BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU"

Transkripsi

1

2 Katalog BPS: BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

3 POLA KONSUMSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU 214 Katalog BPS : ISSN : Nomor Publikasi : Naskah: Seksi Statistik Kesra Gambar Sampul: Eling Kusnandar Haristanto Diterbitkan Oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Dicetak Oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

4 KATA PENGANTAR Data sosial ekonomi sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran proses, evaluasi serta hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Data tentang berbagai aspek pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pembangunan memberi dampak positif kepada seluruh lapisan masyarakat secara umum, khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Dalam buku ini disajikan data keadaan ekonomi penduduk dari Susenas 214 yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat konsumsi serta perilaku konsumen berbagai lapisan masyarakat pada tingkat provinsi. Konsumsi penduduk dalam satuan kalori dan protein disertakan dalam publikasi ini. Diharapkan dengan terbitnya buku ini sasaran survei dapat dipenuhi dan kesenjangan yang ada antara ketersediaan dan kebutuhan data, khususnya data kesejahteraan rakyat, dapat diperkecil. Kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi pada pengumpulan data Susenas 214 sampai dengan terbitnya buku ini, baik langsung maupun tidak langsung, diucapkan terima kasih. Tanjungpinang, September 215 Kepala, DUMANGAR HUTAURUK Pola Konsumsi Penduduk i Kepulauan Riau 214

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii I. PENDAHULUAN 1.1 Umum Metode Survei Konsep dan Definisi... 4 II. ULASAN SINGKAT 2.1 Perkembangan Pengeluaran Pola Konsumsi Konsumsi Kalori dan Protein TABEL-TABEL LAMPIRAN. 21 Pola Konsumsi Penduduk ii Kepulauan Riau 214

6 Pola Konsumsi Penduduk iii Kepulauan Riau 214

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 1963 menyelenggarakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang bertujuan untuk mendapatkan data berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Bagi Pemerintah, tersedianya data tersebut sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan sektoral maupun lintas sektoral. Susenas diselenggarakan setiap tahun. Sepanjang penyelenggaraannya, Susenas telah banyak mengalami penyempurnaan, baik dalam hal cakupan, metodologi, organisasi lapangan, dan lain-lain dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat pengguna data yang semakin beragam, serta dalam upaya mendapatkan data yang lebih berkualitas dan terpercaya Tahun 1992, melalui Susenas dilaksanakan pengumpulan data kor (pokok) dan data modul (khusus). Data kor yang mencakup data demografi, pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, konsumsi/pengeluaran rumah tangga, pendapatan, dan sosial ekonomi lainnya dikumpulkan setiap tahun. Sedangkan pengumpulan data modul yang mencakup data konsumsi/pengeluaran rumah tangga, sosial budaya dan pendidikan, serta perumahan dan kesehatan dikumpulkan setiap 3 tahun secara Pola Konsumsi Penduduk 1 Kepulauan Riau 214

8 bergiliran. Selain itu untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan rumah tangga, dilakukan juga pengumpulan data Susenas Panel pada bulan Maret setiap tahunnya di mana sejak tahun 27 dapat disajikan sampai tingkat Provinsi. Sejak tahun 211, Susenas dilakukan empat kali secara triwulanan yaitu pada bulan Maret, Juni, September dan Desember. Selain kor, dilakukan j u g a pendataan untuk modul konsumsi setiap triwulan sehingga diperoleh data estimasi tingkat kabupaten/kota baik untuk data kor maupun modul. Susenas Modul Konsumsi mengumpulkan data konsumsi/pengeluaran rumah tangga. Data konsumsi/pengeluaran yang dikumpulkan pada Susenas Modul Konsumsi dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu konsumsi makanan dan bukan makanan. Konsumsi/pengeluaran makanan dirinci menjadi 215 komoditi, masingmasing dikumpulkan data kuantitas dan nilainya. Untuk konsumsi bukan makanan pada umumnya hanya dikumpulkan nilainya kecuali untuk beberapa jenis pengeluaran tertentu seperti penggunaan listrik, air, gas dan bahan bakar minyak yang juga dikumpulkan kuantitasnya. Buku ini berisi tabel-tabel hasil Susenas Modul Konsumsi 213 dan 214 yang berupa pengeluaran untuk konsumsi penduduk (nilai dan kuantitas) serta konsumsi kalori dan protein. Tabel-tabel disajikan pada tingkat Provinsi Kepulauan Riau. Pola Konsumsi Penduduk 2 Kepulauan Riau 214

9 1.2. Metode Survei Susenas 214 di Provinsi Kepulauan Riau mencakup 2.7 rumah tangga yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Estimasi dirancang representatif sampai tingkat kabupaten/kota. Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga. Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP21 yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP21 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan. Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa tidak termasuk institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel hasil pencacahan lengkap SP21 (SP21-C1) yang telah dimutahirkan pada setiap menjelang pelaksanaan survei. Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan sampel tiga tahap berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut: a. Tahap pertama, memilih nh wilcah dari Nh secara pps (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya rumah Pola Konsumsi Penduduk 3 Kepulauan Riau 214

10 tangga SP21 (Mi). Kemudian wilcah tersebut dialokasikan secara acak ke dalam empat triwulan. b. Tahap kedua, memilih BS pada setiap wilcah terpilih secara pps dengan size jumlah rumah tangga SP21-RBL1. c. Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih untuk Susenas dipilih sejumlah rumah tangga biasa (m=1) secara sistematik berdasarkan hasil pemutakhiran listing rumah tangga SP21-C1 dengan menggunakan Daftar VSEN11-P. Daftar nama kepala rumah tangga disusun dari Ekstrak SP21-C1 untuk variabel nama KRT, alamat, dan tingkat pendidikan KRT, kemudian dilakukan pemutakhiran lapangan. Wawancara dilakukan dengan mendatangi setiap blok sensus terpilih dan pada setiap rumah tangga terpilih dikunjungi oleh seorang pencacah yang diberikan tanggungjawab untuk mewawancarai responden. Responden adalah kepala rumahtangga atau anggota rumahtangga lain yang dianggap mengetahui keadaan rumahtangga yang bersangkutan Konsep dan Definisi Blok Sensus adalah bagian dari suatu wilayah desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja dari seorang Pencacah. Kriteria blok sensus adalah sebagai berikut: 1. Setiap wilayah desa/kelurahan dibagi habis menjadi beberapa blok sensus. Pola Konsumsi Penduduk 4 Kepulauan Riau 214

11 2. Blok sensus harus mempunyai batas-batas yang jelas/mudah dikenali, baik batas alam maupun buatan. Batas Satuan Lingkungan Setempat/SLS, seperti: RT, RW, dusun, lingkungan, dan sebagainya diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas alam atau buatan). 3. Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan. Blok sensus dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : Blok sensus biasa (B) adalah blok sensus yangmuatannya antara 8 sampai 12 rumah tangga atau bangunan sensus tempat tinggal atau bangunan sensus bukan tempat tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh. Blok sensus khusus (K) adalah blok sensus yang mempunyai muatan sekurang-kurangnya 1 rumah tangga, kecuali untuk lembaga pemasyarakatan tidak ada batas muatan. Tempattempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus antara lain: asrama militer (tangsi) dan daerah perumahan militer dengan pintu keluar masuk yang dijaga. Blok sensus persiapan (P) adalah blok sensus yang kosong. Contoh: Sawah, kebun, tegalan, rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas permukiman yang terbakar. Segmen adalah bagian dari blok sensus. Blok sensus umumnya terdiri dari beberapa segmen. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, Pola Konsumsi Penduduk 5 Kepulauan Riau 214

12 dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Juga dianggap sebagai rumah tangga biasa antara lain: Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam blok sensus yang sama dianggap sebagai satu rumah tangga. Pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang dari 1 orang. Pemondok dianggap sebagai art induk semangnya. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. Anggota TNI yang tinggal di asrama bersama keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-harinya Rumah tangga khusus, seperti (1) orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat tinggal yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur oleh suatu yayasan atau badan, misalnya asrama perawat, asrama mahasiswa, asrama TNI (tangsi). (2) Orang-orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya. (3) Sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih Pola Konsumsi Penduduk 6 Kepulauan Riau 214

13 besar atau sama dengan 1 orang. Rumah tangga khusus tidak dicakup dalam kegiatan Susenas. Kepala rumah tangga (krt) adalah (1) seseorang dari sekelompok art yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau ( 2 ) orang yang dianggap/ditunjuk sebagai krt (misalnya beberapa mahasiswa yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri, maka salah seorang dari mahasiswa tersebut dianggap/ditunjuk sebagai krt). Krt yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salahsatu tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama. Khusus untuk krt yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan) tetapi kurang dari 6 bulan, tetap dicatat sebagai krt di rumah istri dan anak-anaknya. Anggota rumah tangga (art) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (krt, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga atau art lainnya), baik yang berada di rumah tangga responden maupun sementara tidak ada pada waktu pencacahan. Orang yang telah tinggal di rumah tangga responden 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat pindah/bertempat tinggal di rumah tangga tersebut Pola Konsumsi Penduduk 7 Kepulauan Riau 214

14 6 bulan atau lebih dianggap sebagai art. Bukan art adalah art yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan art yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih. Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk konsumsi untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang lalu, sedangkan untuk konsumsi bukan makanan sebulan dan setahun yang lalu. Konsumsi makanan dan non makanan selanjutnya dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan. Pola Konsumsi Penduduk 8 Kepulauan Riau 214

15 BAB II ULASAN SINGKAT 2.1 Perkembangan Pengeluaran Tahun 214 Salah satu determinan dari kesejahteraan ekonomi penduduk adalah kemampuan daya beli penduduk. Peningkatan kemampuan daya beli akan meningkatkan kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan pokok. Meningkatnya kemampuan daya beli penduduk tentu saja diakibatkan meningkatnya pendapatan. Karena itu besarnya konsumsi/pengeluaran penduduk merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk. Berdasarkan Gambar 2.1., rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 213 sebesar Rp Angka ini mengalami peningkatan pada tahun 214 menjadi sebesar Rp Sebagaimana terlihat pada gambar tersebut, rata-rata pengeluaran per kapita penduduk d i p e r k o t a a n pada tahun 214 sebesar Rp ,-. Rata-rata pengeluaran penduduk perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang sebesar Rp Dibandingkan tahun 213 rata-rata pengeluaran penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 214 meningkat sebesar 1,44 persen. Tatkala harga-harga tidak banyak berubah, kenaikan Pola Konsumsi Penduduk 9 Kepulauan Riau 214

16 pengeluaran per kapita tersebut mampu menunjukkan adanya peningkatan daya beli penduduk dari tahun 213. Gambar 2.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rupiah) Penduduk Kepulauan Riau, Perkotaan + Perdesaan Perdesaan Perkotaan 1,138, ,357 73,337 1,271,561 1,357,528 1,22, , 1,5 Sumber: Susenas Tahun Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa pengeluaran penduduk terbentuk dari konsumsi makanan dan konsumsi non makanan. Jika dilihat pada Gambar 2.2 maka dari sisi konsumsi makanan, rata-rata konsumsi makanan penduduk perkapita sebulan di daerah perkotaan masih lebih tinggi dari daerah di perdesaan, sebagaimana pola tahun sebelumnya. Dimana konsumsi makanan di perkotaan pada tahun 214 sebesar Rp , sedangkan di perdesaan sebesar Rp Adapun peran dari konsumsi Pola Konsumsi Penduduk 1 Kepulauan Riau 214

17 makanan jadi memiliki andil paling tinggi yaitu sebesar 13,4 persen dari seluruh kelompok pengeluaran. Gambar 2.2 Rata-rata Konsumsi Makanan Per Kapita Sebulan (Rupiah) Penduduk Kepulauan Riau, ,97 574, ,61 521,134 48, , Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Sumber: Susenas Tahun Selanjutnya dari sisi lain, yaitu konsumsi non makanan, penduduk di daerah perkotaan dapat dikatakan lebih banyak mengeluarkan uang mereka untuk ini dibanding penduduk perdesaan. Dari gambar 2.3 diketahui bahwa rata-rata pengeluaran penduduk perkotaan untuk mengkonsumsi barang dan jasa non makanan dalam sebulan bisa mencapai dua kali lipat dari penduduk di daerah perdesaan. Pola Konsumsi Penduduk 11 Kepulauan Riau 214

18 Gambar 2.3 Rata-rata Konsumsi Non Makanan Per Kapita Sebulan (Rupiah) Penduduk Kepulauan Riau, , Perkotaan 764,558 Sumber: Susenas Tahun ,57 Perdesaan 696, ,69 345,57 Perkotaan + Perdesaan Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa data pengeluaran Susenas terdiri atas dua kelompok, yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Tingkat kebutuhan/permintaan terhadap kedua kelompok tersebut pada dasarnya berbeda. Dalam kondisi pendapatan terbatas, kebutuhan makanan lebih didahulukan, sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan, maka lambat laun akan terjadi pergeseran yaitu penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dan peningkatan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk bukan makanan. Pola Konsumsi Penduduk 12 Kepulauan Riau 214

19 Pergeseran komposisi dan pola pengeluaran tersebut terjadi karena elastisitas permintaan terhadap makanan secara umum rendah, sedangkan elastisitas permintaan terhadap kebutuhan bukan makanan relatif lebih tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang bukan makanan, sedangkan sisa pendapatan dapat disimpan sebagai tabungan. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat di pakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk, di mana perubahan komposisinya digunakan sebagai petunjuk perubahan tingkat kesejahteraan. Tabel 2.1. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan untuk Makanan dan Bukan Makanan Menurut Kalsifikasi Daerah, Tahun Klasifikasi Daerah Konsumsi Makanan Konsumsi Non Makanan (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 44,54 43,68 55,46 56,32 Perdesaan 55,97 58,18 44,3 41,82 Perkotaan + Perdesaan Sumber: Susenas Tahun ,76 45,21 54,24 54,79 Pola Konsumsi Penduduk 13 Kepulauan Riau 214

20 Pada Tabel 2.1. memperlihatkan data persentase pengeluaran per kapita sebulan untuk kelompok makanan dan bukan makanan tahun Secara umum persentase pengeluaran untuk konsumsi makanan mengalami koreksi sebesar,55 poin pada tahun 214. Dilihat dari klasifikasi daerah, di daerah perkotaan mengalami penurunan proporsi pengeluaran makanan. S e m e n t a r a i t u d i daerah perdesaan prioritas penduduk terhadap konsumsi makanan masih tinggi, di mana pada periode proporsi konsumsi makanan masih sangat besar di atas 58,18 persen. Sebaliknya untuk konsumsi non makanan tahun 214 persentasenya cenderung menurun dari tahun 213. Seperti disebutkan sebelumnya, proporsi konsumsi makanan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Di daerah perdesaan gap antara konsumsi makanan dan non makanan terlihat lebar sementara untuk daerah perkotaan perbedaannya hanya sedikit sekali. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan perdesaan. 2.2 Pola Konsumsi 214 Secara keseluruhan nilai rupiah yang dikeluarkan untuk konsumsi pangan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau masih didominasi oleh kelompok makanan dan minuman jadi, diikuti oleh Pola Konsumsi Penduduk 14 Kepulauan Riau 214

21 ikan/udang/cumi/kerang. Kelompok komoditi berikutnya yang banyak menyerap pendapatan masyarakat adalah tembakau dan sirih. Tabel 2.2 Persentase Pengeluaran Per Kapita Menurut Kelompok Pengeluaran, Provinsi Kepulauan Riau Tahun 213 dan 214 Kelompok Pengeluaran (1) (2) (3) 1. Padi-padian 4,1 3,95 2. Umbi-umbian,36,4 3. Ikan/udang/cumi/kerang 5,49 5,98 4. Daging 1,32 2,19 5. Telur dan susu 3,47 3,6 6. Sayur-sayuran 3,79 4,9 7. Kacang-kacangan,68,84 8. Buah-buahan 2,45 2,37 9. Minyak dan lemak 1,22 1,22 1. Bahan minuman 1,32 1, Konsumsi lainnya,81 1,1 12. Bumbu-bumbuan 1,9,8 13. Makanan dan minuman jadi 13,23 12, Tembakau dan sirih 5,17 5,12 TOTAL MAKANAN 45,76 45, Perumahan dan fasilitas rumah tangga 23,7 25, Aneka barang dan jasa 14,53 14, Kesehatan 2,3 2, Pendidikan 3,18 2, Pakaian, alas kaki dan tutup kepala 3,23 2,26 2. Barang tahan lama 3,44 5, Pajak, pungutan dan asuransi 2,11 1, Keperluan pesta, upacara dan kenduri 1,74,84 TOTAL NON MAKANAN 54,24 54,79 TOTAL KONSUMSI 1, 1, Sumber: Susenas Tahun Pola Konsumsi Penduduk 15 Kepulauan Riau 214

22 Sedangkan untuk konsumsi non makanan, pengeluaran untuk perumahan menempati posisi tertinggi, diikuti oleh pengeluaran untuk aneka barang dan jasa. Cukup menarik bahwa biaya kesehatan dan biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh rumahtangga ternyata cukup kecil masing-masing hanya 2,48 persen dan 2,74 persen dari total konsumsi rumahtangga. Tabel 2.3 Rata-Rata Konsumsi Per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan, Provinsi Kepulauan Riau Tahun 214 No Jenis bahan Makanan Satuan 214 (1) (2) (3) (4) 1 Beras (beras lokal, kualitas unggul, impor) Ikan, Udang dan hewan air lainnya yang segar.55 3 Ikan, Udang dan hewan air lainnya yang.38 diawetkan 4 Daging Sapi.1 5 Daging Ayam Ras/Kampung.16 6 Telur Ayam Ras.18 7 Susu Kental Manis 397 gr.14 8 Susu Bubuk.4 9 Bawang Merah.63 1 Bawang Putih Cabe Merah Cabe Hijau.6 13 Cabe Rawit Tahu Tempe Minyak Kelapa dan Minyak Goreng Liter.26 Lainnya 17 Kelapa Butir Gula Pasir 1.75 Sumber: Susenas Tahun 214 Pola Konsumsi Penduduk 16 Kepulauan Riau 214

23 Pada Tabel 2.3. disajikan data konsumsi rata-rata beberapa jenis bahan makanan yang umum dikonsumsi penduduk Provinsi Kepulauan Riau. Perlu dijelaskan bahwa data ini belum menunjukkan besarnya konsumsi yang sesungguhnya, karena data tersebut hanya menggambarkan konsumsi makanan yang dimasak/disiapkan rumahtangga, tidak termasuk konsumsi makanan jadi. 2.3 Konsumsi Kalori dan Protein 214 Indikator lain yang menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat kecukupan gizi yang dihitung berdasarkan kandungan kalori dan protein makanan yang dikonsumsi penduduk. Besarnya konsumsi kalori dan protein dihitung dengan mengkonversikan kuantitas makanan yang dikonsumsi kedalam kalori atau protein setiap komoditas makanan yang dikonsumsi kemudian dijumlahkan. Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 212, angka kecukupan kalori penduduk Indonesia adalah 215 kkal per orang per hari. Sedangkan angka kecukupan protein berdasarkan WNPG 24 tersebut dipatok sebesar 57 gram per orang per hari. Perkembangan konsumsi energi di Provinsi Kepulauan Riau di sajikan pada Tabel 2.4. Rata-rata konsumsi kalori per kapita per hari pada tahun 214 lebih rendah dari standar kecukupan gizi nasional sesuai WNPG 212, namun sudah meningkat sedikit dari Pola Konsumsi Penduduk 17 Kepulauan Riau 214

24 tahun 213. Pada tahun 214 rata-rata konsumsi energi menurun di daerah perkotaan, namun membaik bagi penduduk di daerah perdesaan. Pada tahun 214, besarnya rata-rata konsumsi kalori masyarakat Provinsi Kepulauan Riau sebesar 1.86,85 kkal per kapita per hari, di bawah standar kecukupan gizi menurut WNPG 212. Namun angka konsumsi kalori ini meningkat tipis dari tahun sebelumnya yang sebesar 1.854,54 kkal per kapita per hari. Tabel 2.4. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Per Hari Menurut Klasifikasi Daerah, Tahun Klasifikasi Daerah Kalori* Protein** Kalori* Protein** (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 1.845,48 59, ,56 59,7 Perdesaan 1.899,85 55, ,83 57,9 Perkotaan + Perdesaan 1.854,54 58, ,85 59,28 Sumber: Susenas Tahun 213 *(kkal/kapita/hari) **(gram/kapita/hari) Jika dibandingkan antara perkotaan dan perdesaan, terlihat bahwa daerah perkotaan mempunyai konsumsi kalori yang lebih rendah dari daerah perdesaan baik pada tahun 213 maupun tahun 214. Hal ini dinilai wajar, karena konsumsi masyarakat perdesaan lebih banyak pada makanan sumber energi utama, sedangkan pada masyarakat perkotaan konsumsi pada-padian Pola Konsumsi Penduduk 18 Kepulauan Riau 214

25 relatif rendah. Pada tingkat pendapatan tertentu, rumah tangga akan memprioritaskan pada pangan dengan harga murah seperti pangan sumber energi, kemudian dengan semakin meningkatnya pendapatan, akan terjadi perubahan preferensi konsumsi yaitu dari pangan dengan harga murah beralih ke pangan yang harganya mahal seperti pangan sumber protein. Selain konsumsi energi, konsumsi protein juga dijadikan ukuran proxy terhadap kesejahteraan rumah tangga. Perkembangan konsumsi protein di Provinsi Kepulauan Riau di sajikan Tabel 2.4. di atas. Rata-rata konsumsi protein per kapita per hari pada tahun 214 sudah cukup tinggi melebihi standar kecukupan gizi nasional sesuai WNPG 212. Selanjutnya angka konsumsi protein tahun 214 sebesar 59,28 gram, memiliki trend yang membaik dibandingkan dengan tahun 213. Memperhatikan Tabel 2.4. di atas terlihat bahwa konsumsi protein penduduk yang tinggal di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan penduduk yang tinggal di perdesaan. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat pendapatan (yang diukur dari pengeluaran) dimana pendapatan penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Pada pendapatan rendah prioritas utama penduduk adalah pangan yang mengandung energi yang cukup, sejalan dengan meningkatnya pendapatan penduduk, umumnya konsumsi akan bergeser ke arah pangan yang lebih mahal serta mengandung protein. Pola Konsumsi Penduduk 19 Kepulauan Riau 214

26 Pola Konsumsi Penduduk 2 Kepulauan Riau 214

27 LAMPIRAN Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

28 Tabel.1 Rata-Rata Konsumsi Makanan (Rupiah) Per Kapita Sebulan Menurut Klasifikasi Daerah, Provinsi Kepulauan Riau Tahun Jenis Pengeluaran K D K + D K D K + D (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PADI-PADIAN UMBI-UMBIAN IKAN/UDANG/CUMI/KERANG DAGING TELUR DAN SUSU SAYUR-SAYURAN KACANG-KACANGAN BUAH-BUAHAN MINYAK DAN LEMAK BAHAN MINUMAN KONSUMSI LAINNYA BUMBU-BUMBUAN MAKANAN & MINUMAN JADI TEMBAKAU DAN SIRIH MAKANAN Sumber: Susenas Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

29 Tabel.2 Rata-Rata Konsumsi Non Makanan (Rupiah) Per Kapita Sebulan Menurut Klasifikasi Daerah, Provinsi Kepulauan Riau Tahun Jenis Pengeluaran K D K + D K D K + D (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PERUMAHAN & FASILITAS RUMAH TANGGA ANEKA BARANG DAN JASA KESEHATAN PENDIDIKAN PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA BARANG TAHAN LAMA PAJAK, PUNGUTAN DAN ASURANSI KEPERLUAN PESTA DAN UPACARA/KENDURI NON MAKANAN TOTAL (MAKANAN+NON MAKANAN) Sumber: Susenas Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

30 Tabel.3 Tabel. Rata-Rata Konsumsi Kalori Per Kapita Per Hari (kkal) Menurut Kelompok Komoditi Makanan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Jenis Pengeluaran K D K + D K D K + D (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PADI-PADIAN 652, ,75 651,54 824,71 679,57 UMBI-UMBIAN 22,5 18,91 21,9 18,88 26,1 2,5 IKAN/UDANG/CUMI/KERANG 66,55 111,48 74,4 7,32 128,1 79,67 DAGING 89,24 3,73 79,49 97,64 15,66 84,37 TELUR DAN SUSU 19,65 75,2 13,91 11,21 71, 13,86 SAYUR-SAYURAN 34,33 3,9 33,62 32,58 25,54 31,44 KACANG-KACANGAN 4,43 22,12 37,38 51,11 19,59 46,1 BUAH-BUAHAN 43,1 31,62 41,11 42,72 26,6 4,11 MINYAK DAN LEMAK 281,95 299,92 284,94 287,36 323,32 293,18 BAHAN MINUMAN 98,31 18,66 112,3 13,69 189,13 117,52 KONSUMSI LAINNYA 15,27 14,2 15,9 81,8 73,9 8,39 BUMBU-BUMBUAN 9,67 76,81 88,36 14,28 15,41 14,46 MAKANAN & MINUMAN JADI 3,6 194,46 282,91 273,43 253,57 27,22 TEMBAKAU DAN SIRIH,,,,,, MAKANAN 1.845, , , , , ,85 Sumber: Susenas Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

31 Tabel.4 Rata-Rata Konsumsi Protein Per Kapita Per Hari (gram) Menurut Kelompok Komoditi Makanan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Jenis Pengeluaran K D K + D K D K + D (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PADI-PADIAN 15,33 19,11 15,96 15,28 19,3 15,93 UMBI-UMBIAN,31,15,28,28,18,26 IKAN/UDANG/CUMI/KERANG 11,63 17,76 12,65 11,85 19,77 13,13 DAGING 5,6 1,85 4,98 6,7,96 5,24 TELUR DAN SUSU 5,85 3,99 5,54 5,86 3,64 5,5 SAYUR-SAYURAN 2,18 2,8 2,16 2,1 1,72 1,96 KACANG-KACANGAN 3,88 2,1 3,58 4,96 1,99 4,48 BUAH-BUAHAN,5,35,48,49,3,46 MINYAK DAN LEMAK,22,41,25,21,41,24 BAHAN MINUMAN 1,8 1,18 1,1 1,35 1,44 1,36 KONSUMSI LAINNYA,61,54,6 1,72 1,54 1,69 BUMBU-BUMBUAN 1,89 1,66 1,85,58,63,58 MAKANAN MINUMAN JADI 1,33 4,43 9,35 9,4 5,22 8,42 TEMBAKAU DAN SIRIH,,,,,, MAKANAN 59,4 55,6 58,76 59,7 57,9 59,28 Sumber: Susenas Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

32 Tabel.5 1 PADI-PADIAN Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rp), Rata-rata Konsumsi Per Kapita Per Minggu, dan Rata-rata Konsumsi Kalori Per Kapita Per Hari (kkal) Menurut Jenis Komoditi Makanan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 214 Komoditi/ Kelompok Komoditi 2 Beras (beras lokal,kualitas unggul,impor) 3 Beras ketan 4 Jagung basah dengan kulit 5 Jagung pipilan/beras jagung 6 Tepung beras 7 Tepung jagung (maizena) 8 Tepung terigu 9 Lainnya,,,,,,, 1 UMBI-UMBIAN 11 Ketela pohon/singkong 12 Ketela rambat/ubi jalar 13 Sagu (bukan dari ketela pohon) 14 Talas/keladi 15 Kentang Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rp) Rata-rata Konsumsi Per Kapita Per Minggu (Satuan) Rata-rata Konsumsi Kalori Per Kapita Per Hari (kkal) Perkotaan (1) (2) (3) (4) (5) ,213,5,1,7,34,6,34,21,4,8,71 651, ,695,269,391 3,63,95 16,25 3,211 18,879 6,33 3,728 1,813 1,32 5,253 Satuan Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

33 16 Gaplek 17 Tepung gaplek (tiwul) 18 tepung ketela p[ohon (tapioka/kanji) 19 Lainnya,,,,,,, 2 IKAN/UDANG/CUMI/KERANG 21 Ekor kuning 22 Tongkol/tuna/cakalang 23 Tenggiri 24 Selar 25 Kembung 26 Teri 27 Bandeng 28 Gabus 29 Mujair 3 Mas 31 Lele 32 Kakap 33 Baronang 34 Lainnya,,,,,,, 35 Udang 36 Cumi-cumi/sotong 37 Ketam/kepiting/rajungan 38 Kerang/siput 39 Lainnya,,,,,,,, ,1,16,12,13,79,56,3,1,26,1,63,11,3,118,31,23,5,2,113,158,189 7,332 2,27 13,138 1,623 5,395 6,631,52,497,69 2,635,8 4,278 1,117,441 15,277 2,775 2,487,533,225,2 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

34 4 Kembung/peda 41 Tenggiri 42 Tongkol/tuna/cakalang 43 Teri 44 Selar 45 Sepat 46 Bandeng 47 Gabus 48 Ikan dalam kaleng 49 Lainnya,,,,,,,, 5 Udang/ebi 51 Cumi-cumi/sotong 52 LAinnya,,,,,,,, 53 DAGING 54 Daging sapi 55 Daging kerbau 56 Daging kambing 57 Daging babi 58 Daging ayam ras 59 Daging ayam kampung 6 Daging unggas lainnya 61 Daging lainnya,,,,,,,, 62 Dendeng 63 Abon ,3,1,1,126,9,17,54,6,1,2,5,8,2,199,12,593,14,18 4,139,18,522,7 2,595 2,638,21,77,236 97,638 2,413 1,32 85,845 5,276,127 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

35 64 Daging dalam kaleng 65 Lainnya,,,,,,,, 66 Hati 67 Jeroan (selain hati) 68 Tetelan 69 Tulang 7 Lainnya,,,,,,, 71 TELUR DAN SUSU 72 Telur ayam ras 73 Telur ayam kampung 74 Telur itik/telur itik manila 75 Telur puyuh 76 Telur lainnya 77 Telur asin 78 Susu murni 79 Susu cair pabrik 8 Susu kental manis 81 Susu bubuk 82 Susu bubuk bayi 83 Keju 84 Hasil lain dari susu,,,,, 85 SAYUR-SAYURAN 86 Bayam 87 Kangkung ,1,8,1,1,1,179,83,31,21,32,29,137,42,64,1,25,96,85,44,662 1,458,215,136,141 11,29 34,997,821,3 1,115,154,53,13,53 26,71 3,444 15,314,59,187 32,578 1,555 2,3 Butir Butir Butir Butir Butir Liter 25ml 397gr 4gr Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

36 88 Kol/kubis 89 Sawi putih (petsai) 9 Sawi hijau 91 Buncis 92 Kacang panjang 93 Tomat sayur 94 Wortel 95 Mentimun 96 Daun ketela pohon 97 Terong 98 Tauge 99 Labu 1 Jagung muda kecil 11 Sayur sop/capcay 12 Sayur asam/lodeh 13 Nangka muda 14 Pepaya muda 15 Jamur 16 Petai 17 Jengkol 18 Bawang merah 19 Bawang putih 11 Cabe merah 111 Cabe hijau ,25,29,47,25,3,26,47,2,31,2,31,7,15,52,41,15,7,4,21,2,644,363,546,7,652,277 1,292 1,92 1,186,56 1,924,198 2,784 1,74 1,59,181,69,5,685,891,29,36,157,441 3,23 4,331 2,59,19 Bungkus Bungkus Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau 214 3

37 112 Cabe rawit 113 Sayur dalam kaleng 114 Lainnya,,,,,,,, 115 KACANG-KACANGAN 116 Kacang tanah tanpa kulit 117 Kacang tanah dengan kulit 118 Kacang kedele 119 Kacang hijau 12 Kacang muda 121 Kacang lainnya,,,,,,, 122 Tahu 123 Tempe 124 Tauco 125 Oncom 126 Lainnya,,,,,,,,, 127 BUAH-BUAHAN 128 Jeruk 129 Mangga 13 Apel 131 Alpokat 132 Rambutan 133 Duku 134 Durian 135 Salak ,24,1,11,2,3,1,7,146,129,6,131,32,55,9,2,3,4,11 3,8,461 51,18 1,491 2,584,349 3,42 16,73 26,247,134 42,72 5,87 1,668 3,85,643,296,172,168 2,174 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

38 136 Nanas 137 Pisang ambon 138 Pisang raja 139 Pisang lainnya,,,,,,,,, 14 Pepaya 141 Jambu 142 Sawo 143 Belimbing 144 Kedondong 145 Semangka 146 Melon 147 Nangka 148 Tomat buah 149 Buah dalam kaleng 15 Lainnya,,,,,,,,,, 151 MINYAK DAN LEMAK 152 Minyak kelapa 153 Minyak jagung 154 Minyak goreng lainnya 155 Kelapa 156 Margarine 157 Lainnya,,,,,,,,, 158 BAHAN MINUMAN 159 Gula pasir ,7,25,1,19,45,2,5,3,75,13,1,18,19,12,1,236,94,31,1 1,475,194 2,289 1,263 17,567 2,29,122,489,124,14 1,383,265,23,626,17 1,62 287,362 12,31,837,837 17,844 3,235 1,359 13,695 76,694 Liter Liter Liter Butir Liter Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

39 16 Gula merah (termasuk gula air) 161 Teh 162 Kopi (bubuk, biji, instan) 163 Coklat instan 164 Coklat bubuk 165 Sirup 166 Lainnya,,,,,,,, 167 BUMBU-BUMBUAN 168 Garam 169 Kemiri 17 Ketumbar/jinten 171 Merica/lada 172 Asam 173 Biji pala 174 Cengkeh 175 Terasi/petis 176 Kecap 177 Penyedap masakan/vetsin 178 Sambel jadi/sauce tomat 179 Bumbu masak jadi/kemasan 18 Bumbu dapur lainnya,,,,,,, 181 KONSUMSI LAINNYA 182 Mie instan 183 Mie basah ,22,172,334,4,16,31,156,198,45,44,27,96,3,2,5,116 3,36,53,118,93 1,396,3 1,2 3,247 16,84,393,689 4,667 14,276 4,12 2,562 1,44 1,85,173,12 1,783,853,838,653 81,84 7,99,47 15 gr 62ml 14ml Gram 14ml Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

40 184 Bihun 185 Makaroni/mie kering 186 Kerupuk 187 Emping 188 Bahan agar-agar 189 Bubur bayi kemasan 19 Lainnya,,,,,,,,, 191 MAKANAN DAN MINUMAN JADI 192 Roti tawar 193 Roti manis/roti lainnya 194 Kue kering/biskuit/semprong 195 Kue basah 196 Makanan gorengan 197 Bubur kacang hijau 198 Gado-gado/ketoprak/pecel 199 Nasi campur/rames 2 Nasi goreng 21 Nasi putih 22 Lontong/ketupat sayur 23 Soto/gule/sop/rawon/cincang 24 Sate/tongseng 25 Mie bakso/mie rebus/mie goreng 26 Mie instan 27 Makanan ringan anak-anak/krupuk/kripik ,14,2,122,2,3,7,2,24,334,137 1,281 1,81,29,145,886,127,82,316,51,62,316,7,292,712,92 7,925 1,296,6,264, ,429 8,516 7,715 8,631 25,163 27,946,458 6,21 73,87 1,19 4,596 11,923 1,49,791 23,866,371 21,22 8gr (7gr) 15gr Bungkus Potong Buah Potong Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi 5tusuk Porsi Porsi Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

41 28 Ikan (goreng,bakar,presto,pindang,pepes, dsb) 29 Ayam/daging (goreng, bakar, dsb) 21 Makanan jadi lainnya,,,,,,,, 211 Air kemasan 212 Air kemasan galon 213 Air teh kemasan 214 Sari buah kemasan 215 Minuman ringan mengandung CO2 (soda) 216 Minuman kesehatan/minuman berenergi 217 Minuman lainnya (kopi,kopi susu,teh,susu coklat,dl)l 218 Es krim 219 Es lainnya,,,,,,,, 22 Bir 221 Anggur 222 Minuman keras lainnya,,,,,,,, 223 TEMBAKAU DAN SIRIH 224 Rokok kretek filter 225 Rokok kretek tanpa filter 226 Rokok putih 227 Tembakau 228 Sirih/pinang 229 Lainnya,,,,,,, Sumber: Susenas ,13,167,226,99,434,76,1,34,98,482,83,17,835,27,376,1,1 11,577 11,7 7,938,664,822,233 1,118 4,198 2,463,857,14 Potong Potong Mkecil 2ml 1 gr 2ml 5ml 2ml 2ml 1ml Gelas - 62 ml 62 ml 62 ml Batang Batang Batang Bungkus - Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

42 Komoditi/ Kelompok Komoditi 1 PADI-PADIAN 2 Beras (beras lokal,kualitas unggul,impor) 3 Beras ketan 4 Jagung basah dengan kulit 5 Jagung pipilan/beras jagung 6 Tepung beras 7 Tepung jagung (maizena) 8 Tepung terigu 9 Lainnya,,,,,,, 1 UMBI-UMBIAN 11 Ketela pohon/singkong 12 Ketela rambat/ubi jalar 13 Sagu (bukan dari ketela pohon) 14 Talas/keladi 15 Kentang 16 Gaplek 17 Tepung gaplek (tiwul) 18 tepung ketela p[ohon (tapioka/kanji) 19 Lainnya,,,,,,, Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rp) Rata-rata Konsumsi Per Kapita Per Minggu (Satuan) Rata-rata Konsumsi Kalori Per Kapita Per Hari (kkal) Perdesaan (1) (2) (3) (4) (5) ,544,2,4,5,24,21,68,12,18,18,2,22,1 824,78 798,716 1,224,229 2,579,13 11,515 1,315 26,1 12,691 2,85 8,739,265 1,649,3,64 Satuan Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

43 2 IKAN/UDANG/CUMI/KERANG 21 Ekor kuning 22 Tongkol/tuna/cakalang 23 Tenggiri 24 Selar 25 Kembung 26 Teri 27 Bandeng 28 Gabus 29 Mujair 3 Mas 31 Lele 32 Kakap 33 Baronang 34 Lainnya,,,,,,, 35 Udang 36 Cumi-cumi/sotong 37 Ketam/kepiting/rajungan 38 Kerang/siput 39 Lainnya,,,,,,,, 4 Kembung/peda 41 Tenggiri 42 Tongkol/tuna/cakalang 43 Teri , ,52,124,28,57,2,1,4,3,6,1,8,521,13,24,16,44,19,1 128,96 6,442 16,74 3,61 3,879 2,32,213,243,293,39,53 1,426 67,293 1,128 2,587 1,513 6,339,381,4 3,38 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

44 44 Selar 45 Sepat 46 Bandeng 47 Gabus 48 Ikan dalam kaleng 49 Lainnya,,,,,,,, 5 Udang/ebi 51 Cumi-cumi/sotong 52 LAinnya,,,,,,,, 53 DAGING 54 Daging sapi 55 Daging kerbau 56 Daging kambing 57 Daging babi 58 Daging ayam ras 59 Daging ayam kampung 6 Daging unggas lainnya 61 Daging lainnya,,,,,,,, 62 Dendeng 63 Abon 64 Daging dalam kaleng 65 Lainnya,,,,,,,, 66 Hati 67 Jeroan (selain hati) ,1,3,3,25,25,2,1,29,4,1,198,99,96 1,223 9,12 15,665,482,54,574 12,322 1,848,299,84 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

45 68 Tetelan 69 Tulang 7 Lainnya,,,,,,, 71 TELUR DAN SUSU 72 Telur ayam ras 73 Telur ayam kampung 74 Telur itik/telur itik manila 75 Telur puyuh 76 Tluer lainnya 77 Tlelur asin 78 Susu murni 79 Susu cair pabrik 8 Susu kental manis 81 Susu bubuk 82 Susu bubuk bayi 83 Keju 84 Hasil lain dari susu,,,,, 85 SAYUR-SAYURAN 86 Bayam 87 Kangkung 88 Kol/kubis 89 Sawi putih (petsai) 9 Sawi hijau 91 Buncis ,14,58,14,5,22,144,42,64,5,63,29,11,44,2 71,1 27,324,572,243,76,379 27,49 5,535 9,463 25,542,811 1,51,747,11 1,212,82 Butir Butir Butir Butir Butir Liter 25ml 397gr 4gr Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

46 92 Kacang panjang 93 Tomat sayur 94 Wortel 95 Mentimun 96 Daun ketela pohon 97 Terong 98 Tauge 99 Labu 1 Jagung muda kecil 11 Sayur sop/capcay 12 Sayur asam/lodeh 13 Nangka muda 14 Pepaya muda 15 Jamur 16 Petai 17 Jengkol 18 Bawang merah 19 Bawang putih 11 Cabe merah 111 Cabe hijau 112 Cabe rawit 113 Sayur dalam kaleng 114 Lainnya,,,,,,,, ,38,37,5,18,47,19,17,4,3,27,13,7,543,296,186,35,246,2 1,512,1,198,175 4,227 1,,847,3,38,54 1,55,365,5 2,724 3,539 3,539,73 3,82,826 Bungkus Bungkus Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau 214 4

47 115 KACANG-KACANGAN 116 Kacang tanah tanpa kulit 117 Kacang tanah dengan kulit 118 Kacang kedele 119 Kacang hijau 12 Kacang muda 121 Kacang lainnya,,,,,,, 122 Tahu 123 Tempe 124 Tauco 125 Oncom 126 Lainnya,,,,,,,,, 127 BUAH-BUAHAN 128 Jeruk 129 Mangga 13 Apel 131 Alpokat 132 Rambutan 133 Duku 134 Durian 135 Salak 136 Nanas 137 Pisang ambon 138 Pisang raja ,1,1,61,58,42,29,23,1,2,2,1,1,18 19,587,491,258 6,915 11,923 26,598 1,876 1,526 1,562,14,64,86,41,288,894 2,433 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

48 139 Pisang lainnya,,,,,,,,, 14 Pepaya 141 Jambu 142 Sawo 143 Belimbing 144 Kedondong 145 Semangka 146 Melon 147 Nangka 148 Tomat buah 149 Buah dalam kaleng 15 Lainnya,,,,,,,,,, 151 MINYAK DAN LEMAK 152 Minyak kelapa 153 Minyak jagung 154 Minyak goreng lainnya 155 Kelapa 156 Margarine 157 Lainnya,,,,,,,,, 158 BAHAN MINUMAN 159 Gula pasir 16 Gula merah (termasuk gula air) 161 Teh 162 Kopi (bubuk, biji, instan) ,84,6,3,5,37,6,8,19,12,1,236,94,31, 3,157,2,185,368 13,637,296,216,497,684,243,279 1,63 323,321 37,31, ,236 38,696, , ,176,16 3,485 18,489 Liter Liter Liter Butir Liter Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

49 163 Coklat instan 164 Coklat bubuk 165 Sirup 166 Lainnya,,,,,,,, 167 BUMBU-BUMBUAN 168 Garam 169 Kemiri 17 Ketumbar/jinten 171 Merica/lada 172 Asam 173 Biji pala 174 Cengkeh 175 Terasi/petis 176 Kecap 177 Penyedap masakan/vetsin 178 Sambel jadi/sauce tomat 179 Bumbu masak jadi/kemasan 18 Bumbu dapur lainnya,,,,,,, 181 KONSUMSI LAINNYA 182 Mie instan 183 Mie basah 184 Bihun 185 Makaroni/mie kering 186 Kerupuk ,8,3,7,16,145,267,18,32,18,257,9,97,111 8,779,2,36,132 1,269,3,1,114,242,283 2,352 15,412, 1,674 1,873,924 4,845,574,13 3,45,818,,311,929 73,95 64,542,23,16,34 7,46 15 gr 62ml - 14ml Gram 14ml 8gr Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

50 187 Emping 188 Bahan agar-agar 189 Bubur bayi kemasan 19 Lainnya,,,,,,,,, 191 MAKANAN DAN MINUMAN JADI 192 Roti tawar 193 Roti manis/roti lainnya 194 Kue kering/biskuit/semprong 195 Kue basah 196 Makanan gorengan 197 Bubur kacang hijau 198 Gado-gado/ketoprak/pecel 199 Nasi campur/rames 2 Nasi goreng 21 Nasi putih 22 Lontong/ketupat sayur 23 Soto/gule/sop/rawon/cincang 24 Sate/tongseng 25 Mie bakso/mie rebus/mie goreng 26 Mie instan 27 Makanan ringan anak-anak/krupuk/kripik 28 Ikan (goreng,bakar,presto,pindang,pepes, dsb) 29 Ayam/daging (goreng, bakar, dsb) 21 Makanan jadi lainnya,,,,,,,, ,11,2,5,121,451,464 2,588,884,8,66,23,286,17,143,81,29,224,474,24,29,35,725,192,13 253,573 4,33 1,414 28,274 5,835 22,867,123 2,72 19,24 22,578 5,969 5,382 1,661,372 16,963 34,484 2,18 2,52 1,732 (7gr) 15gr Bungkus Potong Buah Potong Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi 5tusuk Porsi Porsi Potong Potong Mkecil Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

51 211 Air kemasan 212 Air kemasan galon 213 Air teh kemasan 214 Sari buah kemasan 215 Minuman ringan mengandung CO2 (soda) 216 Minuman kesehatan/minuman berenergi 217 Minuman lainnya (kopi,kopi susu,teh,susu coklat,dl 218 Es krim 219 Es lainnya,,,,,,,, 22 Bir 221 Anggur 222 Minuman keras lainnya,,,,,,,, 223 TEMBAKAU DAN SIRIH 224 Rokok kretek filter 225 Rokok kretek tanpa filter 226 Rokok putih 227 Tembakau 228 Sirih/pinang 229 Lainnya,,,,,,, Sumber: Susenas ,59,127,119,39,2,32,459,34,32,7,1 1,164,28,31,53 1,38 3,21,14,367 3,999,994 2,56,226 2ml 1 gr 2ml 5ml 2ml 2ml 1ml Gelas - 62 ml 62 ml 62 ml Batang Batang Batang Bungkus - Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

52 Perkotaan dan Perdesaan Rata-rata Rata-rata Rata-rata Komoditi/ Kelompok Komoditi Pengeluaran Konsumsi Per Konsumsi Kalori Per Kapita Kapita Per Minggu Per Kapita Per Satuan Sebulan (Rp) (Satuan) Hari (kkal) (1) (2) (3) (4) (5) 1 PADI-PADIAN 2 Beras (beras lokal,kualitas unggul,impor) 3 Beras ketan 4 Jagung basah dengan kulit 5 Jagung pipilan/beras jagung 6 Tepung beras 7 Tepung jagung (maizena) 8 Tepung terigu 9 Lainnya,,,,,,, 1 UMBI-UMBIAN 11 Ketela pohon/singkong 12 Ketela rambat/ubi jalar 13 Sagu (bukan dari ketela pohon) 14 Talas/keladi 15 Kentang 16 Gaplek 17 Tepung gaplek (tiwul) 18 tepung ketela p[ohon (tapioka/kanji) 19 Lainnya,,,,,,, ,267,5,1,7,33,9,39,19,6,7,63,1 679, ,374,198,263,327 3,46,11 15,484 4,361 2,47 7,337 3,462 2,934 1,149 4,67,1,236,159 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

53 2 IKAN/UDANG/CUMI/KERANG 21 Ekor kuning 22 Tongkol/tuna/cakalang 23 Tenggiri 24 Selar 25 Kembung 26 Teri 27 Bandeng 28 Gabus 29 Mujair 3 Mas 31 Lele 32 Kakap 33 Baronang 34 Lainnya,,,,,,, 35 Udang 36 Cumi-cumi/sotong 37 Ketam/kepiting/rajungan 38 Kerang/siput 39 Lainnya,,,,,,,, 4 Kembung/peda 41 Tenggiri 42 Tongkol/tuna/cakalang 43 Teri ,22,15,15,75,5,3,1,22,1,54,9,4,183,28,23,7,8,28,1,122,9 79,673 2,741 13,613 1,944 5,149 5,93,44,451,97 2,256,67 3,649,945,6 23,695 2,58 2,53,691 1,214,2,559,12,15 4,4 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

54 44 Selar 45 Sepat 46 Bandeng 47 Gabus 48 Ikan dalam kaleng 49 Lainnya,,,,,,,, 5 Udang/ebi 51 Cumi-cumi/sotong 52 LAinnya,,,,,,,, 53 DAGING 54 Daging sapi 55 Daging kerbau 56 Daging kambing 57 Daging babi 58 Daging ayam ras 59 Daging ayam kampung 6 Daging unggas lainnya 61 Daging lainnya,,,,,,,, 62 Dendeng 63 Abon 64 Daging dalam kaleng 65 Lainnya,,,,,,,, 66 Hati 67 Jeroan (selain hati) ,9,15,1,49,84,2,4,7,2,171,11,,1,1,6,1,184,454,22 2,373 3,67,18,65,198 84,371 2,1,9 1,199 73,946 4,722,155,36,555 1,235,18 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

55 68 Tetelan 69 Tulang 7 Lainnya,,,,,,, 71 TELUR DAN SUSU 72 Telur ayam ras 73 Telur ayam kampung 74 Telur itik/telur itik manila 75 Telur puyuh 76 Tluer lainnya 77 Tlelur asin 78 Susu murni 79 Susu cair pabrik 8 Susu kental manis 81 Susu bubuk 82 Susu bubuk bayi 83 Keju 84 Hasil lain dari susu,,,,, 85 SAYUR-SAYURAN 86 Bayam 87 Kangkung 88 Kol/kubis 89 Sawi putih (petsai) 9 Sawi hijau 91 Buncis , ,1,1,172,79,2,253,17,28,28,138,36,6,1,21,88,81,26,26,47,21,114,118 13,863 33,755,78,42,935,129,456,11,483 26,287 26,412 14,367,49,157 31,44 1,434 1,944,667,248 1,279,928 Butir Butir Butir Butir Butir Liter 25ml 397gr 4gr Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

56 92 Kacang panjang 93 Tomat sayur 94 Wortel 95 Mentimun 96 Daun ketela pohon 97 Terong 98 Tauge 99 Labu 1 Jagung muda kecil 11 Sayur sop/capcay 12 Sayur asam/lodeh 13 Nangka muda 14 Pepaya muda 15 Jamur 16 Petai 17 Jengkol 18 Bawang merah 19 Bawang putih 11 Cabe merah 111 Cabe hijau 112 Cabe rawit 113 Sayur dalam kaleng 114 Lainnya,,,,,,,, ,31,179,4,2,33,2,29,6,12,44,35,17,8,3,19,2,628,352,488,65,241,1,13 1,239,485 1,645,195 3,18 1,62 1,41,152,57,425,583,998,234,3,139,37 3,148 4,23 1,84,174 3,2,52 Bungkus Bungkus Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau 214 5

57 115 KACANG-KACANGAN 1,733 46,7 116 Kacang tanah tanpa kulit 117 Kacang tanah dengan kulit 118 Kacang kedele 119 Kacang hijau 12 Kacang muda 121 Kacang lainnya,,,,,,, 122 Tahu 123 Tempe 124 Tauco 125 Oncom 126 Lainnya,,,,,,,,, 127 BUAH-BUAHAN 128 Jeruk 129 Mangga 13 Apel 131 Alpokat 132 Rambutan 133 Duku 134 Durian 135 Salak 136 Nanas 137 Pisang ambon 138 Pisang raja ,673 5, ,73 7,832 1,986 5, ,2,3,1,6,132,118,5,116,32,5,7,2,3,4,,1,7,22,11 1,329 2,166,293 2,99 15,119 24,8,112 4,11 5,171 1,645 3,442,541,81,154,155 1,887,29 2,63 1,452 Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

58 139 Pisang lainnya,,,,,,,,, 14 Pepaya 141 Jambu 142 Sawo 143 Belimbing 144 Kedondong 145 Semangka 146 Melon 147 Nangka 148 Tomat buah 149 Buah dalam kaleng 15 Lainnya,,,,,,,,,, 151 MINYAK DAN LEMAK 152 Minyak kelapa 153 Minyak jagung 154 Minyak goreng lainnya 155 Kelapa 156 Margarine 157 Lainnya,,,,,,,,, 158 BAHAN MINUMAN 159 Gula pasir 16 Gula merah (termasuk gula air) 161 Teh 162 Kopi (bubuk, biji, instan) ,15,39,2,5,2,69,11,1,17,19,16,1,236,111,27,8 1,747,19,174,34 16,931 1,9,137,49,14,12 1,27,25,59,57,14 1, ,182 16,77, ,733 21,219 2,742 8, ,522 9,853 1,23 3,286 17,77 Liter Liter Liter Butir Liter Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

59 163 Coklat instan 164 Coklat bubuk 165 Sirup 166 Lainnya,,,,,,,, 167 BUMBU-BUMBUAN 168 Garam 169 Kemiri 17 Ketumbar/jinten 171 Merica/lada 172 Asam 173 Biji pala 174 Cengkeh 175 Terasi/petis 176 Kecap 177 Penyedap masakan/vetsin 178 Sambel jadi/sauce tomat 179 Bumbu masak jadi/kemasan 18 Bumbu dapur lainnya,,,,,,, 181 KONSUMSI LAINNYA 182 Mie instan 183 Mie basah 184 Bihun 185 Makaroni/mie kering 186 Kerupuk ,4,15,28,154,29,41,42,26,122,4,2,57,115 4,237,48,15,99 1,375,3,12,2,121,369,623 4,292, 14,46 3,79 2,451 1,327 2,297,238,87 2,53,848,753,698 8,394 69,946,345,623,83 7, gr 62ml 14ml Gram 14ml 8gr Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

60 187 Emping Bahan agar-agar Bubur bayi kemasan Lainnya,,,,,,,,, MAKANAN DAN MINUMAN JADI Roti tawar Roti manis/roti lainnya Kue kering/biskuit/semprong Kue basah Makanan gorengan Bubur kacang hijau Gado-gado/ketoprak/pecel Nasi campur/rames Nasi goreng Nasi putih Lontong/ketupat sayur Soto/gule/sop/rawon/cincang Sate/tongseng Mie bakso/mie rebus/mie goreng Mie instan Makanan ringan anak-anak/krupuk/kripik Ikan (goreng,bakar,presto,pindang,pepes, dsb) Ayam/daging (goreng, bakar, dsb) Makanan jadi lainnya,,,,,,,, 8.424,18,26,6,2,221,353,19 1,493 1,49,26,132,78,153,86,288,56,57,31,6,321,112,145,238 1,24,5,252,95 27,216 7,834 8,152 11,584 29,318 27,124,44 5,487 65,23 12,52 4,818 1,864 1,148,723 22,748,311 23,351 1,28 1,138 8,39 (7gr) 15gr Bungkus Potong Buah Potong Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi 5tusuk Porsi Porsi Potong Potong kecil Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

61 211 Air kemasan 212 Air kemasan galon 213 Air teh kemasan 214 Sari buah kemasan 215 Minuman ringan mengandung CO2 (soda) 216 Minuman kesehatan/minuman berenergi 217 Minuman lainnya (kopi,kopi susu,teh,susu coklat,dl 218 Es krim 219 Es lainnya,,,,,,,, 22 Bir 221 Anggur 222 Minuman keras lainnya,,,,,,,, 223 TEMBAKAU DAN SIRIH 224 Rokok kretek filter 225 Rokok kretek tanpa filter 226 Rokok putih 227 Tembakau 228 Sirih/pinang 229 Lainnya,,,,,,, Sumber: Susenas ,92,384,83,147,32,87,478,75,142,1,888,219,364,9,1,724 1,28,218,997 4,166 2,225 1,133,48 2ml 1 gr 2ml 5ml 2ml 2ml 1ml Gelas - 62 ml 62 ml 62 ml Batang Batang Batang Bungkus - Pola Konsumsi Penduduk Kepulauan Riau

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ]

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ] RAHASIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ] I. KETERANGAN TEMPAT 1 Provinsi 2 Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

Katalog BPS: PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010

Katalog BPS: PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 Katalog BPS: 3201005.16 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN 2011 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 Katalog

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2016 ISSN : 2442-6334 Katalog BPS : 3201002.21 Nomor Publikasi : 21520.1703 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : viii+108 halaman Naskah: Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern (DDP) adalah susunan keragaman pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama pada

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA KABUPATEN MUKOMUKO 2013 PENGELUARAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA KABUPATEN MUKOMUKO 2013 PENGELUARAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA KABUPATEN MUKOMUKO 2013 Nomor ISBN : 978-602-70796-5-6

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 05 /01/32/Th. XVII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan

Lebih terperinci

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/06/3327/2014. 5 Juni 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Mei 2014 Inflasi 0,04 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/07/72/Th. XII, 01 Juli 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan Juni 2009 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, dengan indeks dari 115,86 pada Mei 2009 menjadi 116,03

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/07/3327/2014. 5 Juli 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juni 2014 Inflasi 0,66 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/09/3327/2014. 5 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Agustus 2014 Inflasi 0,43 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/05/72/Th. XII, 01 Mei 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan 2009 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,85 persen, dengan indeks dari 116,45 pada Maret 2009 menjadi 115,46

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/05/3327/2014. 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan April 2014 Deflasi 0,24 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN BERAS DAN NON BERAS DI INDONESIA

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN BERAS DAN NON BERAS DI INDONESIA Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/08/3327/2014. 5 Agustus 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juli 2014 Inflasi 0,77 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

No. 12/12/Th.II, 5 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,93 PERSEN Pada Desember 2015 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,93 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 10/10/Th.III, 4 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN Pada September 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.IX, 01 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI JULI DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN Pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,41.

Lebih terperinci

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017 Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret 2016 Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017 SUSENAS Sejak 1963- Sekarang Cakupan Estimasi Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota Responden: Rumah Tangga Biasa

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/05/3327/2015. 5 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan April 2015 Inflasi 0,17 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN

BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN No. 01/01/15/Th.IV, 4 Januari 2010 BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN Pada bulan Desember 2009, Kota Jambi mengalami deflasi sebesar 0,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/04/3327/2014. 5 April 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Maret 2014 Inflasi 0,21 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 0.60 0.40 0.20 0.00 0, 51 0, 0, 230, 03 6710 0, 0, 750403 25 46220 0, 05 06 Umum No. 04/04/1509/Th.III, 1 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Maret 2016, Deflasi Kabupaten Bungo

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/12/Th. XIV, 01 Desember 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI NOVEMBER 2011 INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN Pada bulan November 2011 di Kota Palu terjadi inflas sebesar 0,42 persen, dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 72/Th. IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,67 PERSEN Pada Februari 2015 terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/01/3327/2015. 5 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Desember 2014 Inflasi 1,92 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/01/Th. VIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2009 INFLASI SEBESAR 0,17 PERSEN Pada bulan Desember 2009 terjadi inflasi sebesar 0,17 persen. Tiga kota di sekitar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 08/01/64/Th.XX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA SEPTEMBER TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IX Spesifikasi Teknis

BAB IX Spesifikasi Teknis Kepada Yth Penyedia Barang/Jasa Untuk Pengadaan Bahan Makanan untuk 50 orang Panti Sosial Asuhan Anak (PSTW) Yogyakarta, bahwa pada BAB IX di Spesifikasi Teknis kami ralat khususnya jumlah barang. BAB

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 04/01/64/Th.XVIII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR SEPTEMBER TAHUN 2014 * SEPTEMBER 2014 : 6,31% TURUN 0,11% DARI MARET 2014

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.34/07/15/Th. X, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI JUNI 2016, KOTA JAMBI INFLASI 0,97 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO INFLASI 1,66 PERSEN Pada Bulan Juni 2016 Kota Jambi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.032/09/2016, 16 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN Pada Agustus 2016 terjadi deflasi sebesar 0,54

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.30/06/15/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI MEI 2016, KOTA JAMBI INFLASI 0,89 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,91 PERSEN Pada Bulan Mei 2016 Kota Jambi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA Nop Tol picu konversi lahan sawah. Kompas:1(kolom1-2).

DAFTAR PUSTAKA Nop Tol picu konversi lahan sawah. Kompas:1(kolom1-2). 95 DAFTAR PUSTAKA Anonim. Pedoman Umum Pengembangan Konsumsi Pangan. http: //iptek.apjii.or.id/ artikel/pangan/deptan/materi-pendukung/pedum% 20 pengemb% 20 Konsumsi%20Pangan.htm. [9 Agustus 2007].. 17

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 23/05/76/Th. VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2014 MAMUJU INFLASI 0,10 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

DATA MENCERDASKAN BANGSA

DATA MENCERDASKAN BANGSA PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2014 TERJADI INFLASI SEBESAR 1,23 PERSEN Januari 2014 IHK Karawang mengalami kenaikan indeks. IHK dari 141,08 di Bulan Desember 2013 menjadi 142,82 di

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/07/3327/2015. 5 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juni 2015 Inflasi 0,62 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 91/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada September 2016 terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.18 /04/16/Th.X, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI MARET, KOTA JAMBI INFLASI 0,26 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,31 PERSEN Pada Bulan Maret Kota Jambi mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 83/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO JANUARI 2016 INFLASI 0,57 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.VIII, 03 Agustus 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Juli 2015 INFLASI SEBESAR 1,33 PERSEN Pada Juli 2015 terjadi inflasi sebesar 1,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

No. 01/01/Th.III, 2 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Pada Januari 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah

BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia) dengan

Lebih terperinci

http.//sragenkab.bps.go.id

http.//sragenkab.bps.go.id Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi di Kota Sragen Februari 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN No. 14/02/3314/Th.X, 1 Maret

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 92/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO OKTOBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada Oktober 2016 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

No. 10/10/Th.II, 3 November 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,11 PERSEN Pada Oktober 2015 di Kudus terjadi deflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 11 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN MARET 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Bulan Maret 2016 di

Lebih terperinci

Kesehatan sebesar. Dari memberikan. persen; Kelompok

Kesehatan sebesar. Dari memberikan. persen; Kelompok 18/04/72 Th. XVI, 01 Aprill 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI MARET 2013 DEFLASI SEBESAR -0,10 PERSEN Pada bulan Maret 2013 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,10 persen,, dengan indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen KERJASAMA BPS DAN BAPPEDA KABUPATEN SRAGEN No. 01/II/2017, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Inflasi 1,10 persen di Kota Sragen terjadi inflasi sebesar 1,10 persen

Lebih terperinci

Inflasi tingkat Nasional sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender 1,67 persen, dan inflasi year on year

Inflasi tingkat Nasional sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender 1,67 persen, dan inflasi year on year Bulan Mei 2017, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami inflasi sebesar 0,49 persen, atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 128,99 persen (IHK 2012=100) pada bulan April 2017,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 07/01/64/Th.XIX, 4 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA SEPTEMBER TAHUN 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 58/07/64/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA MARET TAHUN 2017 R I N G K A S A N Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2017 sebanyak

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.07/01/64/Th.XX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR SEPTEMBER TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN No.42/01/3311/Th.III, 11 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN Bulan Desember 2015, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BALAI BESAR REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA (BBRVBD) UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. SKB No. 5 Karadenan Cibinong Bogor, 16913 Telp. (0251) 8654702 8654705 Fax. 8654701

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.48/09/15/Th. X, 1 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI AGUSTUS, KOTA JAMBI INFLASI 0,13 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,19 PERSEN Pada Bulan Agustus Kota Jambi mengalami

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016 BERAS INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN BULAN : JANUARI 2016 Tambahrejo Pucang

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA No. 06/07/2103/Th. IV, 03 Juli PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI RANAI BULAN JUNI INFLASI 0,58 PERSEN Pada Bulan di Ranai terjadi inflasi sebesar 0,58 persen.

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 80/Th. IX, 2 Nopember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO OKTOBER 2015 INFLASI 0,02 PERSEN Pada Oktober 2015 terjadi inflasi

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 03/02/5310/Th.IX, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Februari 2016 INFLASI SEBESAR 0,27 PERSEN Pada Februari 2016 terjadi inflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/10/3327/2015. 5 November 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Oktober 2015 Inflasi 0,14 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 11 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN FEBRUARI DEFLASI 0,28 PERSEN Bulan di Kabupaten Magelang

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 59/07/64/Th.XIX, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA MARET TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MARET 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MARET 2016 INFLASI 0,52 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.027/04/2016, 14 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MARET 2016 INFLASI 0,52 PERSEN Pada Maret 2016 terjadi inflasi sebesar 0,52 persen

Lebih terperinci

2015 Berdasarkan Hasil Susenas Maret Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015

2015 Berdasarkan Hasil Susenas Maret Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015 Nomor Katalog: 3201023 SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015 http:// p://papuaba barat.bps.go.id 2015 Berdasarkan Hasil Susenas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN No. 17/09/3303/Th.I, 1 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN di Purbalingga terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 66/Th. VIII, 1 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO AGUSTUS 2014 INFLASI 0,43 PERSEN Pada Agustus 2014 terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 1,07 persen. Laju inflasi kumulatif

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 98/07/7372/Th.VIII, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Juni 2016 0,52 Persen Pada bulan Juni 2016 Indonesia mengalami sebesar 0,66 persen

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September 2012 Naik 0,38 persen. Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

tp :// w ht.g o ps.b w w.id STATISTIK HARGA KONSUMEN PERDESAAN KELOMPOK MAKANAN 2012 ISBN. 978-979-064-474-8 No. Publikasi: 06240.1205 Katalog BPS: 7104016 Ukuran Buku: 21 Cm x 29 Cm Naskah: Subdirektorat

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 65/09/64/Th.XVIII,15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR MARET TAHUN 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No.10/10/3321/Th.VII, 2 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,35 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/08/72 Th. XIV, 01 Agustus 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2011 INFLASI SEBESAR 1,37 PERSEN Pada bulan Juli 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,37 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013 No. 05/01/33/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 4,705 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/53/Th.XX, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA TIMUR September 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN September 2016 MENCAPAI 1.150,08 RIBU ORANG (22,01 PERSEN) Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN KENDAL

BPS KABUPATEN KENDAL BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN APRIL 2015 INFLASI 0,19 PERSEN Bulan April 2015 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 0,19 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No. 04/04/3321/Th.V, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,24 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

\\http:brebeskab.bps.go.id

\\http:brebeskab.bps.go.id No. 11/14/3329/Th. XIII, 5 Nopember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Kabupaten Brebes mengalami inflasi sebesar 0,21persen Pada bulan di Kabupaten Brebes terjadi inflasi sebesar 0,21

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 02/01/5310/Th.IX, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Januari 2016 INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN

No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN Bulan Mei 2016, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA No. 05/06/2103/Th. IV, 03 Juni PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI RANAI BULAN MEI INFLASI 0,52 PERSEN Pada Bulan di Ranai terjadi inflasi sebesar 0,52 persen.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No. 02/02/3321/Th.V, 3 Februari PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,99 persen Pada bulan 2013 Kabupaten Demak terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.030/07/2016, 18 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN Pada Juni 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI No. 94/03/7372/Th.VIII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2016 Deflasi 0,03 Persen Pada bulan Februari 2016 Indonesia mengalami deflasi

Lebih terperinci