DAFTAR PUSTAKA Nop Tol picu konversi lahan sawah. Kompas:1(kolom1-2).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA Nop Tol picu konversi lahan sawah. Kompas:1(kolom1-2)."

Transkripsi

1 95 DAFTAR PUSTAKA Anonim. Pedoman Umum Pengembangan Konsumsi Pangan. http: //iptek.apjii.or.id/ artikel/pangan/deptan/materi-pendukung/pedum% 20 pengemb% 20 Konsumsi%20Pangan.htm. [9 Agustus 2007].. 17 Nop Tol picu konversi lahan sawah. Kompas:1(kolom1-2).. 17 Nop Ratusan hektar sawah di Awa susut tiap tahun. Kompas:18(kolom2-4). Anwar, DH Proyeksi permintaan pangan di Nusa Tenggara Timur tahun 2005 [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Ariani, M Kajian pola konsumsi dan permintaan pangan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Ariningsih E Perilaku konssumsi pangan sumber protein hewani dan nabati sebelum dan pada masa krisis ekonomi di Jawa [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Astawan M, Wresdiyati T Diet Sehat dengan Makanan Berserat. Solo: Tiga Serangkai. Atmarita, Falah TS Analisis Gizi dan Kesehatan Masyarakat Analisis Kecenderungan dan Proyeksi sampai Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat, Depkes. Pra Widyakarya Nasioanl Pangan dan Gizi, 14 Oktober Azwar, A Aspek kesehatan dan gizi dalam ketahanan pangan. Di dalam: Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding WNPG VIII; Jakarta, Agustus hlm Baliwati YF, Roosita K Sistem pangan dan gizi. Di dalam: Baliwati F, Khomsan A, Dwiriani CM, editor. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm Materi Pelatihan Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah Berdasarkan Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (Tingkat Pertama). Edisi Provinsi Jawa Barat. Kerjasama Bagian Bina Ketahanan Pangan Biro Bina Produksi Setda Provinsi Jawa Barat dengan Tim Bagian Kebijakan Pangan Departemen Gizi Masyarakat Fakulat Ekologi Manusia IPB. Bappenas, BPS, UNFPA Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia Population Projection) Jakarta: Bappenas, BPS, UNFPA.

2 [BBKP] Badan Bimas Ketahanan Pangan, Proyek Pemantapan Sistem Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi: Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta: Badan Ketahanan Pangan. BBKP, Bappeda, BPS Neraca Bahan Makanan Sumatera Barat Padang: Badan Bimas Ketahanan Pangan Sumatera Barat. BBMKP Neraca Bahan Makanan (NBM) Jawa Tengah Semarang: Badan Bimbingan Massal Ketahanan Pangan Jawa Tengah. [BKP] Badan Ketahanan Pangan. 2006a. Hasil Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun Jakarta: Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan b. Direktori Pengembangan Konsumsi Pangan Seri 3. Jakarta: Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan c. Direktori Pengembangan Konsumsi Pangan Seri 5. Jakarta: Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan. [BKP] Badan Ketahanan Pangan. 2006d. Pengelompokan Konsumsi Pangan Penduduk menurut Komoditas Berdasarkan Data Susenasn (Studi PSKPG- IPB). Jakarta: Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan BKP Memorandum Nomor: 471/PP.300/5.4/ I.2007, tanggal 3 Januari 2007, perihal Laporan Gambaran Situasi Konsumsi Pangan Penduduk Tahun Jakarta:Badan Ketahanan Pangan. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2006a. Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun Berita Resmi Statistik 47/IX/1 September b. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Buku 2. Jakarta: BPS Growth Rate of Gross Regional Domestic Product at Constant 2000 Prices by Province, (Percent) [26 Juli 2007]. Bappenas Rencana Nasional Aksi Pangan dan Gizi Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Daud, LA Kajian sistem permintaan makanan penting di Indonesia, suatu penerapan model almost ideal demand system (AIDS) dengan data SUSENAS 1981 [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Dakhuri, R Kedaulatan Pangan Bangsa. http: [10 Januari 2009] 96

3 Deaton A, Muellbauer J Economics and Consumer Beahvior. Cambridge University Press. Departemen Kesehatan Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Departemen Pertanian Statistik Pertanian (agriculture Statistics). Jakarta: Departemen Pertanian Dinas Pertanian Neraca Bahan Makanan Sulawesi Tenggara 2007 (Atap 2005 dan Asem 2006). Kendari: Dinas Pertanian Sulawesi Tenggara. [DKP] Dewan Ketahanan Pangan Kebijakan Umum Ketahanan Pangan Jakarta: Dewan Ketahanan Pangan. FAO FAO insists on food as a human right. en/news/ Desembr Gujarati, DS. Ekonometrika Dasar. Zain, S, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Basic Econometrics. Hadi, H Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta: 5 Februari Hardinsyah Review Faktor Determinan Keragaman Konsumsi Pangan (review on Determinant Factors of Dietary Diversity). Jurnal Gizi dan Pangan 2007; Vol 2, No 2: , Martianto, D Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Jakarta: Wirasari Gizi Terapan. Bogor: Pusta Antar Universiatas Pangan dan Gizi IPB. et al Pengembangan Konsumsi Pangan dengan Pendekatan Pola Pangan Harapan. Jakarta: Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi (PSKPG), Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor - Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan, Badan Bimas Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian., Tambunan, V Angka kecukupan energi, protein, lemak, dan serat makanan. Di dalam: Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding WNPG VIII; Jakarta, Agustus hlm Gizi, pangan dan sistem ekologi manusia. Di dalam: Ekologi Manusia. Adiwibowo, S, editor. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, IPB. 97

4 Husodo, SY, Muchtadi TR Alternatif solusi permasalahan dalam ketahanan pangan. Di dalam: Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding WNPG VIII; Jakarta, Agustus hlm Jellife DB, Jellife EFP Community Nutritional Assessment. Oxford: Oxford University Press. Kelana, S Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian RI Kajian Perumusan Kebijakan Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Draft Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; Jakarta 12 Desember bappenas.go.id/ [20 September 2007]. Khomsan, A Pangan dan Gizi dalam Dimensi Kesejahteraan. Bogor: Jurusan GMSK-Fakultas Pertanian-Institut Pertanian Bogor., Kusharto CM Kaitan pangan, gizi, dan kependudukan. Di dalam: Baliwati F, Khomsan A, Dwiriani CM, editor. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm Khumaidi, M Gizi Masyarakat. Bogor: Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Linder, MC Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian secara Klinis. Parakkasi, A, penerjemah; Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari: Nutritional Biochemistry and Metabolism. Lumbantobing, IP Analisis permintaan dan pola konsumsi pangan di Provinsi Jambi [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Madanijah, S Pola konsumsi pangan. Di dalam: Baliwati YF, Khomsan, A, Dwiriani CM, editor. Pengantara Pangan dan Gizi.. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm Mankiw, NG Pengantar Ekonomi. Munandar H, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Economics. 98

5 Martianto, D Pola konsumsi dan permintaan pangan hewani di berbagai provinsi di Indonesia [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Peran Pangan dan Gizi dalam Peningkatan Kualitas SDM. Sosialisasi dan Apresiasi Pengembangan Kewaspadaan Pangan; Jakarta: Agustus Jakarta: Pusat Kewaspadaan Pangan, Badan Bimas Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian., Ariani, M Analisis perubahan konsumsi dan pola konsumsi pangan masyarakat dalam dekade terakhir. Di dalam: Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding WNPG VIII; Jakarta, Agustus hlm , Ariani, M, Hardinsyah Perkembangan konsumsi dan ketersediaan pangan di Indonesia, Pra WNPG; Jakarta, Agustus Menteri Pertanian Pengarahan Menteri Pertanian/Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan. Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/Perkotaan untuk Wilayah Timur; Denpasar, 31 Juli-2 Agustus Pengarahan Menteri Pertanian/Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan. Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/Perkotaan untuk Wilayah Barat; Banjarmasin, 8-10 Agustus Muhilal, Hardinsyah Penentuan kebutuhan gizi dan kesepakatan harmonisasi di Asia Tenggara. Di dalam: Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding WNPG VIII; Jakarta, Agustus hlm Nurfarma, M Dampak krisis ekonomi terhadap pola konsumsi dan permintaan pangan rumahtangga di Provinsi Sumatera Barat [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Presiden Republik Indonesia. UU No. 7 Tahun 1996, tentang Pangan. Jakarta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. Jakarta. [9 Agustus 2007] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun Jakarta: Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. 99

6 100 Pudjiadi, S Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Ed 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia. Rachman HPS Kajian pola konsumsi dan permintaan pangan di Kawasan Timur Indonesia [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Regmi A, Deepak MS, Sale Jr J, Bernstein J Cross-country analysis of food consumption patterns. Di dalam: Regmi A, editor. Changing structure of global food consumption and trade. Washington: USDA WRS hlm , Dyck J Effect of urbanization on global food demand. Di dalam: Regmi A, editor. Changing structure of global food consumption and trade. Washington: USDA WRS hlm Riyadi H Pola konsumsi pangan. Di dalam: Khomsan A, Sulaeman A, editor. Gizi dan Kesehatan dalam Pembangunan Pertanian. Bogor: IPB Press. hlm Sanjur, D Social and Cultural Perspective in Nutrition. New Jersey: Prentice Hall. Setiawan Kajian tentang seemingly unrelated regression (SUR) dan penerapannya pada model Almost Ideal Demand System (AIDS). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Soegianto B Upaya Penyebarluasan Pemahaman Gizi Seimbang di Masyarakat. Disampaikan pada Seminar Gizi Seimbang, Jakarta 23 Agustus. Soehardjo Sosio Budaya Gizi. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi-Institut Pertanian Bogor. Soekirman Permasalahan lintas sektor dalam penanggulangan krisis pangan dan alternatif pemecahannya. DI dalam Seminar Evaluasi Kebijakan Pangan dan Kemsikinan, Dies Natalis IPB; Bogor, 2 September Sriwijayanti E, Sinaga BM, Kuntjoro SU, Harianto Analisis Pola Permintaan dan Pengeluaran Konusmsi Buah-buahan di DKI Jakarta. Forum Pascasarjana 2004; Vol 27, No 2: Sukandar D, et al Kajian Indikator Ketahanan Pangan Tingkat Rumah Tangga di Provinsi Jawa Tengah. Bogor: Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi (PSKPG), Lembaga Penelitian, IPB. Sukirno, S Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. Ed ke-3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

7 101 Sumarwan, U Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia. Susanto, D Fungsi Sosial dan Budaya Pangan. Pangan No. 9 Vol II : Aspek-aspek Sosial Budaya Pangan dan Gizi Masyarakat. Materi: Training Manajemen Penelitian Bidang Pangan dan Gizi Masyarakat; Bogor, 4-23 Juli Jurusan GMSK, Faperta, IPB bekerjasama dengan Bagian Proyek Pengembangan Kesehatan dan Gizi Masyarakat III, Ditbinlitabmas, Dikti.

8 LAMPIRAN 102

9 103 Lampiran 1. Pengelompokan konsumsi pangan untuk analisis PPH No Kelompok/jenis pangan 1 Padi-padian: beras (beras lokal, kualitas unggul, impor), beras ketan, jagung basah dengan kulit, jagung pipilan beras jagung, tepung beras, tepung jagung (maizena), tepung terigu, padi-padian lainnya, mie basah, mie instan, bihun, makaroni/mie kering, bubur bayi kemasan, roti tawar, roti manis/roti lainnya, kue kering/biskuit semprong, kue basah, makanan gorengan, nasi campur/rames, nasi goreng, nasi putih, lontong/ketupat sayur, mie bakso/mie rebus/mie goreng, mie instant, makanan ringan anakanak/krupuk/kripik, makanan jadi lainnya 2. Umbi-umbian: ketela pohon/singkong, ketela rambat/ubi jalar, sagu (bukan dr ketela pohon, misal: sagu ambon), talas/keladi, kentang, gaplek, tepung gaplek (tiwul), tepung ketela pohon (tapioka/kanji), umbi-umbian lainnya, kerupuk 3. Pangan hewani: Ikan: ekor kuning, tongkol/tuna/cakalang, tenggiri, selar, kembung, teri, bandeng, gabus, mujair, mas, lele, kakap, baronang, ikan segar lainnya; udang dan hewan air lainnya yang segar: udang, cumi-cumi/sotong, ketam/kepiting/rajungan, kerang/siput, lainnya; ikan diawetkan/olahan: kembung (peda), tenggiri, tongkol/tuna/cakalang, teri, selar, sepat, bandeng, gabus, ikan dalam kaleng, lainnya, ikan (goreng, bakar, presto, pindang, pepes, dsb); Udang & hewan air lainnya yg diawetkan: udang (ebi), cumicumi/sotong, lainnya; daging segar: daging sapi, daging kerbau, daging kambing, daging babi, daging ayam ras, daging ayam kampung, daging unggas lainnya, daging lainnya; daging diawetkan /olahan: dendeng, abon, daging dalam kaleng, lainnya, soto/gule/sop rawon/cincang, sate/tongseng, ayam/daging (goreng, bakar, dsb.); lainnya: hati, jeroan (selain hati), tetelan, tulang, lainnya; telur dan susu: telur ayam ras, telur ayam kampong, telur itik/itik manila, telur puyuh, telur lainnya, telur asin, susu murni, susu cair pabrik, susu kental manis, susu bubuk, susu bubuk bayi, keju, hasil lain dari susu 4. Minyak dan lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak goreng lainnya, margarine, lainnya, 5. Buah/biji berminyak: kelapa, kacang mede, kemiri, emping, es krim 6. Kacang-kacangan: kacang tanah tanpa kulit, kacang tanah dengan kulit, kacang kedele, kacang lainnya, kacang hijau, kacang lainnya, tahu, tempe, tauco, oncom, lainnya, bubur kacang hijau,

10 104 Lampiran 1. Lanjutan No Kelompok/jenis pangan 7. Gula: gula pasir, gula merah (termasu gula air), sirup, lainnya 8. Sayur dan buah: sayur: bayam, kangkung, kol/kubis, sawi putih (petasi), sawi hijau, buncis, kacang panjang, tomat sayur, wortel, mentimun, daun ketela pohon, terong, tauge, labu, jagung muda kecil, sayur sop/cap cay, sayur asam/lodeh, nangka muda, pepaya muda, jamur, petai, janegkol, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe hijau, cabe rawit, sayur dalam kaleng, lainya, gadogado/ketoprak/pecel; buah-buahan : jeruk, mangga, apel, alpokat, rambuat, duku, durian, salak, nenas, pisang ambon, pisang raja, pisang lainnya, pepaya, jambu, sawo, belimbing, kedondong, semangka, melon, nangka, tomat buah, buah dalam kaleng, lainnya 9. Lain-lain: bahan minumuan: teh, kopi (bbuk, biji, instan), coklat instan, coklat bubuk; bumbu-bumbuan: garam, ketumbar,/jinten, merica/lada, asam, biji pala, cengkeh, terasi/petis, kecap, penyedap masakan/vetsin, sambal masak/jadi/saus tomat, bumbu masak jadi/kemasan, bumbu dapur lainnya, konsumsi lainnya: bahan agar-agar, lainnya; makanan dan minuman jadi: es lainnya, minumnan ringan mengandung CO2(soda), minumnan tdk mengandung CO2 (soda), air kemasan, air teh kemasan, sari buah kemasan, minuman kesehatan/minuman berenergi, minuman lainnya (kopi, kopi susu, teh, susu coklat, dll), minuman yang mengandung alkohol: bir, anggur, minuman beralkohol lainnya Sumber: Program Aplikasi Perencanaan Pangan dan Gizi Wilayah, Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2004.

11 105 Lampiran 2. Pengelompokan konsumsi pangan untuk analisis model AIDS No Kelompok/jenis pangan 1. Beras: beras: beras (beras lokal, kualitas unggul, impor), beras ketan, tepung beras, padi-padian lainnya, bihun, bubur bayi kemasan, lainnya, nasi campur/rames, nasi goreng, nasi putih, lontong/ketupat, ; jagung: jagung basah dengan kulit, jagung pipilan beras jagung, tepung jagung (maizena) 2. Terigu: tepung terigu, mie basah, mie instan, makaroni/mie kering, roti tawar, roti manis/roti lainnya, kue kering/biskuit semprong, kue basah, makanan gorengan, mie bakso/mie rebus/mie goreng, mie instant, makanan ringan anak-anak/krupuk/kripik, makanan jadi lainnya 3. Umbi-umbian: ketela pohon: ketela pohon/singkong, gaplek, tepung gaplek (tiwul), tepung ketela pohon (tapioka/kanji), kerupuk; umbi-umbian selain ketela pohon: ketela rambat/ubi jalar, sagu (bukan dr ketela pohon, misal: sagu ambon), talas/keladi, kentang, umbi-umbian lainnya 4. Daging unggas: daging ayam ras, daging ayam kampung, daging unggas lainnya, daging lainnya, ayam goreng (goreng, bakar, dsb) 5. Daging ruminansia: daging sapi, daging kerbau, daging kambing, daging babi, dendeng, abon, daging dalam kaleng, lainnya, hati, jeroan (selain hati), tetelan, tulang, lainnya soto/gule/sop rawon/cincang, sate/tongseng 6. Ikan segar: ikan: ekor kuning, tongkol/tuna/cakalang, tenggiri, selar, kembung, teri, bandeng, gabus, mujair, mas, lele, kakap, baronang, ikan segar lainnya; udang: udang, cumi-cumi/sotong, ketam/kepiting/rajungan, kerang/siput, lainnya 7. Ikan olahan: ikan olahan: kembung (peda), tenggiri, tongkol/tuna/cakalang, teri, selar, sepat, bandeng, gabus, ikan dalam kaleng, lainnya, ikan (goreng, bakar, presto, pindang, pepes, dsb); udang olahan: udang (ebi), cumi-cumi/sotong, lainnya 8. Telur dan susu: telur: telur ayam ras, telur ayam kampong, telur itik/itik manila, telur puyuh, telur lainnya, telur asin; susu: susu murni, susu cair pabrik, susu kental manis, susu bubuk, susu bubuk bayi, keju, hasil lain dari susu, es krim

12 106 Lampiran 2. Lanjutan No Kelompok/jenis pangan 9. Minyak dan lemak (minyak goreng): minyak kelapa, minyak jagung, minyak goreng lainnya, margarine, lainnya 10. Buah/biji berminyak: kelapa, kacang mede, kemiri, emping 11. Kacang-kacangan: kedele: kacang kedele, tahu, tempe, tauco, oncom, kecap; kacang selain kedele: kacang tanah tanpa kulit, kacang tanah dengan kulit, kacang lainnya, kacang hijau, kacang lainnya, bubur kacang hijau, lainnya 12. Gula: gula pasir, gula merah (termasu gula air) 13. Sayur dan buah sayur: bayam, kangkung, kol/kubis, sawi putih (petasi), sawi hijau, buncis, kacang panjang, tomat sayur, wortel, mentimun, daun ketela pohon, terong, tauge, labu, jagung muda kecil, sayur sop/cap cay, sayur asam/lodeh, nangka muda, pepaya muda, jamur, petai, janegkol, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe hijau, cabe rawit, sayur dalam kaleng, lainya, gadogado/ketoprak/pecel; buah-buahan: jeruk, mangga, apel, alpokat, rambuat, duku, durian, salak, nenas, pisang ambon, pisang raja, pisang lainnya, pepaya, jambu, sawo, belimbing, kedondong, semangka, melon, nangka, tomat buah, buah dalam kaleng, lainnya 14. Lainnya: sirup, lainnya, teh, kopi (bbuk, biji, instan), coklat instan, coklat bubuk, es lainnya, minumnan ringan mengandung CO2 (soda), minumnan tdk mengandung CO2 (soda), air kemasan, air teh kemasan, sari buah kemasan, minuman kesehatan/minuman berenergi, minuman lainnya (kopi, kopi susu, teh, susu coklat, dll), bir, anggur, minuman beralkohol lainnya, garam, ketumbar,/jinten, merica/lada, asam, biji pala, cengkeh, terasi/petis, kecap, penyedap masakan/vetsin, sambal masak/jadi/saus tomat, bumbu masak jadi/kemasan, bumbu dapur lainnya, bahan agar-agar

13 107 Lampiran 3. Proyeksi penduduk Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun Tahun Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara Jumlah Selisih Pertumbuhan Jumlah Selisih Pertumbuhan Jumlah Selisih Pertumbuhan , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Rata-rata pertumbuhan tahun Sumber: Proyeksi penduduk Indonesia (Indonesia Population) Bappenas, BPS, UNFPA 2005

14 108 Lampiran 4. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Indonesia tahun No Provinsi/nasional Tahun Rata-rata Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara Indonesia Sumber: BPS Growth rate of gross regional domestic product at constant 2000 prices by province, nra/ grdp/tables.shtml. [akses 26 Juli 2007] Lampiran 5. Pertumbuhan pendapatan Provinsi Sumatera Barat, Jawa tengah, Sulawesi Tenggara, dan Indonesia No Provinsi/nasional Rata-rata pertumbuhan Ekonomi ( )*) Penduduk ( ) **) Pendapatan ***) 1 Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara Indonesia Sumber: *) BPS Growth rate of gross regional domestic product at constant 2000 prices by province, nra/ grdp/tables.shtml. [akses 26 Juli 2007] **) Proyeksi penduduk Indonesia , Bappenas, BPS, UNFPA (2005) ***) Rata-rata pertumbuhan pendapatan = rata-rata pertumbuhan ekonomi rata-rata pertumbuhan penduduk

15 Lampiran 6. Perkiraan pendapatan per kapita per bulan Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun *) Tahun Provinsi Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara *) Hasil proyeksi dari pendapatan per kapita tahun 2005 (Susenas 2005) dengan menggunakan persamaan Tt = Io (e)^rt 109 Lampiran 7. Rataan pengeluaran per kapita per bulan menurut wilayah di Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun 2005 Provinsi/klasifikasi pengeluaran Perkotaan+ perdesaan Perkotaan Perdesaan Rupiah % Rupiah % Rupiah % 1 Sumatera Barat - Pangan Bukan pangan T o t a l Jawa Tengah - Pangan Bukan pangan T o t a l Sulawesi Tenggara - Pangan Bukan pangan T o t a l Catatan: Rata-rata pendapatan per kapita diproksi dari besarnya pengeluaran rata-rata

16 110 Lampiran 8. Rataan pengeluaran konsumsi berbagai jenis pangan per kapita per bulan menurut wilayah di Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun 2005 No Jenis pangan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara Rp % Rp % Rp % Perkotaan+perdesaan 1 Beras Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah/bj berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Tembakau dan sirih Pangan lainnya T o t a l , Perkotaan 1 Beras Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah/bj berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Tembakau dan sirih - Pangan lainnya T o t a l

17 Lampiran 8. Lanjutan No Jenis pangan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara Rp % Rp % Rp % Perdesaan 1 Beras Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah/bj berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Tembakau dan sirih Pangan lainnya T o t a l

18 Lampiran 9. Rataan distribusi konsumsi protein menurut jenis pangan per kapita per hari wilayah perkotaan+perdesaan di Provinsi di Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun No Jenis pangan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara gram % gram % gram % 1 Beras , Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Total

19 Lampiran 10. Rataan distribusi konsumsi protein menurut jenis pangan per kapita per hari wilayah perkotaan di Provinsi di Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun No Jenis pangan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara gram % gram % gram % 1 Beras Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Total

20 Lampiran 11. Rataan distribusi konsumsi protein menurut jenis pangan per kapita per hari wilayah perdesaan di Provinsi di Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun No Jenis pangan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara gram % gram % gram % 1 Beras Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Total

21 Lampiran 12. Rataan konsumsi per kapita berbagai jenis pangan menurut wilayah di Provinsi Sumatera Barat tahun No Jenis pangan Perkotaan+perdesaan Perkotaan Perdesaan gram/hari kg/tahun gram/hari kg/tahun gram/hari kg/tahun 1 Beras Terigu Jagung Ubi kayu Ubi jalar Sagu Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur Susu Minyak dan lemak Kedele Kacang lain Gula Sayur Buah

22 Lampiran 13. Rataan konsumsi per kapita berbagai jenis pangan menurut wilayah di Provinsi Jawa Tengah tahun No Jenis pangan Perkotaan+perdesaan Perkotaan Perdesaan gram/hari kg/tahun gram/hari kg/tahun gram/hari kg/tahun 1 Beras Terigu Jagung Ubi kayu Ubi jalar Sagu Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur Susu Minyak dan lemak Kedele Kacang lain Gula Sayur Buah

23 Lampiran 14. Rataan konsumsi per kapita berbagai jenis pangan menurut wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun No Jenis pangan Perkotaan+perdesaan Perkotaan Perdesaan gram/hari kg/tahun gram/hari kg/tahun gram/hari kg/tahun 1 Beras Terigu Jagung Ubi kayu Ubi jalar Sagu Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur Susu Minyak dan lemak Kedele Kacang lain Gula Sayur Buah

24 Lampiran 15. Rataan distribusi konsumsi energi menurut jenis pangan per kapita per hari wilayah perkotaan+perdesaan di Provinsi di Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun 2005 No Jenis pangan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara kkal % kkal % kkal % 1 Beras Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Total

25 Lampiran 16. Rataan distribusi konsumsi energi menurut jenis pangan per kapita per hari wilayah perkotaan di Provinsi di Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun 2005 No Jenis pangan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara kkal % kkal % kkal % 1 Beras Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Total

26 Lampiran 17. Rataan distribusi konsumsi energi menurut jenis pangan per kapita per hari wilayah perdesaan di Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara tahun 2005 No Jenis pangan Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Tenggara kkal % kkal % kkal % 1 Beras Terigu Jagung Umbi-umbian Daging unggas Daging ruminansia Ikan.segar Ikan olahan Telur & susu Minyak & lemak Buah biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur & buah Lainnya Total

27 Lampiran 18. Koefisien pendugaan dari sistem permintaan pangan wilayah perkotaan+perdesaan di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005 No. Kelompok pangan *** *** *** * ** 1 Padi-padian *** 2 Terigu *** *** ** * 3 Umbi-umbian *** * 4 Daging unggas *** * ** * *** 5 Daging ruminansia *** *** 6 Ikan segar ** ** * *** *** 7 Ikan olahan *** *** *** 8 Telur & susu *** *** ** *** 9 Minyak & lemak ** 10 Buah/biji berminyak *** 11 Kacang-kacangan *** *** * 12 Gula *** *** * *** ** 13 Buah & sayur ** * *** 14 Lain-lain Keterangan: R^2 = 36,82 * : nyata pada taraf 10%; ** : nyata pada taraf 5%; *** : nyata pada taraf 1% 121

28 Lampiran 18. Lanjutan No. Kelompok pangan Share *** *** ** *** *** ** 1 Padi-padian *** 2 Terigu ** * *** 3 Umbi-umbian *** *** 4 Daging unggas * ** 5 Daging ruminansia *** *** *** ** 6 Ikan segar * ** ** 7 Ikan olahan *** ** 8 Telur & susu * *** *** 9 Minyak & lemak ** *** * * 10 Buah/biji berminyak *** *** *** ** 11 Kacang-kacangan *** *** ** 12 Gula *** * ** 13 Buah & sayur ** 14 Lain-lain

29 Lampiran 19. Koefisien pendugaan dari sistem permintaan pangan wilayah perkotaan di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005 No. Kelompok pangan *** *** 1 Padi-padian Terigu ** * 3 Umbi-umbian ** *** * 4 Daging unggas ** ** 5 Daging ruminansia * * * ** 6 Ikan segar ** *** 7 Ikan olahan *** 8 Telur & susu ** *** ** 9 Minyak & lemak *** * ** 10 Buah/biji berminyak *** 11 Kacang-kacangan ** *** *** *** 12 Gula *** *** 13 Buah & sayur ** 14 Lain-lain Keterangan: R^2 = 69,09 * : nyata pada taraf 10%; ** : nyata pada taraf 5%; *** : nyata pada taraf 1% 123

30 Lampiran 19. Lanjutan No. Kelompok pangan Share *** ** *** *** 1 Padi-padian Terigu *** *** *** *** 3 Umbi-umbian ** 4 Daging unggas *** 5 Daging ruminansia * *** 6 Ikan segar ** ** 7 Ikan olahan *** ** *** 8 Telur & susu ** ** *** 9 Minyak & lemak ** *** * ** 10 Buah/biji berminyak ** ** *** *** *** 11 Kacang-kacangan *** *** *** ** *** 12 Gula ** * *** ** *** 13 Buah & sayur *** 14 Lain-lain

31 Lampiran 20. Koefisien pendugaan dari sistem permintaan pangan wilayah perdesaan di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005 No. Kelompok pangan *** *** ** ** 1 Padi-padian ** *** * 2 Terigu * ** 3 Umbi-umbian *** 4 Daging unggas * ** *** 5 Daging ruminansia *** *** 6 Ikan segar * *** *** 7 Ikan olahan ** * ** ** 8 Telur & susu *** *** * ** *** 9 Minyak & lemak ** 10 Buah/biji berminyak * ** ** ** 11 Kacang-kacangan * ** *** * 12 Gula *** *** ** ** 13 Buah & sayur ** 14 Lain-lain Keterangan: R^2 = 39,97 * : nyata pada taraf 10%; ** : nyata pada taraf 5%; *** : nyata pada taraf 1% 125

32 Lampiran 20. Lanjutan No. Kelompok pangan Share * *** ** ** 1 Padi-padian * *** 2 Terigu ** *** 3 Umbi-umbian *** ** *** 4 Daging unggas Daging ruminansia ** ** ** ** 6 Ikan segar ** ** * ** * 7 Ikan olahan *** *** * 8 Telur & susu *** *** 9 Minyak & lemak *** *** 10 Buah/biji berminyak *** *** ** ** * 11 Kacang-kacangan ** *** 12 Gula *** ** 13 Buah & sayur * 14 Lain-lain

33 Lampiran 21. Koefisien pendugaan dari sistem permintaan pangan wilayah perkotaan+perdesaan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 No. Kelompok pangan *** *** *** *** *** *** * 1 Padi-padian *** *** *** ** 2 Terigu *** *** * *** 3 Umbi-umbian *** *** ** * *** 4 Daging unggas *** ** * ** *** 5 Daging ruminansia * *** * *** * 6 Ikan segar * *** * *** 7 Ikan olahan ** *** ** ** 8 Telur & susu *** *** ** ** *** *** ** 9 Minyak & lemak * *** * ** 10 Buah/biji berminyak *** *** *** *** ** *** 11 Kacang-kacangan * *** *** * 12 Gula *** ** *** * 13 Buah & sayur * *** ** * 14 Lain-lain Keterangan: R^2 = 29,41 * : nyata pada taraf 10%; ** : nyata pada taraf 5%; *** : nyata pada taraf 1% 127

34 Lampiran 21. Lanjutan No. Kelompok pangan Share *** *** * *** *** *** *** *** 1 Padi-padian ** *** ** *** 2 Terigu ** ** *** ** 3 Umbi-umbian ** *** ** ** 4 Daging unggas *** *** * 5 Daging ruminansia *** * *** *** 6 Ikan segar ** ** * * 7 Ikan olahan *** *** *** *** *** 8 Telur & susu *** *** ** * *** 9 Minyak & lemak *** *** *** *** 10 Buah/biji berminyak *** ** *** *** * 11 Kacang-kacangan *** * *** 12 Gula *** * *** *** *** 13 Buah & sayur *** *** 14 Lain-lain

35 Lampiran 22. Koefisien pendugaan dari sistem permintaan pangan wilayah perkotaan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 No. Kelompok pangan *** *** ** *** *** *** 1 Padi-padian ** *** *** ** 2 Terigu ** *** ** *** ** ** 3 Umbi-umbian *** ** *** ** 4 Daging unggas *** ** *** 5 Daging ruminansia ** ** *** 6 Ikan segar *** 7 Ikan olahan *** 8 Telur & susu *** ** ** *** ** 9 Minyak & lemak * ** ** 10 Buah/biji berminyak ** * ** *** *** 11 Kacang-kacangan ** *** ** 12 Gula *** 13 Buah & sayur ** 14 Lain-lain Keterangan: R^2 = 35,6 * : nyata pada taraf 10%; ** : nyata pada taraf 5%; *** : nyata pada taraf 1% 129

36 Lampiran 22. Lanjutan No. Kelompok pangan Share *** ** * * ** *** ** 1 Padi-padian ** ** ** 2 Terigu ** *** 3 Umbi-umbian ** ** 4 Daging unggas *** *** 5 Daging ruminansia ** ** 6 Ikan segar ** 7 Ikan olahan *** *** *** 8 Telur & susu *** *** ** ** 9 Minyak & lemak *** *** ** 10 Buah/biji berminyak *** ** *** *** * 11 Kacang-kacangan *** ** 12 Gula ** *** *** 13 Buah & sayur * ** *** 14 Lain-lain

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ]

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ] RAHASIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ] I. KETERANGAN TEMPAT 1 Provinsi 2 Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern (DDP) adalah susunan keragaman pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama pada

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Katalog BPS: 3212.21 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU POLA KONSUMSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU 214 Katalog BPS : 3212.21 ISSN : 2442.6334 Nomor Publikasi : 21.1519 Naskah: Seksi Statistik

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

Katalog BPS: PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010

Katalog BPS: PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 Katalog BPS: 3201005.16 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN 2011 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 Katalog

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2016 ISSN : 2442-6334 Katalog BPS : 3201002.21 Nomor Publikasi : 21520.1703 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : viii+108 halaman Naskah: Bidang

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN BERAS DAN NON BERAS DI INDONESIA

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN BERAS DAN NON BERAS DI INDONESIA Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 05 /01/32/Th. XVII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/07/72/Th. XII, 01 Juli 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan Juni 2009 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, dengan indeks dari 115,86 pada Mei 2009 menjadi 116,03

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/06/3327/2014. 5 Juni 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Mei 2014 Inflasi 0,04 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/05/72/Th. XII, 01 Mei 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan 2009 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,85 persen, dengan indeks dari 116,45 pada Maret 2009 menjadi 115,46

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/09/3327/2014. 5 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Agustus 2014 Inflasi 0,43 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/05/3327/2014. 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan April 2014 Deflasi 0,24 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PANDUAN PENGHITUNGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) Skor PPH Nasional Tahun 2009-2014 75,7 85,7 85,6 83,5 81,4 83,4 Kacangkacangan Buah/Biji Berminyak 5,0 3,0 10,0 Minyak dan Lemak Gula 5,0 Sayur & buah Lain-lain

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/07/3327/2014. 5 Juli 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juni 2014 Inflasi 0,66 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/08/3327/2014. 5 Agustus 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juli 2014 Inflasi 0,77 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/12/Th. XIV, 01 Desember 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI NOVEMBER 2011 INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN Pada bulan November 2011 di Kota Palu terjadi inflas sebesar 0,42 persen, dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data 20 METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data Penelitian ini menggunakan data Susenas Modul Konsumsi tahun 2005 yang dikumpulkan dengan desain cross sectional. Data Susenas Modul Konsumsi terdiri

Lebih terperinci

Kesehatan sebesar. Dari memberikan. persen; Kelompok

Kesehatan sebesar. Dari memberikan. persen; Kelompok 18/04/72 Th. XVI, 01 Aprill 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI MARET 2013 DEFLASI SEBESAR -0,10 PERSEN Pada bulan Maret 2013 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,10 persen,, dengan indeks

Lebih terperinci

BAB IX Spesifikasi Teknis

BAB IX Spesifikasi Teknis Kepada Yth Penyedia Barang/Jasa Untuk Pengadaan Bahan Makanan untuk 50 orang Panti Sosial Asuhan Anak (PSTW) Yogyakarta, bahwa pada BAB IX di Spesifikasi Teknis kami ralat khususnya jumlah barang. BAB

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 10/10/Th.III, 4 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN Pada September 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/04/3327/2014. 5 April 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Maret 2014 Inflasi 0,21 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

No. 12/12/Th.II, 5 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,93 PERSEN Pada Desember 2015 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,93 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.VIII, 03 Agustus 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Juli 2015 INFLASI SEBESAR 1,33 PERSEN Pada Juli 2015 terjadi inflasi sebesar 1,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

No. 01/01/Th.III, 2 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Pada Januari 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

http.//sragenkab.bps.go.id

http.//sragenkab.bps.go.id Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi di Kota Sragen Februari 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN No. 14/02/3314/Th.X, 1 Maret

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.IX, 01 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI JULI DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN Pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,41.

Lebih terperinci

BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN

BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN No. 01/01/15/Th.IV, 4 Januari 2010 BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN Pada bulan Desember 2009, Kota Jambi mengalami deflasi sebesar 0,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 72/Th. IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,67 PERSEN Pada Februari 2015 terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 91/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada September 2016 terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain prospective study berdasarkan data hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) Provinsi Riau tahun 2008-2010. Pemilihan

Lebih terperinci

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 LAMPIRAN 104 105 LAMPIRAN I HUBUNGAN PEMBERIAN MPASI LOKAL, FREKUENSI PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS WAIPARE, KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR Program Studi S1 Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial budaya dipengaruhi banyak hal yang saling kait mengait, di samping untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Amang (1993), Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/05/3327/2015. 5 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan April 2015 Inflasi 0,17 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 0.60 0.40 0.20 0.00 0, 51 0, 0, 230, 03 6710 0, 0, 750403 25 46220 0, 05 06 Umum No. 04/04/1509/Th.III, 1 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Maret 2016, Deflasi Kabupaten Bungo

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BALAI BESAR REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA (BBRVBD) UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. SKB No. 5 Karadenan Cibinong Bogor, 16913 Telp. (0251) 8654702 8654705 Fax. 8654701

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 92/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO OKTOBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada Oktober 2016 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Menurut Saliem dkk dalam Ariani dan Tribastuti (2002), pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi

Lebih terperinci

tp :// w ht.g o ps.b w w.id STATISTIK HARGA KONSUMEN PERDESAAN KELOMPOK MAKANAN 2012 ISBN. 978-979-064-474-8 No. Publikasi: 06240.1205 Katalog BPS: 7104016 Ukuran Buku: 21 Cm x 29 Cm Naskah: Subdirektorat

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/01/3327/2015. 5 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Desember 2014 Inflasi 1,92 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/01/Th. VIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2009 INFLASI SEBESAR 0,17 PERSEN Pada bulan Desember 2009 terjadi inflasi sebesar 0,17 persen. Tiga kota di sekitar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No.10/10/3321/Th.VII, 2 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,35 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 03/02/5310/Th.IX, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Februari 2016 INFLASI SEBESAR 0,27 PERSEN Pada Februari 2016 terjadi inflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen KERJASAMA BPS DAN BAPPEDA KABUPATEN SRAGEN No. 01/II/2017, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Inflasi 1,10 persen di Kota Sragen terjadi inflasi sebesar 1,10 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/08/72 Th. XIV, 01 Agustus 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2011 INFLASI SEBESAR 1,37 PERSEN Pada bulan Juli 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,37 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 83/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO JANUARI 2016 INFLASI 0,57 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/09/Th. XIV, 05 September 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2011 INFLASI SEBESAR 1,91 PERSEN Pada bulan Agustus 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,91 persen, dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 80/Th. IX, 2 Nopember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO OKTOBER 2015 INFLASI 0,02 PERSEN Pada Oktober 2015 terjadi inflasi

Lebih terperinci

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan METODE Desain, Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan prospective study dengan menggunakan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Provinsi Papua tahun 2008 sampai tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 60/Th. VIII, 3 Maret 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO FEBRUARI 2014 INFLASI 0,51 PERSEN Pada Februari 2014 terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.34/07/15/Th. X, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI JUNI 2016, KOTA JAMBI INFLASI 0,97 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO INFLASI 1,66 PERSEN Pada Bulan Juni 2016 Kota Jambi

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

Inflasi tingkat Nasional sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender 1,67 persen, dan inflasi year on year

Inflasi tingkat Nasional sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender 1,67 persen, dan inflasi year on year Bulan Mei 2017, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami inflasi sebesar 0,49 persen, atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 128,99 persen (IHK 2012=100) pada bulan April 2017,

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 1,07 persen. Laju inflasi kumulatif

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/03/Th. XIV, 01 Maret 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2011 INFLASI SEBESAR 0,66 PERSEN Pada bulan Februari 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,66 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi Pangan dan Faktor yang Mempengaruhinya

TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi Pangan dan Faktor yang Mempengaruhinya 5 TINJAUAN PUSTAKA Konsumsi Pangan dan Faktor yang Mempengaruhinya Dikemukakan oleh Maslow, pangan merupakan salah satu kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup (Sumarwan

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

No. 10/10/Th.II, 3 November 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,11 PERSEN Pada Oktober 2015 di Kudus terjadi deflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI No. 94/03/7372/Th.VIII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2016 Deflasi 0,03 Persen Pada bulan Februari 2016 Indonesia mengalami deflasi

Lebih terperinci

Hendra Pratama 1, Ahmad Humam Hamid 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Hendra Pratama 1, Ahmad Humam Hamid 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala IDENTIFIKASI SUMBER DAN KETERSEDIAAN PANGAN DI KECAMATAN DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA (Identification of Sources and Availability of Food in Dewantara District North Aceh Regency) Hendra Pratama 1, Ahmad

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/07/3327/2015. 5 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juni 2015 Inflasi 0,62 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016 BERAS INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN BULAN : JANUARI 2016 Tambahrejo Pucang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.18 /04/16/Th.X, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI MARET, KOTA JAMBI INFLASI 0,26 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,31 PERSEN Pada Bulan Maret Kota Jambi mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 66/Th. VIII, 1 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO AGUSTUS 2014 INFLASI 0,43 PERSEN Pada Agustus 2014 terjadi inflasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola Konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumahtangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam menyusun pola konsumsi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 08/01/64/Th.XX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA SEPTEMBER TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.30/06/15/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI MEI 2016, KOTA JAMBI INFLASI 0,89 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,91 PERSEN Pada Bulan Mei 2016 Kota Jambi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 06/02/Th. XV, 01 Februari 2012 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2012 INFLASI SEBESAR 0,45 PERSEN Pada bulan Januari 2012 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,45 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 23/05/76/Th. VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2014 MAMUJU INFLASI 0,10 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.032/09/2016, 16 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN Pada Agustus 2016 terjadi deflasi sebesar 0,54

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 02/01/5310/Th.IX, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Januari 2016 INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September 2012 Naik 0,38 persen. Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 04/01/64/Th.XVIII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR SEPTEMBER TAHUN 2014 * SEPTEMBER 2014 : 6,31% TURUN 0,11% DARI MARET 2014

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/02/Th. XIV, 01 Februari 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2011 INFLASI SEBESAR 1,13 PERSEN Pada bulan Januari 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,13 persen, dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

DATA MENCERDASKAN BANGSA

DATA MENCERDASKAN BANGSA PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2014 TERJADI INFLASI SEBESAR 1,23 PERSEN Januari 2014 IHK Karawang mengalami kenaikan indeks. IHK dari 141,08 di Bulan Desember 2013 menjadi 142,82 di

Lebih terperinci

BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah

BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia) dengan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 01/12/5310/Th.IX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Desember 2015 INFLASI SEBESAR 1,03 PERSEN Pada Desember 2015 terjadi inflasi sebesar 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

Statistik Harga Komoditas Pertanian Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian

Statistik Harga Komoditas Pertanian Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian Statistik Harga Komoditas Pertanian 2012 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan ketahanan pangan merupakan prioritas utama dalam pembangunan karena pangan merupakan kebutuhan yang paling hakiki dan mendasar bagi sumberdaya manusia suatu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN Judul Penelitian : Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Hipertensi Pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci