BAB IV PEMBAHASAN. Home industry Miko Pangan Utama merupakan perusahaan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Home industry Miko Pangan Utama merupakan perusahaan yang"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Home industry Miko Pangan Utama merupakan perusahaan yang memproduksi olahan-olahan jamur yang terletak di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Kelurahan Cicadas merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung, memiliki luas wilayah 55 hektar. Jarak antara kelurahan ke kantor kecamatan sekitar satu kilometer, sedangkan jarak menuju kantor Kota Bandung kurang lebih tiga kilometer. Secara geografis wilayah Kelurahan Cicadas berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu : Utara : Kelurahan Cihaurgeulis Kecamatan Cibeunying Kaler. Selatan : Kelurahan Kebon Waru Kecamatan Batununggal. Barat : Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cibeunying Kidul. Timur : Kelurahan Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul. Letak perusahaan yang berada di wilayah Kota Bandung memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Sebagai sebuah kota, Bandung memiliki potensi pasar, sarana dan prasarana, serta infrastruktur yang cukup baik yang dapat menunjang keberlangsungan perusahaan. 58

2 Keadaan Umum Home Industry Miko Pangan Utama Sejarah Singkat Perusahaan Home industry Miko Pangan Utama telah memulai kegiatan usahanya sejak 4 Desember Nama Miko Pangan Utama sendiri berasal dari miko yang merupakan bahasa biologi untuk jamur, sedangkan maksud dari pangan utama adalah sang pemilik berkeinginan agar jamur menjadi salah satu sumber pangan olahan alternatif yang utama di Indonesia. Usaha pengolahan jamur di home industry Miko Pangan Utama berawal dari kegiatan sang pemilik, Bapak Ahmad Efendi, yang memperkenalkan pestisida organik untuk jamur tiram kepada petani jamur tiram di Parongpong, Lembang, Kabupaten Bandung pada tahun Pestisida organik untuk jamur tiram tersebut adalah hasil penelitian Bapak Ahmad Efendi ketika menjadi mahasiswa. Kegiatan memperkenalkan pestisida jamur tiram tersebut menginspirasi Bapak Ahmad Efendi untuk mengolah jamur tiram segar yang mudah busuk menjadi produk yang lebih awet dengan harga jual yang lebih tinggi. Produk pertama pada awal usaha home industry Miko Pangan Utama adalah nugget jamur. Selama perjalanan mengolah jamur tiram menjadi nugget tersebut tidak terlepas dari kendala, terutama dalam hal resep pembuatannya. Pada awal usaha, Bapak Ahmad Efendi kesulitan meramu resep nugget jamur yang tepat dalam hal komposisi, tekstur, keawetan, dan kerenyahan. Untuk mengetahui resep pembuatan nugget jamur yang tepat, Bapak Ahmad Efendi mencari informasi dari internet. Berbagai resep yang ditemukan dari internet, ternyata belum mampu memenuhi harapan. Resep nugget jamur yang tepat akhirnya ditemukan setelah

3 60 bertemu dan berkonsultasi dengan Ibu Yuyun Anwar, seorang konsultan UMKM di Surabaya pada September Resep tersebut merupakan resep nugget jamur yang digunakan home industry Miko Pangan Utama hingga saat ini, dengan melakukan sedikit modifikasi. Modal awal home industry Miko Pangan Utama berasal dari modal sendiri sang pemilik dan uang dari para konsumen yang memesan produknya. Modal sendiri sang pemilik berupa peralatan-peralatan yang digunakan seperti saat ini, kecuali food processor, freezer, sealer, wadah plastik, dan loyang. Pada awal usaha, home industry Miko Pangan Utama melakukan kegiatan produksinya hanya berdasarkan pesanan sehingga terlebih dahulu menerima uang dari para konsumennya. Uang tersebut yang digunakan sebagai modal untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan. Selain modal sendiri, Bapak Ahmad Efendi juga mendapatkan bantuan permodalan berupa kredit dari Bank Mandiri sebesar Rp ,00 dengan bunga 6 persen per tahun selama tiga tahun. Bantuan permodalan tersebut didapat setelah Bapak Ahmad Efendi mengikutsertakan nugget jamur dalam kompetisi Wirausaha Muda Mandiri dan berhasil masuk ke 62 besar kontestan yang lolos Visi dan Misi Home industry Miko Pangan Utama memiliki visi menjadi perusahaan inspirator pengolahan pangan di Indonesia. Visi tersebut berdasarkan pemikiran sang pemilik bahwa Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai jenis hasil pertanian primer. Hasil-hasil pertanian primer sifat fisiknya mudah busuk dan harga jualnya fluktuatif. Oleh karena itu, dengan mengolah hasil

4 61 pertanian primer menjadi produk yang tahan lama dan mempunyai harga jual lebih tinggi akan menjadi sumber pendapatan yang lebih tinggi bagi negara. Adapun misi home industry Miko Pangan Utama adalah memberdayakan petani dan produk pertanian dalam agroindustri Deskripsi Produk Sejak pertama kali memulai usaha hingga saat ini, produk dari home industry Miko Pangan Utama melakukan pengembangan variasi produk. Pengembangan variasi produk tersebut dilakukan karena permintaan pasar yang menginginkan jenis-jenis produk yang baru. Saat ini jenis produk olahan jamur tiram yang dihasilkan home industry Miko Pangan Utama adalah nugget jamur, nugget jamur vegetarian, dan sosis jamur. Dari ketiga jenis produk tersebut, yang menjadi produk utama home industry Miko Pangan Utama adalah nugget jamur. Nugget jamur memiliki merek dagang Fanjai Nugget, nugget jamur vegetarian memiliki merek dagang Fanjai Vegan, sedangkan sosis jamur tiram memiliki merek dagang Fanjai Sausage. Setiap produk tersebut memiliki variasi rasa. Variasi rasa nugget jamur adalah rasa ayam, ayam saus padang, brokoli keju, dan wortel keju. Variasi rasa nugget jamur vegetarian adalah rasa ayam dan brokoli. Sedangkan variasi rasa sosis jamur tiram adalah rasa ayam dan sapi. Untuk membedakan jenis nugget jamur yang satu dengan yang lainnya, bentuk dan kemasan masing-masing produk nugget jamur dibedakan. Bentuk dan kemasan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

5 62 Pada awalnya nugget jamur memiliki ragam ukuran kemasan, yaitu ukuran kemasan 250 gram dan 500 gram. Dari kedua ukuran kemasan tersebut, para konsumen mayoritas memilih ukuran kemasan 250 gram. Setelah mempertimbangkan keadaan tersebut, Bapak Ahmad Efendi memutuskan hanya memproduksi nugget jamur dengan ukuran kemasan 250 gram. Harga nugget jamur bagi konsumen akhir ditetapkan sama untuk semua rasa, yaitu Rp ,00 dengan ukuran kemasan 250 gram. 4.3 Aspek Pasar dan Pemasaran Potensi Pasar Potensi pasar nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama tergolong tinggi. Hal tersebut terbukti dari permintaan nugget jamur oleh para reseller lebih besar dibandingkan penawaran dari home industry Miko Pangan Utama. Setiap minggu permintaan nugget jamur rata-rata berjumlah 800 kemasan, sedangkan home industry Miko Pangan Utama baru mampu memproduksi ratarata berjumlah 400 kemasan setiap minggu. Hal tersebut berarti home industry Miko Pangan Utama sejauh ini baru mampu memenuhi sekitar 50 persen dari total permintaan yang ada. Di sini terlihat adanya gap yang besar antara permintaan dan penawaran. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran nugget jamur tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Dengan demikian, pasar dapat menyerap seluruh produk perusahaan.

6 Wilayah Pemasaran dan Saluran Pemasaran Hingga saat ini wilayah pemasaran nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama sudah cukup luas, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi wilayah lokal dan luar. Wilayah lokal yaitu Bandung dan sekitarnya, sedangkan wilayah luar yaitu Bogor, Jakarta, Tarakan, dan Makassar. Dalam memasarkan produknya ke semua wilayah tersebut, perusahaan dibantu oleh beberapa reseller dan hanya sebagian kecil yang langsung ke tangan konsumen akhir. Jika ada konsumen yang berasal dari selain wilayah tersebut, maka produk akan didistribusikan melalui jasa pengiriman barang. Reseller menerima harga produk Rp ,00 per bungkus. Harga tersebut lebih rendah dari harga yang diterima konsumen akhir seharga Rp ,00. Syarat awal untuk menjadi reseller nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama adalah melakukan pembelian nugget jamur sebanyak 55 buah yang total harganya sebesar Rp ,00. Setelah syarat awal dilakukan, pada pembelian berikutnya reseller dapat membeli produk sesuai jumlah yang dibutuhkannya. Terdapat dua mekanisme pengiriman produk bagi reseller, yaitu melalui jasa pengiriman barang dan bertemu langsung. Mekanisme pengiriman produk melalui jasa pengiriman barang biasanya dilakukan oleh reseller yang tempat tinggalnya jauh dari perusahaan. Dalam mekanisme tersebut, reseller melakukan transfer pembayaran penuh ke rekening perusahaan terlebih dahulu untuk produk yang dipesannya, baru setelah itu mendapatkan kiriman barangnya dengan biaya pengiriman ditanggung oleh reseller. Sementara mekanisme dengan bertemu langsung biasanya dilakukan oleh reseller yang tempat tinggalnya dekat dengan

7 64 perusahaan. Dalam mekanisme tersebut, reseller mendapatkan produk terlebih dahulu dengan cara bertemu langsung dengan pemilik perusahaan dan melakukan pembayaran atas produk yang dipesannya setelah produk tersebut habis terjual. Terdapat dua saluran pemasaran yang terdapat dalam alur pemasaran produk home industry Miko Pangan Utama. Saluran pemasaran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Home industry Miko Pangan Utama 1 2 Reseller Konsumen akhir Konsumen akhir Gambar 2. Saluran Pemasaran Nugget Jamur di Home Industry Miko Pangan Utama Dari kedua saluran pemasaran tersebut yang memberikan kontribusi penjualan terbesar adalah saluran pemasaran pertama. Saluran pemasaran pertama memberikan kontribusi penjualan sebesar 70 persen, sedangkan saluran pemasaran kedua memberikan kontribusi penjualan sebesar 30 persen Strategi Pemasaran 1) Segmentasi dan Target Pasar Nugget jamur merupakan produk yang cocok untuk dinikmati oleh berbagai kalangan usia, karena nugget jamur merupakan makanan yang bergizi tinggi yang mengandung hampir semua zat-zat yang dibutuhkan tubuh sehingga aman dan bermanfaat untuk semua usia. Oleh karena itu, segmentasi pasar home industry Miko Pangan Utama bagi produknya tersebut berdasarkan kalangan usia, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Dari

8 65 berbagai segmen pasar tersebut, yang menjadi target pasar home industry Miko Pangan Utama adalah anak-anak, karena dibanding kalangan usia lainnya anak-anak adalah yang paling banyak menyukai makanan olahan seperti nugget. 2) Posisi Pasar Penentuan posisi pasar penting untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan ke dalam benak konsumen sehingga dapat mendorong keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut. Posisi pasar nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama ini sebenarnya adalah makanan olahan inovatif yang memberdayakan produk pertanian Indonesia, tetapi menurut pengamatan sang pemilik, yang ada dibenak konsumen adalah nugget jamur sebagai alternatif makanan sehat. Walaupun posisi pasar tidak sesuai, tetapi hal tersebut menjadi keuntungan bagi home industry Miko Pangan Utama. Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat, maka semakin tinggi pula permintaan terhadap makanan sehat. Hal tersebut menjadi peluang pasar yang potensial bagi nugget jamur yang dihasilkan home industry Miko Pangan Utama. 3) Media Pemasaran Pada awal berdirinya usaha, home industry Miko Pangan Utama mengandalkan pemasaran produk dari mulut ke mulut (mouth to mouth) dan dari waktu ke waktu media pemasaran yang digunakan semakin beragam. Hingga saat ini perusahaan sudah menggunakan media pemasaran yang

9 66 cukup beragam, yaitu brosur, website resmi perusahaan, dan situs jejaring sosial. Website resmi home industry Miko Pangan Utama adalah Melalui website resmi tersebut konsumen dapat mengakses informasi secara langsung mengenai produk-produk dari home industry Miko Pangan Utama. Situs jejaring sosial yang digunakan sebagai media pemasaran perusahaan adalah facebook dan twitter. Facebook home industry Miko Pangan Utama adalah FanjaiGroups, sedangkan twitternya Penggunaan situs jejaring sosial sebagai media pemasaran dapat menguntungkan perusahaan, karena melalui situs jejaring sosial para konsumen dapat berhubungan secara lebih dekat dengan perusahaan. Melalui media ini perusahaan dapat menjaring lebih banyak konsumen dibandingkan dengan pemasaran dari mulut ke mulut, serta berinteraksi lebih aktif dengan para konsumen sehingga dapat mengetahui keinginan konsumen untuk kemudian menjawabnya dengan menghasilkan produk yang sesuai. Selain media pemasaran yang telah dijelaskan sebelumnya, home industry Miko Pangan Utama terkadang juga mengikuti pameran-pameran yang dapat dijadikan sebagai tempat promosinya. Pameran-pameran yang pernah diikutinya adalah Agribusiness International Expo 2012, Cooperative Fair pada tahun 2011, pameran di Bank Indonesia pada tahun 2012, dan berbagai pameran berskala kampus. Dalam pameran-pameran tersebut, perusahaan senantiasa membagikan brosur kepada para pengunjung.

10 Persaingan Nugget jamur yang diproduksi home industry Miko Pangan Utama, merupakan jenis makanan olahan yang terbilang baru dan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal tersebut karena masih belum banyaknya perusahaan yang memproduksi nugget jamur. Oleh karena itu tingkat persaingan untuk nugget jamur masih belum ketat. Pesaing terdekat yang sama-sama menghasilkan nugget jamur adalah CV. Jayagiri dan PT. Elmediqofood Sukses Abadi. CV. Jayagiri berlokasi di Kabupaten Bandung Barat. CV. Jayagiri memproduksi berbagai olahan jamur tiram, dan salah satunya adalah nugget jamur. PT. Elmediqofood Sukses Abadi berlokasi di Kota Bandung bagian utara. PT. Elmediqofood Sukses Abadi memproduksi nugget jamur, nugget brokoli, dan nugget wortel. Selain dari produk yang sama, persaingan juga muncul dari produk substitusi. Produk substitusi nugget jamur adalah nugget berbahan baku dagingdagingan. Nugget berbahan baku daging-dagingan sudah lebih dikenal masyarakat dan saat ini sudah beredar banyak di pasaran. Walaupun begitu, nugget jamur masih mampu bersaing karena memiliki keunggulan sebagai makanan sehat Hasil Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Berdasarkan analisis terhadap aspek-aspek pasar dan pemasaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan besarnya potensi pasar untuk nugget jamur diilihat dari sisi permintaan dan penawaran. Jumlah permintaan yang tidak diimbangi oleh jumlah penawaran menciptakan potensi pasar yang besar bagi home industry Miko Pangan Utama. Dari segi wilayah

11 68 pemasaran dan saluran pemasaran, reseller nugget jamur tersebut tersebar ke beberapa kota di berbagai pulau sehingga dapat dikenal konsumen yang bukan hanya berasal wilayah lokal saja. Segi strategi pemasaran dilihat dari segmentasi dan target pasar, posisi pasar, dan media pemasaran. Segmentasi dan target pasar bagi nugget jamur menguntungkan karena nugget adalah makanan yang cocok dikonsumsi dari usia anak-anak hingga dewasa. Posisi pasar yang ada di benak konsumen adalah nugget jamur sebagai alternatif makanan sehat, posisi pasar tersebut menguntungkan seiring semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat. Media pemasaran yang beragam yang digunakan home industry Miko Pangan Utama dapat mempermudah nugget jamur dikenal oleh masyarakat. Dari segi persaingan, nugget jamur yang diproduksi home industry Miko Pangan Utama mampu bersaing baik dengan produk sejenis maupun produk substitusinya. 4.4 Aspek Teknis dan Teknologi Lokasi Usaha Lokasi produksi home industry Miko Pangan Utama terletak di Jl. Asep Berlian no. 13, Kelurahan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan tempat tinggal sang pemilik. Beberapa pertimbangan lain yang diperhitungkan dalam pemilihan lokasi produksi adalah sebagai berikut :

12 69 1) Ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang Lokasi home industry Miko Pangan Utama dekat dengan beberapa pasar tradisional. Pasar Jembar dan pasar Cicadas masih berada di wilayah kelurahan Cicadas, sehingga bisa diakses dalam waktu singkat. Adapun pasar yang biasa menjadi langganan perusahaan ini dalam memenuhi kebutuhan bahan-bahan untuk membuat nugget jamur adalah pasar Kosambi. Pasar Kosambi tidak berlokasi di wilayah kelurahan Cicadas, walaupun begitu letaknya cukup dekat dengan perusahaan karena dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit. Pasar tersebut menyediakan berbagai bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan home industry Miko Pangan Utama untuk memproduksi nugget jamur. Sang pemilik usaha biasanya hanya membeli bahan-bahan penunjang dari pasar Kosambi, karena bahan baku, yaitu jamur tiram putih didapat dari petani pemasok. Pasar Kosambi dipilih sebagai tempat membeli bahan-bahan penunjang karena harga-harga barangnya lebih murah dibanding pasar-pasar terdekat. Walaupun begitu, pasar-pasar terdekat seperti pasar Jembar dan pasar Cicadas dapat dijadikan alternatif tempat membeli bahan-bahan tersebut. Kadang-kadang sang pemilik usaha membeli bahan-bahan tersebut dari pasar terdekat jika sedang membutuhkan tambahan bahan-bahan dalam jumlah sedikit. 2) Tenaga listrik dan air Lokasi produksi home industry Miko Pangan Utama berada di perkotaan sehingga relatif tidak ada masalah dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk peralatan-peralatan yang menggunakan listrik seperti food

13 70 processor, sealer, dan mesin pendingin (freezer). Sementara itu, ketersediaan air di daerah produksi cukup melimpah, karena perusahaan tidak pernah mengalami kekurangan air selama produksi. Saat ini perusahaan menggunakan air yang berasal dari air tanah untuk keperluan usahanya, seperti untuk mencuci bahan-bahan untuk membuat nugget dan membuat es batu sebagai bahan penunjang lain yang digunakan. Selain bersih, air yang digunakan pun tidak berbau dan tidak mengandung bahan kimia atau logam sehingga perusahaan tidak perlu melakukan proses penyaringan air untuk menghilangkan kandungan bahan kimia dan logam. 3) Suplai tenaga kerja Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, karena kelurahan Cicadas merupakan daerah yang padat penduduknya. Berdasarkan potensi sumber daya manusia di lingkungan sekitar perusahaan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, perusahaan memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan. Masyarakat yang berasal dari lingkungan sekitar perusahaan tersebut ditempatkan di bagian produksi Input Produksi 1) Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama adalah jamur tiram putih. Jamur tiram putih dibeli dari seorang petani jamur tiram putih di Parongpong, Lembang, Kabupaten Bandung. Petani tersebut bernama Bapak Nur Mustaqiem.

14 71 Terdapat kesepakatan antara perusahaan dengan petani pemasok jamur tiram putih tersebut, yakni mengenai harga yang diterima perusahaan. Sejak awal bermitra hingga sekarang, harga jamur tiram putih yang ditetapkan sebesar Rp 8.000,00 per kilogram. Harga tersebut menguntungkan bagi petani tersebut, karena jika petani tersebut menjualnya ke bandar hanya akan mendapatkan harga antara Rp 5.000,00 per kilogram hingga Rp 6.000,00 per kilogram saja. Kontinuitas jamur tiram putih yang dipasok oleh petani tersebut terbilang baik, karena perusahaan selalu mendapat pasokan sesuai kebutuhan. Dalam menerima pasokan jamur tiram putih perusahaan menetapkan standar kualitas, yakni jamur tiram putih harus bersih dan tidak busuk. Perusahaan melakukan pembelian jamur tiram putih sehari sebelum jamur tersebut diolah, dengan jumlah pembelian sebanyak 10 kilogram per hari. Jamur tiram putih sebanyak 10 kilogram tersebut habis digunakan setiap harinya dalam sekali proses produksi. 2) Bahan Penunjang Bahan penunjang yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama antara lain fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, brokoli, wortel, keju, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng. Selain fillet ayam, tepung roti, dan es batu, semua bahan penunjang tersebut dibeli dari Pasar Kosambi dan dibeli setiap hari produksi. Fillet ayam diperoleh dari perusahaan daging ayam yang berlokasi di daerah Pasteur, Kota Bandung. Home industry Miko Pangan Utama membeli

15 72 dua jenis fillet, yaitu daging ayam bagian dada dan paha yang harganya berbeda satu sama lain. Perusahaan melakukan pembelian kedua jenis fillet ayam setiap hari produksi dengan perbandingan yang sama satu sama lain. Jumlah pembelian untuk kedua jenis fillet ayam tersebut sebanyak 3-4 kilogram per hari. Fillet ayam sebanyak itu habis digunakan setiap harinya dalam sekali proses produksi. Tepung roti dibeli dari perusahaan yang berlokasi di Bekasi dengan waktu pembelian satu bulan sekali dengan jumlah pembelian sebanyak 40 kilogram per bulan. Sementara es batu dibuat sendiri dari air tanah yang dimasak terlebih dahulu. Rincian jumlah, harga, dan biaya bahan penunjang dalam sekali produksi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya Bahan Penunjang dalam Sekali Produksi No. Jenis Bahan Jumlah Harga Satuan Biaya (Rp) Penunjang (Rp) 1 Fillet ayam (dada) 1,5-2 kg ,00/kg , ,00 2 Fillet ayam (paha) 1,5-2 kg ,00/kg , ,00 3 Tepung terigu 3 kg 7.000,00/kg ,00 4 Tepung roti 2,5 kg ,00/kg ,00 5 Brokoli 2 kg ,00/kg ,00 6 Wortel 2 kg 6.000,00/kg ,00 7 Keju 90 gram ,00/ ,00 gram 8 Bawang merah 0,25 kg ,00/kg 3.000,00 9 Bawang putih 0,25 kg ,00/kg 3.500,00 10 Cabe rawit 1 ons 2000,00/ons 2.000,00 11 Garam 2 blok 500,00/blok 1.000,00 12 Merica 0,5 ons ,00/ons 5.500,00 13 Penyedap rasa 3 bungkus 1.000,00/3 bungkus 1.000,00 14 Es batu 5 kg 300,00/kg 1.500,00 15 Minyak goreng 3 liter ,00/2 liter ,00 Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012) 3) Bahan Pengemas dan Bahan Bakar Bahan pengemas yang digunakan dalam memproduksi nugget jamur adalah plastik vakum dan stiker. Plastik vakum dibeli di toko plastik yang

16 73 berlokasi di Jalan Gardujati, Kota Bandung. Sementara stiker dibeli di toko yang berlokasi di Jalan Buah Batu, Kota Bandung. Bahan bakar yang digunakan dalam memproduksi nugget jamur adalah gas. Gas tersebut dibeli dari warung atau toko terdekat, dengan cara menukarkan tabung gas yang kosong dengan tabung yang berisi. Rincian jumlah, harga, serta biaya bahan pengemas dan bahan bakar dalam sekali produksi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya Bahan Pengemas dan Bahan Bakar dalam Sekali Produksi No. Jenis Bahan Pengemas Jumlah Harga Satuan Biaya (Rp) dan Bahan Bakar (Rp) 1 Plastik vakum 80 buah 375,00/buah ,00 2 Stiker 80 buah 1.200,00/buah ,00 3 Gas 1 kg /3 kg 4.667,00 Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012) 4) Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama antara lain pisau, talenan, timbangan elektrik, wadah plastik, masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, sendok makan, panci pengukus, food processor, loyang, wajan, spatula, serok, kompor gas, tampah, freezer (10 kg), freezer (20 kg), sealer, dan box pendingin. Selain peralatan elektronik seperti food processor, freezer, dan sealer, semua peralatan tersebut dibeli dari Pasar Kosambi. Sementara peralatan elektronik dibeli dari pusat penjualan peralatan elektronik di Kota Bandung Tata Letak (Layout) Tata letak perusahaan disesuaikan dengan sifat proses produksi yang direncanakan untuk proyek yang dijalankan. Home industry Miko Pangan Utama memiliki ruang produksi seluas 18 m 2. Luas ruang produksi tersebut masih dapat menunjang kelancaran para karyawan untuk melakukan aktivitasnya. Di ruangan

17 74 produksi ini terdapat semua peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi nugget jamur. Untuk lebih lengkapnya, tata letak perusahaan dapat dilihat pada Lampiran Proses Produksi Home industry Miko Pangan Utama melakukan satu kali proses produksi pada setiap hari produksi. Volume produksi nugget jamur setiap satu kali produksi adalah sebanyak 20 kilogram. Dalam seminggu, perusahaan memproduksi nugget jamur selama lima hari dengan rasa nugget jamur yang berbeda antara hari yang satu dengan hari yang lain. Dua hari digunakan untuk memproduksi nugget jamur rasa ayam, dua hari digunakan untuk memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang dan wortel keju, dan satu hari digunakan untuk memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang dan brokoli keju. Perbedaan dalam memproduksi nugget jamur setiap harinya berpengaruh terhadap jumlah penggunaan fillet ayam sebagai bahan penunjang. Hari ketika memproduksi nugget jamur rasa ayam, perusahaan menggunakan fillet ayam sebanyak 4 kilogram per hari. Sementara untuk hari lainnya, perusahaan hanya menggunakan fillet ayam sebanyak 3 kilogram. Dalam memproduksi nugget jamur, perusahaan menggunakan peralatan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dari sejumlah peralatan yang digunakan dalam proses produksi, sebagian besar masih merupakan peralatan sederhana. Hanya peralatan elektronik seperti food processor, freezer, dan sealer yang termasuk peralatan modern. Proses produksi nugget jamur dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan baku yang ditetapkan. Setiap karyawan memakai masker dan sarung tangan

18 75 plastik selama melakukan proses produksi. Pada proses produksi nugget jamur diperlukan beberapa persiapan, mulai dari persiapan awal sampai nugget jamur siap untuk dipasarkan. Proses produksi yang dilakukan home industry Miko Pangan Utama dapat dilihat pada Gambar 3. Persiapan Bahan Pencampuran Pencetakan Penggorengan Pendinginan Quality Control Pengemasan Quality Control Pembekuan Gambar 3. Proses Produksi Nugget jamur di Home Industry Miko Pangan Utama Berikut adalah penjelasan beberapa tahapan dalam memproduksi nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama : 1) Persiapan Bahan Semua bahan ditimbang terlebih dahulu, lalu dicuci (untuk bahan-bahan segar). Jamur tiram, brokoli *, dan wortel ** masing-masing dipotong dan direbus di panci pengukus selama sekitar dua puluh menit. Bawang putih dan * Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa brokoli keju ** Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa wortel keju

19 76 bawang merah dikupas kulit luarnya, sementara keju (khusus untuk rasa brokoli keju dan wortel keju) dipotong kecil-kecil. 2) Penggilingan Jamur tiram, brokoli *, wortel **, keju, dan cabe rawit *** yang telah disiapkan sebelumnya masing-masing digiling menggunakan food processor. Fiillet ayam, es batu, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, garam, merica, dan penyedap rasa dicampur lalu digiling hingga menjadi adonan halus di tempat penggilingan di pasar. 3) Pencampuran Jamur tiram, brokoli *, wortel **, keju, dan cabe rawit *** yang telah digiling lalu dicampur dengan adonan halus hasil penggilingan di pasar. Semua bahan tersebut diaduk menggunakan pengaduk kayu hingga menjadi adonan yang rata. 4) Pencetakan Adonan yang telah tercampur rata lalu dimasukkan ke dalam wadah plastik. Adonan lalu dibentuk menjadi bentuk tertentu sesuai rasanya menggunakan tangan dibantu dengan menggunakan sendok makan. Adonan yang telah dicetak lalu dilumuri tepung terigu dan tepung terigu cair. Setelah itu, adonan ditaburi tepung roti sehingga menjadi nugget mentah. 5) Penggorengan Nugget mentah digoreng setengah matang menggunakan minyak goreng di dalam wajan selama sekitar tiga menit. Penggorengan setengah matang *** Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa ayam saus padang

20 77 tersebut dimaksudkan agar tepung roti menempel dan membuat nugget lebih tahan lama. 6) Pendinginan Nugget setengah matang yang masih panas lalu ditiriskan dan ditaruh di atas tampah hingga dingin dan uap panasnya telah keluar. Proses pendinginan ini dilakukan selama sekitar 30 menit. Pendinginan dilakukan agar uap panas keluar, sehingga ketika selanjutnya dikemas tidak terdapat kandungan air yang dapat mempercepat kerusakan produk. Pada saat tahap pendinginan dilakukan pula quality control. Aspek aspek yang dikontrol adalah warna, bentuk, rasa, tekstur, dan kerenyahan. 7) Pengemasan Nugget setengah matang yang telah didinginkan lalu dikemas ke dalam plastik vakum. Setiap plastik vakum diisi oleh nugget sebanyak 250 gram. Plastik vakum yang telah diisi nugget lalu direkatkan menggunakan sealer. Pada saat tahap pengemasan dilakukan pula quality control. Aspek aspek yang dikontrol adalah kerapihan hasil sealing (perekatan plastik) dan penempelan stiker. 8) Pembekuan Nugget yang telah dikemas lalu dimasukkan ke dalam freezer. Proses pembekuan ini dimaksudkan untuk mengawetkan produk sebelum dipasarkan.

21 Hasil Analisis Aspek Teknis dan Teknologi Berdasarkan hasil analisis lokasi usaha, input produksi, tata letak, dan pengolahan, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama layak untuk dijalankan. Dalam hal lokasi, input produksi, tata letak tempat produksi, maupun proses produksi tidak mengalami kendala yang berarti. Lokasi usaha yang strategis, kemudahan memperoleh input produksi, dan proses produksi yang sudah dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan baku yang ditetapkan mengisyaratkan bahwa tidak ada hambatan yang berarti bagi perusahaan dari aspek teknis dan teknologi. 4.5 Aspek Manajemen Manajemen Organisasi Peran yang terdapat di home industry Miko Pangan Utama adalah pemilik sekaligus manajer, wakil manajer, serta karyawan. Peran-peran tersebut diisi oleh sejumlah orang yang dapat dilihat pada Gambar 4. Pemilik dan Manajer Ahmad Efendi, S.Si. Karyawan - Alis - Meni - Eulis Wakil Manajer Muhammad Rizal Anshori, S.Si. Gambar 4. Peran-Peran di Home Industry Miko Pangan Utama

22 79 Perusahaan dipimpin oleh seorang pemilik yang sekaligus berperan sebagai manajer, serta dibantu oleh wakil manajer. Latar belakang pendidikan manajer dan wakil manajer tersebut adalah sarjana. Tugas sang pemilik adalah membeli dan memastikan ketersediaan bahan-bahan yang dibutuhkan, mengontrol kinerja perusahaan, serta memasarkan produk. Sementara tugas wakil manajer hanya dalam memasarkan produk. Karyawan dalam perusahaan ini bertugas pada bagian produksi. Semua karyawan bekerja bersama di tempat yang sama dalam melakukan proses produksi. Proses produksi dilakukan oleh karyawan berdasarkan tahapan-tahapan baku yang telah ditetapkan oleh pemilik usaha Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam merekrut tenaga kerja, home industry Miko Pangan Utama cenderung memberdayakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan untuk bekerja pada bagian produksi. Oleh karena itu, perusahaan tidak menetapkan kualifikasi pendidikan tertentu untuk tenaga kerjanya. Perusahaan memiliki tiga orang karyawan wanita yang bekerja di bagian produksi. Semua karyawan tersebut merupakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan. Latar belakang pendidikan semua karyawan tersebut adalah SMP. Mereka semua adalah ibu-ibu rumah tangga yang sudah terbiasa bekerja di dapur, sehingga dapat menjadi tenaga kerja yang terampil membuat nugget jamur setelah terlebih dahulu diberikan pelatihan pembuatan nugget jamur oleh sang pemilik. Karyawan bekerja dari hari Senin hingga Sabtu, dengan alokasi lima hari untuk memproduksi nugget jamur dan satu hari untuk memproduksi sosis jamur.

23 80 Waktu kerja para karyawan adalah selama tujuh jam per hari. Pada pukul hingga pukul karyawan menyelesaikan proses produksi hingga tahap pendinginan. Setelah itu, karyawan bekerja kembali pada pukul hingga pukul untuk melakukan proses pengemasan dan pembekuan produk. Nilai upah yang ditetapkan perusahaan bagi karyawannya sebesar Rp ,00 per orang per hari Hasil Analisis Aspek Manajemen Berdasarkan hasil analisis lokasi manajemen organisasi dan sumber daya manusia, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama layak untuk dijalankan. Dalam perusahaan sudah terdapat pembagian tugas yang jelas antara peran-peran yang terlibat. Setiap peran yang terlibat dapat bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. 4.6 Aspek Hukum Jika usaha rumahan (home industry) yang bergerak di bidang pangan telah cukup berkembang, maka sangat perlu mengurus izin edar sebagai jaminan bahwa usaha pangan rumahan yang dijalankan memenuhi standar keamanan makanan. Karena usaha ini dimulai dari rumah maka yang perlu dilakukan adalah mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) ke Dinas Kesehatan di masing masing wilayah (kota atau provinsi). Adapun izin lain yang perlu diurus adalah sertifikat halal dari MUI sebagai jaminan bahwa produk yang diedarkan tersebut halal. Untuk memperoleh sertifikat halal dari MUI, pemilik usaha dapat datang langsung ke kantor MUI di kota yang bersangkutan.

24 81 Usaha pembuatan nugget jamur yang dijalankan home industry Miko Pangan Utama telah memperoleh izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan nomor Selain itu, perusahaan juga tinggal menunggu penyerahan sertifikat halal dari MUI provinsi Jawa Barat. Berdasarkan aspek hukum, usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama ini layak untuk dijalankan. Tidak ada masalah dari aspek hukum yang dapat menghambat jalannya kegiatan usaha ini. Perusahaan telah memperoleh izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dan tinggal menunggu penyerahan sertifikat halal dari MUI provinsi Jawa Barat. Dengan terpenuhinya persyaratan legalitas dari aspek hukum, dapat mempermudah hubungan ke luar perusahaan, memiliki kekuatan hukum, dan diakui serta terikat dengan hukum yang berlaku. 4.7 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Usaha pembuatan nugget jamur yang dijalankan home industry Miko Pangan Utama telah membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Perusahaan memiliki tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar sebanyak tiga orang. Selain itu, usaha ini juga memberikan pengaruh bagi pendapatan negara atau pemerintah daerah berupa pajak dari keuntungan perusahaan. Keberadaan perusahaan tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi lingkungan di sekitar tempat usaha. Kegiatan usaha pembuatan nugget jamur yang dilakukan perusahaan tidak menghasilkan limbah yang dapat berdampak buruk bagi keseimbangan lingkungan. Limbah yang dihasilkan usaha pembuatan nugget

25 82 jamur yang dilakukan perusahaan hanya berupa sisa-sisa potongan beberapa bahan baku dan bahan penunjang seperti potongan jamur, brokoli, wortel, bawang merah, dan bawang putih. Limbah tersebut tergolong tidak berbahaya karena merupakan bahan-bahan organik yang mudah terurai. Selain itu, limbah tersebut ditanggulangi dengan cara dimasukkan ke tempat sampah untuk kemudian diambil oleh petugas kebersihan setempat. Berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama ini layak untuk dijalankan. Perusahaan masih berskala home industry dan kegiatan usaha yang terbilang sama dengan aktivitas dapur rumah tangga pada umumnya, sehingga tidak menimbulkan limbah yang dapat merusak dan mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar. Selain itu, kegiatan usaha yang dilakukan juga dapat menambah kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. 4.8 Aspek Finansial Penelitian ini menganalisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama. Hasil kelayakan usaha tersebut akan dilihat dari kriteria-kriteria kelayakan finansial yang meliputi Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Periode Asumsi Asumsi Aspek Finansial Untuk melakukan perhitungan analisis finansial, digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :

26 83 1. Umur usaha home industry Miko Pangan Utama diperoleh berdasarkan umur ekonomis dari barang-barang investasi yang memiliki umur ekonomis terlama. Barang-barang tersebut adalah bangunan, timbangan elektrik, freezer, dan sepeda motor. Ketiga barang tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. 2. Barang-barang investasi yang digunakan adalah semua barang investasi yang digunakan pada saat ini. 3. Barang-barang investasi telah dimiliki sebelum tahun pertama perusahaan mulai berproduksi. 4. Perusahaan beroperasi 12 bulan dalam satu tahun. 5. Jumlah produksi diasumsikan tetap selama umur usaha. 6. Penentuan harga yang digunakan dalam perhitungan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilakukan dan diasumsikan tetap selama umur usaha. 7. Penyusutan barang investasi menggunakan metode garis lurus. Perhitungan beban penyusutan dilakukan untuk perhitungan laba rugi yang akan menghasilkan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh pemilik usaha setiap tahunnya. 8. Perhitungan besarnya pajak penghasilan berdasarkan Pasal 21 Undang-undang PPh tahun 2009 tentang Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Pribadi. 9. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis adalah tingkat suku bunga yang disesuaikan dengan skim kredit/pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bagi Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2012, yaitu sebesar 14 persen. Tingkat suku bunga diasumsikan tetap selama masa umur usaha.

27 Arus masuk 1) Penerimaan Penjualan Penerimaan penjualan diperoleh dari perkiraan jumlah produksi yang dikalikan dengan harga jual produknya. Jumlah produksi didasarkan pada jumlah produksi rata-rata. Jumlah produk yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi tidak selalu sama, namun rata-rata jumlah produksi per bulannya mencapai bungkus. Home industry Miko Pangan Utama beroperasi 12 bulan dalam setahun. Sehingga diperoleh jumlah produksi per tahun sebanyak bungkus. Jumlah tersebut diasumsikan tetap selama umur usaha. Harga jual produk terdiri dari dua kategori harga, yaitu Rp per bungkus untuk saluran distribusi pertama dan Rp untuk saluran distribusi kedua. Besarnya persentase jumlah produk yang dijual pada kedua saluran distribusi tersebut adalah 70 persen untuk saluran distribusi pertama dan 30 persen untuk saluran distribusi kedua. Berikut ini merupakan jumlah produksi dan nilai penjualan yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Produksi dan Nilai Penjualan Tahun Saluran Distribusi Jumlah (kemasan) Harga (Rp) Nilai Penjualan (Rp) , , , ,00 Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012) Total Nilai Penjualan (Rp) ,00 Berdasarkan hasil perhitungan penerimaan penjualan, jumlah penerimaan yang berasal dari penjualan produk selama umur usaha adalah Rp ,00. Nilai penjualan diperoleh dari jumlah produk yang terjual dikalikan dengan harga jual selama umur usaha. Jumlah produk yang terjual

28 85 sama dengan jumlah produk yang diproduksi oleh perusahaan, karena permintaan terhadap produk selalu melebihi produksinya Arus Keluar Sejumlah dana dikeluarkan untuk membiayai berbagai macam kegiatan perusahaan. Pengeluaran tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa biaya, yaitu biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya operasional, dan pajak penghasilan. 1) Biaya Investasi Kebutuhan investasi home industry Miko Pangan Utama disesuaikan dengan kebutuhan produksi secara teknis yang meliputi peralatan untuk menghasilkan produk dan kendaraan. Total biaya investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp ,00. Biaya investasi terbesar adalah biaya bangunan, yaitu sebesar Rp ,00. Beberapa peralatan investasi memiliki umur ekonomis yang kurang dari umur proyek, oleh karena itu memerlukan investasi ulang atau reinvestasi. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 5. 2) Biaya Reinvestasi Biaya reinvestasi dikeluarkan untuk mengganti peralatan investasi yang telah habis masa ekonomisnya sebelum usaha berakhir. Biaya reinvestasi yang dikeluarkan berbeda-beda setiap tahunnya. Jumlah tersebut tergantung dari banyaknya peralatan yang perlu diperbaharui. Peralatan seperti pengaduk kayu, masker, dan sarung tangan plastik merupakan peralatan yang tidak tahan lama dan harus diperbaharui setiap tahun. Besarnya biaya reinvestasi setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 12.

29 86 Tabel 12. Biaya Reinvestasi Tahun ke- Peralatan yang Diganti Nilai Reinvestasi (Rp) 2 masker, sarung tangan plastik, 7.575,00 pengaduk kayu 3 masker, sarung tangan plastik, ,00 pengaduk kayu, wadah plastik 4 masker, sarung tangan plastik, 7.575,00 pengaduk kayu 5 masker, sarung tangan plastik, ,00 pengaduk kayu, wadah plastik 6 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, pisau, talenan, sendok makan, food processor, ,00 loyang, wajan, spatula, serok, tampah, kompor gas, sealer, box pendingin 7 masker, sarung tangan plastik, ,00 pengaduk kayu, wadah plastik 8 masker, sarung tangan plastik, 7.575,00 pengaduk kayu 9 masker, sarung tangan plastik, ,00 pengaduk kayu, wadah plastik 10 masker, sarung tangan plastik, 7.575,00 pengaduk kayu Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa pada tahun kedua dari umur usaha sudah mulai dikeluarkan biaya reinvestasi untuk mengganti peralatan tersebut. Biaya reinvestasi terbesar dikeluarkan pada tahun ke 6 umur usaha, yaitu sebesar Rp ,00. Besarnya biaya reinvestasi pada tahun tersebut karena adanya biaya reinvestasi untuk food processor sebesar Rp Investasi lain pengaduk kayu, masker, sarung tangan plastik, pisau, talenan, sendok makan, loyang, wajan, spatula, serok, tampah, kompor gas, sealer, dan box pendingin.

30 87 3) Biaya Operasional Selain biaya investasi dan reinvestasi, biaya lain yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha adalah biaya operasional. Karena sifatnya yang operasional, maka biaya ini selalu dikeluarkan setiap tahunnya selama umur proyek. Biaya operasional ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap pada home industry Miko Pangan Utama meliputi pemeliharaan, listrik, komunikasi, transportasi, gaji karyawan dan penyusutan peralatan. Komponen biaya tetap penyusutan terdapat dalam perhitungan laba/rugi perusahaan. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dapat berubah-ubah tergantung dari perubahan jumlah produksi yang dihasilkan. Yang termasuk biaya variabel tersebut adalah jamur tiram, fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, brokoli, wortel, keju, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, garam, merica, penyedap rasa, es batu, minyak goreng, gas, plastik vakum, dan stiker. Rincian biaya tetap per tahun dan biaya variabel per tahun dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Pada perhitungan arus kas perusahaan maupun laba/rugi perusahaan, komponen biaya tetap per tahun terbesar adalah biaya yang dikeluarkan untuk gaji karyawan yaitu sebesar Rp ,00. Biaya penyusutan peralatan hanya ada dalam perhitungan laba/rugi, karena pada perhitungan tersebut tidak dikeluarkan biaya investasi sehingga komponen arus keluar untuk peralatan hanya dihitung berdasarkan penyusutannya. Total biaya tetap dalam

31 88 perhitungan laba/rugi usaha adalah sebesar Rp ,00. Sedangkan total biaya tetap dalam perhitungan arus kas usaha adalah sebesar Rp ,00. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan selama umur usaha adalah tetap. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang dikeluarkan juga tetap sehingga kebutuhan bahan baku untuk memproduksinya juga tetap atau sama besarnya selama umur usaha. Total biaya variabel yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp ,00 per tahun. 4) Kredit Kredit dari Bank Mandiri sebesar Rp ,00 digunakan untuk biaya investasi. Kredit tersebut merupakan kewajiban pembayaran bagi pengusaha setiap bulannya selama jangka waktu kredit. Jangka waktu kredit telah disebutkan sebelumnya, yaitu selama tiga tahun. Sistem kredit yang akan digunakan yaitu dengan sistem bunga bunga efektif dengan suku bunga 6 persen. Besar cicilan pokok dengan plafon pembiayaan Rp ,00 yaitu sebesar Rp ,00 pertahun atau Rp ,00 per bulan. Besar angsuran bunga setiap bulannya berbeda karena sistem bunga yang dipakai adalah sistem bunga menurun (efektif). Perhitungan angsuran kredit setiap bulannya bisa di Lampiran Pajak Penghasilan Pajak penghasilan merupakan komponen pengeluaran yang harus dikeluarkan atas laba yang diperoleh setiap tahunnya. Pajak ini merupakan pajak

32 89 penghasilan yang diserahkan kepada pemerintah. Perhitungan pajak penghasilan berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang PPh tahun 2009 tentang Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Pribadi, dimana tarif pajak yang berlaku adalah tarif pajak progresif. Pada dasarnya home industry Miko Pangan Utama tidak membayarkan pajak kepada pemerintah karena pemilik belum memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP). Namun, sebagai biaya imbangan dari laba yang dihasilkan, maka dalam perhitungan analisis kelayakan finansial perlu dihitung besarnya jumlah pajak penghasilan yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan. Berdasarkan perhitungan laba/rugi perusahaan pada Lampiran 9, perusahaan mulai mengeluarkan pajak pada tahun pertama usaha karena pada tahun tersebut perusahaan sudah mendapatkan laba. Besarnya pajak penghasilan yang harus dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Pajak Penghasilan Home Industry Miko Pangan Utama Tahun ke- Laba Sebelum Pajak (Rp) Nilai Pajak (Rp) , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 Nilai pajak penghasilan yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar 15 persen dari laba bersih sebelum pajak yang diperoleh setiap tahunnya. Persentase pajak penghasilan tersebut berdasarkan tarif pajak progresif,

33 90 dimana untuk laba bersih yang masih di atas Rp setiap tahunnya, besarnya tarif pajak adalah 15 persen. Perhitungan pajak penghasilan yang dikeluarkan perusahaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.Besarnya pajak penghasilan yang harus dikeluarkan perusahaan pada tahun keempat sampai tahun kesepuluh usaha adalah sama, karena nilai laba bersih sebelum pajak yang diperoleh pada tahun-tahun tersebut juga sama. Sementara pajak penghasilan yang harus dikeluarkan perusahaan pada tahun pertama sampai tahun ketiga lebih kecil dibanding tahun-tahun setelahnya, karena laba bersih sebelum pajak yang diperoleh pada tahun-tahun tersebut lebih kecil yang diakibatkan adanya komponen pengeluaran lain berupa angsuran pokok dan angsuran bunga Analisis Laba Rugi Dalam analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari penerimaan, sedangkan komponen biaya disusun oleh biaya tetap, biaya variabel. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum pajak (EBT). Sebagai langkah akhir, dilakukan pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau laba/rugi bersih usaha. Biaya tetap pada komponen biaya operasional ditambahkan dengan komponen biaya penyusutan dari barang-barang investasi per tahunnya. Rincian biaya penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 10. Besarnya laba (setelah pajak) yang diterima perusahaan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 14.

34 91 Tabel 14. Laba (Setelah Pajak) Home Industry Miko Pangan Utama Tahun ke- Laba Setelah Pajak Profit on Sales (%) (Rp) ,00 38, ,00 38, ,00 38, ,00 40, ,00 40, ,00 40, ,00 40, ,00 40, ,00 40, ,00 40,63 Berdasarkan hasil perhitungan terhadap laba/rugi usaha diperoleh hasil bahwa perusahaan memperoleh EBT mulai dari tahun pertama usaha hingga akhir umur usaha. Besarnya laba (setelah pajak) yang diterima perusahaan pada tahun ke empat sampai tahun ke sepuluh usaha adalah sama, yaitu sebesar Rp ,00. Sementara besarnya laba (setelah pajak) tahun pertama sampai ke tiga lebih kecil dibanding tahun-tahun setelahnya karena adanya komponen pengeluaran lain berupa angsuran pokok dan angsuran bunga. Laba (setelah pajak) terkecil diperoleh pada tahun pertama, yaitu sebesar ,00 dengan profit on sales sebesar 38,52 persen. Laba (setelah pajak) menjadi yang terkecil karena pada tahun tersebut jumlah angsuran pokok dan angsuran bunganya yang terbesar. Jumlah keseluruhan laba (setelah pajak) yang diperoleh selama umur usaha adalah sebesar Rp ,00.

35 Hasil Analisis Aspek Finansial Analisis kelayakan finansial dihitung berdasarkan nilai manfaat bersih (net benefit) yang didiskontokan dengan tingkat discount factor (DF) sebesar 14 persen. Tingkat DF ini didasarkan pada tingkat suku bunga yang disesuaikan dengan skim kredit/pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bagi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Arus kas dapat dilihat pada Lampiran 11. Nilai net benefit yang diperoleh tersebut dijadikan dasar perhitungan kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi, yaitu: Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Periode. Hasil analisis aspek finansial dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Analisis Aspek Finansial No Kriteria Nilai 1 NPV Rp Net B/C 9,92 2 IRR 185,55% 4 Payback Period 0,61 Tahun Berdasarkan hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut, didapatkan nilai NPV>0 yaitu sebesar Rp Nilai tersebut merupakan selisih dari manfaat bersih yang telah didiskontokan dengan biaya yang telah didiskontokan selama umur usaha. Dengan demikian, usaha ini layak untuk dijalankan karena menghasilkan nilai NPV yang positif atau lebih besar dari nol. Perhitungan NPV bisa dilihat di Lampiran 12. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 12 diperoleh nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 9,92 yang berarti nilai Net B/C>1. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dari setiap biaya yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan 9,92 kali

36 93 lipat. Nilai Net B/C yang lebih besar dari 1 tersebut menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan pada home industry Miko Pangan Utama adalah layak. Usaha pada home industry Miko Pangan Utama juga dapat dikatakan layak berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi lainnya yaitu IRR. IRR diperoleh dengan menaikkan nilai DF sampai diperoleh nilai NPV sama dengan nol. Berdasarkan Lampiran 12 pada DF 185 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp ,62. Dikarenakan nilai NPV masih positif, maka DF dinaikkan kembali menjadi 195 persen. Perhitungan NPV dengan DF 186 persen, menghasilkan nilai NPV sebesar minus Rp ,66. Munculnya nilai NPV positif dan negatif tersebut mengharuskan dibuat interpolasi antara DF dengan NPV positif dan NPV negatif agar tercapai nilai NPV sama dengan nol. Berdasarkan hasil perhitungan interpolasi, diperoleh nilai IRR sebesar 185,55 persen. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yang dijadikan acuan tingkat DF yaitu 14 persen. Nilai yang dihasilkan oleh kriteria Payback Periode adalah 0,61 tahun. Nilai tersebut berarti bahwa jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan sejumlah nilai investasi yang telah dikeluarkan adalah selama 0,61 tahun atau 7 bulan 10 hari. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi tersebut lebih pendek daripada lama atau umur usaha sehingga dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan.

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Qorina Andriyani 13030234013 / 2013 Dewi Firdausi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR 4.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip Kelompok Tani Hurip terletak di Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga. Desa Cikarawang adalah salah satu Desa di Kecamatan

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

BERBISNIS NUGGET SAYUR

BERBISNIS NUGGET SAYUR BERBISNIS NUGGET SAYUR KARIYA ILMIAH DISUSUN OLEH: NAMA : ANDI HARYANTO NIM : 10.12.4747 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MENEJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Chicken nugget

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK PELUANG USAHA JAMUR KRIUK Di susun oleh : Nama : Yurdiansyah M Agun Nim : 11.11.5691 Kelas : 11-S1-TI-15 Blog : melodyautomotif@blogspot.com ABSTRAK Peluang bisnis kali ini yang saya buat tentang peluang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan Labuhbaru Barat Pekanbaru 1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih Usaha

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua : Cholifah C34090047

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan ringan atau yang lebih sering dikenal dengan cemilan, telah menjadi makanan wajib yang harus dimiliki di rumah sebagai teman nonton tv atau belajar,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PD. Galuh Sari merupakan perusahaan yang didirikan oleh Bapak Amir dan Istrinya yang bernama Ibu Maemunah pada tahun 2001 yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur 1 BAB I PENDAHULUAN Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk Alamat Perusahaan Nomor Telepon : Corp. : Produk Makanan : Nugget Tahu : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur : 083895161xxx A. Identifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS DI SUSUN OLEH : NAMA : CORISUS TRISEPTIARAHARJO NIM : 10.11.4059 KELAS : S1 TI 2G SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010 / 2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MIE AYAM

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Usaha 4.1.1 Sejarah Perusahaan UKM Flamboyan adalah salah satu usaha kecil menengah yang mengolah bahan pertanian menjadi berbagai macam produk makanan olahan.

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program studi pendidikan biologi Disusun oleh: Arif Rachmad Hakim A420100085 PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 44 BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Analisis mengenai aspek pasar digunakan untuk mengkaji potensi pasar dari produk yoghurt Dafarm baik dari sisi permintaan, penawaran serta harga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 LAMPIRAN 133 Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 Lampiran 2. Volume Ekspor Ikan Asap Indonesia Tahun 2005-2008 No Tahun Volume Nilai Value Kenaikan (%) (kg) (US $) 1. 2005 6.384.755 12.278.787

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

Gambaran Umum Perusahaan

Gambaran Umum Perusahaan Lampiran 1 Daftar Pertanyaan (wawancara) Daftar Pertanyaan Penelitian Dampak Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Kemajuan Bisnis Home Industry di Era Global: Studi Pada Perusahaan Bandeng Montok di Pemalang

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan 46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN :

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN : USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Antonius Indra Legowo Dimas Aditya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET REFERENSI Barbut, S. 2012. Convenience breaded poultry meat products New developments. Trends in Food Science & Technology 26: 14-20. 1 PRODUK PENGERTIAN DAN ISTILAH Nugget:

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan asumsi, dan sistematika penulisan penelitian tentang studi kelayakan bisnis. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Oleh : Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK TERPADU JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK IKAN LEMURU Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penggorengan

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap PENGOLAHAN DAGING NUGGET Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

PROPOSAL USAHA BAKSO QOLBU Jl. Pengayoman Ruko Mirah II 7 Makassar

PROPOSAL USAHA BAKSO QOLBU Jl. Pengayoman Ruko Mirah II 7 Makassar PROPOSAL USAHA BAKSO QOLBU Jl. Pengayoman Ruko Mirah II 7 Makassar A. PENDAHULUAN Setiap orang pasti ingin menjadi sukses di bisnis atau usaha-nya sendiri. Tapi juga banyak orang yang berpikiran seumur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Hukum Perusahaan Yoghurt Hade belum berbadan hukum. Namun Yoghurt Hade sudah memiliki izin usaha dari kantor desa setempat berupa Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU). Yoghurt

Lebih terperinci

Pembuatan Sosis Ikan

Pembuatan Sosis Ikan Pembuatan Sosis Ikan Sosis ikan adalah salah satu olahan yang dibuat dari pasta ikan yang ditambah dengan bumbu-bumbu, kemudian dibungkus/dikemas dengan usus kambing atau pengemas lainnya yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana BAB V RENCANA AKSI Bagian ini akan membahas mengenai rencana bisnis dan rencana aksi. Rencana bisnis yang akan dibahas terdiri dari lima bagian yaitu misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Cobb umur 55 minggu yang di ambil bagian dadanya dan dipisahkan dari

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Cobb umur 55 minggu yang di ambil bagian dadanya dan dipisahkan dari III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama yang digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian. A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir :

Lampiran 1. Kuesioner penelitian. A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner penelitian A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir : B. Identitas Usaha Nama Usaha : Nama Pemilik : Bidang Usaha : Jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik produksi pembuatan nugget patin wortel dilaksanakan bulan Maret 2016 sampai selesai di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut pada tahun 1991. Kemudian

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Ketua Pelaksana : Winda Lestari (7101414153/2014) Anggota

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) Rohmatulloh, Irfan Adrianto, Sutrisno, Novin Mayang Arum, Safina Istighfarin Mahasiswa Program studi Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH. NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE.

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH. NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE. ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : 11210121 Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE., MM PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Lidah masyarakat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa Imut, lezat, dan renyah!!! Paduan inilah yang berhasil membuat camilan cookies aneka rasa diminati konsumen di berbagai belahan dunia. Bila dulunya cookies diciptakan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci