Mengukur Kualitas Jasa Pendidikan Tinggi: Aplikasi Importance-Performance Analysis dan Higher Education Performance
|
|
- Yuliana Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Mengukur Kualitas Jasa Pendidikan Tinggi: Aplikasi Importance-Performance Analysis dan Higher Education Performance Muhammad Rachmat 1, Yolanda Mohungo 2, Laela 3 1,2,3 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Khairun Abstract This study aims to investigate the strengths and weaknesses of the main attributes of the education quality at Postgraduate Program of Khairun University. This study uses the concept of Higher Education Performance (HEdPERF) were developed by Abdullah (2005) and Importance-Performance Analysis (IPA) developed by Martilla and James (1977). This combination is the originality of this research. This study illustrates the assessment of the respondents in each dimension of Higher Education Performance. Findings regarding dimension of HEdPERF i.e academic, non academic, reputation, access, and program issues and future research area has been disscussed. Keywords: Higher Education Performance, Importance-Performance Analysis, Khairun University, Descriptive study. Latar Belakang Persaingan jasa pendidikan tinggi telah memasuki tahapan baru, dimana status negeri atau swasta bukan lagi merupakan sinyal utama dari kualitas sebuah perguruan tinggi. Beragam faktor bermunculan dalam membentuk sinyal kualitas. Mulai dari gedung sampai dengan kinerja staf pengajar diperbaiki dan ditingkatkan. Ini memperkuat realitas bahwa kualitas dari jasa pendidikanlah yang dibutuhkan. Demikian pentingnya kualitas hingga muncul idiom quantity never replace quality. Kualitas jasa adalah faktor penting dalam pendidikan dan telah mendapatkan perhatian serius, dan institusi pendidikan perlu untuk memastikan jasa yang disediakan akan memberikan kesan positif bagi konsumen (Ibrahim, Rahman, dan Yasin 2012). Dalam mengukur kualitas, konsep Service Quality (SERVQUAL) adalah salah satu konsep yang lazim digunakan. Penggunaan konsep SERVQUAL yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988) telah digunakan diberbagai bidang, seperti retailing delivery (Huang, Kuo, dan Xu 2009), dan jasa pendidikan tinggi tidak terkecuali. Beberapa peneliti (Jager dan Gbadamosi 2013; Kitcharoen 2004; Rachmat 2006) menggunakan SERVQUAL untuk mengukur kualitas jasa pendidikan. 1
2 Penggunaan SERVQUAL bukannya tanpa kritikan. Ibrahim dkk (2012) menyatakan bahwa seluruh konsep untuk mengukur kualitas jasa pendidikan tinggi yang dikembangkan oleh para pakar masih sangat debatable, dan faktor serta dimensi untuk mengukur kualitas jasa sangat berbeda-beda dan tergantung pada pendekatan yang digunakan dan konteks penelitiannya. SERVQUAL dikritisi tidak terlalu cocok digunakan pada sektor pendidikan (Abdullah 2006c). Dalam upaya memberikan solusi atas kritikannya, Abdullah (2006a) mengembangkan Higher Education Performance (HEdPERF) untuk mengukur kualitas jasa khusus untuk pendidikan. HEdPERF memiliki 6 (enam) dimensi, yakni (1) aspek nonakademik, (2) aspek akademik, (3) reputasi, (4) akses, (5) program issues, dan (6) understanding. Abdullah (2006a) menyarankan agar HEdPERF diuji silang tempat (cross section) untuk meningkatkan validitasnya. Dalam menilai atribut kualitas jasa pendidikan secara lebih baik, Kitcharoen (2004) memberikan jalan keluar dengan menyarankan untuk mengaplikasikan teknik IPA (Importance-Performance Analysis) yang pertama kali dikembangkan oleh Martilla dan James (1977). Teknik IPA juga digunakan oleh Huang dkk (2009) di sektor retailing deilvery. Teknik Importance-Performance Analysis diklaim oleh Martilla dan James (1977) sebagai teknik yang efektif dalam mengukur kinerja pemasaran. Seperti halnya sektor jasa lainnya, sektor pendidikan tidak terlepas dari sentuhan pemasaran. Dengan demikian, pengukuran atribut kualitas jasa pendidikan melalui derajat kepentingan dan derajat kinerja dapat menggunakan teknik IPA. Sepanjang pengetahuan peneliti, kombinasi HEdPERF dan IPA belum pernah dilakukan, dan hal ini menjadi originalitas dari studi ini. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, misalnya Kitcharoen (2004) dan Rachmat (2006), studi ini menggunakan HEdPERF dan dikombinasikan dengan IPA untuk menginvestigasi atribut kualitas jasa pendidikan. Landasan Teori Higher Education Performance (HEdPERF) Peran Service Quality (SQ) pada sektor pendidikan tinggi telah memperoleh perhatian yang cukup tinggi selama dua dekade terakhir. Institusi pendidikan tinggi harus memastikan bahwa seluruh jasa telah dikelola dengan baik untuk meningkatkan persepsi konsumen terkait kualitas (Brochado 2009). Sejalan dengan itu, Jager dan Gbadamosi (2013) menyebutkan bahwa institusi pendidikan tinggi mesti memposisikan mahasiswanya sebagai konsumen dan juga sebagai stakeholder. Hal ini telah menjadikan posisi mahasiswa menjadi penting dalam pengembangan institusi pendidikan tinggi. Jager dan Gbadamosi (2013) menemukan bahwa 2
3 prediktor penting dari kepuasan mahasiswa adalah keinginan mahasiswa untuk berpindah kampus, kepercayaannya pada manajemen, dan persepsinya akan kesiapan kampus untuk berubah kearah yang lebih baik. Hal ini mengisyaratkan pada seberapa baik jasa yang diberikan oleh kampus memenuhi harapan mahasiswanya. Penting untuk mendefinisikan Service Quality (SQ). Definisi awal dari SQ diajukan oleh Lewis dan Bloom (1983) yang mendefinisikan SQ sebagai seberapa baik tingkatan service yang disampaikan memenuhi harapan konsumen (Abdullah 2005; Brochado 2009). Definisi SQ lainnya diajukan oleh Parasuraman dkk (1988) sebagai perbandingan antara persepsi kinerja dan harapan. Dengan demikian hal ini merupakan sikap dari keseluruhan penilaian mengenai superioritas dari jasa (Abdullah 2005). Konsep Higher Education Performance (selanjutnya disingkat menjadi HEdPERF) diajukan oleh Abdullah (2005, 2006c) sebagai jawaban atas kritikannya pada pengukuran kualitas jasa di pendidikan tinggi dengan menggunakan konsep SERVQUAL (Service Quality) yang diajukan oleh Parasuraman dkk (1988). Abdullah (2005, 2006c) mengembangkan 41 (empat puluh satu) item pertanyaan yang diuji empiris untuk unidimensionalitas, reliabilitas, dan validitasnya menggunakan analisa faktor, baik bersifat analisa eksploratori maupun konfirmatori. Konsep HEdPERF memiliki 6 (enam) dimensi, yakni; aspek non-akademik, aspek akademik; aspek reputasi; aspek akses; aspek isu program; dan aspek understanding, yang akan dijelaskan sebagai berikut: Aspek Non-Akademik. Aspek ini terdiri atas faktor-faktor yang sangat penting untuk memampukan mahasiswa untuk memenuhi kewajiban studinya, dan berhubungan dengan tugas-tugas yang diemban oleh staf non-akademik. Aspek Akademik. Aspek ini terdiri atas faktor-faktor yang semata-mata menggambarkan tanggungjawab akademik Aspek Reputasi. Aspek ini terdiri atas faktor-faktor yang memproyeksi pentingnya citra profesional dari institusi perguruan tinggi. Aspek Akses. Aspek ini terdiri atas faktor-faktor yang berhubungan dengan isu-isu kemudahan untuk didekati (approachability), kemudahan utuk berhubungan (ease of contact), ketersediaan (availability), dan kenyamanan (convenience). Aspek Isu Program. Aspek ini menekankan pada kepentingan untuk menawarkan secara luas program/spesialisasi akademik yang bereputasi dengan struktur yang fleksibel, dan silabus. 3
4 Aspek Understanding. Aspek ini terdiri dari faktor-faktor yang berhubungan dengan bagaimana memahami kebutuhan mahasiswa secara spesifik dalam kaitannya dengan konseling dan layanan kesehatan. Namun, dalam pengujian-pengujian yang telah dilakukan oleh Abdullah (2005, 2006b, 2006c) ditemukan ketidakkonsistenan pada dimensi understanding, sehingga HEdPERF dimodifikasi dan disesuaikan dengan mengeliminir dimensi understanding. Studi yang dilakukan oleh Abdullah (2005) untuk menguji secara empirik HEdPERF untuk mengungkap penentu otentik dari kualitas jasa pendidikan tinggi menemukan bahwa HEdPERF lebih menjelaskan variasi yang lebih baik daripada SERVQUAL, serta lebih superior. Demikian pula dengan studinya Abdullah (2006b, 2006c) yang menemukan HEdPERF lebih superior daripada SERVQUAL dan SERVPERF. Hal ini dikonfirmasi oleh Brochado (2009) yang menemukan HEdPERF memberikan kapabilitas yang lebih baik, meskipun ia juga mengakui bahwa SERVPERF juga memiliki kapabilitas yang sama. Berdasarkan pada diskusi di atas, studi ini menggunakan HEdPERF dalam mengukur kualitas jasa pendidikan tinggi, dengan mempertimbangkan hasil modifikasi pengukuran dari Abdullah (2006b). Importance-Performance Analysis (IPA) Analisis Importance-Performance (IPA) lebih kurang empat dasawarsa mewarnai literatur pemasaran sejak diperkenalkan pertama kali oleh John A. Martilla dan John C. James di tahun 1977 melalui artikelnya yang berjudul Importance-Performance Analysis yang diterbitkan di Journal of Marketing Volume 41(1). Teknik analisis ini telah dipakai dalam bidang pemasaran, dan manajemen secara umum. Teknik IPA sangat populer sebagai teknik analisa multi-atribut untuk mengevaluasi marketing action, serta memberikan insight elemen atau faktor mana dari value proposition yang perlu difokuskan oleh manajemen (Arbore dan Busacca 2011). Huang dkk (2009) menulis bahwa teknik IPA telah menunjukkan kapabilitasnya dalam memberikan informasi penting bagi manajer terkait pengukuran kepuasan dan alokasi sumberdaya yang efektif dalam sebuah format yang aplikatif. Teknik IPA telah digunakan pada berbagai sektor misalnya; online shopping (Huang dkk 2009), sektor pendidikan tinggi (Jager dan Gbadamosi 2013; Kitcharoen 2004; Rachmat 2006), sektor industri hiburan (Mullins dan Spetich 1987), sektor perbankan (Arbore dan Busacca 2011), dan manajemen rumah sakit (Chen dan Lin 2013). Teknik IPA sangat mudah diaplikasikan. Mullins dan Spetich (1987) menjelaskan bahwa IPA berdasarkan pada konsep bahwa kepuasan adalah hasil dari preferensi dari objek 4
5 atau jasa dan penilaian atas kinerjanya. Martilla dan James (1977) menjelaskan bahwa penilaian atas atribut tersebut akan dipetakan sebagai berikut (Gambar 1). Gambar 1: Original IPA Framework Sumber: J.A. Martilla dan J.C. James (1977). Importance-Performance Analysis. Journal of Marketing, 14(1) Dapat dilihat bahwa matriks IPA terdiri dari empat kuadran, yakni Concentrate Here, Keep up with Good Work, Low Priority, dan Possible Overkill. Ke-empat kuadran tersebut dijelaskan sebagai berikut. Concentrate Here. Pada kuadran ini, konsumen menilai bahwa atribut-atribut yang berada disini sebagai atribut yang sangat penting, namun mengindikasikan kepuasan yang rendah atas kinerja atribut-atribut tersebut. Atribut dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan memiliki kinerja yang rendah. Keep Up with the Good Work. Pada kuadran ini, konsumen menilai bahwa atributatribut yang berada disini sebagai atribut yang sangat penting dan mengindikasikan kepuasan yang tinggi atas kinerja atribut-atribut tersebut. Atribut dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi Low Priority. Pada kuadran ini, konsumen menilai bahwa atribut-atribut yang berada disini sebagai atribut yang tidak terlalu penting, dan mengindikasikan kepuasan yang rendah atas kinerja dari atribut-atribut tersebut. Artibut dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah, atribut tersebut tidak mengancam organisasi. 5
6 Possible Overkill. Pada kuadran ini, konsumen menilai bahwa atribut-atribut yang berada disini sebagai atribut yang tidak terlalu penting, namun mengindikasikan kepuasan yang tinggi atas kinerja dari atribut-atribut tersebut. Atribut dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yang rendah namun memiliki tingkat kinerja yang tinggi. Secara spesifik, atribut disini relatif tidak penting. Martilla dan James (1977) menjelaskan bahwa pengklasifikasian atribut-atribut dalam kuadran di atas melalui serangkaian tahapan, dimana atribut penentu yang akan dievaluasi ditampilkan dalam dua daftar identik. Pada sisi yang satu, partisipan diminta untuk memeringkat seberapa pentingnya sebuah atribut, dan pada sisi yang lain partisipan tersebut diminta untuk memeringkat seberapa baik atribut itu berkinerja. Metode Penelitian Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif. Penelitian ini menggambarkan penilaian dari responden pada setiap dimensi dari kinerja kualitas jasa pendidikan, dan didesain sebagai penelitian cross-section, karena data penelitian diambil lintas waktu. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional setiap dimensi merujuk pada definisi yang diajukan oleh Abdullah (2005, 2006b, 2006c, 2006a), serta indikator-indikatornya disesuaikan dengan lokasi penelitian sekarang. Tabel 1: Definisi Operasional dan Rujukan Dimensi HEdPERF Definisi Rujukan Akademik Non-Akademik Reputasi Akses Program Issue Mewakili hal yang menggambarkan tanggungjawab akademik Mewakili hal penting untuk memampukan mahasiswa memenuhi kewajiban studinya, dan berhubungan dengan tugas-tugas yang diemban oleh staf non-akademik Mewakili hal yang memproyeksi pentingnya citra profesional dari institusi perguruan tinggi. Mewakili hal yang berhubungan dengan kemampuan untuk didekati, kemudahan utuk berhubungan, keberadaan, dan kenyamanan Mewakili penekanan pada kepentingan untuk menawarkan program / spesialisasi akademik yang bereputasi dengan struktur yang fleksibel secara luas. 6 Abdullah (2005, 2006b, 2006c, 2006a) Abdullah (2005, 2006b, 2006c, 2006a) Abdullah (2005, 2006b, 2006c, 2006a) Abdullah (2005, 2006b, 2006c, 2006a) Abdullah (2005, 2006b, 2006c, 2006a)
7 Seluruh item pertanyaan menggunakan skala Likert-type 10 point. Untuk importance menggunakan skala sebagai berikut: Sangat tidak penting Sangat penting Untuk performance menggunakan skala sebagai berikut: Sangat tidak puas Sangat puas Administrasi Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program pascasarjana Universitas Khairun. Penelitian ini menggunakan convinience sampling dalam melakukan penyampelan. Responden dipilih berdasarkan kesediaannya dalam mengisi kuesioner penelitian. Penyebaran kuesioner dibantu oleh staf pada Program Pasca Sarjana. Total kuesioner yang disebar sejumlah 193 kuesioner, dari jumlah tersebut, kuesioner yang diserahkan kembali oleh staf akademik pada Program Pasca Sarjana adalah 112 rangkap. Dari total yang dikembalikan tersebut, sejumlah 18 kuesioner tidak diisi dan juga tidak lengkap pengisiannya. Dengan demikian, total kuesioner yang dianalisa adalah sejumlah 94 buah kuesioner dan response rate sebesar 48,7%. Tabel 2: Administrasi Data Kuesioner Jumlah Disebar 193 Kembali 112 tidak lengkap 18 Digunakan 94 response rate 48,7% Sumber: data primer, diolah Untuk mencapai syarat kecukupan sampel (power > 80%) sebagaimana yang disyaratkan oleh Hair dkk (2010), besaran sampel yang diperoleh berjumlah 94. Menggunakan prosedur pengujian post hoc, diperoleh besaran power adalah 0,87 (87%). Dengan demikian, besaran sampel tersebut layak untuk dianalisis. 7
8 Tabel 3. G*Power: Uji Kecukupan Sampel (Post Hoc) χ² tests - Variance: Difference from constant (one sample case) Analysis: Post hoc: Compute achieved power Input: Tail(s) = One Ratio var1/var0 = 1.5 α err prob = 0.05 Total sample size = 94 Output: Lower critical χ² = Upper critical χ² = Df = 93 Power (1-β err prob) = Data ditabulasi berdasarkan kepentingan dan kinerja, dan merujuk pada alur kerja yang dilakukan oleh Kitcharoen (2004). Profil Responden Dari 94 kuesioner yang dapat dianalisis lanjut, responden dalam penelitian ini cenderung Pria (85,10%), terbanyak berusia tahun (44,70%), sebagian berada pada semester 2 (31,90%), dan mayoritas mengambil program studi Manajemen (M.Si) (94,70%). Tabel 4: Profil Respoden % Jenis Kelamin Pria 85,10% Wanita 14,90% Usia Di Bawah 25 tahun 6,40% Tahun 11,70% Tahun 44,70% di atas 40 Tahun 37,20% Semester Semester 1 33% Semester 2 31,90% Semester 3 27,70% Semester 4 7,40% Program Studi Manajemen 94,70% Hukum 5,30% Sumber: data primer, diolah. Hasil Uji Instrumen Dapat dilihat bahwa seluruh item memenuhi syarat validitas dan reliabilitas yang ditetapkan. Dengan demikian, instrumen penelitian layak untuk dianalisis lanjut. 8
9 Tabel 5: Uji Validitas dan Reliabilitas Item Akademik Reputasi Program N_Akad Akses Reliabilitas Akademik1,825** 0,931 Akademik2,869** Akademik3,875** Akademik4,797** Akademik5,865** Akademik6,897** Akademik7,811** Reputasi1,857** 0,918 Reputasi2,684** Reputasi3,894** Reputasi4,835** Reputasi5,861** Reputasi6,911** Reputasi7,774** Program1,892** 0,738 Program2,889** NonAkad1,809 ** 0,939 NonAkad2,800 ** NonAkad3,845 ** NonAkad4,895 ** NonAkad5,753 ** NonAkad6,846 ** NonAkad7,911 ** NonAkad8,749 ** NonAkad9,773 ** NonAkad10,712 ** Akses1,893** 0,929 Akses2,925** Akses3,910** Akses4,758** Akses5,763** Akses6,923** Keterangan: ** signifikan pada 1%. Sumber: data primer, diolah Hasil dan Diskusi Statistik Deskriptif dan Uji Beda Setelah data diuji kualitasnya yakni validitas dan reliabilitas, langkah berikutnya adalah mencari nilai rata-rata. Mahasiswa PPs diminta untuk menilai kinerja dari setiap atribut pada HEdPERF dan menunjukkan bahwa rata-rata nilai akses adalah yang paling tinggi (M=7,757) 9
10 (Tabel 6) kemudian berturut-turut dimensi non-akademik, akademik, program isue, dan reputasi. Rata-rata nilai program isu, dan reputasi berada dibawah rata-rata HEdPERF. Pada tingkat kepentingan, mahasiswa PPs menilai bahwa dimensi non-akademik memiliki nilai rata-rata yang tertinggi (M=8,368), dan berturut-turut adalah akademik, program issue, akses, dan reputasi. Program issue, akses, dan reputasi memiliki nilai dibawah rata-rata HEdPERF. Tabel 6 : Statistik Deskriptif dan Uji Beda Dimensi Kinerja Kepentingan t-hitung Sig (dua sisi) Akademik 7, , ,179,002 Non Akademik 7, , ,194,000 Reputasi 7, ,99-5,043,002 Akses 7, , ,034,000 Program Issue 7, , ,659,229 HEdPERF 7, , ,000 Sumber: Data Primer, diolah Pada uji beda antara kinerja dengan kepentingan (Tabel 6) terlihat terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) pada setiap dimensi kecuali program issue (p>0,05). Secara secara total, kinerja HEdPERF berbeda dari tingkat kepentingannya (t=-11,518, p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa persepsi responden terkait kinerja dan kepentingan adalah berbeda. Derajat kepentingan lebih tinggi daripada kinerja. Mahasiswa PPs berpandangan bahwa derajat kepentingan HEdPERF lebih tinggi daripada kinerja yang dirasakan oleh mahasiswa. Analisa Importance-Performance Untuk menggambarkan nilai-nilai kinerja dan kepentingan, maka digunakan IBM SPSS 19. Dalam studi ini, setiap dimensi dari HEdPERF dianalisis dalam IPA secara terpisah. Penentuan titik potong sumbu Y (derajat kepentingan) dan sumbu X (kinerja) menggunakan nilai rata-rata HEdPERF. Dimana sumbu Y (kepentingan) berada pada titik 8,209 dan sumbu X (kinerja) berada pada titik 7,617 (Tabel 6). Dimensi Akademik Pada dimensi akademik yang mengukur tanggungjawab akademik. Dapat dilihat bahwa atribut 2, 5, dan 6 berada pada kuadran A (Concentrate Here), 1 dan 15 pada kuadran B (Keep Up the Good Work), dan atribut 3 dan 4 berada pada kuadran D (Possible Overkill). 10
11 Atribut yang berada pada kuadran A dapat dimaknai bahwa persepsi mahasiswa pada derajad kepentingan (Importance) dari atribut ini sangat tinggi, namun, persepsi kinerja yang diberikan oleh pihak pascasarjana masih rendah. Atribut ini antara lain (1) kepedulian dan kesantunan dosen, (2) feedback dari dosen untuk kemajuan studi mahasiswa, dan (3) dosen menyediakan waktu yang cukup untuk konsultasi. Ketiga atribut ini mesti mendapatkan perhatian yang serius dari pengelola program pasca sarjana. Atribut yang berada pada kuadran B (Keep Up the Good Work) dapat dimaknai bahwa persepsi mahasiswa pada derajad kepentingan (Importance) sangat tinggi dan persepsi terhadap kinerja yang diberikan oleh Program Pascasarjana juga tinggi. Hal ini perlu dipertahankan. Atribut ini antara lain (1) penguasaan materi dari dosen terkait bidang ilmu yang diasuh, dan (2) tingkat pendidikan dan pengalaman dosen. Kedua atribut ini perlu dipertahankan kinerjanya oleh pengelola Program Pascasarjana. Gambar 2: IPA Akademik Atribut yang berada pada Kuadran D (Possible Overkill) dapat dimaknai bahwa mahasiswa memandang derajad kepentingan dari atribut tersebut tidak terlalu penting, namun, pihak pengelola Program Pascasarjana memberikan kinerja pada atribut ini sangat 11
12 tinggi. Atribut ini antara lain (1) kesediaan dosen untuk membantu jika diminta, dan (2) komunikasi dosen di dalam kelas. Dimensi Non-Akademik Dimensi ini terdiri atas faktor-faktor yang sangat penting untuk memampukan mahasiswa untuk memenuhi kewajiban studinya, dan berhubungan dengan tugas-tugas yang diemban oleh staf non-akademik. Gambar 3: IPA Non-Akademik Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa atribut-atribut menyebar pada tiga kuadran, yakni Kuadran A (Concentrate Here), kuadran B (Keep Up the Good Work) dan kuadran C (Low Priority). Atribut yang berada pada kuadran A adalah Staf administrasi memahami prosedur dan sistem dengan baik. Atribut yang berada pada kuadran B antara lain (1) staf administrasi tulus membantu, (2) staf administrasi memberikan perhatian individual, (3) permintaan dan komplain diselesaikan dengan efisien dan segera, (4) staf administrasi selalu siap membantu, (5) staf administrasi selalu menepati janji (jika berjanji), (6) staf administrasi berperilaku baik, (7) staf administrasi berkomunikasi baik dengan mahasiswa, dan (8) kenyamanan 12
13 (confident) dan keamanan (secure) belajar di Program Pascasarjana. Atribut yang berada pada kuadran C adalah (1) jangka waktu pelayanan yang reasonable dan cepat. Dimensi Akses Dimensi ini terdiri atas faktor-faktor yang berhubungan dengan isu-isu kemudahan untuk didekati (approachability), kemudahan utuk berhubungan (ease of contact), ketersediaan (availability), dan kenyamanan (convenience). Gambar 4: IPA Dimensi Akses Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa atribut-atribut dimensi Akses menyebar pada tiga kuadran, yakni kuadran B, C, dan D. Pada kuadran B (Keep Up the Good Work) terdapat atribut (1) staf sangat mudah dihubungi melalui telepon. Pada kuadran C (Low Priority) terdapat atribut (1) prosedur layanan yang sederhana, dan pada kuadran D (Possible Overkill) terdapat atribut (1) perlakuan yang setara dan hormat, (2) kebebasan berekspresi, dan (3) staf menghormati privasi. Dimensi Reputasi Dimensi ini terdiri atas faktor-faktor yang memproyeksi pentingnya citra profesional dari institusi perguruan tinggi. 13
14 Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa atribut-atribut pada dimensi reputasi menyebar di tiga kuadran. Pada kuadran A (Concentrate Here) terdapat atribut (1) program pendidikan yang berkualitas. Mahasiswa menganggap fasilitas ini sangat penting, namun mereka mendapati atribut ini berkinerja rendah. Hal ini patut diseriusi oleh pengelola Program Pascasarjana. Pada kuadran B (Keep Up the Good Work) terdapat atribut (1) Citra Profesional Program Pascasarjana. Atribut ini perlu dipertahankan kinerjanya. Pada kuadran C (Low Priority) terdapat atribut-atribut (1) kecukupan dan ketersediaan fasilitas akademik (misalnya perpustakaan, internet, dan lain-lain), (2) ukuran kelas yang representatif dan nyaman, (3) tata letak (layout) kelas dan tampilan kampus, (4) reputasi program pendidikan, dan (5) alumni mudah mendapatkan pekerjaan. Baik persepsi derajat kepentingan dan derajad kinerja adalah rendah. Mahasiswa tidak terlalu menganggap penting atribut ini, namun mereka juga berpresepsi bahwa kinerja atribut ini rendah. Gambar 5: IPA Dimensi Reputasi Dimensi Program Issue Dimensi Program Issue menunjukkan penekanan pada kepentingan untuk menawarkan program / spesialisasi akademik yang bereputasi dengan struktur yang fleksibel secara luas Dari gambar 6, dapat dilihat bahwa atribut-atribut berada pada dua kuadran, yakni kuadran A (Concentrate here) dan kuadran D (Possible Overkill). Yang berada pada kuadran A adalah atribut silabus yang fleksibel mengikuti perkembangan. Mahasiswa menilai adalah 14
15 sangat penting agar mata kuliah yang diajarkan fleksibel dan mengikuti perkembangan (kesesuaian dengan dunia kerja), namun menganggap kinerja dari atribut ini masih rendah. Pada kuadran D terdapat atribut spesifikasi keilmuan yang tepat. Mahasiswa menilai atribut ini tidak terlalu penting namun berpandangan bahwa kinerja dari atribut ini sangat baik. Gambar 6: IPA Dimensi Program Issue Kesimpulan Dari analisis yang telah di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan telah dijawab. RQ1: Atribut manakah dari kualitas jasa pendidikan Program Pascasarjana yang membutuhkan perhatian lebih untuk ditingkatkan kinerjanya? Dapat disimpulkan beberapa atribut yang masuk dalam kriteria ini adalah: 1. Dimensi Akademik: (1) kepedulian dan kesantunan dosen, (2) feedback dari dosen untuk kemajuan studi mahasiswa, dan (3) dosen menyediakan waktu yang cukup untuk konsultasi. 2. Dimensi Non-Akademik: Staf administrasi memahami prosedur dan sistem dengan baik. 3. Dimensi Reputasi: Program Pendidikan yang berkualitas 15
16 4. Dimensi Program Issue: silabus yang fleksibel mengikuti perkembangan RQ2: Atribut manakah dari kualitas jasa pendidikan Program Pascasarjana yang perlu dipertahankan kinerjanya? Dapat disimpulkan beberapa atribut yang masuk dalam kriteria ini adalah: 1. Dimensi Akademik: (1) penguasaan materi dari dosen terkait bidang ilmu yang diasuh, dan (2) tingkat pendidikan dan pengalaman dosen. 2. Dimensi Non-Akademik: (1) staf administrasi tulus membantu, (2) staf administrasi memberikan perhatian individual, (3) permintaan dan komplain diselesaikan dengan efisien dan segera, (4) staf administrasi selalu siap membantu, (5) staf administrasi selalu menepati janji (jika berjanji), (6) staf administrasi berperilaku baik, (7) staf administrasi berkomunikasi baik dengan mahasiswa, dan (8) kenyamanan (confident) dan keamanan (secure) belajar di Program Pascasarjana. 3. Dimensi Akses: (1) staf sangat mudah dihubungi melalui telepon. 4. Dimensi Reputasi: (1) Citra Profesional Program Pascasarjana. RQ3: Atribut manakah dari kualitas jasa pendidikan Program Pascasarjana yang tinggi kinerjanya namun dinilai tidak terlalu penting? Dapat disimpulkan beberapa atribut yang masuk dalam kriteria ini adalah: 1. Dimensi Akademik: (1) kesediaan dosen untuk membantu jika diminta, dan (2) komunikasi dosen di dalam kelas. 2. Dimensi Akses: (1) perlakuan yang setara dan hormat, (2) kebebasan berekspresi, dan (3) staf menghormati privasi. 3. Dimensi Program Issue: spesifikasi keilmuan yang tepat RQ4: Atribut manakah dari kualitas jasa pendidikan Program Pascasarjana yang rendah kinerjanya, dan rendah pula tingkat kepentingannya? Dapat disimpulkan beberapa atribut yang masuk dalam kriteria ini adalah: 1. Dimensi Non-Akademik: (1) jangka waktu pelayanan yang reasonable dan cepat. 2. Dimensi Akses: (1) prosedur layanan yang sederhana. 3. Dimensi Reputasi: (1) kecukupan dan ketersediaan fasilitas akademik (misalnya perpustakaan, internet, dan lain-lain), (2) ukuran kelas yang representatif dan nyaman, (3) tata letak (layout) kelas dan tampilan kampus, (4) reputasi program pendidikan, dan (5) alumni mudah mendapatkan pekerjaan. 16
17 Keterbatasan Penelitian dan arahan penelitian mendatang Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain, response rate yang rendah sehingga hasil penelitian perlu interpretasi yang hati-hati. Penelitian ini bersifat cross-section, hanya memotret peristiwa di suatu waktu tertentu. Penelitian selanjutnya diharapkan meningkatkan response rate serta didisain time series study hingga mampu memotret dalam range waktu tertentu. Di sisi lain, penelitian ini bersifat deskriptif sehingga seberapa jauh dimensi-dimensi HEdPERF berdampak pada kepuasan mahasiswa, seberapa ingin mereka merekomendasikan PPs ke kolega/temannya, dan kebanggaan (pride) tidak bisa diukur. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa mengeliminir keterbatasan ini. Secara praktikal, penelitian ini memberikan arah pada pengelola Program pendidikan dalam mendisain program-program unggulan agar kualitas jasa pendidikan tinggi menjadi lebih baik, efisien dan efektif dengan cara meningkatkan kinerja atribut-atribut pada kuadran A, mempertahankan kinerja atribut pada kuadran B, dan bila dimungkinkan, atribut pada kuadran D dikurangi kinerjanya dan diarahkan sumberdaya dari kuadran D untuk meningkatkan kinerja pada kuadran A dan C. Daftar Pustaka Abdullah, F HEdPERF versus SERVPERF: The quest for ideal measuring instrument of service quality in higher education sector. Quality Assurance in Education 13 (4): a. The development of HEdPERF: a new measuring instrument of service quality for the higher education sector. International Journal of Consumer Studies 30 (6): b. Measuring service quality in higher education: HEdPERF versus SERVPERF. Marketing Intelligence & Planning 24 (1): c. Measuring service quality in higher education: three instruments compared. International Journal of Research & Method in Education 29 (1): Arbore, A., dan B. Busacca Rejuvenating importance-performance analysis. Journal of Service Management 22 (3): Brochado, A Comparing alternative instruments to measure service quality in higher education. Quality Assurance in Education 17 (2): Chen, Y.-C., dan S. Lin Applying Importance-Performance Analysis for Improving Internal Marketing of Hospital Management in Taiwan. International Business Research 6 (4):
18 Hair, J. F., W. C. Black, B. J. Babin, dan R. E. Anderson Multivariate Data Analysis: A Global Perspective. 7 ed. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall. Huang, Y.-K., Y.-W. Kuo, dan S.-W. Xu Applying Importance-Performance Analysis to Evaluate Logistics Service Quality for Online Shopping Among Retailing Delivery. International Journal of Electronic Business Management 7 (2): Ibrahim, M. Z., M. N. A. Rahman, dan R. M. Yasin Assessing Students Perceptions of Service Quality in Technical Educational and Vocational Training (TEVT) Institution in Malaysia. Procedia - Social and Behavioral Sciences 56: Jager, J. d., dan G. Gbadamosi Predicting students satisfaction through service quality in higher education. The International Journal of Management Education 11: Kitcharoen, K The Importance-Performance Analysis of Service Quality in Administrative Departments of Private Universities in Thailand. ABAC Journal 24 (3): Martilla, J. A., dan J. C. James Importance-Performance Analysis. Journal of Marketing 14 (1): Mullins, G. W., dan B. L. S. Spetich Importance-Performance Analysis. Visitor Behavior, 2. Parasuraman, A., V. A. Zeithaml, dan L. L. Berry SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceiptions of Service Quality. Journal of Retailing 64 (1): Rachmat, M Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen (Studi Kasus di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Khairun). Jurnal Equilibrium 1:
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN DENGAN HIGHER EDUCATION PERFORMANCE (HEdPERF) DAN HIGHER EDUCATION SERVICE QUALITY (HiEdQUAL) (Studi Kasus di Universitas ABC Sidoarjo) Ika Widya Ardhyani 1) dan Moses Laksono
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik suatu produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dapat dinyatakan langsung. Definisi
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN TATA USAHA BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 2, Desember 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN TATA USAHA BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA Pendahuluan Muzakiyah 1, Siti Husna
Lebih terperinciPENGUKURAN KUALITAS LAYANAN DENGAN HIGHER EDUCATION PERFORMANCE (HEdPERF) DAN HIGHER EDUCATION SERVICE QUALITY (HiEdQUAL)
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 25-32 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN DENGAN HIGHER EDUCATION PERFORMANCE (HEdPERF) DAN HIGHER
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 1. Menurut mahasiswa, kualitas pelayanan pendidikan pada Program Studi
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Menurut mahasiswa, kualitas pelayanan pendidikan pada Program Studi
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dan menambahkan 2 variabel independen yaitu design,delivery and assessment
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model-model Penelitian Terdahulu Kayastha (2011) melakukan penelitian menggunakan 5 variabel HEdPERF dan menambahkan 2 variabel independen yaitu design,delivery
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Terdapat gap antara persepsi dan ekspektasi mahasiswa terhadap jasa yang
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan 1. Terdapat gap antara persepsi dan ekspektasi mahasiswa terhadap jasa yang diberikan oleh MM FEB UGM Yogyakarta. Gap/kesenjangan antara persepsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Karakteristik Responden Dari semua responden di dalam penelitian ini, karakteristik dari responden dapat kelompokkan ke dalam beberapa karakteristik yaitu umur, jenis kelamin,
Lebih terperinciSTEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CV. SMARTPHONE COMMUNITY DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS STEFANUS YULIANTO E12.2008.00288
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA
ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA Moh Nur Irfanuddin Toto Sugiharto Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma E-mail : tsharto@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciKris Setyaningsih Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang
Kris Setyaningsih 33 ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN PENDIDIKAN DI PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN RADEN FATAH PALEMBANG Kris Setyaningsih Program
Lebih terperinciMengukur Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kegiatan Akademik di Pendidikan Tinggi Islam
Mengukur Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kegiatan Akademik di Pendidikan Tinggi Islam Fahrurrozi 1 Abstract The current research aims at understandicng student satisfaction level on academic adminitration
Lebih terperinciPENERAPAN MODIFIED IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DALAM PENINGKATAN MUTU LAYANAN FAMILY SPA X
PENERAPAN MODIFIED IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DALAM PENINGKATAN MUTU LAYANAN FAMILY SPA X Hotna Marina Sitorus dan Cathrine Santosa Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit
Lebih terperinciEkuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN
EKSPEKTASI DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI Rozalina Novianty 1 Lina Sugiyanto 2 Istiana Wijayanti Mala 3 Universitas Soerjo Ngawi Korespondensi : roza_nov@yahoo.com
Lebih terperinciUniversitas Sam Ratulangi Manado
ANALISIS KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK GIGI DAN MULUT RUMAH SAKIT TINGKAT III 07.06.01 ROBERT WOLTER MONGINSIDI TERHADAP PELAYANAN BPJS KESEHATAN BULAN AGUSTUS 2015 Calvin Nathanael 1), Vonny N. S. Wowor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian disusun untuk menggambarkan konsep analisis kepuasan pelanggan melalui penilaian harapan dan kenyataan kualitas pelayanan pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Pengukuran kualitas pelayanan dilakukan dengan menganalisa lima dimensi metode service quality, dengan mengacu pada kernagka sebagai berikut : Studi Pustaka
Lebih terperinciANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SKRIPSI Disusun Oleh : DEDY DOUGLAS HARIANJA J 2 E 0 0 8 0 1 6 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai intitusi penyelenggara pendidikan tinggi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai intitusi penyelenggara pendidikan tinggi merupakan salah satu industri jasa yang penting, karena tidak hanya sekedar menyelenggarakan jasa
Lebih terperinciEVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL
Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK ITS MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA WHYTE & BYTHEWAY DAN SERVQUAL Mudjahidin 1), Yogi Agra Wiryawan
Lebih terperinciMETODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN
ANALISIS KUALITAS LAYANAN ELEKTRONIK (e-servqual) SISTEM INFORMASI AKADEMIK i-gracias MENGGUNAKAN METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN 2012-2014) ELECTRONIC SERVICE QUALITY
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METOOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang menjadi lokasi pelayanan PT. Moto Cahaya Bintang Utama. Sedangkan untuk waktu
Lebih terperinciPENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE
PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE (Studi Kasus pada Website sia.undip.ac.id) SKRIPSI Disusun oleh: ENGGAR
Lebih terperinciUsulan Peningkatan Kualitas Pelayanan di Perguruan Tinggi X Dengan Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan di Perguruan Tinggi X Dengan Menggunakan Metode
Lebih terperinciANALISA KUALITAS PELAYANAN ASET FISIK DAN FASILITAS DI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI
ANALISA KUALITAS PELAYANAN ASET FISIK DAN FASILITAS DI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI Rian Kurniawan 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) Aditya Sutantio 3) 1) Manajemen Proyek, MMT ITS, Indonesia e-mail: mechanicalofone@gmail.com
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis pertama dapat diterima
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Mutu Layanan Pada Aya Travel menggunakan Metode SERVQUAL dan Importance Performance Analysis
Usulan Perbaikan Mutu Layanan Pada Aya Travel menggunakan Metode SERVQUAL dan Importance Performance Analysis Andreas Matthew Ramandri, Sani Susanto, Ph.D., Yogi Yusuf W., S.T., M.T. Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Survey
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kean mahasiswa di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu USGJ-PM 05/04. Adapun pihak
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: UPAYA PERBAIKAN LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN HIGHER EDUCATION PERFORMANCE (HEDPERF) DAN METODE TRIZ
UPAYA PERBAIKAN LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN HIGHER EDUCATION PERFORMANCE (HEDPERF) DAN METODE TRIZ Yosef Daryanto Program Studi Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Email: daryanto@mail.uajy.ac.id
Lebih terperincinasabah yang menggunakan jasa pelayanan Perum Pegadaian.
BABm METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perum Pegadaian Cabang Blabak kepada nasabah yang menggunakan jasa pelayanan Perum Pegadaian. 3.2. Profil Pegadaian 3.2.1. Sejarah
Lebih terperinciPengembangan Instrumen Antecedent Gap ServQual Antecedent Gap ServQual Instrument Development
ISSN 2355-4721 Pengembangan Instrumen Antesenden Gap Servqual Pengembangan Instrumen Antecedent Gap ServQual Antecedent Gap ServQual Instrument Development Dewi Nusraningrum STMT Trisakti stmt@indosat.net.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN III.1 Kerangka Pemikiran Blitz Megaplex Tingkat Kepuasan Pelanggan Tingkat Kepentingan Pelayanan Pengukuran Kesenjangan (GAP) terhadap metode ServQual (5 dimensi) IPA Framework
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggannya. Oleh karena itu, suatu perusahaan perlu mengenal pelanggannya
Lebih terperinci* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **
B-1-1 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL SEBAGAI DASAR PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus di P.T. Sumber Bahtera Motor, Yogyakarta) * Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Kualitas Layanan Bimbingan Belajar Antonius Budianto
Usulan Perbaikan Kualitas Layanan Bimbingan Belajar Antonius Budianto Maria Christianti, Hotna Marina R. Sitorus, Alfian Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran iklim organisasi dari Rumah Batik X cabang Bandung. Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang karyawan di Rumah Batik X cabang Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini dilihat oleh para pengusaha sebagai peluang yang sangat besar. Para pengusaha berlomba-lomba
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Annual Discourse Power Resistance Conference: Global Issues Local
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, F. (2005). The development of HEdPERF: a new measuring instrument of service quality of higher education sector. Paper presented at the Third Annual Discourse Power Resistance
Lebih terperinci201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)
ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN GIGI DI KLINIK GIGI MY DENTAL CARE SURABAYA Adityarani Putranti (S Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Pemasaran dan Keuangan,
Lebih terperinciASSESMENT TINGKAT KEPUASAN DOSEN DENGAN METODE SERVQUEL PADA UNIVERSITAS XYZ
ASSESMENT TINGKAT KEPUASAN DOSEN DENGAN METODE SERVQUEL PADA UNIVERSITAS XYZ Hana Catur Wahyuni, Wiwik Sumarmi Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo hanacatur@umsida.ac.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan di dunia pendidikan dewasa ini semakin ketat, hal ini menuntut lembaga Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) untuk
Lebih terperinciPENGUKURAN KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN PELANGGAN UNIT BISNIS
PENGUKURAN KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN PELANGGAN UNIT BISNIS Dwi Novirani Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional Bandung, Jalan PKH Mustopha no 23 Bandung 40124 Tlp 022-7272215 e-mail: dwi_novirani@yahoo.com
Lebih terperinciKata Kunci: Model Hedpref, EduQual, Sqm-Hei, Validating the National Survey of Student Engangement (NSSE), Dimensi Penelitian, Kualitas pelayanan.
EVALUASI SISTEM PEMBELAJARAN PADA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HEDPREF, EDUQUAL, SQM-HEI, DAN VALIDATING THE NATIONAL SURVEY OF STUDENT ENGANGEMENT (NSSE)
Lebih terperinci*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DAN PENGGUNAAN GRAFIK T 2 HOTELLING UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS JASA (Studi Kasus di BRI Unit Wlingi Kantor Cabang Blitar) *Herlin
Lebih terperinciMengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL
Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL Ali Rokhman hhtp://arokhman.blog.unsoed.ac.d Sumber utama: Tjptono, Fandy (2008), Service Management, Penerbit ANDI, Yogyakarta Dasar Singkatan Service Quality
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA
77 PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA Kriswinharsell Surya Sangkakala 1 Dra. Retty Filiani 2 Dr. Awaluddin Tjalla 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Lebih terperinciKualitas Layanan Sebagai Pendorong Kepuasan Pelanggan dan Implikasinya pada Word-of-mouth. W. Rofianto
Kualitas Layanan Sebagai Pendorong Kepuasan Pelanggan dan Implikasinya pada Word-of-mouth W. Rofianto Latar Belakang Kompetisi industri pendidikan tinggi yang semakin ketat Konsumen modern - banyak menuntut,
Lebih terperinciANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN Volume 4 Nomor 4 Tahun 2015 Halaman 775-784 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciLAPORAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK UIN SUMATERA UTARA MEDAN
LAPORAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK UIN SUMATERA UTARA MEDAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan
Lebih terperinciModel Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012
Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012 Analisis Kualitas Pelayanan (Service Quality) akronimnya SERVQUAL merupakan suatu metode desktiptif guna
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam menjawab pertanyaan penelitian pertama ini difokuskan pada bagaimana kualitas pelayanan dilihat dari persepsi manajemen. Metode penelitian yang
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Riau e-mail: fenny_tr@yahoo.com
Lebih terperinciPENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)
PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) Nia Budi Puspitasari 1), Dyah Ika Rinawati 1), Retno Indriartiningtias 2) 1) Program Magister Teknik Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciKAJIAN INSTITUTIONAL IMAGE SEBAGAI PREDIKTOR CUSTOMER PERCEIVED VALUE. STUDI PADA : Magister Management dan Program Pascasarjana Universitas Andalas
KAJIAN INSTITUTIONAL IMAGE SEBAGAI PREDIKTOR CUSTOMER PERCEIVED VALUE STUDI PADA : Magister Management dan Program Pascasarjana Universitas Andalas SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)
1 PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG) Oleh Kukuh Mulyanto, S.S.,S.E.,M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang
Lebih terperinciPENERAPAN PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN DI LEMBAGA KURSUS KETERAMPILAN X KOTA GORONTALO
PENERAPAN PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN DI LEMBAGA KURSUS KETERAMPILAN X KOTA GORONTALO Hariana Jurusan Teknik Kriya, Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo Email: harianapare@yahoo.co.id
Lebih terperinciLingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi
ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BUS TRANSJAKARTA
ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BUS TRANSJAKARTA Dedy Arie Kustanto Wibowo, Sonny Sunaryo Jurusan Manajemen Industri Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kualitas Pelayanan ( Service Quality) Service Quality adalah skala berbagai item secara singkat dengan keandalan dan validitas baik yang dapat digunakan oleh pengecer
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN BANK X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL
ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN BANK X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL Lithrone Laricha Salomon 1, Iphov Kumala Sriwana 2 dan Nurlia Delila 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciC.R. Repi., J.D.D. Massie., A.S. Soegoto. Analisis Berbagai Atribut
ANALISIS BERBAGAI ATRIBUT KEPENTINGAN NASABAH TERHADAP KINERJA PRODUK BNI TAPLUS PT. BNI (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG UTAMA MANADO Oleh: Chrisye Rahelena Repi 1 James D.D. Massie 2 Agus Supandi Soegoto
Lebih terperinciJSIKA Vol. 5, No. 8, Tahun 2016 ISSN X
Rancang Bangun Aplikasi Analisis Kepuasan Pelanggan Pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Oktavianus Eko Pambudi Adi Nugroho 1) Sulistiowati 2) Yoppy Mirza Maulana 3) Program Studi/Jurusan Sistem Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kepuasan dosen dan tenaga kependidikan di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data diperoleh dengan menyebarkan secara acak kuesioner kepada pengguna jasa transpotasi udara Garuda Indonesia sebagai responden. Cara pengambilan
Lebih terperinciANALISIS PERSEPSI JASA PELAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IPA PADA PERGURUAN XYZ
e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 2, No. 1, Mei 2013 pp. 9-14 ANALISIS PERSEPSI JASA PELAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IPA PADA PERGURUAN XYZ Heryanto Handoko 1, A. Rahim Matondang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu
Lebih terperinci3. Private label adalah produk yang hanya menanggung nama pengecer. 4. Sub merek sendiri membawa nama pengecer tapi produk yang memiliki posisi yang
BAB 4 SIMPULAN Berdasarkan pada pembahasan pada bab sebelumnya dapat dikatakan bahwa arsitektur merek pengecer merupakan pengembangan dari arsitektur merek yang dikembangkan oleh Esbjerg, et al (2004)
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciKEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN KORPORAT UNTUK ACARA MICE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN HOTEL HSTH
JMK, VOL. 15, NO. 2, SEPTEMBER 2013, 165-178 ISSN 1411-1438 DOI: 10.9744/jmk.15.2.165-178 KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN KORPORAT UNTUK ACARA MICE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN HOTEL HSTH Agus Prihanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berguna dan hanya bisa bergerak jika ada manusia yang menggerakannya. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Timpe (1999: 20), dalam sebuah perusahaan, sumberdaya terpenting adalah manusia (man) karena semua sumberdaya yang ada hanya dapat berguna dan hanya
Lebih terperinciJurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG PADA BUS BANDARA KUALANAMO-BINJAI Oleh: Kristianus Boby A.M.S.,MSc.0026041005 (Politeknik Negeri Medan, Dohar Sinabutar, S.T, M.T.0013107907 (Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, perusahaan mengkombinasikan empat variabel yang sangat mendukung didalam menentukan strategi pemasaran, kombinasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari alat ukur dalam penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Alat Ukur Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari alat ukur dalam penelitian ini (kuesioner). Pengujian alat ukur penelitian
Lebih terperinciJUDUL TIMES NEW ROMAN 14PT 1 SPASI BOLD KAPITAL CENTER Jurusan. Fakultas.. Universitas..
JUDUL TIMES NEW ROMAN 14PT 1 SPASI BOLD KAPITAL CENTER Nama Penulis (Times New Roman 12Pt 1 Spasi Bold Center) Jurusan. Fakultas.. Universitas.. abcd12@yahoo.com (alamat email) Nama Penulis (Times New
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu upaya untuk mencerdaskan suatu bangsa. Sektor pendidikan saat ini telah diupayakan untuk membina anak didiknya melalui pengelolaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendalami tentang pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), keandalan
Lebih terperinciABSTRACT. Key words: Fitness Center, Marketing Mix (7P), Importance-performance analysis. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Fitness center has attractive business record, in the following years it has higher competition. Marketing tactics are not enough in recent, special programs were needed to be designed. Marketing
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi pendahuluan Studi pustaka Observasi Wawancara Perumusan Masalah Penentuan Tujuan serta Manfaat penelitian Batasan Masalah Penentuan populasi dan jumlah sampel
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Bandar
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Bandar Lampung. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kinerja Account
Lebih terperinciPERBEDAAN KUALITAS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN NGAWI. Indah Rahayu Maisyaroh Burhanuddin
PERBEDAAN KUALITAS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN NGAWI Indah Rahayu Maisyaroh Burhanuddin Indah_rahayu9553@yahoo.com Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciJSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X
ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN WEBSITE TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA STIE PERBANAS SURABAYA MENGGUNAKAN MODEL WEBQUAL Shandi Prima Yudha Adrianto 1) Sulistiowati 2 Erwin Sutomo 3) Program Studi/Jurusan
Lebih terperinciJournal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017
Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 017 ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (Studi Kasus di Kantor
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...105
DAFTAR ISI TESIS... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...xiii ABSTRAK... xiv ABSTRACT...
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut tingkat
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PELANGGAN PT POS INDONESIA PERSERO KANTOR WILAYAH SURABAYA SELATAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) Lissa Rosdiana Noer Program Studi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis, yaitu untuk menguji hipotesis yang umumnya menjelaskan tentang
Lebih terperinciAnalisa Tingkat Kepuasan Kualitas Layanan Perguruan Tinggi Swasta Berdasarkan Metode SERVQUAL
Analisa Tingkat Kepuasan Kualitas Layanan Perguruan Tinggi Swasta Berdasarkan Metode SERVQUAL Wiwik Sumarmi 1, Hana Catur Wahyuni 2 1,2) Teknik Industri- Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Email: Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai salah satu penyelenggara layanan pendididikan mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan saat ini telah membawa para pelaku dunia pendidikan khususnya di perguruan tinggi ke persaingan yang sangat ketat. Perguruan tinggi sebagai
Lebih terperinciyang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu
Bab 1. Pendahuluan Tingginya tingkat persaingan telah membawa pengaruh yang signifikan dalam dunia usaha. Persaingan tidak hanya mengandalkan segi kualitas tetapi juga mengutamakan segi pelayanan. Parasuraman
Lebih terperinciANALISA KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI SF DIGITAL PHOTO SERVICE
ISSN: 1410-2331 ANALISA KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI SF DIGITAL PHOTO SERVICE Heru Kesumajayansyah, M Ari Budi Yuwono Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEBIJAKAN PELAYANAN DI STP AVIASI JAKARTA
ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEBIJAKAN PELAYANAN DI STP AVIASI JAKARTA Oleh: Anita Dyah Juniarti (Dosen STP Aviasi Jakarta) Yanto Azie Setya (Dosen Manajemen Fak. Ekonomi Univ. Sultan Ageng Tirtayasa
Lebih terperinci