti misalnya skema penerusan pinjaman (loan channelling). ICRA Indonesia Halaman 6 dari 7

7 Ringkasan Pemeringkatan kredit yang diberikan oleh ICRA Indonesia adalah suatu representasi simbolis dari opini ICRA Indonesia saat ini terhadap risiko kredit relatif sehubungan dengan instrumen yang diperingkat. Opini tersebut dihasilkan setelah melalui evaluasi yang mendalam terhadap risiko bisnis dan keuangan dari perusahaan pembiayaan dan mempergunakannya untuk memproyeksikan tingkat dan stabilitas dari kinerja keuangan perusahaan pembiayaan yang bersangkutan di masa depan dalam beberapa skenario yang mungkin terjadi. Walaupun beberapa parameter digunakan untuk menilai profil risiko dari suatu perusahaan pembiayaan, seberapa penting suatu parameter dibandingkan parameter yang lainnya (kualitatif maupun kuantitatif) dapat berbeda-beda di tiap-tiap perusahaan, tergantung potensi dari parameter-parameter tersebut untuk merubah profil risiko keseluruhan dari perusahaan tersebut. Copyright, 2014, ICRA Indonesia. All Rights Reserved. Semua informasi yang tersedia merupakan infomasi yang diperoleh oleh ICRA Indonesia dari sumber-sumber yang dapat dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan kebenarannya, informasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA Indonesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari informasi yang dimaksud. Semua informasi harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami oleh pengguna informasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya. *) Dimodifikasi dan diterjemahkan dari ICRA s Credit Rating Methodology for Non-Banking Finance Companies. ICRA Indonesia Halaman 7 dari 7

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang risiko kredit relatif yang terkait

Lebih terperinci

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL Metodologi ICRA Indonesia untuk pemeringkatan surat berharga komersial (SBK) yang merupakan instrumen

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum*

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims Paying ability Ratings/CPR)

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank

Metodologi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank ICRA Indnesia Rating Feature January 2011 Metdlgi Pemeringkatan untuk Lembaga Pembiayaan bukan Bank Lembaga pembiayaan bukan bank (Lembaga Pembiayaan) memainkan peran yang penting dalam pasar keuangan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan

Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perbankan Peringkat ICRA Indonesia menilai risiko kredit dari bank yang merupakan fungsi dari risiko bisnis dan risiko keuangan

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Tinjauan sekilas Industri semen di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian karena sangat mendukung

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Sektor konstruksi di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusinya

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah wisata dengan berbagai ragam jenis wisata. Dengan

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental dari perusahaan

Lebih terperinci

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia September 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Pendahuluan Secara garis besar, produk kimia dapat dibedakan atas organik dan non-organik, dimana masingmasing

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler*

Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia November 2014 Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler* Metodologi pemeringkatan ICRA Indonesia untuk perusahaan penyedia layanan telekomunikasi seluler

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG Peraturan Nomor VIII.G.2 LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Maret 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Latar Belakang Industri minyak dan gas telah mengalami perubahan dramatis baik di pasar domestik

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS Final Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO I. KETENTUAN UMUM 1 Dalam rangka mencapai tujuan usaha yang berpedoman kepada visi

Lebih terperinci

Diskusi dan Analisis Manajemen

Diskusi dan Analisis Manajemen Diskusi dan Analisis Manajemen Data Keuangan Konsolidasi Hasil Usaha Pendapatan Bunga Bersih 4.603 5.645 7.136 26% Pendapatan Imbal Jasa 1.080 1.358 1.741 28% Pendapatan Operasional 5.683 7.003 8.877 27%

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pelayaran* Pendahuluan Perairan Indonesia termasuk salah satu yang tersibuk di dunia. Dengan lebih dari 17.000

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian LAPORAN POSISI KEUANGAN BCA membukukan posisi keuangan yang solid, didukung oleh posisi permodalan dan likuiditas

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Yth. 1. Direksi Bank; 2. Direksi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Efek; dan 4. Direksi Perusahaan Pembiayaan; di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-134/BL/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYAMPAIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Mei 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Tinjauan sekilas Sektor farmasi di Indonesia telah tumbuh dua digit sejak tahun 2009 didorong oleh permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN. - 2 - stabilitas sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan daya saing nasional; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN PSAK 71 Instrumen Keuangan Direncanakan Efektif 1 Januari 2019 Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan. Klasifikasi amortized cost dan fair

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor perbankan masih menjadi sorotan dalam. perekonomian dalam menjalankan peranan penting guna menghimpun dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor perbankan masih menjadi sorotan dalam. perekonomian dalam menjalankan peranan penting guna menghimpun dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor perbankan masih menjadi sorotan dalam perekonomian sebuah negara. Sektor perbankan menjadi salah satu penopang perekonomian dalam menjalankan peranan

Lebih terperinci

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.05/2014

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Baja merupakan komponen umum pada beberapa

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk Nama : Muhamad Deny Amsah NPM : 25213712 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. B.

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,

Lebih terperinci

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK Sehubungan dengan rencana penerbitan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang: a. Komite Yang Dibentuk Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

Tinjauan Keuangan Laporan Ta T hunan 2005

Tinjauan Keuangan Laporan Ta T hunan 2005 Tinjauan Keuangan 76 Bank Danamon Laporan Tahunan 2005 Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kinerja bank yang sudah dinormalkan, kami memasukkan rujukan dalam menormalkan Laba Bersih

Lebih terperinci

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO Introduction Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat izin bank, menerima tabungan dan deposito, memberikan pinjaman, dan menerima serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit kepatuhan seringkali dinamakan sebagai audit aktivitas. Audit kepatuhan merupakan suatu tinjauan atas catatan keuangan organisasi untuk menentukan apakah

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA

Lebih terperinci

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR LAMPIRAN II PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR Lampiran II Penetapan Kualitas Kredit PROSPEK

Lebih terperinci

Bank Danamon Laporan Tahunan Tinjauan Keuangan

Bank Danamon Laporan Tahunan Tinjauan Keuangan Bank Danamon Laporan Tahunan 2006 84 Tinjauan Keuangan 85 Laporan Tahunan 2006 Bank Danamon Tinjauan Keuangan Sebagai bank universal, pendapatan Bank Danamon berasal dari pertama, penyediaan layanan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2014 UNTUK DANA PENSIUN

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2014 UNTUK DANA PENSIUN KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2014 UNTUK DANA PENSIUN Kriteria penilaian ini dibagi menjadi 8 klasifikasi: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2% 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2015 UNTUK DANA PENSIUN

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2015 UNTUK DANA PENSIUN KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2015 UNTUK DANA PENSIUN Penilaian ARA 2015 dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: A. Penilaian Kuantitatif (100%) terdiri dari 8 klasifikasi, yaitu: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan standar akuntansi yang dikhususkan bagi industri perbankan di

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan standar akuntansi yang dikhususkan bagi industri perbankan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) bekerja sama dengan Bank Indonesia mengeluarkan standar akuntansi yang dikhususkan bagi industri perbankan di Indonesia. Standar

Lebih terperinci

MATRIKS TANGGAPAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA

MATRIKS TANGGAPAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA ASOSIASI SURANSI JIWA INDONESIA MATRIKS TANGGAPAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA Halaman: i Nomor: 1 Klasifikasi Aset Keuangan (4.1 Klasifikasi Aset

Lebih terperinci

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA Potensi pertumbuhan usaha memiliki potensi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pinjaman luar negeri merupakan

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan 54 Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan 55 Laporan Tahunan 2006 Bank Danamon Manajemen Risiko Risk architecture Bank Danamon telah terbukti efektif dalam masa-masa yang penuh tantangan. Pendahuluan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO)

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) A. Umum Dokumen Kebijakan & Prosedur Manajemen Risiko selanjutnya disebut KPMR merupakan dokumentasi dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh Perseroan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA. Kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan.

PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA. Kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan. Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/ 3 /DPNP tanggal 31 Januari 2005 PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA Potensi pertumbuhan usaha Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan Kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori agensi. Jensen and Meckling (1976) menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak mengenal bank dan tidak berhubungan dengan bank. Perbankan sendiri memegang peranan penting

Lebih terperinci

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Bank Umum. Pengawasan. Tindak Lanjut. Penetapan Status. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 65) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia mengalami kemunduran akibat terjadinya krisis global. Krisis yang terjadi bersumber dari

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5841 KEUANGAN OJK. Bank. Rencana Bisnis. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 17) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA PENGUNGKAPAN WAJIB No Item Point Item Pengungkapan Checklist 1. Ketentuan umum Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/6/PBI/2006 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA KONSOLIDASI BAGI BANK YANG MELAKUKAN PENGENDALIAN TERHADAP PERUSAHAAN ANAK GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2016 UNTUK DANA PENSIUN

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2016 UNTUK DANA PENSIUN KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2016 UNTUK DANA PENSIUN Penilaian ARA 2016 dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: A. Penilaian Kuantitatif (100%) terdiri dari 8 klasifikasi, yaitu: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk

Lebih terperinci

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis laporan keuangan yang telah dilakukan penulis pada bab 4 dalam menilai kinerja keuangan pada PT Masterindo Logam Tehnik Jaya, maka pada bagian

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum No. 7/ 3 /DPNP Jakarta, 31 Januari 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Sehubungan dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK Sehubungan dengan rencana penerbitan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang: a. Komite Yang Dibentuk Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 Yth. 1. Perusahaan Asuransi Jiwa; 2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 3. Perusahaan Reasuransi. di Indonesia RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG BENTUK, SUSUNAN

Lebih terperinci

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember 2001 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci