BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sejarah Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sejarah Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah perusahaan yang bergerak pada bidang penyediaan jasa kereta api yang berupa pelayanan penumpang dan layanan pengangkutan barang baik kiriman hantaran dan biasa berdasarkan kontrak kerjasama dengan pihak lain PT. Kereta Api Indonesia (Persero) milik Pemerintah (BUMN) yang kemudian stastusnya berubah menjadi Persero, dimana yang semula tujuan usahanya memberikan pelayanan atau jasa transportasi dan tidak berorientasi mendapatkan keuntungan kemudian berubah menjadi memberikan pelayanan atau jasa transportasi dan berorientasi pada keuntungan perusahaan. PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT KERETA API (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No 5 tahun 2008 dan surat Menneg BUMN No. S-653/ MBU/2008 tanggal 12 Agustus Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholder untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks. 731 PT KAI Commuter Jabodetabek ini akhirnya resmi menjadi anak perusahaan PT Kereta Api (Persero) sejak tanggal 15 september 2008 yaitu sesuai dengan Akte Pendirian no. 415 Notaris Ilmiawan Dekrit, S.H. Kehadiran PT KAI 73 Sumber PT.KAI 83

2 84 Commuter Jabodetabek dalam industri jasa angkutan, merupakan proses pemikiran dan persiapan yang cukup panjang. Dimulai dengan pembentukan Divisi Angkutan Perkotaan Jabodetabek oleh induknya PT Kereta Api (Persero) yang memisahkan diri dari saudara tuanya PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Bogor.dengan kebijakan penghapusan subsidi BBM yang membuat dayabeli masyarakat turun mendapatkan perlindungan dengan membayar tarif kereta lebih murah. Subsidi pemerintah berupa Public Service Obligation (PSO) untuk PT Kereta Api Indonesia ( Persero) sebesar Rp 704,7 milliar. Dari anggaran tersebut sebesar Rp 286 milliar dialokasikan untuk KRL Commuter Line Jabodetabek ber AC. Mekanisme penggunaan tarif progesif yang diikuti oleh penggunaan electronic ticket dan subsidi adalah sebagai berikut Daftar tarif penumpang di Stasiun KRL Commuter Line Bogor Jakarta dengan mekanisme penggunaan tarif progresif bersubsidi pada tahun 2014 Terlihat bahwa jarak stasiun kereta api Bogor- Jakarta Kota dengan 23 stasiun dikenakan tarif progresif pasca subsidi sebesar Rp 5000,- per orang dan tarif sebelum diberlakukan tarif progresif bersubsidi adalah sebesar Rp 9 000,- per orang. Sehingga tiap orang dari jarak terjauh akan mendapatkan subsidi maksimal yaitu sebesar Rp 4000,- atau sebesar 44,5 persen. Perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek tidak hanya mengenai tarif Progresif tetapi Perluasan dan Revitalisasi stasiun di seluruh Jabodetabek. Dengan adanya mekanisme tarif progresif jumlah penumpang kereta api Jabodetabek semakin meningkat Dengan semakin meningkatnya penumpang

3 85 atau pelanggan Commuter PT KAI kembali menambah jumlah perjlanan KRL Jabodetabek. penumpang KRL Pada tahun 2006 sekitar sekitar ribu orang atau sebesar 66,90 persen dari jumlah penumpang kerata api di Jawa dan di tahun 2007 meningkat menjadi sekitar orang, lalu di tahun 2008 meningkat cukup tinggi sekitar orang dan tahun 2009 terus mengalami peningkatan sebesar orang. Namun pada tahun 2010 sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar orang serta pada tahun 2011 juga mengalami penurunan menjadi sekitar juta orang dan meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi sebesar juta orang. Dan pada tahun 2014 total penumpang atau pelanggan semakin meningkat sekitar 600 s.d 700 penumpang per hari di jabodetabek, untuk rute Bogor-Jakarta sekita 200 penumpang per harinya. Program pengadaan armada akan di lakukan setiap tahun hingga akhir tahun 2019 dimana jumlah armada KRL yang di harapkan target 1.2 juta penumpang perhari. Penambahan ini di lakukan seiring dengan program pengadaan dan perbaikan sarana KRL, dimana PT KCJ memiliki jumlah saran siap operasi yang memungkinkan untuk meningkatkan jumlah perjalanan. Sasaran dari peningkatan jumlah perjalanan ini tentunya mengoptimalkan pelayanan bagi para pengguna. Tugas Pokok PT.KAI Commuter Jabodetabek adalah menyelenggarakan Pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api Commuter dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong), dan Bekasi serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.

4 Visi dan Misi PT.Kereta Api Commuterline Jabodetabek Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang menjadi pedoman untuk melakukan semua kegiatan perusahaan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan perusahaan. PT Kereta Api Commuterline mempunyai visi dan misi yang berbeda dari perusahaan lainnya : a. Visi PT Kereta Api Commuterline Jabodetabek Mewujudkan jasa angkutan kereta api Commuterline sebagai pilihan utama dan terbaik di Wilayah Bogor, Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, menjadi penyedia jasa Perkeretaapian terbaik yang memenuhi harapan pelanggan. b. Misi PT Kereta Api Commuterline Jabodetabek Menyelenggarakan jasa angkutan kereta api Commuterline yang mengutamakan keselamatan, pelayanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu, serta yang berwawasan lingkungan. Dan menyelenggarakan prasarana dan sarana perkeretaapian berikut bisnis penunjangnya, melalui praktek bisnis terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi pelanggan dan kelestarian lingkungan.

5 Struktur Organisasi Presiden Direktur Direktur Operation,HR & GA Direktur Finance Direktur Tehcnique Divisi Operation Planning & Evalution Divisi Operation Divisi Treasury &Financing Divisi Accounting &Budgeting Divisi Ebginering &Financing Divisi Maintainanc e Divisi Human Resource Divisi Finance Planning & Business Development Divisi General Affair Divisi Inventory Gambar 1 Struktur Organisasi PT. KAI Commuterline Jabaodetabek PT. Commuterline Gambar 2 Logo Commuterline

6 88 a. Definisi KRL Commuterline KRL Commuterline adalah Kereta Rel Listrik dalam kota yang melayani rute di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Serpong. Keunggulan KRL Commuterline dibandingkan dengan KRL Ekonomi adalah fasilitasnya yaitu pendingin ruangan, gerbong khusus wanita, dan interior gerbong yang baik. Selain itu KRL Commuterline menjangkau lebih banyak stasiun dan memiliki jam keberaangkatan yang lebih banyak. Saat ini KRL Commuterline memiliki 500 unit armada kereta dan 80 stasiun yang aktif beroperasi. KRL beroperasi dengan 6 jalur rute. b. Data-data Potensi sumber daya KRL Commuterline 1. Hibah Seri 6000 : 72 Unit 2. KRL Tokyu : 80 Unit 3. KRL Japan Railway (JR) 103 : 16 Unit 4. KRL INKA : 8 Unit Jaringan Operasi Wilayah usaha yang menjadi jaringan operasi KRL Commuterline terbentang sepanjang jalur rel yang

7 89 menghubungkan wilayah ibukota dengan kota-kota di sekelilingnya mulai dari Jakarta-Bogor, Jakarta Bekasi, Jakarta- Tangerang, Jakarta-Serpong, Jakarta-Tj. Priok, Jakarta- Jatinegara., serta jalur perjalanan yang aktif : 1. Jalur Bogor/ Depok-Manggrai-Jakarta Kota (PP) 2. Jalur Bogor/Depok-Tanah Abang-Pasar Senen-Jatinegara (PP) 3. Jalur Bekasi- Jatinegara-Manggarai-Jakarta Kota (PP) 4. Jalur Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang (PP) 5. Jalur Tangerang-Duri (PP) 6. Jalur Tanjung Priok-Jakarta Kota (PP)

8 90 g Gambar 3 Rute KRL Commuterline Jabodetabek c. Informasi Tiket Commuterline sebagai tahapan penerapan program e-ticketing, PT.KAI Commuterline Jabodetabek Mulai pada tahun 2012 mengganti Kartu Trayek Bulanan (KTB) menjadi Electronic Ticketing (e-ticketing). Kartu e-ticketing adalah alat pembayaran penggani uang tunai yang di gunakan untuk transaksi perjalanan KRL Commuterline sebagai tiket perjalanan kereta api, yang di sediakan dalam bentuk kartu sekali pakai (Single Trip), dan Prabayar (Multi Trip).

9 91 1. Single Trip (Tiket Harian Berjamin). Gambar 4 Single Trip Kartu Single Trip ini adalah penumpang tetap harus ke loket setiap akan melakukan perjalanan, namun ada dua biaya yang harus di bayarkan harga tarif sesuai jumlah stasiun yang akan di lewati dan utang jaminan sebesar RP ,- (sepuluh ribu rupiah). Pada Single Trip jika tidak di kembalikan pada hari yang sama maka penumpang akan di beri masa tenggang selama 7 hari setelah hari pembelian terakhir. 2. Multi Trip (Prabayar) Gambar 5 Muti Trip Kartu Multi Trip adalah kartu yang hanya dapat di gunakan untuk transaksi perjalanan KRL Commuterline di seluruh lintas

10 92 Jabodetabek.masa berlaku tidak di batasi dan dapat di gunakan selama terisi saldo minimal Rp ,- (Dua Belas Ribu Rupiah). 4.2 Hasil Penelitian Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan melalui kuesioner dengan jumlah pertanyaan 22 (Dua Puluh Dua) untuk dimensi kualitas serta pertanyaan tentang karakteristik responden, yaitu identitas angkatan, dan jenis pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan selama kurun waktu kurang lebih satu minggu hari kerja, yaitu mulai tanggal 6 s.d. 13 Juli responden sebanyak 100 pelanggan KRL Commuterline Bogor-Jakarta Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurnya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda, Jogiyanto (2004 : 120). Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan pada 30 orang dari sampel. Valid artinya datadata yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan

11 93 penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil, agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji reliability. a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16,0 dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika rhitung positif dan r hitung > rtabel pertanyaan dinyatakan valid. 2) Jika rhitung negatif / r hitung< rtabel pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. 3) R hitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total corelation. Penyebaran kuesioner khususnya dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang responden. Sebanyak 22 butir pertanyaan kualitas jasa dinyatakan semua valid, hal ini dapat dilihat dari r hitung pada corrected item total correlation yaitu keseluruhan butir lebih besar dari r table. Maka Harga R pada taraf Signifikan 5% adalah 0,361. Dari hasil perhitungan validitas berdasarkan koefisien korelasi product moment. Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

12 94 Tabel 4.1 Uji Validitas Data b. Uji Reliabilitas Menurut Sugiono (2009) Reliabilitas adalah hasil penelitian dimana terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas dapat dikemukakan dengan rumus dan Spearman Brown teknik belah dua (spilt half).maka untuk keperluan itu, butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap.selanjutnya di jumlahkan sehingga menghasilkan skor total, skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.

13 95 Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai r dapat dilihat pada α = 5% hitung >r tabel, maka pernyataan di naytakan reliabel, dan sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel. Maka pernyataan di nyatakan tidak reliabel. Hasil reliabilitas tersebut adalah : Tabel 4.2 X Y Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dengan program SPSS 16.0 diketahui nilai koefisien alpha untuk tingkat kepentingan sebesar 0,943 dan untuk tingkat kepuasan 0,828 Dengan demikian nilai hitung alpha lebih besar dari nilai table r atau 0,943 > 0,361 dan 0,828 > 0,361. Artinya instrument angket dinyatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. 4.3 Karakteristik Karakteristik responden merupakan ciri-ciri responden didasarkan suatu variabel-variabel demografi, sosial, ekonomi, dan lingkungan responden. kuesioner yang disebar kepada responden sebanyak 100 kuesioner dan dilakukan satu tahap. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dari data karakteristik responden dapat diketahui bagaimana struktur ciri-ciri penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya pada jurusan Bogor-Jakarta, sehingga

14 96 informasi ini akan dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan perbaikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan responden. Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data tentang demografi responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan dan jenis pekerjaan responden. Sebelum melihat sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas layanan jasa pada angkutan KRL Commuterline Bogor-Jakarta: Tabel 4.3 Jenis Kelamin No Jenis Kelamin f % 1 Pria Wanita Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya jurusan Bogor-Jakarta sebanyak 100 responden. diketahui bahwa bahwa berdasarkan jenis kelamin,sebagian besar yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Pria yaitu sebanyak 77 orang (77%) Tabel 4.4 Usia No Usia f % Tahun Tahun 29 29

15 Tahun Tahun Sumber: Olah Data SPSS, 2015 Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya jurusan Bogor-Jakarta sebanyak 100 responden. diketahui bahwa bahwa berdasarkan Usia responden,sebagian besar usia rata-rata dalam penelitian ini pada usia Tahun Sebanyak 37 orang (37%). Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir No Pendidikan f % 1 SD SLTP SLTA Diploma Sarjana Pascasarjana Sumber: Olah Data SPSS, Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya jurusan Bogor-Jakarta sebanyak 100 responden. diketahui bahwa bahwa

16 98 berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir responden,sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah lulusan Sarjana (S1) Sebanyak 36 orang (36%). Tabel 4.6 Pekerjaan No Pekerjaan f % 1 Pelajar Mahasiswa PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Profesional Ibu Rumah Tangga 2 2 Sumber: Olah Data SPSS, Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuterline Jabodetabek khususnya jurusan Bogor-Jakarta sebanyak 100 responden. diketahui bahwa bahwa berdasarkan Jenis pekerjaan responden,sebagian besar penumpang Commuterline responden adalah Karyawan Swasta Sebanyak 30 orang (30%). Dari penyebaran berdasarkan jenis pekerjaannya ini maka PT.KAI harus bisa menyediakan jasa transportasi sesuai dengan tuntutan penumpang yang butuh ketepatan waktu.

17 Analaisis Kepuasan Pelanggan Dalam penelitian ini pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan lima dimensi pokok kualitas jasa dari Kotler lima dimensi pokok tersebut meliputi : reliabilitas (reliability), daya tanggap (responssiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan bukti Fisik (tangibles). Dalam kasus kepuasan pelanggan KRL Commuterline Bogor-Jakarta lima dimensi tersebut dijabarkan kedalam 22 indikator pengukuran, yang dibagi atas : 1. Bukti Fisik (Tangibles) : 4 Indikator 2. Jaminan (Assurance) : 4 Indikator 3. Empaty (Emphaty) : 5 Indikator 4. Kehandalan (Reliability) : 5 Indikator 5. Ketanggapan (Responsiviness) : 4 Indikator Tangibles (Bukti Fisik) Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan. Adapun indikator untuk tangibles terdiri atas : (1) Kemampuan petugas dalam melayani pelanggan, (2) Kehandalan fasilitasi yang ada distasiun kereta api maupun yang ada di dalam kereta apai Commuterline, (3) kehandalan peralatan yang ada dalam kereta (seperti ac, tempat duduk dll), (4) keterampilan petugas kereta api

18 100 dalam melayani penumpang. (misal ketika sedang berada di stasiun dan berada dalam kereta api). Tabel 4.7 Kemampuan Petugas Dalam Melayani Pelanggan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 83.6 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kemampuan Petugas Dalam Melayani Pelanggan pada Tabel 4.7 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 83,6 %.

19 101 Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 58.3 % dengan jumlah responden 52 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 54,7 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 16,0 %. Sementara cukup puas 28,1 %, kurang puas 1,0 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.8 Kehandalan Fasilitasi Yang ada di Stasiun Dan di Dalam Kereta Api Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X % = 82.0 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kehandalan Fasilitasi Yang ada di Stasiun Dan di Dalam Kereta Api pada Tabel 4.8 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 82.0 %.

20 102 Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 62,0 % dengan jumlah responden 56 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 58,4 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 13,5 %. Sementara cukup puas 25,9 %, kurang puas 2,2 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.9 Kehandalan Peralatan Yang Ada Dalam Kereta Api Commuterline Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X % = 78.6 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kehandalan Peralatan Yang Ada dalam kereta Commuterline (seperti ac,

21 103 tempat duduk, pemecah kaca bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan) pada Tabel 4.9 masuk pada kategori PUAS, yaitu 78,6 %. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 66,2 % dengan jumlah responden 60 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 57,3 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 11,2 %. Sementara cukup puas 27,8 %, kurang puas 2,8 % dan tidak puas 0,8 %. Tabel 4.10 Keterampilan Petugas Kereta Api Dalam Melayani Pelanggan/Penumpang Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X Tingkat 100% Kesesuaian = 78,1 % dari tingka

22 104 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Keterampilan Petugas Kereta Api Dalam Melayani Pelanggan/Penumpang (Seperti ketika sedang berada di stasiun dan berada di dalam kereta api Commuterline pada Tabel 4.10 masuk pada kategori PUAS, yaitu 78,1%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 62.7 % dengan jumlah responden 55 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 62,0 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 14,6 %. Sementara cukup puas 13,1 %, kurang puas 7,6 % dan tidak puas 2,6 % Reliability (Kehandalan) Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang di sepakati. Adapun indikator pengukuran untuk Reliability terdiri atas : (1) Kebersihan Stasiun, (2) Ketepatan petugas dalam memenuhi janji keberangkatan kereta api, (3) kehandalan dalam memberikan pelayanan (jasa), (4) dalam melakukan pelayanan sesuai dengan waktu yang di janjikan, (5) kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan.

23 105 Tabel 4.11 Kebersihan Stasiun Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 80.0 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk dikator Kebersihan Stasiun pada Tabel 4.11 masuk pada kategori PUAS, yaitu 80,0 %. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 67.3 % dengan jumlah responden 58 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 68.3 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 13,5 %. Sementara cukup puas 13,8 %, kurang puas 7,6 % dan tidak puas 1,1 %.

24 106 Tabel 4.12 Ketepatan Petugas Dalam memenuhi Janji Keberangkat Keberangkatan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 80.6 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Ketepatan Petugas Dalam Memenuhi Janji Keberangkatan Kereta Api pada Tabel 4.12 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 80,6 %. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 61.2 % dengan jumlah responden 53 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 51,6 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 15,7 %. Sementara cukup puas 25,8 %, kurang puas 5,7 % dan tidak puas 1,1 %.

25 107 Tabel 4.13 Kehandalan Dalam Memberikan Pelayanan (Jasa) Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 88.0 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kehandalan Dalam Memberikan Pelayanan (Jasa) pada Tabel 4.13 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 88,0 %. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 59,2 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 55,0 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 20.2 %. Sementara cukup puas 21,0 %, kurang puas 3,2 % dan tidak puas 0,5 %.

26 108 Tabel 4.14 Dalam Melakukan Pelayanan Sesuai Dengan Waktu Yang di Janjikan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 86.9 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Dalam Melakukan Pelayanan Sesuai Dengan Waktu Yang di Janjikan pada Tabel 4.14 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 86.9%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 57.1 % dengan jumlah responden 51 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 55,0 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 20.2 %. Sementara cukup puas 21,0 %, kurang puas 3,2 % dan tidak puas 0,5 %.

27 109 Tabel 4.15 Kesungguhan Petugas Dalam Memberikan Pelayanan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 84.6 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Dalam Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan pada Tabel 4.15 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 84.6%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 55.7 % dengan jumlah responden 47 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 47,0 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 15.4 %. Sementara cukup puas 33.6 %, kurang puas 3,9 % dan tidak puas 0,0 %.

28 Responsiviness (Daya Tanggap) Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dalam merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. Adapun indikator pengukuran untuk Responsiviness terdiri atas : (1) Kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan, (2) semua transaksi di layani atau dilaksanakan secara cepat dan tepat, (3) petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan, (4) kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan. Tabel 4.16 Kemudahan Dalam Mendapatkan Kejelasan Informasi Waktu Keberangkatan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 83.9 %

29 111 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan pada Tabel 4.16 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 83.9%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 50.8 % dengan jumlah responden 43 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 52.9 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 12.7 %. Sementara cukup puas 30.4 %, kurang puas 3,3 % dan tidak puas 0,6 %. Tabel 4.17 Semua Transaksi di Layani atau dilaksanakan Dengan Cepat dan Tepat Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 84,4 %

30 112 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator semua transaksi dilayani atau dilakukan dengan cepat dan tepat pada Tabel 4.17 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 84,4%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 60,4 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 57.0 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 10,0 %. Sementara cukup puas 27,3 %, kurang puas 5,7 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.18 Petugas Bersedia Menolong Pelanggan Ketika Sedang Mengalami Kesulitan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 83.6 %

31 113 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan pada Tabel 4.18 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 83.6%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 57,9 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 58,7 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 11,0 %. Sementara cukup puas 25,8 %, kurang puas 4,4 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.19 Kesiapan Untuk Menanggapai Permintaan Pelanggan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 84,2 %

32 114 Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kesiapan Untuk Menanggapai Permintaan Pelanggan pada Tabel 4.19 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 84,2%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 52,9 % dengan jumlah responden 45 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 55,9 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 14,0 %. Sementara cukup puas 25,1 %, kurang puas 4,5 % dan tidak puas 0,5 % Assurance (Jaminan) Perilaku para petugas Commuterline mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jamianan juga berarti bahwa para petugas selalu bersikap sopan dan menguasai pertanyaan atau masalah pelanggan. Adapun indikator pengukuran untuk Assurance terdiri atas : (1) keamanan di stasiun baik saat antrian di loket dan didalam kereta api khususnya, (2) keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline, (3) membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi, (4) petugas yang memerikn rasa percaya kepada pelanggan.

33 115 Tabel 4.20 Keamanan di Stasiun baik saat antrian diloket dan didalam kereta api khususnya Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 79,5 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Keamanan di Stasiun baik saat antrian diloket dan didalam kereta api khususnya pada Tabel 4.20 masuk pada kategori PUAS, yaitu 79,5%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 63.4 % dengan jumlah responden 55 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu

34 116 58,0 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 20,3 %. Sementara cukup puas 13,0 %, kurang puas 5,8 % dan tidak puas 2,9 %. Tabel 4.21 Keahlian Petugas Dalam Pemberian Pelayanan Kepada Pelanggan Commuterline Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bbot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 86,01 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Keahlian Petugas Dalam Pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline pada Tabel 4.21 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 86,01%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 59,0 % dengan jumlah responden

35 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 55,9 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 15,1 %. Sementara cukup puas 24,6 %, kurang puas 4,4 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.22 Membuat Pelanggan Merasa Aman Pada Saat Melakukan Transaksi Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 89,0 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi pada Tabel 4.22 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 89,0%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 59,0 % dengan jumlah responden

36 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 55,9 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 15,1 %. Sementara cukup puas 24,6 %, kurang puas 4,4 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.23 Petugas Menumbuhkan Rasa Percaya Kepada Pelanggan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 80,9 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator petugas menumbuhkan rasa percaya pada pelanggan pada Tabel 4.23 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 80,9%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 59,3 % dengan jumlah responden

37 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 56,0 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 20,0 %. Sementara cukup puas 21,4 %, kurang puas 2,6 % dan tidak puas 0,0 % Emphaty (Empati) Perusahaan memahami masalah para pelanggannya, dan bertindak demi kepentingan pelanggan,serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Adapun indikator pengukuran reliabilitas terdiri atas : (1) sangat memperhatikan kepentingan pelanggan, (2) kenyamanan didalam stasiun dan kereta api Commuterline, (3) petugas yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian, (4) petugas yang memahami kebutuhan pelanggan, (5) Kemampuan Petugas memberikan informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti.

38 120 Tabel 4.24 Sangat Memperhatikan Kepentingan Pelanggan Tingkat Kepentingsn Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 78,0 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Sangat memperhatikan kepentingan pelangganpada Tabel 4.24 masuk pada kategori PUAS, yaitu 78,0%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 56,7 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 58,1 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 16.0 %. Sementara cukup puas 17,4 %, kurang puas 5,8 % dan tidak puas 2,6 %.

39 121 Tabel 4.25 Kenyamanan didalam Stasiun dan Kereta Api Commuterline Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Atas Kualitas Jasa Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 79,4 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Keamanan didalam stasiun dan kereta api pada Tabel 4.25 masuk pada kategori PUAS, yaitu 79,4%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 57,2 % dengan jumlah responden 48 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 50,4 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 16.5 %. Sementara cukup puas 25,2 %, kurang puas 4,8 % dan tidak puas 3,0 %.

40 122 Tabel 4.26 Petugas Yang Memperlakukan Pelanggan Secara Penuh Perhatian Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 87,4 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator petugas yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian pada Tabel 4.26 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 87,4%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 59,2 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu 60,7 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 14,9 %. Sementara cukup puas 19,5 %, kurang puas 4,9 % dan tidak puas 0,0 %.

41 123 Tabel 4.27 Kemampuan Petugas Memberikan Informasi Kepada Pelanggan Dengan Bahasa Yang Mudah Dimengerti Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 88.7 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Kemampuan Petugas Memberikan Informasi Kepada Pelanggan Dengan Bahasa Yang Mudah Dimengerti pada Tabel 4.27 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 88.7%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 59,0 % dengan jumlah responden 50 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu

42 124 61,7 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 13,3 %. Sementara cukup puas 23,9 %, kurang puas 1,1 % dan tidak puas 0,0 %. Tabel 4.28 Petugas Memahami Kebutuhan Pelanggan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot (B) % Bobot (B) % Sangat Penting Sangat Puas Penting Puas Cukup Penting Cukup Puas Kurang Penting Kurang Puas Tidak Penting Tidak Puas TOTAL TOTAL Tingkat Kesesuaian X 100% = 90,0 % Tingkat Kesesuaian dari tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan untuk indikator Petugas Memahami Kebutuhan Pelanggan pada Tabel 4.28 masuk pada kategori SANGAT PUAS, yaitu 90,0%. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tingkat kepentingan untuk indikator tersebut ada pada bobot sangat penting sebesar 55,5 % dengan jumlah responden 46 orang. Akan tetapi service atau pelayanan pada KRL Commuterline Bogor- Jakarta yang dirasakan responden sebagian besar baru pada bobot puas, yaitu

43 125 61,1 %. Bobot sangat puas sendiri bobotnya hanya mencapai 17,4 %. Sementara cukup puas 17,7 %, kurang puas 3,2 % dan tidak puas 0,5 %. Dari hasil pengolahan data di atas, maka berikut adalah tabel yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pelanggan KRL Commuterline Bogor-Jakarta., sebagai berikut : No Tabel 4.29 Tingkat Kesesuaian Antara Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan Pelanggan KRL Commuterline Bogor-Jakarta Indikator Kepuasan Pelanggan pada KRL Commuterline Bogor-Jakarta Tangibels (Bukti Fisik Langsung) Tingkat Kesesuaian (%) Penilaian Tingkat Kesesuaian 1 Kemampuan petugas dalam melayani pelanggan 2 Kehandalan fasilitasi yang ada distasiun kereta api maupun yang ada dalam kereta api 3 Kehandalan peralatan yang ada dalam kereta Commuterline 4 Keterampilan petugas kereta api dalam melayani pelanggan 83,6 % Sangat Puas 82,0 % Sangat Puas 78,6 % Puas 78,1 % Puas Rata Rata 80,6 % Sangat puas Reliability (Kehandalan) 5 Kebersihan stasiun 80,0 % Sangat Puas 6 Ketepatan pelanggan dalam memenuhi janji keberangkatan kereta api 7 Keandalan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan 80,6 % Sangat Puas 88,0 % Sangat Puas

44 126 8 Dalam melakukan pelayanan sesuai dengan waktu yang di janjikan 9 Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan 86,9 % Sangat Puas 84,6% Sangat Puas Rata-Rata 84,2% Sangat Puas Responsiviness (Ketanggapan) 10 Kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan 11 Semua transaksi dilayani atau dilaksanakan dengan cepat dan tepat 12 Petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan 13 Kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan 83,9 % Sangat Puas 84,4% Sangat Puas 83,6% Sangat Puas 84,2% Sangat Puas Rata Rata 84,0 % Sangat Puas Assurance (Jaminan) 14 Keamanan di stasiun baik saat antrian di loket dan dalam kereta api khususnya 15 Keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline 16 Membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi 17 Petugas yang menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan 79,3% Puas 86,1 % Sangat Puas 89,0% Sangat Puas 80,9% Sangat Puas Rata Rata Total 83,8 % Sangat Puas Emphaty (Empati)

45 Sangat memperhatikan kepentingan pelanggan 78,0% Puas 19 Kenyamanan didalam stasiun dan kereta api Commuterline 20 Petuugas yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian 79,4% Puas 87,4% Sangat Puas 21 Kemampuan petugas memberikan informasi 88,7% Sangat Puas kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti 22 Petugas memahami kebutuhan pelanggan 90,0% Sangat Puas Rata Rata 84,7% Sangat Puas Rata Rata Total 83,5% Sangat Puas Sumber: Data primer yang telah diolah Dari asumsi bahwa konsumen membandingkan kualitas jasa pada atributatribut relevan dengan standar atau ideal sempurna untuk masing-masing atribut jasa, maka setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program excel, tidak ada satupun dari lima dimensi kualitas jasa yang diukur berhasil mencapai tingkat kesesuaian 100%. Lebih lengkapnya antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen dapat di gambarkan sebagai berikut : 1. Tangibles (Bukti Fisik) Secara keseluruhan dari 4 (empat) indikator pengukuran Tangibles tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan kemampuan petugas dalam melayani pelanggan sudah menepati posisi sangat memuaskan, dengan tingkat kesesuaian 83,6 %.

46 Reliabilitas (Kehandalan) Secara keseluruhan dari 5 (lima) indikator pengukuran Reliabilitas tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan kehandalan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sudah menepati posisi sangat memuaskan, dengan tingkat kesesuaian 88,0 %. 3. Responsiviness (Ketanggapan) Dari 4 (empat) indikator pengukuran yang dilakukan, tingkat kesesuaian mencapai 83,8% dengan penilaian sangat memuaskan. 4. Assurance (Jaminan) Dari 4 (empat) indikator pengukuran yang dilakukan paling rendah pada keamanan distasiun baik saat antri diloket, tingkat kesesuaian hanya mencapai 79,3% dengan penilaian Puas. 5. Emphaty (Empaty) Dari 5 (lima) indikator pengukuran yang dilakukan, tingkat kesesuaian mencapai 90,0 % dengan penilaian sangat memuaskan.

47 129 Dari 22 (Dua Puluh Dua) Indikator yang diukur, maka rata rata tingkat kepentingan dan kepuasan pada pelanggan KRL Commuterline Bogor Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.30 Rata rata Tingkat Kepuasan (Performance) dan tingkat kepentingan (Importance) Performance Importance No Indikator Kepuasan Pelanggan KRL Commuterline Bogor Jakarta (X) (Y) Tangibles (Bukti Fisik) 1. Kemampuan petugas dalam melayani pelanggan ( pada saat memeriksa tiket dilakukan berulang ulang ) 2. Kehandalan fasilitas yang ada distasiun kereta api maupun yang ada didalam kereta api Commuterline 3. Kehandalan peralatan yang ada dalam Commuterline (seperti : ac, tempat duduk dll) 4. Keterampilan petugas kereta api dalam melayani pelanggan 3,34 3,53 3,59 3,53 3,35 3,35 3,39 3,65 Rata Rata Tangibles 3,41 3,51 Reliability (Kehandalan) 5. Kebersihan Stasiun 3,48 3,48 6. Ketepatan petugas dal am memenuhi janji keberangkatan kereta api 7. Kehandalan dalam memberikan pelayanan jasa 3,32 3,

48 Melakukan pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan 9. Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan 3,30 3,32 3,17 3,38 Rata Rata Reliability 3,33 3,42 Responsiviness (Ketanggapan) 10. Kemudahan dalam mendapatkan kejelasan informasi waktu keberangkatan 11. Semua transaksi dilayani atau dilaksanakan dengan cepat dan tepat 12. Petugas bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan 13. Kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan 3,19 3,32 3, , ,31 3,36 Rata Rata Resposiviness 3,30 3,37 Assurance (Jaminan) 14. Keamanan distasiun baik saat antrian di loket 15. Keahlian petugas dalam pemberian layanan kepada pelanggan Commuterline 16. Membuat pelanggan merasa aman pada saat melakukan transaksi 17. Petugas yang menumbuhkan rasa percaya kepada pelanggan 3,23 3,31 3,45 3,43 3, , Rata Rata Assurance 3,33 3,38 Emphaty (Empaty)

49 Sangat memperhatikan kepentingan pelanggan 19. Kenyamanan didalam stasiun dan di kereta api 20. Petugas yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian 3,27 3,36 3,42 3,43 3,18 3, Kemampuan petugas memberikan 3,27 3,31 informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti 22 Petugas memahami kebutuhan pelanggan 3,41 3,51 Rata Rata Emphaty 3,31 3,37 Sumber : Data Primer Diolah 4.5 Importance Performance Analysis Suatu bentuk diagram yang berbagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y).sumbu X akan mengisi skor tingkat kepuasan (performance), sedangkan sumbu Y akan mengisi skor untuk tingkat kepentingan (Importance). Importance Performance Analiysis diperlukan untuk melihat kedudukan 22 atribut kualitas jasa yang diperoleh berdasarkan skor tingkat kepentingan dan skor tingkat kepuasan dari hasil penyebaran kuesioner kepada KRL Commuterline Jurusan Bogor-Jakarta Sehingga perusahaan dapat mengaitkan pentingnya atributatribut tersebut dengan kenyataan yang dirasakan pelanggan dan memungkinkan bagi pihak PT KAI untuk memfokuskan usaha-usaha yang harus dilaksanakan guna perbaikkan berkelanjutan.

50 132 Namun sebelumnya perlu dihitung terlebih dahulu nilai rata-rata dari skor tingkat kepentingan dan skor tingkat kinerja yang akan diplotkan pada diagram kartesius. Hasil perhitungan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan Tingkat Kepuasan (Kinerja) atribut kualitas jasa dapat dilihat pada Tabel Berdasarkan gambar 6 terlihat bahwa letak atribut-atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan tersebar menjadi empat bagian yaitu : kuadran I (Prioritas Utama) kuadran II (Pertahankan Prestasi), kuadran II (Prioritas Rendah) dan kuadran IV (Berlebihan). Gambar 6. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja berdasarkan Important Performance Analysis (Supranto 2001)

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) DISUSUN OLEH: NAMA : ELDA IRAYANI NPM : 12213853 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : ARI W B RAHARJO, Ir. MM U N I V E

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Alur Penelitian Mulai Studi Pustaka Idenifikasi Masalah Pengumpulan Data Data Primer (Data Kuesioner) Data Responden Persepsi Pelanggan Harapan Pelanggan Data Skunder:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan diuraikan tahapan penelitian yang akan dilakukan sebagai pendekatan permasalahaan yang ada dalam menentukan tingkat kepuasan penumpang kereta-api

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSEMEN PENGGUNA JASA TRANSPORTASI KRL(KERETA LISTRIK) BOGOR-JAKARTA DALAM PELAYANAN KERETA listrik COMMUTERLINE

ANALISIS KEPUASAN KONSEMEN PENGGUNA JASA TRANSPORTASI KRL(KERETA LISTRIK) BOGOR-JAKARTA DALAM PELAYANAN KERETA listrik COMMUTERLINE ANALISIS KEPUASAN KONSEMEN PENGGUNA JASA TRANSPORTASI KRL(KERETA LISTRIK) BOGOR-JAKARTA DALAM PELAYANAN KERETA listrik COMMUTERLINE Achpri Merwan Trinata 3EA05 Latar belakang Kereta listrik commuterline

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III - 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agutus 1945, karyawan perusahaan kereta

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP KINERJA PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO) (KRL COMMUTER LINE JAKARTA KOTA BOGOR)

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP KINERJA PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO) (KRL COMMUTER LINE JAKARTA KOTA BOGOR) ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP KINERJA PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO) (KRL COMMUTER LINE JAKARTA KOTA BOGOR) Asteria Elanda Kusumaningrum 1 J. Asfirotun 2 1,2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau BAB IV ANALISA DATA IV.1. Uji Validitas Validitas dan reliabilitas merupakan poin penting dalam sebuah analisa data. Hal itu dilakukan untuk menguji apakah suatu alat ukur atau instrumen penelitian (dalam

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA KERETA API KALIGUNG MAS DALAM MELAYANI PENUMPANG JURUSAN TEGAL SEMARANG

KAJIAN KINERJA KERETA API KALIGUNG MAS DALAM MELAYANI PENUMPANG JURUSAN TEGAL SEMARANG KAJIAN KINERJA KERETA API KALIGUNG MAS DALAM MELAYANI PENUMPANG JURUSAN TEGAL SEMARANG Agus Bambang Siswanto Dosen Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Semarang ABSTRAKSI Salah satu transportasi darat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berkembang saat ini. Di era perkembangan dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berkembang saat ini. Di era perkembangan dan pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi.transportasi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLODI PENELITIAN. mendalam pertanyaan terfokus pada apa sebenarnya, objek penelitian ini? Irawan

BAB III METODOLODI PENELITIAN. mendalam pertanyaan terfokus pada apa sebenarnya, objek penelitian ini? Irawan BAB III METODOLODI PENELITIAN III.1 Jenis Metode Penelitian Jenis metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis dependensi untuk mendapatkan gambaran keterkaitan antara kinerja kerja dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan salah satu masalah terbesar pemerintah pusat dan daerah hingga

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima)

KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima) 1 KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima) Ahmad Afif Afiyat, Bietrix Rosalina, M. Zainul Arifin, Achmad Wicaksono Jurusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Kepuasan Penumpang Dalam Skripsi ini yang dibahas adalah tentang kepuasan penumpang terhadap pelayanan jasa angkutan umum antar kota dalam provinsi. Kepuasan adalah tingkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E 33 BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Kepuasan Penumpang Kepuasan penumpang merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen jasa

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data populasi responden dilakukan pada bulan Desember 2008 Mei 2009. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara, (1) Penyusunan kuesioner (2) Uji validasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI RESPONDEN Penyajian data identifikasi pelanggan PT Pos Indonesia (persero) Kota Metro 34100 pada bagian Pos Kilat Khusus adalah gambaran umum tentang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT KAI Commuter Jabodetabek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT KAI Commuter Jabodetabek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT KAI Commuter Jabodetabek PT. Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (PT. KAI Commuter Jabodetabek) atau biasa disebut PT. KCJ adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Pencarian data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain: a. Buku dan literatur b. Peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia (MetroTv News, 2013). Jumlah penduduk sekarang mencapai +9.604.329 jiwa

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. KERETA API INDONESIA (RUTE BOGOR JAKARTA KOTA)

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. KERETA API INDONESIA (RUTE BOGOR JAKARTA KOTA) TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. KERETA API INDONESIA (RUTE BOGOR JAKARTA KOTA) KHADIJAH NURANI 14209366 BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah sebagian besar

Lebih terperinci

ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK)

ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK) ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK) Elis Pancawati. 1) dan A. A. Gde Kartika. 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Jenis data ini didapat langsung dari sumber utamanya. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. BMI, Tbk memiliki visi, menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional. Visi tersebut harus

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Kuesioner tahap I (Uji Coba) Kuesioner tahap I ini dibagikan kepada 30 responden. Hasil kuesioner yang didapat terhadap penilaian terhadap

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kualitas Kinerja Pelayanan Terminal Seruni Kota Cilegon

Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kualitas Kinerja Pelayanan Terminal Seruni Kota Cilegon Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kualitas Kinerja Pelayanan Terminal Seruni Kota Cilegon Muhamad Haerus Salam 1, Shanti Kirana Anggraeni 2, Nurul Ummi 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kriteria Angkutan Umum Menurut PP No.55 Tahun 2012 tentang kendaraan menyebutkan bahwa pengkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek pengamatan dan penelitian adalah menganalisa tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa yang diberikan di

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2006) hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2006) hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut: BAB VI KSIMPULA DA SARA 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengamatan dan analisis berdasarkan metode Importance Performance Analysis atau Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/Kepuasan Pelanggan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi konseptual, definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi konseptual, definisi operasional, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah sebuah proses yang terdiri dari rangkaian tata cara pengumpulan data, tahap ini diteruskan dengan merekam data di lapangan (Bungin, 2005). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 28 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Setelah melakukan studi literatur, langkah selanjutnya adalah pengambilan data dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh pengunjung Cito

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah hal yang sangat penting untuk menunjang pergerakan manusia dan barang, meningkatnya ekonomi suatu bangsa dipengaruhi oleh sistem transportasi yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya merupakan suatu kondisi yang menguntungkan bagi dunia bisnis di Indonesia. Indikator membaiknya kondisi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, teknik dan sumber. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi. III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar (2008 : 7) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut (Sugiyono2007, p11), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel (hubungan sebab-akibat). Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel (hubungan sebab-akibat). Permasalahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah experimental studies, yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan),

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Menurut sugiyono (2009 : 6) metode survey digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Pos Indonesia 4.1.1. Sejarah Pos Indonesia Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambilalihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap penelitian yang diatur secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap penelitian yang diatur secara BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penelitian Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap penelitian yang diatur secara sistematis sehingga mudah untuk ditelusuri. Pada tahap awal, dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung. III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung. Sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Survey

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Survey BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kean mahasiswa di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu USGJ-PM 05/04. Adapun pihak

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS Ika Setiyaningsih 1, Renaningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dituju untuk melakukan penelitian dalam mengumpulkan data adalah Bank Bukopin cabang Esa Unggul yang bertempat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor paling penting dalam pelayanan kesehatan di RS adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien terpenuhi jika harapan-harapan pasien akan pelayanan

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Berdasarkan UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

BAB III LANDASAN TEORI. Berdasarkan UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kriteria Angkutan Umum Berdasarkan UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan menyatakan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA TESIS PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA WAWAN RIYANTA No. Mhs. 125101818 / PS/MTS PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kepuasan pengguna yang menjadi tujuan dari perusahaan dituangkan dalam strategi dan rencana kerja yang diimplementasikan dalam kegiatan pemasaran dan pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN JASA ANGKUTAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK (STUDI DILAKUKAN PADA STASIUN BEKASI)

ANALISIS DESKRIPTIF KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN JASA ANGKUTAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK (STUDI DILAKUKAN PADA STASIUN BEKASI) ANALISIS DESKRIPTIF KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN JASA ANGKUTAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK (STUDI DILAKUKAN PADA STASIUN BEKASI) Nama : ANDIANI PERTIWI NPM : 10213879 Jurusan : Manajemen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana mobilitas yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana mobilitas yang telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sarana transportasi merupakan sarana mobilitas yang telah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap orang. Di Indonesia sendiri sebagai negara kepulauan, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA TIKET, NILAI PELANGGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK

PENGARUH HARGA TIKET, NILAI PELANGGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK PENGARUH HARGA TIKET, NILAI PELANGGAN, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KRL COMMUTER LINE JABODETABEK Nama NPM : Tresna Samia : 1A214818 Dosen Pembimbing : Dr. Sri Nawangsari SE, MM

Lebih terperinci

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * ** B-1-1 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL SEBAGAI DASAR PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus di P.T. Sumber Bahtera Motor, Yogyakarta) * Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini desain yang dipergunakan adalah riset deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian untuk menguraikan sifat-sifat dari suatu keadaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terkontrol dan empiris. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan teory yang di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terkontrol dan empiris. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan teory yang di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pendekatan yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah bentuk pendekatan kuantitatif yaitu melaksanakan penelitian dengan cara yang sistematis, terkontrol

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI 16209419 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di wifi corner area PT. Telkom Kotabaru milik PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Yogyakarta, dengan objek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang saling bergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDALUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDALUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDALUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di era globalisasi saat ini, semakin banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dan semakin beragam pula jenisnya. Dalam kehidupan masyarakat, transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT. KAI Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian untuk menguraikan sifat-sifat dari suatu keadaan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa kereta api argo gede di Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga, maka

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Rancangan tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Karakteristik pengguna jasa Stasiun Lempuyangan Yogyakarta dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Jenis Kelamin Responden

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Tanggapan terhadap kualitas pelayanan KA Parahyangan dapat disimpulkan cukup

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS 42 BAB III METODE ANALISIS 3.1. Kerangka pikir Dalam persaingan yang semakin tajam diantara bengkel otomotif saat ini, maka kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama dimana tingkat kepentingan dan harapan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Bisnis Online Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan menggunakan jaringan internet, sedangkan informasi yang akan disampaikan atau dijual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Menurut BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)

BAB III LANDASAN TEORI Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Menurut BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Menurut BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) Kondisi Jalan Tol No Indikator Tolok Ukur 1 Kekesatan > 0,33 µm 2 Kerataan IRI < 4 m/km 3 Lubang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis keputusan dan kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jeruk medan dilakukan di Pasar Baru Bogor. Penentuan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : Cut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 23 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penilitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain cross sectional yaitu penelitian yang bertujuan untuk memebrikan gambaran atau seskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahan bakar, hemat lahan, rendah polusi, regulated traffic, relatif aman/

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahan bakar, hemat lahan, rendah polusi, regulated traffic, relatif aman/ 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada sektor jasa saat ini semakin meningkat. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana sebagian besar aktivitas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK 4.1 Analisis Uji Instrumen Penelitian (Pre-test) Pre-test dilakukan untuk menguji pertanyaan dalam bentuk pernyataan yang dijadikan sebagai

Lebih terperinci