Nur Yulianti Hidayah, Desi Rusliawati Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nur Yulianti Hidayah, Desi Rusliawati Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila. Abstrak"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KAPABILITAS DAN LEVEL SIGMA KETEPATAN WAKTU PERJALANAN COMMUTER LINE BEKASI PADA PENERAPAN POLA SINGLE OPERATION DI PT. KAI COMMUTER JABODETABEK Nur Yulianti Hidayah, Desi Rusliawati Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila Abstrak PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan PT KERETA API (Persero) yang menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api komuter dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jabodetabek. Pada tanggal Juli, PT KAI Commuter Jabodetabek mulai memberlakukan pola operasi Single Operation. Single operation merupakan aturan yang mengharuskan seluruh rangkaian Jabodetabek, khususnya AC berhenti di setiap stasiun kereta. Dengan pola Single Operation ini yang menjadi kendala utama PT KAI Commuter Jabodetabek adalah adanya keluhan penumpang mengenai jadwal Commuter Line yang datang tidak tepat waktu yang mengakibatkan perjalanan Commuter Line menjadi lebih lama dari yang dijadwalkan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan PT KAI Commuter Jabodetabek dalam hal ketepatan waktu kedatangan Commuter Line di stasiun tujuan, maka diperlukan analisis tingkat kapabilitas dan level sigma dalam menentukan tingkat kualitas dari performa perjalanan Commuter Line, khususnya pada saat jam sibuk di pagi dan sore hari. Melalui analisis tingkat kapabilitas dan level sigma ini dapat diketahui sampai pada level sigma berapa tingkat proses yang dijalani PT KAI Commuter Jabodetabek saat ini. Pada penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah waktu kedatangan Commuter Line Bekasi Nomor 7 dari Bekasi tujuan Jakarta Kota, jadwal datang di stasiun Jakarta Kota pukul 7.46 wib dan waktu kedatangan Commuter Line Bekasi Nomor 38 dari Jakarta Kota tujuan Bekasi, jadwal datang di stasiun Bekasi pukul 8.6 wib. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dengan diagram sebab akibat dapat diketahui faktor-faktor penyebab keterlambatan kedatangan Commuter Line Bekasi yaitu antrian Jabodetabek dengan KA jarak jauh,perhitungan Gapeka belum akurat,rangkaian Commuter Line sering mengalami gangguan teknis, rangkaian Ekonomi sering mogok, mesin persinyalan dan wesel sering mengalami gangguan,awak dan petugas perjalanan datang terlambat. Kata kunci : Kapabilitas Proses, Level Sigma, Keterlambatan Kedatangan. Pendahuluan PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan PT KERETA API (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No. tahun 8 dan Surat Menneg BUMN No. S-63/MBU/8 tanggal Agustus 8. Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks. Tugas pokok PT KAI Commuter Jabodetabek adalah menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api komuter (untuk selanjutnya disebut Commuter ) dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabodetabek). Pada tanggal Juli, PT KAI Commuter Jabodetabek mulai memberlakukan pola operasi Single Operation. Single operation merupakan aturan yang mengharuskan seluruh rangkaian Jabodetabek, khususnya AC berhenti di setiap stasiun kereta.

2 Perubahan tersebut mengubah perjalanan (sekarang dikenal dengan Commuter Jabodetabek), yang semula tidak semua berhenti di semua stasiun, seluruh menjadi berhenti di semua stasiun kereta Jabodetabek. Dengan pola Single Operation ini yang menjadi kendala utama PT KAI Commuter Jabodetabek adalah adanya keluhan penumpang mengenai jadwal Commuter Line yang datang tidak tepat waktu yang mengakibatkan perjalanan Commuter Line menjadi lebih lama dari yang dijadwalkan, padahal pengguna Commuter Line sebagian besar adalah para pekerja atau karyawan yang terikat dengan waktu agar tidak terlambat masuk kantor atau tempat kerja. Terutama untuk lintas Bekasi yang mempunyai waktu Line paling tinggi daripada lintas Bogor, Depok dan Tangerang. Hal ini menjadi perhatian PT KAI Commuter Jabodetabek agar masyarakat pengguna merasa nyaman. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan PT KAI Commuter Jabodetabek dalam hal ketepatan waktu kedatangan Commuter Line di setiap stasiun, maka diperlukan analisis tingkat kapabilitas dan level sigma dalam menentukan tingkat kualitas dari performa perjalanan Commuter Line, khususnya pada saat jam sibuk di pagi dan sore hari. Melalui analisis tingkat kapabilitas dan level sigma ini dapat diketahui sampai pada level sigma berapa tingkat proses yang dijalani PT KAI Commuter Jabodetabek saat ini. Dari hasil penelitian ini perusahaan diharapkan dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang penting untuk peningkatan kualitas pelayanan dalam hal ketepatan waktu kedatangan dan perjalanan Commuter Line.. Metodologi. Studi Pendahuluan a. Studi Lapangan / Observasi Dilakukan untuk mengetahui nomor seri Commuter Line Bekasi yang mempunyai tingkat keterlambatan waktu kedatangan paling tinggi pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari di mana pada saat jam sibuk keterlambatan kedatangan di stasiun tujuan sangat berpengaruh terhadap kualitas dari perjalanan Commuter Line. b. Penentuan Objek Penelitian Penelitian ini membahas mengenai kemampuan proses Commuter Line Bekasi dalam memenuhi standar waktu perjalanan yang telah ditetapkan perusahaan. Hal tersebut dilakukan melalui analisis tingkat kapabilitas dan level sigma dari waktu kedatangan Commuter Line Bekasi di stasiun tujuan. c. Studi Pustaka Merupakan kumpulan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori-teori yang dikemukakan meliputi konsep dan cara perhitungan pengendalian proses statistikal untuk mengetahui kapabilitas proses dan level sigma ketepatan waktu kedatangan Commuter Line Bekasi di stasiun tujuan pada penerapan pola Single Operation.. Identifikasi Masalah Masalah utama yang sering dialami oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek sejak diberlakukannya pola perjalanan Single Operation adalah seringnya Commuter Line tidak datang tepat waktu yang mengakibatkan perjalanan Commuter Line menjadi lebih lama dari yang dijadwalkan, khususnya pada saat jam sibuk di pagi dan sore hari. Hal ini dapat diketahui dari adanya ketidaksesuaian kedatangan aktual di stasiun tujuan dengan jadwal yang telah ditentukan..3 Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada kegiatan perjalanan Commuter Line Bekasi. Dilakukan untuk mengetahui nomor seri Commuter Line Bekasi yang paling padat penumpang pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari. Dari hasil observasi didapatkan bahwa rangkaian Commuter Line Bekasi yang paling tinggi tingkat keterlambatan kedatangannya di pagi hari adalah rangkaian Commuter Line Bekasi Nomor 7 dari Bekasi tujuan Jakarta

3 Kota dengan jadwal datang di stasiun Jakarta Kota pukul 7.46 wib. Rangkaian Commuter Line Bekasi yang paling tinggi tingkat keterlambatan kedatangannya di sore hari adalah rangkaian Commuter Line Bekasi Nomor 38 dari Jakarta Kota tujuan Bekasi dengan jadwal datang di stasiun Bekasi pukul 8.6 wib. b. Metode Wawancara Wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada bagian operasional perjalanan Commuter Line, bagian Humas PT. KAI, dan departemen-departemen yang berhubungan dengan perjalanan Commuter Line untuk mendapatkan data mengenai penyebab terjadinya keterlambatan sehingga didapat informasi tentang metode pengendalian kualitas perjalanan Commuter Line yang dilakukan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek..4 Teknik Pengolahan Data a. Tahap Pendefinisian (Define) Define merupakan langkah pertama dalam pendekatan Six Sigma. Langkah ini mengidentifikasi masalah penting dalam proses yang sedang berlangsung, dampak yang diakibatkan oleh masalah tersebut, dan proses mana yang harus diinvestigasi untuk menyelesaikan masalah. b. Tahap Pengukuran (Measure) Tahap measure bertujuan untuk mengetahui proses yang sedang terjadi dan mengukur kinerja proses pada saat sekarang agar dapat dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Tahap measure ini antara lain :. Uji Kenormalan Data Uji kenormalan data dilakukan untuk mengetahui apakah waktu kedatangan Commuter Line Bekasi memiliki distribusi data yang normal. Data yang mempunyai distribusi yang normal, berarti memiliki sebaran yang normal pula. Dengan profil data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi. Teknik pengujian normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Signifikansi uji, nilai KS terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Kolmogorov Smirnov. Jika nilai KS terbesar kurang dari nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho diterima ; H ditolak. Jika nilai KS terbesar lebih besar dari nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho ditolak ; H diterima. Tabel Nilai Statistik Kolmogorov Distribusi Normal.. Penentuan Batas Kendali Proses Peta kontrol variabel adalah peta kontrol yang digunakan untuk mengendalikan variabel atau karakteristik kualitas. Ratarata dan variasi dari suatu karakteristik kualitas perlu dikendalikan, sebab keduanya memberikan informasi penting tentang suatu proses. Pada penelitian ini menggunakan peta kendali individual dan MR dikarenakan data yang diambil hanya satu data per hari. Nilai Moving Range dihitung dari perbedaan antara dua urutan pasangan ukuran. 3. Perhitungan Kapabilitas Proses Process Capability atau Kapabilitas Proses berfungsi menilai kapabilitas atau kemampuan kinerja sebuah perusahaan atau organisasi untuk memproduksi barang atau jasa berdasarkan hasil perhitungan diagram kendali (control chart). 4. Perhitungan Level Sigma Level sigma merupakan salah satu alat yang umum dipakai dalam proses measurement karena menggambarkan kondisi aktual yang terjadi pada proses ketika sedang dilakukan penelitian.. Teknik Analisis Dari hasil perhitungan tingkat kapabilitas dan level sigma waktu kedatangan Commuter Line Bekasi di stasiun tujuan pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari, maka dapat dilakukan analisis faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan kedatangan Commuter Line Bekasi dengan menggunakan diagram sebab akibat. Dengan diagram sebab akibat, akan diketahui penyebab utama Line Bekasi. Action plan yang akan dilakukan untuk meminimalisasi Line Bekasi di stasiun tujuan. Sehingga 3

4 akan didapatkan upaya-upaya perbaikan untuk mengurangi tingkat keterlambatan perjalanan Commuter Line Bekasi. 3. Pengolahan Data dan Analisis 3. Tahap Pendefinisian (Define) Pokok permasalahan yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah masih tingginya tingkat keterlambatan kedatangan Commuter Line Bekasi di stasiun tujuan pada jam sibuk di pagi dan sore hari sehingga perjalanan menjadi lebih lama dari yang dijadwalkan. Hal ini dapat diketahui dari adanya ketidaksesuaian keberangkatan aktual dengan jadwal yang telah ditentukan Tahap Pengukuran (Measure) 3.. Uji Kenormalan Data Waktu Keterlambatan Kedatangan Commuter Line Bekasi Uji Kenormalan Data Waktu Keterlambatan Commuter Line Bekasi 7 Normal Percent Kriteria pengujian : 3 4 waktu keterlambatan Mean.96 StDev.88 N KS.79 P-Value <. Ho diterima apabila : Nilai KS hitung < nilai KS tabel (α ; n) dengan nilai α =. dan n = atau berdasarkan hasil perhitungan minitab pada gambar. diperoleh : nilai KS hitung =.79 < nilai KS (. ; ) =.88 Kesimpulan : Ho diterima, waktu Line Bekasi Nomor 7 berdistribusi normal. Uji Kenormalan Data Waktu Keterlambatan Commuter Line Bekasi 38 Normal Percent Kriteria pengujian : 3 4 waktu keterlambatan 38 Mean 7. StDev 9.7 N KS.97 P-Value >. Ho diterima apabila : nilai KS hitung < nilai KS tabel (α ; n) dengan nilai α =. dan n = atau berdasarkan hasil perhitungan minitab pada gambar. diperoleh : nilai KS hitung =.97 < nilai KS (. ; ) =.88 Kesimpulan : Ho diterima, waktu Line Bekasi Nomor 38 berdistribusi normal. 3.. Penentuan Batas Kendali Proses Data Waktu Keterlambatan Kedatangan Commuter Line Bekasi Dari data waktu keterlambatan Commuter Line Bekasi Nomor 7 yang dianalisis, terdapat data yang out of control. Sehingga didapatkan 4 data yang in control. I-MR Chart of waktu keterlambatan Commuter Line Bekasi Nomor 7 Individual Value Moving Range Observation Observation UC L=33.6 _ X=3.7 LC L=-6.8 UC L=4.43 MR=7.48 Didapat data untuk peta kendali MR sebagai berikut : M R = 7.48 UCL = 4.43 LCL = LC L= Untuk peta kendali individual didapat data sebagai berikut : 4

5 x = 3.7 UCL = 33.6 LCL = -6.8 Dari data waktu keterlambatan Commuter Line Bekasi Nomor 38 yang dianalisis, terdapat data yang out of control. Sehingga didapatkan 48 data yang in control. I-MR Chart of waktu keterlambatan Commuter Line Bekasi Nomor 38 Individual Value Moving Range Observation 6 Observation UCL=37.8 _ X=6.3 LC L=-.9 UCL=6.4 MR=8.9 Didapat data untuk peta kendali MR sebagai berikut : M R = 8.9 UCL = 6.4 LCL = Untuk peta kendali individual didapat data sebagai berikut : x = 6.3 UCL = 37.8 LCL = Kapabilitas Proses a. Commuter Line Bekasi Nomor 7 Tujuan Jakarta Kota x i ( μ ) = = = 3.7menit n 4 σ = σ = ( Xi X n ) ( 3.7) +( 6 3.7)...( 3 3.7) 4 USL = menit μ = USL 3.7 Cpu = =. 73 3σ 3(7.47 ) LC L= = 7.47 P (out of spec) = P (x > menit) P = 3.7 Z > 7.47 P = ( Z > -.4 ) P = Z<-.4 P =.337 P =.668 = 66.8% PPM = 668 PPM Artinya dalam juta kali perjalanan Commuter Line Bekasi Nomor 7 tujuan Jakarta Kota, terdapat 668 kesempatan Commuter Line Bekasi Nomor 7 tersebut datang terlambat. b. Commuter Line Bekasi Nomor 38 Tujuan Bekasi x i ( μ ) = = = 6.3menit n 48 σ = σ = ( Xi X n ) ( 6.3 ) + ( 6.3 )...( ) 48 USL = menit USL μ 6.3 Cpu = = =. 66 3σ 3(7.9 ) P (out of spec) = P (x> menit) P = Z > P = ( Z > -.79 ) P = Z < -.79 P =.48 P =.78 = 78.% PPM =78 PPM = 7.9 Artinya dalam juta kali perjalanan Commuter Line Bekasi Nomor 38 tujuan Bekasi, terdapat 78 kesempatan

6 Commuter Line Bekasi Nomor 38 tersebut datang terlambat Level Sigma a. Commuter Line Bekasi Nomor 7 Tujuan Jakarta Kota μ Z = usl σ 3.7 Z = 7.47 Z = -.4 Jadi Level Sigma waktu keterlambatan kedatangan Commuter Line Bekasi Nomor 7 = -.4 σ b. Commuter Line Bekasi Nomor 38 Tujuan Bekasi μ Z = usl σ Z 6.3 = 7.9 Z = -.79 Jadi level sigma waktu keterlambatan kedatangan Commuter Line Bekasi Nomor 38 = -.79 σ 3..4 Diagram Sebab Akibat Environment Personel Cause-and-Effect Diagram Machines Hujan danpetir sering merusak persinyalan Mesin persinyalan dan wesel sering mengalami gangguan Rangkaian ekonomi sering mogok Methods Rangkaian Commuter Line sering mengalami gangguan Awak danpetugas perjalanan datang terlambat Measurements Antrian Jabodetabek (lintas Bekasi) dgn KA jarak jauhdi stasiun Keterlambat tertentu an Waktu Kedatangan Commuter Line Bekasi di Stasiun Tujuan PerhitunganGapeka belum akurat 3.. Cause Failure Mode Effect Cause Failure Mode Effect dapat dilihat dilampiran 3..6 Action Plan Menggunakan WH No What How Keberangka tan KA jarak jauh hanya dari stasiun keberangkat an -KA jarak jauh kelas eksekutif diberangkatkan hanya dari sta. Jakarta Kota dan Gambir - KA jarak jauh kelas bisnis & ekonomi diberangkatkan hanya Pemisahan jalur Jabodetabe k lintas Bekasi dengan KA Jarak jauh 3 Keberangka tankedatangan KA jarak jauh dari stasiun di luar stasiun jabodetabek 4 Perhitungan Gapeka untuk Jabodetabe k dan KA jarak jauh sesuai kondisi aktual di lapangan Keberangka tan KA jarak jauh tidak pada saat peak hour keberangkat an Jabodetabe k pagi dan sore hari 6 Rehabilitasi dan perawatan rangkaian dari sta. Pasar Senen Pembuatan rel Duoble double track khusus KA jarak jauh sepanjang jalur Cikarang-Manggarai -Keberangkatankedatangan KA jarak jauh di stasiun Cikampek -Penambahan Commuter Line feeder ke stasiun Cikampek untuk mengangkut penumpang KA jarak jauh -Pembuatan aplikasi database realisasi waktu keberangkatankedatangan perjalanan kereta di tiap stasiun yang terintegrasi dan terkomputerisasi langsung ke pusat monitoring perka dan hasil data waktu realisasi keberangkatankedatangan kereta sebagai acuan evaluasi dan pembuatan Gapeka Waktu keberangkatan KA jarak jauh dibagi menjadi 3 waktu keberangkatan yaitu : pukul 9.-. wib pukul 3.-. wib pukul.. wib -Menggunakan rangkaian Commuter Line seri 6 dan yang mempunyai masa pemakaian tahun 6

7 Commuter Line Bekasi 7 Rehabilitasi dan perbaikan prasarana persinyalan dan wesel 8 Penggantian rangkaian Ekonomi 9 Perluasan dipo Bekasi Peningkatan kedisiplinan petugas kedepan -Perawatan harian lebih intensif - Penambahan rangkaian Commuter Line Bekasi -Peredaran putaran Commuter Line sesuai kemampuan kinerja mesin - rehabilitasi kabel persinyalan yang sudah tua -penggantian unit-unit wesel yang sudah sering mengalami kerusakan -menggunakan sistem persinyalan digital dan interlocking berbasis komputer - sistem persinyalan dan wesel harus mempunyai komponen atau sistem tambahan sebagai cadangan (back up) dari sistem utama -Siklus pemeliharaan kontinus untuk sistem atau komponen utama persinyalan dan wesel -Perawatan persinyalan dan wesel yang lebih intensif - Harus mempunyai ketahanan dari pengaruh induksi yang ada disekitarnya, baik induksi elektro magnetik -Menggunakan rangkaian seri 8 yang mempunyai masa pemakaian tahun kedepan -Perawatan harian lebih intensif -Pemanjangan dan penambahan rel dipo untuk menampung rangkaian kereta yang dijalankan dalam hari -mempersiapkan kebijakan dan peraturan operasional perjalanan -melaksanakan audit kinerja sumber daya Penambaha n personel dan peralatan untuk perawatan rangkaian, mesin persinyalan dan wesel 4. Kesimpulan dan Saran manusia operator perkeretaapian -memberlakukan sistem punish and reward untuk petugas perjalanan KA -melakukan pembinaan rutin kepada petugas perjalanan KA untuk meningkatkan moral dan kedisiplinan dalam bekerja - Perekrutan karyawan baru yang terlatih dan memiliki keahlian dibidang perkeretaapian - Penambahan peralatan untuk perawatan rangkaian, mesin persinyalan dan wesel di setiap lintas perjalanan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil dari penilitian ini adalah sebagai berikut:. Hasil perhitungan kapabilitas proses dari waktu keterlambatan kedatangan Commuter Line Bekasi Nomor 7 di stasiun Jakarta Kota didapat hasil kapabilitas proses (Cpu) sebesar -.73 dan PPM 668 PPM dengan nilai rata-rata keterlambatan 3.7 menit dan standar deviasi Nilai sigma sebesar Hasil perhitungan kapabilitas proses dari waktu keterlambatan kedatangan Commuter Line Bekasi Nomor 38 di stasiun Bekasi didapat hasil kapabilitas proses (Cpu) sebesar -.66 dan PPM 78 PPM dengan nilai rata-rata keterlambatan 6.3 menit dan standar deviasi 7.9. Nilai sigma sebesar Dari hasil perhitungan kapabilitas proses dan level sigma waktu keterlambatan Commuter Line Bekasi pada penerapan pola single operation di PT. KAI Commuter Jabodetabek menunjukkan bahwa kemampuan proses dalam memenuhi batas maksimal keterlambatan kedatangan di stasiun tujuan masih sangat rendah. 7

8 Masih banyak perjalanan Commuter Line Bekasi yang keterlambatannya lebih dari menit. 4. Faktor-faktor penyebab keterlambatan kedatangan Commuter Line Bekasi di stasiun tujuan antara lain : Antrian Jabodetabek (lintas Bekasi) dengan KA jarak jauh di stasiun Cakung, Jatinegara, Manggarai, Gambir dan Jakarta Kota, perhitungan Gapeka belum akurat, mesin persinyalan dan wesel sering mengalami gangguan, rangkaian Commuter Line sering mengalami gangguan, rangkaian ekonomi sering mogok, Awak dan petugas perjalanan datang terlambat. Referensi Dorothea, Malayu, Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik, Andi Offset, Yogyakarta, 3. Gasperz, Vincent, Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,., Pedoman Implementasi Program Six Sigma, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,., Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 7. Pande, S. Peter & Larry Holpp, What Is Six Sigma - Berpikir Cepat Six Sigma, Penerbit ANDI, Yogyakarta,. Pande, S. Peter, Robert P. Neuman, Roland R. Cavanagh, The Six Sigma Way (Terjemahan), Penerbit ANDI, Yogyakarta,. Priyatno, Duwi, Buku Pintar Statistik Komputer, Mediakom, Yogyakarta,. Rath & Strong s, Six Sigma Advanced Tools Pocket Guide (Terjemahan), Penerbit ANDI, Yogyakarta, 4. Samadhi, Ari, Prudensy F. Opit, Yudelen M.I. Singal, Penerapan Six Sigma Untuk Peningkatan Kualitas Produk Bimoli Classic (Studi Kasus : PT. Salim Ivomas Pratama-Bitung), Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri, Unika De La Salle, Manado, Vol.III,No, Januari 8. Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 9. Trihendradi, Cornelius, Statistik Six Sigma dengan Minitab, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 6. Majalah C-News, Rujukan Transportasi Perkotaan, Edisi Perdana, Mei 9. Hidayat, Anang, Strategi Six Sigma Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis, Elex Media Komputindo, Jakarta, 7. Montgomery, Douglas C., Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,

9 9

ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X

ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X Nur Yulianti Hidayah 1, Desi Rahmawaty 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nur.yulianti@univpancasila.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.

Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra. Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh Zubdatu Zahrati 32 05 004 Dosen Pembimbing : Dra. Lucia Aridinanti Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT KAI Commuter Jabodetabek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT KAI Commuter Jabodetabek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT KAI Commuter Jabodetabek PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (PT. KAI Commuter Jabodetabek) atau biasa disebut PT. KCJ adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan salah satu masalah terbesar pemerintah pusat dan daerah hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia (MetroTv News, 2013). Jumlah penduduk sekarang mencapai +9.604.329 jiwa

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA Julianus Hutabarat 1, Ellysa Nursanti 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang Kampus

Lebih terperinci

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Pencarian data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain: a. Buku dan literatur b. Peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memang seringkali mengalami masalah untuk mengubah berbagai budaya yang terjadi di dalam anggota organisasinya. Berbagai masalah seringkali muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT. KAI Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Kereta Api Indonesia sebagai perusahaan pelayanan publik penyedia jasa transportasi kereta api turut terkena imbas goncangan perekonomian. Dalam kondisi persaingan bisnis transportasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 1. Analisis kapasitas lintas Dari hasil analisis Grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2015 didapatkan kesimpulan mengenai persentase jenis kereta api pada jalur Rewulu-Wojo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berkembang saat ini. Di era perkembangan dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berkembang saat ini. Di era perkembangan dan pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi.transportasi merupakan sarana

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN J u r n a l E K B I S / V o l. X IV/ N o. / e d i s i S e p t e m b e r 15 7 ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN *( Diah Ayu Novitasari Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN JASA ANGKUTAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK (STUDI DILAKUKAN PADA STASIUN BEKASI)

ANALISIS DESKRIPTIF KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN JASA ANGKUTAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK (STUDI DILAKUKAN PADA STASIUN BEKASI) ANALISIS DESKRIPTIF KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN JASA ANGKUTAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK (STUDI DILAKUKAN PADA STASIUN BEKASI) Nama : ANDIANI PERTIWI NPM : 10213879 Jurusan : Manajemen Pembimbing

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Aan Andri Yana NPM : 30411004 Pembimbing :

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KNKT

LAPORAN AKHIR KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKHIR KNKT.17.03.01.02 LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN ANJLOK KA 1479A COMMUTER LINE DI KM 2 + 200/300 EMPLASEMEN ST. JATINEGARA

Lebih terperinci

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR Oleh: MUHAMMAD AVIV KURNIAWAN L2D 302 384 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS Ashar 1, Irman Amri 2*, Usran 3 1 Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA Dewi Rosyani NRP: 0821049 Pembimbing: Dr. Budi Hartanto S., Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 70 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Dengan demikian,

Lebih terperinci

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA Disusun oleh: Eko Oktiningrum Suhartono NRP 1309 030 034 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA

Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA Dosen Pembimbing: Dra. Lucia Aridinanti, MT. Co. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Kereta api yang beroperasi pada track Klaten-Maguwo Jumlah kereta api yang beroperasi berdasarkan GAPEKA 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 93 KA/hari,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PUPUK SUPER DOLOMITE DENGAN PENERAPAN METODE KAIZEN DAN SIX SIGMA

PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PUPUK SUPER DOLOMITE DENGAN PENERAPAN METODE KAIZEN DAN SIX SIGMA PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PUPUK SUPER DOLOMITE DENGAN PENERAPAN METODE KAIZEN DAN SIX SIGMA Study Kasus : PT. Polowijo Gosari, Gresik Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) DISUSUN OLEH: NAMA : ELDA IRAYANI NPM : 12213853 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : ARI W B RAHARJO, Ir. MM U N I V E

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah hal yang sangat penting untuk menunjang pergerakan manusia dan barang, meningkatnya ekonomi suatu bangsa dipengaruhi oleh sistem transportasi yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENDEKATAN SIX SIGA SEBAGAI PEREDUKSI KECACATAN PRODUK HERBISIDA CAIR 1 LT (Studi Kasus : PT. Bayer Indonesia - Surabaya)

ANALISIS PENDEKATAN SIX SIGA SEBAGAI PEREDUKSI KECACATAN PRODUK HERBISIDA CAIR 1 LT (Studi Kasus : PT. Bayer Indonesia - Surabaya) ANALISIS PENDEKATAN SIX SIGA SEBAGAI PEREDUKSI KECACATAN PRODUK HERBISIDA CAIR 1 LT (Studi Kasus : PT. Bayer Indonesia - Surabaya) Rony Prabowo Teknik Industri. Fakultas Teknologi Industri. Email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 114 Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 115 Gambar 5.32 Kondisi Jalur Pedestrian Penghubung Stasiun dan

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME LRT SEBAGAI SOLUSI EFEKTIF MENGATASI KEMACETAN JABODETABEK DISHUBTRANS DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015 DISAMPAIKAN DALAM DIALOG PUBLIK DENGAN DTKJ 16 SEPTEMBER 2015 JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7

Lebih terperinci

Peta Kendali (Control Chart untuk Unit-Unit Individu)

Peta Kendali (Control Chart untuk Unit-Unit Individu) Peta Kendali (Control Chart untuk Unit-Unit Individu) Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII November 18, 2015 Ayundyah (UII) Peta Kendali (Control Chart untuk

Lebih terperinci

PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC. Jl. Glagahsari, Umbulharjo, Yogyakarta *

PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC. Jl. Glagahsari, Umbulharjo, Yogyakarta * PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC Yohannes Anton Nugroho 1*, Ari Zaqi Al Faritsy 2 1,2 Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta Jl. Glagahsari,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities)

Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities) Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities) Feliks Prasepta S. Surbakti 1, Martinus Tukiran 2, Agnes Natalia

Lebih terperinci

STASIUN BESAR CIKARANG dengan KONSEP PARK and RIDE BAB I PENDAHULUAN

STASIUN BESAR CIKARANG dengan KONSEP PARK and RIDE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan yang pesat pada daerah ibu kota di suatu negara merupakan suatu kebanggaan bagi negara itu sendiri yang melambangkan kemajuan negara. Begitu pun dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi, khususnya kemacetan, sudah menjadi permasalahan utama di wilayah Jabodetabek. Kemacetan umumnya terjadi ketika jam puncak, yaitu ketika pagi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Sedangkan

Lebih terperinci

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk Dias Ardha P 1311 030 032 Dosen Pembimbing Dr. Sony Sunaryo, M.Si PROGRAM STUDI DIPLOMA III Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta

Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta Jeremia Kavin Raja Parluhutan / 13514060 Program Studi Teknik Informatika Sekolah

Lebih terperinci

ANALISIS USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PERAKITAN PINTU MOBIL PADA PT. MERCEDES-BENZ INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DMAIC

ANALISIS USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PERAKITAN PINTU MOBIL PADA PT. MERCEDES-BENZ INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DMAIC ANALISIS USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PERAKITAN PINTU MOBIL PADA PT. MERCEDES-BENZ INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DMAIC Nama Disusun Oleh: NPM : 36411388 Fakultas/Jurusan Pembimbing : Rizky Meiliatama

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan adalah data salah satu key characteristic dari suatu produk manufaktur.

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan adalah data salah satu key characteristic dari suatu produk manufaktur. BAB IV ANALISA DATA 3 BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Pendahuluan Dalam suatu proses produksi di industri, data yang akan diolah tidak begitu saja bisa didapatkan. Ada suatu proses sehingga data tersebut bisa didapatkan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL Handoyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sejarah Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sejarah Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah perusahaan yang bergerak pada bidang penyediaan jasa

Lebih terperinci

PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIMOLI CLASSIC (Studi Kasus : PT. SALIM IVOMAS PRATAMA BITUNG)

PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIMOLI CLASSIC (Studi Kasus : PT. SALIM IVOMAS PRATAMA BITUNG) PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIMOLI CLASSIC (Studi Kasus : PT. SALIM IVOMAS PRATAMA BITUNG) T.M.A. Ari Samadhi, Prudensy F. Opit, Yudelen M.I. Singal Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Transportasi kota Jakarta berkembang sangat pesat dikarenakan mobilitas yang tinggi dan masyarakatnya yang membutuhkan kendaraan. Semakin meningkatnya populasi manusia

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat No.57, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Lalu Lintas Kereta Api. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 Tahun 2017 TENTANG LALU LINTAS KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Journal of Industrial and Manufacture Engineering

Journal of Industrial and Manufacture Engineering JIME, Vol. 1(1) Mei (2017) p-issn : 2549-6328 e-issn : 2549-6336 Journal of Industrial and Manufacture Engineering Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jime Analisa Pengendalian Kualitas Mutu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Analisis Objek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus penumpang yang menghubungkan antara stasiun Tanjungkarang dengan stasiun Kertapati. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia sebagai salah satu instrumen pemerintahan dalam pembangunan dirasakan sangat penting peranannya, tidak

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT Tantri Windarti STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya Email : tantri@stikom.edu ABSTRAK Dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

KAJIAN KELAYAKAN TARIF KERETA API KELAS EKONOMI

KAJIAN KELAYAKAN TARIF KERETA API KELAS EKONOMI 0 KAJIAN KELAYAKAN TARIF KERETA API KELAS EKONOMI (Studi Kasus KA. Bengawan Jurusan Solo Jebres Jakarta Tanah Abang) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANTRIAN UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KEPADATAN JUMLAH ANTRIAN DI STASIUN BANYUWANGI BARU

PENERAPAN METODE ANTRIAN UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KEPADATAN JUMLAH ANTRIAN DI STASIUN BANYUWANGI BARU PENERAPAN METODE ANTRIAN UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KEPADATAN JUMLAH ANTRIAN DI STASIUN BANYUWANGI BARU Harliwanti Prisilia Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api adalah salah satu moda transportasi darat disamping angkutan umum pada jalan raya yang diharapkan dapat meningkatkan mobilitas dan melancarkan distribusi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) UNTUK MENYELENGGARAKAN PRASARANA DAN SARANA KERETA API BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA DAN

Lebih terperinci

Perbandingan Peta Kendali X-R Dan EWMA Dengan Pendekatan P-Value Untuk Mendeteksi Pergeseran Rata-Rata Proses Di PT.XYZ

Perbandingan Peta Kendali X-R Dan EWMA Dengan Pendekatan P-Value Untuk Mendeteksi Pergeseran Rata-Rata Proses Di PT.XYZ Perbandingan Peta Kendali X-R Dan EWMA Dengan Pendekatan P-Value Untuk Mendeteksi Pergeseran Rata-Rata Proses Di PT.XYZ Alin Widiawati 1, Faula Arina 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL GRAFIKPENGENDALI VARIABEL Grafik pengendali pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk mengurangi variasi.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI KETERLAMBATAN WAKTU PERJALANAN KERETA API TURANGGA DAN MUTIARA SELATAN BANDUNG SURABAYA p.p.

STUDI EVALUASI KETERLAMBATAN WAKTU PERJALANAN KERETA API TURANGGA DAN MUTIARA SELATAN BANDUNG SURABAYA p.p. STUDI EVALUASI KETERLAMBATAN WAKTU PERJALANAN KERETA API TURANGGA DAN MUTIARA SELATAN BANDUNG SURABAYA p.p. Denny Endar, MD NRP: 0121085 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS UNTUK MENGURANGI NO GOOD IN PROCESS CORE ASSY 2WV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (Studi Kasus di PT.

ANALISIS KUALITAS UNTUK MENGURANGI NO GOOD IN PROCESS CORE ASSY 2WV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (Studi Kasus di PT. ANALISIS KUALITAS UNTUK MENGURANGI NO GOOD IN PROCESS CORE ASSY 2WV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (Studi Kasus di PT. Denso Indonesia) Sambas Sundana 1*, Bakharudin Yusuf 2 1 JurusanTeknik Industri,

Lebih terperinci

Oleh Rangga Adhi Pradipta Dosen Pembimbing H. Hari Supriyanto Ir., MSIE.

Oleh Rangga Adhi Pradipta Dosen Pembimbing H. Hari Supriyanto Ir., MSIE. Oleh Rangga Adhi Pradipta 2506100088 Dosen Pembimbing H. Hari Supriyanto Ir., MSIE. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 Latar Belakang

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan sosial politik, sehingga transportasi menjadi urat nadi

Lebih terperinci

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Puti Laras Kinanti Hadita, Indriastjario,Agung Dwiyanto Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci pendahuluan dari penelitian tugas akhir mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 9 KESIMPULAN. Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai kesimpulan berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB 9 KESIMPULAN. Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai kesimpulan berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. BAB 9 KESIMPULAN Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai kesimpulan berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. 9.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian di PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan atau tanpa menggunakan alat bantu. Transportasi merupakan unsur penting untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Pengguna Kereta Api

BAB I PENDAHULUAN. Data Pengguna Kereta Api BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kereta merupakan salah satu jenis transportasi yang terdapat di Indonesia dan dapat digunakan oleh siapa saja. Di Indonesia, perkembangan kereta mulai meningkat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang saling bergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal terdapat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) E-1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) E-1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Sriwedari Ekspress Jurusan Solo - Yogya Bayu Rosida Sumantri dan Wahju Herijanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang menyediakan jasa transportasi bagi manusia dan barang. Sejalan dengan pembangunan yang semakin pesat dewasa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum. No.662, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 54

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus batubara yang menghubungkan antara lokasi tambang di Tanjung Enim Sumatra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada suatu daerah umumnya diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta sebagai

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

PENENTUAN DIAGRAM KENDALI DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUKSI BISKUIT SQUARE PUFF PT. UBM BISCUIT SIDOARJO

PENENTUAN DIAGRAM KENDALI DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUKSI BISKUIT SQUARE PUFF PT. UBM BISCUIT SIDOARJO Program Studi MMT-ITS, Surabaya Februari 3 PENENTUAN DIAGRAM KENDALI DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUKSI BISKUIT SQUARE PUFF PT. UBM BISCUIT SIDOARJO Rizal Rinumpoko *), Septia Fendiasari, Lucia Aridinanti,

Lebih terperinci

KAJIAN SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PADA BAGIAN PENGECEKAN PRODUK DVD PLAYERS PT X

KAJIAN SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PADA BAGIAN PENGECEKAN PRODUK DVD PLAYERS PT X ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 71-81 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KAJIAN SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PADA BAGIAN PENGECEKAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI WAKTU PERJALANAN, TUNDAAN DAN FAKTOR MUAT BUS NON-AC TRAYEK BANDUNG-GARUT

STUDI WAKTU PERJALANAN, TUNDAAN DAN FAKTOR MUAT BUS NON-AC TRAYEK BANDUNG-GARUT STUDI WAKTU PERJALANAN, TUNDAAN DAN FAKTOR MUAT BUS NON-AC TRAYEK BANDUNG-GARUT Hilda Fitriyani Nrp : 0021056 Pembimbing : Budi Hartanto,Ir.,MSc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

TECHNOLOGIC, VOLUME 7, NOMOR 2

TECHNOLOGIC, VOLUME 7, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra DESEMBER 20 PENURUNAN LOSSES KERNEL PADA LIGHT TENERA DRY SEPARATING (LTDS ) DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA Agung Kaswadi, Edwar Rosyidi, Ilham Nur Aziz Program Studi Teknik

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S.

ANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S. ANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S. 240905022 Ir.Ya umar,mt Dosen Pembimbing: Ir.Ali Musyafa, MSc Diperlukan

Lebih terperinci