BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 214 Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah yang dibuat sesuai ketentuan yang berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 214 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 214 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 214 Kabupaten Musi Banyuasin merupakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode dan disusun berdasarkan kontribusi capaian kinerja setiap instansi yang ada dibawah Pemerintah. Capaian kinerja suatu instansi menggambarkan capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam suatu bidang/sektor tertentu. Proses penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah masih banyak mengalami hambatan. Hambatan utama yang dijumpai dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 214 ini adalah kesulitan dalam pengumpulan data kinerja yang tersebar pada berbagai unit organisasi di lingkungan Pemerintah. Oleh karena itu di masa yang akan datang, pengembangan sistem pengukuran kinerja akan menjadi fokus perhatian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Bab III - 1

2 seluruh instansi pemerintah yang ada di Musi Banyuasin. Pemerintah Kabupaten A. Capaian Kinerja Metode Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi, dengan cara perhitungan sebagai berikut: 1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus: Realisasi Capaian indikator kinerja = x 1% Rencana 2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus: Rencana (Realisasi Rencana) Capaian indikator kinerja = x1 % kinerja Rencana Selain membandingkan rencana dengan realisasi, pengukuran kinerja juga dilakukan dengan membandingkan realisasi tahun ini dengan realisasi tahun lalu, serta capaian sampai dengan tahun ini dengan target pada akhir periode dokumen RPJMD. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung hubungan antara sasaran dengan indikator kinerja pengukur keberhasilan sasaran yang telah direncanakan. Bab III-2

3 Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masingmasing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut : X > 85 % : Sangat Berhasil 7 % < X < 85 % : Berhasil 55 % < X < 7 % : Cukup Berhasil X < 55% : Tidak Berhasil Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar didasarkan pada kelompok indikator kinerja berupa indikator masukan, keluaran dan hasil. a. Analisis atas Pencapaian Sasaran Strategis 1. Hubungan Indikator Kinerja Utama dengan Pencapaian Kinerja Sasaran Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/9/M.PAN/5/27, indikator kinerja utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. IKU ditetapkan oleh instansi pemerintah dan digunakan sebagai acuan dalam penetapan indikator dalam RPJMD, RKPD, Penetapan Kinerja, serta RKA/DPA SKPD. Dengan demikian akan tercipta keselarasan antara indikator kinerja dalam IKU dengan dokumen perencanaan yang ada dalam Pemerintahan Daerah. Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian kinerja dari indikator kinerja sasaran. Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur pencapaian sasaran merupakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen indikator kinerja utama. Target pencapaian indikator kinerja ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja secara Bab III-3

4 definitif setiap tahun. Pengukuran terhadap setiap pencapaian indikator kinerja tersebut dilakukan pada setiap akhir tahun yang diwujudkan dalam bentuk formulir pengukuran kinerja. Dengan demikian pengukuran kinerja sasaran sekaligus menggambarkan pengukuran pencapaian indikator kinerja utama. 2. Capaian Indikator Makro Indikator kinerja makro daerah merupakan indikator kinerja yang terkait dengan ekonomi dan soaial budaya dimana pencapaiannya didukung oleh seluruh SKPD yang ada dilingkungan Pemerintah. Indikator tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun dalam periode Adapun target dan realisasi indikator makro Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sebagai berikut : Tabel 3.1 Indikator Kinerja Daerah CAPAIAN INDIKATOR MAKRO KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 214 No Indikator Kinerja Satuan Perekonomian 1 Pertumbuhan Ekonomi ( Non Migas) 2 Pertumbuhan Ekonomi (Migas) Target 214 Realisasi 214 % Penjelasan % 8,96 9,26 13,3 Laju peningkatan produksi (PDRB tanpa Migas) berdasarkan harga konstan yang sudah dihilangkan faktor kenaikan tingkat harga (tahun dasar 2) % 3,83 4,21 19,9 Laju peningkatan produksi (PDRB Dengan Migas) berdasarkan harga konstan yang sudah dihilangkan faktor kenaikan tingkat harga (tahun dasar 2) Sumber Data BAPPEDA BAPPEDA Bab III-4

5 No Indikator Kinerja Satuan Target 214 Realisasi 214 % Penjelasan Sumber Data 3 Pendapatan per kapita (Migas) 4 Pendapatan per kapita (Non Migas) Juta Rp ,99 19,9 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB Juta Rp ,342 16,5 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB BAPPEDA BAPPEDA 5 PDRB per kapita (Migas) Juta Rp 6,54 64,363 17,2 Pendapatan regional (Migas, Harga berlaku) dibagi Jumlah penduduk BAPPEDA 6 PDRB per kapita (Non Migas) 7 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per kapita Juta Rp 29,385 31,93 18,7 Pendapatan regional (Non Migas, Harga berlaku) dibagi Jumlah penduduk Juta Rp ,46 13,8 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB BAPPEDA BAPPEDA 8 Nilai Tukar Petani Jt/KK/thn 38 3,12 79,26 Data nilai tukar petani ini disajikan berdasarkan data dari BPS tahun 213 BAPPEDA Kontribusi PDRB 9 Kontribusi Sektor Pertanian (palawija) terhadap PDRB 1 Kontribusi sektor Perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB Juta Rp 515,99 466,523 9,6 Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi Dengan Nilai Antara) Bruto dari sektor pertanian dalam periode tertentu (1 Tahun) Juta Rp 2,393 2,252 94,1 Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi Dengan Nilai Antara) Bruto dari sektor industri dalam periode tertentu (1 Tahun) BAPPEDA BAPPEDA Bab III-5

6 No Indikator Kinerja Satuan Target Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Realisasi 214 % Penjelasan Sumber Data Juta Rp 2,592 2,721 15, Penjumlah nilai tambah (selisih nilai produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor perkebunan dalam periode tertentu (1 tahun) BAPPEDA 12 Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri 13 Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB 14 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB 15 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Juta Rp ,9 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB Juta Rp 1,838 1,665 9,6 Penjumlah Nilai Tambah (Selisih Nilai Produksi dengan Nilai antara) bruto dari sektor kehutanan dalam periode tertentu (1 tahun) Juta Rp 21,292 2,567 96,6 Penjumlah nilai tambah (selisih produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor petambangan dalam periode tertentu (1 tahun) Juta Rp 2,772 3, ,4 Penjumlah Nilai tambah (selisih nilai produksi dengan nilai antara) bruto dari sektor perdaganagan dalam periode tertentu (1 Tahun) BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA Sosial Budaya 16 Persentase Penduduk Miskin % 13,5 18,2 133,48 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB BAPPEDA 17 Berkurangnya Tingkat Kesenjangan Indeks 1,42 1,42 1 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB BAPPEDA Bab III-6

7 No Indikator Kinerja Satuan Target Tingkat Pengangguran Terbuka Realisasi 214 % Penjelasan Sumber Data Orang 15,32 12,325 81,99 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB 19 Rasio Ketergantungan % Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB 2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Keuangan Daerah Konstan ta 73,77 73,67 99,86 Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB 21 Desa telayani air bersih Desa ,72 Realisasi belum dapat mencapai target karena jauhnya daerah jangkauan, dan banyak penduduk yang menggunakan air sumur. Data diperoleh dari Muba dalam Angka 22 Jumlah APBD Trilyun Rp 23 Jumlah PAD Milyar Rp 3,11 3,91 125,72 Angka realisasi didapatkan dari jumlah pendapatan ditambah dengan penerimaan pembiayaan. Terjadinya peningkatan tersebut dari dana perimbangan yang meningkat sampai dengan 125,72% yang terdiri dari bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak 15,18 172,92 164,4 Realisasi PAD pada tahun 213 mengalami kenaikan sebesar 111,8% dan melebihi target dikarenakan terdapat kenaikan pada pendapatan di sektor Retribusi daerah yang ditargetkan Rp melampaui target sebesar Rp atau mengalami kenaikan sebesar 117,14% sedangkan target PAD yang didapatkan dari pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA DPPKAD DPPKAD Bab III-7

8 No Indikator Kinerja Satuan Target 214 Realisasi 214 % Penjelasan Sumber Data serta lain-lainnya Pendapatan Daerah yang sah walau tidak memenuhi target namun tidak terlalu signifikan. Perbankan, Asuransi dan Penginapan 24 Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang % Realisasi didapat berdasarkan data pembuatan surat izin dari Badan Pelayanan Perizinan dibagi target tahun 213. SIUP/TDP 25 Jenis dan Jumlah perusahaan asuransi dan cabang 26 Jenis, Kelas dan Jumlah restoran 27 Jenis,Kelas dan jumlah penginapan/hotel Pendidikan BP3M belum melakukan survey langsung ke lapangan dikarenakan terjadinyanya transisi indikator dari Bappeda ke BP3M peningkatan ini merupakan salah satu indikator dari makin baiknya perekonomian masyarakat terutama di bidang kuliner di wilayah Musi Banyuasin Data diperoleh dari pihak BPS setelah dibukukan oleh Bappeda kedalam buku muba dalam angka dan PDRB 28 Angka Melek Huruf % 99,99 1 1,1 Pada Angka Melek huruf tersebut, ternyata mengalami peningkatan capaian sebesar 1,1% dimana rencana target yang harus dicapai sebesar 99,98% ternyata terealisasi 99,99%. Juga apabila bandingkan dengan tahun 212 yang lalu mengenai peningkatan sebesar,1% dimana data realisasi tahun 212 yang lalu sebesar 99,97% namun capaian realisasi tahun 212 sebesar 1% BP3M BPS Kab MUBA dalam Buku MUBA dalam Angka BPS Kab MUBA dalam Buku MUBA dalam Angka DIKNAS Bab III-8

9 No Indikator Kinerja Satuan Target Angka rata-rata lama sekolah Realisasi 214 % Penjelasan Sumber Data % 8,8 - - BPS Kabupaten Muba belum melaksanakan survei terhadap angka rata - rata lama sekolah karena BPS melalukan survei lima tahun sekali, sehingga data belum dpt ditampilkan DIKNAS 3 Angka Partisipasi Kasar % 14,73 16,47 11,66 Adanya pembangunan unit sekolah baru, penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belajar program paket A setara SD serta kegiatan kelompok belajar program paket B setara SMP bagi anak - anak yang kurang mampu DIKNAS 31 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 32 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B % Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang sudah berumur 7 tahun. Adanya pebmangunan unit sekolah baru, penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belajar program paket A setara SD bagi anak - anak nya yang kurang beruntung % 99, ,53 Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang sudah berumur 13 tahun. Adanya pembangunan unit sekolah baru, penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belajar program paket B setra SMP bagi anak - anaknya yang kurang beruntung DIKNAS DIKNAS Bab III-9

10 No Indikator Kinerja Satuan Target Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Realisasi 214 % Penjelasan Sumber Data % 76,92 78,77 12,41 Meningkatnya kesadaran masyarakt untuk menyekolahkan anakanya yang sudah berumur 16 tahun. Adanya pembangunan unit sekolah baru,penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belaiar program paket C setara SMA bagi anak - anaknya yang kurang beruntung DIKNAS 33 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 34 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 35 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 76,92 78,77 12,41 Meningkatnya kesadaran masyarakt untuk menyekolahkan anakanya yang sudah berumur 16 tahun. Adanya pembangunan unit sekolah baru,penambahan ruang kelas baru dan kegiatan kelompok belaiar program paket C setara SMA bagi anak - anaknya yang kurang beruntung %,8,7 87,5 Menurut angka putus sekolah di SD/MI dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d. Terjangkaunya permukiman penduduk dengan sekolah %,24,8 33,33 Menurut angka putus sekolah di SMP/Mts dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d. Terjangkaunya permukiman penduduk dengan sekolah DIKNAS DIKNAS DIKNAS Bab III-1

11 No Indikator Kinerja Satuan Target Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA Realisasi 214 % Penjelasan Sumber Data %,2,14 7, Menurut angka putus sekolah di SMA/MA dikarenakan : a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan b. Adanya bantuan program sekolah gratis c. Adanya bantuan siswa miskin d. terjangkaunya permukiman penduduk dengan sekolah DIKNAS 37 Rasio jumlah puskesmas per 1 penduduk 38 Rasio jumlah poskesdes per Desa 39 Rasio tenaga dokter per 1. penduduk 4 Rasio bidan per 1. penduduk 42 Angka Usia Harapan Hidup 43 Persentase balita gizi buruk per 1. pendud uk per 1. pendud uk per 1. pendud uk 5 4,49 89,7 Jumlah pertambahan penduduk yang cepat dan tidak sebanding 1,15 1,11 96,52 Terjadinya penurunan dari tahun ,63 58,14 realisasi belum mencapai target, karena masih terdapat kekurangan tenaga dokter di sarana kesehatan. 7 41,53 59,32 realisasi belum mencapai target, karena masih terdapat kekurangan tenaga bidan di sarana kesehatan. Tahun 7,72 7,44 99,6 melebihi target yang yang diinginkan, karena dikabupaten musi banyuasin kepala daerahnya sangat berperan positif dalam kegiatan lansia. %,22,4 18,18 pada tahun 212 persentase realisasi di dapatkan dari dengan membandingkan jumlah balita gizi buruk yang ada yang berjumlah 38 org dengan jumlah balita yang ditimbang berjumlah org. Jumlah balita ditimbang lebih sedikit dibandingkan tahun 212 begitu juga dengan jumlah balita gizi buruk jumlahnya lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi persentase realisasi tahun 212 dan 213 sama yaitu.27% Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Bab III-11

12 3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Secara umum, Pemerintah telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Dari 29 sasaran yang telah ditetapkan di dalam RPJMD tahun , pengukuran, evaluasi dan analisis capaian sasaran strategis dilakukan terhadap sasaran dengan 129 indikator kinerja yang program dan kegiatannya dilaksanakan pada tahun 214. Pencapaian indikator sasaran kinerja Pemerintah adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran No. Kategori Jumlah Indikator Sasaran Persentase Misi I ( 12 Indikator Sasaran ) 1. Baik Sekali 11 91,67 2. Baik Cukup Kurang 1 8,33 Misi II ( 13 Indikator Sasaran ) 1. Baik Sekali 9 69,23 2. Baik 1 7,69 3. Cukup Kurang 3 23,8 Misi III ( 28 Indikator Sasaran ) 1. Baik Sekali 19 67,86 2. Baik 2 7,14 3. Cukup 1 3,57 4. Kurang 6 21,43 Misi IV ( 51 Indikator Sasaran ) 1. Baik Sekali 41 8,39 2. Baik 3 5,88 3. Cukup 1 1,96 4. Kurang 6 11,76 Misi V ( 25 Indikator Sasaran ) 1. Baik Sekali Baik Cukup Kurang 4 16 Bab III-12

13 Analisis pencapaian Tujuan Dan Sasaran Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin tahun 214 adalah sebagai berikut : MISI I : Memperkuat Ekonomi rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius Tujuan 1.1. Mewujudkan Swasembada Pangan yang Merata dan Berkelanjutan Tujuan mewujudkan swasembada pangan yang merata dan berkelanjutan didukung oleh 1 (satu) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Sasaran Meningkatnya Hasil Produksi Pertanian, Perkebunan dan Perikanan yang Mendukung Ketahanan Pangan 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 214 Nama Indikator Satuan Rencana 214 Realisasi 214 % Capaian 1 Produktivitas padi pertahun ton/ha 4,37 4,16 95,19 2 Produktivitas jagung pertahun ton/ha 4,56 7,2 157,89 3 Penguatan cadangan pangan 4 Skor pola pangan harapan (PPH) % pertahun % 87,4 94,86 18,54 5 Produksi daging pertahun ton/tahun , 19,36 6 Produksi telur pertahun ton/tahun ,1 11,5 7 Produksi perikanan pertahun ton/tahun 15, , 243,12 1) Capaian indikator produktivitas padi pertahun sebesar 95,19%. Pada tahun 214 ditargetkan produktivitas padi pertahun sebesar 4,37 ton, angka realisasi indikator produktivitas padi pertahun pada tahun 214 adalah 4,16 ton yang merupakan hasil perhitungan dari produksi padi tahun 214 sebanyak ton dibagi luas lahan tahun 214 sebesar Bab III-13

14 ha, sehingga pertumbuhan produktivitas padi pertahun mencapai 4,16 ton. 2) Capaian indikator produktivitas jagung pertahun sebesar 157,96%, pencapaian indikator kinerja ini cukup tinggi. Pada tahun 214 direncanakan indikator ini mencapai target 4,56 ton, sedangkan pada realisasinya mencapai angka 7,2 ton. Angka realisasi ini didapat dari jumlah produksi jagung tahun 214 sebesar ton dibagi luas lahan tanam tahun 214 sebesar 3.37 ha, sehingga menunjukkan hasil sebesar 7,2 ton. 3) Capaian indikator penguatan cadangan pangan sebesar 758%. Untuk tahun 214 indikator penguatan cadangan pangan ditargetkan sebesar 1% pertahun, namun realisasi yang dicapai sebesar 758%. Angka realisasi ini didapat dengan menggunakan rumus SPM yaitu jumlah cadangan pangan kabupaten tahun 214 sebesar 758 ton dibagi 1 ton dan dikali 1%, sehingga hasil realisasi yang dicapai sebesar 758%. 4) Capaian indikator skor pola pangan harapan tahun 214 sebesar 18,53%. Pada tahun 214 indikator skor pola pangan harapan ditargetkan sebesar 87,4%, untuk realisasi yang dicapai pada tahun 214 sebesar 94,86%. Perhitungan angka realisasi ini didapat dari nilai jumlah skor PHH yang didapat dari persentase AKG kelompok bahan pangan dikali bobot ketersedian bahan makanan. 5) Capaian indikator produksi daging tahun 214 sebesar 19,4% capaian indikator tersebut sudah di atas target. Produksi daging untuk tahun 214 ditargetkan sebanyak ton sementara realisasi yang dicapai adalah 1.764,66 ton, realisasi ini merupakan perhitungan dari jumlah kebutuhan konsumsi daging pada tahun ) Capaian indikator produksi telur tahun 214 sebesar 11,5%, target untuk tahun 214 indikator Produksi telur pertahun adalah 667 ton dan realisasi yang tercapai adalah 677,1 ton. Perhitungan angka realisasi produksi telur ini didapat dari jumlah produksi telur yang dihasilkan pada tahun ) Capaian indikator produksi perikanan tahun 214 sebesar 243,12%. Pada tahun 214 indikator produksi perikanan tersebut ditargetkan sebesar 15,22 ton, dan yang terealisasi adalah sebesar 37.18,34 ton. Angka realisasi produksi perikanan didapat dari jumlah hasil produksi tangkap ditambah dengan jumlah produksi budidaya. Bab III-14

15 2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 214, tahun 213, dan tahun 212 Target Realisasi Capaian Nama Indikator Satuan Produktivitas padi pertahun ton/th 4,27 4,32 4,37 4,32 4,34 4,16 11,17 1,46 95,19 2 Produktivitas jagung pertahun ton/th 4,34 4,45 4,56 3,48 3,47 7,2 8,18 77,97 157,89 3 Penguatan cadangan Pangan % Skor Pola Pangan Harapan (PPH) % 79,3 83,2 87,4 86,1 92,36 94,86 18, , Produksi daging pertahun Produksi telur pertahun Produksi perikanan pertahun ton/thn 1, , , , ,42 113,82 19,4 ton/thn ,1 12,61 13,18 11,5 ton/thn ,5 15, , , ,43 146,43 243,12 Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 214, tahun 213 dan tahun 212 bahwa dari 7 (tujuh) indikator sasaran yang tetapkan terdapat 3 (satu) indikator yang mengalami tren fluktuatif dalam jumlah angka realisasinya yaitu pada indikator produktivitas padi pertahun, indikator produksi daging pertahun dan indikator produksi telur pertahun dan 4 (empat) indikator produktivitas jagung pertahun, indikator penguatan cadangan pangan, indikator skor pola pangan harapan dan indikator produksi perikanan pertahun mengalami tren meningkat. Untuk capaian kinerja tahun 214, tahun 213 dan tahun 212 dari 7 (tujuh) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 4 (ua) indikator yang mengalami tren fluktuatif yaitu indikator produktivitas padi pertahun, skor pola pangan harapan, produksi daging pertahun dan produksi telur pertahun, sedangkan Bab III-15

16 untuk indikator produktivitas jagung pertahun, penguatan cadangan pangan dan produksi perikanan pertahun memiliki tren meningkat. Analisa perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator produktivitas padi pertahun mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 212 realisasi 4,32 ton kemudian meningkat menjadi 4,34 ton pada tahun 213 dan pada tahun 214 mengalami penurunan angka realisasi menjadi 4,16 ton. Untuk angka capaian kinerja indikator produktivitas padi pertahun mengalami tren cenderung menurun, pada tahun 212 capaian kinerja sebesar 11,17% kemudian menurun menjadi 1,46% di tahun 213 dan pada tahun 214 mengalami penurunan kembali menjadi 95,19%. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 98,94%. 2) Indikator produktivitas jagung pertahun mengalami tren meningkat, ini dapat terlihat dari perbandingan realisasi kinerja pada tahun 212 produktivitas jagung pertahun mencapai 3,48 ton, pada tahun 213 mengalami penurunan menjadi 3,47 ton dan pada tahun 214 meningkat menjadi 7,2 ton/tahun. Untuk capaian kinerja pada indikator produktivitas jagung pertahun mengalami tren fluktuasi, dimana tahun 212 mencapai 8,18%, menurun menjadi 77,97% di tahun 213 dan meningkat menjadi 157,89% di tahun 214. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 15,3%. 3) Indikator penguatan cadangan pangan mengalami tren meningkat, pada tahun 212 realisasi 1% kemudian meningkat menjadi 32% di tahun 213 dan pada tahun 214 menjadi 758%, penghitungan realisasi kinerja ini menggunakan rumus SPM. Untuk capaian kinerja indikator penguatan cadangan pangan mengikuti realisasi kinerja, yaitu cenderung mengalami tren meningkat, ini dapat dilihat dari tahun 212 sebesar 1%, naik menjadi 32% pada tahun 213 dan naik lagi menjadi 758% pada tahun 214. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 392,66%. 4) Indikator skor pola pangan harapan untuk realisasi mengalami tren peningkatan, ini dapat terlihat dari perbandingan mulai dari tahun 212 sebesar 86,1%, 92,36% di tahun 213 dan 94,86% di tahun 214. Untuk capaian kinerja pada indikator skor pola pangan harapan Bab III-16

17 mengalami tren fluktuasi, ini dapat terlihat di tahun 212 sebesar 18,58%, kemudian meningkat menjadi 111% ditahun 213 dan 18,53% di tahun 214. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 19,37% 5) Indikator produksi daging pertahun mengalami tren secara fluktuatif pada realisasi kinerja, pada tahun 212 realisasi yang tercapai adalah 1.79 ton, kemudian meningkat menjadi 1.79,4 ton di tahun 213 dan mengalami penurunan realisasi menjadi 1.764,66 ton di tahun 214. Pada capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, ini terlihat dari capaian indikator tahun 212 sebesar 113,42% kemudian meningkat menjadi 113,82% di tahun 213 dan mengalami penurunan menjadi 113,12% di tahun 214. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 113,45%. 6) Indikator produksi telur pertahun untuk realisasi mengalami tren secara fluktuatif, hal ini terlihat dari realisasi pada tahun 212 sebesar 667 ton, di tahun 213 realisasi meningkat menjadi 681 ton dan di tahun 214 menurun menjadi 677,1 ton. Untuk capaian kinerja indikator produksi telur pertahun juga mengalami tren fluktuatif, dapat di lihat dari capaian kinerja paada tahun 212 sebesar 12,61%, meningkat menjadi 13,18% ditahun 213 dan pada tahun 214 mengalami penurunan menjadi 11,5%. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 12,43%. 7) Indikator produksi perikanan pertahun realisasi kinerja cenderung mengalami tren meningkat, hal ini dapat dilihat dari realisasi tahun 212 sebesar 14,5 ton, menjadi 15,226 ton di tahun 213 dan meningkat lagi menjadi sebesar 37.18,34 ton di tahun 214. Untuk capaian kinerja juga indikator produksi perikanan pertahun cenderung selalu meningkat, ini dapat dilihat dari capaian tahun 212 sebesar 146,43%, 224,76% di tahun 213 dan meningkat lagi sebesar 243,12% ditahun 214. Capaian indikator ini menghasilkan nilai sebesar 24,77%. 3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 214 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun Bab III-17

18 Realisasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut : Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun 214 Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun 217 % Capaian 1 Produktivitas padi pertahun ton/ha 4,16 4,5 96, Produktivitas jagung pertahun Penguatan cadangan pangan Skor pola pangan harapan (PPH) ton/ha 7,2 4,56 157,89 % pertahun % 94, ,41 5 Produksi daging pertahun ton/tahun 1.764, ,77 6 Produksi telur pertahun ton/tahun ,8 7 Produksi perikanan pertahun ton/tahun 37.18, Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 214 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 217 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 96,44%, 157,89%, 758% 15,41%, 12,77%, 97,8% dan 21 untuk masing-masing indikator. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-3 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 1% atau lebih. 4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 214 dengan standar nasional Bab III-18

19 Dari 7 (tujuh) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional ( SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan. Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 1) Pencapaian indikator produktivitas padi pertahun sebesar 95,29%, capaian indikator ini untuk tahun 214 belum memenuhi target, hal ini disebabkan karena tahun 214 ini pada waktu tanaman sedang masa berbunga terjadi musim kemarau. Untuk mencapai sasaran peningkatan produktivitas padi ini diambil kebijakan melalui program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan, pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna, dan program peningkatan produksi pertanian/perkebunan. 2) Pencapaian indikator produktivitas jagung pertahun sebesar 157,89%, capaian indikator ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan, hal ini disebabkan adanya bantuan benih unggul yang ditanam pada awal tahun (bibit jagung hybrida). Selain itu tidak adanya serangan hama dan harga jagung ditingkat petani cukup bagus sehingga minat petani untuk menanam jagung meningkat. 3) Pencapaian indikator penguatan cadangan pangan sebesar 758%, capaian ini melebihi target yang ditetapkan, bahkan jauh diatas target nasional sebesar 6%. Capaian yang melebihi target ini disebabkan karena didukung oleh anggaran APBD, sejak tahun 212 pengadaan cadangan pangan (beras) diatas 6 ton, yaitu pada tahun 212 sebanyak 12 ton, tahun 213 sebanyak 32 ton dan pada tahun 214 sebanyak 445 ton. 4) Pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) sebesar 18,53%, mengalami penurunan dibanding tahun 213 sebesar 111%, Bab III-19

20 walaupun untuk realisasinya mengalami peningkatan hal ini disebabkan target tahun 214 lebih tinggi dari tahun ) Pencapaian indikator produksi daging pertahun sebesar 19,4%, capaian ini melebihi target. Capaian indikator ini melebihi target disebabkan jumlah permintaan untuk konsumsi naik sehingga jumlah pemotongan juga naik, akibatnya mempengaruhi jumlah produksi daging. 6) Pencapaian indikator produksi telur pertahun sebesar 11,5%, capaian ini sudah diatas target. Capaian indikator produksi telur pertahun melampaui target disebabkan populasi ayam buras dan itik mengalami peningkatan. Peningkatan ini didukung oleh kebijakan yang diambil melalui kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak. 7) Pencapaian indikator produksi perikanan pertahun sebesar 243,12% pada tahun 214. Capaian indikator ini sudah melebihi target, adapun penyebab meningkatnya capaian indikator produksi perikanan pertahun adalah meningkatnya produksi budi daya ikan di masyarakat dengan ditunjang adanya program kegiatan yang memberikan bantuan bibit ikan kepada masyarakat. Tujuan 1.2 Mewujudkan Pemerataan Ekonomi yang Berbasisi Sumber Daya Lokal Dengan Optimalisasi Peran Koperasi, UKM dan Masyarakat Desa Tujuan mewujudkan pemerataan ekonomi yang berbasis sumber daya lokal dengan optimalisasi peran Koperasi, UKM dan Masyarakat Desa didukung oleh 2 (dua) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Sasaran Berkembangnya Koperasi, Usaha kecil dan Menengah 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun 214 Bab III-2

21 Nama Indikator Satuan Rencana 214 Realisasi 214 % Capaian 1 Koperasi Aktif % 97 95,57 98,53 2 Jumlah usaha kecil dan mikro unit ,4 1) Capaian indikator koperasi aktif sebesar 98,52 %. Pada tahun 214 koperasi aktif ditargetkan sebesar 97%, angka realisasi indikator koperasi aktif pada tahun 214 yaitu sebesar 95,57% yang merupakan hasil perhitungan dari perbandingan jumlah koperasi yang aktif di tahun 214 sebanyak 259 koperasi dengan jumlah seluruh koperasi yang ada pada tahun 214 sebanyak 271 koperasi. 2) Capaian indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 1142 % jauh melebihi target. Pada tahun 214 target indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebanyak unit. Angka realisasi jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 13,556 unit ditahun 214 merupakan jumlah usaha kecil dan mikro yang beraktifitas pada tahun 214 di 14 ( empat belas ) Kecamatan dalam. 2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 214, tahun 213, dan tahun 212 Nama Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Koperasi Aktif % ,8 95,4 95,57 99,79 99,37 98,52 2 Jumlah Usaha Kecil dan Mikro unit , ,3 Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 214, tahun 213 dan tahun 212 bahwa dari 2 ( dua ) indikator sasaran yang ditetapkan Bab III-21

22 semuannya mengalami tren meningkat. Ini dapat dilihat dari angka realisasi yang dicapai oleh kedua indikator tersebut, yaitu indikator Koperasi aktif dan indikator jumlah usaha kecil dan mikro. Untuk capaian kinerja tahun 214, tahun 213 dan tahun 212 kedua indikator sasaran mengalami tren fluktuatif. Analisa perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut 1) Indikator koperasi aktif pada realisasi kinerja mengalami tren meningkat, ini dapat dilihat dari realisasi kinerja pada tahun 212 sebesar 94,8%, meninkat menjadi 95,4% di tahun 213 dan kembali meningkat menjadi 95,57% pada tahun 214. Sementara untuk capaian kinerja indikator koperasi aktif cenderung mengalami tren secara fluktuatif, ini dapat dilihat dari capaian kinerja pada tahun 212 sebesar 99,79% kemudian menurun menjadi 99,37% pada tahun 213 dan kembali menurun menjadi 98,52% pada tahun 214. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 99,22%. 2) Indikator jumlah usaha kecil dan mikro pada realisasi kinerja mengalami tren meningkat, dapat di lihat pada tahun 212 realisasi kinerja indikator ini sebanyak unit, mengalami kenaikan menjadi unit ditahun 213 dan pada tahun 214 realisasi tetap sebesar unit. Untuk capaian kinerja indikator jumlah usaha kecil dan mikro mengalami tren secara fluktuatif, ini dapat dilihat pada tahun 212 sebesar 1.279% di tahun 213 turun menjadi 1.247,1% dan kembali menurun pada tahun 214 menjadi 1.142,3%. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 1.222,68%. 3. Perbandingan antara capaian realisasi kinerja sampai dengan tahun 214 dengan target dalam RPJMD Tahun Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun 214 Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun 217 % Capaian Bab III-22

23 1 Koperasi Aktif % 95, ,57 2 Jumlah usaha kecil dan mikro Unit ,63 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 214 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 217 menunjukkan angka 95,57% dan 911,63 dengan perkembangan indikator koperasi aktif dan Jumlah usaha kecil dan mikro. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-3 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan atau direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 1 % atau lebih. 4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 214 dengan standar nasional Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 1) Pencapaian indikator koperasi aktif pada tahun 214 sebesar 98,52%, capaian indikator ini mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena meningkatnya target kinerja indikator, namun secara kuantitas mengalami peningkatan, ini terlihat dari realisasi yang dicapai pada tahun 214 sebesar 95,57%. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja pada indikator koperasi aktif adalah meningkatkan unit usaha yang berjalan dan sosialisasi kepaada anggota koperasi. 2) Pencapaian indikator jumlah usaha kecil dan mikro sebesar 1.142%, capaian ini dibanding capaian pada tahun 213 adalah menurun, penurunan ini disebabkan target yang ditetapkan pada tahun 214 meningkat, namun secara jumlah indikator jumlah usaha kecil dan mikro mengalami peningkatan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Bab III-23

24 capaian kinerja pada indikator ini adalah melalui program ekonomi kerakyatan Sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Desa 1. Perbandingan antara target dan realisasi tahun Nama Indikator Lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif Satuan Rencana 214 Realisasi 214 % Capaian % 16,2 17,5 18,2 2 PKK aktif klpk Cakupan desa siaga aktif % ) Capaian indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif pada tahun 214 sebesar 18,2%. Pada tahun 214 indikator Lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang aktif ditargetkan sebesar 16,2%, dan realisasi yang tercapai sebesar 17,5%. Angka realisasi ini di dapat dari jumlah lembaga pemberdayaan masyarakat berprestasi tahun 214 sebanyak 42 lembaga dibagi jumlah seluruh lembaga pemberdayaan masyarakat tahun 214 sebanyak 24. 2) Capaian indikator PKK yang aktif sebesar 96%. Tahun 214 PKK aktif ditargetkan sebanyak 75 kelompok, realisasi yang tercapai tahun 214 sebanyak 72 kelompok, angka realisasi ini didapat dari jumlah PKK aktif yang ada di 14 Kecamatan dalam. 3) Capaian indikator cakupan desa siaga aktif tidak dapat terealissi dikarenakan pada tahun ini tidak terdapat anggaran sehingga kegiatan tidak terlaksana. 2. Perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun 214, tahun 213, dan tahun 212 Nama Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Lembaga pemberdayaan % 15 15,6 16,2 14 5,83 15,75 93,33 37,37 97,22 Bab III-24

25 masyarakat yang aktif 2 PKK aktif klpk ,54 2, 96 3 Cakupan desa siaga aktif % Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas diperoleh gambaran pada perbandingan realisasi kinerja tahun 214, 213 dan 212 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan terdapat 1 (satu) indikator yang mengalami tren secara fluktuatif yaitu indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif, sedangkan indikator PPK aktif cenderung mengalami tren meningkat ditahun 214 dan 1(satu) indikator cakupan desa siaga aktif menurun. Sementara untuk capaian kinerja tahun 214, tahun 213 dan tahun 212 kedua indikator diatas mengalami tren secara fluktuatif. Analisa perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 212 persentase realisasi sebesar 14%, menurun menjadi 5,83% ditahun 213 dan kembali meningkat menjadi 15,75% ditahun 214. Pada capaian kinerja indikator LPM yang aktif juga mengalami tren secara fluktuatif, ini dapat dilihat dari tabel capaian kinerja pada tahun 212 sebesar 93,33%, menurun menjadi 37,37% ditahun 213 dan kembali meningkat menjadi 97,22% ditahun 214. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 75,97%. 2) Indikator PKK aktif mengalami tren cenderung meningkat untuk realisasi kinerja, ini dapat dilihat dari tabel realisasi pada tahun 212 PKK Aktif sebanyak 14 kelompok, masih sebanyak 14 kelompok ditahun 213 dan meningkat menjadi 72 kelompok ditahun 214. Untuk capaian kinerja indikator PKK aktif mengalami tren secara fluktuatif, dapat dilihat pada tahun 212 capaian kinerja sebesar 21,54%, menurun menjadi 2,% ditahun 213 dan kembali meningkat menjadi 96% ditahun 214. Capaian indikator ini menghasilkan nilai rata-rata sebesar 45,84%. Bab III-25

26 3) Indikator pada cakupan desa siaga aktif pada tahun 212, tahun 213 dan tahun 214 tidak menunjukan angka realisasi selama 3 tahun berturut turut. 3. Perbandingan antara capaian realisasi kinerja sampai dengan tahun 214 dengan target dalam RPJMD tahun Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1 Nama Indikator Lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif Satuan Realisasi s.d Tahun 214 Rencana sesuai dengan RPJMD Tahun 217 % Capaian % 15, ,5 2 PKK aktif klpk Cakupan desa siaga aktif % Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 214 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 217 menunjukkan bahwa kedua indikator belum mencapai target RPJMD. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-3 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 1% atau lebih. 4. Perbandingan realisasi kineja tahun 214 dengan standar nasional Dari 2 (dua) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang dilakukan Bab III-26

27 Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yan telah dilakukan. 1) Capaian indikator lembaga pemberdayaan masyarakat yang aktif sebesar 97,22%. Capaian pada indikator ini sudah sesuai dengan target, dimana hal yang mendukung keberhasilan ini disebabkan meningkatnya LPM berprestasi yang ada. 2) Capaian indikator PKK aktif sebesar 96%. Capaian ini sudah sesuai dengan target, dimana hal yang mendukung keberhasilan ini disebabkan meningkatnya sumber daya manusia dalam anggota tim penggerak PKK didesa desa. 3) Capaian indikator cakupan desa siaga aktif tidak dapat terealissi dikarenakan pada tahun ini tidak terdapat anggaran sehingga kegiatan tidak terlaksana. MISI II : Mengembangkan Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tujuan 2.1 Mewujudkan Daerah Industri Maju Yang Berbasis Sumber Daya Lokal Tujuan terwujudnya daerah industri maju yang berbasis sumber daya lokal didukung oleh 3 (tiga) sasaran. Rincian analisis capaian masing-masing sasaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Sasaran Berkembangnya Industri Kecil dan Menengah Yang Mendukung Peningkatan Nilai Investasi Daerah 1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun Nama Indikator Pertumbuhan industri kecil dan menengah Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah per tahun Satuan Rencana 214 Realisasi 214 % Capaian % 11,77 11,61 98,64 % 4,35 4,33 99,54 Bab III-27

28 3 Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah % 3,8 51, ,21 1) Capaian indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah sebesar 98.64%. Pada tahun 214 ditargetkan pertumbuhan industri kecil dan menengah 11,77%, angka realisasi indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah pada tahun 214 yaitu 11,61% yang merupakan hasil perhitungan dari jumlah IKM (industri kecil dan menengah) tahun 214 sebanyak 2.47 unit dikurangi jumlah IKM tahun 213 sebanyak unit usaha, kemudian dibagi jumlah IKM tahun 213 selanjutnya dikalikan 1%. sehingga pertumbuhan industri kecil dan menengah ini mencapai 11, 61%. 2) Capaian indikator kapasitas produksi industri kecil dan menengah pertahun sebesar 99.54%, pencapaian indikator kinerja ini dalam ketegori baik sekali. Pada tahun 214 direncanakan indikator ini mencapai target 4.35%, sedangkan pada angka realisasi sebesar 4.33%, angka realiasi ini didapat dari perbandingan jumlah kapasitas industri kecil dan menengah tahun 214 pertahun sebesar , tahun sebelumnya (tahun 213) kapasitas produksi industri kecil dan menengah sebesar unit, sehingga menunjukan perkembagan/pertumbuhan senilai 4.33%. 3) Capaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah pada tahun 214 sebesar ,21%. Angka realisasi indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah pada tahun 214 sebesar 51,5% merupakan perbandingan jumlah nilai investasi industri kecil dan menengah tahun 214 Rp di kurang jumlah nilai investasi industri kecil dan menengah tahun 213 sebesar Rp dibagi nilai investasi industri kecil menegah tahun lalu sebesar Rp di kali 1%. 2. Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 214, tahun 213, dan tahun 212 Nama Indikator Target Realisasi Capaian Bab III-28

29 Satuan Pertumbuhan industri kecil dan menengah Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah per tahun Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah % 8,3 11, , ,61 6, , % 3,5 3, , ,33 339, , % 3,25 3, ,7 51, Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas, diperoleh gambaran pada perbandingan realiasi kinerja serta capaian kinerja tahun tahun 214, tahun 213 dan tahun 212 bahwa dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ditetapkan mengalami tren fluktuatif. Analisa perbandingan realiasi dan perbandingan capaian kinerja setiap indikator sebagai berikut : 1) Indikator pertumbuhan industri kecil dan menengah, mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 212 realisasi 4,99% kemudian meningkat menjadi 52,72% pada tahun 213 dan pada tahun 214 mengalami penuruan angka realisasi menjadi 11, 61%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif pada tahun 212 capaian 6,12% kemudian meningkat menjadi 471% pada tahun 213 dan pada tahun 214 mengalami penuruan angka capaian menjadi 98,64%. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan bukan karena tidak memenuhi target yang ditetapkan melainkan pada tahun 213 realisasi dan capaian mengalami peningkatan yang signifikan (melampaui target yang direncanakan). Namun, secara kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 212, jumlah usaha kecil dan menengah sebanyak 1449 unit usaha, meningkat pada tahun 213 jumlah usaha kecil dan menengah sebanyak 2213 unit usaha, dan tahun 214 jumlah usaha kecil dan menengah juga mengalami peningkatan menjadi 247. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 212 sampai dengan 214 memiliki rata-rata capaian diatas 85%. 2) Indikator kapasitas produksi industri kecil dan menengah pertahun, mengalami tren secara fluktuatif, pada tahun 212 realisasi 11,88% Bab III-29

30 kemudian meningkat menjadi 9,22% pada tahun 213 dan pada tahun 214 mengalami penuruan angka realisasi menjadi 4,33%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren fluktuatif, pada tahun 212 capaian 339,4% kemudian meningkat menjadi 2451% pada tahun 213 dan pada tahun 214 mengalami penuruan angka capaian menjadi 99,54%. Realisasi dan capaian mengalami penurunan disebabkan bukan karena tidak memenuhi target yang ditetapkan melainkan pada tahun 213 mengalami peningkatan secara signifikan melampaui target yang direncanakan. Namun, secara kuantitas indikator tersebut mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 212 kapasitas produksi industri kecil dan menengah sebesar unit meningkat pada tahun 213 menjadi unit dan tahun 214 jumlah kapasitas produksi industri kecil dan menengah juga mengalami peningkatan menjadi unit. Capaian indikator kinerja ini dalam kurun waktu 212 sampai dengan 214 memiliki rata-rata capaian diatas 85%. 3) Indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah memiliki tren meningkat, pada tahun 212 realisasi % kemudian meningkat menjadi 168,7% pada tahun 213 dan pada tahun 214 mengalami peningkatan angka realisasi menjadi 51,5%. Untuk angka capaian kinerja juga mengalami tren meningkat pada tahun 212 capaian % kemudian meningkat menjadi 482% pada tahun 213 dan pada tahun 214 mengalami penuruan angka capaian menjadi ,21%. Tercatat pada tahun 213 nilai investasi industri kecil Rp dan pada tahun 214 meningkat nilai investasi industri kecil dan menengah menjadi Rp Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 214 dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Nama Indikator Satuan Realisasi s.d Tahun Rencana sesuai % Capaian Bab III-3

31 1 2 3 Pertumbuhan industri kecil dan menengah Kapasitas Produksi Industri Kecil dan Menengah per tahun Peningkatan Nilai Investasi Industri Kecil dan Menengah 214 dengan RPJMD Tahun 217 % 11,61 15,77 73,62 % 4,33 5,1 84,9 % 51,5 4, ,27 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 214 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 217 menunjukkan angka yang positif yaitu 73,62%, 84,9% dan 1162,27% bahkan terdapat indikator yang sudah melebihi target indikator capaian pada akhir periode RPJMD, yaitu indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-3 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 telah mampu mencapai angka 1% atau lebih. 4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 214 dengan standar nasional Dari 3 (tiga) indikator sasaran yang digunakan, belum terdapat standar nasional (SPM) sehingga indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan standar nasional. 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Berikut merupakan analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 1) Pencapaian indikator peningkatan kapasitas produksi industri kecil dan menengah sebesar 98,64% dan pertumbuhan industri kecil dan menengah sebesar 99,54%, capaian kedua indikator ini sesuai target, dimana hal yang mendukung keberhasilan ini disebabkan pada tahun Bab III-31

32 214 terdapat banyak program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang bersifat mengembangkan industri kecil dan menengah yang sudah ada maupun menstimulasi tumbuhnya industri kecil baru yang sekaligus pemberian bantuan hibah mesin peralatan secara otomatis meningkatkan kapasitas produksi melaui kegiatan bimbingan tehnis yang melibatkan peserta generasi muda sebagai calon wirausahawan baru. 2) Pencapaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah sebesar ,21%, capaian Indikator tersebut diatas melebihi target, meningkatnya nilai investasi industri kecil dan menengah pada tahun 214, dalam pelaksanaannya terdapat 1 (satu ) program dan 7 (tujuh) kegiatan yang mendukung capaian indikator peningkatan nilai investasi industri kecil dan menengah Sasaran Meningkatnya Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 1. Perbandingan antara target dan realiasi tahun Nama Indikator Unit usaha yang memiliki perizinan Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Satuan Rencana 214 Realisasi 214 % Capaian % ,67 % 18,2 17,36 95,38 1) Capaian indikator unit usaha yang memiliki perizinan sebesar 666,67%, telah melebihi target. Angka realisasi indikator unit usaha yang memiliki perizinan tahun 214 sebesar 1% dari yang ditargetkan senilai 15%. Angka realiasi ini merupakan perbandingan jumlah usaha yang membuat perizinan SIUP-TDP pada tahun 214 sebanyak 771 izin usaha dengan jumlah usaha formal dan informal tahun 214 sebanyak 771 unit usaha, Bab III-32

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2010 2015 BUPATI LINGGA Menimbang

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH

Lebih terperinci

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... viii Ikhtisar Eksekutif... x BAB I PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan... 2 III. Gambaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS RPJMD ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 yang disusun dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 20122

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 6,23 6,07 6,45 6,33 6,63 5,89** 2 PDRB Per Kapita (Harga Berlaku) Rp. Juta

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013 GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012-2017 GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Dalam upaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Sintang yang produktif, berkualitas, sejahtera, dan demokratis melaui GERBANG EMAS (Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat)

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015 14 BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Aceh Barat tahun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2017 No (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya implementasi UUPA 1.1 Jumlah Qanun Aceh yang ditetapkan. * 13 Qanun dalam percepatan pembangunan dan 1.2 Jumlah Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

: RUSLI HABIBIE :

: RUSLI HABIBIE : GUBERNUR GORONTALO PENETAPAN KINERIA TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 0 No Sasaran No Indikator NO Satuan Target Realisasi Capaian Ket 8 9 0 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah dan

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 382/KPTS/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 374/KPTS/2014 TENTANG INDIKATOR DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja merupakan tekad atau janji rencana kinerja yang akan dicapai berdasarkan sasaran, tujuan dan kegiatan yang telah ditetapkan, baik dalam tahap

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR: 30 /KPTS/I/2015 TANGGAL: 26 JANUARI 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA No. 1 Pariwisata 1.1 Meningkatnya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Bab V memuat uraian rinci nama rencana program, kegiatan, indikator keluaran kegiatan (output) dan keluaran program (outcome), sasaran dari kegiatan,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PELAPORAN KINERJA. Permenpan No. 53 Tahun 2014

PENYUSUNAN PELAPORAN KINERJA. Permenpan No. 53 Tahun 2014 PENYUSUNAN PELAPORAN KINERJA Permenpan No. 53 Tahun 2014 Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PermenpanRB Nomor 53 Tahun 2014

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun VIII-1VIII-1 Komitmen Bupati Mandailing Natal yang akhirnya menjadi visi daerah adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten Mandailing Natal yang yang Religius, Mandiri, Sehat dan Sejahtera melalui Peningkatan

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012 BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2011

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

Sumber: Serang Dalam Angka (data diolah)

Sumber: Serang Dalam Angka (data diolah) 2.6. PROYEKSI POTENSI EKONOMI Berdasarkan Uraian tentang PDRB di atas, kita dapat memprediksikan besaran PDRB atas dasar harga berlaku atau atas dasar harga konstan dengan menggunakan regresi linier. Meskipun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERNJANJIAN KINERJA ACEH BARAT DAYA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Dinas Perindustrian Perdangangan dan Koperasi Kota Banjar dibuat dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Utara dalam bentuk kinerja nyata dari seluruh perangkat daerah

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

RINGKASAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009

RINGKASAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009 RINGKASAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009 Pendahuluan Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Kabupaten Lebak tahun 2004 2009,

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bima Tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Bima telah memperlihatkan pencapaian kinerja

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN : PENAJAM PASER UTARA TAHUN : 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Angka Partisipasi Sekolah (APM) SD/ MI 92 Persen Dituntaskannya program wajib

Lebih terperinci

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA KINERJA PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA PROVINSI PAPUA TAHUN - 2017 MISI 1 MEWUJUDKAN SUASANA AMAN, TENTRAM & NYAMAN BAGI SELURUH MASYARAKAT PAPUA DALAM KEDAULATAN NKRI ANGKA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA KEPUTUSAN BUPATI SERDANG BEDAGAI NOMOR 360 /18.8 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Penyusunan laporan kinerja Kabupaten Temanggung Tahun 2016 telah mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Lingga Tahun 2013 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja Kabupaten Parigi Moutong bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

P a g e 21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. AKUNTABILITAS KINERJA

P a g e 21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. AKUNTABILITAS KINERJA . AKUNTABILITAS KINERJA Kewajiban untuk menjawab dari perorangan badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci