Katalog BPS: PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Katalog BPS: PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010"

Transkripsi

1

2 Katalog BPS: PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN 2011

3 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 Katalog BPS: Nomor Publikasi: Naskah: Seksi Statistik Kesra Gambar Sampul: Seksi Statistik Kesra Diterbitkan Oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Dicetak Oleh:

4 KATA PENGANTAR Data sosial ekonomi sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran proses serta hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Data tentang berbagai aspek pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan papan, pendidikan dan kesehatan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pembangunan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam buku ini disajikan data keadaan ekonomi penduduk dari Susenas Panel 2010 yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat konsumsi serta perilaku konsumen berbagai lapisan masyarakat pada tingkat provinsi. Untuk tingkat provinsi disajikan data pembanding keadaan tahun 2008 dan 2009 hasil Susenas Panel 2008 dan 2009 untuk melihat perkembangan pengeluaran penduduk dua tahun terakhir. Diharapkan dengan terbitnya buku ini sasaran survey dapat dipenuhi dan kesenjangan yang ada antara ketersediaan dan kebutuhan data, khususnya data kesejahteraan rakyat, dapat diperkecil. Kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi pada pengumpulan data Susenas sampai dengan terbitnya buku ini, baik langsung maupun tidak langsung, diucapkan terima kasih. Palembang, April 2011 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan M. HASLANI HARIS, M.A. NIP Pengeluaran untuk Konsumsi iii Penduduk Sumatera Selatan 2010

5 Pengeluaran untuk Konsumsi iv Penduduk Sumatera Selatan 2010

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v I. PENDAHULUAN 1.1. Umum Metode Survei Konsep dan Definisi... 3 II. ULASAN SINGKAT 2.1. Perkembangan Pengeluaran Pola Konsumsi Konsumsi Kalori dan Protein TABEL-TABEL LAMPIRAN Pengeluaran untuk Konsumsi v Penduduk Sumatera Selatan 2010

7 Pengeluaran untuk Konsumsi vi Penduduk Sumatera Selatan 2010

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 1963 menyelenggarakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang bertujuan untuk mendapatkan data berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Bagi Pemerintah, tersedianya data tersebut sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan sektoral maupun lintas sektoral. Susenas diselenggarakan hampir setiap tahun. Sepanjang penyelenggaraannya, Susenas telah banyak mengalami penyempurnaan, baik dalam hal cakupan, metodologi, organisasi lapangan, dan lain-lain yang bertujuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat pengguna data yang semakin beragam, serta dalam upaya mendapatkan data yang lebih berkualitas. Tahun 1992, melalui Susenas dilaksanakan pengumpulan data kor (pokok) dan data modul (khusus). Data kor yang mencakup data demografi, pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, konsumsi/pengeluaran rumah tangga, pendapatan, dan sosial ekonomi lainnya dikumpulkan setiap tahun; sedangkan pengumpulan data modul yang mencakup data konsumsi/pengeluaran rumah tangga, sosial budaya dan pendidikan, serta perumahan dan kesehatan dikumpulkan setiap 3 tahun secara bergiliran. Selain itu untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan rumahtangga, dilakukan juga pengumpulan data Susenas Panel pada bulan Maret setiap tahunnya di mana sejak tahun 2007 dapat disajikan sampai tingkat Provinsi. Susenas Panel mengumpulkan data kor dan modul konsumsi/pengeluaran rumah tangga. Data konsumsi/pengeluaran yang dikumpulkan pada Susenas Panel dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu Pengeluaran untuk Konsumsi 1 Penduduk Sumatera Selatan 2010

9 konsumsi makanan dan bukan makanan. Konsumsi/pengeluaran makanan dirinci menjadi 215 komoditi, masing-masing dikumpulkan data kuantitas dan nilainya. Untuk konsumsi bukan makanan pada umumnya hanya dikumpulkan nilainya kecuali untuk beberapa jenis pengeluaran tertentu seperti penggunaan listrik, air, gas dan bahan bakar minyak yang juga dikumpulkan kuantitasnya. Buku ini berisi tabel-tabel hasil Susenas Panel 2010 yang berupa pengeluaran untuk konsumsi penduduk (nilai dan kuantitas) serta konsumsi kalori dan protein. Tabel-tabel disajikan untuk tingkat Provinsi Metode Survei Susenas Panel 2010 di Sumatera Selatan mencakup rumahtangga yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Estimasi dirancang representatif sampai tingkat Provinsi. Rumahtangga sampel Susenas Panel 2010 adalah rumahtangga sampel yang sama pada pelaksanaan Susenas Panel Rumahtangga sampel tersebut telah dicacah juga pada pelaksanaan Susenas Panel Maret 2009 yang lalu. Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan blok sensus adalah daftar blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006 yang dilengkapi dengan jumlah rumahtangga hasil pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel untuk pemilihan rumahtangga adalah daftar rumahtangga hasil pendaftaran rumahtangga pada blok sensus terpilih. Kerangka sampel rumahtangga ini dibedakan menurut tiga kelompok golongan pengeluaran rumahtangga sebulan. Rancangan penarikan sampel Susenas 2008 adalah rancangan penarikan sampel bertahap dua. Penarikan sampel untuk daerah perkotaan dan perdesaan dilakukan secara terpisah. Prosedur penarikan sampel per kabupaten/kota adalah sebagai berikut: Pengeluaran untuk Konsumsi 2 Penduduk Sumatera Selatan 2010

10 a. Tahap Pertama, memilih blok sensus dengan probability proporsional to size (pps) dengan size banyaknya rumahtangga hasil P4B. b. Tahap kedua, dari setiap blok sensus terpilih dipilih sebanyak 16 rumahtangga dari hasil listing secara sistematik. Pelaksanaan pencacahan lapangan dilakukan secara tim di mana setiap tim terdiri atas Koordinator Tim (kortim) dan beberapa orang pencacah (PCS). Sebelum pelaksanaan lapangan, seluruh petugas dilatih mengenai konsep, definisi serta tata cara pelaksanaan pendataan. Wawancara dilakukan dengan mendatangi secara bersama-sama setiap blok sensus terpilih dan pada setiap rumahtangga terpilih dikunjungi oleh seorang pencacah yang diberikan tanggungjawab untuk mewawancarai responden. Responden adalah kepala rumahtangga atau anggota rumahtangga lain yang dianggap mengetahui keadaan rumahtangga yang bersangkutan Konsep dan Definisi Blok sensus adalah bagian dari suatu wilayah desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja dari seorang Pencacah. Kriteria blok sensus adalah sebagai berikut: 1. Setiap wilayah desa/kelurahan dibagi habis menjadi beberapa blok sensus. 2. Blok sensus harus mempunyai batas-batas yang jelas/mudah dikenali, baik batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat/sls, seperti: RT, RW, dusun, lingkungan, dan sebagainya diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas alam atau buatan). 3. Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan. Pengeluaran untuk Konsumsi 3 Penduduk Sumatera Selatan 2010

11 Blok sensus biasa (B) adalah blok sensus yangmuatannya antara 80 sampai 120 rumah tangga atau bangunan sensus tempat tinggal atau bangunan sensus bukan tempat tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh. Blok sensus khusus (K) adalah blok sensus yang mempunyai muatan sekurang-kurangnya 100 rumah tangga, kecuali untuk lembaga pemasyarakatan tidak ada batas muatan. Tempat-tempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus antara lain: asrama militer (tangsi) dan daerah perumahan militer dengan pintu keluar masuk yang dijaga. Blok sensus persiapan (P) adalah blok sensus yang kosong. Contoh: Sawah, kebun, tegalan, rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas permukiman yang terbakar. Sub blok sensus adalah bagian dari blok sensus. Blok sensus yang mempunyai muatan lebih dari 150 rumah tangga harus dipecah menjadi beberapa sub blok sensus. Yang menjadi cakupan dalam Susenas adalah sub blok sensus biasa. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Juga dianggap sebagai rumah tangga biasa antara lain: Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut Pengeluaran untuk Konsumsi 4 Penduduk Sumatera Selatan 2010

12 masih dalam (sub) blok sensus yang sama dianggap sebagai satu rumah tangga. Pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang dari 10 orang. Pemondok dianggap sebagai art induk semangnya. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. Anggota TNI yang tinggal di asrama bersama keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-harinya Rumah tangga khusus Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat tinggal yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur oleh suatu yayasan atau badan, misalnya asrama perawat, asrama mahasiswa, asrama TNI (tangsi). Orang-orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya. Sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih besar atau sama dengan 10 orang. Rumah tangga khusus tidak dicakup dalam kegiatan Susenas. Kepala rumah tangga (krt) adalah seseorang dari sekelompok art yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai krt (misalnya beberapa mahasiswa yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri, maka salah seorang dari mahasiswa tersebut dianggap/ditunjuk sebagai krt). Krt yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama. Pengeluaran untuk Konsumsi 5 Penduduk Sumatera Selatan 2010

13 Khusus untuk krt yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan) tetapi kurang dari 6 bulan, tetap dicatat sebagai krt di rumah istri dan anak-anaknya. Anggota rumah tangga (art) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (krt, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga atau art lainnya), baik yang berada di rumah tangga responden maupun sementara tidak ada pada waktu pencacahan. Orang yang telah tinggal di rumah tangga responden 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat pindah/bertempat tinggal di rumah tangga tersebut 6 bulan atau lebih dianggap sebagai art. Bukan art adalah art yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan art yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih. Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumahtangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumahtangga. Konsumsi rumahtangga dibedakan atas konsumsi makanan maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga saja, tidak termasuk konsumsi untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang lalu, sedangkan untuk konsumsi bukan makanan sebulan dan setahun yang lalu. Konsumsi makanan dan non makanan selanjutnya dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan. Pengeluaran untuk Konsumsi 6 Penduduk Sumatera Selatan 2010

14 BAB II ULASAN SINGKAT 2.1. Perkembangan Pengeluaran Salah satu determinan dari kesejahteraan ekonomi penduduk adalah kemampuan daya beli penduduk. Peningkatan kemampuan daya beli akan meningkatkan kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan pokok. Meningkatnya kemampuan daya beli penduduk tentu saja diakibatkan meningkatnya pendapatan. Karena itu besarnya konsumsi/pengeluaran penduduk merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk. Berdasarkan Gambar 2.1., rata-rata pengeluaran per kapita sebulan masyarakat Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 sebesar Rp Angka ini konsisten mengalami kenaikan dibandingkan 2 tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 dan Sebagaimana terlihat pada gambar tersebut, rata-rata pengeluaran per kapita penduduk pada tahun 2008 dan 2009 berturut-turut sebesar Rp ,- dan Rp ,-. rata pengeluaran penduduk perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Dibandingkan tahun 2008 rata-rata pengeluaran penduduk Sumatera Selatan meningkat sebesar 25,58 persen, sedangkan jika dibandingkan tahun 2009, rata-rata pengeluaran penduduk meningkat sebesar 15,64 persen. Jika harga-harga tidak banyak berubah, kenaikan pengeluaran per kapita tersebut jelas akan menunjukkan adanya peningkatan daya beli penduduk. Pengeluaran untuk Konsumsi 7 Penduduk Sumatera Selatan 2010

15 Gambar 2.1. rata Pengeluaran Per Penduduk (Dalam Rupiah) Sumatera Selatan Menurut Klasifikasi Daerah, Sumber: Susenas Panel Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan Data pengeluaran Susenas terdiri atas dua kelompok, yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Tingkat kebutuhan/permintaan terhadap kedua kelompok tersebut pada dasarnya berbeda. Dalam kondisi pendapatan terbatas, kebutuhan makanan lebih didahulukan, sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk Pengeluaran untuk Konsumsi 8 Penduduk Sumatera Selatan 2010

16 membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan, maka lambat laun akan terjadi pergeseran yaitu penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dan peningkatan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk bukan makanan. Pergeseran komposisi dan pola pengeluaran tersebut terjadi karena elastisitas permintaan terhadap makanan secara umum rendah, sedangkan elastisitas permintaan terhadap kebutuhan bukan makanan relatif lebih tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang bukan makanan, sedangkan sisa pendapatan dapat disimpan sebagai tabungan. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat di pakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk, di mana perubahan komposisinya digunakan sebagai petunjuk perubahan tingkat kesejahteraan. Tabel 2.1. Persentase Pengeluaran rata per Sebulan untuk Makanan dan Bukan Makanan Menurut Kalsifikasi Daerah, Tahun Klasifikasi Daerah Konsumsi Makanan Konsumsi Non Makanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Perkotaan 49,88 50,20 50,53 51,02 50,12 49,80 49,47 48,98 Perdesaan 57,33 58,76 62,04 62,36 42,67 41,24 37,96 37,64 Perkotaan + Perdesaan 53,83 54,80 56,46 56,97 46,17 45,20 43,54 43,03 Sumber: Susenas Panel 2007, 2008, 2009 dan 2010 Pengeluaran untuk Konsumsi 9 Penduduk Sumatera Selatan 2010

17 Pada Tabel 2.1. disajikan data persentase pengeluaran per kapita sebulan untuk kelompok makanan dan bukan makanan tahun Secara umum persentase pengeluaran untuk konsumsi makanan mengalami kenaikan dari 53,83 persen pada tahun 2007 menjadi 54,80 persen tahun 2008, 56,46 persen pada tahun 2009 dan 56,97 persen pada tahun Dilihat dari klasifikasi daerah, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan mengalami kenaikan proporsi pengeluaran makanan. Di daerah perdesaan prioritas penduduk terhadap konsumsi makanan masih tinggi, di mana pada periode proporsi konsumsi makanan masih sangat besar di atas 57 persen. Bahkan di daerah perdesaan persentase konsumsi makanan cenderung terus naik yaitu dari 57,33 persen tahun 2007 menjadi 57,64 persen tahun 2008, 62,04 persen tahun 2009 dan 62,36 persen pada tahun Sebaliknya untuk konsumsi non makanan persentasenya cenderung turun. Seperti disebutkan sebelumnya, proporsi konsumsi makanan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Di daerah pedesaan gap antara konsumsi makanan dan non makanan terlihat lebar sementara untuk daerah perkotaan gap/perbedaannya hanya sedikit sekali. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan pedesaan Pola Konsumsi Secara keseluruhan nilai rupiah yang dikeluarkan untuk konsumsi pangan masyarakat Sumatera Selatan masih didominasi oleh kelompok padi-padian, diikuti oleh konsumsi makanan dan minuman jadi. Kelompok komoditi berikutnya yang banyak menghabiskan pendapatan masyarakat adalah tembakau dan sirih, ikan/udang/cumi/kerang dan sayur-sayuran. Pengeluaran untuk Konsumsi 10 Penduduk Sumatera Selatan 2010

18 Tabel 2.2 Persentase Pengeluaran Per Menurut Kelompok Pengeluaran, Provinsi Sumatera Selatan Tahun Kelompok Pengeluaran (1) (2) (3) (4) (5) Padi-Padian 10,70 10,89 11,15 10,78 Umbi-Umbian 0,50 0,54 0,54 0,52 Ikan/Udang/Cumi/ Kerang 5,28 4,89 5,84 5,51 Daging 2,06 1,93 1,96 2,33 Telur Dan Susu 3,71 3,80 3,73 3,86 Sayur-Sayuran 4,94 5,31 5,40 5,32 Kacang-Kacangan 1,29 1,35 1,46 1,46 Buah-Buahan 3,22 2,79 2,03 2,91 Minyak Dan Lemak 1,61 2,16 2,14 2,03 Bahan Minuman 2,95 3,11 3,25 3,57 Bumbu-Bumbuan 1,29 1,31 1,39 1,33 Konsumsi Lainnya 2,14 2,19 2,17 2,13 Makanan Dan Minuman Jadi 8,08 8,15 8,65 8,50 Tembakau Dan Sirih 6,05 6,39 6,75 6,73 Total Makanan 53,83 54,80 56,46 56,97 Perumahan Dan Fasilitas Rumah Tangga 16,86 16,94 17,11 18,64 Aneka Barang Dan Jasa 14,62 10,02 9,87 9,36 Kesehatan 2,25 2,33 1,90 Pendidikan 2,36 2,92 2,54 Pakaian, Alas Kaki, Dan Tutup Kepala 2,88 3,20 3,12 3,25 Barang Tahan Lama 8,53 7,83 5,59 4,60 Pajak, Pungutan Dan Asuransi 0,95 0,81 0,99 1,14 Kepeluan Pesta Dan Upacara/Kenduri 2,34 1,79 1,62 1,59 Total Non Makanan 46,17 45,20 43,54 43,03 Total Konsumsi Sumber: Susenas Panel 2007, 2008, 2009 dan 2010 Tahun 2007, Biaya Aneka Barang Dan Jasa Mencakup Biaya Kesehatan Dan Biaya Pendidikan Pengeluaran untuk Konsumsi 11 Penduduk Sumatera Selatan 2010

19 Tabel 2.3 Konsumsi Rata Per Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Penting, Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Jenis Bahan Makanan Satuan Konsumsi Per Seminggu (1) (2) (3) 1. Beras (beras lokal,kualitas unggul,impor) Kg 1, Ikan, udang dan hewan air lainnya yang segar Kg 0, Ikan, udang dan hewan air lainnya yang diawetkan Ons 0, Daging Sapi Kg 0, Daging ayam ras/kampung Kg 0, Telur ayam ras Kg 0, Telur itik dan telur itik manila Butir 0, Susu Kental Manis 397 gr 0, Susu buku Kg 0, Bawang merah Ons 0, Bawang Putih Ons 0, Cabe Merah Ons 0, Cabe Hijau Ons 0, Cabe Rawit Ons 0, Tahu Kg 0, Tempe Kg 0, Minyak kelapa dan minyak goreng lainnya Liter 0, Kelapa Butir 0, Gula Pasir Ons 2,378 Sumber: Susenas Panel 2010 Sedangkan untuk konsumsi non makanan, pengeluaran untuk perumahan menempati posisi tertinggi, diikuti oleh pengeluaran untuk Pengeluaran untuk Konsumsi 12 Penduduk Sumatera Selatan 2010

20 aneka barang dan jasa. Cukup menarik bahwa biaya kesehatan dan biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh rumahtangga ternyata cukup kecil masing-masing hanya 1,90 persen dan 2,54 persen dari total konsumsi rumahtangga. Pada Tabel 2.3. disajikan data konsumsi rata-rata beberapa jenis bahan makanan yang umum dikonsumsi penduduk Sumatera Selatan. Perlu dijelaskan bahwa data ini belum menunjukkan besarnya konsumsi yang sesungguhnya, karena data tersebut hanya menggambarkan konsumsi makanan yang dimasak/disiapkan rumahtangga, tidak termasuk konsumsi makanan jadi Konsumsi Kalori dan Protein Indikator lain yang menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat kecukupan gizi yang dihitung berdasarkan kandungan kalori dan protein makanan yang dikonsumsi penduduk. Besarnya konsumsi kalori dan protein dihitung dengan mengkonversikan kuantitas makanan yang dikonsumsi kedalam kalori atau protein setiap komoditas makanan yang dikonsumsi kemudian dijumlahkan. Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2004, angka kecukupan kalori penduduk Indonesia adalah 2000 kkal per orang per hari. Sedangkan angka kecukupan protein berdasarkan WNPG 2004 tersebut dipatok sebesar 52 gram per orang per hari. Perkembangan konsumsi energi di Sumatera Selatan di sajikan pada Tabel 2.4. rata konsumsi energi per kapita per hari pada tahun 2007 sudah cukup tinggi melebihi standar kecukupan gizi nasional sesuai WNPG VIII, namun pada tahun 2009 dan 2010 rata-rata konsumsi energi menurun sehingga secara rata-rata tidak mencapai standar kecukupan gizi tersebut. Pengeluaran untuk Konsumsi 13 Penduduk Sumatera Selatan 2010

21 Pada tahun 2007, besarnya rata-rata konsumsi energi masyarakat Sumatera Selatan sebesar 2.058,19 kkal per kapita per hari, di atas standar kecukupan gizi menurut WNPG VIII. Pada tahun 2008, angka konsumsi kalori meningkat menjadi 2.106,36 kkal per kapita per hari. Kenaikan ini tentu saja merupakan salah satu indikasi adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat meskipun relatif kecil. Sebaliknya pada tahun 2009 dan 2010 angka konsumsi energi sedikit menurun menjadi 1991,76 kkal per kapita per hari pada tahun 2009 dan 1.989,11 kkal per kapita per hari. Tabel 2.4. rata Konsumsi Kalori per Per Hari Menurut Klasifikasi Daerah, Tahun Klasifikasi Daerah Kalori Protein (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Perkotaan 2.004, , , ,42 60,37 57,27 54,62 55,74 Perdesaan 2.091, , , ,84 56,85 56,60 52,98 54,00 Perkotaan + Perdesaan 2.058, , , ,11 58,21 56,86 53,62 54,67 Sumber: Susenas Panel 2007, 2008, 2009 dan 2010 Jika dibandingkan antara perkotaan dan perdesaan, terlihat bahwa daerah perkotaan mempunyai konsumsi energi yang lebih rendah baik pada tahun 2007, 2008, 2009 maupun tahun Hal ini dinilai wajar, karena konsumsi masyarakat perdesaan lebih banyak pada makanan sumber energi Pengeluaran untuk Konsumsi 14 Penduduk Sumatera Selatan 2010

22 khususnya padi-padian sedangkan pada masyarakat perkotaan konsumsi pada-padian relatif rendah. Pada tingkat pendapatan tertentu, rumah tangga akan memprioritaskan pada pangan dengan harga murah seperti pangan sumber energi, kemudian dengan semakin meningkatnya pendapatan, akan terjadi perubahan preferensi konsumsi yaitu dari pangan dengan harga murah beralih ke pangan yang harganya mahal seperti pangan sumber protein. Selain konsumsi energi, konsumsi protein juga dijadikan ukuran proxy terhadap kesejahteraan rumahtangga. Perkembangan konsumsi protein di Sumatera Selatan di sajikan Tabel 2.4. di atas. rata konsumsi protein per kapita per hari pada tahun 2007 juga sudah cukup tinggi melebihi standar kecukupan gizi nasional sesuai WNPG VIII. Angka konsumsi protein ini memiliki trend yang menurun sampai tahun 2009, meskipun masih di atas standar nasional sesuai WNPG. Pada tahun 2010, konsumsi protein kembali meningkat menjadi 54,67 gram per kapita per hari. Memperhatikan Tabel 2.4. di atas nampak bahwa konsumsi protein penduduk yang tinggal di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan penduduk yang tinggal di perdesaan. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat pendapatan di mana pendapatan penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Pada pendapatan rendah prioritas utama penduduk adalah pangan yang mengandung energi yang cukup, sejalan dengan meningkatnya pendapatan penduduk umumnya konsumsi akan bergeser ke arah pangan yang lebih mahal yang mengandung protein. Pengeluaran untuk Konsumsi 15 Penduduk Sumatera Selatan 2010

23 Pengeluaran untuk Konsumsi 16 Penduduk Sumatera Selatan 2010

24 TABEL-TABEL LAMPIRAN

25 Tabel 1. Persentase Penduduk Menurut Klasifikasi Daerah Dan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Sumatera Selatan Tahun 2010 Klasifikasi Daerah Golongan Pengeluaran Per Sebulan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Perkotaan - 0,72 4,12 21,82 33,21 17,71 13,21 9,21 100,00 Pedesaan 0,51 3,52 11,00 31,24 32,80 14,40 4,77 1,74 100,00 Perkotaan + Pedesaan 0,31 2,44 8,34 27,60 32,96 15,68 8,04 4,63 100,00 Sumber: Susenas Panel 2010 Pengeluaran untuk Konsumsi 19 Penduduk Sumatera Selatan 2010

26 Tabel 2. Rata Konsumsi Per Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Dan Klasifikasi Daerah, Sumatera Selatan Tahun Jenis Pengeluaran K D K + D K D K + D K D K + D (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) PADI-PADIAN UMBI-UMBIAN IKAN/UDANG/CUMI/ KERANG DAGING TELUR DAN SUSU SAYUR-SAYURAN KACANG-KACANGAN BUAH-BUAHAN MINYAK DAN LEMAK BAHAN MINUMAN BUMBU-BUMBUAN KONSUMSI LAINNYA MAKANAN DAN MINUMAN JADI TEMBAKAU DAN SIRIH MAKANAN Sumber: Susenas Panel 2008, 2009 Dan 2010 Pengeluaran untuk Konsumsi 20 Penduduk Sumatera Selatan 2010

27 Tabel 2. Rata Konsumsi Per Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Dan Klasifikasi Daerah, Sumatera Selatan Tahun Jenis Pengeluaran K D K + D K D K + D K D K + D (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA ANEKA BARANG DAN JASA KESEHATAN PENDIDIKAN PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA BARANG TAHAN LAMA PAJAK, PUNGUTAN DAN ASURANSI KEPELUAN PESTA DAN UPACARA/KENDURI NON MAKANAN TOTAL Sumber: Susenas Panel 2008, 2009 Dan 2010 Pengeluaran untuk Konsumsi 21 Penduduk Sumatera Selatan 2010

28 Tabel 3. Rata Konsumsi Per Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Dan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Sumatera Selatan Tahun 2010 Jenis Pengeluaran Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) PADI-PADIAN UMBI-UMBIAN IKAN/UDANG/CUMI/KERANG DAGING TELUR DAN SUSU SAYUR-SAYURAN KACANG-KACANGAN BUAH-BUAHAN MINYAK DAN LEMAK BAHAN MINUMAN BUMBU-BUMBUAN KONSUMSI LAINNYA MAKANAN DAN MINUMAN JADI TEMBAKAU DAN SIRIH MAKANAN Sumber: Susenas Panel 2010 Pengeluaran untuk Konsumsi 22 Penduduk Sumatera Selatan 2010

29 Tabel 3. Rata Konsumsi Per Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Dan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Sumatera Selatan Tahun 2009 Jenis Pengeluaran Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA ANEKA BARANG DAN JASA KESEHATAN PENDIDIKAN PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA BARANG TAHAN LAMA PAJAK, PUNGUTAN DAN ASURANSI KEPELUAN PESTA DAN UPACARA/KENDURI NON MAKANAN TOTAL Sumber: Susenas Panel 2009 Pengeluaran untuk Konsumsi 23 Penduduk Sumatera Selatan 2010

30 Tabel 3. Rata Konsumsi Per Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Dan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Sumatera Selatan Tahun 2010 Jenis Pengeluaran Golongan Pengeluaran Per Sebulan Pedesaan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) PADI-PADIAN UMBI-UMBIAN IKAN/UDANG/CUMI/KERANG DAGING TELUR DAN SUSU SAYUR-SAYURAN KACANG-KACANGAN BUAH-BUAHAN MINYAK DAN LEMAK BAHAN MINUMAN KONSUMSI LAINNYA BUMBU-BUMBUAN MAKANAN DAN MINUMAN JADI TEMBAKAU DAN SIRIH MAKANAN Sumber: Susenas Panel 2009 Pengeluaran untuk Konsumsi 24 Penduduk Sumatera Selatan 2010

31 Tabel 3. Rata Konsumsi Per Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Dan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Sumatera Selatan Tahun 2010 Jenis Pengeluaran Golongan Pengeluaran Per Sebulan Pedesaan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA ANEKA BARANG DAN JASA KESEHATAN PENDIDIKAN PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA BARANG TAHAN LAMA PAJAK, PUNGUTAN DAN ASURANSI KEPELUAN PESTA DAN UPACARA/KENDURI NON MAKANAN TOTAL Sumber: Susenas Panel 2009 Pengeluaran untuk Konsumsi 25 Penduduk Sumatera Selatan 2010

32 Tabel 3. Rata Konsumsi Per Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Dan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Sumatera Selatan Tahun 2010 Jenis Pengeluaran Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan + Pedesaan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) PADI-PADIAN UMBI-UMBIAN IKAN/UDANG/CUMI/KERANG DAGING TELUR DAN SUSU SAYUR-SAYURAN KACANG-KACANGAN BUAH-BUAHAN MINYAK DAN LEMAK BAHAN MINUMAN BUMBU-BUMBUAN KONSUMSI LAINNYA MAKANAN DAN MINUMAN JADI TEMBAKAU DAN SIRIH MAKANAN Sumber: Susenas Panel 2009 Pengeluaran untuk Konsumsi 26 Penduduk Sumatera Selatan 2010

33 Tabel 3. Rata Konsumsi Per Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Dan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Sumatera Selatan Tahun 2010 Jenis Pengeluaran Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan + Pedesaan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) PERUMAHAN DAN FASILITAS RUMAH TANGGA ANEKA BARANG DAN JASA KESEHATAN PENDIDIKAN PAKAIAN, ALAS KAKI, DAN TUTUP KEPALA BARANG TAHAN LAMA PAJAK, PUNGUTAN DAN ASURANSI KEPELUAN PESTA DAN UPACARA/KENDURI NON MAKANAN TOTAL Sumber: Susenas Panel 2009 Pengeluaran untuk Konsumsi 27 Penduduk Sumatera Selatan 2010

34 Tabel 4. Rata Konsumsi Per Seminggu Menurut Jenis Komoditi Makanan Dan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Sumatera Selatan Tahun 2010 Perkotaan Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 PADI-PADIAN 2 Beras (Beras Lokal,Kualitas Unggul,Impor) Kg 0,000 6,884 1,806 1,361 1,896 1,622 0,693 0,816 1,505 3 Beras Ketan Kg 0,000 0,000 0,020 0,001 0,005 0,005 0,002 0,011 0,005 4 Jagung Basah Dengan Kulit Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,009 0,010 0,000 0,027 0,007 5 Jagung Pipilan/Beras Jagung Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 6 Tepung Beras Kg 0,000 0,000 0,000 0,003 0,003 0,003 0,000 0,004 0,003 7 Tepung Jagung (Maizena) Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,005 0,000 0,000 0,001 8 Tepung Terigu Kg 0,000 0,127 0,052 0,046 0,105 0,113 0,071 0,099 0,087 9 Lainnya... Kg 0,000 0,028 0,000 0,000 0,001 0,014 0,000 0,000 0, UMBI-UMBIAN 11 Ketela Pohon/Singkong Kg 0,000 0,057 0,084 0,067 0,098 0,083 0,025 0,070 0, Ketela Rambat/Ubi Jalar Kg 0,000 0,000 0,025 0,009 0,026 0,034 0,008 0,033 0, Sagu (Bukan Dari Ketela Pohon) Kg 0,000 0,000 0,000 0,001 0,012 0,004 0,009 0,009 0, Talas/Keladi Kg 0,000 0,000 0,000 0,002 0,001 0,003 0,006 0,000 0, Kentang Kg 0,000 0,000 0,012 0,015 0,058 0,047 0,028 0,053 0, Gaplek Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Tepung Gaplek (Tiwul) Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Pengeluaran untuk Konsumsi 28 Penduduk Sumatera Selatan 2010

35 Perkotaan Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 18 Tepung Ketela Pohon (Tapioka/Kanji) Kg 0,000 0,000 0,010 0,001 0,018 0,039 0,012 0,026 0, Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, IKAN/UDANG/CUMI/KERANG 21 Ekor Kuning Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,007 0,000 0,000 0, Tongkol/Tuna/Cakalang Kg 0,000 0,057 0,007 0,008 0,032 0,026 0,022 0,027 0, Tenggiri Kg 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,001 0,000 0,000 0, Selar Kg 0,000 0,014 0,010 0,001 0,002 0,005 0,003 0,009 0, Kembung Kg 0,000 0,028 0,020 0,031 0,046 0,046 0,012 0,009 0, Teri Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,001 0,004 0, Bandeng Kg 0,000 0,000 0,010 0,003 0,006 0,014 0,011 0,010 0, Gabus Kg 0,000 0,014 0,005 0,014 0,018 0,019 0,029 0,046 0, Mujair Kg 0,000 0,000 0,005 0,019 0,045 0,081 0,034 0,079 0, Mas Kg 0,000 0,057 0,000 0,009 0,017 0,024 0,028 0,013 0, Lele Kg 0,000 0,142 0,005 0,014 0,020 0,023 0,029 0,043 0, Kakap Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0, Baronang Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Udang Kg 0,000 1,544 1,490 1,585 1,573 1,525 1,679 1,297 1, Cumi-Cumi/Sotong Kg 0,000 0,000 0,000 0,003 0,006 0,005 0,010 0,002 0, Ketam/Kepiting/Rajungan Kg 0,000 0,000 0,000 0,006 0,003 0,000 0,000 0,000 0, Kerang/Siput Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,005 0,000 0,000 0,001 Pengeluaran untuk Konsumsi 29 Penduduk Sumatera Selatan 2010

36 Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 39 Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,002 0,002 0,002 0,000 0,007 0, Kembung/Peda Ons 0,000 0,000 0,000 0,002 0,001 0,004 0,000 0,000 0, Tenggiri Kg 0,000 0,015 0,057 0,070 0,084 0,084 0,100 0,128 0, Tongkol/Tuna/Cakalang Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,003 0,009 0, Teri Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Selar Ons 0,000 0,059 0,098 0,086 0,073 0,107 0,044 0,075 0, Sepat Ons 0,000 0,118 0,000 0,023 0,028 0,048 0,032 0,023 0, Bandeng Ons 0,000 0,000 0,031 0,012 0,015 0,013 0,013 0,028 0, Gabus Ons 0,000 0,000 0,031 0,000 0,003 0,002 0,000 0,000 0, Ikan Dalam Kaleng Ons 0,000 0,015 0,000 0,021 0,035 0,059 0,062 0,046 0, Lainnya... Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0, Udang/Ebi Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,005 0, Cumi-Cumi/Sotong Ons 0,000 0,000 0,010 0,005 0,007 0,007 0,019 0,002 0, Lainnya... Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, DAGING 54 Daging Sapi Kg 0,000 0,000 0,005 0,000 0,000 0,001 0,005 0,014 0, Daging Kerbau Kg 0,000 0,000 0,000 0,015 0,017 0,009 0,025 0,006 0, Daging Kambing Kg 0,000 0,000 0,000 0,010 0,000 0,000 0,004 0,009 0, Daging Babi Kg 0,000 0,000 0,000 0,001 0,006 0,011 0,010 0,007 0, Daging Ayam Ras Kg 0,000 0,000 0,000 0,010 0,054 0,073 0,040 0,060 0, Daging Ayam Kampung Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003 0,001 0,004 0,001 0, Daging Unggas Lainnya Kg 0,000 0,000 0,000 0,005 0,017 0,020 0,023 0,024 0,016 Rata Per Pengeluaran untuk Konsumsi 30 Penduduk Sumatera Selatan 2010

37 ode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 61 Daging Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,011 0,024 0,019 0,039 0,044 0, Dendeng Kg 0,000 0,000 0,008 0,023 0,039 0,061 0,082 0,119 0, Abon Ons 0,000 0,000 0,000 0,004 0,022 0,025 0,048 0,040 0, Daging Dalam Kaleng Kg 0,000 0,000 0,000 0,036 0,035 0,039 0,011 0,030 0, Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,005 0, Hati Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Jeroan (Selain Hati) Kg 0,000 0,015 0,121 0,166 0,154 0,142 0,178 0,146 0, Tetelan Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,005 0,004 0,028 0,031 0, Tulang Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003 0,002 0,008 0,053 0, Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,005 0, TELUR DAN SUSU 72 Telur Ayam Ras Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0, Telur Ayam Kampung Butir 0,000 0,000 0,000 0,018 0,035 0,037 0,003 0,041 0, Telur Itik/Telur Itik Manila Butir 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Telur Puyuh Butir 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,008 0,000 0, Telur Lainnya Butir 0,000 0,018 0,015 0,052 0,059 0,089 0,083 0,051 0, Telur Asin Butir 0,000 0,000 0,000 0,011 0,006 0,007 0,026 0,005 0, Susu Murni Liter 0,000 0,000 0,057 0,111 0,114 0,123 0,088 0,035 0, Susu Cair Pabrik 250ml 0,000 0,000 0,000 0,019 0,000 0,000 0,003 0,000 0, Susu Kental Manis 397gr 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,006 0,000 0,000 0, Susu Bubuk Kg 0,000 0,000 0,000 0,009 0,038 0,037 0,051 0,053 0, Susu Bubuk Bayi 400gr 0,000 0,206 0,109 0,065 0,059 0,068 0,061 0,021 0,062 Rata Per Pengeluaran untuk Konsumsi 31 Penduduk Sumatera Selatan 2010

38 Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Rata Per 83 Keju Ons 0,000 0,000 0,000 0,002 0,003 0,011 0,000 0,000 0, Hasil Lain Dari Susu... Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, SAYUR-SAYURAN 86 Bayam Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Kangkung Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003 0,010 0,017 0,041 0, Kol/Kubis Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0, Sawi Putih (Petsai) Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Sawi Hijau Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,003 0,000 0, Buncis Kg 0,000 0,000 0,041 0,063 0,099 0,126 0,202 0,148 0, Kacang Panjang Kg 0,000 0,000 0,000 0,005 0,009 0,008 0,003 0,010 0, Tomat Sayur Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Wortel Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0, Mentimun Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Daun Ketela Pohon Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Terong Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,001 0, Tauge Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,005 0,000 0,000 0, Labu Kg 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,004 0,004 0,010 0, Jagung Muda Kecil Ons 0,000 0,000 0,000 0,002 0,003 0,000 0,002 0,000 0, Sayur Sop/Capcay Bungkus 0,000 0,000 0,000 0,002 0,002 0,002 0,000 0,002 0, Sayur Asam/Lodeh Bungkus 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003 0,000 0,014 0,024 0, Nangka Muda Kg 0,000 0,059 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,002 0,001 Pengeluaran untuk Konsumsi 32 Penduduk Sumatera Selatan 2010

39 Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 104 Pepaya Muda Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Jamur Ons 0,000 0,074 0,101 0,126 0,183 0,239 0,260 0,309 0, Petai Ons 0,000 0,000 0,000 0,004 0,029 0,043 0,023 0,097 0, Jengkol Kg 0,000 0,000 0,000 0,034 0,008 0,038 0,000 0,000 0, Bawang Merah Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,026 0,000 0,100 0,000 0, Bawang Putih Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Cabe Merah Ons 0,000 0,000 0,000 0,004 0,006 0,000 0,006 0,005 0, Cabe Hijau Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,014 0, Cabe Rawit Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,010 0,006 0,018 0, Sayur Dalam Kaleng Kg 0,000 0,059 0,031 0,093 0,116 0,139 0,166 0,149 0, Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,002 0,012 0,052 0,040 0,124 0, KACANG-KACANGAN 116 Kacang Tanah Tanpa Kulit Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,005 0, Kacang Tanah Dengan Kulit Kg 0,000 0,000 0,000 0,014 0,028 0,000 0,017 0,035 0, Kacang Kedele Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Kacang Hijau Kg 0,000 0,088 0,026 0,047 0,083 0,096 0,099 0,051 0, Kacang Muda Ons 0,000 0,074 0,048 0,087 0,104 0,096 0,111 0,089 0, Kacang Lainnya... Kg 0,000 0,015 0,018 0,055 0,047 0,064 0,063 0,058 0, Tahu Kg 0,000 0,000 0,005 0,015 0,008 0,017 0,022 0,018 0, Tempe Kg 0,000 0,015 0,012 0,020 0,030 0,038 0,051 0,024 0, Tauco Ons 0,000 0,000 0,000 0,027 0,009 0,009 0,018 0,013 0, Oncom Ons 0,000 0,044 0,024 0,044 0,051 0,058 0,052 0,063 0,051 Rata Per Pengeluaran untuk Konsumsi 33 Penduduk Sumatera Selatan 2010

40 Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Rata Per 126 Lainnya... Ons 0,000 0,176 0,010 0,244 0,314 0,403 0,318 0,368 0, BUAH-BUAHAN 128 Jeruk Kg 0,000 0,029 0,018 0,029 0,035 0,050 0,051 0,078 0, Mangga Kg 0,000 0,059 0,036 0,034 0,035 0,032 0,027 0,026 0, Apel Kg 0,000 0,088 0,021 0,037 0,036 0,027 0,046 0,030 0, Alpokat Kg 0,000 0,000 0,015 0,015 0,019 0,038 0,024 0,017 0, Rambutan Kg 0,000 0,000 0,010 0,005 0,003 0,011 0,011 0,016 0, Duku Kg 0,000 0,000 0,000 0,021 0,023 0,071 0,056 0,074 0, Durian Kg 0,000 0,118 0,093 0,087 0,107 0,151 0,135 0,111 0, Salak Kg 0,000 0,176 0,113 0,102 0,140 0,144 0,151 0,150 0, Nanas Kg 0,000 0,000 0,000 0,005 0,004 0,013 0,014 0,000 0, Pisang Ambon Kg 0,000 0,000 0,005 0,000 0,001 0,019 0,003 0,000 0, Pisang Raja Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,010 0,000 0,009 0, Pisang Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,095 0,074 0,044 0,072 0,041 0, Pepaya Kg 0,000 0,000 0,003 0,007 0,008 0,006 0,012 0,001 0, Jambu Kg 0,000 0,324 0,337 0,373 0,408 0,443 0,473 0,557 0, Sawo Kg 0,000 0,265 0,250 0,281 0,266 0,300 0,348 0,339 0, Belimbing Kg 0,000 0,353 0,330 0,497 0,480 0,531 0,571 0,584 0, Kedondong Kg 0,000 0,000 0,021 0,030 0,049 0,095 0,064 0,071 0, Semangka Kg 0,000 0,059 0,124 0,083 0,057 0,108 0,069 0,122 0, Melon Kg 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,006 0,000 0,000 0, Nangka Kg 0,000 0,000 0,024 0,049 0,020 0,020 0,011 0,056 0,028 Pengeluaran untuk Konsumsi 34 Penduduk Sumatera Selatan 2010

41 Perkotaan Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Rata Per (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 148 Tomat Buah Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Buah Dalam Kaleng Kg 0,000 0,000 0,000 0,001 0,002 0,001 0,002 0,001 0, Lainnya... Kg 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,000 0,000 0, MINYAK DAN LEMAK 152 Minyak Kelapa Liter 0,000 0,000 0,000 0,002 0,010 0,014 0,016 0,003 0, Minyak Jagung Liter 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Minyak Goreng Lainnya Liter 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,004 0,007 0, Kelapa Butir 0,000 0,044 0,102 0,094 0,107 0,181 0,169 0,142 0, Margarine Ons 0,000 0,015 0,118 0,099 0,105 0,201 0,161 0,132 0, Lainnya... Liter 0,000 0,000 0,010 0,008 0,013 0,022 0,012 0,002 0, BAHAN MINUMAN 159 Gula Pasir Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Gula Merah (Termasuk Gula Air) Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Teh Ons 0,000 0,000 0,052 0,050 0,098 0,182 0,162 0,238 0, Kopi (Bubuk, Biji, Instan) Ons 0,000 0,000 0,000 0,002 0,001 0,000 0,006 0,028 0, Coklat Instan 150 Gr 0,000 0,000 0,000 0,007 0,004 0,013 0,040 0,081 0, Coklat Bubuk Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,007 0,006 0,018 0, Sirup 620ml 0,000 0,000 0,041 0,034 0,046 0,115 0,095 0,120 0, Lainnya... 0,000 0,176 0,175 0,133 0,197 0,428 0,401 0,465 0, BUMBU-BUMBUAN 168 Garam Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,007 0,003 0,025 0,004 Pengeluaran untuk Konsumsi 35 Penduduk Sumatera Selatan 2010

42 Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 169 Kemiri Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,000 0, Ketumbar/Jinten Ons 0,000 0,000 0,005 0,004 0,022 0,023 0,035 0,157 0, Merica/Lada Ons 0,000 0,000 0,005 0,007 0,003 0,002 0,011 0,023 0, Asam Ons 0,000 0,000 0,002 0,087 0,074 0,085 0,085 0,068 0, Biji Pala Ons 0,000 0,018 0,000 0,024 0,055 0,070 0,064 0,078 0, Cengkeh Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0, Terasi/Petis Ons 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,006 0,000 0,005 0, Kecap 140ml 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Penyedap Masakan/Vetsin Gram 0,000 0,000 0,000 0,003 0,001 0,001 0,000 0,000 0, Sambel Jadi/Sauce Tomat 140ml 0,000 0,000 0,000 0,013 0,027 0,049 0,019 0,041 0, Bumbu Masak Jadi/Kemasan Ons 0,000 0,000 0,000 0,001 0,003 0,000 0,002 0,023 0, Bumbu Dapur Lainnya... Ons 0,000 0,000 0,000 0,006 0,000 0,002 0,003 0,000 0, KONSUMSI LAINNYA 182 Mie Instan Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Mie Basah Ons 0,000 0,000 0,000 0,006 0,005 0,000 0,071 0,060 0, Bihun Kg 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Makaroni/Mie Kering 80gr 0,000 0,029 0,082 0,042 0,057 0,035 0,030 0,046 0, Kerupuk Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,000 0, Emping Ons 0,000 0,068 0,099 0,137 0,139 0,177 0,206 0,192 0, Bahan Agar-Agar (7gr) 0,000 0,000 0,021 0,049 0,030 0,032 0,043 0,053 0, Bubur Bayi Kemasan 150gr 0,000 0,000 0,000 0,011 0,006 0,000 0,058 0,035 0, Lainnya... Ons 0,000 0,000 0,010 0,009 0,014 0,027 0,003 0,018 0,014 Rata Per Pengeluaran untuk Konsumsi 36 Penduduk Sumatera Selatan 2010

43 Kode Jenis Komoditi Satuan Golongan Pengeluaran Per Sebulan Perkotaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 191 MAKANAN DAN MINUMAN JADI 192 Roti Tawar Bungkus 0,000 1,471 2,036 2,006 2,428 2,421 2,664 2,640 2, Roti Manis/Roti Lainnya Potong 0,000 0,000 0,055 0,073 0,098 0,248 0,109 0,106 0, Kue Kering/Biskuit/ Semprong Ons 0,000 0,041 0,109 0,095 0,126 0,189 0,227 0,210 0, Kue Basah Buah 0,000 0,088 0,242 0,318 0,274 0,266 0,227 0,235 0, Makanan Gorengan Potong 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0, Bubur Kacang Hijau Porsi 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Gado-Gado/Ketoprak/Pecel Porsi 0,000 0,000 0,000 0,003 0,005 0,013 0,031 0,028 0, Nasi Campur/Rames Porsi 0,000 0,000 0,000 0,005 0,000 0,000 0,004 0,037 0, Nasi Goreng Porsi 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, Nasi Putih Porsi 0,000 0,169 0,224 0,297 0,282 0,267 0,303 0,287 0, Lontong/Ketupat Sayur Porsi 0,000 0,000 0,008 0,021 0,039 0,030 0,028 0,043 0, Soto/Gule/Sop/Rawon/ Cincang Porsi 0,000 0,001 0,004 0,010 0,024 0,030 0,013 0,024 0, Sate/Tongseng 5tusuk 0,000 0,000 0,010 0,015 0,019 0,028 0,013 0,020 0, Mie Bakso/Mie Rebus/Mie Goreng Porsi 0,000 0,059 0,124 0,126 0,151 0,153 0,183 0,144 0, Mie Instan Porsi 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003 0,006 0,005 0,005 0, Makanan Ringan Anak- Anak/Krupuk/Kripik Ons 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,003 0,008 0,002 Rata Per Pengeluaran untuk Konsumsi 37 Penduduk Sumatera Selatan 2010

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ]

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ] RAHASIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2010 MODUL KONSUMSI/PENGELUARAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL - MARET 2010 ] I. KETERANGAN TEMPAT 1 Provinsi 2 Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Katalog BPS: 3212.21 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU POLA KONSUMSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU 214 Katalog BPS : 3212.21 ISSN : 2442.6334 Nomor Publikasi : 21.1519 Naskah: Seksi Statistik

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2016 ISSN : 2442-6334 Katalog BPS : 3201002.21 Nomor Publikasi : 21520.1703 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : viii+108 halaman Naskah: Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern (DDP) adalah susunan keragaman pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama pada

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA KABUPATEN MUKOMUKO 2013 PENGELUARAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA KABUPATEN MUKOMUKO 2013 PENGELUARAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA KABUPATEN MUKOMUKO 2013 Nomor ISBN : 978-602-70796-5-6

Lebih terperinci

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 05 /01/32/Th. XVII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/07/72/Th. XII, 01 Juli 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan Juni 2009 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, dengan indeks dari 115,86 pada Mei 2009 menjadi 116,03

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/06/3327/2014. 5 Juni 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Mei 2014 Inflasi 0,04 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/07/3327/2014. 5 Juli 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juni 2014 Inflasi 0,66 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN BERAS DAN NON BERAS DI INDONESIA

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN BERAS DAN NON BERAS DI INDONESIA Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA DI WILAYAH HISTORIS PANGAN

Lebih terperinci

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017 Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret 2016 Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017 SUSENAS Sejak 1963- Sekarang Cakupan Estimasi Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota Responden: Rumah Tangga Biasa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/05/72/Th. XII, 01 Mei 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan 2009 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,85 persen, dengan indeks dari 116,45 pada Maret 2009 menjadi 115,46

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/05/3327/2014. 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan April 2014 Deflasi 0,24 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 0.60 0.40 0.20 0.00 0, 51 0, 0, 230, 03 6710 0, 0, 750403 25 46220 0, 05 06 Umum No. 04/04/1509/Th.III, 1 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Maret 2016, Deflasi Kabupaten Bungo

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/12/Th. XIV, 01 Desember 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI NOVEMBER 2011 INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN Pada bulan November 2011 di Kota Palu terjadi inflas sebesar 0,42 persen, dengan

Lebih terperinci

BAB IX Spesifikasi Teknis

BAB IX Spesifikasi Teknis Kepada Yth Penyedia Barang/Jasa Untuk Pengadaan Bahan Makanan untuk 50 orang Panti Sosial Asuhan Anak (PSTW) Yogyakarta, bahwa pada BAB IX di Spesifikasi Teknis kami ralat khususnya jumlah barang. BAB

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/09/3327/2014. 5 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Agustus 2014 Inflasi 0,43 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 08/01/64/Th.XX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA SEPTEMBER TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/05/3327/2015. 5 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan April 2015 Inflasi 0,17 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/08/3327/2014. 5 Agustus 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juli 2014 Inflasi 0,77 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/04/3327/2014. 5 April 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Maret 2014 Inflasi 0,21 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

No. 12/12/Th.II, 5 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,93 PERSEN Pada Desember 2015 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,93 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.34/07/15/Th. X, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI JUNI 2016, KOTA JAMBI INFLASI 0,97 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO INFLASI 1,66 PERSEN Pada Bulan Juni 2016 Kota Jambi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/01/3327/2015. 5 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Desember 2014 Inflasi 1,92 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

2015 Berdasarkan Hasil Susenas Maret Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015

2015 Berdasarkan Hasil Susenas Maret Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015 Nomor Katalog: 3201023 SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015 http:// p://papuaba barat.bps.go.id 2015 Berdasarkan Hasil Susenas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.30/06/15/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI MEI 2016, KOTA JAMBI INFLASI 0,89 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,91 PERSEN Pada Bulan Mei 2016 Kota Jambi

Lebih terperinci

BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN

BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN No. 01/01/15/Th.IV, 4 Januari 2010 BULAN DESEMBER 2009, KOTA JAMBI DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN Pada bulan Desember 2009, Kota Jambi mengalami deflasi sebesar 0,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/07/3327/2015. 5 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juni 2015 Inflasi 0,62 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 23/05/76/Th. VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2014 MAMUJU INFLASI 0,10 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.18 /04/16/Th.X, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI MARET, KOTA JAMBI INFLASI 0,26 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,31 PERSEN Pada Bulan Maret Kota Jambi mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 10/10/Th.III, 4 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN Pada September 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.IX, 01 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI JULI DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN Pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,41.

Lebih terperinci

DATA MENCERDASKAN BANGSA

DATA MENCERDASKAN BANGSA PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2014 TERJADI INFLASI SEBESAR 1,23 PERSEN Januari 2014 IHK Karawang mengalami kenaikan indeks. IHK dari 141,08 di Bulan Desember 2013 menjadi 142,82 di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BALAI BESAR REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA (BBRVBD) UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. SKB No. 5 Karadenan Cibinong Bogor, 16913 Telp. (0251) 8654702 8654705 Fax. 8654701

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016 BERAS INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN BULAN : JANUARI 2016 Tambahrejo Pucang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 72/Th. IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,67 PERSEN Pada Februari 2015 terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

http.//sragenkab.bps.go.id

http.//sragenkab.bps.go.id Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi di Kota Sragen Februari 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN No. 14/02/3314/Th.X, 1 Maret

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data 20 METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data Penelitian ini menggunakan data Susenas Modul Konsumsi tahun 2005 yang dikumpulkan dengan desain cross sectional. Data Susenas Modul Konsumsi terdiri

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

Kesehatan sebesar. Dari memberikan. persen; Kelompok

Kesehatan sebesar. Dari memberikan. persen; Kelompok 18/04/72 Th. XVI, 01 Aprill 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI MARET 2013 DEFLASI SEBESAR -0,10 PERSEN Pada bulan Maret 2013 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,10 persen,, dengan indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/01/Th. VIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2009 INFLASI SEBESAR 0,17 PERSEN Pada bulan Desember 2009 terjadi inflasi sebesar 0,17 persen. Tiga kota di sekitar

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN KENDAL

BPS KABUPATEN KENDAL BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN APRIL 2015 INFLASI 0,19 PERSEN Bulan April 2015 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 0,19 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 83/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO JANUARI 2016 INFLASI 0,57 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 11 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN FEBRUARI DEFLASI 0,28 PERSEN Bulan di Kabupaten Magelang

Lebih terperinci

No. 01/01/Th.III, 2 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Pada Januari 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

Inflasi tingkat Nasional sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender 1,67 persen, dan inflasi year on year

Inflasi tingkat Nasional sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender 1,67 persen, dan inflasi year on year Bulan Mei 2017, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami inflasi sebesar 0,49 persen, atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 128,99 persen (IHK 2012=100) pada bulan April 2017,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.VIII, 03 Agustus 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Juli 2015 INFLASI SEBESAR 1,33 PERSEN Pada Juli 2015 terjadi inflasi sebesar 1,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah

BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah BOKS Perbatasan Kalimantan Barat Masih Perlu Perhatian Pemerintah Pusat Dan daerah Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia) dengan

Lebih terperinci

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 11 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN MARET 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Bulan Maret 2016 di

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 04/01/64/Th.XVIII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR SEPTEMBER TAHUN 2014 * SEPTEMBER 2014 : 6,31% TURUN 0,11% DARI MARET 2014

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.48/09/15/Th. X, 1 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI AGUSTUS, KOTA JAMBI INFLASI 0,13 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,19 PERSEN Pada Bulan Agustus Kota Jambi mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen KERJASAMA BPS DAN BAPPEDA KABUPATEN SRAGEN No. 01/II/2017, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Inflasi 1,10 persen di Kota Sragen terjadi inflasi sebesar 1,10 persen

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA Nop Tol picu konversi lahan sawah. Kompas:1(kolom1-2).

DAFTAR PUSTAKA Nop Tol picu konversi lahan sawah. Kompas:1(kolom1-2). 95 DAFTAR PUSTAKA Anonim. Pedoman Umum Pengembangan Konsumsi Pangan. http: //iptek.apjii.or.id/ artikel/pangan/deptan/materi-pendukung/pedum% 20 pengemb% 20 Konsumsi%20Pangan.htm. [9 Agustus 2007].. 17

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/08/72 Th. XIV, 01 Agustus 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2011 INFLASI SEBESAR 1,37 PERSEN Pada bulan Juli 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,37 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.032/09/2016, 16 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN Pada Agustus 2016 terjadi deflasi sebesar 0,54

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 07/01/64/Th.XIX, 4 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA SEPTEMBER TAHUN 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 91/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada September 2016 terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 92/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO OKTOBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada Oktober 2016 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN No.42/01/3311/Th.III, 11 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN Bulan Desember 2015, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 59/07/64/Th.XIX, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA MARET TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MARET 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MARET 2016 INFLASI 0,52 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.027/04/2016, 14 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MARET 2016 INFLASI 0,52 PERSEN Pada Maret 2016 terjadi inflasi sebesar 0,52 persen

Lebih terperinci

No. 10/10/Th.II, 3 November 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,11 PERSEN Pada Oktober 2015 di Kudus terjadi deflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

tp :// w ht.g o ps.b w w.id STATISTIK HARGA KONSUMEN PERDESAAN KELOMPOK MAKANAN 2012 ISBN. 978-979-064-474-8 No. Publikasi: 06240.1205 Katalog BPS: 7104016 Ukuran Buku: 21 Cm x 29 Cm Naskah: Subdirektorat

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.07/01/64/Th.XX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR SEPTEMBER TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/10/3327/2015. 5 November 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Oktober 2015 Inflasi 0,14 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI No. 94/03/7372/Th.VIII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2016 Deflasi 0,03 Persen Pada bulan Februari 2016 Indonesia mengalami deflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola Konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumahtangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam menyusun pola konsumsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 06/02/Th. XV, 01 Februari 2012 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2012 INFLASI SEBESAR 0,45 PERSEN Pada bulan Januari 2012 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,45 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 58/07/64/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA MARET TAHUN 2017 R I N G K A S A N Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2017 sebanyak

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN PEMALANG

BPS KABUPATEN PEMALANG BPS KABUPATEN PEMALANG No. 05/04/3327/Th.IV, 16 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI PEMALANG BULAN MARET 2016 INFLASI 0,46 PERSEN Pada di Pemalang terjadi inflasi sebesar 0,46 persen

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No.10/10/3321/Th.VII, 2 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,35 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 66/Th. VIII, 1 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO AGUSTUS 2014 INFLASI 0,43 PERSEN Pada Agustus 2014 terjadi inflasi

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.030/07/2016, 18 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN Pada Juni 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen dengan

Lebih terperinci

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PANDUAN PENGHITUNGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) Skor PPH Nasional Tahun 2009-2014 75,7 85,7 85,6 83,5 81,4 83,4 Kacangkacangan Buah/Biji Berminyak 5,0 3,0 10,0 Minyak dan Lemak Gula 5,0 Sayur & buah Lain-lain

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No. 04/04/3321/Th.V, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,24 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 98/07/7372/Th.VIII, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Juni 2016 0,52 Persen Pada bulan Juni 2016 Indonesia mengalami sebesar 0,66 persen

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN PEMALANG

BPS KABUPATEN PEMALANG BPS KABUPATEN PEMALANG No. 01/02/3327/Th.IV, 15 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI PEMALANG BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,48 PERSEN Pada di Pemalang terjadi inflasi sebesar 0,48

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI No. 04/04/1509/Th.IV, 3 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI Bulan Maret 2017, Inflasi Kota Muara Bungo Sebesar 0,71 Persen Pada Bulan Maret 2017, Kota Muara Bungo mengalami inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 73/Th. IX, 1 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO MARET 2015 INFLASI 0,05 PERSEN Pada Maret 2015 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/09/Th. XIV, 05 September 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2011 INFLASI SEBESAR 1,91 PERSEN Pada bulan Agustus 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,91 persen, dengan

Lebih terperinci

No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN

No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN Bulan Mei 2016, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 No. 23/04/35/Th.X, 2 April 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Maret 2012 Turun 0,79 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa

Lebih terperinci