LQ45* dalam TMA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LQ45* dalam TMA."

Transkripsi

1 LQ45* dalam TMA Yun Hariadi 1 dan Yohanes Surya 2 1 Dept. Dynamical System Modeling Bandung Fe Institute faust_doktor@yahoo.com 2 Dept. Physics Univ. Pelita Harapan, Board of Advisory Bandung Fe Institute yohaness@centrin.net.id Abstrak. Paper ini menggunakan pendekatan teori matrik acak(tma)/random matrix theory (RMT) untuk menyelidiki perilaku data saham LQ45 *. Hal menarik yang diperoleh dalam paper ini adalah matrik korelasi silang membentuk distribusi normal dengan nilai rata-rata 0.2 dan matrik acak konsisten terhadap distribusi normal denga rata-rata nol. Lebih jauh bahwa distribusi peluang terhadap nilai eigen dari ke dua matrik tersebut mengikuti distribusi normal, dan terdapat sejumlah sedikit nilai eigen dari data saham LQ45 * yang berada jauh diluar rentang nilai eigen matrik acak. Nilai eigen terbesar dari data saham LQ45* memiliki nilai 6.6 kali lebih besar dari maksimal nilai eigen matrik acak. Kata kunci. Teori matrik acak (TMA), saham, nilai eigen, korelasi silang. 1.Pendahuluan Metode utama yang digunakan Teori Matrik Acak (TMA) dalam menyelidiki perilaku data sahan atau keuangan adalah sifat statistika: korelasi silang. Bentuk dasar dari fungsi korelasi adalah fungsi otokorelasi yang mana sifat pengaruh diselidiki didalam satu anggota data dalam satu kelompol.penyelidikan terhadap fungsi otokorelasi telah dilakukan sebelumnya dan cukup berhasil misalnya dengan menggunakan GARCH [1-3] atau menggunakan DFA [4,5]. Korelasi silang berguna dalam optimasi portofolio karena membandingkan antara sifat data saham satu dengan saham lainnya. Ide dasar penggunaan TMA sendiri sebenarnya berasal dari fisika, secara sederhana metode yang digunakan dalam TMA ini adalah membandingkan antara perilaku statistik dari data acak terhadap data yang akan diselidiki. Sejauh mana data yang diamati memiliki kesesuaian dengan data acak, dan sejauh mana data tersebut terpisah dari data acak?. Beberapa penyelidikan terhadap data saham dengan menggunakan TMA telah berhasil dilakukan dengan perolehan hasil yang cukup baik [6-9]. Hal serupa akan dilakukan pada paper ini dengan melakukan penyelidikan terhadap harga saham yang tergabung dalam LQ45. Paper ini tersusun sebagai berikut: bagian ke dua menjelaskan secara singkat dari tahap sederhana terhadap TMA, yang disusul pada bagian ke tiga yaitu simulasi dan analisa, simulasi pada bagian ini terdiri atas dua bagian yaitu simulasi untuk 1

2 mendapatkan matrik korelasi silang dan ke dua simulasi untuk mendapatkan nilai eigen dari matrik simulasi pertama, bagian terakhir merupakan kesimpulan dan kerja lebih jauh. 2.Teori Matrik Acak Teori matrik acak (TMA) pada awalnya berkembang dalam bidang fisika sekitar tahun 50an, pada saat itu digunakan untuk memahami data spektrokospik yang tidak diketahui aturan/hukum interaksi di dalamnya, hadirnya TMA merupakan prediksi terhadap semua kemungkinan interaksi tersebut [6]. Sementara dalam bidang ekonomi, penyelidikan terhadap perilaku data saham dan keuangan membutuhkan perangkat matematika yang cukup bisa menggambarkan tingginya tingkat transaksi tersebut. Transaksi bisa berlangsung beberapa kali dalam satu detik dan yang menarik transaksi tersebut tercatat. Satu hal yang cukup menarik dalam penyelidikan data saham atau keuangan ini adalah penyelidikan sifat statistika, misalnya otokorelasi dan bentuk distribusi peluang. Pada pertengahan 50an berkembang model otokorelasi yang menganggap bahwa data memiliki variansi yang berubah, model otokorelasi ini dikenal sebagai GARCH [1-3], model pendekatan dengan GARCH ini terasa lebih masuk akal dibandingkan model otokorelasi sebelumnya misalnya AR, MA, maupun ARMA yang mengasumsikan bahwa variansi data adalah konstan. Model otokorelasi GARCH ini akan bekerja dengan baik untuk sifat data yang tidak murni acak, sehingga syarat penggunaan GARCH ini adalah adanya jaminan bahwa data tersebut tidak bersifat murni acak. terhadap data saham dan keuangan hal ini bisa terpenuhi [1-2]. Model otokorelasi yang digunakan pada modelmodel tersebut lebih bersifat ke dalam, yang artinya bahwa model otokorelasi tersebut hanya melihat hubungan diantara anggota masing-masing data. Berbeda dengan model otokorelasi sebelumnya, pada TMA otokorelasi yang digunakan adalah model otokorelasi silang, yang berarti bahwa otokorelasi tidak membandingkan antar anggota data, tetapi antar anggota data yang berbeda. Misalnya, jika penyelidikan dalam model-model sebelumnya otokorelasi bertugas mencari bagaimana pengaruh kenaikan harga saham x pada saat t akan mempengaruhi harga saham x pada saat t+k. sedangkan pada model otokorelasi silang pertanyaan tersebut berubah menjadi bagaimana pengaruh perubahan harga saham x pada saat t terhadap perubahan harga saham y pada saat t+k. Selanjutnya, model otokorelasi silang tersebut dituliskan dalam bentuk matrik. Dengan baris maupun kolom mewakili masing-masing nama data saham dari perusahaan yang berbeda sehingga untuk nilai m ij merupakan nilai korelasi antara saham dalam barisi dan saham dalam kolom-j. Ide dasar dari munculnya penggunaan matrik acak adalah untuk membandingkan bagaimana perilaku dari data percobaan tertentu terhadap perilaku dari data acak. yang dalam simulasi ini, perilaku data saham akan dibandingkan dengan perilaku data acak. matrik yang berisi nilai korelasi silang terhadap masing-masing data disebut matrik korelasi silang. 2

3 Penyelidikan terhadap otokorelasi ini memiliki akar sejarah yang panjang sejak penyelidikan Markowitz pada optimasi portofolio [6]. Terlihat dengan jelas bahwa kegunaan yang paling nyata dari model otokorelasi silang ini adalah dalam bidang portofolio, yaitu saat menentukan pasangan saham yang memiliki resiko kecil untuk suatu jangka panjang tertentu. Misalkan terdapat N saham yang berbeda pada saat t yaitu S 1 ( t), S 2 ( t),..., SN ( t ) dalam rentang waktu pengamatan L atau t = 1,2,..., L. Data saham tersebut dirubah menjadi data return, Si ( t+ t) Gi () t ln Si () t (i) Selanjutnya data return ini dinormalkan terhadap standar deviasinya 2 Gi() t Gi gi () t, (ii) σ 2 dengan σ G G, dan fungsi korelasi silang didefinisikan sebagai i i i i C g () t g () t (iii) ij i j dengan sifat 1, korelasi _ sempurna Cij 0, tidak _ berkorelasi 1, anti _ korelasi Persamaan (iii) bisa dituliskan dalam bentuk 1 T C GG (iv) L dengan G { g g g ( j t), j = 1,..., L 1, i= 1,..., N}, sedangkan untuk matrik acak, ij ij i setiap anggota dari matrik di atas dibangkitkan secara acak, hal ini ditulis sebagai 1 T R AA (v) L dengan A adalah matrik yang beranggotakan data acak. baik G maupun A merupakan matrik dengan ukuran N L. 3

4 Simulasi pertama yang akan dilakukan pada paper ini adalah membandingkan bagaimana perilaku data saham dalam hal ini distribusi peluang dari korelasi silang dibandingkan dengan distribusi peluang dari korelasi silang data acak, membandingkan persamaan (iv) dengan persamaan (v). fungsi TMA dalam hal ini sebagai pembanding seberapa dekat atau seberapa terpisah jarak distribusi tersebut terhadap data saham. Selanjutnya pada simulasi ke dua, hasil simulasi pertama dicari nilai eigen yang kemudian dicari bagaimana bentuk distribusi peluang dari nilai eigen tersebut. Hal menarik dari model ini adalah jikan dihubungkan dengan teoerma limit pusat (TLP), yaitu ketika ukuran matrik sedemikian besarnya dan distribusi peluang nilai eigen memiliki sifat universal, hal ini merupakan akibat langsung dari TLP [11]. Untuk matrik yang diperoleh dari persamaan (iv), fungsi kepadatan peluang nilai eigen didefinisikan sebagai N 1 ρ( λ) δ( λ λj ) (vi) N j= 1 dengan λ j menyatakan nilai eigen dari saham-j dan δ nerupakan fungsi Dirac. Apa yang terjadi jika N, L?, Bouchad [11] menunjukkan melalui TLP bahwa akan diperoleh ( )( ) Q λmaks λ λ λmin ρλ ( ) =, (vii) 2 2πσ λ dengan Q = L N dan λ [ λmin, λ maks ] λ maks 2 min σ (1 1/ Q 2 1/ Q) = + ±, (viii) hasil yang diperoleh pada simulasi ini adalah melihat sejauh mana data saham menyimpang terhadap data acak. Sifat statistika dari data yang dimodelkan dalam TMA akan menghasilkan dua hal, yang pertama adalah gangguan dan yang ke dua adalah informasi. Merupakan gangguan jika sifat statistika tersebut sesuai atau mirip dengan perilaku data acak, demikian sebaliknya bahwa data tersebut merupakan informasi jika berada diluar sifat data acak. sehingga penyelidikan tentang data saham dengan menggunakan TMA adalah mencari sejauh mana data saham menyimpang dari data acak. Hal utama yang ingin diperoleh pada RMT adalah membedakan antara informasi yang berguna dan gangguan yang dalam hal ini bisa diketahui melalui nilai eigen dan vektor eigen. cara yang digunakan untuk menentukan prosedur ini adalah melalui perbandingan antara matrik korelasi data saham terhadap matrik korelasi data acak. sejauh mana penyimpangan yang terjadi merupakan petunjuk bahwa informasi dari data merupakan informasi yang berguna, validitas metode RMT dari nilai eigen yang 4

5 merupakan hasil dari matrik korelasi silang. simpangan terhadap RMT merupakan informasi yang tidak bisa dijelaskan dari model acak [7]. Beberapa penyelidikan terhdapap 1000 perusahan terbesar di US selama dua tahun menunjukkan adanya kesesuaian anatara sebagian besar nilai eigen terhadap matrik acak meski ada sedikit penyimpangan terhadap nilai eigen yang paling besar [7]. Simulasi berikut ini merupakan penyelidikan terhadap saham di Indonesia yang tercatat dalam LQ45. 3.Simulasi dan Analisa Simulasi yang dilakukan berikut ini menggunakan data saham LQ45, namun dari data saham LQ45 tidak semuannya memiliki data yang lengkap pada tanggal s/d , sehingga data yang digunakan terbatas pada data yang lengkap saja yaitu hanya melibatkan 36 saham dari 45 saham yang tercatat pada saham LQ45, pada paper ini ditulis sebagai data saham LQ45*. Bagian pertama dari simulasi ini adalah mencari matrik korelasi dari data return saham, seperti biasa dalam simulasi deret waktu terhadap data keuangan atau saham data semula dirubah menjadi data return untuk mendapatkan distribusi peluang yang mendekati normal [2,3]. Pentingnya sifat statistika dari otokorelasi untuk melihat keterhubungan antar data saham, dalam simulasi ini melibatkan sejumlah data saham yang berbeda yang dituliskan dalam bentuk matrik dan dikenal sebagai matrik korelasi silang. Gambar 1 Kedua kurva mewakili bentuk distribusi peluang yang berbeda dari data saham LQ45* dan data acak, terlihat bahwa distribusi peluang dari korelasi silang data acak konsisten terhadap distribusi normal. 5

6 Meski terlihat bahwa distribusi peluang korelasi silang data saham LQ45* tidak tepat mengikuti distribusi normal dibandingkan data acak, tetapi secara umum bentuk distribusi tersebut dekat dengan distribusi normal dengan rata-rata mendekati 0.2, hal ini memberi informasi bahwa data saham LQ45* memiliki peluang yang lebih besar untuk berkorelasi positif, yang berarti akan muncul sejumlah keterhubungan secara positif diantara harga saham dalam LQ45* tersebut, sehingga kenaikkan satu harga saham akan memiliki pengaruh positif terhadap harga saham lain. Juga terlihat bahwa munculnya kemungkinan korelasi mutlak (C ij =1) dan anti korelasi (C ij =-1) hampir mustahil setidaknya jika dibandingkan dengan munculnya sifat tak berkorelasi (C ij =0). Namun secara umum perilaku data saham tersebut memiliki korelasi yang lemah hal ini ditunjukkan oleh kecenderungan data yang mengumpul pada 0.2 yang lebih dekat pada C ij =0 daripada C ij =1. Permasalahan di sini bisa berkembang menjadi, apa hubungan korelasi silang antara saham A dan saham B jika keduanya tercatat dalam saham LQ45*?. Dari gambar 1, belum terlihat secara jelas bagaimana peran data acak dalam membangun hubungan antara data saham dengan data acak itu sendiri, dari simulasi di atas yang menggunakan sifat statistika korelasi silang tidak mampu menunjukkan hubungan antar kedua data yang berbeda tersebut. Data acak masih menunjukkan sifat khasnya yaitu memiliki bentuk distribusi yang mendekati distribusi normal. Bagian kedua simulasi ini memberi peran yang lebih jelas terhadap matrik acak dalam membangun hubungan dengan data saham. Jika simulasi pertama menyelediki sifat statistika distribusi peluang korelasi silang yang ternyata tidak mampu menunjukkan hubungan yang cukup berarti terhadap data saham, pada simulasi kedua berikut ini sifat statistika yang diamati dikembangkan lebih lanjut menjadi distribusi peluang dari nilai eigen matrik korelasi. Secara sederhana simulasi kedua ini mecari nilai eigen dari hasil yang diperoleh pada simulasi pertama, yang selanjutnya akan digunakan untuk menyusun distribusi peluang dari nilai eigen tersebut. Hasil simulasi kedua yang ditunjukkan oleh gambar 2 memperlihatkan bahwa hasil yang diperoleh pada simulasi ini cukup baik dibandingkan dengan simulasi pertama dari segi sebaran distribusi peluang. Hal ini terlihat adanya kedekatan antara jarak kedua distribusi tersebut meski keduanya memiliki sumber data yang berbeda. Meski keduanya tidak tepat memiliki bentuk distribusi normal tetapi keduannya menunjukkan adanya bentuk distribusi yang mirip. Apa informasi yang disampaikan oleh kenyataan ini?. Lebih jauh tidak semua dari nilai eigen ini tercakup dalam lingkup nilai eigen data matrik acak, hal ini ditunjukkan pada gambar inset bahwa terdapat sejumlah nilai eigen yang jauh melebihi nilai eigen dari matrik acak. Berdasarkan pendekatan persamaan 6

7 [viii], dengan nilai L=1020 dan N=36, maka nilai eigen matrik korelasi dari data saham akan berada pada selang (0.6596,1.4110), nilai eigen yang berada diluar rentang tersebut memberi informasi bahwa bahwa saham dengan nilai tersebut berada dalam wilayah yang teratur dan tergolong dalam kelompok informasi yang berguna jika dibandingkan dengan data yang memiliki nilai eigen di dalam selang nilai eigen matrik acak yang termasuk dalam kelompok gangguan/noise. Gambar 2 Dibandingkan dengan gambar 1, distribusi nilai eigen data saham LQ45* memiliki jarak yang relatif kecil terhadap distribusi nilai eigen matrik acak, juga terlihat bahwa nilai eigen terbesar dari data saham memiliki nilai kali lebih besar dari nilai eigen terbesar dari matrik acak (gambar inset). 4.Kesimpulan Dua simulasi yang berbeda pada paper ini menunjukkan peran matrik acak sebagai model terhadap data saham LQ45*. Simulasi pertama mampu menunjukkan bahwa bentuk distribusi dari matrik korelasi silang dari data saham LQ45* memiliki bentuk yang serupa dengan distribusi normal meski memiliki rata-rata 0.2, sementara untuk data acak memiliki distribusi yang konsisten dengan distribusi normal dengan ratarata nol. Sedangkan simulasi kedua mampu menampilkan peran yang cukup penting dari matrik acak sebagai pendekatan terhadap data saham LQ45*, hal ini terlihat dari bentuk distribusi peluang untuk nilai eigen dari masing-masing matrik korelasi silang. Bentuk distribusi dari simulasi kedua ini mirip distribusi normal untuk kedua macam data yang 7

8 berbeda tersebut (data saham dan data acak). sementara untuk nilai terbesar dari nilai eigen data saham adalah kali nilai eigen terbesar matrik acak. nilai yang berada di luar rentang nilai eigen data acak merupakan kelompok informasi yang berguna dibanding dengan nilai eigen yang terdapat dalam selang, hal yang terakhir tersebut disebut dengan gangguan. Kerja lebih Jauh dan Pengakuan Perlu melibatkan data yang lebih banyak dan lebih panjang untuk memenuhi syarat dalam penerapan TLP, misalnya data IHSG. Distribusi peluang tidak hanya dikembangkan terhadap nilai eigen tetapi juga terhadap vektor eigen, termasuk juga terhadap selisih nilai eigen. Penulis menyampaikan terimakasih kepada Lembaga Fisika Indonesia atas bantuan dana dan Yohanis atas penyediaan data saham. Daftar Pustaka 1. Hariadi, Yun & Surya, Yohanes. Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan: Volatilitas dalam GARCH(1,1). Working Paper WPF2003. Bandung Fe Institute. 2. Hariadi, Yun & Surya, Yohanes. Peramalan dalam Selang GARCH(1,1). Working Paper WPH2003. Bandung Fe Institute. 3. Lo, M.S. Generalized Autoregressive Conditional Heteroscescedastic Time Series Model. A Project Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for Degree of Master of Science. Simon Fraser University Hariadi, Yun & Surya, Yohanes. DFA pada Saham. Working Paper WPB2004. Bandung Fe Institute. 5. Hu, K., Ivanov, P.Ch., Chen, Z., Carpena, P., Stanley, H.E. Effect of trend on Detrended Fluctuation Analysis. Physical Review E 64: Plerou, V., Gopikrishnan, P., Rosenow, B. Amaral, L.A.N, Guhr, T., Stanley, H.E. Random matrix approach to cross correlations in financial data. Physical Review E, Vol.65, Plerou, V., Gopikrishnan, P., Rosenow, B. Amaral, Stanley, H.E. Universal and Nonuniversal Properties of Cross Correlations in Financial Time Series. Physical Review Letters. Vol.83.Num Burda, Z.& Jurkiewicz, J. Signal and Noise in Financial Correlation Matrices. Preprint submitted to Elsevier Science. arxiv:cond-mat/ v2. 9. Utsugi, A., Ino, K., Oshikawa, M. Random Matrix Theory of Cross Correlations in Financial Markets.arXiv:cond-mat/ v Forresters, P.J., Snaith, N.C., Verbaarschot, J,J,M, Developments in Random Matrix Theory. arxiv:cond-mat/ v Bouchaud, J.P.m Potters, M, Theory of Financial Risk. Crambidge University Press

9 PETUNJUK PENGGUNAAN DOKUMEN BFI 1. Tentang Dokumen Dokumen ini adalah hasil riset sebagai sikap umum dari Bandung Fe Institute (BFI). Dokumen ini telah melalui proses seleksi dan penjurian yang dilakukan oleh Board of Science BFI bersama dengan penulisnya dan beberapa narasumber terkait. Tanggung jawab terhadap kesalahan yang mungkin terdapat dalam isi dari masing-masing makalah berada di tangan penulisnya. Segala bentuk usulan perbaikan, tambahan analisis, maupun penerapan harus dilakukan dengan konsultasi dengan penulis bersangkutan melalui Kantor Administrasi BFI (alamat di bawah). 2. Tentang Ketersediaan & Penggunaan Dokumen Dokumen ini disediakan secara gratis dalam bentuk kopi elektronis yang dapat diakses melalui alamat web: Siapapun yang berkeinginan untuk melihat dan memiliki kopi elektronis dari dokumen ini dapat memperolehnya secara gratis dengan men-download dari alamat tersebut. Dokumen yang di-download dapat diperbanyak, didistribusikan, ataupun dikutip untuk penggunaan non-komersil, pengayaan riset ilmiah, dan keperluan pendidikan tanpa perlu meminta izin tertulis dari BFI. Khusus untuk pengutipan, dapat dilakukan tanpa izin tertulis dari BFI namun harus menyebutkan dengan baik sumber kutipan, meliputi nama penulis, nomor seri dokumen, penerbit BFI Press, dan tahun penerbitan sesuai dengan standar penulisan bibliografi di mana kutipan dilakukan. Hard-Copy dari dokumen ini dapat diperoleh dengan permintaan tertulis kepada Kantor Administrasi BFI pada alamat di bawah. Hard-Copy dapat diperoleh dengan membayar uang pengganti cetak dokumen. Hard-Copy dapat diperbanyak, didistribusikan, ataupun dikutip untuk penggunaan non-komersil, pengayaan riset ilmiah, dan keperluan pendidikan tanpa perlu meminta izin tertulis dari BFI. Khusus untuk pengutipan, dapat dilakukan tanpa izin tertulis dari BFI namun harus menyebutkan dengan baik sumber kutipan, meliputi nama penulis, nomor seri dokumen, penerbit BFI Press, dan tahun penerbitan sesuai dengan standar penulisan bibliografi di mana kutipan dilakukan. Segala kebijakan teknis, implementasi apapun yang dilakukan berdasarkan usulan teknis dari dokumen ini tanpa melalui koordinasi langsung di bawah arahan peneliti BFI yang bersangkutan dan tanpa melalui persetujuan dengan kantor administrasi BFI bukan merupakan tanggung jawab BFI sebagai institusi ataupun peneliti yang bersangkutan secara individual. Hak-hak intelektual BFI dan penelitinya dilindungi oleh undang-undang. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut di atas adalah bentuk pelanggaran hukum dan mendapat ancaman hukuman/sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut hubungi Kantor Administrasi BFI dengan alamat: BANDUNG FE INSTITUTE Jl. Cemara 63 Bandung JAWA BARAT INDONESIA URL: Mail: Ph./Fax.:

Peramalan dalam Selang GARCH(1,1)

Peramalan dalam Selang GARCH(1,1) WORKING PAPER WPH2003 Peramalan dalam Selang GARCH(1,1) BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia Peramalan dalam Selang GARCH(1,1) Yohanes Surya 1 dan Yun Hariadi 2 Absrtak Hasil

Lebih terperinci

Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan Volatilitas dalam GARCH (1,1)

Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan Volatilitas dalam GARCH (1,1) WORKING PAPER WPF003 Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan Volatilitas dalam GARCH (1,1) BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan

Lebih terperinci

WORKING PAPER WPB2004. DFA Pada Saham. BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia.

WORKING PAPER WPB2004. DFA Pada Saham. BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia. WORKING PAPER WPB2004 DFA Pada Saham BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia http://www.bandungfe.scripterz.org DFA Pada Saham Yohanes Surya 1,Yun Hariadi 2 Abstrak Data return

Lebih terperinci

Multifraktal TELKOM, INDOSAT, HMSP WORKING PAPER WPT2003. BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia

Multifraktal TELKOM, INDOSAT, HMSP WORKING PAPER WPT2003. BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia WORKING PAPER WPT2003 Multifraktal TELKOM, INDOSAT, HMSP BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia http://www.bandungfe.scripterz.org $ Multifraktal: Telkom, Indosat, dan HMSP

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

Analisis Teori Matrik Acak untuk data Saham dan IHSG

Analisis Teori Matrik Acak untuk data Saham dan IHSG Analisis Teori Matrik Acak untuk data Saham dan IHSG Yun Hariadi Dept. Dynamical System Bandung Fe Institute Abstrak Melalui teori matrik acak paper ini memfokuskan pada perilaku vektor eigen pada saat

Lebih terperinci

Karakteristik pada sekitar Tindak Pengawasan

Karakteristik pada sekitar Tindak Pengawasan Karakteristik pada sekitar Tindak Pengawasan Yun Hariadi Dept. Dynamical System Modeling Bandung Fe Institute yh@dynsys.bandungfe.net Abstrak Bursa Efek Jakarta melakukan tindak pengawasan terhadap emiten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena terkadang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak

Lebih terperinci

PERSEPSI JARING SARAF PADA PETA POINCARE KEUANGAN

PERSEPSI JARING SARAF PADA PETA POINCARE KEUANGAN WORKING PAPER WPG2003 PERSEPSI JARING SARAF PADA PETA POINCARE KEUANGAN BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia PERSEPSI JARING SARAF PADA PETA POINCARE KEUANGAN Yohanes Surya

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

Namun peramalan bukanlah sekadar mistis atau

Namun peramalan bukanlah sekadar mistis atau Deni Khanafiah Scholar Bidang Evolusi Sistem Sosial Bandung Fe Institute Peramalan merupakan suatu kegiatan yang seringkali dikaitkan dengan sesuatu yang berbau mistis atau supranatural. Ingatan kita mungkin

Lebih terperinci

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 2 (2013), hal 71 78. TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari

Lebih terperinci

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU Asep Saefuddin, Anang Kurnia dan Sutriyati Departemen Statistika FMIPA IPB Ringkasan Data deret waktu pada bidang keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

Penggunaan Fuzzy Cognitive Mapping Dalam Konstruksi Analisis Sosial

Penggunaan Fuzzy Cognitive Mapping Dalam Konstruksi Analisis Sosial Penggunaan Fuzzy Cognitive Mapping Dalam Konstruksi Analisis Sosial Hokky Situngkir (quicchote@yahoo.com) Bandung Fe Institute Abstrak Makalah ini membedah teknik pemodelan berdasarkan logika dan himpunan

Lebih terperinci

EFFICIENT FRONTIER. Efficient Frontier. 3.3 x Return Simulasi Monte Carlo EWMA GARCH Markowitz 2.8

EFFICIENT FRONTIER. Efficient Frontier. 3.3 x Return Simulasi Monte Carlo EWMA GARCH Markowitz 2.8 EFFICIENT FRONTIER 3.3 x 10-3 Efficient Frontier 3.2 3.1 Return 3 2.9 2.8 Simulasi Monte Carlo EWMA GARCH Markowitz 2.7 0.0158 0.016 0.0162 0.0164 0.0166 0.0168 0.017 0.0172 0.0174 0.0176 Risk 1. Dalam

Lebih terperinci

ANTARA SAHAM LIKUID DAN TAK LIKUID DI BURSA EFEK JAKARTA PERSPEKTIF MEKANIKA STATISTIKA

ANTARA SAHAM LIKUID DAN TAK LIKUID DI BURSA EFEK JAKARTA PERSPEKTIF MEKANIKA STATISTIKA ANTARA SAHAM LIKUID DAN TAK LIKUID DI BURSA EFEK JAKARTA PERSPEKTIF MEKANIKA STATISTIKA Hokky Situngkir (hs@compsoc.bandungfe.net) Yun Hariadi (yh@dynsys.bandungfe.net) Yohanes Surya (yohaness@centrin.net.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi berkaitan dengan penempatan dana ke dalam bentuk aset yang lain selama periode tertentu dengan harapan tertentu. Aset yang menjadi objek investasi seseorang

Lebih terperinci

MA6281 Analisis Data dengan Copula Bab 1: Fungsi distribus. Bab 2: Data dan volatilitas Bab 3: Konsep Copula

MA6281 Analisis Data dengan Copula Bab 1: Fungsi distribus. Bab 2: Data dan volatilitas Bab 3: Konsep Copula MA6281 Analisis Data dengan Copula Bab 1: Fungsi distribusi bivariat Bab 2: Data dan volatilitas Bab 3: Konsep Copula Dependency is not necessarily bad Data risiko operasional Ilustrasi Data risiko operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan peramalan

Lebih terperinci

Value at Risk yang memperhatikan sifat statistika distribusi return

Value at Risk yang memperhatikan sifat statistika distribusi return MPRA Munich Personal RePEc Archive Value at Risk yang memperhatikan sifat statistika distribusi return Hokky Situngkir Bandung Fe Institute 27 April 2006 Online at https://mpra.ub.uni-muenchen.de/895/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan

MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan Referensi: Taylor (2008), Modeling Financial Time Series Tsay (2005), Analysis of Financial Time Series Silabus: Return, volatilitas dan distribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini dikaji mengenai nilai ekspektasi saham pada jatuh tempo, persamaan nilai portofolio, penentuan model Black-Scholes harga opsi beli tipe Eropa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data time series merupakan serangkaian data pengamatan yang berasal dari satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan interval

Lebih terperinci

PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH

PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH Universitas Negeri Malang E-mail: abiyaniprisca@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model peramalan terbaik dari data

Lebih terperinci

3 Kesimpulan. 4 Daftar Pustaka

3 Kesimpulan. 4 Daftar Pustaka Litterman-2. Keuntungan aktual maksimal kedua kinerja Black Litterman ternyata terjadi pada waktu yang sama yaitu tanggal 19 Februari 2013. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembentukan portofolio dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam analisis perekonomian, ketersediaan data yang sesuai sangat mempengaruhi hasil analisis yang diperlukan. Data yang biasa digunakan dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

Metode Resampled Efficient Frontier Mean Variance Simulasi Montecarlo Untuk Pemilihan Bobot Portofolio

Metode Resampled Efficient Frontier Mean Variance Simulasi Montecarlo Untuk Pemilihan Bobot Portofolio METODE RESAMPLED EFFICIENT FRONTIER MEAN VARIANCE SIMULASI MONTECARLO UNTUK PEMILIHAN BOBOT PORTOFOLIO Anita Andriani D3 Manajemen Informatika, Universitas Hasyim Asy ari Tebuireng Jombang Email: anita.unhasy@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Value at Risk (VaR) telah menjadi ukuran standar dalam resiko pasar di

BAB I PENDAHULUAN. Value at Risk (VaR) telah menjadi ukuran standar dalam resiko pasar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Value at Risk (VaR) telah menjadi ukuran standar dalam resiko pasar di lembaga-lembaga keuangan seperti bank. Alasan utama mengapa VaR begitu populer adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian Efficient Market Hypothesis dan Fractal Market Hypothesis terhadap perilaku return harian indeks LQ45 dan saham-saham perbankan yang tergabung dalam LQ45

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah uang atau dana yang dilakukan pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim,

Lebih terperinci

ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK

ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK Kharisma Yusea Kristaksa ) Hanna Arini Parhusip ), dan Bambang Susanto 3) ) Mahasiswa Program Studi Matematika ) 3) Dosen Program Studi Matematika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: Nurkhoiriyah 1205100050 Dosen pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah salah satu input penting bagi para manajer dalam proses pengambilan keputusan investasi. Dalam proses peramalan dapat disadari bahwa sering terjadi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, pasar modal mulai menunjukkan peranan penting dalam menggerakkan dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang

Lebih terperinci

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH.

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH. BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) 3.1. Model TARCH Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH. Pada proses ini nilai residu yang lebih kecil dari nol

Lebih terperinci

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS S-9 PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si Jurusan Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH

MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH INTAN AWYA WAHARIKA 1, KOMANG DHARMAWAN 2, NI MADE ASIH 3 1, 2, 3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Ekonofisika dalam Basel II

Kerangka Kerja Ekonofisika dalam Basel II MPRA Munich Personal RePEc Archive Kerangka Kerja Ekonofisika dalam Basel II Hokky Situngkir and Yohanes Surya Bandung Fe Institute 7. June 2006 Online at http://mpra.ub.uni-muenchen.de/896/ MPRA Paper

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Firdi Mulia - 13507045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC)

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) Radite Astana Murti 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat. Hal ini mendorong manusia untuk terus berupaya memanfaatkan kemajuan teknologi di antaranya diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Time Series atau deret waktu merupakan barisan suatu nilai pengamatan yang diukur dalam rentang waktu tertentu dalam interval waktu yang sama. Analisis data deret waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instrumen keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar modal diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen lainnya. Saham merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif, karena tujuan penelitian

Lebih terperinci

(A.3) PENDEKATAN MULTIFAKTOR UNTUK OPTIMISASI PORTOFOLIO INVESTASI DI BAWAH VALUE-AT-RISK

(A.3) PENDEKATAN MULTIFAKTOR UNTUK OPTIMISASI PORTOFOLIO INVESTASI DI BAWAH VALUE-AT-RISK (A.3) ENDEKAAN MULIFAKOR UNUK OIMISASI OROFOLIO INVESASI DI BAWAH VALUE-A-RISK ABSRAK Betty Subartini, Lily Dwi Noviyanti, F. Sukono Jurusan Matematika FMIA Universitas adjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pergerakan Harga Saham Pergerakan harga harian indeks LQ45 dan lima saham perbankan yang termasuk dalam kelompok LQ45 selama periode penelitian ditampilkan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti seseorang berinvestasi pada suatu perusahaan. Harga saham selalu mengalami perubahan harga atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama sebagai salah satu faktor dalam pengambilan keputusan. Peramalan biasanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

Pemodelan Klaim Yang Melebihi Threshold Random Untuk Dua Portofolio Asuransi Yang Saling Bebas

Pemodelan Klaim Yang Melebihi Threshold Random Untuk Dua Portofolio Asuransi Yang Saling Bebas ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 1289 Pemodelan Klaim Yang Melebihi Threshold Random Untuk Dua Portofolio Asuransi Yang Saling Bebas Syaifrijal Zirkon Radion Prodi

Lebih terperinci

MODEL PREDIKSI DENGAN BINOMIAL POISSON INAR(1) DAN TRINOMIAL POISSON INAR(2)

MODEL PREDIKSI DENGAN BINOMIAL POISSON INAR(1) DAN TRINOMIAL POISSON INAR(2) Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 36-41 MODEL PREDIKSI DENGAN BINOMIAL POISSON INAR(1) DAN TRINOMIAL POISSON INAR(2)

Lebih terperinci

AUTOKORELASI PADA BAGAN KENDALI

AUTOKORELASI PADA BAGAN KENDALI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 88 96 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND AUTOKORELASI PADA BAGAN KENDALI NILA CHOIROTUNNISA, MAIYASTRI, YUDIANTRI ASDI Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtun waktu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data

Lebih terperinci

Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH

Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH 6 Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data Identifikasi model ARCH Pendugaan parameter dan pemilihan model ARCH/GARCH Uji pengaruh asimetrik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP ( ( ) )

BAB V PENUTUP ( ( ) ) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penentuan harga opsi Asia menggunakan rata-rata Aritmatik melalui Simulasi Monte Carlo dapat dinyatakan sebagai berikut. ( ( ) ) ( ( ) ) dimana merupakan harga opsi Call Asia

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO 1 e-jurnal Matematika Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO WAYAN ARTHINI 1, KOMANG DHARMAWAN 2, LUH PUTU IDA HARINI 3 1, 2,

Lebih terperinci

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL 3.1 Capital Asset Pricing Model Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner dan Mossin pada tahun 1964 hingga 1966. Capital assets pricing model merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari sering dijumpai data time series yang terdiri dari beberapa variabel yang saling terkait yang dinamakan dengan data time series

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

Analisis Harga Saham Properti di Indonesia menggunakan metode GARCH

Analisis Harga Saham Properti di Indonesia menggunakan metode GARCH Analisis Harga Saham Properti di Indonesia menggunakan metode GARCH Dhafinta Widyasaraswati1,a), Acep Purqon1,b) 1 Laboratorium Fisika Bumi, Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Normal Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang

Lebih terperinci

ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK

ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK Salatiga, 5 Juni 23, Vol 4, No., ISSN:287 922 ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK Kharisma Yusea Kristaksa ) Hanna Arini Parhusip 2), dan Bambang Susanto 3) ) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

METODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1

METODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1 Media Informatika Vol. 5 No. 1 (2006) METODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1 Ekabrata Yudhistyra Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

MODEL BLACK LITTERMAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SAMPLING

MODEL BLACK LITTERMAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SAMPLING Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 MODEL BLACK LITTERMAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SAMPLING Retno Subekti Jurusan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian Chapter 2007 Laboratorium 1 Ekonomi & Koperasi Publishing Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Regression, Causalitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Abdul Halim, 2005 : 4). Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (Abdul Halim, 2005 : 4). Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investasi pada hakikatnya merupakan komitmen terhadap sejumlah sumber daya pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (Abdul

Lebih terperinci

BAB III ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (APARCH) Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity

BAB III ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (APARCH) Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity BAB III ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (APARCH) 3.1 Proses APARCH Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (APARCH) diperkenalkan oleh Ding, Granger

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE FUZZY REGRESI BERGANDA. Ristauli Pakpahan, Tulus, Marihat Situmorang

PREDIKSI KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE FUZZY REGRESI BERGANDA. Ristauli Pakpahan, Tulus, Marihat Situmorang Saintia Matematika Vol 1, No 4 (2013), pp 313 324 PREDIKSI KEBUTUHAN BERAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013-2015 DENGAN METODE FUZZY REGRESI BERGANDA Ristauli Pakpahan, Tulus, Marihat Situmorang Abstrak

Lebih terperinci

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya PEMODELAN RETURN IHSG PERIODE 15 SEPTEMBER 1998 13 SEPTEMBER 2013 MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (TGARCH(1,1)) DENGAN DUA THRESHOLD Suma Suci Sholihah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter,

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter, yaitu mean dan standar deviasi harga aset tersebut. Dalam bahasa keuangan, standar deviasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Oleh RETNO HESTININGTYAS M0106061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO

PERHITUNGAN VALUE AT RISK PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO PERHITUNGAN VALUE AT RISK PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO Adilla Chandra 1*, Johannes Kho 2, Musraini M 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO

PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO PERHITUNGAN VaR PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN DATA HISTORIS DAN DATA SIMULASI MONTE CARLO WAYAN ARTHINI 1, KOMANG DHARMAWAN 2, LUH PUTU IDA HARINI 3 1, 2, 3 Jurusan Matematika FMIPA Universtitas Udayana,

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA Vivi Rizky Aristina Suwardi, Sugiyanto, dan Supriyadi

Lebih terperinci

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Investasi merupakan penanaman dana pada salah stau atau lebih obyek investasi yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Reilly

Lebih terperinci

Adapun rumus matematis dari analisa regresi linier yaitu : y = A 0 + B 0 X + ε Dimana : y = Variable dependent ( variable yang akan diprediksi ) A 0 =

Adapun rumus matematis dari analisa regresi linier yaitu : y = A 0 + B 0 X + ε Dimana : y = Variable dependent ( variable yang akan diprediksi ) A 0 = PREDIKSI NILAI SAHAM MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN GENETIK DAN PEMROGRAMAN EKSPRESI GEN Aris Sularno Jurusan Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia Abstrak Prediksi harga

Lebih terperinci

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu data saham Astra Internasional Tbk tanggal 2 Januari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

Seminar Hasil. Disusun oleh: Inayatus Sholichah. Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Dr. Suhartono, M.Sc

Seminar Hasil. Disusun oleh: Inayatus Sholichah. Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Dr. Suhartono, M.Sc Seminar Hasil Analisis Volatilitas dan Value at Risk pada Saham Blue Chip dengan Metode ARCH- GARCH. Disusun oleh: Inayatus Sholichah Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Dr. Suhartono, M.Sc

Lebih terperinci

Daftar lsi BAB 2 MEMPERSIAPKAN DATA... 15

Daftar lsi BAB 2 MEMPERSIAPKAN DATA... 15 Daftar lsi Tentang Penulis... Kata Pengantar... Daftar lsi... iii vii xv BAB 1 PENDAHUlUAN... 1 1. 1. Pendahuluan...... 1 1.2. Keuangan Modern... 2 1.3. Teori Portofolio Modern... 3 1.4. Teori Portofolio

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Holtikultura

Lebih terperinci

PENENTUAN VALUE AT RISK

PENENTUAN VALUE AT RISK PENENTUAN VALUE AT RISK SAHAM KIMIA FARMA PUSAT MELALUI PENDEKATAN DISTRIBUSI PARETO TERAMPAT (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Harian Kimia Farma Pusat Periode Oktober 2009 September 2014) SKRIPSI

Lebih terperinci

Teknik Ensemble dengan Additive Noise pada Estimasi Parameter Model Autoregressive Spasial

Teknik Ensemble dengan Additive Noise pada Estimasi Parameter Model Autoregressive Spasial SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Teknik Ensemble dengan Additive Noise pada Estimasi Parameter Model Autoregressive Spasial Sulistiyaningsih 1, Dewi Retno Sari Saputro 2, Purnami Widyaningsih

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahan dengan menggunakan laporan keuangan tahunan (annual report) pada tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci

TEORI DASAR DERET WAKTU M A T O P I K D A L A M S T A T I S T I K A II 22 J A N U A R I 2015 U T R I W E N I M U K H A I Y A R

TEORI DASAR DERET WAKTU M A T O P I K D A L A M S T A T I S T I K A II 22 J A N U A R I 2015 U T R I W E N I M U K H A I Y A R TEORI DASAR DERET WAKTU M A 5 2 8 3 T O P I K D A L A M S T A T I S T I K A II 22 J A N U A R I 2015 U T R I W E N I M U K H A I Y A R DERET WAKTU Deret waktu sendiri tidak lain adalah himpunan pengamatan

Lebih terperinci