Multifraktal TELKOM, INDOSAT, HMSP WORKING PAPER WPT2003. BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Multifraktal TELKOM, INDOSAT, HMSP WORKING PAPER WPT2003. BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia"

Transkripsi

1 WORKING PAPER WPT2003 Multifraktal TELKOM, INDOSAT, HMSP BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia $

2 Multifraktal: Telkom, Indosat, dan HMSP Yun Hariadi dan Yohanes Surya Bandung Fe Institute Abstrak. Paper ini menggunakan analisa R/S untuk mendapatkan eksponen Hurst beserta dimensi fraktal dari data return saham Telkom, Indosat, dan HMSP. Selanjutnya eksponen Hurst digunakan untuk melihat apakah data return saham tersebut bersifat multifraktal, atau memiliki gerak Brown, atau gerak Brown sebagian. Hal yang diperoleh dari paper ini adalah, ketiga data saham memiliki memori pendek yang artinya tidak bertahan pada trend yang panjang dan bersifat multifraktal. Kata kunci: analisa R/S, eksponen Hurst, multifraktal, gerak Brown, gerak Brown sebagian. 1. Pendahuluan Tahap awal meramal data yang terselang dalam urutan waktu dengan tingkat perubahan/volatilitas tinggi membutuhkan sebuah perangkat untuk menentukan apakah data tersebut memiliki hubungan terhadap data sebelumnya. Hubungan yang terjalin tersebut bisa diartikan, apakah perubahan data pada saat t dipengaruhi oleh perubahan data pada saat t-1, lebih umum, apakah perubahan data pada saat t dipengaruhi oleh perubahan data pada saat t-k. lebih dari itu, apakan hubungan yang terbentuk, katakanlah trend memiliki pengaruh terhadap trend di waktu yang akan datang dan jika memiliki hubungan bagaimana hubungan itu terbentuk?. Beberapa perangkat statistik telah dikembangkan untuk mengukur tingkat pengaruh diantara data, salah satu perangkat yang telah berkembang cukup lama adalah model otokorelasi. Dalam perkembangan lebih lanjut model dasar ini dikembangkan dengan memperhatikan selang waktu. Data tidak lagi dianggap sebagai satu kelompok yang utuh, tetapi dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Keuntungan dalam model ini adalah terhindar prasangka awal, bahwa seperangkat data dalam satu selang waktu memiliki karakteristik yang sama, misalnya nilai rata-rata. Dengan dipecahnya data menjadi beberapa kelompok data, memungkinkan untuk memperlakukan data secara lebih unik. Modifikasi data yang akan digunakan pada analisa ini, bukanlah pada data awal/data nilai saham, tetapi terhadap data return. Salah satu alasan penggunaan data return karena model analisa R/S menggunakan pendekatan model distribusi power law, sedangkan sifat distribusi return adalah bukan normal(not normal) tapi lebih pada model distribusi dengan ekor gemuk (Razdan, 2002). 1

3 Analisa R/S digunakan untuk menghasilkan eksponen Hurst, yang akan dikembangkan lebih lanjut untuk menyelidiki sifat multifraktal dalam data deret waktu. Telah banyak diyakini bahwa data return akan memiliki sifat multifraktal (Turiel, A.,2002). Sifat multifraktal ini penting untuk memperlihatkan pola selft-similarity dalam data deret waktu. Hal ini makin menegaskan bahwa perubahan nilai data dengan volatilitas tinggi tidaklah sepenuhnya acak. Paper ini disusun sebagai berikut: bagian ke dua paper ini menjelaskan eksponen Hurst dan hubungannya dengan sifat multifraktal, pada bagian ke tiga paper ini dilakukan simulasi terhadap data saham Telkom, Indosat, dan HMSP, dan diakhiri dengan kesimpulan terhadap hasil simulasi. 2. Eksponen Hurst dan Multifraktal Ide dasar dari pengembangan eksponen Hurst adalah model otokorelasi. Pada otokorelasi biasa menggunakan data sebagai satu kesatuan waktu terurut, sedangkan pada analisis R/S (sebutan untuk mendapatkan eksponen Hurst) data dipecah menjadi beberapa bagian, dan analisis R/S dilakukan terhadap masing-masing data yang terpecah. Misalkan kita memiliki data terurut Y 1,,Y N, data ini kemudian dipecah menjadi beberapa bagian dengan panjang sama, dengan masing-masing bagian terdiri y 1,,y n dan X ( t, = 1 S( = n t i= 1 R( = makx ( t, min X ( t, n i= 1 ( y < y > i ( y < y > i eksponen Hurst diperoleh melalui perbandingan antara nilai R dan S yang memenuhi H R n = S 2 dengan H sebagai eksponen Hurst. Secara umum 0 H 1, nilai H memberi informasi apakah suatu data tertentu memiliki kecenderungan untuk bertahan pada suatu trend atau tidak. Untuk 0.5<H<1 maka data memiliki kecenderungan untuk bertahan pada suatu trend dalam jangka waktu yang lebih lama, artinya kenaikan trend pada saat ini memiliki peluang yang besar untuk diikuti kenaikan trend pada saat yang akan datang. Hal sebaliknya terjadi jika 0.5>H>0, pada kondisi demikian data memiliki kecenderungan untuk tidak bertahan pada suatu trend. Hal ini berarti, naiknya trend pada saat sekarang akan diikuti oleh menurunnya trend pada masa yang akan datang dan sebaliknya juga berlaku. Perilaku data terhadap trend memberi informasi lain terhadap hubungan masing-masing dalam data tersebut, muncul tidaknya trend merupakan perilaku akhir yang menandai ada tidaknya hubungan saling mempengaruhi pada data waktu terurut. n ) n )

4 Eksponen Hurst memilliki hubungan langsung dengan dimensi fraktal, hubungan tersebut dinyatakan dalam persamaan sederhana D f = 2-H Nilai D f =1.5 menyatakan bahwa data tersebut bersifat acak. Jika 1<D f <1.5 data memiliki kecenderungan untuk bertahan pada trend dan bersifat sebaliknya jika 1.5<D f <2. Salah satu sifat menarik dari perilaku data keuangan atau saham adalah ketidakacakkannya terhadap perubahan nilai, sekalipun memiliki volatilitas yang tinggi dan memiliki frekuensi dan volume transaksi yang tinggi pula. Meski tidak menunjukkan sifat acak murni namun prediksi terhadap sebuah nilai data tertentu amat lah sulit hal ini sedikit terbantu jika kita mampu mengamati pola yang muncul dari perilaku data tersebut. Gerak Brown menjadi kandidat yang menarik untuk menjadi dasar model perilaku data keuangan atau saham, karena sifat gerak brown itu sendiri yang mampu memadukan unsur stokastik dan unsur deterministik, selain mampu menampilkan sifat selfsimilarity/fraktal yang menjadi salah satu sifat khusus dari data keuangan atau saham. Berikut ini adalah salah satu metode yang dikembangkan untuk menyelidiki apakah data keuangan atau saham bisa dimodelkan dalam gerak Brown, lebih khusus lagi gerak Brown sebagian. Hal ini menyatakan bahwa tidak secara keseluruhan data waktu terurut dapat dimodelkan dalam gerak Brown, bahkan kalaupun mungkin, hanya sebagian dari data itu yang bisa dimodelkan dalam gerak brown. Pertama dibangun model ( q) q S ( =< Y ( t + Y ( t) > ( q) m( q) S ( ~ n dengan q menyatakan derajat, untuk q=1 ditetapkan m(q)=h, dengan H eksponen Hurst. Fungsi yang terbentuk m(q) memberi informasi tentang sifat fraktal dalam data waktu terurut. Jika m(q) membentuk fungsi tak-linier maka data bersifat multifraktal. Jika m(q) membentuk fungsi linier maka ada sifat gerak Brown atau gerak Brown sebagian dalam data tersebut. Gerak Brown ditandai oleh fungsi m(q)=q/2 dan gerak Brown sebagian ditandai oleh m(q)=qh. 3. Hasil Simulasi Berikut ini merupakan hasil simulasi terhadap data saham Telkom, Indosat, dan HMSP. Pada masing-masing data saham dicari eksponen Hurst-nya untuk menentukan apakah data tersebut memiliki kecenderungan untuk bertahan pada trend atau tidak, termasuk ditentukan dimensi fraktalnya. Eksponen Hurst yang diperoleh pada simulasi sebelumnya digunakan untuk menyelidiki sifat masing-masing saham apakah memiliki sifat multifraktal atau gerak Brown atau juga gerak Brown sebagian. 3

5 Nama Saham Eksponen Hurst Dimensi Fraktal Telkom Indosat HMSP Ketiga saham memperlihatkan eksponen Hurst dibawah 0.5 hal ini menyatakan bahwa trend tidak bisa dijadikan dasar peramalan, atau perilaku saham hanya memiliki memori yang pendek artinya perubahan nilai saham tidak dipengaruhi oleh perubahan nilai saham yang terpisah dalam selang waktu lama. Dimensi fraktral lebih dari 1.5 mendukung pennyataan pertama, bahwa ketika saham tidak memiliki kecenderungan untuk bertahan pada trend tertentu. Kedua nilai mendekati sama yang ditunjukkan oleh saham Telkom dan Indosat menyatakan bahwa kedua saham tersebut memiliki perilkau yang hampir sama dibanding perilaku mereka dengan saham HMSP. gambar 1 nilai dan return saham Telkom, Indosat, dan HMSP pola yang ditunjukkan nilai saham terhadap waktu tidak menunjukkan adanya kemiripan, hal ini sungguh berbeda dengan yang ditunjukkan pada grafik return. Pola yang ditunjukkan Telkom dan Indosat menunjukkan adanya kemiripan, hal ini sesuai dengan yang didapat pada diagram pertama, yaitu eksponen Hurst yang hampir sama antara Telkom dan Indosat. 4

6 gambar 2 plot m(q) vs q pada ketiga return saham Bentuk tak linier (meskipun hampir linier) yang ditunjukkan oleh fungsi m(q) menyatakan bahwa ketiga data saham menunjukkan perilaku multifraktal. Perilaku multifraktal ini menjamin munculnya self-similarity dalam data deret waktu. Meski hal ini masih menyisakan masalah yaitu mencari keberadaan self-similarity tersebut, namun hal ini telah berhasil memperlihatkan pola yang terjadi dalam nilai return ketiga saham. 4. Kesimpulan Data return saham Telkom, Indosat, dan HMSP memperlihatkan perilaku pendek memori, tidak begitu terpengaruh oleh trend, hal ini ditunjukkan oleh eksponen Hurst dibawah 0,5 dan dimensi fraktal diatas 1,7. Lebih jauh perilaku Telkom dan Indosat lebih menunjukkan kemiripan dibanding dengan HMSP. Sifat multifraktal yang muncul dalam ketiga data return saham yang ditandai dengan ketidaklinieran fungsi m(q) mempermudah dalam pemodelan berikutnya. Salah satu kandidat cukup kuat dalam pemodelan selanjutnya adalah memodifikasi dasar gerak Brown, hal ini karena gerak Brown mampu menunjukkan self-similarity yang cukup bagus. 5

7 5. Daftar Pustaka 1. Bouchaud, J.P., et al. Apparent Multifractality in Financial Time series. The European Physical Journal B, EDP Science Springer-Verlag Cizeau, F. et al. Volatility distribution in the S&P500 stock Index. Condmat/ Aug Hsieh, D.A. Nonlinear Dynamics in Financial Markets: Evidence and Implications. Institute for Quantitative Research in Finance.(1994) 4. Mandelbrot, B. et al. A Multifractal Model of Asset Return. Cowles Foundation Discussion Paper. (1996) 5. Mantegna, R.N. and Stanley, H.E. Modeling of Financial Data: Comparison of Truncated Levy Flight and the ARCH(1) and GARCH(1,1) processes. arxiv.cond mat/ v1 11 April Matia, K., Ashkenazy, Y., and Stanley, H.E. Multifractal properties of price fluctuations of stocks and commodities. Europhys. Lett., 61 (3), pp (2003) 7. Razdan Ashok. Scaling in the Bombay Stock exchange Index. Pramana Journal of Physics. Indian Academy of Science.(2002). 8. Schmitt, F. et al. Multifractal Fluctuatioons in Finance. Int. J. Theror. Appl. Fin,. Vol 3/3 (2000). 9. Turiel, A. et al. Multifractal geometry in Stock Market time series. Elseiver Science.(2002).. 6

8 PETUNJUK PENGGUNAAN DOKUMEN BFI 1. Tentang Dokumen Dokumen ini adalah hasil riset sebagai sikap umum dari Bandung Fe Institute (BFI). Dokumen ini telah melalui proses seleksi dan penjurian yang dilakukan oleh Board of Science BFI bersama dengan penulisnya dan beberapa narasumber terkait. Tanggung jawab terhadap kesalahan yang mungkin terdapat dalam isi dari masingmasing makalah berada di tangan penulisnya. 2. Tentang Ketersediaan & Penggunaan Dokumen Dokumen ini disediakan secara gratis dalam bentuk kopi elektronis yang dapat diakses melalui alamat web: Siapapun yang berkeinginan untuk melihat dan memiliki kopi elektronis dari dokumen ini dapat memperolehnya secara gratis dengan men-download dari alamat tersebut. Dokumen yang di-download dapat diperbanyak, didistribusikan, ataupun dikutip untuk penggunaan non-komersil, pengayaan riset ilmiah, dan keperluan pendidikan tanpa perlu meminta izin tertulis dari BFI. Khusus untuk pengutipan, dapat dilakukan tanpa izin tertulis dari BFI namun harus menyebutkan dengan baik sumber kutipan, meliputi nama penulis, nomor seri dokumen, penerbit BFI Press, dan tahun penerbitan sesuai dengan standar penulisan bibliografi di mana kutipan dilakukan. Hard-Copy dari dokumen ini dapat diperoleh dengan permintaan tertulis kepada Kantor Administrasi BFI pada alamat di bawah. Hard-Copy dapat diperoleh dengan membayar uang pengganti cetak dokumen. Hard-Copy dapat diperbanyak, didistribusikan, ataupun dikutip untuk penggunaan nonkomersil, pengayaan riset ilmiah, dan keperluan pendidikan tanpa perlu meminta izin tertulis dari BFI. Khusus untuk pengutipan, dapat dilakukan tanpa izin tertulis dari BFI namun harus menyebutkan dengan baik sumber kutipan, meliputi nama penulis, nomor seri dokumen, penerbit BFI Press, dan tahun penerbitan sesuai dengan standar penulisan bibliografi di mana kutipan dilakukan. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut di atas adalah pelanggaran hukum dan mendapat ancaman hukuman/sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia Hal-hal di luar petunjuk yang diatur di sini harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke Kantor Administrasi BFI dengan alamat: BANDUNG FE INSTITUTE Jl. Cemara 63 Bandung JAWA BARAT INDONESIA URL: Mail: Ph Ponsel: a.n. Rio Siagian

WORKING PAPER WPB2004. DFA Pada Saham. BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia.

WORKING PAPER WPB2004. DFA Pada Saham. BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia. WORKING PAPER WPB2004 DFA Pada Saham BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia http://www.bandungfe.scripterz.org DFA Pada Saham Yohanes Surya 1,Yun Hariadi 2 Abstrak Data return

Lebih terperinci

Peramalan dalam Selang GARCH(1,1)

Peramalan dalam Selang GARCH(1,1) WORKING PAPER WPH2003 Peramalan dalam Selang GARCH(1,1) BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia Peramalan dalam Selang GARCH(1,1) Yohanes Surya 1 dan Yun Hariadi 2 Absrtak Hasil

Lebih terperinci

Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan Volatilitas dalam GARCH (1,1)

Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan Volatilitas dalam GARCH (1,1) WORKING PAPER WPF003 Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan Volatilitas dalam GARCH (1,1) BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia Kulminasi Prediksi Data Deret Waktu Keuangan

Lebih terperinci

LQ45* dalam TMA.

LQ45* dalam TMA. LQ45* dalam TMA Yun Hariadi 1 dan Yohanes Surya 2 1 Dept. Dynamical System Modeling Bandung Fe Institute faust_doktor@yahoo.com 2 Dept. Physics Univ. Pelita Harapan, Board of Advisory Bandung Fe Institute

Lebih terperinci

PERSEPSI JARING SARAF PADA PETA POINCARE KEUANGAN

PERSEPSI JARING SARAF PADA PETA POINCARE KEUANGAN WORKING PAPER WPG2003 PERSEPSI JARING SARAF PADA PETA POINCARE KEUANGAN BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia PERSEPSI JARING SARAF PADA PETA POINCARE KEUANGAN Yohanes Surya

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang masalah. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang masalah. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang masalah Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan

Lebih terperinci

Karakteristik pada sekitar Tindak Pengawasan

Karakteristik pada sekitar Tindak Pengawasan Karakteristik pada sekitar Tindak Pengawasan Yun Hariadi Dept. Dynamical System Modeling Bandung Fe Institute yh@dynsys.bandungfe.net Abstrak Bursa Efek Jakarta melakukan tindak pengawasan terhadap emiten

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian Efficient Market Hypothesis dan Fractal Market Hypothesis terhadap perilaku return harian indeks LQ45 dan saham-saham perbankan yang tergabung dalam LQ45

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pergerakan Harga Saham Pergerakan harga harian indeks LQ45 dan lima saham perbankan yang termasuk dalam kelompok LQ45 selama periode penelitian ditampilkan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

Penggunaan Fuzzy Cognitive Mapping Dalam Konstruksi Analisis Sosial

Penggunaan Fuzzy Cognitive Mapping Dalam Konstruksi Analisis Sosial Penggunaan Fuzzy Cognitive Mapping Dalam Konstruksi Analisis Sosial Hokky Situngkir (quicchote@yahoo.com) Bandung Fe Institute Abstrak Makalah ini membedah teknik pemodelan berdasarkan logika dan himpunan

Lebih terperinci

Simulasi Investasi dengan Hukum Pangkat Zipf Analisis Zipf (m,2) dalam Teks Data Indeks Keuangan

Simulasi Investasi dengan Hukum Pangkat Zipf Analisis Zipf (m,2) dalam Teks Data Indeks Keuangan Simulasi Investasi dengan Hukum Pangkat Zipf Analisis Zipf (m,2) dalam Teks Data Indeks Keuangan Hokky Situngkir (hs@compsoc.bandungfe.net) Dept. Computational Sociology Bandung Fe Institute Yohanes Surya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan Efficient Market Hypothesis Perkembangan metode statistika untuk menganalisis return pertama kali diperkenalkan di tahun 1900 oleh Louis Bachelier. Tetapi, hanya sedikit

Lebih terperinci

MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan

MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan Referensi: Taylor (2008), Modeling Financial Time Series Tsay (2005), Analysis of Financial Time Series Silabus: Return, volatilitas dan distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan pemodelan pada data keuangan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sistem elektronik dalam perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Perusahaan yang tergolong perusahan go public ialah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Perusahaan yang tergolong perusahan go public ialah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham merupakan surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public.

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS

SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS SILABUS MATAKULIAH PERAMALAN BISNIS Matakuliah : Peramalan Bisnis Kode Matakuliah/sks : AGB 201/ 3(2-3) Semester : 4 Prasyarat Deskripsi Singkat : Metode Statistika : Matakuliah ini memberikan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika bisa diterapkan di berbagai bidang. Salah satu contoh penerapannya adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian di bidang metode peramalan terhadap data runtun waktu keuangan (financial time series forecasting) selalu menjadi bahasan yang menarik. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC)

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) Radite Astana Murti 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO

ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO Yessy Okvita 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh investor untuk berinvestasi, salah satunya adalah dengan berinvestasi di pasar modal, pasar modal adalah tempat yang memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pemegang saham merupakan pemlik sebenarnya dari

Lebih terperinci

Surya Research International

Surya Research International PRODUK LAYANAN Produk dan layanan Jasa penelitian dan pengembangan Jasa konsultasi dan implementasi Jasa pembuatan software ilmiah Publikasi dan Sosialisasi Working Paper (WP) Journal of Social Complexity

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 3.1 Pemodelan Curah Hujan Harian Pertahun Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian... 17

DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 3.1 Pemodelan Curah Hujan Harian Pertahun Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian... 17 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Pemodelan Curah Hujan Harian Pertahun... 16 Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian... 17 Gambar 4.1 Perbandingan Curah Hujan Harian Terukur dan Curah Hujan Hasil Metode Reciprocal

Lebih terperinci

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal Uji residual white noise 2 Lag Q P value 6 3.5 9.49 0.5330 2 6.6 8.3 0.803 8 9.8 26.30 0.9059 24 9.3 33.92 0.6374 K p q Uji residual berdistribusi normal Percent 99.9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 0 5

Lebih terperinci

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR SIMPANAN BANK, NILAI TUKAR RIIL, DAN NILAI TUKAR PERDAGANGAN Anis Nur Aini, Sugiyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi berkaitan dengan penempatan dana ke dalam bentuk aset yang lain selama periode tertentu dengan harapan tertentu. Aset yang menjadi objek investasi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah salah satu input penting bagi para manajer dalam proses pengambilan keputusan investasi. Dalam proses peramalan dapat disadari bahwa sering terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Maju atau tidaknya perekonomian suatu negara, dapat dilihat dari perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

Value at Risk yang memperhatikan sifat statistika distribusi return

Value at Risk yang memperhatikan sifat statistika distribusi return MPRA Munich Personal RePEc Archive Value at Risk yang memperhatikan sifat statistika distribusi return Hokky Situngkir Bandung Fe Institute 27 April 2006 Online at https://mpra.ub.uni-muenchen.de/895/

Lebih terperinci

Pemodelan Fraktal: Study Kasus pada Nilai Tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah

Pemodelan Fraktal: Study Kasus pada Nilai Tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah J. Mat. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 2, No., May. 2005, 27 36 Pemodelan Fraktal: Study Kasus pada Nilai Tukar Dolar Amerika teradap Rupia I Gst Ngr Rai Usada, Erika Eka Santi Jurusan Matematika Institut

Lebih terperinci

PERAN DIMENSI FRAKTAL DALAM RISET GEOMAGSA

PERAN DIMENSI FRAKTAL DALAM RISET GEOMAGSA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PERAN DIMENSI FRAKTAL DALAM RISET GEOMAGSA John Maspupu Pussainsa LAPAN,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KEKURANGAN PENELITIAN DAN SARAN. Dari hasil pengujian peramalan dengan menggunakan metode Fuzzy Mamdani

BAB 5 KESIMPULAN, KEKURANGAN PENELITIAN DAN SARAN. Dari hasil pengujian peramalan dengan menggunakan metode Fuzzy Mamdani BAB 5 KESIMPULAN, KEKURANGAN PENELITIAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Dari hasil pengujian peramalan dengan menggunakan metode Fuzzy Mamdani dan bantuan software Matlab, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

PERAMALAN VOLATILITAS MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (GARCH-M)

PERAMALAN VOLATILITAS MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (GARCH-M) PERAMALAN VOLATILITAS MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (GARCH-M) (Studi Kasus pada Return Harga Saham PT. Wijaya Karya) SKRIPSI Disusun Oleh : Dwi Hasti

Lebih terperinci

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU Asep Saefuddin, Anang Kurnia dan Sutriyati Departemen Statistika FMIPA IPB Ringkasan Data deret waktu pada bidang keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian

PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian PowerPoint Slides by Yana Rohmana Education University of Indonesian Chapter 2007 Laboratorium 1 Ekonomi & Koperasi Publishing Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523 Regression, Causalitas,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED QUANTILE REGRESSION UNTUK PERAMALAN PENJUALAN MOBIL

PENERAPAN METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED QUANTILE REGRESSION UNTUK PERAMALAN PENJUALAN MOBIL PENERAPAN METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED QUANTILE REGRESSION UNTUK PERAMALAN PENJUALAN MOBIL Wiwik Anggraeni 1, Indah Sri Wahyuni 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, ITS Jl. Raya ITS

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri

Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri Kristoforus Ardha Sandhy Pradhitya 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika email:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi masyarakat untuk melakukan investasi dan sekaligus menjadi sumber pembiayaan bagi perusahaan-

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Prediksi Harga Saham Berbasis Web Menggunakan Metode Holt s: Studi Kasus Di PT Bank Central Asia Tbk

Pembuatan Aplikasi Prediksi Harga Saham Berbasis Web Menggunakan Metode Holt s: Studi Kasus Di PT Bank Central Asia Tbk A333 Pembuatan Aplikasi Prediksi Harga Saham Berbasis Web Menggunakan Metode Holt s: Studi Kasus Di PT Bank Central Asia Tbk Nabihah Hanun Atikah, Arif Djunaidy, dan Faizal Mahananto Departemen Sistem

Lebih terperinci

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Indosat Tbk. PT XL Axiata Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. PT Smartfren Telecom Tbk.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Indosat Tbk. PT XL Axiata Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. PT Smartfren Telecom Tbk. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN Objek studi pada penelitian ini adalah harga saham perusahaan yang terdaftar di Sektor Telekomunikasi pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampai dengan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PEMODELAN NILAI EKSPOR DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) SKRIPSI BAGUS HADI PRASTYA PROGRAM STUDI S-1 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu investasi dalam bentuk real assets dan investasi dalam bentuk financial assets (Bodie, 2005).

Lebih terperinci

PENENTUAN HUBUNGAN EKSPONEN SPEKTRAL DAN DIMENSI FRAKTAL SINYAL ULF GEOMAGNET

PENENTUAN HUBUNGAN EKSPONEN SPEKTRAL DAN DIMENSI FRAKTAL SINYAL ULF GEOMAGNET PROSIDING ISBN : 978 979 6353 3 PENENTUAN HUBUNGAN EKSPONEN SPEKTRAL DAN DIMENSI FRAKTAL SINYAL ULF GEOMAGNET T 5 John Maspupu Pusfatsainsa LAPAN, Jl. Dr. Djundjunan No. 33 Bandung 4073, Tlp. 06060 Pes.

Lebih terperinci

Performance Vol. 22 No. 2 September 2015

Performance Vol. 22 No. 2 September 2015 Performance Vol. 22 No. 2 September 2015 ANALISIS PENGARUH CUACA TERHADAP HARGA SAHAM PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Yulis Maulida Berniz STIE Islam Bumiayu ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari

Lebih terperinci

MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH

MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH INTAN AWYA WAHARIKA 1, KOMANG DHARMAWAN 2, NI MADE ASIH 3 1, 2, 3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 01 (2018), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 01 (2018), Hal ISSN : Karakterisasi Iklim Kalimantan Barat Menggunakan Metode Eksponen Hurst dan Indeks Prediktabilitas Iklim Ririn Andriyani a, Joko Sampurno a *,, Iklas Sanubary a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Analisis Teori Matrik Acak untuk data Saham dan IHSG

Analisis Teori Matrik Acak untuk data Saham dan IHSG Analisis Teori Matrik Acak untuk data Saham dan IHSG Yun Hariadi Dept. Dynamical System Bandung Fe Institute Abstrak Melalui teori matrik acak paper ini memfokuskan pada perilaku vektor eigen pada saat

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO. Rina Ayuhana

PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO. Rina Ayuhana PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO Rina Ayuhana Program Studi Ilmu Komputasi Universitas Telkom, Bandung rina.21.kids@gmail.com Abstrak Opsi adalah suatu kontrak yang memberikan

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

PENENTUAN VALUE AT RISK

PENENTUAN VALUE AT RISK PENENTUAN VALUE AT RISK SAHAM KIMIA FARMA PUSAT MELALUI PENDEKATAN DISTRIBUSI PARETO TERAMPAT (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Harian Kimia Farma Pusat Periode Oktober 2009 September 2014) SKRIPSI

Lebih terperinci

SIMULASI MONTE CARLO PADA PENENTUAN PERUBAHAN HARGA SAHAM ADHI.JK MELALUI PENDEKATAN PROSES WIENER DAN LEMMA ITÔ

SIMULASI MONTE CARLO PADA PENENTUAN PERUBAHAN HARGA SAHAM ADHI.JK MELALUI PENDEKATAN PROSES WIENER DAN LEMMA ITÔ Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 SIMULASI MONTE CARLO PADA PENENTUAN PERUBAHAN HARGA SAHAM ADHI.JK MELALUI PENDEKATAN PROSES WIENER DAN LEMMA ITÔ Zulfiqar Busrah 1, Budyanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Abdul Halim, 2005 : 4). Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (Abdul Halim, 2005 : 4). Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investasi pada hakikatnya merupakan komitmen terhadap sejumlah sumber daya pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (Abdul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu strategi investasi pasif yang sering digunakan dalam melakukan investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan keputusan untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: NURKHOIRIYAH 1205100050 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes. 1 Latar

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham perusahaan maka dia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data time series merupakan serangkaian data pengamatan yang berasal dari satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan interval

Lebih terperinci

Detail Tugas Besar Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi

Detail Tugas Besar Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi Detail Tugas Besar Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi Buatlah aplikasi program untuk menyelesaikan kasus permasalahan dibawah ini, dengan menggunakan software aplikasi yang kalian mampu gunakan, interfacing

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan analisi data pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut:

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan analisi data pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisi data pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian pada return indeks JKSE menemukan pengaruh Ramadhan Effect pada volatilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas ekonomi sebagai bagian dari stabilitas nasional merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas ekonomi sebagai bagian dari stabilitas nasional merupakan salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stabilitas ekonomi sebagai bagian dari stabilitas nasional merupakan salah satu syarat penting bagi keberhasilan pembangunan nasional. Stabilitas tersebut sangat

Lebih terperinci

Pengaruh Aggregasi Terhadap Parameter Long Memory Time Series (Studi Kasus : Data Saham LQ 45)

Pengaruh Aggregasi Terhadap Parameter Long Memory Time Series (Studi Kasus : Data Saham LQ 45) Pengaruh Aggregasi Terhadap Parameter Long Memory Time Series (Studi Kasus : Data Saham LQ 45) Moch. Koesniawanto dan Heri Kuswanto Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

Keuangan Komputasional Jaring Saraf Buatan untuk Prediksi Data Deret Waktu Keuangan

Keuangan Komputasional Jaring Saraf Buatan untuk Prediksi Data Deret Waktu Keuangan WORKING PAPER WPE2003 Keuangan Komputasional Jaring Saraf Buatan untuk Prediksi Data Deret Waktu Keuangan BANDUNG FE INSTITUTE research university on complexity in Indonesia Keuangan Komputasional Jaring

Lebih terperinci

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE

BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE BAB III PORTOFOLIO POINT AND FIGURE 3.1 Diagram Point and Figure Dalam konteks Black-Scholes (Korn 1997), terdapat dua jenis aset dalam pasar modal, yaitu aset bebas risiko {S (t): t 0} dan aset berisiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara garis besar,

Lebih terperinci

Namun peramalan bukanlah sekadar mistis atau

Namun peramalan bukanlah sekadar mistis atau Deni Khanafiah Scholar Bidang Evolusi Sistem Sosial Bandung Fe Institute Peramalan merupakan suatu kegiatan yang seringkali dikaitkan dengan sesuatu yang berbau mistis atau supranatural. Ingatan kita mungkin

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar PEMODELAN DAN PERAMALAN NILAI RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (APARCH) Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih 24010211120019

Lebih terperinci

* Menetapkan model peramalan dimasa yang akan datang, baik ramal-an jangka pendek maupun jangka panjang.

* Menetapkan model peramalan dimasa yang akan datang, baik ramal-an jangka pendek maupun jangka panjang. TIME SERIES Data Deret Waktu Materi dalam bab ini adalah suatu pendekatan Statistika dalam memecahkan persoalan perubahan/pertumbuhan variabel atau faktor tertentu. Seperti diketahui Statistika membantu

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING Sisca Rahma Dwi, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti Program Studi

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER (ENKF) PADA MODEL PENURUNAN PRODUKSI SUMUR PANAS BUMI

APLIKASI METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER (ENKF) PADA MODEL PENURUNAN PRODUKSI SUMUR PANAS BUMI APLIKASI METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER (ENKF) PADA MODEL PENURUNAN PRODUKSI SUMUR PANAS BUMI Robi Irsamukhti dan Nurita Putri Hardiani Program Studi Magister Terapan Teknik Panas Bumi Institut Teknologi

Lebih terperinci

K-Means Clustering dan Average Linkage dalam Pembentukan Portfolio Saham

K-Means Clustering dan Average Linkage dalam Pembentukan Portfolio Saham SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 31 K-Means Clustering dan Average Linkage dalam Pembentukan Portfolio Saham Retno Subekti 1, Rosita Kusumawati 2, Eminugroho Ratna Sari 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEEFISIENAN METODE NEWTON-RAPHSON, METODE SECANT, DAN METODE BISECTION DALAM MENGESTIMASI IMPLIED VOLATILITIES SAHAM

PERBANDINGAN KEEFISIENAN METODE NEWTON-RAPHSON, METODE SECANT, DAN METODE BISECTION DALAM MENGESTIMASI IMPLIED VOLATILITIES SAHAM E-Jurnal Matematika Vol. 5 (1), Januari 2016, pp. 1-6 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN KEEFISIENAN METODE NEWTON-RAPHSON, METODE SECANT, DAN METODE BISECTION DALAM MENGESTIMASI IMPLIED VOLATILITIES SAHAM Ida

Lebih terperinci

Penentuan Indeks Harga Saham Menggunakan Model Termodinamika

Penentuan Indeks Harga Saham Menggunakan Model Termodinamika Penentuan Indeks Harga Saham Menggunakan Model Termodinamika T 5 Arief Wahyu Wicaksono dan Purnami Widyaningsih Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan penting dalam perekonomian setiap negara. Aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan suatu negara dengan menggunakan uang adalah perdagangan, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering terdapat tenggang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saat ini telah menjadi kegiatan penting di dalam kehidupan masyarakat. Instrumen investasi juga telah beragam jenisnya misalnya properti, deposito,

Lebih terperinci

ANALISIS DERET WAKTU

ANALISIS DERET WAKTU ANALISIS DERET WAKTU JENIS DATA Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk suatu

Lebih terperinci

Pengenalan PowerWorld Simulator

Pengenalan PowerWorld Simulator Pengenalan PowerWorld Simulator i VISUALISASI SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN POWERWORLD SIMULATOR Oleh : Yusak Tanoto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti seseorang berinvestasi pada suatu perusahaan. Harga saham selalu mengalami perubahan harga atau biasa disebut

Lebih terperinci

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan TIME SERIES Deret berkala dan Peramalan Pendahuluan Deret berkala Time series Sekumpulan data yang dicatat dalam satu periode waktu Digunakan untuk meramalkan kondisi masa mendatang Dalam jangka pendek

Lebih terperinci

ANALISIS FNS UNTUK SUATU SINYAL ULF GEOMAGNET

ANALISIS FNS UNTUK SUATU SINYAL ULF GEOMAGNET Prosiding SNaPP Sains, eknologi, dan esehatan ISSN:89-358 ANALISIS FNS UNU SUAU SINYAL ULF GEOMAGNE John Maspupu Pussainsa LAPAN, Jl. Dr. Djundjunan No. 33 Bandung 473, lp. 66 Pes. 6. Fax. 64998 E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter,

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter, yaitu mean dan standar deviasi harga aset tersebut. Dalam bahasa keuangan, standar deviasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING DALAM PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M1, M2 PER CADANGAN DEVISA, DAN M2 MULTIPLIER Esteti Sophia Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Time Series atau deret waktu merupakan barisan suatu nilai pengamatan yang diukur dalam rentang waktu tertentu dalam interval waktu yang sama. Analisis data deret waktu

Lebih terperinci

ANTARA SAHAM LIKUID DAN TAK LIKUID DI BURSA EFEK JAKARTA PERSPEKTIF MEKANIKA STATISTIKA

ANTARA SAHAM LIKUID DAN TAK LIKUID DI BURSA EFEK JAKARTA PERSPEKTIF MEKANIKA STATISTIKA ANTARA SAHAM LIKUID DAN TAK LIKUID DI BURSA EFEK JAKARTA PERSPEKTIF MEKANIKA STATISTIKA Hokky Situngkir (hs@compsoc.bandungfe.net) Yun Hariadi (yh@dynsys.bandungfe.net) Yohanes Surya (yohaness@centrin.net.id)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, pasar modal mulai menunjukkan peranan penting dalam menggerakkan dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Risk management atau manajemen risiko saat ini merupakan salah satu prioritas utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

Lebih terperinci