KATA PENGANTAR. Bandung, 16 Desember 2008 Prodi Perbandingan Agama, Ketua, Drs. Wawan Hernawan, M.Ag NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Bandung, 16 Desember 2008 Prodi Perbandingan Agama, Ketua, Drs. Wawan Hernawan, M.Ag NIP"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puja-puji kami panjatkan ke hadlirat Allah SWT., yang telah memberikan kemampuan kepada kami untuk menyelesaikan Kurikulum Berbasis Wahyu Memandu Ilmu Program Studi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi akhiriz- Zaman, Muhammad SAW. Kurikulum Berbasis Wahyu Memandu Ilmu Program Studi Perbandingan Agama ini merupakan panduan sekaligus arah pengembangan dan pembinaan pada Program Studi Perbandingan Agama yang diproyeksikan selama satu dasa warsa ke depan ( ). Dengan adanya Kurikulum Berbasis Wahyu Memandu Ilmu ini diharapkan agenda pengembangan Prodi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung ke depan dapat dilakukan secara bertahap dan kontinue sehingga dapat diwujudkan Prodi Perbandingan Agama sebagai Prodi yang unggul. Untuk itu, rasa terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Kurikulum ini, semoga Allah membalas segala kebaikan dan ketulusan bhaktinya. Terakhir, saran dan kritik konstruktif tetap diharapkan demi perbaikan kurikulum ini di masa yang akan datang. Bandung, 16 Desember 2008 Prodi Perbandingan Agama, Ketua, Drs. Wawan Hernawan, M.Ag NIP

3 334 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Program Studi Perbandingan Agama 1. Kelahiran Ilmu Perbandingan Agama Dibanding disiplin ilmu-ilmu lainnya, Ilmu Perbandingan Agama merupakan cabang ilmu yang umurnya relatif muda. Ilmu Perbandingan Agama diakui sebagai disiplin yang berdiri sendiri baru pada paruh kedua abad ke-19. Dunia Barat biasanya mengaitkan kelahiran kelahiran ilmu ini dengan munculnya beberapa karya seorang sarjana kelahiran Jerman, Friedrich Max Miiller, antara lain: Comparative Mythology (1856); Introduction to The Science of Religion (1870); Origin and Growth of Religions as Illustrated by The Religion of India (1878); The Sacred Books of The East (t.t.); Chips from a German Workshop ( ); Selected Essays on Language, Mythology, and Religion (1881); Natural Religion (1889); Physical Religion (1891); Anthropological Religion (1892); Theosophy or Psychological Religion (1893); Contribution to The Science of Mythology (1897); dan The Six System of Indian Phylosophy (1889). Ilmu Perbandingan Agama di dalam pembahasannya memiliki ciri-ciri yang khas yang membedakannya dari disiplin-disiplin ilmu lain yang obyek pembahasannya sama (agama-agama). Pembahasan pada disiplin Ilmu Perbandingan Agama bersifat deskriptif, berdasar pada kenyataan-kenyataan, dan fakta-fakta yang ada dalam agama-agama dan atau tradisi suatu masyarakat. Ciri ini membedakannya dari disiplin Theology. Pembahasan Theology, sebagai diketahui, bertolak dari ajaran-ajaran agama yang diyakini kebenarannya. Ajaran-ajaran agama itu dijadikannya sebagai tolok ukur untuk member penilaian terhadap ajaran atau keyakinan dalam agama-agama lain. Dapat dikatakan, pembahasan theology cenderung bersifat subyektif dan normatif. Theology mengkaji agama-agama lain dalam kaitan menunjukkan dan sekaligus membuktikan kebenaran agamanya sendiri. Bahkan, dalam hal-hal tertentu ia berusaha menunjukkan ketidakbenaran dan kesalahan-kesalahan agama lain. Sementara dalam kajian Ilmu

4 Perbandingan Agama, persoalan kebenaran dan ketidakbenaran suatu ajaran agama, sesuai dengan sifat objektif dan deskriptifnya, berada di luar lingkup pembahasannya. Pembahasan disiplin Ilmu Perbandingan Agama juga tidak dimaksudkan untuk meneliti dan mencari hakikat (essensi) agama. Karena, pembahasan tentang hakikat (essensi) agama serta ajaran-ajarannya adalah cakupan pembahasan disiplin Filsafat Agama. Persoalan yang dibahas dalam disiplin Ilmu Perbandingan Agama tidak sampai sejauh itu. Ilmu ini membatasi diri pada pengkajian agama secara sistematis, memperbandingkan dengan agama-agama lain, baik secara utuh atau hanya memilih aspek-aspek tertentu dari fenomena-fenomena keagamaannya, dengan tujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan, membuat suatu generalisasi atau mengelompokannya ke dalam typology-typologi tertentu berdasarkan kesamaan cirri yang dimiliki oleh agama yang diperbandingkannya. Bahkan, ada pula sebagian sarjana yang menekankan pembahasannya hanya untuk mencari asal-usul agama/kepercayaan. Dengan memperbandingkan agama-agama yang dianut oleh bermacam-macam bangsa, baik bangsa-bangsa yang sudah memiliki kebudayaan yang kompleks maupun bangsa-bangsa yang kebudayaannya masih sederhana, para peminat Perbandingan Agama berusaha berusaha menelusuri dan menemukan bentuk awal dari sebuah agama/tradisi masyarakat. Perbedaan lainnya, sekalipun kegiatannya sama-sama bersifat deskriptif dan berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan, Ilmu Perbandingan Agama berbeda dengan Sosiologi Agama. Disiplin ilmu Sosiologi Agama lebih menekankan pembahasannya pada realitas masyarakat, kelas masyarakat, struktur masyarakat, dan tingkatan masyarakat dalam hubungannya dengan agama yang menjadi kepenganutannya. Selain itu, Sosiologi Agama, sebagaimana disiplin ilmu sosial pada umumnya, tunduk dan terikat pada metode sosiologi. Sedangkan Ilmu Perbandingan Agama, mengkaji agama-agama secara utuh atau memilih aspekaspek tertentu dari fenomena-fenomena agama itu, kemudian membandingkannya dengan agama-agama yang lain. Ciri perbandingan inilah, agaknya, yang dianggap dan merupakan ciri teristimewa dari sekian banyak kekhasan yang dimiliki disiplin ilmu ini. Oleh karena itu, ia dikenal dalam pohon ilmu pengetahuan dengan sebutan Ilmu Perbandingan Agama. Penyebutan tersebut berdasar literatur-literatur yang ditulis dalam bahasa Inggris dengan sebutan The Comparative Study of Religions atau Comparative Religion. Sedangkan literatur-literatur berbahasa 335

5 Arab kerap menyebutnya Muqaranat al-adyan. Selain itu, di dunia Barat, studi Perbandingan Agama terkadang mendapat sebutan yang lain. Di antara mereka ada yang menyebut History of Religions, atau Phenomenology of Religions. Di samping terdapat sejumlah sarjana yang menganggap namanama sebagai disebutkan di atas merupakan sebutan lain bagi disiplin Ilmu Perbandingan Agama, terdapat sejumlah sarjana pula yang berpendapat bahwa Religionswisenschaft, yang dalam bahasa Inggris The Science of Religions merupakan induk (The Mother) atau pohon dari tiga dahan (disiplin): History of Religions, Comparative Study of Religions, dan Phenomenology of Religions. Masingmasing dari ketiga disiplin ini telah berdiri sendiri dan memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya satu sama lain dengan metode yang berbeda pula. 2. Sejarah Prodi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Program Studi Perbandingan Agama yang kemudian disingkat Prodi PA Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung adalah salah satu Prodi yang terbilang tua. Prodi PA dulu bernama Jurusan PA berdiri bersama dengan diresmikannya Fakultas Ushuluddin dan Syari ah di Bandung, serta Fakultas Tarbiyah di Garut dan IAIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tanggal jurusan tersebut di dirikan pada tanggal 5 April 1968 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 57 Tahun Sebagai Prodi yang terbilang tua, Prodi PA didirikan dengan berdasar pada realitas masyarakat yang terdiri dari pelbagai agama dan keyakinan yang dalam sejarah perkembangannya belum sanggup menciptakan hubungan harmonis antar pemeluk agama. Fenomena tersebut, secara ilmiah bersumber dari rendahnya pemahaman agama dalam tataran social dan kekedapan ajaran agama terhadap ajaran agama lain. Truth claim dari suatu agama terhadap agama lain menjadi ciri dari cara beragama tersebut. Dan, pada titik inilah kerap menjadi pemicu konplik di Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan religiusitas (penghayatan) dari setiap warga Negara terhadap ajaran agamanya masing-masing dengan kesadaran kebersamaan dalam perbedaan (agree in disagreement). Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memberikan penyadaran akan keberagamaan dan kemestian menciptakan rahmatan lil alamin bagi agama-agama lain. Dengan demikian, dibutuhkan wadah kajian yang mengkhususkan diri 336

6 mengkaji agama dan keberagamaan secara ilmiah akademik dalam wujud sebuah Program Studi. Kajian secara ilmiah akademik dalam Prodi PA tidak dimaksudkan untuk membedah dan memprofankan yang sakral, akan tetapi lebih pada core meneliti, memahami, dan menjelaskan implikasi serta dampak dari keberpihakan pemikiran teologis secara individu (pilihan keyakinan) serta realitas keberagamaan manusia secara positif. Penyajian materi perkuliahan di Prodi Perbandingan Agama didekati secara holistik, kritis, dan terbuka terhadap pelbagai aspek dalam agama. Melalui kajian itu, agama diharapkan tidak lagi menjadi pemicu konflik, tetapi sebagai sumber integrasi, positif, dan dinamis. Selain itu, diharapkan ditemukannya kebenaran yang paling kaffah dalam memahami keberagamaan dan keragaman beragama. 3. Tokoh-Tokoh yang pernah memimpin Jurusan Perbandingan Agama Sepanjang sejarah berdirinya Prodi Perbandingan Agama pernah mengalami masa-masa subur, yang di situ menghasilkan banyak lulusan yang cukup berpengaruh. Waktu pun bergulir, pergantian kepemimpinan di Prodi Perbandingan Agama berganti. Di antara tokoh yang pernah memimpin Prodi Perbandingan Agama adalah sebagai berikut: 1. Drs. H.A. Farichin Chumaidy, MA ( ) 2. Drs. H. Moh. Cholil ( ) 3. Drs. H.A. Farichin Chumaidy, MA ( ) 4. Drs. H. Moh. Cholil ( ) 5. Drs. H. Dadang Kahmad ( ) 6. Drs. H. Moh. Cholil dibantu Sekretaris Jurusan Drs. H. Thoriq A. Hinduan ( ) 7. Drs. H. Undang Ahmad kamaludin dibantu Sekretaris Jurusan Drs. Abdul Syukur, MA ( ) 8. Dra. Yeni Huriani, M.Hum dibantu Sekretaris Jurusan Drs. Yusuf Wibisono, M.Ag ( ) 9. Drs. Rifki Rasyad, MA dibantu Sekretaris Jurusan Drs. Casram ( ), 10. Drs. Wawan Hernawan, M.Ag dibantu Sekretaris Jurusan Deni Miharja, M.Ag. ( ). 337

7 B. Visi, Misi, Tujuan, Agenda Pengembangan Prodi, dan Bidang Garapan 1. Visi Program Studi Visi (vision) merupakan cita-cita atau keinginan yang hendak diwujudkan pada waktu tertentu. Visi Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung ditetapkan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan (2008 s.d. 2018) adalah: Mempertinggi Keimanan, Memahami Perbedaan, dan Mahir Meneliti. 2. Misi Program Studi Pada prinsipnya misi Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung sejalan dengan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian, serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka ikut membentuk masyarakat muslim yang bermoral Islami dan berkepribadian Indonesia. Berangkat dari prinsip tersebut, misi Prodi PA adalah: Memberikan wawasan holistis mengenai agama dan cara manusia beragama, Membangun sikap toleran terhadap perbedaan jalan (cara) yang ditempuh manusia dalam beragama, Mengupayakan terciptanya budaya critical thingking dalam proses ilmiah akademis, Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan keilmuan dan masyarakat, dan Membantu civitas akademika Prodi pa dalam menempuh keimanan yang shaleh secara kritis. 3. Tujuan Program Studi Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai bagian dari lembaga akademik perguruan tinggi secara spesifik bertujuan mencetak lulusan yang: Profesional dalam bidang penelitian dan pengembangan studi agama-agama, Bersikap terbuka dan toleran dalam menghadapi pluralitas agama, Mampu mengelola lembaga-lembaga keagamaan, Mampu memberikan pelayandalam bidang keagamaan, social, budaya, dan lain-lain, Mampu membina kerukunan hidup umat beragama. 338

8 4. Agenda Pengembangan Pengembangan Strategis Agenda Pengembangan Strategis yang dipandang mendesak bagi Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung adalah: Melakukan rekonstruksi epistemologis terhadap ilmu ke- Perbandingan Agama-an sesuai dengan visi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Wahyu Memandu Ilmu, Menata ulang kurikulum muatan local (mulok) Prodi Perbandingan Agama yang mengarah pada tercapainya visi, misi, dan tujuan Prodi, Membangun komitmen bersama antar civitas akademika Prodi PA untuk menciptakan iklim akademik yang kondusif, dan Menciptakan hubungan segi tiga simultasn antara Prodi Dosen Mahasiswa yang equal dengan penghargaan yang proporsional terhadap peran dan posisi masing-masing. Pengembangan Praktis Agenda Pengembangan Praktis Prodi PA Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, meliputi: Restrukturisasi struktur bangunan ilmu ke-perbandingan Agamaan guna merumuskan rumpun mata kuliah yang relevan, Melakukan sosialisasi visi, misi, dan tujuan Prodi kepada seluruh civitas akademika dan calon mahasiswa, Menyusun struktur kurikulum dan mata kuliah yang secara sistematis dapat membentuk calon sarjana Perbandingan Agama yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Prodi, Menyaring calon dosen sesuai dengan kebutuhan Prodi, Mendorong dan mengupayakan untuk lahirnya riset-riset yang mendukung kepada pengembangan ilmu-ilmu dan isiplin Prodi, Prodi memberikan pelayanan kepada dosen dan mahasiswa dalam rangka membantu terwujudnya visi, misi, tujuan serta pengembangan strategis Prodi, Menjalin kerjasama dengan lembaga lain untuk mengembangkan dan sosialisa Prodi. 339

9 C. Identitas Program Studi 1. Nama PT : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung 2. Fakultas : Ushuluddin 3. Program Studi : Perbandingan Agama 4. Alamat : Jl. AH. Nasution No. 105 Cibiru Tlp Fax web: Net Bandung Tahun Berdiri : Status : SK Menteri Agama RI 7. Tanggal SK : 8 April Lokasi Kampus : Jl. AH. Nasution No. 105 Cibiru-Bandung Tlp D. Bidang Garapan Mencermati pembidangan Ilmu Agama Islam dan lahirnya Ilmu Perbandingan Agama di atas, minimal terdapat empat dahan (cabang) ilmu yang dapat dijadikan fokus penelitian pada prodi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung: (1) Sejarah Agama-Agama, baik pada agama-agama primitive, agama/kepercayaan lokal masyarakat tertentu, tradisi masyarakat tertentu, dan sejenisnya; (2). Perbandingan intern, antar, dan antara agama, seperti: membandingkan konsep tertentu menurut Agama A dan B, atau pemahaman tentang sesuatu menurut A dan B, dan seterusnya; (3) Fenomena agama dan keberagamaan masyarakat, seperti: pemahaman masyarakat di suatu daerah tentang A, B, C dan seterusnya, pengalaman beragama pada individu, kelompok masyarakat, atau lembaga tertentu, bahkan pengalaman seseorang mengenai konversi agama; (4) Mengkaji agama dan keberagamaan masyarakat berdasar pendekatan Anthropologi Agama, seperti: keberadaan A bagi masyarakat A, B, C, dan seterusnya. Adapun teknis pengumpulan datanya, dapat melalui literatur (studi kepustakaan, library research), studi lapangan (grounded research atau firstehen research) atau penelitian campuran (kepustakaan dan lapangan) tergantung dan disesuaikan dengan objek penelitiannya. 340

10 BAB II KONDISI OBYEKTIF A. KURIKULUM PROGRAM STUDI Kurikulum Prodi Perbandingan Agama merupakan bagian yang sangat serius diperhatikan dan direformasi pada lima tahun terakhir (tahun ). Berawal dari penelitian terhadap efektivitas kurikulum PA 1998, kurikulum dibenahi sesuai dengan harapan mahasiswa, stakeholders, regulasi dan dinamika kekinian. Setelah ditata ulang scope dan sequence-nya berdasarkan kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh para lulusan Prodi Perbandingan Agama, maka ditetapkan kurikulum sebagai berikut: 1. Kompetensi Yang Diperlukan Untuk Keberhasilan Dalam Menjalankan Profesi Tersebut: a. Kompetensi Utama KOMPONEN KOMPETENSI 1. Menguasai substansi, dasar ilmiah dan pendekatan dalam bidang keahlian Perbandingan Agama 2. Mampu menerapkan keahliannya dalam kegiatan produktif. PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN Memahami Menjadi ahli secara yang memiliki komprehensif sikap, kritis, aspek-aspek ilmu obyektif, Perbandingan demokratis Agama dan toleran. Memahami aspek-aspek pokok agamaagama. Menjadi ahli yang responsif dan peka terhadap problem sosial keagamaan, serta berupaya memberikan solusi inovatif. Memiliki kemampuan menerapkan wawasan Perbandingan Agama dalam berbagai bidang pekerjaan. Memiliki kemampuan dan keterampilan penelitian bidang sosial keagamaan. 341

11 3. Terampil melakukan penelitian sosial keagamaan. KOMPETENSI 4. Mampu mengikuti perkemba ngan ilmu bidang studi agamaagama. Memiliki wawasan yang luas tentang berbagai pendekatan dan metodologi penelitian sosial. Menjadi ahli yang memiliki curiosity terhadap perkembangan keilmuan dan selalu terbuka terhadap informasi baru. KOMPONEN Memiliki keterampilan dalam penanganan konflik sosial keagamaan. PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN Memiliki - - wawasan luas mengenai penanganan konflik sosial keagamaan 342 b. Kompetensi Lulusan KOMPETENSI Lulusan Jurusan Perbandingan Agama memiliki: 1. Wawasan yang holistik mengenai agama dan cara manusia beragama. 2. Sikap kritis sekaligus toleran terhadap perbedaan dalam cara beragama. KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN Menguasai aspek-aspek ilmu Perbandingan Agama: Sejarah, teori, metodologi, tokoh dan pemikiran-nya. Memahami berbagai pendekatan dalam kajian agama-agama dalam perspektif perbandingan. Memiliki sikap toleran dalam menyikapi keragaman agama secara inklusif. Bersikap terbuka dan dialogis dalam menanggapi persoalanpersoalan kehidupan beragama. Mampu memformulasikan dan menerapkan wawasan Perbandingan Agama bagi pengembangan Ilmu Perbandingan Agama. Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup

12 3. Terampil melakukan penelitian serta terlibat aktif dalam rangka pengemba ngan studi agamaagama. KOMPETENSI 4. Mampu memberika n pelayanan bidang keagamaa n, sosial dan budaya, serta mampu membina kerukunan hidup antar umat beragama. Memiliki wawasan mengenai masalah keragaman agama dalam konteks akademis menyangkut kelahiran dan perkembangan, dan prinsip-prinsip ajarannya. Disipilin, efisien dan efektif dalam menekuni profesinya. beragama. Mampu melakukan penelitian keagamaan dalam perspektif perbandingan. KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN 1. Memahami berbagai persamaan dan perbedaan agamaagama. 2. Menguasai dasar-dasar teoritis dan metodologis dalam rangka penelitian sosial keagamaan. 1. Peduli terhadap perkemba ngan isuisu dan gejalagejala keagamaan. 2. Tanggap terhadap kemungkin an munculnya konflikkonflik yang bernuansa agama. 1. Mampu menerapkan berbagai pendekatan dan metodologi dalam penelitian di bidang keragaman agama dan masyarakat. 2. Mampu merumuskan rancangan kebijakan strategis dalam rangka resolusi konflik antar umat beragama. 343

13 3. Menguasai dasar-dasar teoritis dan metodologis dalam rangka perumusan kebijakan penanganan konflik antar umat beragama. 3. Berupaya menemuk an pendekata n baru dalam kajian Perbandin gan Agama sesuai tuntutan perubahan masyarakat. 3. Mampu mengemban gkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama. c. Kompetensi Yang Dibelajarkan KOMPETENSI Lulusan Jurusan Perbandingan Agama memiliki: 1. Wawasan yang holistik mengenai agama dan cara manusia beragama. KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN Mampu menjelaskan aspek-aspek Ilmu Perbandingan Agama: Sejarah, teori, metodologi, tokoh dan pemikirannya. Bersikap toleran dan menyikapi keragaman agama secara inklusif. Mampu memformulasikan dan menerapkan wawasan Perbandingan Agama bagi pengembangan Ilmu Perbandingan Agama. 2. Sikap kritis sekaligus toleran terhadap perbedaan dalam cara beragama. Mampu menjelaskan berbagai pendekatan dalam kajian agama-agama dalam perspektif perbandingan. Bersikap terbuka dan dialogis dalam menanggapi persoalanpersoalan kehidupan beragama. Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama. 344

14 3. Terampil melakukan penelitian serta terlibat aktif dalam rangka pengemban gan studi agamaagama. Mampu menjelaskan masalah keragaman agama dalam konteks akademis menyangkut sejarah kelahiran dan perkembangan, dan prinsipprinsip ajarannya. Disiplin, efisien dan efektif dalam menekuni profesinya. Mampu melakukan penelitian keagamaan dalam perspektif perbandingan. KOMPETENSI 4. Mampu memberik an pelayanan bidang keagamaan, sosial dan budaya, serta mampu membina kerukunan hidup antar umat beragama. KOMPONEN PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN Mampu menjelaskan berbagai persamaan dan perbedaan agama-agama. 1. Peduli terhadap perkemban gan isu-isu dan gejalagejala keagamaan. 2. Tanggap terhadap kemungkin an munculnya konflikkonflik yang bernuansa agama. 1. Mampu menerapkan berbagai pendekatan dan metodologi dalam penelitian di bidang keragaman agama dan masyarakat. 2. Mampu merumuskan rancangan kebijakan strategis dalam rangka resolusi konflik antar umat beragama. 345

15 3. Berupaya menemukan pendekatan baru dalam kajian Perbandin gan Agama sesuai tuntutan perubahan masyarakat. 3. Mampu mengemban gkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama. d. Indikator dan Standar Penguasaan Kompetensi KOMPETENSI/ KOMPONEN INDIKATOR/STANDAR PENGETAHUAN a. Mampu menjelaskan aspek-aspek Ilmu Perbandingan Agama: Sejarah, teori, metodologi, tokoh dan pemikirannya. b. Mampu menjelaskan berbagai pendekatan dalam kajian agama-agama dalam perspektif perbandingan. c. Mampu menjelaskan masalah keragaman agama dalam konteks akademis menyangkut sejarah kelahiran dan perkembangan, dan prinsip-prinsip ajarannya. d. Mampu menjelaskan berbagai persamaan dan perbedaan agama-agama. SIKAP a. Bersikap toleran dalam menyikapi keragaman agama secara inklusif. b. Bersikap terbuka dan dialogis dalam menanggapi persoalan-persoalan kehidupan beragama. c. Disiplin, efisien dan efektif dalam menekuni profesinya. d. Peduli terhadap perkembangan isu-isu dan gejala-gejala keagamaan. e. Tanggap terhadap kemungkinan munculnya konflik-konflik yang bernuansa agama. f. Berupaya menemukan pendekatan baru dalam kajian Perbandingan Agama sesuai tuntutan perubahan masyarakat. 346

16 KETERAMPILAN a. Mampu memformulasikan dan menerapkan wawasan Perbandingan Agama bagi pengembangan Ilmu Perbandingan Agama. b. Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama. c. Mampu melakukan penelitian keagamaan dalam perspektif perbandingan. d. Mampu menerapkan berbagai pendekatan dan metodologi dalam penelitian di bidang keragaman agama dan masyarakat. e. Mampu merumuskan rancangan kebijakan strategis dalam rangka resolusi konflik antar umat beragama. f. Mampu mengembangkan wawasan perbandingan agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama. KOMPETENSI SEBAGAI PERPADUAN KOMPONEN a. Memahami dan menguasai materi (substansi) agama-agama dan teori-teori berkaitan dengan studi agama-agama. b. Terampil dalam melakukan penelitian keagamaan, serta terlibat aktif dalam upaya menyelesaikan problem masyarakat berkaitan dengan hubungan antar umat beragama. e. Pendekatan Strategi Pembelajaran KOMPETENSI/KOMPONEN PENGETAHUAN: a. Menguasai dasar-dasar Ilmu Perbandingan Agama: Sejarah, teori, tokoh dan pemikirannya, serta berbagai pendekatan dalam kajian agama-agama. b. Memahami masalah keragaman agama dalam konteks akademis terkait sejarah kelahiran dan perkembangan, dan prinsipprinsip ajarannya. c. Mampu menjelaskan berbagai persamaan dan perbedaan agama-agama. SIKAP: a. Bersikap toleran dan menyikapi keragaman agama STRATEGI Komponen pengetahuan disajikan melalui strategi: 1. Perkuliahan reguler dengan metode: a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi d. Penugasan e. Debat 2. Stadium general 3. Symposium, loka karya, seminar, sarasehan, dan lainlain. Komponen sikap disajikan melalui perkuliahan mata kuliah-mata kuliah 347

17 secara inklusif. b. Bersikap terbuka dan dialogis dalam menanggapi persoalan-persoalan kehidupan beragama. c. Disiplin, efisien, dan efektif dalam menekuni profesinya. d. Peduli terhadap perkembangan isu-isu dan gejala-gejala keagamaan. e. Tanggap terhadap kemungkinan munculnya konflik-konflik yang bernuansa agama. f. Berupaya menemukan pendekatan baru dalam kajian Perbandingan Agama sesuai tuntutan perubahan masyarakat. KOMPETENSI/KOMPONEN yang memiliki muatan sikap (afektif): 1. Perkuliahan reguler dengan metode: a. Bermain peran (role playing) b. Kunjungan (field study) ke lembaga agama lain. c. Tanya jawab dengan menghadirkan tokoh agama lain d. Diskusi e. Penugasan f. Debat g. Stadium general h. Symposium, lokakarya, seminar, sarasehan, dll. i. Menonton film-film documenter yang berkaitan dengan cara beragama penganut berbagai agama. STRATEGI 348

18 KETERAMPILAN: a. Mampu memformulasikan dan menerapkan wawasan Perbandingan Agama bagi pengembangan Ilmu Perbandingan Agama. b. Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama. c. Mampu melakukan penelitian keagamaan dalam perspektif perbandingan. d. Mampu menerapkan berbagai pendekatan dan metodologi dalam penelitian di bidang keragaman agama dan masyarakat. e. Mampu merumuskan rancangan kebijakan strategis dalam rangka resolusi konflik antar umat beragama. f. Mampu mengembangkan wawasan Perbandingan Agama bagi penciptaan perdamaian dan kerukunan hidup beragama. Komponen keterampilan disajikan melalui mata kuliah yang memiliki muatan keterampilan (praktek), dengan strategi: 1. Perkuliahan reguler dengan metode: a. Simulasi b. Bermain peran (role playing) c. Praktek penelitian (dalam mata kuliah Metode Penelitian dan Metode Penelitian Agama) d. Kunjungan (field study) ke komunitas masyarakat dengan kerukunan agama yang harmonis. e. Kunjungan (field study) ke berbagai lembaga pemerintah/swasta yang bergerak dalam kajian hubungan antar umat beragama. 2. Praktek Profesi Mahasiswa (PPM), dalam bentuk penelitian mini mahasiswa. 3. KKN 4. Penelitian untuk penulisan skripsi f. Mata Kuliah Yang Disajikan Untuk Membelajarkan Kompetensi a) Kompetensi Dasar Untuk mencapai tujuan di atas, dirumuskan struktur kurikulum Jurusan Perbandingan Agama berbasis Wahyu Memandu Ilmu, sebagai berikut: No. Mata Kuliah Komponen yang Dibelajarkan SK S 1 Ulumul Quran Pengetahuan & sikap 3 2 Ulumul Hadits Pengetahuan & sikap 3 3 Fiqh/Ushul Fiqh Perbandingan Pengetahuan & sikap 2 4 Ilmu Kalam Pengetahuan & sikap 4 349

19 5 Akhlaq/Tasawuf Pengetahuan & sikap 2 6 Filsafat Islam Pengetahuan & sikap 2 7 Sej. Peradaban Islam Pengetahuan & sikap 4 8 IAD/ISD/IBD Pengetahuan & sikap 2 9 PPKN Pengetahuan & sikap 2 10 B. Indonesia Pengetahuan, sikap, & 2 keterampilan 11 B. Inggris Pengetahuan, sikap, & 6 keterampilan 12 B. Arab Pengetahuan, sikap, & keterampilan 6 Jumlah SKS a. Kompetensi Utama: N Komponen yang Mata Kuliah o Dibelajarkan SKS 1 Tafsir (Agama-agama) Pengetahuan & sikap 4 2 Hadits (Agama-agama) Pengetahuan & sikap 4 3 Filsafat Agama Pengetahuan & sikap 4 4 Hub. Antar Agama Pengetahuan & sikap 4 5 Yudhaisme Pengetahuan & Sikap 3 6 Kristologi Pengetahuan & Sikap 3 7 Hinduisme Pengetahuan & Sikap 2 8 Budhisme Pengetahuan & sikap 2 9 Kong-Hu-Chu Pengetahuan & sikap 2 10 Agama Lokal Pengetahuan & sikap 4 11 Perk. Pemikiran Islam Pengetahuan & sikap 2 Modern 12 Perk. Pemikiran Kristen Modern Pengetahuan & sikap 2 13 Sejarah Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan 14 Sosiologi Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan 15 Antropologi Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan 16 Psikologi Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan 17 Fenomenologi Agama Pengetahuan, sikap, & keterampilan 18 Metode Penelitian Pengetahuan, sikap, & 2 keterampilan Pengetahuan & keterampilan 4 19 Metodologi Penelitian Agama 20 Metodologi Studi Islam Pengetahuan & sikap

20 (MSI) 21 Praktek Profesi Mahasiswa (PPM) Pengetahuan, sikap, & keterampilan 22 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengetahuan, sikap, & keterampilan 23 Ilmu Perbandingan Agama Pengetahuan, sikap, & 4 keterampilan 24 Studi Budaya Lokal Pengetahuan & sikap 6 25 Orientalisme & Pengetahuan & sikap 3 Oksidentalisme 26 Missiologi Pengetahuan & sikap 2 27 Teknik Penulisan Skripsi Pengetahuan & keterampilan 2 28 Kapita Selekta Studi Pengetahuan & keterampilan 2 Agama-Agama 29 Filsafat Ilmu Pengetahuan & sikap 2 30 Skripsi (Munaqasah, Komprehensif) Pengetahuan, sikap, & keterampilan 6 JUMLAH SKS 91 b. Kompetensi Penunjang: No Mata Kuliah Komponen yang Dibelajarkan 1 Filsafat Umum Pengetahuan & sikap 2 2 Demografi Agama Pengetahuan 2 3 Sosiologi Pengetahuan 2 4 Antropologi Pengetahuan 2 5 Psikologi Pengetahuan 2 6 Filsafat Islam Kontemporer Pengetahuan SKS JUMLAH SKS 12 c. Kompetensi Penunjang Lainnya: Komponen yang No Mata Kuliah Dibelajarkan SKS 1 Manajemen Lembaga Pengetahuan & sikap 2 Keagamaan 2 Manajemen Konflik Pengetahuan, sikap & keterampilan 2 JUMLAH SKS 4 JUMLAH SKS KESELURUHAN

21 Lampiran I Distribusi Mata Kuliah Persemester: SEMESTER I NO MATA KULIAH SKS 1 ULUMUL QUR AN 3 2 ULUMUL HADITS 3 3 IAD/ISD/IBD 2 4 PPKN 2 5 BAHASA INDONESIA 2 6 BAHASA INGGRIS I 2 7 BAHASA ARAB I 2 8 METODE STUDI ISLAM (MSI) 2 JUMLAH SKS 18 SEMESTER II NO MATA KULIAH SKS 1 AKHLAK/TASAWUF 2 2 SEJARAH PERADABAN ISLAM I 2 3 BAHASA INGGRIS II 2 4 BAHASA ARAB II 2 5 TAFSIR I (AGAMA-AGAMA) 2 6 HADITS I (AGAMA-AGAMA) 2 7 SOSIOLOGI 2 8 ANTROPOLOGI 2 9 PSIKOLOGI 2 10 FILSAFAT UMUM 2 JUMLAH SKS SEMESTER III NO MATA KULIAH SKS 1 FIQH/USHUL FIQH PERBANDINGAN 2 2 ILMU KALAM I 2 3 SEJARAH PERADABAN ISLAM II 2 4 SOSIOLOGI AGAMA I 2 5 ANTROPOLOGI AGAMA I 2 6 PSIKOLOGI AGAMA I 2 7 TAFSIR II (AGAMA-AGAMA) 2

22 8 HADITS II (AGAMA-AGAMA) 2 9 BAHASA ARAB III 2 10 BAHASA INGGRIS III 2 JUMLAH SKS 20 SEMESTER IV NO MATA KULIAH SKS 1 FILSAFAT Islam 2 2 FILSAFAT AGAMA I 2 3 ILMU KALAM II 2 4 HINDUISME 2 5 BUDHISME 2 6 KONG HU CU 2 7 SOSIOLOGI AGAMA II 2 8 ANTROPOLOGI AGAMA II 2 9 PSIKOLOGI AGAMA II 2 10 FILSAFAT ILMU 2 11 AGAMA LOKAL I 2 JUMLAH 22 SEMESTER V NO MATA KULIAH SKS 1 KRISTOLOGI 3 2 JUDHAISME 3 3 AGAMA LOKAL II 2 4 FENOMENOLOGI AGAMA 2 5 METODE PENELITIAN 2 6 PRAKTEK PROFESI MAHASISWA (PPM) 2 7 PERBANDINGAN AGAMA I 2 8 FILSAFAT AGAMA II 2 9 DEMOGRAFI 2 JUMLAH SKS 20 SEMESTER VI NO MATA KULIAH SKS 1 HUBUNGAN ANTAR AGAMA I 2 2 PERK. PEMIKIRAN ISLAM MODERN 2 3 PERK. PEMIKIRAN KRISTEN MODERN 2 4 MANAJEMEN LEMBAGA KEAGAMAAN 2 353

23 5 METODOLOGI PENELITIAN AGAMA I 2 6 PERBANDINGAN AGAMA II 2 7 STUDI BUDAYA LOKAL I 2 8 ORIENTALISME/OKSIDENTALISME 3 9 FILSAFAT ISLAM KONTEMPORER 2 10 STATISTIKA SOSIAL 2 JUMLAH SKS SEMESTER VII NO MATA KULIAH SKS 1 METODOLOGI PENELITIAN AGAMA II 2 2 HUBUNGAN ANTAR AGAMA II 2 3 STUDI BUDAYA LOKAL II 3 4 ADABUL IHKTILAF 2 5 MISSIOLOGI 2 6 TEKNIK PENULISAN SKRIPSI 2 7 KAPITA SELEKTA STUDI AGAMA-AGAMA 2 8 KULIAH KERJA NYATA (KKN) 2 JUMLAH SKS 17 MESTER VIII NO MATA KULIAH SKS 1 KOMPREHENSIF 2 2 MUNAQASAH 4 JUMLAH SKS 6 Jumlah matakuliah yang ditawarkan sebanyak 50 matakuliah dengan rincian sebagai berikut: Matakuliah Kompetensi Dasar 12 matakuliah dengan jumlah bobot 38 SKS; Matakuliah Kompetensi Utama 29 matakuliah dengan bobot 89 SKS; Matakuliah Kompetensi Penunjang 7 matakuliah dengan bobot 14 SKS; Matakuliah Kompetensi penunjang lainnya 2 matakuliah dengan bobot 4 SKS. Untuk menyelesaikan program sarjana sesuai kurikulum kurikulum berbasis wahyu memandu ilmu, beban perkuliahan yang harus ditempuh mahasiswa adalah 145 SKS. 1. Strategi Pencapaian Kompetensi Perkuliahan tersebut harus dirancang dengan menggunakan berbagai pendekatan (seperti, Inquiry, Discovery, Problem Solving, Active Learning, dll.), sesuai dengan karakter kompetensi yang ingin dicapai. Paradigma humanisme akan melandasi cara pandang terhadap mahasiswra secara konprehensif. Dalam implementasinya,

24 pengembangan materi standar perkuliahan diharapkan menggunakan pendekatan contextual teaching learning (CTL) dan mempertimbangkan life skill. Di samping itu, perkuliahan akan diimplementasikan dengan mempertimbangkan berbagai pendekatan sebagai berikut: a. Pendekatan rasa (kalbu), yaitu pendekatan untuk menggugah perasaan mahasiswa dalam meyakini kebenaran ajaran agama yang menjadi kepenganutannya (Islam) yang terkandung dalam Al-Quran dan al-hadits, serta memberi motivasi agar mahasiswa ikhlas mengamalkan ajaran Islam. Hal ini dapat disebut sebagai pendekatan penanaman nilai (incukation approach). Melalui pendekatan ini para mahasiswa mengenal dan menerima nilai sebagai milik mereka sendiri, melalui tahapan menilai, menentukan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, b. Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran Islam, c. Pendekatan fungsional, yaitu usaha untuk menyajikan ajaran Islam dengan menekankan segi kemanfaatannya bagi mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. d. Pendekatan Pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran Islam. e. Pendekatan keteladanan, yaitu menampilkan keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antar personal warga kampus, perilaku para pendidik dan tenaga kependidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung, seperti suguhan ilustrasi kisah-kisah teladan. f. Pendekatan emosional, yaitu tumbuhnya kesadaran untuk menegakkan, memperjuangkan dan bersedia membelanya kapan serta dimana saja. g. Pendekatan Klarifikasi Nilai (values clarification approach). Pendekatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan kemampuan mahasiswa untuh mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri dan orang lain. Selanjutnya, untuk menjamin keaktifan mahasiswa dalam proses perkuliahan, maka dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahan, dosen harus menggunakan berbagai strategi perkuliahan yang inovatif dan kreatif sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar yang diharap- 355

25 kan. Untuk mengaktifkan perkuliahan misalnya, dosen dapat memilih salah satu strategi perkuliahan, seperti: Give Question and answer (Tanya jawab), discussion (diskusi), The power of Two, Reading Guide, game, pemberian tugas (project), dan lain-lain. Berbagai strategi tersebut -dalam implementasinya- dapat digabungkan/dikombinasikan sesuai dengan karakter kompetensi dan materi standar. Yang pertu diperhatikan adalah bahwa pendekatan dan strategi yang dipilih harus disesuaikan dengan kompetensi standar/dasar, indikator, materi standar, sarana yang ada, dan waktu yang tersedia. J. Fasilitas Utama Fasilitas utama yang menjadi unsur terpenting dalam pencapaian kompetensi mahasiswa pada Prodi Perbandingan Agama, antara lain: perpustakaan jurusan yang memiliki referensi buku mengenai agama-agama dunia dari klasik hingga modern, buku-buku gerakan keagamaan, data base persebaran agamaagama dunia, yang kemudian didukung oleh laboratorium fakultas. K. Sistem Evaluasi Sistem penilaian yang digunakan senantiasa mengikuti perkembangan system penilaian yang berlaku. Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), digunakan Penilaian Berbasis Kelas (PBK). PBK tersebut merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar mahasiswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar mahasiswa dan pelaporan. Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, sehingga ia disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK dilakukan dengan penumpulan kinerja mahasiswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pencil test). Dosen menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi mahasiswa. Adapun keberhasilan perkuliahan dalam pembelajaran sistem KBK ini terlihat dari indikator penilaian yang ada. Indikator Penilaian dimaksud adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan 356

26 kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu. Banyak sekali indikator yang dapat dipilih, akan tetapi yang dipandang paling sensitif adalah hasil ulangan atau hasil test (formatif, ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), penyelesaian tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian dan laporan aktivitas di luar kampus yang menunjang kegiatan perkuliahan. Dari indikator-indikator tersebut penilai (pengampu mata kuliah, dosen) dapat membuat kesimpulan, mengenai sejauh mana mahasiswa telah belajar dan berapa nilai yang adil untuknya. Acuan yang digunakan dalam penilaian hasil perkuliahan melalui dua kriteria, yaitu: kriteria mutlak atau penilaian acuan patokan (PAP) dan kriteria relatif atau penilaian acuan norma (PAN). Penilaian acuan patokan sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar, sebab mahasiswa diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar mahasiswa dapat diketahui derajat pencapaiannya. Pada penilaian acuan norma, keberhasilan mahasiswa ditentukan oleh kelompoknya. Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK), prestasi mahasiswa ditentukan oleh perbandingan antara pencapaian sebelum dan sesudah perkuliahan/pembelajaran, dan kriteria penguasaan kompetensi yang ditentukan. Oleh karena itu, dalam PBK lebih tepat apabila digunakan penilaian acuan patokan (PAP). Di samping itu, penilaian otentik perlu dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari mahasiswa melalui kegiatan perkuliahan. Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi: ranah kognitif, afektif dan psikomotor ditambah ranah logic, kalbu, dan aplikatif. a. Ranah Kognitif Kompetensi ranah kognitif meliputi tingkatan menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensitesis dan mengevaluasi. b. Ranah Afektif Berkenaan dengan ranah afektif; ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respon, apresiasi, penilaian dan internalisasi. Penilaian perlu pula dilakukaa terhadap daya tarik, minat, motivasi, ketekunan belajar dan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu beserta proses pcmbelajarannya. c. Ranah Psikomotor 357

27 Berkenaan dengan ranah psikomotor, kompetensi yang dicapai meliputi tingkatan gerakan awal, semi rutin, gerakan rutin. d. Ranah Logic Berkenaan dengan kemampuan nalar yang sanggup membedakan hal dan bathil, yang pada gilirannya akan berimbas pada moral. e. Ranah Kalbu Berkenaan dengan penguasaan keyakinan bahwa yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk, Yang baik akan mendapat pahala baik, dan yang buruk akan mendapat keburukan. f. Ranah Aplikatif Berkenaan dengan kesadaran logika dan kalbu yang berimbas pada perilaku dan pola budaya. L. Kualifikasi Dosen Dosen yang dapat memberi kuliah pada Prodi PA diutamakan mereka yang berijazah; S2, dan S3, kompeten (profesional), dan sesuai dengan mata kuliah yang disajikan pada semester berjalan, serta memiliki kepedulian dalam masalah keislaman dan keushuluddin-an. g. SUASANA AKADEMIK Sebagai sebuah pra-syarat dari keberhasilan pekuliahan, suasana akademik sangat penting diperhatikan. Prodi Perbandingan Agama, sudah mencoba berbagai usaha untuk menciptakan suasana akademik yang kondusif. Berbagai usaha tersebut, antara lain: 1. Membangun hubungan simultan antara Prodi-dosen - mahasiswa Disadari, bahwa pendidikan di perguruan tinggi merupakan pendidikan bagi orang dewasa (andragogy), maka pola hubungan antara Prodi, dosen, dan mahasiswa harus diletakkan dalam konteks mitra studi. Dosen bukanlah satu-satunya manusia super yang merasa tahu segala hal, sedang mahasiswa dianggap sebagai obyek semata. Dalam konteks mitra studi, dosen menempatkan dirinya sebagai fasilitator saja. Ini berarti mahasiswalah yang memiliki kelas dalam arti sebenarnya. Sebagai fasilitator dosen menghindari sikap menggurui terhadap mahasiswa, apalagi bertindak otoriter. Peran sebagai fasilitator tersebut mengharuskan dosen memahami karakteristik mahasiswanya untuk selanjutnya dibimbing guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 358

28 Pengembangan suasana kemitraan ini, hingga saat ini memang belum sepenuhnya maksimal. Terbukti dengan masih adanya keluhan mahasiswa kepada pihak Prodi tentang sikap beberapa dosen yang dianggapnya "masih otoriter". Beberapa dosen yang belum dapat berhubungan harmonis dengan mahasiswa ini telah dicoba untuk diberi masukan melalui dialog informal dan formal agar mereka dapat menunjukkan suasana belajar yang lebih akrab, sopan, dan menyenangkan. Prodi PA mencoba sadarkan, bahwa perkuliahan yang dilakukan dalam suasana tertekan hanya akan menghasilkan ketaatan semu dan partisipasi pasif. Dalam suasana semacam ini tujuan perkualiahan yang sudah ditetapkan akan sangat sulit tercapai. Dari pengamatan Prodi PA terlihat, bahwa kecenderungan negatif pada out put dan out come-nya. Jika langkah persuasif informal dan formal tidak dapat mengubah suasana perkuliahan seperti yang diharapkan, maka Prodi akan membawa kasus ini ke tingkat rapat pimpinan dan akan memperoleh konsekwensi. Cara semacam ini seharusnya efektif untuk menciptakan suasana perkuliahan yang kondusif. Dari sudut mahasiswa, mereka diwajibkan berprilaku dan berbusana secara sopan. Mahasiswa Prodi Perbandingan Agama adalah mahasiswa yang diarahkan untuk menjadi inteketual murni. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk mendalami disiplin spesialisasi yang mengarah. Beberapa mahasiswa yang mencoba mendobrak aturan yang ada segera ditangani secara berlapis. Pertama-tama mahasiswa akan diperingatkan oleh setiap dosen yang mengetahui bahwa mahasiswa tersebut berbusana atau berprilaku menyalahi kode etik atau menyimpang dari tata tertib mahasiswa. Jika mahasiswa tersebut terbukti membandel, Prodi akan turun tangan untuk menyelesaikan. Jika Prodi tidak juga bisa mengatasi, maka akan dilimpahkan kepada pimpinan di atasnya (Dekanat). Pada kenyataanya hampir semua kasus dapat diselesaikan ditingkat Prodi, dan hanya satu-dua kasus yang sampai ketingkat Dekanat. Secara keseluruhan dapat dikatakan, bahwa hubungan antara dosen dan mahasiswa di Prodi PA sudah harmonis. Hanya saja hal itu masih perlu didorong sehingga menjadi sebuah kedekatan yang lebih bermakna. 2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan 359

29 Iklim harmonis juga sangat dibutuhkan di dalam kelas. Kelas merupakan pusat kegiatan yang akan menentukan proses pendidikan secara keseluruhan. Suasana kelas yang menyenangkan sedikitnya meliputi dua aspek, yakni: aspek fisik dan psikologis. Kondisi prasarana yang disediakan sudah memadai, sekalipun belum maksimal. Ruang kelas yang tersedia sudah dapat menampung mahasiswa Prodi PA seluruh angkatan. Kondisi bangunan dan perlengkapan kelas merupakan hal lain yang sangat mendukung minat belajar mahasiswa. Hanya saja, penampilan fisik kelas (gedung secara keseluruhan) belum didukung oleh media/sumber belajar yang memadai. Hal ini masih sangat perlu dilengkapi dengan media terbaru, bahkan ketersediaan IT untuk menunjang Prodi PA berkualitas ke depan. Suasana psikologis mahasiswa dan dosen dalam kelas merupakan bagian yang lebih urgen. Inilah sesungguhnya suasana orang paling harus dikontrol untuk tetap harmonis. Sepandai apapun dosen jika tidak mampu mengembangkan suasana belajar yang akrab, yang muncul adalah ketegangan psikologis mahasiswa. Dalam kondisi seperti ini tingkat keberhasilan proses pembelajaran akan sangat minimal untuk tidak dikatakan tidak berhasil. Bahkan sebagaimana terjadi di lapangan, ketengangan hubungan dosen dan mahasiswa ini tidak jarang memunculkan penolakan serius dari mahasiswa. Penolakan kolektif itu merupakan reaksi atas tekanan yang tidak lagi mampu ditahan di dalam kelas. Guna menghindari ketidakharmonisan hubungan dosen dan mahasiswa, pihak Prodi Perbandingan Agama selalu mengontrol secara periodik (tiap bulan sekali) melalui pertemuan rutin dengan seluruh ketua kelas dan HMJ-PEA. Forum ini menjadi wadah bagi penampungan aspirasi mahasiswa tentang berbagai hal, terutama mengenai jalannya perkuliahan yang ada. Pada forum tersebut setiap ketua kelas akan menjelaskan kondisi perkuliahan yang dia ikuti. Dari informasi ini kemudian Prodi menentukan langkahlangkah strategis apa yang harus diambil. Forum ini juga dimanfaatkan untuk memotivasi semangat belajar dan kedisiplinan mahasiswa. 3. Menciptakan iklim ilmiah Guna menciptakan kondisi ilmiah di kalangan mahasiswa pihak Prodi melakukan hal-hal sebagai berikut: 360

30 a. Mendorong untuk meningkatkan kualitas forum-forum diskusi kecil (small group discussion) yang sudah ada, b. Mendorong untuk memperbanyak jumlah forum diskusi kecil ilmiah sehingga dapat melibatkan mahasiswa dalam jumlah yang lebih banyak, c. Memotivasi mahasiswa untuk memanfaatkan forum diskusi kecil tersebut sebagai latihan bahasa Arab dan Inggris, d. Memberi penghargaan terhadap mahasiswa yang berprestasi, e. Membimbing mahasiswa untuk melakukan magang penelitian kepada dosen yang sedang melakukan penelitian, f. Mendorong mahasiswa untuk mencoba melakukan penelitian individual berawal dari kasus-kasus sederhana, g. Membimbing mahasiswa untuk berlatih menulis ilmiah dan non ilmiah (sastra) melalui berbagai bentuk pelatihan karya tulis ilmiah. h. Mendorong mahasiswa untuk mengelola secara profesional berbagai wadah ekspresi ilmiah mahasiswa yang ada seperti: Buletin HMJ-PEA, majalah dinding, dan lain-lain. i. Mendorong mahasiswa untuk aktif terlibat dalam berbagai forum ilmiah di dalam maupun luar kampus. h. PROSES PERKULIAHAN Dari berbagai sudut proses pembelajaran yang dianalisis, diketahui, bahwa secara keseluruhan proses perkuliahan di Prodi Perbandingan Agama belum sepenuhnya menggembirakan. Proses perkuliahan masih terkesan konvensional. Hal yang paling terasa adalah adanya problem over lapping materi pembahasan antar mata kuliah sebagai akibat belum tuntasnya reformasi kurikulum yang ada. Sebenarnya kurikulum yang sekarang berlaku sudah didesign berdasarkan pertimbangan ideal dan harapan stake-holders. Oleh karena itu, dalam hal jenis mata kuliah yang disajikan dan deskripsi yang dibuat sudah sangat bagus. Hanya saja, sebagian hurikulum tersebut belum dikembangkan lebih lanjut sampai pada penjabaran pokok bahasannya pada wujud Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Sehingga masih didapati over lapping antara mata kuliah tertentu. Over lapping ini secara bertahap sedang dibenahi oleh Prodi PA dengan dikoordinir oleh fakultas. Sebagai contohnya mata kuliah Agama-Agama Ibrahim, saat ini telah direstrukturisasi sedemikian rupa sehingga seluruh tema yang dikaji menjadi berkelanjutan. Over lapping ini akan diselesaikan dalam konsorsium bidang ilmu. Dalam konsorsium tersebut setiap dosen akan mencermati jabaran tema 361

31 dari masing-masing mata kuliah berdasar keahliannya. Dari pembicaraan ini diharapkan terwujud penjabaran tema-tema mata kuliah yang lebih fungsional dan essensial serta terhindar dari over lapping yang tidak perlu tersebut. Sebagai implementasi dari kurikulum dokumenter, proses perkuliahan yang ada di Prodi PA dapat dijelaskan melalui tiga tahapan proses belajar-mengajaryang meliputi: persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut (follow up): 1. Persiapan Perkuliahan Jika dilihat dari persiapan perkuliahan yang ada di Prodi PA, tampaknya cukup kondusif. Hal ini terlihat dari adanya kesiapan untuk belajar, baik di kalangan mahasiswa maupun dosennya. Dari pengamatan Prodi diketahui, bahwa secara keseluruhan kesiapan mahasiswa Prodi Perbandingan Agama untuk menerima perkuliahan cukup bagus, namun kesiapan ini lagi-lagi masih terkendala oleh ketersediaan sumber belajar yang masih terbatas. Para mahasiswa senantiasa mengadakan persiapan sebelum memasuki ruang perkuliahan. Persiapan tersebut seperti membaca buku dan diskusi tentang tema yang akan dikaji terlebih dahulu dengan teman-temannya. Sementara itu, dari pihak dosen diketahui, para dosen Perbandingan Agama selalu mengadakan persiapan mengajar. Setiap dosen harus membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Diktat, Resume, atau konsep tentang mata kuliah yang akan diajarkan. Sebelum perkuliahan dimulai, hampir semua dosen telah medahuluinya dengan mengadakan kontrak belajar. Hal ini dimaksudkan sebagai pengambilan kesepakatan tentang jalannya perkuliahan ke depan yang harus disepakati antara mahasiswa dan dosen, berikut reward dan punishment-nya. Kontrak belajar sangat penting untuk pengelolaan kelas yang demokratis dan profesional. Dalam proses perkuliahan para dosen telah mengawali dengan apersepsi. Ini menunjukkan, bahwa proses awal perkuliahan telah berjalan dengan benar. Para dosen biasanya mengawali perkuliahan dengan motivasi berupa apersepsi untuk mengantarkan pemahaman mahasiswa kepada materi yang akan dikaji. Sebagian dosen bahkan ada yang mengawalinva dengan pre-test untuk mengetahui sejauh mana tingkat wacana yang dimiliki mahasiswa sebelum mengikuti pelajaran yang akan diajarkan. 362

32 Hal lain yang perlu dijelaskan adalah sejauh mana relevansi antara pokok bahasan/tema perkuliahan dengan materi yang dipresentasikan dosen dalam perkuliahan. Hampir semua penjelasan yang diberikan oleh dosen, baik dosen pengampu mata kuliah kurikulum nasional (kurnas) maupun muatan local (mulok), sudah sesuai dengan topik bahasan dan Basic Course Outline (BCO) yang ada. Di samping itu, para dosen tersebut senantiasa menjelaskan berbagai literatur yang dijadikan rujukan pembahasan. Hanya saja ketersediaan literatur tersebut dirasa masih kurang. Jika dilihat dari penguasaan dosen terhadap materi ajar yang diemban dapat disebut bagus. Hal tersebut dikarenakan kualitas akademik dosen yang sudah bagus. Hampir semua dosen telah menempuh pendidikan S-2 sesuai keahliannya, bahkan cukup banyak yang telah melanjutkan studinya di S-3. Jika ada dosen yang masih S-1 jenjang pendidikannya, dia biasanya tergolong dosen senior yang cukup berpengalaman di bidangnya. Data selengkapnya adalah sebagai berikut: Professor : 4 Orang S-3 (Doktor) : 2 Orang S-2 (Master) : 18 Orang S-1 (Sarjana) : 1 Orang 2. Pelaksanaan Perkuliahan Secara keseluruhan perjalanan perkuliahan pada Prodi Perbandingan Agama cukup memuaskan, meskipun tidak menafikan adanya berbagai kendala di sana sini. Kendalakendala itu masih dalam kategori wajar dan bisa diatasi dengan baik. Dilihat dari kehadiran, dosen-dosen PA termasuk dosen yang cukup rajin. Hal ini terlihat dari rata-rata presensi kehadiran setiap semester yang mencapai antara dua belas sampai enam belas kali pertemuan. Jika ada dosen yang belum mencapai target minimal dua belas kali tatap muka dalam satu semester, biasanya mereka diharuskan melengkapi jumlah kekurangan tatap muka tersebut di dengan pemadatan. Sedangkan untuk mahasiswa diambil kesepakatan, sebagaimana dalam tata tertib mahasiswa, bahwa batas minimal presensi kehadiran mereka adalah 75 %. Jika kurang dari batas yang ditetapkan, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) dan harus mengulang di semester berikutnya. 363

BAB II FAKULTAS USHULUDDIN

BAB II FAKULTAS USHULUDDIN BAB II FAKULTAS USHULUDDIN A. Visi, Misi, dan Tujuan 1. Visi: Menjadi pusat studi dan informasi keushuluddinan yang unggul, kompetitif, dan layak bersaing.. Misi: a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK 2013-2014 A. Pendahuluan Eksistensi Jenjang S.1 Prodi MPI (Manajemen

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA 1 Perguruan Tinggi : Universitas Udayana 2 Pelaksana Proses Pembelajaran Fakultas : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018 BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN KKN Terintegrasi Multisektoral PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P3M) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS KKN Terintegrasi Multi Sektoral BAB

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran

Lebih terperinci

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U STANDAR PROSES Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 B A D A N P E N J A M I N A N M U T U Standar Kompetensi

Lebih terperinci

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2014

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2014 SPESIFIKASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2014 1 Perguruan Tinggi : Universitas Udayana 2 Pelaksana Proses Pembelajaran Fakultas : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Program Studi :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan terwujudnya pendidikan nasional yang berkualitas tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. telah dipaparkan pada bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. telah dipaparkan pada bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 404 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, dokumen, temuan dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan Agustinus Tanggu Daga, 2014

BAB V PENUTUP A. Simpulan Agustinus Tanggu Daga, 2014 BAB V PENUTUP Bagian ini mengemukakan dua pokok pembahasan yaitu simpulan hasil penelitian, dan saran kepada pihak-pihak terkait. A. Simpulan Mengacu pada hasil evaluasi kurikulum mata kuliah Pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR (PS S2 PBISD)

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR (PS S2 PBISD) PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR (PS S2 PBISD) A. VISI PS S2 PBISD menjadi penyelenggara pendidikan tinggi unggul dalam pengembangan ilmu kependidikan lanjut bidang

Lebih terperinci

KURIKULUM TAHUN AKADEMIK 2013/2014 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

KURIKULUM TAHUN AKADEMIK 2013/2014 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG KURIKULUM TAHUN AKADEMIK 013/014 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 1. StrukturKurikulum a. KompetensiDasar No Kode Mata Kuliah SKS 1 KD 0001 Ulumul Qur`an KD

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU KODE ETIK DOSEN VISI : Terdepan dalam dharma, widya dan budaya MISI : 1. Meningkatkan Kualitas dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hindu melalui Pendidikan Tinggi Hindu; 2. Mengembangkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA 2015 STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Profil Lulusan Program Studi Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN

Profil Lulusan Program Studi Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN Profil Lulusan Program Studi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN BADAN PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS UNIVERSITAS UDAYANA 2012 KATA PENGANTAR Atas berkah dan rahmat-nya, Tuhan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN A. Rasional Standar proses proses pembelajaran merupakan acuan penyelenggaraan serta bentuk akuntabilitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 07 SEMARANG 2O16 Standar Proses Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur

G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur 70 G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur Organisasi Fakultas Bahasa dan Seni UPI (Lampiran

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 1. Sejarah dan Dinamika Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2015/2016

LAPORAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2015/2016 LAPORAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Nomor Dokumen :... LAPORAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN Mata Kuliah : Antropologi Indonesia Kode Mata Kuliah : MKK II 3530 sks/semester

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab V ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab V ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab V ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian berdasarkan masalah-masalah penelitian. Di samping itu, dikemukakan juga rekomendasi yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana yang sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini disebabkan dalam kehidupan

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) RASIONAL PROGRAM Layanan program PLS tumbuh subur dan tersebar luas di tengah masyarakat, baik program-program yang bersifat institusional, informasional,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi penelitian sebagai berikut: A. Kesimpulan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 1 ayat 1. Pasal tersebut menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan ilmu lain

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan ilmu lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan ilmu lain maupun dalam pengembangan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara. 95 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH INSTITUSIONAL

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH INSTITUSIONAL RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH INSTITUSIONAL A. Identitas 1. Program Studi : Semua Prodi 2. Fakultas : Semua Fakultas 3. Nama Matakuliah : Al-Qur an dan Al-Hadits 4. Kode : 0010720 5. (Teori/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional Oleh Dr. Siti Halimah, M.Pd. Disampaikan pada acara seminar dan tadabur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha 259 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perencanaan Pengembangan Kinerja Dosen Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada prinsipnya telah dilakukan dengan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 CAKUPAN KAJIAN Pengertian dan cakupan kompetensi guru Kebijakan pemerintah tentang kompetensi guru Analisis berbagai

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2014 KATA PENGANTAR Penerbitan Katalog Pascasarjana dimaksudkan untuk memberikan panduan pelaksanaan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

Strategi Integrasi Ilmu Umum dan Ilmu Agama Pada Kajian Tadris FTK IAIN IB Padang Selasa, 10 November :16

Strategi Integrasi Ilmu Umum dan Ilmu Agama Pada Kajian Tadris FTK IAIN IB Padang Selasa, 10 November :16 Strategi Integrasi Ilmu Umum dan Ilmu Agama Pada Kajian Tadris FTK IAIN IB Padang (Respons atas Tulisan Dr. Remiswal) Oleh: Dr. Muhammad Kosim, MA Apa perbedaan antara guru matematika lulusan FTK IAIN

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI Oleh SYIHABUDDIN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA VISI MPK Sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Jurusan PGMI 1. Identitas Program Studi Program Studi (PS) : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Unit Pengelola ProgramStudi : Fakultas Tarbiyah

Lebih terperinci

A. IDENTITAS PROGRAM STUDI. : Pendidikan Agama Islam (PAI)

A. IDENTITAS PROGRAM STUDI. : Pendidikan Agama Islam (PAI) Halaman... 1 A. IDENTITAS PROGRAM STUDI Program Studi Fakultas Perguruan Tinggi : Pendidikan Agama (PAI) : Agama : Universitas Wiralodra Indramayu Nomor SK pendirian Progam Studi : 203 Tahun 1991 Tanggal

Lebih terperinci

KONSEP SEKOLAH ISLAM TERPADU. Oleh Rochmat Wahab Dosen FIP Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

KONSEP SEKOLAH ISLAM TERPADU. Oleh Rochmat Wahab Dosen FIP Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia KONSEP SEKOLAH ISLAM TERPADU Oleh Rochmat Wahab Dosen FIP Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia PENGANTAR HASIL PENDIDIKAN DEWASA INI CENDERUNG MENJADIKAN MANUSIA YANG LEBIH MEMENTINGKAN KEHIDUPA PRAGMATIS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ASOSIASI DOSEN PGSD INDONESIA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya rumusan capaian pembelajaran

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kode / Bobot sks/smt : 703103A/2/III Waktu Pertemuan : menit/ Mgg Tujuan Pembelajaran Umum : Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 73/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 73/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 73/KEP/UDN-01/VII/2007 tentang STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : 1. bahwa proses

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING

PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING 1 PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2016 2 PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING Cetakan ke 3 Diterbitkan oleh : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO Jl. Batoro Katong No. 30 Ponorogo Jawa Timur. Telp/Fax: (0352) 489171 Web: akbidharapanmulya.ac Email : akbidharapanmulya@gmail.com

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd.

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. Abstrak : Salah satu komponen pokok dalam sistem pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah

Lebih terperinci

Borang Kinerja Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

Borang Kinerja Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 Borang Kinerja Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 Borang Kinerja Jurusan Nama Jurusan : Administrasi Publik Jumlah Program Studi : 3 (Tiga) Daftar Nama Program Studi : 1. Administrasi Negara/Publik

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Profesional 2. Kompetensi Kepribadian

KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Profesional 2. Kompetensi Kepribadian KOMPETENSI GURU Seorang guru harus memiliki 4 Kompetensi Dasar yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.(lampiran PERATURAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA (Pendahuluan) Modul 1

PENDIDIKAN PANCASILA (Pendahuluan) Modul 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN PANCASILA (Pendahuluan) Modul 1 Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Mata Kuliah Umum Umum 01 MK Abstract Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan suatu sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 31 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003,

Lebih terperinci

STANDAR 5. KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK

STANDAR 5. KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK STANDAR 5. KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK 5.1 Kurikulum Peran Fakultas/Sekolah Tinggi dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum untuk program studi yang dikelola. Secara berkala (4 tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN MONITORING EVALUASI PEMBELAJARAN

PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN MONITORING EVALUASI PEMBELAJARAN PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN MONITORING EVALUASI PEMBELAJARAN 2015-2020 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA BLITAR 2015 KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 233 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Hasil penelitian ini telah menjawab pertanyaan penelitian yang ingin mengetahui seperti apa bentuk pembelajaran PPKn Profetik untuk meningkatkan kecerdasan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA I. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Program Studi Pendidikan Bahasa berdiri sejak tahun 2001. Secara perlahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sehingga

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua kesuksesan. Guru merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang dimaksud adalah peserta didik sebagai ouput pendidikan. Dengan SDM

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan Pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, latihan, proses,

Lebih terperinci

J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa

J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa 96 J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa Sejumlah sarana disediakan Prodi untuk memelihara interaksi dosen-mahasiswa baik untuk urusan akademik maupun non-akademik

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci